[Part 5] As Love Is My Witness

As Love Is My Witness

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Jung Jinyoung, Park Jiyeon, Jung Soojung

Genre : Romance, Sad (?)

Rating : PG-18

Type : Chapter

Sorry For Typo~

Part 5

New York – 2014

Click~

Click~

Click~

Suara jepetan kamera sekaligus kilatan lampu blitz memenuhi ruang studio foto yang kini tengah dipakai untuk melakukan pemotretan majalah untuk edisi bulanan Summer Season.

Sang model cantik yang terus berpose di hadapan kamera terlihat masih segar bugar meskipun dia sudah menjalani pemotretan selama 3 jam di udara yang panas seperti ini.

Click~

Click~

“that’s enough…you’ve worked hard Sue” Sang fotografi yang berusia sekitaran 30 tahunan itu meletakkan kamera kebanggaannya dan mengacungkan jempol pada modelnya.

“thanks…you’ve worked hard too James” Balas yeoja berparas ayu yang dipanggil Sue itu, dia kemudian beranjak dari tempatnya dan menuju ke wardrobe untuk mengganti pakaian.

“Sue you don’t have any schedule after this, take a rest” Yeoja bernama Sue itu menolehkan kepalanya kepada sang manager dan menatap intens sebuah buku kecil berwarna biru dongker gelap yang selalu menagernya bawa.

“jinjja? ini yang terakhir eonni?” Pekiknya dengan bahasa dan logat Korea yang khas, managernya menganggukan kepalanya lalu tersenyum.

“ne Suzy-ya, aku sengaja membuat jadwalmu hari ini kosong, agar kau bisa beristirahat karena besok kau harus menjadi model runaway di fashion week Mrs. Cathe” Jawabnya.

“assa! kau yang terbaik eonni, gomawo ne…” Suzy berdiri dari tempat duduknya dan memeluk erat sang manager yang sudah dua tahun ini dia anggap seperti kakak perempuannya.

“eo, eoh kajja…kau sudah selesai kan?” Suzy menganggukan kepala lalu menarik tas jinjing miliknya kemudian berjalan dengan riang.

xxx

Yeoja itu bersenandung kecil seraya keluar dari mobil audi hitam miliknya, dengan langkah yang benar-benar ringan dia masuk ke dalam rumah yang sudah beberapa tahun ini dia tinggali bersama orang tuanya.

“eomma….” Pekiknya setelah masuk ke dalam rumah, setelah pekikan itu berhenti seorang yeoja paruh baya menyembulkan dirinya dan menghampiri anak semata wayangnya tersebut.

“Suzy-ya, kau sudah pulang?” Tanya Ny. Bae, Suzy tersenyum lebar lalu menganggukan kepalanya.

“ne, Yoojin eonni mengatakan aku bisa istirahat hari ini” Ucapnya.

“ah geure…kalau begitu mandilah biar tubuhmu segar setelah itu ikut makan siang dengan appamu” Ucap Ny. Bae.

“arasseo eomma…” Jawab Suzy riang lalu berlenggak menuju kamarnya sendiri.

Setelah membersihkan dirinya sendiri, Suzy menggati pakaian dengan baju rumah dan segera turun untuk makan siang.

“appa!” Suzy berlari kecil dan menghampiri pria paruh baya yang kini duduk di meja makan.

“omo…uri Suzy? kenapa jam segini sudah di rumah nak?” Tanya tuan Bae terkejut, bagaimana tidak? Setiap dia istirahat makan siang dari kantor dan menuju rumah dia sama sekali tak pernah melihat batang hidung anaknya, hanya saat makan malam saja. Itupun jarang, tidak setiap hari.

“Yoojin eonni menyuruhku istirahat appa, besok aku ada pekerjaan yang besar” Ucap Suzy memamerkan gigi putihnya lalu duduk di hadapan appanya.

“memangnya pekerjaan apa? kau ada fashion week lagi?” Suzy mengangguk pasti mendengar tebakan appanya yang benar.

“aigoo, appa rasa semakin hari pekerjaanmu semakin padat ne, ambillah libur beberapa hari biar kau tidak kelelahan” Ucap Tuan Bae.

“aniyo appa, aku baik-baik saja kok. Ada Yoojin eonni yang menemaniku jadi aku tidak akan lelah” Ucap Suzy yakin.

“anak eomma memang selalu bersemangat, ingatlah kalau kau merasa tak enak badan mendingan istirahat saja jangan memaksakan untuk bekerja” Ucap Ny. Bae yang tiba-tiba datang membawa sup asparagus di atas meja.

“arasseo eomma…geokjongma” Ucap Suzy.

“eomma tidak akan khawatir kalau kau memilih pekerjaan yang tidak berat seperti ini Suzy-ya, setiap hari eomma hanya bisa melihatmu sebentar saja, jam kerjamu terlalu banyak” Keluh Ny. Bae, Suzy bangkit dari tempat duduknya dan memeluk eommanya erat.

“aigoo…uri eomma, apa kau merindukanku eoh? Ini sudah resikonya aku memilih pekerjaan sebagai model jadi jam kerjaku akan lebih banyak dibandingkan jamku di rumah, eomma jangan sedih begitu dong” Ucap Suzy dengan nada manja.

“eisshh, anak ini…arasseo, eomma tidak akan mempermasalahkannya lagi sekarang makanlah” Ny. Bae dengan terpaksa melepaskan pelukan Suzy dan menyuruhnya untuk kembali duduk di tempatnya.

xxx

Seoul – 2014

Namja bertubuh jangkung itu menggerutu kecil di balik meja kerjanya, sebuah jam yang bertengger di salah satu dinding ruangannya menjadi sasaran tatapan tajam matanya.

“aissh, ini sudah jam berapa!” Gerutunya kesal, dia melihat jarum jam yang pendek kini bertengger di angka 3.

Cklek~ untuk pertama kalinya selama satu jam namja itu mengalihkan pandangannya dari arah jam dinding saat mendengar suara pintu ruangannya yang terbuka dengan tergesa-gesa.

“Sungyeol-ah, mianhae aku telat” Ucap namja yang kini masuk ke dalam ruangan itu dengan keadaan yang tak karuan.

“mian? Ya! kau pikir ini kantormu eoh? Seenaknya saja datang dan pergi!” Pekik Sungyeol kesal mengeluarkan amarahnya, namja itu duduk di kursi hadapan Sungyeol sembari mengatur nafasnya.

“kau tau? ban motorku pecah di tengah jalan, tak ada taksi yang lewat dan sialnya dompetku terlupa diruanganku jadi aku berlari ke sini” Ucap namja itu tanpa peduli dengan Sungyeol yang kini sudah emosi.

“kau bisa menelpon orang untuk menjemputmu! Apa kau bodoh eoh? Lihatlah sekarang jam berapa? Meetingnya sudah selesai sejam yang lalu Kim Myungsoo!” Pekik Sungyeol lagi, setelah nafasnya teratur Myungsoo berdiri dan memegang kedua bahu Sungyeol.

“aigoo…kenapa kau malah emosi seperti ini? tenanglah, handphoneku kehabisan baterai, kau tau hari ini mungkin adalah hari tersialku” Ucapnya dengan suara tenang seraya menekan pundak Sungyeol agar namja itu duduk di kursinya.

“siapa yang tidak emosi kalau dibuat menunggu selama ini eoh? Aku bahkan harus mencari alasan yang tepat untuk dikatakan pada editor dan timjangnim atas keterlambatanmu” Ucap Sungyeol.

“mianhae, hari ini aku benar-benar lupa kalau ada rapat kerja tim, aku akan meminta maaf secara langsung kepada timjangnim” Ucap Myungsoo, Sungyeol menghela nafasnya lalu menggelengkan kepala.

“sebaiknya jangan temui timjangnim hari ini…dia pasti akan menerkammu, kau sudah mengacaukan rapat kerja pertama kita di season ini. Semua konsep ada padamu tapi kau malah terlambat dan membuat kami semua kelimpungan” Ucap Sungyeol, Myungsoo kembali duduk di kursinya dan memasang wajah protesnya.

“siapa suruh memberikan pekerjaan ini pada fotografer sepertiku? Bukannya pemilihan konsep dan layout itu harusnya dikerjakan tim desaign art sepertimu? Aku hanya bertugas untuk memotret” Ucap Myungsoo membela diri tak terima dirinya disalahkan secara penuh dalam kasus ini.

“eissh…salahkan timjangnim yang memilihmu! Jangan salahkan aku” Dumel Sungyeol ikut-ikut kesal.

“ck…mentang-mentang jadi ketua tim yeoja itu seenaknya saja, huh” Gerutu Myungsoo.

“ya! kau mengatai timjangnim eoh? Aku akan mengadukanmu!” Ucap Sungyeol mengancam, Myungsoo langsung membulatkan matanya.

“ya ya, kau taukan timjangnim bisa saja memberhentikanku dari pekerjaan ini! kalau dia kesal bisa-bisa aku langsung ditendang! Jangan mengadu yang macam-macam” Ucap Myungsoo panik, Sungyeol tersenyum sinis melihat kepanikan Myungsoo.

“aku heran kenapa selama ini kau takut dengan timjangnim? Kalian seumuran, dia bukan sunbaemu dan satu lagi, dia itu yeoja…apa yang membuatmu takut padanya melebihi orang tuamu sendiri?” Tanya Sungyeol, Myungsoo menekuk wajahnya.

“kau tau jawabannya! Tak perlu kukatakan lagi, yeoja itu…eisshh” Ucap Myungsoo bergidik ngeri, Sungyeol tau maksud Myungsoo, yah dia memang tau bahwa nyali Myungsoo akan menciut jika timjangnimnya itu marah dan menjadi brutal, tapi menurutnya timjangnimnya itu tidak brutal hanya tegas saja.

“dari semua staff di sini hanya kau seorang yang takut dengan timjangnim, bukankah itu aneh?” Tanya Sungyeol.

“aneh? Huh…yang ada itu kalian yang aneh, masa tak takut dengan yeoja seperti itu…” Gerutu Myungsoo.

“karena aku sudah mengenalnya lebih dulu jadi aku tau dia itu seperti apa, kau saja yang tidak tau aslinya timjangnim seperti apa, kalau kau tau aku yakin kau pasti akan takut sepertiku” Lanjutnya, Sungyeol terkekeh mendengar celotehan Myungsoo itu.

“arra, sekarang kembalilah ke studiomu. Sejam lagi timjangnim akan menemuimu” Ucap Sungyeol, Myungsoo mendengus sebal kemudian beranjak dari kursinya.

“aku pergi kalau begitu” Pamit Myungsoo sebelum keluar dari ruangan Sungyeol.

xxx

Sebuah taksi berhenti tepat di depan lobi perusahaan yang cukup ternama di Seoul, setelah beberapa detik berhenti dari arah belakang seoang yeoja yang memakai jaket tebal, topi serta masker untuk menutupi setengah wajahnya itu keluar.

“benar-benar menyusahkan menjadi aktris” Gumamnya seraya memperbaiki penyamarannya agar tak dikenali oleh siapapun.

Setelah masuk ke dalam lobi yeoja itu segera ke meja resepsionis, “jwesonghamnida agasshi, bisakah anda membuka masker anda?” Ucap sang resepsionis.

“jwesonghaeyo, aku sedang flu berat jadi tak bisa…” Ucap yeoja itu beralasan dengan suara yang dibuat-buat.

“ah geureyo, tapi kami tidak bisa memberi izin kepada sembarang orang untuk menemui Sajangnim, anda juga harus membuat janji sebelumnya” Ucap resepsionis itu lagi, yeoja tadi memutar otaknya berpikir bagaimana cara agar dia bisa diizinkan untuk ke ruang sajangnim, dia tak mungkin menyebutkan namanya, bisa-bisa resepsionis tersebut mengetahui identitasnya.

“chogi…sebenarnya hari ini adalah hari jadi kami yang ke 4, aku ingin memberi kejutan pada sajangnim kalian. Kalau dia tau aku datang, bisa-bisa rencanaku gagal” Ucap yeoja itu, sang resepsionis terlihat berpikir sebentar dan berbisik pada temannya yang lain.

“baiklah agasshi, kebetulan sajangnim sedang tidak ada tamu kau bisa langsung keruangannya” Ucapnya, yeoja itu memekik kecil di balik maskernya dan langsung menuju ke lift.

Ting~ suara berhenti tepat di lantai tertinggi gedung perusahaan itu, yeoja yang lengkap dengan penyamarannya tadi berjalan mengendap-endap keluar dari lift sembari melihat sekeliling.

Saat telah sampai di depan ruangan yang bertanda ruangan sajangnim yeoja itu menghembuskan nafasnya dalam lalu meraih kenop pintu.

“oppa!” Pekiknya setelah pintu di hadapannya sukses terbuka.

“omo…kenapa kau berada di sini?” Namja yang kini tengah berkutat dengan komputer di depannya terlihat terkejut dengan kehadiran yeoja itu.

“wae? apa aku tidak boleh mengunjungi namjaku eoh?” Ucapnya sambil berjalan mendekati namja itu.

“aniyo…hanya saja kau datang tiba-tiba, bagaimana kau bisa masuk dengan penampilanmu seperti ini?” Tanya namja itu menunjuk yeoja itu dari atas sampai bawah.

“itu…hehe, aku menggunakan otakku oppa, kau tidak tau aku ini pintar eoh” Ucap yeoja itu bangga, namjanya hanya bisa terkekeh melihat tingkah yeojanya.

“geure…oppa tau kau pintar, jadi apa yang ingin kau lakukan di sini?” Tanya namja itu.

“bogoshipo oppa…” Ucap yeoja itu manja.

“eoh…kenapa tiba-tiba?”

“keunyang…” Namja itu tersenyum kecil lalu mengusap puncak kepalanya yeojanya.

“nado bogoshipo…tunggulah sebentar lagi, pekerjaan oppa akan segera selesai” Ucapnya seakan tau keinginan yeojanya saat ini itu apa.

“jinjja? assa…oppa jjang!”

“aigoo, uri Jiyeon nomu kyeopda” Yeoja itu hanya tersenyum malu saat merasakan pipinya dicubit oleh namja di hadapannya ini.

xxx

Myungsoo menselonjorkan dirinya di sofa empuk berwarna putih yang terdapat di dalam studio fotonya, dia bersiul pelan sembari mengecek hasil foto yang dia ambil pagi tadi.

“not bad…” Gumamnya dengan wajah yang puas.

Plaak~ Myungsoo terlonjak kaget saat merasakan kepalanya di serang oleh suatu benda yang lumayan keras.

“ya nugu!” Pekik Myungsoo memegang kepalanya yang terasa perih itu, dia bangkit dari tempatnya dan menoleh ke belakang dengan wajah yang kesal.

“ya! kau sudah bosan kerja eoh?” Seorang yeoja berambut hitam nan panjang itu melipat tangannya di depan dada dan menatap tajam Myungsoo.

“ti…timjangnim…” Gumam Myungsoo takut.

“ke mana saja kau eoh? Meeting di mulai dua jam yang lalu tapi kau baru muncul sekarang? Kau pikir aku tidak punya pekerjaan lain selain menunggumu eoh?” Pekiknya kesal, Myungsoo hanya bisa menundukan kepalanya.

“mianhae, ban motorku pecah di tengah jalan” Ucap Myungsoo.

“dwesseo! Aku sudah tidak butuh alasanmu lagi, sekarang pulanglah” Myungsoo mendongakkan kepalanya sembari menatap terkejut yeoja di hadapannya.

“kau memecatku?” Tanyanya tercekat.

“siapa yang memecatmu? Aku menyuruhmu untuk pulang, bukan menyuruhmu untuk berhenti” Ucap yeoja itu.

“tapi kenapa aku harus pulang? Jam kerjaku belum selesai”

“pulanglah dan packing barang-barangmu, kita akan ke New York” Myungsoo langsung membulatkan matanya tak percaya.

“New York? Micheosseo!” Pekiknya tak percaya.

“wae? dua hari lagi akan ada fashion week di sana, kau harus ikut bersamaku untuk mengambil gambarnya” Jelas timjangnim, Myungsoo menekuk wajahnya.

“shireo! Kenapa harus aku?” Tolak Myungsoo.

“karena sudah tak ada lagi fotografer yang free selain kau”

“kenapa tidak membawa Sungyeol saja?”

“aku membutuhkan fotografer bukan desaigner pabo!”

“eisshh, aku tidak mau. Cari yang lain saja”

“tak ada bantahan Kim Myungsoo! besok kau harus ke New York” Myungsoo semakin menekuk wajahnya kesal, selama 15 tahun terakhir dia sama sekali tak pernah berpergian keluar negeri lagi dengan alasan tak ingin naik pesawat. Meskipun dia sudah berkepala dua tapi phobianya terhadap pesawat masih saja ada, itulah alasannya mengapa dia sama sekali tak pernah bepergian keluar dari negaranya sendiri.

“timjangnim…kau bisa mencari orang lain, jangan aku eoh?” Myungsoo menarik lengan yeoja itu kemudian memberikan sedikit aegyo padanya.

“sudah kubilang tak ada lagi orang lain Kim Myungsoo! kau sudah berumur tapi masih takut naik pesawat eoh? Ya! jangan bercanda!”

“apa kau mau melihatku pingsan di dalam pesawat? Ayolah…” Myungsoo masih setia memohon pada timjangnimnya agar dirinya tidak diikut sertakan dalam kerjaan kali ini.

“pilihanku sudah bulat! Besok jam 6 pagi kau sudah harus berada di bandara!” Ucap yeoja itu tegas.

“kau tidak akan selamat kalau kau melarikan diri” Lanjutnya dengan tatapan tajamnya, Myungsoo mendengus sebal kalau yeoja itu sudah membuat keputusan sama sekali tak ada seorangpun yang dapat mengubahnya, termasuk dirinya.

“ingat! Jam 6 pagi! Tidak boleh terlambat!” Ulang yeoja itu sebelum keluar dari studio milik Myungsoo.

“eisshh, Jung Soojung jinjja!”

xxx

“Jiyeon-ah, apa kau yakin schedulemu lagi kosong hari ini eoh?” Jiyeon yang kini tengah melahap ice creamnya menoleh ke samping dan menatap namjanya.

“ne, kau tidak percaya eoh? Tanya saja sama managerku, hari ini aku free…makanya aku datang menemuimu” Jawab Jiyeon.

“geure? bukannya kemarin-kemarin kau bilang bahwa jadwalmu sangat padat? Belum lagi kontrak CF yang baru saja kau ambil, apa tidak masalah kau tidak bekerja hari ini?” Jiyeon menggembungkan pipinya kesal.

“oppa tak suka jalan bersamaku eoh? Shireo?” Tanya Jiyeon, namja disampingnya tersentak dengan nada ketus Jiyeon.

“aniyo, oppa hanya khawatir kalau pekerjaanmu terganggu karena jalan bersamaku” Ucapnya sembari memegang pundak Jiyeon.

“cih, bilang saja kalau kau tidak suka bersamaku oppa…geure, lebih baik aku pergi saja” Jiyeon melepaskan tangan namjanya dan beranjak pergi dari kedai ice cream.

“ya, kau mau ke mana Jiyeon-ah…” Melihat Jiyeon yang melangkahkan kakinya menjauhi kedai ice cream, namja itu segera menyusul Jiyeon dan mensejajarkan langkahnya dengan yeoja itu.

“aigoo, semua yeoja sama saja…tidak kau, tidak Soojung selalunya ngambek. Kenapa aku harus terjebak dengan dua yeoja ini” Desah namja itu menahan tangan Jiyeon untuk berhenti berjalan.

“ya Jung Jinyoung! jangan samakan aku dengan adikmu, yeoja bar-bar itu sungguh jauh berbeda denganku” Pekik Jiyeon tak suka disama-samakan dengan Soojung.

“arasseo, arasseo…kalian berbeda, sekarang kita kembali eoh ice creammu belum habis” Ucap Jinyoung membujuk Jiyeon, namun yeoja itu masih saja memasang wajah kesalnya.

“kau mau cepat tua ? Jangan memasang wajah seperti itu, kau terlihat jelek” Jinyoung menarik kedua pipi Jiyeon seraya menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

“eissshh…appo!” Desis Jiyeon menarik wajahnya ke belakang agar terlepas dari cubitan Jinyoung.

“makanya jangan berwajah seperti itu lagi, kajja…kita kembali” Jinyoung menyodorkan tangannya kepada Jiyeon.

“shireo?” Tanya Jinyoung melihat tangannya menganggur tak diraih oleh Jiyeon.

“geure, aku kembali sendiri saja” Dengan santainya Jinyoung menarik kembali tangannya dan berbalik membelakangi Jiyeon.

Grep~ Senyum di wajah Jinyoung terukir saat baru selangkah dia berjalan tangannya kanannya sudah di genggam oleh tangan mungil milik Jiyeon.

“berubah pikiran eoh?” Goda Jinyoung, Jiyeon mempoutkan bibirnya kemudian mengalihkan pandangannya ke depan dan berjalan lurus tak menghiraukan ucapan Jinyoung.

“kyeopda…” Seru Jinyoung.

xxx

New York – 2014

Suasana mendung yang meliputi langit pagi kota New York itu semakin membuat yeoja yang harusnya jadwal bangun dari tidurnya 30 menit yang lalu itu bergelung dibalik selimut tebalnya. Meskipun sudah memasuki musim panas tapi hari ini entah mengapa matahari begitu malu untuk menampakkan dirinya di atas sana.

Kriiing~ Kriiing~

Suara dering ponsel yang berbunyi membuat yeoja itu sedikit mengerang karena tidurnya terganggu, dia menggeliat kasar dan melepaskan selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya tadi.

“aiissh, bad morning!” Umpatnya kesal sembari mengacak rambutnya kasar.

Kriiing~ Kriiing~ deringan yang terdengar tak sabaran tersebut membuat yeoja itu kembali mengumpat kesal sebelum meraih benda persegi berwarna soft pink itu dan menempelkannya di salah satu daun telinganya.

“hello” Ucapnya malas dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

“ya! ini sudah jam berapa? Wake up Sue!!!” Pekikan dari seberang telepon membuat yeoja itu menjauhkan handphone tersebut dari telinganya, dan matanya menangkap nama pemanggil yang menurutnya itu sudah merusak paginya.

-Lee Yoojin-

“oh god!” Pekiknya tertahan, kemudian dia kembali menempelkan ponselnya.

“eonni mianhae, aku ketiduran” Ucap Suzy dengan wajah paniknya.

“cepatlah mandi dan segera kemari, Mrs. Cathe sudah menunggumu…Hurry!”

“arasseo, keuno eonni…aku mandi sekarang” Dengan terburu-buru Suzy mematikan sambungan teleponnya dan segera meluncur ke kamar mandi untuk segera bersiap.

“it’s really bad morning!!!” Pekiknya keras sebelum menutup rapat pintu kamar mandi.

xxx

“Suzy-ya, kau sudah bangun nak” Ucap Ny. Bae melihat Suzy menuruni tangga dengan tergesa-gesa.

“eoh, aku akan berangkat eomma” Ucap Suzy menghampiri eommanya dan mengecup kedua pipinya.

“tak mau sarapan dulu?” Tawar Ny. Bae memperhatikan Suzy kini berlari menuju lemari penyimpanan sepatu dan memakainya dengan cepat.

“no thanks, i’m late mom…” Balas Suzy setelah memakai dengan lengkap sepatunya.

“geure, tapi setelah sampai di sana kau harus segera makan ne. Jangan sampai maagmu kambuh” Ingat Ny. Bae.

“got it mom…katakan pada appa kalau aku tidak sempat menunggunya, aku pergi” Ucap Suzy, Ny. Bae menganggukan kepalanya pelan.

“ne, hati-hati Suzy-ya” Suzy yang mendengar sahutan eommanya hanya menganggukan kepalanya mengerti dan segera masuk ke dalam mobilnya yang berada di halaman depan.

xxx

Dari kejauhan Suzy bisa melihat seorang yeoja bertubuh kecil dengan kulit yang begitu putih sedang berdiri di depan lobi sebuah hotel ternama di New York.

“eonni…” Seru Suzy, Yoojin yang sedari tadi gelisah menunggu Suzy itu menajamkan matanya menatap yeoja itu.

Plaak~ dan bukannya sambutan hangat yang diterima oleh Suzy, melainkan sebuah jitakan yang cukup membuat kepalanya perih yang ia dapatkan.

“eonni, kenapa memukulku?” Ucap Suzy tak terima.

“siapa suruh kau terlambat eoh? Kau mau membuat namamu terlihat buruk? Lihatlah semua model sudah ada, tinggal kau saja” Dumel Yoojin, Suzy mempoutkan bibirnya kesal lalu meraih lengan Yoojin dan memasang wajah manjanya.

“aigoo, eonni…jangan marah-marah ne, aku ketiduran. Langit pagi ini tidak secerah biasanya jadi aku berpikir bahwa pagi belum datang, mianhae eonni, eoh…” Ucap Suzy manja, Yoojin memutar bola matanya kesal lalu menepis tangan Suzy yang bergelantungan di lengannya.

“heiiss…terserah kau saja, sekarang cepat masuk dan temui Mrs. Cathe” Ucap Yoojin kemudian berlalu meninggalkan Suzy di depan lobi.

“ckck, yeoja itu akan semakin tua kalau kerjanya marah-marah terus” Gumam Suzy menggelengkan kepalanya memperhatikan punggung Yoojin.

“HURRY UP SUE!!!” Suzy mengerjapkan matanya mendengar pekikan dari Yoojin, dengan cepat dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam dan menyusul Yoojin secepat ia bisa sebelum kembali mendapatkan amukan dari managernya yang satu itu.

xxx

“it’s ok Sue, you just late 30 minutes…” Ucap seorang yeoja yang kini berpenampilan modis dan sedang duduk di sebuah kursi tepat di depan panggung runaway yang beberapa jam lagi akan segera di buka.

“thanks Mrs. Cathe, i’m really sorry for that. This is first time we’ve worked together but i give you ad bad impression” Ucap Suzy menyesal, Yoojin yang mendengar itu hanya mendesis pelan.

“i know…i’ve heard some rumour about you, you’re really a good person. Maybe you just not lucky today, for your late, sure that is not a problem for me” Balas Mrs. Cathe selaku desaigner ternama yang akan menyelenggarakan fashion week S/S collection itu.

“i am honoured to be said like that, thank you” Ucap Suzy dengan wajahnya yang tersenyum lebar.

“my pleasure, you can go work now” Suzy membungkukan sedikit badannya kemudian berpamitan untuk segera ke belakang panggung.

“ya! eonni kau lihatkan? Mrs.Cathe tak marah, jadi kau tidak perlu marah-marah juga” Ucap Suzy, Yoojin kembali mendengus sebal.

“dia tidak marah karena kau adalah salah satu model terbaik yang dia punya, kalau sampai memarahimu dan kau memutuskan untuk tidak ikut dalam fashion week ini, dia yang akan rugi bukan kau” Ucap Yoojin membuat Suzy melesakkan bahunya ke bawah.

“jadi yang dia katakan tadi tidak sesuai dengan kebenarannya? Dia hanya mengatakannya agar aku tetap menjadi modelnya?” Tanya Suzy, Yoojin mengedikkan bahunya.

“simpulkan saja sendiri….” Ucap Yoojin, “ya…sekarang bukan waktunya untuk memikirkan itu, cepat sana kau harus gladi untuk acara sebentar” Lanjut Yoojin membuyarkan pikiran Suzy.

“eoh, arasseo eonni” Ucap Suzy patuh kemudian berjalan menuju belakang panggung dan bersiap-siap untuk berlatih.

xxx

John F. Kennedy International Airport

Dari pintu kedatangan, terlihat seorang yeoja dan namja yang masing-masing menarik koper mereka berjalan dengan melirik ke kiri dan ke kanan. Kacamata hitam yan bertengger di atas batang hidung keduanya tak cukup menutupi mata mereka yang terlihat kebingungan.
“ya Jung Soojung, kita keluarnya lewat mana?” Bisik Myungsoo mendekati Soojung yang tengah sibuk mencari pintu keluar.

“aku sedang mencarinya” Desis Soojung, Myungsoo memutar bola matanya kesal.

“aku baru sadar kalau kau tak pernah ke Amerika sebelumnya, eisshh…kalau sampai kita tersesat kau yang harus bertanggung jawab” Dumel Myungsoo.

“husshh, jangan banyak bicara. Ikuti aku saja” Ucap Soojung, Myungsoo yang juga tak tau menahu tentang negara itu hanya pasrah mengikuti Soojung, entah yeoja itu tau atau hanya berpura-pura tau saja.

“heh…kita akan menginap di mana?” Myungsoo bernafas lega saat mereka berdua berhasil menemukan pintu utama bandara dan kini sudah berada dipelataran bandara untuk memilih taksi yang akan mengantar mereka ke tempat penginapan.

“Park Central Hotel, acaranya dilangsungkan di Hotel itu jadi sekalian saja menginap di sana” Jawab Soojung, Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti lalu memasukan kopernya dan koper Soojung ke dalam taksi yang sudah mereka pilih.

xxx

Dua jam menuju acara, Suzy kini sudah duduk di depan meja rias dan tinggal menunggu gilirannya yang akan dipoles.

“Sue, wait here…i’ll go for a while” Ucap Yoojin beranjak dari tempatnya.

“mau ke mana eonni?” Tanya Suzy.

“aku akan bertemu dengan klien…tunggu saja giliranmu di make up” Jawab Yoojin lalu keluar dari ruang rias membuat Suzy mendengus.

“it’s your time Sue” Ucap seorang yeoja yang kira-kira seumuran Suzy, Suzy tersenyum kecil lalu memperhatikan setiap gerakan perias wajahnya itu.

“can you make it looks natural? I like that concept” Ucap Suzy.

“sure…i’ll do it for you babe” Jawab perias itu membuat Suzy tersenyum puas. Selama menjadi model dia selalu meminta untuk dirias dengan riasan yang natural, karena wajahnya akan terasa berat apa bila dia memakai make up yang cukup tebal dan juga membuatnya sedikit risih.

“thanks…you know me so well Jess” Balas Suzy, yeoja yang dipanggil Jess itu hanya tersenyum menanggapinya dan mulai merias wajah Suzy seusai permintaan yeoja itu.

xxx

“Ms. Krystal?” Yoojin yang baru saja masuk ke dalam ballroom Park Central Hotel itu langsung menghampiri seorang yeoja yang sudah membuat janji bertemu dengannya

“eoh, Lee Yoojin?” Yoojin sedikit terkejut tak percaya bahwa orang yang membuat janji dengannya adalah orang Korea sama sepertinya

“kau orang Korea?” Tanya Yoojin, yeoja itu mengangguk.

“ne majayo, aku dari Style Magazine, Jung Soojung imnida” Ucap Soojung memperkenalkan dirinya.

“ah, Soojung-ssi? Annyeonghaseyo, aku tidak menyangka kalau kau adalah orang Korea, bukannya namamu Krystal?” Ucap Yoojin membungkukan badannya.

“itu nama yang aku pakai pada klien yang berasal dari luar negeri, nama asliku Jung Soojung” Jawab Soojung, Yoojin menganggukan kepalanya mengerti.

“ah ya, modelku akan ikut di fashion week kali ini, kalau kau ingin memuat tentangnya di majalahmu mungkin kau bisa memotretnya nanti” Ucap Yoojin.

“aku tau, makadari itu aku membawa fotograferku untuk memotretnya dan jadwal untuk interviewnya?” Tanya Soojung melampirkan senyum penuh artinya.

“interview? Inilah alasannya aku ingin bertemu denganmu, modelku hari ini jadwalnya sangat padat jadi kalau bisa aku ingin mengatur ulang jadwalnya” Ucap Yoojin, Soojung berpikir sebentar lalu menganggukan kepalanya.

“joha…lagipula setelah acara ini selesai sepertinya aku akan bertemu dengan desaignernya terlebih dahulu, kau atur saja kapan waktu kosong modelmu. Aku akan kembali ke Korea dua hari lagi” Ucap Soojung setuju, Yoojin membuka buku kecil berwarna biru dongker miliknya yang berisikan seluruh jadwal Suzy.

“besok pagi, dia tak ada schedule apapun, aku bisa mengaturnya” Ucap Yoojin.

“baiklah. Besok pagi, aku akan menunggu teleponmu” Ucap Soojung, Yoojin mengangguk mengerti kemudian meninggalkan Soojung.

“ya, yeoja itu siapa?” Soojung berjengkit kaget saat tiba-tiba saja Myungsoo duduk di sampingnya.

“heissh, kau mengagetkanku” Ucap Soojung memukul lengan Myungsoo.

“aku tidak bermaksud mengangetkanmu…yeoja itu siapa?” Tanya Myungsoo lagi.

“dia manager model yang akan aku interview, waeyo?” Jawab Soojung sekenanya.

“dia seperti orang Korea” Gumam Myungsoo.

“kau benar, dia adalah orang Korea”

“geure? apa modelnya orang Korea juga?” Soojung menoleh pada Myungsoo kemudian kembali menghadap ke depan.

“hmm, geureusse…” Gumam Soojung sembari mengusap dagunya seolah berpikir, Myungsoo menautkan alisnya tak mengerti.

“orang Korea atau bukan?” Tanya Myungsoo lagi.

“ya! jangan banyak tanya, acaranya akan dimulai kau siapkan kameramu sana” Ucap Soojung, Myungsoo yang teringat dengan tugasnya itu langsung membuka kameranya dan segera menyetelnya.

“aku akan berdiri di depan sana biar gambarnya lebih bagus” Ucap Myungsoo beranjak dari tempatnya.

“eoh, jangan lupa untuk mengambil gambar semua modelnya arasseo” Ucap Soojung, Myungsoo mengangguk mengerti kemudian meninggalkan Soojung yang tersenyum kecil di tempatnya.

xxx

“Sue, you got the last turn, wait until all of the models go up and then you can go up too” Ucap Yoojin menghampiri Suzy yang tengah duduk di backstage selagi menunggu pembukaan fashion week tersebut.

“ok, i got it” Balas Suzy singkat.

“remember to take that, give it to Mrs. Cathe” Lanjut Yoojin sembari menunjuk sebuket bunga yang berada di atas meja tak jauh dari mereka.

“got it, eonni” Balas Suzy lagi.

“ah ya, bagaimana dengan interviewku malam ini dengan majalah Korea? kau sudah menghubungi pihak mereka?” Tanya Suzy teringat akan schedulenya.

“kau tenang saja, tadi aku baru bertemu dengan perwakilan mereka…aku mengatakan bahwa kau mungkin tak bisa malam ini karena ada schedule lain setelah acara ini selesai, dan mereka menerimanya, mungkin akan diundur sampai besok pagi” Jelas Yoojin.

“geure? syukurlah kalau mereka menerimanya, aku pikir mereka merasa tersinggung karena kita tidak menepati janji untuk melakukan interviewnya malam ini”

“tak perlu khawatir, mereka bisa mengerti dengan statusmu sekarang kok…sekarang kau fokuskan dirimu untuk jalan di catwalk sana, jangan sampai pikiranmu buyar lagi seperti fashion week sebelumnya” Ucap Yoojin, Suzy meringis pelan kemudian menganggukkan kepalanya. Dia masih ingat bagaimana dirinya hampir saja terjungkal dari atas panggung pada saat fashion week beberapa bulan yang lalu.

Pada saat itu Suzy sedikit tidak berkonsentrasi karena memikirkan hal lainnya sehingga pada saat akan berbalik kembali ke belakang panggung dia melakukan sedikit kesalahan dengan menginjak ujung gaun malam yang dia kenakan waktu itu dan hampir saja terjatuh di hadapan ratusan penonton yang ada. Kejadian itu cukup membuat Yoojin, sang manager kesusahan untuk menghandle beberapa telepon masuk dan mempertanyakan masalah apa yang sedang modelnya hadapi sehingga tak konsen saat berjalan di atas catwalk, atau menananyakan kabar dari modelnya seperti apa saat itu.

“jangan membuatku kerepotan lagi menerima telepon sana sini, ingat itu” Lanjut Yoojin.

“arasseo eonni, jangan khawatir, malam ini aku fit dan tak akan mengulang kesalahan yang sama” Ucap Suzy mantap, Yoojin menganggukan kepalanya puas dan menepuk pundak Suzy.

“i believe in you, Sue…” Gumam Yoojin.

xxx

Di dalam sebuah ballroom hotel, sedang diselenggarakan sebuah acara fashion week Summer Season dari seorang desaigner ternama Cathrine Muller, wanita berumur 40 tahun tersebut meyelenggarakan fashion week untuk kesekian kalinya di tanah kelahirannya sendiri.

Tak sedikit yang datang untuk menghadiri acara tersebut, beberapa desaigner ternama lainnya terlihat duduk mengisi bangku paling depan di dalam ballroom tersebut. Para wartawan yang sudah sejak awal mengambil tempat itupun tak luput dari perhatian, dan beberapa perwakilan dari majalah-majalah fashion dari seluruh belahan dunia seperti Paris, Jepang, Korea, China dan sebagainya juga ikut andil menjadi penonton setia acara tersebut.

Di sisi kanan panggung tepatnya di tempat beberapa fotografer dari majalah-majalah yang menghadiri acara ini seorang pria kini tak henti-hentinya menekan tombol capture dari kamera kebanggaannya.

Dia mengikuti instruksi timjangnimnya untuk memotret semua model yang ada tanpa tersisa, dan tentu saja dari sudut yang sempurna.

Sesekali namja itu memeriksa hasil potretannya dan beberapa detik kemudian dia tersenyum puas melihat hasilnya, “yosh….kau memang berbakat Kim Myungsoo” Bisiknya lebih kepada dirinya sendiri.

Setelah rentetan model keluar dan berjalan dengan anggun di catwalk kini giliran model terakhir yang diketahui oleh hadirin yang datang adalah salah satu maskot dari fashion week tersebut, dan banyak dari mereka juga mengira-ngira bahwa model terakhir ini adalah salah satu muse yang dimiliki oleh Mrs. Cathe.

Myungsoo mengerjapkan matanya saat lampu di dalam ruangan tersebut tiba-tiba padam, dan seketika arah pandangnya beralih pada salah satu ujung panggung yang diberi cahaya sendirinya.

“Soojung bilang aku harus mendapatkan gambar sempurna dari model terakhir” Gumam Myungsoo tanpa mengalihkan pandangannya dari cahya lampu sorot tersebut dan bersiap menyetel kameranya.

“aku takkan melewatkannya” Lanjutnya dan kini kameranya sudah berada tepat di depan wajahnya bersiap membidik sang model yang sebentar lagi akan keluar dan bersolek di atas sana.

“hana…” Myungsoo mulai menghitung dari angkat satu untuk bersiap memencet tombol capture dari kameranya.

“dul…” Myungsoo melihatnya, yah dia melihat bagaimana kaki jenjang itu keluar dari tempat persembunyiannya dan perlahan melangkah keluar dengan iringan lampu sorot yang menyinarinya, dan sekaranglah waktu yang tepat untuk menekan tombolnya, saat di mana seluruh anggota tubuh model tersebut terpampang jelas di atas panggung.

“se…” Mata Myungsoo yang tadinya fokus dari balik lensa kameranya seketika menegang, tangannya yang sedari tadi bertengger di atas tombol capture sangat susah untuk digerakkan.

Bahkan suara riuh orang-orang dalam ruangan tersebut seakan tak terdengar oleh indra pendengarannya, tanpa menurunkan kameranya matanya terus menelusuri permukaan wajah sang model tanpa tersisa.

Dia mengenal wajah itu, dia mengenal senyum itu dan dia mengenal mata itu…

Wajah yang sudah 5 tahun tak pernah dia lihat, wajah yang selama 5 tahun ini pula selalu dia rindukan.

“Sue…look at here…”

Myungsoo tersentak saat sang model yang kini sudah berada di depannya itu seketika menoleh akibat teriakan seorang lelaki yang berada di belakanganya.

“can you move a bit? I want to take her photo” Kali ini Myungsoo tersentak untuk kedua kalinya karena sang pria menepuk bahunya pelan dan menyuruhnya untuk berpindah tempat.

“move man….” Lanjut pria tersebut dan akhirnya Myungsoo kembali ke alam sadarnya dan bergeser ke samping agar pria asing tersebut mendapat tempat untuk memotret model di atas sana, Sue? Itulah yang Myungsoo ketahui tentang namanya.

Setelah bergelung dengan beberapa pikirannya yang kusut, Myungsoo menepuk dahinya pelan “astaga! Aku harus memotret!” Pekiknya mengingat wajah Soojung yang nantinya akan memarahinya kalau sampai dia tidak berhasil mendapatkan gambar yang sempurna.

Untuk sesaat Myungsoo meninggalkan perasaan risaunya melihat wanita itu di atas sana, yang dia pikirkan sekarang adalah pekerjaannya. Biar bagaimanapun juga dia harus profesional, dia tak ingin kehilangan pekerjaan berharganya ini cuma karena masalah pribadi yang dia miliki.

“Sue…come here, look at here”

Sekali lagi pria yang berada di samping Myungsoo itu meneriaki model yang kini tengah menjadi sorotan semua fotografer dan wartawan yang ada dalam ruangan tersebut.

Myungsoo menurunkan kameranya, dia berpikir tadi telah mendapatkan satu gambar yang sempurna dan dia rasa itu cukup.

“Sue…beautiful, look at here”

Myungsoo menoleh pada pria disampingnya dan mengerutkan keningnya, mengapa pria tersebut terlihat sangat antusias untuk memotretnya?-Pikir Myungsoo-

Tak mau ambil pusing Myungsoo menggelengkan kepalanya dan saat matanya menoleh ke atas panggung, entah dengan sengaja atau tidak matanya bertemu langsung dengan mata itu.

Seketika Myungsoo terdiam, hanya tiga detik sebelum mata bulat itu beralih ke tempat lain dan meninggalkan Myungsoo yang masih terdiam di tempatnya.

“Suzy” Gumam Myungsoo bergetar.

TBC

Aaaaahhhhhh tutup mata >.< haha takut banget kalau ceritanya kali ini malah semakin aneh. Kalian pada bosan gak sama ceritanya? Maaf kalau misalnya tiba-tiba langsung berubah seperti ini, tapi inilah cerita yang ada dikepala author.

Di sini momen myungzynya masih belum ada ya, kan masih proses untuk pertemuannya. Banyak yang ingin ditanyakan yah di part ini? tanyakan di kotak komentar aja, di part selanjutnya author akan menjawabnya J

Oh ya, pada tanya gak Lee Yoojin itu siapa? Hehe, dia itu Yubi eonni, tau kan? teman main Suzy di Gu Family Book? Karena nama asli Yubi eonni itu Lee Yoojin jadi author pake deh, pada nanya kenapa author pake Yubi eonni sebagai managernya? Hum…itu author juga bingung kenapa malah milih dia, tapi mungkin karena Yubi eonni cantik kali ya jadi aku pilih, menurutku dia juga cocok untuk menjadi teman dekat atau eonni untuk Suzy jadi author pairingkan dengan sebagai manager Suzy 😀

Mumpung lagi dikampus nih terus jaringan ada jadi author sengaja publish aja sekarang, soalnya kuota modem author habis dan lagi malas isinya hehe 😀

For next chapter? Akan memakan waktu yang sangat lama untuk mempostingnya, so…..wait aja 😉

Komen kalian selalu aku tunggu ^^