MBA (Married By Accident) 7

MBA (Married By Accident)

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Choi Minho, Park Jiyeon, Choi Sulli, etc

Genre : Romance, Married Life

Rating : 17/18+

Type : Chapter

 Sorry For Typo~

2013 – Seoul

 

“oy Miss Bae…apa yang kau lakukan?” Suzy yang tengah mengyeruput milkshake miliknya sontak mendongak dan menatap datar namja di hadapannya.

 

“kau tak bisa melihatnya? Kau sedang minum Myungsoo-ssi” Ucap Suzy lalu kembali melanjutkan kegiatannya.

 

“ck, aku tau…tapi kenapa kau minum sendirian di sini? Jiyeon ke mana?” Tanya Myungsoo beranjak duduk di hadapan Suzy.

 

“molla…tiba-tiba menghilang, eisshh” Gerutu Suzy, “ya..kenapa kau di sini? Bukannya kau dan Minho oppa sedang praktikum eoh?” Tanya Suzy.

 

“aku sudah selesai…Minho dapat bagian terakhir jadi dia harus menunggu lebih lama lagi” Jawab Myungsoo.

 

“ah geure? heh membosankan…apa kalian tidak berniat untuk pindah jurusan? Kalian bisa gila kalau setiap hari kerjanya belajar terus” Ucap Suzy.

 

“eyy…kami tidak akan begitu, kalau kau yang masuk ke jurusan kami baru kau bisa gila…lagipula menjadi dokter sudah jadi cita-citaku bersama Minho sejak masuk SMA”

 

“mending masuk ke jurusanku saja…belajarnya sangat santai”

 

“cih, tidak salah kau memilih jurusan desaign agar membuatmu bisa bermain lebih banyak keutchi?”

 

“maja…hahaha”

 

“ehm, Suzy –ah aku bosan temani aku eoh?” Usul Myungsoo, Suzy terlihat antusias untuk mengikutinya.

 

“jinjja? mau ke mana?” Tanya Suzy girang.

 

“eyy, giliran di ajak jalan-jalan saja kau senangnya selangit” Dumel Myungsoo.

 

“tentu saja…aku juga sedang bosan menunggu Minho oppa…heh”

 

“baiklah kau beritahu Minho dulu mau pergi bersamaku baru kita berangkat” Ucap Myungsoo lagi sedetik kemudian Suzy merogoh sakunya dan mengirim pesan ke Minho.

 

To : Minho Oppa

Oppa, aku akan pergi bersama Myungsoo…kalau kau selesai praktikum dan mencariku hubungi saja Myungsoo ne.

 

Suzy meletakkan handphonenya dan menunggu balasan dari Minho, dua menit berlalu barulah handphone Suzy bergetar dan dengan segera dia menyambarnya.

 

From : Minho Oppa

Arasseo, beritahu pada Myungsoo jangan membawamu ke tempat yang aneh-aneh eoh…bersenang-senanglah, mian oppa tak bisa menemanimu.

Saranghae

 

Suzy tersenyum kecil membaca pesan Minho, dia kemudian kembali membalasnya.

 

To : Minho Oppa

Tenang saja oppa, aku akan menyampaikannya…gwenchana, fokuslah pada praktikummu…semoga kau berhasil.

Nado saranghae….

 

“Sudah?” Suara Myungsoo mmebuat Suzy kembali mendongak padanya lalu tersenyum lebar.

 

“kajja!” Seru Suzy.

xxxxxx

 

“noraebang?” Tanya Suzy sembari turun dari mobil Myungsoo.

 

“eoh…tempat ini sangat cocok untuk bersenang-senang maja” Ucap Myungsoo lalu masuk ke dalam tempat karaoke bersama Suzy.

 

“huaaa~ ternyata tempatnya bagus ne” Seru Suzy memasuki salah satu ruang yang sudah mereka pesan berdua.

 

“tentu saja…memangnya kau tak pernah ke sini?” Tanya Myungsoo, Suzy menggelengkan kepalanya lalu segera duduk di atas sofa.

 

“hum…lagu apa yang bagus?” Gumam Suzy sembari melihat daftar lagu.

 

“pilihlah sesukamu…kita bisa menyanyi sepuasnya di sini” Ucap Myungsoo ikut duduk di samping Suzy dan melihat daftar lagunya. Setelah memilih lagu Suzy dan Myungsoo mulai untuk bernyanyi.

 

Setiap beberapa menit mereka terus berganti lagu, dan lagu demi lagu yang mereka nyanyikan membuat mereka masuk ke dalam dunia masing-masing. Kalau dilihat dari luar mungkin orang-orang akan mengatakan bahwa mereka adalah pasangan yang gila karena menyanyi dengan suara yang tak jelas dan menari seperti orang kesurupan. Namun bagi mereka inilah kesenangan yang mereka lakukan jika sedang dirundung kebosanan.

 

“heh….himdeuro…” Lenguh Myungsoo menjatuhkan dirinya di atas sofa, dia melihat Suzy masih berdiri di depan layar tv dan bernyanyi tak karuan di sana.

 

“ck, apa yeoja itu tak lelah? Aku saja sudah hampir mati” Dumel Myungsoo, bagaimana tidak mereka terus menyanyikan lagu rock yang membutuhkan tenaga besar untuk menyanyikannya dalam waktu 30 menit secara berturut-turut.

 

“Suzy-ya kau mau ke toilet, tunggu di sini eoh?” Ucap Myungsoo tiba-tiba, Suzy yang tengah asyik menyanyi itu seketika berhenti dan menoleh.

 

“arasseo, jangan lama-lama” Jawab Suzy, Myungsoo mengangguk lalu keluar dari ruangan tersebut.

 

“heh…aku capek…sebentar lagi lanjutnya” Gumam Suzy mematikan lagu yang tengah terputar lalu beranjak duduk di sofa.

 

“huaa aku tak meyangka bahwa ke tempat karaoke seseru ini” Pekik Suzy senang, tak sadar bahwa dari arah luar ada dua pasang mata yang tengah mengintip ke arahnya.

 

Cklek~ “kenapa cepa….eoh? nuguseyo?” Suzy menoleh ke arah pintu dan mendapati dua pria asing yang memasuki ruangannya

 

“nona tak perlu terkejut begitu…apa kau datang sendiri ke sini?” Tanya salah satu namja, Suzy mengelengkan kepalanya.

 

“aniyo, aku bersama temanku” Jawab Suzy.

 

“haha geure? tapi sepertinya temanmu tak ada di sini? Apa kau bohong? Bagaimana kalau kami menemanimu eoh?” Tawar namja yang satunya sontak membuat Suzy melototkan matanya.

 

“ya ya…mwohaneungoya?” Pekik Suzy saat kedua namja itu langsung duduk di kedua sisinya dan mengapit dirinya.

 

“ya lepaskan…keluarlah kenapa masuk ke ruangan orang!” Pekik Suzy meronta.

 

“aigoo, kau semakin cantik saat marah begini nona” Ucap namja yang berada di samping kiri Suzy lalu mencolek dagunya dengan tatapan mesum.

 

“ya! lepaskan isshh…jangan menyentuhku!” Pekik Suzy menepis tangan namja itu.

 

“jangan banyak gerak begini nona…kami akan kesulitan, ah kajja kita menyanyi otthae?” Suzy langsung menoleh ke samping kiri dengan tatapan garangnya saat namja itu mengelus pelan lengannya.

 

“ya byeontae!!!”  Suzy menginjak kaki kedua namja itu membuat mereka meringis kesakitan.

 

“ck, ternyata kau sudah tak sabar nona? Baiklah kita akan bermain sekarang” Ucap namja itu menyeringai nakal kepada Suzy lalu semakin mendekatkan dirinya.

 

“ya…eomma…..aahhh menjauhlah..pikkyeo!” Pekik Suzy meracau, dia tak bisa bergerak sekarang karena kedua sisinya di tahan oleh namja-namja itu.

 

“tak usah malu begitu…aku tau kau menginginkannya juga” Ucap namja yang satunya lagi sembari memainkan tangannya di kancing kemeja milik Suzy.

 

“Suzy-ya mian ak…ya!” Myungsoo yang baru masuk dari toilet itu sontak membulatkan matanya melihat dua pria asing kini tengah berusaha untuk membuka kemeja milik Suzy.

 

“ya lepaskan dia!”

 

Bugh! Bugh! Bugh!

 

Myungsoo langsung menghampiri kedua namja itu kemudian melayangkan pukulannya dengan keras. Kedua namja tadi yang tak siap dengan serangan Myungsoo hanya bisa meringis kesakitan merasakan pipi mereka terkena kepalan tangan dari Myungsoo.

 

“ya anak muda! Beraninya kau!” Ucap namja itu berdiri kemudian menghampiri Myungsoo.

 

“cih! Kalian benar-benar namja tak tau diri! Beraninya mengganggu yeoja orang lain! pergi sana atau aku panggil polisi” Pekik Myungsoo menatap tajam kedua namja itu.

 

“atau kalian mau menerima pukulanku lagi eoh! Pergi!” Kedua namja tadi sontak berlari keluar dari ruangan dengan wajah lebam dan ketakutan akan tatapan mematikan Myungsoo.

 

Myungsoo langsung segera menghampiri Suzy yang tengah terduduk di atas sofa dengan badan yang bergetar.

 

“Suzy-ya gwenchana, mereka sudah pergi” Ucap Myungsoo berjongkok di hadapan Suzy dan memeperbaiki kemeja miliknya.

 

“Myung…Myungsoo…” Lirih Suzy sembari memeluk pundak Myungsoo erat.

 

“gwenchana, aku disini…tak perlu takut lagi eoh….” Ucap Myungsoo mengelus pelan punggung Suzy menenangkannya.

 

“mu….museowo” Lirih Suzy lagi dengan suara bergetar.

 

“mianhae karena aku meninggalkanmu…aku seharusnya dihukum, mian” Balas Myungsoo memasang wajah menyesalnya.

 

“jangan menangis eoh, Minho akan memarahiku kalau sampai kau menangis” Lanjutnya sebelum Suzy mengeluarkan air matanya, karena dia merasa badan Suzy kini sudah bergetar.

 

“museowo…” Myungsoo hanya menganggukan kepalanya kemudian mengelus punggung Suzy lagi membuatnya agar bisa lebih tenang.

 

“tenanglah…aku tidak akan meninggalkanmu lagi”

 

xxxxxx

 

2014 – Seoul

 

Namja itu memandang menerawang ke atas langit-langit kamar dengan wajah yang tengah berpikir. Jarum jam sudah menunjukan pukul 2 malam tapi matanya seperti enggan untuk mengatup. Pikirannya melayang pada omongan yeoja yang kini tengah tertidur pulas di sampingnya.

 

Dia memiringkan badannya dan menatap wajah damai yeoja itu, namja itu menaikkan tangan kanannya dan menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah polos yeoja di sampingnya.

 

“aku benar-benar tidak mengerti dengan pikiranmu” Gumamnya pelan sembari mengelus pipi Suzy.

 

“euunggghhh” Myungsoo tersentak saat Suzy mengerang kecil dengan alisnya yang berkerut, apa gerakannya terlalu keras sehingga membuat Suzy terbangun.

 

“ap…po…” Lirih Suzy dengan suara pelan.

 

“eodi appo?” Tanya Myungsoo dengan panik dia beranjak dari tidurnya dan duduk menghadap ke arah Suzy.

 

“appo Myungsoo-ya…” Lirihan Suzy semakin terasa menyakitkan membuat Myungsoo semakin panik, dia melihat tangan Suzy mencengkram kuat perutnya.

 

“perutmu akan luka kalau kau cengkram seperti ini” Ucap Myungsoo dengan tenang lalu menyingkirkan tangan Suzy dari perutnya.

 

“appo?” Myungsoo mengurut pelan perut Suzy sembari memperhatikan raut wajah yeoja itu, Suzy menggelengkan kepalanya dan mencoba untuk kembali tenang.

 

“tidurlah…aku akan mengusap perutmu sampai tidak sakit lagi” Ucap Myungsoo lalu mengusap perut Suzy berulang kali.

 

Setelah beberapa lama mengusap perut Suzy, Myungsoo menguapkan mulutnya dan sekarang dia sudah merasakan kantuk yang  menderanya. Dia melirik jam dinding, helaan nafasnya terdengar melihat jarum jam sudah berada di angka 3.

 

Myungsoo bergerak pelan untuk membaringkan tubuhnya, sebelumnya dia memakaikan selimut untuk Suzy dan berbaring menghadapnya.

 

“jalja Suzy-ya…” Gumam Myungsoo dengan tangannya yang masih berada di atas perut Suzy mengusapnya pelan sampai kesadarannya menghilang membuat gerakan tangan itu terhenti.

 

xxxxxx

 

“hua….pantai!!!” Pekik Suzy girang saat kakinya turun dari mobil Minho, dengan cepat dia berlari menuju pinggir pantai dan merasakan angin sejuk yang menerpa wajahnya.

 

“hati-hati Suzy-ya, nanti kau terjatuh” Teriak Minho yang sepertinya akan percuma karena Suzy sama sekali tak mendengarnya.

 

“ck, seperti baru ke pantai saja…” Gumam Myungsoo, Minho terkekeh lalu menoleh pada Myungsoo di sampingnya.

 

“memang baru pertama kalikan dia ke pantai” Ucap Minho.

 

“geure? aku tak tau” Balas Myungsoo asal lalu mengikuti jejak Suzy menuju ke pinggir pantai.

 

Sulli memandang punggung Myungsoo yang menjauh itu, sejak dari dalam mobil tadi dia heran kenapa Myungsoo begitu diam, dia bahkan tak menyadari keberadaan Sulli.

 

“sepertinya Suzy benar-benar senang kau ajak ke sini” Ucap Sulli berdiri di samping Minho sementara Minho hanya tersenyum puas sembari melihat Suzy bermain dengan air laut.

 

“Suzy-ya jangan terlalu jauh mainnya nanti” Teriak Minho dari pinggir pantai, Suzy hanya menganggukan kepalanya lalu kembali melanjutkan kegiatannya bermain di air.

 

“heh…membosankan” Lenguh Myungsoo, dia menjatuhkan dirinya di samping Minho dengan memasang wajah bosannya.

 

“kau ikut bermain dengan mereka saja kalau kau bosan” Ucap Minho menunjuk Sulli dan Suzy.

 

“ck, kau pikir aku ini anak gadis seperti mereka” Dumel  Myungsoo, “kenapa kau malah kemari? Kau sudah tau di sini tempat yang tidak asyik untuk berkencan…benar-benar membosankan” Lanjutnya, dia tak tau alasan Minho membawa mereka kemari. Menurutnya pantai merupakan salah satu tempat terlarang untuk didatangi saat kencan karena sama sekali tak ada hiburan di sana.

 

“karena Suzy tak pernah ke sini sekalipun…jadi aku membawanya kemari” Jawab Minho dengan sumringah.

 

“kau benar-benar aneh…” Gumam Myungsoo menggelengkan kepalanya.

 

xxxxxx

 

“Suzy…” Suzy yang tengah memandangi langit sore pantai itu menoleh saat mendengar suara Minho mendekat ke arahnya.

 

“eoh oppa…kau sendiri? Yang lain?” Tanya Suzy berbalik dengan senyumnya.

 

“Sulli dan Myungsoo tengah berbelanja untuk makan malam nanti…kita akan buat barbeque di pondok sana” Ucap Minho sembari menunjuk salah satu pondok yang berada di ujung pantai.

 

“ah geure? joha…semoga saja Myungsoo membeli banyak daging…aku sangat lapar” Seru Suzy, Minho tersenyum lalu mengacak pelan rambut Suzy.

 

“oppa duduklah…aku sedang menunggu sunset, pasti sangat romantis jika melihatnya” Ucap Suzy, tanpa pikir panjang Minho langsung bergegas untuk duduk di samping Suzy.

 

“gomawo…” Minho menolehkan kepalanya ke samping menatap wajah Suzy dengan bingung.

 

“untuk?”

 

“karena sudah perhatian denganku…” Jawab Suzy masih menatap lurus hamparan langit di hadapannya.

 

“itu sudah kewajibanku sebagai kekasihmu Suzy-ya” Sahut Minho, Suzy menoleh dan tersenyum lebar.

 

“jeongmal gomawo oppa” Seru Suzy, Minho mengerjapkan matanya menatap wajah Suzy yang begitu ceria di hadapannya. Dia tak pernah melihat Suzy tersenyum selebar ini dengan jarak yang lebih dekat.

 

“o…oppa…” Suzy tersentak kaget saat merasakan satu tangan Minho menyelip di pinggangnya dan mendekatkan wajahnya.

 

“cah…pelajaran pertamamu Bae Suzy, saat namjamu mendekatkan wajahnya seperti ini jangan berpaling dan tataplah matanya”

 

Suzy seakan teringat dengan perkataan Myungsoo saat itu, dia menatap mata Minho yang mendekat ke aranya.

 

“anak pintar…setelah itu…pejamkan matamu saat melihatku memejamkan mata seperti ini…”

 

Saat sudah berada dalam jarak yang sangat dekat, Suzy melihat mata Minho sudah terpejam. Seperti yang dikatakan Myungsoo di saat seperti ini seharusnya dia juga memejamkan matanya.

 

“dan setelah itu…diam jangan bergerak saat bibirku….”

 

Suzy mengingat lanjutan dari ucapan Myungsoo, mata Suzy yang terpejam sukses terbuka saat merasakan hembusan nafas Minho sudah mengenai wajahnya. Dia menatap wajah Minho penuh arti, sesaat sebelum bibir Minho menyentuh bibirnya Suzy menundukan wajahnya sehingga membuat Minho terkejut dengan tindakannya.

 

“mian…” Lirih Suzy pelan saat merasakan bibir Minho mencium keningnya. Minho perlahan membuka matanya dan menghembuskan nafasnya berat.

 

“heh, masih belum siap?” Tanya Minho, kening Suzy mengernyit saat mendengar nada bicara Minho saat ini. Biasanya Minho akan berbicara lembut padanya saat dia menolak ciuman Minho, namun kali ini terasa berbeda, dia seakan mendengar nada dingin dan ketus keluar dari sana.

 

“mi…mianhae oppa” Minho melepaskan tangannya yang memeluk pinggang Suzy lalu menggelengkan kepalanya pelan.

 

“aku tak tau apa alasan yang membuatmu sampai menolak untuk aku cium…tapi tak bisakah sekali saja kau biarkan aku menciummu?” Ucap Minho sedikit dengan nada kecewa.

 

Suzy menelan salivanya gugup, yah dia juga sebenarnya sedang berpikir mengapa kali ini dia menolak. Kalau sebelumnya dia menolak karena belum siap, tapi kali ini dia menolak bukan karena itu. Dia yakin kalau dirinya saat ini bahkan sudah lebih dari siap, hanya saja…yang menciumnya saat ini bukannlah Myungsoo dan ada sedikit perasaan tak nyaman saat mengetahui Minho yang akan menciumnya.

 

“mianhae oppa…” Hanya dua kata itu yang dapat keluar dari bibir Suzy. Minho kembali menghela nafasnya berat.

 

“geure….aku tak akan lagi memaksamu, mian…dan kau tak perlu meminta maaf lagi padaku” Ucap Minho sebelum beranjak pergi meninggalkan Suzy yang hanya terdiam sembari menundukan wajahnya.

 

“mianhae oppa…” Lirih Suzy pelan, sangat pelan…

 

xxxxxx

 

 

“Suzy-ya…” Sahut Sulli, Suzy yang sedang memotong daging untuk di panggang itu menghentikan kegiatannya dan menoleh pada Sulli.

 

“ne, waeyo eonni?” Tanya Suzy.

 

“aku ingin bertanya, bolehkah?” Jawab Sulli, “tentu saja eonni, kenapa harus meminta izin dulu…tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan” Ucap Suzy sembari tersenyum.

 

“aku ingin menanyakan tentang hubunganmu dengan Myungsoo” Suzy mengernyitkan keningnya bingung.

 

“hubungan? Aniyo, kami tak punya hubungan apapun…hanya sebatas teman, kau tau itu eonni” Jawab Suzy.

 

“ehm…tapi beberapa hari yang lalu aku, aku melihatmu”

 

“melihatku di mana? Kenapa tak menyapaku eonni?”

 

“aku melihatmu turun dari mobil Myungsoo di depan halte” Suzy membulatkan matanya mendengar penuturan Sulli tersebut.

 

“ne?” Suzy tak percaya dengan apa yang didengarnya, dia yakin kalau dia salah dengar.

 

“aku bilang aku melihatmu turun dari mobil Myungsoo di depan halte” Ulang Sulli dengan suara yang lebih keras, Suzy menelan salivanya gugup kini lidahnya kelu tak tau harus mengatakan apapun, pisau daging yang dipegangnyapun sontak terjatuh ke atas pasir.

 

“dan aku melihat apa yang kalian lakukan sebelumnya” Kini Sulli menolehkan kepalanya dan menatap dengan tatapan menuntut kepada Suzy. Sementara Suzy yang semakin gugup itu masih memutar otaknya mencari tau apa yang mereka lakukan hingga otaknya berhenti dikejadian di mana Myungsoo menciumnya.

 

“omo! Eonni melihatnya….andwae!” Batin Suzy memekik.

 

“ah, geu…geuge, it…itu tidak seperti yang…ka…kau pikirkan eonni” Sanggah Suzy dengan gugup, Sulli semakin menatapnya dalam mencoba meminta jawaban yang sebenarnya dari bibir Suzy.

 

“geure? jadi apa yang sebenarnya terjadi?” Tanya Sulli.

 

“it…itu…” Suzy semakin merasa gugup itu tak mampu untuk menggerakkan lidahnya walaupun hanya untuk memberikan alasan pada Sulli. Entah mengapa tiba-tiba pandangannya kabur, wajah Sulli di hadapannyapun sudah berbayang-bayang tak lama kemudian….Bruggghh~

 

“Suzy-ya!” Sulli yang panik karena Suzy tiba-tiba terjatuh itu langsung memekik keras, Minho dan Myungsoo yang tengah berada tak jauh dari mereka dan sedang membuat api unggun itu langsung menoleh padanya.

 

“Suzy-ya!!!” Dengan cepat Myungsoo langsung menghampiri Suzy dan memegang tubuhnya.

 

“Suzy-ya ireona….ya ireona…” Myungsoo menepuk pipi Suzy, dia menoleh dan menatap Minho panik.

 

“kita bawa dia ke pondok sana” Ucap Minho membantu Myungsoo mengangkat tubuh Suzy ke salah satu pondok yang berada di pantai tersebut.

 

Sulli yang juga tak kalah terkejutnya dengan kedua namja itu hanya terdiam dan menyusul mereka untuk ke pondok.

 

xxxxxx

 

“kenapa dia bisa pingsan?” Tanya Myungsoo pada Sulli, mereka berdua kini berada di teras pondok sementara di dalam Minho tengah menjaga Suzy.

 

“aku juga tidak tau…dia tiba-tiba pingsan begitu” Ucap Sulli merasa bersalah.

 

“jinjja? tak mungkin dia pingsan kalau tak ada penyebabnya”

 

“jadi kau mau mengatakan aku yang menyebabkan dia pingsan?” Sulli yang merasa tak terima itu memekik kecil kepada Myungsoo.

 

“bukan begitu…aku tidak menyalahkanmu, aku hanya bertanya padamu” Sergah Myungsoo, Sulli memutar bola matanya kesal. Sepertinya Myungsoo sudah kelewat perhatian dengan Suzy, Minho saja tak mempertanyakan alasan Suzy pingsan kepadanya apa, dan kenapa Myungsoo sampai tega menuduhnya seperti ini.

 

“itu sama saja Myungsoo-ya, kau menuduhku dengan mengatakan Suzy tak akan pingsan tanpa ada penyebabnya” Ucap Sulli ketus.

 

“aku tau dia pingsan karena apa…mungkin karena ucapanku padanya” Lanjutnya, Myungsoo mengerutkan keningnya bingung menatap Sulli yang tersenyum miring kepadanya.

 

“apa yang kau tanyakan padanya?”

 

“aku tak bertanya apapun, aku hanya mengatakan bahwa aku melihatnya keluar dari mobilmu di depan halte kampus” Ucap Sulli, Myungsoo seketika membulatkan matanya.

 

“mwo?”

 

“persis…Suzy juga memberiku reaksi seperti ini saat aku mengatakannya, jangan bilang kau juga akan pingsan saat aku mengatakan hal lainnya” Ucap Sulli sarkastik.

 

“ha…hal apa?” Myungsoo kini mulai panik, sepertinya Sulli sudah mengetahui perihal hubungan mereka.

 

“aku juga melihat apa yang kau lakukan padanya sebelumnya” Kini Myungsoo semakin membulat mendengarnya, dia yakin saat itu pasti Sulli melihatnya, saat dia mencium Suzy.

 

“neo…”

 

“setelah mengatakan itu Suzy tiba-tiba pingsan…apa kau masih mengatakan bahwa aku yang membuatnya pingsan? Bukankah dia pingsan sendiri, aku bahkan tak menyentuhnya sedikitpun” Sela Sulli. Myungsoo menurunkan tangannya yang tadinya menunjuk Sulli, kali ini dia sudah tak dapat berbicara apapun. Rahasianya sudah terbongkar dan tinggal tunggu waktu saja Minho datang padanya dan memukulnya habis-habisan.

 

“kau tak ingin melakukan pembelaan Myungsoo-ya?” Tanya Sulli melihat Myungsoo hanya diam saja.

 

“apa yang harus aku katakan? Apakah aku harus mengatakan bahwa kau salah lihat? Atau mengatakan bahwa semuanya tak seperti yang kau pikirkan? Aku tau kau bukan anak kecil yang masih bisa dibohongi dengan rentetan kalimat itu” Sahut Myungsoo, Sulli membulatkan matanya tak percaya. Jadi secara tak langsung Myungsoo membenarkan semua praduganya selama ini? mereka benar-benar telah menikah di belakang Minho?

 

“jadi semuanya benar? Kau dan Suzy? kalian telah menikah?” Tanya Sulli tercekat, Myungsoo yang awalnya terkejut dengan ucapan Sulli itu akhirnya mengheka nafasnya berat.

 

Dia tau cepat atau lambat semuanya akan terbongkar, meskipun sekarang terlalu cepat untuk membongkar semua rahasia mereka tapi Sulli sudah terlanjur mengetahuinya dan dia hanya bisa pasrah, membiarkan waktu yang menjawab apa yang akan diterimanya nanti.

 

“sepertinya kau sudah mengetahui semuanya” Lirih Myungsoo membuat Sulli jatuh terduduk di tempatnya sekarang.

 

“maldo andwae…kalian…” Cairan bening kini mengalir mulus di pipi Sulli, Myungsoo tersentak melihatnya sontak dia ikut berjongkok dan menyeka air mata Sulli.

 

“mianhae…aku tau kau pasti sangat marah padaku, tapi bisakah kau menyimpan rahasia ini?” Ucap Myungsoo penuh harap, Sulli sontak memicingkan matanya pada Myungsoo.

 

“nappeun!” Pekiknya lalu beranjak dan berlalu dari hadapan Myungsoo. Dia sama sekali tak menyangka bahwa Myungsoo akan memohon padanya untuk menyembunyikan hal ini, apa Myungsoo sama sekali tak peduli dengan perasaannya yang sedang sakit itu.

 

“ya eodiga? Sulli-ya….ya!” Pekik Myungsoo pada Sulli yang berjalan menjauh dari pondok tersebut, namun sepertinya Sulli sengaja tak mau mendengarnya. Sampai akhirnya sosok Sulli menghilang dari pandangannya Myungsoo hanya bisa menghela nafasnya kasar.

 

xxxxxx

 

Pagi yang cerah ini cukup membuat para mahasiswa Seoul University bersemangat untuk memulai hari mereka di kampus. Namun tidak dengan yeoja ini, Bae Suzy…dari awal dia bahkan terlihat murung dan gelisah, pikirannya terus melayang ke kejadian kemarin sebelum dirinya pingsan.

 

Perkataan Sulli terus saja terngiang di kepalanya tak mau hilang, Myungsoo bahkan tak tau harus melakukan apa setelah ini, dia hanya mengatakan mereka harus tetap siap menerima resikonya nanti.

 

Kriing~ Kriing~ Suzy mengalihkan pandangannya ke arah handphone yang berada di sampingnya, nama Myungsoo tertera di sana.

 

“yobeoseyo” Sahut Suzy.

 

“kau di mana? Kenapa tak masuk kelas?”

 

“aku berada di ruang fotografi, aku malas kuliah, waeyo?”

 

“aku akan ke sana, tunggu aku”

 

“tak per…lu” Suzy menghela nafasnya saat Myungsoo begitu saja memutuskan panggilannya sebelum dirinya selesai berbicara.

 

Cklek~ perhatian Suzy kini beralih ke arah pintu ruang fotografi yang terbuka, “apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Myungsoo menghampiri Suzy duduk di salah satu bangku yang ada di dalam ruangan tersebut.

 

“geunyang…mencari tempat yang tenang” Jawab Suzy.

 

“kau masih memikirkan perkataan Sulli eoh?” Tanya Myungsoo lagi, Suzy tersenyum kecil menanggapinya.

 

“jadi kau mau aku tidak memikirkannya? Dia sudah mengetahui hubungan kita, tak ada alasan untuk tidak memikirkannya Myungsoo-ya” Lirih Suzy, Myungsoo menatap sendu Suzy yang tertunduk itu.

 

“mianhae…” Myungsoo menepuk bahu Suzy pelan dengan wajah menyesalnya, “sepertinya kita akhiri saja eoh? Sebelum semuanya terlambat…setelah kita menjelaskan pada Minho apa yang terjadi sebenarnya aku yakin dia akan mengerti” Lanjut Myungsoo membuat Suzy tersentak kaget lalu menatap Myungsoo nanar.

 

“waeyo?” Tanya Suzy.

 

“sudah tak ada yang bisa kita lakukan Suzy-ya, cepat atau lambat Sulli pasti akan memberitahu Minho, kalau kita tidak bergerak sekarang semuanya akan terlambat” Jelas Myungsoo, Suzy menggelengkan kepalanya dengan cepat.

 

“ta…tapi bukankah sudah kukatakan aku tak mau berpisah?” Ucap Suzy, Myungsoo menghela nafasnya kasar.

 

“kita harus berpisah Suzy-ya, dari awal semua ini sudah salah…kau dan aku tidak harus melakukan ini” Lirih Myungsoo.

 

Mata Suzy kini berkaca-kaca mendengar ucapan Myungsoo, perkataannya yang mengajak mereka untuk berpisah entah mengapa membuat hati Suzy terasa sesak seakan ditusuk ribuan jarum di dalam sana.

 

“Myungsoo-ya…aku tak mau” Lirih Suzy sembari mengeluarkan air matanya perlahan.

 

“uljima…hanya ini yang bisa kita lakukan” Myungsoo menyeka airmata di pipi Suzy hingga membuatnya mendongak menatap mata tajamnya.

 

Myungsoo menatap teduh bola mata Suzy yang terus mengeluarkan cairannya, bola mata yang hitam itu membuatnya tak bisa berpikir dengan jernih sehingga dia menepis jarak di antara mereka, mendekatkan wajah mereka dan…mata Suzy sukses terpejam saat merasakan bibir tipis Myungsoo sekali lagi menyapu bersih bibir merahnya.

 

Myungsoo menarik pinggang Suzy lembut untuk mendekat kepadanya dan menghilangkan jarak yang tercipta di antara mereka, tangannya sudah berada ditengkuk Suzy dan menekannya pelan, sementara Suzy masih meletakkan kedua tangannya di depan dada Myungsoo sesekali meremas baju Myungsoo pelan.

 

Satu menit, dua menit, hingga lima menit, bahkan ini sudah menit kesepuluh mereka masih tak melepaskan tautan bibir mereka. Di dalam pikiran masing-masing mereka tau bahwa apa yang sedang mereka lakukan saat ini adalah sebuah kesalahan namun hati mereka sama sekali tak bisa menolak keinginan untuk terus melanjutkan hal terlarang ini.

 

BRAAAK!!!

 

“KALIAN!!!”

 

Bugh~ Bugh~ Bugh~

 

xxxxxx

 

Sulli kini tengah berjalan menelusuri koridor kampusnya, hari ini kuliahnya hanya satu dan itu telah selesai. Kejadian kemarin terus teringat dipikirannya hingga membuat dirinya tak bisa tidur

 

Wajah Myungsoo yang memohon padanya masih terpampang jelas diingatannya, hatinya begitu terguncang saat mengetahui semua kebenarannya melalui bibir Myungsoo. Dia tak tau harus melakukan apa, haruskah dia memberitahu Minho semuanya dan membuat Myungsoo serta Suzy membencinya atau malah dia harus menuruti perkataan Myungsoo untuk merahasiakannya terutama pada Minho.

 

Dilema, yah sekarang dia sedang merasakan sebuah dilema…berada di dua pilihan yang cukup menyulitkan itu membuat dirinya tak bisa berpikir. Dia yakin bahwa pasti ada satu alasan dibalik hubungan Myungsoo dan Suzy tapi menurutnya alasan apapun itu sama sekali tak bisa dia terima.

 

Kaki Sulli kini tanpa sadar sudah melangkah jauh dari jurusannya dan berada di jurusan fotografi, Sulli celingak celinguk menyadari lokasinya saat ini, dan berniat untuk kembali.

 

“Myungsoo-ya…aku tak mau” Sulli menghentikan langkahnya tiba-tiba saat mendengar sebuah suara yang menyerukan nama Myungsoo, matanya menyipit saat melihat sebuah ruangan yang tak tertutup rapat.

 

“uljima…hanya ini yang bisa kita lakukan” Sulli menutup mulutnya terkejut melihat Myungsoo dan Suzy sedang berada di dalam ruangan tersebut dengan jarak yang cukup dekat.

 

Tanpa pikir panjang dia segera melangkahkan kakinya dengan cepat menuju ke jurusannya, sekarang dikepalanya hanya satu…yah hanya memanggil Minho dan menyuruhnya menyaksikan sendiri apa yang telah dilihat dan diketahuinya.

 

Apapun reaksi Myungsoo dan Suzy itu urusan belakangan, dia hanya perlu menghubungi Minho.

 

xxxxxx

 

“ya kau tau ada yang aneh?”

 

“aneh apanya?”

 

“hubungan antara Minho, Myungsoo dan Suzy”

 

Minho yang berada dalam salah satu bilik kamar mandi itu mengurungkan niatnya untuk membuka pintu saat medengar namanya di sebut oleh salah seorang namja.

 

“mereka bertiga? Apanya? Bukankah hubungan mereka benar-benar dekat eoh?”

 

“ne, kau benar….saking dekatnya bahkan banyak yang tak tau Suzy itu sebenarnya kekasihnya siapa, Minho atau Myungsoo”

 

“geure? kenapa bisa begitu? Bukannya kekasihnya itu Minho”

 

“maka dariitu, banyak yang heran kenapa Suzy bisa dekat dengan Myungsoo, bahkan Minho tak pernah kelihatan cemburu saat Suzy berdekatan sama Myungsoo”

 

“aku juga memikirkan itu sih, hubungan mereka sebenarnya seperti apa”

 

“ya, aku pernah dengar cerita dari salah satu temanku…tahun lalu katanya Minho memukul Myungsoo pernah di taman belakang sekolah sampai lebam-lebam”

 

“jinjja? itu karena apa? bukannya mereka bersahabat sejak SMA?”

 

“molla, tapi banyak yang mengatakan semuanya karena Suzy…dan kau tau yang lebih mengejutkannya lagi?”

 

“mwonde?”

 

“Suzy malah mengobati luka Myungsoo di kantin kampus sambil mengomeli Minho yang membuat Myungsoo sampai babak belur begitu”

 

“omo! Ige mwoya? sebenarnya dia pacar siapa?”

 

“molla…sampai sekarang pertanyaan itu terus terlontar dipikiran banyak orang”

 

Minho hanya geleng-geleng kepala mendengar kedua namja diluar sana bergossip ria tentang dirinya, dia tak menyangka bahwa hubungan antara dirinya, Myungsoo dan Suzy akan dibicarakan.

 

Minho juga terkekeh saat mengingat kedua namja itu menggossip tentang dirinya yang memukuli Myungsoo,dia hanya tersenyum kecil. Kejadian yang sebenarnya bukan seperti itu, dan sepertinya Minho tak perlu membuang tenaga untuk menjelaskan pada mereka apa yang sebenarnya terjadi saat itu.

 

Cklek~ kedua namja tadi sontak menoleh ke arah bilik yang terbuka, mata mereka melotot melihat Minho keluar dari sana dengan senyum yang merekah kepada mereka.

 

“Mi…Minho…” Pekik keduanya tercekat.

 

“tak baik namja suka bergossip…itu adalah dosa” Ucap Minho melempar senyumnya lalu keluar dari kamar mandi.

 

“aigoo….jantungku!” Pekik mereka saking terkejutnya melihat sosok Minho yang mereka ceritakan barusan.

 

xxxxxx

 

“Minho! Minho-ya!” Minho yang berjalan dikoridor itu mengernyitkan alisnya melihat Sulli berlarian ke arahnya dengan keadaan ngos-ngosan.

 

“ada apa Sulli-ya?” Tanya Minho.

 

“itu…heh, itu…hosh, di ruang fotografi…mereka….hosh…kau…itu…” Minho menepuk pundak Sulli yang terlihat masih susah mengatur nafasnya itu.

 

“atur nafasmu dulu baru bicara…ada apa di ruang fotografi?” Tanya Minho.

 

“heeeeeh…..itu,, kau ke sana saja…kau harus melihatnya sendiri” Ucap Sulli setelah menarik nafasnya panjang.

 

“memangnya ada apa?”

 

“ke sana saja kau akan tau sendiri!” Ucap Sulli lalu meninggalkan Minho yang masih berpikir, beberapa detik kemudian dia melangkahkan kakinya menuju ke ruang fotografi.

 

xxxxxx

 

Minho menautkan alisnya bingung saat berada di depan ruangan tersebut, dia mengintip ke dalam dan mendapati ruangan yang kosong, saat matanya mencari sesuatu yang Sulli katakan harus dilihatnya sendiri dia membulatkan mulutnya tak percaya.

 

Di sana, dia melihat dua orang…dua orang yang sangat dikenalnya sedang berciuman dengan mesra, dan entah sudah berapa lama. Mata Minho memanas melihat adegan itu, pikirannya sudah kacau, tangannya mengepal dengan kuat sebelum dia menggebrak pintu di hadapannya.

 

BRAAAK!!!

 

“KALIAN!!!”

 

Bugh~ Bugh~ Bugh~ Minho dengan cepat meraih pundak Myungsoo dan langsung melepaskan pukulan di wajahnya.

 

Suzy memekik terkejut melihat kehadiran Minho yang tiba-tiba itu sementara Myungsoo hanya bisa meringis menyeka noda darah dari sudut bibirnya

 

“apa yang kalian lakukan eoh! Dibelakangku? Kalan berselingkuh!” Pekik Minho marah, Suzy hanya sanggup mematung ditempatnya saat ini tak tau harus mengatakan apapun.

 

“kau…” Minho meraih kerah baju Myungsoo dan mengangkat badannya setengah.

 

“sahabat macam apa eoh? Menikung sahabatnya sendiri dari belakang? Apa persahabatan kita tak ada artinya untukmu sehingga kau tega melakukan ini? eoh!!!” Pekik Minho lagi.

 

“mi…mian…” Bugh~ dia kembali memukul wajah Myungsoo tanpa henti sehingga membuat wajah Myungsoo lebam.

 

“op…pa, geuman…” Lirih Suzy mendekati Minho menahannya untuk memukul Myungsoo, Minho menoleh pada Suzy dan menghempaskan tubuh Myungsoo yang sudah lemah itu.

 

“dan kau! Yeoja macam apa kau eoh? Berselingkuh dengan sahabat kekasihmu? Jadi bagaimana rasanya berciuman dengannya? Apa kau menikmatinya?” Tanya Minho sarkastik menujuk dan menatap tajam Suzy saat ini.

 

“geu…geuge….a..aniya oppa…” Lirih Suzy terbata-bata, dia tak dapat berkata-kata apapun sekarang.

 

“cih, selama ini aku berpikir kau adalah yeoja baik-baik dan polos namun ternyata kau hanyalah yeoja murahan yang mau dicium oleh namja manapun!” Pekik Minho menatap rendah Suzy, dia kemudian beralih pada Myungsoo dan mendaratkan telapak sepatunya di atas perut Myungsoo.

 

“gomawo chingu-ya…karena kau aku tau kebusukan dari yeoja ini! dan karena kau juga aku tau selama ini tak ada yang namanya sahabat dalam hidupku!” Ucap Minho tegas menekan kakinya dalam sehingga membuat Myungsoo mengerang kesakitan, sedetik kemudian dia keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan teriakan Suzy yang memanggilnya.

 

“Myung…Myungsoo-ya….ottokhae? appo?” Suzy langsung menghampiri Myungsoo sembari menangis menatap keadaannya sekarang.

 

“kka…” Lirih Myungsoo kesakitan.

 

“lukamu harus di obati…” Ucap Suzy meraih pipi Myungsoo dan menyeka noda darah di sana.

 

“aku bilang pergi!” Pekik Myungsoo, Suzy tersentak kaget dan menatap tak percaya Myungsoo yang membentaknya.

 

“Myungsoo-ya…”

 

“pergilah Bae Suzy…kejar Minho dan beritahu semuanya agar dia tak salah paham padamu” Ucap Myungsoo.

 

“aniyo….lukamu harus segera di obati, aku tidak akan pergi”

 

“kau harus pergi…”

 

“aniyo…”

 

“aku tak mau melihat wajahmu! Pergilah!” Suzy kembali tersentak dengan pekikan Myungsoo, dan kali ini sepertinya jantungnya juga ikut tersentak karena debarannya kini melemah mendengar kalimat itu. Myungsoo tak ingin melihatnya, rasanya lebih sakit dibandingkan saat Minho mengatakan dirinya adalah yeoja murahan.

 

“geu…geure aku pergi” Lirih Suzy akhirnya kemudian beranjak dan meninggalkan Myungsoo yang menatapnya sendu.

 

“mianhae Suzy-ya, aku harus melakukan ini…aku tak ingin Minho menyalahkanmu” Lirih Myungsoo sembari mencoba untuk berdiri.

 

“Myung…Myungsoo…” Myungsoo yang sudah berdiri itu sembari memegang perutnya yang sakit dia menoleh dan menatap tajam Sulli yang kini menghampirinya.

 

“kajja kita ke ruang kesehatan lukamu harus segera diobati” Sulli langsung membantu memapah Myungsoo yang tengah kesakitan itu.

 

“kaukah? Apa itu kau?” Myungsoo tak bergeming dari tempatnya dan menyerukan suara yang terkesan dingin terhadap Sulli.

 

“apa maksudmu? kita harus ke ruang kesehatan segera…” Tanya Sulli balik tak mengerti maksud Myungsoo.

 

“yang memberitahu Minho…apakah kau?” Tanya Myungsoo ulang dengan nada yang lebih tinggi, Sulli tersentak kaget lalu menatap Myungsoo takut.

 

“heh, sudah kuduga pasti kau yang memberitahunya!” Ucap Myungsoo sarkastik, dia kemudian beranjak dari tempatnya dan berjalan dengan tertatih hendak meninggalkan Sulli yang terdiam.

 

“ah iya…sepertinya masih ada yang belum selesai di antara kita” Sahut Myungsoo kembali menoleh ke belakang.

 

“apa kau masih ingat dengan ucapanku saat itu? saat kau mengatakan kau menyukaiku?” Tanya Myungsoo lagi, Sulli hanya mengangguk pelan.

 

“geure…aku yakin kau masih mengingatnya kalau aku mengatakan bahwa kau harus menerima semua keputusanku, aku bisa menyukaimu apa tidak…dan sepertinya aku sudah mengetahui jawabannya” Ucap Myungsoo lagi, Sulli sontak mendongak dan menatap terkejut Myungsoo.

 

“Myung…Myungsoo-ya…”

 

“aku ingin meralat perkataanku yang dulu mengatakan bahwa aku belum menyukaimu…itu salah, bukannya aku belum menyukaimu tapi dari awal memang aku tidak menyukaimu” Sulli melototkan matanya mendengar ucapan Myungsoo yang terdengar begitu menyakitkan itu apalagi melihat ekspresi Myungsoo saat ini yang terlihat datar itu semakin membuatnya teriris.

 

“karena aku tidak mungkin menyukai seorang yeoja yang mempunyai pikiran licik sepertimu Sulli-ssi” Lanjut Myungsoo dengan tegas.

 

“Myungsoo…mianhae” Lirih Sulli pelan sembari mengeluarkan buliran airmatanya.

 

“permintaan maafmu sekarang sudah tak berarti, seharusnya kau memikirkan apa yang akan terjadi padamu sebelum melakukan semua ini…geurom, sepertinya kita sudah tak ada urusan lagi…aku pergi! Aku berharap kita tak pernah bertemu lagi” Ucap Myungsoo lalu berbalik dan meninggalkan Sulli yang kini sudah terduduk lemah dengan isakannya.

 

xxxxxx

 

“Suzy-ya? ada apa?” Jiyeon tersentak kaget saat melihat sahabatnya itu masuk ke dalam kelas dengan keadaan yang berantakan, air matanya berjatuhan tak beraturan melalui pipinya.

 

“Jiyeon-ah…hiks…” Suzy menghambur kepelukan Jiyeon dan menangis dipundaknya, untung saja saat ini kelas mereka sedang kosong jadi Suzy tak perlu menjadi bahan perhatian teman-temannya kali ini.

 

“ada apa eoh? Siapa yang membuatmu menangis?” Tanya Jiyeon membalas pelukan Suzy dan mengusap punggungnya.

 

“Myungsoo…” Lirih Suzy dalam isakannya.

 

“Myungsoo oppa? Wae? apa yang dilakukannya lagi kali ni eoh? Ya Suzy-ya…katakan padaku?” Tanya Jiyeon mendesak, Suzy bukannya menjawab dia malah semakin mengencangkan isakan tangisannya.

 

“Suzy-ya…jangan menangis lagi eoh, ceritalah padaku biar kau bisa tenang” Ucap Jiyeon lagi menenangkan Suzy.

 

“Myungsoo…Myungsoo tak mau melihatku…hiks…” Ucap Suzy seenggukan, Jiyeon melepas pelukannya dan menatap bingung Suzy.

 

“apa maksudmu eoh?” Tanya Jiyeon bingung, Suzy menyeka air matanya yang sudah berhenti itu kemudian menatap nanar Jiyeon.

 

“tadi….” Suzy mengatur nafasnya pelan kemudian membuka suaranya dan menceritakan kejadian barusan terhadap Jiyeon, termasuk kejadian di mana Minho memergoki mereka dan Myungsoo yang mengusirnya pergi.

 

Jiyeon menutup mulutnya tak percaya setelah Suzy mengakhiri ceritanya, matanya membulat seketika menatap Suzy terkejut.

 

“Minho oppa melihat kalian? Berciuman?” Pekik Jiyeon tercekat, Suzy menganggukan kepalanya pelan.

 

“dia memukul Myungsoo oppa eoh?” Lagi-lagi Suzy menganggukan kepalanya.

 

“kau tidak mengejar Minho oppa dan malah menghampiri Myungsoo oppa?” Ini sudah ketiga kalinya Suzy menganggukan kepalanya atas pertanyaan Jiyeon.

 

“daebak!!!” Pekik Jiyeon histeris.

 

“ya! kenapa kau malah melakukannya eoh? Seharusnya kau mengejar Minho oppa dan menjelaskan padanya, bukannya menghampiri Myungsoo” Pekik Jiyeon marah di depan Suzy.

 

“bagaimana aku mau meninggalkan Myungsoo? lukanya sangat parah…” Lirih Suzy.

 

“iya, tapi biar bagaimanapun juga posisimu di sini sebagai pacar Minho…walaupun kau dan Myungsoo sudah menikah tapi kalian sama sekali tak memiliki perasaan apapun, aku benarkan?” Ucap Jiyeon membuat Suzy menundukan kepalanya.

 

“tapi Myungsoo lukanya…”

 

“seberapa parah luka yang dimiliki Myungsoo itu tak harus membuatmu tinggal di tempatmu saat itu…kau seharusnya mengejar Minho dan menjelaskan semuanya…bukankah yang kau cintai itu Minho?” Sela Jiyeon, kemudian mengajukan pertanyaan di akhir kalimatnya. Suzy hanya diam tak berniat untuk menjawabnya karena sekarang ini dia sama sekali tak tau dengan jawaban atas pertanyaan Jiyeon terhadapnya.

 

“Suzy-ya…kau mencintai Minhokan? Jawab aku…” Ulang Jiyeon karena tak kunjung mendengar suara dari Suzy. Matanya seketika membulat saat menarik sebuah kesimpulan atas diamnya Suzy kali ini.

 

“solma neo…” Jiyeon menutup mulutnya tak percaya dan sekali lagi kedua bola matanya hampir saja keluar dari tempatnya karena terbelalak menampilkan wajah histerisnya.

 

“kau mencintai Myungsoo!”

 

TBC

 

Huaaa~ author greget nih pengen cepet-cepet baca respon kalian gimana? Omo! Klimaksnya gak oke yah? atau kalian puas? Aigoo…beritahu yah biar authornya gak deg deg ser nih J hihi…

Author baru nyadar, ternyata kemarin yang pada ribut minta di posting cepet-cepet dan terkesan maksa itu ternyata seorang siders -_- author sama sekali gak nemu komentar dia di part 6 kemarin…ckck miris! Sudah siders gak sabaran pula…wkwkk nyelam ke laut aja loe 😀 #emosi hahahha

Oh ya..hum author mau ucapin welcome nih buat para reader yang baru…keke kemarin banyak banget username yang terbilang baru di kolom komentar, entah memang reader baru atau siders….itu gak masalah lah yang penting kalian mereview apa yang sudah author suguhkan deh, gomawo ^^.

Aahh, dan kemarin ada satu comment yang author baca yang ngaku kalau selama ini dia menjadi siders dan mendrop komen perdananya di MBA part 5 dan 6, author sangat mengapresiasi para siders yang sekarang mulai insaf J thanks sudah bisa mencoba untuk menghargai karya author…jempol untukmu, kedepannya semoga bisa tetap memberikan reviewnya yah 😉

 

Kajja kajja yang lain juga comment segera~ jangan sampe lupa yah…awas loh sial tujuh turunan kalau sudah dibaca tapi gak di comment 😀