The Color Of Lovers TEASER

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : –

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

TEASER

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-2010-

The murky waters begin to rise.
The winds begin to blow.
I am overwhelmed with pain.

In my mind I try to fight,
But I give in because I know
It’s my only way to escape.

I close my eyes.
I lift my bow.
I play.

Every stroke makes a melody rise.
My tears, like music, flow.
I ignore the pain.

I open my eyes.
A smile grows.
My, what a mess I’ve made.

Alunan musik klasik yang memenuhi area ballroom itu cukup membuat para penonton yang duduk di sana terhanyut akan ketenangan dan intensitas dari musik tersebut. Gesekan demi gesekan terjalin antara senar dan busurnya membuat sang pemain terlihat cakap membawakan nada indahnya.

Para wanita yang mendengarnya menutup mata mereka untuk menyerap makna dari alunan-alunan tersebut. Tanpa bosan, mereka membuka telinga satu persatu untuk menerima nada-nada itu.

Sang namja yang kini berdiri sendiri ditengah panggung dengan satu lampu sorot yang menyinari hanya tepat di mana dirinya ikut terhanyut dengan permainannya sendiri, nada indah namun menggetarkan itu mampu dia hasilkan dengan gerakan tangannya yang begitu sempurna.

Berdiri tegak, menarik jauh-jauh busurnya dari senar kemudian mendorongnya sehingga membuat nada tinggi dan dengan sekali menjatuhkan nadanya untuk mengakhiri permainan spektakulernya tersebut. Namja itu menarik nafasnya dalam saat nada terakhir terhenti dari permainannya dan dengan perlahan membuka matanya mencari tau reaksi dari para penonton.

Prook Prook Prook~

Suara gemuruh tepuk tangan para penonton membuat namja itu bernafas lega dan melampirkan senyum manisnya. Mereka semua berdiri dari tempatnya untuk memberikan apresiasi kepada sang pemain yang telah membawakan permainan yang sangat indah.

Namja itu dengan sopan membungkukkan badannya ke arah kiri, depan dan kanan panggung tak lupa dia juga tersenyum ke arah para penonton yang berada di ruang vip ballroom tersebut. Dengan punggung yang tegak namja itu berbalik meninggalkan panggung beserta tepuk tangan riuh penonton yang tak berhenti dipersembahkan untuknya.

Senyumnya sama sekali tidak pudar saat menuruni panggung, dibelakang panggung dia sudah disambut oleh pelatih serta teman-temannya, memberi selamat atas kerja kerasnya dengan membuahkan hasil yang luar biasa memuaskan.

“pertunjukan yang mengagumkan”

“aku tau kau yang terbaik”

Namja itu masih terus tersenyum lebar saat mendengar pujian demi pujian yang diberikan untuknya, melihat seorang namja paruh baya berdiri tepat di depan pintu ruang gantinya, dia mempercepat langkahnya dan tersenyum lebar.

“saem…”

“kau tidak pernah mengecewakanku” Ucap pria paruh baya tersebut, namja itu memeluk pelatihnya dengan senang.

“semua karenamu saem”

“kau memang sempurna sejak awal”

 

Close your eyes
Dance with me
Set yourself free
And take the skies
You may not understand
You may not care
You may not want to bare
A five fingered hand

Please don’t shun me
I only want to be a friend
Not wait until the end
Of a year to be
I only want this day
To be celebrated like the last
To make sure that it doesn’t blast
In my face, or stay at bay

Eyes closed
And dancing
And advancing
Onto the next pose

I smile
And go home
And rest
For the next
Day ~

Para penonton tidak dapat menahan sorakan mereka saat melihat namja itu meliukkan badannya dengan lincah, mengikuti irama musik pop yang mengalun dia melakukan beberapa gerakan yang cukup sulit jika orang awam berniat untuk mengikutinya.

Hidup, namja itu terlihat hidup dengan gerakan-gerakannya yang sukar, kakinya dengan sangat lincah bergerak ke kanan dan ke kiri, tangannya bergerak meliuk-liuk sehingga membuat postur yang enak dilihat dari tubuhnya.

Semua orang yang berada dalam ruangan itu terpaku akan gerakan-gerakan yang diciptakan oleh namja itu, berawal dari musik yang mengalun pelan hingga perlahan-lahan berubah dengan beat yang lebih cepat membuat gerakan namja itu secara otomatis dipercepat mengikuti irama musiknya.

Sama sekali tidak ada suara yang keluar, hanya suara musik dari pengeras suara beserta suara desahan nafas dari sang dancer tersebut. Para penonton bahkan lupa untuk melakukan pernafasan saat melihat penari itu menarik bajunya ke atas dengan gerakan menggoda dan memperlihatkan sebagian perutnya yang berotot.

Gerakan terakhir namja itu berputar dan melompat untuk melakukan putaran sekali di udara dan mendarat menggunakan satu lututnya.

Prook Prook Prook~

Para penonton yang kebanyakan dari wanita itu bersorak senang melihat akhir yang sempurna tersebut, mereka menyerukan nama namja itu dengan histeris. Saat namja itu berdiri dan menyebarkan senyum mematikannya para penonton menarik nafasnya dalam kemudian histeris kembali.

Namja itu membungkuk untuk mengucapkan terima kasih atas dukungan yang mereka berikan, dia tersenyum sekali lagi kemudian berbalik meninggalkan ruangan tersebut.

Saat diluar ruangan dia menyeka keringat yang terjatuh dipelipisnya dan menghela nafasnya lega, “kau menyelesaikannya dengan baik” Seorang yeoja muncul dari sampingnya dan menepuk pundaknya bangga.

“aku tau ini akan sempurna” Jawabnya dengan wajah tanpa ekspresi.

“kau benar-benar orang yang berbeda saat diluar panggung”

 

Colors of red
Mixed with the white
The white of the dead
The red seen from sight

These are all painted
From the painter
The girl who is tainted
Death is a drainer

Painting and painting
It’s all the painter can do
Based on all his training
It is nothing new

Her paint running low
Far from finished with the collection
The collection of death row
Working on section by section

The painter paints on
Until she becomes painted
Painted into a masterpiece
A masterpiece of the end
Her portrait titled death

Mata tajam itu terus bergerak sesuai dengan gerakan kuas kecil yang digerakkan oleh tangannya di atas kanvas. Yeoja itu sama sekali tidak membiarkan satu titik kesalahanpun yang mengusik pekerjaannya.

Dengan teliti dia mencelupkan kuasnya di dalam air kemudian kembali mencelupnya di atas cat air dan sekali lagi menggerakkan kuas itu di atas kanvas dengan cermat.

Tidak merasa terganggu oleh pengunjung yang berada disekitarnya yang mengamati pekerjaannya, dia duduk tegak di tempatnya dengan mengacuhkan pengunjung-pengunjung tersebut.

Kanvasnya sebentar lagi akan terpenuhi oleh goresan-goresan kuasnya yang indah, tangan lentiknya bergerak lincah di atasnya. Goresan demi goresan memenuhi kanvas di depannya dan semakin membuat wadah berwarna putih itu kini dipenuhi oleh gradasi-gradasi warna dari cat air.

Satu goresan terakhir dibagian bawah kanvas yang ditariknya dari kiri ke kanan membuat yeoja itu menghela nafasnya lega. Sekali lagi mata tajamnya mengamati hasil lukisan di depannya dan mendesah puas ketika lukisan itu terlihat sempurna untuknya.

Yeoja itu bergerak dari kursinya-gerakan pertama sejak satu jam terakhir-kemudian berdiri dan meregangkan badannya.

“aku selesai” Sahutnya dengan girang, beberapa pengunjung serta salah satu penanggung jawab di ruangan itu menoleh padanya.

“kau bisa membawanya ke depan dan kami akan memajangnya” Ucap salah satu penanggung jawab tersebut.

Yeoja itu mengangguk melepaskan kanvas dari tempatnya dan membawanya ke depan. Dia meletakkan dengan sangat hati-hati di dalam sebuah bingkai sebelum hasilnya di gantung di dinding ruangan tersebut.

“ini sempurna” Gumam salah satu pengunjung, yeoja itu tersenyum puas mendengarnya. Setelah melihat karyanya tergantung dengan sempurna dia dengan bangga berbalik dan keluar dari ruangan itu. Dia telah selesai.

Menyusuri koridor panjang, berjalan dengan cepat dan mengikuti sebuah sumber suara yang menghasilkan irama menghentakkan dari musik pop, saat sampai di depan pintu salah satu ruangan dia mengintip ke dalam dan menemukan seorang namja menari dengan hebat di sana.

Tidak lama dia menyaksikan pertunjukan itu dan selesai, untunglah dia bisa datang lebih cepat sehingga bisa melihat gerakan akhir dari namja itu “kau menyelesaikannya dengan baik” Ucapnya pada namja itu dengan menepuk pundaknya.

“aku tau ini akan sempurna”

“kau benar-benar orang yang berbeda saat diluar panggung” Yeoja itu mencibir pelan namun sesaat kemudian dia tersenyum kecil dan segera merangkul lengan namja itu.

“ayo..kita harus melihatnya”

 

You were my first love
And I adored you
You introduced me to this world of art
That is now my everything

I wanted to be completely yours
Go to the ends of the earth with you

My heart skipped a beat
Every time I heard your name

I loved those that loved you
But always believed
We loved each other with something so distinct and beautiful
It could not be matched

You were my number one
But I found another

Slowly I realized
That you are not my everything

I gave up my dream
Of dedicating my life to you
But I will never forget you

You are always apart of me
I love you eternally
Ballet

Musik merdu mendampingi tarian lembut dari yeoja yang kini tengah bergerak dengan merentangkan tangannya serta menjinjitkan kakinya hingga bertumpu pada kedua ujung jempol kakinya.

Tarian indahnya sanggup membuat para penonton terperangah akan gerakannya yang lembut, gemulai namun terlihat kuat dari luar. Sebuah tarian yang menggambarkan ketegaran sekaligus kerapuhan dari seorang wanita. Kelembutan serta kekuatannya bercampur menjadi satu dalam gerakan yang membuat mata tidak akan sanggup untuk lepas darinya.

Wajah sedih kemudian senang, lalu marah dan bingung dapat digambarkan dengan jelas oleh yeoja itu. Dia jelas adalah seorang ahli dalam bidang ini, hasrat yang tergambar dari gerakan serta mimiknya membuat orang-orang percaya bahwa yeoja itu begitu mencintai kegiatan yang dia lakukan saat ini.

Sejak pertama naik di atas panggung sama sekali tidak ada raut kegugupan yang terlampir di wajahnya, yang ada hanya rasa percaya dirinya dan kegigihannya yang mengatakan bahwa dia dapat melalui semua ini dengan lancar.

Para penonton menahan nafas mereka secara bersamaan saat melihat yeoja itu melakukan gerakan akhir dari tariannya, tangannya yang menyatu di atas kepala, kaki kanannya menjadi tumpuan dan kaki kirinya terangkat hingga kelutut serta melakukan gerakan putaran penuh tepat ditengah-tengah panggung.

Prook Prook Prook~

Semua penonton bertepuk tangan dengan wajah terharu melihat penari itu menyelesaikan tariannya dengan gerakan yang sempurna. Sorakan demi sorakan dilontarkan para penonton untuk memuji semua gerakannya.

Yeoja itu terengah-tengah di atas panggung sembari melihat satu persatu penonton yang tersenyum dengan penuh keharuan kepadanya, dia membungkuk berkali-kali kepada penonton dan melambaikan tangannya dengan gembira.

Langkah kakinya terasa begitu ringan saat berjalan menuju belakang panggung. Di sana sudah ada dua orang yang menunggunya dengan wajah berbinar.

“kau hebat” Sahut sang namja terlihat terpesona akan penampilan yeoja itu.

“ya..kau benar-benar sempurna, semuanya..gerakanmu indah” Sahut sang yeoja, ballerina itu tersenyum malu kemudian memeluk kedua sahabatnya dengan erat.

“aku akan berganti pakaian kemudian kita bisa pergi bersama” Ucapnya melepas pelukannya kemudain berjalan menuju ruang ganti.

“kami akan menunggumu” Sahut kedua orang itu bersamaan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

 

COMMENT PLEASE…