MBA (Married By Accident) 10B/END

MBA (Married By Accident)

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Choi Minho, Park Jiyeon, etc

Genre : Romance, Married Life

Rating : 17/18+

Type : Chapter

Sorry For Typo~

Bunyi hentakan kaki yang berlalu lalang disekitar membuat namja yang kini berpenampilan serba hitam itu merasa sedikit terganggu, meskipun sudah menyumbat kedua telinganya dengan sebuah earphone namun suara bising yang menggema di dalam ruangan ini masih bisa menembus gendang telingnya.

 

Dengan kasar dia melepas earphone miliknya kemudian membuka matanya yang sedari tadi terpejam dan menegakkan punggungnya yang bersandar di sandaran bangku yang di dudukinya sekarang.

 

“aisshh! Kenapa pesawatnya lama sekali!” Pekiknya kesal sembari melihat jadwal take in penerbangan dari Beijing menuju Incheon kemudian dia melirik jam tangannya sekilas.

 

“heisshh ini sudah lewat 5 menit dari jadwalnya” Gerutunya kesal, tak lama kemudian sebuah pengumuman yang mengatakan bahwa pesawat yang sedari tadi ditunggunya itu telah mendarat di lapangan terbang bandara International Incheon tersebut

 

“ck…sampai juga” Decaknya, kemudian dia beranjak dari bangku tempatnya menunggu tadi kemudian bergabung para penjemput untuk penumpang lainnya di depan gerbang kedatangan luar negeri.

 

Mata tajam namja itu terus saja menscan setiap penumpang yang keluar dari pintu besar di depannya, sudah banyak penumpang yang keluar namun namja yang sedari tadi ditunggunya masih belum memunculkan batang hidungnya juga.

 

“ah! dia keluar juga!” Pekiknya kecil saat melihat seorang namja jangkung yang keluar dari gerbang kedatangan dengan menarik sebuah koper berwarna silver dengan kacamata hitam yang menggantung di atas hidungnya.

 

“Minho…heh…” Myungsoo terlihat ragu untuk memanggil orang yang sedari tadi ditunggunya, rasa canggung kini menyelimuti dirinya apalagi saat ini mereka berdua tepat bertemu pandang, jelas sekali terlihat wajah Minho terkejut melihat kehadirannya.

 

“neo…” Minho membuka kacamatanya dengan cepat dan matanya yang sudah bulat itu semakin membulat saat memastikan bahwa namja yang memanggilnya itu adalah Kim Myungsoo.

 

xxxxxx

 

“ya…kenapa kau senyam senyum seperti itu eoh?” Suzy yang kini tengah mengunyah choco chipsnya itu menatap aneh Jiyeon yang kini tengah tersenyum tak jelas

 

“aku membayangkan wajah kedua namja itu” Ucap Jiyeon lalu kembali terkekeh.

 

“kedua namja itu? nugu? Neo namjachingu?” Tanya Suzy heran, Jiyeon mendesis pelan. Bukankah yeoja ini tau kalau masalah namjachingu itu sangat sensitif bagi dirinya untuk di bahas?

 

“eisshh, bukan namjachingu…tapi Myungsoo oppa dan Minho oppa, sekarang mereka pasti sudah bertemu” Ucap Jiyeon, Suzy menaikkan alisnya tak mengerti.

 

“bukankah memang mereka akan bertemu hari ini? kan Minho oppa sendiri yang meminta Myungsoo menjemputnya…” Ucap Suzy membuat Jiyeon semakin tertawa aneh.

 

“haha ya…aniyo, sasil…” Jiyeon mengibaskan tangannya ke Suzy menyuruhnya untuk mendekat kepadanya.

 

“sasil mwo?” Tanya Suzy penasaran, Jiyeon terkekeh lalu menceritakan pada Suzy bahwa sebenarnya Minho oppa meminta dirinya untuk menjemputnya tanpa Suzy dan Myungsoo namun Jiyeon ingin membuat Myungsoo dan Minho bersama seperti dulu tanpa rasa canggung jadilah ide gilanya itu muncul.

 

“mworagu? Jadi…Minho oppa tak menyuruh Myungsoo untuk menjemputnya? Kau mengerjai mereka?” Tanya Suzy terkejut, dengan polosnya Jiyeon mengangguk.

 

“ya! bagaimana kalau Myungsoo dipukul lagi eoh? Omo sesange!!! Wajahnya akan kembali rusak…” Pekik Suzy histeris membawayangkan wajah lebam Myungsoo membuat Jiyeon mendesis pelan.

 

“ya jangan terlalu mendramatisir! Aku yakin sekarang mereka pasti hanya saling pandang dalam diam…kau tau jika para namja yang marahan itu terlihat lebih lucu dibandingkan kita yang yeoja…” Seru Jiyeon, Suzy mengerjapkan matanya lalu memandang Jiyeon penuh harap.

 

“jinjjayo? Minho oppa tak akan memukul Myungsoo lagi kan?” Tanya Suzy dengan yakin Jiyeon menganggukan kepalanya.

 

“heh, aku harap rencanamu berhasil…semoga saja mereka kembali seperti dulu” Gumam Suzy lega.

 

“geokjongma…semua rencana yang sudah kususun pasti akan berhasil” Seru Jiyeon.

 

xxxxxx

 

Tuk Tuk Tuk~ bunyi denting jam yang bergeser itu terdengar bergitu jelas di pendengaran kedua namja yang kini tengah duduk berhadapan dalam diam.

 

Entah mengapa suasana dalam coffe shop itu terasa begitu hening, padahal kalau dilihat pengunjung di sana cukup banyak. Dua namja yang baru bertemu setelah pertemuan terakhir mereka yang cukup mencekam itu hanya berkutat dengan pemikiran mereka masing-masing.

 

Sudah sekitar lebih dari 20 menit mereka duduk saling berhadapan dan sesekali melirik satu sama lain, benar-benar keadaan yang canggung, batin keduanya.

 

“Myungsoo…”

 

“Minho…”

 

Setelah bermenit-menit mereka saling diam dan tak menyahut kini akhirnya mereka membuka suara disaat yang bersamaan, mereka saling melempar pandang sebentar lalu mengalihkannya lagi.

 

“kau duluan…”

 

Kali ini mereka kembali menyahut secara bersamaan dengan kata-kata yang sama pula. Mereka kembali bertemu pandang lalu tertawa kecil.

 

“kita sudah seperti orang berkencan saja…” Myungsoo tersenyum kecil mendengar ucapan Minho barusan.

 

“mianhae…” Sahut Myungsoo, Minho menaikkan alisnya satu menatap Myungsoo.

 

“untuk?” Tanya Minho.

 

“untuk menjadi sahabat yang buruk untukmu” Gumam Myungsoo, Minho tersenyum kecil melihat wajah Myungsoo yang terlihat begitu merasa bersalah padanya.

 

“tak perlu meminta maaf…aku sudah memaafkanmu saat pertemuan terakhir kita” Ucap Minho. Myungsoo menatap Minho tak percaya.

 

“neo…jinjja?” Tanya Myungsoo meyakinkan.

 

“eoh…seharusnya saat ini aku yang meminta maaf karena sempat membuat wajahmu jadi awut-awutan saat itu” Jawabnya dilengkapi dengan kekehan kecil di akhir kalimatnya yang mau tak mau membuat Myungsoo ikut terkekeh.

 

“jadi?” Myungsoo menaikkan alisnya sebelum kembali melanjutkan ucapannya, “kita masih…ummm…” Sedikit ada rasa malu untuk Myungsoo melanjutkan ucapannya, entah mengapa dia merasa menjadi namja yang begitu melankolis saat ini.

 

“haha ya…jangan bersikap seperti ini, ini bukan Myungsoo yang kukenal” Seru Minho, dia sangat tau maksud Myungsoo saat ini.

 

“kau tetap sahabatku, aku tetap sahabatmu…tak akan ada yang berubah” Lanjut Minho, Myungsoo tersenyum lega mendengarnya.

 

“gomawo…” Ucap Myungsoo tulus.

 

“tak perlu berterima kasih padaku, cukup mencarikan penggantinya untukku” Canda Minho, Myungsoo tertawa mendengarnya.

 

“ah geure? baiklah…aku akan mencari yang cocok untukmu diantara para penggemarku…tipemu seperti apa memangnya?” Balas Myungsoo ikut mengeluarkan candaannya.

 

Minho membalas kembali candaan Myungsoo dan begitu seterusnya, tanpa terasa sudah berjam-jam mereka menghabiskan waktu di tempat itu.

 

Berbeda saat pertama kali masuk ke dalam cafe tersebut, suasana canggung dan dingin menyelimuti mereka namun kini semuanya telah mencair, mereka kembali seperti dulu. Tertawa dan bercanda bersama tanpa mengenal waktu dan tempat. Bahkan sesekali mereka dilempari tatapan aneh dari pengunjung cafe maupun para pelayannya karena tawa mereka yang cukup menggema itu.

 

Namun seakan dunia milik berdua, mereka sama sekali tak menghiraukannya dan masih terus saja tetap berceloteh bersama. Bernostalgia dengan masa-masa lalu mereka, mengingat kembali masa-masa di mana awal mula mereka menjadi sepasang sahabat dan tak terpisahkan sampai sekarang ini.

 

xxx

 

Suzy berlari kecil saat turun dari mobil, sejak pagi dia sudah tak sabar untuk sampai dikampusnya. Setelah keluar dari mobil dia langsung melangkahkan kakinya dengan cepat menuju cafetaria kampus tanpa memperdulikan namjanya yang kini keluar dengan wajah ditekuk.

 

“eishh yeoja itu! dia sangat tak sabaran” Gerutu Myungsoo kesal melihat Suzy yang begitu antusias sejak pagi tadi.

 

“sunbae…” Myungsoo menolehkan kepalanya dengan malas saat pundaknya ditepuk oleh seseorang dari belakang.

 

“eoh, neo…waeyo?” Tanya Myungsoo, Naeun sedikit mengerutkan alisnya melihat wajah Myungsoo yang tampaknya sedang kesal itu.

 

“bukankah aku sudah pernah bilang sunbae kalau aku ingin mengetahui lebih banyak tentang fotografi darimu?” Tanya Naeun, Myungsoo mendengus malas. Cukup dengan Suzy yang membuatnya kesal sejak pagi, kenapa harus datang hoobae yang tak dikenalnya ini dan itu semakin membuat moodnya semakin jelek.

 

“chogi…bukankah ku juga sudah mengatakan padamu hoobae-nim, kalau aku tak bisa…kau bisa bertanya pada ketua clubmu sekarang…pergilah aku tak ada waktu” Balas Myungsoo, bukannya pergi Naeun malah tersenyum simpul menatap Myungsoo.

 

“aku mau kau yang mengajarku sunbae…mau yah?” Bujuk Naeun dengan mengeluarkan sedikit aegyonya, Myungsoo memutar bola matany amelihat tingkah hoobaenya itu.

 

“jwesonghaeyo…kau terlihat jelek dengan aegyomu itu…aku permisi” Ucap Myungsoo datar lalu pergi begitu saja menyusul Suzy yang sudah sedari tadi meninggalkannya. Naeun terlihat tercengang ditempatnya saat mendengar ucapan Myungsoo barusan.

 

“jelek? Dia mengatakan aku jelek?” Pekik Naeun histeris.

 

“omo! Akan kutunjukan padanya secantik apa yeoja yang baru saja dia katakan jelek ini!” Ucap Naeun dengan semangat yang berapi-api tanpa sadar kini para mahasiswa lain tengah menatapnya dengan pandangan aneh.

 

xxx

 

“oppa!!!” Lengkingan keras Suzy menyeruak di seluruh penjuru kantin membuat beberapa orang di sana menoleh padanya.

 

“ya…Minho oppa! kau tak mendengarku eoh?” Kesal Suzy yang kini sudah berada di hadapan Minho sembari menatapnya tajam.

 

“siapa yang tidak bisa mendengar lengkingan cemprengmu itu eoh? Aisshh telingaku bahkan sakit mendengarnya” Gerutu Minho, Suzy menekuk wajahnya namun sedetik kemudian dia tersenyum.

 

“oppa bogoshipo…” Ucap Suzy hendak memeluk Minho namun baru saja meraih Minho untuk dipeluknya tiba-tiba kerah bajunya ditarik ke belakang oleh seseorang yang mau tak mau membuat niatnya memeluk Minho tak jadi.

 

“ya! siapa….eoh, Myungsoo-ya…” Dengan garangnya Suzy memekik kepada siapa yang menarik kerah bajunya sembarangan, namun saat menoleh dia menemukan Myungsoo yang kini menatapnya tajam dan membuat nyalinya menciut.

 

“tak ada main peluk-pelukan” Ucap Myungsoo tegas, Suzy cengengesan lalu menatap Minho meminta pembelaan.

 

“eyy ya! kenapa kau cemburuan sekali eoh? Suzy hanya ingin melepas rindunya denganku…” Sahut Minho membela Suzy, Myungsoo kini beralih menatap Minho tajam lalu menggelengkan kepalanya.

 

“andwae…” Ucap Myungsoo.

 

“ck…Suzy-ya mian oppa tak bisa membelamu, oppa tau kau sangat ingin memelukku tapi yah mau bagaimana lagi? Myungsoo tak mengizinkannya” Seru Minho yang sukses membuat wajah Myungsoo semakin menyeramkan sementara Suzy hanya terkekeh melihatnya.

 

“ya Choi Minho!!!” Pekik Myungsoo geram, Minho mengorek kupingnya jengah lalu menunjuk Suzy dan Myungsoo bergantian.

 

“kalian…heh, tadi Suzy sekarang kau….ya! tidak bisakah kalian tidak memekik seperti itu? membuat telinga sakit saja” Dumel Minho kesal, Suzy terekekeh lalu menarik Myungsoo untuk duduk di depan Minho.

 

“kenapa aku dibawa-bawa juga? Bukannya hanya Myungsoo yang memekik tadi…aku tidak” Ucap Suzy tak terima.

 

“kau tak sadar eoh? Suaramu saat masuk ke sini? orang-orang bahkan menatap kesal padamu” Balas Minho.

 

“ya…jangan mengomelinya” Sela Myungsoo.

 

“cih…sebulan tak bertemu denganmu aku rasa kau banyak berubah…” Decak Minho memandang jijik Myungsoo.

 

“eoh…oppa! wasseo…” Minho mendesis mendengar satu lagi pekikan yang meneriakinya.

 

“ya Park Jiyeon…tak perlu memekik seperti itu” Ucap Minho, Suzy dan Myungsoo mencibir melihat Minho.

 

“pulang dari china dia menjadi sensitif, ckck” Gumam Myungsoo pelan yang diangguki oleh Suzy.

 

“mwoya? akukan refleks melihatmu oppa jadinya memekik begitu” Gerutu Jiyeon duduk di samping Minho.

 

“oppa…otthae?” Tanya Jiyeon membuat kerutan di kening Minho, Myungsoo dan juga Suzy.

 

“otthae mwo?”

 

“kemarin…kau dan dia, apa kencan kalian lancar?” Tanya Jiyeon dengan polosnya, seketika kedua namja itu berdehem kikuk.

 

“ck…jadi kau yang merencanakan ini eoh? Jantungku hampir saja terlepas saking terkejutnya melihat Myungsoo yang menjemputku bukannya kau…” Sahut Minho.

 

“heh Jiyeon-ah, lain kali kalau membuat rencana harus beritahu aku dulu…jangan seperti kemarin, aku benar-benar malu saat Minho mengatakan dia tak menyuruhku untuk menjemputnya” Timpal Myungsoo.

 

“kalau aku beritahu oppa nanti bukan surprise lagi dong…hehe” Seru Jiyeon sembari cengengesan.

 

“cih, surprise museun…apa kau juga terlibat dalam rencana ini eoh?” Decak Myungsoo kemudian beralih pada Suzy.

 

“naega? Ani…aku bahkan baru tau saat kau sudah berangkat ke bandara” Jawab Suzy.

 

“geure? kalian berdua itu punya otak yang sama jadi tak mungkin kalau hanya Jiyeon saja yang merencanakan ini” Ucap Minho.

 

“heiish, jinjjaya…tanya saja Jiyeon kalau tak percaya” Ucap Suzy meyakinkan kedua namja itu kini beralih pada Jiyeon dan menatapnya menuntut.

 

“hum…molla” Jawab Jiyeon sembari menaikkan kedua bahunya tak tau, Suzy seketika membulatkan matanya.

 

“ya ya! jangan mengikutkan aku juga! Sudah jelas-jelas kau sendiri yang merencanakannya” Pekik Suzy, Jiyeon tertawa evil kemudian memeletkan lidahnya pada Suzy.

 

“Bae Suzy!” Pekik Kedua namja itu yang mau tak mau membuat Suzy dan Jiyeon menutup telinga mereka.

 

xxxxxx

 

“mwohae?” Suzy terkejut saat tiba-tiba saja Myungsoo muncul di sampingnya.

 

“eoh kapjagi…kau mengangetkanku Myungsoo-ya” Ucap Suzy.

 

“mian…apa yang kau lakukan?”

 

“igeo? Aku membuat pancakes” Ucap Suzy memerlihatkan adonan pencakes kepada Myungsoo.

 

“jinjja? kau tau membuatnya?” Tanya Myungsoo bebinar.

 

“eoh…kemarin aku ke rumah omoni lagi dan belajar membuat ini…” Ucap Suzy senang, “ah geure…aku tidak sabar menantinya chagi…” Ucap Myungsoo sembari memeluk pinggang Suzy.

 

“eyy…kau mandi dulu sana…setelah itu baru bisa memakannya” Ucap Suzy mendorong tubuh Myungsoo menjauh.

 

“arasseo…setelah aku mandi pastikan pancakenya sudah siap” Ucap Myungsoo mengecup singkat bibir Suzy lalu beranjak pergi.

 

“eissh, geu namja…” Gerutu Suzy menggelengkan kepalanya.

 

Setelah beberapa menit beralalu Suzy meletakkan sepiring pancake yang sudah di lumuri oleh syrup strawberry di atas meja makan.

 

“omo omo..dari aromanya pasti rasanya sangat enak” Ucap Myungsoo yang baru datang sehabis mandi.

 

“geure…palli duduklah dan cicipi” Ucap Suzy semangat, dia menarik Myungsoo untuk duduk di meja makan.

 

Myungsoo tersenyum senang melihat visual pancake di hadapannya, dia sudah menelan salivanya tak sabar mencicipi makanan buatan istrinya itu.

 

“otthae?” Suzy menopang dagunya dan menatap intens Myungsoo yang kini menyuapkan sepotong pancake ke dalam mulutnya.

 

“hum…” Myungsoo mengunyah pancake tersebut dengan wajah berpikir, mengunyah lagi kemudian bergumam pelan. Kedua alisnya bertautan saat merasakan sebuah sensasi yang aneh dalam pancake tersebut.

 

“masitta?” Tanya Suzy ragu, dilihat dari raut wajah Myungsoo yang merengut itu sepertinya rasanya tak sesuai dengan perkiraan awalnya.

 

“igeo…umm…neomu…jja” Ucap Myungsoo dengan wajahnya merengutnya.

 

“jja? Jinjja?” Tanya Suzy tak percaya.

 

“eoh…cobalah” Myungsoo mengambil sepotong dan menyuapkannya pada Suzy.

 

“jja!” pekik Suzy setelah mengunyah sekali pancake buatannya.

 

“eoh…kenapa bisa asin begini?” Tanya Suzy bingung.

 

“kau memasukan apa chagi eoh? Bukannya pancake itu harusnya manis?” Tanya Myungsoo, Suzy berpikir sebentar mengingat bahan-bahan yang dia masukan ke dalam adonan pancakenya.

 

“omo! Apa aku memasukan garam?” Pekik Suzy tak percay dia beranjak ke pantri dapur dan melihat beberapa tumpukan kotak yang berisi bumbu-bumbu dapur.

 

“aarrrggh….aku memasukan garam” Pekik Suzy frustasi saat memeriksa bubuk putih yang dia masukan tadi, karena kotak pernyimpanan garam dan gula serupa dia jadi salah mengambilnya.

 

“aigoo…seharusnya kau perhatikan dulu apa yang kau masukan chagi” Sahut Myungsoo menggelengkan kepalanya.

 

“heh…omoni pasti kecewa mendengar percobaanku gagal” Ucap Suzy lesu kembali duduk di tempatnya.

 

“aniyo…kau tidak gagal, hanya sedikit salah saja…lain kali kau pasti bisa membuat yang lebih enak” Ucap Myungsoo menyemangati.

 

“gomawo…kalau begitu jangan makan ini” Ucap Suzy sembari tersenyum kecil.

 

“eoh, aku tak berniat memakannya kok…rasanya benar-benar asin” Ucap Myungsoo, Suzy mendengus kesal lalu membereskan pancake gagal yang dibuatnya itu.

 

“mianhae…kali ini kau tidak sarapan lagi” Ucap Suzy menyesal.

 

“eyy…jangan seperti itu, nan gwenchana…aku bisa sarapan di kampus” Ucap Myungsoo.

 

“tapi aku…”

 

CUP~ “tak perlu menyalahkan dirimu…kajja kita harus ke kampus segera” Myungsoo mengecup pelan bibir Suzy agar yeojanya itu tak lagi merutuki kegagalannya membuat pancake.

 

“ya…kau mencuri kesempatan” Pekik Suzy, Myungsoo tersenyum polos lalu mengulurkan lidahnya.

 

“siapa suruh kau tidak fokus…” Seru Myungsoo.

 

“ya Kim Myungsoo!!!” Pekik Suzy kesal lalu mengejar Myungsoo yang sudah melarikan diri itu.

 

xxxxxx

 

Suzy dan Jiyeon kini baru saja menyelesaikan kuliahnya dan berniat untuk ke kantin kampus, “ya Suzy-ya, bukankah seminggu lagi Minho oppa dan Myungsoo oppa akan diwisuda eoh?” Tanya Jiyeon, Suzy menghentikan langkahnya lalu berpikir sebentar.

 

“eoh maja…waktunya itu minggu depan” Ucap Suzy.

 

“geure…bagaimana kalau setelah acaranya kita mengajak mereka untuk ke tempat biasa?” Usul Jiyeon.

 

“eyy…Minho oppa tak mungkin mau di ajak ke sana” Ucap Suzy.

 

“kau benar juga…tapi kalau kita paksa dia pasti mau, ayolah…kita ke sana sudah lama kita tak ke sana eoh” Ucap Jiyeon memohon.

 

“geure…kalau Myungsoo mau aku juga akan ikut, tapi untuk urusan Minho oppa aku tak ikut campur…kalau mau mengajaknya kau saja yang memaksanya”

 

“geure…arasseo, biar Minho oppa aku yang tangani” Seru Jiyeon.

 

Mereka berdua kini sudah masuk ke dalam kantin, suasana kantin siang itu cukup ramai dan hampir tak ada tempat yang kosong.

 

“eoh, bukankah itu mereka?” Tunjuk Jiyeon ke salah satu meja, Suzy mengikuti arah telunjuknya kemudian tiba-tiba saja matanya memicing melihat sosok yeoja yang bergabung dengan kedua namja itu.

 

“ya…yeoja itu siapa eoh?” Tanya Jiyeon, Suzy mendengus kesal lalu berjalan menghampiri mereka.

 

“sunbae…maukah kau memberitahu bagaimana caranya mendapatkan pencahayaan yang lebih bagus?” Tanya Naeun, Myungsoo sedari tadi mendengus sebal dengan tingkah yeoja ini.

 

“chogi Hoobae-nim, apa kau tak punya telinga eoh? Sudah kubilang aku tak mau…kenapa kau terus bertanya ini itu kepadaku?” Kesal Myungsoo, Minho hanya bisa memasang wajah bingungnya melihat adegan tersebut.

 

“ah, kalau begitu…menurutmu gradasi warna yang cocok untuk foto yang akan dipakai untuk pameran nanti apa sunbae?” Tanya Naeun lagi. Myungsoo memutar bola matanya kesal, yeoja di hadapannya sepertinya benar-benar tak punya telinga.

 

“neo…”

 

“ya Son Naeun!” Ucapan Myungsoo terhenti saat tiba-tiba saja Suzy muncul dengan wajah yang garang.

 

“matilah kau!” Batin Myungsoo menyeringai, melihat wajah Suzy sekarang sepertinya dia tau kalau sebentar lagi perang dunia sepertinya akan di mulai.

 

“kau memanggilku sunbae?” Tanya Naeun dengan tampang polosnya, Suzy menggeram kesal.

 

“geure neo! Siapa lagi kalau bukan kau eoh?” Pekik Suzy, Naeun tersenyum lebar kepada Suzy.

 

“ada apa sunbae?” Tanya Naeun lagi.

 

“sudah berapa kali kubilang Myungsoo tak bisa kau ajak untuk berkonsultasi! Bukannya dia sudah menolaknya juga!” Pekik Suzy, seketika semua orang yang ada dikantin memperhatikannya.

 

“aigoo…sepertinya Suzy akan meledak sebentar lagi” Gumam Jiyeon pelan mengambil tempat di antara Myungsoo dan Minho dan ikut menyaksikan adegan di hadapannya.

 

“aku harap hoobae itu tak apa-apa…” Gumam Minho, Jiyeon memicingkan matanya kepada Minho.

 

“kau menyukainya oppa?” Minho tersentak saat mendengar pertanyaan frontal Jiyeon tersebut.

 

“a…aniya…aku hanya takut kalau sampai Suzy menjambak rambutnya dan mencakar wajahnya, dia pasti akan menangis” Jelas Minho cepat, Jiyeon mengangguk mengerti lalu kembali fokus pada Suzy.

 

“memangnya hakmu apa? aku mau berkonsultasi pada siapapun itu hakku, termasuk dengan Myungsoo sunbae” Ucap Naeun.

 

“kau membangunkan singa yang lagi tidur hoobae-nim…” Gumam Myungsoo.

 

“ya neo! Beraninya berbicara banmal pada sunbaemu eoh?” Pekik Suzy garang sedetik kemudian dia menarik rambut Naeun dengan keras.

 

“ya…sunbae…ya lepaskan rambutku!” Pekik Naeun berusaha melepaskan tangan Suzy yang menarik rambut hitamnya.

 

“kau bilang apa hakku eoh? Kau tidak tau siapa aku?” Pekik Suzy.

 

“molla…untuk apa aku mengetahui siapa kau…kau tidak penting!” Balas Naeun masih bertahan dari kesakitannya.

 

“mwo tidak penting katamu! Ya! kau sudah beraninya menggoda Myungsoo sekarang kau malah mengataiku eoh!” Suzy semakin mengencangkan tarikan tangannya di rambut Naeun.

 

“arrgghh!!!” Pekik Naeun kesakitan, dia menginjak kaki Suzy sehingga membuat Suzy melepaskan tangannya seketika.

 

“yeoja ini!” Geram Suzy, dengan cepat Suzy menghampiri Naeun dan menjambak rambutnya, tak mau kalah Naeunpun menjambak rambut Suzy, dan terjadilah saling jambak menjambak antara dua yeoja ini yang jadi tontonan seluruh isi kantin.

 

“oppa…hentikan cepat, sebelum terjadi pertumpahan darah” Ucap Jiyeon mendorong Minho dan Myungsoo bersamaan.

 

“eiisshh menyusahkan saja” Gumam kedua namja itu, mereka beranjak dari tempatnya dan menghampiri kedua yeoja itu yang kini tengah saling melempar sumpah serapah mereka.

 

“ya Bae Suzy geumanhae…” Ucap Myungsoo menarik Suzy menjauh.

 

“hoobae-nim…berhenti menjambak rambut sunbaemu” Tegur Minho lalu menjauhkan Naeun dari Suzy.

 

“ya jangan menghalangiku…yeoja tengik itu harus di beri pelajaran” Ucap Suzy kesal.

 

“sunbae…jangan menahanku…sunbae itu harus aku balas” Pekik Naeun.

 

Myungsoo dan Minho mendengus sebal melihat tingkah kedua yeoja yang berada dalam pegangan mereka masing-masing.

 

“Myungsoo-ya…lepaskan aku, aku belum selesai!” Pekik Suzy, “andwae! kau mau menjadi preman eoh” Ucap Myungsoo tegas.

 

“shireo! Aku belum selesai lepaskan aku” Ucap Suzy meronta, Myungsoo menggelengkan kepalanya dia menoleh pada Minho yang kini hanya mengedikkan bahunya.

 

“sunbae…kau juga lepaskanlah aku, seharusnya yang menahanku Myungsoo sunbae bukan kau” ucap Naeun, Minho memutar bola matanya, “mwoya geu yeoja…” Batin Minho, menatap aneh hoobaenya kemudian melepaskannya.

 

“cih…yeoja itu benar-benar seperti preman” Gumam Naeun kesal memperbaiki rambutnya yang berantakan itu.

 

Sementara Suzy kini masih sibuk meronta ingin melepaskan diri dari Myungsoo yang menahannya dan kembali menyerang Naeun, dia cukup kesal dengan ucapan yeoja itu dan lagi dia juga kesal melihatnya selalu mendekati Myungsoo.

 

“Bae Suzy geumanharagu!” Pekik Myungsoo yang jadi kesal.

 

“ya kenapa membentakku eoh!” Balas Suzy, Myungsoo menghela nafasnya pelan.

 

“makanya kau diam eoh, tak perlu brutal seperti ini” Ucap Myungsoo berusaha menenangkan Suzy yang semakin kesal itu.

 

“shireo…lepaskan aku! Ya lepaskan kataku! Kim Myung…hmmmphhh”

 

Myungsoo seketika membungkam bibir Suzy membuat yeoja itu langsung mematung seketika, semua orang dikantinpun ikut mematung melihat adegan tersebut.

 

“omo…Myungsoo sunbae!” Pekik Naeun menutup mulutnya tak percaya menatap dua orang di depannya kini.

 

“aigoo…” Jiyeon dan Minho bersamaan menepuk dahi mereka lalu menggelengkan kepalanya pelan.

 

“heh…aku tak tau kalau menciummu bisa membuat sifat brutalmu itu hilang” Gumam Myungsoo pelan setelah melepaskan tautan bibirnya, sementara Suzy hanya bisa diam mematung di tempat.

 

“cah…sekarang duduklah” Myungsoo menggiring Suzy untuk duduk di sampingnya.

 

“hoobae…hoobaenim…” Minho mengibaskan tangannya di depan wajah Naeun yang mematung juga.

 

“eoh…eoh..sun…sunbae…” Naeun mengerjapkan matanya dan menatap Minho terkejut.

 

“kembalilah ke kelasmu…mulai sekarang jangan mengganggu Myungsoo lagi, dia sudah punya Suzy…” Ucap Minho, Naeun melengkungkan bibirnya ke bawah dengan mata yang berkaca-kaca kemudian pergi dari sana.

 

“aigoo…itulah akibatnya menyukai suami orang…ckck” Decak Minho prihatin.

 

xxxxxx

 

Seminggu kemudian tepat hari di mana Myungsoo dan Minho wisuda, Jiyeon dan Suzy kini sudah menunggu di depan auditorium kampus. Mereka tak bisa masuk karena yang berada dalam audit hanya mahasiswa yang akan diwisuda beserta kedua orang tua mereka yang di undang oleh pihak kampus.

 

Setelah berjam-jam menunggu Jiyeon dan Suzy akhirnya bernafas lega saat melihat satu-persatu para mahasiswa yang baru saja di wisuda itu keluar dari auditorium. Mata kedua yeoja itu terus saja mencar sosok namja yang sedari tadi mereka tunggu.

 

“oppa! yeogi!” Pekik Jiyeon saat melihat Minho dan Myungsoo keluar bersamaan.

 

“Myungsoo-ya…chukkae…” Pekik Suzy memeluk Myungsoo saat kedua namja itu menghampiri mereka.

 

“gomawo…”

 

“ya…kau tidak memberi selamat untukku?” Tanya Minho, Suzy melepas pelukannya lalu tersenyum pada Minho.

 

“chukkae oppa…” Ucap Jiyeon langsung.

 

“tak perlu kuucapkan…sudah ada Jiyeon yang mengucapkannya oppa” Seru Suzy.

 

“mwoya…” Desis Minho pelan.

 

“ya…jangan berdebat lagi, kajja…kita harus merayakan hari ini” Seru Jiyeon, Suzy langsung memasang wajah berbinarnya.

 

“eoh kajja…kajja…” Seru Suzy lalu menarik Jiyeon untuk berjalan, sementara dua namja dibelakang mereka hanya tersenyum lalu mengikuti mereka

 

xxxxxx

 

“karena hari ini hari special Minho oppa dan Myungsoo oppa jadi semua makanan yang kita pesan akan di bayar oleh Suzy” Ucap Jiyeon setelah duduk di bangku cafe yang mereka darangi untuk makan siang bersama itu.

 

“jinjja? aku harus memesan makanan terbaik kalau begitu,mumpung gratis” Seru Minho membuka buku menunya.

 

“assa! ada untungnya juga aku tak membawa dompet!” Timpal Myungsoo yang ikut-ikutan membuka buku menu.

 

“ya Park Jiyeon! Kenapa malah memutuskan sepihak begitu eoh? Kenapa harus aku yang mentraktir?” Pekik Suzy tak terima.

 

“ssstt…jangan ribut, pengunjung lain bisa marah. Kalau bukan kau siapa lagi yang mau mentraktir eoh? Bukankah uang sakumu lebih banyak dariku?” Ucap Jiyeon dengan wajah memelasnya, Suzy mendengus kesal. Kalau Jiyeon sudah memberikan tatapan kucingnya itu dia tak bisa menolak lagi.

 

“heh, geure….pesanlah makanan kalian…” Ucap Suzy pasrah, ketiga orang itu memekik kecil lalu mulai memesan makanan mereka.

 

Beberapa lama setelah memesan pelayan kembali ke meja mereka dengan membawa beberapa pesanan yang sudah jadi.

 

“igeo mwoya?” Geram Suzy melihat meja makan mereka dipenuhi oleh berbagai macam menu.

 

“pesananku belum datang tapi meja ini sudah penuh? Sesange!” Ucap Suzy menepuk dahinya.

 

“ya…tak perlu berlebihan begitu, pesanan kami juga masih belum datang semua” Ucap Myungsoo, Suzy seketika membulatkan matanya tak percaya.

 

“kalian mau membuatku bangkrut eoh!!!” Pekik Suzy kesal, seketika ketiga orang itu langsung memasang wajah cengiran mereka dan tersenyum tak berdosa.

 

“hanya sekali saja Suzy-ya…lain kali oppa yang akan mentraktirmu” Ucap Minho.

 

“eyy..hari ini hari special jadi relakan saja uangmu untuk merayakannya…jangan marah-marah begitu” Sahut Jiyeon.

 

Suzy menghembuskan nafasnya mencoba untuk tidak emosi, benar juga hari ini adalah hari yang special untuk Minho dan Myungsoo. Jadi tidak mungkin dia akan merusaknya, heh….sepertinya Suzy benar-benar harus merelakan dompetnya kosong melompong dalam waktu seharian ini, karena sepertinya perayaan hari wisuda kedua namja itu tidak berakhir dalam cafe ini.

 

xxxxxx

 

“setelah ini ke mana?” Tanya Minho, Jiyeon berpikir sebentar lalu menoleh pada Suzy.

 

“setelah ini ke mana?” Jiyeon mengalihkan pertanyaan Minho ke Suzy, sementara Suzy hanya diam tak menghiraukannya karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.

 

“ya…kau ditanya Suzy-ya” Ucap Myungsoo menyenggol lengan Suzy, Suzy mengerjapkan matanya lalu menoleh.

 

“waeyo?” Tanya Suzy, Jiyeon mendengus sebal lalu menepuk pundak Suzy.

 

“Suzy-ya, kau tak perlu memikirkan bill makanan tadi…sudah ku bilang ikhlaskan saja untuk mereka berdua” Ucap Jiyeon dengan nada prihatin, Suzy langsung menatapnya tajam kalau bukan karena Jiyeon yang seenaknya mengatakan Suzy yang akan mentraktir mereka, dia sekarang ini tak mungkin memikirkan isi dompetnya yang benar-benar sudah kosong karena membayar makanan tadi.

 

“cih, ini semua juga gara-gara siapa” Dengus Suzy kesal.

 

“kalau uangmu habis tinggal minta sama Myungsoo saja Suzy-ya…gampangkan, sudahlah tak usah dipikirkan lebih baik kita pergi ke tempat selanjutnya…” Ucap Minho yang seketika mendapat tatapan tajam dari Myungsoo karena namanya malah di bawa-bawa.

 

“nah itu Minho oppa benar…uang Myungsoo kan uangmu juga, jadi tinggal minta ke dia saja…gampangkan” Seru Jiyeon.

 

“ckck…sesange!” Decak Myungsoo kesal, “jangan membahas masalah uang lagi…ayo kita pergi” Lanjutnya lalu berjalan meninggalkan cafe disusul oleh yang lainnya.

 

Tempat tujuan mereka kedua adalah taman bermain, awalnya Minho dan Myungsoo tak berpikiran dan tak berniat untuk pergi ke taman bermain namun Suzy dan Jiyeon malah merengek ingin ke sana jadi terpaksalah kedua namja itu menurutinya.

 

“huaa….aku ingin bermain itu…kajja!” Seru Suzy menarik Jiyeon ke salah satu wahana yang ada, meninggalkan Minho dan Myungsoo di belakang mereka.

 

“kau mau naik itu Myungsoo-ya?” Tanya Minho menunjuk permainan yang sedang dimainkan Suzy dan Jiyeon.

 

“eisshh…permainan itu hanya untuk anak-anak dan yeoja manja seperti mereka…kita tunggu di sini saja, biarkan mereka yang bermain” Ucap Myungsoo malas, Minho tertawa lalu menganggukan kepalanya.

 

Setelah mengekori dua yeoja yang sedari tadi tak ada henti-hentinya mencoba segala macam wahana, akhirnya Myungsoo dan Minho memilih untuk duduk di salah satu bangku yang ada di sana.

 

“heh…bukan kita yang bermain tapi kenapa kita yang lelah” Ucap Myungsoo mendudukan dirinya.

 

“mengikuti mereka saja dengan naik wahana-wahana yang ada di taman ini bisa selelah ini bagaimana kalau kita ikut juga” Balas Minho.

 

“ya…kenapa kalian malah duduk di sini?” Suzy dan Jiyeon menghampiri kedua namja yang kelihatan sudah lelah itu.

 

“masih ada permainan yang belum kita coba…ayolah oppa ikut kami” Ucap Jiyeon, Myungsoo dan Minho menggelengkan kepalanya pertanda tak mau.

 

“ini sudah malam…lebih baik kita pulang saja” Ucap Minho.

 

“tapi wahananya masih banyak yang belum kucoba oppa” Ucap Suzy menekuk wajahnya.

 

“masih ada waktu nanti…aku sudah lelah, kita pulang saja eoh” Sambung Myungsoo, kedua namja ini sudah tak punya tenaga lagi untuk mengikuti kedua yeoja di depan mereka sekarang.

 

“geure…tapi kita belum bisa pulang, masih ada satu tempat lagi” Seru Jiyeon, Minho dan Myungsoo menghela nafasnya. Kali ini di mana lagi mereka akan digiring? Sementara Suzy dan Jiyeon tersenyum puas melihat raut wajah dari kedua namja tersebut.

 

xxxxxx

 

“shireo!”

 

“oppa…hanbeonman…”

 

“sudah kukatakan aku tak mau!”

 

“sekali saja, umurmu sudah berapa masa masih tak mau masuk ke dalam”

 

“terserah katamu…aku mau pulang”

 

“oppa…chamkan, sekali saja eoh…hari ini kan hari specialmu jadi kita merayakannya di dalam eoh”

 

“sekali kukatakan tidak tetap tidak!”

 

Keempat orang tersebut terlihat berdebat di depan pintu salah satu club malam yang baru saja buka, beberapa orang yang hendak masuk ke dalam melihat aneh kepada mereka karena berdebat di tempat umum.

 

“ya Minho-ya…ayolah kita masuk” Ucap Myungsoo ikut-ikutan Jiyeon dan Suzy membujuk Minho untuk masuk.

 

“aish, kalian bertiga tidak mendengar eoh? Aku tidak mau masuk…daridulu sudah kukatakan aku tidak akan masuk ke dalam tempat seperti ini” Ucap Minho.

 

“memangnya tempat seperti ini kenapa? Apa salahnya masuk ke dalam oppa…toh kau juga sudah cukup umur, ayolah…sekali saja ne” Ucap Suzy memelas sembari menarik lengan Minho.

 

“aku tidak mau…kalian saja yang masuk aku akan pulang” Minho melepaskan tangan Suzy lalu berbalik berniat untuk pergi.

 

“oppa…” Minho menghentikan langkahnya saat Jiyeon menyahutinya, “kau taukan di dalam sana banyak sekali namja yang mabuk, eyy memikirkannya saja membuatku bergidik…kalau mereka menggangguku bagaimana? Siapa yang akan melindungiku? Myungsoo oppa? cih…jangan harap, dia akan menempel pada Suzy terus dan tidak akan memperdulikanku…” Jiyeon dan Suzy mengepalkan kedua tangannya berharap Minho akan berubah pikiran dan berbalik.

 

“akhir-akhir ini kudengar banyak ahjussi-ahjussi nakal yang mengincar anak gadis seperti mereka…” Sambung Myungsoo, Suzy melempar senyumnya pada Myungsoo karena sudah membantu mereka.

 

“ah..geure…sepertinya kau tak berubah pikiran, baiklah…kita bertiga saja…kajja Suzy-ya…kalau aku diganggu oleh ahjussi itu sepertinya aku pasrah saja” Ucap Jiyeon memelas, dia segera menarik Suzy dan Myungsoo untuk masuk ke dalam club malam.

 

Minho tak bergeming dari tempatnya sembari memasang wajah berpikirnya, dia mencerna perkataan Jiyeon barusan. Namun sepertinya pendiriannya tetap, dia tidak akan masuk ke dalam club tersebut karena kini kakinya sudah melangkah jauh menuju ke mobilnya sendiri.

 

xxxxxx

 

“ya..sudah kubilangkan kalau Minho oppa tak akan masuk ke dalam sini” Ucap Suzy pada Jiyeon, mereka sudah duduk di sofa sembari menunggu Myungsoo memesankan minuman untuk mereka.

 

“maja…aku pikir Minho oppa akan berubah pikiran, heh ternyata…” Desah Jiyeon kecewa.

 

“kau sudah tau Minho tak suka dengan alkohol kau malah mengajaknya untuk ke tempat ini, nyata dia tak akan mau” Sahut Myungsoo, dia membawa beberapa botol red wine dan tiga buah gelas. Setelah meletakkannya di meja dia langsung duduk di samping Suzy.

 

“Myungsoo benar…Minho oppa tak akan pernah masuk ke dalam tempat ini, dia lebih memilih berada dalam kamar mayat daripada di sini” Ucap Suzy.

 

“cah…tak perlu memikirkan Minho, kan ada aku disini…” Seru Myungsoo membuka salah satu botol dan menuangkannya di masing-masing gelas.

 

“chagiya…ini untukmu…” Myungsoo memberikan gelas pada Suzy, Jiyeon mendesis pelan melihat tingkah kedua orang itu.

 

“cih, bermesraan di depanku…apa kalian tak malu eoh” Gerutu Jiyeon, Myungsoo menggelengkan kepalanya pelan kemudian memeluk pinggang Suzy dan bersandar di bahunya.

 

“sesange….” Decak Jiyeon melihatnya.

 

“Jiyeon?” Jiyeon yang kini tengah menikmati minumannya menoleh ke samping saat ada seseorang yang menepuk pundaknya.

 

“eo…eoh, ahjussi…annyeonghaseyo…” Mata Jiyeon sedikit membulat menyadari kehadiran salah satu rekan kerja appanya di sana.

 

“ah, kau benar Jiyeon, anak dari Park Namjung keutchi…” Ucap pria itu, Jiyeon berdiri dna membungkukan badannya sopan.

 

“ne, ahjussi…apa yang anda lakukan di sini?” Tanya Jiyeon.

 

“hanya pergi bersama teman kerja yang lain, kau di sini bersama siapa?” Jawab pria itu, Jiyeon menolehkan kepalanya kepada sepasang suami istri yang sedang bermesraan itu kemudian tersenyum kikuk menatap pria di hadapannya.

 

“mereka temanku…maklumlah pengantin baru…jadi…begitu” Ucap Jiyeon sedikit tak enak.

 

“ah gwenchana…aku kira kau sendiri, ternyata kau suka datang ke tempat seperti ini ya” Ucap Pria itu, Jiyeon menggaruk tengkuknya kikuk.

 

“ah ne…jika sedang suntuk saja aku akan kemari dengan temanku…tidak sering kok, ahjussi…jangan beritahu appa ne” Ucap Jiyeon, pria di hadapannya tertawa kecil.

 

“geokjongma…ahjussi bukan orang yang suka membocorkan rahasia orang” Ucapnya sembari menepuk pundak Jiyeon.

 

Jiyeon tersenyum kecil, ada gunanya juga waktu dulu sering ikut bersama appanya jika bertemu dengan rekan kerjanya. Dia jadi bisa dekat dengan beberapa rekan appanya dan rahasianya yang datang ke club malam itu bisa terjaga karena ahjussi itu merupakan salah satu rekan appanya yang cukup dekat dengannya.

 

“ah kamsa…”

 

“ya…lepaskan tanganmu ahjussi!!!” Jiyeon seketika berhenti saat mendengar suara yang begitu nyaring di dekatnya. Dia menoleh ke samping dan membulat mendapati Minho yang sudah berdiri di sana.

 

“ahjussi…sudah kubilang lepaskan tanganmu…” Ulang Minho lagi lalu menghempaskan tangan pria itu yang berada dipundak Jiyeon.

 

“op…oppa…” Jiyeon memekik kecil saat yakin bahwa namja itu adalah Minho.

 

“ah…sepertinya kekasihmu tak suka dengan tindakanku…jwesonghamnida” Ucap pria itu pada Jiyeon kemudian beralih pada Minho.

 

“Jiyeon-ssi, kalau begitu ahjussi pamit dulu…sampaikan salamku pada appamu ne” Lanjutnya, Jiyeon hanya menganggukan kepalanya.

 

Suzy dan Myungsoo yang tadi mendengar teriakan Minho itu hanya bisa membulatkan mulutnya melihat kehadiran namja itu di dalam club malam ini.

 

“ya…kenapa kau malah membiarkan ahjussi itu menyentuhmu!” Pekik Minho, Jiyeon mengerjapkan matanya dan memandang Minho bingung.

 

“memangnya kenapa?” Tanya Jiyeon polos.

 

“heissh…bukankah dia itu ahjussi hidung belang yang kalian katakan eoh…bagaimana kalau aku tak datang? Dia pasti akan mengganggumu” Ucap Minho kesal, Jiyeon terkikik kecil mendengarnya. Sementara Myungsoo dan Suzy di belakang malah tertawa keras.

 

“kenapa tertawa? Harusnya kau berterima kasih padaku karena sudah menolongmu dari ahjussi itu” Ucap Minho, Jiyeon tak bisa menahan tawanya dan seketika meledakkannya begitu saja.

 

“aigoo…uri Minho…kyeopda…” Seru Myungsoo, Minho langsung mengarahkan pandangannya pada Myungsoo yang tengah menertawainya.

 

“ya…kalian juga kenapa tertawa eoh? Apa ada yang lucu? Baru saja teman kalian hampir di ganggu oleh ahjussi hidung belang kalian malah asyik berduaan di sini!” Pekik Minho pada Suzy dan Myungsoo.

 

“pabo…” Serentak Suzy dan Myungsoo meneriaki kata itu pada Minho, yang diteriaki hanya bisa memasang wajah bingungnya.

 

“dia bukan ahjussi hidung belang oppa…” Ucap Jiyeon yang sudah duduk kembali ditempatnya, Minho menautkan alisnya tak mengerti.

 

“dia itu rekan kerja appaku…aku sudah bertemu dengannya beberapa kali, dia sudah kuanggap sebagai pamanku sendiri…begitupun sebaliknya” Ucap Jiyeon, wajah Minho memerah menahan malunya.

 

“paboya…” Suzy dan Myungsoo bergumam pelan sembari menahan tawa mereka melihat wajah Minho yang menggemaskan itu.

 

“ya…kenapa kau kemari eoh? Bukannya tadi kau menolak dengan keras?” Tanya Myungsoo memicingkan matanya pada Minho.

 

“itu…karena…umm…” Minho menggaruk kepalanya mencoba untuk mencari alasan yang tepat kenapa bisa kembali ke tempat itu.

 

“karena apa oppa? apa karena Jiyeon?” Tanya Suzy, Jiyeon langsung menoleh pada Suzy dan membulatkan matanya.

 

“apa karena aku oppa? jinjjayo?” Tanya Jiyeon berbinar, Minho tersenyum kikuk lalu menganggukan kepalanya kecil.

 

“kyeopda…” Gumam Suzy melihat tingkah Minho.

 

“ya…matamu itu, eisshh…jangan menatapnya seperti itu” Delik Myungsoo kesal, Suzy menoleh ke samping dan tersenyum lebar.

 

“tak perlu cemburu yeobo…aku tau kau lebih lucu daripada Minho oppa” Ucap Suzy mencubit kedua pipi Myungsoo membuat namja itu mendengus sebal.

 

“cah…karena kau sudah berada di sini…duduklah oppa…tak mungkin kau mau berdiri terus di sana” Ucap Jiyeon menepuk sofa di sampingnya menyuruh Minho untuk duduk.

 

“ayolah…jangan bilang kau akan pergi darisini, kau sudah terlanjur masuk Minho-ya…” Sahut Myungsoo, Minho tampak ragu sebentar kemudian beranjak duduk di samping Jiyeon.

 

“wuah…ini kali pertamanya aku melihat Minho oppa duduk di dalam club malam” Seru Suzy, yang lainnya mengangguk setuju sementara Minho hanya duduk diam merasa canggung dengan suasana yang baru itu.

 

“oppa…tak perlu canggung begitu…duduk seperti biasa saja” Ucap Jiyeon, dia menyandarkan punggungnya di sofa kemudian meneguk winenya.

 

Minho menghela nafasnya pelan, dia melihat Suzy dan Myungsoo kini sudah berada di dunia mereka berdua, sementara Jiyeon hanya diam memainkan gelas ditangannya.

 

“mianhae…” Ucap Minho, Jiyeon mengerutkan keningnya dan menatap Minho.

 

“untuk apa oppa?” Tanya Jiyeon.

 

“tadi…aku sudah salah paham…aku pikir ahjussi itu, ahjussi hidung belang yang kalian katakan” Jawab Minho, Jiyeon terkekeh pelan lalu meletakkan gelasnya di atas meja.

 

“gwenchana oppa…kaukan tak tau dia siapa jadi wajar kalau berlaku seperti itu” Ucap Jiyeon.

 

“tapi…dia pasti merasa tersinggung denganku tadi…aku sudah memekik tak sopan padanya” Ucap Minho menyesal.

 

“nanti aku yang akan bilang pada ahjussi itu…kau tak perlu khawatir oppa…” Ucap Jiyeon menepuk pundak Minho.

 

“chagi…bagaimana kalau kita berikan segelas wine untuk Minho?” Usul Myungsoo berbisik di telinga Suzy.

 

“eyy…dia tak mungkin mau meminumnya…” Ucap Suzy.

 

“coba saja…kalau dia tak mau, kau paksa dia…atau suruh Jiyeon saja…” Ucap Myungsoo sembari menatap Jiyeon dan Minho yang tengah bercerita itu.

 

“tapi kau tau sendiri Minho oppa seperti apa…dia tidak akan meminumnya..”

 

“ayolah…selama ini dia tak pernah menyentuh alkohol karena tak pernah sekalipun merasakan bagaimana enaknya minuman ini…kau berikan padanya ne” Ucap Myungsoo memelas, Suzy mendesis melihatnya.

 

“kenapa haru aku? Kau saja yeobo…” Ucap Suzy, Myungsoo menggeleng pelan, dia tak mau kejadian tahun lalu terjadi saat dirinya menyodorkan segelas soju kepada Minho. namja itu bukannya meminum soju itu dia malah melempar gelasnya ke wajah Myungsoo sehingga terdapat sedikit memar di ujung pelipisnya.

 

“kau saja…kalau aku dia pasti akan menghajarku…kau tega melihat wajahku ini lebam lagi eoh?” Suzy menatap Myungsoo sebentar kemudian menghela nafasnya.

 

“baiklah…kalau dia menolak aku tak mau memaksanya lebih” Ucap Suzy akhirnya, Myungsoo tersenyum puas lalu menuangkan isi dari botol wine ke dalam gelasnya dan menyerahkannya pada Suzy.

 

“oppa…kau tidak mau mencoba ini?” Suzy menyodorkan gelas berisi cairan berwarna merah itu kepada Minho.

 

“aniyo…” Jawab Minho menggesernya pelan.

 

“coba sekali saja…alkoholnya tidak banyak kok” Ucap Suzy tetap berusaha, Jiyeon melihat Suzy dan Myungsoo bergantian. Seketika senyum kecil terulas di wajahnya.

 

“ayolah oppa…kau tidak akan mabuk dengan mencoba segelas ini” Ucap Jiyeon, Suzy tersenyum puas melihat Jiyeon yang tanggap.

 

“Jiyeon benar oppa…sekali saja, cobalah…rasanya seperti jus anggur biasa kok” Tambah Suzy, Minho menatap gelas di hadapannya kemudian beralih pada Jiyeon dan Suzy bergantian. Dia melihat Myungsoo, namja itu hanya menganggukan kepalanya dan menyuruhnya untuk minum.

 

“ba…baiklah…hanya segelas” Ucap Minho akhirnya, kedua yeoja itu  memekik kecil kemudian memperhatikan Minho yang meminumnya.

 

“aakkhh….” Minho meneguk sekali wine tersebut, rasa pahit yang asing memasuki tenggorokannya membuat wajahnyah menrengut. Sekali lagi dia mencoba untuk meneguknya, dan lagi-lagi rasa pahit itu kembali terasa.

 

“dia ketagihan…” Ucap Myungsoo tersenyum menang melihat Minho kembali meneguk winenya, kini bukan cuma seteguk saja namun Minho langsung menghabiskannya hingga kosong.

 

“wuah…oppa kau menghabiskannya?” Tanya Suzy tak percaya.

 

“eoh…igeo…masitta” Ucap Minho menunjukan gelasnya.

 

“kau mau lagi oppa?” Tanya Jiyeon, Minho menoleh padanya dan mengangguk sekali. Dengan cekatan Jiyeon membuka botol baru dan menuangkannya di gelas Minho.

 

“aigoo…sepertinya dia akan menyaingimu chagi…” Ucap Myungsoo masih memperhatikan Minho yang sudah meminum dua gelas itu.

 

“haha, aku tak menyangka kalau Minho oppa akan menyukainya…” Balas Suzy.

 

“kita lihat saja…sampai mana batas kesadarannya…”

 

xxxxxx

 

Braak~ Myungsoo menutup pintu mobilnya dengan kasar, setelah itu dia beranjak ke pintu depan dan segera masuk ke dalam.

 

“haissh…mereka semua menyusahkan!” Desis Myungsoo melihat tiga orang yang kini sudah tak sadarkan diri di dalam mobilnya, dia memasang seatbelt dan melajukan mobilnya.

 

Setelah sampai di depan rumah Jiyeon, Myungsoo terpaksa memapah yeoja itu sendirian “aigoo…kenapa kau berat begini Jiyeon-ah…” Lenguh Myungsoo merasa keberatan, dia pelan-pelan masuk lewat pagar belakang rumah Jiyeon agar tak ada yang mendengarnya.

 

“huh…Minho…menyusahkan!” Geram Myungsoo setelah kembali ke mobilnya, dia dengan cepat melaju menuju ke rumah Minho.

 

“aigoo…namja ini lebih berat…sepertinya ada tulangku yang remuk…” Desah Myungsoo memapah tubuh Minho masuk ke dalam rumahnya.

 

Setelah mengantar Minho, Myungsoo meregangkan badannya sebentar kemudian masuk ke dalam mobil. Dia melihat di sampingnya Suzy tertidur pulas.

 

“jalja chagi…” Ucap Myungsoo setelah mengecup pipi Suzy dan kembali menjalankan mobilnya untuk pulang ke rumah.

 

Dalam perjalanan Myungsoo sesekali melirik Suzy karena merasakan yeoja itu sedikit bergerak dalam tidurnya, saat di lampu merah Myungsoo menoleh pada yeoja itu. Dia tersenyum kecil melihat Suzy menggerakkan kedua tangannya ke depan seperti ingin meraih sesuatu.

 

“Myung…soo-ya…Myungsoo-ya…” Igau Suzy, Myungsoo terkekeh pelan melihatnya dia ikut memainkan tangan Suzy.

 

“Myungsoo-ya…” Myungsoo kembali menjalankan mobilnya setelah lampu kembali hijau, dia terus saja tersenyum kecil karena selama perjalanan Suzy selalu memanggil namanya.

 

“sepertinya mimpumu sangat indah chagi…” Ucap Myungsoo mengusap pipi Suzy pelan.

 

xxxxxx

 

“apa salahku, malam ini harus memapah tiga orang yang beratnya benar-benar…” Keluh Myungsoo, dia menggendong Suzy dan memasukannya ke dalam kamar mereka.

 

“tidurlah eoh…jangan meracau lagi” Myungsoo menyelimuti Suzy, namun saat selimutnya sampai di leher Suzy mata yeoja itu langsung terbuka begitu saja.

 

“eoh…kau bangun?” Tanya Myungsoo terkejut, Suzy mengerjapkan matanya lalu bangun dari tidurnya.

 

“kepalaku sakit…” Ucap Suzy memegang kepalanya yang terasa pening itu.

 

“bagaimana mau tak sakit…kau minum saja berapa banyak” Ucap Myungsoo sembari merogoh laci meja mereka.

 

“ini minumlah…agar sakitnya mereda” Myungsoo memberikan obat penurun sakit kepala kepada Suzy.

 

“aku ambilkan air minum dulu” Ucap Myungsoo lalu keluar, setelah beberapa lama dia kembali masuk dengna segelas air mineral.

 

“bagaimana Minho oppa dan Jiyeon?” Tanya Suzy setelah meneguk air putihnya.

 

“kau tak perlu khawatir…aku sudah mengantar mereka selamat sampai di rumah masing-masing” Ucap Myungsoo.

 

“geure? kau pasti lelah keutchi…” Ucap Suzy, Myungsoo merengut dan menganggukan kepalanya.

 

“mereka berdua sangat berat…aku harus memapahnya, aigoo…badanku pegal-pegal semua” Ucap Myungsoo dengan nada manjanya.

 

“jinjja? aigoo…uri nampyeon pasti sangat lelah…” Ucap Suzy, dia meraih lengan Myungsoo dan memijatnya pelan.

 

“eoh…di sini juga chagi…” Myungsoo berbalik ke belakang dan menyuruh Suzy untuk memijat pundaknya.

 

“aigoo…nyamannya…” Ucap Myungsoo, Suzy tersenyum puas melihat Myungsoo terlihat menikmati pijatannya itu.

 

“Suzy-ya…” Sahut Myungsoo, Suzy yang masih sibuk memijat Myungsoo itu hanya bergumam pelan.

 

“Suzy-ya…”

 

“waeyo?” Suzy menoleh pada Myungsoo, dia merengut saat melihat wajah Myungsoo yang lumayan aneh itu.

 

“kau tidak mau tidur?” Tanya Myungsoo, Suzy menggeleng dengan wajah bingung.

 

“sepertinya mengantukku hilang…” Ucap Suzy, Myungsoo tersenyum penuh arti lalu mendekat pada Suzy.

 

“bagaimana…hum…kalau malam ini…kita tidak tidur saja?” Tanya Myungsoo, Suzy menautkan alisnya tak mengerti.

 

“tidak tidur? Jadi apa yang harus kita lakukan?” Myungsoo lagi-lagi tersenyum penuh arti, dia mendekatkan wajahnya kepada Suzy dan mencium bibir Suzy dalam.

 

“bagaimana kalau kita membuat little Kim?” Ucap Myungsoo setelah melepaskan ciumannya, Suzy tersenyum kecil lalu menganggukan kepalanya.

 

“kalau itu yang kau mau…” Myungsoo kembali meraup bibir Suzy dan melumatnya pelan, perlahan Myungsoo merosotkan tubuh mereka berdua di atas tempat tidur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya agar memudahkannya untuk melakukan aksinya malam ini.

 

END

 

Sekarang ini mood author sedang jelek jadi maklumi saja kalau hasilnya seperti ini, mungkin ada beberapa dari kalian yang tau atau tidak mengenai berita tentang Kris yang hengkang dari EXO, setelah mendengar itu mood author benar-benar hancur…entah itu benar atau tidak, tapi tetap saja cukup mengguncang…Jadi sorry kalau endingnya flat begini L

Sebenarnya author masih mau lanjut lagi tapi wordsnya sudah over takutnya nanti bakal keterusan dan gak selesai-selesai. Di part kemarin banyak yang pengen liat Myungzy udah punya anak, dan di part ini sama sekali gak ada momen itu. Maka dariitu author udah buat Epilognya, udah selesai epilognya sih, tapi karena mood author lagi jelek jadi malas posting hari ini..besok atau lusa mungkin atau kapan-kapan…Semoga kekecewaan kalian di part ini bisa terbayar di epilog nanti *semoga* amin…tapi melihat mood author yang benar-benar kacau sepertinya epilognya tetap mengecewakan. Sorry…