[THREESHOTS] PRIVATE TEACHER 1

PRIVATE TEACHER

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo

Genre : Romance, Fluff

Rating : 17/18+

Type : Threeshots

Sorry For Typo~

FF ini terinspirasi dari salah satu FF yang pernah author baca. Judulnya My Little Devil, author bacanya di asianfanfiction, tau kan? author gak sepenuhnya pake cerita FF itu, hanya menjadikan inti ceritanya sebagai contoh. Selebihnya author aransemen ulang dengan menambahkan bumbu cerita dari kepala author sendiri dan mungkin akan ada scene-scene yang mirip, kalau mau baca versi aslinya klik disini

Tapi FF itu pake english, bukan bahasa indonesia dan juga belum tamat, masih gantung. Silahkan kalian baca saja biar bisa membandingkan FF itu dengan FF ini 🙂

Part 1

Yeoja yang memiliki kaki jenjang nan mulus itu terus saja melangkahkan kakinya menuju ke ruang jurusan yang berada di ujung koridor yang tengah dilewatinya. Beberapa menit yang lalu baru saja salah seorang temannya memanggil dirinya untuk segera menemui Pembimbing Akademiknya.

Tuk tuk tuk~ yeoja itu mengetuk halus pintu kayu di depannya, hingga dia mendengar sahutan dari dalam barulah ia menggerakkan perlahan kenop pintu itu dan membukanya dengan lebar agar tubuhnya dapat masuk ke dalam ruangan tersebut.

“kau sudah sampai?” Tanya seorang pria paruh baya yang kini tengah duduk dengan beberapa berkas ditangannya.

“ada apa memanggil saya pak?” Tanya yeoja itu sedikit malas, bagaimana tidak…karena pria ini yeoja tersebut bukannya istirahat dan menikmati waktu makan siangnya di kantin tetapi malah berada dalam ruangan ini.

“duduklah dulu Suzy-ssi, tak enak kalau kita berbicara sementara kau berdiri di sana” Ucap pria paruh baya itu, yeoja yang dipanggil Suzy tersebut mendengus kesal kemudian beranjak duduk di kursi yang sudah disediakan.

“ada apa lagi kali ini?” Sahut Suzy lagi mengulang pertanyaannya, Pembimbing akademik di hadapannya hanya mengulum senyumnya kemudian menyerahkan selembar kertas pada Suzy.

“ini apa?” Suzy mengambil kertas tersebut dan membaca data diri dari seorang namja.

“muridmu selanjutnya” Suzy melototkan matanya tak percaya, ini sudah kesekian kalinya dia diberi tugas untuk menjadi seorang guru.

“andwae! Aku mau kuliah dengan tenang…aku tak suka pekerjaan ini” Jawab Suzy dengan tegas mengembalikan kertas tersebut.

“kau tak bisa menolak Suzy-ssi, ini sudah tugasmu…”

“aniyo! Kali ini aku tidak akan menerimanya. Terakhir kali kau menyuruhku untuk menjadi tutor seorang anak SMA yang sangat luar biasa nakal dan aku sampai tak bisa menghadapinya. Cukup…aku tak mau terulang lagi”

“tapi kali ini bukan anak SMA yang akan kau ajar, dia adalah mahasiswa di sini juga…tapi nilainya begitu rendah sehingga kedua orang tuanya meminta kepada pihak kampus untuk memberikan tutor terbaik kepada anaknya”

“dan kau memilih aku? NO! Aku bukan yang terbaik, pilih saja dosen yang sudah berpengalaman”

“tak ada penolakan! Kau menolak berarti sama saja kau meminta uang sakumu dikurangi!” Titah namja paruh baya di hadapan Suzy dengan tatapan tegasnya, Suzy melototkan matanya mendengar penuturannya.

“ya! mana bisa begitu?” Pekik Suzy.

“tentu saja bisa…pilihlah salah satu! Menjadi tutor anak ini atau uang sakumu dikurangi?”

“aiisshh Appa!”

…

Seorang yeoja paruh baya memasuki apartemen milik anak lelakinya, saat membuka pintu mata yeoja itu mencelos begitu melihat keadaan apartemen yang begitu berantakan.

Kulit bekas makanan berhamburan di mana-mana, di meja ruang tengah juga terdapat beberapa kaleng soju yang sudah kosong. Di sofa baju kotor bertumpuk di sana, dan saat beralih ke dapur…yeoja itu memekik tertahan melihat dapurnya seperti kapal pecah.

“ya Kim Myungsoo!!!” Ny. Kim berjalan dengan cepat menuju kamar anaknya dan menggedor pintunya.

“Myungsoo-ya ireona!” Teriak ny.Kim dari luar, namun sepertinya anaknya itu sama sekali tak mendengar panggilannya.

Duk Duk Duk~

“eunggg” Myungsoo menggeliatkan tubuhnya saat mendengar suara keributan dari luar kamarnya.

“Kim Myungsoo! cepat bangun!” Myungsoo perlahan membuka matanya dan menguceknya agar penglihatannya bisa sempurna.

“aisshh eomma datang lagi!” Gerutu Myungsoo dengan suara seraknya, dengan cepat dia meloncat dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.

“kenapa pagi sekali datangnya eomma?” Dumel Myungsoo sembari membuka pintunya, ny.Kim hanya membulatkan matanya melihat keadaan anaknya yang masih berantakan padahal ini sudah jam 10 pagi.

Plaak~ Plaak~ Plaak~

“anak nakal!” ny.Kim menyergah Myungsoo dengan jitakannya berkali-kali di atas kepala membuat Myungsoo meringis kesakitan.

“eomma! Kenapa memukulku?” Pekik Myungsoo tak terima, ny.Kim hanya melotot menatap anaknya.

“ini sudah jam 10 dan kau masih tidur eoh? Ya! appamu sudah membayar mahal-mahal uang kuliahmu agar kau bisa sukses nantinya! Tapi kau malah bermalas-malasan seperti ini? aigoo~ uang suamiku habis percuma membiayaimu” Omel ny.Kim, Myungsoo yang mendengarnya hanya mengorek kupingnya lalu berjalan melewat eommanya menuju dapur.

“ya! eomma belum selesai bicara, aissh anak ini!” Pekik ny.Kim melihat tingkah Myungsoo yang kurang ajar padanya itu.

“cepat mandi sana, tutormu akan segera tiba di sini” Ucap ny.Kim menyusul Myungsoo ke dapur.

“kenapa menyewa tutor lagi eomma? Kalian menghabiskan uang saja, aku sudah bilang aku bisa belajar sendiri” Sahut Myungsoo sembari meminum susunya.

“jangan banyak bantahan, kali ini kau harus berlajar dengan baik. Kalau eomma mendengar tutormu tiba-tiba berhenti lagi, kau akan dicoret dari daftar keluarga Kim!” Tegas eommanya, Myungsoo membulatkan matanya tak percaya.

“mana bisa begitu eomma?” Dumel Myungsoo.

“tentu saja bisa…makanya jangan banyak tingkah. Sekarang segeralah mandi, eomma akan membersihkan tempatmu yang kotor ini” Ny.Kim mendorong tubuh Myungsoo agar masuk ke dalam kamar mandi sementara dirinya bersiap untuk membersihkan apartemen Myungsoo yang mungkin lebih pantas dikatakan sebagai kapal pecah.

…

“Myungsoo-ya eomma tinggal ne, sepertinya tutormu terkena macet sehingga datangnya telat” Eomma Myungsoo meraih tasnya yang ada di atas sofa dan berpamitan pada Myungsoo, awalnya dia ingin berada di sini sampai tutor anaknya itu datang tapi sepertinya dia tak bisa karena sekarang sudah waktunya untuk dia ke butik.

“ehmm…” Myungsoo hanya membalas dengan gumaman kecil tanpa mengalihkan perhatiannya dari handphone miliknya.

“ya! eomma sudah mau pulang, jangan perhatikan handphonemu terus” Pekik ny.Kim di hadapan Myungsoo.

“arasseo, eomma…hati-hati di jalan eoh” ucap Myungsoo lalu berdiri dan mengecup pipi kiri eommanya.

“geure, ingat tutormu akan datang. Jangan sampai kau tidak mendengarnya” Ingat eommanya lagi, Myungsoo hanya mengangguk kemudian mengantar eommanya ke pintu depan.

“ingat…”

“tutorku akan datang…arasseo eomma, sudah ribuan kali kau ingatkan. Sekarang pergilah, pelangganmu dibutik pasti menunggumu” Sela Myungsoo sebelum eommanya melanjutkan kalimat yang sudah bosan dia dengar.

Ny.Kim tersenyum mengangguk lalu membalikan badannya meninggalkan apartemen Myungsoo, setelah menghilang di ujung koridor Myungsoo segera menutup dengan kasar pintunya.

“heh…tutor baru lagi?” Gumam Myungsoo menghela nafasnya malas sembari menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.

“apa yang harus aku lakukan? Hum…ah aku lupa, tutornya namja atau yeoja?” Ucap Myungsoo lagi bermonolog ria.

“kalau namja aku harus membuatnya tak nyaman berada di sini, dan kalau yeoja? Hum…aku akan buat dia ilfeel padaku dan segera berhenti jadi tutorku…haha, kau mmeang jenius Myungsoo-ya” Pekik Myungsoo mengeluarkan idenya, dia segera melihat jam yang angkanya sudah berada di pukul 12 tepat.

“ck, sepertinya tutornya adalah seorang yang malas! Bagaimana bisa dia telat dua jam dari waktu yang sudah di tentukan” Dumel Myungsoo, tak lama kemudian dia mendengar suara bel dari arah pintunya.

Ting Tong~ Myungsoo membulatkan matanya, dia yakin bahwa orang yang menekan bel rumahnya adalah tutor yang dikatakan oleh eommanya tadi, dia segera berlari menuju ke pintu.

“baiklah…kalau namja buat tak nyaman, kalau yeoja buat dia ilfeel” Gumam Myungsoo pelan lalu meraih kenop pintu dan perlahan membukanya.

“annyeonghaseyo…kau Kim Myungsoo kan? perkenalkan choneun Bae Suzy, tutor baru mu” Mata Myungsoo melotot melihat penampilan yeoja di hadapannya kali ini, dipikirannya tutornya adalah seseorang dengan penampilan cupu, memiliki kacamata tebal dan terus menenteng buku-buku tebal di tangannya.

Namun kali ini yang dilihatnya adalah seorang yeoja berparas ayu dengan one piece berwarna putih miliknya, flat shoes yang dipakainya terlihat kontras dengan warna tas samping yang bergelantungan di bahu yeoja itu.

“chogi? Apa kau mendengarku?” Myungsoo mengerjapkan matanya dua kali saat tersadar dengan keberadaan yeoja itu.

“ah, ne…” Ucap Myungsoo.

“baguslah…hum, kau tidak ingin mempersilahkan aku masuk? Bukannya kita akan segera belajar?” Tanya Suzy, Myungsoo lagi-lagi mengerjapkan matanya dan mempersilahkan Suzy masuk.

“masuklah…”

Suzy meletakkan tasnya di atas meja ruang tengah dan segera duduk di atas sofa sembari melihat sekeliling apartemen tersebut.

“kau tinggal sendiri di apartemen ini Myungsoo-ssi?” Tanya Suzy, Myungsoo yang berdiri tak jauh darinya hanya menganggukan kepalanya.

“ah, geure? kalau begitu keluarkan bukumu, kita mulai belajar” Titah Suzy, dengan langkah cepat Myungsoo segera berlari ke kamarnya dan mengambil buku-bukunya tanpa sadar dan telah melupakan rencana awalnya.

…

Myungsoo terus saja memperhatikan Suzy mengoceh disampingnya sembari memegang buku, matanya tak pernah lepas dari wajah Suzy. Dilihat dari samping Suzy semakin cantik, itulah yang dipikirkan Myungsoo saat ini.

Bahkan suara Suzy yang sedang menjelaskan itu terasa merdu ditelinganya, padahal sebelumnya dia paling tak suka mendengar tutornya menjelaskan panjang lebar seperti yang Suzy lakukan sekarang, namun anehnya saat ini dia tak merasakan itu kepada Suzy.

“jadi kau harus…” Suzy menghentikan ucapannya saat matanya menangkap Myungsoo yang kini menatapnya.

“kau mendengarku?” Tanya Suzy, Myungsoo hanya melempar senyumnya tanpa bersuara.

“Myungsoo-ssi, apa kau mendengarku?” Tanya Suzy lagi dengan suara yang lebih tinggi, Myungsoo tersentak kaget lalu menganggukan kepalanya dengan wajah bingung.

“geure? kalau begitu coba kau berikan aku penjelasan mengenai perekonomian Seoul saat ini” Ucap Suzy, Myungsoo gelagapan dan tak tau harus menjawab apa.

“eung…itu…” Suzy menghela nafasnya kasar lalu menutup buku tebal yang ada di tangannya.

“dwesseo, sepertinya hari ini cukup sampai di sini. Mungkin kau sedang tidak dalam mood baik untuk belajar, aku akan kembali dua hari lagi” Ucap Suzy merapikan barang-barangnya.

“dua hari lagi? Kenapa bukan besok?” Tanya Myungsoo sembari mengikuti pergerakan Suzy.

“apa kau tak tau? aku hanya akan menjadi tutormu selama tiga hari seminggu sampai nilaimu meningkat. Jadi jadwal selanjutnya adalah lusa” Jelas Suzy.

“ah chamkan, bagaimana bisa nilaiku meningkat kalau kau hanya mengajarku selama tiga hari seminggu? Seharusnya kau mengajarku tiap hari” Ucap Myungsoo menahan Suzy yang sudah mau beranjak dari duduknya.

“ne? Setiap hari? Hah, kau bercanda. Dengar Myungsoo-ssi, aku juga adalah seorang mahasiswa jadi tak mungkin aku menghabiskan waktuku setiap hari untuk mengajarmu, tiga hari aku rasa sudah cukup untuk pelajaran tambahan, kalau kau tidak mau silahkan mencari tutor yang lain” Ucap Suzy dengan nada ketusnya.

“andwae! Kau tak boleh berhenti…geure, tiga hari, kau mengajarku selama tiga hari geunde…” Suzy mengernyitkan alisnya kemudian menatap Myungsoo penuh tanya.

“geunde mwo?”

“maukah kau datang setiap hari ke sini di luar jam belajar kita?” Tanya Myungsoo membuat Suzy sontak membulatkan matanya.

“mworagu? Kau menyuruhku untuk ke rumahmu setiap hari? Untuk apa? ya! kau pikir aku wanita apa eoh!” Pekik Suzy terkejut.

“ah, a..aniya…geugon aniragu…” Sanggah Myungsoo dengan cepat.

“terus maksudmu apa Myungsoo-ssi?”

“itu..kau taukan aku seorang namja dan aku tinggal sendiri, aku juga tak bisa memasak, jadi aku memintamu untuk datang memasak untukku…” Jelas Myungsoo, Suzy memutar bola matanya tak percaya.

“dengar…aku di sini hanya bertugas untuk menjadi tutormu, bukan menjadi pembantumu. Kalau sudah tak ada lagi yang ingin kau katakan, geurom kau permisi…” Suzy beranjak dari sofa dan segera keluar dari apartemen Myungsoo.

“aisshh…yeoja itu! sudah syukur aku mau menawarinya, apa dia tak tau siapa Kim Myungsoo eoh? Seharusnya dia senang karena beruntung sudah bisa menjadi tutorku” Dumel Myungsoo setelah kepergian Suzy tersebut.

…

Braaaak!!!

Seisi rumah tersebut tersentak kaget saat pintu depan terbuka dengan sangat kencang menampilkan sosok yeoja dengan wajah emosinya.

Braaaak!!!

Yeoja itu kembali menutup pintunya dengan kasar sehingga membuat namja paruh baya yang kini tengah menyesap kopinya tersedak akibat kejutan yang dialaminya

“Ya Bae Suzy!!! kau mau merusak pintu rumah eoh?” Pekik tuan Bae dari arah ruang tv, Suzy yang tadinya hendak masuk ke dalam kamarnya tiba-tiba memutar balik dan menghampiri appanya.

“appa! Kenapa kau malah menyuruhku menjadi tutor namja aneh itu? Shireo! Aku tak akan mau lagi, cukup sekali ini!” Pekik Suzy di depan appanya.

“ya anak nakal, beraninya kau berteriak di depan appamu eoh?” Pekik tuan Bae balik.

“biar! Kau bahkan tega menyiksa anakmu selama 2 tahun ini…kau tak mengerti appa bagaimana susahnya, kau pikir menjadi tutor itu gampang? Aku masih kuliah, nilaiku bisa-bisa terganggu karena ini”

“Suzy-ya, bukankah kau sudah menyetujuinya? Appa tak bisa menolak masalahnya tuan Kim sendiri yang datang pada appa dan meminta untuk mencarikan tutor anaknya”

“tapi appa, tidak bisakah kau memberikanku orang yang normal untuk di ajar? Dua tahun ini selalu saja kau menyuruhku mengajar orang-orang aneh” Rengek Suzy jengah.

“kau akan terbiasa Suzy-ya, jalani saja dulu. Jangan sia-siakan otakmu yang lebih itu…kau harus bisa berbagi dengan orang yang membutuhkan ilmu” tuan Bae kini bersiap untuk memberikan ceramah yang panjang lagi untuk Suzy mengenai ilmu yang dimilikinya.

“eiisshh..arasseo, arasseo! Jangan menceramahiku lagi appa” Dumel Suzy menahan appanya untuk kembali melanjutkan kalimatnya.

“baiklah, aku akan menerimanya. Tapi kalau sampai semester ini nilaiku menurun, ke depannya aku tak akan mau lagi menerima pekerjaan ini” Lanjut Suzy memberi usul, tuan Bae berpikir sebentar.

“tapi bagaimana kalau kau sengaja membuat nilaimu turun? Bukankah itu bisa terjadi kalau kau mau?” Tanya tuan Bae.

“appa kau pikir aku bodoh eoh? Sengaja menurunkan nilaiku hanya karena ini? tentu tidak! Kau tau sendiri aku ingin lulus dari fakultas kedokteran dengan nilai tertinggi agar bisa mendapatkan beasiswa magister di harvard jadi tak akan mungkin aku sengaja mau menurunkan nilaiku” Ucap Suzy, tuan Bae menganggukan kepalanya percaya.

“benar juga. Ok deal! Kalau begitu…” Ucap tuan Bae sembari bersalaman sama Suzy.

“jangan sampai melanggar ucapanmu appa”

“laki-laki selalu memegang ucapannya chagi…”

…

“ya! bagaimana harimu? Apa muridmu berbeda kali ini?” Suzy yang tadinya tengah menelengkupkan wajahnya di atas meja itu langsung duduk tegak saat seseorang menepuk pundaknya.

“heh, seperti biasa Soojung-ah, sama anehnya dengan yang sebelum-sebelumnya” Jawab Suzy malas diiringi dengan helaan nafasnya.

“jinjja? memangnya kali ini siapa? Apa anak SMA lagi?” Tanya Soojung.

“aniyo…dia seorang mahasiswa, dan parahnya dia mahasiswa di kampus ini juga” Jelas Suzy.

“geure? ya! jurusan apa eoh? Setauku di kampus kita tak ada anak yang aneh…”

“dia berada di jurusan perekonomian bisnis tingkat 3, namanya Kim Myungsoo” Soojung membulatkan matanya mendengar nama yang disebut oleh Suzy.

“Kim Myungsoo? kau serius?” Tanya Soojung meyakinkan.

“eoh…waeyo?” Suzy menaikkan satu alisnya melihat reaksi Soojung yang terlalu berlebihan menurutnya.

“ya! kau bercanda eoh? Aneh apanya? Kau tidak tau kalau dia itu anak dari pemilik universitas ini? wajahnya yang tampan membuat dia dikelilingi oleh ribuan fans. Tak ada yang kurang darinya, yah meskipun otaknya sedikit kecil sih, tapi itu tak membuat pesonanya menghilang!” Pekik Soojung dengan antusias.

“geure? aku tak tau” Jawab Suzy malas.

“ck, makanya jangan belajar terus, sekali-kali ikuti juga berita hangat di kampus” Dumel Soojung, Suzy hanya mengangkat bahunya tak peduli.

“ya…tapi kalau memang muridmu adalah Kim Myungsoo, kenapa kau bisa mengatainya aneh eoh?” Tanya Soojung maish belum mengerti ucapan Suzy.

“tentu saja aneh, namja seperti itu. Huh, masa baru sehari bertemu saja dengan seenaknya dia menyuruhku untuk datang keapartemennya setiap hari untuk memasak makanan untuknya? Cham! Dia pikir aku bekerja untuk jadi pembantunya eoh” Jawab Suzy memasang wajah kesalnya mengingat ucapan Myungsoo beberapa hari yang lalu.

“seharusnya kau senang dia meyuruhmu ke apartemennya, ribuan yeoja di luar sana pasti akan rela menempati posisimu jika mereka bisa. Bahkan semua yeoja itu melakukan berbagai macam hal hanya untuk berada di dekat Myungsoo, kau itu beruntung bisa dekat dengannya”

“cih, beruntung apanya? sudahlah jangan membahas namja itu lagi, mengingatnya membuat moodku berantakan”

…

Ting tong~ ting tong~ dengan kasar Suzy menekan bel apartemen di depannya, wajahnya sudah kesal setengah mati. Bagaimana tidak, hari ini yang seharusnya dia dan Soojung pergi ke Seoul Hospital untuk menghadiri seminar yang dilakukan oleh beberapa dokter specialis itu harus tertunda karena pemilik apartemen di hadapannya ini memintanya untuk datang padahal hari ini bukanlah jadwalnya untuk mengajar.

“ya! kenapa membukanya lama eoh?” Pekik Suzy saat pintu besi didepannya terbuka lebar.

“aku berada di toilet, masuklah. Kau baru datang sudah marah-marah begitu” Balas Myungsoo dengan senyum lebarnya.

“cih…jangan tersenyum seperti itu padaku! Kau tak tau gara-gara kau aku sampai kehilangan kesempatanku untuk menghadiri seminar eoh?” Ucap Suzy kesal, dia langsung menerobos masuk ke dalam apartemen tersebut dan segera menuju ke dapurnya.

“hanya perlu membuatkan makan siang kan? setelah itu selesai” Ucap Suzy tegas memulai mengeluarkan bahan makanannya.

“kenapa terlihat buru-buru begitu? Masih banyak waktu sebelum jam makan siang” Ucap Myungsoo menghampiri Suzy.

“aku sibuk tapi kau malah membuatku terjebak dalam dapurmu ini dan kau masih mengatakan masih banyak waktu? Cham! Namja ini…” Dumel Suzy, tangannya terlihat lincah memotong dan membersihkan sayuran serta lauk yang akan di masaknya.

“kau tidak ikhlas membuatkanku masakan eoh?” Tanya Myungsoo melihat Suzy memasukan bahan makanannya dengan asal.

“dimana-mana pekerjaan karena paksaan itu tak pernah ada kata ikhlasnya” Ucap Suzy.

“ck…kau benar-benar yeoja batu! Kenapa kau sangat tidak menyukaiku eoh? Memangnya aku berbuat salah padamu?” Tanya Myungsoo, Suzy mendesis sebal lalu menutup panci yang berada di atas kompor sembari menunggu sup ikan kerang yang dibuatnya mendidih.

“dengar Myungsoo-ssi, kesalahanmu itu sangat banyak padaku pertama, kau sudah lancang padaku sejak hari pertama pertemuan kita, kedua kau sama sekali tak merubah nilaimu dan tetap seperti sebelumnya sehingga membuatku terkena masalah dan yang ketiga…kau membuatku terpaksa harus menjadi pembantumu seperti ini” Suzy membalikan badannya seraya menopang sebelah tangannya dipinggang sembari menatap Myungsoo tajam.

“tunggu…yang ketiga itu apa kau tak salah eoh? Siapa yang memaksamu? Dan lagi pula aku tak menganggapmu pembantu, hanya sekedar orang yang memasak makanan untukku” Ucap Myungsoo membenarkan.

“siapa yang memaksa katamu? Cih! Ya! haruskah aku memaparkan semuanya agar ingatanmu itu kembali eoh?” Pekik Suzy kesal, Myungsoo hanya memasang wajah tak berdosanya dan mengedikkan bahunya tak tahu.

 

“Suzy-ya…kemarilah” Tuan Bae memanggil Suzy dari arah ruang tengah, sementara Suzy yang berada di dapur itu langsung menghampiri appanya.

 

“ada apa appa?” Tanya Suzy.

 

“begini, kau tau kan anak tuan Kim itu tinggal di apartemen sendiri?”

 

“nugu? Kim Myungsoo?” Tanya Suzy, tuan Bae menganggukan kepalanya, “eoh…waeyo?” lanjut Suzy. Perasaannya tak enak saat appanya tiba-tiba membahas masalah Myungsoo kali ini, sepertinya dia akan mendapatkan bencana.

 

“dia tinggal sendiri dan masih tak tau mengurus dirinya, apalagi dalam masalah makanan, tuan Kim mengatakan padaku bahwa dia takut anaknya itu tidak mendapatkan gizi yang cukup banyak karena terus-terusan memakan makanan delivery” Jelas tuan Bae, Suzy mengernyitkan dahinya bingung.

 

“terus hubungannya denganku apa?”

 

“kau mau yah datang ke apartemennya dan memasak makanan untuknya” Suzy membulatkan matanya mendengarkan kalimat itu keluar dengan enteng dari mulut appanya.

 

“micheosseo! Shireo, kenapa aku harus melakukannya? Suruh saja dia sewa pekerja rumah tangga!” Tolak suzy keras.

 

“tapi Suzy-ya ini permintaan langsung dari tuan Kim, appa tak bisa menolaknya…kau tau sendiri dia itu siapa? Bisa-bisa appa kehilangan pekerjaan” Ucap tuan Bae memohon.

 

“appa….” Rengek Suzy, dia sudah tau bahwa bencana ini akan terjadi. Dan dia juga tau kalau dalang dari semua ini adalah namja tengik itu.

 

“Suzy-ya, hanya memasak untuknya tak lebih…mau yah?”

 

“appa…kau tega padaku eoh? Semester ini aku harus meningkatkan nilaiku agar bisa mendapat beasiswa, kalau aku melakukan semua ini nilaiku pasti akan menurun”

 

“tidak akan, appa jamin. Kau pasti bisa mengatur waktumu, mengertilah. Tuan Kim sangat berkuasa Suzy-ya…kau mau melihat appamu menjadi pengangguran hanya karena menolak permintaannya?” Suzy terlihat berpikir sebentar lalu menghela nafasnya berat.

 

“eisshh…appa! aku membencimu!” Pekik Suzy lalu berlari masuk ke dalam kamarnya dengan kesal.

 

“gomawo Suzy-ya, mappa tau kau tak akan menolaknya” Teriak tuan Bae dari luar dengan senyuman terukir di wajahnya agar Suzy dapat mendengarnya.

“masih tak ingat tuan Kim?” Tanya Suzy sembari meletakkan panci sup ikannya di atas meja makan.

“eo aku tak tau, aku berpikir kau datang kemari karena suka rela untuk memasakanku” Jawab Myungsoo kemudian meraih sumpitnya dan dengan segera menyendok makanan di hadapannya.

“kau pikir aku tak tau kau yang memaksa orang tuamu untuk meminta kepada appaku eoh? Cih, benar-benar licik” Dumel Suzy.

“hua~ mashitta….aigoo, rasa masakanmu enak sekali” Pekik Myungsoo setelah mencicipi sup ikan buatan Suzy tanpa memperdulikan dumelan Suzy barusan.

“ck dasar aneh…” Batin Suzy memperhatikan Myungsoo yang tengah melahap makan siangnya.

“ah pekerjaanku selesai, aku pergi kalau begitu” Ucap Suzy, tiba-tiba Myungsoo menghentikan makannya dan mendongak menatap Suzy yang sudah mau pergi.

“jangan pergi…” Tahan Myungsoo, Suzy yang sudah bersiap pergi itu menolehkan kepalanya dengan bingung.

“waeyo?”

“temani aku makan” Ucap Myungsoo lalu menarik Suzy untuk duduk di hadapannya.

“ah shireo, aku mau pergi, mungkin saja aku masih bisa ikut seminarnya…jang…”

“aku tak suka makan sendiri” Sela Myungsoo, Suzy langsung terdiam saat melihat wajah Myungsoo saat ini, terlihat kesepian.

“setiap hari aku harus makan di sini sendiri, kali ini temani aku ne” Bujuk Myungsoo lagi, Suzy terhenyak saat melihat perubahan wajah Myungsoo kali ini.

“arasseo, tapi hanya sampai kau selesai makan” Ucap Suzy akhirnya, Myungsoo mengangguk lalu kembali duduk di tempatnya.

Suzy hanya diam tanpa mengalihkan pandangannya dari Myungsoo, sesekali Myungsoo juga balik memandangnya dengan wajah yang sumringah.

“kau benar-benar namja yang aneh” Batin Suzy.

…

Suzy melangkahkan kakinya menuju ke laboratorium kampus bersama Soojung, kali ini dia memiliki praktikum yang harus diselesaikannya.

“ya Suzy-ya, bagaimana dengan keadaan muridmu itu?” Tanya Soojung.

“baik…”

“ck…apa kau benar-benar setiap hari ke apartemennya untuk memasak eoh?” Tanya Soojung lagi dan Suzy menganggukan kepalanya.

“jinjja? bagaimana reaksi para yeoja di kampus ini yah kalau tau kau sudah sering pulang balik ke tempatnya” Pekik Soojung tertahan, Suzy hanya mendengus kesal melihat tingkah sahabatnya itu.

“eoh iya…minggu ini kan akan ada pretest lagi untuk semua jurusan, apa kau yakin kalau muridmu itu akan meningkatkan nilainya?” Tanya Soojung sembari membuka pintu lab dan masuk bersama Suzy.

“heh, molla…selama sebulan ini dia bahkan tak ada kemajuan, aku heran apa otaknya benar-benar kosong eoh? Pretest minggu lalu saja nilainya tak berubah bahkan satu mata kuliahnya menurun” Ucap Suzy putus asa.

“geure? omo! dia pasti benar-benar pabo Suzy-ya, tak mungkin ada orang yang sama sekali tak meningkat saat di ajar olehmu, aku tau kau sangat bisa diandalkan untuk jadi tutor” Ucap Soojung.

“aku juga tak tau, appaku saja heran melihat hasil test namja itu, ckck” Decak Suzy tak percaya, pasalnya semua orang yang pernah jadi muridnya hanya dalam seminggu mereka sudah bisa meningkatkan nilai mereka, namun kali ini bahkan sudah sebulan lamanya tapi masih juga tak ada perubahan dari namja itu.

“tak usah dipikirkan Suzy-ya, kalau kau menyuruhnya untuk belajar lebih giat lagi aku pasti yakin dia akan bisa” Ucap Soojung menepuk pundak Suzy.

“arasseo…ah dosennya sudah masuk, kajja kita pakai baju labnya” Ucap Suzy lalu meraih baju lab yang ada di meja.

…

Suzy mendengus sebal, dia sudah menunggu selama 30 menit di depan apartemen Myungsoo namun namja itu belum juga memunculkan batang hidungnya. Sedari tadi handphonenya tidak diaktifkan, sehingga membuat Suzy semakin naik darah karena tak ada kabar dari namja itu.

“eiisshh, apa dia lupa hari ini jadwal lesnya eoh” Gerutu Suzy sembari sesekali melirik jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kirinya.

Suzy sontak menolehkan kepalanya ke samping saat mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat ke arahnya, wajahnya yang masam berubah semakin masam saat mendapati namja yang sedari tadi ditunggunya jalan dengan santainya dengan memaparkan deretan gigi putihnya.

“apa kau tidak mempunyai jam tuan Kim?” Tanya Suzy sarkastik sembari melipat tangannya di depan dada.

“jam? Tentu saja ada..waeyo?” Tanya Myungsoo balik dengan wajah sok polosnya, Suzy mendesis sebal melihat wajah itu.

“tentu saja? kau memiliki jam dan tak tau sekarang sudah jam berapa?” Tanya Suzy lagi dengan nada tinggi.

“sekarang…hum, bukankah masih jam 3 sore?” Gumam Myungsoo melihat jam tangannya.

“jam 3 sore? masih jam 3 sore katamu?” Myungsoo menganggukan kepalanya masih dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

“ya! kita punya jadwal belajar jam 2.30 dan kau sudah telat 30 menit dan membuatku berdiri bodoh di depan rumahmu selama 30 menit juga arra!” Pekik Suzy di depan wajah Myungsoo dengan wajah horornya. Myungsoo tercengang melihatnya, dia tak menyangka bahwa Suzy bisa berteriak sekencang ini.

“mian aku lupa” Jawab Myungsoo enteng, Suzy memutar bola matanya kesal. Wajahnya kini sudah memerah menahan emosinya, kalau saja bukan karena appanya sekarang dia mungkin sudah menginjak-injak wajah namja di hadapannya kini.

“sudahlah aku hanya membuang tenaga untuk marah padamu, cepat buka rumahmu kita segera belajar” Ucap Suzy meredam marahnya, dia harus ekstra bersabar lagi untuk menghadapi namja ini.

Myungsoo tersenyum kecil kemudian membuka pintu apartemennya, tanpa aba-aba Suzy langsung masuk dan mendudukan dirinya di sofa.

“karena minggu depan akan pretest, hari ini kita akan belajar lebih lama lagi” Ucap Suzy sembari mengeluarkan bukunya, Myungsoo tersenyum puas mendengar ucapan Suzy.

“joha…tapi sepertinya akan lebih efektif kalau kau tinggal di sini biar memudahkanmu untuk mengajarku, otthae?” Seketika raut wajah Suzy berubah mematikan, dia melemparkan tatapan setajam mungkin ke arah Myungsoo.

“arasseo, arasseo, aku hanya bercanda” Gurau Myungsoo tersenyum lebar.

“cepat duduk waktumu sudah banyak terbuang” Titah Suzy, dengan patuh Myungsoo duduk di hadapan Suzy dan mulai mendengar ocehan Suzy lagi mengenai perekonomian bisnis.

“saem…” Suzy yang tengah sibuk menjelaskan itu mendongakkan kepalanya dan menatap Myungsoo.

“apa kau akan terus menjelaskan kepadaku? Bukankah lebih efektif kalau kau memberiku saja beberapa soal yang mungkin akan keluar saat pretest nanti, dan aku akan menjawabnya” Ucap Myungsoo, Suzy merengutkan keningnya sebentar lalu menjentikkan jarinya.

“oooo…aku tak menyangka otakmu bisa bekerja juga” Seru Suzy, Myungsoo tersenyum bangga.

“geure…aku akan memberikanmu beberapa soal dan kau harus menjawabnya dalam waktu yang aku tentukan” Lanjut Suzy lagi mengambil secarik kertas dan mulai menyalin beberapa contoh soal dari buku panduan.

“arasseo” Sahut Myungsoo.

Setelah beberapa menit menunggu, Myungsoo mengambil kertas yang di berikan oleh Suzy. wajahnya merengut kecil saat membaca rentetan soal di kertas tersebut.

“ya…kenapa memberiku soal sesulit ini eoh?” Protes Myungsoo, Suzy mencibir pelan.

“itu tidak sulit Myungsoo, soal-soal itu tingkat kesulitannya rendah, seharusnya kau bisa menjawabnya, cepat kerjakan…waktumu hanya 30 menit” Myungsoo membulatkan matanya tak percaya mendengar waktu yang diberikan.

“micheosseo! 30 menit itu terlalu cepat untuk ukuran soal seperti ini” Pekik Myungsoo tak terima.

“jangan banyak protes, aku gurunya dan kau hanya murid. Jadi kau tak berhak mengatur waktu, kerjakan mulai sekarang” Tegas Suzy, dia menekan stopwatch yang ada di handphone Myungsoo.

Myungsoo tanpa membuang waktu lagi dia langsung membaca soalnya dan mencoba menjawab apa yang diketahuinya. Sementara Suzy yang lagi menunggu itu hanya duduk sembari memainkan game yang ada di ponselnya sambil melirik Myungsoo sesekali memeriksa apa namja itu mengerjakan soalnya dengan benar atau tidak.

Myungsoo benar-benar memfokuskan dirinya pada kertas yang ada di hadapannya kali ini, masih ada beberapa soal lagi yang belum dia jawab dan sekarang dia sama sekali tak tau waktunya sudah berjalan berapa lama.

“saem tinggal berapa menit lagi?” Tanya Myungsoo tanpa mengalihkan perhatiannya, dia kemudian mengernyitkan alisnya saat tak mendengar respon dari Suzy.

“saem?” Myungsoo perlahan mendongak dan mencelos saat melihat Suzy kini sudah terpejam rapat dengan kepala yang terkantuk-kantuk di pinggiran sofa.

“ckck…pantasan aku tak mendengar omelannya sedari tadi” Gumam Myungsoo menghampiri Suzy, dia membaringkan Suzy ke sofa dengan benar dan pelan agar Suzy tak terbangun. Setelah Suzy terbaring dia segera mengambil selimut untuk menutupi tubuh Suzy.

“jalja saem…” Gumam Myungsoo pelan mengusap kepala Suzy, setelah itu dia kembali ke tempatnya dan melanjutkan pekerjaannya.

…

Suzy mengerutkan keningnya, matanya perlahan terbuka saat mencium bau harum yang menggugah seleranya itu.

“eoh, aku tertidur?” Pekik Suzy tertahan saat dirinya masih berada di dalam apartemen Myungsoo, dia melihat penampilan dirinya yang terselimuti oleh sehelai selimut yang cukup tebal dan nyaman.

“ck namja itu” Dumel Suzy, dia beranjak dari sofa dan berjalan menuju ke dapur.

“apa yang kau lakukan?” Myungsoo yang tengah menata beberapa makanan di atas meja itu tersentak kaget dengan suara Suzy.

“ya…kau mengangetkanku!” Pekik Myungsoo kesal.

“eoh, mian…ige mwoya?” Tanya Suzy menghampiri Myungsoo di meja makan.

“aku memesan makan malam delivery. Seharusnya ada yang memasak malam ini, tapi sepertinya dia tertidur cukup pulas, jadi aku tak tega membangunkannya” Jawab Myungsoo.

“mian…aku ketiduran” Gumam Suzy yang merasa tersindir oleh ucapan Myungsoo itu.

“dwesseo, sekarang kau cuci muka sana dan kita makan malam” Ucap Myungsoo mendorong Suzy ke kamar mandi.

“uwaahh mashita…” Pekik Suzy girang merasakan ayam goreng yang dipesan Myungsoo.

“ckck…kepribadianmu akan berubah 180 derajat di saat kau makan” Decak Myungsoo, Suzy yang mendengarnya langsung menekuk wajahnya kesal.

“jangan mengomnetariku, makan saja makananmu” Dengus Suzy.

“oh…aku akan memeriksa tugasmu setelah makan, kau jangan berpikir aku melupakannya” Lanjut Suzy, Myungsoo yang tadinya tengah tersenyum itu sontak merubah raut wajahnya.

“aku pikir setelah tertidur pulas kau akan melupakannya” Gumam Myungsoo pelan.

“tidak akan! tugas tetap tugas, awas saja kalau sampai tak ada yang benar. Aku akan memberikanmu hukuman” Myungsoo meneguk airnya dengan wajah kaku, seingatnya tadi dia hanya menjawab asal soal yang di beri Suzy tanpa melihat soalnya dengan benar.

“tamat riwayatmu Myungsoo!” Batin Myungsoo merutuk.

Setelah makan malam, seperti yang dikatakan Suzy tadi dia segera memeriksa tugas yang dberikannya pada Myungsoo.

“kau mengisi semua soalnya” Ucap Suzy, Myungsoo yang membawa dua gelas jus dari dapur itu langsung duduk di samping Suzy dan mengintip kertasnya.

“tentu saja, aku tak mungkin tak menjawabnya” Jawab Myungsoo bangga.

“menjawab semuanya belum tentu semuanya juga benar” Ucap Suzy, Myungsoo memasang wajah masamnya sembari meminum jus jeruk yang tadi dia bawa dari dapur.

“periksalah…aku yakin tak ada yang salah” Ucap Myungsoo percaya diri.

“cih…percaya dirimu terlalu tinggi tuan Kim” Ucap Suzy sembari mencentang dengan tanda silang soal nomor pertama.

“baru satu soal, yang lainnya pasti benar” Sahut Myungsoo melirik sedikit pergerakan tangan Suzy.

“satu, dua, tiga, empat…” Sampai soal nomor lima Suzy kembali memberi centang tanda silang pertanda bahwa semua jawaban Myungsoo di soal tersebut salah.

“masih memiliki kepercayaan diri eoh?” Tanya Suzy, Myungsoo hanya bisa mengatupkan bibirnya rapat tak berani untuk berkomentar lagi.

Sekitar 10 menit Suzy memeriksa jawaban Myungsoo namun yeoja itu masih belum menemukan satu jawaban yang benar.

“jinjja!” Geram Suzy, ini adalah soal terakhir yang dia beri tanda silang.

“tak ada satupun yang benar!” Pekik Suzy, Myungsoo yang sudah tau hal ini bersiap untuk beranjak dari tempatnya.

“ya kau mau ke mana eoh?” Suzy menahan baju Myungsoo yang baru saja akan lari meninggalkannya.

“aku sudah mengatakan akan memberikanmu hukuman kan?” Ucap Suzy menyeringai memikirkan akan menghukum Myungsoo dengan apa nantinya.

Myungsoo tersenyum kecil lalu menggelengkan kepalanya, “shireo…” Pekik Myungsoo lalu mengambil ancang-ancang untuk berlari.

Namun sayang karena Suzy tak melepas tangannya dari ujung baju Myungsoo yang dia pegang tadi sehingga membuat Myungsoo tertahan dan kehilangan sedikit keseimbangannya, dan…

Bruuugghh~ Suzy menutup matanya rapat saat tubuhnya terjatuh ke depan, seharusnya saat ini dia merasakan kesakitan karena tubuhnya menyentuh lantai apartemen Myungsoo yang keras, namun sepertinya dia mendarat di tempat yang cukup empuk sehingga dia sama sekali tak merasakan apapun.

“hey saem…kau sangat berat” Lenguh Myungsoo, perlahan mata Suzy terbuka dan mengerjap di saat yang bersamaan. Bukannya beranjak Suzy malah terdiam memandang wajah Myungsoo yang cukup dekat itu.

“tampan…” Batin Suzy, Myungsoo menaikkan alisnya melihat Suzy menatapnya tanpa berkedip. Seketika senyum miring tercipta di wajah Myungsoo.

“saem, aku tau wajahku sangat tampan sampai kau tidak berkedip seperti itu, geunde…” Myungsoo semakin tersenyum miring melihat tak ada reaksi apapun dari Suzy, dia mendekatkan wajahnya ke telinga Suzy membuat Suzy sontak menutup matanya “kau sangat berat…” Bisik Myungsoo lalu menjauhkan kembali wajahnya dan menatap Suzy dengan senyum lebarnya.

Suzy mengerjapkan matanya, “omo!” dia memekik tertahan saat tersadar dengan posisinya saat ini dengan cepat dia beranjak dan berdiri dari tubuh Myungsoo

“aigoo….seharusnya kau pindah sejak tadi, badanku sampai pegal” Ucap Myungsoo mengikuti jejak Suzy yang berdiri.

“neo…” Suzy menunjuk tepat di depan wajah Myungsoo sembari menatapnya tajam.

“waeyo? kau mau bilang aku tampan eoh?” Tanya Myungsoo, Suzy mendengus lalu menghentakkan kakinya kesal. Wajahnya kini sudah terlihat memerah entah mengapa, dengan segera Suzy membalikan badannya berniat untuk pergi dari sana sebelum Myungsoo menyadari perubahan dari wajahnya.

“ya, kau mau ke mana saem?” Tahan Myungsoo, Suzy menghentikan langkahnya. Dalam hati dia merutuki Myungsoo yang kini memegang pergelangan tangannya, jantungnya kini berdetak tak karuan.

“a…aku mau pulang” Jawab Suzy gugup.

“aku antar” Suzy tersentak kaget saat Myungsoo menariknya keluar bersama dari apartemen miliknya, awalnya Suzy ingin menolak tapi sepertinya dia sudah terlanjur mengikuti Myungsoo untuk berjalan ke parkiran, hitung-hitung juga dia bisa berhemat toh ini sudah malam jadi tak ada salahnya kalau Myungsoo mengantarnya pulang.

…

TBC

Annyeong ^^ author kembali lagi membawa FF threeshots nih 😀 wkwkw…kalian udah baca di atas kan? udah author bilang sebelumnya kalau FF ini jelmaan dari FF yang ada di asianfanfic.

Author sengaja ngambil tema cerita yang sama soalnya author tertarik banget sama ceritanya, terus greget juga sih karena sampai sekarang belum diselesaikan, jadi daripada gantung di pikiran author mending author buat versi author sendiri deh 😀

Part 1 ini udah ada sejak April kemarin, tapi author sengaja simpan rencana mau dipoting setelah MBA tamat, eh tapi pas MBA tamat author malah lupa dengan FF ini dan asyik dengan FF baru haha tapi untung aja author sempat ubek-ubek file Threeshots jadi nemu FF ini dan niatan buat lanjut.

Gimana menurut kalian? sama persiskah? Author harap gak sama-sama amat biar gak dibilang plagiat, keke. Author sebenarnya udah kirim private message sama authornya minta izin buat minjam inti ceritanya, tapi sampai sekarang belum dibalas. Doakan aja semoga author aslinya gak marah deh 🙂 kali sampe marah, author bakal minta maaf hehe 🙂

Oh ya hari ini author lagi seneng~ soalnya nama fandom official EXO udah ada EXO-L hihi akhirnya punya nama juga 😀

Ok gomawo ^^