[Part 12] As Love Is My Witness

As Love Is My Witness

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Shin Wonho, Jung Jinyoung, Park Jiyeon, Jung Soojung

Genre : Romance, Sad (?)

Rating : PG-18

Type : Chapter

Sorry For Typo~

Part 12

Flashback

 

“Myungsoo-ya ireona…” Seorang namja kecil bergumam pelan dalam tidurnya saat mendengar namanya di sahuti.

 

“ireona palli” Perlahan mata namja kecil itu terbuka dan menatap namja yang tersenyum kepadanya.

 

“eyy, appa ini akhir pekan kenapa membangunkanku?” Gerutu Myungsoo sembari mendudukan dirinya di atas tempat tidur.

 

“kajja…kau harus mandi setelah itu kita harus berangkat” Ucap appa Myungsoo membuatnya mengerutkan keningnya bingung.

 

“memangnya kita mau ke mana appa?” Tanya Myungsoo, namja yang lebih tua dari Myungsoo itu hanya melampirkan senyum lebarnya lalu menarik anaknya turun dari tempat tidur dan segera menyeretnya ke kamar mandi.

 

xxx

 

“appa, sebenarnya kita mau ke mana?” Gerutu Myungsoo mengikuti langkah appanya keluar dari rumah dengan membawa koper yang berisi pakaian mereka berdua.

 

“menyusul eommamu, otthae?” Jawabnya, Myungsoo berjengkit kaget sedetik kemudian dia menghambur memeluk appanya.

 

“jinjja? kita akan menyusul eomma? Di London?”

 

“eoh, kau senangkan? Appa sudah berbicara dengan gurumu agar dua hari ke depan kau diizinkan untuk tidak masuk” Ucap tuan Kim seraya memasukan kopernya ke dalam bagasi.

 

“joha joha! Appa jjang!” Sahut Myungsoo mengacungkan kedua jempolnya, tuan Kim hanya tersenyum melihat anaknya yang kelihatan puas tersebut.

 

xxx

 

“kau gugup? Aigoo, anak appa kyeopda…” Tuan Kim menoleh ke samping kiri melihat Myungsoo tengah menangkup kedua tangannya di depan dada sembari berkomat-kamit.

 

“appa, kau yakin kita akan sampai di tempat eomma? Bagaimana kalau benda besar ini terjatuh dan tidak bisa terbang?” Tanya Myungsoo gugup, namja itu terkekeh lalu mengelus puncak kepala anaknya.

 

“geokjongma…benda ini akan membawa kita selamat sampai tujuan”

 

“arasseo, aku akan terus berdoa” Ucap Myungsoo kemudian melanjutkan kegiatannya.

 

xxx

 

“appa kau yakin eomma tidak akan menyadari kedatangan kita?” Tanya Myungsoo mendongak ke atas menatap appanya.

 

“eoh, eommamu tidak tau kalau kita akan kemari untuk memberinya kejutan. Kajja!” Ucapnya menarik Myungsoo untuk keluar dari lift.

 

“apa eomma akan senang melihat kita memberinya kejutan?” Gumam Myungsoo.

 

“tentu saja, kita jauh-jauh datang dari Seoul hanya untuk merayakan ulang tahunnya, dia pasti akan senang. Apalagi melihatmu” Ucap tuan Kim, Myungsoo tersenyum lebar. Dia sudah tak sabar menemui eommanya.

 

Tuan Kim melihat jam tangan di pergelangan tangannya sebentar, dia kemudian menoleh kepada Myungsoo.

 

“Myungsoo-ya, kita harus membeli kue ulang tahun untuk eommamu. Appa lupa membelinya tadi”

 

“geurom ottokhae? Kejutannya tidak akan berkesan jika tidak ada kue” Ucap Myungsoo mendesah kecewa.

 

“geokjongma…appa akan membelinya di restoran hotel ini. Kau masuk saja lebih dulu, tapi jangan sampai ketahuan eommamu aratchi?” Ucap tuan Kim memberikan sebuah kartu yang dapat membuka pintu hotel yang berada di hadapan mereka sekarang. Myungsoo menganggukan kepalanya.

 

“cepatlah kembali appa” Ucap Myungsoo sebelum appanya pergi meninggalkannya.

 

xxx

 

Myungsoo berjalan mengendap-endap memasuki kamar hotel tersebut, matanya berbinar melihat isinya yang cukup luas dan memiliki beberapa ruangan, tidak seperti hotel biasanya.

 

“aigoo, dia pasti senang tinggal di tempat bagus seperti ini” Gumam Myungsoo, dia kemudian berjalan masuk dan mendapati dua buah pintu. Dipikirannya salah satunya adalah kamar eommanya.

 

“jam 11.50, sebentar lagi ulang tahun eomma. Apa dia sedang tidur?” Gumam Myungsoo melihat jam dinding yang terpajang di salah satu sudut kamar hotel tersebut.

 

Sreek~ sreek~ Alis Myungsoo berkerut saat mendengar suara krasak krusuk dari arah salah satu pintu tersebut, matanya jatuh kepada pintu sebelah kanan. Pintu itu tertutup, tapi tidak tertutup rapat seperti pintu disampingnya, dia juga bisa melihat sebuah cahaya lampu yang keluar dari sana, bisa dia pastikan bahwa penghuni kamar tersebut belum tidur.

 

“apakau itu eomma? Atau…” Myungsoo perlahan berjalan mendekat ke arah pintu tersebut, entah mengapa jantungnya saat ini berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

 

Saat tinggal beberapa langkah lagi Myungsoo mendengar suara-suara yeoja yang tengah berbisik pelan sehingga terdengar seperti sebuah desahan namun dia tidak mengerti apa artinya itu.

 

Tangan Myungsoo perlahan terulur ke kenop pintu itu, rasa penasarannya terlalu tinggi mendengar suara-suara aneh dari dalam. Perlahan pintu cokelat tua di hadapannya itu terbuka seiring dengan matanya yang masuk menjelajah ke dalam kamar tersebut.

 

Myungsoo terdiam mematung selama 5 detik setelah pintu tersebut sukses terbuka, kaki kecilnya bergetar seiring dengan air matanya yang lolos keluar dari tempatnya begitu saja. Di sana di sebuah tempat tidur besar yang ada dalam kamar tersebut, terlihat yeoja yang selama 8 tahun ini dia panggil eomma tengah melakukan hal yang tak sepantasnya dilakukannya, terlebih lagi dengan orang yang tidak dikenal Myungsoo.

 

Mata Myungsoo semakin perih melihat eommanya bahkan tidak menyadari kedatangannya dan asyik dengan kenikmatannya sendiri.

 

“eom…ma…” Myungsoo bercicit dengan suara bergetar, meskipun sangat kecil tapi suaranya mampu mengalihkan perhatian dua orang dewasa yang kini tengah memadu kasih di dalam sana.

 

“eomma…” Gumam Myungsoo lagi, yeoja itu mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan di sana dia melihat anaknya berdiri dengan badan yang bergetar dan mata yang berair. Matanya membulat seketika.

 

“Myungsoo?” Pekiknya terkejut, dia segera melepas diri dari namja yang berada di atasnya dan mendekap selimutnya erat.

 

“Myungsoo-ya, bagaimana kau bisa di sini?” Tanyanya dengan nada tinggi, dia menghampiri Myungsoo dengan keadaan yang berantakan dan hanya berbalut selimut tebal saja.

 

“eom…ma…”

 

“ya! eomma tanya padamu kenapa kau bisa ada di sini?” Bentak yeoja itu, Myungsoo tersentak mendengar teriakan eommanya. Air matanya yang terputus-putus keluar itu kini sudah mengalir deras di pipinya.

 

“jangan menangis Kim Myungsoo! katakan kenapa kau bisa ada disini?” Ada raut marah yang terpancar dari wajah yeoja itu, dia bahkan sudah melayangkan tangannya hendak memukul namja kecil di hadapannya saat ini.

 

“sae…ngil ch…chuk…kae eom…ma”Lirih Myungsoo dengan suara bergetar membuat tangan yeoja itu terhenti tepat di depan wajah anaknya.

 

“…” Yeoja itu tidak mengeluarkan kata-katanya mendengar ucapan Myungsoo. Perlahan tubuh yeoja itu terduduk di hadapan Myungsoo.

 

Sang namja asing yang berada dalam kamar tersebut menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur sambil menatap bergantian Myungsoo yang menangis dengan yeoja di depannya.

 

xxx

 

“aigoo, sebentar lagi sudah berganti hari. Aku harus bergegas” Tuan Kim mengecek jam tangannya sembari menunggu lift yang dia naiki sampai ke lantai lima. Di tangan kanannya sudah ada sebuah kotak berukuran sedang yang isinya adalah kue ulang tahun untuk istrinya tersebut.

 

“apa Myungsoo ketahuan? Atau dia bersembunyi?” Gumamnya pelan, saat sampai di depan kamar hotel, tuan Kim menggelengkan kepalanya melihat pintunya terbuka.

 

“Myungsoo pasti sudah tidak sabar bertemu eommanya sampai lupa menutup pintu” Ucapnya, dia kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar hotel.

 

Mata namja itu memicing melihat punggung anaknya yang berdiri di depan pintu sebuah kamar, matanya lalu beralih ke arah yeoja yang berada di depan anaknya dan membuat matanya membulat seketika.

 

“Han Mirae!” Pekiknya, dia kini sudah berdiri di belakang Myungsoo.

 

“appa…” Myungsoo berbalik dan memeluk kaki appanya sambil menangi kencang.

 

“mwohaneungeoya!” Yeoja itu mendongak menatap wajah geram suaminya, bibirnya kini bergetar tidak tau harus mengatakan apa. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya akan menyusulnya kemar dan mendapati dirinya dalam keadaan seperti ini.

 

“yeo…yeobo…” Mata tuan Kim menajam menatap istrinya dengan keadaan berantakan itu, dia kemudian mengalihkan perhatiannya ke arah namja yang sedari tadi hanya memperhatikan kejadian tersebut.

 

“annyeong, Kim Jungwon” Sapanya ramah, rahang Jungwon mengeras melihat wajah santai namja itu, tak ada sedikitpun rasa bersalah yang terpancar dari wajahnya.

 

“ya! apa yang kau lakukan dengan istriku!” Pekiknya marah, namja itu tersenyum lebar melihat raut wajah tuan Kim.

 

“mwo? Seperti yang kau lihat…eisshh, anakmu itu sungguh mengganggu. Kenapa dia harus datang di saat yang tidak tepat” Ucapnya lalu menunjuk Myungsoo yang masih bersembunyi dibalik kaki appanya.

 

“nappeun sekki-ya!” Baru saja dia akan melangkahkan kakinya menghampiri namja itu, langkahnya terhenti.

 

“yeobo…hajima” Ucap Mirae menahan Jungwon.

 

“neo…jinjja…” Jungwon memijat pelipisnya kasar, dia kemudian mencengram lengan istrinya dan menatapnya tajam, “kau pikir apa yang sedang kau lakukan sekarang! bekerja? cham! Kau mengatakan akan menghadiri fashion show di sini tapi nyatanya kau malah bercinta dengan namja itu! apa ini yang kau sebut kerja eoh?”

 

“Myungsoo di sini, jang…”

 

“kau masih memperdulikan Myungsoo eoh? setelah melakukan hal keji ini kau masih berani untuk mengkhawatirkan Myungsoo?” Pekik Jungwon marah, tak sadar Myungsoo di belakangnya sudah menutup telinganya rapat-rapat dengan wajah takutnya.

 

“yeo..yeobo”

 

“jangan panggil aku dengan sebutan menjijikan itu! kau tidak ada bedanya dengan wanita murahan di luar sana! Huh, apa jangan-jangan selama ini setiap kau keluar negeri kau selalu membawanya eoh? kau meninggalkan anakmu di rumah dan bercinta dengan lelaki lain eoh?”

 

Plaaak~ Mata Jungwon memerah saat merasakan tamparan yang cukup keras mendarat dipipinya, seketika dia tersenyum sinis menatap istrinya tersebut.

 

“aku akan mengurus surat perceraian kita! Jangan pernah sekali lagi kau munculkan wajahmu di depanku dan di depan anak-anakku!” Pekiknya dengan nada lantang, sedetik kemudian dia berbalik dan masuk ke kamar yang satunya.

 

Beberapa menit kemudian dia sudah keluar dengan seorang namja kecil yang lainnya yang tengah tertidur pulas di gendongannya, dia kemudian menarik Myungsoo untuk keluar dari tempat hina tersebut.

 

“Wonho…uri Wonho! Jangan membawa Wonho!” Pekik Mirae dengan mata membulat melihat suaminya berjalan keluar dari hotel dengan membawa kedua anaknya begitu saja.

 

xxx

Yeoja itu terus menggigit bibir bawahnya, sedari tadi orang-orang di dalam studio sudah bersiap untuk melakukan pemotretan. Tangan kanannya tak berhenti mencoba untuk menghubungi nomor namja yang sudah dua hari ini tidak muncul di hadapannya.

“timjangnim otthae? Apa Myungsoo sudah bisa dihubungi?” Tanya Haera menghampiri Soojung.

“ajig…heh, apa masalah anak itu!” Geram Soojung.

“aku akan ke apartemennya dan membawanya kemari, sebisa mungkin kau harus mengulur waktu pemotretannya” Ucap Soojung bersiap untuk mengambil tasnya.

“andwaeyo…kau tidak bisa pergi timjangnim. Karena Myungsoo belum datang ada baiknya kalau kita melakukan wawancaranya terlebih dahulu? kau bisa suruh orang untuk mendatanginya, kita tidak mungkin membiarkan Ny. Han menunggu” Jelas Haera, Soojung menghela nafasnya kasar. Dia lupa kalau dia harus mewawancarai Ny. Han hari ini juga.

“geurom ottokhae? Kalian semua sedang sibuk dengan kerjaan masing-masing, aku tidak mungkin menyuruh kalian untuk mendatangi Myungsoo” Rutuk Soojung memperhatikan para staff sedang bekerja.

“kau tidak memiliki teman untuk dimintai tolong timjangnim? Mungkin saja salah satu dari mereka mau membantumu” Usul Haera, alis Soojung berkerut namun kemudian dia tersenyum lebar.

“isseo! Kau segera persiapkan interviewnya, aku akan menelpon temanku untuk membawa Myungsoo” Ucap Soojung kemudian kembali merogoh handphonenya, Haera menganggukan kepalanya mengerti lalu meninggalkan Soojung.

xxx

Namja itu terus saja tersenyum lebar melihat bagaimana lahapnya yeoja cantik di hadapannya ini menghabiskan ice creamnya.

“aigoo, kau sangat menyukainya?” Ucapnya lalu menyeka noda ice cream di sekitara bibir yeoja itu.

“geurom oppa! selama pemotretan aku harus menjaga makanku dan tidak boleh makan ice cream, sekarang pemotretanku sudah selesai jadi aku bebas memakannya” Seru Suzy girang, namja itu terkekeh melihat kesenangan adiknya itu.

“geure…kau bisa makan sepuasmu tapi pelan-pelan, nanti perutmu sakit” Ucap Woobin, Suzy tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

“oppa, Yoojin eonni ke mana eoh?”

“dia pergi ke rumah ibunya yang ada di incheon, katanya semenjak berada di Korea dia sekalipun belum berkunjung ke sana”

“geure? kenapa dia tidak memberitahuku? Aku juga mau ikut dengannya, ah kenapa kau tidak mengantarnya oppa?”

“dia ingin kau beristirahat, katanya jadwal pemotretan kalian sebelumnya sangat padat jadi dia tidak ingin membuatmu lelah. Dua hari ini oppa ada meeting penting jadi tidak bisa meninggalkan kantor, lagipula Yoojin juga mengatakan ingin pergi sendiri” Jelas Woobin memberikan tisu pada Suzy saat yeoja itu kesusahan membersihkan tangannya yang berlumuran ice cream.

“makanmu seperti anak kecil” Gumamnya, Suzy hanya melampirkan deretan giginya kepada Woobin.

Krriiinng~ Krriiinng~ Suzy yang baru saja membersihkan tangannya itu tersentak kaget mendengar dering ponselnya yang begitu nyaring.

“aigoo, telingamu akan rusak kalau memasang dering sekeras itu” Dumel Woobin.

“aku biasa tidak mendengarnya oppa kalau volumenya di kecilkan”

“eissh, angkatlah teleponmu” Suzy tersenyum lalu segera mengangkat teleponnya.

“eoh Soojung-ah waeyo?”

“eodi? Kau sedang bekerja?”

“ani, pemotretanku sudah selesai kemarin. Aku sedang free, ada apa?”

“bisakah kau ke apartemen Myungsoo? hari ini kita harus pemotretan dengan Ny.Han geunde Myungsoo tidak datang, sudah dua hari ini dia tidak ada kabarnya”

“mwo? Kenapa bisa eoh?”

“molla, seharusnya jadwal pemotretannya dua hari yang lalu. Tapi namja itu langsung pergi begitu saja tanpa berakata apapun saat Ny.Han datang. Kau ke apartemennya ne dan bujuk dia untuk ke kantor sekarang, aku tidak bisa meninggalkan kantor”

“eoh, arasseo. Aku akan ke apartemennya sekarang”

“gomawo Suzy-ya. ah keuno aku harus bekerja…annyeong”

“ne annyeong…”

“nugu?” Woobin menatap Suzy penuh tanya, selama percakapan ditelepon tadi wajah Suzy terlihat sangat terkejut.

“Soojung. Oppa antar aku ke apartemen Myungsoo ne” Ucap Suzy membereskan tasnya.

“Myungsoo? untuk apa ke sana?”

“kata Soojung hari ini ada pemotretan tapi Myungsoo tidak datang, kajja…aku khawatir kalau terjadi sesuatu dengannya” Ucap Suzy menarik Woobin untuk berdiri dengan wajah gusarnya.

“arasseo…”

xxx

Ting tong~ ting tong~ ting tong~

Suzy menghentakkan kakinya gelisah saat suara belnya tidak disahuti sama sekali, apa Myungsoo tidak ada di dalam?

“eoh chogi…apa kau melihat penghuni apartemen ini keluar?” Tanya Suzy pada salah satu satpam yang kebetulan lewat di dekatnya.

“ah penghuni kamar ini? aniyo…sejak dua hari yang lalu aku tidak melihat pintu apartemen ini terbuka sekalipun “ Ucapnya, Suzy menganggukan kepalanya mengerti lalu berterima kasih pada satpam tersebut.

“berarti dia di dalam…tapi kenapa dia tidak menjawab? Solma…” Mata Suzy membulat memikirkan hal terburuk yang bisa menimpa Myungsoo. Dengan cepat Suzy langsung mengirim pesan kepada Soojung.

Tak lama kemudian pesannya di balas oleh Soojung.

From : Uri Soojung

Cobalah masukan kode yang sama dengan apartemenmu, mungkin dia memasangnya karena kau taukan dia itu pelupa.

Pik~ pik~ pik~ pik~ tiiing~

Suzy bernafas lega ternyata kode apartemen Myungsoo sama dengan miliknya, dengan segera yeoja itu melangkah masuk ke dalam.

“ige mwoya?” Pekik Suzy histeris melihat keadaan apartemen Myungsoo yang berantakan dan gelap.

“Myungsoo-ya…” Sahut Suzy, namun tak ada jawaban dari Myungsoo, “Kim Myungsoo?” Panggilnya lagi sembari berjalan menuju kamar Myungsoo.

Cklek~ dahi Suzy mengernyit saat matanya memasuki ruang kamar yang cukup gelap tersebut, karena jendelanya tertutupi oleh kain horden jadi tidak ada sama sekali penerangan di sana, apalagi lampunya padam.

Click~ Suzy menekan tombol untuk menyalakan lampu, mata Suzy kemudian beredar ke dalam kamar yang seperti kapal pecah tersebut. Matanya kemudian jatuh kepada sosok namja yang kini tengah terduduk di sudut kamar tersebutm dengan kepala yang tenggelam di atas lututnya.

“Myungsoo…” Pekik Suzy tertahan lalu menghampiri namja itu.

“Myungsoo waeire? Kenapa kamarmu berantakan? Apa terjadi sesuatu?” Tanya Suzy panik, dia mengangkat kepala Myungsoo dan menatap wajahnya yang berantakan. Lingkaran hitam di bawah matanya sangat terlihat dengan jelas.

“wajahmu sangat pucat, appo?” Myungsoo hanya diam. Matanya memandang kosong ke arah Suzy. Yeoja itu menghela nafasnya mengusap wajah Myungsoo.

“kau tidak ingin cerita padaku masalahmu Myungsoo-ya? apa yang membuatmu menjadi seperti ini?” Tanya Suzy dengan suara lembutnya, Myungsoo memejamkan matanya kemudian tangannya bergerak menarik pundak Suzy dan memeluknya.

“Suzy-ya…” Lirih Myungsoo dengan suara bergetar, kepalanya bersandar dipundak Suzy dengan nyaman.

Suzy tersentak kaget dengan tindakan Myungsoo itu, jantungnya kini berpacu dengan sangat cepat. Saat merasakan badan Myungsoo bergetar dia kemudian menggelengkan kepalanya dengan kuat.

“jeongshin charyeo Bae Suzy! kendalikan perasaanmu” Batinya, tangannya yang bebas kemudian bergerak mengusap punggung Myungsoo dengan sayang.

“uljima Myungsoo-ya, aku di sini” Ucap Suzy menenangkan Myungsoo, meskipun tidak tau apa masalah Myungsoo saat ini, setidaknya dia harus menenangkan Myungsoo seperti dulu dia menenangkan namja itu saat bermimpi buruk tentang masa lalunya.

“yeoja itu…” Suara serak Myungsoo membuat Suzy mengernyitkan dahinya, yeoja? Yeoja yang mana maksudnya?

“yeoja itu kembali Suzy-ya…” Lirih Myungsoo dalam tangisannya, Suzy tersentak kaget. Dia sangat tau siapa yang dimaksudkan Myungsoo, yeoja yang membuat Myungsoo sampai kacau seperti ini, yeoja yang menciptakan trauma dalam diri Myungsoo, yeoja yang membuat Myungsoo tidak dapat membalas perasaannya. Dia tau yeoja itu.

“Myungsoo-ya, geokjongma…aku akan disampingmu, geokjongma…” Ucap Suzy semakin mengeratkan pelukannya dan terus mengusap punggung Myungsoo berharap tindakannya itu dapat menenangkan Myungsoo.

xxx

“Soojung-ah, mian aku tidak bisa membawa Myungsoo ke kantor”

“waeyo?”

“dia sedang kacau saat ini…kau taukan, kejadian itu? Myungsoo bertemu dengannya”

“kejadian itu? solma…Myungsoo bertemu dengan eommanya?”

“eoh, makadari itu aku tidak bisa membawanya. Selama dua hari ini dia tidak tidur dan berdiam diri di apartemennya, dia harus istirahat”

“geure arasseo, aku akan mencoba berbicara pada staff yang lain. Aku akan ke sana setelah pekerjaanku selesai”

“arasseo, gomawo Soojung-ah”

Suzy menghela nafasnya lega, matanya beralih ke arah kompor dihadapannya, “buburnya sudah masak” Ucapnya lalu mematikan kompor.

Setelah menyiapkan buburnya, Suzy kemudian masuk ke dalam kamar Myungsoo dengan mmembawa nampan berisi semangkuk bubur, segelas air putih beserta obat penenang untuknya.

“Myungsoo-ya, makanlah dulu” Ucap Suzy membangunkan Myungsoo yang tengah terlelap di atas tempat tidurnya.

“eungg…”

“ireona, kau makan dulu baru tidur lagi” Ucap Suzy, Myungsoo memegang kepalanya yang terasa sakit, dia kemudian berusaha mendudukan dirinya dibantu oleh Suzy.

“gomawo…” Gumam Myungsoo dengan suara serak, Suzy tersenyum lalu menyampirkan nampan di depan Myungsoo.

“kau harus menghabiskannya, lalu minum obatmu” Ucap Suzy, dengan tenang dia memperhatikan Myungsoo yang melahap makanannya itu.

“kau sangat lapar eoh?” Tanya Suzy, ibu jarinya menjulur menyeka gumpalan bubur yang ada dipipi namja itu. Myungsoo mendongak menatap Suzy yang tersenyum kepadanya.

“dua hari tidak makan rasanya mau mati” Keluh Myungsoo lalu melanjutkan lagi makannya.

“meogo…kalau kau masih mau katakan saja padaku”

Suzy beranjak dari tepi ranjang Myungsoo dan mulai membersihkan kamar itu, mulai dari kertas-kertas yang berserakan sampai kursi dan sofa yang sudah tidak di tempatnya lagi.

“kenapa kau bisa kemari?” Tanya Myungsoo.

“Soojung menyuruhku. Katanya dua hari ini kau tidak ada kabar, ponselmu juga tidak bisa dihubungi” Jelas Suzy memasukan semua kertas-kertas yang berserakan itu di tempat sampah.

“geure? gomawo Suzy-ya…” Suzy menoleh ke arah Myungsoo dan menggelengkan kepalanya.

“tidak perlu berterima kasih. Bukankah ini sudah tugasku sebagai sahabatmu” Ucap Suzy dengan tenang meskipun di hatinya dia merasakan sesatu yang cukup sesak, tapi dia berusaha untuk menahannya untuk hari ini. ya hari ini, karena Myungsoo membutuhkannya hari ini.

“eo…eoh…” Wajah Myungsoo berubah kikuk, dia menaruk nampan yang ada di depannya ke meja kecil di samping ranjangnya.

“kau sudah selesai? Tanya Suzy menghampiri Myungsoo, namja itu mengangguk lalu meminum obat penenangnya.

“tidurlah lagi, obat itu akan membantu tidurmu agar bisa nyenyak” Ucap Suzy membaringkan tubuh Myungsoo dan menyelimutinya.

“jangan tinggalkan aku sendiri…” Lirih Myungsoo, Suzy tersenyum kecil.

“aniyo, aku tidak akan pergi. Makadari itu tidurlah, aku akan menjagamu” Ucap Suzy, Myungsoo tersenyum lega lalu memejamkan matanya.

Setelah mendengar dengkuran halus Myungsoo, Suzy beranjak dari tempatnya dan membawa piring kotor Myungsoo ke dapur untuk dicuci.

xxx

Cklek~ Suzy mengintip sedikit ke dalam kamar melihat keadaan Myungsoo, dia bernafas lega melihat Myungsoo tengah tertidur dengan pulas.

“syukurlah obatnya bekerja” Gumam Suzy lalu kembali menutup pintunya, dia berjalan ke ruang tengah dan menghenyakkan tubuhnya di atas sofa.

“apa Soojung belum selesai? Kenapa jam segini belum datang juga?” Gumam Suzy melihat jam dinding yang terpampang di atas tv.

Ting tong~ tak lama kemudian suara bel berbunyi, Suzy segera bangkit dari duduknya dan membuka pintu.

“wasseo…” Ucap Suzy, Soojung menghela nafasnya berat lalu masuk ke dalam apartemen Myungsoo.

“bagaimana keadaannya?” Tanya Soojung duduk di sofa bersama Suzy.

“dia sedang tidur, tadi aku memberinya obat penenang agar bisa tidur” Ucap Suzy, Soojung menganggukan kepalanya mengerti lalu meregangkan kedua tangannya dengan punggung yang bersandar di sofa.

“kau pasti lelah keutchi…”

“eoh, hari ini pekerjaanku double. Banyak yang harus diselesaikan dengan segera” Gumam Suzy.

“bagaimana dengan pemotretannya? Apa Ny.Han bersedia untuk diulur lagi?” Tanya Suzy khawatir.
“syukurlah dia bisa mengerti, aku tidak tau apa jadinya kalau dia tidak menerimanya”

“geunde, masih ada yang membuatku bingung. Kau bilang Myungsoo bertemu eommanya?” lanjut Soojung, Suzy menganggukan kepalanya.

“dia tidak keluar dari apartemennya selama dua hari ini. Dan terakhir melihatnya itu di studionya bersama Ny. Han, menurutmu di mana dia bertemu dengan eommanya?” Tanya Soojung menerawang, Suzy ikut memasang wajah berpikirnya.

“molla, padahal sehari sebelumnya aku masih bertemu dengannya. Saat malamnya juga dia masih menghubungiku seolah tidak ada masalah apapun” Gumam Suzy.

“Myungsoo, eommanya…apa sebelum aku bertemu dengannya pagi itu dia sudah bertemu dengan eommanya terlebih dahulu?” Tanya Soojung.

“mungkin saja…tapi kalau dia bertemu eommanya lebih dulu dibandingkan kau, tidak mungkin dia masih tinggal di studionya. Dia pasti akan pulang ke rumah” Ucap Suzy.

“kau benar juga…saat aku masuk ke dalam studio aku melihatnya sedang membersihkan kameranya dan dia terlihat baik-baik saja”

“jadi, dia bertemu dengan eommanya di mana?” Tanya Suzy bingung, Soojung mengerutkan keningnya berusaha untuk berpikir keras, begitupun dengan Suzy.

Setelah beberapa menit terdiam, wajah keduanya serentak berubah terkejut. Mata mereka masing-masing membulat, Soojung dan Suzy saling pandang untuk beberapa detik.

“solma…”

xxx

Flashback

 

“omoni…ada apa dengan Myungsoo?” Dua gadis remaja ini menghampiri seorang yeoja paruh baya yang tengah menenangkan namja kecil di dalam pelukannya itu.

 

“dia habis bermimpi buruk” Ucapnya, dua gadis itu mengangguk mengerti. mereka kemudian memperhatikan wajah Myungsoo yang perlahan mulai tenang dengan mata yang terpejam.

 

“omoni membawanya masuk kembali ke kamar dulu ne” Ucap yeoja itu, kedua gadis tadi menganggukan kepalanya mengerti.

 

“Suzy-ya, kita tidak bisa mengajak Myungsoo” Ucap Soojung dengan wajah kecewanya.

 

“kau benar…lain kali saja kita ajak dia, kita masih punya banyak waktu untuk memancing lain waktu” Ucap Suzy girang, Soojung menganggukan kepalanya mengerti.

 

“ah geunde, kenapa Myungsoo seperti itu? aku juga dulu sering mimpi buruk tapi tidak pernah menangis kencang sepertinya. Kita bahkan sudah kelas 2 SMP tapi dia menangis seperti anak tk saja” Gerutu Soojung.

 

“molla, kita tanyakan pada omonim saja, kajja” Ucap Suzy menarik Soojung untuk menghampiri yeoja paruh baya tadi.

 

xxx

 

Yeoja itu menatap wajah polos kedua gadis dihadapannya, pertanyaan yang dilontarkan oleh keduanya itu membuat dirinya seakan ragu untuk menjawabnya.

 

“omoni, kenapa tidak menjawabnya? Memangnya Myungsoo bermimpi apa sampai-sampai menangis seperti itu?” Tanya Soojung.

 

“apa dia bermimpi tentang hantu? Atau monster?” Tanya Suzy lagi, yeoja itu menggelengkan kepalanya pelan.

 

“lalu karena apa?” Pekik Suzy dan Soojung berbarengan.

 

“aku tidak tau bisa memberitahu kalian masalah Myungsoo ini atau tidak, tapi melihat kedekatan kalian omoni rasa Myungsoo tidak akan keberatan. Toh kalian juga sudah cukup besar untuk memahami masalah Myungsoo” Ucap yeoja itu.

 

“geure geure…lain kali aku yang akan menenangkan Myungsoo jika dia bermimpi buruk lagi” Ucap Suzy antusias.

 

“nado nado…” Sambung Soojung.

 

“begini…kalian taukan eomma dan appa Myungsoo sekarang sudah berpisah?” Suzy dan Soojung serentak menganggukan kepala mereka.

 

“saat dia berumur 9 tahun, Myungsoo mengalami kejadian yang membuatnya sampai terguncang dan karena kejadian itu juga membuatnya sampai tertutup dan berwajah menyeramkan saat pertama kali kalian bertemu” Lanjutnya.

 

“kejadian apa memangnya?” Tanya Suzy penasaran, yeoja itu menghembuskan nafasnya lalu menceritakan secara detailnya kepada kedua gadis itu.

 

Mereka berdua terlihat tercengang setelah mendengar cerita Myungsoo dimasalalu, mereka saling pandang kemudian mata keduanya berkaca-kaca.

 

“kedua orang tua Myungsoo menikah karena perjodohan, mereka sama sekali tidak saling menyukai. Eomma Myungsoo juga sudah memiliki kekasih sebelum menikah dengan appanya, sementara appanya…” yeoja itu menggantungkan kalimatnya dengan ragu.

 

“menjalin hubungan dengan omoni?” Tanya Soojung, sontak membuat yeoja itu membulatkan matanya.

 

“a..ani, kami tidak menjalin hubungan. Hanya saja saat itu kita cukup dekat, tapi tidak sampai berpacaran. Hingga eomma dan appa Myungsoo menikah dan omoni pindah ke gwangju bersama kedua orang tua omoni” jelasnya, Suzy dan Soojung kembali menganggukan kepalanya mengerti.

 

“omoni, apa namja yang malam itu adalah kekasih dari Myungsoo eomma?” Tanya Suzy, yeoja itu menganggukan kepalanya pelan.

 

“aigoo, kisah percintaan orang dewasa sangat rumit” Desah Soojung menggelengkan kepalanya, dan Suzy mengangguk setuju. Yeoja paruh baya itu tersenyum kecil melihat tingkah kedua gadis itu.

 

“kalian ini masih kecil jadi masih belum merasakan bagaimana lika likunya jika berhubungan dengan lawan jenis, kalian juga akan merasakannya jika dewasa nanti” Ucapnya.

 

“apa itu alasannya sampai Myungsoo dipindahkan kemari?”

“eoh, appanya tidak ingin membuat Myungsoo terus mengingat kejadian itu. Makanya dia menitipkan Myungsoo kepada omoni untuk menjaganya, saat urusannya dengan istrinya terdahulu selesai appa Myungsoo langsung pindah kemari”

 

“dan setelahnya kalian menikah, keutchi?” Goda Suzy, yeoja itu hanya tersenyum malu.

 

“kalian ini…itu sudah kejadian berapa tahun yang lalu. Jangan mengungkitnya lagi” Ucapnya.

 

“gwenchana omoni, aku lebih setuju jika ahbeoji bersamamu dibandingkan eomma Myungsoo” Ucap Suzy.

 

“lagipula Myungsoo juga pasti lebih menyayangimu omoni” Timpal Soojung

 

“aigoo, kalian ada-ada saja. Ini sudah sore, kalian pulanglah. Besok saja mengajak Myungsoo main lagi”

 

“arasseo omoni, kami pulang dulu ne” Ucap Suzy dan Soojung serentak, yeoja paruh baya itu menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecil.

 

xxx

“eungg…” Myungsoo mengeluh pelan saat matahari perlahan menyinari wajahnya, badannya terasa sudah lebih segar dibandingkan kemarin.

“obatnya benar-benar bekerja” Gumam Myungsoo dengan suara serak saat matanya sukses terbuka dengan sempurna, perlahan dia mendudukan dirinya dan melihat sekeliling kamarnya yang sudah bersih dan rapih itu. Sekilas senyum kecil terlampir di wajah tampannya.

“omo, aku harus segera mandi…dua hari tidak mandi badanku jadi lengket” Lenguhnya kemudian beranjak ke dalam kamar mandi.

Saat keluar dari kamar mandi hidung Myungsoo mencium sesuatu yang cukup sedap itu, dia mengulum senyum lebarnya mengetahui bahwa seseorang pasti tengah memakai dapurnya untuk memasak. Dengan cepat dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya.

Cklek~ Myungsoo mengintip ke arah dapur, dan benar saja dugaannya. Dapurnya kini dipakai oleh seseorang, ah ani lebih tepatnya dua orang yeoja yang kini tengah berkutat dengan masakan mereka masing-masing.

“annyeong…” Sapa Myungsoo dengan wajah yang segar, kedua yeoja itu tersentak kaget dan menoleh ke belakang.

“eoh, kau sudah bangun?” Sahut Suzy lalu kembali berkutat dengan nasi gorengnya.

“gwenchana Myungsoo-ya? mianhae, aku tidak tau…” Soojung menghampiri Myungsoo dengan wajah khawatirnya.

“gwenchana…ah, kalian sedang memasak apa?” Tanya Myungsoo, Soojung menunjukkan telur gulung buatannya pada Myungsoo.

“dia membuat nasi goreng kimchi kesuakaanmu” Ucap Soojung menunjuk Suzy, Myungsoo seketika tersenyum puas.

“yoksi, kalian memang tau apa yang kuinginkan” Seru Myungsoo terdengar dari tempatnya Suzy mencibir pelan sementara Soojung hanya tertawa kecil.

xxx

“Myungsoo-ya, bolehkah aku bertanya?” Tanya Soojung hati-hati, Myungsoo yang tengah mengunyah makanannya itu menganggukan kepalanya.

“hoksi, dia itu…”

“eoh, maja” Sela Myungsoo sebelum Soojung melanjutkan pertanyaannya, sontak kedua yeoja itu membulatkan matanya tak percaya.

“jinjja? bagaimana bisa?” Pekik Suzy terkejut.

“nan molla” Jawab Myungsoo sekenanya.

“jadi apa kau mau aku mencari fotografer yang lain saja untuk edisi ini? aku bisa memberikanmu pekerjaan yang lain” Tanya Soojung, Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“dwesseo, aku akan tetap bekerja geokjongma”

“geunde Myungsoo-ya…”

“nan gwenchana Suzy-ya, geokjongma” Suzy dan Soojung hanya menghela nafas mereka mendengar jawaban Myungsoo, kedua yeoja itu tidak yakin dengan keputusan Myungsoo.

xxx

Soojung mengetukkan jarinya di atas meja, siang ini dia sudah punya janji untuk bertemu dengan kliennya. Haera sudah mengaturkan janji dengan kliennya di dalam cafe ini. Yeoja itu melirik jam tangannya untuk yang ketiga kalinya.

“dia sudah terlambat 30 menit” Gumam Soojung.

“aigoo, kenapa aku jadi gugup begini? Ya Jung Soojung, kau hanya bertemu untuk mewawancarainya bukan untuk blind date” Gumamnya lagi menangkup kedua pipinya.

Soojung menyeruput ice americano miliknya sembari mengirimpesan kepada Suzy mengatakan entah mengapa dia bisa gugup seperti ini.

From: Uri Suzy

Kau benar-benar menyukainya Soojung-ah, aigoo…fighting ne, semoga pertemuan kalian berhasil

Soojung tersenyum kecil membaca pesan Suzy, “mwoya? aku bertemu dengannya bukan untuk kencan” Gerutu Soojung.

“chogiyo…” Soojung tersentak kaget mendengar suara berat seorang namja dari arah sampingnya, ekor matanya menangkap namja itu tengah berdiri menghadapnya.

“apa anda yang bernada Jung Soojung?” Tanyanya lagi, Soojung berdehem pelan lalu melampirkan senyum lebarnya.

“ne, choneun Jung Soo…” Ucapan Soojung terhenti saat kepalanya menoleh ke samping dan melihat namja yang berdiri dihadapannya saat ini.

“eoh neo! Apa yang kau lakukan di sini?” Pekik Soojung tak suka, dia tidak menyangkan akan bertemu lagi dengan namja tidak sopan yang ditemuinya beberapa hari yang lalu.

“naega? Aku mencari Jung Soojung, apa benar kau orangnya? Katanya dia duduk di meja ini” Ucap namja itu, Soojung mendesis pelan. Bagaimana bisa namja ini terlihat santai begitu saja, apa dia lupa kalau dia pernah menumpahakan minuman dibajunya?

“eoh, naega Jung Soojung. Geunde neo nuguji?” Balas Soojung angkuh, namja itu terlihat bingung menggaruk kepalanya.

“nan Shin Wonho, yang membuat janji interview denganmu” Jawab Wonho, seketika mata Soojung membulat tak percaya.

“mwo? Shin Wonho?” Pekiknya histeris.

xxx

“jwesonghamnida omoni, aku baru bisa berkunjung ke sini” Ucap Suzy kepada Ny. Kim yang duduk di sampingnya.

“gwenchana, Myungsoo juga mengatakan akhir-akhir ini kau sangat sibuk”

“aku ingin datang bersama Soojung juga, geunde dia sedang ada kerjaan jadi dia tidak bisa ikut” Ucap Suzy lagi, Ny. Kim tersenyum mengangguk.

“apa Myungsoo baik-baik saja?” Tanyanya, Suzy menghela nafasnya lalu mengangguk kecil.

“saat aku ke apartemennya keadaannya sangat kacau, aku tidak tau kalau dia bertemu dengan eommanya” Gumam Suzy.

“kau tidak perlu khawatir, sekarang Myungsoo sudah dewasa dia sudah bisa mengendalikan emosinya. Kemarin itu mungkin karena dia shock saja bertemu dengan Mirae setelah bertahun-tahun dia tidak muncul di depannya” Ucap Ny. Kim.

“geunde, apa tidak masalah jika Myungsoo mengatakannya pada ahbeoji?” Tanya Suzy memperhatikan pintu ruang kerja tuan Kim.

“mollayo, biarkan itu menjadi urusan mereka berdua. Kau tenang saja” Ucap Ny.Kim menepuk pundak Suzy, Suzy tersenyum tulus membalasnya.

Cklek~ kedua mata yeoja itu beralih ke arah pintu yang tadi ditatap Suzy, Myungsoo keluar dengan wajah datarnya.

“gwenchana?” Tanya Suzy menghampiri namja itu, Myungsoo menganggukan kepalanya.

“aku mau pulang” Jawabnya, Suzy menganggukan kepalanya mengerti, Ny. Kim menghampiri keduanya dan memeluk Myungsoo secara tiba-tiba.

“gwenchana adeul…jangan memikirkan hal yang berat-berat eoh, jaga kesehatanmu jangan sampai jatuh sakit” Ucap Ny. Kim, Myungsoo membalas pelukan eommanya dengan mata yang berkaca-kaca.

“arasseo…” Lirihnya, dia kemudian melepaskan pelukannya dan mengajak Suzy untuk pulang.

“omoni, aku kembali dulu ne. Nanti aku akan kemari lagi bersama Soojung” Pamit Suzy.

“ne, hati-hati di jalan”

“titipkan salamku pada ahbeoji” Sahut Suzy sebelum menghilang dibalik pintu.

xxx

“gwenchana?”

“eoh…”

Suzy menyandarkan punggungnya di jok mobil, sesekali dia melihat keadaan Myungsoo yang tengah menyetir itu.

“Myungsoo-ya…”

“eoh…”

“apa yang dikatakan appamu?”

Hening~ Myungsoo tidak langsung menjawab pertanyaan Suzy, sehingga membuat yeoja itu merasa tak enak karean telah menanyakannya, baru saja akan berbicara lagi Suzy langsung mengatupkan bibirnya mendengar jawaban Myungsoo.

“dia mengatakan untuk tidak bertemu dengannya lagi” Jawab Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya mengerti. Dia tidak ingin bertanya lebih jauh lagi kecuali namja itu sendiri yang bercerita padanya, dia tau topik ini begitu sensitif untuk Myungsoo.

“appa juga sempat bertemu dengannya” Lanjut Myungsoo, Suzy menegakkan badannya dan menoleh ke arah Myungsoo dengan wajah terkejut.

“eoh, dia melihat yeoja itu di restoran saat makan siang bersamaku dengan eomma” Jawab Myungsoo.

“apa yang akan dilakukan appamu nantinya?”

“kejadian itu sudah terkubur dalam-dalam dari pikiran appa, dia sudah melupakannya sejak menikah dengan eomma. Hanya aku saja yang masih tidak bisa melupakannya” Ucap Myungsoo dengan suara yang mengecil di akhir kalimatnya.

“ara, bagaimanapun usahamu untuk melupakannya kau pasti tidak akan bisa melupakannya. Tapi setidaknya kau bisa mencoba untuk melangkah ke depan dengan tidak melihat kebelakang terus, kejadian itu biarlah menjadi kenangan. Jangan selalu bertumpu pada kejadian masalalu yang membuatmu terguncang seperti itu, masih banyak orang yang masalahnya lebih besar darimu tapi mereka tetap bisa melanjutkan hidup mereka tanpa gangguan dari masalah itu” Ucap Suzy panjang lebar, Myungsoo menoleh kesamping melihat senyum Suzy yang menenangkannya.

“gomawo Suzy-ya” Ucap Myungsoo tulus, Suzy tersenyum menganggukan kepalanya.

“sudah kukatakan itu sudah menjadi tugasku sebagai sa…”

“geuman…jangan mengatakannya jika itu membuatmu sakit, aku tidak ingin menyakitimu lagi” Sela Myungsoo, Suzy terdiam mendengar ucapan Myungsoo.

“jangan memasang wajah seperti itu, tersenyumlah. Kau sangat cantik jika tersenyum” Sahut Myungsoo lagi, seketika Suzy melebarkan senyumannya lalu memukul pelan lengan Myungsoo.

“kau menggodaku” Ucapnya pelan, Myungsoo hanya terkekeh melihat tingkah Suzy yang menurutnya lucu itu.

xxx

Yeoja itu terus mendengus sebal melihat namja di hadapannya, beda halnya lagi dengan namja itu. Dia malah terus tersenyum menatap yeoja itu. Sudah sejam sejak mereka duduk bersama di meja itu namun entah sudah keberapa kalinya yeoja itu terdengar menghembuskan nafasnya pelan.

“Soojung-ssi, apa interviewnya sudah cukup?” Tanya Wonho, Soojung mendesis pelan sembari mencatat sesuatu di buku notenya.

“eoh, sudah selesai. Kau bisa kembali sekarang” Ucap Soojung angkuh, Wonho mengerutkan keningnya mendengar nada bicara Soojung. Sejak pertama datang wajah yeoja itu terus saja ditekuk dan selalu berbicara dengan nada angkuh kepadanya.

“chogi, apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Tanya Wonho dan sukses membuat Soojung menghentikan gerakannya, dia mendongak menata Wonho tajam.

“cham! Sepertinya ingatanmu sangat pendek tuan” Ucap Soojung tajam.

“maksudmu?”

“dwesseo! Bukankah sudah kubulang kau bisa kembali? Kenapa masih di sini?” Tanya Soojung ketus, Wonho tersenyum kikuk tidak mengerti dengan tingkah Soojung itu.

“geure, jwesonghamnida…aku akan kembali, kamsahamnida” Ucapnya, di dalam pikirannya bukankah yeoja itu yang harusnya berterima kasih kepadanya karena sudah meluangkan waktunya untuk diwawancarai?

“yeoja aneh” Gumamnya sebelum meninggalkan Soojung yang berwajah geram karena mendengar gumamannya itu.

xxx

Soojung mendengus sebal melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen yang sudah seperti miliknya sendiri itu. Saat berjalan menuju sofa ruang tengah, sang pemilik apartemen mengernyitkan dahinya melihat wajah suntuk Soojung dari arah dapur, bergegas dia menghampiri Soojung berniat untuk menanyakan apa masalahnya.

“waeyo Soojung-ah? kau terlihat kesal, bagaimana wawancaramu? Apa berhasil?” Tanya Suzy bertubi-tubi.

“heh…menyebalkan!” Rutuk Soojung, Suzy menaikkan alisnya menatap bingung sahabatnya itu

“waeyo?”

“bagaimana bisa kau mengatakan bahwa Wonho itu namja yang baik eoh? cih…dia bahkan tidak mengingat kalau sudah berbuat kesalahan kepadaku” Dumel Soojung membuat Suzy semakin tidak mengerti.

“apa maksudmu?”

“aku pernah cerita tentang namja yang menumpahkan minumannya di bajuku kan? dan dia bahkan tidak meminta maaf kepadaku. Kau ingat?” Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“dan kau ingat juga kalau aku mengatakannya wajahnya mirip dengan fotografermu itu?” Suzy lagi-lagi menganggukan kepalanya.

“wajahnya bukan hanya mirip Suzy-ya…tapi memang dia orangnya!” Ucap Soojung kesal, sontak Suzy membulatkan matanya.

“mwo? Jadi namja yang kau maksud itu Wonho oppa? jinjja?” Tanya Suzy tak percaya.

“eoh, dia bahkan seolah tidak mengenaliku saat bertemu tadi! Ya! apa dia tidak punya rasa bersalah sedikitpun eoh” Pekik Soojung seketika membuat Suzy tersentak.

“maldo andwae, Wonho oppa namja yang baik tidak mungkin dia seperti itu”

“eisshh, kalau tidak percaya kau tanya saja pada Jinyoung oppa. Kau tunjukan wajah Wonho dan tanya siapa namja yang sudah menumpahkan minumannya ke bajuku, dia pasti mengatakan orangnya Wonho” Ucap Soojung, Suzy menggelengkan kepalanya.

“jadi interviewmu bagaimana?”

“untungnya aku bisa menahan emosiku, jadi interviewnya bisa selesai. Kalau tidak aku sudah menjambak rambutnya dan mencakar wajahnya yang selalu tersenyum itu” Ucapnya dengan tajam seolah membuat gerakan menjambak rambut seseorang.

“aigoo, kau brutal sekali nona” Ucap Suzy bergidik ngeri. Soojung menghembuskan nafasnya kasar.

“jangan membahas tentangnya, aku sedang malas. Bagaimana dengan Myungsoo?”

“Myungsoo? dia sudah baik-baik saja. tadi dia berbicara pada appanya mengenai eommanya” Jawab Suzy.

“geure? geunde…apa benar Ny. Han adalah orangnya?”

“geurom, bukannya Myungsoo sendiri tadi yang bilang? Aku tidak menyangka dunia sesempit ini” Gumam Suzy, Soojung menganggukan kepalanya mengerti.

“ah chamkan…tiba-tiba aku mengingat interview dengan Wonho tadi” Ucap Soojung dengan mata membulat, Suzy mengerutkan keningnya bingung.

“Wonho-ssi, aku mendengar kabar bahwa kau adalah anak angkat dari Mary Han, apakah itu benar atau tidak?” Tanya Soojung, Wonho tertawa kecil.

 

“aigoo, kau mendengarnya dari mana rumor seperti itu? Mary Han adalah ibu kandungku, tidak ada yang namanya anak angkat”

 

“geure? jadi kau anak Mary Han? Tapi bukannya dia menikah dengan suaminya 15 tahun yang lalu? Kalau dihitung-hitung saat itu kau masih berumur tahun” Tanya Soojung lagi.

 

“ah itu, daddyku saat ini memanglah bukan ayah kandungku. Dia ayah tiri” Jawab Wonho sekenanya, seketika raut wajah Soojung berubah terkejut mendengarnya.

“jinjja?” Pekik Suzy tak percaya.

“eoh, dia mengatakan itu”

“dia juga pernah mengatakan padaku bahwa daddynya itu adalah orang Korea asli, apa jangan-jangan dia adalah namja yang dikatakan omoni saat itu?” Gumam Suzy, Soojung mengedikkan bahunya tak tau.

“kalau Wonho adalah anak kandung Mary Han, berarti dia dan Myungsoo….” Soojung berhenti berucap lalu menoleh kepada Suzy.

“bersaudara…” Gumam keduanya secara bersamaan

TBC

OK, part ini adalah part yang paling cepat author selesaikan. Mulai ngetiknya semalam, dan lanjut lagi siang ini dan baru saja selesai dan langsung diposting *terlalu banyak kata dan* lantaran mengetiknya semangat45 😀

Flashbacknya banyakkan? Udah author peringatin di part kemarin 🙂 sorry yah kalau menemukan banyak typo, author gak mengeceknya sama sekali.

Ah kalau ada yang tanya si Jiyeon-Jinyoung ke mana, author mau bilang pasangan itu disimpan dulu yah 🙂 nanti baru dikeluarin lagi soalnya gak dapat momen yang pas untuk mereka 🙂

Author gak pernah nyangka kalau ff ini akan berakhir dengan part yang banyak…hahah soalnya ide mengalir begitu saja gak bisa berhenti jadinya begini deh 🙂 maklumi yah…

Akhir kata, commentnya di tunggu ^^