Beauty Is The Beast Part 11

Beauty Is The Beast

| Author : elship_L | Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy | Genre : Romance | Rating : PG-17 | Type : Chapter |

Sorry For Typo~

————————————————————————————————————————

Dua yeoja itu dengan cepat melangkahkan kakinya menyusuri koridor kampus mereka, tatapan-tatapan aneh dari orang-orangpun tidak mereka pedulikan, sekarang yang ada dipikiran mereka hanya bagaimana mencapai ruang kelas mereka dalam waktu yang sesingkat mungkin.

 

“Bae Suzy!” Suzy yang tengah duduk di bangkunya sembari menunggu kehadiran kedua sahabatnya itu terlonjak kaget mendengarkan sahutan yang nyaring untuknya, dia seketika menoleh ke arah pintu dan menemukan kedua sahabatnya tengah menatapnya dengan tatapan yang tajam.

 

“oh tidak! Ini sangat buruk” Gumam Suzy menelan salivanya, saat kedua sahabatnya masuk ke ruangan dan berjalan menujunya dia hanya bisa melampirkan senyum bodohnya.

 

“kau tau apa kesalahanmu Bae Suzy?” Tanya Soojung sembari mendesis pelan, Suzy merengutkan wajahnya dan mengangguk kecil.

 

“waeyo? apa yang membuatmu bisa melakukan kesalahan itu?” Giliran Jiyeon yang melemparkan pertanyaan itu, Suzy melirik ke arah teman-temannya yang lain yang kini tengah menatap mereka bingung itu lalu tersenyum kikuk.

 

“duduklah dulu, aku akan menjelaskannya eoh” Bisik Suzy menarik kedua sahabatnya untuk duduk.

 

“jadi…”

 

“jelaskan sekarang”

 

“mianhae, aku benar-benar tidak bermaksud untuk melupakan kalian tapi aku benar-benar lupa untuk mengabari kalian” Ucap Suzy dengan wajah memelas.

 

“kau membuat kami menunggu dengan bodoh, kalau aku tau kau tidak akan menemui kami lebih baik aku tidak menunggumu” Ucap Soojung dengan kesal.

 

“dan kau melupakan kami karena bersama namja itu? ya!” Jiyeon menunjuk wajah Suzy dan menekuk wajahnya.

 

“tidak..aku tidak melupakan kalian karenanya, aku benar-benar lupa..sungguh, mianhae eoh..maafkan aku” Ucap Suzy menggosokkan kedua tangannya di depan dada berharap sahabatnya mau memaafkannya.

 

“aku pikir terjadi sesuatu yang buruk kepadamu karena kau sama sekali tidak bisa dihubungi semalam, aku hampir jantungan karenamu pabo!” Ucap Jiyeonm mendelik.

 

“hoo..mianhae Jiyeon-ah, kau tidak akan mengulanginya lagi..aku janji” Ucap Suzy menggosok tangan Jiyeon dan mengedipkan matanya.

 

“ckck, jadi sekarang kau sudah baikan sama mantanmu itu? dia sudah mendengar semua?” Decak Soojung dengan wajah acuh, Suzy menoleh pada Soojung dan mengangguk senang.

 

“Myungsoo oppa mendengar semuanya dengan baik, dan dia menerimanya” Ucap Suzy, Jiyeon dan Soojung hanya menggelengkan kepalanya saat melihat rona merah diwajah Suzy.

 

“jelas sekali kau sedang jatuh cinta nona Bae, aigoo..aku tidak menyangka kau akan berakhir dengan nappeun namja itu” Ucap Soojung mendesah pelan.

 

“kau tau? kalian benar-benar membuat heboh seluruh kampus hari ini! mereka mengatakan bahwa Myungsoo akan menjadi targetmu selanjutnya” Ucap Jiyeon, Suzy menghentakkan kakinya dan menekuk wajahnya.

 

“mwoya? gosip darimana lagi itu? aishh! Ini akibatnya kalau aku jalan dengannya secara terang-terangan, para yeoja-yeoja diluar sana pasti sudah siap menerkamku” Gerutu Suzy dengan bergidik ngeri.

 

“ya sudahlah, itu hanya gosip biasa. Kau biarkan saja, nanti mereka juga tau sendiri kalau kau benar-benar serius dengan namja itu” Sahut Soojung.

 

“kau benar! Tapi kalau aku sampai diganggu oleh fans gilanya itu kalian harus membantuku, aku tidak ingin rambutku ditarik..auuu appo!” Ucap Suzy merengek, Jiyeon dan Soojung terkekeh melihatnya.

 

“tentu saja kami akan membantumu! Kau tidak perlu khawatir rambutmu tidak akan ditarik, sebelum mereka melakukannya kami yang lebih dulu akan menarik rambut mereka” Ucap Jiyeon dengan yakin, Soojung mengangguk setuju.

 

“omo! aku mencintai kalian, sahabatku yang terbaik!” Pekik Suzy girang.

 

—–

 

“tak ingin ikut Suzy?” Soojung dan Jiyeon kini sudah bersiap untuk ke kantin sesaat setelah dosen mereka keluar, Suzy mendongak dan menggelengkan kepalanya.

 

“aku akan menghampiri Myungsoo oppa” Ucap Suzy tersenyum lebar.

 

“cih, sudah balikan saja dengan namjanya baru meninggalkan kami” Decak Soojung.

 

“jangan cemburu begitu Soojung-ah, biarkan mereka bersenang-senang sendiri. kita juga bisa senang-senang sendiri” Sahut Jiyeon, Suzy tersenyum dan menganggukan kepalanya.

 

“Jiyeon benar, kalian carilah kesenangan kalian sendiri. aku sudah mendapatkannya” Ucap Suzy membuat Soojung mendengus kesal.

 

“mau cari di mana? hisshh” Gerutu Soojung.

 

“sudahlah jangan menggerutu terus, sana pergi..perut kalian sudah mengaung-ngaung sejak tadi” Sahut Suzy mengibaskan tangannya menyuruh kedua sahabatnya pergi itu.

 

“eissh arasseo nona Bae, bersenang-senanglah dengan kekasihmu eoh” Ucap Jiyeon lalu menarik pergi Soojung untuk keluar dari kelas itu.

 

“eyy Bae Suzy itu lebih mementingkan namjanya daripada kita” Dumel Soojung, Jiyeon terkekeh lalu merangkul pundak Soojung.

 

“jangan cemberut begitu, itu wajar untuknya. Mereka baru saja balikan jadi pasti ingin punya waktu untuk berduaan, kau akan mengerti jika memiliki kekasih nanti” Ucap Jiyeon, Soojung seketika menoleh pada Jiyeon dan menatapnya tajam.

 

“kekasih? Cah, museun!”

 

“ckck, masih tidak ingin menerima Minhyuk oppa eoh?” Goda Jiyeon.

 

“jangan memulainya lagi Park Jiyeon”

 

“geure..kalau kau tidak mau, aku saja yang mendekati Minhyuk oppa..lagipula dia namja yang baik, tidak ada salahnya kan? wajahnya juga tampan, omo! apalagi kalau tersenyum, matanya itu seperti akan hilang..lucunya” Ucap Jiyeon terseyum lebar membayangkan wajah Minhyuk membuat Soojung mendelik.

 

“eisshh! Minhyuk oppa tidak akan menyukaimu, kau bukan stylenya jadi jangan bermimpi” Ucap Soojung dengan ketus.

 

“jadi kau mau bilang Minhyuk oppa hanya akan menyukaimu begitu?”

 

“tentu saja…” Ucap Soojung dengan bangga, Jiyeon bukannya marah malah tertawa kecil melihat kepercayaan diri dari Soojung. Karena terlalu asyik bercengkrama mereka berdua bahkan tidak melihat jalan di depan mereka hingga…

 

Bruuugh~ Soojung dan Jiyeon berhenti saat sebuah tubuh yang lebih tinggi dari mereka tiba-tiba saja menabrak mereka berdua sekaligus.

 

“ah, kalau jalan hati-hati agasshi” Sahut Soojung ketus.

 

“jwesonghamnida, jwesonghamnida” Ucap yeoja itu, dia seketika mendongakkan kepalanya dan menatap kedua yeoja itu dengan tatapan terkejut.

 

“Jinri?”

 

Jinri masih membulatkan matanya menatap kedua yeoja di hadapannya secara bergantian, satu dari mereka melihatnya dengan setengah terkejut dan satunya lagi melihatnya dengan tatapan yang dingin.

 

“omo! Park Jiyeon mattchi?” Pekik Jinri tertahan, Jiyeon menganggukan kepalanya dua kali.

 

“aigoo, kapan terakhir kita ketemu? 5 tahun? 6 tahun? Aku sudah lupa” Ucap Jiyeon tersenyum, Jinri menggaruk kepalanya seraya berpikir dan ikut tersenyum bodoh karena sudah melupakan kapan tepatnya mereka bertemu untuk yang terakhir kalinya.

 

“Choi Jinri…” Jinri seketika menoleh ke samping Jiyeon dan terkejut untuk kedua kalinya saat menyadari siapa yeoja itu.

 

“Soo..Soojung-ssi” Gumam Jinri pelan.

 

“kau mengenal Jinri juga Soojung-ah? darimana?” Tanya Jiyeon bingung, pasalnya Jinri adalah teman SD serta SMPnya dan saat SMA juga Jinri pindah ke Jepang secara tiba-tiba jadi kemungkinan untuk mereka berdua saling mengenal itu kecil.

 

“tentu saja..siapa yang tidak akan mengenal adik dari brengsek itu” Ucap Soojung dengan nada sinis, Jiyeon menaikkan alisnya menatap Soojung dan Jinri secara bergantian.

 

“jwe..jwesonghamnida..itu adalah kesalahan oppaku, tapi dia sudah mendapatkan hukumannya. Aku meminta maaf atas nama oppaku” Ucap Jinri membungkukan badannya secara formal di depan Soojung membuat yeoja itu berdecak.

 

“ck, kau pikir kakakmu yang brengsek itu pantas untuk dimaafkan eoh? sampai matipun dia tidak akan termaafkan!” Pekik Soojung dengan kesal.

 

“aku harap ini pertemuan terakhir kita Jinri-ssi, karena jika sekali lagi kau serta kakak tersayangmu itu muncul di hadapanku aku tidak akan segan-segan untuk memberi kalian balasan yang sangat setimpal dengan kelakuan yang telah kakakmu berikan pada sahabatku” Ucap Soojung lagi dengan nada yang memperingati lalu berlalu begitu saja meninggalkan Jinri yang terdiam serta Jiyeon yang masih terlihat bingung itu.

 

“Ji..Jinri-ya? kau mengenal Soojung?” Tanya Jiyeon setelah beberapa detik kemudian.

 

“eoh, dia adalah sahabat dari yeoja yang pernah disakiti oleh oppaku” Gumam Jinri, Jiyeon mengusap dagunya sembari berpikir keras kemudian dia membulatkan matanya terkejut.

 

“solma..Choi Minho…”

 

“ne, Minho oppa, dia oppaku” Ucap Jinri membenarkan membuat Jiyeon menggelengkan kepalanya masih tidak percaya.

 

“oh! Pantas saja Soojung marah besar padamu, aku sama sekali tidak mengetahuinya..wow! dunia sangat sempit sampai-sampai adik dari namja yang membuat sahabatku terluka itu adalah temanku waktu sekolah dulu” Ucap Jiyeon dengan takjub, dia menatap sebentar Jinri yang masih diam.

 

“ehm..aku tidak tau harus menempatkan diriku di mana saat ini. Di satu sisi aku mendukung sahabatku Soojung, tapi di sisi lain kau adalah temanku dan kita sudah berteman sejak lama..hum, jadi..”

 

“gwenchana, aku mengerti. perbuatan oppaku memang benar-benar tidak bisa dimaafkan, meskipun dia sudah sangat menyesal sekarang ini tapi tetap saja kelakuannya waktu dulu itu masih membekas pada jati dirinya” Sela Jinri tersenyum kecil.

 

“sepertinya aku harus pergi, sampai berjumpa lagi Jiyeon-ah..senang bertemu denganmu kembali” Sahut Jinri menepuk lengan Jiyeon lalu dengan ringannya melangkahkan kakinya menjauhi Jiyeon.

 

“sesange! Aku harus berada dikubu yang mana?” Gumam Jiyeon merasa bingung sembari menatap punggung Jinri, dia kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya menyusul Soojung yang sudah menghilang sejak tadi.

 

—–

 

Sepasang anak muda itu kini tengah berjalan sambil bergandengan tangan menyusuri jalan setapak yang akan menghubungkan mereka dengan salah satu cafe yang akan mereka tuju.

 

“aku akan mengenalkanmu dengan hyungku” Ucap Myungsoo, Suzy menoleh pada Myungsoo dan menatapnya bingung.

 

“hyung? kau punya kakak kandung?”

 

“aniyo, dia itu kakak sepupuku. Sejak eomma dan appa tidak ada keluarganya yang mengurusiku, dan keluarganya juga yang mengurus semua peninggalan appaku termasuk perusahaannya” Jelas Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

 

“lalu kenapa kau tinggal sendiri dan tidak tinggal di rumah mereka saja?”

 

“kalau aku tidak salah aku pernah mengatakan padamu bahwa aku lebih suka menyendiri, lebih nyaman tinggal di tempat sendiri dibandingkan tinggal di rumah mereka dan membuat mereka kerepotan”

 

“eiisshh, dasar penyendiri. Bagaimana kau mau dapat teman kalau kau suka mengurung dirimu di apartemenmu itu” Dumel Suzy, Myungsoo tersenyum kecil lalu memindahkan tangannya yang menggenggam tangan Suzy kepundak yeojanya itu lalu merangkulnya sambil berjalan.

 

“aku punya teman, Hoya dan Sungyeol..mereka berdua sudah cukup untuk menjadi temanku, aku tidak butuh yang lain lagi” Ucap Myungsoo, Suzy berdecak pelan.

 

“kau tidak butuh yang lain? jeongmal?” Tanya Suzy dengan mata memicing, Myungsoo mengusap dagunya dengan tangannya yang bebas sembari memasang wajah berpikirnya.

 

“hum..aku rasa tidak” Jawabnya dengan menggelengkan kepalanya membuat Suzy mendengus lalu menjauhkan dirinya dari Myungsoo, “ya ya, aku bercanda..jangan ngambek begitu eoh” Myungsoo segera mendekati Suzy lagi lalu berusaha merangkulnya.

 

“jangan sentuh aku, kau bilang kau tidak butuh yang lain lagi..sudah sana pergi dengan teman-temanmu itu” Ucap Suzy menekuk wajahnya, bukannya panik Myungsoo malah tertawa lalu mengecup pipi yeojanya.

 

“aku membutuhkanmu chagiya..teman-temanku tidak penting jika dibandingkan denganmu, jangan cemberut lagi” Ucap Myungsoo dengan lembut, “Suzy..aku membutuhkanmu..eoh, senyumlah…senyum” Ulang Myungsoo lagi dengan nada menggoda, Suzy yang tadinya menekuk wajahnya perlahan mengangkat sudut bibirnya saat Myungsoo terus menerus menyuruhnya untuk tersenyum.

 

“nado..” Gumam Suzy malu membuat Myungsoo tersenyum lebar.

 

“kajja, kita harus segera. Woohyun hyung pasti sudah menunggu” Ucap Myungsoo kembali berjalan sembari merangkul pundak Suzy dengan erat.

 

—–

 

“annyeonghaseyo, choneun Bae Suzy imnida” Suzy membungkukkan badannya kepada namja yang memakai seragam chef lengkap itu.

 

“eo, ne..annyeonghaseyo, Nam Woohyun imnida..aku hyungnya Myungsoo” Ucap Woohyun memperkenalkan dirinya, “sepertinya kita sudah bertemu beberapa kali ya..”Lanjutnya tersenyum lebar, Suzy hanya mengangguk dengan malu kepada Woohyun.

 

“hyung..aku tau apa yang ingin kau lakukan, jangan mencoba merayunya” Sahut Myungsoo membuat Woohyun mendelik sebal.

 

“eissh, kau ini..biar kurayu bagaimanapun aku yakin Suzy tidak akan tergoda, matchi?” Ucap Woohyun lalu mencolek lengan Suzy.

 

“ah, n…ne” Jawab Suzy dengan gugup.

 

“sudahlah hyung, aku sudah mengenalkannya padamu sesuai permintaanmu, sekaran kembalilah ke tempatmu buatkan aku pasta seperti biasa” Ucap Myungsoo menarik Suzy untuk segera duduk di sampingnya dan mengibaskan tangannya mengusir Woohyun.

 

“mwoya? yang punya cafe siapa yang bertindak seperti bos siapa?” Gumam Woohyun kesal lalu dengan terpaksa melangkahkan kakinya ke dapur setelah berpamitan sama Suzy.

 

“ya, kenapa kasar sama hyungmu sendiri?” Dumel Suzy, Myungsoo menopang kepalanya dan menghadapkannya kesamping tepat ke arah Suzy dan mengerucutkan bibirnya kesal.

 

“dia itu ingin merayumu kalau tidak dihentikan bisa bahaya” Ucap Myungsoo, Suzy ikut menghadapkan kepalanya kepada Myungsoo dan tersenyum geli.

 

“aigoo, apa kau sedang cemburu tuan Kim?” Tanya Suzy mengelus pipi namjanya, Myungsoo mengambil beberapa helai rambut Suzy dan memainkannya dengan jari-jari tangannya.

 

“eoh, aku cemburu..wae?” Wajah Suzy terlihat merona mendengar pengakuan Myungsoo itu, dia mengangkat tangannya dan memukul lengan Myungsoo dengan malu.

 

“omo! kau membuatku malu” Gumam Suzy pelan, Myungsoo menegakkan badannya dan menatap Suzy bingung.

 

“naega? Apa yang sudah kulakukan sampai-sampai kau malu?” Tanya Myungsoo bingung, wajah Suzy yang tadinya tersenyum malu itu seketika berubah mendatar.

 

“aku selalu bertanya-tanya kau itu memang aslinya polos atau bodoh?” Ucap Suzy sembari bersedekap dan mengangkat satu alisnya.

 

“bodoh? Ya! tentu saja aku tidak bodoh, jangan mengataiku Bae Suzy! aku ini lebih pintar darimu” Ucap Myungsoo tak terima dan ikut-ikutan bersedekap kepada Suzy.

 

“jinjja? tapi aku merasa kau sangat bodoh dalam urusan asmara”

 

“ck, itu bukan bodoh..tapi aku tidak berpengalaman makanya aku tidak tau banyak. Aku tidak sama kau yang punya ribuan mantan diluar sana” Balas Myungsoo membuat Suzy menekuk wajahnya.

 

“mantanku bukan ribuan, kau melebihkan..” Dengus Suzy.

 

“aku juga tidak bermaksud mengatakan ribuan, itu hanya ungkapan saja..hiperbola yang mengatakan bahwa mantanmu itu banyak dan tidak dapat dihitung..eyy, pabo” Jelas Myungsoo lalu mengetuk kepala Suzy dengan telunjuknya sekali.

 

“jangan mengataiku pabo! Kau memacari orang bodoh berarti kau bodoh juga” Ucap Suzy, Myungsoo berdecak lalu menggelengkan kepalanya.

 

“mwoya? perumpamaan dari mana lagi itu kau dapat? Aigoo…”

 

“heissh, sudahlah aku malas berdebat denganmu” Suzy berdecak lalu menegakkan badannya lalu mengacuhkan Myungsoo.

 

“eyy, kau ngambek lagi? ckck, kenapa kau suka sekali ngambek eoh? kau tidak sayang dengan wajahmu ini? kau akan cepat tuan nanti” Ucap Myungsoo mengusap pipi dan dahi Suzy, Suzy seketika menangkup pipinya lalu menoleh pada Myungsoo.

 

“apa aku akan cepat tua jika ngambek terus?” Tanya Suzy, sontak Myungsoo terkekeh lalu mengacak rambut Suzy pelan.

 

“eoh, kau akan cepat tua. Makanya kurangi sifat ngembekanmu itu biar kau tetap awet muda”

 

“apa kau akan melirik yeoja lain jika wajahku cepat tua?” Myungsoo menaikkan alisnya lalu memutar bola matanya ke atas.

 

“kau mau aku melirik mereka atau tidak?” Suzy mendegus lalu memukul lengan Myungsoo.

 

“awas saja kalau kau melirik yeoja lain! aku akan menggantungmu!” Ucap Suzy memperingati.

 

“omo! kau tega menggantungku chagi?”

 

“tentu saja kalau matamu itu jelalatan” Myungsoo terkekeh melihat ekspresi Suzy lalu menarik Suzy ke dalam pelukannya.

 

“geokjongma, bahkan sampai kepalamu hilangpun aku tidak akan melirik yeoja lain dan terus melihatmu” Bisik Myungsoo pelan membuat Suzy berjengkit.

 

“kau mendoakan kepalaku hilang eoh?”

 

“Tentu saja tidak..aku tidak akan bisa menciummu jika kepalamu hilang”

 

“aishh! Di otakmu yang ada cium cium saja, ckck” Dumel Suzy, Myungsoo terkekeh lalu melepaskan pelukannya.

 

“aku ke toilet dulu, kau tunggu di sini ne” Ucap Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya melihat Myungsoo beranjak dari kursinya dan berjalan menuju toilet.

 

—–

 

“aku ingin makan, jangan menggangguku lagi” Seorang namja yang tengah berjalan menuju sebuah cafe itu terlihat mendumel dengan handphonenya yang tertempel ditelinga kanannya.

 

“…”

 

“nanti saja aku mencarikanmu, sekarang biarkan aku makan. kau ingin membunuhku eoh? sudah kututup” Dengan paksa namja itu menutup sambungan teleponnya dan memasukkan handphonenya ke dalam saku.

 

“ckck, Choi Jinri benar-benar menyusahkan” Gumamnya pelan, dia tersenyum kemudian saat melihat cafe yang ditujunya sudah berada di depan mata.

 

“eo…” Mulut namja itu membulat saat baru saja akan melangkah matanya melihat seorang yeoja yang kini keluar dari pintu utama cafe tersebut.

 

“Suzy…” Sahutnya, yeoja yang tengah memeriksa handphonenya itu seketika mendongak dan menegang saat menemukan namja itu sudah berdiri di depannya.

 

“Choi Minho..mwo..mwohaneungeoya?” Gumam Suzy menatap Minho terkejut lalu memundurkan badannya.

 

“ya, jangan takut begitu..aku hanya kebetulan ingin makan ditempat ini dan bertemu denganmu di sini, kau sendiri?” Jelas Minho, Suzy menggelengkan kepalanya masih dalam posisi defensif di depan Minho.

 

“aigoo, Suzy..aku benar-benar tidak tau kalau perbuatanku itu akan memberikan dampak yang sangat besar kepadamu..tapi aku benar-benar telah menyesal melakukannya, kau tidak usah takut padaku lagi..aku minta maaf ne” Ucap Minho.

 

“k..kka..jangan mendekatiku” Ucap Suzy, tubuhnya semakin menegang saat Minho melangkahkan kakinya mendekat.

 

“aku hanya ingin minta maaf, aku tau kalau aku tidak akan dimaafkan tapi aku hanya ingin meyakinkan bahwa kau sudah percaya kalau aku sudah menyesal karena perbuatanku padamu” Ucap Minho lagi.

 

“keu..keunyang kka..kka..”

 

“aku sungguh sangat menyesal Suzy, kau harus percaya padaku” Ucap Minho lebih mendekat lagi kepada Suzy yang secara otomatis memundurkan langkahnya itu.

 

“pergilah..aku tidak ingin didekatmu..” Ucap Suzy, suaranya yang keluar sangat kecil dan hampir tidak terdengar.

 

“Suzy..percayalah padaku”

 

“aaahhh!” Suzy memekik saat Minho memegang pergelangan tangannya menahannya untuk tidak memundurkan langkahnya lagi, “lepaskan aku!” Ucap Suzy berusaha menarik tangannya.

 

“aku tidak akan menyakitimu”

 

“lepaskan…” Dengan sekuat tenaga Suzy menarik tangannya agar terlepas dari Minho dan dia berhasil menepis tangannya, baru saja Minho akan kembali menarik Suzy tiba-tiba kerah bajunya tertarik kebelakang sehingga badannya ikut terhuyung.

 

“apa…” Myungsoo menarik kerah baju Minho dan membuatnya bisa melihat wajah namja itu, matanya membulat melihat Minho

 

“beraninya kau menyentuhnya!” Bugh~ Pekik Myungsoo melemparkan pukulannya ke wajah Minho hinggan namja itu tersungkur dan terjatuh.

 

“mwoya? apa yang kau lakukan!” Pekik Minho menatap Myungsoo bingung.

 

“siapa yang menyuruhmu untuk muncul dihadapannya lagi!” Pekik Myungsoo menarik kerah Minho lalu menerjangnya berkali-kali dengan pukulannya, Minho yang sama sekali belum siap menerima pukulan itu hanya diam tidak dapat melawan.

 

Semua orang yang berada di sekitar jalan itu berhenti dan menyaksikan aksi Myungsoo memukul Minho, beberapa pengunjung cafe juga terlihat berdiri di depan pintu dan melihati mereka tanpa ada yang berniat untuk melerai.

 

“asatag! Kim Myungsoo, mwohaneungeoya!” Tiba-tiba saja Hoya dan Sungyeol muncul dan langsung berlari ke arah Myungsoo.

 

“ya! imma, kau mau membunuh anak orang eoh” Pekik Sungyeol menarik paksa Myungsoo agar melepaskan Minho sementara Hoya membantu Minho untuk berdiri dia sedikit bergidik melihat wajah Minho yang sudah memar-memar serta sedikit berdarah.

 

“apa yang kau lakukan Myungsoo?” Pekik Hoya menatap Myungsoo bingung, namja itu mengatur nafasnya yang berderu dan menatap tajam Minho tanpa memperdulikan pertanyaan sahabatnya.

 

“Suzy!” Pekiknya seketika, dia menepis tangan Sungyeol yang memeganginya lalu berbalik mencari keadaan Suzy, matanya menyala saat melihat Suzy berada di ujung cafe sembari berjongkok dan memeluk lututnya sendiri.

 

“Suzy..Suzy-ya” Myungsoo menghampiri Suzy dan ikut berjongkok dihadapannya.

 

“pergi, jangan mendekatiku..” Racau Suzy, Myungsoo menarik nafasnya lalu memegang kedua pundak Suzy.

 

“tenanglah Suzy-ya, ini aku, Kim Myungsoo..” Gumam Myungsoo pelan, Suzy mendongakkan kepalanya menatap Myungsoo yang menatapnya penuh kekhawatiran.

 

“oppa…”

 

“eoh, ini aku..jangan takut lagi” Ucap Myungsoo, Suzy mendesah lega lalu memeluk Myungsoo menenggelamkan kepalanya di dada namjanya itu.

 

“nan, museowo..museowo..” Lirih Suzy, Myungsoo memejamkan matanya seraya mengelus rambut Suzy untuk menenangkannya.

 

“oh! Maaf sayang..aku membiarkanmu sendirian, maafkan aku…aku tidak akan mengulanginya” Ucap Myungsoo dengan penuh penyesalan.

 

—–

 

“mworagu?”

 

Myungsoo menutup telinganya yang bergema itu mendengar pekikan secara tiba-tiba sesaat dia menyelesaikan ceritanya, dia menatap kedua sahabatnya dan mengangguk pelan.

 

“ya, itulah yang terjadi..” Ucap Myungsoo, Hoya dan Sungyeol secara bersamaan menyandarkan punggungnya di sofa mereka serta menggelengkan kepala dengan wajah tidak percayanya.

 

“aku tidak meyangka bahwa ceritanya seperti itu” Gumam Hoya.

 

“mereka benar-benar yeoja yang bernasib buruk” Myungsoo hanya menganggukan kepalanya mengiyakan ucapan kedua sahabatnya itu.

 

“itulah alasannya mengapa selama ini mereka selalu mempermainkan namja, karena mereka sama sekali tidak mempercayai namja” Ucap Myungsoo.

 

“dan..kau adalah namja” Sahut Sungyeol, Myungsoo menaikkan alisnya bingung.

 

“ya, terus?”

 

“mereka tidak mempercayai namja, berarti Suzy juga tidak mempercayaimu..tapi kenapa..” Hoya bergumam seraya mengingat kejadian di depan cafe siang tadi, Myungsoo tersenyum lebar mengerti ucapan Hoya itu.

 

“itu karena dia mencintaiku” Seru Myungsoo bangga kedua sahabatnya menatapnya tidak percaya.

 

“mencintaimu? Ya! jangan bercanda” Ucap Sungyeol tertawa keras.

 

“aku tidak bercanda, dia benar-benar mencintaiku..aku bisa yakinkan itu” Ucap Myungsoo dengan pasti, Hoya menggaruk kepalanya dengan wajah penuh tanya.

 

“jadi kalian melanjutkan hubungan kalian lagi?” Tanyanya, Myungsoo menganggukan kepalanya yakin.

 

“dan kau tidak marah padanya setelah mempermainkanmu?”

 

“eyy, dia melakukan itu karena ada alasannya. Dan aku tau bahwa dia sudah mencintaiku lebih dulu sebelum aku mengetahui permainan mereka” Ucap Myungsoo.

 

“geure? aku rasa kau benar-benar sedang jatuh cinta Myungsoo” Ucap Sungyeol menyadari wajah Myungsoo sudah memerah saat mengatakan Suzy mencintainya.

 

“apakah begitu terlihat?” Tanyanya menangkup kedua pipinya dengan malu.

 

“oh astaga! kau seperti anak remaja yang baru puber saja” Decak Hoya menggelengkan kepalanya, Myungsoo hanya tersenyum lebar sembari menepuk-nepuk pipinya yang terasa panas itu.

 

—–

 

Suzy keluar dari kamarnya dan menuruni tangga untuk makan malam, malam ini barusan oppanya tidak memanggilnya untuk turun makan.

 

“eo..” Langkah Suzy terhenti saat melihat oppanya mengatur makan malam untuknya dengan pakaian yang cukup rapi.

 

“kau sudah turun? Oppa baru mau memanggilmu, duduklah dan segera makan” Ucap Minhyuk menyadari kehadiran Suzy, dengan alis terangkat Suzy mendekati meja makan tanpa mengalihkan matanya dari Minhyuk.

 

“kau terlihat rapi oppa, mau ke mana?” Tanya Suzy mendudukan dirinya, Minhyuk menyodorkan mangkuk nasi serta sumpit dan sendok kepada Suzy sembari tersenyum lebar.

 

“Soojung mengajakku makan malam dirumahnya bersama eommanya” Ucap Minhyuk senang.

 

“Soojug? Jinjja?”

 

“eoh, makanlah..malam ini kau makan sendiri dulu ne, oppa harus pergi sekarang” Ucap Minhyuk berdiri tegak di hadaapan Suzy.

 

“aigoo, sepertinya kau terlihat sangat senang..geure, pergilah..semoga malammu menyenangkan oppa” Ucap Suzy ikut tersenyum saat melihat wajah sumringah Minhyuk.

 

“baiklah, terima kasih atas ucapanmu. Oppa pergi dulu, annyeong” Minhyuk mengecup pipi Suzy sebelum beranjak dari dapur menuju pintu rumah mereka. Suzy hanya menggelengkan kepalanya melihat betapa semangatnya kakaknya itu.

 

—–

 

“annyeonghaseyo omonim” Minhyuk tersenyum melihat eomma Soojung menyambutnya di depan pintu itu.

 

“aigoo, Minhyuk-ah, sudah lama sekali kau tidak datang ke sini..bagaimana kabarmu?” Eomma Soojung tersenyum hangat memeluk Minhyuk bagaikan anaknya sendiri dan mengusap pundak namja itu.

 

“aku baik-baik saja omonim, bagaimana keadaanmu?”

 

“seperti yang kau lihat, omonim selalu sehat..ah, Soojung mengatakan kau akan makan malam bersama di sini” Ucap eomma Soojung, Minhyuk tersenyum dan menganggukan kepalanya.

 

“eo, oppa wasseo” Soojung yang baru saja keluar dari kamarnya memekik melihat kehadiran Minhyuk.

 

“apa kau hanya sendiri Minhyuk-ah? Suzy di mana?” Tanya eomma Soojung, Minhyuk hanya menggaruk kepalanya kikuk.

 

“Suzy sedang sibuk eomma jangan menanyainya..kajja kita makan” Sahut Soojung menarik Minhyuk untuk mengikutinya.

 

“geure, eomma sudah menyiapkan makan malam special untuk Minhyuk malam ini. semoga kau menyukainya ne” Sahutnya, Minhyuk yang sudah berada di depan meja makan itu tersenyum lebar.

 

“apapun masakanmu aku akan menyukainya omonim” Ucap Minhyuk lalu mendudukan dirinya di meja makan.

 

Selama makan malam berlangsung Minhyuk terus menanggapi celotehan dari eomma Soojung dan sesekali tertawa bersama, Soojung hanya mengerucutkan bibirnya saat eommanya menceritakan tentang kelakukan memalukan yang dia pernah lakukan saat kecil dulu.

 

Sampai makan maam berhasil suasana rumah itu terasa sangat menyenangkan dan hangat, Minhyuk membantu Soojung untuk membersihkan piring kotor mereka sementara eomma Soojung memotong buah-buahan untuk mereka makan sebagai makanan penutup.

 

“aigoo, maaf Minhyuk-ah membuatmu repot” Ucap eomma Soojung meletakkan piring yang berisi buah-buahan di atas meja dan tersenyum tak enak pada Minhyuk.

 

“oppa tidak akan repot eomma, dia sudah terbiasa mengurus urusan dapur di rumahnya jadi kau tidak perlu khawatir, kau benarkan?” Sahut Soojung, Minhyuk tersenyum dan menganggukan kepalanya.

 

“ne, gwenchana omonim. Aku malah senang bisa membantu” Ucap Minhyuk.

 

“geure, eomma harus istirahat..kalian berdua berbincanglah sebentar ne” Ucap eomma Soojung berdiri dari tempatnya.

 

“kamsahamnida omoni, aku menikmati makananmu” Ucap Minhyuk ikut berdiri dan menghela eomma Soojung untuk masuk ke dalam kamarnya.

 

Saat kembali dari kamar eomma Soojung, Minhyuk bersedekap menghampiri Soojung dan menatapnya dengan penuh tanya.

 

“jadi?” Soojung mendongak dan menatap Minhyuk bingung.

 

“jadi apa?” Tanyanya acuh, Minhyuk tersenyum tipis lalu menggelengkan kepalanya.

 

“aniyo, lupakan. Apa yang akan kau lakukan sekarang?” Tanya Minhyuk kembali duduk di tempatnya.

 

“eobso, aku kekenyangan” Sahut Soojung menepuk perutnya, Minhyuk menoleh dan menaikkan alisnya sedetik kemudian dia tersenyum penuh arti.

 

“geure? kalau begitu kau istirahat saja..aku akan pulang” Ucap Minhyuk, seketika Soojung menoleh padanya dengan wajah terkejut.

 

“kau sudah mau pulang? Cepat sekali”

 

“kau bilang tidak ada yang ingin kau lakukan, ya sudah..aku juga harus melakukan apa di sini? lebih baik aku pulang” Ucap Minhyuk beranjak dari sofa dan menepuk celananya pelan.

 

“Geurom..sampaikan salamku pada eommamu, dan kau istirahatlah..” Ucap Minhyuk tersenyum mengepuk lengan Soojung, yeoja itu hanya diam tak menanggapi.

 

Minhyuk tersenyum kecil melihat kediaman Soojung itu lalu berbalik hendak meninggalkan ruang tengah.

 

“Minhyuk oppa” Minhyuk menghentikan langkahnya dan tersenyum saat mendengar sahutan Soojung itu, dia berbalik hendak bertanya namun tiba-tiba saja Soojung menarik lehernya dan memeluknya dengan erat.

 

“Soojung-ah…” Gumam Minhyuk dengan bingung, Soojung tidak menjawab dan menenggelamkan kepalanya di pundak Minhyuk.

 

“hei, ada apa?” Tanya Minhyuk, Soojung masih diam..beberapa detik kemudian badan yeoja itu bergetar dan terdengar isakan kecil dari bibirnya.

 

“Soojung-ah, kau kenapa? Ceritakan padaku eoh, hei…jangan menangis” Minhyuk langsung mendekap Soojung dan mengelus punggung yeoja itu saat mendengar isakan Soojung.

 

“eomma…” Lirih Soojung pelan.

 

“eomma? Ada apa dengan eommamu?”

 

“dokter..dokter sudah memvonisnya mengidap kanker otak stadium akhir” Ucap Soojung dengan suara tercekat, Minhyuk seketika membatu mendengar itu, dia memejamkan matanya seraya mengeratkan pelukannya kepada Soojung.

 

“oh astaga…eommamu akan baik-baik saja, kau jangan khawatir Soojung-ah” Bisik Minhyuk pelan.

 

“bagaimana..jika eomma meninggalkanku?”

 

“sssttt, jangan berkata seperti itu, eommamu tidak akan meningalkanmu..dia akan tetap bersamamu, tenanglah..dia akan baik-baik saja” Ucap Minhyuk menenangkan, Soojung yang tadinya merasa gusar karena berita ini perlahan merasakan ketenangan dihatinya akibat pelukan nyaman dari Minhyuk ini.

 

“oppa, gomawo..kau membuatku tenang” Gumam Soojung, Minhyuk menganggukan kepalanya sembari mengusap punggung Soojung lagi.

 

“aku akan terus menenangkanmu, jadi kau tidak perlu khawatir..aku akan disampingmu” Bisik Minhyuk penuh janji, Soojung memejamkan matanya merasa sangat nyaman dengan posisi seperti ini.

 

—–

 

Di koridor ujung kampus itu, sepasang kekasih yang sudah beberapa hari ini membuat seisi kampus gempat tengah berjalan dengan santai sambil bergandengan tangan. Terlihat mereka sedang bercengkrama serta tertawa bersama, pasangan serasi. Itulah yang ada dipikiran orang-orang saat melihat mereka, meskipun terdapat perasaan yang iri di dalam hati mereka.

 

“oppa, appaku ingin bertemu denganmu” Ucap Suzy, Myungsoo membulatkan matanya menatap Suzy terkejut.

 

“appamu?”

 

“eoh, aku menceritakan tentangmu kepadanya dan saat kembali ke Korea nanti dia sangat ingin bertemu denganmu”

 

“aigoo, aku belum siap Suzy-ya. bagaimana kalau dia tidak menyukaiku?” Ucap Myungsoo merengut.

 

“kau tenang saja, appaku itu ayah yang baik. Dia pasti akan senang mengetahui calon menantunya tampan seperti ini” Ucap Suzy tersenyum lebar, mendengar Suzy mengatainya tampan membuat Myungsoo tersenyum puas.

 

“geure? tidak ada salahnya juga memiliki wajah tampan ternyata kalau bisa membuat calon mertuaku menyukaiku” Ucap Myungsoo, Suzy terkekeh pelan.

 

Myungsoo terus berjalan menyusuri koridor hingga kakinya secara tiba-tiba terhenti menatap lurus ke depan, Suzy yang merasa bingung ikut terhenti juga dan menatap Myungsoo dengan alis terangkat.

 

“kenapa berhenti oppa?” Tanya Suzy bingung, Myungsoo membulatkan matanya saat menyadari apa yang sudah dilihatnya.

 

“astaga, Choi Jinri” Pekik Myungsoo tertahan.

 

“nugu?” Myungsoo menoleh pada Suzy dan tersenyum kecil.

 

“tidak ada..kajja, kita harus kembali” Ucap Myungsoo menarik Suzy untuk berbalik, belum sempat dia berbalik sebuah sahutan membuat Suzy berhenti.

 

“pangeranku!” Myungsoo menutup matanya lalu menahan kepala Suzy untuk berbali ke belakang lalu dengan cepat menariknya untuk pergi.

 

“ya ya,Kim Myungsoo! kita mau ke mana?” Tanya Suzy bingung.

 

“aisshh, jangan bertanya ikut aku saja…” Ucap Myungsoo, dia menoleh ke belakang dan melihat yeoja itu terus mengikutinya.

 

“astaga! kenapa harus buntu!” Pekik Myungsoo histeris, dia kemudian melihat toilet berada di ujung koridor itu lalu tanpa aba-aba langsung menarik Suzy masuk ke dalam dan bersembunyi di salah satu biliknya.

 

“ini toilet perempuan oppa!” Protes Suzy, Myungsoo menempelkan jarinya di pertengahan bibirnya menyuruh Suzy untuk diam.

 

“ada apa sebenarnya?” Tanya Suzy bingung.

 

“penguntitku” Bisik Myungsoo dengan wajah frustasi.

 

“pe..penguntit?” Suzy membulatkan matanya dan teringat dengan cerita Soojung pernah.

 

“harusnya aku tau dia akan mengikutiku ke sini, eissh paboya Kim Myungsoo” Rutuk Myungsoo dengan wajah kesalnya.

 

“penguntit kau bilang?” Tanya Suzy lagi dengan suara tercekat, Myungsoo menatapnya dengan wajah pasrah.

 

“entah kau sudah mendengarnya atau belum yang jelas dulu kehidupanku sangat tidak tenang. Yeoja-yeoja itu selalu menguntitku mereka bahkan membuat club sendiri dan mengumpulkan para penguntitku untuk berkerja sama mendapatkan informasi tentangku” Jelas Myungsoo, Suzy hanya membulatkan mulutnya tak percaya.

“sesange! Sebenarnya kau ini apa?” Gumam Suzy tak percaya, namja yang dipacarinya adalah seorang yang memiliki penguntit? Bahkan mempunyai fansclub tersendiri, dia ini boyband atau apa?

 

“pangeranku…” Myungsoo tersentak saat mendengar suara itu, dia meletakkan jari tenjuknya di bibhir Suzy agar tetap diam.

 

“pangeranku, kau di mana? keluarlah” Suzy menutup matanya berharap bahwa yeoja itu tidak menemukan mereka di bilik itu, dia terkejut saat mendengar yeoja itu membuka satu persatu bilik toilet di sekitar mereka.

 

“ottokhae?” Tanya Suzy tanpa suara, Myungsoo hanya menggelengkan kepalanya.

 

“pangeranku, aku melihatmu..keluarlah pangeran”

 

Suzy membulatkan mulutnya baru menyadari bahwa yeoja tadi terus memanggil pangeranku, dia menatap Myungsoo menyelidik lalu menggerakkan bibirnya, “pangeran?” Myungsoo yang mengerti apa yang diucapkan Suzy hanya mengangkat bahunya mengatakan bahwa itu memang benar.

 

“pange..oh, kau di dalam ternyata..” Suzy berjengkit dan meloncat ke arah Myungsoo saat pintu disampingnya diketuk oleh yeoja itu, dia menatap Myungsoo dengan panik.

 

“bicaralah padanya” Bisik Myungsoo dengan sangat pelan di telinga Suzy.

 

“pangeran, keluarlah…”

 

“jwe..jwesonghamnida” Sahut Suzy, terdengar yeoja diluar sana tersentak saat mendengar suara Suzy.

 

“eo, yeoja..maafkan aku” Sahut Jinri dari luar, Suzy menghela nafasnya pelan saat Myungsoo menjauhkan kepalanya di telinga Suzy sehingga dia bisa merasakan nafas Myungsoo yang membuatnya geli.

 

“n..ne, gwenchana…” Sahut Suzy pelan, Myungsoo menyeringai saat menjauhkan kepalanya lalu menarik pinggang Suzy untuk mendekat ke arahnya membuat yeoja itu memekik tertahan.

 

“apa kau melihat seorang namja di sini?” Tanya Jinri lagi, Suzy menatap Myungsoo dengan gugup.

 

CUP~ Bukannya membantu namja itu malah mengecup bibir Suzy dengan cepat dan tersenyum manis, “eo..eoh, aku tidak melihatnya” Sahut Suzy.

 

“geure? apa kau tidak mendengar sesuatu saat di sini? mungkin pangeranku bersembunyi di sini?”

 

CUP~ Myungsoo kembali mengecup bibir Suzy saat Jinri melontarkan pertanyaannya, “aku tidak mendengar apapun, jwesonghamnida” Ucap Suzy lagi.

 

“ah begitu, baiklah..maaf karena sudah mengganggumu” Ucap Jinri, Suzy mendesah lega saat menempelkan kepalanya di pintu mendengar Jinri berjalan menjauh.

 

Cklek~ sesaat setelah mendengar pintu toilet di depan tertutup Suzy langsung menoleh pada Myungsoo dan seketika matanya membulat merasakan bibir Myungsoo kembali menciumnya.

 

Mata Suzy menutup dengan rapat saat Myungsoo mulai menggerakkan bibirnya, namja itu mengeratkan pelukannya dipinggang Suzy hingga membuatnya semakin mendekat. Suzy melupakan keinginannya untuk menolak itu lalu melingkarkan lengannya dipundak Myungsoo dan membalas ciuman namjanya itu.

 

Lama dalam posisi itu membuat Myungsoo perlahan mendorong tubuh Suzy hingga punggungnya menabrak dinding, tanpa melepaskan ciumannya tangan Myungsoo yang satu naik untuk mengelus pipi Suzy dan memperdalam ciumannya.

 

Hingga, beberapa menit kemudian Suzy menepuk pundak Myungsoo untuk melepaskan ciumannya. Namun Myungsoo masih terus menciumnya tanpa menyadari bahwa Suzy sudah kehabisan nafas.

 

“emm…” Suzy bergumam pelan lalu menepuk pundak Myungsoo lebih keras sehingga namja itu tersadar dan melepaskan tautannya.

 

“oh..kau benar-benar membunuhku” Ucap Suzy dengan nafas terengah-engah, Myungsoo hanya tersenyum manis melihat wajah Suzy yang memerah.

 

“kyeopda…” Gumamnya mengusap pipi Suzy, yeoja itu menegakkan badannya lalu menatap protes kepada Myungsoo. tangannya bergerak menutupi bibir Myungsoo saat menyadari namja itu kembali mendekatkan wajahnya.

 

“astaga! di mana Myungsooku yang polos? Apa yang sudah kau lakukan dengannya? Kembalikan dia padaku!” Ucap Suzy merengutkan wajahnya, Myungsoo tersenyum lalu mengecup kilat bibir Suzy.

 

“aku disini sayang…” Gumamnya, lalu melepaskan pelukannya dan membuka pintu bilik toilet itu.

 

“kajja, yeoja itu pasti sudah jauh dari sini” Ucap Myungsoo menarik Suzy untuk keluar, Suzy hanya bisa mendesah mengikuti langkah namjanya itu.

 

—–

 

TBC

 

Pertama-tama author mau ngucapin congratulation~ hari ini tepat 1 tahun WP ini berdiri, huaa senangnya~ author gak nyangka bahwa akan melewati waktu secepat ini ^^ thanks untuk readers yang setia menemani author selama setahun ini 🙂

Back to story~ kemarin author gak ngepost maaf, tiba-tiba penyakit malas kumat lagi..ini aja author ketiknya ngebut semalam haha 😀

Dan berita buruk~ author kemarin ke kampus dan diberitahu ternyata masuknya mulai senin depan..oh! tidak! Padahal udah senang pas tau masuknya bulan depan tapi ternyata semua itu palsu 😥 author masuknya mulai minggu depan itupun belum tentu sudah aktif atau tidak.

Dan kemarin ada beberapa komen yang mengharapkan author bisa tetap lancar ngeposting walau sudah masuk kuliah, hum..maaf sepertinya harapan kalian tidak bisa author kabulkan deh. Author bisa update hampir tiap hari sekarang itu karena author masih libur dan nyantai, sama sekali gak ada kegiatan, tapi kalau kuliah nanti author bisa yakinkan kalau waktu author bakal lebih banyak tersita ke urusan kuliah, karena sekarang sudah semester 5 jadi harus lebih serius lagi kuliahnya. Author bakal ngetik kalau benar-benar waktu author itu kosong, tapi nanti kalian liat aja gimana..doakan saja semoga mata kuliah author nanti ini tidak berat-berat *walaupun itu mustahil*

Udah curhatan author selesai~

Ah sekali lagi author minta maaf atas typonya, author langsung ngepost ini setelah baru saja menyelesaikannya tanpa di cek dulu 🙂 kayak kemarin yang banyak typo yah? hehe maaf, maklumi yah kan tidak di cek 🙂

Comment kalian ditunggu yah ^^