Vampire In Love [Part 3]

VAMPIRE-IN-LOVE

Author : elship

Main Cast : Kim MyungSoo, Bae Suzy

Minor Cast : Find yourself

Genre : Fantasy, Romance, Mysteri

Rating : PG-17

Type : Chapter

Disclaimer : Tokoh utama dan tokoh lainnya, bukan milik author, tapi milik orang tua, keluarga, dan agensi mereka. Namun untuk semua cerita, karakter, setting, alur, adalah milik author sepenuhnya.

Sorry For Typo~

Part 3

“bi!!!” Suzy membelalakkan matanya melihat setetes demi setetes darah segar mengalir dari lehernya jatuh ke tubuhnya itu.

“darahmu benar-benar manis” Seorang namja yang tak terlihat oleh pandangan Suzy akibat produksi cahaya dalam ruangan tempatnya sekarang berkurang membuat Suzy terjingkat kaget.

“nu…nuguseyo?” Tanya Suzy takut, dia memejamkan matanya saat merasakan tangan dingin dari namja itu menyentuh leher jenjangnya yang kini terlumuri oleh darahnya sendiri.

“aku? Kau tak perlu tau siapa aku…kau hanya perlu serahkan darahmu kepadaku” Gumam namja itu sembari menyibakkan rambut Suzy yang tadinya menutupi lehernya ke belakang.

“andwae!” Suzy menjauhkan dirinya dari namja itu dan berlari tanpa arah, meskipun tak dapat melihat karena gelap Suzy terus saja melangkah ke depan berharap bisa menghindari namja yang tak dikenalinya itu.

“kau tak bisa menghindar…” Grep! Suzy terhenti seketika saat namja itu kini sudah berada di hadapannya dan menahan pergelangan tangannya.

“andwae! andwae!” Racau Suzy meronta melepaskan tangannya.

“eomma!!!” Pekik Suzy sebelum namja itu menancapkan gigi tajamnya ke leher mulus Suzy dan membuatnya tak sadarkan diri.

“andwae!” Dengan nafas terengah-engah Suzy terbangun dari tidurnya, “mimpi apa itu?” Gumam Suzy berusaha menetralkan deru nafasnya, dia mendudukan dirinya di atas tempat tidurnya dan meraih gelas air minum yang ada di meja dekat dengan tempat tidurnya.

“aku bermimpi buruk…ottokhae?” Lirih Suzy, dia berusaha mengingat kejadian yang terjadi dalam mimpinya itu dan mencerna maknanya.

“darah?” Suzy mengelus lehernya takut kalau ternyata terdapat darah segar di sana, namun saat melihat tangannya dia tak mendapatkan apa-apa.

“kenapa mimpinya begitu nyata…”

“Suzy-ah kau sudah bangun?” Ketukan pintu membuat Suzy yang tadinya sedang bergelut dengan pemikirannya tentang mimpinya barusan itu terhenti. Dia segera berjalan menghampiri pintu dan mendapati Hyeri-eomma tirinya-di sana.

“eoh, kau sudah bangun rupanya…aku tadi mendengar suara pekikan, apa itu suaramu?” Tanya Hyeri, Suzy mengangguk mengiyakan.

“aku bermimpi buruk eomma…” Jawab Suzy, “jinjja? memangnya apa yang kau mimpikan sampai-sampai memekik seperti itu? kau sudah tak apa-apa?” Hyeri mengelus rambut Suzy dengan pelan dan berusaha menenangkannya.

“ne, gwenchana…hanya mimpi buruk biasa…tidak perlu dipikirkan…”

“geure…baiklah kalau begitu kau segera mandi ne, jangan sampai telat ke sekolah” Ucap Hyeri setelahnya meninggalkan Suzy yang berdiri di depan pintu kamarnya.

Cklek~ mata Suzy tiba-tiba berpindah ke arah pintu kamar yang ada di depannya saat mendengar suara pintu terbuka.

“eo…eoh, annyeong…” Sapa Suzy pada Myungsoo yang baru saja keluar dari kamarnya, “eoh…” Gumam Myungsoo pelan kemudian berjalan meninggalkan Suzy.

“cih, apa tak bisa dia membalas sapaanku…hanya bergumam pelan seperti itu, tak punya sopan santun” Gerutu Suzy kemudian berbalik dan masuk ke dalam kamarnya.

***

“Suzy-ah, kata eommamu kau bermimpi buruk? Apa yang kau mimpikan nak?” Tanya Junso, kini mereka sekeluarga sudah berada di meja makan untuk menikmati sarapan mereka.

“amugotdo appa…hanya mimpi biasa…” Jawab Suzy, dia tak ingin memberitahu kepada appanya mengenai mimpinya semalam karena tak mau membuat orang-orang khawatir kepadanya.

“jinjja? tapi wajahmu kelihatan tidak sehat, apa benar itu hanya mimpi biasa?”

“ne appa, geokjongma…aku baik-baik saja” Ucap Suzy melempar senyumnya kepada Junso.

Setelah menyantap sarapan pagi, Suzy dan yang lainnya segera berangkat ke sekolah. Sebelumnya Junso sudah berangkat lebih dulu ke rumah sakit bersama Hyeri.

“Suzy-ah, kau yakin kau baik-baik saja?” Tanya Soojung yang kini duduk di samping Suzy di dalam bis.

“ne, memangnya kenapa?”

“wajahmu kelihatan pucat…apa pengaruh mimpi burukmu? memangnya apa yang kau mimpikan semalam?”

“aku merasa baik-baik saja kok, mungkin karena aku memakai lip balm tidak terlalu banyak jadi kelihatan pucat begini…” Jawab Suzy, Soojung mengerutkan keningnya melihat ada yang aneh dengan wajah Suzy.

“ceritakan aku mimpimu apa” Ucap Soojung, Suzy menoleh pada Soojung dengan wajah bingung, “itu hanya mimpi biasa Soojung-ah tak usah dibahas”

“aniyo…aku mau tau mimpimu seperti apa, aku merasa sesuatu yang aneh…palli ceritakan” Desak Soojung menggerakkan lengan kiri Suzy, “baiklah aku akan menceritakan padamu, geunde jangan beritahu pada appa ne. Aku tidak ingin dia khawatir karena mimpiku ini” Ucap Suzy akhirnya mengalah, melihat Soojung mengangguk dia menghela nafasnya kemudian mulai menceritakan tentang mimpinya.

“jinjja?” Pekik Soojung tertahan dengan mata membulat, “eoh…aku merasakan darahku keluar dari sini…” Ulang Suzy sembari menyentuh lehernya.

“kau bilang di mimpimu ada seorang namja? Kau melihat wajahnya?” Tanya Soojung lagi, “aniyo…di sana terlalu gelap untuk melihat wajahnya, tapi aku mengingat suaranya yang cukup berat…dan jarinya terasa dingin” Jelas Suzy, Soojung menatap dalam mata Suzy tanpa berkedip sedikitpun.

“Soojung-ah…waeyo?” Suzy mengibaskan kedua tangannya di depan wajah Soojung saat melihatnya tak berkedip sedetikpun.

“mereka muncul…” Gumam Soojung, Suzy mengerutkan keningnya “mereka? Siapa yang kau maksud?” Tanya Suzy, Soojung mengerjapkan matanya kemudian menggelengkan kepalanya kuat.

“ah aniya…bukan siapa-siapa, aku hanya asal bicara…ah, geunde…apa hanya segitu saja mimpimu?” Elak Soojung kemudian mengalihkan pembicaraan.

“eoh, saat aku merasakan sesuatu yang tajam menyentuh kulit leherku aku langsung terbangun…geunde, ada yang aneh Soojung-ah” Jawab Suzy, Soojung terlihat antusias dengan lanjutan ucapan Suzy tersebut “apanya?”

“aku merasakan mimpi semalam itu seperti nyata…aku bahkan mencium bau anyir darahku sendiri saat terbangun tadi, tapi saat aku meraba leherku tak ada setetespun” Lanjut Suzy, Soojung mengerutkan keningnya seolah berpikir.

“mereka sudah bergerak…” Lirih Soojung dia kemudian mengalihkan pandangannya pada Myungsoo yang duduk di ujung bis.

“kau harus selalu berada di dekatnya L” Batin Soojung menatap L yang juga balas menatapnya.

“waeyo?” Myungsoo seakan bisa membaca batin Soojung itu membalasnya, “mereka datang, dan mereka sudah mulai pergerakan untuk memasuki pikiran Suzy. Kau tak boleh lengah sedikitpun” Balas Soojung masih berbicara dalam hatinya, terlihat Myungsoo mengepalkan kedua tangannya tatapan matanya tajam seolah akan menerkam siapa saja yang ada di sekitarnya.

“tahan emosimu L, jangan sampai kendalimu lepas, sekarang bukan waktu yang tepat” Teriak Soojung dalam hatinya sembari membalas tatapan Myungsoo yang sudah berapi-api itu.

“kau tau wajah mereka seperti apa?” Myungsoo masih melemparkan tatapan tajamnya pada Soojung.

“aku tidak tau…bahkan Suzy sendiri tak tahu wajahnya” Soojung menghela nafas sebentar kemudian kembali fokus pada Myungsoo, “aku akan mencari tau…kau sabar saja dan jangan sampai melepas Suzy dari pengawasanmu” Lanjut Soojung.

“arasseo” Balas Myungsoo mantap, dia kemudian mengalihkan pandangannya keluar jendela sembari menerawang jauh.

***

“Suzy-ah…huaa, aku pikir kau akan telat….ottokhae? tugas bahasa inggrisku belum selesai, apa kau sudah mengerjakannya?” Yerim langsung menghampiri Suzy di tempat duduknya saat Suzy baru saja tiba dalam kelas.

“eoh, semalam aku mengerjakannya…kau mau lihat? Igeo…” Suzy mengeluarkan sebuah buku tulis bersampul biru langit dan memberikannya pada Yerim.

“omo, kau memang sahabat terbaik Suzy-ah, kau mengerti saja maksudku…gomawo ne” Ucap Yerim kemudian kembali ke tempatnya yang ada di dua bangku di depan meja Suzy.

“cih, kenapa kau berikan padanya Suzy-ah? kau akan rugi melihatkan tugasmu ke dia” Sahut Taemin dari bangkunya, “gwenchana Taemin-ah, aku hanya membantunya…” Jawab Suzy, terlihat Yerim menjulurkan lidahnya pada Taemin yang sedang mendengus kesal.

Braak~ Suzy tersentak kaget saat meja di sampingnya baru saja kejatuhan sebuah tas berwarna hitam, sepertinya pemiliknya membanting tasnya dengan cukup keras sehingga menimbulkan suara yang hampir saja mencopot jantung Suzy itu.

“kapjagi…tidak bisakah kau menyimpan tasmu dengan benar?” Ucap Suzy kepada namja yang sudah duduk di sampingnya sembari mengelus dadanya pelan.

“mian” Jawab namja itu datar, Suzy memutar bola matanya melihat sikap namja itu.

“ya Kim Myungsoo…”

“aku sudah minta maaf, tak usah diperpanjang masalahnya…kau benar-benar merepotkan” Sela Myungsoo sebelum Suzy melanjutkan ucapannya.

“cih…” Suzy berdecak kesal tak bisa membalas ucapan Myungsoo itu kemudian kembali mengalihkan perhatiannya pada buku di atas mejanya.

“mianhae…aku tidak bermaksud mengagetkanmu” Suzy mendongakkan kepalanya kemudian menoleh ke samping, tubuhnya sedikit tersentak saat melihat wajah Myungsoo yang kini sudah berada tepat di depan wajahnya.

“gwe…gwenchana…” Gumam Suzy gugup, “hmm…aku sudah mendengar tentang mimpimu dari Soojung” Ucap Myungsoo masih tak mengalihkan matanya dari wajah Suzy.

“ge…geure?” Suzy yang tak tahan di tatap seperti itu oleh Myungsoo hanya bisa menundukan wajahnya.

“geokjongma, tak akan ada yang terjadi padamu…tak usah memikirkan masalah mimpi itu…” Ucap Myungsoo sebelum kembali mengubah posisi duduknya seperti semula. Baru saja Suzy ingin membuka suaranya lagi tiba-tiba saja saem masuk ke kelas sehingga membuat Suzy mengurungkan niatnya untuk bersuara.

***

Ting~ bunyi dentingan pil berwarna putih yang terbentur oleh dinding permukaan gelas bening yang berisi air memenuhi ruangan tersebut, setelah pil tersebut menyatu dengan air di dalam gelas perlahan tapi pasti air yang tadinya berisi air putih tadi berubah warna menjadi merah pekat dan berbau anyir.

“tuan Choi, keberadaan yeoja itu masih belum bisa kami temukan. Namun semalam batu giok yang tersimpan di ruang bawah memberikan responnya” Ucap salah satu namja yang berpakaian rapi bak seorang pekerja kantoran biasanya.

“geure? sepertinya semalam usahaku memasuki alam bawah sadarnya membuahkan sedikit hasil…hanya perlu melakukannya beberapa kali aku rasa tameng yang dibangun untuknya akan runtuh” Ucap Minho dengan senyum miringnya.

“tapi tuan, bukankah anda harus segera mendapatkannya sebelum malam pertambahan umur tuan…sebentar lagi hari itu akan tiba”

“aku tau…aku akan menugaskanmu untuk mengawasi Kai, jangan sampai dia lalai mengerjakan tugasnya. Aku berharap dia bisa membawakan yeoja itu dihadapanku sebelum malam itu tiba”

“baiklah tuan…aku akan terus mengawasi Kai seperti yang anda inginkan…laporan saya sudah selesai, saya pamit keluar tuan”

“geure…kembalilah ke perkerjaanmu…kau sudah bekerja keras” Minho mengibaskan tangannya seolah menyuruh salah satu anggotanya untuk keluar dari ruangannya.

“Minho…apa kau yakin Kai akan tepat waktu membawa yeoja itu ke sini?” Seorang namja berkulit putih yang sedari tadi hanya duduk diam mengamati percakapan Minho dan anggotanya itu angkat bicara.

“kau tenang saja Park Chanyeol, aku yakin dengan kemampuan anak itu…dia pasti bisa melakukannya”

“aku harap keputusanmu memilih Kai sebagai huntermu tidak salah…” Gumam Chanyeol, “apa maksudmu? jadi selama ini kau meragukan keputusanku?” Minho menaikkan alisnya satu mendengar ucapan Chanyeol.

“aniya…aku hanya berpikir bahwa Kai tidak bisa bekerja dengan efisien. Buktinya sudah sejak 5 tahun yang lalu kau menugaskannya tapi sampai sekarang dia masih belum memberikan perkembangan yang signifikan”

“setidaknya memilihnya sebagai hunterku lebih baik daripada memilihmu yang masih belum bisa membedakan bau manusia dan bau vampire seperti kita” Ucap Minho sarkastik, Chanyeol hanya tersenyum miring mendengarnya.

“aku tidak berharap kau memilihku tuan Choi, hanya saja menurutku masih ada yang kemampuannya lebih baik dibandingkan pilihanmu itu” Chanyeol menatap Minho dengan tatapan merendahkannya.

“wuah, jinjja? siapa orang itu Park Chanyeol? selama hidupku di dunia vampire tak ada satupun yang ku tau bisa menandingi kekuatan radar Kim Jongin” Ucap Minho seolah-olah tertarik dengan pembicaraannya kini namun dia melampirkan wajah datarnya.

“kau tau sendiri siapa orangnya Choi Minho” Gumam Chanyeol melemparkan senyum sinisnya sementara Minho hanya mengertakkan giginya membalas Chanyeol dengan tatapan tajamnya.

***

“Suzy-ah…besok kita akan pergi ke mall untuk shopping, apa kau mau ikut?” Tanya Sulli pada Suzy yang kini sedang fokus dengan makanannya.

“eoh…jam berapa?” Tanya Suzy dengan mulut yang penuh makanan, “eissh, habiskan dulu makananmu baru bicara Suzy-ah” Ucap Yerim menepuk pelan pundak Suzy.

“sepulang sekolah…otthae? kau maukan?” Jieun menjawab pertanyaan Suzy tadi, “hum…geure, aku akan meminta izin sama appa…aku akan ikut” Jawab Suzy setelah beberapa detik sempat berpikir dulu.

“geunde Suzy-ah…bagaimana perkembangan hubunganmu dengan L?” Sulli kini memajukan wajahnya dan berbisik kepada Suzy, “perkembangan apa maksudmu?” Suzy hanya melemparkan tatapan bingungnya pada Sulli.

“kau tau sendirilah…bukannya dia menyukaimu? Bagaimana? Apa dia sudah memberi tanda-tanda lagi?” Jelas Jieun, Suzy berpikir sebentar kemudian menggelengkan kepalanya.

“jinjja? aku tidak percaya Suzy-ah…” Sahut Yerim, “jinjjayo…bahkan saat aku menyapanya dia tidak membalasnya…sudahlah kalian mungkin salah prediksi…” Ucap Suzy yakin.

“benarkah? Huh…itu tidak mungkin Suzy-ah, dia bahkan berlari untuk menolongmu…tak mungkin dia tak menyukaimu aku yakin itu” Ucap Sulli lantang, “tak usah melebihkan…menolongku tak berarti dia menyukaiku…kalian terlalu sensitif” Ucap Suzy membuat ketiga temannya terdiam.

“ya Yerim-ah…ini sudah lewat jamnya…kau tidak minum obatmu?” Pekik Jieun tiba-tiba saat matanya melirik ke arah jam tangannya.

“jinjja? aku lupa…jam berapa?” Tanya Yerim terkejut, “sudah jam 12 lewat 5, bukannya kau bilang tak boleh terlambat minum obat itu eoh?” Jawab Jieun.

“eoh…gomawo Jieun-ah sudah membantu mengingatkanku” Ucap Yerim kemudian merogoh tasnya seraya mencari obat yang dimaksudkan Jieun.

“memangnya obat apa? Kau sakit Yerim-ah?” Tanya Suzy yang satu-satunya dari mereka tak tau menau tentang itu.

“obat penambah darah Suzy-ah…sejak kecil aku sudah terkena anemia jadi aku harus meminum obat itu secara rutin tiap hari” Jelas Yerim masih mencari keberadaan obatnya.

“geure…aku pikir obat apa” Gumam Suzy pelan.

“ya sejak kapan mereka ada di sana?” Bisik Sulli pada Suzy sambil melirik ke arah meja tempat biasa Myungsoo dan kawan-kawannya duduk.

“molla…mungkin saat kita asyik bercerita tadi mereka masuk” Ucap Suzy sekenanya.

“benarkah? Tapi kau lihat tatapan L itu? kenapa terlihat menakutkan?” Jieun bergidik ngeri saat menatap mata L yang tertuju pada Suzy yang ada di depannya.

Suzy, Yerim dan Sulli sontak menoleh pada Myungsoo, salah satu dari yeoja itu terlihat terkejut saat menatap mata L yang terlihat tajam dan menusuk itu.

“dia…”

“waeyo?” Suzy kemudian menoleh pada sahabatnya, “aniya…lupakan” Setelah mengatakan itu ketiga orang itu kembali membalikan badannya dan Yerim kembali mencari obatnya yang sedari tadi tak ditemukannya.

“L…matamu terlalu tajam memperhatikannya…kau bisa menakuti mereka” Seru Sunggyu dari ujung, namun Myungsoo tak menghiraukannya.

“biarkan saja dia hyung, kau taukan sejak mimpi Suzy itu L hyung tak pernah melepaskan pengawasannya terhadap Suzy…” Ucap Sungjong.

“Sungjong benar oppa…dia bahkan tak tidur beberapa hari ini karena mengawasi Suzy” Ucap Soojung.

“L benar-benar harus ekstra hati-hati kali ini…tak boleh lengah sedikitpun” Gumam Dongwoo.

“geunde Soojung-ah, apa kau yakin benar klan Choi benar-benar sudah bertindak?” Tanya Hoya, Soojung menoleh dan menganggukan kepalanya.

“eoh…aku melihatnya melalui mata Suzy, mereka benar-benar sudah mulai bertindak..kita harus selalu waspada dengan orang-orang di sekitar Suzy” Jawab Soojung pasti.

“apa teman-temannya itu bisa dipercaya? Mereka semua manusia kan? tak ada yang seperti kita?” Tanya Woohyun asal, semua mata tertuju padanya dengan pandangan menyelidik.

“aku hanya bertanya, jangan menatapku seperti itu…bisa sajakan salah satu dari mereka adalah anggota klan Choi” Ucap Woohyun menatap lurus pada Suzy dan kawan-kawannya yang kini sedang bercengkrama itu.

“itu…” Tiba-tiba saja entah darimana sebuah angin kencang muncul menembus tubuh Soojung, dia mengerjapkan matanya berkali-kali sembari menatap lurus ke depan.

“mereka…” Suara Soojung seakan tercekat saat melihat sebuah aura hitam yang terpancar dari tubuh salah satu empat yeoja yang duduk tak jauh dihadapan mereka itu.

“waeyo Soojung-ah?” Sungyeol yang duduk di samping Soojung itu menepuk pundaknya pelan melihat Soojung yang terdiam mematung.

“dia menggunakan obat penetral seperti kita” Gumam Soojung, ketujuh namja itu menoleh pada Soojung dengan mata membulat tak terkecuali Myungsoo.

“dia….dia siapa maksudmu?” Tanya Myungsoo, dia mengerti maksud Soojung. Obat penetral adalah obat yang sering di pakai oleh kaum mereka untuk menyembunyikan identitas mereka sebagai vampire. Obat itu bisa membuat suhu tubuh mereka menjadi normal seperti layaknya manusia biasa dan bisa membuat vampire yang meminumnya tak dapat di deteksi oleh vampire yang mempunyai kemampuan seperti Soojung yang dapat merasakan kehadiran vampire lain disekitarnya.

“salah satu dari mereka…aku rasa dia terlambat meminum obatnya sehingga aku dapat merasakan auranya” Ucap Soojung, “jadi perkiraanku benar, salah satu dari mereka memang kaum kita” Gumam Woohyun.

“ne dia kaum kita…tapi dia bukan berasal dari klan kita…dia klan Choi seperti perkiraanmu oppa” Myungsoo langsung menatap tajam Soojung setelah mengucapkan hal itu.

“kau yakin?” Tanya Myungsoo memastikan, “eoh…aku bisa merasakannya…Suzy dalam bahaya!” Dengan sekali gerakan Myungsoo kini sudah meninggalkan tempatnya dan berjalan menuju Suzy.

“Soojung-ah, apa yang kau katakan itu benar?” Sahut Sunggyu masih tak percaya dengan yang dikatakan Soojung, “ne oppa, maja…dia adalah klan Choi, aku tidak menyangka selama ini ada vampire lain yang bersekolah di sini” Jawba Soojung, keenam namja itu mengangguk menyetujui ucapan Soojung kemudian beralih pada Myungsoo.

“Bae Suzy” Myungsoo yang tiba di tempat Suzy itu langsung menarik tangannya dan membuat Suzy berdiri dari tempatnya.

“wa…wae?” Suzy yang terkejut itu membulatkan matanya tak percaya merasakan dingin yang menjalar ketubuhnya melalui tangan Myungsoo yang mencengrkram tangannya cukup kuat itu.

“ikut denganku” Ucap Myungsoo kemudian menarik Suzy menjauhi ketiga temannya yang kini hanya bisa melongo menatap mereka.

“sekarang aku yakin dia benar-benar menyukai Suzy”

“tak ada keraguan lagi…perdiksi kita benar”

“Soo…Myungsoo? Kim Myungsoo…”

***

“ya lepaskan!” Suzy meronta sembari menarik tangannya dari tangan Myungsoo yang terus saja berjalan tanpa menghiraukan pekikannya.

“lepaskan aku….Kim Myungsoo!” Pekik Suzy dengan nada yang lebih tinggi, namun Myungsoo masih tak melepaskan cengkraman tangannya.

“appo…kau menyakiti tanganku…lepaskan…” Lirih Suzy, Myungsoo seketika menghentikan langkahnya dan melepaskan tangan Suzy.

“mian…aku menyakitimu” Ucap Myungsoo mengusap pelan pergelangan tangan Suzy yang memerah itu.

“kenapa kau membawaku ke sini?” Tanya Suzy, kini mereka sudah berada di atap sekolah, Suzy berjalan pelan di belakang Myungsoo yang membelakanginya.

“jauhi teman-temanmu” Ucap Myungsoo tanpa menoleh pada Suzy, “mwo?” Suzy tak mengerti dengan apa yang dikatakan Myungsoo barusan. Kenapa dia menyuruhnya untuk menjauhi teman-temannya sekarang.

“kau tidak dengar? Aku bilang jauhi teman-temanmu” Myungsoo membalikkan badannya sembari menatap tajam Suzy.

“kenapa aku harus menjauhi mereka? Apa yang mereka perbuat, lagipula kau siapa seenaknya memerintahku seperti itu” Ucap Suzy sedikit ketus, dia benar-benar tak mengerti dengan namja yang ada di depannya sekarang ini. Terkadang dia mendapati Myungsoo kelewat baik dan perhatian padanya tapi terkadang juga seperti ini, terkesan lebih menyeramkan di matanya.

“kau tak perlu tau alasannya apa…demi keselamatanmu jauhi mereka”

“shireo…Cuma mereka temanku di sekolah ini, aku tidak ingin menjauhi mereka…mereka baik padaku jadi tak ada alasan untuk tidak berteman dengan mereka” Tolak Suzy tegas, Myungsoo menghela nafasnya berat dan melangkahkan kakinya mendekat pada Suzy.

“tidak bisakah sekali saja kau menurutiku?” Tanya Myungsoo dengan suara yang lebih pelan dan tatapan yang lembut tidak tajam seperti tadi, Suzy terhenyak mendengar suara Myungsoo yang begitu dekat dengannya.

“a…aniyo…mereka teman-temanku…kalau aku menjauhi mereka aku tidak akan punya teman lagi di sekolah ini” Jawab Suzy dengan ragu, “jauihlah mereka untukku…” Suzy mendongakkan kepalanya dan menatap Myungsoo bingung.

“ap…apa maksudmu?” Tanya Suzy, Myungsoo lagi-lagi menghela nafasnya pelan kemudian mengangkat tangannya dna mengusap pipi Suzy.

“kau tidak akan sendirian, ada aku yang akan menggantikan mereka” Ucap Myungsoo, Suzy tersentak kaget benar-benar tak dapat mencerna arti dari ucapan Myungsoo itu sehingga dia hanya diam melongo menatap wajah Myungsoo.

“kau masih tidak mengerti eoh?” Myungsoo menjauhkan tangannya dari pipi Suzy dan berpindah ke pinggang yeoja itu, dengan mudah dia menarik Suzy untuk merapat padanya.

“jauhi teman-temanmu dan kau akan memilikiku” Bisik Myungsoo tepat di telinga kanan Suzy, terasa sekali kalau tubuh yeoja itu sedang menegang. Myungsoo merasakannya dan dia menatap Suzy beraharap yeoja itu akan mendengarkannya.

“mu…musun mariya?” Terdengar suara Suzy begitu bergetar, entah karena takut, gugup atau apa yang jelas kini Suzy tak bisa mengontrol dirinya terlebih lagi degub jantungnya yang begitu bergemuruh.

“heh…” Myungsoo mendengus, terlihat dari wajahnya kini dia sedang kesal. Dia menjauhkan dirinya dari Suzy dan menatapnya tajam.

“kau benar-benar yeoja merepotkan…apa kau sebodoh itu sehingga tak bisa mengerti maksudku eoh?” Pekik Myungsoo kesal tiba-tiba, dia benar-benar tidak tau bahwa otak yeoja dihadapannya itu terlalu kecil untuk mengerti ucapannya.

“ya…kenapa kau malah memekik padaku…kata-katamu terlalu ambigu, jadi jangan salahkan aku kalau tidak mengerti…” Balas Suzy, dia juga ikut mendengus sebal, “lagipula kau juga tiba-tiba mengatakan hal aneh begitu, bagaimana orang mau mengerti” Lanjutnya dengan wajah yang terlihat berpikir, Myungsoo memejamkan matanya dan menarik nafasnya panjang.

“aku tau kau mengerti maksudku…jangan menyuruhku untuk mengulangi dan menjelaskannya padamu” Ucap Myungsoo, Suzy menatapnya heran seolah mengatakan padanya memangnya kenapa kalau kau menjelaskannya padaku?

“itu memalukan Bae Suzy” Jawab Myungsoo seolah mengerti tatapan Suzy.

“kau benar-benar aneh…aku tidak mengerti dengan namja sepertimu…” Gumam Suzy, namun sedetik kemudian dia tersenyum simpul.

“haruskah aku menjauhi mereka? Mereka tidak salah apa-apa…” Lanjut Suzy, Myungsoo kini tau kalau Suzy sudah mengerti maksudnya.

“harus…kau akan terluka kalau bersama mereka” Suzy lagi-lagi menatap Myungsoo dengan alis yang berkerut.

“jangan terlalu memikirkannya dengan berat, cukup ikuti perintahku” Myungsoo mengarahkan dua jarinya ke alis Suzy dan merenggangkannya.

“tapi aku tidak bisa…” Gumam Suzy pelan, Myungsoo sekarang sudah habis akal apa lagi yang harus dilakukannya, memberikan dirinya pada Suzy ternyata masih belum bisa membuat yeoaj itu menjauh dari teman-temannya.

“baiklah…aku tidak akan memaksamu kalau kau tidak bisa, tapi sebagai gantinya…” Myungsoo menggantung ucapannya lalu tersenyum tipis dengan pikirannya sekarang.

“mwonde?” Tanya Suzy penasaran, “kau harus selalu berada di sampingku, kapanpun dan dimanapun itu” Jawab Myungsoo, Suzy melototkan matanya tak percaya kalau bukan karena Myungsoo menegurnya mungkin kedua bola matanya itu sudah keluar begitu saja.

“ya…biasa saja…matamu itu sudah seperti mau terlepas…” Ucap Myungsoo , Suzy mengerjapkan matanya lalu menggeleng dua kali.

“waeyo? kenapa aku harus melakukan itu?” Tanya Suzy, Myungsoo tersenyum tipis, “kau mau tau alasannya apa?” Suzy mengangguk pasti.

CUP~ Suzy mengerjapkan matanya berkali-kali saat merasakan tangan Myungsoo berada di belakang kepalanya dan kini keningnya bersentuhan langsung dengan bibir Myungsoo, dia menatap tegang leher Myungsoo yang kini berada di depannya.

Di siang yang sangat terik itu tidak terasa panas bagi Suzy, namun sebaliknya. Dia merasakan seluruh tubuhnya kini mendingin akibat sentuhan Myungsoo, angin berhembus entah darimana kini menembus kulit putih Suzy dan menusuk hingga ke tulangnya. Kesadarannya kini sudah tak pada tempatnya lagi, matanya terus memandang ke depan tanpa berkedip sedikitpun.

“ya…ya…jeongshin charyeo…” Sudah semenit berlalu saat Myungsoo melepas kecupan dinginnya di kening Suzy, namun sepertinya Suzy masih begitu shock dengan tindakan yang tiba-tiba ini.

“Bae Suzy…kau masih di sinikan?” Tanya Myungsoo menepuk bahu Suzy, perlahan Suzy mengerjapkan kembali matanya dan menatap Myungsoo yang tersenyum simpul padanya. Sedetik kemudian wajahnya berbubah histeris mengingat Myungsoo sudah menciumnya tanpa izin.

“neo…” Suzy menunjuk wajah Myungsoo dengan amarah, Myungsoo tau apa yang akan dilakukan Suzy sekarang. Tanpa berpikir panjang Myungsoo kembali mengecup kening Suzy dan melongos begitu saja meninggalkan Suzy yang lagi-lagi terdiam.

Braak~ “ah, Kim Myungsoo!!!” Setelah beberapa detik terdiam Suzy tersadar dan langsung memekik begitu mendengar suara pintu atap yang ditutup oleh Myungsoo.

***

“tuan…tuan Choi…anda harus melihat ini…” Seorang namja muda kini berlari terengah-engah menuju ke ruangan Minho, Minho yang sedang bercerita dengan Chanyeol itupun menolehkan kepalanya ke arah pintu.

“ada apa?” Tanya Minho tenang, “batunya…batu gioknya bereaksi” Ucap namja itu, Minho yang tadinya memasang wajah tenang kini merengut.

“kenapa bisa?” Tanya Minho, dia berpikir sebentar…batu giok itu adalah batu bertuah yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, dan batu itu dimiliki oleh tiap klan yang berbeda. Batu giok itu akan bereaksi apabila dia berinteraksi secara langsung maupun tak langsung dengan yeoja yang selama ini diincarnya, namun kali ini batu tersebut bereaksi tanpa aksi yang dilakukannya.

“itu…aku juga tidak tau tuan…tapi cahaya yang dikeluarkannya berbeda dengan cahaya pada saat malam itu” Minho terbelalak, dia mengerti sekarang, memang dia tidak beraksi dengan yeoja itu tetapi pasti ada orang lain yang berinteraksi dengannya sehingga batu giok itu menujukkan reaksinya.

Dengan segera Minho beranjak dari kursinya dan berjalan menuju ruang bawah tempat penyimpanan batu tersebut, dari kejauhan mata belonya menyipit melihat cahaya merah yang tersebar di seluruh ruangan tersebut. Perlahan dia mendekati batu itu dan memperhatikan batu tersebut dengan seksama.

“Kim!!!” Geramnya dengan tangan mengepal.

“apa Kim sudah menemukannya? Kau terlambat satu langkah tuan Choi” Ucap Chanyeol sarkastik di samping Minho, Minho hanya menggeram kesal dan keluar dari ruangan tersebut.

***

“oppa…oppa…” Seorang yeoja kini berlari kecil menuju ruangan serba putih tersebut, dia membuka pintu dan menemukan seorang namja yang berbalut dengan jas putih panjang dan seorang yeoja tua.

“halmeoni, ini resep obatnya…kau jangan telat makan lagi ne” Ucap Junso, dia memberikan selembar kertas yang isinya beberapa nama obat-obatan pada yeoja tua di depannya.

“terima kasih dok…saya permisi” Ucap halmeoni itu, dia berdiri kemudian membungkuk pada Hyeri yang sedang menunggu.

“ada apa Hyeri-ah?” Tanya Junso setelah kepergian halmeoni tersebut, “oppa…batu gioknya bereaksi” Ucap Hyeri sembari duduk di depan Junso. Junso membelalakan matanya tak percaya.

“apa Choi mengusik Suzy lagi?” Tanya Junso panik, Hyeri menggeleng pelan.

“aniyo oppa…ini reaksi kedua yang diberikan batu ini setelah mimpi Suzy malam itu, geunde…bukan Choi yang melakukannya” Ucap Hyeri menjelaskan pada Junso, terdengar helaan nafas sedikit lega dari Junsoo.

“terus siapa…solma?” Junso membulatkan matanya tak percaya dengan apa saja yang dipikirkannya sekarang, “eoh…L…dia sudah bertindak sekarang” Ucap Hyeri dengan senyumnya.

“geure…? batunya…aku ingin melihatnya” Ucap Junso, Hyeri kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah kotak hitam berbentuk persegi panjang, dia membuka segel kotak itu dan memperlihatkannya pada Junso.

“merah…ini benar-benar Myungsoo” Gumam Junso dengan mata yang sedikit menyipit kala sinar merah itu menerpa matanya.

“kau tak perlu khawatir lagi oppa, sekarang Suzy sudah aman di sampingnya” Ucap Hyeri sembari menutup kembali kotak itu dan mengembalikannya.

“eoh…semoga Choi tidak menemukan Suzy sebelum hari itu tiba” Balas Junso, “ah iya oppa…sekarang tanggal berapa?” Tanya Hyeri, Junso meraih kalender di atas mejanya dan melihatnya.

“17…dua minggu lagi mereka akan genap 18 tahun” Jawab Junso, “geureyo? Kita hanya perlu bertahan dua minggu lagi, setelah itu Suzy akan benar-benar aman kan oppa?”

“eoh…kau tenang saja, setelah hari itu berakhir Suzy dan Myungsoo akan hidup bahagia dan aman selamanya”

“aku berharap seperti itu…geunde oppa…” Hyeri sedikit menarik nafasnya sebelum melanjutkan ucapannya, terlihat Junso hanya diam menunggu.

“Yura eonni akan ke sini mengunjungi Suzy” Junso seketika terkejut mendengar ucapan Hyeri, “apa maksudmu?” Tanya Junso.

“dia memberitahuku beberapa hari yang lalu kalau dia akan ke Seoul” Jelas Hyeri, terlihat Junso memijit pelipisnya kemudian menggeleng kuat.

“andwae, kenapa dia harus ke sini? Itu akan membahayakannya…beritahu dia untuk tidak ke sini” Ucpa Junso tegas, Hyeri menghela nafasnya pelan, dia tau kalau reaksi Junso akan seperti ini.

“oppa…Yura eonni merindukan Suzy, dia ingin bertemu dengannya. Apa kau tega membiarkan Yura eonni tersiksa karena tidak bisa bertemu dengan anaknya sendiri eoh?” Tanya Hyeri, Junso menatao Hyeri penuh mohon.

“Hyeri-ah, kau harus mengerti juga…kalau Yura ke sini itu sama saja dia membahayakan dirinya, aku tidak ingin dia kenapa-kenapa”

“dia tidak akan kenapa-kenapa oppa, aku yang akan menjaganya kau tenang saja. Bukankah kau juga merindukannya eoh?” Ucap Hyeri, dia sedikit menyinggung senyumnya saat kalimat terakhirnya.

“apa maksudmu, jangan berbicara yang tidak-tidak” Elak Junso mengalihkan pandangannya, “kau tak bisa membohongiku oppa…16 tahun tak bertemu dengannya kau yakin kau pasti merindukannya, eonni juga merindukanmu oppa…” Ucap Hyeri, Junso menoleh pada Hyeri.

“apa kau lupa saat merubahku menjadi seperti dirimu? Kau memberikanku ini…” Lanjut Hyeri sembari mengetuk ujung dahinya, Junso menghela nafas kemudian terkekeh, yah saat itu dia memberikan kekuatan pada Hyeri untuk bisa membaca pikiran semua orang yang ada di sekitarnya, termasuk pikirannya sendiri.

“heh, aku tidak bisa mengelak lagi” Gumam Junso, Hyeri tersenyum kemudian terkekeh.

“dia akan ke sini seminggu sebelum hari itu” Ucap Hyeri, Junso lagi-lagi menatapnya terkejut, “ya oppa…kenapa kau selalu terkejut saat aku mengatakan sesuatu eoh…biasa saja..” Pekik Hyeri.

“kau bilang seminggu lagi? Dia akan menghambatnya kalau dia berada di sini sampai hari itu” Ucpa Junsoo, Hyeri menggeleng pelan lalu tersenyum.

“aniyo oppa…Yura eonni sudah sepenuhnya menerima itu, dia hanya ingin bersama Suzy dna menghabiskan waktunya sebelum hari itu benar-benar tiba, kau tak perlu khawatir” Ucap Hyeri.

“geure?”

“eoh…geokjongma…tidak akan terjadi apa-apa, semua akan berjalan sesuai rencana awalmu” Ucap Hyeri meyakinkan Junso.

“aku bisa tenang kalau begitu” Gumam Junso pelan.

***

TBC

Yah, sampai di sini dulu yah. udah gak ada ide yang keluar lagi, haha entah mengapa rasanya semakin lama FF ini semakin absurd dan semakin aneh L membingungkan yah? huaa…author saja bingung sendiri mau bagaimana buatnya…keke J

Untuk part selanjutnya author gak tau kapan pastinya, karena banyak kendala. FF ini sebenarnya author sudah tau mau di buat seperti apa, dari ketik part 1nya kemarin sudah muncul gambaran konfik dna end nya seperti apa, namun kendalanya itu hanya satu, susahnya menuangkan ide yang ada di kepala ke dalam tulisan. Jadi kalian maklumi yah kalau FF ini progressnya memakan waktu yang cukup lama.

Kemarin aku baca semua commentnya yang dari di WP maupun di FP, gomawo karena sudah memberikan kritikan tentang part kemarin, semuanya aku terima kok. DI part ini semoga lebih baik dari sebelumnya ne, yah walaupun sebenarnya part ini juga gagal tapi it’s ok….Hahahah 😀

Haha, sudah yah curhatnya J kalian segera comment deh 😉