MBA (Married By Accident) 5

MBA (Married By Accident)

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Choi Minho, Park Jiyeon, Choi Sulli, etc

Genre : Romance, Married Life

Rating : 17/18+

Type : Chapter

Sorry For Typo~

2013 – Seoul

 

Suzy dan Minho kini tengah berada di Namsan tower, kalau dihitung-hitung ini sudah kencan ke empat mereka sejak berpacaran selama 4 bulan. Memang sangat jarang menemukan moment di mana mereka bisa memiliki waktu berdua seperti ini, Minho yang notabenenya adalah seorang mahasiswa tingkat 3 dari fakultas kedokteran itu mau tak mau harus merelakan waktunya habis untuk mengurus keperluan kuliahnya dan harus rela tak kencan disetiap akhir pekan seperti pasangan lain pada umumnya.

 

“oppa, malam ini cuacanya benar-benar cerah eoh” Ucap Suzy girang, Minho yang berdiri di sampingnya hanya menganggukan kepalanya kecil.

 

“kau tidak kedinginan?” Tanya Minho, di atas namsan tower suhunya memang cukup dingin.

 

“aniyo…aku senang di sini, jadi segar” Seru Suzy, Minho kembali tersenyum dan mengaitkan jemarinya di jemari Suzy.

 

“biar kau bisa lebih hangat lagi” Ucap Minho saat Suzy terkejut dan menoleh padanya.

 

“ah geure? ini memang hangat oppa” Ucap Suzy dengan rona merah dipipinya.

 

“aigoo, kau malu lagi eoh? Senangnya lihat wajahmu itu” Goda Minho, Suzy hanya menunduk sembari memukul pelan lengan Minho.

 

“ckck, tak perlu malu…ah oppa sudah lapar, kita makan di dalam eoh?” Ucap Minho mengajak Suzy untuk makan malam di salah satu restoran yang ada di namsan tower tersebut.

 

“eoh arasseo..”

 

xxxxxx

 

Setelah makan malam Minho dan Suzy sedikit berjalan-jalan untuk menikmati pemandangan malam di sekitar namsan tower, dan setelah berjalan sekitar 30 menit mereka memutuskan untuk pulang ke rumah.

 

“oppa, besok kau tidak ada kuliahkan?” Tanya Suzy, Minho menganggukan kepalanya.

 

“jemput aku ne…aku ada test pagi-pagi” Lanjutnya sembari memberi sedikit aegyo agar Minho menurutinya.

 

“arasseo, biar kau tak suruh juga oppa sudah rencana ingin menjemputmu”

 

“ah geure? kalau begitu hubungi aku kalau kau sudah mau berangkat ne”

 

“ne” jawab Minho bersamaan dengan mobilnya yang berhenti tepat di depan rumah Suzy.

 

“eoh…” Suzy mencoba untuk melepas seatbeltnya namun sepertinya tersangkut dan dia kelihatan kesusahan untuk melepasnya.

 

“Waeyo?”

 

“seatbeltnya tersangkut oppa, bantu aku” Ucap Suzy, Minho mengangguk lalu melepas seatbeltnya dan mencondongkan badannya ke Suzy.

 

“cah…selesai” ucap Minho melepas seatbelt Suzy tanpa sadar bahwa wajah mereka sekarang sudah sangat dekat, saat mendongakkan kepalanya Minho tersentak saat mendapati Suzy tengah menatapnya dengan terkejut juga.

 

Selama beberapa detik saling diam, Minho sepertinya sudah memulai pergerakan dengan memajukan wajahnya ke arah Suzy, sementara Suzy yang tak tau harus melakukan apa itu hanya menatap Minho tak bergeming.

 

Jantung Suzy semakin berdebar saat wajah Minho sudah berjarak satu centi dari wajahnya, dan saat melihat Minho menutup matanya, Suzy refleks mengalihkan wajahnya ke samping sehingga Minho hanya bisa mencium pipi Suzy.

 

“mi…mianhae op..pa” Lirih Suzy pelan, Minho menghela nafasnya pelan kemudian menjauhkan tubuhnya dari Suzy tanpa suara.

 

“kau marah? A..aku tak bermaksud menolaknya, geunyang…aku belum siap oppa…” ucap Suzymenarik lengan Minho seraya memasang tampang memelasnya.

 

“arasseo, oppa mengerti…sekarang masuklah, appamu nanti khawatir” Gumam Minho pelan, namun raut wajah kecewanya masih terpampang dengan jelas.

 

“kau tidak marah kan?”

 

“aniya…masuklah eoh, ini sudah malam” Minho berbalik dan mengusap pucuk kepala Suzy melemparinya sebuah senyuman lembut yang menandakan bahwa dirinya memang tak marah.

 

“arasseo, gomawo oppa…jaljayo…” Ucap Suzy lalu keluar dari mobil Minho.

 

“heh…jaljayo Suzy-ya” Lirih Minho dengan helaan nafas beratnya kemudian melajukan mobilnya menembus angin malam menuju ke rumahnya.

 

xxxxxx

 

2014 – Seoul

 

Suara kicauan burung gereja memenuhi indra pendengaran yeoja yang kini masih terlelap tidur, badannya sesekali bergerak ke kiri dan ke kanan. Tangannya yang tadi terlipat memeluk gulingnya kini dia rentangkan ke atas sembari membuka matanya perlahan.

 

“sudah pagi” Gumamnya dengan suara khas baru bangun tidur, dia melirik ke arah meja riasnya dan meraih jam weker yang ada di atasnya.

 

“huh, barusan aku tidak telat bangun” Dia mengembalikan wekernya dan segera beranjak ke dalam kamar mandi yang berada dalam kamarnya.

 

Setelah sekitar 20 menit berada di dalam kamar mandi Suzy keluar hanya dengan menggunakan handuk yang melilit badannya, dia berjalan ke lemari sembari membuka pintunya dan mencari baju yang akan di pakainya.

 

“hari ini sepertinya akan cerah, aku harus mencari baju yang casual dan tidak terlalu tertutup agar tidak kegerahan” Gumamnya mengacak isi lemarinya, setelah mendapat sebuah dress selutut dengan cardigan berwarna peach yang senada dengan dressnya, dia melangkahkan kakinya menuju ke meja riasnya.

 

“wajahmu semakin cantik Bae Suzy” Suzy menepuk pelan kedua pipinya sembari mengamati wajahnya yang mulus itu, matanya sedikit memicing saat pemandangan asing terdapat di leher jenjangnya.

 

“ige mwoya?” Suzy meraba kulit lehernya yang terdapat beberapa bintik kemerehan di sana, tak ada rasa gatal berarti menandakan bahwa tanda itu tak di buat oleh nyamuk-nyamuk nakal yang menghisap darahnya. Setelah berpikir beberapa detik Suzy membulatkan matanya dan menunjuk dirinya yang berada di cermin besar di depannya.

 

“neo…kiss mark?” Pekik Suzy histeris, “Kim Myungsoo!!!” Geramnya lalu keluar dari kamarnya, tak peduli sekarang keadaannya masih berbalut sebuah handuk yang dia pikirkan sekarang namja itu harus bertanggung jawab menghilangkan tanda yang sudah dibuatnya semalam.

 

“Myungsoo-ya!” Pekik Suzy meneriaki nama Myungsoo, namun tak ada sahutan balik, dia melihat sofa tempat Myungsoo tidur sudah rapi, dia berjalan ke arah dapur namun tak mendapati sosok namja itu sampai matanya menangkap segelas susu yang kelihatannya masih hangat dengan sebuah note yang ada di bawahnya.

 

‘minumlah susumu sebelum berangkat, mian aku berangkat lebih dulu tanpa membangunkanmu. Aku ada tes pagi ini jadi tak ingin terlambat. Sampai bertemu di kampus.

-Myungsoo-‘

 

Suzy mengetukkan jarinya di atas meja pantri sembari menatap tajam note di tangannya, “eissh, dia pasti mau menghindar…kau tidak akan lepas Kim Myungsoo!” Gerutu Suzy, dia kemudian meneguk habis susunya dan kembali ke kamarnya untuk mencari pakaian yang terpaksa di gantinya untuk menutupi kiss mark di lehernya itu.

 

Setelah memakai sebuah kaos turtleneck berwarna putih dengan tambahan vest warna cream dan celana jeans hitam yang melekat sempurna di kaki jenjangnya, Suzy melangkahkan kakinya keluar dari apartemen Myungsoo.

 

Kriiing Kriiing~

 

“yobeoseyo?” Suzy mengangkat handphonenya yang berbunyi.

 

“Suzy-ya kau di mana” Sahut Minho dari seberang telepon.

 

“eoh aku mau berangkat ke kampus oppa wae?”

 

“aku jemput ne”

 

“aniyo tidak perlu, bukannya pagi ini kau ada tes?”

 

“tes? Aniya…oppa kuliah siang hari ini”

 

“jinjja? hum…aku salah menduga berarti…tak usah menjemputku oppa, aku sudah berada dalam bis”

 

“geure, kalau begitu kau hati-hati ne…sampai jumpa di kampus”

 

“eoh, keuno….”

 

Setelah mematikan sambungan teleponnya, Suzy mencari kontak Myungsoo untuk dia kirimi pesan, “berani membohongiku eoh…mati kau Kim Myungsoo!” Geram Suzy, dengan lincah tangannya bermain di tuts handponenya.

 

To : Myungsoo

 

Semoga tesmu berhasil yeobo~ fighting ne ^^

-your lovely wife Bae Suzy-

 

Setelah mengirim pesan itu Suzy tersenyum sinis kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam bus tujuan kampusnya.

 

xxxxxx

 

Myungsoo yang kini sedang berada di kantin kampus menikmati segelas cappucino hangatnya mengalihkan pandangannya pada handphone miliknya yang baru saja bergetar itu.

 

Mata Myungsoo terbelalak saat membaca pesan yang masuk dari Suzy, “yeoja aneh…apa dia tau aku membohonginya eoh?” Gumam Myungsoo, dia mengembalikan handphonenya di atas meja tanpa membalas pesan Suzy.

 

“aiisshh, kenapa semalam aku malah lepas kendali begitu eoh…huh, apa yang harus kukatakan padanya nanti” Rutuk Myungsoo sembari mengaduk-aduk cappucinonya kasar.

 

“Myungsoo-ya…” Myungsoo tersentak kaget merasakan seorang menyentuh pundaknya, “eoh..Sulli-ya, ada apa?” Tanya Myungsoo, dia bernafas sedikit lega karena bukan Suzy yang muncul melainkan Sulli.

 

“aniyo…aku hanya heran kau datang sepagi ini…bukannya kau hanya punya kuliah siang yah?” Tanya Sulli sembari duduk di hadapan Myungsoo.

 

“eoh, aku hanya sedang tidak ingin di rumah jadi aku datang kampus pagi-pagi begini” Jawab Myungsoo asal, “geure…” Gumam Sulli pelan.

 

“ah iya…Sulli-ya, akhir pekan depan Minho mengajak kita pergi lagi…kau ada waktu?” Tanya Myungsoo, tanpa berpikir Sulli langsung menganggukan kepalanya.

 

“Aku pikir kau sedang sibuk…baguslah kalau begitu” Ucap Myungsoo, “aniyo…setiap akhir pekan aku tak pernah ada kegiatan…aku malah senang kalau harus pergi bersama seperti ini” Jawab Sulli senang.

 

“geure? berarti aku harus sering-sering mengajakmu jalan biar kau bosan tinggal dirumah terus keutchi?” Sahut Myungsoo membuat Sulli tersenyum malu mengartikan ucapan Myungsoo itu.

 

“hum…aku akan senang sekali kalau kau memang mengajakku keluar” Gumam Sulli pelan, Myungsoo yang mendengarnya hanya melemparkan senyum simpulnya.

 

“geurom…bukankah sekarang kita lagi pendekatan? Jadi sudah seharusnya aku mengajakmu keluar…” Ucap Myungsoo setengah terkekeh, dia menatap wajah Sulli yang kini sudah memerah.

 

“aigoo…kyeopda” Sulli hanya tersenyum malu mendengar Myungsoo sementara Myungsoo semakin asyik memandangi wajah merona Sulli itu.

 

xxxxxx

 

“ya ya…Park Jiyeon…” Suzy yang baru saja sampai di kelasnya langsung menghampiri Jiyeon yang sedang berkutat dengan handphonenya.

 

 

“wae?” Tanya Jiyeon malas, “ya…tidak bisakah kau sedikit bersemangat eoh? Aku ingin menceritakan sesuatu padamu” Ucap Suzy, Jiyeon langsung mengubah ekpresi wajahnya menjadi antusias walaupun hatinya terasa malas untuk melakukannya.

 

“tentang apa lagi kali ini eoh?”

 

“semalam…Myungsoo…” Suzy duduk di bangku yang ada disamping Jiyeon kemudian membisikkan kelanjutan dari kalimatnya.

 

“mwo?” Pekik Jiyeon histeris, mata kucingnya yang bereyeliner tebal itupun membesar kala menatap wajah Suzy, “kau serius?” Tanyanya lagi, Suzy menganggukan kepalanya.

 

“eoh…kau tidak lihat aku memakai baju ini?” Suzy menarik sedikit kerah bajunya yang menutupi seluruh lehernya berniat untuk memperlihatkan pada Jiyeon.

 

“dia membuat tanda?” Tanya Jiyeon tercekat, dia sedikit mengintip ke arah leher Suzy dan yah matanya kini mencelos hampir terlepas dari tempatnya saat mendapati beberapa bintik merah di sana.

 

“ya Bae Suzy! micheosseo eoh? Kau membiarkannya melakukannya? Bagaimana kalau Minho oppa mengetahuinya?” Pekik Jiyeon tertahan, “ya…kau dengarkan dulu penjelasanku…aku membiarkannya itu karena ada tujuannya” Ucap Suzy, lagi-lagi wajah terkejut Jiyeon terlampir.

 

“tujuan? Apa maksudmu eoh?” Tanya Jiyeon, Suzy kemudian menceritakan semuanya. Percakapannya bersama Myungsoo dari awal yang menyinggung tentang kencannya dan ciuman yang gagal diberikan Minho kepadanya saat kencan terakhirnya.

 

“jadi kau menyuruh Myungsoo oppa untuk mengajarimu berciuman eoh? Heol~ daebak!” Jiyeon memandang tak percaya pada kelakuan sahabatnya ini, bagaimana bisa dia bisa sepolos itu membiarkan namja yang tak dicintainya menciuminya dan merebut first kissnya demi untuk mendapatkan pengalaman agar tak mengecewakan kekasihnya sendiri.

 

“kau benar-benar tak bisa di percaya Bae Suzy” Decak Jiyeon menggelengkan kepalanya, “waeyo? apa kau salah eoh? Akukan hanya mau belajar…toh Myungsoo sendiri yang menawarkannya, aku tak bisa menolak saat dia menawari untuk membantuku” Ucap Suzy dengan tatapan polosnya.

 

“ckck, kau benar-benar kelewat polos Suzy-ya…bagaimana bisa kau membiarkan Myungsoo menciumimu…bagaimana kalau semalam kau tidak menghentikannya? Bagaimana kalau dia tidak menghiraukanmu? Bisa-bisa terjadi hal yang tidak diinginkan”

 

“hal yang tidak diinginkan? Apa maksudmu?” Suzy mengerutkan keningnya bingung, “pabo…tentu saja melakukannya…kau tau…hum…hubungan suami istri?” Gumam Jiyeon dengan suara yang memelan. Suzy membulatkan matanya tak percaya.

 

“ya ya…kau jangan berbicara sembarangan…Myungsoo tak mungkin melakukannya…pikiranmu terlalu jauh Jiyeon-ah…” Tepis Suzy, dia menyibakkan tangannya di depan wajah Jiyeon pertanda menyangkal ucapannya.

 

“siapa yang tau Suzy-ya…Myungsoo oppa juga lelaki normal…tidak ada yang tidak mungkin, apalagi sekarang status kalian sudah suami istri, bisa dengan mudah dia menjadikan alasan itu untuk melakukannya”

 

“aniyo…Myungsoo tidak seperti itu…jangan berpikiran yang macam-macam” Elak Suzy lagi, Jiyeon mendengus kesal mendengarnya.

 

“ya sudah…aku kan hanya mengeluarkan pendapatku..terserah mau percaya apa tidak” Dengus Jiyeon sebal.

 

“aku tidak akan percaya karena itu tidak benar” Gumam Suzy pelan, sedetik kemudian dia mengahadap ke depan karena dosennya sudah masuk ke dalam ruangannya.

 

xxxxxx

 

“oppa….” Minho sedikit tersedak saat merasakan sebuah tangan mungil melingkar di lehernya, “ya Suzy-ya…kau ingin membunuhku eoh…mengagetkan saja” Desis Minho melepas tangan Suzy lalu menuntunnya untuk duduk di sampingnya.

 

“hehe, mian…” Ucap Suzy, matanya kini beralih ke depan Minho, “Myungsoo-ya…bagaimana tesnya?” Tanya Suzy riang, dalam hati dia mengutuk Myungsoo yang kini hanya diam saja tak berani menatapnya.

 

“tes? Kau ada tes apa Myungsoo-ya?” Tanya Minho bingung, setaunya hari ini tak ada tes apapun. Bukannya dia sekelas dengan Myungsoo.

 

“kau tidak tau oppa? Myungsoo ada tes pagi tadi” Ucap Suzy sembari tersenyum miring pada Myungsoo.

 

“aisshh…dia benar-benar tau aku sudah membohonginya…” Batin Myungsoo merutuk.

 

“aku tidak tau Suzy-ya…bukannya oppa sudah bilang kalau hari ini kuliahku hanya siang…berarti Myungsoo juga begitu…benarkan?” Ucap Minho lalu beralih pada Myungsoo.

 

“ah geu…geure…” Jawab Myungsoo gugup.

 

“kena kau Kim Myungsoo!” Batin Suzy.

 

“cih…penipu…” Gumam Suzy pelan namun tak dapat di tangkap oleh Minho tapi bisa di dengar oleh Myungsoo yang hanya bisa menundukan kepalanya bersalah.

 

 

“ah oppa kata Myungsoo kau akan mengajakku kencan lagi yah?” Tanya Suzy, Minho seketika menatap tajam Myungsoo seolah mengatakan kenapa kau memberitahunya.

 

“hehe, mian aku kelepasan” Ucap Myungsoo tanpa dosa seakan tau arti tatapan Minho.

 

“huh..kau memang tak bisa jaga rahasia….dia benar Suzy-ya…otthae? kau ingin kencan ke mana eoh?” Tanya Minho, Suzy berpikir sejenak lalu menjentikkan jarinya.

 

“ke tempat yang paling romantis di Korea…huaa, aku sudah sering membayangkan pergi ke tempat itu bersamamu oppa…ne ne” Ucap Suzy mengeluarkan aegyonya pada Minho.

 

“geurom…kita akan berkencan di manapun kau mau” Ucap Minho, “kita berempat pasti akan bersenang-senang lagi” Lanjutnya, Suzy mengerutkan keningnya bingung.

 

“berempat?” Tanya Suzy, Minho menepuk dahinya pelan lupa memberitahu bahwa dia juga mengajak Myungsoo dan Sulli.

 

“eoh berempat…bersama Myungsoo dan Sulli” Jawab Minho, “kenapa harus berempat lagi oppa? Bukannya kencan kemarin kita sudah pergi bersama? Aku hanya ingin berdua denganmu” Rajuk Suzy sembari mempoutkan bibirnya kesal.

 

“bukankah lebih banyak orang akan lebih menyenangkan? Lagipula Myungsoo juga tidak keberatan untuk pergi bersama kita…biarkan saja ne, oppa lebih suka kalau ramai” Ucap Minho sedikit memohon pada Suzy.

 

“iisshh, ya…kenapa kau malah mengiyakan ajakan Minho oppa eoh? Kalau pergi kencan sendiri saja sama Sulli eonni jangan mengacaukan kencanku” Pekik Suzy kepada Myungsoo, Myungsoo yang tadinya hanya diam saja tiba-tiba memutar bola matanya kesal.

 

“ya…pacarmu itu yang mengajakku..bukan aku yang mengajukan diri, jadi seharusnya marahlah pada pacarmu jangan padaku! Kalau tidak di paksa juga untuk apa aku ikut kencan kalian…cih…” Pekik Myungsoo balik tak kalah kesal, Suzy mendengus sebal.

 

“tapikan kau bisa menolaknya Myungsoo-ssi…walaupun dipaksa harusnya kau menolak…kau tidak tau kalau kau ikut bersama kami sama saja kau menjadi pengganggu…” Balas Suzy, Myungsoo menatap tajam Suzy namun tak mengeluarkan kata-katanya, dia tak bisa berkata apapun setelah mendengarkan ucapan Suzy yang ada benarnya juga.

 

“geure…kalau memang itu maumu…nikmati saja kencan kalian itu, semoga berhasil tanpa ada pengganggu sepertiku!” Ucap Myungsoo dingin lalu beranjak dari kursinya dan meninggalkan Suzy dan Minho yang hanya terdiam.

 

“Suzy-ya, sepertinya kau sudah menyinggung perasaan Myungsoo…” Gumam Minho, “kata-kata itu keluar begitu saja oppa…aku tidak sadar” Lirih Suzy merasa bersalah.

 

“minta maaflah padanya…walaupun sering bertengkar denganmu tapi tak pernah sekalipun aku melihatnya berkata sedingin ini padamu…” Minho mengelus pelan kepala Suzy yang masih tertunduk.

 

“arasseo oppa…aku akan meminta maaf…” Gumam Suzy kemudian menghela nafasnya pelan.

 

xxxxxx

 

“mwo? Pengganggu? Cih…yeoja itu benar-benar….” Gerutu Myungsoo sembari berjalan di koridor kampus, entah mengapa setelah mendengar ucapan Suzy yang mengatakannya sebagai pengganggu itu mengusik ketenangan hatinya. Dia bahkan tadi sampai tak sadar mengeluarkan kata-kata yang dingin pada Suzy.

 

“dia benar-benar tidak punya hati…setidaknya dia harus menjaga perasaanku…akukan suaminya, isshh” Dumel Myungsoo, dia masuk ke dalam kelasnya kemudian mengambil tasnya. Hari ini dia tak mood untuk masuk kuliah jadi Myungsoo memilih untuk pergi dari kampus itu dan menenangkan pikirannya yang kacau karena Suzy.

 

“ya Jinki-ah…kalau Minho mencariku katakan padanya aku tidak mood masuk ne…bilang saja aku pergi menenangkan diriku di tempat biasa” Sahut Myungsoo pada Jinki yang sedang menghapus papan tulis bekas coretan dosen sebelumnya.

 

“eoh, baiklah” Jawab Jinki. Setelah mendengar jawaban Jinki Myungsoo langsung memakai tasnya dan meninggalkan kelasnya menuju mobilnya.

 

Hari ini benar-benar membuatnya kacau, pergi ke tempat biasa mungkin bisa membuatnya lebih rileks dan bisa melupakan tentang Suzy yang sudah menyinggung dirinya.

 

xxxxxx

 

Suzy kini sudah berada di apartemennya, sejak dari kantin tadi dia tak melihat sosok Myungsoo. Bahkan saat pulang mobil Myungsoo yang biasanya terparkir di ujung parkiranpun sudah tak ada, maka dariitu dia langsung bergegas pulang karena mungkin saja Myungsoo sudah berada di rumah terlebih dahulu. Namun saat membuka pintu Suzy harus menelan kekecewaaan yang pahit karena nyatanya rumahnya masih kosong dan tak ada tanda-tanda bahwa Myungsoo sudah pulang.

 

“dia ke mana?” Gumam Suzy dengan wajah khawatirnya, matanya melirik ke arah jam di dinding. Ini sudah 5 jam setelah Suzy masuk ke dalam rumah dan menunggu Myungsoo. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam namun masih tak ada sosok Myungsoo yang muncul di balik pintu.

 

“apa dia semarah itu sampai-sampai dia pulang ke rumah orang tuanya?” Tanya Suzy pada dirinya sendiri, sedetik kemudian dia meraih handphonenya kemudian mendial nomor telepon rumah Myungsoo.

 

“yeoboseyo omoni…” Sahut Suzy saat sambungan teleponnya di angkat.

 

“eoh Suzy-ya, bagaimana kabarmu? Kalian sudah makan malam?” Tanya eomma Myungsoo, dari pertanyaannya Suzy sudah bisa memastikan bahwa Myungsoo pasti tak lagi di sana karena eommanya mengira bahwa Myungsoo ada bersamanya.

 

“ne omonim…kami sudah makan malam…” Jawab Suzy.

 

“geure…oh ya ada apa menelpon, tumben sekali kau menghubungi omoni lebih dulu”

 

“ah aniyo omoni…aku hanya ingin menanyakan kabarmu”

 

“aigoo…kau memang menantu terbaik Suzy-ya, omoni baik-baik saja…ahbeoji juga…kalian tak usah khawatir”

 

“ne…aku senang omoni baik-baik saja…kalau begitu aku tutup dulu ne, nanti aku akan berkunjung ke rumahmu bersama Myungsoo”

 

“ah geure…kau harus rajin-rajin ke sini kalau sedang tak kuliah…kata Myungsoo kau tak bisa memasak, jadi dia yang selalu memasak untukmu…datanglah ke sini nanti omoni yang mengajarimu”

 

“ne omoni pasti itu…aku akan ke sana…”

 

“geurom…aku tunggu…sudah ya Suzy, keuno”

 

“ne…”

 

Setelah mematikan handphonenya Suzy menghela nafas berat, “kau ke mana pabo!” Rutuk Suzy, dia memutar otaknya harus mencari ke siapa lagi.

 

“ah Minho oppa…” Pekiknya kemudian mendial nomor Minho.

 

“eoh oppa, kau di mana?”

 

“aku di rumah, waeyo?”

 

“aniyo…aku ingin menanyakan Myungsoo, kau bersamanya?”

 

“ani…tadi dia pulang lebih dulu…memangnya kenapa kau menanyakannya?”

 

“itu…kau taukan orang tuanya sekarang sudah berkerja sama dengan appaku, jadi eommanya sering menanyakan keberadaan Myungsoo padaku dan sampai sekarang dia belum pulang makanya aku bertanya padamu siapa tau dia bersamamu”

 

“ah, itu…mungkin dia masih di tempat biasa…kau tau sendiri kan kalau dia sedang kacau dia akan ke sana…mungkin sekarang dia masih di sana”

 

“geure? gomawo oppa ne, aku akan memberitahu orang rumahnya..aku tutup dulu”

 

“ne…cheonma…jalga Suzy-ya”

 

“eoh, neodo oppa”

 

Suzy langsung beranjak dari sofa dan masuk ke dalam kamaranya setelah sambungan teleponnya terputus, dia mengambil jaket kulit di lemarinya dan tas jinjingnya. Setelah mematut penampilannya di cermin dia segera melesat keluar untuk ke tempat yang di bicarakan Minho tadi.

 

xxxxxx

 

Kebisingan yang terjadi dalam club malam ini tak mengganggu konsentrasi seorang namja yang tengah menikmati minuman di hadapannya. Sedari tadi dia tak melepas dirinya dari kursi bundar di depan meja bartender.

 

“aigoo Myungsoo-ya, sudah berjam-jam kau di sini…pulanglah orang rumahmu pasti mencarimu” Ucap sang bartender yang melayani seorang yeoja yang duduk di samping Myungsoo.

 

“tak akan ada yang mencariku hyung…tenang saja” Ucap Myungsoo sedikit limbung,”ckck, kau sudah hampir mabuk…berhentilah minum…aku tidak ingin bertanggung jawab kepada orang tuamu” Namja itu segera menjauhkan gelas kecil yang hampir saja di teguk lagi oleh Myungsoo itu.

 

“jangan mengkhawatirkanku hyung…sudahlah lanjutkan kerjaanmu dan tinggalkan aku sendiri” Pekik Myungsoo tak sadar, namja itu hanya menggelengkan kepalanya lalu meninggalkan Myungsoo yang menggerutu tak jelas.

 

“cih, siapa juga yang akan mencariku? Bae Suzy? ya…jangan harap dia mau peduli denganku…dia hanya peduli dengan kekasihnya…” Racau Myungsoo tak jelas, dia kini terlihat berbicara pada botol-botol kosong di depannya.

 

“ehem…chogi…apa kau ke sini sendiri?” Seorang yeoja sexy yang sedari tadi memperhatikan Myungsoo menyahut dari belakang, sontak Myungsoo menolehkan kepalanya dan tersenyum pada yeoja itu.

 

“eoh, wae? Kau ingin menemaniku malam ini cantik?” Tanya Myungsoo sembari mengelus pipi yeoja itu, “tentu saja…dengan senang hati…” Jawab yeoja itu pasti lalu beranjak duduk di samping Myungsoo.

 

“ehm…siapa namamu cantik?” Myungsoo menghadapkan dirinya pada yeoja itu kemudian memainkan rambut yeoja itu dengan senyuman nakalnya, “choneun…Minah, Bang Minah…bagimana denganmu tampan? Namamu siapa?” Jawab Minah, kemudian balik bertanya sembari mengusap dagu Myungsoo seduktif.

 

“nan? Haha…nan…Kim…Myung…”

 

“Kim Myungsoo!!!” Belum selesai Myungsoo mengucapkan namanya sebuah pekikan lengking dari yeoja yang tak asing di telinganya itu mengganggunya. Dia menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati Suzy yang kini sudah berdiri melipat tangannya di depan dada sembari menatap tajam Myungsoo.

 

“dia siapa tampan?” Tanya Minah pada Myungsoo, Myungsoo hanya tersenyum simpul kemudian beranjak dari kursinya.

 

“mian…sepertinya malam ini aku tidak bisa bersamamu…istriku sudah menjemputku” Ucap Myungsoo sembari merangkul pundak Suzy lalu tersenyum pada Minah.

 

“mwo? Kau sudah beristri?” Pekik Minah terkejut, dengan santainya Myungsoo menganggukan kepalanya, “aiissh, mimpi apa aku semalam menggoda pria yang sudah beristri…benar-benar bukan levelku” Gerutu Minah lalu pergi dari tempat itu.

 

“sudah puas bermainnya tuan Kim?” Tanya Suzy ketus, Myungsoo tersenyum miring lalu melepaskan tangannya dari pundak Suzy.

 

“apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Myungsoo datar, Suzy memutar bola matanya kasar.

 

“tentu saja mencarimu…ayo pulang” Suzy menarik tangan Myungsoo namun dengan cepat Myungsoo menepisnya.

 

“shireo! untuk apa aku pulang bersamamu…bukannya aku hanya pengganggumu saja eoh?” Pekik Myungsoo menatap tajam Suzy, Suzy sedikit tersentak mendengar pekikan Myungsoo itu dia kemudian membalikan badannya dan mendekati Myungsoo.

 

“mianhae…aku tidak bermaksud mengatakannya…maafkan aku Myungsoo-ya…” Lirih Suzy pelan, dia menundukan kepalanya di depan Myungsoo, “tak perlu minta maaf karena apa yang kau katakan itu memang benar…aku hanya pengganggu hubunganmu dengan Minho…” Ucap Myungsoo sudah lebih lembut dari sebelumnya.

 

“aniyo…kau bukan pengganggu…aku sama sekali tak berpikiran seperti itu…itu semua tidak benar Myungsoo-ya” Elak Suzy dia mendongakkan kepalanya dan menatap Myungsoo yang memasang wajah datarnya.

 

“geure? tapi kenapa aku merasa perkataanmu siang tadi begitu menusuk eoh? Bahkan hatiku sakit saat kau mengatakannya” Lirih Myungsoo, dia meraih pipi Suzy dan mengusapnya pelan.

 

“mianhae…aku tidak akan mengulanginya…aku tidak akan menyakiti hatimu lagi…jangan membuatku khawatir seperti ini lagi” Suzy memegang tangan Myungsoo yang berada dipipinya dan menggenggamnya pelan.

 

“arasseo” Jawab Myungsoo patuh sambil tersenyum simpul, “ini baru Myungsoo yang kukenal…kajja kita pulang” Ucap Suzy membalas senyuman Myungsoo lalu menariknya keluar dari club itu.

 

xxxxxx

 

Braaak~ suara pintu tertutup dengan kencang menggema di seluruh sudut ruangan apartemen tersebut. Terlihat Suzy tengah kewalahan memapah Myungsoo yang hampir tak sadarkan diri itu.

 

“kau minum berapa banyak eoh…benar-benar menyusahkan…” Gerutu Suzy sembari membawa Myungsoo ke ruang tengah. Sebelum meletakkan Myungsoo ke atas sofa Suzy berpikir sejenak.

 

“Myungsoo akan sakit kalau tidur di sini…” Gumamnya lalu berjalan menuju kamarnya sambil memapah Myungsoo.

 

“aarrgghh….kau berat sekali!” Pekik Suzy setelah membaringkan Myungsoo di atas tempat tidurnya, “bahuku pegal sekali…” Gumamnya sembari menggerakkan bahunya untuk di lemaskan.

 

“eeuunggg…” Suzy menunduk saat mendengar gumaman Myungsoo itu, “waeyo?” Tanya Suzy, walaupun dia yakin kalau sekarang ini Myungsoo tak mungkin menjawab pertanyaannya itu, tapi siapa yang tau mungkin saja Myungsoo tersadar lalu menjawabnya.

 

“mul…” Jawab Myungsoo tersadar, Suzy lalu beranjak dari tempat tidurnya dan mengambilkan segelas air hangat pada Myungsoo.

 

“igeo…” Suzy membantu Myungsoo mendudukan dirinya di atas tempat tidur kemudian memberinya minum.

 

“kau terlalu banyak minum Myungsoo-ya…kalau kau sakit siapa yang akan menjagamu” Ucap Suzy memperhatikan Myungsoo meneguk minumannya.

 

“tentu saja istriku yang harus menjagaku…maumu siapa lagi eoh?” Tanya Myungsoo, dia menyerahkan gelasnya yang sudah kosong pada Suzy.

 

“cih, itu hanya maumu saja…” Gerutu Suzy.

 

“tentu saja mauku…haha….” Seru Myungsoo sambil tertawa, “oh ya..kenapa kau membawaku masuk ke kamar eoh? Apa kau sudah ingin tidur bersamaku?” Lanjutnya sembari menggerling nakal pada Suzy.

 

“cih, you wish…aku membawamu kemari karena tak tega melihatmu tidur di sofa, yang ada nanti kau malah sakit” Jawab Suzy ketus, “jinjja? aku pikir kau jadi tertarik padaku setelah ciuman kita kemarin…” Bisik Myungsoo mendekatkan wajahnya ke telinga Suzy sehingga membuat Suzy bergidik, badannya sedikit menegang. Serasa ada yang menggelitik di perutnya saat mendengar bisikan Myungsoo di telinganya, deguban jantungnya sekarang juga bereaksi lebih cepat dari biasanya. Bahkan deguban kali ini lebih cepat saat dirinya hampir dicium oleh Minho pernah. Namun dengan cepat dia menyadarkan dirinya agar tidak terjatuh dalam alam bawah sadarnya.

 

“ya…jangan menggodaku…” Pekik Suzy mendorong tubuh Myungsoo, “waeyo? bukannya kau sudah kebal denganku? Seharusnya kau tidak tegoda dengan godaan kecil begini” Tanya Myungsoo menampilkan wajah sok polosnya sembari mengusap pipi Suzy.

 

“ha…hajima…” Suzy menundukan kepalanya menghindari tatapan mata Myungsoo, “eoh…waeyo?” Myungsoo terkesiap saat melihat reaksi Suzy yang berbeda, biasanya saat dia menggoda Suzy, yeoja itu akan balik menggodanya namun kali ini ada yang berbeda darinya.

 

“jangan menggodaku Myungsoo…” Suzy menyingkirkan tangan Myungsoo yang ada di pipinya,  “ada apa denganmu Suzy-ya?” Myungsoo menatap Suzy penuh tanya, tak pernah sekalipun Suzy berbicara seperti ini kepadanya. Berbicara dengan menatap matanya dalam dan dengan suara yang sedikit bergetar.

 

“gwenchana… kau sudah sadar kan? kembali sana ke tempatmu aku mau tidur…” Pekik Suzy tiba-tiba menarik tubuh Myungsoo agar menjauh dari tempat tidurnya, kemudian dengan cepat dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

 

“shi…reo…” Tubuh Suzy sedikit tersentak saat melihat Myungsoo kini berada tepat di atas badannya, tak sampai menindih tubuhnya karena tangan kirinya sekarang dia pakai untuk menopang tubuhnya itu.

 

“ya ya…mwohanya…” Suzy berusaha mendorong pundak Myungsoo agar menjauh darinya, namun dia tetaplah seorang yeoja yang kekuatannya tak dapat melampaui Myungsoo seorang namja.

 

“kau tidak bisa membohongiku Bae Suzy…aku tau kau sedang tidak baik-baik saja” Ucap Myungsoo tak menghiraukan Suzy yang di bawahnya sudah bergerak ke sana kemari.

 

“apa maksudmu…ya…menjauhlah…” Suzy masih terus saja mendorong tubuh Myungsoo, sementara Myungsoo tersenyum nakal memperhatikan wajah Suzy yang kini sudah memerah.

 

CUP~ Myungsoo tiba-tiba menempelkan bibirnya di atas bibir Suzy sehingga membuat yeoja itu menghentikan gerakannya seketika, kedua tangannya yang ada di depan dada Myungsoo mengepal saat merasakan bibir Myungsoo mulai bergerak melumat bibirnya.

 

“apa ini yang kau takutkan terjadi kalau aku menggodamu eoh?” Tanya Myungsoo setelah melepaskan tautan bibirnya, Suzy hanya menatapnya dalam.

 

“cih, aku tidak tau kalau kau benar-benar menyukai ciumanku…apa jadinya kalau Minho mengetahui ini eoh?” Decak Myungsoo menatap tak percaya Suzy di bawahnya.

 

“jangan memberitahunya…” Lirih Suzy, Myungsoo terkekeh pelan lalu mengusap bibirnya pelan, “aku tidak ingin mati muda dengan memberitahukan kekasihmu bahwa kau lebih menyukai bibirku ini daripada miliknya” Myungsoo mendorong dahi Suzy dengan telunjuknya sembari membaringkan dirinya di samping Suzy.

 

“neo…” Suzy menunjuk wajah Myungsoo di sampingnya, sedetik kemudian dia beranjak dan duduk bersila menghadapkan ke samping.

 

“kka…aku mau tidur…pengaruh alkoholmu sudah hilang, jadi kembalilah ke tempatmu” Ucap Suzy mendorong tubuh Myungsoo, “kau tidak kasihan denganku eoh? Tubuhku pegal-pegal kalau harus tidur di sofa tiap malam, biarkan aku tidur di sini…jebal…” Myungsoo memasang wajah memelasnya sembari memberi sedikit aegyo kepada Suzy agar yeoja itu luluh dan menuruti permintaannya.

 

“shireo…shireo…kau tidak boleh tidur di sini…” Suzy menggelengkan kepalanya cepat kemudian mendorong tubuh Myungsoo sampai terjatuh dari tempat tidur.

 

“ya!” Pekik Myungsoo kesal sambil memegang punggungnya yang terbentur oleh lantai dingin kamarnya, “wae?” Suzy melipat tangannya depan dada lalu memicing menatap Myungsoo tajam. Myungsoo teringat bahwa posisinya kali ini tidak menguntungkan, jadi dia tak boleh marah pada Suzy karena kalau sampai terjadi dia bisa tidur di sofa yang tidak empuk itu lagi.

 

“aniyo…auh, appo…Suzy-ya, kau tega eoh melihatku yang sakit ini tidur di sofa?” Ucap Myungsoo dengan nada manja, dia merangkak ke atas tempat tidur sembari memeluk lengan Suzy.

 

“ya ya…jangan bermanja seperti itu…kau menjijikkan Myungsoo-ya” Suzy menatap jijik Myungsoo di sampingnya sambil berusaha untuk melepaskan tangannya.

 

“izinkan aku tidur di sini ne…aku akan menuruti permintaanmu, apapun itu…ne ne” Kini Suzy semakin membulat melihat Myungsoo mengeluarkan aegyonya, dia seperti anak kecil berumur 5 tahun yang meminta ice cream kepada eommanya.

 

“Myungsoo-ya, kau tidak boleh tidur di sini eoh…keluarlah…” Ucap Suzy berusaha untuk memperkuat pendiriannya, dia tak ingin terjadi apapun kepada mereka berdua. Meskipun dia tau Myungsoo tak akan melakukan apapun padanya tapi biar bagaimanapun juga Myungsoo adalah namja dan dia adalah yeoja seperti yang dikatakan Jiyeon, bisa saja Myungsoo melakukan sesuatu tanpa sadar.

 

“hum…bagaimana kalau kita barter eoh?” Ucap Myungsoo, dia kini sudah menegakkan lagi tubuhnya dan melepaskan tangannya dari lengan Suzy menatap yeoja itu penuh harap.

 

“barter apa?”

 

“kau izinkan aku tidur di sini, dan aku akan memberikanmu ini…kapanpun…” Ucap Myungsoo sembari menunjuk bibirnya, Suzy menatap arah jari Myungsoo dengan gugup. Dia benar-benar tak boleh goyah kali ini, godaan Myungsoo terlalu kuat untuknya. Bibir tipis itu terlihat sangat menggoda di mata Suzy, akan sangat sayang kalau harus menolak tawaran ini, tapi di sisi lain Suzy tak ingin pendiriannya goyah hanya karena Myungsoo menawarnya.

 

“otthae? Kau akan memiliki ini…eoh? bibir ini milikmu sepenuhnya, hanya kau yang akan menyentuhnya…aku tau kau sangat menyukainya…tak perlu keluarkan suara, hanya anggukan kepalamu semuanya beres…eoh…” Ucap Myungsoo, dia berusaha untuk merubah pendirian Suzy. Apapun akan dilakukannya agar dia tak harus tidur di sofa yang tak layak di pakai untuk tidur itu.

 

Senyum Myungsoo tersinggung di wajahnya saat melihat kepala Suzy mengangguk pelan ke atas dan ke bawah, “assa! Gomawo chagi…” CUP~ Myungsoo mengecup bibir Suzy pelan lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

 

“aigoo…mulai hari ini tidurku akan selalu nyenyak…” Pekik Myungsoo girang bersamaan dengan kedua tangannya yang direntangkan ke atas.

 

“cih…dasar licik…menggunakan kelemahanku untuk menguntungkan dirimu sendiri…” Gumam Suzy ikut membaringkan tubuhnya.

 

“itulah gunanya otak chagiya…siapa suruh kau menyukai bibirku…coba saja kau tidak meyukainya, kau pasti tidak akan kalah…” Ucap Myungsoo dengan mata yang sudah terpejam.

 

“heh…kau memang tak pernah kalah, selalu menang…” Dumel Suzy lalu bergerak membelakangi Myungsoo.

 

“hum…kau benar…aku tidak akan pernah kalah darimu…karena aku adalah Kim Myungsoo” Bisik Myungsoo pelan di telinga Suzy.

 

“eoh…kau Kim Myungsoo…jalja yeobo…” Gumam Suzy memejamkan matanya.

 

“jalja…Suzy”

 

xxxxxx

 

“eunggg….” Suzy mengerang pelan dalam tidurnya, sinar mentari yang sedikit-sedikit masuk menembus jendela kamarnya membuat dirinya membuka perlahan matanya yang tertutup rapat.

 

Tubuhnya terperanjat saat merasakan satu tangan mendarat di atas kepalanya, “ah aku lupa…” Gumam Suzy dengan suara serak, dia lupa bahwa semalam dia sudah memberikan izin kepada Myungsoo untuk tidur bersama di kamar ini dengan embel-embel bahwa dia akan memiliki bibir tipis Myungsoo yang menggoda itu sepenuhnya.

 

“Myungsoo…ireona…kita harus kuliah” Ucap Suzy memukul pelan tangan Myungsoo, namun yang di pukul hanya bergumam pelan lalu memperbaiki tidurnya.

 

“ya…ini sudah pagi…kita harus segera ke kampus” Ucap Suzy lagi, “eung…shireo…aku masih ingin tidur…sejak pindah ke sini tak pernah aku tidur senyenyak dan senyaman ini” Gumam Myungsoo, Suzy menyinggungkan senyum tipisnya, dia membalik badannya ke samping sehingga menghadap ke Myungsoo.

 

“kau tidak akan lagi bisa tidur nyenyak kalau kau tidak bangun sekarang juga” Ucapan Suzy barusan berhasil membuat Myungsoo langsung membuka matanya dengan lebar, “anak pintar…” Ucap Suzy mengusap kepala Myungsoo seperti anak anjing.

 

“kau mana boleh mengancam seperti itu…bukannya semalam kau sudah mengizinkanku tidur di sini? Kau tak bisa menarik ucapanmu lagi” Dumel Myungsoo, Suzy hanya terkekeh lalu mencubit pipi Myungsoo gemas.

 

“kau seperti anak kecil yang ngambek saja…sudahlah…ayo bangun…” Ucap Suzy lalu beranjak dari tidurnya.

 

“aku akan mandi…dan kau…hum, siapkan sarapan untukku ne” Titah Suzy lalu mengedipkan sebelah matanya pada Myungsoo.

 

“ya mana bisa begitu…sudah ku bilang kau yang harus memasak, kenapa malah menyuruhku” Pekik Myungsoo tak terima, Suzy tersenyum puas melihat reaksi Myungsoo itu.

 

“baiklah…kalau itu maumu, aku yang akan memasak mulai sekarang…” Myungsoo tersenyum menang mendengar ucapan Suzy, “tapi, kau akan kembali tidur di luar, otthae?” Lanjut Suzy membuat senyum Myungsoo yang merekah itu menghilang.

 

“cih…dasar licik…” Dumel Myungsoo, sepertinya Suzy pernah mendengar kata-kata ini, dia terkekeh pelan merasa menang dari Myungsoo.

 

“itulah gunanya otak yeobo…” Ucap Suzy lalu melongos meninggalkan Myungsoo yang menekuk wajahnya.

 

“ya…jangan meniru ucapanku!” Pekik Myungsoo kesal, Suzy yang sudah berada dalam kamar mandi hanya tertawa renyah.

 

xxxxxx

 

Myungsoo seperti biasa menghentikan mobilnya di depan halte bis yang ada dekat dengan kampusnya, “turunlah…” Ucap Myungsoo sembari melepaskan seatbelt Suzy.

 

“gomawo…” Ucap Suzy, Myungsoo tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Baru Saja Suzy akan membuka pintu tangannya langsung di hadang begitu saja.

 

“chamkan…” Tahan Myungsoo, Suzy menoleh dan menatap heran Myungsoo “ada apa lagi?” Tanya Suzy.

 

CUP~ Myungsoo mengecup bibir Suzy membuat yeoja itu tersentak kaget, lima detik barulah Myungsoo melepaskannya, “morning kiss chagi…” Ucap Myungsoo, Suzy memicingkan matanya lalu memukul dada Myungsoo.

 

“ya…apa yang kau lakukan…issh!” Dumel Suzy memasang wajah kesalnya, “jangan marah-marah seperti itu…kau terlihat jelek…sana keluar, nanti kau telat” Myungsoo lalu membukakan pintu untuk Suzy sedetik kemudian dia keluar dari mobil itu.

 

“huh…dasar nappeun…” Gumam Suzy menatap kepergian mobil Myungsoo, beberapa menit kemudian setelah menunggu dia meninggalkan halte bis itu kemudian berjalan menuju gerbang kampusnya.

 

Tanpa sadar seorang yeoja memunculkan dirinya setelah bersembunyi di balik halte bis tersebut, “ige mwoya?” Pekiknya tertahan sembari memandang punggung Suzy dengan wajah terkejut.

 

TBC

 

Hey~ author update lagi nih ^^ kebetulan lagi begadang sambil nulis laporan jadi posting sekalian aja, kemarin waktu banyak soalnya kuliahnya cuman satu doang jadi bisalah selesai 🙂

Aaahhh~ aneh ya?? entah mengapa author ngerasa aneh dengan scene di atas wkwkw :v author di sini buatnya mereka masih belum saling suka tapi kelihatannya tidak seperti itu…mereka udah ada perasaan atau masih belum yah?? aigoo~ author bingung jadinya wkwkw #somplak

Respon kemarin pada bilang kalau curiga sama Minho yah? haha author sarankan gak usah curiga” sama dia…wkwkw sekedar saran sih J

Kalo yang nunggu konfliknya kapan muncul, mungkin mulai part selanjutnya dan selanjutnya lagi deh konfliknya akan mulai bermunculan tapi gak wow wow amat kok konfliknya, biasa~ flat~ hahaha…

Ayolah yang belum comment dipart kemarin langsung comment ke part ini…banyak loh yang masih belum comment ^^