Beauty Is The Beast Part 8

Beauty Is The Beast

| Author : elship_L | Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy | Genre : Romance | Rating : PG-17 | Type : Chapter |

Sorry For Typo~

————————————————————————————————————————

“ini tidak bisa dibiarkan!” Geram namja itu dengan mata yang berkilat marah.

Braaak! Dia menghentak meja di depannya dan menimbulkan suara yang cukup nyaring membuat semua orang di sana memandang dengan terkejut kearahnya.

“ya! tenang dulu, jangan membuat keributan di sini” Sungyeol menahan lengan Hoya yang sudah beranjak di sampingnya itu.

“kau bilang tenang? Ya! yeoja itu sudah sangat keterlaluan, kau lihat apa yang sudah dia lakukan sekarang. Astaga! Kenapa aku begitu bodoh mempercayainya begitu saja” Ucap Hoya dengan rahang mengeras menatap Sungyeol.

“tapi setidaknya kau jangan mengambil keputusan gegabah dulu. Kita harus berpikir dengan kepala dingin untuk menyelesaikan masalah ini” Balas Sungyeol dengan tenang.

“tapi yeoja itu tidak bisa dibiarkan, dia sudah benar-benar kejam”

“terus apa yang kau akan lakukan? Apa kau akan datang kepadanya dan langsung memukulnya karena sudah membuat sahabatmu patah hati eoh? berpikirlah Lee Howon” Sahut Woohyun tiba-tiba membuat Hoya terdiam, dia melirik Woohyun kemudian menatap Myungsoo yang hanya memasang wajah datarnya.

“lalu apa yang harus kita lakukan hyung? yeoja itu sudah melukai Myungsoo, aku tidak terima” Ucap Hoya, kini dengan suara yang lebih tenang, dia memilih untuk kembali duduk di tempatnya dan berusaha mengatur nafasnya.

“semuanya tergantung Myungsoo, yang menentukan apa yang harus dilakukan sekarang itu Myungsoo bukan kita, kita hanya bisa mendukung apa yang dipilihnya” Ucap Woohyun melirik ke arah Myungsoo.

“apa yang akan kau lakukan Myung?” Tanya Hoya, Myungsoo mengedipkan matanya lalu melempar tatapan datar kepada kedua sahabatnya itu.

“aku sudah memutuskan hubungan ini, apalagi yang harus aku lakukan? Semuanya sudah selesai, kalian tidak usah repot-repot untuk mendatangi yeoja itu” Gumam Myungsoo.

“tapi hubungan ini tidak mungkin selesai begitu saja. Kau harus meminta penjelasan yang lebih detail kepadanya” Ucap Woohyun.

“aku sudah mengetahui semuanya dengan jelas. Bahkan aku masih ingat dengan jelas percakapan mereka, dan itu semua sudah menjelaskan apa yang telah terjadi” Ucap Myungsoo menatap Woohyun. Dia menyesap minumannya dengan pandangan kosong.

“tidakkah kau ingin tau mengapa dia melakukan itu kepadamu Myung? Sepanjang mengenalnya aku tau kalau ingin bermain-main dengan namja dia hanya akan berkencan dengan mereka 3 sampai 4 hari, tapi kasusmu beda. Dia bahkan bertahan sampai hampir 3 minggu dan dia juga menolak untuk memutuskanmu” Sahut Sungyeol, Hoya seketika menoleh pada Sungyeol dan menatapnya tajam.

“apa kau tidak mendengarnya? Myungsoo mengatakan mereka bertaruh untuk membuat Myungsoo bertekuk lutut di depan yeoja itu, apalagi yang ingin kau tanyakan dengan mereka?” Ucap Hoya kesal.

“tapi bukankah mereka bertaruh hanya satu minggu? Dan kau tau sendiri, kalau mereka mengatakan satu minggu berarti satu minggu betul namja yang berhubungan dengan mereka dan akan dicampakkan begitu saja. tapi kenapa dia malah mempertahankan hubungannya dengan Myungsoo selama itu?” Hoya menaikkan alisnya mendengar analisis dari Sungyeol, dalam hati dia berkata ada benarnya juga ucapan Sungyeol kemudian dia menoleh pada Myungsoo dan memasang wajah penuh tanya.

“aku tidak tau masalah itu, yang aku tau mereka hanya menggunakanku untuk jadi bahan taruhan mereka dan sekarang mereka sudah memenangkan taruhan itu” Ucap Myungsoo mengangkat bahunya seolah tidak peduli.

Myungsoo melirik handphonenya yang bergetar dan menandakan satu pesan masuk, dia mengangkat alisnya dan membaca nama pengirim pesan tersebut. Seketika helaan nafas beratnya muncul lalu meletakkan kembali handphonenya tanpa berniat untuk membuka pesan tersebut.

“Suzy?” Tanya Woohyun membuat Myungsoo menoleh padanya dan mengangguk pelan, “kau tidak ingin membacanya?” Tanya Woohyun lagi, Myungsoo menghela nafasnya lalu menggeleng.

“untuk apa? sudah bukan urusanku lagi” Jawab Myungsoo acuh, Woohyun menatap iba kepada Myungsoo. Selama mengenalnya sejak kecil tidak pernah sekalipun dia melihat Myungsoo dalam keadaan seperti ini, sepertinya dia benar-benar merasa tersakiti dengan kebenaran atas keberadaan yeoja itu, yeoja yang dia cintai.

—–

“eoh, ne ahbeoji…” Gumam Minhyuk pelan, dia menoleh saat mendengar suara pintu terbuka dan senyumnya mengembang saat melihat Suzy masuk ke dalam rumah.

“Suzy, kau ingin bicara pada ahbeoji?” Tanya Minhyuk, namun sedetik kemudian alisnya bertautan saat tak mendapat respon dari adiknya itu, malahan yeoja itu tidak menghiraukannya dan segera beranjak masuk ke dalam kamarnya.

“mwoya? apa dia sakit?” Gumam Minhyuk bingung, “ah, ahbeoji…ne, aniyo…tadi Suzy barusan pulang” Ucap Minhyuk dengan kaget saat mendengar sahutan-sahutan dari ponselnya.

“ne, dia terlihat tidak enak badan. Aku akan menyanyakannya sebentar”

“…”

“arasseo, jangan lupa makan teratur ahbeoji, jalgayo” Minhyuk tersenyum lega setelah menutup ponselnya, dia kemudian melirik ke arah tangga dan berpikir tentang wajah muram Suzy saat pulang tadi.

“ada apa dengannya?” Minhyuk segera melangkahkan kakinya menuju kamar Suzy. Saat sampai di depan pintu kamar Suzy tanpa mengetuk dulu Minhyuk segera masuk dan mendapati Suzy tengah duduk di atas tempat tidurnya sembari menunduk menatap ponselnya dengan ekspresi yang tidak terbaca.

“Suzy? kau kenapa?” Sahut Minhyuk, Suzy langsung mendongakkan kepalanya menatap kakaknya menghampiri dirinya lalu duduk tepat dihadapannya.

“kau sakit? Tidak biasanya kau menolak untuk berbicara dengan ahbeoji” Ucap Minhyuk khawatir, Suzy tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

“aku tidak apa-apa oppa, hanya sedikit lelah” Gumam Suzy pelan, Minhyuk mengarahkan pandangannya ke handphone Suzy dan kembali menatap yeoja itu.

“kau menunggu telepon atau pesan dari seseorang?” Tanya Minhyuk berspekulasi karena melihat betapa eratnya Suzy menggenggam ponselnya dan tatapan mata penuh penantian yeoja itu sebelum dia menyahuti namanya.

“aniyo, aku tidak menunggu apapun” Balas Suzy sembari menggaruk sikunya, Minhyuk menggelengkan kepalanya dan mengelus rambut Suzy.

“jangan membohongi oppamu Suzy, oppa tau saat kau bohong kau selalu menggaruk sikumu itu. ada apa?” Ucap Minhyuk penuh perhatian, Suzy mendongak menatap Minhyuk beberapa detik setelahnya dia menghambur untuk memeluk kakaknya itu.

“oppa…”

“hei, ada apa? kau bisa cerita pada oppa…aku akan mendengarkan masalahmu” Tanya Minhyuk panik, dia mengelus punggung Suzy menunggu jawaban dari yeoja itu namun beberapa menit dia tidak mendengarnya.

“Suzy? kau tidak ingin cerita?” Sahut Minhyuk lagi.

“nan gwenchana oppa..aku hanya ingin memelukmu, sebentar lagi” Gumam Suzy, terdengar suara yeoja itu bergetar namun sama sekali tidak ada airmata yang keluar dari matanya.

Hingga setelah merasa tenang Suzy yang lebih dulu melepaskan pelukanya dan tersenyum kepada minhyuk, “gomawo oppa” Gumam Suzy lirih, Minhyuk masih memandang Suzy dengan khawatir.

“ada apa sebenarnya eoh? kau membuatku cemas”

“tidak ada apa-apa, sudah kubilang aku hanya lelah. Itu saja” Minhyuk mengangguk, biar bagaimanapun dia sudah mengenal Suzy sejak kecil jadi dia tau bahwa sekarang ini yeoja itu sedang ada masalah, tapi dia mengerti kalau Suzy tidak ingin membicarakan masalah itu dengannya.

“baiklah, oppa mengerti. Sekarang kita turun makan malam ne, kau baru pulang pasti belum makan”

“aniyo, aku tidak lapar oppa. Mianhae, kau harus makan sendiri malam ini” Ucap Suzy merasa bersalah.

“kau harus makan, nanti kau sakit. Ayolah Suzy” Bujuk Minhyuk lagi, namun Suzy masih tetap menggelengkan kepalanya.

“aku hanya ingin istirahat” Gumam Suzy, mendengar itu Minhyuk akhirnya menyerah dan menganggukan kepalanya.

“geure, jaljayo…” Ucap Minhyuk lembut lalu beranjak meningalkan Suzy.

Sepeninggal Minhyuk, Suzy segera merebahkan dirinya di atas tempat tidur dan mengangkat handphonenya menatap benda itu penuh harap.

—–

Myungsoo menggosok rambutnya yang basah sehabis mandi dengan handuk kecil, dia berdiri di depan cermin sembari menatap wajahnya itu. Sekilas senyum pahit terlintas di wajahnya saat mengingat kejadian siang tadi.

“pabo” Gumamnya tanpa sadar, dia merasa benar-benar menjadi namja yang paling bodoh sedunia karena dengan begitu mudahnya percaya dengan kata-kata manis yeoja itu. Seharusnya dari awal dia tidak menghilangkan rasa keraguannya itu, dipikirkan dari segi manapun sudah jelas bahwa pasti ucapan yeoja itu tidak benar. Mengatakan tertarik padanya? Semuanya hanya lelucon dan dia dengan bodohnya percaya dengan semuanya.

“mana ada yeoja yang tertarik dengan si culun? Semuanya omong kosong” Ucap Myungsoo lagi, setelah rambutnya setengah kering, dia beranjak ke tempat tidurnya dan beringsut untuk berbaring di sana.

Kepalanya menoleh ke arah handphonenya berada, alisnya mengernyit saat melihat handphone tersebut berkedip.

From : Suzyku

Oppa, bisakah kita bertemu?

 

From : Suzyku

Aku akan menjelaskan semuanya padamu, sekali saja temui aku. Tolonglah.

 

From : Suzyku

Aku hanya ingin menjelaskan apa yang telah terjadi, hanya itu.

Balas pesanku ini, tolong.

 

From : Suzyku

Sekarang aku mengerti bagaimana rasanya saat aku tidak pernah membalas pesanmu waktu itu.

Tolong temuilah aku.

 

From : Suzyku

Aku tau kau marah, dan kau berhak untuk itu.

Tapi apa aku tidak punya kesempatan untuk menjelaskan?

 

From : Suzyku

Aku tidak akan berhenti sebelum kau mau menemuiku dan mendengarkan penjelasanku.

 

Myungsoo menghela nafasnya membaca semua pesan Suzy yang masuk sejak sore tadi, dia tersenyum getir lalu satu persatu menghapus pesan tersebut.

“menjelaskan? Semuanya sudah cukup jelas untukku” Gumam Myungsoo melempar handphonenya ke bawah bantal dan dengan segera menutup matanya berusaha untuk menghilangkan semua beban pikirannya yang menyerangnya secara tiba-tiba hari ini.

—–

Dua yeoja itu hanya bisa mendesah pelan melihat sahabat mereka sejak kejadian kemarin terus-terusan memasang wajah murungnya dan sama sekali tidak membuka suaranya hanya untuk sekedar berbicara sepatah atau dua kata.

“Suzy, kau kenapa?” Tanya Soojung mengangkat bicaranya, sudah sejak pagi tadi Suzy terus diam, meskipun tidak menolak saat mereka mengajaknya ke sini tapi yeoja itu masih tetap diam seolah tenggelam dalam pemikirannya sendiri.

“kau harus cerita pada kami apa yang terjadi padamu? Kau tidak biasanya diam seperti ini” Sambung Jiyeon khawatir, mereka bahkan sengaja memesan sandwich tuna kesukaan Suzy namun makanan itu sama sekali tidak disentuhnya.

“aku mendengar dari Minhyuk oppa kau tidak sarapan tadi, semalam kau juga tidak makan. Sekarang kau bahkan tidak melirik makan siangmu, kau ada masalah apa? setidaknya makan agar kau tidak lemas” Bujuk Soojung lagi merasa tak sabar melihat sandwich Suzy yang masih utuh itu. Suzy masih diam menundukan kepalanya tak berniat menjawab pertanyaan Soojung itu.

“apa karena Myungsoo?” Tanya Jiyeon tiba-tiba membuat Soojung mendelik kepadanya.

“Myungsoo? bukankah urusan kita dengannya sudah selesai kemarin…kenapa Suzy harus memiliki masalah yang berhubungan dengannya?” Tanya Soojung setengah tak percaya, Jiyeon membalas menatapnya dan mengangkat bahunya.

“kau tidak sadar? Sejak kejadian kemarin anak ini jadi berubah. Bukan tidak mungkin bahwa semuanya karena Myungsoo, apa aku benar Suzy?” Ucap Jiyeon menyerukan pemikirannya, senyum Jiyeon terukir saat sahabatnya akhirnya mengangkat wajahnya dan menatapnya dengan tatapan yang sendu.

“ada apa? kenapa dengan Myungsoo?” Tanya Soojung tiba-tiba saat tidak menerima penolakan dari Suzy atas ucapan Jiyeon tadi.

“a..aku…hanya…” Suzy bergumam, namun suaranya tiba-tiba menghilang di ujung tenggorokannya.

“hanya apa? kau harus memberitahu kami agar kami mengerti” Ucap Jiyeon lagi menatap Suzy intens, Suzy kembali menatap kedua sahabatnya bergantian.

“aku tidak tau…semuanya, semuanya terjadi begitu saja. Perasaan itu…” Suzy menggangtungkan ucapannya sembari mengambil nafas dalam-dalam, diliriknya kedua sahabatnya kini yang sudah membatu mengerti ke arah mana pembicaraannya ini, “aku bahkan tidak pernah memikirkan bahwa aku masih bisa merasakannya, tapi…bersamanya, aku benar-benar tidak bisa menghentikan ini” Tambahnya dengan lirihan sedih, hening sejenak setelah Suzy menjelaskan itu hingga salah seorang dari dua sahabtnya memekik dengan frustasi.

“astaga Bae Suzy! kau mencintainya dan kau tidak memberi tahu kami?” Pekik Jiyeon terkejut, Suzy hanya menghela nafasnya dalam tidak dapat membalasnya.

“ya ampun! Kita sudah seperti sahabat yang jahat untukmu, memaksamu untuk meninggalkannya. Kenapa kau tidak memberitahu dari awal Suzy?” Seru Soojung setelah tersadar dari keterkejutannya, Suzy menatap mereka dengan perasaan bersalah.

“aku…takut, kalian tau selama ini aku bahkan tidak pernah berani untuk memikirkan memiliki perasaan seperti ini dengan siapapun, tapi dia benar-benar membuatku merasakannya. Membuat jantung ini lebih hidup” Gumam Suzy, Soojung dan Jiyeon segera melesakkan bahunya turun dan mendesah pelan.

“kalau kami tau perasaanmu yang sebenarnya, tidak mungkin kami akan memaksamu kemarin” Sahut Jiyeon.

“dan mungkin sekarang kau masih bersamanya…maafkan kami Suzy-ya” Sambung Soojung dan diakhiri dengan nada lirihannya.

“aniyo, aku yang memilih untuk tidak memberitahu kalian. Aku tidak ingin mengkhianati kalian, ini adalah komitmen kita, aku tidak mungkin mengingkari perjanjian yang sudah kita sepakati” Ucap Suzy berusaha untuk membuang rasa bersalah dari kedua sahabatnya.

“tapi tetap saja. Kami tidak mungkin menahanmu untuk bisa menyukai seseorang, meskipun ini perjanjian kita tapi tetap saja kau menyukainya dan seharusnya kau tidak melepaskannya begitu saja” Ucap Jiyeon, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“aku tau…mungkin inilah yang terbaik untukku, aku juga sedang berusaha untuk menjelaskan padanya entah keputusan akhirnya dia tetap membenciku atau tidak tapi setidaknya aku sudah menjelaskan padanya dan mengatakan apa yang sebenarnya aku rasakan” Ucap Suzy dengan yakin.

“kau yakin dengan semuanya? dengan perasaanmu?” Tanya Soojung memastikan meneliti wajah Suzy mencari sebuah keraguan di sana, namun dia tidak mendapatkannya. Yang dia dapatkan adalah garis keyakinan dan ketegasan yang terlampir di wajah cantik yeoja itu.

“setelah kejadian kemarin aku semakin yakin dengan perasaanku” Ucap Suzy, Soojung dan Jiyeon akhirnya menganggukan kepalanya mengerti.

“entah perbuatan kami ini bisa kau maafkan atau tidak, tapi kita berdua akan berusaha untuk membantumu mendapatkan kembali cintamu” Ucap Soojung penuh janji.

“kau tidak perlu khawatir, meskipun kita membenci namja tapi kalau hatimu sudah menentukan pilihannya kami tidak akan menentang dan akan mendukungmu…semua yang terbaik untukmu” Jiyeon mengarahkan tangannya meraih tangan Suzy dan tersenyum lembut.

“gomawo, aku beruntung memiliki kalian” Gumam Suzy merasa senang sekaligus lega.

“Suzy…” Soojung menyahut tanpa menatap Suzy, matanya kini tengah bermain lurus ke arah di depannya, “si culun…tiba” Lanjutnya, Suzy seketika menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati Myungsoo tengah jalan memasuki kantin dengan wajah yang ditekuk, Hoya sempat melirik ke arahnya dengan tatapan yang tajam sebelum mereka melewati meja itu.

“dia benar-benar tidak melirik ke arahmu” Gumam Jiyeon yang diangguki oleh Suzy.

“dia pasti marah besar…aku merasa bersalah” Lenguh Soojung, Suzy tersenyum kecil mendengar keluhan Soojung itu, dia berusaha memasang wajah cerianya mencoba untuk mengurangi beban kedua sahabatnya itu.

—–

“kenapa membawaku kemari?” Tanya Myungsoo kesal setelah dirinya diseret paksa memasuki tempat ini dan dipaksa pula untuk duduk di meja ini.

“memangnya kenapa? Apa kau mau menghindari mantan kekasihmu eoh?” Sahut Hoya acuh membuat Myungsoo mencibir pelan.

“jangan menghindar Myungsoo, seharusnya kau tunjukan padanya bahwa kau baik-baik saja setelah berpisah dengannya” Ucap Sungyeol menepuk pundak Myungsoo, saat itu juga Myungsoo menyingkirkan tangan Sungyeol dan bergumam datar.

“tapi kalian tau aku tidak baik-baik saja” Kedua namja itu menghembuskan nafasnya, ya…sedari kemarin mereka memang menyadari bahwa Myungsoo tidak baik-baik saja.

“aku tau, tapi setidaknya di hadapannya berusahalah untuk terlihat baik-baik saja” Ucap Hoya.

“aku sedang tidak ingin membahas masalah ini, sekarang katakan padaku apa tujuan kalian membawaku kemari? Tidak biasanya” Cibir Myungsoo, Hoya dan Sungyeol saling melemparkan tatapan mereka.

“baiklah, aku tidak tau kau ingin mendengar ini atau tidak. Tapi aku hanya ingin berbagi cerita padamu tentang mantanmu itu” Ucap Hoya membuka suaranya.

“itu bukan urusanku” Gumam Myungsoo dingin, “dan aku tidak ingin me…”

“aku salah satu mantannya juga” Sela Hoya sebelum Myungsoo melengkapi kalimatnya, namja itu terlihat tercengang dengan mata yang melebar menatap Hoya tidak percaya.

“yah, percaya atau tidak tapi dia pernah menjadi kekasihnya walaupun hanya dua hari” Jelas Sungyeol, kini Myungsoo semakin melebarkan matanya tak percaya.

“kalian serius?”

“eoh, ada satu hal yang kau tidak tau tentangnya, tentang mereka bertiga” Bisik Sungyeol pelan.

“mereka sejak awal masuk kampus ini sudah memiliki reputasi yang buruk dikalangan para namja, bergonta-ganti pasangan dan mencampakkan mereka begitu saja itu sudah menyebar ke seluruh telinga mahasiswa di kampus ini bahkan sebelum mereka menginjakkan kaki di sini” Ucap Hoya mengangkat bahunya, Myungsoo menganga dengan kenyataan yang dia dengar.

Hoya terus melanjutkan ceritanya bagaimana dia pertama kali bertemu mereka bertiga dan bertekad untuk mendekati Suzy, hingga suatu hari dia beranikan diri untuk menyatakan perasaannya dan dia langsung diterima namun semuanya tidak berlangsung lama, hanya dua hari setelahnya dia dicampakkan begitu saja.

“dan yang membuat kami terkejut adalah dia dengan sendirinya mendekatimu begitu saja” Sahut Sungyeol.

“itu untuk taruhan mereka” Balas Myungsoo masih memasang wajah tak percayanya.

“tapi selama perjalanan permainan mereka dengan namja sama sekali tidak ada satu orang namjapun yang membuat mereka harus bertindak lebih dulu, hanya kau. Sebelum-sebelumnya para namja itu yang mendekatinya sehingga menyatakan cintanya dan berpacaran” Ucap Hoya mengusap dagunya.

“tapi kali ini, dia yang mendekatimu dan menyatakan cintanya padamu. Bukankah itu aneh?” Lanjutnya menatap Myungsoo penuh tanya, Myungsoo sendiri menaikkan alisnya tak tau.

“mungkin saja karena aku terlihat tidak tertarik padanya dulu jadi mereka memutuskan untuk mendekatiku..entahlah” Jawab Myungsoo.

“itu mungkin saja terjadi, tapi masih ada kejanggalan lagi” Ucap Sungyeol, Myungsoo menatapnya bingung, “semua orang di sini tau, mereka terutama Suzy hanya akan menjalin hubungan selama 3-4 hari dengan seorang namja. Dan paling lama adalah seminggu, dengan namja yang pernah kau katakan hendak kau tolong saat ingin bunuh diri itu” Lanjutnya, Myungsoo tertohok saat mendengarnya. Namja yang hendak bunuh diri? Jadi yeoja yang dimaksud namja itu adalah Suzy?

“mereka berpacaran selama 1 minggu, saat melewati hari keempatnya orang-orang berdecak mengatakan bahwa mungkin yeoja itu sudah memutuskan untuk serius dan memilih Seungsoo untuk menjadi tambatan hatinya, tapi pemikiran itu musnah begitu saja setelah tepat hari ke tujuh dia dicampakkan begitu saja” Jelas Hoya, Myungsoo hanya bisa memasang wajah terperangahnya mendengar cerita yang begitu luar biasa dari wanita itu.

“kau bahkan berhasil menjadi kekasihnya sampai hampir 3 minggu, bukankah itu suatu keanehan Myung? Dan saat kau menyuruhnya untuk memutuskanmu dia malah diam dan tidak melakukannya hingga kau sendiri yang memutuskannya, bukankah itu suatu keanehan yang lain?” Ucap Hoya berspekulasi, Myungsoo berpikir tenang apa yang dikatakan Hoya.

“mereka tidak akan membiarkan namja yang mengambil keputusan Myung, kau tau sendiri mereka sangat membenci kaum namja dan sebisa mungkin membuat semua namja itu merasakan sebuah kesakitan saat dicampakkan oleh mereka” Sambung Sungyeol, “apa kau tidak ingin memperjelas keanehan ini? kau bilang sampai sekarang dia mengirimimu pesan kan?” Lanjutnya.

“selama yang aku perhatikan, setiap yeoja itu berhubungan dan putus dari namja, namja yang ditinggalkannya yang akan mengejarnya untuk meminta kembali bersama tapi dia hanya diam tidak merespon mmebiarkan para namja itu memohon hingga lelah sendiri dan menyerah, tapi kali ini lagi…semuanya seolah-olah terbalik, dia yang terus menghubungimu dan memintamu untuk menemuinya…ini suatu keanehan lagi dan lagi dari yeoja itu” Ucap Hoya membuat Myungsoo terdiam sesaat. Mata Hoya kemudian melirik ke arah belakang Myungsoo dan sedikit ada ketegangan di sana.

“Jang Jimin, salah satu mantannya juga..beberapa bulan setelah aku” Bisik Hoya pelan membuat Myungsoo mengeraskan rahangnya, dia mengenal namja itu. Namja yang tanpa tau malu memukulnya begitu saja. beberapa detik kemudian dia merasakan sebuah tangan terlampir dipundaknya.

“hei culun…aku dengar hubunganmu sudah berakhir dengan nona muda itu eoh?” Ucap Jimin duduk disamping Myungsoo dengan senyum jahatnya.

“bukan urusanmu, dan pindahkan tanganmu” Desis Myungsoo membuat Jimin tertawa dan semakin mengencangkan tangannya di pundak Myungsoo.

“kau tau, sepertinya kita harus menyelesaikan salam perkenalan untukmu yang tertunda pernah” Gumam Jimin, Myungsoo memutar bola matanya dan dengan sekali sentakan dia melepaskan tangan Jimin lalu beranjak dari kursinya.

“sudah kukatakan lepaskan tanganmu dan jangan menyentuhku” Geram Myungsoo, semua mata yang ada dikantin itu seketika tersorot ke arahnya membuat mereka berharap bahwa si culun itu akan baik-baik saja setelah menggeram kepada Jimin.

“mworagu?” Pekik Jimin tak percaya, Myungsoo hanya mendecak kesal lalu berbalik hendak meninggalkan tempat itu, sampai beberapa langkah dia terhenti karena kembali merasakan tangan itu menhan pundaknya, Myungsoo memejamkan matanya dan mengepalkan kedua tangannya, entah mengapa dia merasa sangat emosi hari ini apalagi setelah cerita panjang Hoya kepadanya.

“sudah kukatakan jangan menyentuhku!” Geraman Myungsoo itu membuat semua orang terkejut setengah mata disertai dengan gerakannya yang cepat memelintir tangan Jimin dan dengan sigap membanting tubuh namja itu ke lantai.

Myungsoo menghela nafasnya berat, dia menumpukan satu lutunya di atas perut Jimin dan menunduk menatap Jimin tajam, dengan kasar dia melepaskan kacamatanya sehingga membuat Jimin bisa lebih leluasa menatap matanya yang membunuh.

“jangan pernah menyentuhku dengan tangan kotormu itu! karena jika sekali lagi kau melakukannya kau akan mati!” Desis Myungsoo dengan tajam membuat Jimin menciut dan mengerutkan wajahnya memohon ampun.

Myungsoo tersenyum sinis kemudian kembali memasang kacamatanya dan beranjak dari tempatnya, dia sempat melirik beberapa orang yang menatapnya dengan tercengang temasuk yeoja itu…tiga yeoja di sana yang terdiam dengan mulut menganga melihatnya membanting tubuh namja sial itu.

“cih!” Decaknya lalu dengan cepat berjalan meninggalkan kantin itu bersama orang-orang yang masih tercengang di tempatnya, termasuk kedua sahabatnya yang masih memasang wajah tidak percayanya.

—–

Dua hari berlalu, setelah kejadian mengejutkan itu terjadi. Si Culun dengan mudahnya menumbangkan sang preman kampus yang sangat di takuti oleh semua mahasiswa di sana masih menjadi perbincangan yang cukup hangat.

“aku masih ingat caranya menjatuhkan Jimin, wow! Aku tidak percaya dia si culun Myungsoo” Ucap Soojung berdecak.

“kau benar! Dan kau dengar desisannya yang penuh amarah itu? astaga! Siapapun yang mendengarnya pasti akan ketakutan setengah mati” Sambung Jiyeon, kedua sahabat itu masih terus saja berceloteh tentang kejadian dua hari yang lalu seolah tidak pernah puas dengan perbincangan itu dan sama sekali tidak menghiraukan ekspresi wajah suram dari salah satu dari mereka.

“Suzy kau kenapa?” Akhirnya Soojung menyadari Suzy yang sedari tadi diam saja itu bertanya, membuat Suzy mengerjapkan matanya.

“ah aniyo…lanjutkan cerita kalian” Sahut Suzy.

“hei, cerita pada kami. Kau selalu begini, selalu menutupi masalahmu” Gumam Jiyeon lembut, Suzy menghela nafasnya, yah dia memang tidak bisa menyembunyikan dirinya jika sedang bermasalah dari kedua sahabatnya ini.

“sejak kejadian itu dia tidak pernah kelihatan lagi” Gumam Suzy mendesah pelan, Soojung dan Jiyeon tau siapa yang dimaksud Suzy dan mereka berdua memang setuju karena sudah jarang melihatnya di kampus ini.

“kau sudah menghubunginya?” Tanya Jiyeon, Suzy menganggukan kepalanya.
“aku selalu mengirimkan pesan kepadanya tapi seperti biasa dia tidak pernah membalasnya, saat kutelepon dia tidak pernah mengangkatnya”

“aigoo, jangan bilang namja itu ingin melarikan diri setelah membuatmu jatuh cinta! Itu tidak bisa dimaafkan” Decak Soojung menggelengkan kepalanya.

“entahlah, aku merasa dia memang sengaja untuk menjauh..mungkin saja di sudah keluar dari kampus ini” Ucap Suzy sedih.

“jangan pesimis begitu, masih banyak kemungkinan. Dia mungkin ada halangan jadi tidak bisa datang, kau jangan sedih begini” Ucap Jiyeon mencoba untuk menenangkan.

“oh, ayolah Suzy! jangan bersedih terus, itu akan memperngaruhi mood kami karena ikutan bersedih. Sekarang aku akan mengajak kalian ke suatu tempat, kajja” Seru Soojung menarik tangan kedua sahabatnya.

—–

Suzy menghela nafasnya saat Soojung menarik dirinya dengan paksa untuk masuk ke dalam salah satu cafe yang baru sekali ini dikunjunginya.

“kenapa kemari?” Tanya Suzy.

“kau tau pasta di cafe ini sangat enak! Kau terlihat sangat kurus, kau harus makan” Ucap Soojung.

“tapi aku tidak lapar Soojung-ah”

“Suzy…apa kau mau Myungsoo melihatmu dengan keadaan seperti ini? kau terlihat mengerikan dengan kantung mata yang besat dan wajah kurusmu” Ucap Jiyeon menunjuk wajah Suzy dengan sedikit bergidik.

“ayo masuk, aku yakin kau akan bernafsu makan setelah mencicipi pasta di sini” Seru Soojung tidak memperdulikan penolakan Suzy dan menariknya untuk segera masuk ke dalam.

Saat masuk di dalam mereka berdecak karena cafe ini terlihat sangat ramai meskipun jam makan siang sudah lewat.

“kau lihat, tempatnya ramai berarti makanan di sini enak” Ucap Soojung semangat dia kemudian menghela kedua sahabatnya untuk duduk di salah satu meja di sana.

“selamat datang nona, apa anda ingin memesan?” Seorang pelayan tiba-tiba mendatangi mereka membuat Soojung tersenyum puas.

“aku akan memesan 3 porsi pasta dan 3 lemon tea dingin” Ucap Soojung memesan, pelayan itu mengangguk dan meninggalkan mereka setelah mencatat pesanannya.

Selagi menunggu pesanan ketiga yeoja itu terlihat bercerita, sekarang Suzy sudah sedikit mau membuka suaranya tidak diam lagi seperti tadi.

“eoh..Suzy, Suzy!” Soojung menepuk lengan Suzy membuat yeoja tu mendongak menatap bingung ke arahnya.

“bukankah itu mereka? Dia teman-teman si culun” Ucap Soojung menunjuk salah satu meja yang di tempati oleh Hoya dan Sungyeol.

“setelah kejadian itu kedua orang itu juga seolah-olah menghilang mengikuti temannya, kau tidak ingin menghampiri mereka untuk bertanya keberadaan Myungsoo?” Tanya Jiyeon, Suzy menggelengkan kepalanya.

“tidak perlu…aku…oh! Soojung-ah” Ucapan Suzy terhenti saat melihat Soojung begitu saja beranjak dari tempat duduknya dan berjalan tergesa-gesa menuju dua orang itu, Suzy dan Jiyeon mau tak mau menyusulnya untuk menghentikan Soojung.

—–

“apa kau yakin ini pilihan yang tepat? Sudah dua hari Myungsoo tidak ke kampus” Gumam Sungyeol, Hoya mengangkat bahunya tak tau.

“jangan memaksanya dulu, biarkan dia tenang..aku yakin Myungsoo hanya ingin menenangkan pikirannya” Ucap Hoya.

“kau mungkin benar…heh…”

“ya! kalian berdua!” Pekikan lengking itu seketika membuat Hoya dan Sungyeol menoleh dan menatap yeoja yang kini berjalan ke arahnya dengan wajah marah.

“Jung Soojung? apa yang dilakukannya?” Tanya Hoya bingung sekaligus terkejut, dia menoleh ke arah toilet dengan wajah waspada.

“di mana teman kalian itu eoh?” Tanya Soojung bersedekap di samping meja mereka, beberapa orang kini tengah menonton kejadian tersebut.

“teman? Siapa maksudmu?” Tanya Sungyeol berusaha memelankan suaranya.

“siapa lagi kalau bukan si culun itu eoh? sudah membuat masalah sekarang menghilang begitu saja! di mana dia cepat katakan padaku” Pekik Soojung, Hoya dan Sungyeol mengerutkan keningnya bingung, masalah?

“apa maksudmu? kami tidak merasa dia telah membuat masalah..dan dia di mana aku rasa bukan urusanmu”

“tentu saja urusanku! Dia sudah membuat sahabatku kacau, dia harus bertanggung jawab” Dan di saat itu Suzy beserta Jiyeon sudah berada di belakang Soojung menahan yeoja itu untuk meledakkan amarahnya.

“ya! untuk apa temanku bertanggung jawab eoh? memangnya apa yang dilakukannya? Yang ada kalian yang harus bertanggung jawab karena melukai perasaan teman kami” Seru Hoya tak terima, Soojung melebarkan matanya semakin merasa kesal.

“melukai perasaannya? ya! sahabatku juga terlukai perasaannya di sini, bukan hanya temanmu!”

“Soojung-ah, geumanhae..ini tempat umum” Bisik Jiyeon menghentikan Soojung.

“tidak! Sekarang kita harus mengetahui keberadaan si culun itu dan aku tidak akan berhenti sebelum mendapatkan jawaban” Ucap Soojung tegas.

“sudahlah, mereka tidak akan menjawabmu. Ayo kita kembali, pesanan kita sepertinya sudah ada” Ucap Suzy melempar tatapan tak enak kepada Hoya dan Sungyeol yang masih saja menatapnya tak suka.

Sementara tak jauh dari mereka, Myungsoo yang baru saja dari toilet menghentikan langkahnya dengan tegang dan menyaksikan semuanya. Dia menatap Suzy yang terlihat pucat dan lebih kurus dari yang terakhir kali dilihatnya.

“ada apa Myung?” Sahut Woohyun, Myungsoo mengangkat bahunya dan mengedikan dagunya ke arah mereka.

“astaga! Keributan lagi eh?” Ucap Woohyun frustasi, dengan cepat dia menghampiri meja tempat Hoya dan Sungyeol, diikuti Myungsoo dibelakangnya.

“aigoo, aku tidak menyangka dicafeku akan terjadi keributan seperti ini” Gumam Woohyun membuat ketiga yeoja itu sontak berbalik dan menatapnya.

Suzy menatap Woohyun sebentar lalu matanya beralih kebelakang menatap Myungsoo, tubuh Myungsoo membatu saat beradu tatap dengan Suzy namun itu tidak cepat karena Suzy segera mengalihkan kembali tatapannya ke arah Woohyun.

“jwesonghamnida…ini kesalahan kami, maaf membuat keributan di tempatmu” Ucap Suzy membungkukan badannya.

“ya Bae Suzy! jangan meminta maaf, ini semua tidak akan terjadi kalau saja si culun itu tidak menghindar darimu” Dumel Soojung, Woohyun sempat tersentak saat mendengar nama itu dan dia meneliti wajah Suzy baik-baik.

“ah gwenchana, aku sudah terbiasa mendapatkan keributan-keributan kecil di cafe ini. tapi..apa kalian baik-baik saja? semua orang tengah melihati kalian” Ucap Woohyun dengan senyum lebarnya, seketika ketiga yeoja itu melirik kesekeliling dan mendapati pandangan aneh orang-orang di sana.

“astaga! Mereka melihati kita” Pekik Jiyeon tertahan dengan wajah malu.

“jwesognhamnida, sekali lagi aku minta maaf. Kami akan segera pergi, maaf” Gumam Suzy lalu dengan terburu- buru dia menarik kedua sahabatnya untuk menjauh dari meja itu.

Setelah ketiganya pergi, Myungsoo menghembuskan nafasnya lega. Sedari tadi dia hanya menahan nafas berharap agar kehadirannya tidak di sadari.

“ya kenapa kau keluar? Dia melihatmu” Ucap Hoya pada Myungsoo.

“dia tidak menyadariku” Gumam Myungsoo pelan lalu duduk di tempatnya tadi.

“apa maksudmu?”

“kami melakukan kontak mata namun tidak sampai tiga detik dia mengalihkannya, itu menandakan dia tidak mengenalku” Jelas Myungsoo, Hoya dan Sungyeol menganggukan kepalanya dengan lega.

“jadi itu Bae Suzy?” Tanya Woohyun memecah keheningan.

“eoh, kau sudah lihatkan hyung?”

“hum..pantas saja namja ini begitu frustasi, yeojanya tidak kekurangan apapun kalau dilihat-lihat” Gumam Woohyun, Myungsoo hanya mencibir mendengarnya.

“tapi apa kau tidak melihatnya? Dia terlihat pucat, dan kacau sepertimu” Sahut Woohyun membuat Myungsoo kembali merenung dan mengingat wajah Suzy tadi.

—–

“masih belum mendapat kabarnya?” Tanya Jiyeon, Suzy hanya menggelengkan kepalanya sambil mengaduk pelan minuman di depannya.

“aigoo, namja itu di mana sebenarnya! Kau sudah datang ke apartemennya?” Tay Jiyeon lagi, seketika Suzy mendongak dan melebarkan matanya.

“matt, apartemen. Astaga! Kenapa kau tidak memikirkan itu, Jiyeon-ah gomawo” Ucap Suzy dengan memekik tertahan.

“ckck, bahkan kau tidak bisa memikirkan hal ini karena terlalu fokus pada Myungsoo. Kau benar-benar sedang jatuh cinta Bae Suzy” Decak Jiyeon membuat Suzy tersenyum kecil.

“ya! ya ! Bae Suzy, Suzy, Suzy, Suzy” Dengan tergesa-gesa dan wajah paniknya Soojung menghampiri kedua sahabatnya itu, dia terengah-engah duduk dihadapan Suzy dan menatapnya dengan mata yang masih terkejut.

“ada apa?”

“kau tau, Myungsoo…Kim Myungsoo! oh astaga! Aku bahkan tidak bisa membedakannya, Kim Myungsoo..”

“ya, tenangkan dulu pikiranmu, jangan terburu-buru seperti itu. Atur nafasmu kemudian berceritalah” Sahut Jiyeon, Soojung mengikuti instruksi Jiyeon dengan menarik nafasnya dan menghembuskannya perlahan.

“kau ingat saat aku mengatakan seperti pernah melihat Kim Myungsoo? dan kau juga mengatakan kau pernah mendengar namanya” Ucap Soojung mulai bicara, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“sekarang aku mengerti hubungan semuanya, aku tau mengapa pemikiran itu bisa ada. Selama ini bersamanya aku bahkan tidak sadar, kau akan sangat terkejut Bae Suzy!” Ucap Soojung dengan nada antusias membuat kedua yeoja lainnya masih menatapnya dengan bingung.

“apa kau masih ingat saat kita menonton lomba Minhyuk oppa? saat kelas 3 SMP?” Tanya Soojung, Suzy mengedipkan matanya lalu mengangguk pelan.

“coba putarlah kembali memorimu itu dan kau akan tau jawabannya”

“ya Suzy! palli, kita sudah hampir telat” Soojung berteriak di depan kamar Suzy karena sedari tadi yeoja itu tidak keluar dari kamarnya.

 

“aissh, kau ini tidak sabaran sekali..aku sudah selesai kajja” Suzy keluar dari kamarnya dengan memakai dress putih beserta cardigan berwarna peach segera menarik Soojung untuk keluar.

 

“kita harus naik taksi biar cepat sampai di tempat perlombaannya” Ucap Soojung menyetop taksi di depan halte.

 

Mereka berdua kemudian naik taksi itu hingga beberapa menit kemudian taksi tersebut berhenti tepat di depan sebuah gedung besar, tempat perlombaan band antar sekolah yang diikuti Minhyuk akan dilakukan.

 

“yah, ini semua karena kau. Lombanya sudah dimulai” Lenguh Soojung kesal, Suzy hanya terkekeh lalu menarik sahabatnya itu.

 

“selama Minhyuk oppa belum tampai kita belum terlambat..kajja”

 

Dengan langkah tergesa kedua yeoja itu memasuki aula tempat lomba diadakan, mereka berdecak melihat betapa ramainya aula tersebut. mata mereka mencari sehingga di salah satu bangku penonton Minhyuk terlihat di sana.

 

“oppa! apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Suzy menghampirinya, Minhyuk menoleh dan tersenyum kepada mereka berdua.

 

“duduklah, oppa ingin menikmati pertunjukan” Ucapnya.

 

“kau tidak tampil memangnya?” Tanya Soojung.

 

“band oppa punya giliran bagian akhir, dan sekarang masih awal-awal jadi oppa memutuskan untuk menonton” Jelas Minhyuk, kedua yeoja itu mengangguk mengerti.

 

Sesaat kemudian sebuah suara petikan gitar yang indah membuat kedua yeoja itu menoleh ke arah panggung dan menatap lurus namja yang tengah memainkan gitarnya.

 

“permainannya bagus keutchi?” Sahut Minhyuk, kedua yeoja itu seolah terhipnotis hanya bisa menganggukan kepalanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari namja itu.

 

“mereka salah satu saingan terberat band oppa, meskipun baru mengikuti ajang ini tapi mereka sudah sangat berbakat dan bermain seolah seorang pro” Jelah Minhyuk, Suzy yang pertama mengalihkan perhatiannya kepada Minhyuk.

 

“kau kenal siapa dia?” Yah, meskipun tidak mengetahui tentang alat musik tapi telinganya cukup bagus membedakan mana musik yang bagus dan mana yang tidak, permainan namja di sana membuatnya terpesona. Suara yang dihasilkan oleh gitarnya membuat Suzy merasa nyaman.

 

“oppa, beritahu aku namanya. Kau lihat, dia sangat tampan” Sahut Soojung membuat Minhyuk mencibir pelan.

 

“Kim Myungsoo, namanya Kim Myungsoo” Ucap Minhyuk, Suzy dan Soojung menganggukan kepalanya mengerti dan bergumam pelan.

 

“Kim Myungsoo”

“Kim Myungsoo! astaga! Kenapa aku tidak berpikiran ke situ?” Pekik Suzy tiba-tiba, Soojung menganggukan kepalanya sementara Jiyeon hanya mendengarkan mereka karena dia tidak tahu menahu hal itu.

“dan yang akan membuatmu terkejut adalah…itu, di sana” Soojung menggantung sebentar ucapannya lalu matanya menangkap beberapa gerombolan yeoja yang masuk ke dalam kantin, Suzy membalikan badannya menatap gerombolan tersebut. Matanya membulat, bukan menatap yeoja-yeoja itu tapi namja yang berada ditengah-tengah mereka.

“Kim Myungsoo” Gumamnya tercekat, dia menoleh pada Soojung dengan wajah tak percayanya.

“itukah Kim Myungsoo yang kalian maksud? Daebak! Dia benar-benar tampan” Pekik Jiyeon menatap namja yang kini berjalan ke arah mereka dengan penampilan yang sanggup membuat yeoja-yeoja di sana mimisan.

Jins hitam dipadu dengan kaos putihnya yang polos dengan garis wajah tegas dan tajam serta rambut acak-acakannya yang setengah basah membuat para yeoja menahan nafas mereka saat menatap namja itu termasuk tiga yeoja tadi.

“Jung Soojung! jangan katakan apa yang ada dipikiranku ini benar” Gumam Suzy sesaat setelah Myungsoo melewati mereka, sama sekali tidak ada lirikan dari namja itu. Dia hanya berjalan lurus dan tidak menoleh sedikitpun kepadanya.

“maaf, tapi apa yang ada dipikiranmu itu benar” Ucap Soojung, seketika Jiyeon memekik.

“daebak! Jinjja? dia Kim Myungsoo? si culun Kim Myungsoo?” Pekik Jiyeon histeris, ternyata dia juga memiliki pemikiran yang sama dengan Suzy sehingga membuatnya seperti itu, Soojung dengan terpaksa menganggukan kepalanya.

“maldo andwae! dia bukan si culun…kau bohongkan?” Tanya Suzy tak percaya, Soojung mengangkat bahunya dan menatap Suzy dengan serius.

“tidak ada untungnya berbohong padamu, mereka orang yang sama” Ungkap Soojung membuat wajah Suzy seketika mengeras.

“jadi selama ini si culun hanya kedoknya? Sesange! Aku tidak percaya dia melakukan ini” Ucap Suzy frustasi.

“tapi apa alasannya? Kenapa dia malah berubah menjadi culun seperti itu? dan sekarang dia…wow! kau sangat sial Bae Suzy!” Ucap Jiyeon dan memekik tiba-tiba saat kembali menatap wajah Myungsoo.

“dia sengaja melakukannya..aku juga belum tau pasti alasannya apa tapi aku akan mencari taunya sampai ke akar-akarnya” Ucap Soojung, Suzy hanya mendesis mendengarnya pandangannya kemudian teralih pada Myungsoo yang dikelilingi para yeoja, kepalanya serasa mendidih melihat itu.

“dia penipu!” Geram Suzy dengan sekali sentak dia beranjak dari tempatnya dan berjalan dengan penuh emosi ke arah Myungsoo.

“ya ya! Suzy, jangan melakukannya!” Pekik Jiyeon histeris, Soojung menatap Suzy lalu menahan Jiyeon yang hendak mengejarnya.

“jangan..kita lihat apa yang akan dilakukan Suzy” Gumam Soojung menahan mereka berdua kemudian menatap sahabatnya yang hampir mendekati tempat Myungsoo.

“Kim Myungsoo!” Geram Suzy, Myungsoo yang mendengar itu sontak mendongak menatap Suzy terkejut. Namun sebisa mungkin dia mengatur ekspresinya dan berdiri menatap yeoja itu dengan datar.

Hening, tak ada yang terjadi..Suzy hanya menatap Myungsoo tajam sementara namja itu menatapnya datar. Kejadian beradu tatap itu terjadi sampai beberapa menit hingga desisan Suzy memecahkan keheningan.

“nappeun!”

Plaaak!

Kejadiannya sangat cepat, sangat cepat bahkan tak cukup membuat Myungsoo tersadar dari keterkejutannya, tangannya meraba pipinya yang terasa perih akibat tamparan Suzy dan saat itu dia tersadar dengan apa yang telah terjadi.

“ya! ya! Bae Suzy! berhenti di sana!” Pekiknya dengan marah saat menyadari Suzy sudah menjauhinya.

—–

Soojung dan Jiyeon hanya bisa menganga melihat tamparan Suzy itu, mereka segera menyusul Suzy saat yeoja itu berjalan cepat keluar dari kantin.

“Suzy!” Soojung menahan pundak Suzy untuk berhenti, saat Suzy berbalik mata Soojung terbelalak melihat wajah yeoja itu sudah basah.

“kau menangis?” Pekiknya terkejut, seketika Suzy langsung memeluk tubuh Soojung dan terisak di dalam dekapan sahabatnya itu.

“hei..kau kenapa?” Tanya Soojung dengan tenang, Suzy hanya diam tak menjawabnya, Jiyeon yang masih terkejut dengan itu maju selangkah dan mengelus kepala Suzy.

“menangislah, kami akan menjadi tempatmu bersandar” Gumam Jiyeon.

Setelah beberapa menit terisak Soojung menghela nafasnya dan merasakan tubuh Suzy tidak bergetar lagi, “Suzy..Myungsoo sudah kembali, kenapa kau melakukan itu? bukankah kau harus mengatakan padanya?” Sahut Soojung, Suzy diam dan menggelengkan kepalanya dengan kuat.

“kau harus ambil kesempatan ini untuk menjelaskan tentang perasaanmu kepadanya Suzy, sebelum dia pergi lagi” Ucap Jiyeon, Suzy mengeratkan pelukannya ke Soojung dan menenggelamkan kepalanya di pundak yeoja itu.

“aku tidak akan menjelaskan apapun kepadanya sekarang” Gumam Suzy membuat kedua yeoja itu terkejut bukan main.

“tapi..berapa hari ini kau terus mencarinya untuk menjelasakan semuanya kan?” Tanya Jiyeon terkejut.

“eoh, aku memang mencarinya..tapi yang muncul sekarang bukan yang aku cari”

“Suzy apa yang kau katakan? Dia dan si culun adalah orang yang sama, Myungsoo” Ucap Soojung menyela.

“aniyo…aku mencintai namja culun itu bukan nappeun namja tadi” Gumam Suzy pelan.

TBC

Maaf~ part ini panjang sekali. Keinginan kalian tercapai sudah, Myungsoo sudah keluar dengan kedok aslinya. Puaskan?

Hadeuh~ dua hari ini author tiba-tiba dilanda kemalasan untuk ngetik jadi kemarin tidak posting dan hari ini posting itupun karena ingat kalian menunggu kelanjutannya dengan antusias.

Maafkan untuk typonya, kalau ada yang fatal beritahu atuhor. Author gak sempat cek karena selesai ngetik langsung di posting ini~

Comment kalian ditunggu~