[Part 4A] As Love Is My Witness

As Love Is My Witness

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Jung Jinyoung, Park Jiyeon, Jung Soojung

Genre : Romance, Schoollife, Sad (?)

Rating : PG-15

Type : Chapter

Sorry For Typo~

Part 4A

Gwangju 2006

“Ya…eisshh makanmu itu kenapa belepotan sih” Sepasang anak muda itu kini tengah menikmati waktu mereka untuk memakan teokbeokki yang dijual pedagang kaki lima di dekat sekolah mereka.

“Myungsoo-ya, habis ini kita ke danau dulu ne” Ucap Suzy sembari menguyah teokbeokkinya.

“eyyy, habiskan dulu yang di mulutmu baru bicara…semuanya menyemprot keluar pabo” Dumel Myungsoo sembari menyeka sisa-sisa makanan yang menyembur dari mulut Suzy.

“Hehe, mian” Ucap Suzy cengengesan.

“Cih, habiskan cepat, kau mau ke danau kan….” Ucap Myungsoo, Suzy mengangguk patuh lalu memakan teokbeokkinya dengan lahap.

xxx

“Myungsoo-ya….” Suzy menjatuhkan kepalanya di bahu Myungsoo yang tengah duduk menghadap danau.

“Hmm” Balas Myungsoo.

“Aku ingin bertanya” Myungsoo melirik Suzy sebentar lalu berdehem pelan.

“Bertanyalah, sejak kapan kau meminta izin kalau mau bertanya dulu” Sahut Myungsoo.

“Hum…bagaimana…bagaimana kalau aku menyukaimu?” Tanya Suzy, Myungsoo tersentak kaget namun sedetik kemudian dia tertawa lepas.

“mau bagaimana lagi eoh? Sudah seharusnya kau menyukai namja tampan sepertiku” Ucap Myungsoo sambil tertawa, Suzy mendengus sebal lalu mengangkat kepalanya dari bahu Myungsoo.

“Aku serius Myungsoo-ya” Ucap Suzy tegas, Myungsoo menghentikan tawanya sebentar menatap wajah serius namun dia kembali tertawa.

“Ara, ara…bukankah kau menyukaiku karena aku sahabatmu keutchi? Aku juga menyukaimu dan Soojung juga tentunya” Ucap Myungsoo.

“Ani, aku menyukaimu sebagai namja bukan sahabat” Myungsoo menatap Suzy tak percaya, dia menatap wajah serius Suzy dengan intens.

“Gothjimal…” Lirih Myungsoo.

“Aku jujur Myungsoo-ya, aku menyukaimu…” Ucap Suzy dengan yakin, raut wajah Myungsoo seketika berubah tegang.

“Hajima Suzy-ya, jangan menyukaiku seperti itu” Gumam Myungsoo.

“Myungsoo-ya, biarkan aku yang menghilangkannya, bukankah kita sudah bersama sejak kecil eoh? Aku takkan meninggalkanmu…” Suzy menggenggam tangan Myungsoo lalu menatapnya dalam.

“Suzy-ya, kau tak tau rasanya bagaimana, aku tak bisa” Lirih Myungsoo.

“Kau tak akan bisa kalau tak pernah mencoba untuk menghilangkannya….kali ini aku akan membantumu”

“Mianhae…aku hanya membutuhkanmu sebagai sahabatku…aku tak membutuhkan yang lain” Suzy melepaskan genggaman tangannya dengan mata yang berkaca-kaca.

“Uljima….” Myungsoo menyeka air mata yang mulai jatuh di pelupuk mata Suzy.

“Tak bisakah kau melupakan semuanya dan memulainya denganku eoh? Aku sudah berjanji tak akan meninggalkanmu Myungsoo-ya” Lirih Suzy, Myungsoo memeluk Suzy erat.

“Aku tak bisa melupakannya begitu saja, mianhae…aku tak bisa membalas perasaanmu, mianhae…”

“Hiks…hiks…nappeun…kau menolakku eoh?” Isak Suzy dalam pelukan Myungsoo.

“Tidak bisakah kau menunggu? Tunggulah sampai aku bisa melupakan semuanya…saat itu aku akan datang padamu dan memberikan hatiku untukmu…” Suzy menghentikan isakannya lalu mendongak menatap Myungsoo.

“Jinjja?” Myungsoo mengangguk lalu tersenyum.

“Tunggulah aku….”

xxx

Beberapa hari sejak pengungakapan perasaannya, Suzy merasa ada yang berbeda. Myungsoo seperti menghindarinya, mereka memang masih sering bertemu di sekolah namun Myungsoo tak pernah sekalipun mengajaknya bicara.

Dan sekarang mereka sudah tak pernah lagi terlihat berdua, pasti selalu ada Soojung ditengah mereka, sadar ataupun tidak meskipun ada Soojung Myungsoo masih tetap tak berbicara padanya. Myungsoo hanya berbicara pada Soojung dan bergumam pelan saat membalas ucapan Suzy.

“Suzy-ya….kau ada masalah sama Myungsoo?” Tanya Soojung, Suzy menggeleng pelan.

“Jinjja? Ya, kalian tak bisa membohongiku, kemarin aku bertanya pada Myungsoo dia bilang tidak juga” Ucap Soojung.

“Benar tak ada masalah Soojung-ah…”

“Aku mengenalmu begitu lama Suzy-ya, kalian bahkan sekarang tak pernah saling berbicara satu sama lain, aku bukan anak kecil yang bisa dibohongi begitu saja” Suzy menghela nafasnya pelan, percuma menutupinya dengan Soojung. Yeoja ini pasti selalu tau kalau dia berbohong.

“Heh, arasseo…aku akan menceritakannya” Ucap Suzy akhirnya, dia kemudian menceritakan pada Soojung kejadian saat di danau pernah.

“Mwo? Kau menyatakan perasaanmu padanya?” Pekik Soojung tertahan. Suzy mengangguk pelan.

“Sekarang dia seperti menghindariku, aku tak tau harus melakukan apa Soojung-ah” Lenguh Suzy sedih, Soojung menepuk pundak Suzy.

“Kalau begitu bersikaplah seperti tak terjadi apapun, bersikap seperti Suzy yang belum menyatakan perasaannya” Ucap Soojung, Suzy menaikkan alisnya tak mengerti.

“Myungsoo menghindarimu pasti karena dia tak ingin kau berharap lebih padanya, dia tau semakin dia dekat denganmu perasaanmu akan semakin besar, dan otomatis kau akan semakin sakit karena dia tak bisa membalasmu” Jelas Soojung.

“Tapi dia mengatakan untuk menunggunya, bukankah dia sudah berniat untuk membalasku meskipun sekarang ini dia tak bisa?”

“Geure…kalau begitu tunggulah dia, tapi sebelumnya katakan padanya kalau kau akan tetap menjadi sahabatnya dan jangan pernah menyinggung kembali tentang kejadian ini, agar dia bisa kembali nyaman padamu” Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“Soojung-ah…gomawo, kalau tak ada kau aku pasti sekarang sudah mati akal” Ucap Suzy memeluk Soojung.

“Geurom itulah gunanya sahabat” Seru Soojung membalas pelukan Suzy.

xxx

Suzy mengikuti saran Soojung, dia mendatangi Myungsoo dan mengatakan akan melupakan semua yang pernah dikatakannya pada Myungsoo dan menyuruh Myungsoo untuk melupakannya juga.

“jujur, aku tak nyaman saat kau menghindariku seperti ini…jadi aku putuskan untuk melupakan semuanya…kita kembali seperti dulu ne…chingu?” Ucap Suzy, Myungsoo terdiam sebentar lalu tersenyum simpul.

“gomawo…” Ucap Myungsoo.

“seharusnya aku yang mengatakan itu Myungsoo-ya, gomawo sudah tetap menjadi sahabatku” Gumam Suzy.

“cah, mulai sekarang jangan lagi menyinggung masalah itu ne, anggap saja saat itu aku sedang tak sadar makanya bicara melantur…” Lanjut Suzy tersenyum ceria, Myungsoo ikut mengembangkan senyumnya dan tertawa bersama Suzy.

xxx

Seoul – 2009

Hari ini cuaca begitu cerah, dan Suzy tengah berjalan-jalan di sebuah taman kecil yang ada di dekat sekolahnya. Sepulang sekolah tadi Suzy mengajak Soojung untuk pulang bersama namun yeoja itu sedang mengikuti kelas tambahan karena dia siswa pindahan jadi harus mengisi pelajaran yang belum didapatkannya di sekolah terdahulunya.

Saat sedang menunggu bis Suzy berpikir untuk mencari udara segar sebentar maka dari itu sekarang dia berada di taman ini.

“aigoo kyeopda…” Gumam Suzy memperhatikan anak-anak kecil yang tengah bermain di tengah taman tersebut.

Suzy melangkahkan kakinya untuk duduk di kursi taman sembari menyaksikan para anak-anak itu bermain dengan cerianya.

“Suzy?” Suzy menoleh kesamping saat mendengar sahutan namanya.

“eoh oppa…” Wajah Suzy sedikit terkejut mendapati Jinyoung di tempat itu.

“apa yang kau lakukan di sini oppa?” Tanya Suzy, Jinyoung duduk di samping Suzy lalu tersenyum kecil.

“rumah chinguku ada di sekitar sini, dan saat berjalan tadi tak sengaja oppa melihatmu sendiri di sini” Ucap Jinyoung, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“ah oppa…karena kau sudah di sini, temani aku di sini ne, aku bosan sendirian” Ucap Suzy, Jinyoung tersenyum lalu mengangguk.

“jinjja? assa! kalau begitu belikan aku ice cream” Ucap Suzy girang.

“kenapa aku harus membelikanmu ice cream eoh?” Tanya Jinyoung tak terima.

“karena kau lebih tua jadi harus membelikanku ice cream…kajja” Seru Suzy lalu menarik Jinyoung ke mobil penjual ice cream yang ada di dekat taman tersebut.

“aigoo, kau seperti anak kecil saja” Gumam Jinyoung melihat Suzy berbinar saat menatap ice creamnya yang baru saja jadi.

“oppa bayarkan ini…” Ucap Suzy, Jinyoung tersenyum lalu membayar ice cream Suzy, setelah membeli ice cream mereka kembali ke bangku taman dan menikmati ice cream mereka.

“mashita…” Ucap Suzy memakan ice creamnya, lagi-lagi Jinyoung tersenyum simpul melihat raut wajah Suzy yang begitu ceria itu.

“ah oppa…apa sup tahu waktu itu sudah habis?” Tanya Suzy.

“eoh…oppa menghabiskannya dalam sehari” Ucap Jinyoung.

“jinjja? eyy, seharusnya aku membuatnya lebih banyak lagi…”

“haha, gwenchana, kau bisa membuatkan oppa lagi kalau kau mau”

“geure…aku akan membuatkan makanan untukmu lagi oppa, tenang saja”

“ne, oppa tunggu, aigoo, makanmu belepotan begini…” Suzy tersentak kaget saat jari Jinyoung menyeka bekas ice cream di sekitaran bibirnya.

“go…gomawo oppa…” Gumam Suzy pelan, Jinyoung tersenyum lalu mengacak rambut Suzy.

“kajja, ini sudah hampir sore, kau harus pulang” Ucap Jinyoung lalu beranjak dari bangku taman.

“eoh…” Suzy bergumam pelan lalu mengikuti Jinyoung yang berjalan mendahuluinya.

xxx

“Annyeonghaseyo Kim Myungsoo imnida” Namja kecil yang berumur 8 tahun itu membungkukan badannya di depan teman-teman kelasnya yang baru, dia melemparkan tatapan dinginnya sehingga membuat anak-anak yang melihatnya sedikit bergidik ngeri.

 

“cah, Myungsoo-ya…sekarang kau duduk di bangku yang kosong di sana ne” Ucap Han saem menunjuk salah satu bangku kosong di pojokan kelas.

 

Myungsoo menganggukan kepalanya lalu berjalan menuju bangkunya dengan wajah yang datar.

 

“wajahnya sungguh menyeramkan…aku tidak mau bermain dengannya” Celoteh salah satu anak yang duduk tak jauh dari bangku Myungsoo sekarang.

 

“kau benar, aku juga tidak mau bermain dengannya”

 

“kata eomma aku tidak boleh berteman dengan orang yang mempunyai wajah menyeramkan”

 

“maja…jangan mendekatinya nanti dia menyakiti kita”

 

Myungsoo hanya memasang wajah datarnya mendengar cibiran-cibiran dari teman sekelasnya itu, seakan angin lalu dia hanya memperhatikan penjelasan Han saem di depannya dan memilih untuk tidak menghiraukannya.

 

“baiklah anak-anak, pelajaran hari ini selesai…sampai bertemu minggu depan” Ucap Han saem mengakhiri kelasnya.

 

“algeusseumnida songsaengnim” Ucap para murid bersamaan.

 

“geure…kalian ajak Myungsoo bermain juga, dia kan murid baru di sini…” Ucap Han saem sebelum keluar dari kelas.

 

“shireo…aku tidak mau mengajaknya” Teriak salah satu namja.

 

“kajja, lebih baik kita bermain sendiri saja” Ajak yang satunya, para namja di kelas itupun bersamaan keluar dari ruangan menuju ke tempat bermain meninggalkan Myungsoo sendirian.

 

“annyeong, choneun Bae Suzy imnida…banggapda Myungsoo-ya” Myungsoo menoleh kepada salah satu siswa yeoja yang mendatangi bangkunya dan mengulurkan tangannya. Dia hanya menatap datar tangan yeoja itu, kemudian dia melirik ke arah yeoja lain yang tengah berbisik-bisik ke arahnya.

 

“aigoo, kenapa wajahmu dingin sekali? kajja…kita main, aku akan mengenalkanmu pada temanku” Ucap Suzy menarik tangannya yang terulur tadi, tanpa mendengar jawaban Myungsoo Suzy dengan cepat menarik tangan namja itu dan membawanya keluar dari kelas.

 

“Suzy-ya…” Suzy berlari kecil ke arah yeoja yang memanggilnya tak lupa dia juga menarik Myungsoo untuk mengikutinya.

 

“nugu?” Suzy tersenyum kecil dan menarik Myungsoo ke sampingnya.

 

“Soojung-ah, dia murid baru di kelasku, namanya Kim Myungsoo” Ucap Suzy memperkenalkan Myungsoo.

 

“geu…geure? tapi wajahnya kenapa dingin sekali? aku takut” Bisik Soojung pelan, namun Myungsoo masih dapat mendengarnya dan memilih untuk diam saja.

 

“eyy…aniya, kau tidak perlu takut. Ah Myungsoo-ya ini teman baikku namanya Jung Soojung, panggil Soojung saja…” Ucap Suzy lalu beralih pada Myungsoo yang masih memasang wajah datarnya.

 

“ya Suzy-ya, tidak usah mengajaknya, kau tidak lihat sekarang orang-orang melihat aneh kita…tinggalkan saja” Ucap Soojung melirik ke arah anak-anak yang melihat mereka.

 

“isshh…shireo, mulai sekarang Myungsoo akan menjadi temanku, otomatis dia akan menjadi temanmu juga…kajja, kita bermain” Ucap Suzy menyela Soojung dan segera berlalu.

 

Myungsoo tersenyum kecil saat mendengar Suzy membelanya, Soojung berbalik sebentar melihat Myungsoo yang tak bergerak dari tempatnya. Samar-samar dia melihat Myungsoo tersenyum dengan kepala yang tertunduk.

 

“dia tersenyum…” Gumam Soojung.

 

“ya Kim Myungsoo! kajja…kita harus segera sebelum Soojin dan teman-temannya mengambil semua mainan yang ada” Seru Soojung, Myungsoo mengangkat kepalanya dengan wajah bingung.

 

“eissh….cepatlah, Suzy nanti marah…” Soojung mendesis pelan lalu menghampiri Myungsoo dan menarik tangannya.

 

“mulai sekarang kau jadi temannya Suzy berarti kau temanku juga…arasseo” Ucap Soojung saat Myungsoo hanya menatapnya heran, kembali lagi Soojung melihat senyum Myungsoo.

 

“geure, kajja…” Ucap Myungsoo pelan mengikuti Soojung yang menariknya ke tempat di mana Suzy pergi tadi.

“eungg….” Myungsoo menggeliatkan badannya di atas tempat tidur mencari posisi agar bisa menyamankan dirinya.

“eungg” Masih dengan mata yang tertutup Myungsoo mengerang pelan, peluh di keningnya perlahan bercucuran dan kedua alisnya pun saling bertautan.

“Myungsoo-ya, ireona…” Ny. Kim memasuki kamar Myungsoo dan menghampiri anaknya itu.

“Kim Myungsoo…” Ny. Kim sedikit terkejut melihat wajah anaknya yang penuh dengan peluh keringat, dengan sigap dia menggoyangkan pelan tubuh Myungsoo.

“ireona…Myungsoo-ya…” Ucapnya sembari menyeka peluh keringat anaknya.

“eo…eomma…” Myungsoo mengerang pelan, dia perlahan membuka matanya menatap eommanya yang memandangnya khawatir.

“gwenchana?” Myungsoo menganggukan kepalanya pelan lalu bangkit dari tidurnya.

“kau mimpi buruk eoh?” Tanya eommanya, Myungsoo menyeka sisa-sisa keringat di keningnya dan tersenyum kecil.

“ani, mimpi indah” Gumam Myungsoo kecil.

“geure? eomma pikir kau mimpi buruk sampai berkeringat seperti ini…ya sudah sekarang kau mandi, kau harus menjemput Jiyeonkan” Ucap Ny. Kim, Myungsoo yang tadi tersenyum itu langsung menekuk wajahnya malas.

“arasseo” Ucap Myungsoo lalu beranjak ke kamar mandi.

xxx

“eomma, minggu depan sekolah akan mengadakan camping tahunan untuk siswa tingkat dua, aku ikut ya” Ucap Myungsoo, Ny. Kim yang sedang menuangkan susu untuk anaknya itu langsung menganggukan kepalanya.

“boleh…tapi sebelumnya minta izin pada appamu dulu” Ucapnya, Myungsoo mengangguk malas lalu memakan roti bakarnya.

“kau belum berangkat?” Tuan Kim duduk di hadapan Myungsoo dan menyesap kopi hitamnya.

“eoh…” Balas Myungsoo bergumam pelan.

“appa dengar sekolahmu akan mengadakan camping…kau ikut atau tidak?” Tanya tuan Kim, Myungsoo hanya menganggukan kepalanya.

“baguslah…Jiyeon juga akan ikut, kau harus menjaganya di sana” Ucap tuan Kim.

“aku selesai” Myungsoo menghela nafasnya pelan lalu beranjak dari tempatnya, “eomma aku berangkat” Pamit Myungsoo lalu berlalu dari dapur, Ny. Kim hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya itu.

“aissh, anak itu benar-benar” Geram tuan Kim.

“sudahlah yeobo, jangan marah-marah lagi…habiskan sarapanmu dan segera berangkat…” Ucap Ny. Kim, tuan Kim menghembuskan nafasnya kasar lalu menyesap habis kopinya.

xxx

“ya Jung Soojung! kajja…kita sudah hampir telat!” Teriak Suzy dari pintu depan, tak lama kemudian dari salah satu pintu kamar Soojung muncul dengan pakaiannya yang sudah rapi.

“kau itu tak sabaran sekali sih” Ucap Soojung mengambil sepatunya dan segera memakainya.

“siapa suruh kau lelet, pelajaran pertama itu Kang saem, aku tidak mau di hukum” Ucap Suzy kesal, setelah memakai sepatunya Soojung keluar dari apartemen dan berjalan menyusul Suzy yang sudah duluan.

“eyy…ini baru jam berapa, kita masih punya banyak waktu, geokjongma” Ucap Soojung menyamai langkah Suzy.

“sudahlah aku malas berdebat denganmu, tidak penting” Desis Suzy lalu masuk ke dalam lift.

“ah ya…bukankah sebentar lagi ada camping?” Ucap Soojung tiba-tiba

“ah maja, tapi bukannya kita harus mendapatkan surat izin dari orang tua atau wali? Tidak mungkin kita ke gwangju hanya untuk meminta tanda tangan” Ucap Suzy menepuk dahinya mengingat syarat untuk mengikuti camping tersebut yaitu harus ada surat persetujuan dan tanda tangan dari orang tua atau wali masing-masing siswa.

“geure…jadi? kita tidak bisa ikut?” Tanya Soojung lesu sembari melangkah keluar dari lift, padahal inilah yang dia tunggu-tunggu sejak bersekolah di Seoul, pasalnya di gwangju sama sekali tak ada sekolah yang memiliki kegiatan tahunan seperti ini.

“ani…kalau orang tua tidak bisa kan kita bisa memakai wali” Ucap Suzy sembari berpikir, Soojung mengerutkan keningnya ikut berpikir.

“ah matta! Kita minta tolong Jinyoung oppa saja, otthae?” Seru Suzy menghentikan langkahnya tepat di depan halte bis, kening Soojung semakin berkerut dan sedetik kemudian dia memekik kecil.

“woaa Bae Suzy…otakmu itu benar-benar encer eoh…” Ucap Soojung, Suzy tersenyum puas dengan idenya itu.

“geure…kau jangan meragukan kepintaran Bae Suzy” Ucap Suzy bangga.

“majayo, aku akan menghubungi Jinyoung oppa untuk ke sekolah dan memberi tanda tangan langsung pada saem, otthae?” Usul Soojung, dengan cepat Suzy mengangguk setuju.

“geure…aku akan mengirimkannya pesan” Ucap Soojung sembari mengambil handphonenya di dalam tas.

“ya sebentar saja kirimnya, busnya sudah datang, kajja” Ucap Suzy menarik Soojung untuk naik ke dalam bis.

xxx

“ya lihatlah oppa tampan itu…”

“aigoo, sepertinya dia anak kuliahan, apa urusannya kemari?”

“yang aku dengar dia itu kemari untuk bertemu Bae Suzy”

“Bae Suzy dari kelas 2-B itu?”

“eoh…oppa tampan itu tadi bertanya pada salah satu siswa di mana kelas Bae Suzy”

“jinjjayo? aigoo beruntungnya Suzy itu”

Myungsoo mengepalkan tangannya saat mendengar percakapan dua orang yeoja yang duduk tak jauh darinya, matanya kemudian beralih kepada namja yang sedari tadi mereka bicarakan.

“dia…” Myungsoo mengerutkan keningnya melihat wajah namja itu, “aku seperti pernah melihat wajahnya” Lanjutnya lagi.

“Myungsoo-ya…” Lamunan Myungsoo terhenti seketika saat mendengar suara nyaring Jiyeon menghampirinya.

“wae?” Tanya Myungsoo ketus, Jiyeon mendesis pelan lalu duduk di hadapan Myungsoo.

“ya…kau tau gosip yang sedang beredar sekarang ini?” Tanya Jiyeon antusias, Myungsoo hanya memandangnya malas.

“mwonde?”

“aku dengar ada oppa tampan yang mencari Suzy” Ucap Jiyeon, Myungsoo hanya menatap Jiyeon datar tak tertarik dengan topik yang sudah diketahuinya itu.

“terus?”

“tidak ada terusannya…aku hanya mau melihat reaksimu” Ucap Jiyeon tersenyum lebar, ternyata reaksi Myungsoo sesuai dengan harapannya. Namja itu tidak tertarik dengan cerita yang dia bawa.

“kau puas?” Tanya Myungsoo datar, Jiyeon dengan cepat menganggukan kepalanya.

“aku kembali ke kelas” Ucap Myungsoo lalu beranjak dari tempatnya.

Bruk~ Myungsoo mendesis pelan saat pundaknya bertabrakan dengan seseorang, dia mengangkat kepalanya dan menatap kesal namja yang kini berdiri di depannya itu.

“jwesonghamnida…aku tidak melihatmu” Ucap namja itu, Myungsoo mendesis pelan sembari menatap namja itu tajam.

“Jinyoung oppa?” Kedua namja itu sontak berbalik ke sumber suara dan mendapatkan Jiyeon tengah menatap namja yang ditabrak Myungsoo tadi dengan mata membulat.

“eoh…Jiyeon? Park Jiyeon matchi?” Ucap Jinyoung dengan wajah berpikir, yeoja itu menganggukan kepalanya.

“aigoo, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu…ternyata kau sudah kembali ke Korea ne” Ucap Jinyoung. Myungsoo menagamati Jiyeon dan Jinyoung bergantian dengan wajah merengut.

“oppa…” Myungsoo terdiam sebentar mendengar suara itu, perlahan kepalanya dia tolehkan ke samping dan mendapati Suzy yang kini tengah berjalan ke arahnya, ah ani bukan ke arahnya melainkan ke arah namja di hadapannya.

“ya, kenapa kau malah di sini ? kelasku di sana…ini kantin” Omel Suzy setelah sampai di depan Jinyoung sembari menunjuk arah kelasnya.

“mian, oppa tersesat…ini pertama kalinya oppa ke sekolahmu” Ucap Jinyoung tersenyum kikuk.

“geure kita kembali sekarang, Soojung sudah menunggu” Ucap Suzy menarik tangan Jinyoung tanpa memperdulikan tatapan dua orang di sekitar mereka itu.

“ah maja, Jiyeon-ssi aku permisi dulu, senang bertemu denganmu…” Ucap Jinyoung pada Jiyeon, dia kemudian beralih menatap Myungsoo.

“sekali lagi aku minta maaf karena sudah menabrakmu” Ucap Jinyoung menundukan kepalanya pada Myungsoo.

“ya, palli…” Suzy mendesis pelan menarik-narik tangan Jinyoung yang masih berhadapan dengan Myungsoo tersebut.

“arasseo…aku duluan” Jinyoung langsung berbalik setelah berpamitan, dia terkekeh pelan saat mendengar gerutuan Suzy yang sedang kesal itu.

“aigoo…jangan marah-marah, aku hanya menyapa teman lamaku” Ucap Jinyoung mengacak rambut Suzy.

“kau mengenal mereka?” Tanya Suzy.

“eoh…aku mengenal Jiyeon, dia salah satu hoobaeku di SMA dulu” Ucap Jinyoung.

“geure? tapi bukannya dia pindahan dari Jepang?”

“dia hanya satu semester menjadi hoobaeku, setelahnya dia pindah ke Jepang. Oppa tak tau kalau dia sudah kembali ke Korea, kau mengenalnya?” Tanya Jinyoung balik, Suzy menganggukan kepalanya.

“eoh, dia teman sekelasku…” Jawab Suzy datar, Jinyoung menganggukan kepalanya mengerti.

“jalanmu dipercepat oppa…Soojung akan marah kalau menunggu terlalu lama” Ucap Suzy melangkah cepat di depan Jinyoung, namja itu hanya tersenyum simpul lalu mengikuti jalan Suzy.

xxx

“aigoo…jangan marah-marah, aku hanya menyapa teman lamaku” Myungsoo masih bisa mendengar suara Jinyoung dari tempatnya, tangannya seketika mengepal saat melihat Jinyoung mengacak rambut Suzy pelan dengan tawa kecilnya.

“kau siapa?” Gumam Myungsoo pelan menatap tajam punggung Suzy dan Jinyoung yang menjauh.

Myungsoo berbalik ke belakang dan menatap Jiyeon yang masih terpaku di tempatnya, “kau masih sadar?” Ucap Myungsoo mengibaskan tangannya di depan wajah Jiyeon. Yeoja itu mengerjap dua kali dan menatap Myungsoo.

“ne?” Myungsoo tersenyum sinis, “kau mengenal namja itu?” Tanyanya, Jiyeon sedikit terkejut mendengar pertanyaan Myungsoo.

“eoh..dia sunbaeku sebelum pindah ke Jepang tahun lalu” Ucap Jiyeon, Myungsoo mengamati raut wajah Jiyeon kemudian dia tersenyum kecil.

“ah dia sunbaemu, baguslah…aku kembali ke kelas” Ucap Myungsoo lalu berbalik meninggalkan Jiyeon yang menatapnya aneh.

“apanya yang bagus?” Gumamnya pelan.

xxx

“aigoo…kenapa membawa barang sebanyak ini?” Jinyoung menggelengkan kepalanya tak percaya melihat barang-barang yang akan dimasukan ke dalam koper oleh adiknya.

“waeyo oppa? kita di sana selama tiga hari dua malam jadi harus membawa perlengkapan yang cukup” Ucap Soojung memasukan beberapa snack yang sudah dia beli siang tadi.

“tapi tidak perlu membawa barang-barang yang tidak penting. Lihatlah Suzy, dia hanya membawa baju, obat-obatan dan peralatan secukupnya saja…” Ucap Jinyoung menunjuk tas Suzy yang sudah sedari tadi rapi itu.

“semua barang ini penting, aku membutuhkannya oppa…”

“apanya yang penting, kau memasukan make upmu terlebih dahulu dibandingkan obat-obatan dan pakaianmu” Gerutu Jinyoung, Suzy membawa dua gelas jus jeruk dan meletakkannya di atas meja lalu duduk di samping Soojung dan membantunya mengepack.

“ini lebih penting oppa…kalau tak ada masker ini wajahku akan kusam, aku juga memerlukan lulur ini agar kulitku tetap lembab selama di hutan” Ucap Soojung menjelaskan satu persatu alat-alat kecantikannya pada Jinyoung.

“heiss, kau itu mau ke hutan bukan ke rumah kecantikan…percuma kau memakai semua ini, tidak ada gunanya kalau di dalam hutan” Ucap Jinyoung malas, Soojung mendesis pelan sementara Suzy hanya tertawa dalam diamnya memperhatikan mereka berdua yang berdebat.

Ting Tong~

“biar aku yang buka oppa” Ucap Suzy saat Jinyoung hendak beranjak untuk membuka pintu.

Suzy berjalan ke arah intercom dan melihat di layar siapa yang bertamu ke rumahnya malam-malam begini.

“omo…apa yang mereka lakukan malam-malam begini?” Pekik Suzy terkejut melihat layar intercomnya, dengan cepat dia segera membuka pintu apartemennya.

“eomma, appa!” Pekik Suzy terkejut melihat kedua orang tuanya di depan pintu.

“eoh Suzy-ya…” Suzy menyuruh kedua orang tuanya untuk masuk ke dalam, dia sedikit terkejut melihat appanya datang dengan menggunakan kursi roda.

“eomma…” Ny. Bae mengangguk kecil lalu mendorong kursi roda suaminya untuk masuk ke dalam.

“kita bicara di dalam nak” Ucapnya.

“eoh omoni, ahbeonim…annyeonghaseyo…” Jinyoung sedikit terkejut saat melihat kedua orang tua Suzy masuk ke ruang tengah.

“Jinyoung? Kau berada di sini?” Tanya eomma Suzy, namja itu menganggukan kepalanya.

“aku hanya berkunjung omoni…sekalian membantu Suzy dan Soojung mengepack barang mereka” Ucap Jinyoung.

“duduklah omoni…” Jinyoung mempersilahkan ny. Bae untuk duduk, sementara Suzy dan Soojung kini berada di dapur menyiapkan minum untuk mereka.

“ya kenapa eommamu kemari? Apa ada masalah?” Tanya Soojung, Suzy menggelengkan kepalanya.

“molla…”

“appamu…dia memakai kursi roda, apa penyakitnya semakin buruk?” Suzy menghela nafasnya pelan, dia mengangkat dua gelas teh hangat untuk appa dan eommanya sementara Soojung membawa sepiring cake. Mereka berdua lalu berjalan menuju ke ruang tengah.

“eomma…jelaskan padaku kenapa kalian kemari?” Tanya Suzy ikut menggabungkan diri duduk bersama Jinyoung dan orang tuanya.

“ini masalah appamu…” Ucap Ny. Bae, dia menatap Suzy sendu dan kemudian menjelaskan perihal kedatangannya secara tiba-tiba itu.

Suzy, Soojung dan Jinyoung hanya terdiam mendengar penjelasan Ny. Bae, mereka sama sekali tak ada yang bisa membuka suara mereka. Bukan karena tak mau, tapi tak bisa. Bibir ketiganya seakan keluh untuk mengucapkan satu katapun.

xxx

“mereka sudah tidur?” Suzy membalikan badannya setelah menutup pintu kamar miliknya.

“eoh…kau tidak pulang oppa?” Tanya Suzy, dia berjalan menuju ke sofa ruang tengah dan mendudukan dirinya di sana.

“oppa akan menginap di sini, tak apa kan?” Ucap Jinyoung, Suzy berpikir sebentar lalu menganggukan kepalanya.

“ya…jangan terlalu memikirkannya, semuanya akan baik-baik saja” Ucap Jinyoung menepuk Suzy.

“museowo oppa…” Lirihnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“aku dan Soojung akan ada disampingmu, kau hanya perlu melewati semuanya” Ucap Jinyoung memeluk pundak Suzy menenangkan yeoja itu.

“gomawo oppa…”

“cah…sekarang sudah malam, kau tidurlah…besok pagi oppa yang akan mengantar kalian berdua ke sekolah” Ucap Jinyoung.

“ne arasseo” Suzy mengangguk patuh dan berjalan menuju ke kamar Soojung. Jinyoung menatap nanar punggung Suzy yang perlahan menghilang di balik pintu itu.

“geokjongma Suzy-ya…” Lirih Jinyoung pelan sebelum membaringkan dirinya di atas sofa dan tertidur lelap.

xxx

Seoul – 2008

Yeoja itu menundukan kepalanya dengan tangan saling menggenggam karena gugup berhadapan dengan salah satu sunbaenya itu.

 

“kau telat 5 menit, hukuman apa yang kau inginkan?” Tanya salah seorang sunbae, yeoja yang kini tengah menjalani masa orientasi untuk masuk sebagai siswi baru di salah satu high school itu hanya bisa diam tak dapat menjawab pertanyaan sunbaenya.

 

“ya anak baru! Aku bertanya padamu…kenapa kau malah diam?” Bentaknya, dengan suara yang bergetar yeoja itu membalasnya.

 

“jwesonghamnida sunbae” Jawabnya, sunbaenya itu memutar bola matanya kesal dan bersiap melayangkan tamparannya pada salah siswa baru tersebut.

 

“hentikan!” Tangan sunbae itu yang sudah melayang diudara tiba-tiba terhenti saat sebuah tangan kekar menahannya.

 

“Jinyoung sunbae” Namja yang dipanggil Jinyoung itu menurunkan tangan salah satu hoobaenya yang juga menjadi panitia dalam orientasi tahun ini dan menatapnya lurus.

 

“sekolah tak pernah mengajarkan kita untuk melakukan kekerasan selama masa orientasi. Apa kau tidak pernah mendapatkannya?” Ucap Jinyoung, sunbae yang tadi hendak menampar siswa baru itu hanya menunduk bersalah.

 

“jwesonghamnida sunbae” Ucapnya, Jinyoung menganggukan kepalanya lalu menyuruhnya untuk segera pergi.

 

“gwenchana?” Setelah hoobaenya itu pergi, Jinyoung kini beralih pada salah satu peserta orientasi yang sedari tadi hanya menundukan kepalanya saja.

 

“haeksaeng…kau tidak apa-apa?” Tanyanya ulang, yeoja itu perlahan mengangkat kepalanya dan seketika terpaku saat melihat wajah Jinyoung yang tersenyum ke arahnya.

 

“ne, ne sunbae….gwenchana” Jawab yeoja itu.

 

“geure…hari ini kau akan dibebaskan dari hukuman karena hanya terlambat 5 menit saja, besok tak ada alasan lagi untuk terlambat arasseo?” Ucpa Jinyoung tegas, dengan spontan yeoja itu mengangguk dan tersenyum.

 

“sekarang kembalilah ke barisanmu…” Ucap Jinyoung lalu berbalik hendak pergi.

 

“chamkan…” Jinyoung yang baru saja ingin melangkah itu tiba-tiba menghentikan kakinya dan menoleh ke arah yeoja itu.

 

“gomawo sunbae” Ucap yeoja itu tulus, Jinyoung tersenyum simpul “cheonma haeksaeng…”

 

“Jiyeon….nae ireumi Park Jiyeon imnida” Ucap yeoja itu dengan wajah yang tersipu, Jinyoung tersenyum kecil lalu menganggukan kepalanya.

 

“Jiyeon….Park Jiyeon, nama yang cantik…” Ucap Jinyoung sebelum berlalu meninggalkan Jiyeon yang dengan jelas mendengarkan ucapannya tersebut dan berhasil membuat semburat merah muncul di kedua pipinya.

 

xxx

Suasana Seoul High School pagi ini cukup ramai terlihat, pasalnya hari ini adalah hari di mana camping tahunan untuk tingkat 2 akan dilaksanakan. Dari pukul 8.00 para siswa satu-persatu sudah mulai berdatangan dan melapor pada pihak panitia untuk kehadirannya.

Dari salah satu sudut koridor sekolah seorang yeoja kini tengah mengepalkan kedua tangannya kala melihat seorang namja kini turun dari sebuah mobil dan disusul oleh dua orang yeoja lainnya.

“Bae Suzy…Jung Soojung…” Geramnya dalam hati melihat namja itu kini tengah membantu keduanya untuk mengeluarkan keperluan yang akan mereka bawa selama ke camping nanti.

“ya Park Jiyeon! Kemarilah, berikan surat izinmu” Teriak Myungsoo dari loker panitia yang kini sedang mengumpulkan surat izin dari siswa yang akan ikut.

“Park Jiyeon!” Yeoja itu tersentak saat mendengar teriakan Myungsoo yang kedua kalinya, dia mengerjapkan matanya dan menoleh pada Myungsoo yang sudah menatapnya malas.

“cepatlah…setelah itu barang-barangmu akan dimasukan ke dalam bis” Ucap Myungsoo, Jiyeon melangkahkan kakinya ke arah Myungsoo dan menyerahkan selembar kertas padanya.

“igeo…” Myungsoo segera mengambil kertas yang diberikan Jiyeon dan mengumpulkannya pada panitia.

“apa yang kau lakukan tadi sampai tak mendengar panggilanku?” Tanya Myungsoo, Jiyeon hanya diam kemudian menggelengkan kepalanya.

“heh…aku harap selama camping nanti kau tidak akan menyusahkanku” Ucap Myungsoo sebelum menarik koper Jiyeon dan membawanya untuk dimasukan ke dalam bis. Sementara Jiyeon hanya diam tak menanggapi ucapan Myungsoo dan kembali menatap sosok namja yang sedari tadi dia lihati.

xxx

“Soojung-ah, mana surat izinmu? Aku akan mengumpulkannya, kau bantu Jinyoung oppa memasukan kopermu ke dalam bis” Ucap Suzy, Soojung mengambil surat izinnya kemudian memberikannya pada Suzy.

“setelah mengumpulkannya segera temui aku di depan bis nomor 2 ne…” Ucap Soojung, Suzy mengangguk lalu berlalu ke loker panitia.

“eoh…Suzy ke mana?” Tanya Jinyoung saat melihat Suzy menjauh.

“dia mengumpulkan surat izin dulu oppa…kajja kita bawa barang ini ke bis nomor 2” Ucap Soojung, Jinyoung mengangguk kemudian membawa koper milik adiknya itu.

“omo…kita bertemu lagi anak muda” Myungsoo yang baru saja memasukan koper miliknya dan milik Jiyeon itu sontak berbalik dan menatap datar namja yang berada di belakangnya.

“kau ikut dalam camping ini juga ternyata” Ucapnya lagi, Myungsoo hanya diam tak menanggapi ucapan namja itu.

“oppa…ini koperku…” Myungsoo melirik ke belakang mendapati Soojung tengah menarik sebuah koper.

“masukan cep…” Ucapan Soojung terhenti seketika saat matanya menangkap sosok Myungsoo yang berdiri tepat di depan oppanya.

Soojung mendengus kesal lalu membuang mukanya, “oppa palli masukan” Pekik Soojung, entah mengapa dia tiba-tiba merasa kesal saat melihat Myungsoo.

“eissh…kenapa kau tiba-tiba marah begitu?” Gerutu Jinyoung, lalu memasukan koper Soojung dalam bagasi bis.

“eoh…anak muda tadi ke mana?” Jinyoung yang hendak menyapa Myungsoo lagi itu bingung saat tak melihat Myungsoo di hadapannya.

“dia sudah pergi oppa” Ucap Soojung malas, Jinyoung menoleh lalu memasang wajah bingungnya.

xxx

Suzy tersenyum puas setelah memberikan surat izin Soojung pada panitia, saat hendak kembali menyusul Soojung ke bis sebuah suara tiba-tiba menghentikan langkahnya.

“Suzy-ssi…” Suzy mengernyit saat mendengar suara yang cukup familiar ditelinganya, dia menoleh ke belakang dan cukup terkejut melihat siapa yang memanggilnya.

“eo..eoh…Jiyeon-ssi, ada apa?” Tanya Suzy kikuk, walaupun sebangku dengan Jiyeon tapi mereka sama sekali tak pernah berbincang satu sama lain apalagi setelah kepulangan Suzy dari gwangju dan mendapati bahwa Jiyeon berhubungan dengan Myungsoo itu membuat Suzy semakin canggung untuk berbicara.

“Kang saem tadi mencarimu…” Ucapnya dengan santai, Suzy mengerutkan keningnya bingung. Sebentar lagi para peserta camping akan berangkat tapi kenapa Kang saem yang bertindak sebagai koordinator acaranya malah mencarinya?

“dia menyuruhmu untuk ke ruang guru sekarang” Lanjut Jiyeon lagi lalu berlalu meninggalkan Suzy, sementara Suzy masih merasa bingung perihal Kang saem yang mencarinya. tak mau mendapatkan hukuman, Suzy akhirnya melangkahkan kakinya menuju ke ruang guru yang berada di lantai 3.

Suzy mengedarkan pandangannya, suasana dalam gedung sekolahnya cukup sepi berbeda dengan suasana di halaman saat ini yang dipenuhi dengan siswa tingkat dua.

“untuk apa Kang saem mencariku?” Gumam Suzy saat berada di depan ruang guru, perlahan dia membuka pintunya dan mengintip melihat isi ruangan tersebut.

“eoh…kosong…”

Bruggh~

Braak~

“ya!” Suzy berjengkit kaget saat tubuhnya tiba-tiba didorong masuk ke dalam ruang guru dan pintunya seketika ditutup.

“ya siapa di sana?” Pekik Suzy, dia meraih kenop pintu dan mencoba untuk membukanya namun pintu tersebut tak dapat di buka.

“ya! buka pintunya! Ya! Siapa kau eoh?” Teriak Suzy sembari menarik-narik pintu dihadapannya.

Setelah 5 menit beradu dengan sebuah pintu Suzy merasa lelah dan menghentikan aksinya itu, dia bersandar ke pintu dan memejamkan matanya.

“Park Jiyeon…” Gumamnya dengan wajahnya yang mengeras. Tubuhnya perlahan merosot ke bawah dan terduduk dengan kepala yang menunduk.

Tak ada yang bisa dia lakukan sekarang selain menunggu seseorang yang akan menolongnya, tapi mengingat hari ini adalah akhir pekan jadi tak mungkin ada orang yang masuk dalam gedung sekolanya.

“duwajuseyo…” Gumam Suzy pelan.

xxx

Myungsoo mendengus sebal saat bertemu dengan namja itu lagi, dan parahnya lagi namja itu kini dekat dengan Soojung juga bukan Suzy saja, “kenapa harus bertemu dengan namja itu lagi” Gerutu Myungsoo kesal, daripada lama-lama melihat namja itu mending dia kembali ke tempat Jiyeon tadi dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam bis.

Dalam perjalanan menuju ke tempatnya tadi meninggalkan Jiyeon Myungsoo tiba-tiba terhenti saat melihat sosok Jiyeon tengah berbicara dengan seseorang.

“Suzy?” Meskipun sosoknya membelakangi Myungsoo tapi dia sangat tau postur Suzy dari belakang, alisnya bertautan saat melihat Jiyeon meninggalkan Suzy dengan senyum anehnya dan tak lama kemudian Suzy beranjak dari tempatnya memasuki gedung sekolah.

“mwoya yeoja itu…” Gumam Myungsoo kemudian mengikuti Suzy dari belakang, perasaannya tak enak saat melihat wajah Jiyeon yang tersenyum sinis tersebut. Sepertinya ada yang direncanakan oleh yeoja itu untuk menjebak Suzy.

Dari ujung tangga yang menghubungkan lantai 2 dan lantai 3 dengan hati-hati Myungsoo mengamati pergerakan Suzy.

“ruang guru?” Gumamnya saat melihat Suzy membuka ruang guru. Tak lama kemudian mata Myungsoo membulat saat melihat seorang yeoja mendorong Suzy masuk ke dalam ruangan tersebut dan segera mengganjal pintunya agar tak terbuka.

“Park Jiyeon!” Geram Myungsoo saat melihat wajah yeoja itu, alisnya kembali bertautan saat Jiyeon tak pergi dari tempat itu, dia malah berdiri di depan pintu selama beberapa menit.

Hampir sepuluh menit Myungsoo menunggu akhirnya Jiyeon beranjak dari tempatnya dan segera menghindar dari sana, perlahan Myungsoo keluar dari tempat persembunyiannya, setelah yakin Jiyeon tak ada di sekitar dia segera berlari menuju ke ruang guru.

Cklek~

“Suzy-ya…” Suzy yang tadinya bersandar di pintu itu terlonjak kaget saat pintu yang disandarinya bergerak.

“gwenchana?” Tanya Myungsoo, Suzy menatap Myungsoo datar. Itu adalah pertama kalinya Myungsoo menegurnya setelah dia kembali dari gwangju.

“gwenchana…” Ucap Suzy sekenanya lalu berjalan melewati Myungsoo.

“ya chamkan…”

“jangan menyentuhku…kekasihmu bisa melakukan hal yang lebih buruk padaku” Ucap Suzy datar menepis tangan Myungsoo yang menahannya.

“Suzy-ya…ini semua tidak seperti yang kau pikirkan…” Ucap Myungsoo, Suzy menghela nafasnya lalu berbalik dan menatap Myungsoo.

“geure? memangnya kau tau apa yang aku pikirkan?” Tanyanya sarkastik, Myungsoo terdiam sembari menatap Suzy bersalah.

“mianhae…” Lirih Myungsoo.

“mian? Aku tidak perlu permintaan maafmu…memiliki seorang kekasih bukanlah suatu kesalahan jadi tak perlu meminta maaf, lagipula aku bukan siapa-siapamu yang harus memberikan maaf padamu” Myungsoo sedikit terkejut mendengar ucapan Suzy.

“Suzy-ya…jebal percayalah padaku, semuanya benar-benar tidak seperti yang kau pikirkan…aku dan Jiyeon…”

“kau dan Jiyeon apa? tidak berpacaran?” Myungsoo terdiam lagi, bukan itu yang ingin dikatakannya.

“atau kalian berpacaran, kau berpacaran dengannya, dia adalah yeojachingumu…itu yang mau kau katakan?” Tanya Suzy lagi, Myungsoo semakin mengatupkan bibirnya tak bisa menjawab Suzy.

Yeoja itu menghembuskan nafasnya kasar, sepertinya sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengakhiri semuanya.

“mianhae Myungsoo-ya…selama ini aku sudah memaksamu, aku tau dari awal sampai kapanpun perasaanmu tak akan pernah berubah. Aku sahabatmu dan selamanya aku hanya bisa menjadi seorang sahabat bagimu, tidak lebih…” Ucap Suzy, matanya kini sudah berkaca-kaca namun sebisa mungkin dia harus menahannya di depan Myungsoo.

“Suzy-ya…”

“maaf…sepertinya Jiyeon adalah orang yang tepat untuk berada di sampingmu, aku mungkin hanyalah penghalang untukmu…maaf karena aku sudah lancang untuk menyukaimu, maaf karena aku sempat berharap agar kau membalas perasaanku, dan maaf karena sampai sekarang aku tidak dapat melupakan semua kejadian yang lalu” Tidak bisa, Suzy tidak bisa menahannya, pertahanannya runtuh…air mata yang setengah mati dia tahan akhirnya jatuh juga.

“Suzy-ya mianhae…” Myungsoo langsung memeluk tubuh Suzy saat melihat yeoja itu mengeluarkan buliran bening dari pelupuk matanya. Tak ada penolakan dari Suzy, yeoja itu malah semakin terisak di dada Myungsoo.

“Myungsoo-ya…” Setelah perasaannya lebih baik, Suzy melepaskan pelukan Myungsoo dan menatapnya sendu.

“mianhae…aku tidak bisa menjadi sahabatmu lagi” Ucap Suzy, Myungsoo membulatkan matanya tak percaya.

“mworagu? Ya jangan bercanda!” Pekik Myungsoo, Suzy menurunkan tangan Myungsoo yang ada di pundaknya.

“aku tidak bercanda…selama ini aku bertahan menjadi sahabatmu karena aku berpikir suatu saat sebuah kesempatan akan datang padaku, tapi setelah kau memiliki kekasih sepertinya harapan itu benar-benar sudah menghilang dan sekarang tak ada lagi gunanya menjadi sahabatmu…kau hanya membutuhkan Jiyeon, bukan aku” Ucap Suzy bergetar, Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“aku membutuhkanmu Suzy-ya…kau jangan berbicara hal yang tidak masuk akal seperti itu” Ucap Myungsoo serius, Suzy menatap mata Myungsoo dalam.

“mianhae…ini untuk pertama dan terakhir kalinya…” Ucap Suzy.

CUP~ Suzy mengecup bibir Myungsoo beberapa detik kemudian melepaskannya, “mianhae…annyeong” Ucap Suzy lalu berbalik meninggalkan Myungsoo yang berdiri mematung di tempatnya.

Myungsoo meraba permukaan bibirnya yang baru saja di sentuh oleh bibir Suzy itu lalu memandang punggung yeoja itu yang semakin menjauh, dia sangat ingin mengejarnya namun saat itu kakinya sama sekali tak dapat digerakkan sehingga dia hanya bisa menatap sedih Suzy yang perlahan menghilang tersebut.

Tanpa sadar, dari balik dinding seseorang menyaksikan dan mendengarkan semuanya, percakapan Suzy dan Myungsoo serta kecupan terakhir yang Suzy berikan untuk Myungsoo. Perlahan dia memegang dadanya yang terasa sesak, dia ikut menatap punggung Suzy yang menjauh dengan tatapan yang tidak dapat di artikan.

xxx

TBC

Aaahhh…review kemarin buat author shock!!!

Semuanya pada benci Myung, huaaa kasian nasibmu oppa 😀 aku juga jadi merasa bersalah sama Jiyeon eonni, imagenya di FF ini benar-benar jelek, mianhae eonni 😥

Satu lagi, kalian pada duga” kalau Jinyoung oppa itu suka Suzy kah? Atau Jinyoung oppa bakal jadi namja yang dekat sama Suzy kah? Sebelum pemikiran kalian terlalu jauh author luruskan yah, di sini Jinyoung oppa dan Suzy cuma sebatas kakak adik, gak lebih.

Jadi, kalau pengen ada cast namja yang suka Suzy, nanti bakal muncul, tapi tidak sekarang, belum waktunya…

Ah satu lagi, maaf untuk endingnya yang di atas rada” gaje gitu 😀 entah dari mana author punya pikiran untuk nulis scene Myungzy di part akhirnya.

Sengaja author posting hari ini, takutnya nanti pas weekend gak bisa posting karena urusan author di kampus masih belum kelar -_- huft…

ok, commentnya ditunggu ya ^^