[Part 13] As Love Is My Witness

As Love Is My Witness

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Shin Wonho, Jung Jinyoung, Park Jiyeon, Jung Soojung

Genre : Romance, Sad (?)

Rating : PG-18

Type : Chapter

Sorry For Typo~

Part 13

Suzy tidak mengerti dengan apa yang ada dipikiran namja ini, pagi-pagi buta sudah berada di depan pintu apartemennya dengan senyum lebarnya yang bodoh. Dan saat masuk tiba-tiba saja meminta dibuatkan sarapan. Saat dia bertanya alasan namja itu datang ke tempatnya pagi-pagi begini dengan santainya namja itu mengatakan bahwa dia butuh makan di pagi hari biar energinya banyak untuk digunakan hari ini. Such a nonsense-pikir Suzy.

Suzy terus memperhatikan namja yang memakan sarapannya dengan nikmat tersebut, sesekali namja tersebut tersedak oleh nasi yang dia makan karena terlalu cepat mengunyahnya. Saking asyiknya memandang namja itu dia bahkan tidak menyentuh sarapannya sama sekali.

“kenapa kau melihatku? Makananmu itu sudah dingin” Tegur Myungsoo, Suzy mengerjapkan matanya beberapa kali.

“kau yakin akan ke kantor hari ini?” Tanya Suzy, Myungsoo bergumam pelan tanpa mengalihkan perhatiannya dari makanannya.

“tapi appamu sudah melarangmu untuk bertemu dengannya? Katakan pada Soojung saja untuk menggantimu”

“aniyo…aku ini bukan anak kecil berumur belasan tahun lagi” Ucap Myungsoo menggelengkan kepalanya, “aku sudah dewasa, harus bisa membedakan yang mana pekerjaan dan yang mana masalah pribadi. Aku harus profesional, sudah resikoku mengambil pekerjaan ini” Lanjutnya dengan bangga, Suzy mendesis pelan.

“aku serius Myungsoo-ya” Ucap Suzy, Myungsoo menghela nafasnya karena Suzy menganggap ucapannya barusan hanyalah lelucon belaka.

“aku juga serius dengan ucapanku. Kau tidak perlu khawatir, aku bisa melakukannya” Suzy menatap ragu kepada namja yang kini tengah menepuk dadanya dengan bangga itu.

“jangan memberiku tatapan keraguan seperti itu! nan shireo, kau harus mempercayaiku” Ucap Myungsoo lagi menggerakkan jari telunjuknya ke kiri dan ke kanan.

“arasseo, geunde kalau sampai terjadi sesuatu kau harus menghubungiku” Ucap Suzy menghembuskan nafasnya.

“eo, kau tidak ikut denganku?” Tanya Myungsoo bingung, Suzy memutar bola matanya.

“chogiyo tuan Kim, aku juga punya pekerjaan sendiri. Sangat tidak mungkin aku ikut denganmu di tempatmu bekerja”

“ah geureyo? kemarin kau bilang kau akan menemaniku”

“kemarin karena aku tidak punya schedule jadi aku bisa menemanimu, hari ini aku punya acara fansign jadi tidak bisa menemanimu” Myungsoo menekuk wajahnya kesal, lalu menatap Suzy memelas.

“aku akan segera kekantormu setelah aku selesai, hari ini scheduleku hanya satu, otthae?” Usul Suzy, seketika wajah Myungsoo yang ditekuk itu langsung berbinar dan menganggukan kepalanya beberapa kali.

“habiskan makananmu segera, aku akan mengantarmu sebelum ke kantor” Ucap Myungsoo menunjuk makanan Suzy, yeoja itu menganggukan kepalanya mengerti.

xxx

Yeoja itu terkejut melihat kehadiran Myungsoo hari ini, matanya beredar menatap sekeliling seolah mencari sesuatu.

“ya ya! kenapa kau ada di sini?” Tanya Soojung menghampiri Myungsoo yang baru saja meletakkan tas kameranya di atas meja.

“wae? ini studioku dan hari ini aku ada jadwal pemotretan, apa ada yang salah?” Jawab Myungsoo.

“ani geunde…”

“aku akan melakukannya, kau tidak perlu mencari fotografer yang lain. Kim Myungsoo adalah seorang yang profesional. Pekerjaan adalah pekerjaan, masalah pribadi adalah masalah pribadi, keduanya tidak bisa dicampur adukkan” Soojung melongo mendengar tuturan kalimat bijak yang keluar dari mulut Myungsoo itu.

“kau benar Myungsoo? uri Myungsoo?” Tanya Soojung sembari mengulurkan punggung tangannya untuk ditempelkan di dahi Myungsoo, takut-takut namja itu tengah demam saat ini.

“geurom, nan Kim Myungsoo. Memangnya saat ini kau melihat orang lain eoh?” dengan polosnya Soojung menganggukan kepalanya.

“cih, sudahlah…kau dan Suzy sama saja. Kembalilah dengan kerjaanmu, aku harus segera bekerja timjangnim” Decak Myungsoo lalu mengibaskan tangannya seolah mengusir Soojung dari tempatnya.

“ah geunde…kalau kau tidak bisa katakan padaku secepatnya ne” Ucap Soojung, Myungsoo mengangguk pasti.

xxx

“ireumi mwoyeyo?”

“nan Kim Nari imnida” Suzy tersenyum kecil lalu menuliskan nama Kim Nari ke poster kecil yang ada foto dirinya tengah berpose itu.

“kau harus belajar yang giat Nari-ya..” ucap Suzy, gadis remaja bernama Kim Nari itu menganggukan kepalanya antusias lalu berjalan meninggalkan meja Suzy.

“namamu siapa?” Tanya Suzy lagi pada fansnya yang lain.

“choneun Bang Minjoon imnida”

“ah Bang Minjoon? Nama yang lucu” Gumam Suzy lalu kembali membubuhi nama dan tanda tangannya di poster yang baru.

Setelah dua jam memberikan tanda tangan serta melakukan interaksi singkat dengan beberapa fansnya, kini akhirnya Suzy bisa istirahat juga. Di ruang tunggu Suzy melemaskan jari-jari tangannya yang sedikit kaku karena kebanyakan membuat tanda tangan.

“gwenchana Suzy-ya?” tanya Yoojin menghampiri Suzy dengan membawakannya segelas minuman isotonik.

“eoh eonni, hanya sedikit lelah di tangan ini…” Ucap Suzy sembari mengangkat kedua tangannya dan memainkan jemarinya di udara.

“setelah ini kau sudah tidak ada schedule lagi. Kau bisa istirahat di rumah” Ucap Yoojin, Suzy mengangguk mengerti.

“eonni aku mau bertanya padamu” Sahut Suzy, Yoojin yang tengah sibuk dengan note kecilnya itu hanya menganggukan kepalanya membolehkan Suzy.

“kapan kau akan menikah?”

“ne?” Yoojin mengalihkan pandangannya ke Suzy dan menatap yeoja itu bingung.

“aku bilang kapan kau akan menikah dengan Woobin oppa? kau tau, kalian sudah berpacaran bertahun-tahun. Umur Woobin oppa dan umurmu juga sudah cukup matang, kenapa tidak menikah saja eonni?” Jelas Suzy dengan mata berbinar.

“eyy, kau pikir menikah itu mudah? Kedua belah pihak harus sama-sama bisa menyiapkan diri masing-masing untuk berumah tangga. Aku tidak mau nantinya kalau sudah menikah malah tidak bisa mengurus suamiku dengan baik. Pemikiran-pemikiran untuk menuju tahap itu sangatlah banyak, tidak bisa langsung sekali menikah Cuma karena sudah pacaran bertahun-tahun” Balas Yoojin dengan serius.

“tapi eonni kau sudah cocok kok untuk berumah tangga, Woobin oppa juga. Kalian sudah sama-sama matang, tunggu apalagi? Aku yakin Woobin oppa juga pasti ingin segera menikah denganmu”

“aniyo, eonni masih belum mau menikah. kalau eonni menikah siapa yang akan mengurusmu eoh?” Ucap Yoojin meletakkan telunjuknya di dahi Suzy.

“naega? Aku bisa mengurus diriku sendiri, aku sudah besar eonni”

“ara, geunde setelah menikah nanti otomatis eonni akan berhenti menjadi managermu dan berubah menjadi seorang ibu rumah tangga. Aku tidak mau meninggalkanmu, setidaknya sampai kau menadapatkan namja baru eonni bisa melepasmu” Suzy langsung saja menekuk wajahnya saat mendengar pembahasan tentang namja.

“eonni, kalau kau menungguku mendapatkan namjachingu kau akan jadi perawan tua” Gumam Suzy, Yoojin menaikkan alisnya tak mengerti.

“jangan mengharapkanku untuk bisa mendapatkan namja dalam waktu dekat ini. itu tidak mungkin” Lanjut Suzy.

“ya !banyak namja diluar sana yang ingin berkencan denganmu, tinggal sekali berkedip saja kau sudah bisa mendapatkan namja, kenapa berkata seperti itu?”

“eisshh namja diluar sana beda lagi eonni. Amutdeun, jangan menungguku mendapatkan namja kalau kau mau menikah. Aku akan melarangmu eonni”

“waeyo? apa karena kau ditolak namja yang kau sukai eoh?” Tanya Yoojin, seketika mata Suzy membulat dan menatap Yoojin seolah berkata –bagaimana kau tau?-

“jinjja? kau benar-benar ditolak namja itu?” Pekik Yoojin histeris, “omo! seorang Bae Suzy ditolak seorang namja? daebak! Siapa namja bodoh itu?” Lanjutnya masih dengan memekik histeris, Suzy menekuk wajahnya kesal.

“isseo…namja menyebalkan” Gumam Suzy dengan ketus.

“menyebalkan tapi kau menyukainya keutchi?” Goda Yoojin yang membuat Suzy semakin menekuk wajahnya kesal.

“jangan menggodaku eonni!”

xxx

Soojung mengerutkan keningnya saat mengamati komputer di depannya, dia kemudian menoleh ke arah fotografer yang kini tengah mengambil gambar model di depannya.

“Myungsoo-ya, bisa kau berhenti sebentar?” Tanya Soojung menepuk pundak Myungsoo, namja itu menurunkan kameranya dan menatap bingung Soojung.

“jwesonghamnida, kita akan istirahat untuk beberapa menit” Ucap Soojung pada staff yang kelihatan bingung.

“Ny. Han, kau bisa istirahat, sebentar kita akan melanjutkannya lagi” Lanjut Soojung, yeoja paruh baya itu menganggukan kepalanya lalu melangkahkan kakinya menuju ke wardrobe.

“gwenchana?” Tanya Soojung, Myungsoo yang masih menatapnya bingung menganggukan kepalanya.

“waeyo? aku baik-baik saja…”

“ara, geunde…lihatlah hasil fotomu” Ucap Soojung lalu menunjuk layar komputer di sana, Myungsoo mengamati satu-persatu hasil fotonya dengan wajah yang datar.

“kau tau, semua foto yang kau ambil terlihat buruk. Sama sekali tidak terfokus, sudah kukatakan kau tidak usah melakukannya” Ucap Soojung, Myungsoo menghela nafasnya pelan.

“aniyo, ini pekerjaanku aku akan melakukannya. Aku akan memperbaikinya” Ucap Myungsoo dengan yakin, Soojung menatap namja itu dengan sendu. Sedari tadi sejak mulai pemotretan Soojung selalu mendapati tangan Myungsoo yang sesekali bergetar saat membidik kameranya. Dia tau namja itu sedang tidak baik-baik saja saat ini.

“Soojung-ah!” Sahutan itu membuat Soojung seketika menghentikan lamunannya, dia menoleh ke arah sumber suara kemudian tersenyum lebar.

“kau datang?” Balas Soojung menghampiri Suzy, “apa yang kau bawa?” Lanjutnya menunjuk kantong yang berada di tentengan Suzy.

“aku membawa snack untuk kalian…igeo, berikanlah pada staff mu” Ucap Suzy memindahkan kantong dari tangannya ke tangan Soojung.

“geure gomawo ne, ah Myungsoo di sana. Kau hampiri dia saja, aku akan membagikan ini dulu” Ucap Soojung menunjuk Myungsoo, lalu meninggalkan Suzy.

Suzy tersenyum kecil melihat Myungsoo tengah mengamati kameranya, mungkin mengecek hasil fotonya yang telah dia ambil tadi.

“Myungsoo…” Suzy menepuk pundak Myungsoo kemudian memanggil namanya dengan suara yang pelan.

“eoh wasseo…kenapa aku tidak melihatmu?” Myungsoo menoleh dan melihat Suzy tersenyum kepadanya.

“bagaimana mau melihatku kalau kau sibuk dengan kekasihmu itu” Ucap Suzy sembari menunjuk kamera di tangan Myungsoo. Namja itu tertawa kecil menanggapinya.

“otthae?” Tanya Suzy, alis Myungsoo berkerut tak mengerti, “apa kau baik-baik saja?” Jelas Suzy, Myungsoo tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya.

“tapi hasilnya sangat buruk” Gumam Myungsoo.

“sudah kubilang lebih baik orang lain saja yang melakukannya, tapi kau malah ngotot” Dumel Suzy, Myungsoo memutar bola matanya kepada yeoja di hadapannya.

“bagaimana bisa kau mengatakan hal yang sama dengan Soojung? ckck, kalian benar-benar sama” Decak Myungsoo.

“aku sedang tidak bercanda Myungsoo” Ucap Suzy, Myungsoo menghembuskan nafasnya pelan melihat raut wajah serius Suzy.

“nan gwenchana, sudah kukatakan bukan ini adalah pekerjaanku, mau tidak mau aku harus tetap melakukannya. Kau tidak perlu mengkha…”

“geumanhae Myungsoo-ya, kau tidak baik-baik saja. Jangan memaksanya, tidak bisakah kau mendengarku sekali saja?” Sela Suzy sebelum Myungsoo melanjutkan ucapannya, namja itu terdiam mendengar ucapan Suzy.

“jangan menyiksa dirimu sendiri, kalau kau memang masih belum bisa melakukannya jangan kau lakukan. Tidak akan ada yang memarahimu kalau kau tidak melakukannya, aku tau ini memang pekerjaanmu, tapi terkadang sebuah pekerjaan itu harus kita tinggalkan jika itu membuat kita tidak nyaman” Lanjut Suzy menatap intens wajah Myungsoo.

“lihatlah wajahmu masih pucat, apa kau yakin akan melanjutkannya? Kau juga bilang hasil fotomu terlihat burukkan? Itu tandanya kau kau harus segera menghentikan pekerjaan ini karena kau tidak bisa melakukannya, biar orang lain saja yang melakukannya eoh?” Suzy mengusap pipi Myungsoo, wajahnya memang terlihat pucat, tidak seperti pagi tadi yang terlihat segar. Mungkin karena pengaruh bertemu dengan eommanya dia jadi seperti ini.

“arasseo…” Gumam Myungsoo pelan menganggukan kepalanya, Suzy tersenyum lebar akhirnya Myungsoo mau juga mengikuti ucapannya.

Soojung yang melihat adegan itu tersenyum lega, dia tau percakapan macam apa yang dilakukan kedua sahabatnya itu.

“aku harus mencari fotografer yang free untuk hari ini” Gumamnya pelan.

xxx

Di sebuah restoran yang cukup mewah tengah terjadi sebuah meeting yang cukup serius, dilihat dari wajah beberapa namja paruh baya dengan bersetelan jas formal itu yang serius membicarakan proyek mereka.

Setelah kurang lebih sejam melakukan perbincangan yang serius, mereka mengakhirinya dengan senyum mereka. Sepertinya kesepakatan yang mereka ambil menguntungkan masing-masing pihak. Sama halnya dengan tuan Kim yang kini sudah beranjak berdiri dari kursinya dan membungkuk kepada rekan-rekan kerjanya.

“saya harap kerjasama ini bisa berjalan dengan lancar” Ucap tuan Kim pada salah satu rekannya.

“kami juga mengharapkan yang sama” Jawabnya, tuan Kim tersenyum melihat rekan-rekan kerjanya keluar dari restoran itu. Dia melirik jam ditangannya, dan sebentar lagi waktu makan malam, dengan segera tuan Kim membereskan tasnya dan melangkah menuju ke pintu restoran.

Saat beberapa langkah lagi sampai di depan pintu, tuan Kim menghentikan langkahnya saat sebuah suara seolah memanggil dirinya.

“appa?” Tuan Kim berbalik menoleh ke belakang menatap namja muda yang menatapnya dengan terkejut, dia tak kalah terkejutnya dengan namja itu terlihat dari matanya yang membulat serta tubuhnya yang terlihat menegang itu.

xxx

“bagaimana kabarmu?” Sahut tuan Kim setelah beberapa menit terdiam di salah satu meja itu dengan namja yang tadi memanggilnya.

“seperti yang kau lihat, nan gwenchana” Sahutnya, tuan Kim menyeduh teh hangatnya dengan mata yang masih menatap wajah namja di depannya.

“kau tidak berubah Wonho-ya” Ucapnya, Wonho mendongak menatap appanya yang sudah bertahun-tahun ini tidak ditemuinya lalu tersenyum kecil.

“kau tidak menanyakan kabar eomma?” Tanya Wonho, tuan Kim meletakkan cangkir tehnya di atas meja dengan kencang sehingga menimbulkan suara, Wonho menatap tingkah appanya dengan seksama itu.

“waeyo appa? Apa ada yang salah dengan ucapanku?” Tanyanya lagi, tuan Kim memejamkan matanya sebentar lalu menatap anaknya.

“aniyo, tidak ada yang salah. Kau sudah bertemu dengan adikmu?” Ucap tuan Kim lalu mengalihkan pembicaraan.

“geureusse…aku tidak yakin kalau dia adalah Myungsoo adikku” Gumamnya mengingat pertemuan pertamanya dengan Myungsoo saat itu dan pertemuan keduanya di restoran saat makan siang bersama Suzy.

“dia terlihat berbeda, seperti bukan Myungsoo kecil yang dulu” Lanjutnya, tuan Kim tersenyum kecil mendengar gumaman Wonho.

“dia memang sudah berubah. Sejak hari persidangan itu dia berubah menjadi anak yang pendiam”

“geure? geunde, aku masih tidak mengerti. Kenapa dia terlihat sangat membenciku? Meskipun dia tidak mengatakannya secara langsung tapi saat bertemu dengannya beberapa hari yang lalu aku bisa melihat tatapannya yang mengatakan bahwa dia membenciku” Tanya Wonho kepada tuan Kim, namja paruh baya itu berdehem pelan.

“appa tidak tau apakah benar untuk mengungkit masalah ini lagi, tapi jika masalah ini terus ditutupi darimu appa rasa itu sangat tidak adil untuk Myungsoo dan juga untuk dirimu” Ucap tuan Kim, Wonho menatap appanya dengan wajah bingung.

“masalah? Masalah apa?”

“kau ingat saat kau dan eommamu ke London saat itu?”

“eoh, perasaanku malam itu aku sedang tertidur di dalam kamarku, tapi saat bangun aku sudah berada di dalam pesawat bersamamu dan Myungsoo. Aku sangat bingung saat itu, tapi kalian sama sekali tidak ada yang membuka suara jadi aku tidak bertanya apapun”

“sebenarnya, saat itu…appa dan Myungsoo berniat menyusulmu dan eommamu untuk memberinya kejutan di hari ulang tahunnya, geunde…” tuan Kim menghembuskan nafasnya pelan, sepertinya sudah saatnya Wonho mengetahui ini. Selama 15 tahun anak ini tumbuh tanpa tau sedikitpun masalah yang menyebabkan kedua orang tuanya bercerai.

“appa dan Myungsoo yang diberikan kejutan oleh eommamu” Lanjutnya, Wonho mengerutkan keningnya bingung.

“malam itu…”

xxx

Flashback

 

Tiiing~ suara bunyi pintu yang dibuka itu membuat Wonho yang tengah bermain di kamarnya itu langsung melesat keluar.

 

“eomma, kau sudah pulang?” Pekik Wonho sambil berlari keluar namun langkahnya terhenti melihat seorang namja yang berada di belakang eommanya.

 

“eoh Wonho-ya, kau belum tidur nak?” Ucap Mirae mengahmpiri Wonho.

 

“aku menunggumu eomma, paman ini siapa?” Tanya Wonho menunjuk namja asing itu.

 

“ini teman eomma, beri salam padanya”

 

“annyeonghaseyo paman, choneun Kim Wonho imnida” Ucap Wonho membungkukan badannya.

 

“jadi ini anakmu dan Jungwon?” Gumam namja itu.

 

“eoh, anak yang lahir pertama. Yang kedua ada di korea bersamanya”

 

“geure-yo? Aku tidak menyangka kau akan melahirkan anak kembar…annyeong Wonho-ssi, paman ini teman eommamu. Paman harap kita bisa menjadi dekat ne” Wonho tersenyum dan menganggukan kepalanya antusias.

 

“ini sudah malam, kau tidurlah segera. Jangan keluar dari kamarmu” Ucap Mirae mencium kedua pipi Wonho, namja kecil itu mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya, mengikuti perintah eommanya untuk tidur.

 

xxx

 

Wonho menatap kosong langit-langit kamarnya, wajahnya terlihat mengeras mengingat kejadian malam itu.

“eomma…” Lirihnya pelan, kemudian wajah datar Myungsoo saat di pengadilan saat itu kembali muncul di depan wajahnya.

“jadi itu alasannya dia membenciku? Karena aku memaksanya untuk tinggal bersama eomma?” Gumamnya pelan .

Flashback

 

Namja kecil itu terus saja memasang wajah datarnya mendengar hasil persidangan perceraian kedua orang tuanya, meskipun dia masih kecil dan tidak tau menahu tentang apa yang sedang didengarnya itu dia tetap dia memperhatidak hakim membaca keputusannya.

 

“hak asuh Kim Myungsoo jatuh kepada Kim Jungwon, sebaliknya hak asuh Kim Wonho akan diberikan kepada ibunya Han Mirae” tuk tuk tuk~ ucap sang hakim lalu mengetuk palunya tiga kali.

 

Tak ada yang terlihat kecewa dengan hasil keputusan itu, tapi tuan Kim terlihat sedikit sedih karena harus merelakan Wonho di asuh oleh ibunya yang dia yakini pasti tidak akan bisa dia temui setelah keluar dari ruangan ini.

 

“aku akan ikut bersama eomma…da kau bersama appa” Ucap Wonho menghampiri Myungsoo yang masih diam di tempatnya.

 

“Myungsoo-ya ikutlah denganku” Ucapnya lagi, Myungsoo menoleh kepada Wonho dan menatapnya tajam.

                        

“shireo! Aku mau bersama appaku” pekiknya kesal.

 

“bersama kita lebih baik, kajja” Wonho yang masih tidak tau tentang kejadian yang di alami adiknya itu terus memaksa Myungsoo untuk ikut bersamanya.

 

“shireo! Pikkyeo jangan menghalangiku” Myungsoo segera menggeser tubuh Wonho yang berada di depannya dan berjalan keluar dari ruang persidangan.

 

“ya Myungsoo-ya! apa kau tidak sayang dengan eomma? Ayolah kita pergi bersama ne, kita bisa main bersama” Sahut Wonho mengikuti Myungsoo yang keluar.

 

“aku tidak akan ikut denganmu!” Ucap Myungsoo memekik lalu berlari meninggalkan Wonho.

 

“isanghae? Biasanya dia tidak mau berpisah dengan eomma, tapi kenapa sekarang…”

 

“Wonho-ya, kajja kita pulang nak”

 

“eoh ne eomma”

 

“pabo, bagaimana kau bisa melakukan itu Wonho!” Rutuk Wonho sembari memukul kepalanya pelan.

xxx

Suzy berjalan masuk ke dalam sebuah cafe, siang ini dia sudah janji dengan Soojung akan makan bersama. Dia mengedarkan pandangannya ke penjuru cefe mencari meja yang kosong, saat matanya beredar ke sisi kanan cafe itu dia melihat seorang yeoja yang tak asing. Dia kemudian berjalan menghampir meja tersebut.

“Jiyeon…” Sapa Suzy, Jiyeon yang tengah menikmati minumannya itu seketika mendongak, dia membuka kacamata hitamnya dan menatap Suzy terkejut.

“eoh, Suzy-ya. kau mengenaliku?” Tanya Jiyeon, Suzy tersenyum kecil menganggukan kepalanya.

“tentu saja, siapapun yang melihat pasti bisa mengatakan kau adalah Park Jiyeon” Ucapnya sembari duduk di hadapan Jiyeon.

“jinjja? padahal aku sudah menyamar begini…” Gumam Jiyeon kecewa, ah, bagaimana kabarmu? Gwenchana?”

“eoh nan gwenchana, kau sendiri?”

“ne…aku sedang ada shooting di sekitar sini, kebetulan lagi istirahat jadi aku datang ke sini”

“aku dengar dari Soojung akhir-akhir ini jadwal shootingmu padat, apa kau tidak lelah?”

“aniyo, aku sudah terbiasa dengan jadwal setiap hari selama dua tahun ini, jadi sudah terbiasa”

“geureyo? kalau aku jadi kau mungkin aku akan menyerah. Menjadi model seperti sekarang saja aku sudah merasakan lelahnya” Gumam Suzy, Jiyeon tersenyum mendengarnya.

“itu sudah resikoku sebagai public figur. Ah kau mau pesan? Aku akan panggilkan pelayan” Ucap Jiyeon.

“ani, aku tunggu Soojung. kami janjian di sini”

“Soojung akan ke sini? eisshh…” Desis Jiyeon, Suzy tersenyum kecil melihat ekspresi wajah Jiyeon

Saat sedang berbincang dengan Jiyeon, Suzy tak sengaja melihat Soojung yang baru saja masuk ke dalam cafe. Dia melambaikan tangannya memanggil Soojung untuk menghampirinya.

“mian Suzy-ya aku telat” ucap Soojung setelah sampai di meja Suzy, “omo! kenapa kau di sini eoh?” Pekik Soojung terkejut saat menyadari di meja itu Suzy tidak sendiri melainkan bersama Jiyeon.

“memangnya salah aku di sini? ini tempat umum Soojung-ssi” Sahut Jiyeon ketus.

“cih, alasan saja…kau carilah meja sendiri di sana, aku tidak mau dilihati orang-orang karena duduk bersama seorang artis” Desis Soojung lalu duduk di samping Suzy.

“ya! dari awal aku yang duduk di sini, kalau kau tidak mau duduk bersamaku cari meja yang lain sana” Balas Jiyeon, Suzy memutar bola matanya tak percaya. Kedua yeoja ini memang hobi bertengkar, beberapa hari yang lalu saat mereka bertiga bertemu juga kejadiannya seperti ini.

“ya Soojung-ah, dia ini calon kakak iparmu jangan berbicara kasar padanya” ucap Suzy, Jiyeon mengangguk bangga mendengar Suzy membelanya.

“mwoya? kan masih calon. Belum jadi kakak ipar, bisa saja dia tidak jadi menikah dengan Jinyoung oppa” Sahut Soojung.

“ya! kau mendoakanku eoh? aigoo, adik macam apa kau ini mendoakan oppamu agar gagal menikahi kekasihnya” Pekik Jiyeon tak suka, beberapa pelanggan di sana melihati ke arah meja mereka. Suzy tersenyum tak enak kepada pelanggan lain dan meminta maaf.

“ya, sudahlah jangan bertengkar. Aigoo, aku bisa stress berada di tengah-tengah kalian” Bisik Suzy pelan, dia kemudian memijit pelipisnya pelan. Kedua yeoja itu hanya diam sambil melempar tatapan tajam mereka.

xxx

Wonho sedari tadi terus saja mengatupkan bibirnya rapat-rapat, sementara yeoja dihadapannya sama sekali tidak menyadari perubahan sikap anaknya itu. Hingga dia mendongak dan mendapati Wonho tengah menatapnya lurus.

“ada apa Shin?” Tanya Ny. Han melihat Wonho.

“jangan memanggilku dengan nama itu, namaku Wonho, Kim Wonho” Ucap Wonho datar, Ny. Han tersentak kaget mendengar ucapan anaknya.

“Wonho-ya, waeire?” Tanyanya setelah menyadari sikap Wonho siang itu, tatapan Wonho kepadanya tidak seperti tatapan biasanya.

“nappeun, kau membohongiku eomma” Gumam Wonho, Ny. Han semakin mengerutkan keningnya bingung

“aku sudah bertemu dengan appa” Ucapan Wonho sukses membuat Ny. Han membulatkan matanya, sendok yang berada ditangannya pun terjatuh sehingga menimbulkan suara dentingan.

“ka…kau bertemu siapa?”

“appa, aku bertemu dengannya. Dan dia sudah menceritakan semuanya padaku alasan kalian berdua berpisah” Jelas Wonho, tubuh Ny. Han menegang melihati tatapan tajam Wonho.

“Wonho-ya, geuge aniragu…eomma bisa menjelaskan semuanya padamu”

“dwesseo, tak ada yang perlu kau jelaskan. Semuanya sudah jelas, dulu aku selalu bertanya-tanya kenapa Myungsoo membenciku, kenapa Myungsoo tidak ingin ikut bersama eommanya yang dia sayangi ternyata…aku menyesal eomma” Ucap Wonho dengan raut wajah yang masih datar, di akhir kalimatnya dia menundukan kepalanya.

“Aku menyesal karena saat itu aku tidak ikut bersama appa, aku menyesal karena aku harus berpisah dengan adikku, aku menyesal karena membiarkan Myungsoo melihat dan mengalami kejadian itu sendirian, aku menyesal meninggalkannya, aku menyesal karena aku tidak bisa membencimu seperti Myungsoo” Gumamnya dengan pelan, Ny. Han menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Suaranya tercekat mendengar ucapan Wonho.

“mianhae Wonho-ya, eomma jalmothaeseo. Eomma melakukannya bukan karena eomma tidak menyayangi kalian, eomma…eomma hanya…”

“geumanhae eomma, jangan meminta maaf padaku. Kau seharusnya meminta maaf pada Myungsoo, dia yang sudah menderita selama ini. Dia selalu bermimpi buruk mengingat kejadian itu, saat itu seharusnya kau memeluknya bukannya memukulnya” Ucap Wonho menepis tangan Ny. Han yang akan memegang tangannya.

“kau sudah bertemu dengannya kan?” Tanya Wonho, Ny. Han terdiam tak menjawab pertanyaan Wonho.

“mana bisa kau berpura-pura tidak mengenali anakmu sendiri? dia itu adikku! Kau tidak tau seberapa tersiksanya dia selama ini!” Pekik Wonho, Ny. Han masih terdiam mendengarkan semua amarah anaknya yang keluar.

“kalau kau tidak menganggap Myungsoo sebagai anakmu, sebaiknya jangan menganggapku sebagai anakmu juga! Aku pergi” Wonho beranjak berdiri dari tempat duduknya dengan kasar kemudian meninggalkan Ny. Han yang mulai terisak mengeluarkan setetes air matanya.

“mianhae Wonho-ya, eomma bersalah…mianhae…”

xxx

Denting suara bunyi sendok yang bertemu dengan pemukaan piring itu menghiasi acara makan malam sederhana di kediaman keluarga Kim malam ini.

Suzy dan Soojung sengaja datang atas panggilan Ny. Kim yang mengajak keduanya untuk makan malam bersama.

“aigoo, sudah lama sekali tidak melihat kalian bertiga bersama seperti ini” Ucap Ny. Kim memperhatikan Suzy, Soojung dan Myungsoo bergantian.

“geure? terakhir kali itu sebelum kita pindah ke Seoul mattchi?” Sahut tuan Kim, Soojung dan Suzy menganggukan kepalanya.

“geunde, ada angin apa kalian mengajak kami makan malam di rumah appa? Tidak biasanya” Ucap Myungsoo, tuan Kim tersenyum kecil.

“aniya, hanya ingin mengulang masa-masa lalu saja. Lagipula appa juga sudah lama tidak melihat kedua temanmu ini” Ucapnya.

“geureyo? tapi ini tidak seperti dirimu appa. Sejak kapan kau peduli dengan teman-temanku?” Sahut Myungsoo, seketika Suzy memukul lengan Myungsoo untuk tidak berbicara sembarangan.

“sejak kapan appa tidak peduli? Dulu appa selalu membelikan Soojung dan Suzy ice cream saat kau tidak ada, betulkan?”

“ne ahbeoji…eissh, kau jangan berbicara sembarangan Myungsoo-ya, appamu ini sangat peduli dengan kita” Ucap Soojung lalu mendesis pada Myungsoo, sementara namja itu hanya mendumel pelan.

“ah ya kalian berdua, apa sudah punya namjachingu?”

Uhuk~ ketiga anak muda itu serentak tersedak dengan makanan mereka setelah mendengar pertanyaan tuan Kim.

“appa!”

“eobseoyo ahbeoji. Kau taukan, kami sedang fokus ke pekerjaan jadi tidak ada kesempatan untuk memikirkan masalah itu” Tukas Soojung.

“geureyo? aigoo, kalian ini sudah dewasa masa masih belum punya kekasih juga? Carilah sebelum kalian bertambah tua” Lanjut tuan Kim, Myungsoo menekuk wajahnya tak suka.

“appa, kenapa membicarakan hal itu eoh” Sahut Myungsoo, tuan Kim terkekeh mendengar nada bicara Myungsoo yang tidak suka.

“waeyo? apa salah appa menanyakan ke kalian? toh kalian sudah dewasa, benarkan Suzy-ya?” Ucap tuan Kim beralih pada Suzy yang sedari tadi hanya diam saja.

“eo…eoh ne ahbeoji, kau tidak salah menanyakannya kok” Jawab Suzy kikuk.

“eyy, yeobo sudahlah jangan menggoda mereka. Biarkan mereka mencari pasangan mereka masing-masing…lanjutkan saja makanmu” Sahut Ny. Kim menghentikan pembicaraan masalah asmara itu.

“arasseo, aigoo…lihatlah tatapan anakmu itu, membuatku bergidik” Ucap tuan Kim lalu menunjuk Myungsoo yang menatapnya tajam.

xxx

“omoni aku akan membantumu” Ucap Suzy menghampiri Ny. Kim yang tengah mencuci piring kotor mereka.

“gomawo Suzy-ya, aigoo…seandainya aku bisa memiliki anak perempuan, aku tidak akan kesepian seperti ini” Ucap Ny. Kim, Suzy tersenyum kecil. Dia memang tau sejak dulu Ny. Kim tidak bisa memiliki anak, maka dari itu sampai sekarang Myungsoo hanya menjadi anak tunggal mereka.

“aku akan sering mengunjungimu omoni jika kerjaanku tidak banyak, geokjongma” Ucap Suzy membantu menyabun piring kotor.

“kau memang anak yang baik, eisshh beda sekali dengan Myungsoo yang nakal itu”

Suzy tertawa kecil mendengar desisan Ny. Kim itu, mereka kemudian melanjutkan perbincangan antar wanita selagi mencuci piring.

Sementara di ruang tengah, Soojung, Myungsoo dan appanya tengah bersantai memakan potongan buah yang di bawa Suzy tadi.

“Soojung-ah…” Sahut tuan Kim, Soojung menoleh padanya.

“ne ahbeoji waeyo?”

“apa kau tidak pernah melihat Myungsoo dekat dengan seorang wanita?” Tanyanya, sontak membuat Myungsoo meletakkan garpunya dengan kasar.

“appa! Museun mariya?” Pekik Myungsoo kesal.

“eyy, jangan tanyakan tentang dekat dengan yeoja ahbeoji, melirik mereka saja dia tidak pernah” Jawab Soojung. Myungsoo kini menoleh pada Soojung dan menatapnya tajam.

“jinjja? aigoo, apa kau normal anakku? Saat appa jodohkan dengan Jiyeon pernah kau menolaknya mati-matian, appa pikir saat itu kau menolaknya karena ada yeoja yang kau sukai, ternyata…”

“ya ya…appa, jangan berpikiran yang macam-macam, aku ini normal. 100% normal” Sela Myungsoo, tuan Kim dan Soojung tertawa mendengarnya.

“aku setuju padamu ahbeoji, aku bahkan ragu dia adalah seorang namja” Sahut Soojung, Myungsoo memutar bola matanya kesal, tak tahan berada di tengah kedua orang itu dia beranjak dari sofa dan meninggalkan ruang tengah.

“mwoya? kau juga berpikiran yang sama? apa telah terjadi sesuatu dengannya?” Tanya tuan Kim penasaran dan tidak memperdulikan anaknya yang sudah pergi itu.

“dia menolak temanku yang menyukainya ahbeoji, padahal temanku itu sudah menyukainya sejak lama” Ucap Soojung menghela nafasnya, tuan Kim tersenyum kecil.

“jinjja? memangnya alasannya menolak karena apa?”

“kau tau…umm, karena masalah itu…” Ucap Soojung sedikit tak enak, tuan Kim menganggukan kepalanya mengerti.

“aigoo, anak itu sudah membuat anak orang patah hati eoh”

“majayo, bahkan sampai sekarang temanku itu masih menyukainya tapi Myungsoo terlalu bodoh untuk membalasnya” Ucap Soojung menggelengkan kepalanya.

“katakan pada temanmu itu untuk tidak perlu mengkhawatirkannya, ahbeoji yang akan membuat Myungsoo menerimanya”

“geureyo? caranya bagaimana?”

“ikuti saja apa yang aku ucapkan, sisanya nanti ahbeoji yang mengurusnya”

Soojung tersenyum lebar, sementara tuan Kim tersenyum penuh arti membayangkan rencananya. Sepertinya sudah saatnya dia mengajari Myungsoo untuk mencintai orang lain dan melupakan masa lalunya.

xxx

“jinjja? ahbeoji mengatakan itu padamu?” Pekik Suzy terkejut, Soojung yang tengah menyetir itu menganggukan kepalanya.

“apa kau mengatakan yeoja itu…”

“aniyo, aku hanya mengatakan temanku. Geokjongma, kau tunggu saja info dariku. Aku dan ahbeoji akan bekerja sama untuk membuat Myungsoo bertekuk lutut di depanmu” Ucap Soojung dengan antusias, Suzy tersenyum kecil mendengarnya.

“kau tau? kau seharusnya tidak usah melakukan itu. Aku sudah tidak berharap apapun lagi, biarlah semuanya berjalan seperti apa adanya” Sahut Suzy, Soojung menggelengkan kepalanya kuat.

“ani ani, kau tidak boleh berhenti berharap! Walaupun sudah terlambat tapi itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Setidaknya buatlah dia menyesal karena menolakmu sebelum kau menyerah untuk mengharapkannya” Balas Soojung, Suzy menoleh ke samping dan menatap Soojung.

“waeyo?”

“aku heran…kenapa sejak dulu kau terlihat sangat antusias mengenai hubunganku dengan Myungsoo? apa kau tidak lelah eoh? aku saja sudah lelah” Ucap Suzy.

“ya! tentu saja aku antusias. Apalagi ini menyangkut kalian berdua, aku sebagai sahabat kalian akan melakukan apapun untuk menyatukan kalian berdua” Seru Soojung, Suzy terkekeh pelan menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya yang satu itu.

“kau ada-ada saja…fokuslah menyetir” Sahut Suzy, Soojung tersenyum lebar mengamati jalanan di depannya.

xxx

Tok tok~ tuan Kim yang tengah membaca bukunya itu berdehem pelan dan menyahut menyuruh orang yang mengetuk pintunya itu untuk masuk ke dalam.

“appa waeyo?” Tanya Myungsoo, malam ini namja itu memutuskan untuk menginap di rumahnya dan tidak pulang ke apartemennya atas pemaksaan dari kedua sahabatnya itu.

“duduklah, appa inign berbicara padamu” Ucap tuan Kim, Myungsoo yang tak tau menau apa yang akan dibicarakan appanya itu hanya mengikuti perintah dan duduk di hadapan appanya.

“apa yang dikatakan Soojung benar?” Tanya tuan Kim langsung, Myungsoo mengerutkan keningnya tak mengerti.

“Soojung? dia mengatakan apa memangnya? Ya! appa, kau menggosip dengannya di belakangku eoh?”

“eyy, aniya…appa hanya bertanya mengenai hubungan asmaramu kepadanya” Mata Myungsoo membulat mendengar ucapan appanya.

“appa!”

“ya, jangan memekik seperti itu, eommamu sudah tidur diamlah”

“eisshh, terus yang mau kau tanyakan apa?”

“kata Soojung kau menolak temannya yang menyukaimu, apa itu benar?” Mata Myungsoo kembali membulat, dalam hatinya dia merutuki Soojung yang berbicara sembarangan kepada appanya.

“appa, bukankah kau bilang tidak akan mengurusi tentang masalah itu lagi? biarkan aku yang mengurusnya sendiri”

“eish, anak nakal! Appamu ini hanya bertanya, appa juga tidak berniat untuk mengurusnya. Hanya ada beberapa nasehat yang ingin appa katakan padamu”

“mwonde?”

“apa kau tidak menyesal menolaknya?” Myungsoo mengerutkan keningnya bingung, “perasaan yeoja itu sangat kuat. Jarang-jarang kau bisa mendapatkan yeoja yang menyukaimu sampai selama itu. Appa hanya tidak ingin kau menyesal dikemudian hari karena sampai sekarang kau masih belum menerimanya” Lanjutnya.

“appa, aku hanya tidak ingin memikirkan masalah itu dulu. Cukup aku pikirkan pekerjaanku dan kalian orang tuaku. Untuk masalah asmara aku masih tidak ingin memikirkannya”

“apa karena kejadian itu kau jadi tidak ingin jatuh cinta?” Myungsoo mendongak menatap appanya.

“Myungsoo-ya, semua wanita tidak selamanya mempunyai sifat yang sama. Contohnya eommamu sekarang, apa kau pernah melihatnya tidak menyayangimu? Dia bahkan sudah menyayangimu seperti anak kandungnya sendiri. itu buktinya bahwa tidak semua dari mereka itu seperti yang kau pikirkan” Lanjut tuan Kim, Myungsoo kembali tertunduk memainkan jari-jari tangannya.

“bukankah kau sudah mengenalnya bertahun-tahun? Jadi kau seharusnya sudah tau yeoja itu luar dalamnya seperti apa. Seharusnya kau tau yeoja itu benar-benar tulus mencintaimu atau tidak” Myungsoo menatap kaget appanya, bagaimana dia bisa tau yeoja itu sudah bersamanya selama bertahun-tahun. Apa Soojung mengatakan siapa orangnya?

“kau heran mengapa appa bisa tau? Soojung memang tidak memberitahu appa siapa yeoja itu, tapi dengan sekali melihat appa bisa tau sendiri siapa yeoja yang menyukaimu” Ucapnya dengan tersenyum lebar.

“Suzy…dia wanita yang baik, kau akan sangat menyesal jika menyia-nyiakannya. Memiliki wanita yang setia adalah dambaan setiap namja. Jangan sampai suatu saat perasaannya perlahan menghilang dan membuatmu menyesal”

“ottokhae arasseo?”

“appa bisa merasakannya, caranya menatapmu…dia benar-benar menyayangimu Myungsoo, apa kau tega menyakiti yeoja sebaik dia?”

“aniyo…aku tidak berniat untuk menyakitinya, hanya saja…”

“sudah appa katakan, jangan menyamakan setiap wanita yang kau kenal dengannya. Mereka berbeda, terlebih lagi Suzy. Dia yeoja yang berbeda”

“appa, aku tidak menyamakannya. Hanya setiap berpikir untuk memulai hubungan dengan yeoja entah mengapa kejadian itu terus terulang di depan mataku” Lirih Myungsoo.

“kalau kau hanya membiarkan kejadian itu menghantuimu, sampai kau matipun kau tidak akan bisa terbebas. Cobalah untuk melawannya, jangan takut dengan itu. Bertindaklah sebelum Suzy benar-benar meninggalkanmu dan bersama pria lain yang bisa memberinya hatinya” Ucap tuan Kim.

“appa…”

“appa mengerti, yang harus kau lakukan saat ini hanyalah berpikir. Cobalah untuk mendengarkan kata hatimu”

“kata hatiku?”

xxx

Pagi ini, namja itu kembali bertengger di depan pintu apartemen yang sudah beberapa hari ini terus dia datangi di pagi hari.

Ting tong~ dia menekan bel menunggu sang penhuni untuk membukakan pintu untuknya, tak perlu menunggu lama karena pintu di hadapannya sudah terbuka secara ototmatis. Dengan sigap namja itu masuk ke dalam dan melepas sepatunya.

“Suzy-ya, mwohae?” Tanyanya berjalan ke arah dapur, karena tadi dia mendengar suara-suara dari arah dapur.

“aku sedang memasak…kenapa kau datang kemari lagi?” Sahut Suzy dari depan kompor, namja itu dengan sendirinya duduk di meja makan dan memperhatikan punggung Suzy.

“keunyang…aku bosan kalau sarapan di rumah, lebih baik aku kemari” Ucapnya, Suzy menoleh ke belakang dan menatap namja itu tajam.

“kau berniat untuk menghabiskan makananku Kim Myungsoo?” Tanya Suzy dengan ketus, namja itu hanya tersenyum lebar menopang dagunya di atas meja.

“apa yang kau masak?” Tanyanya saat Suzy membawa panci sup ke arah meja makan.

“seafood” Ucap Suzy singkat, dia kemudian kembali ke kounter dan mengambil dua mangkuk untuk dirinya dan Myungsoo.

“huaa, pasti rasanya enak” Pekik Myungsoo antusias, dia segera mengambil mangkuk di tangan Suzy dan menyendokkan sup seafood dari panci.

“aigoo….mashitta!” Ucapnya setelah mencicipi sesendok, Suzy hanya menggelengkan kepalanya. Terkadang Myungsoo bertingkah seperti anak kecil di depannya.

“makannya pelan-pelan saja Myungsoo-ya nanti kau tersedak, supnya tidak akan lari” Ucap Suzy duduk dihadapan Myungsoo dan menyendok sup ke mangkuknya.

“eyy, ini harus segera dimakan sebelum dingin” Sahut Myungsoo tanpa sadar nasi yang ada di dalam mulutnya menyembur keluar dan menempel di sekitara pipinya.

“tapi kau tidak perlu secepat itu juga” Ucap Suzy, saat mendongak menatap Myungsoo dia terkekeh melihat wajah Myungsoo yang di penuhi butiran nasi itu.

“wae? kenapa menertawaiku?” Myungsoo menelan nasinya dan menghentikan gerakannya saat mendengar suara kekehan Suzy.

“kau tidak berubah, selalu saja berantakan seperti ini” Ucap Suzy mengulurkan tangannya dan mengambil butiran nasi di pipi Myungsoo, setelah membuangnya dia kembali mengulurkan tangannya mengambil lagi nasi yang tersisa di pipinya yang satu.

Myungsoo menatap lurus ke arah Suzy yang tengah tersenyum geli membersihkan wajahnya, tanpa sadar tangan kanannya bergerak naik menekan dada kirinya, ada sedikit dentuman yang tak beraturan yang muncul dari dalam sana.

“appa mengerti, yang harus kau lakukan saat ini hanyalah berpikir. Cobalah untuk mendengarkan kata hatimu”

Myungsoo mengingat kembali ucapan appanya yang terakhir kali saat itu, mencoba untuk mendengar kara hatinya? Gumamnya dalam hati.

“eoh, waeyo?” Suzy tersentak kaget saat tangan Myungsoo tiba-tiba saja memegang pergelangan tangannya yang terjulur ke depan.

“Myungsoo-ya…kau melamun?” Tanya Suzy ulang saat menyadari Myungsoo terdiam menatapnya, dia mengibaskan tangannya di depan wajah Myungsoo.

“Kim Myungsoo!” Pekik Suzy, seketika Myungsoo mengerjapkan matanya dan mengalihkan pandangannya ke tangannya yang memegang tangan Suzy.

“eoh, mi…mianhae…” Ucap Myungsoo melepaskan tangannya.

“gwenchana, geunde…apa yang kau lamunkan?” Tanya Suzy dengan wajah bingungnya.

“eob…eobseo…lanjutkan makanmu” Ucap Myungsoo, dengan gugup dia kembali menyantap makannya dan sesekali melirik ke arah Suzy yang masih memandangnya bingung.

“aissh, gara-gara ucapan appa aku jadi aneh seperti ini” Batinnya merutuk

TBC

Author kembali membawa part yang membosankan, disini tidak ada scene yang cukup berarti. Semuanya biasa-biasa aja 😀

Kemarin banyak yang tanya tumben author update cepat, haha author sendiri saja gak tau tumben-tumbenan punya mood ngetik dan sekali ngetik langsung selesai 😀

Ah ya, kemarin author baca komen-komen kalian. Nama eommanya myung itu Mirae bukan Marie, Mary Han itu nama Londonnya, jadi jangan salah sebut lagi yah 🙂

Di sini momen Wonho-Suzy nya gak ada dulu yah, kan di sini Wonho lagi galau akut tuh setelah tau kebenarannya, selanjutnya deh baru di adain 🙂

Ah satu lagi untuk typo yang bertebaran di atas, author gak mengeceknya lagi seperti di part kemarin jadi kalau ada typo maafkan ne 🙂

Seperti biasa jangan merasa bosan untuk memberikan komentarnya, meskipun bosan membaca Ffnya ^^