Beauty Is The Beast Part 7

Beauty Is The Beast

| Author : elship_L | Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy | Genre : Romance | Rating : PG-17 | Type : Chapter |

Sorry For Typo~

————————————————————————————————————————

“Suzy, hei…berhenti, Suzy?” Dengan susah payah Myungsoo mengejar Suzy dan menahan tangan yeojanya untuk berhenti dan menjelaskan padanya apa yang sebenarnya terjadi. Myungsoo memegang lengan Suzy dan menatap khawatir wajah yeoja itu.

“ha..hajima, lepaskan aku…jangan menyentuhku, lepaskan aku…” Suzy memejamkan matanya berusaha untuk meronta dan melepaskan diri dari pegangan Myungsoo membuat Myungsoo menatapnya bingung.

“hei, ini aku…kau kenapa?” Tanya Myungsoo bingung, Suzy menggelengkan kepalanya dengan mata terpejam, dari raut wajahnya terlihat sekali bahwa dia sedang ketakutan.

“jangan menyentuhku, lepaskan aku jebal…lepaskan aku…” Ronta Suzy, Myungsoo menghembuskan nafasnya berat melihat sekeliling mereka. Dia tidak sadar bahwa Suzy berlari ke arah belakang kampus yang keadaannya selalu sepi, dia kembali menatap wajah Suzy dan semakin memperat pegangannya di lengan Suzy.

“jangan takut Suzy-ya, ada apa denganmu sebenarnya?” Gumam Myungsoo khawatir, Suzy tidak menjawab malah sibuk mencoba untuk melepaskan tangan Myungsoo.

“jangan menyentuhku” Lirih Suzy dengan suara yang bergetar membuat Myungsoo semakin khawatir, tanpa pikir lagi Myungsoo segera mendekap Suzy berniat untuk menenangkan yeoja itu.

“lepaskan…lepaskan, lepaskan aku!” Ronta Suzy menggeliatkan badannya di dalam pelukan Myungsoo, namum kekuatan Myungsoo sangatlah besar sehingga dia mampu menahan tubuh Suzy untuk tetap dalam dekapannya.

“tenanglah, tidak akan ada yang menyakitimu Suzy-ya. tenanglah” Bisik Myungsoo mnegelus rambut Suzy.

“tolong…tolong aku, jangan menyentuhku” Lirih Suzy masih berusaha untuk melepaskan pelukan Myungsoo.

“ini aku Suzy, Kim Myungsoo. Aku tidak akan menyakitimu, kau aman di sini. Jangan seperti ini jebal, tenanglah…aku akan menjagamu” Gerakan Suzy perlahan-lahan berhenti membuat Myungsoo mendesah lega, tangannya dengan teratur mengusap punggung Suzy membuat yeoja itu merasa lebih tenang dan nyaman.

“gwenchana?” Setelah merasa Suzy lebih tenang, dia kembali membuka suara, tapi tak ada sahutan dari yeoja itu.

“Suzy?” Myungsoo mengendorkan sedikit pelukannya untuk melihat wajah Suzy, namun belum sempat melihat wajahnya tubuh yeoja itu langsung limbung dan hampir saja terjatuh.

“Suzy? ireona…Suzy-ya?” Pekik Myungsoo panik menahan tubuh Suzy yang hampir ambruk itu, mata yeoja itu terpejam. Dia pingsan. Wajah Myungsoo semakin panik saat menyadari itu, tanpa menunggu waktu lagi Myungsoo segera mengangkat tubuh Suzy untuk di bawa ke ruang kesehatan.

—–

Mata tajam Soojung terus saja memandang ke arah namja yang tengah duduk di hadapannya ini, jari-jari panjangnya sedari tadi mengetuk meja di depannya menunggu apa yang akan dikatakan namja itu, sementara Jiyeon yang baru saja menyadari apa yang telah terjadi dan apa yang dia sudah perbuat di sini hanya diam menatap datar namja yang sama.

“Maaf” Gumam Minho akhirnya, namun dia masih tidak berani untuk mengangkat kepalanya dan membalas tatapan mematikan dari Soojung.

“maaf? Apa kau sedang bercanda? Kau pikir kau siapa bisa seenaknya mengatakan kata maaf begitu saja?” Tanya Soojung dengan nada mencela.

“aku tau apa yang telah aku lakukan tidak akan bisa termaafkan olehmu, dan Suzy…”

“jangan menyebut namanya dengan mulut brengsekmu itu!” Sela Soojung dengan kemarahan yang tinggi, Minho menghela nafasnya pelan mendengar itu.

“aku hanya berniat untuk meminta maaf. Kau tau saat itu aku masih sangat labil dan semuanya terjadi begitu saja…aku menyesal” Ucap Minho, Soojung tertawa sinis dan menaikkan alisnya menatap Minho.

“menyesal? Aku dan sahabatku sama sekali tidak butuh penyesalan darimu! Apa yang kau lakukan sama sekali tidak dapat dimaafkan kecuali kau mati, bahkan kau matipun kesalahanmu tetap tidak termaafkan!” Sahut Soojung tanpa tanggung mengucapkan kata-kata kejam itu, Minho memberanikan diri untuk mendongak dan menatap Soojung penuh penyesalan.

“kau tiba-tiba menampakkan dirimu di hadapan kami membuat sahabatku kembali teringat dengan kelakuan bejatmu, apa itu yang kau katakan sebagai penyesalan? Bukankah kau sudah bersenang-senang di luar sana? Kenapa kau kembali lagi dan merusak hidupnya!” Pekik Soojung saat tak mendapatkan jawaban dari Minho, Jiyeon di sampingnya menahan tangannya untuk tetap menjaga emosi namun Soojung menepis tangan Jiyeon.

“jangan terpancing emosi Soojung-ah” Bisik Jiyeon pelan, namun Soojung tetap tidak menghiraukannya.

“sekarang aku tanya, tujuanmu ke sini untuk apa?” Tanya Soojung.

“sungguh, aku benar-benar tidak tau kalian berada di sini. Aku sama sekali tidak pernah berpikir berniat untuk muncul dihadapan kalian. Aku tidak tau Jiyeon adalah teman kalian” Ucap Minho melirik Jiyeon yang hanya menatapnya dengan datar.

“bagaimana bisa aku percaya dengan apa yang kau katakan? Bagaimana bisa aku percaya kau sama sekali tidak ada niat untuk mengganggu hidup sahabatku lagi?”

“aku bersumpah Soojung-ah, aku benar-benar tidak berpikir untuk melakukan itu. Percayalah padaku. Sekarang karena aku sudah bertemu denganmu aku hanya ingin menyampaikan penyesalanku, seumur hidupku itulah kesalahan terbesar yang penah kulakukan” Minho menatap Soojung dengan mata memohon ampunan, sementara Soojung menatapnya dengan kemarahan yang tak terkira.

“aku tidak berharap kalian memaafkanku, aku tau aku tidak pantas mendapat maaf kalian. Tapi aku hanya ingin menyampaikan rasa penyesalanku, hanya itu. Percayalah”

“jangan…jangan memasang wajah memohonmu Choi Minho! karena aku sama sekali tidak akan terpengaruh dengan itu! Pergilah dari sini!” Pekik Soojung lalu beranjak dari tempatnya, dia menarik Jiyeon yang masih duduk dan pergi menjauh dari meja itu.

Jiyeon sempat menoleh dan melihat wajah Minho yang terlihat sangat menyedihkan itu, dia kemudian menoleh ke depan melihat Soojung masih terbakar oleh kemarahannya.

“mianhae, aku tidak tau…aku…benar-benar tidak tau namja itu” Lirih Jiyeon, Soojung menghentikan langkahnya dan dengan angkuh menoleh pada Jiyeon.

“Jangan meminta maaf padaku, minta maaf pada Suzy karena sudah membawa brengsek itu kembali ke hadapannya. Aku tau kau sama sekali tidak mengenali namja itu, dan aku tau kau tidak salah. tapi, biar bagaimanapun kau yang membawa namja itu…Suzy pasti shock” Ucap Soojung, Jiyeon menundukan kepalanya merasa bersalah.

“mianhae…”

“aku tidak menyalahkanmu, jangan merasa bersalah. Semuanya sudah terjadi, tidak ada yang bisa kita perbuat” Gumam Soojung membuat Jiyeon mendongak dan tersenyum.

“gomawo untuk tidak menyalahkanku, aku benar-benar menyesal karena bertemu namja itu” Ucap Jiyeon, Soojung mengangguk dan menepuk pundaknya.

“geure…sekarang kita cari Suzy, dia pasti sedang menenangkan dirinya di suatu tempat” Ucap Soojung.

—–

Braaaak! Myungsoo yang tengah menggenggam erat tangan Suzy yang masih terbaring di atas tempat tidur dalam ruang kesehatan itu terlonjak kaget saat pintu di sana dibuka dengan kasar dan memunculkan dua yeoja yang kini menatapnya dengan tajam.

“apa yang kau lakukan padanya?” Tanya Soojung menghampiri tempat tidur, matanya menjalar ke arah tangan Myungsoo yang menggenggam tangan Suzy.

“di..dia pingsan” Gumam Myungsoo dengan gugup, dia mengikuti arah pandang Soojung dan kemudian dia perlahan melepaskan tangan Suzy.

“sejak kapan dia di sini? apa dia sudah di periksa?” Tanya Jiyeon dengan datar kepada Myungsoo namun masih tersirat nada kekhawatiran di sana.

“eoh..kata dokter dia hanya kelelahan dan sedikit stress, sekarang dia tengah tertidur” Jawab Myungsoo. Soojung menatap sendu Suzy kemudian tatapannya berubah tajam ke arah Myungsoo mengisyaratkan untuk Myungsoo segera pergi dari sana.

“geu..geurom, ka..karena kalian sudah datang aku keluar dulu” Sahut Myungsoo sangat mengerti arti tatapan Soojung itu, Jiyeon mengangguk acuh tanpa mengalihkan pandangannya dari Suzy.

Sepeninggal Myungsoo, Jiyeon duduk di tempat Myungsoo duduk tadi kemudian meraih tangan Suzy menggenggamnya erat.

“mianhae Suzy-ya, aku benar-benar bodoh. Mianhae” Lirih Jiyeon menundukkan kepalanya.

“jangan meminta maaf sekarang, percuma, dia tidak akan mendengarmu. Minta maaflah saat dia sudah sadar” Sahut Soojung, Jiyeon mengeratkan genggamannya lalu menatap wajah Suzy.

“mianhae, cepatlah sadar” Gumam Jiyeon sedih.

—–

Bruugh~

“jwesonghamnida” Myungsoo membungkukkan kepalanya setelah menambrak seseorang yang berjalan dari arah yang berlawanan, dalam hati dia merutuk kebiasaannya yang selalu menabrak orang sembarangan.

“gwenchana” Gumam namja itu, Myungsoo tidak mendongak untuk melihat namja itu dia berjalan melewatinya begitu saja setelah gumamannya dia dengar. Sementara namja itu masih menatap Myungsoo dengan bingung.

“bukankah dia yang bersama Suzy dan Soojung tadi?” Gumamnya setelah sadar, saat hendak berjalan dia mendengar sebuah pekikan yang cukup keras sehingga membuatnya terhenti dan berbalik dengan wajah berpikir.

“ya Kim Myungsoo!”

“gwenchana? Kau terluka? Apa yang terjadi tadi?” Myungsoo menatap aneh kedua sahabatnya ini, tidak biasanya mereka langsung mendatangi dan menyapanya di kampus seperti ini, apalagi sekarang bisa dibilang cukup banyak mahasiswa di sekitar mereka.

“aku baik-baik saja, kalian kenapa?” Tanya Myungsoo bingung.

“kau tau…kami mendengar cerita dari anak-anak kalau di kantin tadi Soojung, salah satu teman Suzy menampar seorang namja. Dan mereka bilang kau ada di sana juga” Jelas Sungyeol merasa lega karena wajah Myungsoo terlihat masih putih tidak tanda memar bekas tamparan.

“kami khawatir, kami pikir yang ditampar itu adalah kau makanya kami mencarimu kemana-mana” Sambung Hoya, Myungsoo terkekeh pelan mendengar perhatian sahabatnya itu.

“aigoo, kalian terlalu khawatir. Aku baik-baik saja, tadi memang ada satu namja yang datang menghampiri meja kami dan saat mereka melihatnya tiba-tiba saja Soojung berdiri dan menamparnya, kejadiannya begitu cepat sehingga membuatku bingung” Jelas Myungsoo dengan wajah bingungnya, sementara Hoya dan Sungyeol memasang wajah berpikirnya mencerna apa yang sedang terjadi.

“lalu kau ke mana?”

“saat itu Suzy juga tiba-tiba langsung pergi makanya aku mengejarnya. Dan dia pingsan saat aku berhasil menahannya, aku membawanya ke ruang kesehatan”

“pingsan? Dia pingsan karena apa?” Tanya Sungyeol, Myungsoo mengedikkan bahunya tak tau.

“kata dokter dia hanya kelelahan dan stress” Jawabnya.

“isanghae, aku merasa ada yang aneh” Gumam Hoya, Myungsoo menaikkan alisnya tidak mengerti.

“sudahlah, pemikiranmu terlalu liar…kajja, jangan membahas hal ini lagi” Seru Myungsoo melangkah melewati dua sahabatnya itu.

—–

Namja itu sedari tadi mondar mandir di dalam apartemennya dengan wajah yang gusar, sesekali dia mengecek handphonenya namun sama sekali tak ada tanda-tanda handphone itu mendapatkan pesan baru, dengan kasar dia menenggelamkan dirinya di atas sofa dan menghela nafas berat.

“Bae Suzy…kau di mana?” Gumamnya dengan frustasi, ini sudah dua hari sejak kejadian yang menurutnya cukup aneh di kantin kampusnya dan sejak itupula Suzy tidak masuk ke kampus. Suzy juga sama sekali tidak memberi kabar apapun kepadanya, setiap dia menelpon yeojanya tidak pernah mengangkat, meskipun nomornya masih aktif.

Sejak dua hari lalu juga dia selalu mengirimkan pesan menanyakan kabarnya tapi dia sama sekali tidak mendapatkan balasan sampai sekarang. Dan sekarang disinilah dia, di ruang apartemennya yang kosong dengan keadaan kacau memikirkan kekasihnya yang sudah dua hari tidak ada kabarnya.

To : Suzyku

Suzy-ya, kau di mana? kenapa tidak mengabariku? Apa kau sedang sakit?

Tolong balas pesanku, aku sangat mengkhawatirkanmu.

Myungsoo menghela nafasnya kasar, dia tau pesannya ini sama sekali tidak akan mendapat jawaban lagi. Apa yang telah terjadi pada Suzynya? Pikirannya kini tengah berkecamuk mengenai hal-hal terburuk yang mungkin saja telah terjadi pada Suzy.

—–

Sementara di dalam kamar yang terlihat tenang itu, seorang yeoja baru saja membuka pesan masuk dari handphonenya, setelah membacanya dia meletakkan handphone itu kembali ketempatnya dengan wajah datar.

“namja…” Gumam Suzy datar, sudah dua hari dia berusaha untuk menghindar dari Myungsoo. Sejak bertemu kembali dengan namja brengsek itu, Suzy sama sekali tidak ingin berinteraksi dengan namja manapun termasuk Myungsoo. Itulah alasannya dia memilih berdiam diri di rumah selama dua hari ini dan menenangkan pikirannya.

“Suzy, makan malam sudah siap. Turunlah” Seru Minhyuk dari luar, Suzy menghembuskan nafasnya. Sebenarnya dia sangat malas untuk makan, tapi dia tau Oppanya itulah yang membuatkan masakan untuknya sehingga mau tidak mau dia harus tetap memakannya untuk menghargai Minhyuk.

“aku akan segera turun” Sahut Suzy beranjak dari tempat tidurnya.

“apa kau sakit? Kau terlihat sangat lemas” Tanya Minhyuk saat sudah berada di meja makan.

“gwenchana oppa, aku hanya sedikit lelah” Gumam Suzy.

“itu alasannya kau tidak ke kampus dua hari ini?”

“ne, hanya sedikit istirahat kesehatanku akan kembali lagi, geokjongma” Ucap Suzy menenangkan, Minhyuk menganggukan kepalanya mengerti lalu menyuruh Suzy untuk menghabiskan makanannya.

—–

“heh” Suzy menghela nafas saat selesai makan malam, dia sudah kembali ke kamarnya dan duduk di atas tempat tidurnya. Dia sekilas melirik ke arah handphonenya yang berkedip, dengan ragu dia menarik handphonenya lalu membukanya.

Di sana ada pemberitahuan 5 panggilan tak terjawab dan ada 3 pesan dari orang yang sama, Kim Myungsoo. Dengan malas Suzy membuka satu persatu pesannya.

From : Si Culun

Apa yang sebenarnya terjadi Suzy-ya? jangan menakutiku, aku sungguh mencemaskanmu saat ini.

From : Si Culun

Apa aku melakukan kesalahan? Beritahu aku jebal.

Balaslah pesanku ini, setidaknya katakan kalau kau baik-baik saja.

From : Si Culun

Aku tidak bisa tenang Suzy-ya.

Suzy menghela nafasnya pelan, entah ini sudah keberapa kalinya dia menghela nafas saat membaca pesan Myungsoo. Dengan hati-hati yeoja itu meletakkan handphonenya kembali dan tidak berniat untuk membalas pesan Myungsoo.

“dia itu namja, dan namja itu sama” Gumam Suzy berusaha untuk menghilangkan rasa pedulinya kepada Myungsoo.

—–

Minhyuk yang tengah berada diruang kerjanya itu mengernyit heran saat melihat sebuah mobil asing terparkir di depan pagar rumahnya, dia berjalan menuju jendela dan melihat dengan teliti seorang namja yang tengah berdiri sembari menatap ke dalam rumahnya.

“Suzy-ya…” Sahut Minhyuk saat keluar dari ruang kerjanya,dia berjalan menuju kamar Suzy dan membuka pintunya menyembulkan kepalanya masuk ke dalam.

“Suzy, apa diluar sana itu temanmu?” Tanya Minhyuk, Suzy yang tengah berbaring itu mengangkat kepalanya sedikit.

“teman? Siapa? Soojung, Jiyeon?” Tanya Suzy bingung, Minhyuk menggelengkan kepalanya.

“bukan, namja…dan dia sedikit, aneh” Ucap Minhyuk membuat Suzy terduduk seketika.

“culun?” Tanya Suzy hati-hati, Minhyuk menganggukan kepalanya mengiyakan.

“apa benar dia temanmu? Dia sudah berdiri di depan pagar sedari tadi, kau mau menyuruhnya masuk?” Tanya Minhyuk, dengan segera Suzy menggelengkan kepalanya.

“aniyo, dia bukan temanku. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya, sebentar lagi dia akan pulang” Ucap Suzy.

“tapi kasian dia, diluar dingin dan aku melihatnya hanya memakai kaos saja. tidak memakai jaket atau apapun di atasnya” Ucap Minhyuk kasihan, Suzy tergelak sebentar lalu menggelengkan kepalanya.

“jangan memikirkannya oppa, dia hanya salah satu penguntitku. Biarkan saja dia, kalau dia kedinginan dia pasti akan pulang” Sahutnya membuat Minhyuk menganggukan kepala mengerti.

“baiklah, oppa mengerti. sekarang kau istirahatlah” Ucap Minhyuk lalu keluar dari kamar Suzy.

Sepeninggal Minhyuk Suzy menahan nafasnya lalu berjalan perlahan menuju jendelanya, matanya membelalak melihat di sana Myungsoo masih berdiri di depan pagarnya sambil menatap handphonenya. Mata Suzy melirik ke arah handphonenya dan membukanya.

From : Si Culun

Aku berada di depan rumahmu, kalau kau di dalam keluarlah.

Aku sangat khawatir.

From : Si Culun

Aku sudah menunggu selama satu jam, apa kau tidak ada di rumah?

Balaslah, tolong.

From : Si Culun

Diluar sini sangat dingin Suzy-ya, apa kau berada di dalam?

Aku akan menunggumu.

Tolonglah balas pesanku ini.

Suzy meletakkan hadphonenya dengan kasar dan menutup matanya pelan,”aniya…dia namja, Kim Myungsoo itu namja Bae Suzy! jangan…” Gumam Suzy berusaha untuk tidak memperdulikan Myungsoo, dengan cepat dia melangkah ke tempat tidurnya dan membungkus badannya dengan selimut.

Sudah beberapa menit berlalu Suzy masih memutar badannya ke kiri dan ke kanan, dia sama sekali tidak nyaman. Matanya tidak bisa tertutup sedikitpun, pikirannya masih berada diluar sana. Dia memikirkan keadaan Myungsoo, apa namja itu sudah pulang atau masih menunggunya.

“aniya, dia pasti sudah pulang! Untuk apa menunggu selama itu, kecuali dia namja bodoh” Gumam Suzy acuh, matanya berusaha untuk terpejam lagi namun tidak bisa. Dia tidak bisa pungkiri bahwa kepeduliannya terhadap Myungsoo sangatlah besar sehingga membuatnya ikutan khawatir seperti ini.

“aissh! Dia pasti sudah pulang” Pekik Suzy kesal keluar dari selimutnya dan berjalan menuju jendela, matanya terpaku memandang keluar. Di sana, ditempat yang sama namja itu masih berdiri sembari menunggunya. Dari kejauhan dia bisa melihat namja itu menggigil, dia kedinginan.

“sesange!” Pekik Suzy histeris, dengan cepat dia segera melangkah keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.

Braaak! Suzy membanting kasar pintu rumahnya dan berjalan dengan marah keluar dari sana, dia membuka pagarnya dan menatap tajam namja yang kini tengah terkesiap dengan kehadirannya.

“Suzy-ya, gwenchana?” Tanya Myungsoo dengan tatapan khawatir disertai dengan helaan nafas leganya.

Suzy yang baru saja ingin memarahi Myungsoo karena terlalu bodoh untuk tinggal diluar sini selama berjam-jam tiba-tiba terdiam dan terpaku dengan keadaan namja di depannya yang terlihat tengah menggosok kedua tangannya untuk mencari kehangatan, hidungnya sudah terlihat memerah dan benar kata Minhyuk, dia hanya memakai kaos dan celana jins tanpa jaket.

“kau kedinginan” Bisik Suzy, Myungsoo tersenyum senang dan memeluk Suzy dengan erat.

“aku senang kau baik-baik saja, kau tidak membalas pesanku dua hari ini. Aku sangat mengkhawatirkanmu” Suzy memejamkan matanya dengan erat, matanya terasa panas. Dia bisa merasakan bahwa namja ini benar-benar kedinginan.

“aku baik-baik saja…kenapa kau berada diluar sini? dan kau tidak memakai jaket. Kau akan sakit” Gumam Suzy, Myungsoo menggelengkan kepalanya dan masih tersenyum senang.

“aku hanya ingin melihatmu, aku berpikir kau tidak berada di dalam rumah. Tapi ternyata kau di dalam” Ucap Myungsoo.

“kenapa tidak menunggu di dalam mobil saja?” Suzy melepaskan pelukan Myungsoo dan menatapnya khawatir.

“aku tidak bisa duduk diam saja di dalam mobil, aku mencemaskanmu…sangat, aku pikir sudah terjadi sesuaut padamu” Mata Suzy berkaca-kaca saat mendengar ucapan Myungsoo.

“ah ottokhae? Namja ini benar-benar lugu ya Tuhan” Batin Suzy meringis, dia tersenyum dan perlahan tangannya naik mengelus pipi Myungsoo yang terasa dingin itu.

“pulanglah dan hangatkan dirimu, kau akan sakit. Aku baik-baik saja, jangan khawatir lagi. Kau sudah melihatku kan, jadi pulanglah” Gumam Suzy, Myungsoo tersenyum lebar dan memegang tangan Suzy yang ada dipipinya.

“arasseo, aku senang kau baik-baik saja” Ucap Myungsoo, dia melepaskan tangan Suzy dan dengan cepat mengecup pipi yeojanya.

“aku pulang” Ucapnya, Suzy tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“josimhae” Gumam Suzy, matanya terus memandang kepergian mobil Myungsoo yang memecah kesunyian malam itu, saat mobil Myungsoo menghilang perlahan tubuhnya merosot kebawah dan kedua tangannya segera menutup wajahnya.

“mianhae, mianhae oppa” Lirih Suzy diikuti dengan linangan air mata yang keluar dari mata indahnya.

—–

“akhirnya kau datang juga” Suzy tersenyum kecil saat mendengar desahan lega dari Jiyeon, dia segera meletakkan tasnya dan duduk di samping Jiyeon.

“aku sudah merasa cukup istirahat” Gumam Suzy.

“maafkan aku Suzy-ya, hari itu aku benar-benar tidak tau” Ucap Jiyeon, Suzy menggelengkan kepalanya mengusap lengan Jiyeon.

“sudahlah, sejak aku bangun dari pingsanku kau terus-terusan minta maaf. Aku tidak menyalahkanmu, kau tidak mengenalnya jadi itu wajar. Jangan meminta maaf lagi, aku merasa tidak nyaman”

“tapi aku benar-benar merasa bersalah, karena aku kau jadi….”

“sstt…jangan membahasnya lagi oke. Aku sudah tenang dan melupakannya, sekarang kita kembali seperti dulu lagi. jangan merasa bersalah lagi” Ucap Suzy, Jiyeon mengangguk lemah.

“tapi dia masih berada di sini, kau tau dia masih tetap bertahan untuk kuliah di sini”

“aku tau…biarlah, selama dia tidak muncul dihadapanku dan tidak menggangguku itu tidak masalah” Ucap Suzy acuh, Jiyeon mengangguk mengerti namun dalam dirinya masih ada sedikit perasaan bersalah yang hinggap untuk Suzy.

—–

Myungsoo menutup bukunya setelah dia baca, dia kemudian melirik jam tangan yang berada di pergelangannya dan menatap sekilas pintu atap yang sedari tadi masih betah tertutup dengan rapat.

Hari ini Suzy tidak mengunjunginya seperti biasa, membawakannya susu kotak dan sebuah roti untuk makan pengganjalnya di siang hari. Myungsoo mendesah pelan, sebenarnya sedari tadi dia ingin mengirimi pesan yeojanya dan bertanya, tapi dia berpikir mungkin Suzy memiliki kuliah siang ini makanya tidak mengunjunginya.

Myungsoo beranjak dari duduknya dan dengan membawa buku yang dibacanya tadi dia berjalan ke arah pembatas atap dan berdiri diam di sana memandangi beberapa mahasiswa tengah bercerita atau berlalu lalang di bawah sana.

“eo..” Matanya memicing saat melihat yeoja yang sangat dikenalinya kini tengah duduk sendiri di bangku taman kampus mereka, perlahan senyum namja itu terlampir diwajahnya memikirkan nasibnya yang sangat beruntung.

Dipikirannya saat ini masih terselip rasa tak percayanya, yeoja yang dia lihat sangat luar biasa cantik itu malah bisa menyukai dirinya. Dia awalnya sempat ragu dengan semua itu namun, perlahan sikap yang ditunjukan yeoja itu terlihat sangat tulus dan membuatnya semakin yakin bahwa dewi fortuna sekarang berada dipihaknya.

“bagaimana kalau dia mengetahui asliku?” Gumam Myungsoo tanpa sadar, matanya masih tidak beralih dari wajah Suzy, meskipun dari kejauhan kecantikan yeojanya itu sama sekali tidak berkurang.

“eyy, dia pasti akan senang tentunya” Lanjutnya dengan senyum yang malu-malu. Matanya kemudian menyipit saat yeoja itu beranjak dan hendak berjalan lagi, dari kejauhan dia melihat kedua sahabatnya memanggilnya dan menariknya dengan tergesa-gesa untuk pergi.

“mwoya?” Gumam Myungsoo bingung melihat kejadian tadi.

—–

“ya Bae Suzy! palli!” Soojung memekik pada Suzy yang baru saja akan berjalan padanya, Jiyeon disampingnya hanya menunggu.

“waeyo?” Tanya Suzy malas, Soojung mendengus sebal lalu menarik Suzy tergesa-gesa untuk segera mengikutinya ke taman belakang kampus yang sepi itu.

“kenapa membawaku kemari?” Tanya Suzy bingung, Soojung dan Jiyeon berdiri menghadapnya dan bersedekap menatapnya penuh tuntutan.

“kau seharusnya tau alasan kami membawamu kemari itu untuk apa” Ucap Soojung, Suzy menaikkan alisnya tidak mengerti dengan ucapan Soojung.

“si culun…bukankah ini sudah jauh melewati batas waktunya? Kenapa sampai sekarang kau masih belum memutuskannya?” Sahut Jiyeon membuat Suzy tergelak dan memutar bola matanya dengan gelisah.

“eoh, itu…aku sedang memikirkannya, kalian jangan khawatir” Ucap Suzy dengan tenang.

“3 hari yang lalu kau mengatakan kau sedang memikirkannya, satu minggu yang lalu juga begitu dan sekarang kau bilang kau masih memikirkannya? Jadi…sampai kapan pemikiranmu itu menemukan ujungnya Suzy?” Tanya Soojung dengan meneliti, Suzy mendesah pelan sembari mengangkat bahunya.

“molla” Gumamnya.

“hey, ingatlah…kita hanya sepakat untuk kau berpacaran dengannya selama seminggu setelah itu kau memutuskannya. Apa kau lupa itu? sekarang bahkan sudah hampir 3 minggu tapi kau belum juga memutuskannya, apa yang ada dipikiranmu?” Tanya Jiyeon menyadarkan Suzy dari lamunannya sesaat.

“dia sudah menolongku waktu itu” Lirih Suzy, Soojung dan Jiyeon mendesah pelan.

“lalu kenapa kalau dia menolongmu? Dia adalah namja Suzy-ya, dan kau tau namja itu semua sama. Kejadian itu juga sudah lewat, kau cukup berterima kasih kepadanya dan putuskan” Tegur Soojung, entah mengapa Suzy merasa semenjak mereka bertemu kembali dengan namja itu Soojung menjadi lebih sangt defensif terhadap namja yang berada disekitar mereka.

“niat awal kita hanya bertaruh untuk meyakinkan kau bisa menaklukan namja seperti si culun itu atau tidak. Dan sekarang sudah terbukti, jadi kau tidak punya alasan lagi untuk tetap berpacaran dengannya, toh kau bilang dia sudah mengatakan ‘aku mencintaimu’ kan? Kau mau pikirkan apalagi?” Sambung Soojung, Suzy hanya diam tidak berniat untuk membalas ucapan Soojung yang memang adalah kebenarannya.

“kau tau, kita selalu memberi batas waktu untuk berhubungan dengan namja agar perasaan mereka tidak sampai dalam. Hanya cukup sampai menyukai lalu putuskan, begitulah cara kita bermain Suzy. Dan kita sedari dulu menghindari untuk tidak terjebak lebih dalam lagi dengan perasaan namja, karena itu akan berbahaya bagimu, bagi kita” Ungkap Jiyeon.

“permainan kita seharusnya tidak melibatkan perasaan, perasaanmu ataupun perasaan namjamu. Kalau kau terus menundanya seperti ini, tidak menutup kemungkinan Myungsoo akan semakin menyukaimu dan kau semakin tidak bisa mengatakannya”

“aku tau, aku tau semuanya. Permainan ini, aku tau…tapi tidak sekarang, jangan sekarang” Ucap Suzy menatap Soojung dan Jiyeon.

“wae? kau masih ingin mempermainkannya? Aku rasa waktumu selama 17 hari ini sudah cukup untuk melakukan permainan ini. Kau harus segera menghentikannya Bae Suzy, segera!” Ucap Soojung dengan tegas. Mata tajam Soojung yang tadinya menatap Suzy tiba-tiba meyebrang melalui kepala Suzy dan melihat sesosok yang tak diundang berdiri di belakang Suzy. tak jauh dari tempat mereka.

“well, aku rasa kau sudah tidak harus menunggu lebih lama lagi. katakan sekarang” Ucap Soojung, Suzy menaikkan alisnya menatapnya bingung, Jiyeon mengikuti arah pandang Soojung itu hanya terdiam.

“katakan padanya sekarang” Sahut Soojung mengedikkan dagunya ke arah tatapannya berada membuat Suzy dengan ragu membalikan badannya.

“o..oppa…” Mata Suzy membelalak mendapati Myungsoo di sana, berdiri dengan tegang dan tatapan kakunya menatap dirinya dengan sangat tajam. Wajahnya terlihat suram, apa dia sudah mendengar semuanya?

“oppa, geu…geu, a…aku bisa menjelaskannya…” Ucap Suzy dengan panik, dia sangat ingin menghampiri Myungsoo namun kakinya terasa kaku dan tak bisa digerakkan sama sekali.

“kalian…kalian siapa?” Gumam Myungsoo pelan, dia mengalihkan pandangannya dari Suzy dan menatap Soojung serta Jiyeon bergantian. Meskipun bergumam pelan tapi ketiga yeoja itu bisa merasakan nada kemarahan dari suara Myungsoo itu.

“kami? Bukankah kau sudah mengenal nama kami? Kenapa bertanya lagi?” Sahut Soojung, Myungsoo mengepalkan tangannya dengan wajah mengeras.

“kalian siapa?” Tanyanya ulang dengan nada yang lebih tegas, Jiyeon bedehem pelan dan maju selangkah untuk lebih dekat dengan Myungsoo.

“kami gadis baik-baik yang sangat tidak menyukai makhluk yang bernama laki-laki, lebih tepatnya membenci” Ucap Jiyeon membuat Myungsoo tersentak.

“benarkah? Dan apakah aku salah satu namja yang kalian benci?” Tanya Myungsoo dengan tenang, Suzy memejamkan matanya. Tidak, bukan seperti ini reaksi Myungsoo yang dia harapkan.

“op..pa, aku akan menjelaskan semuanya padamu…ki…kita perlu bicara…”

“kalian bertaruh untuk membuatku takluk dihadapan seorang Bae Suzy? wow…selamat karena kalian memenangkan pertahurannya” Sela Myungsoo tanpa sedikitpun melirik ke arah Suzy dan dia fokus menatap Soojung dan Jiyeon.

Soojung tersenyum skeptis, dia bisa merasakan ketegangan Myungsoo saat ini. entah karena takut atau marah, dia tidak bisa menebak. Wajah namja itu terlalu tenang dan datar sehingga sama sekali tak ada ekspresi yang terpancar di sana.

“itulah tujuan permainan ini, dan seperti yang kau dengar…semuanya sudah harus berakhir, waktunya sudah jauh melewati batas yang sudah kami tentukan” Sahut Soojung tanpa sedikitpun merasa bersalah mengatakan hal tersebut, Myungsoo tersenyum kecil dan akhirnya melirik ke arah Suzy menatap yeoja itu dengan datar.

“katakan sekarang” Ucapnya, Suzy menatap bersalah Myungsoo dan menggelengkan kepalanya.

“oppa…”

“sekaranglah kesempatanmu untuk mengatakannya, katakan” Myungsoo tersenyum miring saat melihat bibir Suzy masih terkatup rapat dan tak ada tanda-tanda untuk terbuka.

“geure, sepertinya tidak ada pilihan lain…” Myungsoo mengangkat bahunya lalu seketika tatapan tajamnya menembus kacamata bulatnya dan mengarah tepat ke bola mata Suzy membuat yeoja itu semakin merasa bersalah serta takut.

“kita putus” Ucap Myungsoo sesaat sebelum dia membalikan dirinya dan pergi meninggalkan ketiga yeoja itu yang terlihat tercengang dengan ucapannya.

“woaaaah! Bae Suzy! dia…dia memutuskanmu? Si culun Kim Myungsoo memutuskan seorang Bae Suzy? daebak!” Pekik Soojung tak percaya dengan mata membulat.

“Suzy! ini tidak seperti yang kita rencanakan, kenapa kau tidak mengatakannya? Kenapa kau membiarkannya mengatakan hal itu?” Tanya Jiyeon, Suzy hanya diam masih tercengang dengan ucapan Myungsoo tadi.

“Suzy, Bae Suzy bicaralah” Soojung mengguncang lengan Suzy membuat yeoja itu mengerjapkan matanya dan tersadar.

“pergilah..” Gumam Suzy, Soojung dan Jiyeon membulatkan matanya tak percaya.

“aku ingin sendiri, jebal…tinggalkan aku” Lirih Suzy menundukan wajahnya, matanya sudah sangat panas saat ini. Dia sama sekali tak ingin kedua sahabatnya melihat air matanya terjatuh begitu saja.

“Suzy? kau kenapa?” Tanya Jiyeon khawatir, Suzy menggelengkan kepalanya berusaha menghindar saat Jiyeon ingin menyentuhnya.

Jiyeon menghela nafasnya dan melirik ke arah Soojung yang masih terkejut, “kajja..dia ingin sendiri” Ucap Jiyeon menarik Soojung.

“Jiyeon-ah, tunggu dulu…kita tidak boleh pergi, dia…” Soojung menghentikan rontaannya saat Jiyeon menatapnya tajam dan mengisyaratkannya untuk pergi, dengan terpaksa yeoja itu mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan meninggalkan Suzy sendirian di sana.

Kedua yeoja itu masih sempat mendengar isakan yang keluar dari bibir Suzy, meskipun terdengar samar tapi mereka yakin bahwa Suzy saat ini tengah menangis, dan mereka sama sekali tidak bisa melakukan apapun selain pergi darisana dan membiarkan Suzy sendiri seperti kemauannya.

—–

TBC

Nguras tenaga buat ngetik part ini! menyayat hati 😥 huhu~

Sepertiya keinginan kalian yang mau Suzy sama Myungsoo gak putus terpaksa harus musnah deh 😦 soalnya mereka udah putus, hiks 😥 maafkan author~

Entah kalian puas dengan part ini atau tidak, tapi semoga kalian puas ne 🙂 author udah usaha semaksimal mungkin untuk ngetiknya dan buat feelnya berasa.

Di sini author emang sengaja buat karakter Soojung jadi emosional begini, untuk alasannya kenapa…yah, pikir sendiri aja, kalau mau dipaparkan bisa kepanjangan 😀 tapi tetep kok sebenarnya mereka bertiga ini baik-baik~

Sudah gak ada lagi yang mau dikatakan, so comment kalian ditunggu ^^