Beauty Is The Beast Part 10

Beauty Is The Beast

| Author : elship_L | Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy | Genre : Romance | Rating : PG-17 | Type : Chapter |

Sorry For Typo~

————————————————————————————————————————

Myungsoo telah sampai di apartemennya, waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi namun dia sama sekali belum sarapan. Saat bangun tadi dia menemukan Suzy sudah sadar dan telah bersiap untuk pulang, dia sudah berniat untuk mengantar yeoja itu pulang namun niatnya ditolak mentah-mentah.

“seharusnya aku yang marah, kenapa jadi keadaannya terbalik” Gumam Myungsoo mendesah mengingat tamparan Suzy kemarin.

Ting Tong~ Ting Tong~

Baru saja akan masuk ke dalam kamarnya suara bel di apartemennya itu membuat namja itu mengurungkan niatnya dan segera membuka pintu apartemennya.

“ya! kau ke mana saja?” Saat pintu dibuka suara pekikan Hoya tiba-tiba menyembur Myungsoo membuatnya mengerutkan wajahnya.

“eissh, baru datang sudah berteriak seperti itu” Gumam Myungsoo acuh lalu berbalik dan masuk ke dalam apartemennya di ikuti sahabatnya itu.

“Myungsoo, aku bertanya kau ke mana saja? semalam aku ke sini tapi kau tidak ada, handphonemu tidak aktif” Ucap Hoya, Myungsoo mendesis lalu menatap kesal ke arah Hoya.

“kau seperti eommaku saja mengomel terus..aku di rumah sakit, wae?” Ucap Myungsoo lalu duduk di atas sofa.

“di rumah sakit? Untuk apa?”

“ya, kau itu pikun eoh? semalam alergi Suzy kambuh jadi aku membawanya ke rumah sakit, aku jelas mengatakan itu”

“tapi..kenapa kau harus menungguinya semalam? Kau sudah mengantarnya dan aku yakin Minhyuk hyung juga di sana kan?” Tanya Hoya protes.

“entahlah..aku juga tidak mengerti, temannya menyuruhku menungguinya dan mereka membawa Minhyuk hyung pergi begitu saja” Jawab Myungsoo mengangkat bahunya.

“tapi bukankah dia itu yeoja yang disukai Minhyuk hyung? bagaimana bisa dia membiarkanmu menungguinya? Aku masih ingat jelas wajah paniknya saat memberitahu kau membawa Suzy ke rumah sakit” Ucap Hoya bergumam.

“aku tidak tau, jangan menanyakannya padaku. Tanya pada teman-temannya, ah sudahlah jangan menggangguku. Kau pulang sana, aku ingin tidur..semalam aku hanya tidur beberapa jam” Ucap Myungsoo mengusir Hoya membuat namja itu mendengus kesal.

“tapi Woohyun hyung menunggumu di cafe, kita harus ke sana”

“aku akan kesana malam ini..sekarang biarkan aku tidur..kka!” Usir Myungsoo dengan wajah kesalnya Hoya segera bangkit dan keluar dari apartemen Myungsoo.

“aku harus mengistirahatkan mataku” Ucap Myungsoo lalu menguap berjalan menuju kamarnya dan menenggelamkan dirinya dalam selimutnya, hanya butuh waktu beberapa menit hingga membuat namja itu mendengkur halus.

—–

Tepat pukul 3 sore Suzy telah berada di taman yang dia ajukan tadi saat mengirim pesan ke Myungsoo, dia kini bersama Soojung dan Jiyeon yang memaksa untuk menemaninya datang.

“kalian pulanglah aku akan menunggu di sini” Ucap Suzy duduk di salah satu bangku taman.

“aku tidak akan pulang sebelum namja itu datang, bagaimana kalau dia tidak datang?” Ucap Soojung bersedekap dengan tegas.

“ini sudah jam 3 tapi dia belum datang..” Gumam Jiyeon melirik jamnya.

“aku yakin dia akan datang, pulanglah..aku tidak apa-apa” Ucap Suzy lagi memaksa.

“tidak Bae Suzy! kami tidak akan membiarkanmu menunggu sendiri” Tolak Soojung dengan keras.

“kami hanya akan menunggu sampai Myungsoo datang, setelah itu kami akan pulang” Sahut Jiyeon.

“tapi aku tidak apa-apa sungguh, kumohon..pulanglah, aku tidak ingin kalian repot”

“kau tidak pernah merepotkan kami..jangan memaksa lagi” Ucap Jiyeon.

“kumohon, kalian bisa menunggu di rumahku atau di rumah Jiyeon setelah berbicara dengannya aku akan segera menghampiri kalian..aku janji, tidak perlu menemaniku di sini” Ucap Suzy memohon, Jiyeon dan Soojung saling bertukar pandang lalu menghela nafasnya.

“baiklah..tapi segera hubungi kami jika dia tidak datang” Ucap Soojung akhirnya, Suzy tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“kalau ada orang yang aneh segera hindari, kalau ada yang mengganggumu segera hubungi kami. Kami akan menunggu rumahku, itu tidak jauh dari sini” Ucap Jiyeon memperingatkan sekali lagi Suzy menganggukan kepalanya.

“aku mengerti! kalian pulanglah dan tunggu aku..” Ucap Suzy.

“ok, semangat..aku berharap kau berhasil” Ucap Jiyeon menyemangati.

“kau harus menemui kami tepat setelah menjelaskan semua padanya, arasseo!” Ingat Soojung.

“allgeuseumnida”

—–

“mwo? Di depan rumahmu?” Soojung tertohok dengan kentang goreng yang baru saja masuk di dalam mulutnya, dengan segera Jiyeon menyodorkan minuman ke Soojung.

“minumlah dengan pelan” Ucap Jiyeon memukul punggung Soojung.

“oh my god! Bagaimana bisa dia tinggal di depan rumahmu Park Jiyeon?” Pekik Soojung setelah meletakkan gelasnya.

“yeah, aku juga tidak tau..kau ingatkan saat aku katakan aku ditolong olehnya, dan tepat hari itu juga dia pindah ke sini” Jelas Jiyeon membuat Soojung menggelengkan kepalanya frustasi.

“ini tidak boleh terjadi..kau harus menjauhinya, dia namja yang tidak baik dan kalau mendengar dari ceritamu aku rasa dia sedang mengincarmu, ini tidak baik” Ucap Soojung dengan nada waspada.

“aku tidak yakin dengan yang kau katakan, dia mungkin hanya menyapaku. Yah, meskipun aku tidak menghiraukannya tapi dia bersikap biasa saja” Jelas Jiyeon, Soojung menggelengkan kepalanya dengan kuat.

“ani, ani..saat itu dia juga mendekati Suzy dengan cara seperti ini, meskipun Suzy beberapa kali menolaknya tapi dia tetap memasang topengnya dan terus mendekati Suzy sehingga dia berubah pikiran” Ucap Soojung bergidik meningat masa-masa mereka di awal masuk SMA itu, “dan aku mengingatkanmu dengan keras untuk menjauhinya!” Lanjutnya dengan tegas.

“tanpa kau ingatkan juga aku sudah melakukannya, aku sama sekali tidak tertarik dengannya jadi kau tidak perlu khawatir. Sebesar apapun usahanya aku tidak akan luluh” Ucap Jiyeon dengan yakin.

“baguslah! Aku bangga kepadamu kawan” Ucap Soojung menepuk pundak Jiyeon.

“jangan mengeluarkan kata-kata seperti itu..terdengar menjijikan saat keluar dari bibirmu” Desis Jiyeon membuat Soojung memekik kesal. Melihat itu Jiyeon hanya terkekeh pelan, kemudian mereka melanjutkan cerita mereka kembali.

“oh, kita harus mengecek Suzy. jangan sampai namja itu tidak datang” Sahut Jiyeon saat teringat dengan Suzy, Soojung menepuk dahinya kemudian mengecek ponselnya.

“ini sudah jam 7 malam! Aku akan membunuh namja itu jika dia benar-benar tidak datang” Desis Soojung segera mendial nomor Suzy.

Beberapa detik Soojung terlihat panik karena Suzy tidak mengangkat teleponnya, hingga dering yang terakhir Soojung masih berharap Suzy untuk mengangkatnya.

“yo..yobeoseyo..” Soojung yang baru saja akan mematikan sambungannya itu memekik saat mendengar sahutan Suzy di seberang.

“oh, Suzy! kau mengangkatnya..bagaimana dengan Myungsoo kau sudah berbicara dengannya? Kenapa tidak kemari?” Tanya Soojung dengan cepat, alisnya bertautan saat mendengar helaan nafas diseberang sana, saat telinganya mendengar lebih tajam dia juga bisa mendengar suara gemericik air yang terjatuh, seketika kepalanya menoleh ke arah jendela kamar Jiyeon dan melihat diluar sana sedang turun hujan meskipun tidak deras.

“Suzy jangan bilang apa yang sedang dalam pikiranku ini benar” Ucap Soojung dengan panik, Jiyeon yang ikut mendengarnya karena Soojung meloudspeaker handphonenya itu memasang telinganya baik-baik.

“…”

“oh! Brengsek!” Pekik kedua yeoja itu bersamaan saat mendengar jawaban Suzy.

—–

Kriiing~ Kriiing~

Bunyi ponsel yang terus berdering itu sudah terdengar sejak beberapa menit yang lalu, saat deringnya berhenti sedetik kemudian ponsel itu kembali berdering dengan nyaring. Namja yang kini tengah bergelung pulas di bawah selimutnya samar-samar mendengar dering ponselnya yang bergema, tangannya bergerak-gerak ke atas nakas disampingnya dan mencari benda persegi itu.

Dengan mata yang masih menutup dia menekan tombol untuk menerima panggilan lalu menempelkan ponselnya ke telinga kirinya.

“ya! brengsek! Kau di mana sekarang nappeun! Membuat temanku menunggu sampai sekarang, kau pikir kau siapa eoh? aku akan membunuhmu kali ini! jangan harap kau akan bisa lari dariku! Brengsek!” ~tuk.

Namja itu membuka matanya dengan sempurna saat mendengar pekikan yang ditujukan kepadanya itu, dia segera duduk di atas ranjangnya dan melirik jam di dinding.

“siapa itu?” Gumamnya bingung, dia kembali membuka kontak nomor yang menelponnya tadi dan menemukan nomor yang tidak dikenalnya. Alisnya bertautan melihat itu, siapa yang berani menelponnya dan tiba-tiba memaki dirinya tanpa memberikan kesempatan untuknya berbicara.

Saat hendak mengunci handphonenya, Myungsoo melihat beberapa missed call dari nomor yang sama dan juga beberapa dari Hoya, Woohyun..kemudian Suzy.

“Suzy?” Myungsoo menscroll layar handphonenya dan menemukan ada puluhan panggilan tak terjawab dari Suzy. Dengan perasaan yang panik dia segera membuka kotak masuk dan mendapatkan satu pesan dari Suzy yang masuk sekitar tengah siang tadi.

From : Suzyku

Annyeong, sebelumnya aku ingin minta maaf padamu oppa atas perbuatanku. Aku sangat menyesalinya.

Hum, bisakah kau meluangkan waktumu untukku sore ini? Hanya sebentar, kumohon.

Aku akan menunggumu jam 3 sore di taman yang ada dekat gedung apartemenmu, kau harus datang menemuiku.

Aku akan menunggumu tanpa meninggalkan tempat sampai kau datang.

Suzy.

“oh! Sial!” Myungsoo memekik saat membaca pesan itu dan segera melompat dari tempat tidurnya, sekarang sudah jam 7 malam lewat dan penelpon asing tadi mengatakan bahwa dia ditunggu sekarang.

“oh sial..sial..sial” Rutuk Myungsoo dia melihat ke arah balkonnya hujan tengah turun dengan ringan diluar sana, setelah mengambil jaketnya lalu menyambar payungnya dia segera bergegas keluar dari apartemennya.

—–

Dengan langkah tergesa-gesa namja itu melangkahkan kakinya menuju taman yang berada di dekat gedung apartemennya, keadaan taman itu sekarang sedang lengang akibat hujan yang turun dan sekarang sudah malam jadi membuat beberapa orang enggan untuk berada di tempat ini.

Myungsoo dengan cepat mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman, dalam hati dia berkata semoga yeoja itu tidak bertindak bodoh dan masih menunggunya sampai sekarang. Semoga telepon yang diterimanya hanya telepon iseng yang mengatakan bahwa yeoja itu masih menunggunya.

“eo..sial!” Myungsoo memekik saat matanya tertuju pada sebuah pohon besar dan rindang di salah satu ujung taman itu, di sana dia melihat yeoja itu tengah bertedu tanpa perlindungan apapun dari hujan selain pohon itu. Dengan cepat dia melangkahkan kakinya menghampiri yeoja itu, berdiri tepat di depannya dan menatapnya dengan marah.

“astaga Bae Suzy! apa kau sudah gila?” Pekiknya membuat Suzy mendongakkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk.

“oppa, wasseo..” Gumam Suzy, Myungsoo menghela nafasnya lalu meneliti keadaan Suzy.

“bagaimana kalau aku tidak datang?”

“tapi kau datang oppa” Ucap Suzy dengan lega, akhirnya dia tidak harus menunggu lebih lama lagi.

“bagaimana kalau salah satu temanmu itu tidak menelponku? bagaimana kalau aku tidak membaca pesanmu? bagaimana kalau aku tidak bangun sampai pagi dan menyadarinya? Apa kau mau mati kedinginan menunggu di sini eoh? apa yang ada di otakmu Bae Suzy!” Teriak Myungsoo dengan marah, namun dimatanya memancarkan kepanikan luar biasa membuat Suzy hanya bisa diam tidak menjawab pertanyaan namja di depannya.

“heh, kenapa kau menungguku?” Desah Myungsoo, suaranya kini sudah rendah dan terdengar nada khawatir di sana.

“ak..aku hanya ingin bicara” Gumam Suzy pelan.

“apa harus sekarang? Seharusnya kau pulang jika menungguku terlalu lama”

“aku tau kau akan datang, jadi aku tetap menunggumu”

“kau hampir kebasahan, kajja..” Myungsoo segera menarik lengan Suzy untuk pergi dari tempat itu.

“eodi?”

“tentu saja mengantarmu pulang. Kau akan sakit jika terlalu lama di luar sini” Ucap Myungsoo, langkahnya terhenti saat Suzy menahan tangannya.

“aku ingin bicara padamu, aku akan menjelaskan semuanya..” Ucap Suzy, Myungsoo menghela nafasnya dan berbalik.

“kau harus pulang Suzy, ini sudah malam dan kau menunggu di sini berjam-jam..” Ucap Myungso, dia menarik tangan Suzy dan memegangnya, “dan lihat tanganmu sangat dingin..” Lanjutnya, Suzy menggelengkan kepalanya dengan kuat.

“aku tidak akan pulang sebelum kau mendengarkanku” Ucap Suzy, dia melepaskan Myungsoo dan berdiri dengan defensif.

“Suzy..”

“aku tidak akan pulang oppa, jangan memaksaku”

“ah baiklah..kajja” Myungsoo menyerah untuk memulangkan Suzy dan menarik yeoja itu untuk mendekat dan masuk ke dalam naungan payungnya. Suzy menahan dirinya menolak untuk ikut bersama Myungsoo.

“ayolah, aku tidak akan membawamu pulang, setidaknya kau harus berada di dalam ruangan yang hangat..kau akan sakit Suzy” Ucap Myungsoo mendesah, Suzy menundukan kepalanya lalu mendekat kepada Myungsoo.

“lain kali jangan lakukan tindakan bodoh seperti ini” Ucap Myungsoo dengan nada memperingati sembari membawa Suzy dalam rangkulannya dan meninggalkan taman itu.

—–

“kau harus mandi, rambutmu basah karena air hujan..bajumu juga hampir basah kuyub, aku akan mengeringkannya” Ucap Myungsoo membawa Suzy masuk ke dalam kamarnya.

“kau bisa memakai kamar mandiku, dan untuk pakaianmu..kau bisa menunggunya sampai kering sementara itu carilah pakaian di lemariku” Jelasnya memberikan handuk kepada Suzy dan tanpa menunggu respon Suzy dia keluar dari kamarnya.

Beberapa menit kemudian Suzy telah selesai mandi, dia berharap semoga saja tidak mendapatkan demam akibat tinggal diluar selama berjam-jam dan dalam keadaan hujan, saat keluar dari kamar mandi dia segera bergegas ke lemari Myungsoo dan mencari pakaian yang akan dipakainya. Setelah mendapatkannya dia segera memakainya dan berniat untuk keluar, tapi belum sempat dia berbalik untuk keluar kamar dia menemukan sesuatu di atas nakas dekat tempat tidur Myungsoo seketika senyumnya terukir dan meraih benda tersebut untuk dibawa keluar.

Cklek~ Suzy menyembulkan kepalanya mencari keberadaan Myungsoo hingga dia menemukan namja itu tengah di ambang pintu dapur dan memegang sebuah mug sembari menatapnya dengan teliti.

“terlihat cocok denganmu” Ucap Myungsoo, Suzy mendengus kesal dia memperhatikan dirinya sendiri memakai kaos abu-abu milik Myungsoo yang jelas terlihat sangat kebesaran di badannya serta celana training Myungsoo yang juga kepanjangan.

“hanya ini yang layak untuk aku pakai” Gumam Suzy mengangkat bahunya, Myungsoo hanya menaikkan alisnya melihat Suzy berjalan menuju sofa dan mendudukan dirinya di sana. Matanya memicing melihat sebuah benda yang berada di tangan kanan yeoja itu.

“apa yang akan kau lakukan dengan itu?” Tanya Myungsoo masih berdiri di tempatnya sembari mengedikkan bahunya ke arah tangan Suzy.

“ah, ini? bukankah aku pernah mengatakan bahwa aku menyukainya?” Suzy mendongak dan mengarahkan sebuah kacamata bulat ke hadapan Myungsoo membuat namja itu berdecak.

“ini minumlah, biar kau tidak jatuh sakit” Myungsoo menghampiri Suzy memberikan mug yang dipegangnya tadi yang berisi teh hangat lalu meraih kacamatanyam, “jangan mengambil benda yang bukan milikmu” Lanjutnya.

“aku hanya ingin melihatnya..”

“kau sudah melihatnya” Myungsoo menegakkan badannya lalu meletakkan kacamata itu ke dalam sakunya, “kau bisa menunggu bajumu sampai kering..lakukan apa yang ingin kau lakukan di sini, kalau kau membutuhkanku aku berada di sana” Ucap Myungsoo menunjuk sebuah ruangan kecil yang berisi rak-rak buku koleksinya.

“tapi Myung…”

“habiskan tehmu” Sela Myungsoo lalu berjalan melewati Suzy, Suzy menggelengkan kepalanya beranjak dari sofa menahan Myungsoo.

“kita harus bicara” Tahan Suzy, Myungsoo berhenti dan berbalik menatap Suzy.

“kau harus istirahat agar tidak sakit Suzy”

“ani, kau sudah bilang akan mendengarkanku. Aku akan menjelaskan semuanya padamu, dengarkan aku sekali saja eoh. Setelah mendengarnya aku janji aku akan segera pulang” Ucap Suzy memohon, Myungsoo baru saja akan membuka mulutnya untuk menolak namun Suzy dengan segera menyelanya.

“hanya sebentar, ini tidak akan memakan waktu lama. Kau bisa melanjutkan membaca jika sudah mendengarnya, aku hanya ingin menjelaskan semuanya padamu” Ucapnya, Myungsoo menghela nafasnya lalu berdiri bersedekap di depan Suzy.

“baiklah, bicaralah aku mendengarmu” Ucap Myungsoo akhirnya, Suzy tersenyum lebar lalu menarik lengan Myungsoo.

“tidak enak bicara sambil berdiri, ayo duduk” Ucapnya menarik Myungsoo untuk ke sofa.

Selama beberapa menit duduk di sana Suzy masih saja diam sembari memainkan jari-jarinya, Myungsoo menaikkan alisnya menatap yeoja itu bingung.

“jadi?” Sahutnya memecah keheningan membuat Suzy tersenyum kikuk.

“aku tidak tau harus mengatakan dari mana..kau bisa menanyaiku apapun yang kau ingin tau” Ucap Suzy, Myungsoo memutar bola matanya lalu mendengus.

“bukankah kau yang ingin menjelaskan padaku? Kenapa harus aku yang bertanya?”

“karena terlalu banyak yang ingin aku katakan sampai aku tidak bisa memilih dari mana untuk bicara, bertanyalah..” Sahut Suzy.

“emm, baiklah..aku hanya memiliki satu pertanyaan..” Gumam Myungsoo, dia menatap Suzy yang terlihat sudah menanti pertanyaannya itu, “waktu itu..waktu di taman belakang kampus, apa yang aku dengar semuanya itu benar?” Tanya Myungsoo ragu, Suzy terdiam lalu kemudian menganggukan kepalanya.

“sudah kuduga..” Desis Myungsoo beranjak berdiri dari sofanya.

“tunggu, kau belum mendengar semua ceritanya”

“apalagi yang harus kudengar? Semuanya sudah jelas Bae Suzy”

“ani..belum semua kau dengar, memang dari awal semuanya benar. Kami membuat taruhan untuk membuatku mendekati serta berpacaran denganmu. Semua yang kulakukan semuanya memang karena permainan ini, mulai dari menabrakmu saat diperpustakaan hingga hari di mana aku menyatakan perasaan padamu” Jelas Suzy membuat Myungsoo terdiam, dia menatap Suzy dengan tajam.

“duduklah dulu, kau sudah berjanji” Ucap Suzy dan akhirnya Myungsoo duduk kembali.

“kau pasti sudah mendengar semuanya dari Hoya oppa keutchi? Dia pasti mengatakan padamu tentang kelakuanku bersama teman-temanku selama ini, dan itu semua benar. Kami memang melakukan itu, itu karena kami membenci namja..sangat” Jelas Suzy, Myungsoo hanya diam mendengarkan penjelasan Suzy itu.

“bagi kami namja itu tidak ada bedanya dengan sampah masyarakat yang selalu membuat resah para wanita di sekitarnya” Lanjutnya, Myungsoo menoleh dan menatap Suzy tak terima.

“sampah masyarakat? apa yang membuat kalian berpikir seperti itu?” Protes Myungsoo, Suzy tersenyum kecut dan menghela nafasnya.

“kami bertiga memiliki pengalaman yang sama mengenai namja, disebabkan oleh namja dalam situasi yang berbeda sehingga membuat kami anti dengan makhluk yang disebut dengan namja dan karena persamaan itu juga kami bisa berteman sampai sekarang ini”

“pengalaman yang sama? apa..”

“kau ingat namja yang ditampar Soojung saat itu?” Sela Suzy, Myungsoo menganggukan kepalanya mengingat namja itu, Suzy mendesah lalu menundukan wajahnya.

“dia adalah mantan kekasihku saat SMA” Lirih Suzy, “dan..dia salah satu penyebab mengapa aku membenci namja” Lanjutnya dengan suara bergetar, Myungsoo terlihat panik dan menunduk melihat wajah Suzy.

“kau menangis?” Tanyanya, Suzy menyeka ujung matanya dan menggeleng.

“aku akan menceritakan padamu mengapa kami melakukan ini” Gumamnya, lalu dengan begitu saja cerita lama mereka mengalir dari bibir Suzy yang bergetar, mulai dari Soojung dengan appanya yang pemabuk, Jiyeon dengan kekasihnya yang hanya menjadikannya taruhan serta dirinya dengan namjanya yang melecehkannya dengan tega.

Myungsoo tercengang mendengarnya, matanya membulat saat mendengar cerita tentang Suzy. Tentang bagaimana yeoja itu hampir dilecehkan oleh kekasihnya sendiri, tangan kanannya bergerak meraih pundak Suzy yang bergetar dan membawanya ke dalam dekapannya.

Tak ada kata yang keluar dari Myungsoo, dia hanya sibuk memikirkan apa yang akan dilakukannya jika bertemu lagi dengan namja itu, serta sibuk menenangkan Suzy yang kini tengah menangis dalam pelukannya.

“jangan menyentuhku, lepaskan aku jebal…lepaskan aku…”

Wajah Myungsoo mengeras saat mengingat rontaan Suzy waktu itu, pantas saja yeoja itu terlihat sangat kacau saat bertemu dengan namja itu ternyata alasannya itu seperti ini.

“itulah alasannya mengapa kami melakukan hal ini, mencoba memacari semua namja dan dengan begitu saja mencampakkan mereka dan membuat mereka terpuruk” Lanjut Suzy, Myungsoo tidak menyadari bahwa yeoja itu sudah berhenti menangis dan melanjutkan ucapannya.

“tapi kau tau, tidak semua namja sama Suzy” Gumam Myungsoo, dia merasakan anggukan kepala Suzy di dadanya.

“awalnya aku tidak mengetahuinya, kami hanya berpikir semua namja sama. Tidak ada yang beda, siapapun mereka, sekali namja tetap namja hingga aku bertemu denganmu..” Suzy menggantungkan ucapannya lalu melingkarkan tangannya dipinggang Myungsoo sebelum namja itu melepaskannya.

“dan aku melihat perbedaan itu..aku melihatmu berbeda Kim Myungsoo, caramu melihatku beda. Aku suka perhatianmu padaku, ketulusanmu..dan itu semua membuat pemikiranku berubah, kalian berbeda, kalian tidak sama” Lanjutnya dengan suara yang lirih.

“kau tau tujuanku saat aku ke apartemenmu waktu itu, saat kau menolongku dari ahjussi-ahjussi bejat itu..”

“aku tau..kau bilang ingin mengatakan sesuatu, tapi kau lupa” Ucap Myungsoo, Suzy tersenyum kecil lalu memejamkan matanya.

“disitu seharusnya aku sudah akan mengatakan putus dan meninggalkanmu begitu saja oppa” Sahut Suzy membuat Myungsoo tersentak dan mendorong tubuh Suzy menjauh darinya.

“mworagu?”

“yah, saat itu tepat kita seminggu dan itu sudah waktunya untuk mengakhiri permainan ini, geunde..yang terjadi malah hal yang sangat tidak kuduga” Gumam Suzy dengan wajah memerah.

“kau menciumku..” Bisiknya pelan membuat Myungsoo ikut memerah.

“i..tu.. i..”

“dan kau membuatku semakin tidak bisa mengatakan kata putus saat dengan polosnya kau mengajakku berkencan..aku benar-benar tidak bisa Myungsoo, jadi aku tidak mengatakannya” Sela Suzy melihat Myungsoo gelagapan membuatnya terkekeh pelan.

“kenapa kau tidak mengatakan sehari setelahnya? Kenapa harus menunggu aku mendengar pembicaraan kalian?” Tanya Myungsoo dengan serius, Suzy terdiam lalu menatap Myungsoo.

“karena aku sudah terlambat..sangat terlambat untuk mengatakan itu” Ucapnya membuat Myungsoo mengangkat alisnya bingung.

“aku sudah terlanjur jatuh hati padamu jadi aku mengurungkan niatku untuk memutuskanmu, dan saat itu aku berharap kau tidak akan pernah tau rencana awalku memacarimu hingga kita bisa terus bersama..tapi..semuanya terjadi begitu saja, kau mendengar percakapan kami..padahal saat itu aku ingin menghentikan semuanya dan tetap melanjutkan hubungan kita, tapi kau yang mengambil keputusan dan memutuskanku” Ucap Suzy panjang lebar membuat Myungsoo terperangah dan terkejut.

“ap..apa kau mengatakan ini karena aku sudah berubah?” Tanya Myungsoo ragu.

“kau berpikir aku menyukaimu karena kau berubah seperti ini?” Tanya Suzy balik menunjuk penampilan Myungsoo dari atas sampai bawah, “aku tidak mungkin menamparmu kalau aku menyukaimu seperti ini” Lanjut Suzy membuat Myungsoo tertegun mengingat ucapan Myungsoo.

“aniyo…aku mencintai namja culun itu bukan nappeun namja tadi”

“kalau aku menyukaimu dengan penampilan seperti ini saat sehari setelah kita putus aku tidak akan terus-terusan mengirimi pesan untuk menemuiku. Aku akan datang padamu hanya setelah kau berubah, tapi..nyatanya aku tidak menyukai perubahanmu, aku tidak suka” Ucap Suzy dengan tegas membuat Myungsoo menatapnya tidak percaya.

“kau ingat saat aku mengatakan penampilan tidak berpengaruh padaku? Maka itulah yang sebenarnya”

“tapi kau bohong..saat pertama mendekatiku kau mengatakannya karena permainan kalian itu” Sahut Myungsoo, Suzy tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“maja, saat itu aku memang berbohong..sangat jelas aku berbohong mengatkan itu padamu..geunde, apa yang aku katakan ditaman bermain saat itu adalah benar, dan tulus dari hatiku” Ucap Suzy, Myungsoo terdiam mengingat kembali waktu mereka berkencan. Dia mengingat bagaimana orang-orang mencibirnya karena jalan bersama Suzy dan sangat ingat perkataan Suzy yang mengatakan sama sekali tidak malu karenanya.

“aku tidak memaksamu untuk mempercayainya..tapi yang jelas aku mengatakan yang sebenarnya, aku benar-benar menyukai si culun Kim Myungsoo dan bukan kau”

“kau tidak bohong?” Tanya Myungsoo meyakinkan.

“tidak ada gunanya berbohong padamu..” Ucap Suzy mengangkat bahunya, “cah..aku sudah mengatakan semuanya dan aku yakin rasa penasaranmu sudah tidak ada lagi tentangku kan?” Lanjutnya lalu beranjak dari sofa.

“di mana kau menyimpan bajuku?” Tanya Suzy, Myungsoo menunjuk sebuah ruangan yang berisi mesin cuci dan mesin pengering di sana, Suzy tanpa kata beranjak ke sana dan mengambil pakaiannya.

“kau mau ke mana?” Tanya Myungsoo saat Suzy kembali.

“aku sudah mengatakan semuanya padamu dan sesuai janjiku aku akan pulang” Ucap Suzy berjalan melewati Myungsoo dan menuju ke kamarnya.

“ah..” Suzy berhenti di ambang pintu menolehkan kepalanya dan tersenyum kepada Myungsoo, “kecuali kau ingin aku tinggal..aku akan tinggal” Ucapnya sebelum menghilang di balik pintu kamar Myungsoo.

—–

Myungsoo berdiri dari sofa saat Suzy sudah keluar dari kamarnya dengan pakaiannya yang lengkap, dia menatap Suzy menghampirinya dan kembali duduk ditempatnya tadi.

“aku akan menghabiskan tehku setelah itu aku pulang” Ucap Suzy mengerti arti tatapan Myungsoo itu lalu mengambil mugnya dan menyesap tehnya yang sudah hampir dingin itu.

“heh..Suzy” Myungsoo menjatuhkan dirinya di samping Suzy dan bergumam pelan membuat yeoja itu meletakkan gelasnya kembali di atas meja dan menoleh pada Myungsoo.

“haruskah kau pulang?” Tanya Myungsoo.

“tentu, aku sudah bilang padamu aku akan pulang setelah mengatakan semuanya padamu” Jawab Suzy dengan enteng.

“bagaimana kalau aku tidak ingin kau pergi?” Gumam Myungsoo ikut menatap Suzy membuat yeoja itu tersentak kaget namun kemudian tersenyum kecil.

“tidak bisa, aku harus pulang”

“tapi..kau bilang, kau akan tinggal jika aku menyuruhmu”

“memangnya kau ingin kau tinggal?” Tanya Suzy menaikkan alisnya, Myungsoo menegakkan badannya lalu mengusap hidungnya dengan kikuk.

“eo..eoh” Gumamnya, Suzy tersenyum geli lalu mendekatkan dirinya ke Myungsoo.

“apanya yang eoh?” Tanya Suzy, Myungsoo merengutkan wajahnya menatap Suzy.

“tinggallah..” Bisik Myungsoo pelan membuat Suzy mengulum senyumnya lalu menarik leher Myungsoo dan memeluknya dengan erat.

“apapun untukmu” Gumam Suzy, Myungsoo mendesah lega dan membalas pelukan Suzy tak kalah erat.

“maafkan aku oppa, aku bersungguh-sungguh..maafkan aku” Lirih Suzy, Myungsoo mengeratkan pelukannya dan menggelengkan kepalanya pelan.

“aku yang harusnya minta maaf karena memutuskanmu begitu saja..aku seharusnya mendengarmu sejak awal, mianhae Suzy-ya..” Balas Myungsoo.

Lama mereka masih saling berpelukan tanpa mengeluarkan sepata katapun, Suzy masih melingkarkan dengan posesif kedua lengannya dileher Myungsoo sementara Myungsoo membungkus Suzy dengan lengan kekarnya dan menenggelamkan wajahnya di pundak Suzy mencoba mengobati rasa rindunya selama ini.

“aku benar-benar merindukanmu” Gumam Myungsoo memecah keheningan di antara mereka.

“aku lebih merindukanmu oppa” Balas Suzy.

“ah! chamkan!” Myungsoo memekik saat teringat dengan sesuatu lalu dengan terpaksa melepaskan pelukannya dari Suzy.

“wae?” Tanya Suzy dengan panik.

“Minhyuk hyung! kalian..bukannya dia, kalian..kau berbohong padaku” Ucap Myungsoo menatap Suzy dengan bingung, Suzy mengerutkan alisnya namun kemudian dia tertawa keras.

“ya! kenapa kau tertawa? Aku sedang serius Bae Suzy!” Sahut Myungsoo dengan serius.

“oh, kau apa kau mengira aku memiliki hubungan dengan Minhyuk oppa?” Tanya Suzy mengatur tawanya.

“bukankah kalian memang ada hubungan? Dia sendiri yang mengatakan..”

“pabo..apa kau sedang cemburu?” Ucap Suzy dengan tatapan menggoda membuat Myungsoo tersentak.

“ya, jangan mengalihkan pembicaraan..kau harus segera pulang, Minhyuk oppa akan memukulku jika tau gadisnya berada di tempatku” Ucap Myungsoo menekuk wajahnya, Suzy terkekeh lalu mengaitkan lengannya di lengan Myungsoo.

“aku bukan gadisnya..aku ini gadismu, dan Minhyuk oppa adalah kakakku” Gumam Suzy tersenyum lebar, Myungsoo membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Suzy.

“mwo?”

“Minhyuk oppa itu kakakku, kami saudara angkat..dan gadis yang dimaksudnya adalah Soojung, bukan aku..kemarinn seharusnya Soojung yang datang tapi dia berhalangan sehingga aku yang menggantikannya” Jelas Suzy menatap Myungsoo dengan geli, terlihat jelas rona merah dikedua pipi Myungsoo karena merasa malu telah memikirkan yang tidak-tidak tentang yeoja itu.

“ja..jadi kalian tidak memiliki hubungan apapun?”

“tentu saja..kami bersaudara tidak mungkin menjalin hubungan. Aku hanya akan menjalin hubungan denganmu, percayalah” Ucap Suzy dengan yakin. Myungsoo terdiam sebentar lalu perlahan senyumnya mengembang dan menggenggam tangan Suzy.

“saranghae Bae Suzy” Gumam Myungsoo, Suzy tersenyum lalu menyandarkan kepalanya dipundak Myungsoo.

“aku lebih mencintaimu”

—–

Suzy turun dari mobil Myungsoo dan menarik namja itu untuk mengikutinya, “ayo masuk oppa” Ucapnya, Myungsoo menahan dirinya lalu menggelengkan kepalanya.

“aku akan menunggu dimobil saja, aku masuklah..” Ucap Myungsoo.

“eyy, Minhyuk oppa tidak akan melakukan apapun padamu. Jangan takut, ayo”

“tapi aku membawa adiknya pulang pagi-pagi begini, dia sudah pasti akan memukulku” Ucap Myungsoo bergidik, Suzy terkekeh lalu menarik paksa Myungsoo.

“tidak akan, aku sudah memberitahunya semalam..kau jangan khawatir, oppaku sangat mendukung kita..ayo” Ucap Suzy tersenyum lebar, mendengar itu mau tidak mau Myungsoo mengikuti langkah Suzy.

“oppa! aku pulang” Sahut Suzy, Myungsoo yang berdiri di belakangnya itu hanya diam.

“eoh, kau pulang juga? Aku pikir kau sudah lupa rumah” Sahut Minhyuk keluar dari dapur, Suzy terkekeh pelan lalu menarik Myungsoo untuk duduk di sofa.

“aku akan bersiap dulu, kau tunggu di sini” Ucap Suzy pada Myungsoo, “dan kau oppa..jangan mengganggu kekasihku” Dia kemudian menoleh pada Minhyuk dan menunjuknya dengan jari telunjuknya yang panjang.

“eish, siapa juga yang mau mengganggunya” Dumel Minhyuk, Suzy tersenyum puas lalu beranjak naik tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

“ehm..” Minhyuk berdehem pelan melihat kecanggungan Myungsoo yang duduk di sofanya, dia kemudian berjalan menghampiri Myungsoo dan duduk di hadapannya.

“jadi..kau akan menjadi adik iparku eoh?” Sahut Minhyuk, Myungsoo mendongak menatap wajah geli Minhyuk yang tengah tertawa kecil.

“oh..maafkan aku hyung” Gumam Myungsoo.

“untuk apa?”

“ak..aku sudah menyuruh Suzy untuk menginap di tempatku..” Jawabnya, “ah..tapi tidak ada yang terjadi, aku tidur di sofa ruang tengah..aku serius, jangan khawatir” Sergah Myungsoo langsung membuat Minhyuk terkekeh.

“kalaupun kalian tidur bersama aku tidak masalah” Sahut Minhyuk membuat Myungsoo membulatkan matanya tak percaya, “asalkan aku langsung menikahi adikku di pagi harinya…” Lanjutnya dengan iringan tawa kerasnya.

“hyung..”

“ara, aku hanya bercanda..aku mengerti anak muda seperti kalian..ckck, beberapa jam berpisah saja sudah mengumbar kata rindu, aigoo..aku tidak mengerti jalan pikiran kalian” Ucap Minhyuk berdecak, Myungsoo tersenyum kecil lalu menganggukan kepalanya.

“kau akan tau bagaimana rasanya kalau nanti kau memiliki kekasihmu sendiri” Ucap Myungsoo, Minhyuk tersenyum kecut.

“yah..nanti..” Gumam Minhyuk.

“oppa kajja aku sudah siap!” Sahut Suzy membuat perhatian Myungsoo teralihkan, dia tersenyum kecil melihat Suzy berada di ujung anak tangga.

“baiklah kajja” Sahutnya.

“kau tidak ingin sarapan dulu?” Tanya Minhyuk.

“aniyo, aku sudah sarapan tadi” Jawab Suzy lalu menghampiri Myungsoo dan bergelayut di lengan Myungsoo membuat Minhyuk yang melihatnya hanya mencibir.

“aku pikir dia tidak memberimu makan setelah menculikmu semalam” Gumam Minhyuk mengejek membuat Myungsoo meringis kecil.

“aku tidak akan setega itu hyung..kami pergi dulu ne” Ucap Myungsoo, Minhyuk tertawa lalu menganggukan kepalanya.

“pastikan kau memulangkan adikku di sini, bukan di tempatmu. Ingat itu” Ucap Minhyuk dengan nada memperingati.

“siap bos!”

—–

Soojung dan Jiyeon kini tengah berada di ujung area parkiran menunggu mobil hitam milik Myungsoo masuk ke sana. Mereka sudah mengambil ancang-ancang untuk menghajar namja itu karena telah membuat Suzy menunggu semalam dan membiarkan mereka berdua menunggu dengan sia-sia kabar Suzy.

“itu dia” Gumam Jiyeon saat melihat mobil Myungsoo dengan santainya masuk ke area parkir dan memarkirkan mobilnya, beberapa saat menunggu Myungsoo keluar dari mobilnya. Soojung dan Jiyeon sudah sangat ingin menghampiri namja itu serta menghajarnya tanpa ampun, namun langkah mereka berhenti saat melihat Myungsoo memutari mobilnya dan membuka pintu penumpang.

“O..MY..GOD..” Mulut mereka ternganga melihat Suzy keluar dari mobil Myungsoo dengan tersenyum merangkul Suzy untuk berjalan menuju gedung kampusnya.

“daebak! Apa yang sudah kita lewatkan?” Pekik Jiyeon tertahan melihat bagaimana senyum merekah pasangan itu saat berjalan beriringan memasuki koridor kampus.

“sudah jelas mereka kembali! oh Suzy!!!” Pekik Soojung histeris saat menyadarinya membuat beberapa orang di sana melihati mereka berdua dengan aneh. Namun kedua yeoja itu sama sekali tidak memperdulikan tatapan aneh itu, mereka hanya fokus melihati Suzy dan Myungsoo.

—–

“kau lihat..para fansmu melihati kita” Bisik Suzy, Myungsoo menundukan kepalanya dan mendekatkan bibirnya di telinga Suzy.

“aku tidak peduli” Bisiknya pelan membuat Suzy bergidik geli.

“jangan melakukannya di depan umum! Memalukan” Desis Suzy menjauhkan kepala Myungsoo dari telinganya.

“tapi aku suka kan..” Goda Myungsoo, Suzy mendengus lalu menyikut perut Myungsoo dengan pelan, “auch..appo…” Ringis Myungsoo berpura-pura memasang wajah kesalnya membuat Suzy menekuk wajahnya.

“hei, jangan cemberut seperti itu..memang apa masalahnya kalau mereka melihati kita?” Ucap Myungsoo mengusap pundak Suzy yang dirangkulnya.

“kau tidak lihat apa tatapan membunuh mereka? Astaga! kenapa kau harus berubah seperti ini eoh?” Dumel Suzy, Myungsoo terkekeh pelan.

“jadi aku ingin aku kembali menjadi culun begitu?” Tanya Myungsoo menaikkan alisnya, mereka berhenti tepat di depan kelas Suzy. Yeoja itu melepaskan dirinya lalu bersedekap menatap Myungsoo.

“tentu saja! lebih aman berjalan denganmu sebagai si culun dibandingkan berjalan denganmu dalam keadaan seperti ini! membuatku risih” Ucap Suzy dengan yakin. Myungsoo tersenyum kecil dan mengacak rambut Suzy.

“tapi aku tidak suka di culun..ini penampilanku yang asli”

“tapi aku suka” Ucap Suzy mempoutkan bibirnya kesal, melihat itu Myungsoo langsung menunduk dan mengecup bibir Suzy dengan kilat.

“ya!” Pekik Suzy terkejut bersamaan dengan pekikan-pekikan lain di sepanjang koridor, Suzy mengedarkan pandangannya dan matanya mencelos melihat banyak yeoja yang kini tengah melihat ke arah mereka.

“aiishh! Memalukan!” Pekik Suzy menghentakkan kakinya lalu berbalik dan masuk ke dalam kelasnya segera.

“aku akan menunggumu di tempat biasa chagi..jangan terlambat” Sahut Myungsoo tersenyum polos kepada pungggung Suzy di dalam kelasnya, setelah memastkan Suzy duduk di tempatnya dia kemudian beranjak dari sana dan berjalan menuju kelasnya sendiri.

—–

“aishh, kenapa kau malah mengikutiku?” Minho mendumel melihat adik perempuannya itu terus mengekorinya selama berada di kampus ini.

“aku masih baru di sini oppa, dan aku tidak mengenal siapapun selain kau” Ucap Jinri menekuk wajahnya.

“kenapa tidak mencari pangeranmu saja?”

“dia tidak ada di mana-mana, kau tau..tadi pagi dia kembali membuat heboh kampus ini” Ucap Jinri dengan antusias.

“apa maksudmu?”

“mereka mengatakan pangeranku itu sudah memiliki kekasih dan dengan bebasnya mengecup bibir kekasihnya di depan semua orang” Ucap Jinri mempoutkan bibirnya merasa kesal sendiri karena menceritakan hal itu.

“kau melihatnya juga?” Tanya Minho.

“tentu saja tidak..kalau aku melihatnya aku akan segera menghentikan pangeranku, aigoo…seharusnya dia milik bersama, kenapa dia memiliki kekasih?” Desah Jinri.

“astaga! aku mengakui kehebatan menguntitmu Choi Jinri, bahkan kejadian yang tidak kau lihatpun kau tau dengan jelas” Decak Minho, Jinri tersenyum puas mendengarnya.

“tentu saja..aku tidak hanya sendiri oppa, sejak 5 tahun yang lalu kami membentuk klub Prince’s Lovers, namun semenjak dia menghilang klub itu juga ikut menghilang, tapi karena sekarang dia kembali klub kami jadi hidup kembali..kami kembali mengerjakan aktifitas kami untuk mengetahui semua kegiatan pangeranku” Jelas Jinri panjang lebar, Minho menggelengkan kepalanya tidak percaya. Kalau dilihat dari luar, orang-orang pasti akan mengira Jinri adalah yeoja ceria yang polos namum itu bukan aslinya..aslinya dia adalah seorang stalker hebat yang bahkan tau jadwal makan serta masuk ke toilet pangerannya itu. Sasaeng, yah dia bisa dikatakan sasaeng fans.

“tersera katamu..aku tidak peduli, urus pangeranmu sendiri..dan jangan merecokiku di sini” Ucap Minho ketus lalu meninggalkan Jinri sendiri.

“aiisshh, masa menemani adik sendiri dia tidak mau sih” Dumel Jinri lalu berbalik melangkahkan kakinya dengan cepat.

Karena tidak melihat ke depan Jinri terus melangkah tanpa menyadari bahwa dua orang yeoja juga kini tengah berjalan ke arahnya.

Bruuugh~ Jinri tanpa sengaja menabrak salah satu dari mereka sehingga membuat tubuh tingginya terhuyung.

“ah, kalau jalan hati-hati agasshi” Ucap salah satu dari mereka, Jinri membungkukan badannya meminta maaf.

“jwesonghamnida, jwesonghamnida” Ucap Jinri lalu mendongakkan kepalanya menatap dua yeoja itu, matanya membulat melihat keduanya lalu memekik kecil.

“Jinri?” Gumam keduanya dengan nada yang berbeda.

TBC

Wah~ part ini baru selesai beberapa menit yang lalu. Jadi kalau ada typonya kalian maklum karena gak sempat edit, author harus bergegas ke kampus jadi gak ada waktu~

Wkwk, kemarin author baca komennya semuanya pada bilang Jinri muncul lagi, Jinri jangan ganggu Myung, Jinri ini, Jinri itu..haha, cuma sekedar info sih di sini Jinri gak bakal jadi orang ketiga, dan gak bakal ada orang ketiga di hubungan Myungzy..

Jinri hanya sekedar penguntit dari masa lalu Myung yang sengaja author munculkan untuk menambah warna baru, tapi gak perlu khawatir dia tidak akan mengganggu hubungan Myungzy kok author jamin itu.

Di part ini habisnya di waktu Suzy menjelaskan Myungso, wee~ jadi terasa dikit scenenya padahal ini sudah overwords seperti part 9 kemarin. FF ini akan segera END dalam waktu dekat, jadi siap-siap aja, tapi author belum nemu ide untuk FF baru kemungkinan bakal buat Threeshots lagi seperti project-project kemarin selagi nunggu FF baru 🙂 tapi diliat aja nanti yah…

Comment kalian ditunggu~