The Color Of Lovers CHAPTER 2

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 2

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“Suzy, maaf aku telat” Soojung tergesa-gesa menghampiri Suzy yang sepertinya sudah cukup lama menunggunya di cafe yang telah mereka janjikan itu.

“tidak masalah, aku tau kesibukanmu” Jawab Suzy, “aku memesankan hot chocolate untukmu, ini baru saja tiba” Sambungnya menunjuk segelas hot chocolate yang terlihat mengepul di depan Soojung, yeoja itu tersenyum dan menyesap minumannya.

“gomawo, kau memang mengerti aku membutuhkan ini” Gumamnya dengan puas, Suzy tersenyum dan kembali menyesap green teanya.

“jadi apa yang ingin kau katakan padaku?”

“apa kau ingat tentang seorang pria muda yang terpesona dengan lukisan ballerina itu?” Ucap Soojung dengan antusias.

“ya, tentu saja aku mengingatnya, ada apa dengannya? Dia benar-benar membeli satu lukisan itu?” Tanya Suzy, Soojung tersenyum lebar dan menggelengkan kepalanya membuat Suzy mendesah. Apa pria itu tidak membelinya?

“dia tidak jadi membelinya? Tapi kenapa?”

“bukan, bukan itu maksudku..dia tidak membeli salah satu dari lukisan itu tapi dia membeli satu set. Hei, pria itu membeli semua lukisan ballerina yang ada di sana” Ucap Soojung dengan nada tinggi, Suzy melebarkan matanya dengan terkejut.

“kau serius? Daebak! Aku rasa dia benar-benar jatuh cinta pada lukisanmu itu Soojung-ah, aku berani bertaruh dia menghabiskan banyak uang untuk lukisan itu”

“kau memang benar. Saat Clara mengatakan harga patokan lukisan itu, pria itu hanya mengeluarkan kartunya dan memberinya pada Clara sambil mengatakan ‘aku akan mengambil satu set lukisan ballerina itu’ dan dengan mata melotot Clara menerima kartunya lalu memberinya tanda bukti pembelian, hanya begitu..dia mempercepat pekerjaan Clara yang biasanya memakan waktu 20 menit untuk tawar-menawat dengan pelanggan” Jelas Soojung dengan mata yang ikut melebar, Suzy menggelengkan kepalanya dan merasa bangga pada sahabatnya.

“itu adalah pertama kalinya kau mengadakan pameranmu sendiri, dan dihari pertama kau membuka galerimu sudah cukup banyak peminat yang tertarik dengan karyamu. Kau benar-benar berbakat Soojung-ah, aku bangga padamu” Ucap Suzy, meneguk tetesan terakhir tehnya dan meletakkan cangkirnya di atas meja dengan senyum lebar di wajahnya.

“aku juga bisa merasakan mereka menyukai karyaku, tapi tidak, pria muda itu bukan hanya menyukai karyaku Suzy. Dia menyukai apa yang ada dalam lukisan itu, dia jatuh cinta pada sosok wanita di dalam lukisan itu, aku benar-benar bisa melihatnya” Sahut Soojung, senyum Suzy yang tadinya lebar itu perlahan memudar seiring dengan gelengan kepalanya.

“hei, kau terlalu jauh mengambil kesimpulan. Dia menyukai karyamu, dia jatuh cinta pada karyamu. Hanya itu, tidak ada yang lain” Jawab Suzy.

Soojung menghela nafasnya tidak ingin melanjutkan topik ini pada Suzy karena dia tau ini akan menyakiti Suzy, dan menyakiti Suzy berarti juga menyakiti dirinya. Dia tidak ingin itu terjadi. Dia hanya menghela nafas dan menyesap kembali hot chocolatenya yang bisa selalu membuatnya tampak rileks ditengah-tengah kesibukannya yang melanda beberapa hari ini.

“bagaimana dengan kabar ahbeoji? Aku dengar dari Sehun kau sedang berpikir untuk mengambil alih perusahaan?” Tanya Soojung setelah mereka beberapa lama terdiam.

“seperti yang kau dengar, ya..aku sedang mempertimbangkannya. Apa kau pikir aku akan bisa melakukannya? Kau tau aku seperti apa” Ucap Suzy dengan helaan nafasnya yang pelan.

“aku tau kau seperti apa, aku mengenal dirimu seperti kau mengenal dirimu sendiri dan aku tau kemampuanmu sampai di mana. Kau pasti bisa melakukannya Suzy, hanya kau yang bisa diharapkan oleh ahbeoji. Aku dan Sehun selalu dibelakangmu untuk mendukungmu” Ucap Soojung menarik tangan Suzy dan menggenggamnya penuh kasih sayang.

“gomawo, kalian berdua memang selalu bisa membuatku merasa damai. Aku berpikir akan menerima untuk mengambil alih pekerjaan appa, tapi kedepannya aku mungkin akan selalu merepotkan kalian” Ucap Suzy mengatakan apa yang sudah berada dalam kepalanya beberapa hari ini. Dia sudah berpikir dengan matang tentang keputusannya, melihat appanya yang sekarang sudah sering kelelahan akibat bekerja di kantor membuatnya tidak tega untuk menolak apa yang diinginkan ayahnya untuk mengambil alih perusahaannya, meskipun passionnya memang bukan dalam bidang bisnis tapi toh dia tidak akan pernah juga bisa melanjutkan apa yang diinginkannya, tidak bisa melakukan apa yang selama ini menjadi hasratnya

“keputusan yang bijak sayang, aku tidak akan pernah merasa kerepotan karenamu” Ucap Soojung tersenyum senang mendengar keputusan Suzy.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tok tok~

“masuklah” Namja itu bergumam datar mendengar ketukan dari luar ruangannya, mendengar suara pintu terbuka namja itu sama sekali tidak mengalihkan perhatiannya dari komputernya hingga sebuah suara membuatnya mendongak ke atas dan menatap heran yeoja itu.

“Kim Myungsoo!” Namja itu mengangkat alisnya pada adik perempuannya yang merengut dan berjalan menghampirinya.

“kali ini apa lagi Kim Jiwon?” Tanyanya dengan malas.

“hei, kenapa kau terlihat bosan seperti itu? aku baru mengunjungimu lagi”

“baru setelah dua hari yang lalu kau meracau di pertemuanku dengan Mr. Williams” Ucap Myungsoo dengan tegas membuat Jiwon terdiam sebentar kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Myungsoo tajam.

“ok, ok..aku mengaku salah. Tapi kali ini tolong, bantulah adikmu ini oppa?” Ucap Jiwon dengan wajah memelas. Myungsoo menghela nafasnya kasar dan sekarang sepenuhnya dia sudah mengalihkan perhatiannya dari komputer, mencondongkan badannya ke depan, kedua sikunya bertumpu di atas meja kerjanya, jari-jarinya saling bertautan dan menatap dengan intens ke arah adiknya.

“baiklah adikku tercinta, kali ini apa yang kau inginkan?” Tanyanya berusaha terdengar peduli pada adiknya itu, namun sebenarnya dia sungguh malas jika sudah berurusan dengan adiknya yang satu ini, permintaannya kadang-kadang tidak dapat masuk diakal dan mampu membuatnya menggeram kesal.

“kau tau, besok aku akan tampil di festival seni universitasku. Dan aku satu-satunya anggota dari clubku yang akan tampil di sana, itu adalah sebuah kehormatan untukku. Mereka akan sangat iri jika melihatku di atas panggung nanti, kau tau penampilanku ini masih rahasia karena aku sudah menyogok ketua panitianya untuk tidak membocorkan siapa yang akan menjadi perwakilan dari club kami. Dan akan sangat menyenangkan lagi jika…” Jiwon menghentikan ucapannya saat melihat Myungsoo mengangkat satu tangannya hendak menahannya untuk lanjut.

“katakan padaku inti dari permintaanmu, aku tidak membutuhkan omong kosong yang lainnya” Ucapnya dengan datar, Jiwon mendengus kemudian menopang dagunya di atas meja dan menatap Myungsoo sembari tersenyum.

“mereka akan tambah iri padaku jika setelah aku tampil seorang namja yang tampan sepertimu memberiku sebuket bunga dan menciumku di depan umum..wuaah, bayangkan betapa marahnya mereka” Ucap Jiwon berbinar, Myungsoo menaikkan alisnya tidak mengerti.

“apa maksudmu?”

“datanglah ke sana dan berpura-puralah menjadi kekasihku eoh?” Ucap Jiwon memohon membuat Myungsoo melebarkan matanya tak percaya.

“kau gila Kim Jiwon! Bagaimana bisa kau menyuruh kakakmu untuk menjadi kekasihmu? Untuk membuat temanmu iri? Ya, kau bodoh? Mereka pasti tau kalau aku ini kakakmu” Pekik Myungsoo dengan marah namun Jiwon sama sekali tidak terpengaruh. Dia sudah terbiasa dengan teriakan Myungsoo itu.

“mereka tidak ada yang tau aku memiliki seorang kakak laki-laki. Kau tau, masalahku dengan hubungan pertemanan itu seperti apa? aku tidak bergaul dengan banyak orang dan aku tidak berbagi informasi tentang diriku kepada siapapun. Bisa dikatakan aku tidak memiliki teman yang sebenarnya di sana” Mulut Myungsoo terbuka lebar, ini adalah kali pertamanya dia mendengar adiknya bercerita tentang kehidupan pertemanannya di kampus. Dan dia sama sekali tidak menyangka bahwa adiknya tidak memiliki satupun teman di sana.

“jangan menipuku Kim Jiwon, itu sesuatu yang sangat buruk”

“tidak aku tidak berbohong padamu, oh ayolah oppa eoh? bantu aku..kau hanya perlu duduk di sana menontonku sampai selesai, memberiku sebuket bunga dan mengecup pipiku. Selesai, setelah itu kita bisa pulang bersama” Myungsoo menyandarkan punggungnya di sandaran kursinya dan menggelengkan kepalanya frustasi.

“besok aku akan sangat sibuk Jiwon-ah, oppa tidak bisa membantumu” Ucap Myungsoo dengan nada penyesalan membuat Jiwon cemberut, “tapi oppa mempunyai seorang kenalan yang bisa membantumu. Dan aku yakinkan bahwa dia akan membuat teman-temanmu menjerit setengah mati karenanya” Sambung Myungsoo sebelum melihat Jiwon kecewa.

Dan benar, belum sedetik yang lalu wajahnya terlihat cemberut sekarang senyum merekah terlampir di wajahnya.

“benarkah? kau akan melakukannya?” Pekik Jiwon tak percaya, Myungsoo tersenyum dan menganggukan kepalanya. Dengan cepat Jiwon beranjak dari kursinya menyebrangi meja dan menarik kakaknya ke dalam pelukan yang erat.

“thank you! Kau memang kakakku yang terbaik, aku mencintaimu” Setelah mengecup pipi Myungsoo berkali-kali Jiwon melenggang pergi begitu saja meninggalkan ruangan itu. Myungsoo memperhatikannya hanya mampu menggelengkan kepalanya tak percaya.

Mengambil handphonenya dan segera mencari kontak yang akan dihubunginya, Myungsoo menggigit bibirnya saat merasa bahwa teleponnya tidak akan diangkat. Dan sampai pada deringan terakhir terdengar suara klik dari seberang yang menandakan bahwa teleponnya di angkat dan dia menghela nafas lega.

“halo tuan idol!” Sapanya dengan ceria, dia sangat bisa merasakan bahwa namja diseberang saja mengangkat alisnya dengan bingung karena dia menyapa kelewat ceria tidak seperti biasanya.

“apa yang kau inginkan Kim Myungsoo-ssi?”

“kau sungguh mengenalku. Aku membutuhkan sebuah bantuan dan kupikir kaulah yang paling tepat untuk melakukannya” Jelasnya, Myungsoo berharap bahwa temannya itu tidak mencoba untuk menolak permintaannya kali ini.

“ok, bantuan macam apa?”

“hanya menonton sebuah pertunjukan, aku yakin kau akan menyukainya. Untuk detailnya aku akan mengirimkanmu pesan beserta alamatnya, okay?”

“hmm, pertunjukan? kalau maksudmu sebuah pertunjukan sirkus yang membosankan, maaf aku tidak bisa kawan”

“tidak, astaga. Ini Ballet” Namja diseberang sana terdiam sebentar, namun Myungsoo kembali merasakan namja itu tengah tersenyum kepadanya.

“kirimkan pesannya padaku sekarang sebelum aku berubah pikiran”

“ok, segera mengirim! Kau yang terbaik kawan”

“aku tau. ku tutup!”

Myungsoo melotot menatap handphonenya saat lawan bicaranya begitu saja menutup sambungan, “astaga! dia tidak punya sopan santun” Rutuknya sembari menggelengkan kepalanya, namun sedetik kemudian dia segera mengetik diponselnya untuk mengirimkan detail pemintaannya serta alamat universitas Jiwon.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“kau gila menyuruhku ke sini! mereka akan segera menerjangku jika melihatku!” Pria dengan dandanan kasualnya, memakai kaos berwarna cokelat gelap, celana jins biru dongker disertai topi dan kacamata yang bisa menutupi wajahnya itu menggerutu kesal kepada handphonenya.

“hei, maafkan aku. Aku lupa mengatakannya padamu, apa mereka mengenalimu?”

“tidak..ah belum, aku bahkan belum masuk ke dalam ballroomnya. Seperti apa rupa adikmu?” Pria itu mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung unversitas melangkah dengan cepat menuju ballroomnya

“aku sudah mengirimkan fotonya kepadamu. Aku sudah memberitahunya sesaat setelah dia selesai tampil kau akan menghampirinya dan memberinya sebuket bunga”

“bunga?”

“jangan bilang kau melupakan bunganya!”

“astaga Kim Myungsoo! kau benar-benar menyusahkanku! Kita bahkan belum bertemu untuk waktu yang lama dan kau tiba-tiba menyuruhku melakukan hal konyol seperti ini!”

“oh maaf, maaf..aku akan menyuruh asistenku untuk mengantarkan bunga ke sana. Managermu yang akan menerimanya”

“baiklah, ini adalah kali pertama dan terakhir aku membantumu! Managerku akan menunggu diparkiran, kau tau mobilnya”

“aku tau. aku mohon bersabarlah, adikku benar-benar menginginkan hal ini”

“ya ya, sudahlah aku tutup!”

Sekali lagi pria itu menutup secara sepihak sambungan teleponnya dan dia segera masuk ke dalam ruangan yang sudah cukup ramai tersebut.

“permisi” Dia bergumam untuk melewati beberapa kerumunan wanita yang tengah bercerita di depan pintu dan segera masuk ke dalam. Melihat isi yang penuh dia memilih untuk berdiri di bagian belakang dan menikmati penampilan yang ada.

Setelah beberapa menit dengan bosan menunggu akhirnya penampilan yang dia tunggu-tunggu juga terjadi, dia menatap seorang yeoja bertubuh mungil berdiri di tengah panggung dengan seragam balletnya yang lengkap. Matanya mengerjap, sudah sangat lama sekali dia tidak melihat seseorang dengan seragam ballet seperti ini.

Memegang dengan erat bunga yang managernya bawa sekitar 5 menit yang lalu kemudian menatap dengan intens Jiwon mulai bergerak dengan gemulai di atas panggung. Namja itu baru menyadari bahwa Jiwon membawa pita ditangan kanannya dan memutarnya dengan indah di udara.

Terkesima dengan penampilan Jiwon, dia seperti melihat seseorang di masa lalu. Di mana menari adalah jiwanya, di atas panggung membuatnya terlihat lebih hidup dan bersemangat.

Setelah irama terakhir berhenti semua orang bertepuk tangan akan penampilan Jiwon, beberapa yeoja di samping namja itu terdengar mencibir dengan kesal ke arahnya dan namja itu tersenyum kecil.

“it’s showtime girls!” Gumamnya, dia berjalan ke arah panggung, melihat Jiwon hanya berdiri di sana menunggu seperti tau bahwa dirinya akan datang untuknya. Beberapa penonton dan panitia terlihat bingung dengan Jiwon, namun mata semua orang termasuk Jiwon membulat saat melihat seorang lelaki kini naik ke atas panggung dengan melepas topi dan kacamatanya secara bergantian kemudian tersenyum manis pada Jiwon.

“penampilan yang luar biasa sayang” Ucapnya dengan cukup keras agar terdengar di seluruh ruangan, Jiwon menegang menyadari siapa namja itu, sama sekali tidak menyangka bahwa teman yang dikatakan kakaknya adalah namja ini.

Namja itu menyerahkan sebuket bunga ke Jiwon dan menunduk mencium pipi yeoja itu yang kini sudah merona tanpa sebab. Hening~ hanya beberapa detik hening di dalam ruangan itu hingga keheningannya runtuh saat seorang yeoja berteriak histeris dari bangku penonton.

“OH MY GOD! ITU OH SEHUN!!!”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Yeoja itu mendengus sebal menatap namja setengah baya di depannya, dia mengetukkan jarinya di atas meja sembari memicing menatap namja itu.

“apa yang kau inginkan appa?” Tanyanya, tuan Bae tersenyum lebar kemudian memberikan satu buah map pada Suzy.

“appa akan menyerahkan padamu proyek pembangunan hotel kita di Cuncheon” Suzy memutar bola matanya dan menatap map hitam di hadapannya.

“appa ini terlalu besar, tidak bisakah kau memberiku pekerjaan yang lebih mudah? Aku masih baru dalam bidang ini dan aku tidak ingin mengacaukannya”

“tidak akan sayang, kau bisa belajar. Lihatlah map itu, besok kau ada janji temu pada perusahaan konstruksi yang akan membangun hotel kita” Ucapnya. Dengan helaan nafas yang berat Suzy mengambil map itu dan tidak berniat membacanya, mungkin dia akan membacanya saat sampai di penthouse miliknya bukan di rumah ini.

“aku akan mempelajarinya, tapi jangan salahkan aku jika proyek ini tidak bisa terwujud sesuai harapanmu” Tuan Bae tersenyum penuh percaya diri dengan kemampuan anaknya itu.

“kau pasti bisa, appa yakin itu..pulanglah, ini sudah larut. Ingat besok jam 10 kau ada janji temu, appa akan memberi seorang sekertaris untuk membantumu. Besok dia akan menunggu di ruang kerjamu” Ucap tuan Bae, Suzy mengangguk berpamitan padanya dan berjalan keluar dari ruang kerjanya.

xxx

Sial! Suzy beranjak dari tempat tidurnya dengan keadaan terkaget, diluar sana matahari bersinar terik namun dia baru saja kembali dari alam mimpinya. Mimpi buruk sebenarnya, tapi dia sudah tidak bisa lagi membedakan sekarang mana mimpi buruk dan mana mimpi indah.

Dengan tergesa-gesa tanpa memperdulikan perasaan gusarnya akibat mimpi barusan dia segera berjalan ke arah kamar mandi, membasuh tubuhnya, menyabuni serta membilasnya dengan cepat. Dengan menggunakan handuk yang melilit tubuhnya, dia berjalan cepat keluar dari kamar mandi menuju lemarinya.

“astaga! aku belum menyiapkan pakaianku!” Pekiknya histeris, dengan segera menyambar handphonenya di atas tempat tidur dan menelpon satu-satunya orang yang dapat membantunya saat ini.

“halo, Soojung-ah aku butuh bantuanmu” Ucapnya tergesa-gesa.

“hei pelan-pelan, ada apa di sana?”

“hari ini aku harus ke kantor dan akan ada pertemuan dengan klien. Tapi aku sama sekali belum menyiapkan pakaian khusus berkantor”

“oh astaga, kau dalam masalah girl. Sekarang dengarkan aku, pergi ke lemarimu dan buka, kita lihat ada apa saja di sana”

Suzy berjalan ke lemarinya dan membukanya sesuai instruksi Soojung, Suzy menimbang-nimbang isi dalam lemarinya.

“hanya ada beberapa kaos, jeans, dress santai dan beberapa kemeja” Ucap Suzy, terdengar Soojung sedang menggumam di seberang sana.

“apa kau memiliki dress semiformal?”

“sepertinya aku memilikinya, tunggu..” Suzy mencari diantara gantungan bajunya dan matanya berbinar melihat sebuah dress berwarna hitam dengan pita putih di pinggangnya tergantung bebas di sana.

“aku memilikinya!” Pekik Suzy girang.

“bagus pakailah itu, apa dressmu berlengan atau tidak?”

“ini berlengan sampai siku..aku rasa ini cukup cocok untuk dipakai berkantor”

“ok, sekarang tidak ada masalahkan? Jadi tolong biarkan aku kembali ke atas ranjangku please”

“oh dear,silahkan. Jangan lupa memimpikanku, aku mencintaimu!”

Suzy menutup teleponnya dengan cepat kemudian memakai dressnya itu. Itu merupakan dress span yang melekat dengan sempurna di tubuhnya, pita di pinggangnya membuatnya terlihat seperti sebuah setelan dengan bawahan rok pensil. Meskipun lengannya tertutup sampai siku tapi tidak mengurangi nilai keseksian gaun tersebut, Suzy mengerutkan hidungnya menatap dirinya di cermin. Leher berbentuk V gaun itu membuat dadanya sedikit terekspos lebih banyak. Namun dia tidak peduli karena ini masih masuk dalam kategori sopan.

Setelah mengeringkan rambut, mengikatnya satu ke belakang dengan rapi, serta memakai make-up dan lipstick berwarna merah marun Suzy kini mengambil map yang kemarin dipelajarinya hingga larut malam, mengambil tas kerjanya dan segera bergegas keluar dari penthousenya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suara cekikikan dari ruangan itu cukup nyaring namun tidak sampai terdengar sampai diluar ruangan karena ruangan tersebut adalah ruang kedap suara sehingga mereka bebas melakukan atau menyuarakan apapun di dalamnya.

“oppa! kau benar-benar hebat, darimana kau mengenal Oh Sehun?” Jiwon masih tidak percaya dengan apa yang dialaminya kemarin dan menatap oppanya setengah menuntut.

“cerita lama, kami tidak sengaja bertemu di suatu tempat dan melancarkan komunikasi sampai sekarang” Ucap Myungsoo dengan wajah yang sedikit datar.

“jadi bagaimana reaksi teman-temanmu itu?” Tanya Myungsoo dengan menekankan kata teman dan menyinggungkan sedikit senyumnya.

“mereka luar biasa shock! Mereka sekarang mendekatiku dan meminta nomor ponsel Sehun kepadaku” Ucapnya dengan puas, “tapi oppa, namja itu sedikit bermasalah” Sambungnya dengan wajah merengut, Myungsoo menaikkan alisnya tak mengerti.

“apanya yang bermasalah?”

“kau tau dia itu seorang idol, dan banyak fans yang menggemarinya karena ramah saat di atas panggung. Tapi kemarin, dia bahkan tidak berbicara lebih dari lima kata padaku” Jelas Jiwon membuat Myungsoo terkekeh.

“ya, dia memang orangnya seperti itu. Denganku saja kadang dia hanya menjawabnya dengan ya atau tidak. Dia memang sangat dingin dan tidak terlalu suka bersosialisasi dengan orang yang tidak dikenalnya”

“kau benar. Kemarin saja saat turun dari panggung dia hanya mengatakan bahwa kau menyuruhnya untuk mengantarku pulang, setelah naik dimobilnya dia sama sekali tidak berbicara hingga aku tiba di rumah. Aku turunpun dia tidak mengatakan apapun dan langsung pergi begitu saja”

“wuah, dia benar-benar tidak mengajakmu bicara? Ini pertama kalinya kalian bertemu jadi memang wajar jika dia tidak banyak bicara, dipertemuan kedua atau ketiga pasti dia sudah sedikit lebih mencair lagi” Jiwon menganggukan kepalanya mendengarnya.

“akan ada pertemuan kedua lagi?” Kekeh Jiwon, melihat itu Myungsoo menggelengkan kepalanya tak percaya.

“keinginanmu sudah terlaksana sekarang pulanglah dan jangan mengganggu waktu kerjaku lagi” Sahut Myungsoo, Jiwon mengerucutkan bibirnya mendengar pengusiran mendadak itu.

“tapi aku masih…”

“sajangnim” Jiwon menghentikan ucapannya mendengar sahutan sekertaris Myungsoo.

“masuklah” Ucapnya, Park biseo masuk ke dalam dan tersenyum kepada Jiwon sebentar, namun Jiwon malah mendesis melihatnya.

“sajangnim, perwakilan dari Jinan Group telah tiba dan menunggu anda di ruang meeting” Ucap Park biseo, Myungsoo memiringkan kepalanya seolah tidak mengerti dengan ucapannya.

“penundaan pertemuan dengan Jinan Group beberapa hari lalu dipindahkan pada pagi hari ini sajangnim” Jelasnya membuat Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti.

“baiklah, aku akan ke sana dalam 5 menit” Ucap Myungsoo, Park biseo mengangguk mengerti kemudian keluar dari ruangan, sekilas tersenyum lagi pada Jiwon.

“issh, kapan kau mau mengganti sekertarismu? Aku tidak menyukainya” Ucap Jiwon mendesis.

“astaga! kau masih disini, cepatlah pulang. Eomma akan mencarimu” Ucap Myungsoo mengeluarkan beberapa berkas lalu beranjak dari kursinya.

“sekertarismu itu jelas sekali selalu mencoba untuk menggodamu, apa kau tidak menyadarinya?” Tanya Jiwon mengikuti langkah Myungsoo keluar dari ruangannya.

“jangan berbicara sembarangan, Park biseo hanya melakukan tugasnya. Pulanglah anak kecil!” Ucap Myungsoo dengan tegas, Jiwon sekali lagi mendesis kemudian berbalik berlawanan arah dengan tujuan Myungsoo.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy berlari kecil menuruni taksi yang ditumpanginya dan berjalan memasuki lobi perusahaan yang akan menjadi tempatnya bekerja untuk beberapa waktu ke depan.

Dia menghela nafas menyesal karena tidak memakai cardigan atau sejenisnya untuk menutupi dadanya yang sedikit terbuka, karena nyatanya sekarang banyak pasang mata yang melihati dirinya, ah bukan lebih tepatnya dadanya. Terutama para pegawai pria di sana. Berusaha untuk tidak memperdulikan mereka, dia berjalan dengan angkuh menuju ke lift khusus direktur dan segera masuk ke sana.

“nona Bae” Suzy tersenyum kecil pada yeoja yang berumur sekitar 40an yang dikenalnya sebagai sekertaris ayahnya dulu.

“Han biseo, bagaimana kabarmu?” Tanya Suzy dengan Sopan, sekertaris Han tersenyum.

“saya baik-baik saja. mari saya antar ke ruangan anda, di sana sekertaris anda yang baru sudah menunggu” Suzy tersenyum lagi kemudian mengikuti langkah sekertaris Han untuk berjalan menuju ruangan yang akan ditempatinya.

Saat memasuki ruangan itu, Suzy terpana melihat jendela kaca besar yang mempertontonkan pemandangan yang sejuk dipagi hari. Seorang namja bertubuh tinggi segera bediri dari tempatnya dan membungkukan badannya saat melihat Suzy masuk ke dalam ruangan.

“sajangnim” Sapanya, Suzy menaikkan alis menyimak namja itu kemudian menoleh pada Han biseo.

“dia sekertarisya?” Tanyanya, yeoja itu tersenyum dan mengangguk.

“Minho adalah salah satu pegawai kepercayaan presdir Bae. Anda bisa meyakinkan pekerjaan anda padanya, dia akan sangat banyak membantu” Jelasnya, Suzy mengangguk mengerti lalu menatap namja di depannya.

“annyeonghaseyo, choneun Choi Minho imnida” Ucap Minho memperkenalkan dirinya, Suzy mengangguk mengerti lalu melirik ruangannya.

“apa kita akan langsung pergi atau harus menunggu lagi?” Tanya Suzy membuat Minho mengernyit bingung, “meeting dengan J-Ko Construction? Kau sekertarisku dan tidak mengetahui itu?” Jelas Suzy melihat kebingungan di wajah Minho.

“oh, ya saya mengingatnya. Maafkan saya. Kita bisa berangkat sekarang” Ucapnya dengan spontan. Suzy mengangguk lalu berbalik.

“baiklah, Han biseo. Aku ingin memakai supir kantor untuk mengantar kami” Jelasnya.

“Minho bisa membawa mobil nona muda” Suzy menggeleng keras lalu menekankan kata-katanya.

“supir kantor sekarang” Ucapnya lalu berjalan keluar dari ruangan.

“Minho, sabar-sabarlah dengan nona muda. Sejak mengalami kecelakaan dia memang berubah menjadi ketus dan angkuh kepada orang-orang. Tapi jika kau mengenalnya dengan baik dia itu adalah yeoja yang lembut” Ucap sekertaris Han, Minho tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“presdir Bae sudah mengatakannya padaku Han biseo, jangan khawatir aku akan bersabar” Ucapnya lalu menyusul Suzy untuk keluar dari ruangannya.

xxx

Suzy menarik nafasnya kemudian menghembuskannya lagi, begitu terus hingga lima menit kemudian. Dari bangku depan Minho memperhatikan Suzy melalui kaca spion dengan heran, dia menoleh pada supir kantor yang terlihat biasa saja, apa yang sedang dilakukan nona muda itu? Batin Minho.

Seakan tau bahwa Suzy sudah selesai dengan kegiatan menarik-menghembuskan nafasnya dibangku belakang, sang supir sekarang sudah turun dari mobil dan membuka pintu untuk Suzy.

“nona muda silahkan turun” Ucapnya, Suzy mengangguk dan tersenyum kecil.

“terima kasih” Dia menoleh pada Minho yang sudah berdiri di belakangnya dan mengajaknya untuk masuk ke dalam.

Minho mendahului Suzy untuk bertanya pada resepsionis di mana ruang meeting yang akan mereka tempat.

“silahkan naik ke lantai 5, direktur kami akan menemui anda” Ucap sang resepsionis, Minho mengangguk dan menghampiri Suzy.

“sajangnim, ruangannya berada di lantai 5. Silahkan ikut saya” Ucapnya dengan formal, Suzy mendengus lalu mengikuti langkah Minho.

Inilah yang tidak dia tidak suka dari dunia perbisnisan, semuanya serba formal. Padahal jika dilihat-lihat sepertinya umur Minho tak beda jauh dari umurnya tapi masih tetap berbicara dengan formal kepadanya. Dia juga tidak ingin menyuruh Minho untuk langsung berbicara biasa padanya karena dia tidak mengenal pria itu.

Ting~ bunyi dentingan halus lift itu membuat Suzy dan Minho melangkahkan kaki mereka keluar dan seorang yeoja dengan rambut pendek sudah menunggu mereka di sana.

“mari ikuti saya” Ucapnya dengan sopan mengarahkan kedua orang itu untuk masuk ke sebuah ruang meeting di sana.

“silahkan menunggu, Kim sajangnim sedang dalam perjalanan kemari” Ucapnya lalu berpamitan untuk pergi. Suzy menunggu dengan wajah bosan di sana, Pagi ini dia sudah sangat buru-buru untuk berangkat ke kantor dan sekarang dia berakhir dengan duduk di sini dan menunggu.

Cklek~ Pintu yang terbuka dibelakangnya membuat Suzy mendesah lega, akhirnya datang juga. Minho yang pertama berdiri dan berbalik ke belakang.

“maaf karena membuat anda menunggu” Jawab namja itu, Minho tersenyum mengerti. Suzy berdiri dari tempatnya dan berbalik ke belakang, baru saja akan mengeluarkan suaranya namun sepertinya suaranya tergantung ditenggorokan dan tertelan kembali saat melihat wajah namja di hadapannya.

Namja itu mengamati wajah Suzy sebentar lalu beralih mengamati tubuh yeoja itu. Tubuhnya tinggi, tidak kurus tidak juga gemuk, kulitnya yang putih susu dibungkus oleh sebuah gaun hitam seksi yang memamerkan sedikit belahan dadanya.

Namja itu mengangguk ke arah Suzy, “nona Bae, maafkan atas keterlambatan saya” Sahutnya.
“Suzy saja..” Ralat Suzy, namja itu mengulurkan tangannya ke Suzy dan langsung diterima oleh Suzy.

“Myungsoo” Balasnya, “oh dan sekali lagi maaf karena membuat anda menunggu” Sambungnya, Suzy menggelengkan kepalanya dengan mengerti.

“tidak apa-apa, meskipun sedikit membosankan..oh, tolong tidak perlu terlalu formal kepadaku” Ucap Suzy tertawa kecil, Minho memperhatikannya dan mengangkat alis. Yeoja itu tadi sama sekali tidak memiliki senyum ataupun tawa diwajahnya tapi sekarang sangat berbeda.

“duduklah, kita harus membicarakan proyek ini” Ucap Myungsoo, Suzy dan Minho duduk ditempatnya sementara Myungsoo duduk di ujung meja dengan tablet yang diberikan oleh sekertarisnya tadi.

Setelah sekitar satu jam lebih mereka membicarakan proyek pembangunan hotel tersebut akhirnya Suzy bisa bernafas lega. Selama meeting itu berlangsung Minho lah yang lebih banyak berbicara daripada dirinya, dia hanya mengeluarkan pendapatnya jika diperlu dan itu sama sekali tidak mengganggu kelangsungan meeting tersebut.

“senang bekerja sama dengan anda” Ucap Myungsoo menyalami tangan Suzy, Suzy menganggukan kepalanya.

“kami berharap kerja sama ini akan membuahkan hasil yang memuaskan” Ucap Suzy, Myungsoo tersenyum dan menyalami Minho.

Setelahnya Myungsoo mengarahkan mereka berdua untuk keluar dari ruangan meeting itu, Minho sudah berjalan lebih dulu meninggalkan Suzy yang masih berdiri bersama Myungsoo di depan pintu.

“saya berharap kita bisa bekerja bersama dengan lancar nona Bae” Ucap Myungsoo.

“cukup memanggilku Suzy, sangat tidak nyaman mendengar panggilan itu. Dan ya, kemudahan dan kelancaran yang diharapkan dalam proyek ini” Balas Suzy. Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti lalu mengantar Suzy ke lift.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

Maaf kalau ff ini berbelit-belit dan terlalu rumit untuk kalian pahami. Itu karena sekarang ide author lagi mutar-mutar dikepala makanya jadinya kayak gini. Dimaklumi yah.

Seperti yang author katakan sebelumnya alur ff ini lambat, jadi jangan protes kalau myungsoo sama suzy saat ini masih adem ayem alias gak ada momen berarti diantara keduanya.

Author masih belum ada kabar tentang UAS, jadi masih bisa posting lancar meskipun gak setiap hari. Mungkin 2 atau 3 minggu lagi baru UASnya, saat itu author gak bisa posting sepertinya karena harus benar-benar fokus ke pelajaran.