[Part 7] As Love Is My Witness

As Love Is My Witness

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Jung Jinyoung, Park Jiyeon, Jung Soojung

Genre : Romance, Sad (?)

Rating : PG-18

Type : Chapter

Sorry For Typo~

Part 7

“maaf , aku tidak bisa mengantarmu ke bandara” Ucap Suzy menyesal.

“gwenchana, aku mengerti kesibukanmu kok…lain kali kita bisa bertemu lagi” Balas Soojung dari seberang telepon.

“eoh, kau harus sering-sering mengunjungiku di sini. Aku belum selesai melepas rindu denganmu”

“kenapa bukan kau saja yang sering main ke Korea?”

“aku sibuk disini, tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku”

“aku juga sibuk, pekerjaanku lebih banyak tau”

“eissh, arasseo…kalau aku dapat libur aku akan mengunjungimu di sana”

“jinjja? ah, senangnya, ya! pesawatku sudah mau berangkat, kututup dulu ya”

“ne, jangan lupa menghubungiku setelah sampai di sana”

“eoh, arasseo. Keuno”

“annyeong…”

Suzy menghembuskan nafasnya setelah menutup teleponnya, “mianhae Soojung-ah” Gumam Suzy lirih.

“Sue! Good news!” Yoojin yang tiba-tiba muncul itu membuat lamunan Suzy terbuyar.

“kabar baik apa?” Tanya Suzy penasaran.

“do you know Mary Han?”

“Mary Han ? Desaigner yang sudah menjelajahi benua Eropa dan Amerika dengan fashion shownya? Desaigner yang sudah mengabdikan dirinya di dunia fashion selama 15 tahun? Apa Mary Han yang itu?” Jawab Suzy dengan nada antusias.

“eoh, Mary Han desaigner nomor satu di dunia kini sedang berada di New York” Ucap Yoojin, Suzy membulatkan matanya tak percaya. Pasalnya Mary Han, merupakan salah satu idolanya yang sangat ingin dia temui. Sejak dia kuliah dia selalu mendengar nama itu di sebut-sebut dan tak sengaja dia mengintip profil Mary Han.

Seorang yeoja berumur kurang lebih 45 tahun telah menginjakan kakinya di hampir seluruh benua, dan tak ada yang tidak mengenalnya. Dia adalah seorang yang berdarah Korea asli, itulah yang semakin membuat Suzy mengidolakannya, jarang ada seorang yang berasal dari Korea bisa terkenal seperti dirinya.

Dan sudah menjadi impian Suzy dari dulu untuk bertemu bahkan memakai pakaian yang Mary Han desaign sendiri hanya untuk dirinya.

“jinjja eonni? Kau tau dari mana? apa dia akan mengadakan fashion week di sini?” Tanya Suzy tak percaya. Yoojin menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan Suzy.

“dari yang aku dengar dia kemari untuk mencari seorang muse” Ucap Yoojin, kembali Suzy membulatkan matanya. Mungkinkah dirinya bisa menjadi muse dari seorang Mary Han?

“jinjja? bukannya dia sudah memiliki muse sendiri? kenapa harus mencari lagi?”

“aku juga kurang mengerti, tapi dari kabar yang beredar sih seperti itu…and you know? She’s looking for woman, not man”

“jinjja? Eonni! Biarkan aku menjadi musenya, eoh, jebal eonni…ne ne ne” Ucap Suzy mengguncangkan lengan Yoojin.

“eissh, bagaimana bisa aku yang menentukan, dia sendiri yang akan menentukannya, kau bersiap-siaplah. Dia akan kemari”

“jinjja? dia akan kemari? Omo! Kenapa tidak bilang daritadi eonni! Aku akan bersiap kalau begitu” Pekik Suzy histeris kemudian dia masuk ke dalam wardrobe yang ada di dalam ruangan tersebut.

“ckck, dasar” Gumam Yoojin menggelengkan kepalanya melihat tingkah Suzy.

xxx

Seoul

“konsep dan layoutnya semua sudah siap, tinggal pencarian modelnya serta jadwal pemotretannya saja yang kita cari” Ucap Soojung selaku ketua tim yang memimpin rapat pagi itu.

“kami sudah mendapatkan beberapa daftar model yang mungkin cocok untuk konsep majalah kita kali ini, silahkan di cek” Sahut asisten Soojung dan memberikan beberapa lembar kertas yang berisi profil data model yang telah dia temukan.

“geure, Sungyeol-ah apa hari ini kau ada pekerjaan?” Tanya Soojung pada Sungyeol.

“aniyo timjangnim, aku sudah menyelesaikan desaignku dua hari yang lalu” Jawab Sungyeol.

“kalau bagitu hari ini pergilah bersama Haera untuk mengatur jadwal dengan model-model ini” Titah Soojung lalu memberikan kertas yang tadi diterimanya kepada Sungyeol.

“ne,algeuseumnida timjangnim”

“baiklah, rapat hari ini sekian dulu. Kita akan lanjutkan dua atau tiga hari ke depan untuk menentukan waktu pemotretannya” Ucap Soojung mengakhiri rapatnya, semuanya menunduk hormat pada Soojung kemudian satu persatu keluar dari ruangan.

Saat hendak beranjak dari kursinya Soojung menoleh ke samping dan mendapati Myungsoo tengah menopang kepalanya dengan mata yang tertutup.

Plaak! Tanpa rasa tega Soojung memukul kepala Myungsoo sehingga namja itu tersentak kaget.

“pantas saja kau tidak bersuara dari tadi! Ya! ini kantor bukan apartemenmu!” Pekik Soojung, Myungsoo yang masih mengumpulkan nyawanya itu hanya bisa mengerjapkan matanya.

“ya Kim Myungsoo!”

“eissh, jangan teriak-teriak begitu! Apa kau tidak lelah eoh? kita langsung ke kantor sesaat setelah kita mendarat, aku bahkan masih memakai bajuku yang kemarin” Dumel Myungsoo sembari menguap.

“ckck! Siapa suruh kau ikut denganku eoh? aku sudah menawarkan untuk pulang lebih dulu, itu salahmu! Sekarang bangunlah dan lakukan pekerjaanmu” Ucap Soojung menarik kerah baju Myungsoo membuatnya berdiri.

“pekerjaan? Aku punya pekerjaan apa?” Tanya Myungsoo bingung.

Plaak~ Soojung mendesis pelan lalu kembali memukul kepala Myungsoo, “kau harus memotret makanan di Mackarel Resto, kau lupa?” Pekik Soojung.

“ah…matta, hehe mianhae aku lupa” Ucap Myungsoo terkekeh pelan.

“ck, dasar pemalas…sudah pergi sana jangan sampai kau mengacaukan pekerjaanmu lagi”

“yes sir!”

xxx

New York

Suasana yang tegang tengah terjadi di dalam meeting room sebuah kantor agensi, sebuah meja bundar besar yang berada di tengah ruangan tersebut kini dipenuhi oleh beberapa yeoja yang berstatus sebagai seorang model ditemani oleh manager mereka masing-masing.

Sementara di ujung sisi paling kanan seorang yeoja paruh baya yang terlihat sangat elegan itu tengah seksama membaca profil yang diberikan kepadanya, hingga matanya tertuju pada salah satu profil model yang menarik perhatiannya.

“Sue?” Gumamnya, Suzy tersentak kaget mendengar namanya tiba-tiba di sebut. Dia melirik ke arah Yoojin dan memasang wajah berharapnya.

“Sue, humm are you Korean?” Tanya yeoja bermata tajam itu sembari menatap Suzy.

“ye…yes i am Korean my name is Bae Suzy” Jawab Suzy sedikit gugup.

“really, it’s good” Gumam Ny. Han, kemudian dia berbisik sebentar kepada asisten di sampingnya dan kembali menatap Suzy.

“Suzy-ssi, bisa aku memanggilmu seperti itu?” Tanyanya, Suzy dengan semangat menganggukan kepalanya.

“sejak kapan kau menjadi model ? mungkin kau bisa berbagi cerita denganku” Suzy mengerjapkan matanya tak menyangka seorang desaigner ternama sepertinya bertanya mengenai kehidupannya.

“sejak kuliah di tahun kedua, saat itu sedang ada festival tahunan di kampus dan beberapa fotografer melihatku sedang berjalan di atas catwalk untuk mewakili kelasku. Setelah acara itu mereka menawariku untuk menjadi model sampul majalah mereka” Jelas Suzy dengan semangat, Ny. Han tersenyum kemudian menganggukan kepalanya mengerti.

“jadi sejak menjadi model sampul majalah kau memutuskan untuk menjadi seorang model? Bukannya kau kuliah di bidang theater?” Tanyanya lagi.

“ne, kebetulan saat itu Yoojin eonni, managerku sekarang memberikan dukungan padaku untuk menjadi model dan dia juga mengatakan bahwa aku berbakat menjadi seorang model. Jadi mulai saat itu aku memutuskan untuk menjadi seorang model”

“geure? joha” Gumam Ny. Han, kemudian dia beralih kepada asistennya “do you find it?”

“yes, mam…here” Sang asisten meletakkan tablet pcnya di atas meja kemudian menggesernya ke hadapan Ny. Han.

“oh her life story quite well, her achievement in modelling also quite a lot” Gumam Ny. Han sembari membaca isi tablet tersebut.

“okay…i think i found my muse” Ucapnya setelah selesai membaca, semua orang dalam ruangan tersebut terlihat terkejut mendengarnya. Pasalnya interviewnya kepada para model masih belum kelar, Suzy adalah orang ke lima dan berarti masih ada sekitar 15 model lagi yang belum dia interview, namun dia sudah memutuskannya.

“Sue, you can meet me after this. Thank for your participation” Ucapnya menunjuk Suzy dengan senyum lebarnya, kemudian beralih ke model yang lain. Ny. Han kemudian beranjak dari kursinya dan meninggalkan ruangan tersebut.

Suzy masih belum dapat mencermati perkataan Ny. Han barusan, dia hanya bisa mengerjapkan matanya berkali-kali, beda halnya dengan model-model lain di ruangan tersebut. Mereka kini sudah melempatkan tatapan envy kepadanya.

“eon…eonni, aku terpilih? Jinjja?” Tanya Suzy dengan suara yang bergetar, Yoojin yang berada di sampingnya mengangguk dengan senyum yang tak kalah lebarnya.

“eoh, kau terpilih Suzy-ya! keinginanmu terwujud, kau bisa memakai baju yang di desaign sendiri olehnya” Ucap Yoojin, Suzy merapatkan kedua tangannya di depan dada kemudian memejamkan matanya.

“oh Tuhan, semoga ini bukan mimpi. Jika ini adalah mimpi tolong jangan bangunkan aku, ku mohon” Ucap Suzy dengan wajah memohonnya.

“ini bukan mimpi Suzy-ya, ini kenyataan! Mary Han memilihmu!” Pekik Yoojin tak tahan dengan kesenangannya. Suzy membuka matanya kemudian melirik Yoojin yang sudah berdiri menyelebrasikan kebahagiaannya kali ini.

“aaahhh! Eonni gomawo ne! Huaaa, akhirnya mimpiku terwujud juga, eomma, appa! Anakmu sangat beruntung!” Teriak Suzy tiba-tiba dan berdiri memeluk Yoojin.

“ya ya! semua orang melihat kita” Bisik Yoojin tak enak saat menyadari dalam ruangan itu masih penuh dengan para yeoja yang lainnya.

“eoh, i’m sorry” Suzy melepas pelukannya dan berbalik memasang wajah menyesalnya.

“sorry, we are too pleased to be chosen like this” Ucap Yoojin.

“it’s ok, i know how you feel. Anyway, congratulation…your model deserve to get that position” Ucap salah satu manager lain di sana kepada Yoojin, Yoojin dan Suzy tersenyum malu mendengarnya.

Setelahnya, para model yang lain serta manager mereka ikut menyelamati Suzy yang telah terpilih sebagai muse dari desaigner terbaik di dunia. Suzy dan Yoojin tersenyum senang karena mereka sama sekali tak ada yang merasa keberatan atau tidak adil karena Suzy yang terpilih yang notabenenya satu kebangsaan dengan sang desaigner. Para model tersebut malah mengatakan Suzy beruntung karena berkebangsaan yang sama dengan Mary Han, dengan begitu komunikasi mereka pasti akan lancar.

xxx

Sehari setelahnya Suzy kembali membuat janji bersama Mary Han untuk menandatangani kontrak kerja mereka selama beberapa tahun ke depan.

Sebelum melakukan penandatanganan kontrak Suzy terlebih dahulu diberitahu mengenai beberapa hal yang akan dilakukannya selama menjadi muse.

“setelah membacanya ada satu hal lagi yang akan aku beritahu kepadamu” Ucap Ny. Han, Suzy menganggukan kepalanya kemudian membaca dengan seksama isi dari sebuah map yang di pegangnya.

Hanya memerlukan waktu selama 10 menit untuk Suzy membaca dan mengerti semuanya, Yoojin juga telah membacanya dan mereka berdua menyepakati bersama tentang pekerjaan yang akan dilakukan Suzy nanti.

“aku sudah mebacanya, dan menyetujui semua point-point yang ada di dalam” Ucap Suzy menutup map tersebut dan meletakkannya di atas meja.

“baguslah kalau kau menyutujuinya, nah sekarang kita akan membahas mengenai tempat kerja” Ucap Ny. Han tersenyum puas, Suzy mengerutkan keningnya tak mengerti maksudnya.

“kau taukan, aku berada di New York hanya sementara tidak menetap selamanya di sini?” Tanya Ny. Han, Suzy menganggukan kepalanya mengerti namun sedetik kemudian dia membulatkan matanya tak percaya.

“solma…”

“ne, karena suamiku saat ini sekarang mengurus perusahaannya di Jepang. Jadi aku memutuskan untuk kembali ke Korea dan membuka butikku sendiri di sana” Jelas Ny. Han, Suzy dan Yoojin sama-sama memasang ekspresi terkejut mereka. Keduanya tak sampai berpikir bahwa Ny. Han akan kembali ke Korea.

“jadi maksud anda, kami harus ikut ke Korea?” Tanya Yoojin hati-hati, Ny. Han tersenyum dan menganggukan kepalanya. Yoojin sekilas menoleh ke Suzy yang masih memasang wajah terkejutnya.

“makanya aku bertemu dengan kalian hari ini sebelum penandatanganan kontrak untuk memberitahu kalian masalah ini, jadi apa kalian setuju? Kalau iya aku bisa memproses keberangkatan kita secepatnya” Ucap Ny. Han.

“umm, semuanya tergantung dengan model saya. Kalau aku hanya mengikut kepadanya, jika dia siap untuk pindah ke Korea aku akan ikut” Ucap Yoojin, Ny. Han kemudian menoleh pada Suzy dan menunggu jawaban yeoja itu.

“Suzy-ssi, otthae? Bukankah kau juga sempat tinggal di sana sampai umurmu 18 tahun? Kau tidak ingin kembali?” Tanya Ny. Han.

Suzy terdiam dengan wajah berpikirnya, dia melirik Yoojin yang mengkodenya untuk menjawab pertanyaan Ny. Han.

“geu…geuge, bisakah aku bertanya kepada orang tuaku dulu? Aku tidak mungkin memutuskan untuk pindah kembali ke Korea tanpa persetujuan mereka” Ucap Suzy.

“geure? aku beri waktu kau sampai malam ini…Managermu akan menghubungiku setelah kau memberikan keputusan” Ucap Ny. Han, Suzy menganggukan kepalanya setuju.

“geurom, kalau begitu urusan kita selesai. Aku tunggu konfirmasi kalian malam nanti” Ucapnya kemudian beranjak dan meninggalkan Suzy bersama Yoojin.

“Suzy-ya, kau yakin dengan pekerjaan ini?” Tanya Yoojin khawatir.

“ini sudah menjadi impianku eonni, tapi aku tidak mungkin meninggalkan eomma dan appa sendiri di sini” Jawab Suzy bingung.

“kalau begitu bicarakan saja dulu pada omoni dan ahbeoji, mereka mengizinkan atau tidak kita akan lihat nanti, aku akan mendukung semua keputusanmu” Ucap Yoojin, Suzy mengusap wajahnya dengan frustasi kemudian menganggukan kepalanya mengerti.

“aku pulang eonni, doakan yang terbaik untukku ne” Ucap Suzy, Yoojin menganggukan kepalanya dan memberi semangat pada Suzy.

“fighting Suzy-ya!”

xxx

Seoul

“timjangnim, aku sudah mewawancarai mereka semua. Ada sekitar 5 orang yang cocok untuk menjadi model kita season ini” Ucap Sungyeol menjelaskan.

“geure? kalau begitu beritahu Haera untuk mengatur waktu mereka, kau sudah tak ada pekerjaan lagi kan?”

“ne, timjangnim…semua pekerjaanku sudah kelar, mungkin aku akan membantu Myungsoo untuk pemotretan minggu ini” Jelas Sungyeol, Soojung menganggukan kepalanya mengerti.

“baguslah, berikan laporanmu pada Haera dan suruh dia menyelesaikannya secepatnya. Setelah itu kita akan bertemu dengan manager model-model itu dan mengatur jadwal untuk pemotretan” Ucap Soojung.

“algeseumnida timjangnim, kalau begitu aku permisi dulu” Ucap Sungyeol patuh.

“ah chamkan, Myungsoo di mana?” Tanya Soojung, Sungyeol yang baru saja akan beranjak itu sejenak berpikir.

“eoh, dia berada di studio, dia sedang mengedit hasil foto yang dia ambil kemarin di Mackarel Resto” Jawab Sungyeol.

“geure, kau bisa kembali kalau begitu” Ucap Soojung, Sungyeol menundukan kepalanya sebentar kemudian berlalu.

Beberapa menit setelah Sungyeol keluar dari ruangannya, Soojung mematikan komputernya serta membereskan tasnya.

“malam ini sepertinya kimchi jiggae pilihan yang bagus” Gumam Soojung sembari mengutak atik handphonenya dan berjalan keluar dari ruangannya.

Soojung celingak-celinguk mencari sosok Myungsoo setelah dia sampai di ruang studio foto yang berada di lantai basement kantornya. Dia tidak menyangka kalau malam ini masih ada pemotretan yang dilakukan oleh fotografer tim lain.

“Myungsoo-ya…” Panggil Soojung, Myungsoo yang tengah fokus dengan komputernya itu menoleh ke arah pintu masuk dan memanggil Soojung untuk menghampirinya.

“mwohae? Ayo kita makan” Ajak Soojung menghampiri Myungsoo.

“aku belum menyelesaikannya, tunggu sebentar lagi” Jawab Myungsoo tanpa mengalihkan perhatiannya dari komputer, Soojung mendesis pelan kemudian meninggalkan Myungsoo dan melihat-lihat pemotretan di dalam studio itu.

“chogi, apa deadline kerjaan kalian mepet? Kenapa sampai malam pemotretannya?” Tanya Soojung pada salah satu staff.

“aniyo, bukan deadlinenya. Tapi hari ini adalah hari terakhir modelnya berada di Korea, besok dia harus ke Jepang untuk tur konsernya dan kembali seminggu lagi. sementara majalah kita akan terbit 5 hari ke depan” Jelasnya, Soojung menganggukan kepalanya mengerti.

“ckck, jadi seorang idol memang melelahkan” Gumam Soojung memperhatikan sang model yang tengah berpose.

Karena saking asyiknya memperhatikan model tersebut, Soojung sampai tidak sadar bahwa Myungsoo kini sudah selesai dari pekerjaannya dan berdiri di sampingnya sambil ikut memperhartikan model yang dilihati Soojung sedari tadi.

Myungsoo tertawa dengan suara yang tertahan saat melihat wajah Soojung yang bersemu merah dan senyum-senyum sendiri saat model tersebut berpose sexy di depan sana.

“kau menyukainya?” Bisik Myungsoo, seketika Soojung tersentak lalu menatap tajam Myungsoo yang tengah menertawainya itu.

“ya! museun mariya! Jangan bicara sembarangan” Pekik Soojung tertahan tak ingin mengganggu proses pemotretan itu.

“siapa yang bicara sembarangan? Lihatlah wajahmu itu, aigoo lucunya” Ucap Myungsoo menggoda Soojung sembari menunjuk wajahnya yang bersemu merah.

“ya!” Soojung memukul tangan Myungsoo dan mendekap kedua pipinya sendiri.

“ckck, aku tadi mendengarnya menelpon seorang yeoja” Ucap Myungsoo, Soojung membulatkan matanya lalu menatap Myungsoo menuntut.

“jinjja?” Tanya Soojung dengan mata yang besar.

“eoh, jinjjayo…aigoo, kedengarannya mesra sekali. Aku bahkan iri mendengarnya” Ucap Myungsoo, Soojung semakin membulatkan matanya percaya.

“ya! kau jangan mengerjaiku eoh, darimana kau tau kalau yang dia telepon itu yeoja? Memangnya kau mendengar suara yeojanya?” Tanya Soojung mengangkat dagunya, Myungsoo terkekeh lalu merangkul pundak Soojung.

“tentu saja aku tau, dari panggilannya saja aku sudah pastikan bahwa yang dia telepon itu adalah seorang yeoja dan sangat special” Ucap Myungsoo berbisik pada Soojung.

“geure? memangnya dia memanggilnya apa? chagiya? Yeobo? Baby? Honey? Mwoya? dia memanggilnya dengan apa?” Tanya Soojung antusias, Myungsoo sudah menahan tawanya melihat ekspresi Soojung saat ini.

“kau yakin ingin mengetahuinya?” Tanya Myungsoo balik, Soojung dengan semangatnya mengangguk.

“dia memanggilnya…” Myungsoo menggantung kalimatnya lalu tersenyum nakal di depan Soojung yang sudah memasang wajah penuh harapnya.

“eom…ma” Bisik Myungsoo dengan penuh penekanan, setelahnya dia tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi bodoh Soojung.

“Kim Myungsoo neo!” Soojung mengangkat tasnya bersiap-siap untuk melemparnya pada Myungsoo, namun terlambat, Myungsoo yang sudah tau bahwa akan dihajar oleh Soojung itu sudah lebih dulu melarikan diri dan meninggalkan Soojung dengan wajah penuh kesalnya.

“awas kau Kim Myungsoo!” Pekik Soojung dengan amarah.

xxx

“ahahahha, Jung Soojung jinjja kyeopda…” Myungsoo masih tak dapat menahan tawanya setelah berada di dalam lobi kantornya, bayangan wajah Soojung tadi masih teringat jelas di benaknya. Sungguh kepuasan tersendiri jika dia berhasil mengerjai Soojung yang hampir setiap hari selalu memarahinya.

“aigoo, perutku” Rutuk Myungsoo memegang perutnya yang sakit akibat tertawa.

“Myungsoo-ya!” tawa Myungsoo seketika berhenti saat dia melangkahkan kakinya keluar dari kantor dan melihat seorang yeoja memanggilnya dari pelataran lobi.

“eoh, wae wasseo? Kau mau bertemu Soojung?” Tanya Myungsoo menghampiri yeoja itu.

“cih, siapa yang mau menemui nenek lampir itu. aku mau menemuimu” Ucapnya.

“siapa tau, diakan calon adik iparmu” Ucap Myungsoo memamerkan giginya.

“heh, sudahlah jangan bahas itu, aku kemari karena eommamu menemuiku tadi”

“geure? untuk apa dia menemuimu?”

“seminggu ini kau kemana? Eommamu datang ke apartemenmu tapi selalu kosong, dia juga menghubungi Soojung tapi handphonenya sibuk terus, kau juga begitu”

“ah itu, minggu lalu aku ke New York, Soojung tiba-tiba menyuruhku untuk berangkat bersamanya jadi aku tidak sempat menghubungi eomma. 4 hari setelahnya aku baru kembali ke Korea, dan saat di sini Soojung malah menyiksaku dengan menyuruhku untuk langsung bekerja tanpa harus pulang dulu, lihatlah bajuku, ini adalah baju yang ku pakai dua hari yang lalu. Dia tidak mengizinkanku untuk beristirahat” Jelas Myungsoo dengan wajah kesal.

“ckck, sudah kukatakan yeoja itu tidak punya hati, huh untung saja aku tidak kerja dengannya. Kalau tidak bisa-bisa wajahku ini keriputan karena menahan kesal terus”

“tapi dia sangat lucu jika kau berhasil mengerjainya” Ucap Myungsoo mengingat kembali wajah Soojung tadi, dia kemudian tertawa sendiri.

“aigoo, sepertinya kau semakin gila Myungsoo-ya. ah ya sudah aku hanya ingin mengatakan itu aku pulang ne”

“chamkan, aku antar saja…ini sudah malam, tidak baik yeoja pulang malam sendiri apalagi artis papan atas sepertimu” Ucap Myungsoo.

“ya kau mau menggodaku eoh! dwesseo, aku bisa pulang sendiri. Lagipula jalur kita berbeda aku ingin ke agensiku dulu”

“gwenchana, aku bisa mengantarmu ke sana dulu lalu pulang. Kalau sampai terjadi apa-apa denganmu di tengah jalan bisa-bisa kepalaku jadi sasaran empuk kekasihmu itu, errr aku tak mau kehilangan kepalaku”

“haha, gwenchana, aku akan naik taksi…”

“aniyo, siapa tau taksi yang kau naiki itu supirnya orang jahat? Andwae, aku tidak mau mendapat masalah”

“ah geure? baiklah kalau begitu” yeoja itu tersenyum penuh arti kemudian merangkul lengan Myungsoo.

“wae wae? kenapa tiba-tiba merangkulku?” Tanya Myungsoo bingung.

“ya! kalian berdua!” Myungsoo menatap yeoja di sampingnya seolah berkata-kau mencari masalah lagi?- sementara yeoja itu hanya tersenyum lebar.

“ya Park Jiyeon! Singkirkan tanganmu dari Myungsoo!” Pekik Soojung lagi dan menghampiri keduanya.

“waeyo? Myungsoo saja tidak menolak” Ucap Jiyeon, Soojung mendesis kemudian menarik Myungsoo menjauh dari Jiyeon.

“ya! apa tidak cukup oppaku eoh? kau mau mengembat Myungsoo juga? Eisshh dasar maruk” Dumel Soojung, Jiyeon membulatkan matanya tak percaya dengan ucapan Soojung.

“ya! siapa yang kau bilang maruk eoh? aku hanya menyampaikan pesan dari eommanya, kenapa kau marah-marah begini” Pekik Jiyeon balik.

“siapa yang tidak marah kalau kau main rangkul sembarang eoh!”

“aku tidak merangkul sembarangan! Myungsoo menawariku untuk pulang bersama, wae?”

Myungsoo menggelengkan kepalanya melihat kedua yeoja itu beradu mulut di depannya, “aissh, yeoja-yeoja ini kenapa tidak bisa akur” Gerutu Myungsoo kesal.

“ya ya! geumanhae, orang-orang melihat kalian” Ucap Myungsoo berusaha menengahi namun kedua yeoja itu masih tetap bersiteru. Myungsoo menghela nafasnya kesal lalu mengacak rambutnya frustasi.

“perkelahian peremupuan lebih menakutkan dibandingkan lelaki” Gumamnya lalu membiarkan kedua yeoja tersebut beradu mulut, dan dia sendiri sudah berlalu dari sana tanpa peduli dengan keadaan yeoja-yeoja itu.

“cih, bilang saja kau yang memaksanya untuk mengantarmu!”

“naega? Naega wae? tanya sendiri saja sama orangnya kalau kau tidak percaya!”

“ya Kim Myungsoo! apa yang dikatakan yeoja ini benar eoh?” Pekik Soojung masih saling beradu tatapan tajam dengan Jiyeon.

Merasa tak ada jawaban dari Myungsoo, Soojung menoleh ke samping dan menceloskan matanya melihat sudah tak ada Myungsoo di sana.

“Kim Myungsoo!” Pekik Soojung melihat mobil Myungsoo baru saja keluar dari pelataran parkir dan meninggalkan gedung kantor.

“ya! semua gara-gara kau Myungsoo meninggalkanku” Dumel Jiyeon kesal.

“siapa suruh cari masalah duluan” Balas Soojung tak kalah kesal.

“sudahlah aku sudah lelah berdebat denganmu, sekarang antar aku ke agensiku” Ucap Jiyeon, Soojung membulatkan matanya dan menatap tak percaya Jiyeon yang sudah berjalan menuju mobilnya.

“ya Park Jiyeon! Siapa bilang aku mau mengantarmu eoh, ya!” Pekik Soojung mengikuti Jiyeon.

“lalu kau mau meninggalkanku eoh? dan membiarkanku naik taksi? Kata Myungsoo bisa saja supir taksi yang kunaiki itu adalah orang jahat, kalau aku diculik bagaimana?” Tanya Jiyeon memasang wajah takutnya.

Soojung mendesis pelan kemudian membuka mobilnya dengan wajah kesal, “kau mulai drama lagi” Gumam Soojung pelan.

“masuklah!” Titah Soojung, Jiyeon tersenyum lebar lalu masuk ke dalam mobil.

“kalau kau bukan yeojachingu oppaku, sudah ku tendang kau jauh-jauh” Desis Soojung setelah Jiyeon duduk di sampingnya. Sementara Jiyeon yang mendengar itu memasang senyum lebarnya yang semakin membuat Soojung kesal.

xxx

Incheon International Airport

 

Kilatan blits kamera mengiringi langkah kaki seorang yeoja yang terlihat sudah tak muda lagi itu, dia berjalan dengan anggun keluar dari pintu kedatangan, kacamata hitam yang bertengger di wajahnya itu tidak menutupi kesan tajam yang terpancar dari tatapannya.

Tangannya terus melambai menyapa para wartawan yang sudah siap untuk mewawancarainya, dengan langkah elegan yeoja paruh baya tersebut menghampiri para wartawan dan menyapa mereka.

Dua yeoja muda lainnya terlihat sedikit canggung dengan semua perhatian yang hanya tertuju pada yeoja di depan sana, sementara mereka hanya melempar senyum kepada beberapa orang yang mengenal mereka.

“ya, Ny. Han benar-benar terkenal ne” Bisik Yoojin, Suzy memperbaiki letak kacamatanya kemudian mengangguk pasti.

“aigoo, kapan aku bisa terkenal seperti dia” Gumam Suzy, Yoojin menjitak kepala Suzy pelan.

“jangan bermimpi! Dia itu sangat pandai dan otaknya cemerlang untuk menghasilkan desaign-desaign baru, sementara kau?” Ejek Yoojin, Suzy mempoutkan bibirnya kesal.

“ya! kalian berdua jangan menggosipi orang, itu tidak baik!” Tiba-tiba seorang namja tinggi masuk ke tengah-tengah Suzy dan Yoojin dan merangkul pundak kedua gadis tersebut.

“eissh, oppa kau mengagetkan tau!” Dumel Suzy, namja itu tersenyum lebar menatap Suzy.

“ya oppa! apa kau serius eoh? kenapa kau jadi ikut-ikutan seperti ini?” Tanya Yoojin, namja itu menoleh ke arah Yoojin masih melampirkan senyumnya.

“sudah kukatakan sejak awal, aku akan mengikuti kalian kemanapun kalian pergi” Ucapnya dengan bangga.

“bagaimana dengan pekerjaanmu di sana? Orang tuamu? Heissh, mereka pasti marah” Gerutu Yoojin, namja tersebut mencubit pipi Yoojin.

“kau tidak perlu khawatir. Bukan Kim Woobin namanya jika masalah sepele seperti itu tidak bisa aku selesaikan” Ucapnya dengan nada dibuat semanis mungkin.

“eissh, ya ya! lihatlah sekeliling kalian, aku masih di sini” Tegur Suzy dengan wajah kesalnya, Woobin kini menoleh ke Suzy dan juga mencubit kedua pipinya.

“aigoo, uri Suzy ngambek eoh…cah, jangan cemberut seperti itu, nanti cantikmu hilang” Ucap Woobin, Suzy mendengus kemudian tersenyum kecil setelahnya.

“nah, begini lebih baik” Ucap Woobin puas. Yoojin dan Suzy sama-sama mendesis lalu memberikan koper mereka kepada Woobin.

“bawakan ini!” Titah keduanya lalu meninggalkan Woobin yang memasang wajah masamnya.

“aissh, mereka berdua benar-benar!”

xxx

Suzy, Yoojin dan Woobin saat ini sampai di kediaman Ny. Han, setelah perjalanan selama kurang lebih dua jam dari bandara.

“kalian sudah memiliki tempat di sini? kalau belum kalian bisa tinggal di rumahku selagi mencari tempat tinggal” Tanya Ny. Han.

“aniyo, sebelum pindah ke miguk aku punya apartemen di sini dan sekarang yang tinggali adalah sahabatku, aku bisa kembali ke sana sekarang” Jawab Suzy menolak.

“geure? lalu managermu dan pria ini?” Tanya Ny. Han menunjuk Yoojin serta Woobin yang berdiri di samping Suzy.

“gwenchana Ny. Han, aku sudah menyiapkan apartemen untuk kami tinggali. Terima kasih atas niat baikmu” Jawab Woobin, Ny. Han menganggukan kepalanya mengerti.

“geure, kalau begitu aku akan menyuruh supirku untuk mengantar kalian” Ucapnya.

“ne, kamsahamnida” Ucap ketiganya.

“ya, Ny. Han ternyata yeoja yang baik dan ramah ne” Ucap Yoojin sepeninggal Ny. Han.

“geure, aku pikir dia orang yang tegas dan menakutkan” Balas Suzy.

“ckck, mulai lagi menggosipnya” Decak Woobin di belakang mereka, Yoojin dan Suzy sama-sama berbalik dan mendesis kepada Woobin.

“sudahlah kalian itu daritadi pasang wajah kesal terus kepadaku, lama-lama kalian akan cepat tua! Kajja mobilnya sudah siap” Baru saja Suzy dan Yoojin akan protes Woobin tiba-tiba menarik keduanya untuk masuk ke dalam mobil.

xxx

“Suzy-ya, kau yakin sahabatmu itu ada di rumah?” Tanya Yoojin.

“dia di kantor eonni, kerjaannya hari ini sepertinya sangat banyak tapi aku tadi sudah menghubungi asistennya dan menitipkan pesan kalau aku sudah kembali” Jelas Suzy, Yoojin menganggukan kepalanya.

“geure, kalau begitu turunlah. Nanti aku akan mengirimkanmu alamatku dan Woobin oppa” Ucap Yoojin.

“arasseo eonni” Balas Suzy kemudian keluar dari mobil. Di luar Woobin sudah menunggu untuk mengantarkan koper Suzy masuk ke dalam.

“kau yakin tidak mau aku bawakan sampai ke dalam?” Tanya Woobin setelah mereka berdua sampai di depan pintu apartemen Suzy.

“eoh, gwenchana oppa…kau bisa kembali” Ucap Suzy, “gomawo ne” Lanjutnya.

“arasseo, kalau ada apa-apa hubungi oppa segera ne” Ucap Woobin mengelul puncak kepala Suzy.

“ne oppa, jalgayo…” Sahut Suzy melambaikan tangannya pada Woobin yang menjauh

“huh…semoga saja Soojung belum mengganti passwordnya” Gumam Suzy menarik nafasnya dalam.

Tiit…tiiit…tiiit…tiiit…

Suzy bernafas lega setelah memencet 4 kode apartemennya yang dulu terdengar bunyi bip yang berarti pintunya terbuka.

Suzy perlahan memasukan koper-kopernya ke dalam, alis Suzy bertautan saat mendengar suara tv yang menyala dari ruang tengah

“bukannya Soojung sedang di kantor?” Pikir Suzy, dia kemudian mendorong kopernya menuju ruang tengah, alis Suzy semakin bertautan melihat keadaan apartemennya seperti ada yang berubah tapi dia tidak tau di mana letak perubahannya, sampai matanya tertuju pada sofa ruang tengah yang tepat berada di depan tv.

“Soojung-ah, wae wasseo?”

Suzy membulatkan matanya tak percaya mendengar suara itu, dia melipat kedua tangannya di depan dada kemudian memperhatikan dengan seksama namja yang kini tengah duduk bersantai di atas sofanya dan memakan snack ringan dengan kaki yang diselonjorkan di atas meja.

“ya, kenapa tak menjaw…omo!”

Suzy menatap tajam namja yang kini tengah terjungkal ke samping setelah melihat kehadirannya.

“Su…Suzy?”

xxx

Di ruang rapat, Soojung membereskan dokumen-dokumen yang ada di depannya kemudian mengakhiri rapatnya yang sudah berjalan selama sejam itu.

“timjangnim” Soojung menoleh ke arah asistennya yang menghampirinya dengan sebuah kertas kecil.

“tadi teman anda menelpon dan menitip pesan ini” Ucapnya, Soojung mengerutkan keningnya tak mengerti kemudian mengambil kertas tersebut.

“geure? gomawo…kau bisa kembali bekerja” Ucap Soojung, setelahnya dia masuk ke dalam ruangannya dan duduk di kursinya.

“siapa yang menelpon?” Gumam Soojung bingung, dia kemudian meraih kertas kecil tersebut dan membukanya.

“setelah membaca pesan ini, segera cek inbox di handphonemu- Bae Suzy”

Soojung membulatkan matanya tak percaya, Suzy? menelpon kantornya? Selama ini Suzy tak pernah menelponnya dengan alasan tarif yang mahal karena biaya roaming. Tap kenapa kali ini yeoja itu menelponnya.

Dengan cepat Soojung mengambil handphonenya dan mendapati beberapa panggilan tak terjawab dari Suzy, dan Myungsoo? dia kemudian membuka kotak pesan dan membaca pesan terakhir Suzy.

From : Suzy

Soojung-ah, aku kembali!

Sekarang aku sedang perjalanan menuju apartemen kita, kau sibuk yah sampai-sampai tidak mengangkat teleponku? Nan gwenchana, setelah membaca pesan ini pastikan kau langsung pulang ke rumah ne, aku menunggumu di sana.

See you…

Soojung membulatkan matanya membaca pesan Suzy, dia kemudian membuka pesan yang dikirim Myungsoo kepadanya.

From : Myungsoo

Ya! Suzy kembali, palli kemarilah!

“aisshh! Jinjja!” Pekik Soojung sembari menepuk dahinya, dengan cekatan dia segera membereskan tasnya dan berlari keluar dari ruangannya.

xxx

Soojung terus menunggu lift yang kini tengah membawanya untuk menuju ke lantai di mana apartemen Suzy berada, sedari tadi dia terus menggigit kuku-kukunya karena terlalu gugup.

Tiing~ setelah lift terbuka Soojung langsung berlari keluar, dia menghela nafasnya melihat pintu apartemen Suzy masih terbuka dengan perasaan was-was dia masuk ke dalam.

Pandangan Soojung jatuh kepada beberapa koper Suzy yang berada di ruang tengah kemudian dia beralih ke ara sofa, di sana Suzy sudah duduk dengan tangan terlipat sembari menatap tajam Myungsoo yang duduk di hadapannya dengan kepala tertunduk.

“Su…Suzy-ya…” Suzy dan Myungsoo sontak menoleh pada Soojung. Myungsoo memasang wajah leganya seolah dewi penyelamatnya telah sampai, sementara Suzy malah semakin menajamkan matanya menatap Soojung yang kini duduk di samping Myungsoo.

“Suzy-ya, ka…kau kembali?” Tanya Soojung dengan takut-takut

“jelaskan” Ucap Suzy menatap Soojung.

“ne?”

“jelaskan padaku sekarang juga!” Pekik Suzy, Soojung dan Myungsoo tersentak kaget, Myungsoo menyenggol Soojung untuk menjelaskan semua pada Suzy.

“geu..geure, aku akan menjelaskannya” Gumam Soojung dengan tarikan nafas yang dalam dia mulai menceritakan perihal Myungsoo yang kabur dari rumah setelah kepergiannya, dan dia mengizinkan Myungsoo untuk tinggal di sini sementara dia pindah tinggal bersama Jinyoung.

“kka…” Ucap Suzy, Soojung serta Myungsoo membulatkan matanya.

“ne?” Jawab keduanya serempak.

“kkaragu” Ulang Suzy, Soojung menatap Suzy yang tengah melihat Myungsoo, dia kemudian mendorong Myungsoo.

“ya cepat beresi pakaianmu sebelum Suzy marah, palli” Bisik Soojung.

“naega wae?” Tanya Myungsoo bingung.

“dia menyuruhmu untuk pergi…sana cepat!” Soojung mendorong Myungsoo untuk masuk ke dalam kamar, namja itu dengan cekatan membereskan pakaiannya.

“Soojung-ah, aku akan tinggal di mana?” Tanya Myungsoo.

“eissh, kau cari apartemen baru saja…atau kembali ke rumahmu sana” Ucap Soojung mendorong koper Myungsoo untuk keluar secepatnya dari apartemen.

“tapi di mana? aku tidak tau di mana harus mencari apartemen yang bagus? Aku tidak mungkin kembali ke rumah! Kau mau aku digantung eoh?”

“kau hubungi Sungyeol saja, nanti aku akan memberitahunya untuk mencari apartemen untukmu. Sekarang kau pergilah” Usir Soojung.

“ya! mana bisa kau menyuruhku pergi begitu saja eoh!”

“aisshh, cepatlah. Kau tidak tau eoh kalau Suzy marah seperti apa?”

“kau pikir aku tidak pernah melihatnya marah eoh? dulu hampir setiap hari dia memarahiku!”

“maka dari itu cepatlah pergi! Kalau kau tidak ada amarah Suzy pasti akan berkurang”

“eissh, arasseo, arasseo. Aku akan ke tempat Sungyeol saja”

“geure…kka!”

Soojung bernafas lega setelah kepergian Myungsoo, dia berbalik kemudian meneguk salivanya melihat Suzy yang masih duduk di tempatnya tadi.

“Suzy-ya, mianhae eoh…ak, aku tidak bermaksud membiarkan Myungsoo untuk tinggal di sini” Ucap Soojung langsung duduk di samping Suzy sembari menggenggam tangannya.

“kau sudah tau kan alasannya? Dia keluar dari rumah, aku tidak tega jika dia tinggal di sembarang tempat” Lanjutnya, Suzy masih diam mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

“Suzy-ya…jebal eoh, jangan marah padaku” Soojung memasang wajah memelasnya pada Suzy.

“wae?” Soojung menaikkan alisnya mendengar pertanyaan Suzy.

“kenapa dia harus datang ke sini?” Tanya Suzy.

“dia mau ke mana lagi kalau bukan ke sini eoh? kau tau sendiri Myungsoo tidak punya teman lain selain kita” Ucap Soojung, Suzy menghela nafasnya berat lalu beranjak dari sofa.

“geure…aku lelah, sepertinya aku jetlag. Bangunkan aku saat makan malam” Ucap Suzy kemudian masuk ke dalam kamar yang ditempati Soojung pernah.

“huft, kau masih marah atau tidak Suzy-ya?” Tanya Soojung pada dirinya sendiri.

Soojung menghembuskan nafasnya lalu memasukan koper-koper Suzy ke dalam kamar Suzy yang sebelumnya di tempati oleh Myungsoo.

Sebagai bayarannya kepada Suzy, hari ini dia yang akan membersihkan kamar itu untuknya. Mulai dari mengganti seprei serta menata ulang perabot dalamnya yang seenaknya saja di ganti oleh Myungsoo.

“heissh, memiliki dua sahabat yang berbeda kepribadian itu benar-benar melelahkan” Rutuk Soojung.

TBC

 

Author mau nanya nih sama kalian namja yang cocok jadi orang ketiga siapa yah? *selain anggota exo* author lagi gak mood nulis yang castnya mereka 😀

Kalo bisa sih yang berdarah campuran gitu tapi umurnya sekitaran umur Suzy lah, tapi author bingung mau pake siapa, awalnya sih ya author mau pake Mark got7. Tapi takutnya nanti gak bakal ngefeel soalnya author belum pernah nulis yang castnya dia 😦 author juga gak terlalu tau tentang karakter asli dia takutnya nanti karakter dalam FF author malah gak menggambarkan tentang Mark 😦

Kasih masukan dong, mungkin kalau kalian sebutin beberapa nama author bisa menentukan dengan mudah siapa cocoknya.

Ok! Komennya + sarannya ditunggu yah ^^