Hurt Me Part 8

HURT ME

Author : elship | Main Cast : Kim MyungSoo, Bae Suzy | Minor Cast : Jung Soojung, Oh Sehun, Jung Eunji, Park Shin Hye as Bae Shin Hye | OC’s : Jung Jihoon, Kim Minsoo | Genre : Sad, Mariedlife, Romance | Rating : PG-15 | Type : Chapter

Disclaimer : Tokoh utama dan tokoh lainnya, bukan milik author, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Namun untuk semua cerita, karakter, setting, alur, adalah milik author sepenuhnya.

___

Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 | Part 7

Sorry For Typo~

“jwesonghamnida Myungsoo-ssi, kami berusaha semampu kami…tuan Kim sudah pergi sebelum kami berhasil mengoperasi jantungnya” Jelas dokter Lee.

 

“maldu andwe..kau hanya bercanda dok, keutchi…” Ucap Myungsoo, tanpa sadar air matanya telah terjatuh, “oppa…tenanglah…” Ucap Eunji berusaha menenangkan Myungsoo.

 

“dokter kau bercanda kan? Harabeoji menyuruhmu untuk mengerjaiku kan? Katakan palli!” Pekik Myungsoo, dokter Lee hanya menepuk pelan pundak Myungsoo “jwesonghamnida” Ucap dokter Lee sebelum meninggalkan Myungsoo untuk kembali ke ruangannya.

 

“harabeoji…bangunlah? sampai kapan kau ingin tidur seperti itu eoh? Kau hanya ingin mengerjaiku kan?  Bangunlah…aku janji tidak akan pergi ke club malam lagi dan aku akan berkerja keras….harabeoji….” Ucap Myungsoo panjang lebar di depan jenazah harabeojinya.

 

“oppa…harabeoji sudah perg,i ikhlaskanlah…” Ucap Soojung dengan berlinang airmata, “andwe, dia tidak boleh pergi. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi…Suzy sudah meninggalkanku, sekarang harabeoji juga meninggalkanku…aku salah apa sebenarnya?” Racau Myungsoo, Soojung menepuk pelan punggung Myungsoo untuk menenangkannya.

 

“geokjongma oppa…masih ada aku dan Eunji eonni yang akan selalu bersamamu. Kami tidak akan meninggalkanmu oppa” Ucap Soojung.

 

Tangisan Myungsoo tak henti-hentinya kala melihat jenazah kakeknya di bawa ke ruang kremasi. Eunji dan Soojung berusaha keras untuk menenangkan Myungsoo yang terus-terusan saja meronta.

 

Esok harinya, semua para kerabat jauh dan pegawai di perusahaan Minsoo datang utnuk melayat. Dari pagi hingga sore tak henti-hentinya para tamu datang untuk berduka.

 

“oppa…kau makan dulu ne, dari semalam kau tidak makan” Ucap Eunji menyodorkan nampan yang berisi makanan untuk Myungsoo.

 

“jebal, kau jangan seperti ini oppa eoh..makanlah sedikit nanti kau sakit” Lanjut Eunji lagi, namun Myungsoo hanya diam tak bergeming menatap foto dan abu kakeknya.

 

“eonni, biar aku saja…kau jamu saj atamu yang lain” Ucap Soojung, Eunji menyerahkan nampan ditangannya kepada Soojung dan beralih pada tamu-tamu yang baru datang.

 

“oppa, makanlah…” Ucap Soojung menyodorkan sesendok nasi untuk Myungsoo, “shireo…” Jawba Myungsoo menjauhkan tangan Soojung.

 

“sekali ini saja ne, makanlah…harabeoji pasti akan sedih kalau melihat kau seperti ini” Bujuk Soojung, “oppa…jebal, demi harabeoji…dia pasti tidak akan tenang di alam sana kalau kau terus-terusan seperti ini” Mendengar ucapan Soojung, untuk pertama kalinay Myungsoo mengalihkan pandangannya dari abu milik Minsoo.

 

“kau akan sakit kalau tidak makan oppa..igeo…” Soojung tersenyum simpul saat berhasil membuat Myungsoo memakan makanannya.

 

Setelah penjamuan tamu, abu Minsoo rencananya akan dia bawa tempat pemakaman keluarg. Di mana abu appa dan eomma Myungsoo juga berada di sana. Hanya Myungsoo, Eunji, Soojung dan para pekerja di rumah Minsoo yang mengantarkan abunya.

 

Setelah sampai di tempat tujuan, abu harabeoji diletakkan di tempat semestinya dan orang-orang yang mengantarnya melakukan penghormatan terakhir mereka pada abu Minsoo.

 

“harabeoji…tenanglah di alammu yang baru” Batin Myungsoo.

___

Seoul, South Korea

“appa!” Pekikan seorang yeoja kecil menggema di seluruh isi rumah yang megah itu, yeoja kecil tadi berlari dari kamarnya yang berada di lantai satu rumah tersebut menuju ke kamar yang diyakini adalah milik namja yang dipanggilnya appa itu.

Sinar mentari pagi tak mampu membuat namja yang tertidur pulas itu bangun dari mimpinya, badannya terus menggeliat dan tangannya bergerak menutup kedua telinganya saat mendengar pekikan seorang yeoja kecil yang ditujukan untuknya.

“appa ireona!” Yeoja kecil tadi berhasil masuk ke dalam kamar namja itu dan menarik selimut yang dipakainya untuk menutupi seluruh badannya.

“appa ireona! Palli…kau seperti putri tidur saja yang suka sekali tidur. Appa!” Yeoja kecil itu tak henti-hentinya berusaha untuk membangunkan appanya, dan kelihatannya yeoja kecil itu tak akan berhenti sampai appanya bangun dari tidurnya.

“aku akan menghitung sampai tiga, kalau kau tidak bangun aku akan menggigitmu!”

“hana..ddul..sset”

“arrgghhhhhh!” Teriakan namja itu menggema di seluruh sudut kamarnya, matanya yang tadi terkatup rapat seketika terbuka selebar-lebarnya saat merasakan gigitan dari anaknya itu.

“Jisoo-ah, pakai jas sekolahmu dulu” Seorang yeoja berambut panjang lurus masuk ke kamar sambil membawa sebuah jas sekolah seukuran anak kecil.

“eoh…Soojung-ah, dia menggigitku lagi” Ucap namja itu dengan wajah yang kesal.

“ya…kau menggigit appamu lagi eoh?” Yeoja itu menghampiri Jisoo yang tengah terkekeh melihat appanya kesakitan akibat perbuatannya.

“siapa suruh dia tidak mau bangun” Ucap Jisoo, “Jisoo-ah, hari ini biarkan appamu istirahat dulu…kau bisa berangkat kesekolah bersama Minjung, dia sudah menunggumu di bawah” Ucap Soojung.

“Soojung-ah mian, hari ini kau yang mengantarnya lagi” Ucap namja itu, “gwenchana oppa…hari ini pekerjaanku tidak banyak, kau tidurlah kembali. Lee ahjumma mengatakan semalam kau pulang larut sekali” Ucap Soojung.

“eoh, geure…akhir-akhir ini pekerjaan di kantor sangat banyak…”

“ara…jam kerjamu masih dua jam lagi, kau punya banyak waktu untuk isitrahat”

“appa, tidurlah kembali..mianhae karena membangunkanmu…” Jisoo mendorong tubuh appanya untuk berbaring di ranjangnya, “eoh…gwenchana Jisoo-ah”

“kalau begitu kami pergi dulu oppa” Pamit Soojung diikuti oleh Jisoo, “appa aku pergi ne…” Jisoo mengecup singkat pipi appanya kemudian mengikuti Soojung keluar dari kamar.

“jalgayo…” Sahut namja itu.

___

“Minjung-ah, Jisoo-ah hati-hati ne, belajar yang rajin” Soojung melepaskan masing-masing seatbelt milik Minjung dan Jisoo.

“arasseo omma” Jawab keduanya bersamaan, “geure…oh ya, sebentar yang menjemput kalian pulang appamu ne. Jadi jangan ke mana-mana sebelum appamu datang” Ucap Soojung lagi.

“appa? Myungsoo appa?” Tanya Jisoo, “geurom, memangnya kau punya appa selain Myungsoo oppa eoh” Jawab Soojung.

“aniyo…aku kira appanya Minjung yang akan menjemput kami” Balas Jisoo, “aniyo…dia sangat sibuk, jadi tidak bisa menjemput kalian…cah, kalau begitu kalian keluarlah, sebelum pagar sekolah kalian di tutup..” Ucap Soojung mengarahkan kedua yeoja kecil itu untuk keluar dari mobil.

“arasseo omma….kau hati-hati ne” Sahut salah satu dari kedua yeoja kecil itu.

“ne…” Balas Soojung, “aigoo, mereka benar-benar lucu…” Gumam Soojung saat memperhatikan Minjung dan Jisoo berlari kecil menuju pagar sekolah mereka. Setelah benar-benar memastikan kedua anak itu masuk ke dalam sekolah, Soojung kemudian melajukan mobilnya menuju ke tempatnya kerja.

­­­___

London, England

 

“mommy, mommy…” Namja kecil itu berlarian masuk ke dalam rumah dengan seragam lengkapnya.

“Jiho-ah, kau jangan berlarian di dalam rumah” Sahut namja tinggi yang berjalan di belakang.

“eoh Jiho-ah, kau sudah pulang?” Suzy yang baru saja keluar dari kamarnya berpas-pasan dengan Jiho yang baru saja akan masuk ke dalam kamar tersebut.

“yes, mommy look at my picture…i draw it my self” Jiho mengambil buku bergambarnya dan menunjukan itu kepada eommanya, “really? it’s good…you’re a genius baby”

“absolutely mom, i’ve highest score in my class” Ucap Jiho bangga, “good job, Jiho-ah…”

“you’re not planning to give me a reward mom?”

“reward? Hmm…what do you want?” Suzy menerawang ke wajah Jiho mencari tau apa yang diinginkan oleh anaknya itu.

“holiday! Yeah i want a holiday” Pekik Jiho senang, “holiday?” Namja tinggi tadi bergumam dengan wajah yang sedang berpikir.

“how about we get holiday in Korea?” Usul namja itu, wajah yeoja di depannya kini berubah menjadi datar dan dingin.

“Oh Sehun…geumanhae” Ucap Suzy, “ok call…i like it…how is it mom?” Tanya Jiho kepada eommanya tanpa menyadari raut wajah Suzy yang telah berubah itu.

“NO!” Jawab Suzy, mata Jiho terbelalak mendengarkan suara Suzy yang meninggi. Menyadari bahwa eommanya tidak ingin menyetujui keinginannya dia kemudian berpikir untuk menarik kembali ucapannya.

“eomma, kau tidak ingin liburan ke Korea? Arasseo, aku akan menurut” Ucap Jiho dengan wajah sedihnya.

“aniyo…eommamu sangat ingin ke Korea, geokjongma dia akan menyutujuinya” Sehun berjongkok di depan Jiho sambil memegang kedua bahunya, “really?” Tanya Jiho dengan mata yang berbinar-binar, dan Sehun mengangguk pasti menjawab pertanyaan Jiho.

“cah…sekarang lebih baik kau berganti pakaianmu dan mandi…kau sangat bau” Sehun menggendong Jiho menuju kamarnya dan meninggalkannya sendiri.

“Suzy-ah…” Sahut Sehun menghampiri Suzy, “aniyo..aku tidak akan ke Korea…” Ucap Suzy.

“sudah tujuh tahun kita meninggalkan Korea, sekalipun kita tak pernah kembali ke sana. Apa kau tidak ingin mengetahui keadaan di sana?” Tanya Sehun, “tidak sama sekali” Jawab Suzy sekenanya.

“kau tidak ingin mengunjungi Shinhye noona? Kau tidak merindukannya?” Tanya Sehun lagi, “aku merindukannya, geunde…melepas rinduku dengan eonni tidak harus bertemu langsung dengannya.

“geure…ara, kau tidak ingin kembali ke sana. Aku sangat mengerti, tapi bagaimana denga Jiho?” Mata Suzy yang tadinya menatap lurus buku bergambar milik Jiho dialihkannya kepada Sehun.

“aku tau setiap malam kau selalu mendengarkan Jiho menanyakan tentang appanya kepadaku. Apa kau tidak ingin menjawab pertanyaan Jiho? Appanya di mana?” Ucap Sehun yang mengerti raut wajah Suzy.

“bukankah appanya ada di sini? Jadi untuk apa kembali ke Korea untuk menemui appa Jiho” Ucap Suzy.

”Suzy-ah, kau jangan seperti ini. Bukan itu yang ku maksudkan, kau tau maksudku seperti apa”

“ara…geureseo? apa yang akan kau lakukan eoh? Datang menemuinya dan mengatakan Jiho adalah anaknya? Kau pikir dia akan percaya…sudahlah Sehun-ah, aku sudah cukup bahagia seperti ini bersama Jiho dan denganmu” Ucap Suzy, mata Sehun menatap sendu Suzy.

“geunde…”

“geunamharagu, apapun yang kau katakan tidak akan pernah merubah keputusanku” Ucap Suzy memotong ucapan Sehun, kemudian beranjak dari tempatnya meuju ke kamarnya. Sehun hanya menghela nafas berat.

“sampai kapan kau akan begini Suzy-ah…” Lirih Sehun.

___

Langkah kaki jenjang milik yeoja cantik itu terus saja melangkah menuju tempat tujuannya. Ruang di mana namja yang akan ditemuinya berada. Kini dia telah berada di sebuah perusahaan konstruksi terbesar di London.

Kakinya berhenti sejenak saat telah sampai di depan ruang yang ditujunya, mata bulatnya beredar untuk mencari seseorang yang bisa membuat dirinya masuk ke dalam ruangan tersebut.

“excuse me…can i meet with Mr. Oh?” Yeoja itu menghampiri sebuah meja yang berada tepat disam[ing pintu ruangan tadi.

“have you made an appointment with him?” Tanya yeoaj yang duduk di balik meja tersebut.

“no, i haven’t”

“i am so sorry madam, but you can meet him without make an appointment before”

“you can tell him my name, i am sure he can meet me”

“ok, i’ll try. What’s your name miss?”

 

“Suzy Bae…”

Setelah menunggu beberapa menit, yeoja tadi mempersilahkan Suzy untuk masuk ke dalam ruangan.

“ya..kenapa susah sekali menemuimu eoh? Harus membuat janji segala…seperti orang penting saja” Omel Suzy saat telah masuk ke dalam ruangan.

“kau baru tau namja di depanmu ini adalah orang yang sangat penting eoh?”

“ck…terserah apa katamu, oh Sehun-ah…” Sahut Suzy, Sehun yang tadinya tengah mengetik sesuatu di komputernya menolehkan kepalanya.

“waeyo?” Tanya Sehun, “aku mendapatkan telepon dari Shinhye eonni…” Suzy menggantungkan ucapannya, wajah Sehun terlihat malas mendengarkan ucapan Suzy.

“i think we should go to Korea” Lanjut Suzy, mata Sehun terbelalak dan tubuhnya tersentak kaget.

“kau serius?” Tanya Sehun tak percaya, “eoh…aku sudah memesan tiket untuk kita bertiga..” Jawab Suzy.

“ya…kenapa tiba-tiba begini? Kemarin kau menolak setengah mati tawaranku sekarang kau yang malah mengatakan ingin ke sana…ada masalah apa?”

“eoh…aniyo ini bukan suatu masalah, keunyang..Shinhye eonnineun…”

“apa?”

“she’ll geeting married” Jawab Suzy, “mwo?” Pekik Sehun tak percaya, matanya mengerjap secara bersamaan.

“kapjagi? Dengan siapa?” Tanya Sehun, “isseo…namjachingunya…” Jawab Suzy.

“kapan acaranya?”

“dua minggu lagi…neo segera selesaikan pekerjaanmu di sini, kita akan kembali lagi setelah pernikahan eonni selesai” Ucap Suzy, “ara…besok penerbangan jam berapa?” Tanya Sehun, “jam 8 pagi…kalau kau bisa pulanglah lebih awal dan membantuku untuk packing barang-barang Jiho” Sehun mengangguk mengerti menjawab ucapan Suzy.

“geure, kalau begitu aku pergi. Ini sudah waktunya menjemput Jiho” Pamit Suzy, “eoh…jalga Suzy-ah” Sahut Sehun sebelum Suzy keluar dari ruangannya.

Tidak perlu memakan waktu lama untuk sampai ke sekolah Jiho, karena hanya menempuh perjalanan selama 10 menit dari kantor Sehun, Suzy sudah berada di depan sekolah milik anaknya itu.

“mommy…” Sahut Jiho dari kejauhan, Suzy yang mendengar suara Jiho langsung menolehkan kepalanya ke arah Jiho.

“eoh, Jiho-ah…bagaimana sekolahmu hari ini?” Tanya Suzy seraya menarik Jiho ke dalam gendongannya.

“bad” Jawab Jiho dengan wajah di tekuk, “waeyo? apa kau tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru matematikamu lagi?” Suzy dan Jiho kini telah berada di dalam mobil dan siap-siap untuk pulang.

“aniyo..bukan itu” Jawab Jiho, “jadi apa masalahnya?”

“we were asked about our family relation…” Ucap Jiho, Suzy yang mengerti arah pembicaraan Jiho hanya memasang wajah khawatirnya.

“all of my friend have mom and dad…just me who didn’t have daddy…” Lanjut Jiho, wajahnya sedihnya kini semakin sedih karena tak berani menatap wajah eommanya.

“siapa bilang kau tidak punya appa eoh? Kau punya appa” Suzy menahan air matanya yang akan keluar dan berusaha tersenyum di depan Jiho.

“ara, aku punya appa, geunde aku tidak pernah bertemu dengannya” Lirih Jiho, “aniyo..kauu setiap hari bertemu dengannya…” Jawab Suzy.

“eomma…aku ingin bertemu dengan appaku yang sebenarnya..bukan Sehun ahjusshi” Jiho mengangkat kepalanya dan menatap intens eommanya.

“Jiho-ah…”

“arasseo…aku tidak akan membicarakan tentang masalah ini lagi karena eomma tidak menyukainya” Potong Jiho, “mianhae eomma..” Lanjutnya.

“gwenchana…”

___

Seoul, South Korea

“imo….” Pekik dua orang gadis kecil kepada salah satu yeoja yang tengah mengobrol bersama beberapa guru di sekolah mereka.

“ya Jisoo-ah, Minjung-ah kalian jangan memanggil imo seperti itu” Yeoja itu menghampiri kedua anak kecil tadi dan berbicara seolah berbisik kepada mereka.

“waeyo?” Tanya Minjung dengan wajah polosnya, “ini kan sekolah, dan di sini imo adalah saem kalian. Jadi jangan memanggil imo seperti itu ne…” Jelas yeoja itu.

“geure…arasseo saem” Ucap kedua gadis kecil itu patuh, “oh ya, kalian belum pulang?”

“aniyo..appa belum datang menjemput” Jawab Jisoo, “geure? Kau Minjung-ah? Apa appamu akan datang?” Tanya yeoja itu.

“aniyo…aku akan bersama Jisoo, kemudian eomma akan menjemputku di rumahnya nanti” Jawab Minjung, “geure…kalau begitu kalian imo akan menunggu bersama kalian ne…” Ucap yeoja itu.

“Eunji-ah…” Sebuah suara berat membuat yeoja tadi yang hendak berjalan bersama Jisoo dan Minjung menuju taman sekolah menolehkan kepalanya ke belakang.

“eoh…oppa, kau sudah datang, baru saja aku ingin menemani mereka” Jawab yeoja itu, “gomawo Eunji-ah…Jisoo-ah mian appa telat” Ucap namja itu menghampiri Jisoo.

“gwenchana appa, lagipula aku tidak sendiri kok ada Minjung juga” Jawab Jisoo, “geure, kajja kita pulang”

“arasseo…imo kami pulang dulu ne, Minjung-ah kajja” Pamit Jisoo, kemudiana menarik Minjung untuk jalan bersama.

“Eunji-ah, aku pulang dulu ne”

“ne…jalgayo oppa…” Jawab Eunji.

___

 “Jisoo-ah, Minjung-ah…mian kita mampir ke kantor appa dulu ne, ada yang harus appa ambil” Ucap Myungsoo bersamaan dengan mobilnya yang sudah terparkir di depan lobi kantornya.

“gwenchana appa…” Jawab Jisoo patuh, “geure…kajja kita turun” Ucap Myungsoo, kemudian mereka bertiga turun dari mobil Myungsoo dan langsung memasuki gedung kantor Myungsoo.

“appa ruanganmu di mana?” Tanya Jisoo, “ada di lantai 3..kita naik lift saja biar cepat ne” Jawab Myungsoo.

Cklek~ suara pintu terbuka bersamaan dengan munculnya seorang namja dan dua anak kecil yang berjalan di belakangnya.

“eoh sajangnim…kau kembali lagi” Ucap sekertaris Myungsoo, “ne..aku hanya ingin mengambil dokumen yang tadi dititipkan untuk direktur Kang” Jawab Myungsoo kemudian menghampiri mejanya dan mengambil dokumen yang dimaksudkan.

“eoh…kau membawa Jisoo ke sini, annyeong Jisoo-ah” Sekertaris Myungsoo menghampiri Jisoo dan Minjung yang tengah berdiri di dekat pintu ruangan.

“eoh…Jiyeon-ssi, aku tidak akan kembali lagi ke kantor setelah ini. Jadi kau selesaikan saja pekerjaanmu yang tersisa dan langsung pulang” Ucap Myungsoo.

“ne? Tapi bukankah ini baru jam 2 siang? Bagaimana dengan sisa pekerjaanmu yang lain..” Tanya Jiyeon, “aku akan mengerjakannya di rumah, aku tidak ingin lembur lagi hari ini. Kasian Soojung harus mengantar Jisoo pagi-pagi ke sekolahnya” Jawab Myungsoo.

“geure…aku mengerti”

“baiklah kalau begitu aku pulang duluan…” Ucap Myungsoo kemudian keluar dari ruangannya bersama Jisoo dan Minjung.

“eish, selalu saja Soojung yang dipikirkannya” Desis Jiyeon menatap tajam punggung Myungsoo.

___

Incheon International Airport, Seoul

Dari pintu kedatangan International terlihat Suzy keluar bersama dengan Jiho dan Sehun. Dari kejauhan, sepasang kekasih tengah menunggu mereka berdua.

“Suzy-ah..di sini” Sahut seorang yeoja cantik, merasa namanya di panggil dia mendongakkan kepalanya dan menemukan kakaknya berdiri diantara kerumunan para penjemput yang lain.

“eonni…” Pekik Suzy berlari kepada eonninya dan langsung memeluknya, “bogoshipo eonni” Ucap Suzy dalam pelukan Shinhye.

“eisshh…anak nakal!” Shinhye melepaskan pelukannya dan memukul lengan Suzy pelan, “bagaimana bisa kau pergi begitu saja eoh! Tanpa memberitahuku” Lanjutnya.

“mianhae..” Ucap Suzy dengan muka polosnya, “mianhae…hoh, tujuh tahun kau pergi dan baru sekarang kau kembali…apa kau pantas dimaafkan eoh…”

“appo..appo…eonni..mian” Suzy berusaha untuk menghalagi pukulan-pukulan Shinhye ke tubuhnya.

“stop! Jangan memukul eommaku!” Pekik Jiho berlari di depan Suzy, “omo…” Shinhye tersentak kaget saat merasakan kakinya di dorong oleh seseorang.

“jangan memukul eomma…” Ulang Jiho, mata Shinhye berbinar-binar menatap Jiho kemudian matanya dialihkan ke Suzy.

“Jiho…” Ucap Suzy, “omo! Jiho-ah..” Pekik Shinhye terkejut kemudian mengambil Jiho untuk berada dalam gendongannya.

“akhirnya kita bisa bertemu…aigoo, kau tampan sekali Jiho-ah” Ucap Shinhye.

“eonni…” Suzy melirik namja di belakang Shinhye, dan menyikut pelan lengannya, “ah, geure…oppa kemarilah” Shinhye menurunkan Jiho dari gendongannya dan menarik namja yang berada di belakangnya untuk berdiri disampingnya.

“oppa, perkenalkan nae yeodongsaeng Suzy, Bae Suzy…” Ucap Shinhye memperkenalkan Suzy kepada namja di sampingnya.

“annyeonghaseyo choneun Kim Woobin imnida” Sapa namja itu sambil membungkukan badannya, “ne, annyeonghaseyo choneun Bae Suzy” Balas Suzy.

“wuah, aku tidak menyangka kalau kau secantik ini Suzy-ah…” Ucap Woobin menatap Suzy, “ah, ne gomawo Woobin-ssi..”

“aniyo..oppa, panggil aku oppa. Sebentar lagikan aku akan jadi iparmu” Ucap Woobin melempar senyum kepada Suzy, “ne oppa..” Jawab Suzy.

“geure…begitu lebih baik. Hmm, namja itu siapa?” Woobin melirik kepada Sehun yang berdiri di samping Suzy, “ah maja…Sehun-ah perkenalkan dirimu…” Ucap Suzy.

“ne, annyeonghaseyo..choneun Oh Sehun imnida…” Ucap Sehun, “oh…Sehun-ah annyeong…aku pikir kau sudah mendengarkan namaku tadikan? Jadi aku tidak harus mengulangnya lagi” Balas Woobin.

“oh, ne…ara” Jawab Sehun agak kikuk.

“eomma…geu noona nugu?” Jiho menarik-narik ujung baju Suzy dan berbisik kepadanya, “noona? Ya…kau jangan memanggilnya noona…dia bibimu” Jawab Suzy.

“jinjja? jadi dia eonni yang selalu kau ceritakan eoh?” Tanya Jiho lagi, “emm, maja…kau senang kan bertemu dengannya”

“ne..nomu yeppo…” Gumam Jiho sambil memandang punggu Shinhye yang berjalan di depannya, “aigoo, sejak kapan anak eomma pandai menggombal seperti ini eoh” Ucap Suzy menatap nakal anaknya.

“aniyo…aku serius omma, geu noona nomu nomu yeppo” Ucap Jiho dengan wajah berbinar, “jinjja? bagaimana dengan eomma?” Tanya Suzy.

“eomma? Emm…geurom yeppo” Jawab Jiho sekenanya, “keunyang yeppo?”

“nomu nomu yeppo” Ucap Sehun dari belakang Suzy, “ya..kapjagi..” Pekik Suzy terkejut. Jiho dan Sehun malah terekekeh ke arah Suzy.

“ya…kalian semua cepatlah jalannya…” Shinhye menoleh ke belakang dan menganyunkan tangannya ke depan, dengan cepat Sehun dan Jiho berlari ke arah Shinhye.

“aisshh…anak nakal itu!” Gerutu Suzy sambil melihat troli yang ditinggalkan Sehun di sampingnya, dengan berat hati dia akhirnya yang mendorong troli tersebut sampai ke mobil.

“noona…kalian akan melangsungkan pernikahan di Seoul?” Tanya Sehun, “ne…orang tua Woobin oppa menginginkan acaranya di sini saja” Jawab Shinhye, Sehun hanya ber-oh ria atas jawaban Shinhye.

“ah, Suzy-ah kau akan tinggal bersama noona kan?” Tanya Shinhye pada Suzy, “aniyo noona, aku tidak enak dengan orang tua Woobin oppa. Aku akan tinggl di hotel saja” Jawab Suzy.

“aigoo…Suzy-ah, kita sebentar lagi akan jadi keluarga kau tidak usah sungkan begitu. Kau hanya akan membuang uangmu kalau tinggal di hotel” Sahut Woobin dari kursi pengemudi.

“Suzy akan tinggal di apartemennya, geokjongma hyung, noona” Ucap Sehun, mata Suzy terbelalak mendengar ucapan Sehun, dengan cepat dia menoleh kepada Sehun yang duduk disampingnya.

“wae?” Tanya Sehun merasakan tatapan Suzy, “apartemen? Sejak kapan aku punya?” Ucap Suzy, matanya memicing curiga kepada Sehun.

“aku menyuruh appa mencarikannya untukmu dan Jiho” Jawab Sehun, “jangan menolak Suzy-ah, tidak mungkin kau akan tinggal di hotel sampai acara Shinhye noona selesai. Uangmu akan habis, lagipula appa sendiri yang mencarikannya untukmu jadi kau harus menghargainya” Ucap Sehun saat Suzy hendak membuka suaranya.

“Sehun-ah gomawo, kau sudah banyak membantu Suzy selama ini” Ucap Shinhye, “ah gwenchana noona…ini tidak ada apa-apanya” Jawab Sehun. Suzy hanya menghela nafasnya berat, percuma menolak pemberian Sehun karena sampai matipun dia menolak, Sehun akan tetap memaksanya untuk menerima permbarian darinya.

“Kau yakin Sehun-ah tidak ingin kami antar lagi sampai di rumahmu?” Tanya Woobin saat membantu Sehun untuk mengeluarkan barang-barang Suzy dan Jiho dari bagasi.

“aniyo hyung…aku akan membantu Suzy merapikan barangnya dulu dan pulang, kalau kalian menungguku bisa memakan waktu lama” Tolak Sehun halus, mereka berdua lalu masuk ke dalam gedung yang kelihatan megah itu. Tingginya bahkan menjulang ke atas, sekitar 25 atau 27 lantai.

“ya..appamu benar-benar pandai memilih tempat” Ucap Woobin saat kakinya melangkah masuk ke dalam apartemen milik Suzy.

“maja…appa bilang tempat ini adalah rekomendasi dari salah satu rekan bisnisnya, aku juga baru tahu kalau tempat ini sangat bagus” Jawab Sehun.

“otthae Suzy-ah? Kau suka?” Sehun meletakkan dua koper besar milik Suzy di dalamkamar yang dipilih Suzy untuk jadi kamarnya.

“eoh..joha, geunde apa ini tidak berlebihan? Kita tidak lebih sebulan di sini…” Jawab Suzy, “aniyo…untuk seterusnya kau akan tinggal di sini” Ucap Sehun, Suzy menolehkan kepalanya kepada Sehun, “aku tidak berencana untuk menetap di sini lagi” Ucap Suzy dengan nada dingin.

“ara…”

“terus maksudmu mengatakan itu apa?” Tanya Suzy, “aishh, dwesseo…aku akan membantu Jiho merapikan barangnya” Ucap Sehun kemudian keluar dari kamar Suzy, Suzy hanya mengedikkan kedua bahunya melihat Sehun.

“kalau begitu kami pulang dulu ne” Ucap Woobin, “ne hyung…hati-hati di jalan” Jawab Sehun.

“ne, beritahu kepada Suzy jangan lupa untuk menelponku malam ini” Pesan Shinhye, “arasseo noona..jalga…” Sehun melambaikan tangannya kepada Shinhye dan Woobin yang semakin menjauh.

“mereka sudah pulang?” Suzy keluar dari kamarnya setelah membongkar semua baju-bajunya yang ada di dalam koper dan memasukkannya ke dalam lemari.

“eoh…Jiho di mana?” Jawab Sehun, “tidur..dia masih dalam keadaan jet lag. Kau pulanglah ke rumah, eomma dan appamu pasti menunggu” Ucap Suzy.

“eoh…aku sudah mengirim pesan pada appa tadi menjemputku di sini dengan supirnya”

“geure…siapa yang menyiapkan semua ini?” Mata Suzy membulat saat membuka kulkas yang berada di dapur, bahan-bahan makanan yang ada di dalam kulkas itu lengkap.

“ah itu..eomma, dia tau kau tidak suka makan diluar jadi dia menyiapkan semuanya” Jawab Sehun dengan senyumnya.

“geunde, seharusnya dia tidak melakukan ini? Ini terlalu banyak Sehun-ah” Ucap Suzy dengan wajah tidak enaknya, “ya gwenchana…eomma sendiri yang mengatakan ingin menyiapkannya. Kau terima saja” Sehun memukul pelan lengan Suzy.

“geunde…”

“sudahlah…kau tidak usah sungkan denganku..” Potong Sehun, Suzy hanya diam mengangguk.

Tiiit tiiit~ Suara bel berbunyi membuat Suzy menghampiri pintu dan melihat siapa yang berkunjung ke apartemennya.

“Sehun-ah, sepertinya penjemputmu sudah datang” Sahut Suzy sembari membuka pintu, “annyeonghaseyo agasshi, saya di sini ingin menjemput Sehun” Sapa namja yang berdiri di depan pintu.

“eoh, ajusshi…kau sudah datang” Ucap Sehun, dia kemudian mengarahkan supirnya untuk masuk dan mengambil beberapa kopernya yang di bawa dari London.

“mian ajushhi merepotkanmu ne”

“gwenchana Sehun-ssi, memang ini sudah tugasku” Jawab supir Sehun, kemudian keluar dri apartemen itu dengan dua koper milik Sehun masing-masing di tangan kiri dan kanannya. Sementara Sehun sendiri membawa satu tas besarnya dan satu lagi ransel yang dipakainya.

“kenapa barangmu banyak sekali eoh?” Tanya Suzy melihat tas yang di bawa Sehun, “aku membawa semua kebutuhanku di sini, kau taukan selama mengambil cuti pekerjaanku pasti menumpuk jadi lebih baik aku menyelesaikan beberapa di sini” Jelas Sehun.

“geure..arasseo” Jawab Suzy, “baiklah kalau begitu aku pulang dulu ne…besok kalau kau ingin ke tempat Shinhye noona telepon saja aku” Ucap Sehun.

“eoh” Suzy membalasnya dengan gumaman kecil, “ah, kalau Jiho bangun langsung kasih dia makanan ne, tadi saat sampai dia sempat mengatakan kalau dia lapar” Ucap Sehun lagi.

“eoh..ara…” Jawab Suzy, “geure..nan kanda” Pamit Sehun kemudian keluar dari apartemen Suzy. Suzy menutup pintunya dan menghela nafas berat.

___

Ting tong ting tong~

Suara bel memecahkan keheningan di pagi hari yang cerah itu, seorang yeoja tengah berdiri menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya. Setelah sekitar 5 menit dia berdiri di tempat itu, pintu dihadapannya perlahan terbuka dan menampilkan sesosok namja yang sudah lama dia tidak temui.

“Myungsoo-ah…annyeong” Sapa yeoja itu, mata Myungsoo yang pasalnya masih setengah terbuka itu membulat melihat wanita di depannya.

“eoh..Shin…Shinhye…noona…annyeonghaseyo…” Sapa Myungsoo dengan wajah terkejutnya, dia kemudian mempersilahkan yeoja itu duduk di dalam ruang tengah.

“lama tidak bertemu Myungsoo-ah, kau terlihat sama” Ucap Shinhye setelah duduk di sofa, “ne…kau juga masih tetap sama noona” Jawab Myungsoo melempar senyumnya.

“bahkan senyum kalian sama…” Gumam Shinhye, “ne?” Myungsoo terlihat bingung dengan ucapan Shinhye.

“aniyo…ah Jisoo di mana? Apa dia belum bangun?” Tanya Shinhye, “aniyo…hari ini sekolahnya diliburkan jadi aku tidak membangunkannya” Jawab Myungsoo.

“ah, geure…oh, Myungsoo-ah, igeo..” Shinhye memberikan sebuah amplop tebal berukuran persegi panjang kepada Myungsoo, “igeo myowa?” Tanya Myungsoo bingung.

“undangan pernikahanku” Jawab Shinhye, “jinjja? kau akan menikah noona?” Pekik Myungsoo kaget.

“eoh…aku juga ingin menitipkan untuk Soojung dan Eunji…igeo..” Ucap Shinhye memberikan lagi Myungsoo amplop yang sama, “aku tidak bisa datang ke rumah mereka, karena banyak yang harus dikerjakan jadi aku minta tolong padamu ne” Ucap Shinhye.

“ne..arasseo noona. Ah itu masih ada satu lagi, untuk siapa?” Mata Myungsoo menangkap sebuah amplop yang dipegang oleh Shinhye.

“ah…ini untuk appa Soojung, aku yang akan memberikannya sendiri” Ucap Shinhye, “Jihoon ahbeoji?” Tanya Myungsoo meyakinkan.

“ne…emm, kalau begitu aku pamit dulu Myungsoo-ah. Titip salamku pada Jisoo ne” Shinhye hendak berdiri namun Myungsoo menahannya.

“apa dia kembali?” Tanya Myungsoo, wajah Shinhye sedikit terkejut mendengar Myungsoo menanyakan tentang hal itu.

“ne?” Meskipun tau maksud dari pertanyaan Myungsoo, tapi Shinhye berpura-pura tidak tau.

“Bae Suzy, dia kembali?” Tanya Myungsoo lagi, “eo…eoh…dia tidak mungkin melewatkan acara penting eonninya” Jawab Shinhye sedikit ragu.

“geure?” Gumam Myungsoo, “ne…Myungsoo-ah, kau harus datang ne. Aku yakin dia juga pasti ingin bertemu denganmu”

“geure?”

“eoh…kau harus datang ne…aku permisi dulu, masih banyak undangan yang harus aku sebar” Shinhye melepaskan tangan Myungsoo yang menahan pergelangannya kemudian beranjak dari tempat itu.

“huh, kau ingin bertemu denganku?” Lirih Myungsoo dengan wajah sedihnya.

___

Shinhye terlihat terburu-buru memasuki mobil yang sedari tadi terparkir di depan pagar rumah milik Myungsoo.

“oppa, mian aku lama” Ucap Shinhye setelah masuk ke dalam mobil, “gwenchana, apa kau sudah memebrikannya?” Tanya Woobin.

“eoh..tinggal undangan untuk appa” Jawab Shinhye, “kau yakin akan memberikannya? Bukannya kau pernah bilang kalau dia tidak mengingat kalian?” Tanya Woobin memastikan.

“ne, aku yakin..kita berangkat sekarang oppa” Jawab Shinhye pasti, “arasseo…” Ucap Woobin kemudian melajukan mobilnya emnuju ke JK fashion.

Dua puluh menit waktu yang ditempuh oleh Shinhye dan Woobin untuk bisa sampai di tempat tujuan mereka.

“oppa, kau mau menunggu di sini atau ikut denganku?” Tanya Shinhye seraya melepaskan seatbeltnya, “aku menunggu di sini saja, kau butuh ruang untuk berbicara dengan appamu” Jawab Woobin.

“ne arasseo, tunggu aku ne…aku tidak akan lama” Ucap Shinhye kemudian turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam gedung JK fashion.

“saya ingin bertemu dengan tuan Jung” Ucap Shinhye pada sekertaris yang ada di depan ruangan presdir.

“apa anda sudah membuat janji dengannya?” Tanya Sang sekertaris, “ne…nan Bae Shinhye” Jawab Shinhye, selang beberapa menit Shinhye dipersilahkan mausk ke dalam ruangan.

Cklek~ suara pintu terbuka membuat namja paruh baya yang sedang berkutat dengan beberapa dokumen di depannya mendongakkan kepalanya dan mendapatkan Shinhye berdiri di ambang pintu.

“eoh, Shinhye-ssi…silahkan masuk” Ucap Jihoon, “ne sajangnim” Balas Shinhye, dia kemudian masuk dan duduk di sofa yang berada di sudut ruangan itu, tak lama kemudian Jihoon menyusul Shinhye untuk duduk di sana.

“kau ada keperluan apa kemari?” Tanya Jihoon, Shinhye sedikit terlihat ragu kemudian mengeluarkan sebuah amplop yang sama dengan yang diberikannya tadi kepada Myungsoo.

“igeo…” Ucap Shinhye, “kartu undangan?” Tanya Jihoon dan dia membuka amplop tersebut.

“ne…undangan pernikahanku” Jawab Shinhye, wajah Jihoon terkejut mendengarnya.

“kau sudah akan menikah?” Tanya Jihoon, “ne…kami sudah berkencan selama 3 tahun” Ucap Shinhye.

“geure? Kau hanya akan memberikan ini? Kenapa kau tidak menitipkannya saja?” Jihoon melipat kembali kartu undangan yang dibukanya tadi dan memasukannya ke dalam tempatnya.

“gwenchana, aku memang berniat untuk memberikannya langsung” Jawab Sinhye, “anda harus datang ne” Lanjutnya.

“geure..aku akan melihat scheduleku dulu…” Ucap Jihoon, “pernikahannya pada hari minggu nanti, anda sudah pasti tidak punya pekerjaan apa-apa. Jadi anda harus datang” Sela Shinhye.

“ah geure? Baiklah aku akan datang”

“gomawo, aku akan menyisahkan kursi yang paling depan untukmu” Ucap Shinhye senang, “aniyo…tidak perlu seperti itu, bukankah tempat itu di isi oleh orang tua dan keluarga saja?” Tolak Jihoon halus.

“eomma sudah meninggal…dan appa, aku tidak tau dia di mana” Jawab Shinhye, raut wajah Jihoon berubah jadi sendu.

“mianhamnida Shinhye-ssi, aku tidak tau…aku turut berduka ne” Ucap Jihoon dengan raut wajah menyesalnya.

“ne gwenchana…ah, kalau begitu aku kembali dulu” Shinhye berdiri dari tempat duduknya, “anda harus datang ne” Ucap Shinhye lagi untuk memastikan, Jihoon terlihat mengangguk.

“arasseo, annyeoghigaseyo…aku pamit dulu sajangnim” Shinhye membungkukkan badannya seraya berpamitan dengan Jihoon.

“eoh..jalgayo Shinhye-ssi” Balas Jihoon.

“mianhae Shinhye-ah…” Gumam Jihoon selepas kepergiaan Shinhye.

Senyum merekah dari wajah Shinhye tidak pudar sedikitpun semenjak keluar dari ruangan Jihoon. Dia melangkahkan kakinya dengan ringan menuju parkiran mobil.

“otthae? Dia akan datang?” Woobin langsung melemparkan pertanyaannya kepada Shinhye yang baru saja masuk ke dalam mobil.

“ne…tentu saja dia akan datang..” Jawab Shinhye girang, “geure? Baguslah kalau begitu..aku turut bahagia chagi…” Woobin mengulas pelan pucuk kepala Shinhye.

“cah..setelah ini kita ke mana?” Tanya Woobin, “mm, hari ini kita langsung pulang saja ne…sisanya kita bisa melanjutkannya besok” Ucap Shinhye.

“geure arasseo..kalau itu yang kau mau….kajja…” Ucap Woobin kemudian mengemudikan mobilnya.

___

“Jiho-ah, pakai dulu dasimu ini…” Pekik Suzy berlari mengejar Jiho keluar kamarnya, “Jiho..berhentilah bergerak…kita akan terlambat kalau kau seperti ini” Bujuk Suzy, namun Jiho masih tetap saja berlarian mengelilingi apartemen mereka.

“aigoo…kau tidak pernah berubah Jiho-ah…” Sahut Sehun yang muncul tiba-tiba di rumah Suzy, “eoh kapjagi…kau masuk lewat mana?” Tanya Suzy kaget, “lewat pintu lah” Jawab Sehun sekenanya.

“eoh…Sehun-ssi, kau datang” Pekik Jiho kemudian berlari ke arah Sehun, “mwoya..Sehun-ssi?” Sehun memasang wajah marahnya.

“ne..Sehun-ssi…” Ucap Jiho, “aniyo Jiho-ah..jangan memanggilku seperti itu…appa, panggil aku appa” Ucap Sehun memamerkan gigi putihnya kepada Jiho.

“ah eomma…” Rengek Jiho, “arasseo…aigoo, anak ini..kau harusnya latihan memanggilku appa, karena sebentar lagi aku akan jadi appamu” Ucap Sehun, plaak~ jitakan panas menembuk di kulit kepala Sehun.

“aisshh appo!” Ringis Sehun kesakitan, “kau pantas mendapatkannya..kajja Jiho-ah, kita harus segera berpakaian” Ucap Suzy acuh kemudian mengajak Jiho untuk masuk ke dalam kamarnya lagi.

“igeo…tanganmu masukan ke sini…dan…cah, selesai…” Gumam Suzy setelah memakaikan setelan jas berwarna putih untuk Jiho.

“aigoo anak eomma sangat tampan” Ucap Suzy sambil mencubit kedua pipi Jiho, “tentu saja…eomma kan cantik, jadi aku sudah pasti tampan..” Ucap Jiho.

“ne…majayo…kau tau saja kalau eommamu cantik…nah, Jiho-ah, kau tunggu eomma di luar dengan Sehun ajusshi ne. Sekarang giliran eomma yang berpakaian” Ucap Suzy membawa Jiho untuk keluar dari kamarnya.

“yes madam”

Lima belas menit telah berlalu, terlihat wajah Sehun dan Jiho sudah lelah menunggu Suzy keluar dari kamarnya, “ajusshi, kenapa eomma lama sekali eoh” Tanya Jiho pada Sehun.

“molla…eommamu memang seperti itu, kita tunggu saja ne” Jawab Sehun, selang beberapa detik pintu kamar Suzy terbuka dan menampilkan sosoknya yang terlihat bersinar.

Mata Jiho dan Sehun berkedip secara bersamaan, wajah mereka terkejut melihat perubahan Suzy, “yeppo…” Gumam keduanya.

“otthae?” Tanya Suzy, dia memakai sebuah dress selutut berwarna putih dengan bahan renda di lengannya yang berwarna hitam, ujung dressnya berbahan renda yang sama dengan bahan yang ada di lengannya. Sepatu heels berwarna hitam senada dengan tas pesta yang di jinjingnya, dan pita putih yang dijadikannya sebagai pengikat rambutnya itu menambah kecantikan Suzy. Make up natural tak memberikan kesan menor pada wajahnya, polesan yang sangat sempurna.

“you’re so gorgeous mommy! wonderful” Pekik Jiho dengan girang, “jinjja?” Tanya Suzy memastikan, “eoh…jinjjayo….” Jawab Jiho.

“gomawo Jiho-ah, kau juga sangat tampan…kajja kita bisa telat nantinya” Ucap Suzy menarik Jiho untuk berangkat, Sehun yang sedari tadi terkesima dengan penampilan Suzy tersadar setelah Jiho tidak ada di sampingnya. Dia kemudian menyusul Suzy dan Jiho yang sudah berada di depan pintu.

“nomu yeppo…” Bisik Sehun, badan Suzy sedikit tersentak kemudian dia menyikut pelan dada Sehun, “kau mengagetkanku pabo..” Ucap Suzy. Sehun hanya terkekeh sambil mengelus dadanya yang di sikut Suzy tadi.

___

Sebuah gereja sederhana yang memiliki interior klasik menjadi pilihan sepasang insan itu untuk menjadi saksi bisu pernikahan yang akan mereka laksanakan. Para undangan yang datang sudah mengambil tempat yang telah di sediakan.

Dari arah pintu gereja seorang wanita cantik yang masuk bersama seorang anak kecil dan namja tinggi di belakangnya menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, penampilannya kini bak malaikat yang baru turun dari langit, wajah polosnya dan kulit putih susunya membuat para undangan berbinar melihatnya.

Tanpa menghiraukan  mata-mata yang melirik mereka, yeoja itu bersama dua namja yang berjalan bersamanya mengambil tempat paling depan yang telah di sediakan untuk pendamping pangantinnya.

Setelah menunggu  beberapa menit, Suzy dan Jiho dipanggil untuk ke ruang tunggu. Mereka beranjak dari tempat duduk mereka dan menghampiri Shinhye yang menunggu mereka berdua.

“Suzy-ssi, kau yang akan menjadi pengiring pengantin wanitanya, dan Jiho yang akan menebar bunga di depan kalian” Ucap seorang yeoja yang menjadi wedding organizer Shinhye.

“ne..arasseo..” Jawab Suzy mengerti, “baiklah…gunakan waktu kalian untuk berbincang, dua puluh menit lagi acara akan di mulai” Jawab yeoja itu kemudian keluar dari ruang tunggu.

“noona…kau sangat cantik memakai gaun ini” Ucap Jiho menghampiri Shinhye, “Jiho-ah jangan panggil dia noona…dia imo mu” Ucap Suzy, “gwenchana Suzy-ah, aku malah senang dipanggil seperti itu.. aku terlihat muda” Ucap Shinye melempar senyumnya.

“eonni, apa kau gugup?” Tanya Suzy, Shinhye mengangguk pelan, “geokjongma, semua akan berjalan dengan lancar…rilekskan tubuhmu eonni” Ucap Suzy meraih kedua tangan Shinhye dan menggenggamnya.

“gomawo Suzy-ah” Jawab Shinhye.

Sementara di hall gereja, sanga pengantin pria telah beradai di depan altar, menunggu acara akan di mulai, kursi para undangan juga sudah hampir penuh. Sehun yang berdiri di samping pengantin pria membulatkan matanya saat melihat ke arah pintu gereja, seorang namja bertubuh tinggi berwajah tampan berjalan memasuki ruang gereja mencari sebuah kursi kosong untuknya, bukan itu yang membuatnya kaget namun yang mengangetkannya adalah seorang yeoja kecil yang di gandengnya, bersamaan dengan itu, dua orang yeoja yang telah lama tak pernah dilihatnya juga muncul memasuki ruang gereja, sama halnya dnegan namja tadi salah satu yeoja itu menggandeng seorang yeoja kecil.

“apa mereka sudah bersama? Maldu andwe…” Gumam Sehun tidak percaya, badannya sempat menegang saat matanya bertemu dengan mata namja itu. tak lama kemudian dia bisa merasakan tatapan tajam yang dilemparkan oleh namja itu.

“Sehun-ah…waeyo?” Woobin menepuk pelan pundak Sehun, “ah, aniyo hyung..gwenchana” Ucap Sehun agak kikuk.

“jinjja? aku lihat wajahmu sedikit tidak sehat” Ucap Woobin, “aniyo…gwenchana..” Gumam Sehun.

___

Alunan musik gereja mengiringi acara tersebut, para undangan hening sejenak menunggu sang pengantin wanitanya masuk. Dari luar gereja sudah bersiap Shinhye dan appa Woobin yang bertindak sebagai pengganti appa Shinhye. Suzy sudah berdiri di depan Shinhye sambil memegang sebuket bunga mawar merah, sementara Jiho memegang sebuah kerangjang kecil yang sudah diisi dengan beberapa kelopak bungan mawar merah dan putih.

Pintu gereja mulai terbuka, semua mata para undangan dialihkan kearah pintu, wajah mereka terlihat gemas saat melihat Jiho masuk ke dalam gereja sambil menabur bunga. Kemudian dilanjutkan dengan Suzy yang berjalan pelan di belakang Jiho. Semuanya memandang takjub akan penampilan Suzy, namun tidak dengan tiga orang yang berada di kerumunan para tamu undangan. Mereka melihat terkejut kehadiran Suzy dan Jiho.

Terakhir sang pengantin wanitanya masuk bersamaan dengan pendampingnya, senyum terus mengembang di wajah Shinhye, di depan altar Woobin telah menunggu dengan tenang kedatangan Shinhye. Saat telah sampai di depan altar Suzy memberikan sebuket bunga yang dibawanya tadi dan  beridiri di samping Sehun dan Jiho. Woobin meraih tangan Shinhye kemudian mereka bersama-sama naik di atas altar dan menghadap kepada pastur.

“…”

“ne, aku bersedia..” Jawaban terakhir Shinhye membuat tepuk tangan riuh para undangan, senyum Woobin dan Shinhye tak pernah pudar dari wajah mereka.

Setelah melaksanakan pemebrkatan, Shihye dan Woobin langsung mengadakan resepsi di halamana luar gereja. Mereka sengaj memilih tempat yang sama agar para undangan tidak kerepotan lagi berpindah ke tempat yang lain.

“eonni..chukkae…aigoo aku sangat senang” Ucap Suzy memeluk Shinhye yang sudah berganti pakaian memakai long dress berwarna silver yang membentuk lekukan tubuhnya kelihatan.

“gomawo Suzy-ah..” Jawab Shinhye, “oppa..chukkae ne…aku menunggu adik untuk Jiho ne” Ucap Suzy, Woobin hanya terkekeh mendengarnya.

“Suzy-ah, kau tunggu di sini saja ne…aku akan menyapa tamu yang lain” Ucap Shinhye.

“ne eonni..geokjongma..” Jawab Suzy, selepas kepergian Shinhye dan Woobin, Suzy mengedarkan pandangannya untuk mencari Jiho dan Sehun.

Tubuh Suzy menegang saat matanya menangkap seorang namja yang tengah memperhatikannya dengan intens, tubuh Suzy diam tak bergeming pandangannya tak bisa dia alihkan ke mana pun. Tubuh Suyz makin menegang saat melihat namja itu berjalan menghampirinya.

Suzy menelan salivanya berat saat namja itu tepat berdiri dihadapannya,  tatapan tajam namja itu membuat tubuh Suzy seakan kaku tak bisa bergerak.

“Myung..Myungsoo…” Gumam Suzy pelan, namja itu melampirkan senyum tipisnya.

“kau masih mengingat namaku huh” Ucap Myungsoo, Suzy hanya menunduk saat mendengar ucapan Suzy.

“urimani, Suzy-ssi…sepertinya sudah bertahun-tahun kita tidak bertemu” Ucap Myungsoo lagi, Suzy hanya memilih diam  tak membalas sapaan Myungsoo. Myungsoo mengulurkan tangannya hendak menyalami Suzy, namun Suzy masih diam menunduk.

“kau tidak ingin membalas tanganku?” Tanya Myungsoo, Suzy menggeleng. Dengan memberanikan dirinya Suzy mengangkat tangan kanannya dan saat tangannya hendak menyalami tangan Myungsoo, pekikan seorang namja kecil membuat Suzy mendongakkan kepalanya.

“eomma…”

TBC

Aigoo…..sepertinya kalian bakal makin penasaran dengan ff ini…huu…masih banyak rahsian yang belum kebongkar…kalian sebutin deh kalian masih penasaran sama yang mana? Nanti author bakal bongkar smeua di part selanjutnya. Author baca semua comment kalian…dan semuanya hampir sama kok. Hanya ada yang beberapa mengatakan kok alurnya cepet sih, nah, itu kan author sudah bilang pernah kalau ff ini bakal author buat alurnya secepat kilat, so jadilah yang seperti ini ^^.

Udah ah, author gak tau mau bilang apa lagi…semoga kalian tidak merasa ff ini jadi membosankan ne… J

Kajja di comment