Beauty Is The Beast Part 12

Beauty Is The Beast

| Author : elship_L | Main Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy | Genre : Romance | Rating : PG-17 | Type : Chapter |

Sorry For Typo~

————————————————————————————————————————

Langkah seorang yeoja dan namja itu semakin cepat seiring dengan kakinya yang mulai menginjak koridor panjang rumah sakit itu, sampai tiba di ujung lorong menuju ke ruang UGD langkah keduanya sontak berhenti. Mereka mengedarkan pandangan mereka mencari seseorang yang mereka kenali di kursi tunggu yang berada di depan ruang UGD.

“itu dia, kajja oppa” Seru Suzy, dia menarik namja disampingnya agar mengikuti langkahnya dengan cepat.

“Soojung-ah…” Suzy berdiri mendekati Soojung dan menatap nanar sahabatnya itu, Soojung mendongakkan kepalanya dan menatap Suzy dengan matanya yang sembab.

“Suzy” Soojung langsung menarik Suzy ke dalam pelukannya dan mengeluarkan isakannya sekali lagi.

“uljima, dia tidak akan apa-apa..uljima ne” Ucap Suzy menenangkan mengusap punggung Soojung.

“sekarang kau duduk dulu dan tenangkan pikiranmu” Lanjutnya melepaskan pelukan Soojung lalu menghela sahabatnya itu untuk duduk di sana.

“Soojung-ah..kenapa eommamu bisa masuk UGD?” Minhyuk yang tadinya berdiri dibelakang Suzy itu langsung mengambil tempat disisi lain Soojung dan duduk di sana.

“mollayo, saat aku pulang..aku..aku melihatnya sudah tak sa..darkan diri” Gumam Soojung serak, Minhyuk menghela nafasnya lalu mengusap pundak yeoja itu.

“tenanglah, aku yakin eommamu tidak apa-apa. Dia mungkin hanya kelelahan” Ucap Minhyuk, Soojung hanya diam menganggukan kepalanya kecil berharap semua yang dikatakan namja itu adalah kebenaran.

Setelah beberapa menit menunggu, pintu UGD terbuka dan dokter yang menangani eomma Soojung keluar dari ruangan itu dengan wajah yang sulit diartikan. Suzy langsung berdiri menghampiri dokter itu menanyakan keadaan eomma Soojung seperti apa.

Soojung dan Minhyuk melihat dokter itu menghela nafasnya lalu menggelengkan kepalanya pelan dengan wajah menyesal, sontak Suzy menutup mulutnya tak percaya.

“eomma, ada apa dengan eomma?” Tanya Soojung panik, dia segera berdiri dan menghampiri dokter yang masih berada di depan Suzy yang sudah terisak itu.

“eommaku..bagaimana keadaannya? Dia baik-baik saja? apa yang terjadi?” Tanya Soojung memegang lengan dokter itu dengan kuat.

“Soojung-ah, sabarlah..biarkan dokter ini menjelaskan padamu” Minhyuk kini sudah berada di samping Soojung dan menahan pundaknya.

“maafkan kami nona Jung, kami sudah berusaha semampu kami namun penyakit ibu anda sudah sangat parah dan menyebar diseluruh organ otaknya. Ibu anda tidak dapat kami selamatkan” Ucap dokter itu membuat Soojung membulatkan matanya dengan tubuh yang menegang.

“maldo andwae! ya! kau ini dokter atau apa? kenapa tidak menyembuhkan eommaku? Kembalikan eommaku! Kau berbohong! Eommaku masih hidup” Pekik Soojung histeris dengan airmatanya yang sudah tercucur itu.

“Soojung-ah, tenanglah..”

“eomma..eommaku baik-baik saja, dia baik-baik sajakan? Oppa…eommaku baik-baik saja” Racau Soojung, Minhyuk menghela nafasnya lalu menarik Soojung ke dalam pelukannya.

“Soojung-ah, maafkan aku” Gumamnya lirih.

“eom..ma…” Lirih Soojung sebelum matanya terpejam serta kakinya yang tak mampu menumpu dirinya sendiri hingga dia terjatuh, Minhyuk segera menahan tubuh Soojung yang lunglai dalam pelukannya itu.

“Soojung-ah, Jung Soojung..” Minhyuk menepuk pipi Soojung namun yeoja itu masih memejamkan matanya rapat-rapat.

“dia sepertinya pingsan, kau bisa membawanya ke kamar inap” Ucap sang dokter, Minhyuk menganggukan kepalanya lalu menggendong tubuh Soojung.

“Suzy..” Tegur Minhyuk, Suzy yang masih terdiam di tempatnya itu dengan mata yang memerah segera menoleh.

“Soojung pingsan, aku akan membawanya ke kamar inap. Kau tunggu di sini” Ucapnya, Suzy menatap Soojung yang terkulai digendongan kakaknya itu lalu mengangguk pelan. Sesaat setelah Minhyuk pergi Suzy merosotkan tubuhnya kelantai dan menangis sejadi-jadinya.

“omoni..”

—–

Tap Tap Tap

Suzy segera mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya, matanya memerah melihat kedua orang itu berlari kecil menghampirinya.

“kau baik-baik saja?” Tanya Myungsoo khawatir, Suzy beranjak dari duduknya dan memeluk Myungsoo.

“Soojung eomma…” Lirih Suzy dengan suara bergetar, namja itu tau apa artinya. Dia hanya menghela nafasnya dan menepuk punggung Suzy untuk menenangkan yeojanya.

“o..omoni? Su..Suzy-ya, apa maksud perkataanmu?” Mendengar itu Suzy segera melepaskan Myungsoo dan menatap nanar Jiyeon.

“omoni sudah tidak ada” Gumamnya pelan, Jiyeon memejamkan matanya yang terasa berair itu menahan agar cairan beningnya tidak keluar.

“lalu Soojung di mana?” Tanyanya berusaha tenang.

“dia pingsan dan Minhyuk oppa membawanya ke kamar inap” Jawab Suzy masih seunggukan, Myungsoo menyeka air mata Suzy dengan punggung tangannya dan masih menepuk pundak yeojanya itu.

“chogiyo..kami harus berbicara dengan wakil Ny. Jung” Ucap dokter menginterupsi mereka bertiga, Suzy baru saja ingin mengajukan diri langsung disela oleh Jiyeon.

“anaknya berada di kamar inap, anda bisa berbicara padaku. Aku salah satu keluarganya juga” Ucap Jiyeon.

“baiklah, kita bisa bicarakan di dalam ruanganku. Mari ikut saya” Ucap dokter itu menghela Jiyeon.

“aku ikut Jiyeon-ah…” Tahan Suzy, Jiyeon menggelengkan kepalanya.

“kau tinggal di sini saja dan istirahat, biar aku yang bicara pada dokter” Ucap Jiyeon lalu pergi mengikuti dokter itu.

“Suzy-ya, dengar kata Jiyeon..duduklah, kau harus istirahat juga..kau pasti lelah” Ucap Myungsoo mendudukan Suzy di kursi ruang tunggu.

“heh..Soojung sudah tidak memiliki orang tua oppa” Gumam Suzy lirih, Myungsoo menganggukan kepalanya dan merangkul pundak Suzy membawanya untuk bersandar dipundaknya.

“tapi dia masih memilikimu dan Jiyeon, meskipun tidak begitu mengenalnya tapi aku tau kalau dia adalah yeoja yang kuat” Ucap Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya pelan.

“eoh, dia itu yang paling kuat diantara kita..tenaganya bahkan hampir setara dengan tenaga Minhyuk oppa” Ucap Suzy yang mau tak mau membuat Myungsoo terkekeh.

“kau istirahatlah, jangan banyak pikiran. Aku tidak ingin kau sakit” Ucap Myungsoo mengelus rambut Suzy dengan pelan.

“ehm..gomawo oppa sudah datang kemari”

“itu sudah tugasku untuk menemanimu, kau bisa menutup matamu sebentar. Setelah Jiyeon kembali aku akan membangunkanmu” Bisiknya lalu menepuk pundak Suzy agar yeojanya bisa nyaman dan tertidur untuk sementara waktu.

—–

Suzy menatap nanar wajah sahabatnya itu, 30 menit yang lalu seluruh tamu yang datang melayat telah kembali ke rumah masing-masing. Dan disinilah mereka berada di ruang makan rumah duka berusaha membuat Soojung untuk bisa makan, karena sejak semalam sama sekali tidak ada makanan yang masuk ke dalam mulutnya.

“ayolah Soojung-ah, kau harus makan” Ucap Minhyuk menyodorkan sendok ke Soojung namun yeoja itu menolaknya.

“Soojung-ah, kau akan sakit jika tidak makan..kau makan ne” Ucap Suzy membujuk, matanya terus meneliti wajah Soojung yang terlihat kusut itu. Lingkaran hitam dibawah matanya sangat terlihat dengan jelas.

“sedikit saja kau makan ne, biar perutmu tidak sakit” Sekali lagi Minhyuk mencoba untuk membujuknya namun sama sekali tidak berhasil.

“biarkan saja hyung! kalau dia lapar dia akan makan sendiri” Sahut Myungsoo yang entah darimana dan langsung duduk di samping Suzy.

“mwoya? bukannya membantu malah bicara seperti itu” Dumel Suzy, Myungsoo mengangkat bahunya lalu menoleh pada Soojung.

“ya nona muda..kalau kau tidak makan setidaknya keluarlah dari ruang makan ini biar orang-orang tidak mencoba memaksamu untuk makan, kalau kau tidak mau keluar setidaknya habiskan makanan dimangkuk itu” Sahut Myungsoo pada Soojung membuat yeoja itu menatapnya dengan tajam.

“waeyo? apa aku salah bicara? Sedari tadi Minhyuk hyung sudah membujukmu tapi kau tidak mau, yah kalau tidak mau keluar saja..kau membuat Minhyuk hyun dan Suzy tidak bisa makan juga karena kau, kalau kau sendiri yang sakit sih tidak masalah bagiku tapi kalau sampai Suzy sakit karena tidak makan aku akan mencarimu” Suzy memutar bola matanya lalu mencubit perut Myungsoo menyuruhnya untuk diam, namun namkja itu tidak peduli.

“jadi..makan atau keluar?” Tanyanya, Soojung melirik ke mangkuk sup di depannya kemudian ke arah Minhyuk dan Suzy bergantian.

“heh..” Soojung menatap tajam Myungsoo dan setengah mencibir lalu menarik sendok dari tangan Minhyuk dan segera menyuap kuah sup ke dalam mulutnya, “puas tuan Kim?” Tanya Soojung dengan tajam, Myungsoo menganggukan kepalanya dan tersenyum puas.

“dia harus dipaksa biar bisa makan” Ucap Myungsoo pada Suzy yang menatapnya bingung.

“ckck, daedanhada oppa” Decak Suzy tersenyum lebar, Myungsoo mencolek ujung hidung Suzy lalu memberikan sendok makan pada yeojanya.

“sekarang kau harus makan juga biar tidak sakit” Ucap Myungsoo, Suzy tersenyum menerima sendok itu lalu makan bersama Soojung.

—–

“bagaimana keadaan temanmu?” Suzy merengutkan wajahnya sembari mengaduk jus jeruk di depannya.

“yah seperti biasa..dia masih susah jika harus disuruh makan dan dia lebih banyak diam” Jawab Suzy lesu.

“kalau seperti itu katakan pada oppamu sekali-sekali kerasi dia biar dia tidak susah diberitahu, ckck apa susahnya makan” Ucap Myungsoo berdecak menggelengkan kepalanya.

“aku sudah katakan pada Minhyuk oppa, tapi kau tau sendiri..heh, dia tidak bisa mengerasi Soojung. Sejak kecil Soojung sudah sering dikerasi jadi Minhyuk oppa tidak akan tega”

“aku tau, tapi ini juga demi kebaikannya..tidak mungkin dia terus-terusan seperti ini, dia secepatnya harus menerima kenyataan bahwa eommanya itu sudah tiada” Suzy menghembuskan nafasnya pelan, benar juga kata Myungsoo. Soojung mau tak mau harus menerima kenyataan hidupnya, ini sudah seminggu sejak upacara pemakaman eommanya dan sampai sekarang dia masih belum bisa menerimanya.

“biarkan Minhyuk oppa yang berusaha meyakinkannya, lagipula Soojung akan membuka hatinya jika disaat seperti ini Minhyuk oppa selalu disampingnya”

“aku tidak bisa membayangkan jika aku jadi Minhyuk hyung aku mungkin tidak akan bertahan sampai sekarang, dia benar-benar yeoja keras kepala” Ucap Myungsoo bergidik membayangkan dirinya harus mencintai Suzy sampai bertahun-tahun tanpa mendapatkan balasan yang sama.

“kau tidak usah membayangkannya oppa, karena nyatanya cintamu terbalaskan” Sahut Suzy mengedipkan matanya, Myungsoo tertawa lalu menyentil dahi Suzy.

“aigoo, kau selalu menggodaku eoh” Gumam Myungsoo, Suzy mengerucutkan bibirnya dengan kesal.

“aaah, oppa aku lupa!” Pekik Suzy tiba-tiba membuat Myungsoo berjengkit, “appaku akan pulang, kau harus bertemu dengannya” Lanjutnya membuat Myungsoo melototkan matanya.

“appamu? Dia pulang secepat ini?”

“eoh, katanya dia sudah sangat ingin bertemu dengan calon menantunya jadi dia mengosongkan jadwalnya lalu terbang ke sini..hum, mungkin besok dia akan sampai” Ucap Suzy, Myungsoo menggelengkan kepalanya lalu menatap memelas ke arah Suzy.

“aku belum siap, apa yang harus kukatakan pada appamu? Ini terlalu cepat Suzy-ya” Ucap Myungsoo.

“eyy, kau pikir kau mau bertemu appaku untuk melamarku eoh? kau tidak usah khawatir, palingan hanya makan malam biasa lalu dia akan bertanya tentang hubungan kita, tidak ada yang perlu kau takutkan” Ucap Suzy.

“tapi tetap saja ini appamu..bagaimana kalau saat melihatku dia tidak suka? Bagaimana kalau aku salah bicara di depannya? aku harus mempersiapkan semuanya dan waktu 24 jam itu masih kurang”

“aissh, aku kan sudah katakan kalau appaku akan menyukaimu, dari mendengar ceritaku saja dia sudah menyukaimu..pokoknya tidak ada alasan, besok kita akan menjemput appa bersama di bandara. Arasseo” Ucap Suzy dengan tegas tanpa bantahan membuat Myungsoo merengut lalu mengangguk kecil.

“arasseo” Gumamnya.

—–

“Jiyeon-ah!” Jiyeon yang baru saja akan masuk ke dalam rumahnya itu menoleh ke belakang dan mendapatkan Jinri tengah melambai ke arahnya dari rumah seberang.

“eoh, Jinri..kau tinggal di sini juga?” Tanya Jiyeon terkejut, Jinri tersenyum dan menghampirinya.

“apa kau lupa kakakku siapa?”

“oo..Choi Minho, aku lupa..” Gumam Jiyeon tersenyum kikuk, “ada apa?”

“aniya, hanya ingin memastikan. Saat aku menceritakan pada oppa aku kembali bertemu dengan temanku dan menyebutkan namamu dia langsung mengatakan kalau kau tinggal di seberang rumah kami, awalnya kupikir oppa hanya bercanda tapi ternyata dia benar” Ucap Jinri tersenyum lebar.

“geure..”

“Jiyeon-ah, bisakah kita bicara?” Tanya Jinri dengan mimik serius, Jiyeon mengangkat alisnya lalu mengangguk pelan.

“tidak enak jika harus bicara di depan rumah seperti ini, kajja masuk ke rumahmu” Ucap Jinri, Jiyeon hanya menatapnya bingung lalu masuk mengiringi Jinri ke dalam rumahnya.

“apa yang ingin kau bicarakan?” Tanya Jiyeon, Jinri menggaruk tengkuknya lalu menatap tak enak Jiyeon.

“sebenarnya tidak baik jika aku memanfaatkan hubunganku denganmu untuk masalah ini, tapi hanya ini satu-satunya cara” Ucap Jinri.

“apa maksudmu?”

“kau tau..tentang masalah oppaku dan salah satu sahabatmu”

“ah, Suzy? aku tau ceritanya, dan yang aku tau sekarang Suzy maupun Soojung sama sekali tidak ingin bertemu dengan oppamu. Aku mengerti perasaan mereka seperti apa”

“iya, makadari itu aku ingin berbicara padamu atas nama oppaku. Aku pikir hanya kau yang bisa menyampaikan kepada mereka berdua” Ucap Jinri, Jiyeon hanya menatap Jinri lurus menunggunya untuk berbicara lagi.

“sebenarnya, saat itu oppaku benar-benar tidak bermaksud melakukannya..hanya dia dipaksa oleh teman-temannya untuk melakukannya dan mereka mengancam untuk melecehkanku jika dia tidak melakukannya” Jelas Jinri setelah menarik nafasnya dalam-dalam membuat Jiyeon membulatkan matanya tak percaya.

“ka..kau tidak sedang bercanda kan Jinri?”

“aniyo, aku mengatakan yang sebenarnya..saat oppa dikeluarkan dari sekolah aku sudah ingin berbicara kepada kepala sekolah dan kepada Suzy tapi eomma dan appa sudah terlanjur marah dan mengirim kami untuk sekolah keluar negeri”

“tapi, bagaimana bisa..dia..dia hampir melecehkan Suzy..” Suara Jiyeon tercekat diujung tenggorokannya saat mengungkapkan kalimat itu.

“aku tau, aku sangat menyesal..karena secara tidak langsung aku yang telah menyebabkan semuanya. Oppa melakukan itu kepada Suzy demi melindungiku, berkali-kali aku membujuk oppa untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Suzy tapi dia terus menolak dan membiarkan Suzy berpikir bahwa oppa memanglah namja yang tidak baik” Ucap Jinri dengan mata berkaca-kaca, Jiyeon menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“oppaku sangat menyesal sudah melakukannya, dan dia benar-benar tulus ingin meminta maaf kepada Suzy. Tapi kau tau sendiri kalau dia sama sekali tidak ingin berbicara padanya, terakhir kali aku melihatnya babak belur karena mencoba untuk meyakinkan Suzy. aku tidak tau apalagi yang akan terjadi padanya jika dia kembali bertemu dengan Suzy” Lanjutnya dengan wajah yang sangat menyesal.

“la..lau kau ingin aku melakukan apa? meskipun aku yakin apa yang kau katakan ini adalah kebenaran tapi kedua yeoja itu tidak akan percaya begitu saja” Ucap Jiyeon.

“hanya katakan pada mereka bahwa oppaku tidak sebejat yang mereka pikir, semuanya dia lakukan karena terpaksa dan oppaku sungguh-sungguh menyesal kepadanya. Untuk urusan percaya atau tidak itu adalah hak mereka, yang penting oppaku sudah berniat untuk meminta maaf pada Suzy” Sahut Jinri.

“aku akan mencobanya..gomawo sudah memberitahuku” Ucap Jiyeon, Jinri tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya.

“aku sudah selesai..aku rasa aku harus kembali sebelum Minho oppa mencariku” Jinri kemudian beranjak dari sofa dan berjalan menuju pintu depan.

“sekali lagi gomawo Jinri-ya, sebisa mungkin aku akan meyakinkan mereka untuk menerima pemintaan maafmu dan oppamu” Ucap Jiyeon.

“seharusnya aku yang berterima kasih karena sudah mempercayaiku, aku senang bisa berteman denganmu” Ucap Jinri tersenyum lebar, “ah, satu lagi..aku rasa oppaku tertarik padamu” Lanjutnya membuat Jiyeon melototkan matanya.

“mw..mworagu?”

“oppaku tertarik padamu, sebelum tau di mana tempat tinggalmu dia selalu menceritakan kepadaku tentang gadis yang tinggal di seberang rumahnya dan hari ini aku mengetahui bahwa gadis itu adalah kau” Jelas Jinri sementara Jiyeon hanya terdiam di depan pintu.

“aku sudah membuka banyak rahasia padamu..haha, aku harus segera kembali sebelum semua rahasia oppa kukatakan padamu..annyeong!” Sahut Jinri tertawa kecil saat tak mendapatkan respon dari Jiyeon, dia kemudian berlari kecil menuju pagar dan keluar dari sana, menyebrang jalan hingga menghilang dibalik pagar berwarna cokelat miliknya.

“maldo andwae” Gumam Jiyeon setelah bayangan Jinri menghilang di belakangnya.

“tenanglah Park Jiyeon, Jinri hanya bercanda..ya, dia bercanda” Gumamnya lagi memukul kepalanya dengan kedua tangannya.

—–

Pagi itu terasa lengang di Incheon International Airport, sepasang kekasih itu berjalan memasuki ruang tunggu untuk menunggu pesawat dari Jepang yang akan mendarat beberapa saat lagi.

“aku gugup” Bisik Myungsoo, Suzy menoleh kesamping dan tersenyum menggenggam tangan Myungsoo.

“jangan gugup, appaku tidak akan memakanmu” Ucapnya dengan penuh nada candaan, Myungsoo tersenyum kecil. Senyum pertama yang dia lampirkan sejam malam tadi.

“hei, wajahmu begitu tegang oppa, rilekslah..” Ucap Suzy memegang pundak Myungsoo, bukannya rileks namun namja itu malah semakin menegang.

“aku terlalu gugup Bae Suzy, apa kau tidak tau rasanya bagaimana eoh? aku sudah membayangkan hal-hal terburuk yang akan terjadi jika dia tidak menyukaiku” Ucap Myungsoo gelisah.

“astaga Kim Myungsoo! apa kau mencintai appaku eoh? sama aku saja kau tidak pernah terlihat segugup ini, aku jadi meragukanmu..” Ucap Suzy memicing menatap Myungsoo.

“oh! Kau jangan berbicara sembarangan, perasaan gugup yang aku alami sekarang berbeda dengan gugup yang aku rasakan saat bersamamu” Sahut Myungsoo memprotes membuat Suzy tersenyum lebar.

“aku tau..maka dariitu jangan terlalu gugup seperti ini, aku cemburu” Ucap Suzy merajuk, Myungsoo menarik nafasnya lalu merangkul Suzy.

“aku senang membuatmu cemburu, itu tandanya kau mencintaiku keutchi?” Gumam Myungsoo tertawa kecil, Suzy menatapnya dan mengangguk berkali-kali.

“sangat..sangat mencintaimu oppa” Ucap Suzy, Myungsoo tersenyum puas lalu mengecup bibir Suzy.

“aku tidak gugup lagi..” Ucapnya sembari menunjuk bibir Suzy, “seperti obat untukku” Lanjutnya membuat Suzy seketika merona saat mendengarnya.

“aku benar-benar telah kehilangan Myungsooku yang polos” Gumam Suzy mendesah dan mau tak mau membuat Myungsoo tertawa keras.

“aku masih tetap sama sayang, Myungsoomu yang polos, hanya saja sedikit berbeda jika bersentuhan dengan bibirmu itu” Bisik Myungsoo membuat Suzy bergidik.

“aishh byeontae! aku curiga Hoya oppa sudah meracuni pikiranmu yang polos itu..huhu, aku harus membuatmu jaga jarak dengannya” Ucap Suzy menggelengkan kepalanya sementara Myungsoo malah asyik menertawai Suzy.

—–

“appa!” Suzy berlari kecil menghampiri seorang namja yang memakai setelan jas lengkap dengan menarik sebuah koper besar.

“eoh, Suzy-ya, appa merindukanmu nak” Balas tuan Bae lalu memeluk Suzy melepaskan rindunya.

“bagaimana perjalananmu?” Tanya Suzy melepaskan pelukannya.

“seperti biasa, membosankan..haha, eoh..di mana calon menantuku?” Tanya tuan Bae, Suzy tersenyum lebar lalu menoleh dan menunjuk Myungsoo yang berdiri kikuk tak jauh dari mereka.

“oppa, kemarilah” Panggil Suzy membuat Myungsoo dengan anehnya berjalan menuju mereka.

“a..annyeonghaseyo ahbeonim..cho..choneun Kim Myungsoo imnida” Ucap Myungsoo memperkenalkan dirinya dengan gugup membuat sepasan anak dan ayah itu tersenyum geli.

“annyeong, aku sudah mendengar banyak tentangmu dari anakku. Senang bertemu denganmu” Ucap tuan Bae mengulurkan tangannya, Myungsoo dengan cepat menyalami tuan Bae dan tersenyum kikuk.

“ckck, kau benar-benar tidak salah memilih Bae Suzy” Ucap tuan Bae, Suzy tersenyum lalu berpindah di samping Myungsoo dan merangkul lengannya.

“aku sudah bilang kali ini pilihanku tidak salah” Ucapnya dengan bangga.

“aku tau..dan aku yakinkan pasti banyak yeoja diluar sana yang menatapmu dengan tatapan membunuh saat berjalan dengan kekasihmu ini, keutchi?” Sahut tuan Bae.

“kau benar appa, aissh coba kau ada dan melihat mata mereka yang sudah mau keluar itu…ini semua salah namja ini” Adu Suzy mengerucutkan bibirnya, Myungsoo mengerutkan keningnya lalu menatap Suzy bingung.

“naega wae?”

“karena kau terlalu tampan nak, jadi banyak yeoja yang iri dengan anakku” Sahut tuan Bae menjawab pertanyaan Myungsoo dan membuat namja itu seketika merona.

“omo! appa, jangan menggoda kekasihku” Pekik Suzy mengelus pipi Myungsoo yang memerah.

“ckck, percintaan anak muda sekarang tak tau malu..beraninya bermesraan di depan orang tua” Tuan Bae hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya itu.

“di mana mobil kalian? appa mau sampai di rumah dengan segera” Lanjutnya.

“aku akan membawa kopermu ahbeonim” Ucap Myungsoo dengan sopan menarik koper tuan Bae lalu berjalan menuju parkiran mobil mereka.

“appa, kau menyukainya?” Tanya Suzy berjalan di samping appanya.

“tentu saja..aku bisa membanggakan menantuku itu di depan rekan bisnisku. Dia benar-benar tampan” Ucapnya dengan bangga.

“jangan kenalkan dia dengan rekan bisnismu, nanti mereka akan merebut Myungsoo oppa lalu dijodohkan dengan anak perempuan mereka, nan shireo” Gerutu Suzy.

“kau tidak usah khawatir, appa tidak akan membiarkan Myungsoo jatuh ke tangan yeoja lain selain dirimu..” Ucap tuan Bae tertawa kecil.

“geure? aku bisa tenang kalau begitu..kajja, percepat langkahmu appa” Ucap Suzy tersenyum lebar lalu menarik appanya untuk berjalan cepat menyusul Myungsoo di depan.

—–

“heh” Myungsoo menjatuhkan dirinya di kursi membuat dua orang lainnya yang berada di meja itu menatapnya dengan bingung.

“kau terlihat lelah Myung, apa yang kau lakukan seharian ini?” Tanya Hoya.

“aku bersama appanya Suzy seharian ini, dan itu membuatku sangat lelah” Gumamnya meneguk air mineralnya.

“memangnya apa yang kalian lakukan?” Tanya Sungyeol.

“banyak, saat sampai di rumah dia mengajakku untuk bermain catur, lalu setelahnya dia mengjakku bermain golf bersama rekan-rekannya yang ada di sini, saat sore tadi dia mengajakku berlari di sungai han dan itu berlangsung selama 2 jam..heh, dia itu pria yang sangat energetik. Aku bahkan tidak bisa menyelesaikan lariku” Jelas Myungsoo menghela nafasnya.

“ckck, sepertinya appanya Suzy itu menyukaimu. Buktinya dia mengajakmu untuk melakukan semua kegiatannya bersama, itu tandanya dia sudah memberikan restunya Myung, seharusnya kau senang” Ucap Sungyeol menepuk pundak Myungsoo.

“benarkah?”

“eoh, biasanya kalau seorang ayah itu bertemu dengan kekasih anak perempuannya mereka hanya akan menginterogasi kekasihnya itu dari bibit, bebet, dan bobotnya bukannya malah menghabiskan waktu bersama seharian ini” Jawab Hoya pasti membuat Myungsoo mengulum senyumnya.

“geure? aku direstui!” Pekiknya dengan girang membuat kedua namja itu menggelengkan kepalanya tak percaya.

“ah, tapi Myungsoo-ya, kau tau kami tadi bertemu dengan Jinri” Sahut Sungyeol membuat Myungsoo seketika cemberut.

“kalian sudah bertemu dengannya?” Gumamnya.

“eoh, kau juga sudah bertemu dengannya? Kapan?” Tanya Hoya bingung.

“beberapa hari yang lalu di kampus saat aku sedang berjalan berdua bersama Suzy tiba-tiba saja dia muncul dan mengejarku” Jawab Myungsoo.

“astaga, yeoja itu masih terobsesi padamu..dia pasti sudah tau kau sudah memiliki kekasih, kenapa tidak berhenti saja?” Gerutu Sungyeol, tadi siang juga dia mengingat saat bertemu dengan Jinri, yeoja itu terus mengejar mereka dan menanyai di mana Myungsoo berada.

“aku tidak tau..yeoja seperti itu harusnya dibiarkan saja biar bisa berhenti sendiri, aku juga tidak menyangka jika dia pindah ke kampus kita” Ucap Myungsoo acuh, dia tidak ingin mengambil pusing masalah Jinri. Selama dia tidak mengganggu hubungannya dengan Suzy itu tidak akan menjadi masalah untuknya.

“kau benar Myung, tapi cepat atau lambat kau akan bertemu lagi dengannya dan tidak mungkin kau mau bersembunyi terus.

“aku tau..nanti kalau bertemu dengannya aku akan berbicara biar dia bisa berhenti menguntitku” Jawab Myungsoo.

—–

“Suzy” Jiyeon menarik tangan Suzy yang baru saja akan masuk ke dalam area kantin kampus mereka membuat yeoja itu menatapnya dengan bingung.

“ada apa?”

“ada yang ingin aku katakan, ikutlah denganku” Ucap Jiyeon.

“kau bisa mengatakannya di dalam, Soojung sudah menunggu kita”

“aku harus mengatakan padamu sendiri, aku tau Soojung tidak akan bisa menerima apa yang aku ingin katakan nanti..” Ucap Jiyeon lalu menarik tangan Suzy ke taman kampus.

“apa yang ingin kau katakan memangnya?” Suzy dan Jiyeon kini sudah duduk di salah satu bangku taman kampus mereka.

“ini masalah..Minho” Ucap Jiyeon ragu, mendengar nama Minho, Suzy langsung menatap tajam Jiyeon.

“kau…”

“tunggu, dengarkan dulu aku beru setelah itu kau bisa bebas bicara” Sela Jiyeon menurunkan telunjuk Suzy yang menunjuk tepat di depan wajahnya itu.

“apa yang harus aku dengarkan memangnya? Dia sama sekali sudah tidak ada urusannya lagi denganku..kau ini kenapa Jiyeon-ah?”

“Suzy, dengarkan aku dulu..entah kau bisa percaya atau tidak tapi setidaknya dengarkanlah” Ucap Jiyeon memohon, Suzy menarik nafasnya sejenak lalu menganggukan kepalanya.

“baiklah aku akan mendengarmu” Ucap Suzy setuju, Jiyeon tersenyum kecil lalu mulai menceritakan pada Suzy apa yang Jinri katakan padanya.

“itulah yang adiknya beritahu padaku” Gumam Jiyeon di akhir penjelasannya, Suzy sudah sangat jelas terlihat sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Jiyeon.

“go..gojitmal” Ucap Suzy dengan suara tercekat.

“aku tidak mungkin berbohong padamu Suzy-ya, aku memberitahumu sesuai dengan apa yang aku dengar. Tidak kurang dan tidak lebih” Ucap Jiyeon meyakinkan.

“ta..tapi, itu tidak mungkin! Nam..namja itu benar-benar melakukannya, dia..dia..”

“arra..aku tau apa yang dia lakukan Suzy-ya, aku memberitahumu ini hanya menyampaikan apa yang ingin Jinri katakan padamu. Itu saja, kau mau percaya atau tidak itu terserah padamu..semuanya hakmu” Sela Jiyeon memegang pundak Suzy.

“aku memang tidak lama mengenal Minho, tapi aku mengenal Jinri dengan baik dan aku bisa tau dia berbohong padaku atau tidak. Dan saat itu aku sangat yakin kalau dia sangat serius dengan apa yang dikatakannya” Sahut Jiyeon, Suzy menoleh padanya dan menatapnya penuh tanya.

“benarkah?”

“ehm, aku memang tau bagaimana perasaanmu..bagaimana hancurnya dirimu saat namja itu melakukannya, tapi meskipun kau tidak bisa melupakan apa yang telah dia lakukan setidaknya maafkanlah. Tidak ada yang salah dengan memaafkan kesalahan seseorang, memaafkannya bukan berarti kita membuat hidup kita menjadi lebih buruk, tapi itu malah akan membuat beban kita berkurang” Suzy menatap Jiyeon yang dengan bijak menyuruhnya untuk memaafkan Minho itu.

“a..aku tidak yakin bisa memaafkannya”

“kau bisa Suzy-ya, manusia diciptakan dengan akal dan hati nurani. Dan aku tau kau memilikinya, hanya saja otakmu terus menyangkal untuk memaafkan namja itu” Ucap Jiyeon menunjuk dada Suzy.

“memaafkan adalah perbuatan yang mulia, mungkin dengan memaafkan kau bisa menghapus dosamu selama ini..yah, meskipun kita memiliki dosa yang sama…” Lanjutnya lalu terkekeh di akhir kalimat.

“aku tau..” Gumam Suzy ikut tertawa kecil, “tapi Soojung?” Suzy menghentikan tawanya lalu menatap Jiyeon serius.

“kita bisa meyakinkannya..Soojung itu anak baik, hanya sedikit keras kepala” Ucap Jiyeon yakin.

“ba..baiklah, aku akan mengikuti saranmu” Ucap Suzy akhirnya, Jiyeon tersenyum dan menepuk pundak Suzy.

“itu baru sahabatku..kajja, Soojung pasti sudah mendumel tidak jelas karena menunggu lama” Ucap Jiyeon lalu beranjak dari bangku taman mengajak Suzy untuk kembali ke kantin.

—–

“oy nona…” Soojung yang tengah menekuk wajahnya itu mengangkat kepalanya lalu mendesis melihat Myungsoo berdiri di depan mejanya itu.

“wae? Suzy tidak ada di sini” Ucap Soojung ketus, Myungsoo menggelengkan kepalanya lalu mengambil tempat duduk tepat di depan yeoja itu.

“kenapa kau malah duduk di sini?” Gerutu Soojung.

“aku mau menunggu Suzy di sini, memangnya ini kursi milikmu eoh?” Balas Myungsoo, Suzy menekuk wajahnya lalu membuang mukanya dari Myungsoo.

“ckck, aku heran kenapa kau membenciku? Memangnya apa yang sudah kulakukan padamu eoh?” Sahut Myungsoo membuat Soojung berdecak sebal.

“kau menipu sahabatku, kau membuat sahabatku menangis, kau membiarkannya menunggu berjam-jam diluar sana, apa tiga itu cukup menjelaskan padamu betapa aku membencimu eoh” Papar Soojung dengan sekali tarikan nafas dan menatap Myungsoo tajam.

“yang menangis itu Suzy, yang menunggu itu Suzy kenapa jadi kau yang marah seperti ini..aku juga sudah minta maaf, semuanya aku lakukan tidak dengan sengaja”

“aaahh terserahlah! Jangan mengajakku bicara denganmu nan shireo!”

“aigoo, aku heran apa yang Minhyuk hyung lihat dari yeoja sepertimu? Cerewet iya..tukang marah-marah iya..cantik? cih, lebih cantik Suzyku..lalu kenapa dia malah menyukainya?” Cibir Myungsoo pelan, namun Soojung bisa mendengarnya dan segera menatapnya dengan tajam.

“apa yang kau bilang?” Geramnya kesal.

“oh, kau mendengarku? Hum..aku hanya bingung kenapa Minhyuk hyung betah menyukaimu. Apa mungkin karena yeoja yang diajaknya berinteraksi hanya kau, jadi dia cuma menyukaimu? Kalau begitu aku harus mengenalkannya sama teman-teman yeoja Hoya, biar dia bisa membuka matanya dengan jelas” Ucap Myungsoo panjang lebar.

Braaak! Soojung mengeraskan wajahnya dan menghentakkan meja di depannya dengan kedua telapak tangannya.

“ya! kau pikir kau siapa eoh? Minhyuk oppa menyukaiku apa masalahnya denganmu? jangan berani mengenalkannya dengan yeoja-yeoja yang kau katakan itu! kalau kau berani aku akan menyuruh Suzy untuk memutuskanmu!” Pekik Soojung dengan kesal, bukannya takut Myungsoo malah tertawa.

“kenapa aku tidak boleh mengenalkannya pada mereka? Kau siapa? kau punya hak apa? ahh…kau yeoja yang disukai Minhyuk hyung keutchi..tapi bukannya kau tidak menyukainya? Jadi kau tidak punya hak untuk melarangku” Balas Myungsoo.

“tentu saja aku punya hak! Aku ini…aku..” Soojung seketika terdiam dengan wajah berpikirnya, tidak tau harus mengatakan apa.

“waeyo? kau tidak menemukan jawaban pertanyaanku? Kau siapa?” Sahut Myungsoo terkekeh pelan.

“ya…aku…”

“Soojung-ssi, kalau kau memang menyukainya tinggal katakan saja. Tidak perlu menahan diri begitu, kau akan menyesal kalau dia tiba-tiba menemukan yeoja yang bisa membalas perasaannya tidak sepertimu yang selalu mencoba untuk menolak kenyataan bahwa kau juga menyukainya” Sela Myungsoo.

“kau tidak perlu berpikir lagi, sudah bertahun-tahun Minhyuk hyung memberimu waktu berpikir, jangan sampai dia sudah jenuh untuk menunggumu..katakanlah sebelum aku benar-benar mengenalkan salah satu teman Hoya kepadanya” Lanjut Myungsoo melihat Soojung masih terdiam.

“ak…”

“oppa!” Soojung langsung menghentikan ucapannya saat mendengar pekikan Suzy itu, Myungsoo langsung menoleh ke belakang dan tersenyum lebar.

“kau darimana?” Tanya Myungsoo menarik tangan Suzy dan menghelanya untuk duduk di sampingnya.

“aku tadi sedang ada urusan dengan Jiyeon..apa yang kau lakukan di sini?”

“aku menunggumu..temanmu juga menunggumu” Ucap Myungsoo lalu mengedikkan dagunya pada Soojung.

“eoh, Soojung-ah, ada apa?” Tanya Jiyeon melihat wajah Soojung yang ditekuk itu.

“apa yang kau lakukan pada Soojung oppa?” Tanya Suzy penuh selidik, Myungsoo mengangkat tangannya lalu menggeleng pelan.

“aku tidak melakukan apapun” Jawabnya dengan santai, “dia mungkin sedang memikirkan sesuatu? Entahlah..” Lanjutnya lalu tersenyum lebar.

“tidak mungkin..kau pasti melakukan sesuatu” Ucap Suzy tidak percaya.

“tanya pada orangnya saja…aku tidak melakukan apapun” Jawab Myungsoo yakin, Suzy mengangkat alisnya lalu beralih pada Soojung.

“ya..apa yang Myungsoo oppa lakukan padamu? Katakan padaku, aku akan membalaskannya untukmu” Tanya Suzy pada Soojung.

“kenapa wajahmu cemberut begitu eoh? apa yang kau pikirkan?” Tanya Jiyeon lagi.

“eo..eobso..” Gumam Soojung lalu menatap kesal ke arah Myungsoo, “aku kembali..moodku sudah hilang di sini” Lanjutnya lalu beranjak pergi, Jiyeon menatap Suzy yang pergi lalu menatap Suzy serta Myungsoo bergantian.

“eiisshh! Ya tunggu aku! Aku tidak mau jadi pajangan di sini” Pekik Jiyeon menyusul Soojung membuat Myungsoo terkikik geli.

“sahabat-sahabatmu memang mengerti kalau aku ingin berdua denganmu” Ucap Myungsoo tersenyum lebar, Suzy berdecak lalu menggelengkan kepalanya.

“apa yang kau lakukan pada Soojung tadi?” Tanya Suzy tanpa peduli pada ucapan Myungsoo sebelumnya.

“sudah kukatakan aku tidak melakukan apapun, kau tidak percaya padaku eoh?” Ucap Myungsoo.

“aku tau hari ini mood Soojung itu sedang baik, tapi kenapa tadi dia tiba-tiba cemberut?”

“aigoo, aku benar-benar tidak melakukan apapun chagiya..aku hanya mengatakan beberapa saran untuknya” Ucap Myungsoo menopang kepalanya di atas meja dengan tangannya dan duduk menyamping menghadap ke Suzy.

“saran?”

“eoh, saran tentang perasaannya” Jawab Myungsoo dengan bangga.

“cih..apa kau sedang bertindak sebagai pakar asmara eoh? lihatlah dirimu dulu baru pikirkan bagaimana memberi saran pada orang lain” Decak Suzy.

“memangnya aku kenapa?”

“masih bertanya lagi eoh? jelas-jelas masih seperti remaja labil yang baru kasmaran, malah memberi orang lain saran tentang asmara..” Sahut Suzy, Myungsoo menekuk wajahnya menarik ujung rambut Suzy.

“ya, aku bukan remaja labil. Aku sudah dewasa isshh” Dengus Myungsoo sebal.

“kau masih seperti labil oppa, untuk berkencan saja kau masih mencari di internet di mana tempat yang biasanya dilakukan. Dan lagi, aku tidak yakin kau bisa bersikap romantis seperti namja-namja dewasa pada umumnya” Ucap Suzy mengangkat dagunya, Myungsoo menegakkan tubuhnya lalu menatap Suzy tajam.

“apa kau sedang menantangku nona Bae?” Ucap Myungsoo tersenyum menggoda pada Suzy.

“siapa yang menantangmu?” Balas Suzy acuh.

“baru saja kau mengatakan bahwa kau ingin aku bersikap romantis kepadamu..apa yang kau ingin aku lakukan hum?” Tanya Myungsoo mendekatkan dirinya pada Suzy membuat yeoja itu berjengkit.

“ya! ini tempat umum pabo” Dumel Suzy melirik ke sekelilingnya.

“oho..kau ingin aku bersikap romantis padamu di tempat yang sepi? Hanya kita berdua?” Tatapan Myungsoo masih terlihat sangat menggoda membuat Suzy bergidik, dia mendorong pundak Myungsoo untuk menjauh darinya.

“eoh, eoh..kau yang memulainya nona” Sahut Myungsoo memegang tangan Suzy yang ada dipundaknya.

“Kim Myungsoo geumanhae, orang-orang melihati kita” Bisik Suzy berusaha melepaskan tangannya.

“aku tidak peduli, bukankah kau ingin aku menjadi namja yang romantis eoh? aku hanya ingin menunjukan keromantisanku chagiya”

“ya ya ya, aku tau..kau namja yang romantis, ije geumanhae eoh..” Ucap Suzy menganggukan kepalanya.

“aniya..kau belum tau, aku harus menunjukannya” Gumam Myungsoo menggelengkan kepalanya lalu menunduk berniat untuk mencium Suzy.

“Myungsoo oppa!” Myungsoo berhenti tepat sebelum bibirnya bisa menyentuh bibir Suzy, alisnya mengerut seperti mengenal suara itu. saat dia mengangkat kepalanya, matanya membulat melihat Jinri berdiri tepat di belakang Suzy dan menatapnya dengan berbinar.

“ne..neo…”

“oppa! akhirnya aku bisa menemukanmu juga! Sudah lama kita tidak bertemu, aku merindukanmu” Pekik Jinri girang membuat Myungsoo semakin membulatkan matanya, sementara Suzy hanya memiringkan kepalanya lalu menatap Myungsoo tajam.

“cho..chogiyo..a..aku”

“oppa dia siapa? apa kekasihmu yang dikatakan orang-orang itu? heiissh, kau bahkan ingin menciumnya di depan umum? Kau membuatku patah hati oppa” Sela Jinri tak sadar bahwa Myungsoo sudah memasang wajah waspadanya terhadap Suzy.

“eo..eoh, dia pacarku. Waeyo? kau pergilah jangan menggangguku” Ucap Myungsoo mengusir Jinri namun yeoja itu menggelengkan kepalanya dengan kuat.

“aku ingin berkenalan dengannya, chogiyo..bisakah kita berkenalan? Aku ingin tau bagaimana yeoja yang berhasil merebut pangeranku” Ucap Jinri, Suzy memasang wajah datarnya lalu menyebut pangeran tanpa suara pada Myungsoo.

“penguntit” Gumam Myungsoo pelan membalas tatapan datar Suzy itu.

“agasshi, perkenalkan namaku Choi Jinri, kau bisa memanggilku Jinri saja..namamu siapa?” Sahut Jinri lagi masih menatap punggung Suzy yang membelakanginya.

“nu..nugu?” Bisik Suzy dengan wajahnya yang terkejut.

“Jinri..waeyo?” Jawab Myungsoo, Suzy mengerjapkan matanya lalu berbalik dan menatap wajah Jinri tepat di depannya.

“neo…” Jinri terdiam ditempatnya saat menatap wajah Suzy yang sangat terlihat tercengang karena melihatnya itu.

“ya, ada apa?” Tanya Myungsoo pada Suzy yang masih diam menatap Jinri itu.

“o..oppa, apa pacarmu itu Suzy?” Tanya Jinri tercekat, Myungsoo mengangkat alisnya bertanya-tanya mengapa Jinri mengetahui nama Suzy?

“eoh, waeyo?” Sahut Myungsoo bingung, Jinri menggelengkan kepalanya lalu membungkuk sedikit.

“maaf mengganggu kalian..aku pergi” Gumamnya lalu dengan cepat meninggalkan Myungsoo dan Suzy berdua di sana.

“eh..ada apa dengan yeoja itu? tidak biasanya dia pergi begitu saja tanpa paksaan” Gumam Myungsoo bingung, dia mengalihkan perhatiannya pada Suzy lalu menepuk pundak yeoja itu.

“ya..kau kenapa? Seperti melihat hantu saja” Ucap Myungsoo, Suzy mengerjapkan matanya lagi lalu menatap Myungsoo.

“apa dia penguntit yang kau katakan itu?” Tanya Suzy, Myugsoo menganggukan kepalanya.

“sejak kapan?”

“sejak aku kelas tiga SMP, dia terus mengikutiku hingga SMA. Namun saat aku berubah jadi culun dia langsung berhenti menguntitku karena memang tidak tau aku di mana sebenarnya” Jelas Myungsoo, Suzy menahan nafasnya lalu menggeleng pelan.

“apa kau mengenalnya? Dia mengetahui namamu..” Tanya Myungsoo.

“tentu saja aku mengenalnya” Sahut Suzy, Myungsoo mengerutkan alisnya dengan bingung.

“benarkah?”

“adik dari namja yang hampir melecehkanku” Gumam Suzy menatap Myungsoo tajam, namja itu membulatkan matanya terkejut.

“mworagu?” Pekiknya tak percaya.

“adik Choi Minho, Choi Jinri”

“sesange! Kenapa dunia ini begitu kecil, oh! Tidak kakak, tidak adik mereka sama-sama menyebalkan” Decak Myungsoo menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“kau tidak memiliki hubungan apapun dengan yeoja itu kan?” Tanya Suzy curiga, Myungsoo kembali membulatkan matanya tak percaya.

“ya! kau jangan mengatakan yang sembarangan, aku tidak ada apa-apa dengannya. Dia hanya penguntitku dan aku sama sekali tidak pernah meladeninya, kalau kau tidak percaya tanya Hoya dan Sungyeol saja” Sergah Myungsoo dengan cepat.

“jinja?”

“jinja..hanya kau, aku hanya berhubungan dengan satu yeoja..Bae Suzy, tidak ada yang lain lagi. Percaya padaku” Ucap Myungsoo yakin, Suzy awalnya memicingkan matanya pada Myungsoo namun sedetik kemudian yeoja itu tersenyum lebar.

“joha..jangan pernah berpikir untuk berhubungan dengan yeoja manapun! Kau tidak boleh melakukannya, aku akan menggantungmu jika itu sampai terjadi” Ucap Suzy, Myungsoo tersenyum dan menganggukan kepalanya lalu menarik Suzy ke dalam dekapannya.

“tidak akan pernah sayang” Bisiknya pelan.

TBC

Waah~ Maaf author baru muncul hari ini 😦 kemarin saat weekend dua hari full author ada kerjaan diluar sampe pulang malam dan juga sindrom malas author lagi kambuh tiga hari terakhir makanya auhtor tidak posting. Ini aja author usaha banget buat ngetiknya biar kalian tidak lama menunggu. Nextnya udah bakal end yah, tapi gak tau dipostnya kapan, soalnya udah masuk kuliah jadi susah nyari waktunya.

Untuk FF baru, author udah punya idenya dikepala, covernya juga udah jadi. Tapi waktu untuk mengetiknya masih author cari-cari, nanti kalau ada waktu kosong author bakal posting FF barunya ne. Sekali lagi maaf karena author gak posting dua hari kemarin 😦

Maklumi untuk typonya yah..biasa gak di cek sebelum di posting 😦

Comment kalian ditunggu yah ^^