Vampire In Love [Part 2]

VAMPIRE-IN-LOVE

Author : elship

Main Cast : Kim MyungSoo, Bae Suzy

Minor Cast : Find yourself

Genre : Fantasy, Romance, Mysteri

Rating : PG-17

Type : Chapter

Disclaimer : Tokoh utama dan tokoh lainnya, bukan milik author, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Namun untuk semua cerita, karakter, setting, alur, adalah milik author sepenuhnya.

Part 2

“ada apa ahbeoji memanggil kami semua?” Tanya Sunggyu yang baru saja sampai dengan keenam namja lainnya bersama dengan Soojung.

 

“duduklah dulu, ada yang ingin ahbeoji sampaikan” Ucap Junso, Sunggyu dan yang lainnya kemudian duduk di atas sofa yang melingkari ruang tengah tersebut.

 

“ada apa ahbeoji?” Tanya Soojung memulai, “setelah sampai di rumah ini ahbeoji pernah memberitahu pada kalian kan kalau ahbeoji memiliki seorang anak” Ucap Junso yang diberi anggukan oleh kedelapan orang di depannya.

 

“anak ahbeoji itu, kalian sudah tau pasti kan dia siapa?” Tanya Junso lagi, “ne…dia berbeda dengan kita…” Jawab Sungjong.

 

“kau benar Sungjong-ah, dia berbeda dengan kita…tapi ada sesuatu yang membuatnya sama dengan kita” Ucap Junso membuat mereka semua merengut bingung.

 

“maksud ahbeoji?” Tanya Woohyun mewakili pertanyaan dari semuanya, “aku yakin kalian tau apa maksudku…terutama L, dia sangat tau…” Ucapan Junso membuat semua orang menoleh pada Myungsoo, sementara Myungsoo menunjuk dirinya sendiri bingung.

 

“naega?” Tanya Myungsoo, “aku tau ahbeoji…apakah dia yeoja itu?” Seru Sungyeol.

 

“solma….” Soojung menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang melintas dipikirannya barusan, “Sungyeol benar, anakku…dia yang selama ini L nanti, kalian sudah tau cerita lengkapnya kan?” Ucap Junso, semua anak muda di depannya mengangguk pasti.

 

“tapi ahbeoji, apa hubungannya yeoja itu dengan L?” Giliran Dongwoo melemparkan pertanyaannya, “hyung, apa kau masih belum mengerti juga? L adalah takdirnya” Jawab Hoya, Junso tersenyum mendengarnya.

 

“aku tidak harus menjawab pertanyaanmu Dongwoo-ah, karena Hoya sudah menjawabnya” Seru Junso.

 

“jadi apa yang harus kami lakukan ahbeoji?” Tanya Sunggyu, “kalian tidak perlu melakukan apa-apa, hanya menjaganya saja selama bersama kita”

 

“apa dia akan tinggal bersama kita di sini?” Tanya Soojung.

 

“ne, dia akan tinggal di rumah ini…jadi aku berharap kalian bisa melatih diri kalian untuk terbiasa dengan kehadirannya”

 

“arasseo…” Ucap kedelapannya serentak.

 

Beberapa hari kemudian…

 

“Myungsoo-ah…” Panggil Junso, Myungsoo yang hendak saja masuk ke dalam kamarnya itu menolehkan kepalanya.

 

“ada apa ahbeoji?” Myungsoo menghampiri Junso yang tengah berdiri di depan kamar yang berada tepat di depan kamarnya.

 

“besok anak ahbeoji akan datang, kau tau kan?” Tanya Junso, Myungsoo menganggukan kepalanya, “kamarnya akan ahbeoji tempatkan di sini”

 

“ne? Kenapa harus di sini? Bukankah dia itu manusia? Lebih bagus dan aman menempatkannya di lantai atas dan dekat dengan kamarmu” Ucap Myungsoo.

 

“ne…maka dariitu aku menempatkannya di dekat kamarmu” Ucap Junso yang membuat Myungsoo bingung, “maksud ahbeoji?”

 

“kalau sudah tiba saatnya kau akan tau…ahbeoji ingin menyuruhmu sesuatu”

 

“apa itu?”

 

“selama Suzy berada di sini, jangan pernah sekalipun kau lepaskan pandanganmu darinya. Kau harus selalu mengawasinya” Ucap Junso, “ne? Naega? Kenapa harus aku ahbeoji, bukankah lebih bagus Soojung saja yang mengawasinya?”

 

“kau benar, geunde…Suzy tidak seperti manusia lainnya, kau tau banyak diluar sana sejenis kita yang tidak dapat mengontrol nafsu mereka, diantara kalian berdelapan hanya kau yang memiliki emosi stabil dan bisa menguasai dirimu sendiri, maka dariitu aku memilihmu bukan Soojung ataupun yang lainnya” Jelas Junso.

 

“dan Suzy…dia benar-benar tidak bisa ditolak oleh kaum kita, aku bahkan masih ragu dengan Howon dan Sunggyu. Mereka masih benar-benar belum bisa mengontrol keinginan mereka dengan baik” Lanjutnya.

 

“aku tidak mengerti apa yang kau katakan” Myungsoo menautkan kedua keningnya bingung.

 

“kau akan segera mengerti setelah bertemu dengannya…masuklah ke kamarmu…” Ucap Junso, Myungsoo menganggukan kepalanya dan berjalan menuju kamarnya sendiri.

 

***

“sekarang aku mengerti ahbeoji…dia benar-benar tidak bisa di tolak…bahkan dari jarak sejauh ini…” Mata Myungsoo masih terus saja menatap Suzy yang sedang asyik bencengkrama dengan teman-temannya.

“ya Suzy-ah…kenapa L menatapmu seperti itu?” Yerim mencolek lengan Suzy dan mengedikan bahunya pada Myungsoo, Suzy menoleh ke belakang dan melihat Myungsoo yang sedang memperhatikannya dari ujung lapangan.

“molla…” Suzy mengedikan bahunya dan mengalihkan pandangannya dari Myungsoo, “Yerim-ah kajja, kita harus latihan mendribble dan menshooting bola. Saem akan mengambil nilai” Ucap Suzy selanjutnya, Yerim mengangguk dan mereka berdiri untuk mengambil bola basket masing-masing.

“baiklah anak-anak, latihannya sudah selesai…sekarang saem akan mengambil nilai untuk yeoja duluan, para namja kembalilah ke ujung lapangan dan yeoja berbaris dengan rapi di depan” Teriak Han saem sesekali meniupkan peluitnya.

“ok, Kim Yerim” Panggil Han saem, Yerim tersentak dan tidak menyangka namanya akan dipanggil pertama.

“saem, kenapa anda memanggilnya tidak sesuai absen?” Protes Yerim yang saat itu masih belum siap mengambil nilai, “jadi kau bilang kau tidak ingin melakukannya? Baiklah nilaimu akan kosong selanjutnya…” Sahut Han saem, Yerim membulatkan matanya lalu dengan cepat berlari ke hadapan Han saem.

“aniyo saem…aku hanya bercanda, geure…apa yang harus kulakukan pertama? Mendribble? Shooting? Mengoper?” Yerim langsung mencerca Han saem dengan jurus andalannya, yaitu beraegyo.

“ya Kim Yerim! kau tidak cocok untuk beraegyo seperti itu, mukamu terlalu tua!” Pekik Taemin dari ujung lapangan, Yerim tidak terima dan malah balik menatap Taemin tajam. Sementara teman-teman kelasnya yang lain hanya tertawa, tak terkecuali Suzy.

“baiklah…selanjutnya….” Setelah beberapa siswa selesai mengambil nilai, kini tinggal lima siswi lagi dan salah satunya Bae Suzy.

“Bae Suzy silahkan maju…” Ucap Han saem, Suzy menganggukan kepalanya dan berjalan menghampiri Han saem.

“kau coba mendribble bolanya dari tengah lapangan sampai depan ring, dan kau shooting langsung” Titah Han saem, Suzy mengerti dan berjalan menuju tengah lapangan, sebelum membalikan badannya matanya sempat menangkap mata Myungsoo yang terus memperhatikannya.

“ada apa dengan namja itu, terus saja memperhatikanku” Gumam Suzy pelan, dia kemudian mengambil ancang-ancang untuk mendribble, tak tak tak tak Bruggh~ suara dribble-an bola basket itu tiba-tiba berhenti diikuti dengan suara tumbukan yang keras.

“appo…” Ringis Suzy, dia terjatuh akibat menginjak tali sepatunya yang terlepas, “gwenchana?” Tiba-tiba seorang namja datang dan memapahnya untuk bangkit dari jatuhnya.

“eo…eoh..gwen…chana..” Ucap Suzy, matanya membulat melihat namja yang menolongnya itu, bukan hanya Suzy seorang namun semua yang melihatnya sama terkejutnya dengan Suzy.

“omo! L? Dia membantu Suzy? maldu andwe…” Pekik Yerim histeris, baru saja dia ingin menghampiri Suzy langkahnya terhenti saat melihat Myungsoo malah menggendong Suzy ala bridal style dan keluar dari lapangan.

“Suzy-ah…kau mau ke mana?” Teriak Yerim, namun Suzy sepertinya tidak melihatnya karena sekarang dia sedang tak berada di dunia ini. Semua mata tertuju pada dua orang tersebut, namun sepertinya mereka sama sekali tak terganggu dengan tatapan-tatapan aneh dari yang lain.

“jangan mengganggunya!”

 

“pergilah sebelum aku melenyapkanmu..”

 

“pulanglah, dan jangan keluar di tengah malam sendirian”

Suzy teringat dengan seorang namja yang beberapa hari lalu menolongnya saat tengah mencari supermarket di tengah malam, hawanya yang menusuk dan suhu badan yang dingin namja itu sama dengan tubuh Myungsoo yang sekarang ini tengah mendekap dirinya dalam gendongannya.

Aroma tubuh Myungsoo yang tajam itu juga mengingatkannya pada namja yang pernah menolongnya, rasa dari jemari Myungsoo yang berada dilengannya kini sama dengan jemari namja itu yang pernah menyentuh matanya. Suzy memejamkan sebentar matanya dan dia lagi-lagi merasakannya, hawa dingin yang menusuk itu di rasakannya keluar dari dada bidang Myungsoo.

“ke..kenapa kau membawaku ke sini?” Akhirnya Suzy bisa mengeluarkan suaranya, setelah menyerapi beberapa kesamaan Myungsoo dengan namja misterius yang menolongnya, dan satu kesimpulan yang didapatkan, namja itu adalah Myungsoo.

“apa kau tidak sadar? Kau terluka…” Myungsoo menunjuk lutut Suzy yang mengeluarkan sedikit darah.

“eoh bi…” Pekik Suzy dengan wajah ketakutan, “waeyo…”

“aku tidak suka darah…” Gumam Suzy dengan matanya yang tertutup rapat. Namun sedetik kemudian dia membuka matanya lebar-lebar saat merasakan sesuatu dilututnya.

“ya…ya apa yang kau lakukan?” Pekik Suzy histeris, dia mendorong Myungsoo yang sedang membersihkan darahnya menggunakan lidahnya.

“apa? Aku menghilangkan darahnya…” Jawab Myungsoo datar sambil menyeka sedikit noda darah yang ada di sudut bibirnya.

“geun…geunde…kau bisa saja membersihkannya menggunakan alkohol, ke..kenapa kau harus menggunakan itu…” Ucap Suzy sambil menunjuk bibir Myungsoo.

“karena rasanya sangat enak” Ucap Myungsoo dengan wajah datarnya, tangan Suzy menyilang sambil memegang kedua lengannya dan melotot menatap Myungsoo.

“mwo….mwo..mworagu?” Suzy terbata-bata medengar ucapan Myungsoo, “apa…apa maksudmu?” Tanya Suzy lagi, Myungsoo benar-benar tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Suzy.

“ya..kau mau ke mana? Jawab dulu pertanyaannku…” Suzy memekik melihat Myungsoo berjalan ke arah lemari obat-obatan, tak lama kemudian Myungsoo membawa plester luka dan betadine.

“lututmu bisa infeksi kalau tidak segera diobati” Ucap Myungsoo sambil duduk ditepi ranjang dan menaruhkan betadin ke atas lutut Suzy.

“appo?” Tanya Myungsoo saat mendengar Suzy meringis kecil, “tahanlah sebentar lagi..” Ucap Myungsoo saat melihat Suzy menganggukan kepalanya.

“dia tidak seperti yang kubayangkan…walaupun dingin tapi dia benar-benar perhatian” Batin Suzy menatap keseriusan Myungsoo dalam mengobati lukanya.

“cah..selesai, apa kau bisa berjalan?” Myungsoo mendongakan kepalanya saat selesai menempel plester pada lutut Suzy. Myungsoo mengerutkan keningnya melihat Suzy menatapnya.

“ya…kau melamun?” Myungsoo mengibaskan tangannya di depan wajah Suzy, “a..aniya…sudah selesai?” Tanya Suzy kikuk sambil mengerjapkan matanya.

“eoh…kau bisa kembali ke kelas sendiri kan?” Tanya Myungsoo, “ne…memangnya kau tidak ingin kembali ke kelas?” Tanya Suzy heran.

“eoh…aku malas” Jawab Myungsoo ringan, “apa kau setiap hari membolos seperti ini?” Entah dorongan apa yang Suzy dapatkan untuk bertanya seperti itu, yang jelas Suzy merasa penasaran dengan sosok namja di depannya ini.

“kau tidak perlu banyak tanya…kembalilah ke kelas” Ucap Myungsoo lalu berdiri, saat hendak keluar Suzy menahan tangan Myungsoo sebentar, “chamkan….”

“waeyo?” Tanya Myungsoo datar, “aku ingin bertanya…”

“mwonde?”

“apa kau namja itu? namja yang menolongku malam itu?” Tanya Suzy dengan ragu, Myungsoo hanya diam tak menjawabnya, “kau hanya ingin mengatakan itu? aku pergi” Ucap Myungsoo datar, dia hendak pergi namun Suzy menahan lengannya lagi.

“go…gomawo…” Ucap Suzy sambil menundukan kepalanya, Myungsoo menoleh dan mengukir senyum tipis diwajahnya.

“eoh…” Gumamnya lalu melepaskan tangan Suzy dan pergi dari tempat itu.

***

“Suzy…Suzy…Suzy…apa berita itu benar?” Sulli dan Jieun tiba-tiba saja menghampiri Suzy dan Yerim di kantin.

“berita apa?” Tanya Suzy bingung, “L…L…L…apa dia menggendongmu tadi?” Tanya Sulli, Yerim seakan ingat dengan hal itu dia menepuk dahinya.

“eoh…maja!” Pekik Yerim, “kalian harus melihatnya, mataku ini hampir saja terlepas saat melihatnya menghampiri Suzy” Lanjut Yerim, Sulli dan Jieun membulatkan matanya.

“jinjja? dia menghampiri Suzy?” Tanya Jieun, “eoh…saat Suzy terjatuh, yang lain hanya melihatnya namun L malah berlari dari tempatnya dan membantu Suzy untuk berdiri…” Ucap Yerim dengan mata berbinar, “dan kalian tau, saat aku ingin menghampiri Suzy, L malah menggendong Suzy seperti ini, dan membawanya pergi dari lapangan…” Yerim mencontohkan gaya Myungsoo menggendong Suzy di depan Sulli dan Jieun.

“hua…maldu andwe…ya Suzy-ah, apa yang sudah kau lakukan dengannya?” tanya Sulli curiga, Suzy hanya mengerutkan keningnya, “melakukan apa?”

“ya..jangan pura-pura tidak tau. L tidak akan menyentuh yeoja kalau kalian tidak ada apa-apanya” Ucap Jieun, “tapi aku benar-benar tidak tau” Jawab Suzy polos.

“jinjja?”

“eoh..aku saja terkejut saat melihatnya” Ucap Suzy, “apa jangan-jangan L menyukaimu?” Ucap Sulli, Yerim menyemburkan jus yang baru saja masuk kemulutnya dan menatap tak percaya Sulli.

“ya…kenapa kau jorok sekali” Dumel Jieun yang terkena semburan jus milik Yerim, “kau jangan bicara asal…mana mungkin dia menyukaiku” Ucap Suzy tidak setuju.

“ani…bisa saja kan, dia menolongmu saat terjatuh tadi, padahal sebelumnya dia sama sekali tidak pernah berbicara dengan yeoja, berdekatan dengan mereka saja tak pernah” Jelas Sulli.

“maja…melihat ke arah yeoja saja dia tidak pernah, tapi kenapa kepadamu dia bahkan sampai seperti itu?” Sahut Jieun.

“patut dicurigakan…satu-satunya kesimpulan di sini yah dia memang benar menyukaimu” Ucap Yerim mengusap dagunya.

“eishh, kalian jangan berbicara seperti itu…itu tidak mungkin” Elak Suzy sambil tertawa.

“mungkin saja Suzy-ah…omo, ya ya…apa aku tidak salah lihat?” Sulli tiba-tiba memekik saat melihat dua orang namja yang berjalan menuju meja mereka.

“waeyo?” Tanya Jieun bingung, “itu…Hoya dan Sungyeol, mereka berjalan ke sini?” Ucap Sulli, sontak kepala tiga yeoja yang lainnya menoleh dan mengikuti arah pandangan Sulli.

“omo…benar, mereka ke sini…ya ya…lihat wajahku apa sudah cantik?” Tanya Yerim tiba-tiba mengusap-usap wajahnya, “eoh, yeppo…kalau aku, tidak ada makanan yang tersisa kan?” Kini giliran Jieun mengecek keadaan wajahnya.

“eoh, clean…” Ucap Yerim.

“Suzy-ah annyeong…apa boleh kita bergabung di sini?” Sapa Hoya mendekati Suzy, Suzy tersenyum kikuk sambil menatap ke tiga temannya yang sepertinya sudah tidak sabaran itu.

“ehem, nona-nona yang cantik bolehkah kami bergabung dengan kalian?” Sungyeol kini duduk di antara Yerim dan Sulli membuat kedua yeoja itu memekik tertahan.

“ne ne…ten…tentu saja kalian bisa duduk di sini” Ucap Yerim terbata-bata saking terkejutnya dengan melempar senyuman andalannya itu.

“gomawo” Sungyeol mengedipkan satu matanya kepada Yerim, “ya…kau jangan pingsan dulu” Jieun menahan badan Yerim yang baru saja akan ambruk akibat kedipan mata Sungyeol.

“aigoo Suzy-ah, ternyata kau memiliki teman-teman yang cantik-cantik yah, nomu kyeopda” Sahut Hoya, Suzy hanya tersenyum sambil mengangukan kepalanya.

“ah kau bisa saja Hoya-ssi…” Jieun memukul pelan lengan Hoya yang berada di sampingnya sampai tersenyum malu, “wajahmu yang merah itu benar-benar menggemaskan” Ucapan Hoya kali ini sukses membuat Jieun melayang ke udara. Bagaimana tidak, seumur-umur dia baru di puji oleh seorang namja dan namjanya yang sedang memujinya sekarang bukan namja sembarangan.

“Hoya-ssi, kau jangan terlalu melebihkan bisa-bisa dia mati di tempat kalau begitu” Sahut Sulli “geure? Tapi sepertinya aku berkata yang benar, aku tidak melebih-lebihkan” Ucap Hoya sambil mengusap dagunya pelan.

“geumanhae, dia benar-benar bisa pingsan kalau kau meneruskannya, hehe” Suzy terkekeh pelan melihat wajah Jieun yang sekarang sudah merah semerah tomat.

“oh ya, Suzy-ah…apa lututmu sudah tidak apa-apa?” Tanya Sungyeol, Suzy mengerutkan keningnya bingung.

“bukankah tadi kau terjatuh dan lututmu terluka? Gwenchana?”

“eo…eoh…Myungsoo sudah memberikan plester di lututku” Jawab Suzy, “eoo, aku tidak menyangka kalau L secepat ini” Gumam Hoya, semua mata tertuju padanya kecuali Sungyeol yang tau pasti apa maksud dari ucapan Hoya.

“apa maksudnya Hoya-ssi?” Tanya Sulli, “eissh, aku risih dipanggil Hoya-ssi dengan kalian, panggil aku Hoya oppa” Desis Hoya membanggakan dirinya.

“geure Hoya oppa, apa maksud perkataanmu?” Jieun langsung menyahut saat Hoya menyuruh mereka memanggilnya oppa Yerim, Sulli dan Suzy malah memasang wajah ingin muntah melihat Jieun.

“itu…mm, kalian akan tau sendiri nantinya..haha” Ucap Hoya sambil tertawa.

“mwoya? Kalau kau tidak mau kasih tau sebaiknya tidak usah memancing kita” Cibir Yerim dengan wajah kesal.

“ah, apa ini ada hubungannya dengan L yang menyukai Suzy?” Plaak~ Sulli langsung mendapatkan jitakan halus dari Suzy akibat ucapannya, “ya kau jangan sembarangan bicara” Pekik Suzy.

“menyukai? Hmm…” Sungyeol menopang dagunya dengan tangan kirinya yang mengusap dagunya itu pelan sambil menengadahkan kepalanya ke atas.

“yah, bisa dikategorikan seperti itu…kar…”

“MWO?” Ucapan Hoya langsung terhenti saat mendengar keempat gadis itu berteriak secara bersamaan di depan wajahnya.

“ya kalian itu yeoja kenapa teriakannya kencang sekali sih?” Dumel Hoya sambil mengorek kupingnya pengang.

“apa yang kau katakan? Kau..kau bilang L menyukai Suzy?” Pekik Yerim keras.

“Hoya-ssi jawab pertanyaan Yerim” Sulli menggerakan tangannya di depan wajah Hoya yang terdiam.

“hmm, aku tidak mengatakan dia menyukai Suzy geunde…mm, ah molla jangan bertanya padaku masalah seperti itu, kepalaku sepertinya akan pecah” Ucap Hoya tak jelas sambil menggelengkan kepalanya. Suzy dan yang lainnya hanya menatap Hoya heran.

“kalian maklumi saja, anak ini memang selalu gugup kalau berada di sekitar yeoja cantik seperti kalian. Jadi wajar kalau bicaranya tak jelas” Sahut Sungyeol yang membuat rona merah di pipi Jieun, Yerim dan Sulli.

“ya…kau jangan berbicara sembarang” Pekik Hoya tertahan, “eoh, L…” Hoya sekilas melirik ke arah pintu kantin dan mendapati Myungsoo bersama Soojung sedang berjalan menuju meja yang biasa mereka pakai.

“kalian tidak ingin bergabung dengan mereka?” Tanya Suzy, “aniyo…kalau L dan Soojung sudah berdua, berarti mereka tengah membicarakan sesuatu yang serius dan kami tidak mau mengganggu mereka” Jawab Sungyeol, entah ada perasaan yang aneh saat Suzy mendengar ucapan Sungyeol itu.

“kenapa bisa seperti itu? apa mereka berhubungan?” Tanya Yerim setengah berbisik takut kalau suaranya akan terdengar, “hmm, molla” Sahut Hoya mengedikkan bahunya.

“eisshh, kalian benar-benar tidak membantu. Suzy-ah, kau tenang saja kita akan mencari tau hubungan apa yang terjalin antara mereka berdua” Ucap Sulli menepuk pelan pundak Suzy, sementara Hoya dan Sungyeol hanya tersenyum penuh arti menatap ekspresi wajah Suzy yang merengut.

“L-ah, kau tidak ingin menghampirinya?” Soojung yang baru saja menjatuhkan tubuhnya di samping Myungsoo itu langsung mengedikan dagunya ke arah Suzy dan teman-temannya yang sedang bercerita.

“aniyo” Jawab Myungsoo datar, “eissh, kenapa kau bisa datar seperti ini sih. Bukannya orang yang kau tunggu-tunggu sudah ada?” Tanya Soojung.

“molla, aku tidak yakin bahwa dialah orangnya. Melihat darahnya sendiri saja dia ketakutan, ckck” Decak Myungsoo, dia menjatuhkan tatapan dinginnya pada Suzy yang kini sedang mencuri pandang terhadapnya.

“geure? Tapi aku yakin bahwa dialah orangnya, kau tidak lihat? Sedari tadi dia terus memperhatikanmu”

“geureusse…sepertinya ahbeoji salah orang, yeoja biasa itu tidak mungkin dia” Gumam Myungsoo, “jadi kau meragukan ucapan ahbeoji? Dia benar-benar orangnya L-ah, kau sendiri bisa merasakannya”

“hmm, sepertinya. Tapi aku tidak tau apa yang ada dalam pikiran yeoja itu, dia benar-benar tidak bisa di baca” Myungsoo memicingkan matanya saat melihat Hoya yang sedari tadi terus saja memperhatikan Suzy yang sedang berbicara dengan Sungyeol dan teman-temannya.

“Lee Howon…” Geram Myungsoo, “ya…jangan di sini, ini sekolah…aku yakin Hoya tidak akan melakukan apa-apa, tenanglah” Soojung menahan bahu Myungsoo yang baru saja akan melesat ke tempat Suzy.

“geunde nafsunya…”

“arra, dia tidak akan berani mengambil milikmu. Dia tidak ingin musnah ditanganmu” Sela Soojung, Myungsoo menghela nafasnya pelan kemudian kembali duduk dengan tenang.

“milikku huh…” Degus Myungsoo tersenyum kecil.

“eoh milikmu…dari lahir dia sudah ditakdirkan untuk menjadi milikmu dan begitupun sebaliknya jadi tidak akan ada yang berani mengambilnya selain kau” Ucap Soojung.

“milikku, dia benar-benar milikku kan?” Myungsoo beralih menatap Soojung dengan matanya yang tajam itu, “ya…kenapa kau tiba-tiba berbicara seperti itu eoh? Jangan katakan…”

“kalau dia benar-benar milikku berarti semua yang ada di dalam dirinya milikku juga kan?”

“Kim Myungsoo! Belum saatnya, kau jangan sampai kehilangan kendalimu” Pekik Soojung tertahan dengan mata membulat, dia benar-benar mengerti maksud dari pembicaraan Myungsoo kali ini, dan kalau Myungsoo melakukan apa yang ada dipikirannya sekarang itu akan membahayakan Suzy.

“arra, tapi dia benar-benar…heh, aku tidak yakin kalau harus menunggu lebih lama lagi” Gumam Myungsoo, Soojung menekan bahu Myungsoo dengan kencang dan menatapnya tajam.

“tenanglah, dia akan segera menjadi milikmu seutuhnya. Kau yang akan melakukannya” Ucap Soojung dengan tegas.

***

Suzy pov

Heh, hari ini aku harus pulang sendiri lagi. Kenapa setiap pulang sekolah Soojung maupun tujuh orang namja itu tidak pernah kelihatan.

“Suzy-ah…” Eoh aku kenal suara ini, aku berbalik dan menatap heran namja yang tengah berjalan ke arahku.

“eoh, Hoya oppa…kau sendiri?” Tanyaku, dan dia menganggukan kepalanya.

“ne…yang lain meninggalkanku sendiri, kau sudah mau pulang? Kita bersama ne” Tawarnya, aku segera menganggukan kepalaku dan berjalan beriringan bersamanya.

“kau tidak pulang bersama teman-temanmu?” Tanya Hoya oppa, kami sekarang sudah berada dalam bis menuju ke rumah.

“aniyo…mereka semua ada jemputannya” Jawabku, kulihat dia hanya menganggukan kepalanya mengerti.

“ah, Hoya oppa….bolehlah aku bertanya sesuatu?”

“ne tentu saja…kau ingin bertanya apa?”

“itu…uhm, aku ingin bertanya alasan appa mengangkat kalian semua menjadi anaknya..apa kau tau?” Tanyaku, kulihat wajahnya yang tadi hangat berubah jadi dingin dan mungkin sedikit gugup?

“mm, molla…kalau masalah itu bisa kau tanyakan sendiri pada ahbeoji…” Dia menjawab dengan sedikit gugup, ada apa sebenarnya?

“geure? Aku pikir kau mengetahuinya…”

“aniyo…saat itu kami tiba-tiba didatangi oleh ahbeoji dan menawarkan diri untuk menjadi orang tua kami yang saat itu status kami sudah yatim piatu” Jelas Hoya oppa, ah jadi begitu ceritanya. Tapi aku masih belum mengerti dengan semua ini.

“kalau kau ingin tau selebihnya bagaimana tanyakan saja pada ahbeoji” Lanjutnya, oh geure aku akan bertanya pada appa tentang semua ini agar kebingunganku terjawab.

“ah iya oppa…hum, aku mau bertanya lagi, tentang Myungsoo” Sahutku, kulihat Hoya oppa tiba-tiba menoleh padaku dan memandangku dengan tidak sabaran.

“L? Kenapa dengannya?”

“ani, aku hanya merasa ada yang aneh dengannya…apa dia sedang sakit?” Tanyaku, “sakit? Maksudmu?”

“tadi saat dia memapahku ke ruang kesehatn aku merasakan suhu tubuhnya sangat dingin” kenapa wajah Hoya oppa tiba-tiba terkejut begitu, apa ada yang salah dengan ucapanku?

“kau merasakan hawa dinginnya?” Tanya Hoya oppa dengan mata membulat, “ne, sangat dingin…beberapa hari yang lalu juga aku pernah ditolong oleh seorang namja yang memiliki hawa dingin sepertinya” Jawabku sambil menganggukan kepala.

“ahbeoji tidak salah…kau memang orangnya…” Gumam Hoya oppa membuatku mengernyitkan keningku, “maksud oppa?”

“kau akan tau nanti…ah, kita sudah sampai kajja” Lagi-lagi jawaban itu yang kudapatkan, kenapa setiap aku bertanya kepada mereka selalu saja jawabannya ‘kau akan tau nanti’, huh, nantinya itu kapan?

Aku terus saja menggerutu kesal sepanjang perjalanan dari halte menuju rumah, bagaimana tidak semua pertanyaanku tadi terus saja di jawab dengan hal yang sama oleh Hoya oppa ‘kau akan tau nanti’, sepertinya aku harus menyiapkan diriku untuk terbiasa dengan kalimat itu.

***

Author pov

“Kai oppa, apa yang kau lakukan?” Seorang yeoja berwajah polos itu memasuki rumahnya dan mendapati kakak laki-lakinya sedang duduk di atas seorang namja yang dia tak tau siapa dengan mulut yang berhamburan dengan cairan berwarna merah.

“di mana kau mendapatkan manusia ini?” Lanjutnya, “dia sendiri yang datang ke rumah ini untuk mengantarkan pos…kebetulan aku yang sedang lapar melihatnya jadi…” Ucap Kai tanpa merasa bersalah, dia kemudian kembali melakukan aktifitasnya menghisap habis darah namja yang ada di bawahnya itu.

“menjijikkan…ya Kim Jongin! jangan lakukan ini di hadapanku!” Pekik yeoja itu kemudian berlari masuk ke dalam kamarnya tak suka dengan bau anyir darah yang memenuhi ruangan tersebut.

“kau terlalu terlena bermain dengan peranmu sebagai manusia nae dongsaeng” Gumam Kai menatap tajam pintu kamar yang baru saja di tutupnya.

“aarrgghhhh!” Terdengar teriakan histeris dari yeoja yang baru saja memasukan dirinya di dalam kamarnya itu, karena khawatir Kai tadi sedang asyik menikmati makan siangnya berlari menuju kamar dongsaengnya dengan keadaan yang berlumur darah.

“ada apa?” Tanyanya, yeoja yang kini memasang wajah histerisnya itu menatap ke arah Kai, “dia….” Kai sontak mengikuti arah telunjuk yeoja di hadapannya.

“Kai-ah” Lirih namja itu sebelum menutup rapat kedua matanya.

“Kang Minhyuk…” Geram Kai, dia kemudian menarik tubuh Minhyuk yang sedang terkapar lemah di dalam kamar mandi dan membaringkannya di atas ranjang.

“kenapa dia bisa ada di sini oppa?” Tanya yeoja itu, “mereka menghisap tenaganya…berikan obatmu cepat”

Setelah menyuntikan obat kepada Minhyuk, Kai beranjak dari tempatnya, “jagalah dia sampai sadar…setelah sadar suruh menemuiku” Titah Kai, yeoja itu mengangguk patuh.

“arasseo oppa….”

“kalau begitu aku keluar dulu….” Kai kemudian melesat keluar dari kamar itu dan segera berlari dengan kencang menuju tempat tujuannya.

***

“tumben kau kemari Kai-ah…” Seorang namja bertubuh tinggi berbadan kekar itu menyeringai kecil saat melihat Kai memasuki ruangannya.

“apa yang kau lakukan pada Minhyuk?” Tanya Kai dengan matanya yang tajam, “apa yang memangnya aku lakukan?” Namja itu memasang wajah tidak bersalahnya dan menatap rendah Kai.

“jangan berpura-pura…aku baru saja mendapati Minhyuk kehabisan tenaganya! Apa yang kau lakukan Choi Minho!” Pekik Kai kesal, dia sudah tak bisa menahan amarahnya sekarang, meskipun lelaki di hadapannya itu adalah ketua dari klannya tapi dia tidak peduli, karena lelaki itu sudah menyerap habis tenaga Minhyuk.

“aku hanya melakukan sesuatu yang harus ku lakukan Kai-ah…hmm, mungkin sebentar lagi dongsaengmu akan menyusulnya” Jawab Minho sarkastik.

“jangan berani-berani menyentuh dongsaengku atau aku akan membakarmu!” Mata Kai kini berubah menjadi merah dengan tangannya yang terkepal kuat.

“woaah, slow down Kim Jongin…aku tidak akan menyentuh dongsaengmu itu kalau kau bisa melakukan pekerjaanmu dengan benar” Ucap Minho sedikit terkekeh.

“aku akan melakukannya! Aku akan membawanya di hadapanmu tapi tidak sekarang! Kau tau sendiri tamengnya terlalu kuat untuk kita menyadari kehadirannya” Balas Kai.

“maka dariitu aku menugaskanmu karena di antara klan kita hanya kau yang punya penciuman yang hebat, dan kau pasti bisa menembus pertahanannya”

“aku akan segera membawanya padamu! Jadi jangan menyentuh adikku sedikitpun!” Ucap Kai dengan tegas.

“baiklah…tapi…kau tau sendiri aku paling tidak suka menunggu lama, jadi aku harap tugasmu itu selesai dengan cepat dan jangan mengulur waktu atau adikmu…”

“arasseo! Aku akan melakukannya dengan cepat, kau puas!” Setelah mengatakan itu Kai dengan cepat langsung meninggalkan ruangan itu sementara Minho hanya tersenyum sinis memandang kepergian Kai.

“aku mengandalkanmu Kim Jongin”

***

“Suzy-ah, keluarlah makan malam sudah siap” sahutan dari luar kamar membuat Suzy menghentikan kegiatan belajarnya dan menuju ke pintu.

“eoh, Woohyun oppa….” Suzy sempat terkejut karena Woohyun yang memanggilnya, padahal biasakan tugas Soojung untuk memanggilnya, tapi Suzy tak ingin memikirkannya jadi dia mengangkat bahunya kemudian berjalan menuju ke ruang makan.

“Suzy-ah duduklah, kita makan…” Ucap Junso, “ne, appa…oppadeul annyeong” Sapa Suzy, kelima namja yang ada di meja itu serentak membalas sapaan Suzy kemudian tersenyum padanya.

“Mencari L hyung?” Sahut Sungjong saat melihat mata Suzy tengah berlari ke kiri dan ke kanan seolah mencari sesuatu, “ah? an…aniya….” Elak Suzy gugup memasang wajah tak pedulinya, sontak semua orang di meja makan tersenyum penuh arti.

“Dia pergi bersama Soojung, mereka ada urusan” sahut Sunggyu, Suzy yang tadinya memasang wajah biasanya kini terkejut dan menoleh kepada Sunggyu menatapnya seolah menyuruhnya memberitahu yang lebih jelas, “kau mencarinya mattchi?” Hoya berusaha menahan tawanya melihat perubahan wajah Suzy yang sudah seperti maling ketangkap basah.

“Aniya….ah, aku lapar….jalmougseumnida….” Ucap Suzy dengan cepat mengalihkan perhatian. “Dia tidak akan lama pergi…sebentar lagi sepertinya pulang” Sahut eommanya, Suzy hanya diam saja berusaha untuk mengontrol ekspresi wajahnya.

“Kami pulang!” Pekikan Soojung itu membuat Suzy terlonjak kaget kemudian menoleh ke arah luar dapur. “Eoh wasseo…bagaimana?” Tanya Junso, Soojung dengan cepat duduk di samping Suzy sementara Myungsoo mengikuti Soojung untuk duduk di depannya.

“beres ahbeoji…hehe, L benar-benar menyelesaikannya dengan bersih” Jawab Soojung membuat Junso tersenyum puas, “geure…sepertinya kalian berdua bekerja dengan baik…kalau begitu makanlah…” Ucap Junso.

Suzy mengerutkan keningnya mendengar percakapan antara Junso dan Soojung, dia menatap yang lain satu-satu keningnya makin mengerut melihat mereka hanya memasang wajah biasa saja.

Mata Suzy kini beralih pada Myungsoo yang tengah menyantap makannya, “wae?” Myungsoo mengangkat kepalanya dan membalas tatapan Suzy sehingga membuat yeoja itu hampir saja memekik akibat terkejut. “A….a….aniya….” Suzy menundukakan kepalanya seraya merutuki dirinya karena tertangkap tengah menatap Myungsoo.

***

“Soojung-ah, kau tadi melakukan apa bersama Myungsoo?” Suzy kini berada di taman belakang rumahnya bersama Soojung. “Hum, bagaimana yah? Aku tidak tau harus memberitahumu atau tidak…karena aku yakin kalaupun kau tau kau tidak akan mengerti” Ucap Soojung.

“Apa yang tidak ku mengerti? Kalau kau menjelaskannya aku yakin aku pasti mengerti…” Desak Suzy, dia sudah penasaran dengan apa yang dilakukan Soojung dan Myungsoo, entah mengapa rasanya aneh melihat tadi mereka berdua berjalan beriringan menuju meja makan.

“Kau penasaran sekali nona…” Suzy terlonjak kaget saat melihat Myungsoo sudah berdiri di hadapannya, “neo…neo….bagaimana bisa tiba-tiba ada di sini….” Suzy menunjuk wajah Myungsoo sambil menatapnya heran dengan mata yang membulat.

“Tidak baik kalau manusia mempunyai rasa penasaran yang terlalu besar…bahaya…” Alih-alih menjawab pertanyaan Suzy, Myungsoo malah mengucapkan hal yang semakin membuat Suzy kebingungan.

“sebaiknya kalian masuk, angin malam tidak baik untuk gadis seperti kalian berdua” Lanjut Myungsoo, sembari mendorong tubuh Suzy dan Soojung untuk masuk ke dalam rumah.

“geu…geunde…” Ucap Suzy menahan dirinya, dia kemudian membalikkan badannya menghadap kepada Myungsoo.

“masuklah, dan tidur…jangan membuat orang khawatir” Gumam Myungsoo sebelum meninggalkan kedua yeoja itu di dalam ruang tengah. Suzy menatap punggung Myungsoo intens.

“Suzy-ah, sebaiknya kau masuk dalam kamarmu ne…tidak usah memikirkan hal tadi” Ucap Soojung menyadarkan Suzy dari lamunannya, “eoh, ne…” Gumam Suzy masih setengah sadar kemudian berjalan menuju kamarnya.

“apa dia khawatir padaku? Geunde wae?” Gumam Suzy, dia membaringkan badannya di atas tempat tidur sembari menatap langit-langit kamarnya.

“apa jangan-jangan L menyukaimu?”

Ucapan Sulli tadi siang terus terngiang dikepalanya setelah kejadian barusan bersama Myungsoo, “apa dia benar-benar menyukaiku?” Suzy memegang kedua pipinya yang terasaa panas, bayangan wajah Myungsoo yang datar melintas di depan matanya dan itu membuatnya tersenyum malu.

“itu tidak benar…dia tidak mungkin menyukaiku” Pekiknya tertahan lalu menutup kedua matanya rapat-rapat.

“mungkin saja Bae Suzy…” Lirih seorang namja yang kini sudah berada di samping Suzy menatapnya dengan kedua mata tajamnya tanpa bergerak sedikitpun.

***

TBC

Huaa~ aku gak tau setelah nyelesain part ini sepertinya hasilnya gak sebagus part 1, seperti ada yang kurang, mungkin feelnya kurang yah ? kalian kasih tau dong di part ini apanya yang kurang ne, biar author bisa perbaiki di part selanjutnya. Kalau kalian ngerasa aneh dengan part ini maklumi aja ne J namanya juga baru belajar jadi gak bisa sebagus yang kalian harapkan…

Author gak bisa janji buat posting cepat soalnya kalian tau sendiri author sudah masuk kuliah dan jadwalnya benar” padat dan author kedepannya mungkin hanya bisa posting di akhir pekan (antara hari jumat, sabtu, minggu). Auhtor posting ffnya hanya sekali seminggu, tapi kalau bisa author akan usaha buat posting dua kali seminggu. Sabar aja yah nunggunya…

Gomawo for reading, sekarang waktunya buat ninggalin comment kalian ^^