MBA (Married By Accident) 6

MBA (Married By Accident)

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Choi Minho, Park Jiyeon, Choi Sulli, etc

Genre : Romance, Married Life

Rating : 17/18+

Type : Chapter

 Sorry For Typo~

 

2013 – Seoul National University

 

“Myungsoo…” Myungsoo yang tengah menulis catatan kuliahnya itu langsung menoleh ke arah bangku Minho yang memanggilnya.

 

“waeyo?” Tanya Myungsoo lalu kembali fokus ke buku catatannya.

 

“kau tau malam ini Suzy dan Jiyeon akan ke pesta ulang tahun teman mereka” Ucap Minho.

 

“mana aku tahu…” Seru Myungsoo seadanya, karena memang dia sama sekali tak tau.

 

“nah maka dariitu aku memberitahumu…dan meminta bantuanmu lagi” Tangan Myungsoo yang tadinya bergerak itu seketika berhenti dan menoleh pada Minho dengan mata yang memicing.

 

“kali ini apa lagi?” Tanya Myungsoo memasang wajah malasnya.

 

“kau tau kan kalau biasanya pesta itu diadakan di mana?”

 

“ck…jadi kau ingin aku menemani kedua yeoja itu?” Tanya Myungsoo to the point, Minho menjentikkan jarinya dengan wajah berbinar.

 

“kau sudah pintar ne” Seru Minho, Myungsoo mendengus kecil.

 

“ya…kalau kau takut yeojamu kenapa-kenapa di club malam harusnya kau larang saja dia ke sana, kenapa harus mengizinkannya…” Dumel Myungsoo, sementara yang diomeli hanya cengengesan.

 

“kau taukan kalau Suzy itu orangnya tak suka di kekang…dari awal hubungan kami dia sudah menceritakan semua tentangnya…saat umurnya 5 tahun eommanya harus meninggal dan menyisahkan dia dan appanya seorang diri, sejak saat itu dia harus belajar mandiri dan mengurus appanya…aku tak mau karena aku adalah kekasihnya aku melarangnya untuk melakukan hal yang dia inginkan” Jelas Minho.

 

“tapi walaupun begitu kau kan tidak suka, seharusnya kau buat dia mengerti…”

 

“arra, tapi aku tak mau memaksanya…appanya saja mengizinkannya untuk melakukan apa yang dia mau, masa aku yang hanya berstatus pacarnya harus melarangnya…meskipun aku tak suka tapi kalau Suzy menyukainya aku tak punya hak untuk melarangnya, lagipula aku percaya kalau Suzy bisa menempatkan dirinya…dia tau apa yang boleh dilakukannya dan tidak” Myungsoo memutar bola matanya mendengar penjelasan temannya itu.

 

“terus kalau kau percaya Suzy akan baik-baik saja kenapa kau menyuruhku untuk menemaninya? Membuang waktu saja” Dengus Myungsoo.

 

“dengan adanya kau Suzy akan semakin baik-baik saja…bagaimana kalau ada ahjussi mabuk di sana dan Suzy tak bisa melawannya? Kalau ada kau dia akan ada yang jaga” Ucap Minho dengan wajah polosnya.

 

“aigoo…namja ini…kalau kau selalu membuatku dekat dengan Suzy apa kau tak takut Suzy akan berpaling padaku eoh?” Tanya Myungsoo dengan wajah menyeringai.

 

“ck…ya! bercermin dulu sana sebelum berbicara…aku ini lebih tampan darimu jadi tak mungkin Suzy bisa berpaling padamu” Seru Minho menertawai Myungsoo.

 

“kau pikir Suzy menyukai namja cuma karena tampangnya eoh? Bagaimana kalau namja yang selalu didekatnya sepertiku?”

 

“hahaha….itu tak mungkin Kim Myungsoo…walaupun Suzy berpaling padamu, kau tak akan menerimanya…kau tak mungkin mengambil milik sahabatmu, keutchi?” Myungsoo terkekeh pelan mendengar ucapan Minho barusan.

 

“kau tau ternyata…jadi ini alasannya eoh mengapa kau selalu bersikap biasa jika Suzy selalu di dekatku? Bahkan kau selalu membuat momen di mana aku dan Suzy bisa berdua” Ucap Myungsoo, Minho mengangguk pasti.

 

“tentu saja…aku tak pernah risih melihatmu dengan Suzy, karena kau sahabatku…aku malah sangat senang sahabat dan kekasihku bisa dekat…” Seru Minho.

 

“haha dan aku tak mungkin merebut kekasih sahabatku sendiri?”

 

“maja…kau tak akan melakukannya kan?”

 

“of course i wont!”

 

xxxxxx

 

2014 – Seoul

 

“Suzy-ya…” Suara seorang yeoja membuat langkah Suzy yang baru saja akan memasuki perpustakaan kampus itu terhenti dan membuat dirinya menoleh ke belakang.

 

“eoh Sulli eonni…waeyo?” Tanya Suzy mendapati Sulli memanggilnya.

 

“aku hanya ingin mengatakan akhir pekan ini bolehkan aku ikut bersamamu dengan Minho? Myungsoo sudah mengatakan padaku kalau Minho mengajak kami juga untuk kencan lagi, tapi aku takutnya nanti kau malah terganggu” Ucap Sulli.

 

“ah, aniyo eonni…gwenchana…awalnya aku memang hanya ingin pergi berdua sama Minho oppa tapi setelah dipikir-pikir lebih bagus kalau ramai” Balas Suzy sambil tersenyum, Sulli terlihat berpikir dan meneliti raut wajah Suzy itu.

 

“geure? hum…baguslah kalau begitu…sampai bertemu di akhir pekan ne” Ucap Sulli lalu pamit pergi meninggalkan Suzy.

 

“mwoya? seperti ada yang aneh” Gumam Suzy pelan, tak mau terlalu ambil pusing dia menggelengkan kepalanya pelan lalu memasuki perpustakaan.

 

“mian aku telat…bagaimana sudah menemukan bukunya?” Suzy menghampiri salah satu meja perpustakaan yang paling sudut dan sedikit tertutup itu karena ditutup oleh beberapa rak di depannya.

 

“belum…aku sudah mencari di bagian sana tapi masih tidak ketemu juga” Myungsoo menghembuskan nafasnya kesal karena sedari tadi pekerjaannya hanya mencari buku referensi namun sama sekali tak dapat ditemukannya.

 

“aissh, bagaimana mau ketemu kalau baru disatu tempat mencari kau sudah bermalasan seperti ini…cari di tempat lain…” Dumel Suzy menarik tangan Myungsoo dan mengajaknya untuk ke rak buku yang lain.

 

“memangnya buku apa yang kau cari? Kenapa tak pinjam dengan Minho oppa saja?” Tanya Suzy berdiri di samping Myungsoo.

 

“aku mencari buku tentang penyakit dalam. Kalau dia punya buku itu aku tak mungkin membuang waktuku untuk berada di tempat membosankan ini” Jawab Myungsoo sembali memilah-milah buku di atas rak.

 

“kalau mencari buku seperti itu harusnya di cari di bagian kesehatan…” Seru Suzy lalu melangkahkan kakinya menuju rak buku khusus untuk kesehatan.

 

“Penyakit dalam…hum…ini…bukan…” Suzy mencari dari atas sampai bawah buku yang diinginkan oleh Myungsoo namun masih belum menemukannya.

 

“sudah menemukannya?” Tanya Myungsoo menghampiri Suzy, “belum…tunggu…ini…ah….apa ini yang kau cari?” Suzy memekik kecil takut suaranya terdengar oleh penjaga perpustakaan sembari memperlihatkan sebuah buku tebal bersampul cokelat terang kepada Myungsoo.

 

“ah igeo…ne…ya, tak salah aku meminta bantuanmu eoh…kajja, aku harus segera merangkumnya” Ucap Myungsoo, Suzy berjalan dengan bangga menuju ke meja tempat mereka duduk tadi.

 

“em…Myungsoo-ya…”

 

“waeyo?”

 

“tadi sebelum masuk ke sini aku bertemu dengan Sulli eonni” Sahut Suzy.

 

“geure?” Myungsoo hanya bergumam tanpa mengalihkan padangan dari buku di hadapannya.

 

“hum…terus aku merasakan ada sesuatu yang aneh dengannya, tak biasanya dia bersikap seperti itu”

 

“memangnya dia kenapa?” Tanya Myungsoo.

 

“keunyang…sepertinya dia sedang menyembunyikan sesuatu…entahlah, aku hanya rasa dia aneh hari ini” Ucap Suzy menebak-nebak.

 

“cih…instingmu itu terlalu berlebihan…memangnya kau siapa sampai dia mau menyembunyikan sesuatu padamu…” Gumam Myungsoo membuat Suzy mendelik kesal.

 

“aku tidak berlebihan…tapi kenyataannya memang begitu…tadi juga dia membahas tentang kencan akhir pekan nanti…”

 

“jinjja? wuaa…dia pasti sudah tak sabaran berkencan denganku” Seru Myungsoo girang, Suzy menggerutu pelan melihat reaksi Myungsoo.

 

“kau terlalu berlebihan tuan Kim” Ucap Suzy ketus, “waeyo? kenyataannya memang begitu” Balas Myungsoo.

 

“itu perkataanku jangan kau ikuti!” Suzy mendelik pada Myungsoo.

 

“eum…isanghae…” Myungsoo menutup pelan bukunya dan memutar badannya ke samping menghadap pada Suzy.

 

“mwo?” Tanya Suzy tak mengerti.

 

“kenapa kau jadi kesal seperti ini? apa yang membuatmu kesal eoh?” Tanya Myungsoo menyelidik, “oh…aku tau…apa kau cemburu kalau suamimu ini akan berkencan dengan yeoja lain?” Goda Myungsoo mencolek dagu Suzy.

 

“isshh…cemburu? wuaahh…daebak! pemikiranmu terlalu jauh, untuk apa aku cemburu? Kalau Minho oppa yang berkencan dengan yeoja lain baru aku cemburu” Ucap Suzy menepis tangan Myungsoo yang ada di dagunya.

 

“geure? tapi sepertinya kau cemburu padaku…bukan pada Minho…” Myungsoo tersenyum nakal menatap Suzy.

 

“ya ya…jangan memulai lagi…berhenti menggodaku, kerjakan tugasmu cepat” Seru Suzy gelagapan dan menyerahkan buku pada Myungsoo.

 

“aigoo…kyeopda” Gumam Myungsoo kembali fokus pada bukunya sementara Suzy hanya berusaha mengatur deru jantungnya yang entah mengapa itu berdetak sangat kencang.

 

xxxxxx

 

Keadaan kampus sekarang sudah sepi, beberapa menit yang lalu semua kuliah telah dibubarkan. Namun Suzy masih berada dalam kelasnya mencatat mata kuliah yang tadi belum sempat dicatatnya. Setelah selesai, Suzy merapikan bukunya dan segera beranjak dari kelasnya seorang diri.

 

Drrtt Drrtt~ saat berjalan menuju gerbang sekolah Suzy merasakan handphonenya bergetar dengan segera dia membuka dan membaca pesan yang masuk.

 

From : Myungsoo

 Sudah selesai? Aku berada di depan halte menunggumu, kita pulang bersama.

 

Setelah membaca pesan itu, Suzy tak berniat untuk membalasnya dan langsung melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ke halte bis dekat kampusnya. Senyum Suzy mengembang melihat mobil Myungsoo terparkir di sana.

 

Tuk tuk tuk~ Suzy mengetuk kaca mobil Myungsoo, sedetik kemudian Myungsoo berbalik dan membukakan pintu untuk Suzy.

 

“mian kau menunggu lama yah?” Ucap Suzy langsung masuk ke dalam mobil, “aniyo…gwenchana…” Gumam Myungsoo lalu melajukan mobilnya.

 

Dan tanpa sadar lagi, yeoja yang pagi tadi melihat Suzy dan Myungsoo datang berdua ke kampus kini melihat lagi mereka berdua pulang bersama.

 

“pasti ada sesuatu” Gumamnya, dia menyetop taksi yang lewat segera dan meminta taksi tersebut mengikuti mobil Myungsoo.

 

“Myungsoo-ya…aku ingin makan sup kerang, masakan aku untuk makan malam nanti ne…” Ucap Suzy dalam mobil, Myungsoo yang lagi fokus menyetir itu mendengus sebal.

 

“kapan kau akan belajar masak eoh? Jangan menyuruhku terus, apa kau tak malu menyuruh namja membuatkanmu makanan?” Dumel Myungsoo, Suzy dengan santainya menggelengkan kepalanya.

 

“cih…dasar tak tau malu” Dumel Myungsoo, dia menginjak pedal remnya kemudian memutar kunci mobilnya.

 

“sup kerang eoh? Ayolah…ne ne” Suzy menyusul Myungsoo yang sudah berjalan mendahuluinya dan menarik lengannya seperti anak kecil.

 

“ya…kau itu sudah dewasa kenapa seperti anak kecil begini sih” Dumel Myungsoo menarik lengannya dari Suzy, “masakan aku sup kerang….” Rengek Suzy dengan wajah memohonnya, Myungsoo menghela nafasnya lalu menganggukan kepalanya.

 

“baiklah…tapi jangan merengek seperti itu lagi” Ucap Myungsoo akhirnya lalu berjalan di depan Suzy, Suzy memekik kegirangan mendengarnya.

 

“arasseo yeobo!” Pekik Suzy pada Myungsoo yang sudah jauh di depannya, dia kemudian menyusulnya masuk ke dalam lift.

 

“mwo? Apa aku tidak salah dengar? Yeobo?” Seorang yeoja menampakan dirinya setelah bersembunyi di balik pintu lobi apartemen itu, dia terlihat shock dengan apa yang barusan dilihatnya. Tanpa menunggu lagi dia segera menyusul Suzy dan Myungsoo, kali ini dia harus tau apa yang sebenarnya terjadi.

 

“mereka masuk di apartemen yang sama” Gumam yeoja itu melihat Punggung Suzy dan Myungsoo menghilang di balik salah satu pintu apartemen yang berada di ujung koridor.

 

Sekitar 30 menit yeoja itu menunggu di tempatnya, namun pintu yang sedari tadi di tatapnya tak kunjung bergerak. Dia memutar otaknya agar bisa menemukan sebuah jawaban dan pulang tidak dengan tangan kosong.

 

Mata yeoja itu memicing saat melihat salah satu satpam apartemen sedang berjalan menuju ke arahnya, “ah chogiyo…bisa aku bertanya sebentar?” Yeoja itu menahan satpam yang baru saja akan masuk ke dalam lift.

 

“ah ne agasshi, anda mau bertanya apa?” Tanya satpam itu.

 

“hum..sebelumnya perkenalkan dulu saya Choi Sulli…aku seorang mahasiswa dari Seoul university…” Ucap yeoja itu memperkenalkan dirinya.

 

“ah Sulli-ssi…ne annyeonghaseyo…bagaimana kalau kita berbicara di kantor saja? sepertinya kau ingin menanyakan sesuatu yang serius…” Ucap satpam itu, tanpa ragu Sulli menganggukan kepalanya.

 

“cah, apa yang ingin kau tanyakan Sulli-ssi?” Tanya satpam itu, “begini…hum, apa kau tau penghuni yang tinggal di apartemen nomor 130 yang ada di lantai 5?” Tanya Sulli sedikit ragu, takut satpam dihadapannya itu mencurigainya.

 

“ah pasangan muda itu? tentu saja…sejak kedatangan mereka ke apartemen ini semua penghuni di sini sudah mengenal mereka…pasalnya mereka satu-satunya pengantin termuda yang ada di apartemen ini” Ucap sang satpam membuat Sulli melototkan matanya.

 

“pengantin?” Pekik Sulli tertahan, satpam itu mengangguk dengan wajah berseri.

 

“ne, masih terbilang pengantin baru sih…karena belum cukup sebulan mereka menikah, aigoo..melihat mereka selalu datang dan pergi bersama mengingatkan masa mudaku saat istriku masih ada” Ucap sang satpam dengan raut wajah sedih.

 

“ah mian…aku tak bermaksud menyinggung masalahmu” Ucap Sulli merasa bersalah.

 

“gwenchana…ah iya..ngomong-ngomong kenapa kau menanyakan tentang mereka? Apa kau mengenal mereka?” Tanya satpam itu, Sulli kelihatan gelagapan.

 

“ah…i..itu…sebenarnya istrinya adalah saudara sepupuku, aku baru saja kembali ke Seoul kemarin jadi tak tau masalah pernikahan mereka” Ucap Sulli beralasan.

 

“ah geureyo? Sayang sekali kau tak bisa menghadiri pernikahan sepupumu…” Ucap satpam itu prihatin.

 

“ah ne…hum, kalau begitu saya permisi dulu ne” Ucap Sulli beranjak dari kursinya.

 

“ne…silahakan…”

 

“geurom, annyeonghaseyo..terima kasih atas bantuannya” Sulli membungkukan dirinya sopan.

 

“chenmaneyo Sulli-ssi…hati-hati di jalan ne” Ucap satpam itu, Sulli tersenyum lalu keluar dari ruangan.

 

“menikah?” Suara Sulli tercekat setelah sampai di depan lift, pandangannya membulat mengingat apa yang dikatakan satpam tadi.

 

“bukannya Suzy…jadi Minho? Mwoya?” Kepala Sulli terasa berputar-putar, sebaiknya hari ini dia segera pulang ke rumah dan istirahat dengan tenang. Mungkin besok dia bisa meminta penjelasan dari Myungsoo tentang semua ini, apakah ini adalah kebenaran atau bukan?

 

xxxxxx

 

“Suzy-ya, supnya sudah matang…kemarilah” Sahut Myungsoo dari dapur, Suzy yang tengah asyik menonton kartun kesukaannya itu langsung berlari menuju dapur.

 

“huaa…daebak! kau memang suami terbaik” Pekik Suzy melihat sepanci sup kerang di atas meja makan.

 

“cih…berlebihan” Decak Myungsoo sembari melepaskan apronnya.

 

“aku tidak berlebihan Myungsoo-ya…aku hanya mengatakan yang sebenarnya” Ucap Suzy sembari menyendok sup kerang yang sedari tadi ingin dimakannya.

 

“yah terserah kau sajalah” Ucap Myungsoo acuh kemudian menggabungkan dirinya di meja makan bersama Suzy.

 

Setelah selesai makan malam kini Suzy dan Myungsoo bersantai bersama di ruang tengah. Suzy duduk di atas karpet dan menyandarkan punggungnya di sofa sementara Myungsoo duduk di atas sofa dengan kaki yang terlentang ke samping.

 

“Myungsoo-ya…ganti channelnya..drama kesukaanku sudah main” Ucap Suzy sembari mengemil snacknya.

 

“heh, sepertinya aku harus meminta satu tv lagi dari eomma…biar kau tidak mengganggu acara nontonku” Gerutu Myungsoo lalu menekan tombol remote sehingga saluran tv olahraga yang tadi ditontonnya terganti dengan saluran tv yang khusus menayangkan drama.

 

“ck…memangnya hanya kau yah yang terganggu, aku juga teganggu tau…cepatlah minta tv baru sama omoni biar aku bisa bebas menonton dengan tenang tanpa mendengar ocehanmu itu” Dumel Suzy tanpa mengalihkan pandangannya.

 

“ah geure geure, kalau aku bertemu dengan eomma aku akan memintanya” Ucap Myungsoo sembari menguap, “Suzy-ya…” Sahutnya.

 

“waeyo?” Gumam Suzy dengan mata yang fokus ke tv.

 

“kemarilah aku ingin tidur” Ucap Myungsoo, “kau tidur saja…kenapa memanggilku” Dumel Suzy.

 

“aku ingin bersandar…kemarilah palli”

 

“eisshh…kau seperti anak kecil saja” Desis Suzy beranjak dari duduknya kemudian duduk di sofa.

 

“bangunkan aku kalau dramamu sudah habis aku mau melanjutkan menonton berita olahraga” Ucap Myungsoo sembari mengamit lengan Suzy dan menyandarkan kepalanya di sana.

 

“eoh…jalja…” Tak lama kemudian Suzy mendengar dengkuran halus dari bibir Myungsoo.

 

“ckck, cepat sekali dia tidurnya” Gumam Suzy pelan.

 

Setelah sejam berlalu drama kesukaan Suzy akhirnya berakhir juga, yeoja itu menggerakkan tubuhnya namun tak bisa akibat Myungsoo yang bersandar di bahunya.

 

“aigoo…namja ini menyusahkan saja” Gerutu Suzy, baru saja Suzy ingin membangunkan Myungsoo bunyi handphone membuatnya mengurungkan niatnya.

 

Kriiingg~ Kriiingg~

 

Suzy meraih handphone yang ada di sampingnya tanpa memperhatikan handphone itu milik siapa dan siapa penelponnya.

 

“yobeoseyo…” Sahut Suzy.

 

“Suzy?” Suara namja di seberang sana membuatnya mengernyit heran.

 

“ne ini aku oppa, waeyo?”

 

“ani…kenapa kau bisa mengangkat telepon Myungsoo? Kalian sedang bersama?” Suzy membulatkan matanya sedetik kemudian dia menjauhkan handphone itu dari teliganya dan matanya semakin membulat melihat handphone yang dipegangnya adalah handphone hitam milik Myungsoo bukan handphone putih miliknya.

 

“euungg….” Myungsoo mengerang pelan karena Suzy menggerakkan badannya, matanya yang menyipit itu dikuceknya dan menatap Suzy yang kini tengah mematung.

 

“nug…hhhmmmppp” Myungsoo melotot saat Suzy langsung membekap mulutnya dan mengisyatkan dirinya untuk tidak bersuara.

 

“yobeoseyo? Suzy-ya? kau masih di sana?”

 

“ah o…oppa…ne…” Suzy gelagapan tak tau ingin berbicara apa, dia merutuki dirnya mengapa mengangkat telepon itu begitu saja.

 

“oppa bertanya padamu Suzy-ya, kenapa kau mengangkat telepon Myungsoo kalian bersama?”

 

“ah…aniyo oppa…ta…tadi Myungsoo meninggalkan handphonenya, ja…jadi aku membawanya pulang…yah begitu oppa” Ucpa Suzy dengan susah payah dengan wajah yang panik.

 

“Minho?” Myungsoo melepaskan tangannya dan bertanya tanpa suara ke Suzy, Suzy mengangguk pelan membuat namja itu menggelengkan kepalanya.

 

“ah geure? padahal aku mau menanyakannya tentang tugas besok…ya sudah oppa telepon ke apartemennya saja…sudah dulu ya Suzy-ya”

 

“eoh ne oppa…jalja…”

 

“ne jaljayo…” Suzy menghembuskan nafasnya lega, dia memberikan handphone itu kepada Myungsoo.

 

“aiisshh pabo…kalau mau menerima telepon itu liat-liat dulu, untung saja Minho tidak curiga” Dumel Myungsoo, Suzy hanya mempoutkan bibirnya kesal.

 

Kriiingg~ Kriiingg~

 

“itu pasti Minho oppa….aku mau tidur” ucap Suzy beranjak dari sofa menuju kamarnya. Myungsoo juga ikut beranjak dan berjalan ke arah telepon rumahnya lalu mengangkatnya.

 

“yobeoseyo…”

 

xxxxxx

 

Seperti biasa pagi ini Myungsoo yang lebih dulu bangun dan menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Suzy. Awalnya dia ingin membangunkan Suzy dan menyuruhnya untuk membuat sarapan, namun kelihatannya yeoja itu tidurnya terlalu pulas sehingga membuatnya tak tega untuk membangunkannya.

 

“aigoo…kenapa harus selalu aku yang mmebuat sarapan? Ckck…Suzy benar-benar istri yang tidak berguna” Gerutu Myungsoo sembari membakar roti.

 

“Myungsoo-ya…” Suzy keluar dari kamarnya dengan keadaan berantakan khas orang yang baru bangun tidur.

 

“omo! Aku pikir siapa…ya penampilanmu berantakan sekali” Pekik Myungsoo terkejut saat menolehkan kepalanya dan mendapati Suzy di sana dengan keadaan rambut yang berantakan dan baju yang kusut.

 

“arra…hum…Myungsoo-ya…aku boleh minta tolong?” Tanya Suzy memasang wajah memelasnya, Myungsoo mendenguskan nafasnya, kalau Suzy sudah begini pasti dia mau meminta sesuatu yang tidak lazim lagi.

 

“MWO?” Pekik Myungsoo tak percaya, dia menggelengkan kepalanya dengan cepat, “shirreo! Kenapa kau menyuruhku? Kau tau itu memalukan!” Pekik Myungsoo menolak.

 

“oh ayolah Myungsoo-ya…aku tak tau kalau siklusnya hari ini, dan persediaanku sudah habis…” Ucap Suzy memohon.

 

“kau bisa pergi beli sendiri…kenapa harus menyuruhku?”

 

“apa kau tega membiarkanku keluar dengan keadaan seperti ini? aku tak bisa keluar rumah kalau tak memakainya…bisa-bisa banjir” Ucap Suzy, Myungsoo menggaruk kepalanya frustasi. Kalau Suzy sudah merengek seperti ini padanya entah mengapa dia sudah tak punya kekuatan untuk menolaknya.

 

“arasseo….heh, kau selalu merepotkanku…aku selesaikan rotinya dulu lalu pergi” ucap Myungsoo kembali berkutat dengan rotinya.

 

“aigoo…gomawo yeobo!” Pekik Suzy memeluk leher Myungsoo dari belakang.

 

“ya singkirkan tanganmu! Aku tidak bisa bernafas” Pekik Myungsoo menggoyangkan badannya.

 

“opps maaf” Gumam Suzy dengan wajah tak bersalahnya.

 

xxxxxx

 

“ya lihatlah namja itu…huaa dia benar-benar perhatian ne”

 

“kau benar, aduh beruntungnya yeoja yang memiliki namja sepertinya”

 

“dia sudah tampan, setia…dan mau melakukan apapun untuk yeojanya, benar-benar namja idaman”

 

“ne, aduh kalau saja aku tak memiliki Minki oppa aku pasti akan mencari namja sepertinya”

 

“dia bahkan rela ke supermarket pagi-pagi begini untuk membelikan yeojanya pembalut”

 

Myungsoo mengorek kupingnya jengah mendengar bisikan-bisikan para yeoja yang sedari tadi terus memperhatikannya. Myungsoo merutuki seorang ahjumma yang sedang berdiri di depannya ini.

 

“belanjaannya banyak sekali…dia tidak tau apa kalau aku sudah malu begini?” Batin Myungsoo, dia memegang sebungkus pembalut yang dipesankan Suzy kepadanya.

 

“aisshh, Bae Suzy kau benar-benar membuatku malu” Geramnya dalam hati, dia bernafas lega setelah ahjumma di hadapannya selesai membayar.

 

“aigoo tuan…apa ini untuk yeojamu yah?” Tanya sang kasir saat Myungsoo menyerahkan pembalutnya.

 

“ah, ne…” Jawab Myungsoo kikuk.

 

“kau benar-benar namja yang perhatian ne…” Ucap kasir itu dengan tatapan menggodanya, Myungsoo hanya tersenyum kikuk membalasnya.

 

“kamsahamnida” Ucap Myungsoo setelah mengambil kantung belanjaannya lalu melongos keluar dari supermarket itu, dia sudah tak tahan dengan bisikan para yeoja yang begitu mengganggu itu.

 

“ya Bae Suzy!!! jangan menyuruhku untuk membeli ini untuk kedua kalinya!!!” Pekik Myungsoo saat memasuki apartemennya.

 

“Bae Suzy!” Myungsoo mengedarkan pandangannya namun tak menemukan Suzy, dia juga tak mendapat balasan sahutan dari Suzy.

 

“ya…jangan bersembunyi…aku tau kau menertawaiku sekarang! Bae Su…ya..Suzy-ya…” Myungsoo memekik sembari berjalan menuju kamarnya, dan saat membuka kamar pekikan marahnya tiba-tiba saja berubah jadi pekikan kepanikan saat melihat tubuh Suzy yang merosot di depan lemari besar di kamarnya.

 

“Suzy-ya….waeyo?” Myungsoo memegang kedua bahu Suzy dan menyandarkan badan Suzy ke dadanya.

 

“a…appo…” Lirih Suzy sembari memegang perutnya.

 

“manhi appo? eodi appo?” Myungsoo terlihat sangat panik dia memegang perut Suzy, sekarang dia sama sekali tak tau apa yang harus dilakukannya. Rencananya untuk memarahi Suzy kini menguap begitu saja dan berubah jadi perasaan khawatir.

 

“ap…po…”

 

“Suzy-ya…gwencahana? ottokahe? Perutmu…apanya yang sakit? Ki..kita ke rumah sakit eoh? Ah ani ani…appamu bisa membunuhku karena membuatmu sakit begini…aahh ottokhae?” Myungsoo meracau tak jelas menatap penampilan Suzy yang kelihatan kesakitan itu.

 

“Myungsoo-ya…”

 

“ne…waeyo? appo?” Suzy tersenyum kecil melihat wajah panik Myungsoo.

 

“nan gwenchana…jangan panik begitu, ini sudah biasa terjadi tiap bulan saat siklusku datang” Ucap Suzy lemah.

 

“geunde kau sangat kesakitan Suzy-ya…apa yang harus aku lakukan?”

 

“mana benda yang aku suruh beli tadi?” Tanya Suzy tak menghiraukan pertanyaan Myungsoo.

 

“igeo…” Myungsoo meraih kantong plastik yang ada di dekatnya dan memberikannya pada Suzy.

 

“aku akan ke kamar mandi untuk memakainya” Ucap Suzy berusaha untuk membangunkan dirinya.

 

“kau yakin bisa?” Tanya Myungsoo membantu memapah Suzy.

 

“eoh…aku masih bisa kok…” Ucap Suzy, dia lalu berjalan menuju kamar mandi dengan Myungsoo yang memegang kedua bahunya.

 

“kau bisa melakukannya sendiri?” Tanya Myungsoo lagi sebelum Suzy masuk ke dalam kamar mandi.

 

“ne…waeyo? jangan katakan kau ingin membantuku” Ucap Suzy memicingkan matanya, Myungsoo seketika meneguk salivanya.

 

“a…ani…aku hanya takut kau akan pingsan di dalam” Ucap Myungsoo kikuk.

 

“gwencahana…aku tidak akan mengunci pintunya, jadi kalau aku tak keluar dengan cepat kau bisa masuk ke dalam” Ucap Suzy lalu menutup pintu kamar mandi.

 

“aisshh…Kim Myungsoo…apa yang kau pikirkan tadi?” Myungsoo memukul kepalanya merutuki perkataannya yang tidak jelas itu.

 

xxxxxx

 

“sudah baikan?” Myungsoo berjalan masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan yang berisi semangkuk bubur ginseng dan segelas susu hangat.

 

“eoh…kau tidak ke kampus?” Jawab Suzy berusaha bangkit dari tidurnya.

 

“aku tak mungkin ke kampus saat kau sedang sakit…igeo makanlah” Myungsoo duduk di tepi ranjang Suzy dan memangku nampan yang dibawanya.

 

“suap aku ne” Ucap Suzy manja, Myungsoo menggelengkan kepalanya, “aku baru tau kau jadi manja seperti ini kalau sedang sakit” Gumam Myungsoo, dia meraih sendok di mangkuk bubur itu dan menyuapkannya ke Suzy.

 

“tentu saja…saat sakitlah kesempatanku untuk bermanja-manja” Ucap Suzy dengan mulutnya yang terisi penuh oleh bubur.

 

“ckck..jangan berbicara kalau sedang makan…igeo, buka mulutmu lagi” Suzy terkekeh kemudian kembali membuka mulutnya.

 

“oh ya…apa kau sudah memberitahu Jiyeon? Dia pasti mencariku karena tidak ke kampus” Tanya Suzy.

 

“tenang saja tadi aku sudah menghubunginya mengatakan kau sedang sakit” Jawab Myungsoo sembari menyeka sisa bubur yang ada di sudut bibir Suzy.

 

“gomawo…ah, aku sudah kenyang…” Ucap Suzy, dia mendorong mangkuk bubur yang masih berisi setengah dari hadapannya.

 

“kau harus menghabiskannya Suzy” Ucap Myungsoo kembali menyendokan buburnya.

 

“aniyo…aku kenyang Myungsoo” Tolak Suzy mendorong tangan Myungsoo.

 

“biar kau cepat sembuh…makanlah” Desak Myungsoo.

 

“aku tidak mau Myungsoo-ya….” Rengek Suzy, seketika Myungsoo menaruh sendoknya dan mendengus.

 

“heh…sudah kukatakan jangan pernah merengek lagi padaku…” Ucap Myungsoo lalu membereskan tempat makan Suzy.

 

“hanya dengan begitu kau mau menuruti kemauanku” Ucap Suzy, Myungsoo mendesis pelan lalu keluar membawa nampannya dengan sedikit menggerutu. Sementara Suzy hanya terkekeh melihatnya kemudian kembali berbaring di tempat tidurnya untuk istirahat lagi.

 

xxxxxx

 

“Jiyeon-ah…” Jiyeon yang sedang berjalan di koridor kampus sendirian itu menolehkan kepalanya saat mendengar namanya dipanggil.

 

“eoh Minho oppa, Sulli sunbae…ada apa?” Tanya Jiyeon pada Minho dan Sulli yang menghampirinya.

 

“Suzy di mana? Biasanya kalian selalu bersama?” Tanya Minho.

 

“eoh tadi My…ah ap…appanya mengatakan bahwa Suzy sedang sakit” Ucap Jiyeon tergagap karena hampir saja mengatakan Myungsoo yang memberitahunya, Sulli memandang curiga Jiyeon saat ini.

 

“ah geure? sepertinya aku harus menjenguknya sebentar” Gumam Minho, “aku juga ikut Minho-ya” Celetuk Sulli tiba-tiba. Jiyeon menepuk kepalanya bagaimana caranya mereka mau menjenguk Suzy sementara Suzy sekarang tak tinggal di rumahnya lagi.

 

“ne…kita bisa pergi bersama…sebelumnya kita ke apartemen Myungsoo dulu, dia juga pasti ingin menjenguk Suzy” Ucap Minho, Jiyeon melototkan matanya terkejut.

 

“andwaeyo!!!” Pekik Jiyeon, Sulli dan Minho sontak menatapnya heran.

 

“waeyo Jiyeon-ah?” Tanya Minho, “ah geuge…a…aniyo oppa..hehe…geurom aku duluan ne..kelasku sebentar lagi mulai” Ucap Jiyeon. Minho hanya menatap punggung Jiyeon dengan wajah bingung sementara Sulli memandangnya penuh arti.

 

“ah…Bae Suzy pabo…bagaimana dia bisa menghadapinya nanti? Kalau Minho oppa ke rumahnya dan bertemu dengan appanya bagaimana? Atau bagaimana kalau dia ke apartemen Myungsoo oppa? Ah aniyo aniyo…bisa-bisa hubungan mereka terbongkar” Gumam Jiyeon sembari memasuki kelasnya, dia melihat sekeliling kelasnya sudah sepi.

 

“Yoojung-ah…dosennya ke mana?” Tanya Jiyeon pada salah satu teman kelasnya.

 

“ah hari ini dosennya tidak masuk karena ada pertemuan mendadak…jadi kita tak ada kuliah” Jawab Yoojung, Jiyeon memekik kegirangan.

 

“ah geure? gomawo infonya ne…aku duluan” Jiyeon dengan cepat menyambar tasnya dan berlari keluar dari ruangannya.

 

“aku harus ke apartemen Myungsoo oppa” Gumam Jiyeon berjalan keluar dari gerbang kampus dengan terburu-buru.

 

“yobeoseyo oppa”

 

“…”

 

“ah ne..aku sedang dalam perjalanan ke apartemenmu…ada yang ingin ku sampaikan…darurat”

 

“…”

 

“arasseo, kuno” Jiyeon mematikan sambungan teleponnya kemudian segera naik ke dalam bis yang menuju ke kawasan apartemen Myungsoo.

 

xxxxxx

 

Ting Tong~

 

Jiyeon memencet bel apartemen milik Myungsoo, tak sampai beberapa detik pintu besi di hadapannya terbuka lebar dan menampilkan sosok Myungsoo yang memakai baju rumah.

 

“ada apa kemari?” Tanya Myungsoo langsung.

 

“menjenguk Suzy” Ucap Jiyeon, setelah mengganti sepatunya dengan sendal rumah dia bergegas menuju ke kamar Suzy.

 

“Suzy-ya…gwenchana?” Jiyeon menghampiri Suzy yang berbaring di tempat tidurnya.

 

“eoh Jiyeon-ah? kau kemari? Kau tidak kuliah eoh, kenapa tak memberitahu kalau mau kemari?” Suzy bangkit dari tidurnya dan menyanderkan punggungnya ke sandaran tempat tidur.

 

“dosennya tak ada..aku sudah memberitahu Myungsoo oppa tadi kalau mau kemari” Jawab Suzy.

 

“ya…tadi kau mengatakan ada yang ingin kau sampaikan, apa itu?” Myungsoo masuk ke dalam kamar dengan membawa segelas jus untuk Jiyeon.

 

“gomawo oppa…aku mau memberitahu kalian kalau Minho oppa akan kemari” Jiyeon mengambil gelas yang disodorkan Myungsoo lalu beralih pada Suzy.

 

“ne?” Pekik Suzy dan Myungsoo terkejut.

 

“eoh, katanya dia ingin menjenguk Suzy yang sedang sakit dan sebelum ke rumah Suzy dia mau ke sini dulu untuk mengajakmu bertemu Suzy bersama” Jelas Jiyeon, kedua orang itu sontak membulatkan matanya tak percaya.

 

“ottokhae?” Tanya Suzy pada Myungsoo, sementara yang ditanyai tengah memasang wajah berpikirnya.

 

“kau antarkan Suzy ke rumah appanya saja sebelum Minho kemari…dan kau bisa beralasan kalau kau sudah lebih dulu ke rumah Suzy untuk menjenguknya, otthae?” Ucap Jiyeon memberi usul.

 

“hum…ide yang bagus” Gumam Myungsoo sembari mengusap dagunya.

 

“geure…kalau begitu kita ke rumahmu sekarang” Seru Myungsoo mengambil jaket miliknya dan Suzy bersiap untuk ke rumah Suzy.

 

xxxxxx

 

Minho dan Sulli terlihat turun dari mobil yang sama, mereka kemudian berjalan masuk ke dalam kediaman rumah tuan Bae. Sebelumnya Minho sudah ingin ke apartemen Myungsoo tapi dia mendapatkan pesan dari Myungsoo terlebih dahulu kalau dia berada di rumah Suzy.

 

Ting tong~ Minho menekan bel rumah, tak lama kemudian Myungsoo membukakan pintu rumah dan mempersilahkan Minho dan Sulli untuk masuk.

 

“kau sendiri Myungsoo-ya?” Tanya Minho.

 

“eoh, appa Suzy sedang di kantor…kau bisa menemui Suzy di kamarnya” Ucap Myungsoo, Minho mengangguk kemudian berjalan ke arah tangga untuk ke kamar Suzy.

 

“kau tidak naik ke atas Sulli-ya?” Tanya Myungsoo saat menyadari Sulli yang masih berada di sampingnya menatapnya penuh curiga.

 

“kau?” Tanya Sulli balik, Myungsoo mengerutkan keningnya.

 

“aku sedang menonton…kau naik saja” Ucap Myungsoo mengedikkan dagunya ke arah tv yang kini sedang menyala.

 

“aniyo…aku di sini saja…Minho dan Suzy pasti butuh waktu berdua” Ucap Sulli sembari mengamati raut wajah Myungsoo.

 

“ah geure…kalau begitu kita menonton saja” Ajak Myungsoo dengan wajah santainya.

 

“isanghae…bukankah dia dan Suzy sudah menikah? Tapi kenapa reaksinya biasa saja?” Batin Sulli bingung.

 

xxxxxx

 

Minho perlahan membuka pintu kamar Suzy dan mendapati yeoja itu tengah berbaring di atas ranjangnya.

 

“Suzy-ya?” Sahut Minho, Suzy menggerakan badannya dan menoleh pada Minho yang menghampirinya.

 

“eoh oppa wasseo” Ucap Suzy, Minho mengangguk lalu duduk di kursi yang ada dekat ranjang Suzy.

 

“kau sakit apa Suzy-ya?” Tanya Minho dengan wajah khawatir, “bukan sakit yang berat kok oppa..biasa lah sakit bulanan” Jawab Suzy tersenyum, Minho menghela nafasnya lega.

 

“aku pikir kau sedang sakit parah…” Ucap Minho mengelus puncak kepala Suzy.

 

“geokjongma oppa…palingan besok sudah sembuh…” Ucap Suzy.

 

“ah iya…mianhae karena oppa jarang menemuimu…kau tau sendirikan oppa sedang sibuk dengan tugas akhir jadi jarang bisa menghubungimu” Ucap Minho menyesal.

 

“gwenchana oppa, aku mengerti kok” Suzy meraih tangan Minho di atas puncak kepalanya dan menggenggamnya erat.

 

“seharusnya aku yang minta maaf oppa…” Lirih Suzy dalam hatinya.

 

“apa kau sudah minum obat eoh?” Tanya Minho, Suzy menganggukan kepalanya.

 

“ne…Myungsoo juga sudah membuatkan bubur ginseng untukku” Jawab Suzy, Minho tersenyum tulus.

 

“syukurlah…aku senang kalau kau dan Myungsoo bisa akur…jangan sering-sering bertengkar” Ucap Minho, Suzy hanya tersenyum kikuk mendengarnya.

 

“oppa mianhae…aku membohongimu…jeongmal mianhae” Suzy menatap sendu wajah Minho yang terlihat begitu mengkhawatirkannya. Dia sudah seperti yeoja yang jahat karena harus membohongi namja sebaik Minho. Perasaan Minho begitu tulus kepadanya, bukannya perasaannya juga tak tulus…tapi dia merasa bahwa keraguan mulai muncul di hatinya saat ini.

 

Saat bersama dengan Myungsoo entah mengapa tanpa disadari membuat dirinya terasa begitu nyaman bersamanya, bahkan dia tak pernah merasa senyaman itu saat bersama dengan Minho. Dia mencintai Minho, yah dia yakin bahwa saat ini dia masih mencintai Minho, tapi…nama Myungsoo  perlahan kini sudah masuk ke dalam pikirannya begitu saja dan sedikit demi sedikit menggeser posisi Minho yang setiap hari selalu berada dalam pikirannya.

 

“istirahatlah…oppa tak bisa berlama-lama di sini, mianhae” Minho kembali mengelus puncak kepala Suzy dengan sayang.

 

“gwenchana oppa, kau datang menjengukku saja itu sudah lebih dari cukup” Jawab Suzy.

 

“geurom…oppa pamit, kalau kau ingin sesuatu katakan saja pada Myungsoo, oppa akan menyuruhnya untuk menuruti permintaanmu” Suzy tersenyum kecil lalu menganggukan kepalanya seraya Minho beranjak dari kursinya.

 

“josimhae oppa” Sahut Suzy, Minho tersenyum kecil lalu menutup pelan pintu kamar Suzy.

 

xxxxxx

 

Setelah kepulangan Minho dan Sulli, Myungsoo langsung beranjak menuju ke kamar Suzy. Perlahan dia membuka pintu kamar tersebut, alis Myungsoo mengernyit heran saat samar-samar mendengar isakan kecil dari dalam kamar tersebut.

 

“Suzy-ya…” Myungsoo langsung saja menghampiri Suzy yang kini tengah terisak di atas tempat tidurnya dengan memeluk lututnya dan menyembunyikan wajahnya di sana.

 

“ya waegeure? Appo? perutmu sakit lagi eoh?” Tanya Myungsoo panik, tak ada jawaban dari Suzy, hanya isakannya yang semakin keras.

 

“uljima….waeyo eoh? Katakan padaku kau kenapa…” Myungsoo mengangkat kepala Suzy dan menatap lirih matanya yang kini sudah sembab dan wajahnya yang dipenuhi dengan genangan air mata.

 

“Suzy-ya ceritakan padaku…apa Minho mengatakan sesuatu yang membuatmu sedih?” Tanya Myungsoo lagi, Suzy menggelengkan kepalanya pelan sembari mengusap pelan pipinya yang basah.

 

“n..nan gwenchana…” Lirih Suzy tersenyum lemah kepada Myungsoo.

 

“baik-baik apanya eoh? Kau menangis seperti ini pasti sesuatu terjadi…ceritakan padaku ada apa…” Ucap Myungsoo, dia membantu Suzy untuk menyeka sisa-sisa air mata di wajahnya.

 

“ani geunyang…”

 

“geunyang mwo?”

 

“aku hanya merasa seperti seorang yang jahat…Minho oppa…dia terlalu baik padaku” Ucap Suzy, Myungsoo memandang Suzy bingung.

 

“sudah seharusnya Minho baik padamu, dia kekasihmu jadi itu wajar Suzy-ya…kenapa kau berpikiran seperti itu eoh?”

 

“arra…dia memang wajar kalau bersikap baik padaku, tapi aku yang tidak wajar…aku bahkan membohonginya…aku tidak tega menatap wajahnya, aku sangat merasa bersalah Myungsoo-ya” Myungsoo menghela nafasnya berat. Dia mengerti bagaimana perasaan Suzy saat ini, karena dia juga berada di posisi yang sama dengannya di mana dia harus menutupi pernikahan mereka di hadapan Minho yang sudah berstatus sebagai sahabatnya sejak masa SMA.

 

“aku mengerti Suzy-ya, tapi apa yang harus kita lakukan? Tidak mungkin kita datang di hadapan Minho dan mengakui tentang pernikahan ini…atau…” Ucap Myungsoo, dia menatap sendu wajah bersalah Suzy, dia menarik nafasnya dalam dan menghembuskannya pelan.

 

“kau mau kita mengakhirinya?” Tanya Myungsoo sedikit ragu, Suzy terkejut dan menatap Myungsoo.

 

“Myungsoo-ya….”

 

“tak ada cara lain Suzy-ya selain kita harus berpisah…aku tak ingin melihatmu terus-terusan seperti ini, aku tau tak ada yang salah di sini tapi…”

 

“aniyo…” Sela Suzy sebelum Myungsoo menyelesaikan ucapannya, “a…aku tak mau” Lanjutnya.

 

“Su…Suzy-ya…mworagu?”

 

“aku tidak mau berpisah denganmu”

 

TBC

 

Sebenarnya author gak bisa posting hari ini, soalnya author ada kegiatan kampus weekend ini…tapi dari kemarin” banyak yang pada ribut tanya kapan dilanjutin dan itu membuat author sedikit risih….jadi author kepaksa deh selesaikan part ini dan posting hari ini, biar yang ribut pada diam dan tenang…untuk selanjutnya jangan maksa author buat posting cepat yah J author juga punya kesibukan lain…hidup author bukan hanya untuk tulis FF…Gomawo ^^

 

Back to story….Konfliknya udah mulai…Suzy udah mulai ada perasaan sama Myung, kalau Myung gimana? Haha masih gantung kali~ tunggu part selanjutnya aja…oh ya…selanjutnya udah mencapai puncak klimaksnya~ tapi jangan berharap lebih takutnya kalian kecewa keke J

Oke comment kalian sangat berarti…hahah gomawo sekali lagi J