Beauty Is The Beast Part 6

Beauty Is The Beast

| Author : elship_L | Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy | Genre : Romance | Rating : PG-17 | Type : Chapter |

Sorry For Typo~

————————————————————————————————————————

Bruugh!

“ah jwesonghamnida” Seorang namja kini membungkukan badannya setelah dengan tidak sengaja menabrak tubuh yeoja yang kebetulan lewat di depannya.

“ne, gwenchana” Ucap yeoja itu dengan datar kemudian berjalan melewati namja tadi, saat mendongkakan kepalanya dan melihat wajah yeoja itu namja tadi berseru sehingga membuat yeoja itu menghentikan langkahnya.

“Jiyeon-ssi?” Jiyeon mengerutkan keningnya dan berbalik, matanya membulat mendapati namja yang ditemuinya beberapa hari yang lalu kini tengah berdiri di hadapannya.

“Choi Minho” Gumamnya, Minho tersenyum kecil lalu menghampiri Jiyeon.

“apa kau kuliah di sini juga? Wah, suatu kebetulan yang tidak terduga ne. Aku baru mendaftar di kampus ini, dan hari ini adalah hari pertamaku” Ucap Minho, Jiyeon menaikkan alisnya menatap datar namja itu.

“bukan urusanku. Geurom, aku permisi” Ucap Jiyeon berusaha sesopan mungkin berpamitan kepada Minho dan kembali membalikan badannya meninggalkan Minho yang masih tersenyum menatap punggungnya.

—–

“bagaimana perkembanganmu dengan si culun Suzy-ya?” Tanya Soojung, Suzy menelan salivanya lalu menatap Soojung ragu.

“waeyo? apa ada masalah?” Suzy menggelengkan kepalanya lalu tersenyum kikuk.

“semua baik-baik saja” Sahut Suzy, Soojung mengangguk puas kemudian menjentikkan jarinya.

“kalau begitu sekarang saatnya untuk memutuskannya, kalau kau menundanya terlalu lama nanti akan semakin sulit” Ucap Soojung.

“eo, itu…aku sedang memikirkannya, kau tidak usah khawatir” Ucap Suzy sedikit memaksakan senyumnya.

“baiklah, aku akan menunggu kabar darimu” Sahut Soojung acuh memasang headset ketelinganya dan mendengar lagu dari i-podnya.

Tak lama kemudian Jiyeon datang dan bergabung dengan mereka berdua, Suzy yang tengah membaca bukunya itu mengenyitkan alisnya saat melihat raut wajah Jiyeon yang terlihat tidak biasa itu.

“ada apa Jiyeon-ah?” Tanya Suzy, Jiyeon menoleh pada Suzy mengerjapkan matanya dan menggeleng pelan.

“aniyo, tidak ada apa-apa” Sergahnya dengan cepat, namun Suzy bukanlah seorang yang bodoh. Dia sudah mengenal Jiyeon selama 3 tahun dan selama itu dia sudah bisa membedakan ekspresi wajah Jiyeon jika sedang dalam masalah atau tidak.

“jangan berbohong, ceritakan padaku ada apa?” Desak Suzy, Jiyeon menghembuskan nafasnya pelan lalu melirik ke arah Soojung yang tengah asyik sendiri mendengar lagu itu.

“aku bertemu lagi dengan namja itu” Bisik Jiyeon, Suzy menaikkan alisnya bingung, “namja yang aku ceritakan…yang sempat menolongku” Jelas Jiyeon.

“ah, namja itu…kau bertemu dengannya di mana?” Tanya Suzy penasaran, entah mengapa Jiyeon terlihat beda saat ini jika membicarakan soal namja. Selama ini sama sekali tidak ada ketertarikan dari yeoja itu membicarakan soal namja kepadanya.

“dia adalah mahasiswa baru di sini, dan tadi aku tidak sengaja bertabrakan dengannya di koridor” Ucap Jiyeon, Suzy menatap wajah Jiyeon dengan penuh ketelitian.

“jangan bilang kau menyukai namja ini Park Jiyeon” Ucap Suzy sedikit dengan nada memperingati, Jiyeon segera menggelengkan kepalanya mengelak dengan tegas.

“aniyo, aku hanya ingin memberitahukan padamu bahwa namja yang pernah menolongku akan kuliah di sini juga. Aku tidak memiliki perasaan apapun, kau tau namja bagiku itu seperti apa” Sergah Jiyeon segera, Suzy menaikkan alisnya kemudian mengusap dagunya menimbang.

“mungkin kau bisa mengenalkan namja baik hati ini kepada kami?” Sahut Suzy membuat Jiyeon membelalakan matanya.

“andwaeyo, Soojung akan sangat marah jika mengetahuinya”

“gwenchana, aku yakin Soojung pasti ingin tau siapa namja baik hati yang sudah menolong salah satu sahabatnya ini. Kalau kau bertemu dengannya lagi aturlah waktu untuk berkenalan dengan kami, kami hanya ingin berterima kasih karena sudah menolongmu” Ucap Suzy dengan penuh penekanan membuat Jiyeon tak bisa membantah lagi.

“ah, baiklah. Tapi jangan sekali-kali berpikir kalau aku punya sesuatu yang lebih! Hapuskan itu dari pikiranmu!” Ucap Jiyeon dengan tajam, Suzy tersenyum dan mengangguk setuju.

—–

Suzy berjalan mengendap-endap menaiki satu persatu anak tangga itu, saat setelah berada dipuncaknya dengan sangat perlahan yeoja itu memutar pelan kenop pintu dan membukanya. Kepalanya menyembul keluar dan seketika senyumnya terlampir melihat namjanya tengah membaca sebuah buku dengan serius di salah satu ujung atap tersebut.

Pelahan Suzy melangkah keluar dan berjalan ke arah namjanya, Suzy memekik puas dalam hati saat namjanya itu sama sekali tidak merasakan keberadaannya hingga dia berada disampingnya.

“oppa!” Pekik Suzy mengagetkan.

“omo! kau mengagetkanku Suzy-ya” Seru Myungsoo mengelus dadanya, Suzy tersenyum puas dan duduk di samping Myungsoo.

“kali ini kau baca apa lagi?” Tanya Suzy menarik buku di tangan Myungsoo dan melihat sampulnya.

“hanya sebuah novel tentang kehidupan anak remaja” Jelas Myungsoo, Suzy terkekeh setelah membaca sinopsis dari novel yang dipegangnya itu.

“mwoya? kau seperti anak gadis yang baru kasmaran saja, bacaannya seperti ini” Ejek Suzy dengan kekehannya, Myungsoo tidak tersinggung dia malah ikut tertawa bersama Suzy.

“aku memang baru kasmaran, kau tidak tau?” Sahut Myungsoo, Suzy menoleh kesamping dan mencubit kedua pipi Myungsoo dengan gemas.

“aku tau oppa” Serunya, Myungsoo mendesis lalu menjauhkan tangan Suzy dari wajahnya.

“eissh, aku bukan anak kecil” Dengus Myungsoo kesal.

“tapi kau anak kecil bagiku”

“ya! aku namjamu, bukan anak kecil…huuh” Myungsoo melipat tangannya di depan dadanya dan memasang wajah cemberutnya mendengar ucapan Suzy, yeojanya itu hanya terkekeh dan mengamit lengannya dengan manja.

“aigoo, kau semakin lucu dengan wajah cemberutmu itu. joha” Seru Suzy tersenyum lebar. Myungsoo yang tadinya cemberut perlahan mengukir senyumnya lembut.

“joha?”

“eoh, nomu nomu joha” Myungsoo terkekeh dan mengacak rambut Suzy dengan sayang sementara Suzy menjatuhkan kepalanya di bahu Myungsoo dengan nyaman.

“kau tidak punya kuliah setelah ini?” Tanya Myungsoo memainkan jari tangan Suzy.

“eobso, itu makanya aku menghampirimu. Aku bosan” Gumam Suzy, “apa kau tidak punya kuliah oppa? aku selalu mendapatimu duduk di sini saat siang hari. Kau membolos kuliah eoh?” Lanjutnya dengan nada menuntut, Myungsoo terkekeh lalu menggelengkan kepalanya.

“aku tidak pernah punya kuliah saat siang, hanya pagi dan sore” Jelas Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“aku mengantuk” Gumam Suzy, Myungsoo menaikkan tangannya dan menepuk kepala Suzy pelan.

“tidurlah, aku akan membangunkanmu nanti” Ucap Myungsoo, Suzy menguap pelan lalu memejamkan matanya.

“jangan bergerak oppa, pundakmu sangat nyaman” Bisik Suzy, tanpa sadar Myungsoo tersenyum puas mendengar bisikan Suzy itu.

—–

“Suzy? kau sudah tidur?” Minhyuk menyembulkan kepalanya lewat pintu kamar Suzy dan mendesah lega saat melihat adiknya itu masih duduk di atas tempat tidurnya sembari bertelepon dengan seseorang.

“kau segeralah tidur oppa, aku tutup ne” Ucap Suzy mengakhiri teleponnya, setelah mendapat balasan dari seberang Suzy tersenyum kecil dan bergumam pelan lalu mematikan sambungan teleponnya.

“waeyo?” Tanya Suzy kini beralih pada Minhyuk yang sudah berdiri di ambang pintunya.

“apa aku mengganggumu?” Tanya Minhyuk, Suzy menaikkan alisnya bingung, tidak biasanya kakaknya bersikap serius seperti ini kepadanya kalau tidak ada sesuatu yang penting.

“tidak, masuklah” Sahut Suzy, Minhyuk tersenyum kemudian berjalan menghampiri Suzy dan duduk di tepi ranjangnya.

“ada apa?” Minhyuk tersenyum kikuk menggaruk kepalanya tak tau ingin memulai dari mana dan melihat Suzy terkekeh pelan.

“oppa, apa yang ingin kau bicarakan?”

“umm, itu…ini tentang Soojung” Bisik Minhyuk sedikit malu, Suzy mengerjapkan matanya lalu duduk mendekat memperhatikan wajah kakaknya itu.

“ada apa dengan Soojung?” Tanya Suzy serius.

“kau tau selama ini oppa…”

“aku tau, tapi kenapa kau tiba-tiba menanyakan tentangnya kepadaku?” Sela Suzy, Minhyuk menghela nafasnya pelan lalu menatap Suzy dengan serius.

“oppa benar-benar serius dengannya, oppa tau apa yang sudah terjadi padanya, apa yang terjadi padamu dan pada Jiyeon. Tapi, apa sama sekali tidak ada harapan untukku?” Tanya Minhyuk dengan tatapan sedihnya.

“kau tau…kejadian itu benar-benar membuat Soojung terpukul oppa, sampai sekarang dia masih belum mempercayai namja, ah bukan hanya dia…tapi kami”

“apa selama ini dia masih belum bisa melihat kalau oppa ini berbeda dengannya? Berbeda dengan mereka?”

“aku tau oppa, kau sangat berbeda…mereka bahkan tidak layak dibandingkan denganmu, kau menyayangi Soojung dengan tulus, aku tau itu. Tapi tetap saja, kejadian mengenai appanya itu membuat Soojung menutup dirinya dari semua namja termasuk dirimu”

“aku sudah menunggu bertahun-tahun Suzy-ya, aku sudah berusaha meyakinkannya selama ini tapi dia masih belum mempercayaiku. Bantulah aku eoh, jebal” Suzy menatap kakaknya dengan sedih dan menepuk pundaknya.

“selama ini dia selalu bersikap baik padaku, dia bahkan telihat senang saat dekat denganku. Tapi saat aku membahas tentang kepastian tentang perasaannya dia selalu berusaha menghindar dan menjauh. Aku tidak tau harus melakukan apa lagi” Lanjut Minhyuk, Suzy menghela nafasnya berat.

“aku akan berbicara padanya, aku akan berusaha meyakinkannya oppa. Tapi aku tidak bisa memaksa jika dia memang masih belum bisa membalas perasaanmu, aku mengerti perasaannya karena aku juga merasakan hal yang sama dengannya”

“aku mengerti bagaimana terguncangnya Soojung saat melihat ayahnya menyiksa ibunya di depan matanya dan menelantarkan mereka begitu saja. Tapi, aku sudah bersumpah untuk tetap menjaganya dan tidak meninggalkannya” Lirih Minhyuk dengan nanar saat mengingat kejadian 7 tahun silam di mana Soojung datang ke rumah mereka dengan keadaan yang berantakan penuh luka goresan dan menangis tersedu-sedu mengadu bahwa ayahnya meninggalkan dirinya.

“Soojung masih belum bisa mempercayai namja oppa, dia berpikir semua namja itu sama seperti appanya. Yang selalu menyiksanya dan ibunya, dia masih sangat trauma dengan kejadian itu dan aku tidak ingin mengambil resiko dengan memaksanya. Dia masih sangat rapuh” Ucap Suzy dengan mata berkaca-kaca.

“aku mengerti, aku kemari hanya ingin mengutarakan apa yang membebani pikiranku Suzy-ya, aku mengerti dan kalau aku harus menunggu lagi, itu tidak masalah untukku. Kau adalah adikku, dan kau juga merasakan hal yang sama seperti Soojung, pernah disakiti oleh namja dan aku hanya berniat untuk menjaga kalian semua”

“gomawo oppa…aku berjanji akan mencoba untuk berbicara pada Soojung, kau adalah salah satu namja yang kami pandang berbeda, dan aku akan sangat senang kalau kau bisa bersama Soojung dan membahagiakannya” Ucap Suzy, Minhyuk tersenyum lebar dan mengelus rambut Suzy sayang.

“seharusnya oppa yang berterima kasih, karena kalian masih mau menerimaku sebagai oppa kalian meskipun aku namja…gomawo” Ucap Minhyuk tulus, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“tidurlah, ini sudah larut…oppa akan kembali ke kamar” Ucap Minhyuk, Suzy memeluk sekilas tubuh Minhyuk dan memejamkan matanya mencari ketenangan.

“gomawo sudah menjadi oppaku, aku menyayangimu” Lirih Suzy, Minhyuk mengelus punggung Suzy dengan tenang, dia kemudian melepaskan pelukannya dan membaringkan tubuh Suzy.

“jaljayo…”

—–

“berikan uangku! Aku sudah berhasil menjadikannya pacarku dan melumpuhkan teori kalian kalau yeoja itu sulit untuk didapatkan”

 

“kau benar-benar tidak sabaran”

 

“tentu! Ini menyangkut uang yang aku taruhkan dan kalian sudah berjanji akan memberikanku jika sudah seminggu dia menerimaku, perempuan itu terlalu bodoh dan gampangan, aku heran kenapa kalian bisa mengatakan kalau dia adalah perempuan yang sulit di dapatkan”

 

“kami tidak tau jika kau akan semudah itu mendapatkannya”

 

“tentu saja akan mudah bagiku, siapa yeoja yang tidak akan terjatuh dalam pesonaku!”

 

“ini…ambil uangmu dan jangan meracau lagi, kau sudah bisa mencampakkan gadis itu”

 

“akhirnya aku bisa bebas! Yeoja itu benar-benar bodoh mau saja ditipu!”

Yeoja itu menggeliat kasar di bawah selimutnya dengan mata yang terpejam rapat serta kerutan kening yang dalam, meskipun pagi itu cukup dingin tapi keringatnya menyebar ke seluruh badan sehingga membuat piyamanya ikut basah.

“oppa?”

 

“Jiyeon-ah, sejak kapan kau di sini?”

 

“sejak aku mengetahui betapa brengseknya dirimu!”

 

“woah! Tunggu dulu, brengsek? atas dasar apa kau mengataiku seperti itu?”

 

“kau menjadikanku bahan taruhanmu, apa itu tidak cukup untuk mendeskripsikan betapa brengseknya dirimu?”

 

“well…kau tidak bisa menyalahkanku secara penuh di sini. Aku memang bertaruh untuk menjadikanmu kekasihku, tapi aku tidak menyangka ternyata kau sebodoh ini dan menerima namja baru sehari kau kenal untuk menjadi kekasihmu, jadi…bisa dikatakan kau juga salah dalam hal ini, karena kebodohanmu itu!”

 

“nappeun! Kau benar-benar jahat!”

 

“yah! inilah aku, sayang kau baru mengetahuinya sekarang. Dan aku rasa…kau tidak punya kesempatan untuk mengenalku lebih jauh karena hubungan kita berakhir”

 

“mwo? Seharusnya aku yang mengatakan itu! hubungan kita berakhir sampai di sini!”

 

“ baguslah hubungan kita berakhir! Aku sudah mendapatkan uangku dan tidak membutuhkan yeoja bodoh sepertimu! Pergilah!”

Mata Jiyeon perlahan terbuka dengan nafasnya yang terengah-engah, kedua bola matanya berlarian ke segala arah mencoba untuk menelaah di mana keberadaannya sekarang ini. Saat menyadari ruangan itu adalah kamarnya sebuah helaan lega terhembus dari bibirnya.

“mimpi buruk” Gumamnya dengan wajah datar, Jiyeon mendudukan dirinya di atas tempat tidur dan melirik jam yang berada di nakas sampingnya. Jarum jam yang menunjukkan pukul 8 pagi itu membuat Jiyeon mendesah, dia harus bersiap untuk ke kampus.

“setelah sekian lama mimpi itu kembali lagi! sial!” Rutukunya dengan wajah kesal saat mengingat mimpinya barusan, matanya menatap tubuhnya yang kini bermandikan keringat, dia memutar bola matanya lalu segera beranjak ke kamar mandi menepis bayangan-bayangan masa lalu yang hari ini kembali menyerangnya dalam tidur.

—–

“Jung Soojung!” Soojung yang baru saja berjalan memasuki koridor kampusnya berhenti dan menoleh pada Suzy yang kini berlari kecil menghampirinya.

“waeyo?” Tanya Soojung, Suzy mengaitkan lengannya ke lengan Soojung dan menariknya untuk berjalan.

“ya ya! kau mau bawa aku ke mana?” Tanya Soojung bingung, tanpa bicara Suzy terus menarik Soojung hingga mereka sampai ke taman belakang kampus mereka yang tidak terawat dan selalu sepi karena tidak ada mahasiswa yang terlihat tertarik untuk mengunjunginya.

“ada apa Bae Suzy?” Tanya Soojung penasaran saat Suzy melepaskan tangannya, Suzy beranjak duduk di bangku kayu yang berada di sudut taman itu dan mengajak Soojung untuk duduk bersama sebelum memulai pembicaraannya.

“ya! kenapa menyuruhku pagi-pagi ke sini?” Suzy dan Soojung menoleh ke arah sumber suara yang memekakkan itu, Suzy tersenyum melihat Jiyeon sudah datang.

“kemarilah…aku ingin berbicara” Ucap Suzy, tanpa pikir lagi Jiyeon segera menghampiri mereka dan duduk di salah satu batang pohon yang habis ditumbangi tersebut.

“ada apa ini?” Tanya Jiyeon bingung.

“sebenarnya aku ingin bicara kepada Soojung, tapi aku rasa kau juga berhak untuk mendengar dan berbagi pendapatmu” Ucap Suzy pada Jiyeon, kedua sahabatnya itu menaikkan alisnya bingung.

“kau tau, ini masalah Minhyuk oppa” Ucap Suzy tanpa basa-basi, Soojung yang sudah mengerti kemana arah pembicaraan mereka ini akan berlanjut tiba-tiba merubah raut wajahnya.

“Suzy-ya, kau tau aku…”

“tunggu, dengarkan aku dulu baru kau bicara Soojung-ah. Dari dulu aku memang sudah ingin mengatakan ini padamu” Sela Suzy, Soojung terdiam tak berniat untuk mengangkat suaranya lagi sementara Jiyeon ikut menyimak dengan seksama.

“kau tau Minhyuk oppa menyukaimu sejak dulu, keutchi?” Tanya Suzy, dengan enggan Soojung menganggukan kepalanya.

“dan sampai sekarang kau tidak memberinya penjelasan, itu membuatnya frustasi Soojung-ah” Lanjut Suzy, baru saja Soojung akan mengangkat suaranya Jiyeon kemudian menyela.

“dia menyukaimu dan kau tidak memberinya kejelasan tapi kau bersikap seolah-olah kau membalas perasaannya. apa kau sadar apa yang telah kau lakukan?” Tanya Jiyeon, Suzy menoleh pada yeoja itu yang tengah menatap serius Soojung.

“a…aku…aku…”

“Soojung-ah, kau tau Minhyuk oppa seperti apa. Sejak kecil kau sudah mengenalnya, aku sama sekali tidak pernah menyamakan Minhyuk oppa dengan namja-namja itu, mereka jelas berbeda dan aku harap kau juga mempunyai pemikiran yang sama” Sahut Suzy.

“kita sudah mengenal Minhyuk oppa luar dan dalam Jung Soojung. Aku yang baru mengenalnya 3 tahun belakangan ini sudah bisa melihat bahwa dia memang terlihat berbeda, dan seperti yang Suzy harapkan, kau pasti melihatnya juga kan? kau melihat perbedaan mereka?” Sambung Jiyeon, Soojung mendesah pelan menundukkan wajahnya.

“aku takut…kalian tau, kejadian itu masih belum bisa hilang. Aku sering mendengar eommaku menjerit kesakitan dalam tidurnya, aku tau dia selalu bermimpi buruk dan itu membuatku semakin tidak mempercayai mereka!” Lirih Soojung, Suzy mendekat dan menggenggam tangan Soojung.

“arra, bukankah kita memiliki pengalaman yang sama meskipun dengan cara yang berbeda? Dan semuanya berasal dari namja. Jadi aku mengerti perasaanmu, aku mengerti ketakutanmu” Gumam Suzy penuh perhatian.

“apa yang kau ragukan Soojung-ah? selama ini aku juga sudah melihat bagaimana Minhyuk oppa memperlakukanmu dan kau meresponnya dengan baik, tapi kenapa kau tidak memberinya kepastian?” Sahut Jiyeon, Soojung menoleh pada Jiyeon dan menatapnya sedih.

“Minhyuk oppa terlalu baik untukku, aku masih belum merasa layak untuk membalas perasaannya. Aku senang dia perhatian denganku dan aku sangat tau dia menyayangiku tapi, kembali lagi dengan kejadian itu…setiap aku berpikir untuk membalas perasaannya kejadian itu kembali terputar dimemoriku dan membuatku takut”

“aku tidak memaksamu untuk membalas perasaannya Soojung-ah, dia adalah kakakku dan aku tidak ingin dia merasakan hal yang sama dengan kita rasakan. Minhyuk oppa tidak layak mendapatkannya, dan kau adalah sahabatku aku juga tidak ingin membuatmu menjadi terpaksa karena harus membalasnya dan ujung-ujungnya kau akan sakit. Aku tidak kalian berdua tersakiti, tapi…” Suzy menghela nafasnya dalam, dia menatap lekat Soojung dan mengeratkan genggaman tangannya.

“kalau kau memang tidak bisa membalas perasaannya setidaknya jangan membuat dia berharap lebih padamu. Seperti yang Jiyeon katakan tadi kau bersikap seolah kau membalas perasaannya dan seolah kau menyukainya tapi ternyata tidak…aku tidak menyalahkanmu Soojung-ah, aku tau kau tidak sadar melakukan itu dan kau hanya bersikap sebagai seorang adik kepada Minhyuk oppa, tapi dia mengartikan sikapmu dengan lebih dan itu membuatnya semakin sakit saat tau kenyataan bahwa kau masih belum bisa membalasnya” Ungkap Suzy, Soojung menatapnya dalam diam mencoba untuk mencerna segala ucapan yang Suzy lontarkan padanya.

“Aku mengatakan ini padamu bukan sebagai sahabatmu, aku di sini berlaku sebagai seorang adik dari namja yang menyukaimu” Lanjut Suzy, Jiyeon beranjak dari duduknya dan berdiri di samping Soojung menepuk pundak yeoja itu.

“Soojung-ah ingatlah, meskipun dia namja tapi dia adalah pengecualian untuk kita bertiga, Minhyuk oppa bukanlah appamu, dia tidak akan menyakitimu. Dia akan menghukum dirinya sendiri jika dia menyakitimu, itu karena dia menyayangimu” Ucap Jiyeon dengan nada tegas, Suzy mengangguk setuju.

“aku bisa mempercayakanmu padanya, aku menjamin dengan seluruh hidupku kalau dia tidak akan pernah menyakitimu seperti appamu itu” Ucap Suzy.

Soojung memejamkan matanya mendengar ucapan kedua sahabatnya itu, kepalanya terlalu pening untuk menerima semua itu. Bayangan wajah appanya yang selalu memukul eommanya di masa lalu tiba-tiba saja muncul, bagaimana tampang tidak bersalah namja itu menghampirinya dan memukulnya tanpa belas kasihan.

“hiks…” Soojung meneteskan air matanya seketika membuat Jiyeon langsung berlutut di sampingnya dan memeluknya.

“gwenchana Soojung-ah….uljima” Gumam Jiyeon, Suzy ikut merengkuh tubuh Soojung dan mengelus rambut sahabatnya.

“keputusan ada ditanganmu dan kami akan menghargainya…jangan menangis, jangan mengingat hal itu lagi…kami di sini bersamamu” Gumam Suzy lirih, bukannya berhenti Soojung malah semakin menangis di dalam pelukan kedua sahabatnya itu.

—–

“kau terlihat lelah, apa yang sudah kalian lakukan hari ini?” Myungsoo berjalan menghampiri sofa dan memberikan segelas jus jeruk yang segar untuk yeojanya.

“tidak melakukan apapun, kami hanya bercerita mengenang masa-masa lalu” Ucap Suzy menyeruput jusnya, Myungsoo tersenyum kecil dan duduk di samping Suzy.

“geure? masa lalu yang seperti apa?” Tanya Myungsoo penasaran, Suzy terdiam sebentar lalu meletakkan gelas jusnya di atas meja.

“hum, keunyang…masalah anak remaja dulu, kau tidak akan mengerti oppa. ini pembicaraan para wanita” Ucap Suzy mengibaskan tangannya.

“baiklah aku tidak akan bertanya lagi, tapi kenapa kau kemari? Seharusnya kau pulang bukan ke sini, oppamu akan mencarimu”

“seharian aku tidak menemuimu di kampus, jadi aku berpikir untuk mampir di sini sebelum pulang ke rumah. Lagipula aku sudah besar, oppaku tidak akan mencariku seperti anak kecil” Ucap Suzy tersenyum lebar.

“kau merindukanku eoh?” Tanya Myungsoo menggoda, Suzy menyipitkan matanya melihat seringaian yang keluar dari bibir tipis Myungsoo. Dia tersenyum geli melihat wajah Myungsoo yang terlihat lucu saat menggodanya itu, godaannya seakan tidak selaras dengan kacamata yang bertengger di atas hidung mancungnya itu.

“mwoya? kau jangan bercanda…tidak mungkin aku merindukanmu” Ucap Suzy acuh mengalihkan pandangannya berusaha untuk menahan tawa.

“eo, eo…kau menertawaiku?” Tanya Myungsoo menuduh, Suzy menoleh padanya dan memasang wajah datar.

“kata siapa?” Ucap Suzy menggigit bibirnya menahan tawa, namun tidak sampai tiga detik tawanya meledak membuat Myungsoo mendumel tidak jelas.

“itu! kau menertawakanku Bae Suzy” Ucap Myungsoo merajuk.

“kau terlalu lucu oppa, jinjja…kau menggodaku dengan kacamata bulat ini, itu terlihat lucu” Ucap Suzy, “tapi aku menyukainya…” Sambungnya membuat Myungsoo yang tadi memasang wajah kesalnya langsung tersenyum geli dan menatap Suzy.

“kau menyukai apa? aku atau kacamataku?” Tanya Myungsoo menyelidik, Suzy terhenti dari tawanya dan menegerjapkan matanya berpikir.

“hum…sepertinya kacamatamu, aku menyukainya” Seru Suzy dan kembali lagi Myungsoo menekuk wajahnya.

“kau lebih memilih kacamataku dibandingkan aku”

“aku hanya bercanda oppa, kau jangan ngambek begitu. Tentu saja aku menyukaimu…” Ucap Suzy mengusap lengan Myungsoo namun Myungsoo menepisnya memasang wajah kesal.

“aigoo, kyeopda…” Seru Suzy menekan-nekan pipi Myungsoo dari samping.

“jangan menyentuhku”

“eyy, berhentilah ngambek, kalau kau melakukannya kita akan kencan lagi otthae?” Raut wajah Myungsoo langsung berubah berbinar mendengar kata kencan dari Suzy.

“jinjja?” Suzy terkekeh melihat wajah senang Myungsoo itu.

“eoh, kencan kedua”

“joha! Kencan kedua” Pekik Myungsoo senang, Suzy tertawa melihat raut wajah Myungsoo, benar-benar seperti remaja yang baru kasmaran.

—–

“hei, ya ya, kenapa membawaku kemari?” Myungsoo dengan sangat pelan berbisik kepada yeoja yang kini tengah menarik tangannya untuk masuk ke dalam kantin kampus mereka. Bukannya menjawab yeoja itu malah sibuk mencari tempat untuk mereka.

Myungsoo hanya bisa menundukan kepalanya saat merasa semua perhatian tertuju pada mereka berdua, “Suzy…ayo kembali ke atap” Bisik Myungsoo lagi, Suzy menoleh sebentar dan menggelengkan kepalanya.

“andwae! sejak bertemu denganmu aku hanya sekali melihatmu ke kantin. Apa ada masalah dengan kantin ini sampai-sampai kau tidak suka ke sini eoh?” Ucap Suzy, Myungsoo menggelengkan kepalanya dan melirik ke arah sekitar.

“mereka semua melihati kita, ayo kembali” Ucap Myungsoo memohon, namun sepertinya pendirian Suzy tidak goyah, dia malah menarik Myungsoo untuk duduk di meja yang paling ujung dekat dengan tembok. Dengan terpaksa Myungsoo duduk di sana berhadapan dengan Suzy.

“jadi…alasanmu?” Tanya Suzy setelah mereka duduk.

“keunyang…di sini terlalu ramai, aku lebih senang jika harus menyendiri” Jawab Myungsoo tidak nyaman.

“setidaknya kau harus bersosialisasi, bukankah kau punya teman di sini? aku tidak pernah melihat kalian bersama” Ucap Suzy, dia mengerutkan keningnya saat Myungsoo tidak memperhatikannya dan sibuk melirik orang-orang di sana, “kau jangan pedulikan mereka, biar saja mereka melihatimu. Jangan merasa tidak nyaman begitu oppa” Tegur Suzy.

“aku hanya khawatir mereka membicarakan hal yang buruk tentangmu karena bersamaku, ayo kita kembali ne” Ucap Myungsoo khawatir, Suzy tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

“aniyo, mulai sekarang aku tidak ingin bertemu di atap lagi denganmu. tapi di sini, aku tidak peduli perkataan orang” Ucap Suzy keras kepala membuat Myungsoo menghembuskan nafasnya berat.

“lakukan apa yang kau inginkan kalau itu membuatmu senang” Ucap Myungsoo akhirnya mengalah membuat Suzy tersenyum senang.

“geure, kalau begitu untuk merayakan hari ini aku akan mentraktir, kau ingin makan apa?” Seru Suzy dengan senang.

“memangnya hari ini hari apa?”

“ini hari di mana kau akhirnya memutuskan untuk bersosialisasi di sini, cepat katakan kau ingin apa sebelum aku berubah pikiran”

“pesankan apapun untukku, aku pemakan semua jenis makanan”

“ah baiklah! Tunggu di sini ne aku akan memesan”

Myungsoo tersenyum kecil melihat semangat Suzy itu, dia beranjak untuk ke counter makanan. Setelah menatap punggung Suzy dia kembali melirik orang-orang yang sedari tadi memperhatikannya dan Suzy, dia juga melihat beberapa dari mereka tengah berbisik-bisik dan dalam hati dia tau apa yang tengah dibisiki oleh orang-orang itu.

—–

“Choi Minho” Namja itu menoleh ke arah pintu kelas saat mendengar namanya disahuti, pelahan senyumnya terukir melihat seorang yeoja sedang menatapnya datar dari ambang pintu.

“Jiyeon-ssi? Apa yang kau lakukan di sini?” Minho dengan segera menghampiri Jiyeon dengan wajah berserinya.

“ikut aku. Teman-temanku ingin bertemu denganmu” Sahut Jiyeon lalu berbalik, Minho yang masih bingung itu mengikuti langkah Jiyeon dan berusaha menyetarakan kaki mereka.

“teman-temanmu? Untuk apa?”

“mereka ingin berterima kasih karena kau sudah menolongku waktu itu”

“geure? sebenarnya itu tidak perlu…”

“itu perlu. Kau jangan banyak tanya ikut aku saja” Sela Jiyeon sebelum Minho melengkapkan kalimatnya. Tak ingin menyela lagi Minho langsung mengatupkan bibirnya dan mengikuti langkah Jiyeon entah ke mana dirinya di bawa oleh yeoja itu.

—–

Myungsoo melirik tak enak kepada Suzy yang tengah menyantap makanannya itu, “Suzy, temanmu datang” Bisik Myungsoo, Suzy menghentikan gerakannya dan mendongak menatap Myungsoo.

“temanku?”

“eoh…dia…”

“Suzy!” Belum sempat Myungsoo menyelesaikan kalimatnya sahutan nyaring itu membuat Suzy berbalik dan menatap terkejut salah satu sahabatnya itu.

“mwo?” Suzy menggerakkan bibirnya tanpa suara dengan wajah kesal, Soojung mendumel dari kejauhan dan menghampiri mejanya.

“apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Soojung, Suzy menaikkan alisnya dan melirik makanan di depannya.

“makan tentu saja. kau tidak lihat?”

“tidak, maksudku…” Soojung melirik ke arah Myungsoo sebentar lalu beralih pada Suzy yang menatapnya dengan tajam.

“maksudmu?” Tanya Suzy dengan penuh penekanan membuat Soojung menghela nafasnya dan duduk di samping Suzy.

“dwesseo, lupakan! Myungsoo…senang bertemu denganmu lagi, sangat jarang bisa melihatmu di kampus ini” Ucap Soojung, Myungsoo mengangkat kepalanya dan tersenyum kikuk kepada Soojung.

“apa yang kau lakukan di sini Jung Soojung?” Tanya Suzy merasa terganggu sementara Soojung hanya bersikap acuh dan menarik makanan Suzy untuk memakannya.

“makan tentu saja!” Sahut Soojung membuat Suzy mendengus sebal, “Ah! Myungsoo-ssi, aku ingin bertanya” Seru Soojung tiba-tiba membuat Myungsoo menelan salivanya gugup, dia melirik ke arah Suzy yang tengah menatap tajam Soojung.

“a..apa yang ingin kau tanyakan?”

“apa kau punya saudara? Kakak? Adik? Atau kembaran?” Tanya Soojung menatap wajah Myungsoo dengan teliti, Suzy ikut menatapnya dan menoleh pada Soojung dengan wajah bingung.

Sementara yang ditatap semakin merasakan kegugupannya, “a..aku ti..dak punya saudara” Gumam Myungsoo gugup, Soojung menegakkan punggungnya dan mengusap dagunya sembari berpikir.

“geure? sebelum pindah di sini kau kuliah di mana?” Tanya Soojung lagi.

“ya! jangan bertanya seperti itu, kau sudah kayak detektif yang menginterogasi tersangka saja” Sela Suzy tak suka.

“kau diam saja, aku bertanya pada kekasihmu bukan padamu” Dumel Soojung, dia kemudian kembali menatap wajah Myungsoo.

“aku kuliah di Jepang” Jawab Myungsoo, dia sama sekali tidak berani membalas tatapan mengintimidasi dari Soojung itu.

“jinjja? aku merasa pernah melihatmu sebelumnya tapi di mana? aku tidak tau…apa kau pernah bertemu denganku?” Ucap Soojung, Myungsoo menelan ludahnya dengan berat dan melirik ke arah Soojung sekilas.

“Jung Soojung? nuguji?” Batin Myungsoo berpikir keras mencari nama Jung Soojung di masa lalunya, namun seperti halnya Suzy. Tak ada sesuatu yang ditemukannya.

“mo…mollayo, sepertinya kau hanya bertemu seseorang yang mirip denganku. Aku tidak pernah merasa pernah bertemu denganmu” Jawab Myungsoo, Soojung menganggukan kepalanya mengerti.

“geure, aku mengerti” Jawab Soojung enteng membuat hati Myungsoo tidak nyaman.

“apa yeoja ini mengenaliku? Gawat kalau sampai itu terjadi!” Pekik Myungsoo dalam hatinya.

—–

“di sana” Gumam Jiyeon menunjuk meja di mana Soojung, Suzy dan Myungsoo berada. Myungsoo? alis Jiyeon mengerut melihat namja itu berada satu meja dengan kedua sahabatnya.

“kajja, mereka sangat ingin bertemu dan berterima kasih padamu” Lanjutnya, Minho mengangkat bahunya lalu mengikuti Jiyeon untuk masuk ke dalam kantin.

Minho menatap punggung dua yeoja yang mereka akan hampiri saat ini dan tak sengaja bertemu mata dengan si culun yang duduk dihadapan mereka. Dalam hati dia bertanya-tanya, apa yang dilakukan seorang culun di meja itu?

“Suzy, Soojung…” Sahut Jiyeon, Suzy dan Soojung seketika menoleh dan tersenyum melihat sahabat mereka datang, namun perlahan tapi pasti senyum kedua yeoja itu surut dan berganti dengan wajah yang sangat datar saat melihat seorang namja yang berdiri di belakang Jiyeon.

“aku membawanya” Gumam Jiyeon bergeser sedikit membuat akses kepada Minho untuk maju ke depan.

“Choi Minho” Ucap Jiyeon memperkenalkan, matanya memicing saat merasakan aura yang berbeda dari kedua sahabatnya.

“Suzy? Soojung? kalian….” Sementara di sampingnya namja itu terlihat sangat terkejut saat menyadari kehadiran kedua sahabatnya, dia bisa melihat namja itu menegang saat bertatapan mata langsung dengan salah satu dari mereka.

“ya, waeire?” Tanya Jiyeon panik melihat wajah kedua sahabatnya seketika mengeras. Soojung berdiri tepat di depan Minho membuat namja itu memutuskan pandangan matanya ke arah Suzy dan menatap namja itu dengan tatapan membunuh.

“beraninya kau…” Geram Soojung dengan tangan yang terkepal di samping tubuhnya, “menampakkan wajah sialmu di sini!”

Plaak! Soojung tanpa berpikir panjang langsung melemparkan tamparan yang kasar ke wajah Minho membuat seisi kantin terlonjak kaget termasuk Jiyeon di sana. Sementara Minho hanya diam menerima perlakuan itu tanpa merasa tersinggung sedikitpun.

“Suzy?” Myungsoo menarik tangan Suzy dan menatap wajah kekasihnya yang terlihat tidak baik itu, “gwenchana?” Tanyanya khawatir, Suzy tidak menjawab. Matanya memandang kosong dan seketika mengeras.

Tiba-tiba saja yeoja itu beranjak dari kursinya dan segera berlari meninggalkan tempat itu tanpa memperdulikan orang-orang yang ditinggalinya, tanpa memperdulikan teriakan Myungsoo. Dia hanya berpikir untuk pergi dari sana, menjauh dari namja itu.

“Suzy, kau mau ke mana?” Teriak Myungsoo, dengan cepat dia segera berlari mengikuti langkah Suzy dengan panik.

“beraninya kau kembali!” Pekik Soojung lagi, Minho hanya menunduk saat mendapati tatapan membunuh Soojung sementara Jiyeon di sampingnya menatap Soojung bingung dan berusaha mencerna apa yang membuat kedua sahabatnya seperti ini.

“Soojung…”

“jangan, jangan Jiyeon-ah. Aku sedang tidak ingin berbicara baik-baik saat ini” Geram Soojung tanpa memutuskan matanya pada Minho.

Jiyeon menatap kedua orang itu bergantian, dan tiba-tiba saja mulutnya ternganga saat sebuah pemikiran terlintas dibenaknya. Namja ini…namja inilah yang melecehkan Suzy sahabatnya!”

—–

“oppa, apa yang kita lakukan di sini?” Suzy mengernyit saat Minho, kekasihnya yang baru jalan sebulan ini membawanya ke gedung penyimpanan di belakang sekolah mereka. Hari ini adalah hari penaikan kelas, Minho naik kelas tiga sementara Suzy naik kelas dua. Namja itu mengatakan ingin merayakan keberhasilan Suzy meraih peringkat satu umum di seluruh angkatannya dan membawanya kemari.

 

“merayakan keberhasilanmu sayang” Ucap Minho, Suzy menatap waspada Minho namun senyum lembut Minho membuat kewaspadaannya itu berkurang dan mengikuti langkah namjanya untuk masuk ke dalam gudang tersebut.

 

“ta~daaa…surprise!” Pekik Minho, Suzy mengerjapkan matanya melihat sebuah cake dengan satu lilin yang panjang berada di tengah-tengah gudang itu.

 

“ini kue untuk peringkat pertamamu dan kue untuk hari jadi kita yang sudah sebulan” Ucap Minho menghela Suzy menghampiri cake tersebut, Suzy tersenyum terharu.

 

“gomawo oppa, aku tidak menyangka kau akan melakukan hal ini” Gumam Suzy, Minho tersenyum dan menyuruhnya untuk meniup lilin.

 

“potong kuenya dan suapi aku” Ucap Minho, Suzy tersenyum geli dan memotong kuenya lalu mengarahkan sendok kepada Minho.

 

“enak?” Tanya Suzy, Minho mengunyah kuenya dalam diam dan menatap Suzy dengan intens.

 

“enak” Gumamnya serak, Suzy mengerjapkan matanya saat merasakan perubahan wajah Minho.

 

“op..oppa, waeire?” Tanya Suzy takut, Minho tersenyum kecil dan mendekat pada Suzy. Dengan sekali gerakan Suzy sudah berada dalam dekapan Minho.

 

“sayang…maafkan aku” Gumamnya lirih, Suzy mengerutkan keningnya bingung, baru saja akan membuka suaranya tiba-tiba suara pintu yang terbuka membuat Suzy terlonjak kaget, masih dalam pelukan Minho yeoja itu menoleh ke belakang dan mendapati beberapa namja yang berseragam sama dengannya masuk dengan seringaian sinis dari mereka.

 

“well! Kau bekerja dengan cukup baik kali ini tuan Choi” Sahut salah satu dari mereka, Suzy bisa merasakan Minho tersenyum dan membalikkan dirinya untuk menghadap ke arah namja-namja itu.

 

“tentu saja, nona Bae yang polos ini membuat semuanya terasa lebih mudah” Gumam Minho, Suzy menatap bingung mereka semua. Apa yang sedang mereka bicarakan?-Batin Suzy.

 

“kita harus memulainya sekarang secara bergilir” Ucap mereka, Minho tersenyum lebar dan mengusap lengan Suzy dengan pelan.

 

“geure…kita memulainya sayang” Bisik Minho membuat Suzy bergidik ngeri, namja itu mencium rambutnya dengan dalam membuat Suzy membulatkan matanya.

 

Saat sadar apa yang akan dilakukan namja-namja itu, Suzy langsung meronta untuk dilepaskan. Namun Minho sangat kuat menahan Suzy, dengan marah dia menghempaskan tubuh Suzy kelantai dan tersenyum sinis melihat wajah ketakutan yeoja itu.

 

“jangan takut sayang, kami akan lembut padamu” Gumam Minho. Suzy menggelengkan kepalanya dengan kuat.

 

“aku akan teriak!”

 

“tidak akan ada yang bisa mendengarmu” Ucap Minho menunduk dan menarik dagu Suzy dan menatap tajam yeoja itu. Beberapa namja tadi kini sudah mengelilingi Suzy dan tersenyum seduktif melihat paha Suzy yang terekspos akibat roknya yang tersentak ke atas itu.

 

“kalian semua brengsek! Lepaskan aku”

 

“tidak sebelum kami merasakanmu manis”

 

“duwajuseyo! Duwajuseyo!” Ronta Suzy, Minho tersenyum saat menarik dasi Suzy dengan kasar hingga kancing pertama dan keuda kemejanya terlepas dari tempatnya.

 

“tak ada yang bisa menolongmu, sayang…tenanglah dan kita bermain dengan pelan dan lembut” Bisik Minho, Suzy memejamkan matanya rapat-rapat dan menggelengkan kepalanya berusaha untuk menghindari Minho yang mendekat ke arahnya.

 

“jebal siapapun tolong aku” Batin Suzy meringis, saat merasakan hembusan nafas Minho di depan wajahnya, Suzy mendesah lega saat mendengar teriakan itu. Teriakan yang seumur hidupnya akan selalu dia ingat.

 

“Suzy-ya! ya! lepaskan sahabatku brengsek!” Soojung berada di sini, dia berdiri dengan amarah yang membuncak saat melihat keadaan gudang tersebut, Minho tersenyum skeptis dan berdiri menantang menghadap Soojung.

 

“ingin bergabung Soojung-ssi?” Tanpa malu Minho menawarkan dengan senyum menggodanya, namun senyumnya pudar saat melihat kepala sekolahnya bersama kedua orang tuanya muncul dibalik punggung Soojung.

 

“Choi Minho! Kau dikeluarkan dari sekolah ini!”

—–

TBC

Yeah! Author tegang pas ngetik part ini, semuanya sudah terungkap. Pertanyaan mengapa tiga sekawan itu terlihat sangat benci sama namja semuanya sudah terjawab kan? Minho author buat jahat lagi nih di sini *mianhae para fansnya Minho oppa* *puppy eyes*

Part selanjutnya masih ada bagian-bagian yang menegangkan, semuanya belum selesai sampai di sini 🙂 ini baru pembukaan klimaksnya~ haha~ *senyum evil*

Tenang aja, author gak bakal buat yang terlalu dramatis. Gak usah berpikiran yang jauh-jauh, author akan menyelesaikan masalah mereka dengan cara yang gak rumit, gak kuat juga kalau Suzy ataupun Myungsoo terlalu tersakiti di sini.

Oh ya, untuk besok…entah author bisa posting atau tidak. Author gak bisa janji yah, soalnya sekarang author lagi sibuk urus mahasiswa baru yang akan masuk 🙂 tapi author usahakan untuk ngetik dan posting besok, tapi gak janji juga ya 🙂 tunggu aja…

Comment kalian ditunggu ^^