[Part 14] As Love Is My Witness

As Love Is My Witness

Author : elship_L

Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy

Cast : Shin Wonho, Jung Jinyoung, Park Jiyeon, Jung Soojung

Genre : Romance, Sad (?)

Rating : PG-18

Type : Chapter

Sorry For Typo~

Part 14

Sebuah mobil hyundai berwarna hitam berhenti tepat di depan lobi perusahaan yang nantinya akan bermerger dengan perusahaan dari pemilik mobil tersebut. Sang supir beranjak keluar dari pintu kemudi dan segera membuka pintu belakang, tak lama kemudian seorang namja berstelan jas formal berwarna abu-abu itu keluar dan berdiri tegak di depan mobilnya.

“tuan Kim, anda sudah tiba. Silahkan masuk ke dalam, sajangnim sudah menunggu anda” Ucap seketaris pribadi sajangnim itu menghampiri tuan Kim.

“ah geureyo…ayo kita masuk” Ucap tuan Kim lalu lalu mengikuti sekertaris itu untuk masuk ke dalam gedung.

“tuan Kim, hari ini sajangnim yang mengambil alih cabang perusahaan di Jepang tidak dapat hadir” Ucap sekertaris itu saat mereka masuk ke dalam lift.

“jadi siapa yang akan menjadi wakilnya? Bukankah tiap perusahaan harus ada saksi untuk penandatanganan kerja sama ini?”

“itulah yang ingin saya katakan, hari ini istri dari sajangnim sendiri yang akan hadir sebagai pengganti wakil yang dari Jepang” Tuan Kim menganggukan kepalanya mengerti, selama setiap perusahaan menghadirkan wakil atau saksinya itu tidak masalah untuknya.

Tiiin~ suara pintu lift yang terbuka membuat sekertaris itu mempersilahkan tuan Kim untuk keluar dan berjalan menuju ke ruang pertemuan yang berada tak jauh dari lift yang mereka gunakan tadi.

“silahkan masuk tuan” Ucap sang sekertaris, tuan Kim tersenyum lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut.

Di dalam sana sudah hadir beberapa rekan kerjanya yang beberapa hari lalu mengadakan rapat dengannya, tuan Cho selaku sajangnim di perusahaan dimana dia berada ini berdiri menyambut kedatangannya.

“selamat datang tuan Kim, silahkan duduk di tempat yang sudah kami sediakan” Ucapnya membungkuk hormat lalu mengarahkan tuan Kim ke salah satu kursi yang masih kosong.

“apa semua wakil sudah hadir di sini? kita bisa memulai penandatanganannya” Sahut tuan Kim setelah duduk di tempatnya.

“kita masih harus menunggu satu orang lagi tuan, dia adalah istri dari Shin sajangnim, wakil dari Jepang” Ucap sekertari tuan Cho itu, tuan Kim menganggukan kepalanya mengerti.

Setelah menunggu sekitar 10 menit akhirnya pintu ruang pertemuan itu terbuka dan menampilkan sesosok wanita yang memakai pakaian kantor semi-formal dan terlihat cukup elegan itu.

“jwesonghamnida atas keterlambatan saya” Ucapnya seraya membungkukan badannya ke semua orang yang berada di dalam ruangan itu, tuan Kim yang hendak menyapa istri dari calon rekannya itu beranjak dari duduknya yang kebetulan membelakangi pintu masuk.

“mobil saya sempat mengalami kerusakan jadi tidak bisa datang tepat waktu” Lanjutnya, tuan Cho tersenyum memaklumi dan menganggukan kepalanya mengerti, sementara tuan Kim sudah berbalik hendak membalas permintaan maaf wanita tersebut.

“sekali lagi aku meminta maaf atas…” Ucapan wanita itu sontak terhenti saat badan tuan Kim sukses berbalik dan berhadapan dengannya, wajahnya terlihat sangat terkejut mendapati tuan Kim kini tengah menatapnya dengan mata yang tak kalah terkejutnya juga.

“o…oppa…” Lirihnya.

xxx

“baiklah, sepertinya pertemuan kita berakhir di sini. Terima kasih atas kehadiran tuan-tuan dan nyonya sekalian” Ucap tuan Cho mengakhiri pertemuan mereka dengan memegang map yang sudah berisi surat kerja sama yang terlah mereka sahkan masing-masing itu.

Satu demi satu orang disana beranjak dan meninggalkan tempat mereka, namun tidak dengan tuan Kim yang masih setia di tempat duduknya.

“oraemaniya oppa…” Sahut wanita yang sejak tadi juga tidak bergerak di tempatnya, tuan Kim mengangkat wajahnya dan menatap tajam wanita di hadapannya itu.

“aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di sini. Bagaimana kabarmu? Bagaimana dengan Myungsoo?” Tanyanya lagi, tuan Kim tersenyum tipis masih menatapnya dengan tajam.

“Myungsoo? aku bahkan tidak yakin kau mengingat namanya” Ucap tuan Kim skeptis, yeoja itu tersenyum lirih.

“kau menanyakan kabarnya? bukankah sejak lahir kau hanya memperhatikan Wonho? Kau sama sekali tidak pernah memberi perhatianmu pada Myungsoo. Jadi sejak kapan kau peduli padanya dengan menanyai kabarnya?”

“kau masih marah oppa? bukankah kejadiannya sudah berlalu? Kita bahkan berpisah secara baik-baik, kenapa kau masih belum melupakannya juga?” Ucap yeoja itu, tuan Kim mengepalkan tangannya yang ada di atas pahanya.

“untuk apa aku mengingatnya? Itu adalah pekerjaan yang sia-sia”

“geure? terus kenapa kau bersikap seperti ini? bukankah dari awal kau tau pernikahan kita tidak dilandaskan dengan cinta oppa? kau tau aku hanya mencintai Dong Yup oppa, dan aku juga tau kau saat itu kau dekat dengan Sora kan? kita hanya sedang sial hingga terjebak dalam pernikahan itu, kehadiran Wonho dan Myungsoopun hanyalah sebuah kesalahan” Tuan Kim mengeraskan rahangnya, memang yang dikatakan yeoja dihadapannya ini adalah benar. Mereka tidak saling mencintai, mereka masing-masing memiliki orang yang dicintai, tapi dia sangat tidak terima jika wanita itu mengatakan bahwa kehadiran kedua anaknya itu adalah sebuah kesalahan.

“apa kau menyesal karena memiliki anak? Kau menyesal melahirkan mereka berdua? Kau lebih memilih bersama kekasihmu itu dibandingkan bersama kedua anakmu?” Tanya tuan Kim dengan suara yang meninggi.

“aku tidak pernah menyesal oppa. Aku menyayangi mereka berdua, tapi aku juga tidak bisa meninggalkan Dong Yup oppa. Kau tau sendiri hubungan kami seperti apa” Tuan Kim menghela nafas kasarnya, dia sudah cukup pening untuk kembali membuka memori lamanya yang sudah bertahun-tahun dia tutup rapat-rapat.

“geumanhae, aku sudah tidak ingin membahas masalah itu denganmu. Kalau kau masih memiliki rasa kemanusiaaan, sekalipun jangan pernah kau tunjukan wajahmu di depan Myungsoo!” Ucap tuan Kim dengan tegas.

“tapi…”

“geurom…aku harap kita tidak akan bertemu lagi Han Mirae-ssi, ke depannya sekertarisku yang akan menghadiri pertemuan untuk kerja sama ini. Aku permisi” Sela tuan Kim lalu pergi begitu saja meninggalkan ruangan dan Ny. Han yang tercengang tersebut.

xxx

“jwesonghamnida, bisakah aku mengetahui di mana ruangan Kim Myungsoo?” Tanya seorang namja pada resepsionis yang berada di gedung kantor majalah fashion tersebut.

“Kim Myungsoo? biasanya jam segini dia sedang berada di studionya, anda bisa langsung kelantai basement. Di sana hanya ada satu ruangan” Ucap sang resepsionis.

“geure, kamsahamnida” Namja itu menundukan kepalanya sedikit kemudian berjalan menuju arah yang tadi ditunjukan.

“timjangnim, penerbitan edisi selanjutnya akan segera di proses. Tinggal menunggu persetujuanmu kita akan segera bekerja” Ucap Haera mengikuti langkah Soojung keluar dari ruangannya.

“geure? kau berikan saja padaku berkasnya nanti aku akan menandatanganinya. Deadline kita seminggu lagi, kita harus menyelesaikan semuanya 3 atau 4 hari ke depan” Ucap Soojung berjalan menuju lobi.

“ne, allgeuseumnida timjangnim” Ucap Haera, keningnya kemudian berkerut saat melihat Soojung menghentikan langkahnya tiba-tiba.

“ada apa timjangnim?”

“aniyo, aku sepertinya melihat seseorang yang kukenal” Ucap Soojung dengan mata yang memandang tangga menuju basement tersebut.

“geureyo? kau harus segera ke ruangan sajangnim, sekarang ini dia menunggumu” Soojung menepuk dahinya lalu melanjutkan kembali langkahnya yang tertunda.

“aku lupa!” Rutuknya.

xxx

Myungsoo kini tengah membersihkan kameranya, hari ini sudah seminggu sejak dirinya beristirahat dan tidak melakukan kegiatan apapun. Karena sudah bosan jadi dia memilih untuk datang ke kantor dan mencari pekerjaan yang bisa dia kerjakan saat itu juga.

“aigoo, kameraku ini terlihat jelek karena aku tidak memakainya beberapa hari” Gumam Myungsoo memperhatikan setiap detil kameranya, setelah selesai dengan kamera dia kemudian berjalan menuju meja komputernya dan menyalakannya.

“omo, kau pasti terkejutkan karena yang memakaimu orang asing, bukan diriku” Ucap Myungsoo setelah komputernya menyala, dia kemudian membuka folder foto dan mengedit beberapa foto yang belum sempat dia kerjakan.

Cklek~ lagi-lagi Myungsoo sama sekali tidak menyadari seseorang telah membuka pintu studionya dan berjalan ke arahnya karena terlalu serius dengan pekerjaannya saat ini.

“Myungsoo…” Tangan Myungsoo yang tadinya bergerak di atas keyboard itu seketika terhenti mendengar sahutan yang cukup asing ditelinganya, perlahan dia menolehkan kepalanya dan menatap namja yang berdiri tegak di belakangnya saat ini.

Matanya seketika menajam menatap lelaki itu, dengan sekali gerakan dia beranjak dari kursinya dan berdiri tepat di hadapan namja itu.

“mwohaneungeoya?” Tanyanya dengan suara yang cukup dingin dan raut wajah yang datar.

“Myungsoo, hyung datang kemari bukan untuk melihat tatapan tajammu itu. Di mana Myungsoo yang ramah dulu? Kenapa kau berubah seperti ini?” Myungsoo mendengus kemudian tertawa sinis mendengar ucapan namja di hadapannya.

“hyung? Nugu? Siapa yang kau katakan hyung? Aku sama sekali tidak punya kakak, sepertinya kau salah orang. Geurom…” Ucap Myungsoo dingin, setelahnya dia berjalan melewati namja itu hendak keluar dari sana.

“Kim Myungsoo berhenti!” Kaki Myungsoo seketika berhenti mendengar pekikan itu, dia membalik badannya dan kembali melempar tatapan tajamnya.

“apa maumu?” Tanya Myungsoo.

“kita harus bicara Myungsoo-ya, semuanya…semua kesalahpahaman ini harus kita selesaikan” Ucapnya dengan suara yang sudah merendah.

“tidak ada yang ingin kubicarakan padamu”

“tapi aku ada. Aku tidak akan berhenti mendatangimu sampai kau mau berbicara padaku” Myungsoo mendengus, sepertinya namja di hadapannya ini serius dengan ucapannya. Daripada harus terganggu dengan kehadiran namja itu mendingan dia bertahan sekarang ini dan mendengar apa yang akan dibicarakannya setelah itu pergi.

“geure, bicaralah” Sahut Myungsoo.

xxx

Tak tak tak~

“eoh Suzy!” Suzy yang tengah berjalan memasuki lobi gedung itu menoleh ke samping saat namanya di serukan, dia tersenyum lebar pada yeoja yang memanggil namanya itu.

“Soojung-ah, annyeong…” Sapa Suzy, Soojung yang baru saja dari ruangan sajangnimnya itu langsung menghampiri Suzy.

“kenapa kau datang ke sini?” Tanya Soojung, Suzy mengangkat kotak bekal yang ada di tangannya.

“untuk Myungsoo” Jawab Suzy sekenanya, Soojung memicingkan matanya menatap Suzy.

“aigoo aigoo, lihatlah yeoja ini…sudah seperti kekasihnya saja eoh” Goda Soojung mencolek lengan Suzy, sementara yang digoda hanya terkekeh kecil menanggapinya.

“kajja, kau makan bersama juga. Aku sengaja membawanya lebih biar kau bisa ikut bergabung” Ucap Suzy mengaitkan lengannya pada lengan Soojung.

“eyy, aku akan menganggu kencan kalian kalau aku ikut juga. Sana, tidak usah mengajakku” Ucap Soojung bergerak seolah mendorong Suzy menuju ke tangga.

“ya! kau bicara apa eoh? kencan kepalamu. Jangan melantur siang-siang begini, kajja…” Pekik Suzy menahan malunya, dia segera menarik Soojung untuk beranjak ke studio Myungsoo. Soojung hanya bisa menahan tawanya melihat wajah malu-malu Suzy itu.

xxx

“mianhae” Myungsoo menaikkan alisnya menatap Wonho di depannya.

“untuk?”

“semuanya…aku mau minta maaf karena saat itu tidak mengerti situasi yang kau hadapi, aku sudah seperti hyung yang jahat untukmu. Mianhae…” Ucap Wonho dengan nada yang melemah di akhir kalimatnya. Myungsoo tidak mengucapkan apapun dia hanya terdiam mencerna segala yang diucapkan oleh namja di depannya ini.

“aku sudah bertemu dengan appa, dia menceritakan semuanya padaku. Kau harus mengalami hal mengerikan itu sendiri, mianhae karena hyung tidak ada disampingmu saat itu” Lanjut Wonho, tangan Myungsoo bergetar kembali mengingat kejadian itu. Sebisa mungkin Myungsoo tetap memasang wajah datarnya, agar Wonho cepat menyelesaikan ucapannya dan segera pergi dari sana.

“sudah selesai?” Sahut Myungsoo dengan suara yang diusahakan setenang mungkin.

“Myungsoo…”

“kalau kau sudah selesai bicara keluarlah” Sela Myungsoo.

“aku ke sini untuk meminta maaf padamu atas kesalahanku yang dulu, saat itu aku tidak mengetahui apapun sehingga berbuat seperti itu. Tapi sekarang berbeda, aku sudah mengetahui semuanya, aku tidak akan berbuat kesalahan lagi. Maafkan hyung ne, dan kita kembali seperti dulu?” Ucap Wonho panjang lebar, matanya yang tajam menatap Wonho itu perlahan melunak.

“keluarlah…” Gumamnya pelan.

“kau tau…selama ini sejak kita berpisah aku selalu memikirkanmu, memikirkan bagaimana hidupmu selama 15 tahun ini. Aku merindukanmu Myungsoo-ya…” Ucap Wonho dengan suara yang sedikit bergetar diakhir kalimatnya.

Myungsoo hanya diam tak berniat membalas ucapan Wonho, suaranya kini sudah tertahan tak bisa dikeluarkan. Kalau boleh jujur dia juga merindukan sosok hyungnya, selama 8 tahun mereka terus bersama dan tak pernah terpisah. Dia juga merindukan sosok namja yang memberinya perhatian lebih saat mereka sedang bersama, dia merindukannya. Myungsoo juga merindukan Wonho, kakaknya.

“kau tau bagaimana perasaanku saat mengetahui semuanya? setelah 15 tahun aku hidup tanpa mengetahui satupun akar permasalahan ini, dan setelah mengetahuinya sekarang itu membuatku sangat terpukul. Aku sangat menyesal Myungsoo-ya, mungkin rasa penyesalan yang ada di dalam diriku ini tidak akan hilang sampai mati. Jadi, maafkan aku…aku benar-benar menyesal”

“keluarlah, aku tidak ingin seseorang membahas kejadian itu di depanku” Ucap Myungsoo bersuara, Wonho menghela nafasnya pelan. Apa Myungsoo masih belum bisa memaafkannya?

“Myungsoo apa aku salah? saat itu aku yang tidak tau apa-apa hanya berniat untuk mengajakmu tinggal bersama, saat itu aku tidak ingin terpisah denganmu makanya mengajakmu bersama. Apa yang aku lakukan itu salah? di bagian mananya yang salah? malhaebwa…” Ucapan Wonho kini sudah tidak setenang tadi, sekarang dia sedikit lebih menuntut. Setelah tak mendapat jawaban dari Myungsoo, Wonho semakin merasa bersalah.

“Myungsoo-ya, malhae…” Ucap Wonho memegang kedua lengan Myungsoo dan mengguncangnya pelan.

“geumanhae…” Wonho tersentak kaget saat tiba-tiba saja tangannya terlepas dari lengan Myungsoo dan sesosok yeoja kini berdiri di antara dia dan Myungsoo.

“jangan memaksanya oppa…Myungsoo perlu waktu” Ucap Suzy membelakangi Wonho menghalangi namja itu untuk melihat Myungsoo.

“Myungsoo sudah menyuruhmu untuk keluar, seharusnya kau keluar…dia akan menjawab pertanyaanmu tapi tidak sekarang, nanti…setelah dia sudah tenang” Lanjut Suzy lagi, Wonho menatap bingung punggung Suzy itu.

Sementara dari arah pintu Soojung menggelengkan kepalanya melihat Wonho masih berdiri mematung di belakang Suzy.

“eisshh pabo! Sudah disuruh keluar juga” Dumel Soojung lalu melangkahkan kakinya menghampiri mereka.

“ya! kau tuli, cepatlah keluar” Ucap Soojung menarik Wonho keluar meninggalkan kedua orang itu.

xxx

“ya ya! kenapa menarikku?” Tanya Wonho saat tiba-tiba saja dia ditarik secara paksa oleh Soojung.

“kau tidak merasakan atmosfernya? Adikmu itu sedang terguncang, seharusnya kau keluar daritadi. Dia tidak ingin memperlihatkannya padamu. Eisshh pabo!” Gerutu Soojung kesal, bagaimana namja dihadapannya ini begitu bodoh? Sepertinya dia memang benar saudara Myungsoo, mereka berdua sama-sama tidak peka.

“mwoya? apa maksud perkataanmu itu? dan lagi…apa kau mengenalku? Aku tidak mengenalmu, kenapa kau malah menarik orang sembarangan?” Soojung memutar bola matanya kesal, ini sudah pertemuan ketiga mereka tapi dia masih juga melupakannya?

“heol~ pikkyeo! Jangan menghalangi jalanku!” Pekik Soojung dengan wajah kesal menggeser tubuh Wonho agar dia bisa berjalan ke depan.

“ya! jangan berpikir untuk kembali lagi ke dalam! Kalau selangkah saja kau masuk, kau akan mati!” Ucap Soojung berbalik sebentar menatap tajam Wonho yang bergidik karena ucapannya itu.

“eissh, yeoja itu seperti kriminal saja” Gumam Wonho bergidik, dia sekilas menatap pintu studio dengan nanar.

“heh…geure, sepertinya kau butuh waktu Myungsoo-ya” Wonho kemudian melangkah keluar meninggalkan gedung itu, setidaknya dia sudah menyampaikan semua yang ingin dikatakannya pada Myungsoo.

xxx

“gwenchana?” Suzy mengangkat wajah Myungsoo yang terus tertunduk sejak tadi. Ini sudah menit kesekian sejak Soojung menarik paksa Wonho keluar namun Myungsoo masih tetap tak mengeluarkan suaranya.

“Myungsoo-ya, gwenchana?” Tanya Suzy lagi menepuk kedua pipi Myungsoo dan menatapnya khawatir.

“eo…eoh, nan gwenchana” Gumam Myungsoo, seketika Suzy mengembangkan senyumnya.

“syukurlah…kau mau makan? Aku membawakan bekal untukmu” Ucap Suzy, Myungsoo tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

Suzy duduk mengamati Myungsoo yang memakan makan siangnya dengan hening, sesekali dia tertawa melihat ekspresi wajah Myungsoo yang lucu itu.

“sudah berapa kali kukatakan, kalau makan jangan terlalu cepat. Pelan-pelan saja” Ucap Suzy mengulurkan tangannya menyeka noda saus di sudut bibir Myungsoo sambil tersenyum.

Namja itu menghentikan gerakannya lalu menatap Suzy dengan terkejut, “waeyo?” Tanya Suzy saat Myungsoo melihatinya.

“a…aniyo…” Gumam Myungsoo lalu melanjutkan makannya.

“isanghae…kenapa rasanya aneh?” Batin Myungsoo sambil mengerutkan keningnya, ini bukan pertama kalinya Suzy menyentuhnya tapi kenapa kali ini rasanya sangat beda. Sejak berbicara dengan appanya malam itu, dia selalu merasakan perasaan yang aneh jika di dekat Suzy apalagi jika yeoja itu menyentuhnya. Seperti tersengat listrik.

“makananmu enak…” Ucap Myungsoo berusaha memecah keheningan, dia juga berusaha untuk menghilangkan kegugupannya karena Suzy terus melihatinya.

“jinjja? aku akan membuatkanmu setiap hari, otthae?” Ucap Suzy senang.

“joha” Gumam Myungsoo, dan kembali hening. Suzy kembali memandang Myungsoo yang sedang makan dalam diam.

“ya! kau benar-benar tidak bisa diberitahu…makanmu jadi belepotan begini” Pekik Suzy melihat Myungsoo semakin mempercepat makannya, ada apa dengan namja ini? pikirnya, dia segera mengambil tisu dan menyeka sisa makanan di wajah Myungsoo.

“kenapa terburu-buru Myungsoo?” Myungsoo hanya diam, setelah Suzy membersihkan wajahnya dia meletakkan makanannya dan menghela nafas.

“aku sudah kenyang” Ucapnya, Suzy mengerutkan keningnya. Makanan itu bahkan belum setengahnya habis.

“kau harus menghabiskannya”

“shireo, aku sudah tidak berselera”

“waeyo?”

“keunyang…aku tak ingin makan lagi”

Suzy menghela nafasnya, dia kemudian membereskan kotak bekalnya “eissh kau itu membuang-buang makanan saja” Dumel Suzy, Myungsoo tersenyum kecil lalu menyandarkan punggungnya disofa.

“aku tidak nafsu makan karena kau pabo” Balas Myungsoo mendumel namun dengan suara yang sangat kecil, sehingga Suzy tidak mendengarnya meskipun dalam jarak sedekat itu.

xxx

Suzy meminum cappuchino miliknya, hari ini sudah dua hari sejak kejadian Wonho mendatangi Myungsoo, namun dia juga belum menjelaskan apapun kepada Wonho perihal kemunculannya yang tiba-tiba itu.

Hari ini dia sudah ada janji untuk bertemu dengan Wonho, dan mungkin sedikit menjelaskan agar namja itu tidak kebingungan. Karena dia bisa rasa kalau namja itu pasti tengah bingung saat ini mengenai dirinya.

“eoh oppa” Sahut Suzy saat Wonho masuk ke dalam cafe, namja itu tersenyum lalu menghampiri meja Suzy.

“sudah lama menunggu?”

“aniyo, baru saja…kau mau pesan apa?”

“ice americano” Setelah memesan minuman untuk Wonho, Suzy kembali berkutat dengan minumannya. Sebenarnya hari ini dialah yang mengajak Wonho untuk bertemu, tapi setelah mereka bertemu dia tidak tau apa yang harus dikatakannya.

“jadi? Apa yang ingin kau katakan?” Tanya Wonho membuka suaranya.

“umm, itu…masalah kemarin, aku mau minta maaf oppa” Ucap Suzy sedikit kikuk.

“masalah kemarin? Yang mana?”

“saat di studio Myungsoo, maaf karena aku tiba-tiba datang dan menyelamu” Jelas Suzy, Wonho menganggukan kepalanya mengerti.

“gwenchana…aku tau Myungsoo memerlukan waktu untuk menenangkan pikirannya, aku akan menunggunya. Ah geunde, bagaimana bisa kau tau? maksudnya…masalah Myungsoo bagaimana bisa?” Ucap Wonho lalu mengetuk jarinya dimeja dan bertanya pada Suzy.

“kami sudah berteman sejak kecil, kampung halamanku di Gwangju, dan sehari setelah persidangan kedua orang tuamu Myungsoo dipindahkan ke Gwangju. Mulai dari situ kami berteman sampai sekarang” Jawab Suzy.

“lalu masalah orang tuaku, apa kau tau juga?” Tanya Wonho, dengan ragu Suzy menganggukan kepalanya.

“eoh, aku mengetahuinya sudah lama. Myungsoo selalu bermimpi buruk, setelah mengetahui permasalahannya aku jadi lebih sering disampingnya dan menjaganya”

“geure? gomawo…” Sahut Wonho tersenyum.

“untuk apa?”

“karena kau sudah mau menjaganya, seharusnya saat itu aku yang ada disampingnya dan melindunginya. Geunde, aku malah meninggalkannya” Ucap Wonho dengan gurat penyesalan, Suzy tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“aniyo, kau tidak meninggalkannya oppa…saat itu kau hanya tidak tau permasalahannya” Ucap Suzy.

“gomawo Suzy-ya, aku berharap Myungsoo bisa memaafkanku agar aku bisa menebus kesalahanku selama 15 tahun ini yang meninggalkannya”

“Myungsoo pasti akan memaafkanmu oppa, kau tenang saja. Dia anak yang baik, tunggulah sampai dia memantapkan hatinya” Sahut Suzy, Wonho tersenyum kecil.

“ah ya…aku ingin bertanya, kemarin itu yang sembarangan menarikku keluar dari studio siapa eoh? apa salah satu staff di sana?” Tanya Wonho mengingat kejadian dua hari yang lalu bersama Soojung.

“ne? Staff?” Pekik Suzy terkejut, apa namja dihadapannya ini tidak tau itu adalah Soojung?

“eoh, eisshh yeoja itu sangat kasar. Berbicara padaku saja dia ketus, dan seolah-olah dia mengenalku” Dumel Wonho mengingat percakapannya dengan Soojung kemarin.

“dia memang mengenalmu oppa, kalian saling mengenal” Ucap Suzy, Wonho membulatkan matanya tak percaya.

“mwo? Saling mengenal? Bagaimana mungkin, aku tidak mengingatnya…”

“eyy, apa daya ingatmu tentang seseorang itu lemah oppa?”

“sepertinya, saat kuliah dulu saja aku sering melupakan teman sekelasku yang jarang berinteraksi denganku. Aku hanya mengingat mereka yang sering menegur dan menyapaku” Suzy menggelengkan kepalanya tak percaya, pantas saja dia tidak mengenal Soojung.

“oppa, kau dengannya itu sudah bertemu tiga kali. Kau tidak ingat?” Tanya Suzy lagi, Wonho menggelengkan kepalanya pelan.

“eish, kuberitahu ya, yang pertama itu saat kita makan siang di restoran itali. Saat itu kau menabrak seorang yeoja hingga menumpahkan jusmu di bajunya kan?” Wonho memasang wajah berpikirnya sebentar.

“agasshi, seharusnya kau jangan berdiri di tengah jalan”

 

“ya neo! Berhenti di sana!”

 

“bukankah kau harus meminta maaf tuan?”

Wonho menganggukan kepalanya dengan mata membulat saat mengingat sekelabat bayangan dirinya saat menabrak seorang yeoja di restoran itu.

“aku memang menabrak seorang yeoja, tapi aku tidak terlalu memperhatikan wajahnya, aku hanya melihatnya sekilas. Aku memperhatikan jusku” Ucap Wonho.

“geure, pantas saja kau tidak mengingatnya dipertemuan kedua kalian” Gumam Suzy, Wonho mengerutkan keningnya bingung.

“dia perwakilan dari Style Magazine yang mewawancaraimu saat itu” Lanjut Suzy.

“eoh neo! Apa yang kau lakukan di sini?”

 

“naega? Aku mencari Jung Soojung, apa benar kau orangnya? Katanya dia duduk di meja ini”

 

“eoh, naega Jung Soojung. Geunde neo nuguji?”

 

“nan Shin Wonho, yang membuat janji interview denganmu”

 

“omo! mereka orang yang sama?” Pekik Wonho terkejut, Suzy menganggukan kepalanya pasti.

“dan pertemuan ketiga itu kemarin, di studio Myungsoo” Wonho semakin membulatkan matanya tak percaya, pantas saja yeoja itu terlihat sangat kesal padanya. Pasalnya dia sama sekali tidak menyadari bahwa mereka sudah pernah bertemu sebelumnya.

“aigoo, ottokhae? Dia pasti sangat kesal padaku karena lupa, apa aku harus minta maaf?”

“geurom, sebagai laki-laki kau harus meminta maaf oppa. Pertama, meminta maaf karena sudah menumpahkan jus di bajunya, kedua meminta maaf karena sudah melupakan wajahnya, dan ketiga meminta maaf karena kau bertindak seolah tak mengenalnya” Jelas Suzy, Wonho menganggukan kepalanya mengerti.

“arasseo, ah geunde…namanya?” Suzy berdecak kesal, namja dihadapannya ini benar-benar pelupa.

“Soojung, namanya Jung Soojung”

“Jung Soojung? geure…aku akan mengingatnya” Gumam Wonho tersenyum.

xxx

Tuk tuk tuk~ bunyi sentakan permukaan pisau dengan talenan kayu terdengar menyeruak dari arah dapur salah satu apartemen.

“kau mau memasak apa Suzy-ya?” Tanya Soojung yang baru saja datang itu menghampiri Suzy.

“memasak apapun yang bisa dimasak” Jawab Suzy, Soojung mendengus kecil.

“apa mau kubantu?”

“tidak perlu, kau bersantai sajalah. Aku akan segera menyelesaikannya” Tolak Suzy masih asyik dengan pekerjaannya, Soojung mengangkat bahunya, padahal dia berniat baik untuk membantu tapi karena Suzy sendiri menolak jadi dia tidak membantu.

“heh…” Soojung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa membuat namja yang tengah asyik menonton disampingnya itu mendengus.

“ya, gantilah siarannya. Aku tidak suka nonton berita” Ucap Soojung menarik remot tv dari tangan Myungsoo.

“eisshh mengganggu saja” Dumel Myungsoo namun dia tidak berusaha untuk merebut kembali remotnya. Percuma kalau mau rebutan dengan Soojung, ujung-ujungnya yeoja itu yang akan menang.

“Myungsoo-ya otthae?” Sahut Soojung setelah mereka tak berbicara selama beberapa menit.

“apanya?” Tanya Myungsoo balik dengan raut wajah bingung.

“eissh, igeo igeo…otthae?” Desis Soojung sembari meletakkan jari telunjuknya tepat di dada bagian kiri Myungsoo.

“igeo? Ada apa dengan ini?” Masih dengan wajah bingung Myungsoo ikutk menunjuk dadanya.

“aku bisa gila menghadapimu!” Rutuk Soojung mengusap wajahnya kasar, yeoja itu menyandarkan punggungnya dia sofa dan dan menerewang ke langit-langit apartemen Myungsoo.

“hatimu, aku bertanya bagaimana dengan hatimu sekarang?” Jelas Soojung, Myungsoo mengikuti jejak Soojung dan melipat kedua tanganya di depan dada.

“molla, semuanya terasa aneh” Gumam Myungsoo, “sejak berbicara dengan appa, aku selalu merasa aneh jika bersamanya” Lanjutnya.

Terlihat sebuah senyum kecil terukir di wajah cantik Soojung, “geure? apanya yang aneh? Aku melihat kau biasa-biasa saja. Seperti dulu, tidak ada yang berubah” Ucap Soojung berusaha untuk memancing Myungsoo.

“aniyo, memang sikapku biasa-biasa saja. Geunde di sini…di sini tidak biasa” Ucap Myungsoo kemudian meletakkan telapak tangannya di dadanya, Soojung melirik dengan ekor matanya dan tersenyum geli melihat wajah Myungsoo yang merengut itu.

“aku rasa sekarang kau sudah bertindak menggunakan hatimu, tidak dengan otakmu lagi” Ucap Soojung, Myungsoo menegakkan badannya dan menoleh pada Soojung.

“kau tau, sejak dulu kau selalu bertindak menggunakan otakmu. Kau hanya melakukan apa yang otakmu perintahkan dan mengenyampingkan kata hatimu. Aku rasa sekarang kau sudah bisa memberi ruang hatimu untuk kau dengar” Jelas Soojung.

“aku tidak mengerti apa yang kau katakan” Soojung tersenyum, dia ikut menegakkan tubuhnya dan menghadap Myungsoo sehingga mereka saling hadap-hadapan.

“kau akan mengerti jika kau mendengarkan ini, bukan ini” Ucap Soojung menunjuk dada Myungsoo kemudian beralih menunjuk kepalanya. Myungsoo ikut menunjuk dadanya kemudian kepalanya, setelahnya wajah bingungnya sukses tercipta.

“kau tidak usah terlalu keras untuk memikirkannya, cukup ikuti saja apa yang ada di dalam sini. Kau bertanya mengapa kau bisa merasa aneh jika berdekatan dengannya kan? jawabannya ada disini”

“disini?” Gumam Myungsoo kembali meraba dada kirinya.

“eoh, teruslah seperti ini. Aku yakin kau akan segera menemukan jawabannya jika kau bekerja keras untuk mendengar kata hatimu” Sambung Soojung memberikan semangat pada Myungsoo.

“ya! kalian jangan cerita terus, ayo makanannya sudah siap” Sahut Suzy keluar dari dapur, Soojung dan Myungsoo sontak menoleh padanya.

“arasseo…” Jawab Soojung, dia kembali menghadap Myungsoo dan tersenyum melihat Myungsoo merengutkan wajahnya sembari memegang dadanya.

“kajja, Suzy akan marah jika kita tidak segera ke ruang makan” Sahut Soojung, Myungsoo mengerjapkan matanya lalu menganggukan kepalanya mengikuti Soojung.

xxx

ting tong~ ting tong~

Suzy yang baru saja selesai mandi pagi itu segera beranjak ke pintu apartemennya saat mendengar bel berbunyi.

“omo! oppa, apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Suzy terkejut melihat Wonho setelah membuka pintunya, namja itu tersenyum kecil lalu menunjukan dua lembar tiket kepadanya.

“aku memiliki tiket gratis untuk nonton, karena tak ada yang bisa kuajak jadi aku ke sini. Kau sedang tidak ada kerjaan kan?” Jelas Wonho, Suzy menatap tiket yang ada di depannya.

“eo,eoh…besok baru aku akan ada job baru lagi” Jawab Suzy.

“baguslah, kalau begitu pergi bersamaku ne” Ucap Wonho tersenyum lebar, Suzy berpikir sebentar kemudian menganggukan kepalanya.

“aku ganti pakaian dulu, masuklah…” Ucap Suzy mempersilahkan Wonho masuk.

xxx

“kita akan nonton film apa oppa?” Tanya Suzy duduk di salah satu kursi selagi pesanan popcorn dan minuman mereka jadi.

“hanya film remaja bergenre romance seperti biasanya” Jawab Wonho.

“geure? aku pikir kau mengajakku untuk nonton film action atau horror”

“wae? kau ingin menontonnya?”

“aniyo, aku lebih suka yang bergenre comedy romance dibandingkan dua genre itu” Suzy bergidik ngeri saat mengingat dia menonton film horror bersama Soojung di apartemennya, eissh benar-benar menakutkan.

“jinjja? berarti aku memilih film yang tepat” Ucap Wonho, Suzy menganggukan kepalanya tersenyum. Tak lama kemudian pesanan merekapun jadi, Wonho segera mengambilnya dan membimbing Suzy untuk masuk ke dalam studio film.

xxx

“omo omo, kasian namja itu cintanya bertepuk sebelah tangan” Gumam Suzy dengan mata terfokus ke depan layar.

“eoh, yeojanya benar-benar tidak peka…coba saja namja itu memberanikan dirinya untuk mengaku” Timpal Wonho.

“eyy, walaupun namja itu mengaku belum tentu juga yeojanya akan menerima langsung. Kau tidak lihat oppa, disini mereka itu bersahabat. Mungkin saja sang yeoja hanya menganggap namja itu sahabat makanya dia tidak mengakui perasaannya” Jelas Suzy, Wonho menoleh ke arah Suzy dengan pandangan curiga.

“waeyo?”

“aniyo…kau itu berbicara seolah kau mengalaminya saja” Tukas Wonho, Suzy tersentak kaget namun sedetik kemudian dia tersenyum kikuk.

“a…aniyo, aku hanya menganalisis film ini…haha” Ujar Suzy dengan tawa kakunya, dia kemudian beralih kembali ke depan layar.

“kita harus fokus nonton, filmnya akan segera habis” Gumam Suzy, Wonho tersenyum lalu ikut menolehkan kepalanya ke depan.

xxx

“ah Suzy-ya, apa yang harus kukatakan pada temanmu itu? bagaimana memulai meminta maaf dengannya?” Tanya Wonho, keduanya kini tengah menyantap makan siang mereka di salah satu cafe. Setelah menonton tadi Suzy mengajak Wonho untuk berjalan-jalan disekitaran Myungdong hingga waktu makan siang datang dan disinilah keduanya berada sekarang.

“Soojung? tidak perlu merencanakannya oppa, tinggal katakan mianhae saja. Dia orangnya simple kok” Ucap Suzy menyantap makanannya.

“geure? aku tidak perlu memberikannya sesuatukan?”

“eyy, tidak perlu memangnya kau mau menyatakan padanya sehingga memberinya sesuatu? Cukup permintaan maaf, aku rasa Soojung kesal padamu karena kau tidak mengingatnya” Tutur Suzy, Wonho menganggukan kepalanya mengerti.

“bagaimana keadaan Myungsoo? apa dia baik-baik saja?” Tanya Wonho lagi.

“eoh, akhir-akhir ini dia sudah kembali seperti biasa. Aku harap dia sudah bisa bertemu denganmu, kalau aku bersamanya aku akan membujuknya untuk bertemu denganmu” Ucap Suzy.

“gomawo, aku harap Myungsoo bisa memaafkanku segera”

“geokjongma oppa, kau akan bertemu dengannya segera” Ucap Suzy tersenyum lebar.

xxx

Namja itu terus saja mondar mandir di dalam ruangan yang seharusnya bukan tempatnya, dengan wajah berpikirnya namja itu terus berjalan putar balik sehingga membuat seorang yeoja yang kini tengah mengetik di komputernya itu merasa terganggu.

“ya Kim Myungsoo! apa yang kau lakukan sebenarnya eoh?” Pekik Soojung kesal, bagaimana tidak sudah 30 menit namja itu masuk ke dalam ruangannya dan tidak melakukan apapun, dia hanya mondar mandir seperti setrika di depannya.

“aku sedang berpikir, jangan menggangguku dulu” Ucap Myungsoo.

“ya! kalau mau berpikir jangan disini, kau mengganggu pekerjaanku” Pekik Soojung kesal.

“eish, aku hanya meminjam ruanganmu tidak lebih. Jangan mengomel terus”

“ck, memangnya apa yang sedang kau pikirkan eoh?”

“Suzy, heh aku tadi pagi ke apartemennya tapi dia tidak ada, aku hubungi juga dia tidak mengangkatnya” Jawab Myungsoo dengan wajahnya yang ditekuk, seketika senyum Soojung mengembang.

“geure? jadi sekarang kau uring-uringan karena tidak bisa menghubungi Suzy eoh?” Myungsoo menganggukan kepalanya dua kali.

“mungkin dia sedang ada pekerjaan jadi tidak bisa mengangkat teleponmu”

“aniyo, aku sudah menghubungi Yoojin noona, katanya hari ini Suzy tidak memiliki schedule apapun” Ucap Myungsoo.

“cih, bahkan kau sampai menghubungi Yoojin eonni eoh” Gumam Soojung, dia melirik jam didinding yang menunjukan pukul 5 sore itu. Seketika senyumnya terlampir dengan penuh arti.

Kriiiing~ Kriiing~ senyum Soojung semakin lebar saat dia menerima panggilan dari nomor Suzy.

“eoh Suzy-ya wae?” Sahut Soojung seketika Myungsoo langsung menoleh padanya dan beranjak duduk di hadapannya.

“…”

“ah jinjja? Wonho oppa? jadi seharian ini kalian ke mana?” Pekik Soojung histeris, wajah Myungsoo kembali menekuk saat mendengar nama Wonho.

“…”

“dia mengajakmu nonton film? Aigoo, romantisnya…setelah itu kalian makan bersama? ckck, Wonho oppa itu benar-benar eoh…terus sekarang kalian di mana?”

“…”

“mwo? Lotte World? Ya itukan tempat kencan paling baik di Seoul, aigoo aigoo, sepertinya kau sedang bahagia hari ini ne. Apa tidak masalah menelponku ditengah kencanmu?” Ucap Soojung dengan sedikit menekankan kata kencan di kalimatnya.

“…”

“ah geure? kalau begitu aku menunggu cerita selengkapnya nanti ne…keuno, Wonho oppa bisa kesal kalau kau menelpon lama”

Soojung tersenyum menatap handphonenya, saat dia mendongak dia menatap wajah Myungsoo yang berubah itu.

“aigoo, ruangan ini panas sekali” Gumamnya sambil melirik Myungsoo.

“dia pergi bersama namja itu?” Tanya Myungsoo dingin, dengan entengnya Soojung menganggukan kepalanya.

“waeyo? kau ingin berkencan juga? Kajja…” Ucap Soojung mengajak Myungsoo namum namja itu masih memasang wajah dinginnya.

“eyy, kau kenapa eoh? kau kesal karena Suzy berkencan dengan namja lain? oh waeyo? seharusnya kau senang, bukannya Suzy sahabatmu? Seharusnya kau mendukung Suzy. Lagipula Wonho oppa adalah namja yang baik juga” Cerocos Soojung tanpa memperdulikan wajah Myungsoo kini sudah mengeras.

“seharusnya kau juga bersyukur akhirnya Suzy sudah bisa melupakan perasaannya padamu. Kau tidak perlu merasa terbebani lagi, keutchi? Aigoo, Suzy dan Wonho oppa pasti sedang bersenang-senang, apa jadinya kalau mereka jadian? Pasti akan menjadi pasangan sempurna. Eisshh, seharusnya aku yang berkencan dengannya, kenapa malah Suzy? aku har…”

Braaak! Ucapan Soojung terhenti seiring dengan tubuhnya yang tersentak kaget saat Myungsoo tiba-tiba saja menggebrak mejanya.

“ya mwohaneungeoya?” Pekik Soojung kesal.

“diamlah! Jangan membicarakan namja itu terus! Eisshh jajeungna!” Pekik Myungsoo frustasi kemudian keluar dari ruangan Soojung.

“ckck, geure kka Myungsoo-ya, pergilah menghampiri mereka…semoga rencana ini berhasil” Gumam Soojung tersenyum penuh arti.

xxx

“oppa apa kau tidak merasa aneh?” Gumam Suzy saat memasuki salah satu kedai makanan yang ada di kawasan Lotte World.

Karena keasyikan bermain mereka tidak menyadari waktu, sekarang sudah waktunya makan malam. Jadi mereka memutuskan untuk makan di kedai ramyun yang ada di sana.

“aku juga merasa aneh, seperti ada yang membuntuti kita. Tapi…sudahlah, mungkin hanya perasaan kita saja” Ucap Wonho lalu mengajak Suzy duduk di salah satu meja.

“kami pesan dua mangkuk ramyun seafoodnya, untuk minumnya satu milkshake strawberry dan satu ice lemon tea” Ucap Suzy membaca pesanannya, pelayannya mengangguk lalu kembali ke dapur.

“sepertinya kau sangat menyukai milkshake strawberry ne, setiap kita makan kau selalu memesan itu” Ucap Wonho.

“ne, itu minuman kesukaanku. Aku harus meminumnya jika makan diluar” Jawab Suzy tersenyum lebar.

Tak lama menunggu pesanan keduanya kemudian tiba, Suzy dan Wonho segera melahap makanan mereka tanpa suara.

“aigoo, sudah lama aku tidak merasakan ramyun buatan asli korea” Ucap Wonho, Suzy tersenyum melihatnya.

“aku akan sering mengajakmu untuk makan di tempat seperti ini oppa, geokjongma” Sahut Suzy, Wonho membalas senyuman Suzy.

Keduanya kemudian larut dalam pembicaraan dan sesekali tertawa kencang tanpa memperdulikan pelanggan lain disekitar mereka. Karena saking asyiknya bersenda gurau mereka bahkan melupakan perasaan aneh yang mereka rasakan tadi.

Tatapan tajam seorang namja itu kini tengah menatap lurus kedua sejoli itu menikmati makanan mereka, wajahnya mengeras saat mendengar suara lantang yeoja itu tertawa.

“eisshh, mereka benar-benar berkencan eoh?” Desisnya pelan tanpa mengalihkan pandangannya pada dua orang itu.

“ya oppa, apa kau yakin dengan apa yang kau katakan tadi?” Tanya Suzy, Wonho menghentikan tawanya dan menganggukan kepalanya.

“tentu saja…sepertinya semuanya berjalan dengan lancar” Ucap Wonho melirik ke salah satu sudut kedai tersebut.

“maksudmu?”

“eissh, kau makan berantakan…igeo igeo, bahkan sisa ramyun ada di bibirmu” Ucap Wonho dengan sedikit lantang lalu menyeka bibir Suzy yang sebenarnya bersih itu.

“ya oppa, mwohaneungeoya?” Bisik Suzy dengan wajah malu.

“ikuti aku saja…kalau kau mau ucapanku tadi terwujud kau harus mengikutiku” Balas Wonho berbisik.

“apa dia di sini? jinjja?” Pekik Suzy tertahan setelah mengerti apa yang dilakukan Wonho, namja itu menganggukan kepalanya lalu melemparkan matanya kembali ke sudut ruangan itu.

“aigoo, aigoo, ottokhae? Bagaimana bisa dia di sini?” Racau Suzy memegang dadanya yang sudah bergemuruh tak jelas itu.

“hey, bukankah ini tujuan kita? Ayolah, kita sudah berhasil memancingnya. Sekarang tinggal melihat pertunjukannya saja” Ucap Wonho menarik tangan Suzy dan menggenggamnya.

Tanpa sadar namja yang sedari tadi memandang mereka itu memekik terkejut melihat aksi Wonho yang menarik tangan Suzy.

“Suzy-ya, kau tau? sebenarnya sejak pertama bertemu aku sudah tertarik padamu” Ucap Wonho menatap wajah Suzy dengan serius, Suzy kini hanya bisa menundukan kepalanya malu karena Wonho mengucapkannya dengan cukup lantang sehingga perhatian para pelanggan beralih pada mereka.

“oppa, yang lain melihat kita” Bisik Suzy.

“biarlah, akan semakin bagus kalau kita dilihati” Balas Wonho.

“selama menghabiskan waktu denganmu, entah mengapa disini…” Wonho mengarahkan tangan Suzy kedadanya, “disini terus saja berdentum tak karuan, jika didekatmu aku serasa bahagia” Lanjutnya.

Mata Wonho kini beralih menatap namja yang tengah menatap keduanya tajam, seketika senyum meremehkan terlampir di wajahnya.

“mwo? Dia…dia melihatku?” Gumam namja itu saat melihat Wonho tersenyum meremehkan kepadanya.

“maukah kau menjadi yeojachinguku?” Ucap Wonho lagi, Suzy menutup matanya kuat-kuat menahan malu karena saat ini orang-orang disekitarnya sudah bersorak untuk menerimanya.

“jadilah yeoja….”

Braak! Ucapan Wonho dan sorakan tersebut seketika terhenti saat salah satu meja di sudut kedai itu terjungkal kebelakang. Namja yang awalnya duduk di sana memasang wajah menyeramkannya seraya menghampiri meja Wonho dan Suzy.

Wonho tersenyum kecil melihat namja itu menghampirinya dengan mata yang berapi-api, “got you brother!” Pekik Wonhop dalam hati.

“lepaskan tanganmu!” Pekik Myungsoo menghempaskan tangan Wonho yang memegang tangan Suzy.

“eo…eoh, Myungsoo-ya?” Suzy mendongakkan kepalanya menatap Myungsoo yang sudah berada di sampingnya dengan wajah terkejut. Yah walaupun wajah terkejutnya itu adalah buatan, bukan asli.

“mwo…mwohaneungeoya?” Tanya Suzy lagi, Myungsoo menatapnya tajam kemudian beralih pada Wonho.

“kita pulang sekarang!” Titahnya lalu menarik Suzy keluar begitu saja tanpa persetujuan.

Semua orang dalam kedai itu tercengang melihat kejadian ini, mereka kemudian menatap sendu Wonho yang gagal mengutarakan perasaannya karena gangguan dari namja asing. Sementara Wonho hanya tersenyum simpul melihat kejadian itu.

“you owe me, Sue” Gumamnya pelan.

xxx

Braak! Suzy menghempaskan tangannya yang sedari tadi terus di pegang oleh Myungsoo, bahkan saat menyetirpun namja itu tidak melepaskan tangannya. Kini mereka berdua sudah berada di dalam apartemen Suzy dengan nafas yang memburu karena lelah.

“apa yang kau lakukan Kim Myungsoo?” Tanya Suzy dengan wajah yang dibuat sekesal mungkin, Myungsoo menderukan nafasnya yang naik turun itu dia masih saja menatap Suzy tajam.

“apa yang kau lakukan dengan namja itu?” Tanya Myungsoo balik, Suzy memutar bola matanya. Bukannya menjawab namja itu malah bertanya balik.

“jawab pertanyaanku lebih dulu!” Pekik Suzy, Myungsoo mengusap wajahnya kasar.

“sudah kukatakan jangan dekat-dekat dengannya! Kenapa kau tidak menuruti kata-kataku eoh? kau bahkan pergi berkencan dengannya, siapa yang menyuruhmu pergi bersamanya?” Balas Myungsoo memekik, Suzy tersentak kaget mendengar nada tinggi Myungsoo namun dia beursaha menguasai dirinya agar tidak terpengaruh.

“wae? memangnya salah kalau aku pergi dengan Wonho oppa? siapa yang berhak melarangku? Itu hakku Myungsoo, orang tuaku sekalipun tak berhak melarangnya apalagi kau yang hanya berstatus sebagai sa-ha-bat-ku” Ucap Suzy dengan penuh penekanan di kata sahabatnya, Myungsoo terdiam memandang wajah Suzy kali ini nafasnya tidak memburu seperti tadi, dia sudah terlihat lebih tenang namun tatapan tajamnya masih saja ada.

“aku berkencan dengan siapapun kau tidak punya hak untuk melarangnya, seharusnya kau bersyukur aku sudah bisa melupakan perasaanku kepadamu. Saat ini aku sedang berusaha untuk menghilangkan perasaanku, kenapa kau malah datang dan mengganggu eoh? kau tidak lihat Wonho oppa dengan menyatakan perasaannya padaku? Kau mengacaukan semuanya, kau menga…”

Suzy menghentikan ucapannya, matanya membulat seketika dengan tubuh yang menegang, tangannya bergerak tak tentu arah. Bibirnya kini sudah terkatup rapat-rapat tak dapat dia gerakkan karena bibir Myungsoo telah membungkamnya.

Tiga detik setelahnya Myungsoo menjauhkan wajahnya dari Suzy, yeoja itu masih terdiam ditempatnya menatap kosong ke depan, sama sekali tidak ada dalam pikirannya jika Myungsoo akan menciumnya malam ini.

“jangan dekat-dekat dengannya lagi” Ucap Myungsoo setengah berbisik lalu mengusap wajah Suzy. Suzy tidak merespon apapun, dia masih sibuk mencerna apa yang baru saja namja itu lakukan padanya.

“jangan pergi bersamanya lagi” Myungsoo kini menangkup kedua pipi Suzy dan menatap matanya dalam.

“karena aku tidak suka” Sambungnya, mata Suzy mengerjap secara bersamaan saat bibir Myungsoo kembali menciumnya, Suzy tidak bergerak sedikitpun. Dia sama sekali tidak berniat membalas ciuman Myungsoo meskipun namja itu telah menggerakkan bibirnya.

Selang semenit setelah nafasnya tersenggal Suzy mendorong kuat bahu Myungsoo hingga ciuman mereka terlepas.

“pulanglah aku ingin istirahat” Ucap Suzy lalu berlalu menuju kamarnya meninggalkan Myungsoo yang terkejut dengan ucapannya yang terbilang cukup dingin itu.

Braakk! Saat berbalik hendak mengejar yeoja itu, Myungsoo menghentikan langkahnya mendengar pintu kamar Suzy yang dibanting keras.

“apa dia marah?” Gumam Myungsoo dengan wajah menyesal, sedetik kemudian dia berjalan keluar dari apartemen Suzy, malam ini dia akan membiarkan yeoja itu istirahat. Besok baru dia berbicara padanya.

Setelah mendengar suara pintu apartemen yang tertutup di dalam kamar Suzy yang tengah menyandarkan dirinya di punggung pintu itu perlahan merosotkan tubuhnya ke bawah.

“dia…dia menciumku…” Gumam Suzy dengan tangan yang berada di dadanya.

“dia menciumku…” Kini tangannya menjalar meraba bibirnya sendiri, masih terasa hangatnya sampai sekarang bagaimana Myungsoo menciumnya dengan dalam itu.

“Kim Myungsoo menciumku!!!!” Pekiknya histeris.

TBC

Akh, sorry kemarin rencana author mau posting tapi karena ada urusan sampe malam jadi postingnya sekarang aja. Part ini cukup panjang dan melelahkan untuk dikerjakannya, untung author bisa ngetiknya sampai selesai hari ini.

Untuk typonya sekali lagi author minta maaf karena author gak mengeceknya 🙂

Seperti yang sebelumnya author katakan, FF ini tidak disangka-sangka bakal jadi sepanjang ini jadi kalau mau tanya endnya kapan? haha author gak bisa jawab. Maaf karena author buat FF semacam ini, tenang aja. FF baru udah nunggu untuk dipublish kok 🙂 selesai FF ini author bakal publish FF baru dengan genre yang beda tentunya.

Sabar-sabar nunggu aja ya ^^

Commentnya jangan dilupa~