Beauty Is The Beast Part 5B

Beauty Is The Beast

| Author : elship_L | Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy | Genre : Romance | Rating : PG-17 | Type : Chapter |

Sorry For Typo~

————————————————————————————————————————

Author balik lagi hari ini 😀 Sesuai janji kan author postingnya hari ini juga,  postingnya ini sebelum berangkat ke kampus. Happy reading ya ^^

“aku akan teriak!”

 

“tidak akan ada yang bisa mendengarmu”

 

“kalian semua brengsek! Lepaskan aku”

 

“tidak sebelum kami merasakanmu manis”

Suzy memundurkan langkahnya saat sekelabat bayangan berputar di depan matanya, wajahnya menegang saat salah satu dari namja-namja itu menghampirinya.

“le…lepaskan yeoja itu” Ucap Suzy berusaha tenang.

“kau mengganggu malam kami agasshi! Bagaimana kalau kau ikut bergabung dengan kami saja?” Ucap namja yang menghampiri Suzy, belum sempat Suzy berlari tangannya sudah di tahan namja itu dan ditarik paksa masuk ke dalam gang tersebut.

Karena semua namja memfokuskan diri mereka pada Suzy, mereka sampai tidak sadar bahwa yeoja yang berseragam SMA tadi sudah menjauh dari mereka dan tidak memperdulikan Suzy.

“ya! dia kabur bos!” Ucap namja yang lain, seorang pria yang terlihat sebagai bos mereka itupun mendesis melihat yeoja yang kabur itu.

“aissh! Semua ini karena kau agasshi! Jadi malam ini kau yang akan menggantikannya” Ucapnya menatap Suzy dengan senyuman sinisnya.

“lepaskan aku” Cicit Suzy dengan tubuh yang bergetar.

“lepaskan? Setelah kau membuat yeoja kami kabur? Tidak akan”

Suzy memundurkan langkahnya melihat mereka mendekati tubuhnya, matanya terpejam rapat saat tubuhnya terbentur dengan tembok yang menghalangi jalan itu.

“kau tidak bisa kabur nona”

“jebal, lepaskan aku…jebal” Lirih Suzy memasang wajah memohonnya.

“tidak sebelum kami merasakanmu” Mata Suzy sontak membulat mendengar kalimat itu, tubuhnya menegang saat salah satu namja memegang tangannya dengan paksa.

“lepaskan aku!!!”

—–

“mwoya? kenapa lama sekali?” Myungsoo menggerutu pelan memeriksa jam dipergelangan tangannya, kalau dihitung-hitung perjalanan dari halte bis terdekat ke apartemennya itu tidak sampai memakan waktu 5 menit, tapi ini sudah lebih 5 menit Suzy belum juga sampai.

“jangan bilang dia tersesat” Gumamnya pelan, karena khawatir dia segera mengambil handphonenya dan mengiriminya pesan.

To : Suzyku

Kau di mana? aku sudah menunggumu, kau tidak tersesatkan?

Satu menit berlalu namun tak ada balasan juga membuat Myungsoo semakin khawatir, dia segera mendial nomor Suzy.

“tidak di angkat” Gumamnya mematikan sambungan teleponnya, “solma! Aisshh!” Dengan wajah panik Myungsoo segera berlari keluar dari gedungnya berniat untuk mencari Suzy, karena yeoja itu tidak mengangkat teleponnya membuat dirinya semakin khawatir.

Myungsoo berjalan menyusuri jalan dari apartemennya ke arah halte bis, karena sudah malam jadi jarang ada orang yang lewat di sana.

“lepaskan aku, dowajuseyo!” Myungsoo berhenti dengan tubuh yang menegang saat mendengar teriakan itu.

“tolong aku…”

“Suzy? Bae Suzy!” Myungsoo menyadari bahwa teriakan itu adalah suara Suzy, dengan segera dia mengikuti arah suara itu dan berdiri tepat di ujung gang sempit yang gelap itu.

“lepaskan aku” Mata Myungsoo memerah melihat pemandangan di sampingnya, kekasihnya berusaha melepaskan diri dari namja-namja brengsek yang mencoba untuk melukainya.

“lepaskan dia!” Pekik Myungsoo, ketiga namja itu menghentikan gerakan mereka dan menoleh ke arah Myungsoo yang sudah mengepalkan tangannya dengan kesal.

“aigoo, malam ini sepertinya kita tidak bisa lepas dari pengganggu” Ucap salah satu namja itu, Myungsoo menggeram melihat keadaan Suzy.

“jangan menyentuh kekasihku!” Ucap Myungsoo berlari kecil menghampiri mereka dan segera menendang punggung namja yang kini tengah memegangi tangan Suzy.

“omo! si culun ini menantang kami eoh?”

“ya! tendanganmu cukup kuat juga” Ucap sang namja yang sudah tersungkur akibat tendangan Myungsoo itu.

Salah satu namja yang berdiri tak jauh dari Myungsoo itu melemparkan pukulannya, namun Myungsoo dengan cepat menghindar dan segera menarik tangan namja itu kemudian memutarnya dan membantingnya ke tanah.

“kalian melukai kekasihku” Geram Myungsoo menghampiri namja lain dan memukul mereka bertiga secara bertubi-tubi.

Buggh~ Buggh~ Buggh~

Tanpa mengenal ampun satu-persatu namja itu dilumpuhkan oleh Myungsoo, wajah Myungsoo penuh dengan peluh keringat, dia segera berdiri dan menginjak tangan namja yang dia liat tadi menyentuh Suzy.

“menjauhlah dari sini sebelum aku membunuh kalian!” Ucap Myungsoo dengan suara dingin, meskipun penampilannya berbeda jauh dari aura suaranya, tapi para namja itu bisa melihat tatapan tajam Myungsoo yang mematikan dari balik kacamata bulatnya, tidak ingin mencari masalah lagi dengan limbung mereka segera berlari meninggalkan tempat itu.

“Suzy…” Myungsoo segera menghampiri Suzy dan memegang pundaknya.

“lepaskan aku, jebal…lepaskan aku” Suzy memejamkan matanya berusaha meronta untuk tidak di sentuh.

“Suzy-ya, aku Myungsoo. gwenchana, mereka sudah pergi. Kau sudah aman” Ucap Myungsoo dengan tenang, wajah Suzy yang panik tadi perlahan surut dan dia membuka matanya menatap Myungsoo.

“Myungsoo?”

“eoh, nan Kim Myungsoo. kau jangan takut” Myungsoo memegang pundak Suzy, “mereka tidak akan menyentuhmu lagi, geokjongma” Lanjutnya.

“oppa…Myungsoo oppa, nan museowo…museowo” Suzy menarik leher Myungsoo dan segera memeluknya dengan erat, air matanya yang sedari tadi terbendung keluar dari mata indahnya.

“jangan takut Suzy-ya, aku di sini” Bisik Myungsoo menenangkan Myungsoo, dia mengelus punggung Suzy sampai yeojanya itu berhenti dari isakannya.

“kau bisa berjalan?” Tanya Myungsoo, Suzy hanya diam dan mengangguk pelan. Dia memapah Suzy untuk berdiri, matanya menatap pakaian Suzy yang awut-awutan itu.

“namja-namja itu!” Geram Myungsoo, dia melepaskan Suzy dan membuka kemejanya lalu melampirkannya di bahu Suzy untuk menutupi pakaiannya yang sudah tidak rapih itu.

“mereka membuat bajumu rusak” Ucap Myungsoo, Suzy hanya diam merapatkan kemeja Myungsoo di badannya.

“kajja, kita ke apartemenku” Myungsoo memapah Suzy untuk berjalan, namun belum selangkah Suzy terjatuh lagi.

“kau tidak bisa jalan…naiklah” Myungsoo segera berjongkok di depan Suzy menyuruhnya untuk naik di atas punggungnya, tak mendapatkan respon dia berbalik menatap heran Suzy yang hanya diam saja.

“naiklah Suzy, diluar sini dingin. Kau akan sakit, ayo” Ucap Myungsoo menyadarkan Suzy, perlahan Suzy menunduk dan melingkarkan tangannya di leher Myungsoo.

“jangan menangis lagi” Ucap Myungsoo seraya berdiri dan berjalan membawa Suzy ke apartemennya.

Myungsoo meringis saat lengan Suzy yang ada di lehernya mengencang dan merasakan badan Suzy bergetar di punggungnya.

“uljima Suzy-ya, kau sudah aman sekarang” Bisik Myungsoo pelan.

“museowo, nan museowo…museowo” Lirih Suzy menenggelamkan kepalanya di pundak Myungsoo membuat Myungsoo menghela nafasnya.

“jangan takut lagi…jangan menangis Suzy-ya” Ucap Myungsoo berusaha untuk menenangkan Suzy di punggungnya.

—–

“gwenchana?” Myungsoo mendudukan Suzy ke sofanya, dia menghembuskan nafasnya saat Suzy tidak menjawab pertanyaannya malah masih tenggelam dalam isakan kecilnya.

“Suzy-ya, uljima…mereka sudah tidak ada” Ucap Myungsoo menghapus air mata Suzy dipipinya.

“nan museowo, museowo” Lirih Suzy.

“arra, aku tidak akan membiarkan ini terjadi lagi. aku akan menjagamu, tenanglah. Kau aman” Ucap Myungsoo mengelus kepala Suzy, saat memperhatikan wajah Suzy matanya menyipit melihat memar merah di pipi kirinya serta sebuah luka gores di sudut bibir Suzy.

“mereka melukaimu?” Tanya Myungsoo mengangkat dagu Suzy dan memperhatikan wajahnya.

“aisshh! Kenapa kau tidak membunuh mereka!” Geramnya, Suzy tidak membuka suaranya, dia masih mengatupkan bibirnya.

Myungsoo berjalan menuju dapurnya dan mengambil kotak obat, dia berniat membersihkan luka Suzy, setelah mendapatkannya dia kembali ke sofa dan membuka botol alkohol kemudian di tuangkan ke dalam kapas.

“aku akan membersihkan lukamu, kau tahan ne” Ucap Myungsoo lembut, tak ada penolakan dari Suzy. namja itu kemudian mengoleskan kapas yang berisi alkohol itu ke sudut bibir Suzy.

“ah, appo” Lirih Suzy meringis pelan, Myungsoo menghentikan gerakannya dan kemudian melanjutkannya lagi sampai lukanya bersih.

“lukamu tidak akan berbekas, tidak perlu khawatir” Gumam Myungsoo setelah menempelkan plester kecil untuk menutupi luka Suzy.

“aku akan mengompres pipimu” Ucap Myungsoo, setelah membereskan kotak obatnya dia beranjak dari sofa.

“kajima oppa” Tahan Suzy, Myungsoo menoleh dan kembali duduk.

“aku hanya akan mengambil es untuk mengompres pipimu” Ucap Myungsoo lembut.

“kajima…nan museowo” Lirih Suzy, Myungsoo menghembuskan nafasnya pelan lalu duduk menyandar di sofa, tepat di samping Suzy.

“arasseo, aku tidak akan pergi” Gumam Myungsoo.

“nan museowo” Suzy melingkarkan tangannya di pinggang Myungsoo dan menenggelamkan kepalanya di dada namjanya.

“jangan takut Suzy, aku di sini” Bisik Myungsoo mengelus punggung Suzy yang terlihat sangat terguncang itu.

Setelah beberapa lama, saat merasa Suzy sudah merasa lebih tenang Myungsoo melepaskan tangannya dan menunduk untuk melihat wajah Suzy.

“aku akan mengompres wajahmu sekarang ne” Ucap Myungsoo, Suzy menatap Myungsoo dan menggelengkan kepalanya.

“waeyo? memarnya akan sulit hilang kalau tidak dikompres, sakitnya juga akan terasa”

“jangan pergi” Bisik Suzy pelan, Myungsoo terdiam mendengarnya. Dia menatap mata Suzy yang terlihat ketakutan itu, dalam hati dia merutuki dirinya karena telah membiarkan Suzy berjalan ke rumahnya sendirian hingga mengalami kejadian menakutkan seperti ini.

“mianhae” Lirihnya, Suzy memejamkan matanya saat merasakan Myungsoo mengelus pipinya yang memar itu.

“mianhae Suzy-ya” Suzy mengepalkan tangannya saat Myungsoo dengan lembut mengecup pipinya, setelah melepaskannya Myungsoo menatap wajah Suzy yang masih memejamkan matanya itu.

“Suzy?” Perlahan mata Suzy terbuka, jarak wajahnya dengan Myungsoo saat ini sangat dekat, dia bisa menembus langsung kaca tebal yang menghalagi pandangannya untuk menatap mata Myungsoo yang dalam.

“naega michyeoss-eo” Suzy tersenyum kecil kemudian bergumam pelan, matanya kembali terpejam saat Myungsoo mendekatkan wajahnya perlahan dan kedua bibir mereka bertemu.

Badan Suzy menegang saat merasakan bibir Myungsoo menekan dengan lembut bibirnya, namun dia tidak berusaha untuk melepaskannya. Setelah beberapa lama Myungsoo melepaskan tautannya dan tersenyum melihat Suzy.

“ciuman pertamaku” Gumam Myungsoo dengan wajah malu, Suzy dengan ragu menatap Myungsoo dan tersenyum melihat rona merah di pipi namja itu.

“ciuman pertamaku juga” Balas Suzy dengan suara yang sangat pelan.

Myungsoo kembali menempelkan bibirnya ke atas bibir Suzy dan menggerakkannya dengan pelan, Suzy mengeratkan pelukannya dipinggang Myungsoo saat namja itu mendalamkan ciumannya, sementara tangan Myungsoo dengan tenang mengelus punggung yeojanya dengan tenang.

“aku mencintaimu Bae Suzy” Bisik Myungsoo disela ciumannya, Suzy tersenyum kecil.

“na..do…”

—–

Sebuah pagi yang cerah terlihat sangat kontras dengan suasana hati yeoja ini, sedari malam tadi dia terus menunggu telepon dari salah satu sahabatnya, namun sampai dia ketiduran dan bangun pagi ini pun tak ada telepon masuk ataupun pesan dari orang yang ditunggunya.

“aisshh! Kenapa sampai sekarang Bae Suzy belum menelpon juga?” Gumam Soojung dengan kesal, dia sudah mencoba untuk menghubungi telepon Suzy namun handphonenya masih tidak aktif juga.

Kriiing~ Kriiing~ Soojung terlonjak kaget saat handphone di tangannya berdering dengan kencang, tanpa melihat nama pemanggilnya dia segera mengankat telepon tersebut.

“yobeoseyo”

“Soojung-ah, apa Suzy di rumahmu?”

“Minhyuk oppa? ne?” Soojung mengerutkan keningnya setelah membaca nama penelponnya itu.

“eoh, Suzy . Semalam dia tidak pulang, aku sudah menelpon Jiyeon, katanya dia tidak ada di sana. Apa di rumahmu?”

 

“eo…eoh, ne…semalam dia ke rumahku, baterai handphonenya habis jadi tidak bisa menghubungimu. Aku juga lupa memberitahumu oppa, mianhae” Ucap Soojung beralasan, dalam hati dia meminta maaf pada Minhyuk karena telah berbohong.

“jinjja? syukurlah kalau begitu, aku pikir Suzy pergi di tempat lain. apa dia masih tidur?”

 

“ne, semalam kami begadang jadi dia masih tidur. Aku akan memberitahunya kau menelpon jika dia sudah bangun”

“baiklah…gomawo Soojung-ah, oppa tutup dulu”

“ne oppa, cheonmaneyo. Annyeong”

Soojung menutup teleponnya dengan menggeram pelan, “Bae Suzy! kau di mana?” Geramnya dengan wajah yang kesal.

—–

“eunggg…appo” Suzy melirih pelan sembari memegang kepalanya yang terasa pening, saat merasakan semburan matahari di wajahnya perlahan dia membuka matanya yang berat dan mengerjapkannya beberapa kali.

“omo! ini di mana?” Pekiknya tertahan saat menyadari dia berada di dalam kamar yang berbeda dari kamarnya.

Cklek~ Suzy terduduk di atas ranjang dan menoleh ke arah pintu saat pintu tersebut terbuka dan menampakkan sesosok namja culun yang sudah rapi itu.

“kau sudah bangun? Aku baru ingin membangunkanmu” Sahut Myungsoo berdiri di ambang pintu, Suzy mengerutkan keningnya bingung melihat kehadiran Myungsoo di sana.

“ah, kau lupa? Setelah menangis semalaman kau tertidur, karena terlihat pulas aku jadi tidak tega membangunkanmu dan membawamu ke kamar ini” Jelas Myungsoo saat melihat raut wajah bingung dari Suzy.

“ke…ke kamarmu?” Tanya Suzy tercekat, Myungsoo mengangguk.

“ne, kamarku…ah ya ya, jangan berpikir yang tidak-tidak. Semalam aku tidur di sofa luar, dan kau tidur di sini sendiri” Ucap Myungsoo menjelaskan dengan sedikit panik melihat wajah Suzy yang terkejut itu.

“ah, geu…geure”

“ne, kau bersihkan dirimu dulu, lalu keluar sarapan. Aku akan mengantarmu pulang ke rumahmu, kau punya kuliah hari ini kan” Ucap Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya mengerti kemudian Myungsoo kembali menutup pintunya meninggalkan Suzy di dalam kebingungan.

“semalam? Aku menangis?” Gumam Suzy mengerjapkan matanya saat kepalanya mengingat kejadian malam tadi.

“ciuman pertamaku”

 

“ciuman pertamaku juga”

 

“aku mencintaimu Bae Suzy”

 

“na..do…”

“mwo? Naega michigaesseo!!!” Pekik Suzy tertahan dengan mata yang terbelalak hampir keluar dari tempatnya, tangannya beranjak naik ke atas bibirnya dan mengusapnya pelan, matanya semakin membulat saat kembali mengingat apa yang sudah dilakukannya semalam.

“Bae Suzy! kau dalam masalah besar kali ini!”

—–

Dengan ragu Suzy membuka pintu kamar Myungsoo dan menyembulkan kepalanya mengintip keberadaan namja itu, saat tak melihat Myungsoo di manapun dia keluar dengan langkah pelan dan berjalan menuju ke dapur.

Kaki jenjang Suzy berhenti saat dia melihat Myungsoo tengah serius membakar beberapa lembar roti.

“ciuman pertamaku”

Suzy meringis saat mengingat ucapan Myungsoo semalam, dia menepuk bibirnya pelan dan merutuk dalam hati, “lupakan itu Bae Suzy!” Batinnya.

“eoh, kau sudah selesai? Duduklah…” Myungsoo berbalik dan tersenyum cerah melihat Suzy berdiri di sambang pintu dapur, Suzy tersenyum kikuk dan duduk di meja makan.

“mianhae, aku hanya bisa membuat roti bakar” Ucap Myungsoo tersenyum malu, “kau ingin selai apa? strawberry atau cokelat?” Lanjutnya menunjuk botol selai yang ada di atas meja.

“strawberry” Jawab Suzy sekenanya, Myungsoo menganggukan kepalanya lalu mengambil botol selai strawberry untuk dioleskan pada roti Suzy.

“op…oppa…sasil nan…” Suzy merutuki dirinya karena suaranya tak bisa keluar saat ini, dia hanya berbicara namun tak ada suara yang terdengar.

“ah, Suzy-ya, bagaimana kalau kita kencan? Kau tau, teman-temanku sering menceritakan kencan mereka dengan kekasihnya dan aku rasa akan menyenangkan kalau kita kencan juga otthae?” Tanya Myungsoo membuat Suzy mengalihkan pandangan ke arahnya.

“ke…kencan?” Ulang Suzy, suaranya kini akhirnya bisa keluar tapi dia tidak mungkin mengatakan tujuannya langsung saat ini. Melihat wajah Myungsoo yang berseri-seri pagi ini membuat hati Suzy tidak enak.

“ah waeire? Ada apa dengan mu Bae Suzy?” Rutuk Suzy dalam hati.

“ne, kencan…kalau diingat-ingat sampai sekarang kita belum pernah berkencan satukalipun, kau suka?” Ucap Myungsoo tersenyum lebar lalu menyodorkan roti bakar di depan Suzy.

“eo…eoh, jo..ha, kencan…” Gumam Suzy tersenyum kikuk.

“geure? aku akan mencari tempat yang biasa dipakai untuk berkencan sepasang kekasih kalau begitu…makanlah” Seru Myungsoo.

“ne..” Suzy tersenyum kecil melihat raut wajah Myungsoo yang kelewat senang itu.

“ya Tuhan! Namja ini terlalu polos, ottokhae? Kau benar-benar dalam masalah Bae Suzy” Batin Suzy meringis.

“oh ya, bagaimana keadaanmu. Gwenchana?” Seakan mengingat kejadian semalam raut wajah Myungsoo langsung berubah menjadi khawatir.

“n…ne gwenchana” Gumam Suzy.

“semalam memangnya kau ingin mengatakan apa? sampai-sampai kau bela-belakan ke apartemenku” Tanya Myungsoo saat ingat tujuan Suzy ke rumahnya malam tadi.

“ah, itu…um…geuge, hum…aku sudah melupakannya oppa, tidak usah dibahas lagi” Ucap Suzy dengan ragu, Myungsoo menaikkan alisnya menatap wajah Suzy yang ragu namun sedetik kemudian dia tersenyum.

“geure? nanti saat kau ingat kembali baru beritahu aku ne, sekarang habiskan sarapanmu” Ucap Myungsoo, Suzy tersenyum kecut lalu memakan rotinya.

“maafkan aku teman-teman” Batin Suzy.

—–

“ini mobilmu oppa?” Tanya Suzy setelah duduk di dalam mobil Myungsoo, Myungsoo yang tengah menyalakan mesin mobilnya itu mengangguk.

“orang tuaku meninggalkan cukup uang untuk melanjutkan hidupku” Ucap Myungsoo tersenyum lebar, Suzy menganggukan kepalanya mengerti lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Selama perjalanan sepasang kekasih itu sama sekali tidak membuka suara mereka, entah karena merasa canggung atau karena memikirkan hal yang mereka telah lakukan semalam. Sesekali Suzy memukul kepalanya sendiri saat mengingat kejadian itu sementara Myungsoo hanya diam tidak tau harus mengatakan apapun.

Setelah beberapa lama tenggelam dengan pikiran mereka masing-masing, mobil Myungsoo kini berhenti tepat di depan gerbang rumah milik Suzy.

“ini rumahmu?” Tanya Myungsoo melihat keluar, Suzy mengangguk dan membuka seatbeltnya.

“ne, aku harus segera turun sebelum oppaku mencariku” Ucap Suzy, Myungsoo menoleh ke arah Suzy dan tersenyum lebar.

“masuklah, sampai bertemu nanti” Ucap Myungsoo mendekatkan wajahnya dan mengecup pipi Suzy membuat Suzy menegang.

“eo…eoh, gomawo oppa…sampai bertemu nanti” Setelah Myungsoo melepaskan kecupannya Suzy mengerjapkan matanya dan segera keluar dari mobil Myungsoo.

Suzy menahan nafasnya saat matanya mengikuti jejak mobil Myungsoo yang perlahan menjauh, setelah mobil tersebut menghilang dari penglihatannya dia perlahan menghembuskan nafasnya dan kedua tangannya langsung beranjak dari samping badannya untuk menangkup kedua pipinya.

“aaaaarrrrrrgggggghhhh!!! Naega michyeoss-eo!!!” Pekiknya dengan wajah histeris tidak memperdulikan orang-orang ataupun tetangganya yang melihatinya berteriak seperti orang gila di depan rumahnya sendiri.

—–

Ting tong~

Dengan senyum merekahnya, Myungsoo menekan bel apartemen milik kedua sahabatnya. Karena harus mengantar pulang Suzy pagi ini, dia jadi sedikit terlambat menjemput sahabatnya itu.

“annyeong” Sapa Myungsoo saat Hoya membuka pintu untuknya, tanpa di suruh Myungsoo langsung masuk ke dalam dan duduk dengan tenang di atas sofa.

“waeire?” Tanya Hoya bingung melihat sikap Myungsoo yang aneh itu.

“aniyo…kalian sudah siap? Kajja” Ucap Myungsoo, Hoya yang sedari tadi memang sudah siap ke kampus itu menganggukan kepalanya namun dia menunjuk ke arah Sungyeol yang masih memakan sarapannya di dapur.

“tunggu dia dulu” Ucap Hoya, Myungsoo tersenyum lalu menganggukan kepalanya mengerti.

“baiklah” Ucapnya dengan ringan, Hoya kembali mengerutkan keningnya. Tidak biasanya Myungsoo mau menunggu seperti ini, kemarin-kemarin namja ini akan mengomel kalau datang menjemputnya serta Sungyeol masih belum siap. Tapi hari ini kenapa sama sekali tidak ada omelan yang keluar dari bibirnya.

“Myungsoo, kau baik-baik saja?” Tanya Hoya duduk di hadapan Myungsoo mulai khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.

“ne, gwenchana. Bahkan lebih dari baik, waeyo?” Ucap Myungsoo.

“tapi, kau terlihat berbeda. Apa sudah terjadi sesuatu?” Tanya Hoya lagi, Myungsoo menggeleng namun sedetik kemudian dia menganggukan kepalanya.

“terjadi sesuatu padamu? Apa itu?” Pekik Hoya panik membuat Sungyeol yang tengah asyik memakan nasi gorengnya itu segera berlari menuju ke ruang tengah.

“mwo, mwo? Apa yang terjadi padamu Myungsoo-ya?” Tanya Sungyeol bingung, Myungsoo terkekeh pelan melihat reaksi berlebihan kedua sahabatnya itu.

“tidak terjadi sesuatu yang buruk padaku, malahan sesuatu yang sangat baik tengah menimpaku semalam” Ucap Myungsoo, kedua sahabatnya itu menaikkan alisnya bingung.

“apa ada hubungannya dengan Bae Suzy?” Tanya Hoya hati-hati, Myungsoo tersenyum malu dan menganggukan kepalanya.

“Bae Suzy? apa yang dilakukannya padamu?” Tanya Sungyeol antusias.

“semalam itu…” Myungsoo terlihat memerah saat menceritakan kejadian semalam kepada kedua sahabatnya, dari awal Myungsoo memulai cerita Sungyeol dan Hoya sudah menganga tidak percaya dengan apa yang sudah mereka dengar.

“jadi begitu, tadi sebelum menjemput kalian aku mengantarnya pulang dulu” Ucap Myungsoo mengakhiri ceritanya, kedua namja di depannya masih terdiam tak bergeming sedikitpun dari tempatnya.

“semalam dia menginap di apartemenmu?” Guma Hoya tak percaya, Myungsoo menganggukan kepalanya.

“dan kalian…” Sungyeol menutup mulutnya dan saling pandang dengan Hoya.

“dia serius!” Pekik keduanya bersamaan membuat Myungsoo tersentak kaget.

“dia? Dia siapa?” Tanya Myungsoo bingung.

“a..aniyo, aniyo Myungsoo-ya. geokjongma…kajja kita berangkat” Ucap Hoya dengan semangat, Sungyeol segera berlari mengambil tasnya dan menyeret Myungsoo untuk keluar.

“kajja…kita tidak boleh telat ke kampus!” Seru Sungyeol, Myungsoo hanya menatap kedua sahabatnya yang tiba-tiba berubah menjadi sangat girang tersebut.

“dasar aneh” Gumamnya menggelengkan kepala lalu mengikuti mereka keluar.

—–

Braak! Salah satu pintu ruang kelas yang tertutup itu dengan kasar terbuka dan membuat beberapa mahasiswa yang berada di dalamnya tersentak kaget, mereka menatap kesal kepada dua yeoja yang kini masuk ke dalam dan berjalan menuju meja yang biasa mereka tempati.

“ya Bae Suzy! kau dari mana saja!” Pekik Soojung, Suzy yang tengah menenggelamkan kepalanya di atas meja itu mengangkat tangannya dan mengibaskannya seakan mengusir Soojung pergi.

“jangan menggangguku! Aku sedang kacau” Gumam Suzy pelan, Soojung memutar bola matanya dan menepis tangan Suzy yang bermain di depan wajahnya itu.

“kau tau? aku harus berbohong pada Minhyuk oppa dan mengatakan kau berada di rumahku semalam! Sebenarnya kau di mana? aku menelponmu tapi handphonemu tidak aktif sampai pagi ini” Dumel Soojung, Suzy mengangkat kepalanya dan melemparkan tatapan datarnya pada kedua sahabatnya itu.

“sudah kukatakan jangan menggangguku! Aku sedang berpikir keras, jebal” Ucap Suzy, Soojung dan Jiyeon melotot melihat mata Suzy yang sembab bekas menangis semalam dan wajah letih yeoja itu.

“apa terjadi sesuatu? Katakan pada kami Suzy-ya, kau kenapa?” Jiyeon segera duduk di samping Suzy dan memegang kedua pipi yeoja itu.

“tidak ada apa-apa, aku hanya tidak ingin diganggu. Please, aku sedang lelah” Gumam Suzy, Jiyeon menghembuskan nafasnya lalu menoleh pada Soojung.

“geure, kami akan menunggu cerita darimu. Kami tidak akan menuntut apa-apa lagi” Ucap Jiyeon, Soojung mendesis lalu duduk dibangkunya sendiri merasa kesal karena tidak mendapatkan apapun dari Suzy.

“gomawo Jiyeon-ah” Ucap Suzy lalu kembali menenggelamkan wajahnya di atas meja,

“dia kenapa?” Tanya Jiyeon, Soojung mengangkat bahunya tak tahu.

“molla” Jawab Soojung dengan ketus.

—–

“ya Bae Suzy! bicaralah, seharian ini kau sudah mendiami kami” Dumel Soojung, sejak masuk kelas pagi tadi sampai siang ini Suzy masih terus saja diam tak membuka suaranya sedikitpun hingga membuatnya menjadi kesal, mana pertanyaannya masih belum terjawab tentang di mana Suzy berada semalam.

“kalau kau tidak ingin bicara setidaknya makan makananmu itu, biar kami tidak khawatir” Ucap Jiyeon, Suzy menghembuskan nafasnya lalu memakan makanannya sesuai perintah Jiyeon.

“kau masih tidak ingin bicara Suzy? masih berpikir?” Tanya Soojung lagi mendesak.

“jangan memaksanya Soojung-ah, Suzy akan bicara kalau dia sudah mau bicara” Sahut Jiyeon membuat Soojung menekuk wajahnya kesal.

“namja-namja brengsek itu…” Soojung dan Jiyeon menoleh langsung pada Suzy menatap wajah temannya yang mengeras itu.

“Suzy-ya? siapa maksudmu?” Tanya Soojung panik.

“semalam mereka hampir melecehkanku” Gumam Suzy dengan suara bergetar.

“sesange!” Pekik Jiyeon tak percaya, dia segera beranjak dari tempatnya dan duduk di samping Suzy.

“kenapa baru memberitahu kami? Gwenchana?” Tanya Jiyeon menarik Suzy ke dalam pelukannya.

“Suzy-ya, gwenchana? Mereka tidak sampai melakukan hal itu kan? kau tidak apa-apakan?” Tanya Soojung bergabung dengan Jiyeon untuk duduk di sisi kanan Suzy.

“nan…gwenchana” Lirih Suzy, meskipun suaranya terdengar bergetar namun dia tidak mengeluarkan airmata kali ini.

“kau yakin?” Tanya Soojung khawatir, Suzy melepaskan pelukannya dari Jiyeon dan mengangguk lemah.

“Myungsoo menolongku” Ucap Suzy pelan, Soojung dan Jiyeon membulatkan matanya tak percaya.

“Myungsoo?” Pekik mereka berdua, Suzy menahan isak tangisnya dan mencoba untuk menjelaskan kejadian yang terjadi dengannya semalam. Jiyeon dan Soojung menutup mulutnya tak percaya dengan cerita Suzy.

“mianhae, mianhae Suzy-ya…” Lirih Soojung memeluk Suzy dengan mata berkaca-kaca.

“nan gwenchana Soojung-ah” Ucap Suzy mengelus punggung Soojung.

“mereka tidak menyetuhmu kan?” Tanya Soojung, Suzy tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

“Myungsoo datang tepat waktu, jadi mereka tidak sempat melakukan apapun” Ucap Suzy.

“jadi semalam kau ditempatnya?” Tanya Jiyeon, Suzy menganggukan kepalanya.

“aku ketiduran karena menangis, jadi Myungsoo oppa mengizinkanku untuk menginap di apartemennya” Ucap Suzy.

“kau belum mengatakannya semalam?” Suzy menoleh pada Soojung dengan wajah bersalah dan menganggukan kepalanya.

“aku tidak bisa mengatakannya, setelah apa yang terjadi…aku…”

“gwenchana, semalam mungkin bukan waktu yang tepat” Sela Jiyeon sebelum Suzy melanjutkan ucapannya.

“kau masih punya waktu lain untuk memutuskannya, kami bisa mengerti. Kejadian semalam pasti membuatmu terguncang dan malah Myungsoo yang datang menolongmu, berilah waktu beberapa hari baru kau memutuskannya” Ucap Soojung, Suzy tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya.

“mianhae Soojung-ah, Jiyeon-ah” Batin Suzy.

—–

From : Si Culun

Suzy-ya, ini akhir pekan. Apa kau ingin berkencan?

 

Suzy tersenyum kecil saat membaca pesan yang masuk dari Myungsoo, dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan dengan lancar membalas pesan tersebut.

To : Si Culun

Kau ingin berkencan oppa? Joha…

 

From : Si Culun

Jinjja? aku sudah mendapatkan tempat yang sering dikunjungi para pasangan kalau sedang kencan.

Kita ke sana hari ini ne.

To : Si Culun

Ok call!

Kau jemput aku ne, aku akan segera bersiap.

 

From : Si Culun

Baiklah, bersiaplah.

Aku akan menjemputmu.

Senyum Suzy tidak lepas dari wajahnya sejak berbalas pesan dari Myungsoo tadi, dia melatakkan handphonenya di atas tempat tidur dan segera beranjak menuju kamar mandi.

“kencan? Manisnya…” Gumam Suzy berjalan menuju kamar mandi.

—–

From : Si Culun

Kau sudah siap? Aku berada di depan rumahmu

Suzy yang tengah mengecek penampilannya di depan cermin itu terlonjak kaget saat membaca pesan Myungsoo, dengan cepat dia menepuk dressnya dan kembali mematut dirinya. Setelah selesai dia segera mengambil tas kecilnya dan berlari keluar dari kamar.

Suzy tersenyum saat melihat Myungsoo berdiri di depan pintu pagarnya dengan senyum lebarnya. Yeoja itu meneliti penampilan Myungsoo yang terlihat rapi seperti biasanya, rambut yang disisir ke arah samping dengan rapih, kacamata bulatnya, kemeja kotak-kotak yang dimasukkan ke dalam jins hitamnya.

“annyeong oppa” Sapa Suzy, Myungsoo tersenyum malu dan mengangkat telapak tangannya.

“annyeong…hum, kau sudah siap? Kajja” Myungsoo menarik tangan Suzy dan menghelanya untuk masuk ke dalam kursi samping kemudi.

Suzy tersenyum geli melihat kekakuan Myungsoo pagi itu, dia menoleh ke samping saat namja itu sudah duduk di sana.

“kita akan ke mana?” Tanyanya penasaran, Myungsoo tersenyum penuh misteri dan tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Suzy.

“mwoya? apa sekarang kau main rahasia denganku eoh?” Sahut Suzy dengan ketus, bukannya menjawab Myungsoo malah terkekeh pelan.

“kau akan tau saat sampai nanti” Sahut Myungsoo, Suzy mengerucutkan bibirnya lalu melipat tangannya di depan dada.

“aku tidak akan bertanya lagi” Ucapnya menyandarkan punggungnya di jok mobil.

“jangan ngambek Suzy-ya, kau harus tersenyum di kencan pertama kita” Ucap Myungsoo, Suzy menekuk wajahnya menoleh pada Myungsoo, saat Myungsoo ikut menoleh ke arahnya dan melemparkan senyum lebarnya perlahan kedua sudut bibir Suzy terangkat membentuk senyuman geli.

“wajahmu lucu oppa” Kekeh Suzy pelan.

“apa itu sebuah pujian? Aku merasa terhormat mendengarnya”

“yah, kalau kau menganggapnya seperti itu aku merasa terhormat telah memujimu” Sahut Suzy mengangkat bahunya ringan membuat Myungsoo ikut terkekeh pelan.

—–

Myungsoo tersenyum lebar setelah turun dari mobilnya, sangat berbeda jauh dengan ekspresi yang dipancarkan oleh kekasihnya itu, Suzy menekuk wajahnya saat dia menutup pintu mobil dan menghampiri Myungsoo.

“di sini? kita bukan anak kecil oppa…” Dumel Suzy, Myungsoo tertawa kecil melihat ekspresi Suzy itu.

“waeyo? bukan hanya anak kecil yang bisa datang ke sini. Dari survei yang aku temukan, tempat ini berada di peringkat pertama yang akan didatangi pasangan kekasih untuk kencan pertama mereka”

“tapi kenapa harus di taman bermain? Apa yang akan kita lakukan di sini?”

“banyak, kita bisa mencoba wahananya satu persatu. Kajja, kita beli tiket dan masuk ke dalam” Seru Myungsoo, dia sudah terlihat tak sabar untuk masuk ke dalam. Suzy menghembuskan nafasnya pelan dan mengangguk untuk masuk.

“baiklah, karena ini keinginanmu kita akan masuk ke dalam” Ucap Suzy tersenyum lebar, Myungsoo membalasnya dan menarik tangannya untuk segera membeli tiket.

“huwaaa, permainannya sangat banyak” Decak Myungsoo melihat isi taman bermain itu, Suzy menggelengkan kepalanya melihat ekspresi Myungsoo tak beda jauh dengan ekspresi anak kecil yang baru masuk ke situ.

“kau baru pertama kali ke sini oppa?” Tanya Suzy, Myungsoo menoleh dan mengangguk antusias.

“jinjja? waktu kecil kau tidak di ajak ke sini oleh orang tuamu?” Tanya Suzy lagi, wajah riang Myungsoo seketika redup dia menggelengkan kepalanya.

“ah, oppa mianhae…aku lupa” Gumam Suzy menyesal, dia lupa kalau Myungsoo sudah ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya sejak dia kecil, jadi tidak mungkin ada yang bisa mengajak namja itu untuk bermain di taman seperti ini layaknya anak kecil biasa.

“gwenchana” Ucap Myungsoo, Suzy menatap wajah Myungsoo yang tiba-tiba murung itu dengan sigap dia menarik lengan Myungsoo dan menariknya untuk masuk.

“kajja oppa! kita harus mulai sekarang, sangat banyak wahana yang harus kita coba” Ucap Suzy tersenyum lebar, Myungsoo ikutan tersenyum dan mengangguk setuju.

“kau benar, kita harus mencobanya satu-persatu” Seru Myungsoo, dalam hati Suzy menghembuskan nafasnya lega karena mood Myungsoo akibat pertanyaannya tadi sudah hilang dan dia kembali ceria lagi. Dengan langkah ringan sepasang kekasih itu berjalan menuju ke wahana yang akan mereka naiki.

—–

“omo, gwenchana oppa?” Suzy segera menahan tubuh Myungsoo yang hampir saja terjatuh itu, Myungsoo mengangkat tangannya serta menutup mulutnya.

“kau mau muntah? Ya ya! jangan di sini” Pekik Suzy panik dengan cepat dia menarik Myungsoo untuk segera ke toilet pria.

Suzy menghentakkan kakinya menunggu di depan toilet, ini sudah beberapa menit berlalu sejak Myungsoo masuk ke dalam untuk muntah, matanya beralih ke arah pintu saat melihat Myungsoo keluar dari sana.

“gwenchana?” Tanya Suzy khawatir, Myungsoo tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya.

“gwenchana…”

“aigoo, kalau aku tau kau tidak tahan aku tidak akan mengajakmu naik roller coaster itu” Decak Suzy.

“aku yang menawarkan diri untuk mencobanya, bukan salahmu…kajja kita main yang lain lagi” Ucap Myungsoo semangat, Suzy menggelengkan kepalanya melihat antusiasme dari namjanya itu.

“andwae…kita istirahat dulu, kau baru saja muntah. Aku tidak ingin melihatmu pingsan saat berada dalam wahana permainan itu” Ucap Suzy menunjuk satu-satu permainan yang belum mereka naiki tadi kemudian dia menarik Myungsoo untuk duduk di bangku taman yang tersedia di sana.

“baiklah, kau akan menuruti ucapanmu” Ucap Myungsoo patuh membuat Suzy tersenyum puas.

“kau tunggu di sini oppa, aku akan membelikan minum untukmu” Ucap Suzy, Myungsoo duduk dengan tenang dan menganggukan kepalanya.

Setelah beberapa lama Suzy kembali dengan sebotol air mineral dan dia sodorkan kepada Myungsoo, “aigoo, aku seperti namjachingu yang mengurus yeojanya saja” Decak Suzy duduk di samping Myungsoo dan memperhatikan wajah Myungsoo yang meneguk airnya dengan tenang itu.

“mwoya? kau itu yeojachingu, bukan namjachingu…” Dumel Myungsoo melepaskan botol air minumnya.

“tapi biasanya dalam kencan itu oppa, yeoja yang akan mual-mual setelah naik wahana tadi dan namjanya yang akan memberikan air…ini malah kebalikannya” Sahut Suzy, Myungsoo menepuk dahinya dan tersenyum kikuk.

“kau benar juga…” Ucap Myungsoo terkekeh pelan, “seharusnya kau memakluminya, inikan pertama kalinya aku kemari tidak seperti kau yang sepertinya sudah sering bahkah terlihat bosan berada di sini” Lanjutnya.

“aku senang kalau ini pertama kalinya untukmu, berarti aku jadi orang pertama yang datang bersamamu keutchi” Sahut Suzy senang, “aku memang sering ke sini bersama appaku, tapi tidak bosan. Aku senang kau mengajakku kemari, terasa seperti kencan yang sebenarnya” Lanjutnya, Myungsoo mengerutkan keningnya tak mengerti dengan ucapan Suzy.

“maksud ucapanmu?”

“ah aniya, tidak perlu dipikirkan…kajja, kita bermain lagi, masih ada wahana yang belum pernah kucoba oppa” Seru Suzy beranjak dari duduknya dan menarik Myungsoo.

—–

Saat matahari hampir tenggelam Suzy dan Myungsoo memutuskan untuk berhenti bermain, mereka memilih berjalan disekitar taman itu dan melihati beberapa orang yang masih bermain. Saat tengah berjalan-jalan, Suzy dan Myungsoo mendengar beberapa bisikan dari orang-orang disekitar mereka.

“ya lihatlah, mereka sepasang kekasih?”

“gadisnya cantik sekali, tapi kenapa namjanya culun begitu?”

“aigoo, aku akan malu setengah mati jika jadi gadis itu”

Myungsoo melirik Suzy di sampingnya dengan wajah tak enak, tentu dia mendengar bisikan yang nyaring itu. Entah orang-orang sengaja membesarkan suara mereka untuk dia dengar atau apa, namun saat melihat Suzy, yeoja itu terlihat tidak begitu peduli. Myungsoo yakin kalau Suzy juga mendengar bisikan mereka.

“Suzy-ya, gwenchana?” Bisik Myungsoo, Suzy menoleh dan menaikkan alisnya bingung.

“apanya?”

“kau tau…orang-orang…” Myungsoo menggangungkan ucapannya dengan wajah tak enak, Suzy melirik orang-orang yang membisiki mereka kemudian menatap Myungsoo.

“sudah kukatakan padamu aku tidak akan terpengaruh, kajja…kita naik itu setelahnya kita pulang eoh” Seru Suzy mengaitkan lengannya ke lengan Myungsoo dan mengajaknya untuk naik ke atas bianglala yang besar.

“kau tidak malu Suzy? denganku?” Gumam Myungsoo, Suzy menghembuskan nafasnya pelan saat mereka sudah sampai di antrian.

“jangan merasa seperti itu oppa, aku senang berkencan denganmu. aku tidak pernah merasa malu” Ucap Suzy.

“setidaknya bukan dulu” Batin Suzy melanjutkan.

“jinjja?”

“eoh, jinjja…jadi mulai sekarang jangan pernah berpikir seperti itu, arasseo” Ucap Suzy memperingati. Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti.

“geure…ayo masuk” Suzy segera menarik Myungsoo untuk masuk ke dalam bianglala itu.

Saat mulai berjalan Myungsoo terlihat tegang namun perlahan dia sudah terbiasa, Suzy tersenyum kecil melihat raut wajah Myungsoo.

“oppa lihatlah keluar…” Ucap Suzy, Myungsoo menoleh kesampingnya dan berbinar melihat pemandangan senja diluar sana.

“yeppuda” Gumam Myungsoo, Suzy terkekeh pelan melihat kepolosan Myungsoo itu.

“kau benar-benar polos oppa dan aku benar-benar dalam masalah” Batin Suzy.

“kau sering naik ini?” Tanya Myungsoo setelah selesai dengan pemandangan di luar sana, Suzy menganggukan kepalanya.

“beberapa kali bersama appa dan oppaku, dan bersama kedua sahabatku” Ucap Suzy.

“kau tidak pernah datang bersama namja lain?” Tanya Myungsoo, Suzy tertawa kecil dia mendekatkan dirinya kepada Myungsoo dan meletakkan kepalanya di bahu namja itu.

“kau namja pertama yang mengajakku kencan diluar oppa” Gumam Suzy, Myungsoo tersenyum kecil dan mengambil tangan Suzy untuk menggenggamnya.

“benarkah?”

“ne, sebelumnya aku tidak pernah pergi kencan dengan mantan kekasihku…hanya denganmu”

“aku senang mendengarnya” Gumam Myungsoo tak dapat menyembunyikan kesenangannya itu.

“gomawo oppa” Sahut Suzy dengan lirih.

“untuk apa?”

“untuk menolongku, gomawo” Myungsoo menaikkan tangannya dan merangkul pundak Suzy, perlahan badan Suzy bergetar dalam pelukannya.

“ya uljima…kau sudah aman sekarang Suzy-ya, aku akan menjagamu” Ucap Myungsoo dengan panik mendengar isakan Suzy.

“kalau kau tidak ada…aku…hiks…”

“hei, sudahlah. Jangan diingat lagi eoh, aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi padamu. Aku berjanji, sekarang jangan menangis ne” Ucap Myungsoo menangkup pipi Suzy dan menghapus air mata yeojanya.

“gomawo” Lirih Suzy memeluk Myungsoo dengan erat, Myungsoo membalasnya dan mengelus punggung Suzy dengan tenang.

“tenanglah Suzy-ya, jangan menangis lagi”

TBC

Ah~ ini sengaja author panjangin, momentnya full di part ini 🙂 udah ada kissnya loh 😮 Okelah, Myungzynya di kasih senang-senang dulu sebelum klimaksnya muncul keke 🙂

Author baca komen-komen kalian, weww~ imajinasi kalian ternyata diluar dugaan yah. Haha, ada komen yang bilang Myung bakal datang nolong Suzy tanpa penyamaran si culun, yah…kalau Myungsoo yang tampan keluar sekarang FFnya gak bakal seru lagi dong.

Author tau kebanyakan dari kalian sudah gak sabar untuk Myungsoo berubah, tapi tunggu…ada waktunya, nanti Myungsoo kembali ke wujud asli kok tapi tidak sekarang, yang sabar yah 🙂

comment kalian author tunggu ^^