The Color Of Lovers CHAPTER 3

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 3

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kakinya bergerak dengan cepat melewati gedung-gedung tua yang sudah setengah hangus karena dilahap kobaran api. Pandangan matanya tak tentu, meskipun dalam keadaan gelap dia terus berlari ke depan tanpa menoleh ke belakang.

 

Suara dentuman, ledakan dan jeritan terus mengejarnya tanpa henti, kakinya terus terkayuh ke arah yang sama sekali tidak diketahuinya. Keringatnya bercucuran diseluruh badan, hawa panas tiba-tiba menyeruak disekitarnya.

 

Sampai merasakan denyutan yang hebat dan kakinya berhenti bergerak, dia berdiri di sana di kegelapan yang menyelimuti pandangannya. Tak ada apapun disekitarnya, sebuah cahaya putih kecil yang perlahan bergerak ke arahnya, semakin lama semakin besar hingga menyilaukan matanya.

 

Bunyi mesin kendaraan besar terdengar dengan jelas ditelinganya hingga otaknya bekerja mengatakan bahwa cahaya tersebut berasal dari sebuah kendaraan, yang kini sedang melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi.

 

“Suzy!”

Suzy tersentak kaget membuka matanya dan menemukan Sehun tengah memegang kedua pundaknya dengan wajah panik.

“Sehun” Namja itu menghela nafasnya lega, memapah Suzy untuk duduk diranjang dan menyerahkan segelas air untuknya.

“astaga, kau membuatku takut. Aku berpikir kau tidak akan bangun lagi” Racau Sehun, Suzy menarik nafasnya dalam kemudian meletakkan gelasnya kembali dan tersenyum kecil.

“gomawo sudah membangunkanku” Gumamnya lelah. Sehun menyeka keringat di wajah Suzy kemudian memeluknya.

“aku datang bahkan sebelum kau mendapatkan mimpi itu, aku melihatmu tidur dengan tenang namun tiba-tiba saja kau gelisah dan bergerak di atas tempat tidur” Ucap Sehun, dia menjauhkan badannya dan menatap Suzy, “aku sudah berusaha membangunkanmu sejak awal tapi kau tidak bangun, sampai teriakanmu..Syukurlah kau sadar, aku mungkin akan gila jika kau masih tetap menutup matamu seperti 20 detik yang lalu” Lanjutnya menghela nafas.

“maafkan aku, aku selalu merepotkanmu”

“tidak, kau sama sekali tidak merepotkanku. Jangan pernah katakan hal itu lagi Suzy” Suzy diam menatap Sehun.

“cah, sekarang bangunlah gadis. Pagi ini kita punya janji dengan dokter Kang” Ucap Sehun menarik Suzy bangkit dari tempat tidurnya.

“apa hari ini jadwalnya?” Tanya Suzy terkejut.

“ya, jangan katakan kau melupakannya!” Suzy merengut kemudian menggelengkan kepalanya.

“aku melupakannya. Aku akan segera bersiap, buatlah sarapan untukku” Ucap Suzy berjalan menuju kamar mandi, sementara Sehun berjalan keluar dari kamar Suzy menuju dapur.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Yeoja itu masih berkonsentrasi dengan kanvas di depannya saat dia mendengar suara pintu galerinya terbuka dan mendengar sedikit percakapan diluar sana.

“ada yang ingin bertemu denganmu” Ucap salah satu pegawainya yang pria, Soojung mengangguk menyuruh untuk menunggunya sebentar.

Dia melepaskan peralatan lukis yang tertempel ditubuhnya, meletakkan kuas dan cat air di meja kecil di samping kanvas lalu berjalan keluar dari ruangan khusus untuknya.

“selamat pagi” Soojung sempat terkejut melihat seorang namja yang beberapa hari lalu disapanya saat pembukaan galeri itu.

“selamat pagi, apa yang membuat anda datang sepagi ini di tempat saya?” Tanya Soojung dengan sopan.

“saya berniat bertemu dengan pegawai anda, Clara. Tapi sepertinya hari ini dia tidak berada di sini” Ucapnya, Soojung mengarahkan namja itu untuk duduk di salah satu kursi di ruangan itu kemudian menganggukan kepalanya.

“ya, dia sedang dalam urusan yang cukup penting jadi tidak dapat bekerja hari ini. Ada urusan apa?” Tanya Soojung. Namja itu tersenyum dan menyerahkan sebuah kartu kepada Soojung.

“hanya ingin memastikan bahwa lukisan-lukisanku akan dibawa ke gedung kantorku” Ucapnya, Soojung menerima kartu tersebut dan seketika matanya melebar melihat alamat serta nama perusahaan namja tersebut.

“J-Ko Construction?” Pekiknya tertahan, saat sadar telah memekik dia menutup mulutnya dan menatap penuh maaf pada namja itu.

“maafkan saya tuan Kim, saya hanya sedikit terkejut” Gumamnya, siapa yang tidak terkejut jika seorang penerus perusahaan konstruksi nomor satu di Asia itu tengah duduk dihadapannya dan telah membeli lukisannya yang sama sekali tidak bernilai itu. Sejak dulu dia memang sering mendengar tentang keluarga Kim, memiliki dua anak, seorang namja dan yeoja. Dia sering melihat sang anak bungsu melalu tv, dia adalah seorang ballerina yang berbakat. Namun sama sekali belum pernah bertemu dengan sang kakak, dan hari ini dia berada di depan anak sulung keluarga Kim. Soojung hanya bisa melebarkan matanya menatap namja itu dari atas sampai bawah kaki.

“Myungsoo saja” Sahutnya.

“Soojung, anda bisa memanggil saya Soojung” Balas Soojung, Myungsoo tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya, “jadi..” Soojung menggantungkan ucapannya, menatap kartu ditangannya kemudian menatap Myungsoo.

“pastikan lukisan itu sampai di tempatku tepat waktu nona Jung” Ucap Myungsoo.

“kami akan memastikannya dan akan sampai ke tujuan dengan kondisi yang sempurna”

“terima kasih. Senang bertemu dengan anda lagi” Myungsoo beranjak dari kursinya, diikuti oleh Soojung. Dia mengulurkan tangannya dan dengan cepat Soojung menerimanya.

“terima kasih kembali” Gumam Soojung.

Myungsoo menganggukan kepalanya kemudian berjalan menuju pintu, namun belum sampai membukanya dia berhenti kemudian berbalik lagi.

“em, Soojung-ssi?”

“ne?” Soojung mendongak menatapnya penuh tanda tanya, Myungsoo menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuk dan tersenyum kikuk.

“apa kau punya waktu siang ini? hanya ingin mendengar cerita tentang lukisan itu lebih banyak” Ucapnya, Soojung merasakan kini mulutnya hampir terpisah akibat keterkejutannya itu, dengan kikuk dia mengangguk kecil.

“saya punya waktu 12.30 nanti” Jawab Soojung.

“ah, kebetulan..kita bisa bercerita sambil makan siang”

“ya, makan siang” Myungsoo mengangguk sekali lagi kemudian berbalik untuk keluar dari galeri. Soojung masih menahan nafasnya sampai bayangan Myungsoo menghilang dibalik pintu.

“maldu andwae” Gumamnya menggelengkan kepalanya tidak percaya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy dan Sehun kini berada di ruangan dokter Kang, menunggu hasil lab atas pemeriksaan yang dilakukan oleh Suzy. Setelah menunggu beberapa menit, dokter Kang masuk dengan membawa beberapa kertas dan map cokelat berukuran besar.

“Suzy” Dokter Kang menyapa dengan senyuman lembutnya.

“bagaimana hasilnya?” Tanya Suzy penasaran, dokter Kang membuka amplop itu dan mengeluarkan beberapa hasil ronsen.

“aku rasa sudah waktunya untuk mengganti penyangga di pergelangan kakimu” Ucapnya menunjukan hasil ronsen tersebut pada Suzy.

“apa operasinya bisa dilakukan di Korea?” Tanya Sehun, dokter Kang tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“kalian tenang saja, kalau hanya untuk mengganti penyangga rumah sakit kami bisa melakukannya. Tidak perlu lagi pergi ke Amerika” Ucapnya membuat Suzy dan Sehun menghembuskan nafasnya lega.

“kemudian, ini hasil tes lab darahmu” Dokter Kang menyerahkan kertas-kertas putih itu kepada Suzy, “semua hasilnya baik. Tapi, tekanan darahmu cukup rendah. Aku sarankan kau jangan bekerja sampai larut, banyaklah beristirahat dan tidur”

“aku tidak bekerja sampai larut, tapi aku jarang tidur dengan nyenyak. Kau tau masalahku” Sahut Suzy.

“aku tau, apa kau masih mengkomsumsi obat tidur yang aku anjurkan?”

“aku kadang lupa untuk meminumnya”

“kau harus rutin meminum itu, obat itu tidak mempunyai efek samping jangka panjang. Hanya membuatmu lebih tenang untuk tidur, meskipun tidak membantu menyembuhkan tapi setidaknya mengurangi” Jelas dokter Kang, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“kapan kami bisa kembali lagi untuk operasinya?” Tanya Sehun, dokter Kang memeriksa file Suzy kemudian beralih pada kalender.

“3 minggu lagi kita akan melakukan perawatan pra-operasi selama 3 hari, setelah itu dia akan masuk ke meja operasi” Jawabnya.

“baiklah, sampai bertemu 3 minggu ke depan, terima kasih” Sehun beranjak dari tempatnya, memegang lengan Suzy dan menyalami dokter Kang.

“jaga kesehatanmu untuk 3 minggu ke depan Suzy, jangan sampai sakit” Pesannya, Suzy mengangguk menyalami dokter Kang lalu keluar dari ruangan itu bersama Sehun.

xxx

“kau mau langsung ke kantor?” Tanya Sehun, Suzy menganggukan kepalanya dengan lesu.

“hei, ada apa?” Sehun melepaskan tangannya dari kemudi dan menarik bahu Suzy untuk berhadapan padanya.

“sampai kapan aku membutuhkan penyangga itu?” Tanya Suzy, Sehun memejamkan matanya kemudian menatap Suzy dengan sayang.

“sayang, kau tidak akan memakai itu selamanya percaya padaku. Dokter Kang mengatakan kau punya kesempatan untuk sembuh total, jangan khawatir” Ucap Sehun menenangkan.

“10%, kesempatan untuk sembuhnya hanya 10% dan 90%? Aku akan tetap menjadi seorang cacat yang bergantung dengan penyangga sialan ini”

“hei hei..jangan berkata seperti itu. Kita masih mempunyai harapan meskipun hanya 10%, kau tidak akan sembuh jika kau tidak percaya dengan dirimu. Percayalah, kau bisa eoh” Sehun mengelus rambut Suzy membuat yeoja itu akhirnya bisa menenangkan pikirannya dan menganggukkan kepalanya.

“jadi kantor?” Tanya Sehun kembali ketempatnya, Suzy tersenyum dan mengangguk.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kedua manusia itu kini tengah dilanda keadaan yang begitu canggung. Bagaimana tidak, ini baru pertemuan ketiga mereka setelah dua pertemuan selanjutnya bisa dikatakan berjalan dengan cepat. Myungsoo meminum air mineral di depannya untuk membersihkan tenggorokannya dan berdehem pelan, dia menatap Soojung tengah mengaduk-aduk cokelat panasnya.

“hot chocolate di tengah hari ?” Gumam Myungsoo akhirnya, mencoba untuk mencari topik pembicaraan yang tepat. Soojung mendongak menatapnya kemudian mengangkat bahunya.

“hanya ini yang akan aku minum, aku kecanduan dengan minuman ini” Jawab Soojung.

“benarkah? apa kau tidak pernah mencoba meminum minuman lain?” Soojung meletakkan sendok kecil yang sedari tadi dipegangnya, menyandarkan punggungnya dikursi sembari melipat tangannya di depan dada dan memicing menatap Myungsoo.

“apa kau sedang mencoba untuk mencari tau tentangku tuan Kim?” Tanyanya dengan alis terangkat, Myungsoo menyesap airnya sekali lagi lalu tertawa kecil.

“mari kita anggap seperti itu, jadi apa kau hanya memesan minuman ini?” Jawab Myungsoo, Soojung tersenyum kecil lalu memajukan badannya.

“hem, aku harap kau menghentikan apapun niatmu saat ini tuan. Akan ada yang menghajarmu karena ini” Ucapnya sembari merengutkan hidungnya, “ah ya..aku hanya akan memesan in” Sambung Soojung meminum hot chocolatenya.

“aku pikir itu cukup menjawab kalau kau tidak sendirian saat ini nona Jung?” Sahut Myungsoo menaikkan alisnya, Soojung mengangguk kecil tanpa mengeluarkan suaranya.

“mari kita anggap seperti itu” Ucapnya mengikuti kata-kata Myungsoo.

“bukankah kau ingin mengetahui lebih banyak tentang lukisan itu? tapi kenapa sekarang jadi ingin tahu lebih banyak tentangku?” Soojung memasang seringaiannya saat melihat Myungsoo hanya tersenyum kikuk padanya.

“ah kau benar. Mari ceritakan mengenai lukisan itu”

“kau terpesona sama lukisan itu, apa aku salah?” Tanya Soojung, Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“tidak kau benar. Sejak pertama melihat lukisan itu aku sudah jatuh hati, benar-benar tergambar dengan begitu nyata”

“lalu apa yang ingin kau ketahui tentangnya?” Soojung mengerutkan keningnya saat melihat pelayan membawa sebotol wine merah di meja mereka.

“sebotol wine di tengah hari huh?” Myungsoo tersenyum dan mengangkat gelasnya.

“sama sepertimu, aku kecanduan dengan ini” Jawab Myungsoo menyesap winenya, meletakkan gelasnya dan menyanggah sikunya di atas meja.

“kau pernah mengatakan lukisan itu pengalaman pribadi, aku bertaruh mungkin pengalaman itu milikmu?” Tanya Myungsoo, Soojung melirik sekilas padanya kemudian menunduk melihat ke gelasnya.

“kau benar-benar berusaha keras untuk mencari tau tentang diriku, jangan katakan kalau aku belum memperingatimu dan umm, bagaimana mengatakannya? Pengalaman itu bisa dikatakan adalah milikku juga…mari kita anggap seperti itu” Sahut Soojung dengan datar.

“kau seorang ballerina?” Mata Myungsoo melebar menyimpulkan apa yang dikatakan oleh Soojung, yeoja itu hanya diam tidak menjawabnya.

“adikmu seorang ballerina, apa kau membeli lukisan itu untuknya?” Alih-alih menjawab, Soojung malah bertanya hendak untuk mengalihkan topik.

“ya dia adalah seorang ballerina, tapi tidak, lukisan itu untukku sendiri” Jawab Myungsoo, Soojung menghela nafasnya lega karena Myungsoo tidak melanjutkan topik tadi.

“dia sangat berbakat, aku sempat melihatnya beberapa kali tampil dari tv. Adikmu akan menjadi ballerina yang sukses”

“dia akan senang jika bertemu denganmu, kau juga seorang ballerina dan bisa dikatakan kau adalah seniornya karena lebih dulu terjun ke dunia itu dibandingkan dia” Soojung berdehem pelan lalu melirik jam tangannya.

“maaf, aku harus kembali ke galeri” Soojung beranjak dari kursinya lalu membungkuk, secepat mungkin keluar dari tempat itu.

Myungsoo hanya terdiam melihat Soojung yang terlihat tergesa-gesa itu. Apa dia salah bicara atau apa? mengapa kelihatannya yeoja itu berusaha untuk menghindar?

Myungsoo masih tinggal ditempatnya sembari menerka-nerka apa yang telah terjadi, menghabiskan winenya. Mengeluarkan beberapa lembar uang, meletakkannya di atas meja kemudian beranjak dari kursinya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Wajah Suzy berkerut membaca berkas-berkas di depannya, sudah lebih 20 menit dia menghadapi berkas itu tapi sama sekali tidak bisa dia mengerti. Dengan putus asa, Suzy meraih gagang telepon dan menyambungkannya ke meja sekertaris yang berada tepat di depan ruangannya.

“Minho, masuklah sekarang” Ucapnya lalu menutup telepon sebelum mendengar jawaban dari Minho.

“apa yang anda butuhkan sajangnim?” Tanya Minho saat masuk ke dalam ruangannya, Suzy mendesis lalu memanggilnya untuk duduk.

“hentikan segala perilaku formalmu, aku tidak menyukainya. Tidak ada saya dan anda lagi” Ucap Suzy mendesis, Minho sempat bingung sebentar tapi kemudian menganggukan kepalanya saat mengerti maksud Suzy.

“jadi apa yang kau butuhkan?” Tanyanya ulang, Suzy melebarkan tangannya sembari melirik berkas-berkas di atas meja.

“aku sama sekali tidak mengerti dengan mereka. Apa yang harus kulakukan dengan ini?” Tanyanya frustasi, sekilas Minho tersenyum namun mengembalikan wajahnya seperti semula.

“kenapa tidak memanggilku sejak tadi. Ini adalah berkas perjanjian antara Jinan Group dan J-Ko Construction, kau hanya perlu membaca, memahami tiap pointnya setelah itu berikan persetujuanmu jika kau merasa point-point perjanjian ini tidak merugikan perusahaan kita” Jelas Minho, Suzy melebarkan matanya pada Minho kemudian menggeleng.

“hanya perlu mencari tau apa perjanjian ini tidak merugikan perusahaan kita? Bukan harus di jabarkan atau dikembangkan lagi?”

“sajangnim, aku tau kau baru di dunia ini. Tapi, kau adalah anak dari seorang pengusaha, apa kau sama sekali tidak memiliki dasar dalam dunia bisnis? Perjanjian antar dua perusahaan seperti ini hanya membutuhkan tanda tangan milikmu. Dan semuanya selesai” Ucap Minho. Suzy menepuk wajahnya merasa terlalu bodoh di depan sekertarisnya itu.

“aku memang tidak tertarik dengan berkas-berkas ataupun segala macam bentuk yang sejenis dengan ini. Kau harus memaklumi kebodohanku dan awas jika kau menertawaiku di belakang. Aku akan memecatmu” Ucap Suzy dengan tegas, Minho menahan tawanya mendengar ucapan Suzy. Melihat itu Suzy melototkan matanya memperingati Minho, tapi bukannya berhenti Minho malah melepaskan tawanya.

“sajangnim, kau benar-benar lucu. Presdir sudah lebih dulu memberitahuku bahwa kau sama sekali nol dalam urusan kantor, tapi aku tidak sampai berpikir bahwa kau memang benar-benar nol”

“Choi Minho, hentikan tawamu itu. Aku akan memecatmu”

“tidak..maaf sajangnim, aku hanya merasa lucu. Tenanglah aku tidak mungkin menertawakan kebodohanmu, aku juga sama sepertimu saat pertama kali bekerja” Ucap Minho menekankan kata kebodohan yang membuat Suzy menggeram kesal.

“aisssh, berikan aku jadwal pertemuanku untuk proyek ini dan segera kembali ke tempatmu” Desisnya.

“hari ini kau hanya perlu menandatangani perjanjian ini, setelah itu aku akan membawanya ke J-Ko Construction, dan besok kita akan survei lapangan untuk posisi hotel kita yang akan dibangun” Jawab Minho dengan lancar membuat Suzy melebarkan matanya.

“kau menghafal scheduleku?” Tanyanya tak percaya, Minho tersenyum bangga dan mengangguk.

“itu sudah tugasku untuk mengetahui kegiatanmu diluar kepala. Jadi, katakan padaku jika kau sudah selesai dengan berkas ini sajangnim” Ucap Minho lalu beranjak dari kursinya.

“hei Minho” Sahut Suzy, Minho baru ingin berbalik tiba-tiba berhenti dan menoleh pada Suzy.

“ya sajangnim?”

“Suzy, cukup panggil aku Suzy. Kurasa kita berteman sekarang” Sahut Suzy membuat Minho tersenyum lebar.

“Suzy, ya..kita berteman” Gumamnya lalu berjalan keluar dari ruangan Suzy.

xxx

Suzy menggerutu pelan saat melangkah keluar dari mobil kantor, berjalan dengan cepat masuk ke dalam gedung. Ini seharusnya tugas Minho, seketartisnya untuk membawa berkas-berkas perjanjian yang telah mereka setujui untuk pembangunan proyek di Chunceon, namun di detik-detik terakhir ayahnya tiba-tiba datang dan meminta izin padanya untuk meminjam Minho agar menemaninya meeting bersama klien dari Jepang.

Awalnya Suzy tidak setuju karena selain Minho tidak akan ada lagi yang bisa menyempatkan waktu disela-sela kesibukan mereka untuk membawa berkas-berkas yang berada di tangannya ini, namun ayahnya meyakinkan dia bahwa hanya Minho yang mungkin bisa dia bawa untuk bernegosiasi sama klien tersebut dan mengatakan bahwa Suzy bisa membawa berkas itu sendiri ke J-Ko. Dengan menggeram kesal, disinilah Suzy sekarang. Berada dalam lift khusus yang akan membawanya langsung ke lantai di mana tujuannya berada.

Suzy keluar dari lift dan menghampiri meja sekertaris direktur, dia mengangguk pelan pada yeoja itu dan sang sekertaris menahannya untuk menunggu beberapa saat.

“sajangnim, perwakilan Jinan Group berada di sini” Ucapnya setelah mengangkat gagang telepon yang dia pastikan itu tersambung ke telepon yang ada di dalam ruangan di belakangnya.

“ne, allgeuseumnida” Ucapnya, meletakkan telepon lalu beranjak dari duduknya untuk mengarahkan Suzy masuk ke dalam ruangan atasannya.

“tuan Kim menunggu anda” Gumam yeoja itu membukakan pintu untuk Suzy, sekilas Suzy membungkukan kepalanya lalu berjalan masuk ke dalam ruangan.

xxx

Myungsoo masih memberi beberapa tanda tangan di berkas-berkasnya saat mendengar pintu ruangannya terbuka. Meletakkan bolpoint miliknya kemudian mendongak untuk menatap ke depan.

“nona Bae? Silahkan duduk” Mata Myungsoo berkilat terkejut sebentar namun segera mengulum senyumnya saat menyuruh Suzy untuk duduk di hadapannya.

“sepertinya aku menganggu” Gumam Suzy, Myungsoo menatap berkasnya lalu menggeleng kepada Suzy.

“tidak, aku memang sudah menunggu sejak tadi. Tapi, bukankah sekertarismu yang akan membawanya?” Tanya Myungsoo, Suzy duduk di hadapannya kemudian menggeleng.

“dia punya panggilan dari presdir jadi secara terpaksa aku yang harus membawanya kemari” Jawab Suzy. Myungsoo mengusap dagunya sembari mengangguk mengamati Suzy.

“kau benar-benar atasan yang cukup murah hati” Sahutnya, “jadi, mari kita bahas perjanjian kita” Lanjutnya sebelum Suzy membuka mulutnya untuk membalas ucapannya barusan. Suzy mengatupkan bibirnya sebentar kemudian menyerahkan map yang dibawanya kepada Myungsoo.

“aku telah mempelajari dan memahami tiap point dalam perjanjian ini dan ya, ini dibuat dengan sangat bagus” Ucap Suzy.

“benarkah? tidak jarang klien kami langsung menyetujui kontrak perjanjian yang kami buat dalam sekali pertemuan” Gumam Myungsoo membuka mapnya dan berniat untuk menandatanganinya. Namun tangannya terhenti saat tiba-tiba saja Suzy mendaratkan tangannya di atas kertas tersebut sehingga membuat Myungsoo tidak dapat membubuhi tandatangannya.

Dengan alis yang terangkat dia menatap Suzy, “apa maksud semua ini?” Tanyanya dengan bingung.

“kau mengatakan jika beberapa dari klienmu tidak langsung menyetujui perjanjian yang telah dibuat. Apa itu? apa beberapa dari perjanjian ini merugikan?” Tanya Suzy was-was, Myungsoo mengerutkan keningnya sebentar kemudian tertawa.

“aku tau sekarang. Jika aku tidak salah kau adalah seorang pemula di sini nona Bae” Seru Myungsoo, Suzy menekan bibirnya menjadi segaris dan menatap kesal Myungsoo.

“eh, maafkan aku jika itu menyinggungmu. Tapi sungguh aku tidak berniat untuk melakukannya” Ucap Myungsoo lagi, “yang aku maksudkan dari ucapanku tadi itu beberapa dari klien yang tidak menyetujuinya karena mereka ingin meminta keuntungan lebih. Bukan karena merasa dirugikan, aku yakin kau sudah membaca tiap pointnya dengan jelas dan cermat berkali-kali”

Suzy mengerjapkan matanya merasa sedikit malu dengan penjelasan Myungsoo yang benar itu, dengan pelan dia menarik kembali tangannya dan tersenyum kikuk pada Myungsoo.

“silahkan lanjutkan” Gumamnya malu, Myungsoo terkekeh lalu menandatangani perjanjian mereka.

“semuanya terlah beres. Kita bisa memulai proyek ini nona Bae” Ucap Myungsoo menutup mapnya, Suzy tersenyum dan mengangguk.

“berapa kali harus kukatakan, Suzy saja, sampai bertemu besok” Ucap Suzy sembari berdiri dan menyalami Myungsoo. Namja itu mengikutinya dan mengembalikan salah satu map kepada Suzy dan satunya lagi dia yang akan menyimpannya.

“ya, sampai bertemu besok Suzy” Jawab Myungsoo. Suzy tersenyum lalu berbalik untuk keluar dari ruangan itu, namun seketika langkahnya berhenti saat melihat pemandangan di depannya.

Dengan ragu Suzy menoleh kepada Myungsoo yang tengah menatapnya dengan raut kebingungan, “apa kau melupakan sesuatu?” Tanya Myungsoo, Suzy menggeleng kemudian menoleh lagi ke arah pintu.

“kaulah pria yang membeli lukisan ini” Itu adalah sebuah pernyataan bukan pertanyaan, Myungsoo mengintip dari balik bahu Suzy kemudian mengangguk mengerti.

“ya, itulah aku. Kau mengetahui tentang lukisan ini?” Jawab Myungsoo dengan cepat, Suzy hanya diam memperhatikan lukisan itu.

“kau benar-benar membeli semuanya” Gumam Suzy lagi masih terperangah menatap lukisan-lukisan itu.

“ya, mereka tiba pagi ini dikantorku. Benar-benar terlihat pas di sana” Jawabnya dengan puas, Suzy menatap 4 buah lukisan dengan sosok seorang ballerina di tiap framenya dengan kilatan kesedihan, namun dengan cepat dia menghilangkannya dan menoleh lagi pada Myungsoo.

“kau menyukai lukisan ini dan itu sungguh pilihan yang sangat bagus” Ucap Suzy tersenyum tulus pada Myungsoo.

Myungsoo sedkit tercenung melihatnya, mengapa melihat senyum Suzy saat ini seperti mengingatkannya pada senyuman Soojung pada waktu dia membeli lukisan itu dan meminta untuk dibawa ke ruangan pribadinya.

“kau mengatakan hal yang sama dengan pelukisnya” Ucap Myungsoo, Suzy melebarkan matanya sebentar kemudian mengangguk kecil.

“sudah pasti kau mengenal Soojung, dia melukis lukisan yang membuatmu terpesona padanya” kini giliran Myungsoo yang melebarkan matanya.

“kau juga mengenalnya?”

“tentu. Kami sudah saling mengenal hampir sepanjang hidup kami, dia teman yang berharga” Jawab Suzy mengangkat bahunya, Myungsoo mengangguk mengerti lalu tersenyum lebar.

“temanmu adalah wanita yang luar biasa. Jarang bisa menemukan seorang pelukis yang dapat menuangkan sebuah cerita pribadi dalam karya yang akan terlihat nyata, dan dia melakukannya dengan sempurna” Ucapnya dengan semangat, Suzy mengerutkan keningnya melihat antusiasme Myungsoo sejenak namun mulutnya membulat saat menyadari bahwa Myungsoo kini bersikap seperti seorang lelaki yang tertarik pada wanita yang tengah dia sebutkan.

“aku setuju denganmu, dia seorang yang sempurna dengan bakatnya” Gumam Suzy, terlihat raut kesakitan dalam wajahnya itu dan Myungsoo menyadarinya, namun belum sempat dia menanyakan tentang hal itu Suzy sudah merubah raut wajahnya dengan tersenyum.

“sepertinya sudah saatnya aku pergi. Sekali lagi sampai jumpa besok” Dengan begitu Suzy berbalik dan berjalan keluar dari ruangan Myungsoo terburu-buru, bahkan dia belum sempat mendengar jawaban Myungsoo.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Siang yang terik itu tidak menyulutkan usaha Suzy untuk berjalan dengan tangannya yang berusaha untuk menutupi wajahnya dari pancaran sinar matahari yang menerjangnya. Disampingnya Minho berjalan berusaha untuk menutupi wajah Suzy dengan map yang dipegangnya sementara Myungsoo berjalan sedikit di depannya dan memberitahu apa-apa saja yang akan dilakukan di hamparan lahan yang kosong ini.

“kapan kita akan memulai pembangunannya?” Tanya Suzy sedikit terengah karena kelelahan.

“tiga atau empat hari lagi. Kami sudah memiliki rancangannya dengan sempurna, satu bulan lagi kau bisa datang kembali untuk mengecek perkembangannya” Jawab Myungsoo dengan pasti.

“oh itu bagus. Jadi apa sekarang kita masih harus melihat-lihat tempat ini?” Tanyanya kembali, Myungsoo menyipitkan matanya mengamati Suzy. Dia baru memperhatikan bahwa wajah Suzy sedikit pucat dan keringat bercucuran di wajahnya.

“apa kau sedang sakit?” Tanya Myungsoo dengan panik, Minho ikut terkejut lalu mengamati wajah Suzy. Namun yeoja itu menggelengkan kepalanya.

“tidak, aku tidak sakit. Hanya tidak terbiasa berjalan dengan lama di atas kakiku” Jawab Suzy pelan.

“biasakanlah untuk terus berjalan, itu akan membuatmu sehat. Jangan kalah sama rasa lelahmu” Ucap Myungsoo menasehati, Suzy sekarang sama sekali tidak mendengar ucapan Myungsoo dengan jelas karena dia merasa kepalanya pening. Kaki kanannya berdenyut membuatnya sedikit meringis.

“ayo kita kembali, kau akan tambah sakit jika berlama-lama di sini” Ucap Myungsoo berbalik membuat Suzy menghembuskan nafasnya lega dan mengikuti Myungsoo di belakang.

“Suzy, apa kau baik-baik saja?” Tanya Minho berjalan di samping Suzy, yeoja itu menoleh sebentar dan memejamkan matanya karena melihat wajah Minho berputar-putar di hadapannya.

“ya, aku baik-baik sa…” Dan gelap. Suzy tidak sanggup melengkapkan kalimatnya karena merasa kegelapan menarik kesadarannya dengan penuh, yang terakhir didengarnya hanyalah sebuah teriakan dari dua namja itu dan merasakan tangan seseorang menopangnya dengan refleks sehingga membuatnya tidak tersungkur di tanah.

xxx

“Suzy, apa kau baik-baik saja?” Myungsoo berhenti sebentar lalu menoleh ke arah Suzy dan Minho, dia melihat wajah Suzy yang begitu pucat dan berpikir mungkin yeoja itu benar-benar dalam keadaan sakit. Dia bisa melihat Suzy sedang berusaha untuk menjawab pertanyaan Minho itu hingga tubuh Suzy terlihat lemas dan hampir membentur tanah dibawahnya kalau saja dia tidak segera mengulurkan tangannya untuk menangkap tubuh Suzy dengan teriakannya.

“dia pingsan” Gumam Minho terkejut, Myungsoo mendongak menatapnya garang.

“ambil mobilku segera” Titahnya, Minho spontan mengangguk dan berlari menuju ke tempat di mana mereka memarkir mobil tadi.

Setelah Minho pergi, Myungsoo menepuk pipi Suzy sebentar berharap kesadaran masih berada pada yeoja itu, “Suzy, Bae Suzy? sadarlah” Sahutnya, namunt nihil. Yeoja itu benar-benar pingsan, tanpa menunggu waktu lagi dia segera menyelipkan tangannya dibawah lutut Suzy dan satunya di punggung yeoja itu kemudian mengangkatnya untuk dibawa ke mobil.

xxx

Langkah tergesa-gesa di lorong rumah sakit itu membuat beberapa pengunjung menoleh dua kali pada seorag dokter muda yang tengah berjalan cepat dari ruangannya itu. Dia masuk ke dalam ruang ICU dan mendapati dua orang namja asing di sana, di samping ranjang seorang yeoja yang sangat dikenalinya.

“maaf, apa yang kalian lakukan di sini?” Tanya dokter Kang, Myungsoo dan Minho langsung menoleh padanya kemudian saling memandang.

“aku sekertarisnya dan dia..rekan kerja” Jawab Minho, dokter Kang mengangguk kemudian mengeluarkan stetoskop dari saku jas dokternya.

“apa yang terjadi dengannya?” Tanyanya sembari memeriksa denyut jantung Suzy.

“dia tiba-tiba pingsan saat dilokasi pembangunan. Sejak awal dia memang sudah pucat” Jawab Myungsoo.

“apa yang dia lakukan di tempat itu?” Dokter Kang melipat stetoskopnya memasukan kembali ketempatnya lalu mengulurkan tangannya ke perawat disampingnya untuk mengambil sebuah papan dari perawat itu.

“kami hanya sedikit berkeliling untuk melihat lokasinya” Jawab Myungsoo lagi, dokter Kang yang sedang menuliskan sesuatu itu langsung mendongak padanya dengan mata yang melebar.

“berkeliling? Apa yang kau maksud itu berkeliling dengan berjalan kaki?” Tanya dokter Kang, Myungsoo dengan ragu menganggukan kepalanya.

“astaga! berapa lama kalian melakukan itu?” Tanyanya panik, Myungsoo terlihat berpikir sebentar namun tidak menemukan jawabannya.

“sekitar 30 atau 35 menit dok” Sahut Minho, Myungsoo sedikit terkejut pada daya ingat yang dimiliki Minho. Bagaimana dia bisa mengingat waktu mereka?

“selama itu dan dia non stop berjalan dengan kakinya? Oh tidak..suster, tolong obat dan pelumas seperti biasa untuk nona Bae” Seru dokter itu, dia kemudian menatap kedua namja itu.

“kalian bisa kembali sekarang. Mungkin dia harus menjalani perawatan sampai malam di sini, aku adalah dokternya jadi aku akan menghubungi keluarganya” Ucap dokter Kang meyakinkan kedua namja itu.

Myungsoo dan Minho yang memang masih memiliki pekerjaan di kantor memilih mengikuti kata dokter dengan kembali dan membiarkan dokter itu menghubungi keluarganya.

“aku harap dia baik-baik saja” Gumam Myungsoo.

“dia terlihat sangat kesakitan tadi” Balas Minho, Myungsoo menoleh padanya dan menatapnya penuh tanya.

“apa dia memang sedang sakit atau…?”

“tidak, setauku putri presdir merupakan wanita yang sehat secara fisik dan mental. Di catatan kesehatannya dia tidak memiliki riwayat sakit yang keras atau semacamnya” Jawab Minho yang memang sudah mengetahui tentang Suzy sesaat sebelum menjadi sekertarisnya.

Myungsoo hanya menganggukan kepalanya mengerti tidak berniat menjawab, kemudian berpamitan pada Minho sebelum masuk ke dalam mobilnya, sementara Minho masuk ke dalam mobil kantor yang dibawa oleh supir saat mengikuti mereka untuk membawa Suzy ke rumah sakit.

 

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“sudah selesai” Gumam dokter Kang setelah melilit pergelangan kaki Suzy dengan sebuah perban khusus.

“sampai kapan aku akan memakainya?” Tanya Suzy.

“satu atau dua hari, pastikan kau mengistirahatkan kakikmu dengan cukup” Suzy menghela nafasnya, untuk dua hari ini dia harus banyak istirahat dan tidak boleh berjalan dengan waktu yang lama. Saat hening terjadi beberapa saat, terdengar sebuah suara gaduh dari arah depan. Suzy dan dokter Kang saling memandang, namun saat pintu ruangan itu terbuka mereka berdua sama-sama menggelengkan kepala dengan frustasi.

“Bae Suzy!” Sehun menyentak pintu rawat Suzy kemudian masuk ke dalam dengan keadaan terengah-engah, dibelakangnya mengekor Soojung yang sama terlihat mengap-mengap untuk mengatur nafasnya.

“apa yang terjadi denganmu? kau baik-baik saja?” Tanya Sehun menyentuh pundak Suzy dan memeriksa tubuhnya.

“hei, jangan berlebihan. Aku hanya kelelahan, tidak terjadi apapun yang buruk” Jawab Suzy mengibaskan tangannya di depan wajah Sehun.

“kami sangat khawatir saat mendengar kabar kalau kau berada di rumah sakit. Kau yakin tidak apa-apa? kakimu?” Sahut Soojung dari ujung ranjang, dia melirik salah satu pergelangan kaki Suzy kemudian menatap Suzy khawatir.

“geokjongma, dokter Kang sudah memberiku obat dan merawat kakiku. Sekarang semuanya baik-baik saja” Ucap Suzy tersenyum lebar, Sehun dan Soojung yang tadinya tidak menyadari keberadaan dokter Kang disana tiba-tiba menoleh padanya dengan pandangan kesal.

“apa?” Tanya dokter Kang merasa bingung.

“kenapa kau baru menghubungi kami? Aku bertanya pada perawat di depan, dia mengatakan bahwa Suzy masuk ke rumah sakit sejak siang ini” Tanya Sehun dengan geram, dokter Kang menghela nafasnya lalu melipat tangannya di depan dada.

“lalu apa yang akan kau lakukan jika aku memberitahumu siang ini? datang membuat keributan sekarang ini di rumah sakitku dan menganggu pengobatan Suzy?” Tanyanya dengan satu alis yang terangkat, “itu tidak akan aku biarkan”

“Kang..”

“Oh Sehun!” Soojung membentak saat merasa Sehun sudah mulai emosi dan bersiap untuk memuntahkan segala kekesalannya pada dokter Kang, “berhenti membuat keributan, dan kau!” Soojung menoleh pada dokter Kang dan menunjuknya dengan telunjuk.

“ikut aku sekarang!” Bentaknya sebelum keluar dari ruangan itu, dokter Kang menoleh pada Suzy yang menganggukan kepalanya lalu mendesah mengikuti langkah Soojung, sekilas melirik acuh pada Sehun yang masih terlihat kesal padanya.

“jangan marah, apa yang dikatakannya itu benar” Ucap Suzy membuat Sehun semakin menekuk wajahnya kesal karena kedua yeojanya malah membela dokter sialan itu dibandingkan dirinya.

“ya terserah katamu”

xxx

“apa?” Dokter Kang masuk ke dalam tangga darurat mengikuti di mana Soojung berada.

“apa? ya, apa kau masih belum paham juga?” Soojung berbalik dan menatap tajam ke arah dokter Kang.

“paham apanya?”

“hei, kau tau bagaimana pentingnya kesehatan Suzy untuk kami berdua. Kenapa kau baru memberitahu kami kabar ini?” Tanya Soojung dengan marah, dokter Kang menghela nafasnya pelan lalu menggeleng.

“kau sudah mendengarnya tadi, aku sengaja tidak memberi kabar kalian sejak awal karena tidak ingin ada keributan di sini. Kita sama-sama tau apa yang akan dilakukan Sehun jika sesuatu terjadi padanya, rumah sakit membutuhkan ketenangan, dengan adanya Sehun yang membuat kegaduhan itu akan mengganggu ketenangan pasien di sini. Kau sendiri berada di sana saat dia berteriak di lorong rumah sakit tadi” Jelas dokter Kang.

“tapi kau bisa memberitahuku lebih dulu, aku menghubunginya seharian ini dan dia sama sekali tidak menjawabnya itu membuatku panik. Kau bahkan tidak memberitahu ahbeoji” Geram Soojung dengan kesal.

“oh ayolah sayang, berhenti membahas ini. Yang penting sekarang Suzy sudah baik-baik saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kakinya”

“jaga ucapanmu dokter, jangan memanggilku seenak yang kau mau” Soojung menyipitkan matanya tanda sedang marah, bukannya berhenti dokter Kang malah tersenyum menggoda padanya.

“kita baru bisa bertemu setelah beberapa minggu. Kau seharusnya memperlakukanku dengan baik, apa kau tidak merindukanku?” Godanya, Soojung bergidik ngeri kepada dokter Kang.

“berhenti atau aku akan memukulmu”

“kau tidak akan berani memukulku sayang” Soojung memejamkan matanya, daripada tinggal berlama-lama di tempat itu dia memilih untuk keluar meninggalkan Soojung, namun dokter Kang mengikutinya.

“ayolah..kita makan malam eoh, apa yang ingin kau makan sayang?” Tanya dokter Kang berusaha untuk menyamai langkah Soojung yang cepat.

“hei sayang, berhentilah sebentar dan jawab pertanyaanku. Kau ing…”

“KANG MINHYUK!!” Soojung berhenti dan menoleh dengan cepat kemudian berteriak tepat di depan wajah dokter Kang membuat para perawat, pasien maupun penjenguk yang berada disekitar mereka menghentikan aktivitasnya dan menatap heran kepada Soojung.

“oh astaga! sudah kukatakan berhenti memanggilku seperti itu dan aku tidak ingin makan bersamamu!” Geram Soojung mengacuhkan tatapan-tatapan aneh yang dilemparkan padanya.

“kau tidak pernah menolak ajakanku, kenapa? Kau sudah mendapatkan namja baru eoh? siapa?” Balas Minhyuk menggeram yang juga tidak memperdulikan orang-orang disekitar mereka. Soojung mendesis mengusap wajahnya dan memukul kepala Minhyuk dengan telapak tangannya.

“eissh! karena aku sedang marah denganmu hari ini! Jangan mengatakan yang macam-macam” Soojung kembali melanjutkan jalannya namun kemudian dia menoleh dan menunjuk tepat didepan wajah Minhyuk.

“dan jangan bicara padaku sampai kemarahanku selesai!” Ucapnya, “jangan mengikutiku!” Bentaknya saat Minhyuk baru saja akan melangkah mengikutinya. Minhyuk hanya menggerutu pelan lalu berbalik arah hendak kembali keruangannya, namun langkahnya terhenti saat melihat orang-orang masih terdiam sembari menatap ke arahnya.

Dia tersenyum kikuk, membungkuk untuk meminta maaf sebentar lalu berjalan dengan cepat ke arah ruangannya. Dia benar-benar malu sekarang ini!

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

Still using super slow plot and absolutely this is still very confusing for you all, be patient and do comment 🙂