[PART 1] As Love Is My Witness

As Love Is My Witness

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Jung Jinyoung, Park Jiyeon, Jung Soojung

Genre : Romance, Schoollife, Sad (?)

Rating : PG-15

Type : Chapter

Sorry For Typo~

Part 1

Seoul – 2009

“aaahhh….dia datang~”

“seperti biasa pagi ini dia terlihat bersinar!”

“ya…sepertinya aku harus menembaknya segera!”

“omo…omo lihatlah dia tersenyum…”

Sepenggal pekikan histeris dari beberapa siswa yeoja itu melengking di sepanjang koridor sekolah. Seorang namja yang kini menjadi pusat perhatian hanya berjalan santai dengan kedua tangannya yang di masukkan kedalam saku celana sembari sesekali melempar senyuman mautnya pada yeoja yang dia lewati.

Tampan, ramah, pandai, dan kaya…apalagi yang kurang dari namja itu? sepertinya tak ada, dia bahkan mendekati sempurna. Semua yeoja terpesona padanya, bukan hanya yang masih single namun yeoja yang sudah berstatus pun tak segan-segan menampakkan ketertarikannya pada namja itu.

Kim Myungsoo- itulah nama namja yang selalu di agung-agungkan para wanita, dia tetap bersikap ramah pada semua yeoja meskipun tau dirinya di gilai banyak orang. Mendapat reputasi namja terpopuler seantero sekolahnya itu tidak membuat dirinya menyombongkan diri.

Tapi jangan salah, meskipun dia terlihat ramah di depan para yeoja itu tidak menjamin bahwa dirinya bisa dekat dan akrab pada siapapun. Namja ini hanya memberikan seulas senyuman pada yeoja yang tersenyum padanya namun sama sekali tak menyahut bila ada yang menyapanya, mengapa? Entahlah…yang jelas namja itu berpikir hanya perlu tersenyum ramah pada mereka itu sudah cukup.

Dia tak bisa dekat sama siapapun bukan berarti bahwa dia sama sekali tak memiliki teman. Yah, dia memiliki teman…hanya beberapa teman dari klub fotografi yang dia ikuti di sekolah, dan beberapa dari kelas yang sama dengannya namun sepertinya tak begitu dekat hanya sekedar menyapa dan menanyakan tugas dari saem. Begitulah rutinitasnya tiap hari bila bertemu dengan temannya.

Namun, ada satu pengecualian…untuk satu orang…satu orang yang begitu dekat dengannya. Semua orang bertanya-tanya mengapa mereka berdua bisa begitu akrab sementara seorang Myungsoo adalah tipikal namja yang susah untuk bersosialisasi.

Dan yang paling membuat orang terheran-heran yaitu orang yang selalu berada di samping Myungsoo itu adalah seorang yeoja…catat, seorang yeoja… Bagaimana bisa dia berteman baik dengan yeoja tanpa ada hubungan apapun? Awalnya banyak desas desus yang mengatakan bahwa mereka tengah menjalin hubungan asmara, namun seiring berjalannya waktu rumor tersebut menghilang dengan meningkatnya pemuja seorang Kim Myungsoo.

Setiap hari, setiap waktu dan setiap detik selalu berada di sisi Kim Myungsoo. Siapa yang tak iri dengan posisi yeoja itu? semua yeoja kalau mendapat kesempatan pasti dengan senang hati akan mengorbankan apapun untuk mendapatkan posisinya. Siapakah gadis beruntung itu? gadis yang menjadi musuh besar sekumpulan fans fanatik seorang Myungsoo? gadis yang mampu menembus benteng pertahanan Myungsoo dengan mudahnya?

“Bae Suzy…” Yeoja yang dipanggil Suzy itu menolehkan kepalanya ke arah pintu kelas saat mendengar sebuah suara familiar memanggilnya. Wajahnya berbinar melihat namja itu, dengan cepat dia beranjak dari bangkunya dan menghampirinya.

“Myungsoo-ya…” Suzy berlari kecil menuju Myungsoo hendak memeluknya namun seakan tau apa yang akan dilakukan oleh yeoja itu Myungsoo dengan cepat menghindar sehingga Suzy hanya bisa memeluk udara bebas di hadapannya.

“cih, selalu saja…ada apa eoh?” Gerutu Suzy, dia kemudian memperbaiki posisinya dan menghadap ke Myungsoo.

“kau lupa? Jam pertamaku pelajaran Kang saem” Ucap Myungsoo datar, dia kesal sama yeoja ini. Bukannya kemarin dia sudah memberitahukan kepadanya untuk membawakan buku catatannya kepada Myungsoo.

“ah maja…chamkan..aku lupa” Suzy menepuk dahinya seakan ingat ucapan Myungsoo kemarin, dengan segera dia menuju ke bangkunya dan mengambil sebuah buku bersampul biru dari dalam tasnya.

“igeo…” Ucap Suzy menyerahkan bukunya pada Myungsoo.

“huh…dasar pelupa…seharusnya kau membawakan ini ke kelasku bukannya aku yang harus ke sini” Dumel Myungsoo, Suzy hanya cengengesan menampilkan deretan giginya sembari membuat tanda peace di tangannya.

Plaak~ Myungsoo mendaratkan buku bersampul biru itu tepat di dahi Suzy yang sedang cengar-cengir tak jelas.

“ya appo!” Pekik Suzy meringis kesakitan.

“siapa suruh cengengesan begitu…jelek tau…” Ejek Myugsoo membuat Suzy mendengus kesal.

“kau se…”

“aku kembali dulu sebelum Kang saem datang…annyeong…ku tunggu di kantin eoh” Seru Myungsoo sembari meninggalkan kelas Suzy, kalau dia tidak segera pergi dari situ dia tau apa yang akan terjadi, Suzy akan mengomel tak jelas dan menyemburnya dengan kata-kata yang sama sekali dia tidak mengerti artinya.

“aisshh Kim Myungsoo!!!”

xxx

“Suzy-ssi…” Suzy yang baru saja menutup lokernya setelah mengambil buku pelajarannya itu menoleh ke samping saat ada yang memanggilnya.

“kau memanggilku?” Tanya Suzy tidak yakin, pasalnya yeoja yang memanggilnya itu sama sekali tidak dia kenal.

“ah ne…aku mau menitipkan ini” Yeoja itu memberikan secarik amplop berwarna pink muda kepada Suzy, mata Suzy beralih pada amplop itu sedetik kemudian dia tertawa.

“untuk Myungsoo?” Tanya Suzy lagi, yeoja itu menganggukan kepalanya malu, “arasseo, aku akan berikan padanya” Ucap Suzy enteng lalu menerima amplop tersebut.

“Suzy-ssi…aku juga ingin menitip ini” Kali ini dari arah berlawanan muncul seorang yeoja yang tengah menenteng kotak kecil yang Suzy yakin isinya pasti cake cokelat.

“ah, baiklah…” Ucap Suzy lagi menerimanya, tak ada salahnya juga membantu mereka memberikan ini kepada Myungsoo. Toh akhirnya dia juga akan kebagian kan, siapa yang akan menolak makanan coba? Itulah yang ada dipikiran Suzy saat ini. Lagipula titipan mereka tak seberat karung beras jadi dia rela-rela saja menerimanya.

“ah aku juga sunbae…”

“ini aku titip Suzy-ssi…”

“Suzy-ssi, titip yah…”

“berikan padanya…jebal Suzy-ssi…”

“dan punyaku juga…”

“mwoya?” Suzy memekik tertahan melihat tumpukan kotak cokelat di depan matanya kini, tangannya terasa berat dengan tumpukan tersebut. Sepertinya ucapannya tadi yang mengatakan titipan mereka tidak seberat karung beras harus dia tarik kembali, pasalnya dia sekarang merasa tengah menenteng sebuah karung beras yang cukup besar.

“Suzy-ssi…”

“geuman!!!” Pekik Suzy saat seorang yeoja berniat untuk meletakkan kotak cokelat di atas tumpukan yang dibawanya.

“mian, sepertinya hari ini cukup ne…kalau kau mau menitipnya besok saja, atau langsung berikan pada Myungsoo” Lanjutnya kepada yeoja itu dengan tersenyum, yeoja tadi tersenyum kikuk lalu menganggukan kepalanya.

“ah gomawo sudah mau mengerti…kalau begitu aku permisi” Ucap Suzy lalu pergi meninggalkan tempat itu, takutnya kalau berlama-lama akan semakin banyak yang datang dan menitipkan padanya.

xxx

Bruugghh~ Suzy menjatuhkan semua kotak cokelat dan lembaran amplop yang dipapahnya ke atas meja.

“aigoo pegalnya…” Gumam Suzy merentangkan tangannya yang sedari tadi sudah mati rasa.

“ige mwoya?” Myungsoo melototkan matanya melihat cokelat yang begitu banyak di atas mejanya.

“ige mwoya? ya! apa kau buta eoh? Ini cokelat pabo!” Pekik Suzy.

“iya aku tau cokelat tapi darimana kau mendapatkannya?”

“kau pikir darimana lagi? Tentu saja dari para fansmu itu” Ucap Suzy lalu menjatuhkan dirinya di bangku yang berada di sebelah bangku Myungsoo.

Plaak~ “ya! kenapa kau mengambilnya” Tangan Suzy yang baru saja akan membuka sekotak cokelat itu langsung saja terkena pukulan dari Myungsoo.

“waeyo? jangan bilang kau tidak ingin membaginya denganku” Ucap Suzy menduga.

“tidak usah bertanya lagi kalau kau tau jawabannya” Jawab Myungsoo enteng lalu mengumpulkan semua cokelatnya bersiap untuk dimasukkan ke dalam tas.

“ya ya…mana bisa begitu! Aku yang membawakannya untukmu, aku minta satu” Ucap Suzy berusaha merebut satu kotak cokelatnya.

“tapi cokelat ini diberikan untukku, bukan untukmu…sudah lebih baik kau beli sendiri saja” Ucap Myungsoo lagi menahan tangan Suzy yang hampir saja berhasil mengambil cokelatnya.

“ah shireo! Berikan padaku satu saja Myungsoo-ya, kau pelit sekali eoh!”

“andwae…fansku bisa marah kalau aku memberikannya padamu…”

“ya satu kotak saja, itukan banyak…”

“andwae!!!”

“Myungsoo-ya…”

“aku akan berikan uang padamu untuk membeli cokelat di kantin, tapi jangan mengambil cokelat dari fansku, itu sangat berharga” Seketika Suzy menghentikan aksi merampas tas Myungsoo itu lalu mendelik kesal padanya.

“cih, jadi kau lebih memilih para fansmu itu daripada aku? Arasseo, joha! Lain kali jangan meminta bantuanku lagi kalau fansmu yang gila itu mengejar-ngejarmu!” pekik Suzy dengan wajah kesal, dia menepuk meja di hadapannya lalu beranjak pergi hendak meninggalkan Myungsoo.

“ya Suzy-ya…kau marah eoh? Baiklah aku berikan padamu satu, ah tidak aku berikan semaumu…igeo…” Ucap Myungsoo, Suzy yang hendak keluar dari kelasnya itu berhenti dan membalikkan badannya.

“shireo! Aku bisa beli sendiri!” Pekiknya lalu menjulurkan lidahnya pada Myungsoo dan melongos begitu saja.

“ya! jangan begitu eoh…aku hanya bercanda, ya!” Myungsoo menghentakkan kakinya kesal karena Suzy tak menghiraukan dirinya.

“aigoo dia benar-benar marah” Gumam Myungsoo lalu kembali duduk di bangkunya, sepulang sekolah dia harus memberikan semua cokelat ini pada Suzy agar dia tidak marah lagi. Itulah rencananya sekarang.

xxx

Bel pulang sekolah berbunyi menandakan bahwa pelajaran hari itu selesai, semua siswa bersorak girang setelah para guru menyelesaikan pelajaran mereka.

Suzy yang masih merasa kesal dengan Myungsoo itu dengan cepat meninggalkan kelasnya, dia tau kalau Myungsoo akan segera menghampirinya dan membujuknya dengan cokelat itu.

“cih, aku tidak akan tergoda dengan cokelat murahan itu” Gerutu Suzy sembari berjalan menyusuri koridor menuju ke gerbang sekolah.

“Suzy-ya…chamkan…” Suzy semakin mempercepat langkahnya saat mendengar suara Myungsoo menyahuti dirinya.

“ya kenapa malah berlari?” Pekik Myungsoo lagi, Suzy tak menghiraukannya dan terus berlari menuju ke halte bis.

“Suzy-ya…cokelat…nya…” Myungsoo sudah sampai di halte bis namun Suzy keburu masuk ke dalam bis yang sudah berjalan.

“Suzy-ya…” Seru Myungsoo dari luar jendela namun Suzy memilih untuk membuang mukanya dan tak mau mendengar Myungsoo.

“dia benar-benar marah?” Tanya Myungsoo pada dirinya sendiri setelah kepergian bis yang dinaiki oleh Suzy.

“heh…kalau Suzy marah padaku sama siapa lagi aku meminjam buku catatan? Tak mungkin dengan teman kelasku” Gerutu Myungsoo berjalan meninggalkan halte.

Rumah Myungsoo dan sekolah berjarak lumayan dekat jadi setiap pulang dan pergi dia memilih untuk berjalan kaki dibandingkan menghabiskan uangnya untuk naik kendaraan umum ataupun habis membeli bensin untuk kendaraan pribadinya.

Setelah berjalan selama 15 menit akhirnya Myungsoo tiba di rumahnya, rumah yang cukup besar di antara deretan rumah kompleks tersebut. yah, Myungsoo adalah seorang anak tunggal dari pengusaha besar dari Kim corp. Namun bukan karena dia kaya lantas membuatnya selalu menghambur-hamburkan uang.

Myungsoo merupakan salah satu anak yang cukup berbakti pada orang tuanya, dan tak pernah membangkang. Itulah yang membuat dirinya semakin hari semakin banyak yang menyukai.

“aku pulang…” Seru Myungsoo.

“eoh Myungsoo-ya kau sudah pulang? Segera ganti seragammu dan makan” Ny.Kim menyembulkan kepalanya dari dapur, Myungsoo mengangguki perintah eommanya dan segera menuju ke kamarnya.

xxx

“eomma, appa ke mana?” Tanya Myungsoo, sekarang sudah waktunya jam makan malam namun appanya sama sekali tak kelihatan. Biasanya appanya akan pulang setelah jam 6 tapi sampai sekarang dia belum pulang juga.

“katanya dia ada janji makan malam bersama rekan bisnisnya…jadi hari ini appamu tak makan malam bersama kita” Ucap Ny. Kim.

“ah geure? barusan appa makan malam bersama rekannya, biasanya kan dia selalu menolak dengan alasan ingin selalu makan malam di rumah…apa ada sesuatu yang penting ya?” Gumam Myungsoo terlebih untuk dirinya namun eommanya dapat mendengar suaranya.

“katanya mereka ingin membicarakan perihal penggabungan anak perusahaan mereka, ya seperti itulah kata appamu…mungkin hal-hal penting lainnya juga” Jelas eommanya, Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti lalu menyantap kembali makan malamnya.

“oh iya…Suzy ke mana? Biasanya sebelum pulang ke rumah dia selalu mampir ke sini? Kenapa hari ini dia tidak muncul?”

“heh…molla eomma, sepertinya Suzy marah padaku” Jawab Myungsoo malas.

“ck, kau pasti menjailinya lagi eoh? Suzy tak mungkin marah kalau kau tak mengganggunya” Dumel ny.Kim membuat Myungsoo mencibir.

“aku tidak mengganggunya…dianya saja yang terlalu sensitif, huh…besok catatan siapa yang harus kupinjam” Gerutu Myungsoo.

“kau itu…mau menyangkal lagi, eomma tau daridulu kau selalu mengganggu Suzy…sudahlah kau harus minta maaf padanya, kau harusnya bersyukur Suzy masih mau berteman denganmu…kalau tidak ada dia kau pasti tak punya teman sampai sekarang”

“eomma…isshh, kenapa kau malah mengataiku eoh? Siapa bilang aku tidak akan punya teman kalau tak ada Suzy?” Dumel Myungsoo kesal.

“kenyataannya memang begitu kan? saat kecil dulu wajahmu selalu saja menyeramkan, itulah mengapa tak ada yang mau mendekatimu tapi tidak dengan Suzy. Dia malah mengajakmu bermain, eomma benarkan?” Ucap Ny.Kim mengingatkan Myungsoo bagaimana pertama kalinya dia bertemu dengan Suzy saat berada di bangku SD itu.

Myungsoo hanya mendengus sebal, dia tak bisa berkata apa-apa lagi karena memang apa yang diucapkan eommanya itu benar. Di saat semua teman kelasnya menjauhinya karena wajahnya yang kelewat menyeramkan dengan tatapan dinginnya itu hanya Suzy seorang yang berani mendekatinya dan mau menjadi temannya. Itulah alasannya mengapa sampai sekarang hanya Suzy yang selalu mengekorinya.

“kau diam berarti eomma benar…” Seru ny.Kim bertepuk tangan.

“iishh, sudahlah eomma…jangan membahas masa lalu lagi…” Gerutu Myungsoo kesal.

xxx

Suzy mengguling-gulingkan badannya di atas tempat tidur, sejak siang tadi rasa kesalnya masih belum hilang juga. Saat mengingat wajah Myungsoo membuat Suzy semakin membenci namja itu.

“bisanya dia lebih memilih fansnya daripada aku eoh? Aku yang lebih lama mengenalnya..cih…dasar namja tak tau diri!” Gerutu Suzy sembari memukul-mukul gulingnya.

Suzy melirik handphonenya, sejak tadi juga handphone miliknya sama sekali tak berbunyi. Pesan maupun telepon, padahal Suzy berharap bahwa Myungsoo akan menelponnya. Tapi nyatanya sama sekali tak ada telepon yang masuk.

“nappeun, dia bahkan tak berniat untuk meminta maaf padaku..eisshh” Suzy menghentakkan handphonenya di atas tempat tidur, dia melirik sengit wallpaper yang ada dihandphonenya. Foto dirinya dan Myungsoo yang tengah berselca bersama.

“kau…mulai sekarang cari saja teman baru untukmu…aku tak mau menjadi temanmu lagi!” Pekik Suzy sembari menunjuk wajah Myungsoo.

Suzy kemudian beranjak dari kasur dan segera mematikan lampu kamarnya, malam ini dia harus tidur dengan nyenyak. Kim Myungsoo tak boleh membuat tidurnya berkurang sedikitpun.

xxx

“ya…apa mereka sedang marahan?”

“kenapa duduknya begitu?”

“huaa…berarti aku punya kesempatan untuk mendekatinya eoh?”

Semua mata para yeoja kini tengah menatap intens dua insan yang biasanya mereka temukan selalu bersama, dan selalu berada dalam jarak yang dekat. Namun kali ini pemandangannya telrihat berbeda. Sang yeoja duduk di bangku yang ada di tengah kantin sementara sang namja duduk di bangku paling ujung. Melihat itu mereka semua terlihat berpikir, apa yang terjadi pada keduanya?

Suzy lagi-lagi harus mengorek kupingnya kesal, bisikian…ah tidak, lebih tepatnya pekikan yeoja-yeoja di kantin itu membuat dirinya kesal bukan main. Awalnya dia berniat untuk bersantai di kantin karena hari ini gurunya tak masuk namun sepertinya gagal.

Suzy meminum dengan kasar milkshakenya sembari melirik tajam yeoja yang menggosipinya itu, setelahnya dia melemparkan pandangan pada namja yang duduk di meja yang berbeda dengannya. Namja itu terlihat biasa, seperti tak terjadi apapun.

“ck Kim Myungsoo! kau benar-benar menyebalkan” Geram Suzy dalam hati.

Myungsoo menutup buku yang baru saja di bacanya kemudian melepaskan headset yang menyumpal telinganya sejak tadi. Ah, itulah mengapa dia sama sekali tak bereaksi apapun saat yeoja-yeoja tadi bergosip tentangnya dan Suzy.

Myungsoo tersenyum kecil saat beberapa yeoja yang lewat di depannya melempar senyum padanya, kemudian matanya menangkap sosok Suzy yang duduk tak jauh dari tempatnya sedang minum milkshake dengan wajah yang ditekuk.

“apa dia masih marah?” Gumam Myungsoo, awalnya dia terlihat ragu untuk menghampiri Suzy namun setelah yakin dia beranjak dari tempatnya dan menghampiri meja Suzy.

“kenapa kau minum sendiri?” Tanya Myungsoo langsung duduk di hadapan Suzy.

“apa urusanmu” Balas Suzy ketus tak mengalihkan pandangannya.

“ck, ternyata kau masih marah eoh? Kenapa kau marah tiba-tiba, salahku apa?” Tanya Myungsoo, Suzy mendesis pelan tak berniat menjawab pertanyaan Myungsoo.

“aigoo…wajahmu itu…kau akan cepat tua kalau selalu kau tekuk” Myungsoo mengetuk dahi Suzy yang mengerut.

“ya, jangan menyentuhku” Suzy memukul tangan Myungsoo dan menyingkirkannya.

“sudahlah jangan marah-marah terus…aku minta maaf, yah meskipun aku tak tau salahku apa tapi tetap saja aku minta maaf…jangan marah lagi eoh” Ucap Myungsoo, Suzy mendengus sebal. Bagaimana bisa Myungsoo meminta maaf dengan cara seperti itu.

“shireo! Aku tak mau menjadi temanmu lagi…sana kau cari saja teman baru dari fans fans gilamu itu” Ucap Suzy kesal, Myungsoo tersenyum kecil mendengarnya. Sepertinya dia tau sekarang apa alasan Suzy marah padanya.

“kau cemburu pada fansku eoh?” Tanya Myungsoo menggoda, Suzy mendelik padanya.

“you wish!”

“geure? apa kau marah karena perkataanku kemarin? ya…aku hanya bercanda, kau itu tak bisa membedakan yang mana serius atau bercanda eoh?”

“ck…sudah jelas-jelas kau lebih memilih fansmu daripada aku, apanya yang bercanda? Bilang saja yang kau katakan kemarin itu betulan” Ucap Suzy.

“haha…pabo, tentu saja aku lebih memilihmu daripada mereka…kau sudah bersamaku sejak kecil sementara mereka, aku bahkan tak tau nama mereka masing-masing…” Ucap Myungsoo sembari tertawa, Suzy menatapnya tak percaya.

“jinjja?” Tanya Suzy meyakinkan, Myungsoo kemudian menganggukan kepalanya.

“tentu saja…aku tak mungkin berbohong, kau lebih berharga dibandingkan yang lain…jangan marah lagi eoh” Ucap Myungsoo dengan nada yakin membuat Suzy tersentak dan menyinggungkan senyumnya.

“awas saja kalau kau berbohong” Ucap Suzy.

“never…aku tidak akan bisa berbohong padamu, kau tau itu” Balas Myungsoo mengibaskan tangannya, Suzy seketika mengulum senyumnya lebar.

“aigoo…coba dari kemarin kau senyum seperti itu..yeppo” Seru Myungsoo mencubit pipi chubby Suzy.

“ya! appo!” Pekik Suzy kesal, Myungsoo hanya menjulurkan lidahnya pada Suzy. Sedetik kemudian mereka tertawa bersama.

xxx

“yeobo kau yakin akan melakukannya?” Ny.Kim kini duduk di ruangan suaminya.

“tentu saja…aku berharap semuanya akan berjalan lancar, kau jangan beritahu Myungsoo dulu…nanti aku sendiri yang memberitahunya” Ucap tuan Kim.

“baiklah kalau itu maumu…tapi kau jangan memaksanya eoh? Dia masih kecil” Ucap ny.Kim.

“arasseo…sekarang aku harus bertemu dengan tuan Park”

“bertemu lagi? Untuk apa?”

“masih banyak yang harus kami bicarakan…aku pergi dulu”

“arasseo yeobo…hati-hati ne”

“ne..aku pergi”

xxx

“ya ya! ada murid baru” Suzy yang tengah mencoret-coret asal bukunya itu langsung menoleh pada teman sekelasnya.

“jinjja? yeoja atau namja?” Sahut temannya ng lain.

“yeoja!” Seketika semua namja di kelas itu bersorak girang, Suzy menghembuskan nafasnya jengah.

“cih…seperti baru liat yeoja saja…untung-untung kalau murid barunya cantik” Desis Suzy pelan.

“aku dengar-dengar muridnya cantik Suzy-ya” Suzy langsung menoleh ke belakang saat mendengar suara Sohyun.

“jinjja? kau tau darimana memangnya?” Tanya Suzy.

“kemarin ada seorang siswa yang tak sengaja melihat berkas pindahan siswi itu, dia melihat fotonya katanya wajahnya cantik” Jelas Sohyun, Suzy menganggukan kepalanya.

“geure? baguslah…setidaknya kalau ada yeoja cantik penggemarku tak akan sering mengejarku lagi” Ucap Suzy bangga, membuat Sohyun menepuk jidatnya.

“aigoo…ternyata kau semakin narsis saja Suzy-ya…”

“haha, aniyo…aku hanya bercanda…” Ucap Suzy tertawa pelan.

“ehem!” Suara deheman Park songsaengnim membuat Suzy membalikan badannya dan menghadap ke depan.

“selamat pagi anak-anak…hari ini kalian kedatangan murid baru” Ucap Park saem saat di depan kelas membuat para namja kembali bersorak.

“silahkan masuk” Ucap Park saem lagi menyuruh seorang yeoja masuk ke dalam kelas. Seketika semua mata para siswa tertuju padanya, rambut hitamnya yang terurai panjang dengan wajah cantiknya membuat para namja terpesona padanya.

“perkenalkan dirimu…”

“ne…annyeonghaseyo, choneun Park Jiyeon imnida…aku pindahan dari Jepang” Ucap Jiyeon memperkenalkan dirinya di depan kelas.

“annyeong Jiyeon-ah…duduklah di sini!” Seru salah satu namja yang duduk di bangku paling belakang membuat semua siswa mendelik padanya, sementara Jiyeon hanya terkekeh pelan.

“sudah…tenang tenang…kalian ini kerjaannya ribut terus…Jiyeon-ssi, duduklah di bangku kosong yang di sana” Seru Park saem dan menyuruh Jiyeon untuk duduk di bangku tepat di samping Suzy.

“ah ne songsaengnim…kamsahamnida” Ucap Jiyeon sopan lalu beranjak dari duduknya.

Saat sampai di meja Jiyeon sempat tersenyum pada Suzy sebentara lalu duduk di tempatnya, “annyeong, Jiyeon imnida” Ucap Jiyeon memperkenalkan dirinya.

“ah ne…aku sudah mendengarnya…aku Bae Suzy” Jawab Suzy tersenyum kecil. Jiyeon hanya menganggukan kepalanya lalu mengeluarkan bukunya.

xxx

“Bae Suzy!” Suzy yang tengah mencatat rumus di papan tulis itu sontak membalik saat namanya dipanggil.

“eoh Myungsoo-ya, chamkan…aku selesaikan ini dulu” Seru Suzy, Myungsoo mengangguk lalu berdiri di ambang pintu sembari menunggu Suzy.

Jiyeon tak sengaja melihat Myungsoo saat tadi Suzy menyerukan namanya, matanya sedikit memicing saat melihat wajah Myungsoo.

“apa dia Kim Myungsoo?” Gumam Jiyeon pelan, Suzy samar-samar mendengar gumaman Jiyeon sontak menghentikan kegiatannya.

“kau mengenal Myungsoo?” Tanya Suzy menyelidik.

“ah aniya…aku hanya pernah mendengar namanya” Jawab Jiyeon melempar senyumnya, Suzy memicingkan matanya pada Jiyeon.

“geure…aku pikir kau mengenalnya” Jawab Suzy acuh, dia kemudian beranjak dari tempatnya dan menghampiri Myungsoo.

“mian…membuatmu menunggu” Ucap Suzy.

“gwenchana…kajja, aku sudah lapar” Seru Myungsoo merangkul pundak Suzy lalu berjalan beriringan menuju kantin.

“Kim Myungsoo? jadi dia orangnya…” Gumam Jiyeon memperhatikan punggung Myungsoo yang menjauh.

xxx

“ya di kelasku ada murid baru” Ucap Suzy sembari menyantap hamburger miliknya.

“geure?”

“eoh…dia yeoja…yeppo!” Lanjut Suzy lagi, Myungsoo hanya bergumam pelan membalasnya.

“semua namja dikelasku terpesona padanya” Ucap Suzy lagi, Myungsoo meletakkan gelas yang dipegangnya lalu menatap Suzy.

“Bae Suzy….” Gumam Myungsoo, Suzy sontak menutup mulutnya lalu kembali fokus pada makanannya.

“cih…masih saja? ya…ini sudah lewat berapa tahun” Decak Suzy, Myungsoo hanya menghela nafasnya kasar lalu menajamkan matanya pada Suzy.

“arasseo…aku tidak akan mengungkitnya lagi…” Lenguh Suzy menyadari tatapan mata Myungsoo padanya.

“baguslah” Gumam Myungsoo pelan.

xxx

Seperti biasa, setiap pulang sekolah Myungsoo pasti selalu menunggu Suzy di depan gerbang. Kelas Suzy memang selalu keluar terlambat dari kelas Myungsoo entah mengapa, tapi itu tak membuat Myungsoo ambil pusing, karena waktunya juga tak akan habis hanya karena menunggu Suzy.

Bruuugh~ Myungsoo merengut kecil lalu membalikkan badannya saat merasa punggungnya di tabrak oleh seseorang.

“hey nona…apa kau jalan sambil merem?” Tanya Myungsoo, yeoja yang menabraknya mendongak dan membulatkan matanya.

“Kim…Myung…soo…” Gumamnya tanpa sadar.

“ne…yang kau tabrak ini aku, Kim Myungsoo…aigoo, ini masih siang kau jangan mengantuk begini..untung yang kau tabrak punggungku, bagaimana kalau tiang listrik yang kau tabrak” Seru Myungsoo, yeoja itu tersenyum kecil mendengar celotehan Myungsoo.

“ah jwesonghamnida…aku tadi tak melihat jalan jadi menabrakmu…sekali lagi jwesonghamnida” Yeoja itu membungkukan badannya kemudian meminta maaf pada Myungsoo.

“gwenchana…lain kali kau harus perhatikan jalanmu…jangan sampai kau menabrak tembok” Ucap Myungsoo.

“ne…”

“Myungsoo-ya!!!” Myungsoo langsung menoleh saat mendengar seruan Suzy yang melengking itu.

“ya jangan teriak-teriak…palli, aku sudah mau pulang” Balas Myungsoo, Suzy tertawa kemudian menghampiri Myungsoo dengan yeoja yang menabraknya tadi.

“eoh, Jiyeon-ssi? Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Suzy saat sudah sampai di depan gerbang.

“oh, jadi namanya Jiyeon? Hum..dia tadi tak sengaja menabrakku” Jawab Myungsoo.

“ah geure…kalau begitu kajja kita pulang, aku rindu dengan omoni…” Seru Suzy, Myungsoo mengangguk kemudian menundukan sedikit kepalanya pada Jiyeon untuk berpamitan.

“Jiyeon-ssi, aku duluan ne” Ucap Suzy lalu menarik lengan Myungsoo untuk berjalan bersamanya.

“ya kemarin eomma menanyaimu kenapa tak mampir ke rumah” Ucap Myungsoo.

“geure? itu gara-gara kau…huh, coba saja kau berikan aku cokelatmu aku pasti akan ke rumahmu kemarin..” Jawab Suzy merengut.

“aigoo…kau itu makanya jangan suka ngambek…” Ucap Myungsoo mengacak rambut Suzy.

“ya rambutku rusak!” Pekik Suzy kesal membuat Myungsoo terkekeh pelan lalu mengalihkan pandangannya ke jalan di depan.

Jiyeon yang ikut berjalan di belakang dua orang itu sampai halte bis mendengar semua percakapan antara Myungsoo dan Suzy hanya merengutkan keningnya.

“apa mereka punya hubungan?” Pikir Jiyeon bingung, sedetik kemudian bis datang membuat Jiyeon menggelengkan kepalanya kemudian naik ke dalam bis tersebut.

xxx

“appa!” Seorang yeoja berparas cantik dengan rambut hitamnya berjalan dengan langkah girang memasuki kediaman miliknya.

“eoh Jiyeon-ah, kau sudah pulang? Bagaimana hari pertamamu sekolah nak?” Tuan Park yang baru saja keluar dari ruang kerjanya itu tersenyum menyahuti anak semata wayang miliknya.

“baik appa…semua teman baruku terus memujiku, aigoo….aku jadi tersanjung” Ucap Jiyeon dengan wajah sumringah.

“geure? baguslah kalau begitu, tidak salah appa memasukanmu ke sekolah itu” Ucap Tuan Park bernafas lega.

“ne…ah maja, tadi aku sudah melihatnya appa…” Ucap Jiyeon tiba-tiba.

“geure? otthae?” Appanya yang mengerti arah pembicaraan Jiyeon ini ikut antusias mendengar respon anaknya.

“joha…aku sudah tak sabar appa!” Seru Jiyeon, tuan Park tersenyum puas lalu menganggukan kepalanya.

“tunggulah sebentar lagi, semuanya akan berjalan seperti yang kau inginkan” Ucapnya sembari mengusap kepala Jiyeon.

“arasseo appa….kalau begitu aku ganti baju dulu…” Ucap Jiyeon sembari berjalan menuju kamarnya meninggalkan appanya yang masih memasang wajah puas.

xxx

“aigoo…Myungsoo pasti mengerjaimu lagi yah sampai-sampai kau tak datang hari itu kan?” Ny. Kim merengutkan wajahnya sembari memberikan sepiring puding dan jus kepada Suzy.

“hehe, aniyo omonim….hanya sedikit kesalahpahaman saja” Jawab Suzy dengan wajah kikuknya.

“geure? aku pikir dia mengerjaimu lagi…lain kali laporkan ke omonim saja kalau dia mengerjaimu ne” Ucap Ny. Kim sembari ikut duduk di samping Suzy.

“kenapa Suzy harus melapor sama eomma eoh? Memangnya eomma itu satpamnya” Seru Myungsoo yang tiba-tiba datang langsung menyambar puding milik Suzy.

“ya…kau itu sopan sedikit…ini milik Suzy” Eommanya memukul tangan Myungsoo yang hampir saja menyuapkan sesendok puding ke dalam mulutnya.

“eisshh eomma, aku juga mau makan” Ucap Myungsoo merengek membuat Suzy terkekeh pelan.

“gwenchana omonim…aku bisa mengambilnya di belakang lagi” Ucap Suzy menyela eomma Myungsoo yang hampir menyembur anaknya lagi.

“tuh dengarkan eomma, Suzy saja tidak keberatan…” Ucap Myungsoo dengan wajah sumringahnya lalu menyantap pudingnya.

“aigoo…anak ini benar-benar…” Eomma Myungsoo hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.

“hehe, biarkan saja omonim, Myungsoo seperti ini dia jadi terlihat mirip denganmu” Ucap Suzy sembari tersenyum.

“ck, bagaimana mau mirip Suzy-ya? omonim hanya ibu tirinya jadi tidak mungkin mirip” Jawab Ny. Kim.

“aniyo…kau sudah merawatnya sejak kecil jadi wajar kalau dia mirip denganmu, iyakan Myungsoo?” Ucap Suzy lalu menoleh pada Myungsoo yang kini tengah meminum jus miliknya, seketika eommanya mendesis melihat anaknya benar-benar tak sopan.

“Suzy benar eomma…appa bahkan bilang sifatku mirip denganmu, biarpun bukan kandung tapi kau sudah merawatku sejak kecil” Seru Myungsoo tanpa mempedulikan tatapan tajam eommanya karena dia meminum jus Suzy.

“ck…mana mungkin anak nakal sepertimu menuruni sifatku? Maldo andwae…yang ada kau itu mirip sama appamu…sama-sama tak tau malu” Ucap Ny.Kim memijit pelipisnya, Myungsoo hanya terkekeh melihat wajah frustasi eommanya.

“oh ya ahbeonim ke mana? Bukannya ini akhir pekan?” Tanya Suzy sedari tadi tak melihat appa Myungsoo.

“appanya Myungsoo? heh…dia bertemu dengan rekan bisnisnya lagi…entah apa yang mereka bicarakan saat ini” Ucap Ny. Kim menghela nafasnya pelan.

“geure? bahkan saat liburpun dia tetap bekerja” Gumam Suzy.

“ne kau benar….appanya Myungsoo selalu saja menyibukkan dirinya, bahkan istirahatpun jarang” Balas eomma Myungsoo.

“wajar eomma kalau appa terus saja bekerja…namanya juga kepala keluarga, jadi dia wajib bekerja untuk menghidupi keluarganya” Sahut Myungsoo, plaaak~ dan sahutan itupun membuahkan sebuah jitakan ke kepala Myungsoo.

“ya eomma…appo!” Pekik Myungsoo berjengkit karena eommanya menjitaknya tanpa tanggung-tanggung.

“siapa suruh berkata seperti itu? ckck….” Decak Ny. Kim tak percaya.

“aigoo…kau suka sekali mengatai appamu Myungsoo-ya” Gumam Suzy.

Myungsoo hanya mendesis pelan melihat kedua yeoja di hadapannya ini menertawainya sampai puas.

xxx

“jadi bagaimana? Kapan kita akan mengadakan pertemuannya?” Tanya tuan Kim pada tuan Park yang sedang menyantap makan siangnya.

“aku rasa secepatnya kita bisa mengadakannya…dari pihakku semua sudah teratasi” Ucap tuan Park.

“geure…mungkin akhir pekan depan merupakan waktu yang cukup baik, bagaimana pendapat anda?”

Usul tuan Kim, tanpa pikir panjang tuan Park menganggukan kepalanya setuju.

“aku rasa itu hari yang baik…aku yang akan mengurus tempat pertemuannya, kau tak perlu khawatir tuan Kim”

“hmm, baiklah…aku sangat tersanjung anda menawarkan diri untuk mengurus pertemuan ini, aku harap kerja sama kita nantinya akan terjalin dengan lancar”

“kamsahamnida sudah mau tersanjung dengan penawaranku, aku hanya bertindak sebagai calon rekan yang baik…kerja sama kita akan semakin lancar dengan adanya pertemuan ini” Tuan Park tersenyum kecil menanggapi ucapan tuan Kim terhadapnya.

“ne, aku harap semuanya bisa berjalan sesuai keinginan kita”

“jangan khawatir tuan Kim…semuanya akan sesuai rencana”

Keduanya tersenyum simpul lalu kembali menyantap makan siang mereka di salah satu restoran keluarga yang terdapat di kawasan apgujeong tersebut.

xxx

TBC

Akhirnya Part 1 di posting juga J

Maaf kalau kalian menunggu lama, banyak kendala yang tidak memungkinkan author untuk posting secepatnya. Sekarang masih masa-masa UAS juga, jadi author sempatkan untuk mengetik saat kemarin tak punya kegiatan apapun.

Untuk ceritanya, aku harap kalian suka…genrenya sepertinya sad, soalnya author lagi gak punya mood untuk buat ff yang bergenre ceria, mohon dimaklumi J

Untuk part 2 kalian tunggunya dengan sabar yah…orang sabar masuk surga J dan bagi yang sudah baca….ayo silahkan di comment, author menantikan komen kalian 😉