MBA (Married By Accident) 4

MBA (Married By Accident)

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Choi Minho, Park Jiyeon, Choi Sulli, etc

Genre : Romance, Married Life

Rating : 17/18+

Type : Chapter

Sorry For Typo~

2013 – Seoul

 

“oppa, besok apa kau tidak kuliah lagi eoh?” Tanya Suzy yang kini tengah asyik memakan kentang goreng miliknya.

 

“oppa hanya punya waktu hari ini, makanya oppa mengajakmu kencan” Jawab Minho.

 

“ah geure? tapi bukannya besok hari minggu oppa?” Wajah Suzy kini mendadak lesu, padahal dia sudah berencan ingin mengajak Minho piknik minggu pagi besok, namun sepertinya rencananya akan gagal.

 

“mianhae, oppa harus mengurus persiapan untuk masuk lab hari senin” Minho menarik tangan Suzy berharap bisa memberikannya pengertian.

 

“arasseo oppa gwenchana…lagipula hari ini juga sudah cukup” Seru Suzy melempar senyumnya.

 

“jinjja? kau tidak marah?”

 

“aniyo…aku tau kalau oppa sangat mementingkan kuliahmu, apalagi kau berada dalam jurusan yang menurutku lumayan sulit” Jawab Suzy menepuk dua kali punggung tangan Minho yang menggenggam tangannya.

 

“mianhae, oppa lebih memikirkan kuliah dibanding dirimu…dan oppa sangat senang kalau kau bisa mengerti” Ucap Minho menyesal kemudian melempar senyumnya.

 

“tentu saja oppa…kau tak perlu khawatir, aku bisa bermain dengan Jiyeon weekend besok”

 

“ne, syukurlah kau masih punya Jiyeon…kapan-kapan oppa harus mentraktirnya karena dia sudah menemanimu disaat oppa tak bisa”

 

“haha tentu saja oppa, setiap bertemu denganku dia selalu menagih traktiranmu”

 

“geure? katakan padanya saat oppa selesai test kita akan pergi bersama”

 

“jinjja? assa! Jiyeon pasti akan senang!”

 

Minho hanya tersenyum kecil melihat reaksi Suzy itu, dielusnya pucuk kepala Suzy yang sedang mengutak atik handphonenya yang dia yakini bahwa Suzy tengah menghubungi Jiyeon untuk memberitahu kabar ini.

 

“sudah selesai? Kita jalan lagi…” Setelah Suzy selesai dengan handphonenya, Minho beranjak dari kursinya dan mengajak Suzy untuk pergi.

 

“arasseo, kajja…” Seru Suzy lalu mengamit tangan Minho mesra. Keduanya kemudian keluar dari foodcourt yang ada di mall tersebut dengan sneyum mengembang dan melanjutkan kencan mereka.

xxxxxx

 

2014 – Seoul

“Myungsoo-ya ireona…”

Namja yang kini tertidur pulas di atas sofa empuk itu menggeliatkan badannya saat mendengar sahutan yang memanggil namanya, “Myungsoo-ya…aku tidak ingin telat ke kampus, palli ireona!” Suara yang tadinya cukup pelan itu kini naik satu oktaf masuk ke dalam indra pendengaran Myungsoo yang mau tak mau membuat namja itu membuka matanya perlahan.

“kau berisik sekali Bae Suzy” Gerutu Myungsoo sambil mengucek kedua matanya, “siapa suruh kau tidak mau bangun…palli…aku ada kuliah pagi” Suzy kemudian menarik tangan Myungsoo agar terbangun.

“aarrggghhh punggungku!” Erang Myungsoo keras sembari mendudukkan dirinya dengan kedua tangannya yang mengusap punggungnya itu.

“punggungmu pegal?” Tanya Suzy yang ikut juga membantu Myungsoo mengusap punggungnya, “tentu saja pabo…aissh, setiap pagi aku harus bersiap bangun dengan keadaan seperti ini” Gerutu Myungsoo.

“huh, itu salahmu sendiri…coba semalam kita protes sama appa lebih keras lagi, aku yakin sekarang pasti kita akan ada di rumah bukan apartemen ini” Balas Suzy, “jadi kau menyalahkanku eoh? Ya…aku sudah berbaik hati menawarkan diri tidur di sofa, bukannya terima kasih malah menyalahkanku…istri macam apa kau ini” Pekik Myungsoo kesal, Suzy hanya merengutkan wajahnya.

Benar juga perkataan Myungsoo, kalau semalam dia tidak menawarkan diri untuk tidur di sofa pasti mereka akan berakhir tidur bersama di dalam kamar.

“arasseo, mian….sekarang pergilah mandi, jangan membuatku telat” Ucap Suzy menyesal, Myungsoo menggerutu kecil kemudian beranjak dari sofa menuju ke kamar mandi.

Setelah beberapa menit bersiap, Myungsoo keluar dari kamar dengan kemeja abu-abu miliknya dan celana jeans hitam andalannya.

“apa yang kau lakukan?” Myungsoo menghampiri Suzy yang kini tengah berdiri menyandarkan dirinya di depan meja pantri yang ada di dapur, “menunggumu….aku lapar” Jawab Suzy.

“kalau lapar ya makan…kenapa malah berdiri di sini?”

“masakan aku” Myungsoo melototkan matanya melihat Suzy, dia kemudian mengintip ke belakang Suzy dan tidak mendapatkan apapun di atas pantri itu, “ya! kau tidak menyiapkan sarapannya?” Pekik Myungsoo.

“bagaimana aku menyiapkannya? Kau tau sendiri aku tidak bisa masak” Jawab Suzy dengan wajah sedih, “aissh, tapi kau kan tau kau sudah menikah seharusnya kau belajar memasak”

“mana sempat aku belajar memasak…ah, palli masakan aku….” Suzy mengguncang lengan Myungsoo dan menariknya ke depan kulkas.

“heh, baiklah…hari ini saja, tapi mulai besok kau yang harus menyiapkan sarapan karena ini tugas istri, arasseo” Ucap Myungsoo akhirnya mengalah, “arasseo yeobo….” Jawab Suzy sengaja dibuat manja.

“cih, kalau ada maunya saja bersikap manis seperti itu….” Gerutu Myungsoo, kemudian membuka kulkas di hadapannya, matanya mencelos begitu saja saat melihat ternyata kulkasnya tak berisi apapun.

“Suzy-ya, sarapan pakai roti bakar saja ne…” Sahut Myungsoo menoleh pada Suzy yang sudah duduk manis di depan meja pantri, “waeyo? aku ingin makan nasi” Rengek Suzy menghentakkan kakinya kesal.

“kau lupa kita baru pindah semalam, jadi tak ada bahan makanan di dalam kulkas…hanya ada sebungkus roti ini” Ucap Myungsoo mengangkat sebungkus roti di hadapan Suzy, “huh, baiklah…yang penting aku sarapan…” Gumam Suzy pasrah.

Setelah menyiapkan roti bakarnya, Myungsoo kemudian meletakkannya di atas piring dan memberikannya pada Suzy.

“gomawo…” Dengan cepat Suzy meyambar roti buatan Myungsoo dan melahapnya, “aigoo..kau seperti tak makan berhari-hari saja…pelan-pelan makannya” Gumam Myungsoo sambil mengulurkan tangannya membersihkan sisa-sisa roti yang berhamburan di ujung bibir Suzy, Suzy hanya tersenyum seperti anak kecil menanggapi ucapan Myungsoo.

“igeo…” Myungsoo kemudian menyodorkan segelas susu putih untuk Suzy, “gomawo…kau memang suami terbaik!” Pekik Suzy bahagia membuat Myungsoo menggelengkan kepalanya. Dia kemudian ikut duduk di hadapan Suzy dan menyantap roti bakar di depannya.

xxxxxx

“kau yakin akan turun di sini?” Tanya Myungsoo, kini dia sudah memberhentikan mobilnya di depan sebuah halte bis yang ada tak jauh dari kampus mereka, “eoh…kalau aku ikut kau sampai kampus yang ada malah semua orang gempar melihat kita” Jawab Suzy.

“geure…kalau begitu hati-hati” Ucap Myungsoo sembari membukakan seatbelt untuk Suzy, “geunde…Myungsoo-ya, apa yang harus kita lakukan di hadapan Minho oppa nanti?” Tanya Suzy, Myungsoo yang posisinya masih mencondong ke arah Suzy itupun mendongak dan mencolek pelan ujung hidung Suzy.

“tentu saja bersikap seperti biasa…kau mau seperti apa memangnya?” Tanya Myungsoo mengangkat alisnya sebelah.

“aniya, hanya saja pasti akan aneh rasanya…”

“aigoo, kau terlalu banyak berpikir Suzy-ya…yang berubah saat ini hanya status kita tapi hubungan kita sama sekali tak berubah tetap teman…” Myungsoo mengacak pelan poni Suzy yang menjuntai menutupi dahinya.

“kau benar juga…heh, semoga saja aku bisa bersikap seperti biasanya nanti” Gumam Suzy menghela nafasnya, “kau pasti bisa…sekarang keluarlah, sebelum ada yang lewat” Ucap Myungsoo membukakan pintu Suzy dari dalam.

“arasseo…aku keluar dulu ne, sampai bertemu di dalam” Ucap Suzy kemudian keluar dari mobil Myungsoo.

Suzy berdiri di depan halte bis sembari menatap mobil Myungsoo melaju memasuki gerbang kampusnya, setelah menunggu beberapa menit dia kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kampusnya.

“Suzy-ya…” Jiyeon memekik kecil sembari menghampiri Suzy yang baru saja akan masuk ke dalam kelas, “waeyo?”

“bagaimana malam pertamamu?” Plaak~ Suzy langsung menjitak kepala Jiyeon setelah bertanya seperti itu, “ya appo! kenapa kau menjitakku sih” Pekik Jiyeon kesal.

“siapa suruh kau bertanya yang macam-macam” Dumel Suzy, “apanya yang macam-macam, aku hanya bertanya tentang malam per….hmmmpp” Suzy dengan cepat membungkam mulut Jiyeon dengan tangannya.

“ya ya!” Setelah  berhasil melepaskan tangan Suzy, Jiyeon memekik ke arahnya, “kenapa kau menutup mulutku!”

“sudah ku bilang siapa suruh kau bertanya yang tidak-tidak…tidak ada malam pertama atau apalah itu…kau tidak usah bertanya lagi” Gerutu Suzy, Jiyeon mengerutkan keningnya, “waeyo? bukannya kalian sudah menikah? Bukankah seharusnya ada mal…” Jiyeon langsung membekap sendiri mulutnya saat melihat tatapan tajam Suzy.

“jangan bertanya lagi Park Jiyeon, dan aku harap kau bisa menganggap semua ini tidak terjadi agar aku dan Myungsoo bisa hidup dengan tenang”

“arasseo, aku akan menutup mulutku…aku tidak akan menyinggungnya lagi” Ucap Jiyeon mengerti, “baguslah kalau begitu…kajja kita masuk” Ajak Suzy riang, dia menarik lengan Jiyeon kemudian masuk ke dalam kelas mereka.

xxxxxx

“Myungsoo-ya…” Myungsoo yang tadinya sedang fokus dengan buku di depannya tiba-tiba menoleh pada Minho yang memanggilnya, “waeyo?”

“akhir pekan depan aku ingin mengajak Suzy kencan lagi…” Ucap Minho, “terus kenapa memberitahuku?” Tanya Myungsoo datar.

“kau tidak ingin ikut lagi? Siapa tau kau bisa mengembangkan hubunganmu dengan Sulli”

“kau aneh sekali Minho-ah…bukannya kalau orang berkencan itu lebih enak berdua saja, kenapa kau malah mengajak orang lain” Ucap Myungsoo bingung, “aniya…malah lebih enak kalau ramai…kalau berkencan berdua saja nanti aku dan Suzy akan canggung, kau ikut ne” Jawab Minho, Myungsoo menghela nafasnya kemudian mengangguk.

“arasseo, terserah katamu saja…” Jawab Myungsoo malas, “assa…kalau begitu aku akan memberitahu Suzy, dan kau beritahu Sulli ne” Pekik Minho tertahan kemudian keluar dari kelasnya.

“heh…namja aneh” Gumam Myungsoo menggelengkan kepalanya menatap punggung Minho kemudian kembali mengalihkan matanya ke buku yang tadi di bacanya.

xxxxxx

Suzy dan Jiyeon baru saja keluar dari kelasnya itu langsung berjalan menuju ke kantin, “Suzy-ya, di sana ada Myungsoo oppa dan Minho oppa kau yakin ingin bergabung?” Tanya Jiyeon sembari menunjuk dua namja itu.

“tentu saja…kenapa tidak? Bukankah biasanya juga seperti itu? kajja” Jawab Suzy kemudian mengiring Jiyeon menuju ke meja Minho dan Myungsoo.

“tapikan kau dan Myungsoo…” Suzy berhenti sejenak kemudian menatap tajam Jiyeon, “jangan menyinggung hal itu lagi”

“mianhae…” Lenguh Jiyeon menyesal, Suzy tersenyum kemudian kembali melanjutkan jalannya.

“oppa…annyeong” Seru Suzy girang, Minho yang lagi menyantap makanannya itu sontak mendongak,

“eoh Suzy-ya…duduklah chagi…” Minho menggeser sedikit tubuhnya kemudian membiarkan Suzy duduk di sampingnya.

“kau sudah makan?” Tanya Minho, “belum…aku lapar oppa…” Rengek Suzy manja, Minho hanya tersenyum simpul melihat kelakuan Suzy sementara dua orang lainnya, Jiyeon dan Myungsoo hanya menatap Suzy jijik.

“kau tunggu di sini ne, oppa akan pesankan makanan untukmu” Ucap Minho kemudian berjalan menuju counter makanan.

“ya itu minumku!” Pekik Myungsoo saat melihat Suzy mengambil minumnya dan langsung menyeruputnya, “kau pelit sekali sih..aku hanya meminumnya sedikit” Gerutu Suzy kemudian mengembalikan gelas Myungsoo.

“kau beli sendiri kalau kau mau, jangan mengambil minum orang tanpa izin” Balas Myungsoo, “ya apa kalian tak bosan berdebat eoh…kepalaku bisa sakit kalau begini…bagaimana keadaan kalian saat tinggal berdua di rumah…” Ucap Jiyeon memijit pelipisnya pening, tak menyadari tatapan kedua orang itu.

“ya..sudah kubilang jangan menyinggungnya…issh yeoja ini” Pekik Suzy kesal, Jiyeon yang baru sadar itu kemudian menepuk bibirnya sendiri, “oppss, mian aku kelepasan” Ucap Jiyeon dengan wajah polosnya.

“aissh, ahbeoji kenapa harus memberitahu yeoja cerewet ini…bisa-bisa semuanya terbongkar” Geurut Myungsoo kesal, “aku kan sudah minta maaf oppa…jangan marah begitu issh” Dumel Jiyeon.

“Myungsoo-ya…” Myungsoo, Jiyeon dan Suzy yang tadinya terdiam itu sontak menolehkan kepalanya ke arah sumber suara yang memanggil Myungsoo, “eoh Sulli-ah…”

“boleh aku bergabung?” Tanya Sulli, Myungsoo mengangguk kemudian menggeser tubuhnya ke samping.

“duduklah…kau baru selesai kuliah?” Tanya Myungsoo, “ne…dosennya suka sekali lupa waktu…” Jawab Sulli sambil tersenyum, “kau tidak makan?” Tanya Sulli, Myungsoo hanya menggeleng.

“dia sedang diet eonni…jangan menawarinya makan” Sahut Suzy asal, “geure? Kau diet Myungsoo-ya?” Myungsoo menatap tajam Suzy yang membicarakan yang tidak-tidak tentangnya.

“aniyo…aku tidak diet…ya! kau jangan sembarang bicara” Jawab Myungsoo kemudian beralih pada Suzy dan memekik padanya.

“makananmu datang…” Suzy yang baru saja ingin membuka mulutnya tiba-tiba dihentikan saat Minho datang dengan nampan yang berisikan semangkuk jamppong untuk Suzy.

“hua…kau memang tau aku sedang ingin makan apa oppa…gomawo” Pekik Suzy girang, tanpa menunda waktu lagi dia mengambil sumpitnya kemudian menyantap makanannya.

“makan pelan-pelan ne…Jiyeon-ah ini untukmu” Ucap Minho dia kemudian beralih pada Jiyeon yang duduk di sebelah Kiri Myungsoo dan memberikan jajangmyung padanya, “gomawo oppa…kau tidak lupa makanan kesukaanku” Ucap Jiyeon senang.

“haha tentu saja…aku sudah tau semua yang kau suka, sama dengan Suzy” Jawab  Minho menanggapi Jiyeon kemudian duduk tepat di hadapannya.

“eoh, Sulli-ah..kau di sini?” Sahut Minho melihat Sulli, “ne…”

“ah, panas…” Suzy mengipaskan tangannya di depan mulutnya, “ya…siapa suruh makanmu terburu-buru” Dumel Myungsoo kemudian menyodorkan minumnya pada Suzy.

“mian…” Suzy mengambil gelas ditangan Myungsoo kemudian meminumnya untuk meredakan rasa panas di mulutnya, “gomawo…”

“gwenchana ? sudah ku bilang tadi makan pelan-pelan saja” Ucap Minho mengelus pundak Suzy, “mian oppa…”

“kau jangan langsung makan…dinginkan dulu mienya..nanti kau kepanasan lagi” Myungsoo kemudian mengambil mangkuk Suzy dan mengaduk-aduk mienya agar lebih mudah dingin, Suzy hanya bisa pasrah kemudian menunggu Myungsoo selesai mendinginkan mienya.

Sementara Sulli yang melihat perlakuan Myungsoo kepada Suzy itu mengerutkan keningnya, dia memandang Suzy dan Myungsoo begantian dan kemudian beralih pada Minho yang sudah terbiasa melihat perhatian sahabatnya pada yeojachingunya itu.

“ini sudah agak dingin…makan pelan-pelan” Setelah mendinginkan mienya dia kemudian memberikannya pada Suzy , “gomawo” Gumam Suzy kemudian menyantap kembali mienya.

“ah..aku lupa…” Pekik Minho di sela-sela makan mereka, semua yang ada di meja itu sontak menatap Minho heran, “waeyo oppa?” Tanya Suzy heran.

“aku harus bertemu dengan Mr. Park, dia tadi memanggilku…aku harus pergi..” Jawab Minho, “kau meninggalkanku?” Tanya Myungsoo melihat Minho berdiri.

“kau tunggu Suzy selesaikan makannya baru kembali ke kelas saja, chagi aku duluan ne…Jiyeon-ah, Sulli-ah aku duluan” Setelah berpamitan Minho kemudian berlari kecil meninggalkan kantin.

“huh, dia bahkan belum menghambiskan makannya” Dumel Suzy melihat mangkuk Minho masih berisi makanan.

“Suzy-ya, aku ke toilet dulu ne…” Ucap Jiyeon kemudian beranjak dari kursinya, “ne…cepat kembali…” Jawab Suzy.

Kini tinggal Suzy, Myungsoo dan Sulli. Entah mengapa keheningan terjadi di antara mereka, Suzy sibuk dengan makanannya, Myungsoo sibuk dengan handphonenya sementara Sulli sibuk memperhatikan Myungsoo dan Suzy secara bergantian.

“ah Myungsoo-ya, sebentar kita harus berbelanja ke supermarket” Ucap Suzy tanpa sadar, Myungsoo mendongak dan menatap tajam Suzy kemudian matanya melirik ke arah Sulli.

“kalian belanja bersama?” Tanya Sulli, Suzy merutuki dirinya sendiri karena kelepasan bicara. Bagaimana dia bisa sebodoh ini.

“ah, aniya…kemarin aku baru saja pindah ke apartemen dan Suzy sudah janji untuk menemaniku belanja bulanan, kau tau sendirikan aku namja jadi tak tau menahu urusan itu” Sergah Myungsoo cepat, terdengar helaan nafas dari Suzy saat melihat raut wajah Sulli yang percaya.

“kenapa bersama Suzy? apa Minho tidak akan marah?” Tanya Sulli lagi, Myungsoo memutar otaknya mencoba untuk mencari jawaban yang tepat.

“hmm, itu karena cuma Suzy temanku yeoja…siapa lagi yang akan ku ajak? Jiyeon? Aisshh yeoja itu mana tau masalah seperti ini” Ucap Myungsoo, Suzy tersenyum kecil melihat Myungsoo berakting di depan Sulli.

“benar-benar aktor yang hebat” Batin Suzy.

“geure…kau bisa mengajakku, aku juga tau kok masalah dapur…aku selalu menemani eomma berbelanja…aku saja yang temani, otthae?” Myungsoo tersenyum kikuk mendengar ucapan Sulli, haruskah dia menerimanya atau menolaknya?

“kau tidak usah bertanya eonni, aku yakin Myungsoo pasti akan senang…haha, baguslah kalau ada eonni yang mau menemaninya setidaknya waktuku tidak habis hanya karena menemaninya berbelanja” Sahut Suzy membuat Sulli tersenyum simpul.

“jinjja? baguslah kalau begitu…pulang kampus nanti aku akan menemanimu ne” Sahut Sulli girang, Myungsoo hanya tersenyum sambil mengangguk.

xxxxxx

“Myungsoo-ya, apa segini sudah cukup? Apa lagi yang kau butuhkan?” Sulli menghampiri Myungsoo yang sedang berada di depan rak yang berisi alat mandi.

“eoh…untuk makanannya aku rasa sudah cukup…aku ingin membeli perlengkapan mandi dulu…” Ucap Myungsoo mengecek isi trolinya, “geure? Apa ini tidak kebanyakan? Bukannya kau tinggal sendiri?” Tanya Sulli lagi.

“ah itu…bukankah lebih baik lebih daripada kurang? Aku hanya tidak ingin repot lagi kalau misalnya stock makananku habis sebelum akhir bulan” Ucap Myungsoo beralasan, padahal semua makanan ini kan dia beli untuk mencukupi kebutuhan dirinya dan Suzy bersama. Mana mungkin dia bisa menghabiskan bahan makanan sebanyak ini sendirian.

“geure? Benar juga katamu…humm, kau ambillah alat mandinya, setelah ini apa lagi?”

“sudah tidak ada….ini yang terakhir…chamkan…” Gumam Myungsoo, dia kemudian memilih perlengkapan mandi untuknya, setelah lengkap dia segera berpindah ke rak yang berisi perlengkapan mandi untuk wanita. Sulli yang mengikutinya di belakang memasang wajah bingungnya.

“Myungsoo-ya, kenapa kau membeli perlengkapan mandi untuk wanita juga?” Sahutan Sulli membuat Myungsoo tersentak kaget, ah dia lupa…dia itu namja, apa yang harus di jawabnya? Tidak mungkin dia mau menjawab ini semua untuk Suzy kan.

“umm, ini….geuge…eomma, yah untuk eommaku. Hanya berjaga-jaga siapa tau dia datang mengunjungi apartemenku, jadi aku menyiapkannya” Ucap Myungsoo sedikit terbata-bata di awal kalimatnya.

“tapi aku tidak tau selera ibu-ibu jaman sekarang yang seperti ini” Sulli mengambil sekotak sabun yang baru saja di letakkan Myungsoo, brand sabun yang sering di pakai oleh kalangan yeoja sepertinya dan tentu saja itu adalah sabun yang sering di pakai Suzy, Myungsoo tau itu.

“ah ini…aku tidak tau eomma memakai sabun apa, jadi aku mengambil sabun yang sering di pakai Suzy” Setelah mengatakan itu Myungsoo kembali merutuki dirinya, kenapa harus mengeluarkan kalimat itu.

“sabun yang sering di pakai Suzy?” Ulang Sulli, Myungsoo tersenyum kikuk mendengarnya, “itu…haha, aku juga sering menemani Suzy berbelanja saat Minho tak bisa jadi aku melihatnya mengambil sabun ini..yah aku melihatnya” Ucap Myungsoo kaku, Sulli mengangguk dan percaya begitu saja sementara Myungsoo menghela nafasnya lega. Benar-benar susah hidup dipenuhi dengan kebohongan seperti ini, sampai kapan dia akan bertahan.

“baiklah…ini sudah selesaikan? Kajja kita bayar”

“ne ini sudah selesai…” Jawab Myungsoo, mereka berdua kemudian berjalan beriringan menuju ke kasir.

Setelah membayar belanjaannya Myungsoo yang dibantu Sulli berjalan ke arah parkiran mobil sambil menenteng beberapa kantung belanjaan.

“ya…aku tidak menyangka kau akan belanja sebanyak ini” Sulli sedikit meregangkan kedua tangannya saat menyimpan kantung belanjaan di bagasi mobil Myungsoo.

“haha mian merepotkanmu…aku saja tidak menyangka bisa sebanyak ini” Ucap Myungsoo terkekeh, “gwenchana…aku malah senang membantumu, setidaknya kita bisa menjadi lebih dekatkan?” Ucap Sulli melampirkan senyumnya, Myungsoo menganggukan kepalanya lalu membalas senyuman Sulli.

“kau benar…kajja…” Ucap Myungsoo lalu berjalan menuju ke depan diikuti oleh Sulli.

“aku sebenarnya ingin mampir ke tempatmu sekalian membantu tapi sepertinya aku tak bisa, eommaku sudah mengirimiku pesan agar segera pulang” Ucap Sulli yang sudah berada di dalam mobil.

“ge…geure? gwenchana…tidak perlu membantu, aku bisa sendiri kok” Ucap Myungsoo, sedikit ada perasaan lega mendengar Sulli mengatakan itu. Karena kalau sampai Sulli ikut mampir ke apartemennya, bisa gawat.

“gomawo Myungsoo-ya” Ucap Sulli sebelum turun dari mobil Myungsoo, “eoh..seharusnya aku yang berterima kasih karena sudah menemaniku….” Jawab Myungsoo.

“kalau begitu aku masuk dulu”

“ne jalga…”

“jalgayo Myungsoo-ya…”

xxxxxx

“aigoo…kenapa belanjaanmu banyak sekali yeobo?” Ucap Suzy memperhatikan Myungsoo yang sedari tadi pulang balik masuk dapur untuk membawa kantung belanjaannya.

“tidak usah banyak bertanya seperti itu, lebih baik kau bantu aku membawa ini…” Seru Myungsoo, Suzy hanya mengerucutkan bibirnya dan meninggalkan tempat itu.

“ya..kau mau ke mana? Sudah kubilang bantu aku!” Pekik Myungsoo, “aku mau nonton…kau kerja sendiri saja…” Balas Suzy memekik yang sudah berada di depan tv.

“heiissh dasar istri tak beguna” Gerutu Myungsoo, kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.

Setelah mengatur semua bahan makanan dalam kulkas, kini Myungsoo mengambil kantung belanjaan yang berisi perlengkapan mandinya bersama Suzy dan berniat meletakkannya dalam kamar mandi.

“Suzy-ya aku membelikan perlengkapan mandi untukmu…ini sabun dan shampo yang kau pakai kan?” Myungsoo menghampiri Suzy dan ikut duduk di sofa sembari memperlihatkan sabun dan shampo yang dibelinya tadi.

“eoh…aku pikir kau tidak membelinya karena bersama Sulli eonni…darimana kau tau ini yang aku pakai?” Tanya Suzy berbinar, setaunya dia tak pernah memberitahu kepada Myungsoo tentang sabun dan shampo yang dipakainya.

“dari aromamu…saat aku mencium sabun ini aku jadi ingat dengan aroma tubuhmu, jadi aku membelinya” Jawab Myungsoo, “geure? Kau memang suami terbaik yeobo…” Ucap Suzy menggoda Myungsoo sembari mencolek ujung hidungnya.

“isshh, kau jangan menggodaku….itu tidak akan mempan” Sahut Myungsoo datar kemudian beranjak dari sofa, “aku akan meletakkan ini di kamar mandi” Lanjutnya kemudian berjalan menuju kamar mandi.

“cih, dasar namja tak normal…di goda yeoja secantik diriku masa tak mempan sih” Gerutu Suzy pelan kemudian kembali menonton acara tv.

xxxxxx

“aku sudah lapar…kau sampai kapan akan berdiri di situ?” Gerutu Myungsoo, dia menatap tajam Suzy yang masih betah di tempatnya sejak 20 menit yang lalu dan tak melakukan apa-apa.

“aku sedang berpikir akan memasak apa…” Gumam Suzy, “ya! kenapa berpikir sampai selama itu? jam makan malam sudah lewat…palli, kau ingin melihat suamimu ini mati kelaparan eoh?” Pekik Myungsoo kesal.

“aisshh, bagaimana aku bisa berpikir kalau kau rewel begitu…” Gerutu Suzy, dia terus saja memutar otaknya memikirkan apa masakan yang sangat mudah dan bisa dibuatnya. Namun sedari tadi tak ada jawaban yang ditemukannya.

“aah, sudahlah…kau menyingkir sana, biar aku yang memasak” Ucap Myungsoo frustasi, dia menggeser tubuh Suzy yang menghalangi kulkas lalu membukanya dan memilah bahan makanan mentah yang akan di olahnya.

“jinjja? huaa…kenapa tak daritadi saja kau mengatakannya, kalau begitu aku tak perlu memikirkannya susah-susah…” Seru Suzy semangat, “cih, kenapa kau malah senang begitu…bukankah sudah kubilang kalau urusan memasak itu tugas istri…ckck kau benar-benar istri yang tidak berguna” Gerutu Myungsoo membuat Suzy mendelik sebal.

“tak bisa memasak bukan berarti tak berguna Myungsoo-ssi” Ucap Suzy tegas, dia tidak terima bahwa dirinya dikatakan sebagai istri tak berguna. Diakan bisa melakukan pekerjaan yang lain seperti membersihkan, merapikan kamar, dan mencuci pakaian. Hanya memasak saja yang tak bisa dilakukannya.

“tapi memasak itu tugas utama, tak bisa memasak sama saja tak bisa melakukan apa-apa…sudahlah jangan banyak bicara, kau tunggu saja..jangan menggangguku masak” Myungsoo berdiri menuju ke kounter dapur dan meletakkan semua bahan makanan yang akan di masaknya.

“kau ingin memasak apa?” Tanya Suzy yang berdiri di samping Myungsoo, “tidak usah bertanya, kau tunggu saja di kursimu…duduk yang manis eoh” Jawab Myungsoo datar, Suzy mencibir pelan kemudian beranjak dari samping Myungsoo dan duduk di kursi depan pantri dapur.

“Myungsoo-ya, apa kau pandai memasak?” Suzy yang merasa kebosanan menunggu itu mengajukan pertanyaan kepada Myungsoo, “tentu saja…kalau aku tak pandai tidak mungkin aku ada di sini pabo” Sahut Myungsoo.

“ya kenapa selalu mengataiku pabo sih, aku kan hanya bertanya..isshh” Dengus Suzy kesal sembari melipat kedua tangannya di depan dada, “makanya kau tidak usah bertanya…” Ucap Myungsoo.

“heh…aku sudah lapar” Lirih Suzy mengelus perutnya sembari melihat punggung Myungsoo yang kini tengah berkutat dengan wajan dan kompor di depannya.

“kalau dilihat dari belakang sini kau terlihat tampan yeobo” Sahut Suzy, dia meraih handphonenya dan mengambil gambar Myungsoo yang sedang memasak dari tempatnya.

“aku tau…dari segala sudut pandang aku memang selalu tampan…” Jawab Myungsoo bangga, Suzy memutar bola matanya melihat kenarsisan Myungsoo.

“cih, kau narsis sekali tuan Kim…lebih tampan juga Minho oppa” Seru Suzy, Myungsoo menolehkan kepalanya ke belakang dan menunjuk Suzy menggunakan spatula, “jangan menyebut nama namja lain saat sedang bersama suamimu chagiya…” Ucap Myungsoo dibuat semanis dan selembut mungkin sembari menggerling ke arah Suzy.

“ya…jangan berakting seperti itu…kau membuatku muak melihatnya” Pekik Suzy sembari menatap jijik Myungsoo yang kini tengah terkekeh.

“tada~” Myungsoo meletakkan sepanci seafood soup di atas meja pantri membuat Suzy menelan air liurnya saat menghirup aroma masakan tersebut.

“ya…ini benar kau yang buat Myungsoo-ya?” Tanya Suzy berbinar, “tentu saja…cobalah…igeo…” Myungsoo menyendok kuah supnya dan menyodorkannya pada Suzy.

“otthae?” Tanya Myungsoo, “huaa…mashitta…daebak…” pekik Suzy mengacungkan jempolnya di depan Myungsoo.

“jinjja? ini enak?”

“eoh…waah, aku tidak menyangka kau sepintar ini Myungsoo-ya…” Seru Suzy, dia kemudian segera mengambil mangkuk kosong dan menyendok sup seafood untuk dirinya dan Myungsoo.

“kau harus berterima kasih denganku karena malam ini kau makan enak” Ucap Myungsoo bangga, “geure arasseo, gomawo yeobo~” Ucap Suzy kemudian memberikan mangkuk untuk Myungsoo.

“ne…” Balas Myungsoo, mereka kemudian mulai menyantap makan malam mereka yang disiapkan oleh Myungsoo, tak jarang Suzy bergumam memuji keenakan makanan yang di makannya.

xxxxxx

Setelah makan malam, Suzy segera membersihkan piring kotornya sementara Myungsoo mendudukkan dirinya di atas sofa sambil menonton pertandingan bola yang tengah berlangsung di tv.

“aah, aku lelah…” Erang Suzy sembari menarik badannya lalu menjatuhkan dirinya di samping Myungsoo, “cih, baru kerja begitu saja sudah capek…bagaimana kalau kau membersihkan seluruh apartemen ini eoh?” Ucap Myungsoo tanpa mengalihkan perhatiannya dari tv.

“huh…tentu saja rasa lelahnya akan bertambah berkali-kali lipat…” Ucap Suzy, dia mengalihkan pandangannya ke tv, “aku tidak suka menonton pertandingan ini…ganti channel lain” Ucap Suzy meraih remote tv yang ada di meja.

“ya..jangan menggantinya…” Pekik Myungsoo melihat Suzy menekan tombol lain di remotenya, dengan cepat dia merebut remote itu kemudian kembali mengganti channelnya “aiisshh, jam segini drama kesukaanku pasti sudah main…kembalikan remotnya Myungsoo” Ucap Suzy menarik-narik lengan Myungsoo.

“shireo…kau duduk saja di situ jangan merecokiku”

“aiiiih…aku mau nonton drama…” Rengek Suzy, dia terus saja menarik lengan Myungsoo, “Myungsoo-ya….”

“aahh, jangan merengek seperti anak kecil seperti itu…igeo…” Myungsoo memutar bola matanya kesal kemudian mengalah dan menyerahkan remot yang disembunyikannya tadi kepada Suzy.

“assa…gomawo..” Pekik Suzy riang kemudian mengganti cahnnel tv, “huh…kenapa kau selalu menggangguku eoh…apa tak bisa sebentar saja kau melihatku senang?” Gerutu Myungsoo melihat Suzy kini tengah asyik menyaksikan drama favoritnya.

“jangan ribut Myungsoo-ya, aku sedang nonton” Gumam Suzy membuat Myungsoo mendengus sebal.

“ya Suzy-ya…Minho tadi mengatakan padaku kalau ingin mengajakmu kencan lagi” Sahut Myungsoo membuat Suzy yang tadinya fokus ke depan seketika menoleh pada Myungsoo dengan raut wajah bingungnya.

“kencan lagi?” Tanya Suzy, Myungsoo memperhatikan raut wajah Suzy yang berubah itu. tidak seperti biasanya kalau mendengar Minho mengajaknya kencan dia akan kegirangan namun kali ini raut wajah Suzy benar-benar berbanding terbalik dari biasanya.

“eoh…akhir pekan depan…hmm…waeyo? reaksimu kenapa tidak seperti biasanya eoh?” Tanya Myungsoo menyelidik.

“ani…keunyang…” Gumam Suzy, “keunyang mwo? Kau ada masalah dengannya eoh? Solma..apa kalian sedang bertengkar?”

“aniyo…bukan seperti itu..hanya saja saat di kencan sebelumnya…” Suzy menggantungkan ucapannya, dia menatap sejenak Myungsoo yang sudah menunggu kelanjutan kalimatnya itu, dia menarik nafasnya dalam-dalam, “kau tau saat kencan terakhir kali kita naik bianglala?” Tanya Suzy, Myungsoo mengangguk.

“saat itu Minho oppa ingin menciumku tapi aku menghindarinya” Lirih Suzy, mata Myungsoo sontak membulat tak percaya.

“ya…mwoya? kenapa kau malah menghindarinya? Jadi benar kalau kau memang belum pernah berciuman dengannya?” Tanya Myungsoo, Suzy hanya menoleh dan mengangguk lemas.

“cah, jinjja! daebak! Neo….wuaahh…ya! kalian sudah berpacaran selama setahun lebih tapi tak pernah ciuman? Sekalipun?” Lagi-lagi Suzy mengangguk.

“waeyo? kenapa bisa eoh? Jangan katakan kalau selama Minho mencoba untuk menciummu kau selalu menghindar? Kencan kemarin bukan pertama kalinya kau menghindar?” Tanya Myungsoo menuntut, Suzy hanya melemparkan tatapan memelasnya pada Myungsoo.

“heh…apa yang ada dipikiranmu Suzy-ya? apa kau tidak mencintai Minho eoh?”

“aniyo…aku mencintainya, geunde…”

“geunde mwo?”

“aku hanya tidak siap saja” Gumam Suzy pelan, “tidak siap? Ya kau bercanda…umurmu sekarang sudah berapa? Yeoja-yeoja seumuranmu sekarang bahkan sudah banyak yang melakukan hal lebih selain berciuman…kau terlalu naif Suzy-ya…” Omel Myungsoo, Suzy hanya diam mendengarnya.

“jangan sampai Minho berpaling darimu hanya karena kau menolak untuk diciumnya Suzy-ya” Suzy menatap tajam Myungsoo, “ya…Minho oppa tidak boleh berpaling dariku…”

“maka dariitu jangan menghindar lagi…kalau dia ingin menciummu kau harus diam dan menerimanya jangan menolaknya”

“tapi…”

“tapi apa lagi?”

“aku tidak tau harus bagaimana? Aku sama sekali belum pernah melakukannya…dan ah molla…aku hanya takut kalau aku merusak ciuman pertama kami” Rutuk Suzy, Myungsoo memutar bola matanya tak percaya. Ternyata jaman sekarang masih ada yeoja sepolos dia.

“jadi karena kau sama sekali belum pernah melakukannya makanya kau menolak eoh?”

“ne…aku tidak berpengalaman dengan masalah seperti itu…ottokhae, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin Minho oppa berpaling…”

“hmm…aku bisa mengajarimu…tapi aku tidak yakin kau akan mau di ajari olehku” Ucap Myungsoo, Suzy menatap Myungsoo berbinar, “jinjja? huaa…bagaimana caranya?” Pekik Suzy girang.

“caranya? tentu saja aku harus menciummu…dengan begitu kau bisa belajar berciuman…” Suzy memicingkan matanya menatap Myungsoo, “kau mencari kesempatan eoh?”

“eisshh aniya…aku sudah bilang tadi kan, kau tidak akan mau di ajari olehku…”

“apa tidak ada cara lain?” Suzy memelas berharap ada cara lain untuknya bisa belajar berciuman.

“eobso…kau mau belajar teori? Itu tidak akan berguna, satu-satunya cara yah memperaktekannya…” Jawab Myungsoo santai.

“geure? tapi kau yakin kalau setelah belajar darimu aku akan berpengalaman eoh?” Tanya Suzy, Myungsoo menoleh dan menganggukan kepalanya pasti.

“tentu saja…kau mau coba eoh?” Myungsoo memajukan badannya agar mendekat ke Suzy, sementara Suzy yang terkejut itupun memundurkan punggungnya ke belakang hingga menempel pada pegangan sofa.

“i…ini ciuman pertamaku Myungsoo-ya…” Lirih Suzy memperhatikan wajah Myungsoo yang semakin dekat dengannya.

“waeyo? bukannya kau sudah mengizinkanku untuk mengambil ciuman pertamamu eoh?”

“ge…geure?”

“heh, padahal aku sudah rela tidak mengambil first kissmu untk Minho, tapi ternyata…” Myungsoo tersenyum miring saat hidungnya kini menyentuh ujung hidung Suzy.

“…aku juga yang akhirnya mengambilnya…” Gumam Myungsoo, baru saja akan mendaratkan bibirnya Suzy langsung memalingkan wajahnya ke samping.

“cah…pelajaran pertamamu Bae Suzy, saat namjamu mendekatkan wajahnya seperti ini jangan berpaling dan tataplah matanya” Ucap Myungsoo sembari menarik dagu Suzy untuk menghadap kepadanya.

“a…arasseo” Gumam Suzy menatap mata Myungsoo.

“anak pintar…setelah itu…pejamkan matamu saat melihatku memejamkan mata seperti ini…” Myungsoo memajukan lagi wajahnya menepis jaraknya dengan Suzy dengan mata terpejam, Suzypun ikut memejamkan matanya.

“dan setelah itu…diam jangan bergerak saat bibirku….” CUP~ Suzy sedikit terlonjak saat Myungsoo mendaratkan bibirnya di atas bibir Suzy.

Myungsoo sedikit menekannya tapi tak memberikan gerakan pada bibirnya, sementara Suzy hanya diam mematung merasakan sensasi kecupan Myungsoo di bibirnya, perlahan Myungsoo menarik wajahnya dari Suzy.

“otthae?” Tanya Myungsoo, “umm…itu…”

“sepertinya aku tau apa yang kau rasakan…” Sela Myungsoo, Suzy hanya diam mengikuti instruksi Myungsoo.

“ini baru tahap awal…ini tidak bisa dikatakan sebuah ciuman, jadi kita akan berpindah pada stage selanjutnya…” Ucap Myungsoo, Suzy hanya menganggukan kepalanya setuju.

Perlahan Myungsoo kembali mendekatkan wajahnya, Suzy yang seakan sudah tau itu memejamkan matanya mengikuti gerakan Myungsoo, “kau akan pro setelah melakukannya sekali, cukup ikuti instingmu…” Gumam Myungsoo sebelum kembali mengecup bibir Suzy.

Myungsoo mulai menggerakkan bibirnya di atas bibir Suzy, tak perlu waktu lama untuk Suzy membuka bibirnya dan membalas ciuman Myungsoo.

“di saat seperti ini…kau harus meletakkan tanganmu di sini…” Myungsoo menarik kedua tangan Suzy untuk melingkar di lehernya dan kemudian kembali menyapu bersih bibirnya.

Myungsoo terus saja melumat bibir Suzy tanpa henti, begitupun sebaliknya Suzy terus saja membalas ciuman yang diberikan Myungsoo sambil sesekali meremas rambut Myungsoo yang disematkannya di sela-sela jarinya.

“Myung…soo…” Suzy menutup matanya rapat-rapat saat merasakan bibir Myungsoo kini berpindah ke leher jenjangnya, sengatan listrik kembali muncul di seluruh tubuh Suzy saat merasakan lehernya di telusuri oleh bibir Myungsoo dan meninggalkan jejak di sana.

“Myung…soo-ah…”

“hmm…” Myungsoo hanya bergumam pelan menjawab panggilan Suzy itu, “geu…man…”

“hmm…”

“Myung…soo…” Masih dengan mata terpejam Suzy meremas rambut Myungsoo saat bibir Myungsoo kini mulai menurun dari lehernya menuju ke dadanya.

“Kim Myungsoo!!!” Pekik Suzy histeris, Myungsoo yang tersadarpun langsung mengangkat kepalanya ke atas melihat Suzy yang menatapnya dengan tatapan terkejutnya.

“heh…” Myungsoo menghela nafasnya mengerti arti tatapan Suzy itu, dia kemudian mengancingkan piyama Suzy yang tanpa sadar sudah dibukanya itu.

Myungsoo menarik badannya untuk menjauh dari Suzy, dia masih bisa lihat raut wajah terkejut Suzy, “ini sudah malam, tidurlah…” Ucap Myungsoo mengusap pelan kepala Suzy.

“eo..eoh…kau juga tidurlah…” Balas Suzy kemudian beranjak dari sofa sembari merapikan rambutnya yang berantakan dengan gerakan yang kikuk.

“Su…Suzy-ya…” Suzy yang hendak masuk ke dalam kamarnya menghentikan langkahnya mendengar sahutan Myungsoo.

“mianhae…” Lirih Myungsoo, Suzy mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas, “gwenchana…jalja Myungsoo-ya…”

“eoh…neodo jalja Suzy-ya…”

Setelah Suzy masuk ke dalam kamar, Myungsoo mendudukan dirinya di atas sofa sambil menggaruk kepalanya frustasi.

“Kim Myungsoo pabo! Kenapa aku malah keterusan! Dia itu Bae Suzy! Kau tidak boleh melakukan ini” Rutuk Myungsoo sembari memukul kepalanya berkali-kali.

Sementara di dalam kamar Suzy mengerjapkan matanya sambil mengusap bibir bawahnya, “jadi begini rasanya…benar-benar manis” Gumam Suzy dengan pandangan kosong ke depan.

“Bae Suzy pabo! Kenapa aku malah menyukai ciuman ini! Dia Kim Myungsoo! Kau tidak boleh menyukai ini” Pekik Suzy tertahan dengan wajah terkejutnya, dia menggeleng kuat berkali-kali kemudian membaringkan badannya menatap langit-langit kamar.

“aku harus tidur…besok pagi kejadian ini akan terlupakan…ok…aku harus tidur, jalja Suzy…” Gumam Suzy sebelum menutup matanya rapat-rapat.

TBC

Myungzy kissing >.< Haha…hubungan terlarang mereka sudah di mulai nih 😀 wkwkwk…

Aaaahh, sepertinya semakin ke sini ceritanya semakin absurd saja :v wkwkwkwk~ kalo udah pada gak tahan sama ceritanya mending gak usah baca ya daripada nanti mengomel sendiri 😀

Mungkin kalian gak bakal tertarik sama alurnya, soalnya menurut author ini benar-benar flat 😀

Bagi yang sudah baca di comment yah, jangan langsung ninggalin gitu aja..itu perbuatan kriminal loh :v wkwkwk.

Ok nextnya masih belum tentu kapan, berdoa saja semoga laporan author bisa selesai dengan lancar karena tiap minggu harus buat laporan yang beda…dan minggu depan author sudah mulai UTS~ mungkin gak bakal update dulu, tapi kalau bisa update bakal diusahakan kok…soalnya jadwal UTSnya gak menentu jadi ditunggu saja J