Love Affair Chapter 2 of 3

Judul : Love Affair | Author  : elship_L | Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo , Oh Sehun, Jung Soojung | Genre : Marriedlife, Romance, Sad | Type : Threesots | Rating : 18+

Summary :

‘Pernikahan ? Sebuah hal yang suci harusnya dilakukan oleh dua insan yang saling mencintai. Bagaimana kalau pernikahan tersebut dilakukan oleh dua insan yang tak saling mencintai? Masihkah pernikahan itu di katakan suci?’

Part 2

Sebulan berlalu semenjak pernikahan itu, dan sejak itu pula Suzy tak pernah sekalipun mendapat kabar dari kekasihnya. Dia terus menatap handphonenya dan membaca pesan terakhir yang di kirimkan kepadanya sehari setelah pernikahan tersebut.

-besok aku akan ke Amerika…setelah sampai di sana aku akan menghubungimu, saranghae-

Suzy tersenyum tipis membaca deretan kalimat tersebut, deretan kalimat yang tak pernah bosan dia baca selama sebulan ini. Setiap menatap kalimat itu dia berharap bahwa sebuah kalimat lain akan datang dan menggantikan kalimat tersebut, namun sepertinya penantiannya sama sekali tak berbuah sampai detik ini.

Kriing~ Kriing~

­-Kim Myungsoo calling-

Suzy tersentak kaget saat mendapati telepon masuk dari Myungsoo, dengan segera dia mengangkatnya.

“yobeoseyo…”

“…”

“ne, arasseo”

Suzy tersenyum kecil lagi setelah menutup telepon tersebut, sungguh aneh? Ya memang sangat aneh. Semenjak pernikahan tersebut bukan hanya hubungannya dengan kekasihnya berubah, namun hubungannya dengan suaminya-Kim Myungsoo-pun juga berubah. Entah mengapa semenjak hari itu dia dan Myungsoo menjadi lebih dekat, mereka sekarang sudah tak saling berdiam diri lagi jika sedang bersama.

Myungsoo juga sekarang lebih sering meluangkan waktunya di rumah di bandingkan diluar tidak seperti sebelumnya. Dia tidak akan keluar dengan cepat untuk ke kantor dan juga sudah jarang pulang tengah malam.

Dan inilah kebiasaannya, sebelum pulang ke kantor dia selalu menghubungi Suzy untuk membuatkan makan malam untuknya, yah walaupun tak menghubungipun Suzy pasti akan tetap membuatkannya.

Suzy terkekeh pelan saat menyadari perubahan drastis Myungsoo terhadapnya, entah apa alasan Myungsoo berubah namun yang pasti itu sangat menguntungkan dirinya. Karena bayangkan saja, jika awal pernikahan mereka Myungsoo selalu membangunkan Suzy dengan pekikannya yang melengking itu kini dia sama sekali tak pernah melakukannya. Bahkan bisa di bilang Myungsoo tak pernah sekalipun memekik lagi pada Suzy dan selalu berbicara padanya dengan nada suara yang lembut, Suzy suka itu.

Jika dulunya setiap Myungsoo dan Suzy berhadapan hanya akan ada aura tegang dan suasana dingin di antaranya, namun akhir-akhir ini semuanya seakan lenyap. Segala kecanggungan yang ada pada mereka sudah menghilang seiring berjalannya waktu dan setiap mereka bersama hanya akan ada seruan tawa mereka dan suasana hangat yang menyeruak di sekitar mereka.

Suzy masih ingat pasti raut wajah bangga Myungsoo saat mengajaknya untuk ikut di suatu acara pesta bersama rekan bisnisnya dua minggu yang lalu. Dia dikenalkan sebagai istri Myungsoo di depan kolega dan partner kerjanya, dan mulai saat itu Myungsoo dan Suzy sudah saling terbuka. Mereka sekarang sudah tau kebiasaan masing-masing.

Hanya butuh sebulan untuk membuat mereka bertindak layaknya sepasang suami istri, namun jauh dari itu mereka tetap menjaga kepercayaan kekasih mereka dengan tidak melakukan sesuatu yang diluar batas.

Yah, walaupun hubungan mereka kini sudah membaik tapi mereka masih tetap mengingat status masing-masing. Di mana mereka sama sekali tak memiliki perasaan apapun satu sama lain.

Suzy mengerjapkan matanya dan mulai berjalan menuju ke dapur, hayalannya tentang kejadian sebulan terakhir ini entah mengapa membuat dirinya begitu senang bahkan sampai melupakan bahwa saat ini dia sedang menunggu kabar dari seseorang yang sangat dicintainya.

…

Cklek~ Suzy menoleh ke belakang saat mendengar suara pintu terbuka, dia tersenyum tulus menyambut kedatangan Myungsoo yang menampakkan wajah lelahnya.

“kau kelihatan lelah Oppa” Ucap Suzy menghampiri Myungsoo.

“kau benar…pekerjaanku benar-benar menumpuk” Ucap Myungsoo sembari membuka jasnya.

“kau mau makan dulu atau mandi?” Suzy mengambil jas Myungsoo dan melampirkannya di lengan kiri miliknya.

“aku mau mandi dulu biar segar” Ucap Myungsoo, “arasseo, segeralah mandi sebelum makanannya dingin” Balas Suzy.

Myungsoo kemudian berjalan menuju kamarnya untuk mandi, sementara Suzy berjalan ke tempat baju kotor dan menyimpan jas yang di ambilnya dari Myungsoo tadi.

“duduklah oppa” Ucap Suzy setelah Myungsoo keluar dari kamarnya dengan keadaan yang sudah lebih segar dari sebelumnya.

“eoh, kau memasak kimchi jjigae?” Tanya Myungsoo sembari duduk di hadapan Suzy, “ne…aku lagi ingin memasak ini…kau harus menghabiskannya” Ucap Suzy menyendokkan lauk ke mangkuk Suzy, Myungsoo tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

“Myungsoo oppa…” Sahut Suzy, Myungsoo yang lagi menyantap makannya pun berhenti sejenak dan menoleh ke arah Suzy.

“ne, waeyo?”

“itu…umm, apa kau sudah mendapat kabar dari Soojung?” Tanya Suzy ragu, Myungsoo tersenyum kecut membalasnya tanpa menjawabpun Suzy sudah mengerti arti senyuman itu.

“ah geure? aku pikir dia sudah menghubungimu” Gumam Suzy lesu.

“mungkin tak ada waktu…kita tunggu saja” Ucap Myungsoo, dia mengerti mengapa Suzy bisa lesu seperti ini. Sebulan terakhir dia selalu mendapati Suzy terus menatap layar handphonenya selama beberapa menit sebelum beranjak tidur. Dan dia tau pasti bahwa apa yang sedang ditunggu Suzy saat ini.

“ah iya…aku lupa…” Seru Myungsoo tiba-tiba, Suzy yang lagi meminum airnya itu tergelak lalu menatap heran Myungsoo.

“besok aku akan ke Paris” Ucap Myungsoo, Suzy seketika membulatkan matanya.

“Paris?” Tanya Suzy dengan wajah berbinar.

“eyy…bukan untuk liburan tapi pekerjaan…aku harus menghadiri rapat di sana, cabang perusahaan di sana sedang mengadakan rapat untuk memilih para dewan direksi yang baru” Jelas Myungsoo yang sangat mengerti raut wajah Suzy kali ini.

“jinjja? tidak bisakah aku ikut?” Tanya Suzy dengan wajah memelasnya, Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“mungkin di sana aku bisa mendapatkan inspirasi untuk desain terbaruku…ayolah oppa…eoh?” Suzy masih bersikeras untuk membujuk Myungsoo, namun pilihan namja itu sudah ditetapkan.

“andwaeyo Suzy-ah…aku ke sana untuk bekerja bukan bersenang-senang…” Tolak Myungsoo, Suzy mendengus sebal.

“heh…padahal aku sangat ingin ke tempat itu….di sana pasti banyak mode-mode terbaru” Lirih Suzy kecewa, Myungsoo tersenyum kecil melihat raut kekecewaan Suzy.

“lain kali…” Suzy mendongak menatap Myungsoo, “lain kali, kita akan berlibur ke sana…otthae?” Ucap Myungsoo membuat kedua sudut bibir Suzy terangkat ke atas membentuk lengkungan senyum.

“ok call…aku akan menagih janjimu di masa depan oppa!” Seru Suzy, Myungsoo tertawa melihat perubahan drastis wajah Suzy.

“arasseo…lanjutkan makanmu”

…

“ya jangan terlalu banyak memasukkan pakaianku di dalam” Ucap Myungsoo yang baru saja masuk ke dalam kamarnya dan mendapati Suzy tengah menyiapkan koper untuknya besok.

“waeyo? kau pasti lama di sana kan?” Tanya Suzy sembari melipat baju-baju dan memasukannya ke dalam koper.

“aniyo hanya tiga hari di sana…masukan satu setelan baju untuk rapat dan selebihnya baju santai untuk aku pakai selama dua hari, keluarkan yang tidak perlu” Myungsoo berjongkok di hadapan Suzy sembari memilah-milah bajunya yang sudah berada dalam koper dan mengeluarkannya.

“arasseo” Ucap Suzy patuh kemudian merombak kembali isi koper Myungsoo.

“ah kalau kau pulang dari sana jangan lupa membawakan oleh-oleh untukku ne” Ucap Suzy, Myungsoo beranjak dari tempatnya lalu menganggukan kepalanya.

“kau tidak usah khawatir…aku akan membelikanmu oleh-oleh yang banyak” Ucap Myungsoo lalu naik ke atas tempat tidurnya dan meraih laptop miliknya.

“jinjja? assa! Kau harus membelikanku baju dengan mode terbaru di sana” Pekik Suzy senang, Myungsoo hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Suzy kemudian kembali fokus ke arah laptopnya yang menampilkan beberapa perkerjaannya yang tadi belum sempat dia selesaikan di kantornya.

“kau belum mau tidur?” Tanya Suzy, Myungsoo menggelengkan kepalanya dengan mata yang masih fokus ke arah laptopnya.

“tapi ini sudah tengah malam, tidurlah…besok kau harus berangkat pagi hari” Ucap Suzy, Myungsoo masih menggeleng dan enggan meninggalkan pekerjaannya sekarang. Suzy mendesis sebal karena Myungsoo sama sekali tak mendengarnya.

Braak~ Mata Myungsoo melotot kaget saat laptop di hadapannya kini sudah tertutup rapat, dia menatap tajam yeoja yang kini juga tengah menatapnya dengan tajam.

“disaat istrimu menyuruhmu untuk tidur seharusnya kau segera tidur dan meninggalkan pekerjaanmu” Ucap Suzy dengan nada tegas, Myungsoo yang tadinya ingin memarahi Suzy tiba-tiba saja mengurungkan niatnya lalu menyingkirkan laptop yang ada di hadapannya.

“puas?” Tanya Myungsoo saat sudah berbaring dan menutup matanya dengan rapat.

“eoh, jalja oppa” Ucap Suzy dengan tersenyum dan dibalas gumaman kecil oleh Myungsoo.

…

“kau jangan lupa oleh-olehku” Ingat Suzy, Myungsoo yang kini meneguk air mineralnya itu meletakkan gelasnya di atas meja dan mendelik pada Suzy.

“ini sudah kesepuluh kalinya kau mengingatkanku…aku tak akan lupa Bae Suzy” Ucap Myungsoo mendesis, Suzy hanya tersenyum tanpa dosa lalu berdiri mengikuti Myungsoo yang berjalan menuju ke arah pintu.

“kau yakin tak ingin aku antar ke bandara?” Tanya Suzy, Myungsoo yang baru saja memberikan kopernya pada supir taxi yang akan mengantarnya itu membalikan badannya dan menghadap kepada Suzy yang tengah berdiri di ambang pintu rumah.

“tidak perlu…lagipula kau harus ke butikkan” Ucap Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“eung…arasseo, jangan lupa….”

“oleh-oleh untukmu?” Sela Myungsoo, Suzy tersenyum kecil lalu menganggukan kepalanya.

“sudah ku bilang aku tidak akan melupakannya” Ucap Myungsoo menatap kesal Suzy, “aigoo…kau jangan merengut begitu oppa…harusnya kau senang karena akan ke Paris…”

“ck, siapa yang akan senang kalo setiap detik terus diteror seperti ini…aku belum sampai ke Paris saja kau sudah mengatakannya berkali-kali, bagaimana kalau aku sudah di sana? Mungkin setiap menit kau mengirimiku pesan dengan mengatakan jangan lupa oleh-oleh untukku” Dumel Myungsoo, Suzy tertawa pelan melihat ekspresi Myungsoo yang mengomel tersebut, terlihat seperti bebek.

“haha, sudahlah oppa, kau jangan mengomel terus…supir taxinya sudah menunggumu, pergilah” Ucap Suzy mendorong pelan lengan Myungsoo.

“mm, arasseo…kau baik-baik di rumah eoh, jangan pulang terlalu malam” Ucap Myungsoo mengingatkan, Suzy menganggukan kepalanya.

Mata Suzy refleks tertutup saat Myungsoo mendekatkan dirinya dan mengecup singkat kening Suzy, “aku pergi…” Ucap Myungsoo.

“eo…eoh…josimhae oppa” Ucap Suzy setengah sadar, dia masih terkejut dengan tindakan yang dilakukan Myungsoo kepadanya barusan.

Suzy memegang keningnya yang baru saja dikecup oleh Myungsoo kemudian beralih pada dada kirinya yang terasa begitu tidak nyaman.

“mwoya ige?” Pekik Suzy tertahan lalu masuk ke dalam rumahnya dan menutupnya dengan kencang.

“aahhh, apa yang aku lakukan barusan?” Sementara Myungsoo yang sudah berada dalam taxi merutuki tindakannya yang secara tiba-tiba tersebut. Dia menggaruk rambutnya kasar dengan kening yang berkerut.

“mwoya? kenapa kau melakukannya Kim Myungsoo?” Gumam Myungsoo frustasi.

…

Perlahan mata Suzy terbuka saat menyadari keaadan diluar sana sudah tak gelap lagi, dia mengucek matanya sembari menatap sekeliling. Sudah sehari sejak Myungsoo berangkat ke Paris, dia tak tau bahwa keadaan rumahnya akan sesepi ini setelah kepergian Myungsoo.

Dengan malas Suzy beranjak dari tidurnya, sebelumnya dia merapikan tempat tidurnya dahulu lalu berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi.

Suzy mengambil dua lembar roti dan mengolesinya dengan selai cokelat, setelah itu Suzy membuat segelas susu putih yang hangat untuknya sendiri. Dia sedikit senang karena pagi ini tak harus mencium aroma kopi hitam yang biasa terus mengganggu indera penciumannya tiap pagi, namun dia juga sedikit merasa kesepian karena tak ada yang mengomelinya di pagi hari.

“heh, baru sehari saja sudah seperti ini…bagaimana nasibku tiga hari ke depan” Gumam Suzy merutuki kebosanannya kali ini. Dengan cepat dia menyantap makanannya, daripada tinggal diam meratapi kesepiannya mending dia segera berangkat ke butiknya untuk sekedar menghilangkan penatnya.

Kriing~ Kriing~ Suzy yang baru saja memakai heelsnya itu langsung menoleh ke arah telepon rumah saat mendengarnya berbunyi. Terpaksa dia kembali melepas sepatunya dan berjalan menuju telepon rumah.

“yobeoseyo?” Sahut Suzy.

“eoh kau sudah bangun Suzy-ah?”

“Myungsoo oppa? Ne…aku baru saja ingin ke butik”

“ah geure? aku pikir kau masih tidur karena aku tak ada di sana untuk membangunkanmu”

“eyy, kau pikir aku anak SMA oppa yang harus dibangunkan dulu”

“siapa tahu…kau kan selama ini tak pernah bangun sendiri, selalu aku yang membangunkanmu terus”

“ya…itu karena kebetulan saja kau yang bangun lebih dulu…oh ya, kenapa kau menelpon?”

“cih, kebetulan yang terjadi setiap hari eoh? Haha…aniyo aku hanya ingin mengabarimu, aku baru sampai di Paris”

“ah geure? kau ingin membuatku cemburu eoh? Cih…”

 

“ckck…kau itu suka sekali berburuk sangka kepadaku…sudahlah, aku mau istirahat dulu…kau berangkatlah ke butik”

“eoh arasseo oppa…jaljayo”

“ne…kau juga hati-hati di jalan eoh”

“ok…keuno”

“hmm…keuno”

Suzy terkekeh pelan setelah menutup teleponnya, dia tak pernah menyangka bahwa hubungannya akan sedekat ini sama Myungsoo. Dari awal dia berpikir bahwa dirinya dan Myungsoo sama sekali tak akan pernah dekat sampai kapanpun, namun nyatanya sekarang mereka bahkan sudah sering saling bercanda satu sama lain, dan itu membuat hati Suzy senang.

“ah…aku hampir telat!” Suzy menepuk dahinya pelan saat menyadari jam berapa sekarang, dengan cepat dia kembali ke depan rak sepatu dan memakai sepatunya bersiap untuk segera ke butik.

…

Malam hari di kota Paris begitu indah, sangat indah malah sampai-sampai para pasangan kekasih rela-rela menahan hembusan angin malam yang cukup dingin itu hanya untuk menghabiskan waktu mereka untuk saling bermesraan di bawah langit kota Paris yang cukup indah itu.

Namun tidak halnya dengan namja yang satu ini, kalau disekililingnya banyak ditemui pasangan-pasangan yang sedang bermesraan, namun dia di sini sendiri sembari membidik kameranya ke arah pemandangan yang menurutnya sangat indah.

“wuaah…aku harus mengajak Suzy ke sini nanti” Gumam Myungsoo setelah berhasil membidik menara eiffel yang menjulang tinggi di hadapannya.

Sekarang dia sedang menikmati pemandangan malam kota Paris, ini adalah hari keduanya di kota ini dan siang tadi rapatnya baru selesai, besok dia berencana untuk berkeliling dan mencarikan oleh-oleh yang mungkin sudah ribuan kali Suzy ingatkan padanya. Myungsoo tersenyum kecil saat membayangkan wajah Suzy yang begitu penuh harap meminta oleh-oleh kepadanya, dia tak boleh lupa…seharian besok akan digunakannya untuk membeli semua yang diminta oleh Suzy.

“aigoo, mereka membuatku iri saja” Gumamnya lagi saat mengarahkan kameranya ke arah sepasang kekasih yang sedang duduk di salah satu bangku taman dengan tangan yang saling bertautan dan sang yeoja menyandarkan kepalanya di bahu namjanya dengan mesra.

Click~ Myungsoo menatap puas hasil bidikannya, punggung sepasang kekasih tersebut merupakan suatu pemandangan yang cukup indah dengan latar belakang lampu-lampu taman yang cukup temaram.

“eoh, di sana ada lagi…” Gumam Myungsoo saat matanya menangkap sepasang kekasih yang sedang bertautan, membagi kehangatan mereka di dalam sebuah ciuman yang mesra. Pemandangan yang begitu sempurna, melakukan deep kiss tepat di hadapan menara eiffel, dan Myungsoo tak ingin kehilangan moment ini begitu saja, dengan cepat dia mengarahkan kameranya ke arah dua sejoli itu, dia membidik mencari fokus yang sempurna dan Click~

Myungsoo tersenyum lebar melihatnya, dia menatap layar kameranya dan menikmati pemandangan yang begitu menarik perhatiannya itu. Dia meneliti setiap sudut gambar yang baru saja dia ambil.

“eoh..dia bukan orang sini” Gumam Myungsoo saat memperhatikan rambut sang yeoja berwarna hitam lurus dan panjang.

“eoh?” Matanya sedikit memicing saat menyadari postur tubuh yeoja ini, terasa begitu familiar untuknya, matanya dengan cepat dia arahkan kearah pasangan tadi yang masih asyik dengan cumbuan mesra mereka.

Tanpa pikir panjang Myungsoo lagi-lagi membidik kameranya mencari sudut yang tepat untuk bisa melihat wajah sang yeoja dan saat dia mendapatkan setengah wajah yeoja itu matanya membulat sempurna. Perlahan dia menurunkan kameranya dari wajahnya dan berjalan menuju pasangan tersebut.

Rahang Myungsoo semakin mengeras saat sudah berada di dekat kedua orang itu, tangannya terkepal kuat bersiap untuk mendaratkan tinjuan kerasnya pada pelipis sang namja, tanpa aba-aba Mungsoo langsung menarik pundak namja itu sehingga membuat ciuman mereka terlepas.

Bugh~ satu bogeman mentah mendarat mulus di sudut bibir namja itu, sementara Myungsoo mengeraskan rahangnya dengan wajah memerah menahan amarah menatap namja itu sengit.

“op…oppa?” Suara pekikan tercekat dari sang yeoja yang berada di belakangnya membuat Myungsoo sejenak mengalihkan perhatian dari namja yang tersungkur di atas tanah itu dan menoleh ke arah yeoja di belakangnya.

“Jung Soojung!!!”

…

Suasana di salah satu cafe itu terasa begitu menegangkan, seorang namja yang duduk dengan menyilangkan tangannya di depan dada menatap tajam yeoja yang duduk di hadapannya saat ini.

“op..opa mianhae” Lirih Soojung pelan.

“mian? Kau tak butuh permintaan maafmu! Aku butuh penjelasanmu!” Pekik Myungsoo emosi, namja yang berada di samping Soojung sudah bersiap untuk melancarkan tangannya ke arah Myungsoo namun segera di tahan oleh Soojung.

“andwae…” Bisik Soojung pelan, namja itu menghela nafas lalu kembali duduk di tempatnya.

“a..aku tak tau kalau semuanya akan terjadi seperti ini oppa…” Ucap Soojung, Myungsoo hanya diam mendengarkan dengan tangannya yang terkepal di atas pahanya.

“ta…tapi aku sudah memutuskan untuk belajar mencintai Sehun oppa…se…sekarang dia adalah suamiku dan aku harus menjadi istri yang baik untuknya” Lanjutnya dengan kepala tertunduk.

“belajar mencintainya? Ya! kau bercanda eoh?” Pekik Myungsoo, Soojung hanya diam menundukan kepalanya tak berani untuk menjawab.

“chogiyo Myungsoo-ssi! Sepertinya ada yang salah di sini” Sahut Sehun membuka suaranya, Myungsoo yang sedang tersulut emosi itu langsung menatap tajam Sehun.

“mworagu?”

“aku dan Soojung sekarang sudah berstatus suami istri jadi wajar kalau dia mengatakan itu…aku rasa kau tidak mempunyai hak untuk marah di sini” Ucap Sehun membuat Myungsoo menggeram pelan.

“geure? lalu Suzy? Suzy kau mau kemanakan eoh? Dia bahkan menghabiskan waktunya tiap malam hanya untuk mendapat kabar darimu, tapi nyatanya kau…Kalian?” Myungsoo menunjuk Sehun dan Soojung bergantian dengan wajah memuakkan.

“cham…jinjja…aku tak bisa berkata apapun” Decak Myungsoo.

“Suzy menghabiskan waktunya tiap malam untuk menunggu kabarku aku rasa sudah bukan menjadi urusanku lagi…karena sekarang aku sudah memiliki yeoja yang wajib aku urus, dan kau juga seperti itu…kau tak perlu repot-repot mengurusi Soojung lagi karena kau sudah memiliki istri, yaitu Bae Suzy. ambillah dia” Myungsoo mengepalkan tangannya mendengar kalimat terakhir Sehun, ‘ambillah dia’ wajah Myungsoo semakin memerah, emosinya memuncak saat ini.

“ambillah? Kau pikir Suzy barang eoh yang bisa di ambil-ambil begitu saja!” Pekik Myungsoo sudah berdiri bersiap untuk melayangkan tinjunya kepada Sehun, namun dengan cepat Soojung

“oppa!” Pekik Soojung memegang tangan Myungsoo, “hajima…” Lanjutnya dia menurunkan tangan Myungsoo dan menatapnya tajam.

“sepertinya urusan kita sudah selesai…aku pamit” Ucap Soojung lalu beranjak diikuti oleh Sehun.

“chamkan…” Myungsoo menahan Soojung yang baru saja akan melangkah keluar.

“berbaliklah Soojung-ah…aku akan memberikanmu kesempatan lagi” ucap Myungsoo, Soojung tak bergeming dari tempatnya

“aku akan memberikanmu dua pilihan, pilihan pertama kembali ke tempat dudukmu sekarang dan aku akan menganggap tak ada yang terjadi di sini…dan pilihan keduamu, teruslah berjalan bersamanya, dan hubungan kita berakhir selamanya” Ucap Myungsoo, dia menatap penuh harap punggung Soojung yang tak bergerak itu, sementara Sehun kini tengah menatap intens wajah Soojung.

Myungsoo seketika tersenyum saat melihat Soojung membalikan badannya, beda halnya dengan Sehun yang menatapnya kaget.

“mianhae oppa…aku sudah menentukan pilihanku jauh sebelum kau memberikannya” Ucap Soojung menatap nanar mata Myungsoo kemudian berbalik pergi menarik Sehun untuk keluar dari tempat itu.

“aarrggghhh!!!” Pekikan frustasi itu tiba-tiba saja keluar dari bibir tipis Myungsoo, dia menggebrak kasar meja di depannya. Para pengunjungpun sudah menatapnya dengan heran namun dia sama sekali tak memperdulikannya.

Hatinya benar-benar sesak saat ini, melihat Soojung pergi memilih untuk bersama Sehun. Namun hatinya lebih sesak lagi saat membayangkan reaksi Suzy mengetahui hal ini, dia tak yakin Suzy akan bisa menanggungnya. Dia tau perasaan yang dimiliki yeoja itu terhadap Sehun, mungkin bahkan lebih besar daripada perasaannya terhadap Soojung dan dia tak ingin melihat Suzy terpuruk karena berita seperti ini.

Tanpa berpikir panjang lagi, setelah meluapkan amarahnya dia segera bangkit dari tempat duduknya dan mencari taxi untuk membawa dirinya ke hotel yang ditinggali olehnya.

…

Dengan kasar Myungsoo segera memasukan semua pakaiannya ke dalam koper, yah malam ini juga dia akan kembali ke Korea. Setelah kejadian tadi otaknya sudah tidak berpikiran jernih saat ini, pikirannya terus saja melayang pada Suzy yang tengah menunggu di sana.

Dia sudah tidak mengingat rencananya lagi untuk membelikan oleh-oleh pada Suzy, yang dia ingat sekarang hanya perlu check out dari hotel tersebut dan segera bergegas ke bandara.

Setelah membayar uang taxi dengan segera Myungsoo masuk ke dalam bandara dan membeli tiket penerbangan langsung ke Korea.

Keadaannya begitu berantakan saat ini, dia bahkan tak menghiraukan pandangan aneh orang-orang disekitarnya, mereka mungkin mengatainya gila tapi siapa peduli. Dia hanya ingin cepat-cepat sampai ke Korea dan menemui Suzy tak peduli dengan penampilannya saat ini.

Saat mendengar pengumuman pesawat yang akan ditumpanginya akan segera berangkat dengan cepat dia beranjak dari ruang tunggu dan bergegas masuk ke gate yang menghubungkan gedung bandara dengan pesawatnya.

…

Esok harinya

“heh…” Suzy menghela nafasnya bosan, dia mengganti-ganti channel tv mencari siaran yang menarik namun dia sama sekali tak menemukannya.

Matanya melirik ke arah ponselnya sebentar, dia menatap daftar panggilan terakhir. Sejak kemarin pagi Myungsoo sudah tak menghubunginya lagi. Myungsoo terakhir mengabarinya saat dia selesai mengadakan rapat dan berencana mencari angin malam di sana, dan setelah itu tak ada kabar lagi sampai sekarang.

“kenapa dia belum menelpon?” Gumam Suzy menatap handphonenya datar.

Kriing~ Kriing~ Mata Suzy berbinar saat mendengar handphonenya berbunyi, namun senyum yang tiba-tiba mengembang barusan kembali hilang saat melihat nama pemanggilnya.

“yobeoseyo omoni?”

“eoh Suzy-ah, kau di mana?”

“ah aku ada di rumah…waeyo?”

 

“apa kau tidak ke butik? Biasanya kau akan pulang jam 8 malam, kenapa jam segini sudah pulang?”

“eoh aku sedang tak enak badan omoni jadi aku pulang lebih dulu, apa kau ada di butik?”

“ne, aku berencana ingin mengunjungimu di butik tapi tiba di sini ternyata kau tak ada”

 

“mianhae omoni, aku tidak tau kau akan datang”

“gwenchana…oh iya kapan Myungsoo akan pulang”

“besok dia akan pulang omoni”

“ah geure? apa kau tidak kesepian Myungsoo pergi? Kau mau omoni datang menemanimu?”

“aniyo omoni , nan gwenchana…lebih baik omoni beristirahat di rumah saja”

 

“kau yakin?”

“ne aku yakin, gwenchana…lagipula Myungsoo oppa akan pulang besok”

“geure…kau sudah makan malam?”

“ah, ini aku baru mau makan…”

“baiklah…omoni tutup dulu yah,  kau makanlah dengan baik”

“arasseo omoni, jalgayo”

“ne”

Suzy menghembuskan nafasnya setelah menutup telepon, betul kata eomma Myungsoo, dia sekarang benar kesepian dan kebosanan dengan kesendirian ini. Myungsoo terlalu lama meninggalkannya.

Matanya kemudian beralih pada jam di dinding yang menunjukan pukul 7 malam. Dan itu waktunya untuk makan malam.

Dengan langkah malas Suzy berjalan menuju dapur dan membuka kulkasnya melihat bahan makanan apa yang ingin dibuatnya.

“kimchi jjigae?” Gumam Suzy melihat bahan-bahan untuk membuat kimchi jjigae.

“tapi Myungsoo oppa tak ada di sini, siapa yang akan menghabiskannya?” Gumam Suzy, kimchi jiggae adalah makanan favorit Myungsoo namun Suzy tak begitu suka dengan makanan itu, jadi saat dia membuatnya dia hanya akan membuat untuk Myungsoo yah walaupun dia juga sedikit-sedikit memakannya tapi tidak sebanyak Myungsoo.

Dia tak berniat untuk memakan kimchi jiggae malam ini, namun tanpa sadar tangannya malah mengambil bahan-bahan untuk membuatnya. Dengan cekatan Suzy mengerjakan bahan-bahannya agar bisa segera di masak.

…

Sesekali terdengar senandung kecil yang berasal dari arah dapur, Suzy kini tengah mengaduk masakannya yang sebentar lagi akan mendidih. Entah mengapa perasaannya terasa berbeda saat melihat makanan itu akan segera masak. Padahal Myungsoo sedang tak ada di rumah, karena biasanya dia hanya akan merasa senang memasak masakan itu kalau tau bahwa Myungsoo tengah menunggunya memasak.

“omo! Kapja….Myung…Myungsoo?” Suzy memekik terkejut saat merasakan dua buah lengan kekar tiba-tiba memeluk dirinya dari belakang, dia menolehkan kepalanya dengan cepat dan mendapati kepala Myungsoo kini sudah bersandar di atas bahunya.

“Myungsoo oppa?” Suzy memekik tertahan, dia mematikan kompornya dan segera membalikkan badannya menatap tak percaya Myungsoo yang ada di hadapannya sekarang.

“bu…bukankah besok kau akan pulang? Kenapa tiba-tiba?” Tanya Suzy masih tak percaya, Myungsoo hanya diam memandang wajah Suzy dengan wajahnya yang terlihat letih.

“eoh, ada apa dengan wajahmu?” Suzy memegang kedua pipi Myungsoo, dia baru menyadari keadaan Myungsoo saat ini sangat berantakan.

“omo!” Pekik Suzy tertahan saat tiba-tiba saja Myungsoo memeluknya dengan erat, dia menenggelamkan kepalanya di bahu Suzy dengan tangan yang berada di pinggangnya.

“Myung…Myungsoo oppa? Waegure?” Tanya Suzy masih dengan wajah terkejut, dia semakin terkejut saat Myungsoo tidak menjawabnya dan semakin mengeratkan pelukannya.

“ada ap…”

“hiks…” Suara Suzy tiba-tiba terhenti saat mendengar sebuah isakan kecil keluar dari namja yang sedang memeluknya sekarang, dia juga merasakan sesuatu yang basah dan dingin menyentuh permukaan kulitnya.

“uro?” Tanya Suzy, masih tak ada jawaban apapun dari Myungsoo membuat Suzy menghela nafasnya.

Tangan Suzy yang tadinya bebas di udara itu kini terangkat ke atas sembari mengelus rambut Myungsoo dengan sayang.

“menangislah kalau itu membuatmu lebih baik” Gumam Suzy membiarkan Myungsoo menangis dalam pelukannya.

…

“sudah merasa baikan?” Tanya Suzy sembari tersenyum lebar menghampiri Myungsoo yang sudah duduk termenung di atas sofa sembari membawa segelas air hangat untuknya.

“cih…jangan menertawaiku” Gumam Myungsoo dengan matanya yang sembab melihat senyuman Suzy yang menurutnya itu senyuman mengejeknya.

“aku tidak menertawaimu…aku bertanya oppa” Ucap Suzy duduk di samping Myungsoo, jujur memang dia sama sekali tak mengerti mengapa Myungsoo tiba-tiba datang dan menangis kepadanya, itu sangat tidak masuk akal apalagi Myungsoo adalah seorang pria. Dan lebih parahnya lagi Myungsoo bahkan menangis selama 30 menit dalam pelukannya tanpa henti.

“jangan tersenyum seperti itu, aku yakin sebentar lagi kau juga akan menangis tersedu-sedu sepertiku” Gumam Myungsoo kesal, Suzy yang tak mengerti maksudnya hanya melempar senyumnya.

“kau tak mau cerita? Apa yang membuat seorang Kim Myungsoo bisa menangis seperti ini eoh?” Tanya Suzy menghadapkan dirinya pada Myungsoo.

“heh…kau yakin ingin mengetahuinya?” Tanya Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya yakin.

“baiklah…bahuku akan terbuka lebar untuk menenangkanmu setelah melihat ini” Ucap Myungsoo sembari mengambil kameranya dan memperlihatkannya pada Suzy.

Suzy yang masih tak tau apapun itu terkekeh mendengar ucapan Myungsoo dan dengan segera menerima kameranya.

…

“oppa kau yakin semuanya akan baik-baik saja?” Soojung menghampiri Sehun yang sedang berkutat dengan dokumennya di dalam ruang kerjanya.

“eoh, tenang saja Soojung-ah…toh kita tidak salahkan? Kita sudah menikah” Ucap Sehun tanpa melihat pada Soojung.

“tapi Suzy…”

“ssttt…jangan berkata apapun lagi, kau tau? sejak malam pertama kita aku sudah memilihmu, dan sepenuhnya aku sudah melupakan Suzy…geokjongma” Sehun meletakkan jarinya ke bibir Soojung dan menatapnya intens.

“jinjja?” Tanya Soojung meyakinkan, Sehun menganggukan kepalanya yakin lalu kembali pada dokumennya.

“hum…kalau begitu tinggalkan dokumenmu itu dan kita makan siang bersama…kajja” Ajak Soojung, namun Sehun masih tak bergeming.

“ya…palli kau harus makan oppa, sebentar lagi urus dokumenmu” Rengek Soojung, dia menarik dokumen Sehun dan menyingkirkannya dengan cepat.

“aiissh…kau begitu pemaksa Soojung-ah” Gerutu Sehun namun dia tetap juga mengikuti perkataan istrinya itu.

Yah, sepertinya dia benar-benar sudah jatuh cinta sama Soojung, karena dia akan selalu menuruti perkataan yeoja itu. Dan dia juga sendiri tak tau sejak kapan rasa itu muncul, tak tau sejak kapan Soojung berhasil masuk menembus ke hatinya dan menggantikan posisi Suzy yang selama ini terus dia pertahankan.

…

“hiks…hiks…hiks…” Myungsoo langsung menarik kepala Suzy untuk terbenam di dalam dadanya, dia mengelus rambut halus yeoja itu berusaha untuk menenangkannya.

“menangislah kalau itu membuatmu lebih baik” Gumam Myungsoo mengikuti ucapan Suzy padanya tadi, Suzy semakin mengencangkan tangisnya sembari memukul dada Myungsoo.

“nappeun…hiks….nappeun…nappeun” Racau Suzy, Myungsoo memasang wajah pasrahnya, sepertinya malam ini dia harus memasang tubuhnya dengan sukarela untuk menjadi pelampiasan kesedihan Suzy.

Myungsoo terus saja mengusap kepala Suzy, sama yang seperti yeoja itu lakukan padanya tadi. Dia mengaku bahwa dia merasa tenang setelah Suzy mengusap kepalanya, dan dia berharap kalau yeoja ini juga merasa tenang dengan perlakuannya.

Semakin lama Suzy semakin larut dengan isakannya, sepertinya tak ada tanda-tanda untuk berhenti. Dan Myungsoopun semakin sabar melingkarkan tangannya dipundak Suzy dan memeluknya dengan erat.

Satu jam? Tidak…ini sudah tiga jam lebih Suzy semenjak menangis tanpa letih, wajah Myungsoo sekarang sudah terlihat lelah, namun sepertinya Suzy tidak mengerti dirinya karena sekarang ini kedua tangan yeoja itu melingkar sempurna di pinggangnya .

Myungsoo menundukkan kepalanya berniat melihat wajah Suzy, matanya mencelos begitu saja begitu melihat mata Suzy sudah sukses terpejam rapat dengan kepalanya yang bersandar di dadanya.

“pantas saja aku tak mendengar isakannya lagi” Gumam Myungsoo memperbaiki posisi duduknya, saat ingin melepaskan tangan Suzy, yeoja itu mengerang pelan sehingga membuat Myungsoo mengurungkan niatnya.

“heh, kau harus mengurutku kalau sampai tubuhku pegal Bae Suzy!” Ucap Myungsoo menunjuk wajah Suzy yang terlihat damai kemudian dia memejamkan matanya mencoba untuk tertidur pulas seperti yang dilakukan oleh Suzy.

…

Wajah Myungsoo merengut saat merasa diterpa oleh pancaran sinar mentari pagi, tangan kirinya terangkat ke atas melindungi matanya yang perlahan terbuka dari sinar tersebut. Dia mencoba menggerakkan tubuhnya namun sesuatu yang berat terasa menahannya sekarang, seketika kepalanya menoleh ke samping dan mendapati Suzy kini masih tertidur pulas dengan posisi memeluknya.

“aiisshh….ternyata aku tertidur di sini” Gerutu Myungsoo meratapi dirinya, dia kembali beralih pada Suzy.

“matamu bengkak” Gumam Myungsoo menyingkirkan anak rambut Suzy dan mengusap pelan kedua matanya.

“euungg…” Suzy menggeliat pelan membuat Myungsoo tersentak, “apa aku membangunkannya?” Ucap Myungsoo dengan panik, dia melihat wajah Suzy terasa damai saat tertidur tadi.

“eoh…kau sudah bangun?” Suara serak Suzy membuat Myungsoo yang sedang menatap wajahnya itu berdehem pelan.

“ehem..ne” Jawab Myungsoo, Suzy melepaskan tangannya yang bertengger di pinggang Myungsoo dan menjauhkan tubuhnya.

“aigoo….akhirnya aku bisa bergerak juga” Lenguh Myungsoo sembari memijit bahu kanannya.

“mianhae, aku tertidur” Ucap Suzy masih dengan suara seraknya, Myungsoo terkekeh pelan “arasseo, tapi kau harus memijitku sebentar” Ucap Myungsoo menganggukan kepalanya, Suzy hanya tersenyum membalasnya.

“cah…sekarang lebih baik kau segera buatkan sarapan untukku, aku harus ke kantor” Ucap Myungsoo beranjak dari sofa, Suzy juga ikut beranjak dan berjalan menuju ke dapur.

…

Myungsoo mematut dirinya di depan cermin, kini dia sudah rapi dengan setelan jasnya. Tinggal mengambil tas dan segera sarapan pagi. Dia tersenyum kecil memikirkan akan meminum kopi buatan Suzy lagi, dia tau bahwa Suzy tak menyukai aroma kopi tiap pagi namun dia masih mau membuatkan untuk dirinya.

Myungsoo lagi-lagi mendengarkan senandung kecil yang keluar dari bibir Suzy, semalam saat masuk ke dalam rumah juga dia mendengarkannya. Myungsoo berdiri di ujung meja makan sembari menatap punggung Suzy yang tengah asyik dengan mesin kopinya sekarang.

Matanya terus menelusuri tiap inci punggung Suzy, entah mengapa sejak semalam dia memeluk punggung itu membuat dirinya semakin ingin melakukannya. Seakan ada sesuatu yang menarik dirinya untuk mendekat dan merengkuh punggung tersebut.

Dan sesuatu yang bertentangan dengan otak namja itu sekarang telah terjadi, entah mengapa dirinya sekarang sudah berdiri tepat di belakang Suzy dan bersiap untuk mengangkat tangannya memeluk tubuh Suzy.

“kapjagi!” Pekikan Suzy membuat Myungsoo tersenyum kecil, tangannya yang sudah melingkar bebas di pinggang Suzy itu semakin erat.

“ya…apa yang kau lakukan?” Tanya Suzy panik menggerakkan tubuhnya agar Myungsoo melepaskan pelukannya.

“apa yang aku lakukan? Memelukmu tentu saja” Jawab Myungsoo santai, dia menenggelamkan kepalanya dipundak Suzy dan menghirup aroma tubuhnya. Dia baru tau bahwa aroma tubuh Suzy dipagi hari itu seperti bau bayi yang segar.

“Myung…soo oppa…geumanhae…” Suzy menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri saat merasakan dengusan nafas hangat Myungsoo yang menjalar disekitar lehernya.

“aku suka baumu” Gumam Myungsoo pelan, Suzy tak menghiraukan ucapan Myungsoo dan terus saja menghindar.

“ya…ya geli…” Suzy semakin meronta saat tengkuknya kini menjadi sasaran nafas Myungsoo, tangannya yang tadi memegang cangkir kopi dan sendok kini dia alihkan ke tangan Myungsoo yang ada dipinggangnya.

“geumanharagu…” Ucap Suzy dengan kuat melepaskan tangan Myungsoo.

“ya itu sangat geli!” Pekik Suzy, setelah berhasil melepaskan tangan Myungsoo dia berbalik dan menatap tajam namja yang kini tengah senyum tanpa dosa kepadanya.

“tapi aku suka” Ucap Myungsoo membuat Suzy memutar matanya tak percaya, “sudahlah oppa…minum kopimu dan segera berangkat” Ucap Suzy menepis tangan Myungsoo yang sudah bermain di sekitaran pipinya sekarang dan membawa cangkir kopi Myungsoo ke meja makan.

“kau lembur malam ini?” Tanya Suzy memperhatikan Myungsoo menyantap roti bakar dan kopi buatannya.

“aniyo…” Jawab Myungsoo sekenanya, “aku ingin makan kimchi jiggae buatanmu, aku merindukannya” Lanjutnya.

“ah iya…aku lupa semalam aku membuatnya tapi tiba-tiba saja seseorang datang dan menangis dihadapanku membuatku melupakan makanan itu” Ucap Suzy, Myungsoo mendegus sebal menatap tajam Suzy.

“ya! jangan meledekku, siapa yang lebih lama menangis eoh?” Pekik Myungsoo kesal, Suzy mengangkat bahunya tak peduli lalu tersenyum simpul.

“cih…coba saja aku merekamnya, kau pasti tak berani mengejekku sekarang” Decak Myungsoo melihat sikap tak acuh Suzy kepadanya.

“jangan mengomel terus tuan Kim, habiskan sarapanmu segera nanti kau telat” Ucap Suzy membuat Myungsoo semakin mendelik kesal, dengan cepat dia menyeruput kopinya dan menghabiskan pancake cokelatnya.

“aku akan menelponmu kalau aku sudah mau pulang” Ucap Myungsoo di depan pintu.

“arasseo, josimhae” Balas Suzy.

“aku pergi” Myungsoo melangkahkan kakinya untuk meninggalkan rumah, namun beberapa langkah dia kemudian berbalik dan menghampiri Suzy.

“ada apa la….”

CUP~ mata Suzy membulat tak percaya saat Myungsoo mendaratkan bibirnya di atas miliknya, hanya sedetik kemudian Myungsoo kembali menuju mobilnya tanpa berkata apapun.

Setelah mobil Myungsoo menghilang dari pandangan Suzy barulah mengerjapkan matanya dan tersadar dari keterkejutannya barusan.

“ige mwoya?”

TBC

Kok alurnya cepet gini? Pasti pada mau tanya gitu kan?
FF ini kan mau dibuat threeshots aja jadi gak asyik kalo klimaksnya kepanjangan dan berbelit-belit, so alurnya author sengaja buat super duper cepat kek gini.
Next bakal end? Haha insyaAllah deh kalau pas alurnya J kalian tunggu aja ne.
Dan masalah Sehun-Soojung nih, mian kalau author gak menjelaskan bagaimana mereka bisa saling jatuh cinta…karena kalau author menjelaskannya nanti akan kepanjangan, jadi kalian atur sendiri di otak masing-masing lah…hahah bisa dibayangkan sendiri kan bagaimana…
Dan satu lagi, author minta maaf karena ceritanya gak sesuai dengan keinginan kalian L dari awal author emang udah rencana buat ceritanya kek gini, gak berbelit-belit dan sekali selesai masalahnya…
Ok respon part kemarin…cukup memuaskan J big thanks kepada orang-orang yang masih memiliki kesopanan untuk menghargai karya orang lain, pertahankan (y) dan bagi yang belum merasa memiliki kesopanan, silahkan berikan komentar kalian di part ini 😀 gomawo ^^