The Color Of Lovers CHAPTER 5

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 5

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy dan Soojung menaikkan alis mereka bersamaan saat melihat Sehun memasuki ruangan dan berjalan menghampiri mereka.

“kau darimana saja?” Tanya Soojung, Sehun duduk di sampingnya dan mengangkat bahunya.

“kau tau tempat yang harus kudatangi saat berada di sini” Jawabnya membuat Soojung mengangguk mengerti, sementara Suzy masih memicingkan matanya menatap Sehun.

“apa?” Tanya Sehun merasa risih, Suzy menggelengkan kepalanya lalu menunjuk ke arah Sehun.

“aku tau kau dari tempat lain selain ke tempat-yang-harus-kau-datangi-itu” Ucapnya dengan menekankan kata-katanya, Sehun menghela nafasnya lalu mengangkat tangan.

“yeah, aku masih tidak yakin mengapa kau selalu mengetahui semua yang telah kulakukan sayang” Sahutnya membuat Suzy mengangkat kedua alisnya.

“jadi kau dari mana?” Tanyanya menuntut, Sehun tersenyum kepada Suzy.

“hanya bertemu dengan seorang gadis kecil yang aku yakin jika kau bertemu dengannya kau akan menyukainya juga” Ucapnya.

“menyukainya juga huh?” Seru Soojung menatap Sehun curiga, namja itu tersenyum lebar dan menepuk tangannya.

“hei girls, acaranya akan segera dimulai. Jadi tolong berikan perhatian kalian pada panggung di depan sana, jangan padaku” Serunya memasang deretan gigi putihnya, kedua yeoja itu mendengus dan langsung menoleh ke depan saat mendengar suara dari pembuka acara di depan.

Mereka bertiga masih duduk dengan tenang di kursi penonton saat menyaksikan satu-persatu penari menyelesaikan tugas mereka. Dan kini akhirnya sampai ke penampilan penutup, sepanjang acara Soojung terus memegang tangan Suzy mengetahui bahwa yeoja itu membutuhkan sentuhan yang dapat menenangkannya. Menonton pertunjukan secara langsung setelah sama sekali tidak pernah melihatnya selama 4 tahun itu membuat Suzy cukup terguncang.

“apa kau baik-baik saja?” Bisik Sehun, Suzy menelan ludahnya dan mengangguk.

“aku baik-baik saja”

“aku berharap kau menikmati tarian terakhir ini” Gumamnya, Suzy sekali lagi mengangguk dan tersenyum menatap seorang penari ballet memasuki panggung utama. Dia masih memasang senyum lebarnya saat mendengar suara terkesiap dari kedua sahabatnya itu.

“apa-apaan ini?” Pekik Sehun tak percaya dengan suara tertahan, dia menoleh pada Suzy dan menatapnya penuh tuntutan.

“Suzy, apa yang telah kau lakukan?” Tanya Soojung dengan langsung, Suzy menoleh ke arah mereka dan mengerutkan wajahnya.

“apa yang telah kulakukan memangnya?” Tanyanya dengan tampang polos, Sehun memejamkan matanya dan melihat ke arah yeoja yang sedang berdiri di atas panggung sana.

“apa yang telah kau lakukan huh? Haruskah aku mengatakannya dengan sangat jelas padamu bagaimana bajumu bisa ada pada anak itu?” Tanyanya dengan tajam, Sehun berusaha membuat suaranya sepelan mungkin namun sepertinya gagal karena ada beberapa penonton yang menoleh dengan wajah bingung pada mereka.

“baju itu? ah..kau ingat saat terakhir kali aku berkunjung ke sini? aku bertemu dengannya dan melihatnya membuatku mengingat diriku. Aku hanya ingin memberinya hadiah karena sudah bekerja keras” Jawabnya tanpa merasa terbebani.

“Suzy, aku tau itu adalah baju yang paling kau sukai. Bagaimana bisa kau memberikannya begitu saja pada orang lain?” Soojung menatap Suzy tidak mengerti. Dulu Suzy sangat menyukai semua baju-bajunya, dia bahkan melarang satu orangpun untuk menyentuh mereka, tapi melihat satu-satunya baju yang paling disukai Suzy melekat pada tubuh orang lain membuat Soojung tidak mengerti dengan situasi ini.

“kenapa tidak? Aku sudah tidak membutuhkan dan tidak akan menggunakannya lagi, baju itu masih bagus dan akan sia-sia kalau aku menyimpannya tanpa digunakan. Lebih baik diberikan padanya, itu akan lebih berguna” Jawab Suzy.

“siapa yang bilang kau tidak membutuhkannya Suzy? kau membutuhkan baju itu..kau akan menggunakannya lagi” Ucap Sehun, Suzy tersenyum padanya dan menggeleng.

“tidak, aku tidak akan bisa menggunakannya lagi. Kita semua tau itu, tolong jangan merusak hari ini..kita datang ke sini untuk menonton bukan berdebat seperti ini”

Sehun menghela nafasnya kasar dan menyandarkan punggungnya ke kursi, dia menatap baju Suzy yang melekat pas ditubuh Jiwon di atas panggung membuatnya kembali teringat dengan Suzy saat panggung terakhirnya dulu.

“maafkan aku jika mengecewakan kalian, tapi sungguh..aku menyukai Jiwon. Dia benar-benar sepertiku saat dulu dan aku tidak ingin dia berakhir sepertiku sekarang ini. Aku hanya berharap dia bisa mengapai semua impiannya, maka dari itu aku memberikan baju itu padanya agar bisa membuat dia lebih semangat lagi” Sahut Suzy setelah beberapa menit mereka terdiam bersama, Soojung menoleh padanya mengembangkan sedikit senyum dan menggenggam kedua tangannya.

“aku tau kau berniat baik Suzy. Maafkan aku karena menghakimimu seperti tadi. Aku mengerti” Ucapnya dengan lembut membuat Suzy berafas lega, namun hanya sebentar dia merasa lega saat melihat Sehun masih diam ditempatnya tanpa berniat untuk berbicara sepatah katapun padanya.

Akhirnya dia menyerah dan menikmati pertunjukan yang dibawakan Jiwon, Suzy tersenyum puas. Semuanya sesuai dengan apa yang dia harapkan, Jiwon benar-benar seorang penari yang berbakat. Yeoja itu menggerakan tubuhnya dengan lembut di atas panggung, wajahnya terlihat sempurnya. Benar-benar cerminan akan dirinya, di dalam tarian Jiwon juga dia menemukan ada beberapa gaya yang sama dengan tariannya 4 tahun yang lalu di atas panggung yang sama dan itu membuatnya bangga sekaligus terharu. Jiwon menirukan gerakannya dengan sangat sempurna.

“kau benar, dia sempurna” Sahut Soojung saat gerakan terakhir Jiwon di atas panggung terhenti, dia menoleh pada Suzy yang menitikan sedikit airmatanya. “aku berharap itu adalah airmata kebahagiaan, bukan kesedihan” Ucapnya lagi membuat Suzy menoleh, dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

“aku senang…senang melihat penampilannya yang sempurna” Ucap Suzy, Soojung ikut tersenyum dan menepuk lengan Suzy.

“ayo, kita harus ke tempat eommamu setelah ini” Serunya lalu berbalik pada Sehun, kedua yeoja itu terdiam saat melihat wajah Sehun yang seperti terperangah entah karena apa.

“Oh Sehun! hei..apa yang terjadi padamu?” Soojung menggoyangkan lengan Sehun dan bertanya dengan suara lantang. Sehun mengerjapkan matanya saat menyadari suara Soojung dan menoleh padanya.

“eoh, apa?” Tanyanya dengan bingung, Suzy dan Soojung saling pandang kemudian mengerutkan keningnya.

“tidak apa-apa, ayo kita harus segera pergi” Ucap Suzy, Sehun menatapnya sebentar lalu mendengus. Suzy menghela nafasnya melihat Sehun berdiri dari tempatnya dan keluar dari ruangan itu.

“lihatlah dia seperti anak kecil saja” Gerutu Suzy membuat Soojung tertawa kecil.

“biarkan saja dia, palingan sebentar atau besok dia akan kembali lagi seperti biasa. Kajja..” Soojung menarik lengan Suzy untuk keluar mengikuti langkah Sehun. Suzy menghela nafasnya dan berharap apa yang dikatakan Soojung benar adanya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon berjalan meninggalkan panggung dengan perasaan bangga, dia berhasil melakukan tariannya tanpa kesalahan sedikitpun dan dia melihat ekspresi puas dari para penonton yang mengatakn bahwa mereka menikmati tariannya.

“Kim Jiwon!” Jiwon berhenti melangkah dan menoleh ke belakang, senyumannya mengembang dan segera berlari ke arah wanita yang memanggilnya.

“eomma!” Ny.Kim memeluk Jiwon dan menepuk punggung anak bungsunya.

“kerja bagus nak, kau sangat luar biasa hari ini” Ucapnya, Jiwon tersenyum puas dan mengangguk.

“aku senang kau bisa menontonku hari ini, appa?” Ny. Kim memberikan pandangan penuh penyesalan pada anaknya yang mengartikan bahwa ayahnya tidak dapat hadir untuk melihat penampilannya itu, masih dengan senyum mengembang Jiwon kembali memeluk eommanya dan berseru.

“aku mengerti! kau dan Myungsoo oppa sudah cukup membuatku bahagia hari ini, lain kali appa pasti akan punya waktu untukku” Ucapnya dengan girang tanpa merasa sedikitpun kesedihan yang melandanya, dia mengerti pekerjaan ayahnya seperti apa. Dan dia sudah sangat bersyukur kakaknya tercinta masih bisa menyempatkan waktu untuk melihatnya hari ini, meskipun tanpa ayahnya dia masih tetap senang. Toh dia bisa memperlihatkan video rekaman tariannya hari ini kepada ayahnya saat pulang nanti. Itu bukan masalah untuknya.

“Jiwon-ah” Jiwon menjauh dari eommanya dan berlari kecil menghampiri Myungsoo yang sudah berada di sana, dia memeluk kakaknya dan mengucapkan terima kasih karena mau menontonnya hari ini.

“bagaimana penampilanku?” Tanyanya penuh harap, Myungsoo menatapnya tanpa berkedip dan mengembangkan senyumannya.

“luar biasa sempurna. Kau begitu cantik, tidak ada yang bisa menandingimu sayang” Ucapnya penuh pemujaan membuat Jiwon melayang di udara akibat pujian Myungsoo.

“kakakmu benar, kau adalah gadis tercantik yang pernah eomma temui selama hidup di dunia ini” Sambung Ny. Kim. Jiwon menarik Myungsoo dan eommanya untuk mendekat dan merangkul mereka berdua.

“aku mencintai kalian! kita harus segera pulang dan memperlihatkan tarianku pada appa, aku tidak sabar untuk melihat reaksinya” Serunya.

“apapun yang kau inginkan..ayo kita pulang” Sahut Myungsoo melepaskan Jiwon, Ny. Kim masih berjalan dengan bangga mengikuti Myungsoo untuk keluar sementara menunggu Jiwon mengganti pakaiannya dan mereka siap untuk kembali ke rumah.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy, Soojung dan Sehun kini tengah berada di ruang makan milik keluarga Jung, mereka bertiga hari ini diundang untuk makan siang oleh Ny.Jung yang mengatakan bahwa sudah lama mereka tidak pernah berkumpul bersama lagi seperti ini.

“jadi bagaimana dengan pekerjaanmu Sehun-ah?” Tanya Ny.Jung, Sehun menggigit dagingnya dengan lancar kemudian menghela nafasnya.

“seperti biasa omoni, terasa melelahkan. Tapi melihat fansku diluar sana selalu membuatku kembali semangat untuk bekerja” Ucapnya, Suzy dan Soojung mendengus mendengar jawaban Sehun membuat Ny.Jung tertawa pelan.

“hei, kalian tidak percaya dengan perkataanku huh? Aku benar-benar serius. Menjadi idol di negara ini itu sangat menguras tenaga, apalagi harus bekerja sendiri..kalau tidak mendapat dukungan dari para fansku aku sudah mati sejak dulu” Seru memprotes kepada kedua yeoja itu.

“bukannya kami tidak percaya, kau hanya terlalu mengejutkan dengan jawabanmu itu” Sahut Suzy dari tempatnya, Sehun menoleh padanya kemudian menekuk wajahnya.

“siapa yang bilang kami tidak percaya? Kami hanya terkejut mendengarmu mengatakan hal semanis itu” Ucap Soojung, Ny.Jung lagi-lagi tertawa mendengar anaknya.

“astaga Jung Soojung, berhenti menggoda Sehun. Kapan kau bisa berhenti untuk menggodanya eoh” Tegurnya, Sehun menganggukan kepalanya dengan wajah memelas kepada Ny.Jung meminta untuk dibela.

“ya, ya..terus saja bela pria yang sudah menjadi putra kesayanganmu itu eomma” Dengus Soojung dengan wajah datar.

“eomma memang akan selalu membelanya, apa itu masalah untukmu eoh?” Seru Ny.Jung membuat Sehun memekik senang kemudian mengacungkan dua jempol pada Ny.Jung.

“tidak, sama sekali bukan masalah buatku” Kini Suzy yang tertawa dengan respon Soojung, dia menatap Ny. Jung dan mengedipkan satu mata padanya.

“omoni, kau membuat hati Soojung hancur. Aigoo” Ucap Suzy menggelengkan kepalanya prihatin pada Soojung, Soojung malah menatapnya dengan tajam seolah mengatakan-jangan ikut membelanya atau kita berhenti berteman-

“ok ok! Aku dipihakmu, kau puas?” Suzy mengangkat kedua tangannya dan tersenyum ke arah Soojung membuat yeoja itu mendengus, dia kembali melanjutkan makannya sementara ketiga orang lain di meja makan itu masih puas menertawakannya.

xxx

“kau baru mengadakan pameran perdanamu 2 minggu yang lalu, dan kali ini kau akan melakukannya lagi?” Tanya Suzy terkejut, Soojung duduk di sofa ruang tengah rumahnya dengan nyaman. Dia menganggukan kepalanya pada Suzy.

“waktu itu adalah acara pembukaan galeriku, bukan pameran yang sebenarnya. Dan saat itu yang datang hanya beberapa tamu undangan. Kali ini aku ingin mengadakan pameran yang sebenarnya” Jelas Soojung.

“tapi operasi Suzy?” Sehun menyela, duduk di antara kedua yeoja itu dan mengerutkan keningnya dengan ide Soojung yang ingin mengadakan pameran di galerinya lagi.

“tenang saja..pameran itu aku pastikan akan dilangsungkan sebelum operasinya. Jadi Suzy bisa ikut serta di sana” Ucapnya, Sehun menghela nafas lega dan menoleh pada Suzy.

“kau pasti senang mendengarnya. Kau akan datang bersamaku nanti” Ucapnya pada Suzy, yeoja itu menganggukan kepalanya namun melemparkan tatapan tak mengerti pada Soojung.

“apakah kau bisa menyelesaikan semua persiapannya dalam waktu singkat? Hei, operasiku tinggal 2 minggu lagi dan kau harus merampungkan segala persiapannya kurang dari 2 minggu? Kau yakin?” Tanyanya, Soojung tersenyum dan mengangguk yakin.

“aku sudah memikirkan itu. Sebenarnya aku memikirkan ini sehari setelah acara pembukaan galeriku, dan saat itu aku sudah mulai mempersiapkannya jadi waktu kurang dari 2 minggu itu kurasa lebih dari cukup untuk merampungkan semuanya” Sehun berdecak dan mengacak rambut Soojung dengan tangan kanannya.

“kau tidak pernah berhenti membuatku bangga..kau terlalu cerdas” Serunya, Soojung tertawa dan mengangkat bahunya.

“ya inilah aku, dan biasakan dirimu dengan kecerdasan yang aku punya” Ucapnya sombong.

“kesombonganmu itu..ckck” Suzy hanya bisa berdecak melihat tingkah sahabatnya itu, sementara Sehun malah mendengus merasa menyesal memuji Soojung karena ujung-ujungnya yeoja itu malah menyombongkan dirinya juga.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tepat pukul 6.30 Myungsoo keluar dari ruang kerjanya, melihat namja itu, Park biseo segera bangkit dari tempatnya duduk dan menghampiri Myungsoo.

“sajangnim” Myungsoo menghentikan langkahnya dan menatap sekertarisnya dengan alis yang terangkat.

“kau belum pulang? Ini sudah lewat jam kerjamu” Tanyanya, yeoja itu tersenyum dan menggeleng sembari memberikan secarik kertas pada Myungsoo.

“presdir menyuruhku untuk menyampaikan pesannya padamu secara langsung, aku menunggumu sampai kau selesai” Jawabnya, Myungsoo menarik kertas itu dan membacanya sekilas.

“untuk apa ini?”

“beliau memintamu untuk datang ke restoran itu, presdir ingin mengajakmu makan malam hari ini” Jelasnya membuat Myungsoo mengerutkan keningnya.

“kalau mau mengajak makan bersama kenapa pakai titip pesan padamu” Gumam Myungsoo tidak mengerti.

“mungkin beliau sedang sibuk jadi tidak sempat memintamu secara langsung. Jam 8 dia menunggumu” Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti.

“terima kasih. Pulanglah, ini sudah malam” Ucapnya pada yeoja itu membuatnya mendengus.

“ckck, seharusnya kau menawarkan untuk mengantarkan sekertarismu ini pulang bukannya malah mengusirnya seperti ini” Decaknya, Myungsoo tertawa kecil dan mengibaskan tangannya di udara.

“baiklah, apa kau butuh tumpangan Park biseo?”

“aigoo, ini sudah diluar jam kerja. Jadi jangan memanggilku seperti itu. ckck, kita sudah bekerja berteman selama 3 tahun tapi kau masih saja memanggilku seperti itu” Yeoja itu menekuk wajahnya membuat Myungsoo semakin tertawa melihatnya.

“geure geure..Park Jiyeon-ssi, aku akan memberimu tumpangan tanpa bertanya apapun lagi. kau puas?” Sahut Myungsoo, yeoja itu seketika tersenyum dan berlari kecil mengambil tasnya yang berada di atas meja.

“ok, sekarang aku siap. Ayo kita pulang sajangnim” Serunya, Myungsoo menggelengkan kepalanya lalu berjalan beriringan dengan Jiyeon menuju lift.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy memasuki sebuah restoran keluarga dan mengedarkan pandangannya untuk mencari ayahnya, “bisakah saya membantu anda?” Seorang pelayan menghampiri Suzy dan bertanya dengan sopan.

“umm, bisakah kau mengantarku ke meja reservasi atas nama Bae Jinhyuk?”

“oh, nona Bae. Silahkan ikut saya, lewat sini” Pelayan itu berbalik dan berjalan melewati meja-meja yang berada diruangan itu, membimbing Suzy menuju ke salah satu meja yang berada dekat pintu menuju taman belakang restoran tersebut.

“apa dia belum tiba?” Tanya Suzy melihat meja itu kosong.

“ne, beliau masih belum tiba. Apa anda mau memesan terlebih dahulu?” Suzy menggelengkan kepalanya dan menyuruh pelayan itu meninggalkannya sendiri.

“mwoya? kenapa dia memilih tempat yang romantis begini” Gumamnya sembari duduk di sana.

Suzy mendengus di menit keduapuluhnya duduk di tempat itu, dan sampai sekarang ayahnya juga belum tiba, pelayan yang tadi mengantarnya masuk itu kini kembali untuk yang ketiga kalinya pada Suzy dan memberikannya daftar menu.

“lemon tea” Ucap Suzy, pelayan itu mengangkat alisnya dan melihat dua cangkir yang ada di atas meja itu.

“apa anda tidak akan memesan makanan?” Tanyanya, Suzy mendongak dan memicingkan matanya menatap pelayan itu.

“aku akan memesan setelah ayahku tiba. Sekarang tolong lemon tea” Ucapnya dengan ketus, pelayan itu terkesiap kemudian mengambil cangkir kosong Suzy kemudian segera kembali untuk membuat pesanan Suzy lagi.

Selepas kepergian pelayan itu Suzy menarik handphonenya yang berada di dalam tas dan mendial nomor ayahnya, tapi sama sekali tidak ada jawaban. Setelah beberapa kali mencoba untuk menelpon handphonenya tiba-tiba berada diluar jangkauan.

“astaga, kenapa dia tidak mengangkat teleponku?” Dengus Suzy dengan sebal sembari melempar ponselnya di atas meja dan menunggu beberapa menit untuk kembali menghubungi ayahnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 

Cklek~ namja setengah baya yang tengah duduk di ruangan itu mendongakkan kepalanya saat mendengar suara pintu yang terbuka, senyumnya mengembang saat melihat kehadiran anak sulungnya.

“Myungsoo, wasseo” Tuan Kim menggerakkan tangannya menyuruh Myungsoo untuk segera duduk tepat di hadapannya, Myungsoo berjalan menuju meja dengan pandangan bingung.

“eomma dan Jiwon? Bukankah ini makan malam keluarga?” Tanya Myungsoo setelah duduk dihadapan tuan Kim.

“ada yang appa ingin bicarakan denganmu, sebelum berbicara dengan mereka appa rasa kau harus kuberitahu terlebih dahulu” Kalimat itu membuat Myungsoo semakin menampangkan raut kebingungannya, jarang-jarang ayahnya mau meluangkan waktu untuk berbicara diluar masalah bisnis, atau yang ingin dibicarakannya memang masalah bisnis? tapi kalau memang masalah itu tidak perlu berbicara di tempat ini, ruang kerjanya juga sudah cukup nyaman untuk digunakan sebagai tempat diskusi.

“apa ini? kau membuatku takut” Myungsoo bergumam dengan memicingkan matanya, tuan Kim malah tertawa dan mengopor buku menu pada Myungsoo.

“pesanlah dulu, kita bicara sambil makan. ini bukanlah hal yang serius jadi kau tidak perlu tegang begitu” Ucapnya, Myungsoo menghela nafas lalu mengambil daftar menu.

Myungsoo memesan makan malam yang diinginkannya, setelah beberapa menit pesanannyapun tiba, tuan Kim tersenyum melihat anaknya memakan makanannya dengan lahap.

“kau pasti sangat lapar, iya kan?” Myungsoo menghentikan gerakannya lalu mengangkat kepalanya menatap namja dihadapannya.

“aku rasa kau sudah memiliki jawaban atas pertanyaanmu” Dengusnya dengan kesal.

“ok, ok..maaf, appa hanya senang melihatmu makan dengan lahap seperti itu nak”

“baiklah..sekarang nafsu makanku sudah hilang, katakan apa yang ingin kau bicarakan?” Myungsoo meletakkan sendok dan meneguk segela air putih untuk membersihkan mulutnya, dia menatap appanya dengan kesal karena sudah membuat nafsu makannya hilang.

Tuan Kim membersihkan tenggorokannya dengan berdehem pelan lalu menegakkan tubuhnya menatap Myungsoo, “appa akan memberikan kuasa penuh untukmu atas perusahaan” Ucapnya, Myungsoo terdiam sesaat kemudian mengerjapkan matanya menatap ayahnya tidak percaya.

“apa?”

“J-Ko akan appa serahkan padamu sepenuhnya Kim Myungsoo” Ulang tuan Kim.

“tidak, apa..apa maksudmu? kalau kau memberiku perusahaan itu, lalu apa yang akan kau lakukan?” Tanya Myungsoo, tuan Kim menghela nafasnya lalu meneguk air putih di hadapannya.

“appa akan fokus untuk mengurus perusahaan yang ada di Jepang” Mata Myungsoo melebar dengan mimik wajah terkejut saat ayahnya mengatakan hal itu.

“apa maksudmu kau akan pindah ke Jepang?” Tanya Myungsoo tercekat, ayahnya hanya menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Myungsoo, “lalu bagaimana dengan eomma? Jiwon? Bagaimana denganku?”

“umm, itu yang ingin appa bicarakan padamu sekarang nak” Myungsoo mengerutkan keningnya melihat appanya, apa yang ingin dikatakan ayahnya mengenai eommanya dan Jiwon?

“eomma dan Jiwon akan ikut bersama appa untuk pindah ke Jepang” Gumam tuan Kim menghela nafasnya, dia tau bahwa keputusannya kali ini tidak akan disetujui oleh Myungsoo. Bagaimanapun juga Myungsoo pasti tidak ingin ditinggal sendiri oleh keluarganya di sini, tapi dia tidak punya pilihan lain selain membawa istri dan putrinya untuk ikut bersamanya.

“appa!” Myungsoo memekik menatap tak suka kepada appanya, “apa kau berniat untuk meninggalkanku sendiri di sini? apa yang ada dipikiranmu? Membawa eomma dan Jiwon bersama dan meninggalkanku?” Myungsoo menarik nafasnya dalam merasa sangat emosi mendengar ucapan ayahnya itu.

“bukan meninggalkanmu nak, tapi kau memang harus tinggal di sini untuk mengurus perusahaan kita. Sementara appa di sana pasti membutuhkan eommamu untuk mengurus appa, lalu Jiwon, kau tau adikmu pasti akan merengek untuk ikut ke Jepang bersama appa” Ucap tuan Kim berusaha menenangkan Myungsoo.

“tidak, aku bisa terima jika appa membawa eomma. Tapi Jiwon? Jangan..biarkan dia di sini bersamaku eoh? kau memiliki eomma yang mengurusmu di sana, lalu aku? Hanya Jiwon yang bisa mengurusku di sini. Aku akan menerima semua keputusanmu yang memberiku perusahaan di sini dan kau mengurus perusahaan yang ada di Jepang asalkan kau tidak membawa Jiwon dan membiarkan dia bersamaku” Myungsoo memasang wajah memohonnya kepada ayahnya, tidak..dia tidak bisa kalau harus berpisah dengan Jiwon.

Dia sangat menyayangi adiknya, dan jika mereka berpisah dia pasti akan sangat gila memikirkan keadaan adiknya itu. Apalagi dia melihat Jiwon saat ini sedang bahagia dengan apa yang tengah dilakukannya, dia tidak mungkin membiarkan kebahagiaan Jiwon lenyap begitu saja.

“appa kumohon? Jangan membawa Jiwon” Myungsoo memohon lagi, tuan Kim menatap wajah anaknya dengan intens kemudian mengeluarkan nafas berat.

“baiklah jika itu mau mu..tapi appa tidak bisa menjamin kalau adikmu sendiri yang ingin ikut dengan appa” Ucapnya akhirnya, Myungsoo menghela nafasnya dan mengusap wajahnya dengan pelan.

“dia tidak akan meninggalkanku, aku yakin itu” Gumam Myungsoo.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy menatap jengah handphone yang baru saja dia turunkan dari telinganya, setelah membiarkan Suzy menunggu selama satu jam akhirnya tuan Bae menelpon balik kepadanya dan mengatakan hal yang membuat Suzy luar biasa marah.

Ayahnya mengatakan bahwa dia tidak bisa datang karena tiba-tiba saja klien mereka yang dari Jepang meminta pertemuan kepadanya dan membuat janjinya bersama Suzy jadi dibatalkan. Tuan Bae juga meminta maaf karena sudah melupakan untuk memberikan informasi kepada Suzy.

“menyebalkan!” Pekik Suzy, dia beranjak dari tempatnya berniat untuk pergi dan tepat saat itu pelayan yang tadi melayaninya datang kepadanya.

“nona…”

“aku tidak akan memesan apapun!” Bentak Suzy memberikan beberapa lembar uang pada pelayan itu untuk bayaran tehnya tadi lalu melesat begitu saja meninggalkan pelayan itu yang memasang wajah terkejutnya.

“appa menyebalkan, aisshh” Desis Suzy sembari berjalan keluar dari restoran dengan tergesa-gesa. Saat membuka pintu dia tidak menyadari bahwa seseorang tengah berdiri di depan pintu hingga dia menabrak punggung orang itu.

“ouh, astaga” Suzy memekik tertahan saat merasa dirinya oleng dan hampir saja terjatuh, untung saja orang yang ditabraknya segera berbalik dan menahan lengannya.

“jwesongham..” Saat Suzy dapat berdiri sendiri, dia mengangkat kepalanya untuk meminta maaf, namun ucapannya terhenti saat melihat namja di hadapannya.

“kau seharusnya berhati-hati”

“Myungsoo? apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Suzy mengacuhkan ucapan Myungsoo sebelumnya.

“apakah aku tidak boleh berada di tempat ini?” Tanya Myungsoo balik membuat Suzy terkesiap.

“oh tidak..maksudku, um..ah, lupakan saja pertanyaanku” Suzy menggelengkan kepalanya merasa konyol di hadapan Myungsoo, dia tersenyum dan menggaruk kepalanya, “mianhae, tadi aku tidak melihat jadi sampai menabrakmu” Ucapnya, Myungsoo tersenyum mengerti.

“gwenchana..kau baru saja dari dalam?” Myungsoo menunjuk ke pintu restoran yang baru saja dilalui Suzy tadi, yeoja itu menganggukan kepalanya.

“sendiri?”

“seharusnya tidak sendiri” Gumam Suzy dengan wajah datar.

“biar kutebak, orang itu membatalkan janjinya ya?” Suzy mengangguk dengan lesu, Myungsoo memperhatikannya dan tersenyum geli.

“pasti menyebalkan saat kekasihmu tiba-tiba membatalkan janji, keutchi?” Ucap Myungsoo, Suzy mendongak menatap tak percaya Myungsoo sebentar lalu tertawa.

“oh, tidak tidak. Aku tidak berencana untuk bertemu dengan kekasih seperti yang kau maksudkan. Aku seharusnya bersama ayahku malam ini” Jelas Suzy, Myungsoo kini merasakan wajahnya memerah karena malu dan Suzy menyadari itu.

“astaga Kim Myungsoo, kau merona” Pekik Suzy menunjuk wajah Myungsoo sementara namja itu mengusap kedua pipinya dan mendelik pada Suzy.

“jangan menggodaku. Aku tidak tau kalau orang yang kau tunggu itu ayahmu” Gumamnya malu, Suzy memegang perutnya dan tertawa keras.

“kau sangat lucu..ah, ya bagaimana denganmu? apa yang kau lakukan berdiri di depan pintu restoran ini?”

“aku baru saja keluar dari tempat yang sama denganmu, sayangnya aku tidak sendiri sepertimu” Jawab Myungsoo, Suzy mengerucutkan bibirnya dan memicing menatap Myungsoo.

“aku tau, kekasihmu pasti sangat kecewa kau mengajaknya untuk kencan di restoran keluarga seperti ini” Serunya, Myungsoo terdiam menatap Suzy kemudian kedua bibirnya terbuka meloloskan tawa.

“apa? apa yang lucu?” Suzy bertanya, Myungsoo menatapnya dengan geli kemudian menepuk lengan yeoja itu.

“aku baru saja makan malam bersama ayahku dan aku yakin ayahku tidak kecewa dengan tempat ini karena dia yang memilihnya” Ucapnya. Kini giliran Suzy yang merona, dia menutup wajahnya dan bergumam tidak jelas.

Suzy mengintip dari sela jarinya menatap Myungsoo yang masih memandangnya dengan geli. “aku sudah merasakan apa yang kau rasakan tadi, jadi berhenti melihatku seperti itu” Ucap Suzy masih menutupi wajahnya, Myungsoo terkekeh dan menarik tangan Suzy.

“satu sama miss Bae” Ucap Myungsoo, Suzy menghela nafasnya dan ikut tertawa bersama Myungsoo.

“aku harus segera pulang..senang bertemu denganmu” Suzy menghentikan tawanya dan menyadari sekarang sudah hampir larut, dan dia harus segera pulang atau tidak dia tidak akan bisa menemukan taxi.

“kau membawa mobil?” Tanya Myungsoo, Suzy menatapnya kemudian menggeleng.

“aku berencana meminta appa untuk mengantarku pulang, tapi karena kejadiannya seperti ini kurasa aku akan naik taxi” Jawabnya.

“tidak baik seorang yeoja naik taxi malam-malam, bagaimana kalau aku mengantarmu?” Suzy menatap Myungsoo dengan curiga, namja itu berdehem pelan lalu terkekeh dengan kikuk.

“hei, jangan berpikir yang macam-macam. Aku hanya berniat baik, kita adalah rekan kerja dan aku cukup murah ingin mengantarmu” Seru Myungsoo.

“sebenarnya kau tidak perlu mengantarku, tapi karena kemurahan hatimu itu aku rasa tidak ada salahnya menerima tawaranmu” Ucap Suzy dengan acuh membuat Myungsoo tertawa.

“aku tidak keberatan jika kau langsung saja mengatakan ya tanpa menghadiahiku tatapan mencurigakan seperti itu..tunggu di sini sebentar aku akan mengambil mobilku” Ucap Myungsoo lalu meningalkan Suzy di depan pintu restoran untuk mengambil mobilnya.

xxx

Saat berada di dalam mobil Myungsoo, Suzy merasakan sedikit ketegangan mengalir diseluruh tubuhnya. Dia menatap dengan seksama Myungsoo yang masuk ke dalam dan duduk disampingnya, tangan namja itu meraih kunci dan memutarnya untuk menyalakan mesin mobil itu.

“Myungsoo…” Suzy menahan tangan Myungsoo membuat namja itu menoleh kepadanya dan menatapnya penuh tanda tanya, “bisakah kau membawanya dengan hati-hati?” Pinta Suzy, Myungsoo mengerutkan keningnya kemudian terkekeh kecil.

“tidak perlu khawatir..aku bukan seorang pemula, kita akan sampai ke tempat tujuan dengan selamat” Ucap Myungsoo dengan percaya diri tanpa melihat ekspresi wajah Suzy yang mengeras.

Selama perjalanan Myungsoo sibuk mengendarai mobilnya dengan pelan seperti permintaan Suzy sementara Suzy masih mencoba untuk menenangkan dirinya. Biar bagaimanapun juga ini pertama kalinya dia berada dalam mobil bersama seorang yang tidak dikenalnya dengan baik.

“apa kau tidak tinggal bersama orang tuamu?” Tanya Myungsoo memecah keheningan mereka, Suzy menggeleng. Saat menyadari Myungsoo tidak dapat melihat gelengan kepalanya dia berdehem pelan dan menjawab dengan suara kecil.

“tidak”

“sejak kapan?” Suzy menggenggam erat tangannya saat mobil Myungsoo kini berada di jalanan besar.

“sejak ibuku meninggal” Jawabnya dengan suara lirih, Myungsoo melirik kepadanya sebentar kemudian berdehem.

“um, maafkan aku..aku tidak bermaksud mengingatkanmu”

“tidak perlu minta maaf, aku tidak apa-apa. Fokuslah menyetir” Ucapnya, Myungsoo mengernyit mendengar ucapan Suzy.

“sedari tadi kau menyuruhku untuk berhati-hati, kau memiliki pengalaman yang tidak baik dengan mobil?” Tanya Myungsoo. Suzy hanya diam tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Myungsoo karena dia sama sekali tidak ingin berbagi apapun padanya.

“berhentilah bertanya Kim Myungsoo dan fokus” Sahut Suzy datar, Myungsoo langsung menoleh padanya dengan pandangan tidak percaya.

“apa…”

“lihat ke depan!” Pekik Suzy membalikan kepala Myungsoo untuk menghadap ke depan. Sedetik kemudian Myungsoo mendadak menginjak rem membuat Suzy tiba-tiba menjerit histeris sembari memegang kedua kepalanya dengan mata tertutup.

Myungsoo menarik nafasnya saat melihat kucing hitam yang hampir saja dia tabrak itu berlari menghindari mobilnya, dia menoleh saat mendengar isakan Suzy.

“kau baik-baik saja?” Myungsoo membawa mobilnya ke tepi dan memeriksa keadaan Suzy, Myungsoo melepaskan seatbeltnya dan mencondongkan badannya ke arah Suzy agar dapat melihat wajah yeoja itu.

“hei, tidak apa-apa. Itu hanya kucing, jangan menangis” Myungsoo menepuk kepala Suzy dengan lembut berharap agar yeoja itu dapat tenang.

“su..sudah kuka..takan, ha..hati-ha..ti” Lirih Suzy dibalik isakannya, dia masih memegang kedua sisi kepalanya dengan kepala tertunduk.

“ok, aku salah. maafkann aku, sekarang berhenti menangis eoh…tidak ada yang terluka” Myungsoo membiarkan Suzy menenangkan dirinya sebentar dan menunggu sampai yeoja itu membiarkannya untuk melanjutkan perjalanan.

Beberapa menit telah berlalu dan kini Suzy sudah menghentikan isakannya, dia mengangkat dan mengusap wajahnya yang masih sedikit basah akibat airmatanya. Ini adalah pertama kalinya dia bisa menenangkan dirinya sendiri dari masalah yang dia miliki tanpa Sehun ataupun Soojung.

Dengan kesal dia menoleh ke arah Myungsoo dan melemparkan tatapan tuduhan kepadanya, “ini akan jadi yang pertama dan terakhir kalinya kau membawaku bersama mobilmu ini” Tukasnya tajam.

“apa maksudmu? hei..ayolah, tadi itu hanya seekor kucing yang menyebrang tiba-tiba. Kau tidak bisa menyalahkanku” Ucap Myungsoo membela diri, Suzy mendengus mengabaikan pembelaan Myungsoo dan menyandarkan punggungnya di jok.

“antar aku pulang sekarang juga” Myungsoo memutar bola matanya, apa masalah yeoja ini sebenarnya. Dia hanya mencoba untuk menyelamatkan seekor kucing agar tidak tertabrak mobilnya tapi kenapa seolah-olah dia telah melakukan tindak kejahatan yang tidak terampuni. Dengan decakan panjang Myungsoo kembali menjalankan mobilnya dan menuju ke alamat Suzy yang tadi sudah dia ketikkan ke gps mobilnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Sehun menuruni mobilnya dan bergegas masuk ke dalam galeri milik Soojung, dia mendengus saat melihat sebuah mobil lain terparkir cantik di halaman depan galeri tersebut. Dengan langkah cepat dia memasuki galeri dan mencari keberadaan Soojung.

“oh, suatu kebetulan menemukanmu di sini” Sehun tersenyum miring pada seorang namja yang tengah berdiri di depan salah satu lukisan yang tergantung di sana. Namja itu menoleh dan tersenyum pada Sehun.

“kau ingin bertemu dengannya? Sebaiknya kau harus sabar. Aku saja harus menunggu selama berjam-jam ditempat membosankan ini” Ucapnya, Sehun terkekeh dan melihat sekeliling ruangan yang kosong.

“aku tidak yakin harus menunggu lama sepertimu Minhyuk-ssi. Kita semua tau, aku selalu diterima dalam waktu dan keadaan apapun” Sahut Myungsoo dengan bangga.

“mengapa tingkat kepercayaan diri seorang idol itu terlampau melewati batas? Aku selalu mempertanyakannya” Gumam Minhyuk mengusap dagunya.

“apa yang kau ketahui tentang idol huh?” Sehun menaikkan alisnya menatap Minhyuk, “lebih baik kau mengurus alat-alat medismu dibandingkan memikirkan tentang kepercayaan diri seorang idol” Minhyuk menekuk wajahnya dan menunjuk tepat di depan dada Sehun.

“hah, kau..”

“ya ya! carilah tempat lain jika kalian ingin beradu kekuatan, jangan ditempatku!” Pekikan Soojung itu membuat kedua namja tadi serentak menoleh padanya dan mendengus.

“apa yang kau lakukan di sini?” Soojung menghampiri mereka dan melemparkan pertanyaan pada Sehun membuat Minhyuk tersenyum penuh kemenangan menatapnya dan berucap tanpa suara ‘kepercayaan dirimu, idol’

Sehun mendengus kemudian menatap kesal pada Soojung, “haruskah aku punya alasan untuk ke sini?” Tanyanya, Soojung memutar bola matanya pada Sehun.

“tidak, tapi kau tidak menghubungiku lebih dulu” Jawabnya semakin membuat Sehun menekuk wajahnya cemberut.

“wae? wae? wae?” Sehun menengadahkan tangannya dan menatap Soojung dengan mata yang melebar, “kau mau membuangku karena dokter ini eoh?”

“musun mariya? Apa yang terjadi padamu hoh?” Soojung tertawa sembari menggelengkan kepalanya melihat Sehun.

“ayolah aku tidak ingin melihat drama kalian..perutku sudah berteriak” Minhyuk menyela di antara keduanya membuat Soojung kini teralih padanya.

“ah, maja..aku akan makan malam bersamanya, kau ikut?” Soojung menawarkan Sehun membuat Minhyuk yang kini menekuk wajahnya.

“sejak kapan aku menolak tawaranmu? I’m in” Seru Sehun.

“ckck, kau merusak malamku mr.Idol” Gerutu Minhyuk mendengus sementara Sehun mengangkat bahunya tidak peduli pada namja itu.

Saat mereka bertiga berjalan keluar dari galeri, tiba-tiba Minhyuk berhenti dan memeriksa sakunya, “ada telepon masuk..tunggu ya” Ucapnya pada Soojung. Sehun dan Soojung memperhatikan Minhyuk menjauhi mereka kemudian menerima teleponnya.

“berani bertaruh?” Bisik Sehun, Soojung menoleh padanya dengan tatapan bingung.

“apa?”

“dia akan segera meminta maaf padamu”

“meminta maaf padaku? Untuk?” Soojung masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Sehun, namja itu hanya mengedikkan dagunya pada Minhyuk yang baru saja selesai menerima teleponnya dan kembali pada mereka.

“Soojung-ah, mianhae” Ucap Minhyuk, Sehun terseyum kecil pada Soojung yang sedikit terkejut mendengarnya.

“waeyo?”

“hum, ada panggilan darurat dari rumah sakit. Dan aku harus berada di sana sekarang, makan malam kita..bisakah aku mengaturnya dilain hari?” Jelasnya dengan wajah penyesalan, Soojung akhirnya kini mengerti apa yang dimaksudkan Sehun dia menghela nafas lalu mengangguk kecil.

“tentu saja..bagaimanapun juga pasienmu lebih penting. Pergilah, aku akan makan bersama Sehun” Ucap Soojung sedikit berat hati mengatakan kalimat itu.

“mianhae”

“gwenchana, seperti pertama kalinya saja kau melakukannya. Aku sudah mengerti, kka” Dengan lembut Soojung mendorong Minhyuk untuk kemobilnya, sejenak namja itu ragu namun melihat senyum kecil Soojung dia lalu berbalik dan memasuki mobilnya.

“ckckck, sudah kukatakan padamu sejak dulu Jung Soojung” Sehun berdecak dan mengambil langkah untuk berdiri tepat di samping yeoja itu, Soojung tidak berniat untuk membalas ucapan Sehun. Dia hanya menatap kepergian mobil Minhyuk.

“berhentilah menyukainya. Bajingan itu tidak pantas disukai olehmu, sampai kapan kau mau terus diduakan seperti ini? hei..lihatlah, dia lebih memilih pekerjaannya dibandingkan makan malam bersamamu. Seharusnya sejak dulu kau mendengar ucapanku untuk tidak menyukainya” Oceh Sehun, Soojung menghela nafasnya panjang.

“diam Oh Sehun”

“aku tidak akan diam sampai kau sadar” Sehun merubah tempatnya dan berdiri di hadapan Soojung, “hei, biarkan aku bertanya padamu” Ucapnya, Soojung mendongak dan menatapnya seolah mengatakan tanyakanlah.

“apakah selama 4 tahun terakhir ini dia sudah pernah meskipun hanya sekali membalas perasaanmu?” Tanya Sehun, Soojung mengernyitkan alisnya bingung.

“apa maksudmu?”

“oh ayolah Jung Soojung, kau mengerti apa yang kutanyakan..selama ini hanya kau yang selalu menunjukkan dan mengakui perasaanmu padanya. Tapi apakah dia juga seperti itu? dia pernah mengatakan padamu bahwa dia menyukaimu huh?” Soojung memejamkan matanya untuk mengingat apa yang selama ini telah dia lewati. Saat matanya terbuka dia bertemu dengan bola mata hitam milik Sehun yang terlihat khawatir. Dengan pelan dia menggelengkan kepalanya.

“nah seharusnya kau bisa menghentikan perasaanmu itu! kau tau dia tidak pernah membalasmu” Ucap Sehun, Soojung kembali menggelengkan kepalanya.

“tapi, dia juga tidak pernah menolakku. Dia sama sekali tidak terganggu dengan perasaanku”

“oh baiklah, aku menyerah. Kau sangat keras kepala. Dia bersikap seperti itu karena menganggapmu teman. Seperti Suzy dan aku”

“hei..apa yang terjadi denganmu eoh? kenapa sekarang kau jadi menyudutkanku seperti ini?” Sehun menghela nafasnya pelan.

“aku tidak bermaksud menyudutkanmu Soojung-ah, aku hanya ingin membuatmu sadar..berhenti menyukainya atau kau akan menyakiti dirimu sendiri”

“aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, please?” Sehun kembali menghela nafasnya, kalau Soojung sudah mengatakan tidak ingin berdebat berarti dia memang tidak ingin.

“baiklah..jadi kau ingin makan di mana?”

“tidak, aku ingin pulang” Soojung menggeleng, rasanya nafsu makannya menghilang setelah percakapannya dengan Sehun. Tanpa menunggu jawaban Sehun dia langsung berjalan menuju mobil Sehun.

“tapi kau belum makan!”

“aku ingin pulang Oh Sehun!” Sehun mengusap rambutnya frustasi kemudian memasukan Soojung ke dalam mobilnya.

“baiklah aku mengantarmu pulang. Tapi aku akan membuatkan sesuatu untukmu dan itu tidak untuk di perdebatkan. Titik!” Sehun menutup pintu penumpang tanpa mau mendengar jawaban Soojung kemudian memutari mobilnya dan masuk ke kursi pengemudi.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Myungsoo mengintip dari kaca jendela mobilnya dan melihat gedung besar yang berdiri di depannya, “kau tinggal di sini?” Tanyanya, Suzy hanya mengangguk sembari membuka seatbeltnya.

“kau masih marah? Maafkan aku..” Ucap Myungsoo lagi, namun masih tidak dapat membuat Suzy berbicara, “Suzy, bicaralah padaku”

“terima kasih” Gumam Suzy lalu membuka pintu mobil Myungsoo tanpa melihat ke arahnya, dari wajahnya Myungsoo mengatakan bahwa yeoja itu masih marah.

“astaga…aku tidak tau dia begitu sensitif dengan peraturan lalu lintas” Rutuknya, dia memperhatikan Suzy berjalan memasuki gedungnya, jalan Suzy limbung membuat Myungsoo mengerutkan keningnya.

“astaga! apa dia buta!” Dia memekik saat melihat Suzy menambrak tiang di hadapannya, dengan segera dia beranjak keluar dari mobil dan menghampiri Suzy.

“hei, kau tidak memakai matamu saat berjalan eoh?” Omel Myungsoo, dia meraih kedua bahu Suzy dan memapahnya untuk berdiri.

“gomawo” Gumam Suzy lirih, Myungsoo memperhatikan wajah Suzy dan terkejut saat melihatnya pucat.
“wajahmu pucat..gwenchana?” Tanya Myungsoo panik, Suzy berusaha melepaskan tangan Myungsoo dari bahunya dan mengangguk kecil.

“gwenchana. Kembalilah” Ucapnya, Myungsoo menurunkan tangannya melepaskan Suzy. Dia tidak ingin memaksa yeoja itu, kalau dia tidak ingin dibantu dia tidak akan membantu.

Tapi baru saja dua langkah Suzy bergerak, kakinya tiba-tiba lemas dan badannya terhuyung ke samping, “Suzy!” Myungsoo segera menahan tubuh Suzy dan memperhatikan wajahnya.

“kau tidak baik-baik saja..jangan menolakku, aku akan mengantarmu masuk ke dalam tempatmu” Ucap Myungsoo dengan tegas.

“sudah kukatakan aku tidak apa-apa, kau pulang saja” Tolak Suzy dengan suara lemas, dia menyentak tangan Myungsoo dan mulai berjalan lagi. Namun tetap saja kakinya sudah tidak kuat untuk berjalan selangkahpun.

“maafkan aku. Aku tidak akan pulang sebelum kau sampai di dalam rumahmu dengan selamat” Myungsoo menyambar kaki Suzy serta punggungnya dan segera menggendognya. Dia berjalan menuju lift, menekan tombol dengan sikunya kemudian menunggu sampai lift tersebut terbuka.

“turunkan aku Myungsoo”Lirih Suzy, Myungsoo menggeleng mengabaikan Suzy. Saat lift terbuka dia masuk ke dalam membawa Suzy bersamanya dan menunduk.

“lantai berapa?” Tanyanya.

“turunkan aku”

“lantai berapa Bae Suzy?” Suzy menghela nafasnya dia kemudian menjulurkan tangannya untuk menekan lantai tertinggi dari gedung ini. Myungsoo melebarkan matanya.

“lantai teratas gedung ini adalah sebuah penthouse? Kau yang memilikinya?” Tanyanya tak percaya, Suzy hanya mengangguk lemah. Suzy melingkarkan tangannya di leher Myungsoo agar dapat menahan dirinya sendiri kemudian bersandar di dada Myungsoo dengan mata terpejam.

“sudah kukatakan turunkan aku” Gumamnya, Myungsoo kembali menggelengkan kepalanya dengan kekeraskepalaan Suzy.

“berhentilah berbicara dan pejamkan saja matamu. Aku tidak ingin ayahmu membunuhku karena membuatmu seperti ini” Ucap Myungsoo. Suzy tidak lagi membalas ucapannya karena sudah merasa terlalu lelah.

“Suzy..Suzy” Suzy menggerakan bola matanya, dia merasa melayang diudara, saat menyadari bahwa dia masih berada di lengan Myungsoo, dia mengerjap.

“apa..”

“kodemu..aku tidak bisa membuka pintumu” Ucap Myungsoo, Suzy mendongak menatap Myungsoo dan menoleh pada pintu besi dibelakangnya.

“sejak kapan?” Myungsoo mengerti apa yang ditanyakan Suzy, dia berpikir sejenak berapa lama dia telah meninggalkan lift dan berdiri dihadapan pintu penthouse milik Suzy.

“20? Atau 25 menit yang lalu? Aku tidak ingat dengan pasti, sekarang kodemu” Jawab Myungsoo menerawang, Suzy menatapnya terkejut.

“kau berdiri selama itu di sini tanpa membangunkanku?”

“kenapa kau mempermasalahkan itu? cepatlah..semakin lama kau semakin terasa berat” Myungsoo mengeluh, saat sadar ternyata sampai sekarang dia masih berada di gendongan Myungsoo, Suzy sekali lagi mengulurkan tangannya dan menekan kombinasi angka yang berada di gagang pintunya.

“kau tidak takut aku mengingat kode rumahmu?” Tanya Myungsoo memperhatikan jari-jari Suzy bergerak, sedetik kemudian pintu tersebut terbuka dan membawa Suzy masuk ke dalam.

“jika aku kemalingan aku akan tau siapa dalangnya” Sahut Suzy, Myungsoo terkekeh pelan lalu memperhatikan isi penthaouse Suzy.

“ruangan mana?” Suzy menunjuk ke pintu pertama di sisi kiri, dengan segera Myungsoo membawa Suzy ke ruangan yang sudah pasti adalah kamar Suzy.

Saat pintu kamar terbuka, aroma green tea yang segar menyeruak di indera penciuman Myungsoo. Dia ingat ini adalah aroma Suzy, setiap bertemu dengannya dia selalu mencium aroma ini dan dia menyukainya. Membuatnya merasa lebih fresh setelah menciumnya.

Myungsoo berjalan menuju ranjang Suzy dan menurunkannya dengan pelan di sana, saat melepaskan Suzy, Myungsoo merengut dan meregangkan badannya.

“astaga! aku tidak percaya masih bisa berdiri di sini setelah menahan beban berat selama ini” Lenguh Myungsoo, Suzy mengerucutkan bibirnya namun tidak mengeluarkan suara, dia masih merasa lelah dan juga perutnya terasa nyeri.

“kau harus minum obat..di mana letaknya?” Tanya Myungsoo, Suzy menggelengkan kepalanya dan mengusap perutnya.

“aku tidak bisa minum obat jika belum makan” Gumamnya, Myungsoo membulatkan matanya tak percaya.

“kau belum makan malam?” Suzy mengangguk lemah membuat Myungsoo menghela nafas kasar.

“baiklah..karena aku adalah orang baik aku akan membuatkanmu makanan”

“tidak perlu, aku bisa memesannya. Sekarang kau bisa pulang, gomawo” Suzy menolak dengan berat hati, dia sudah merepotkan Myungsoo dan tidak ingin tambah merepotkan lagi.

“makanan delivery itu tidak sehat Suzy, apalagi untuk orang sakit. Jangan menolak, kau sedang sakit dan harus menerima makanan buatanku. Aku akan meminjam dapurmu” Ucap Myungsoo dengan cepat.

“Myungsoo, kau tidak perlu melakukannya”

“aku perlu..tidak apa-apa, anggap saja aku sedang merawat seorang teman. Sekarang diam di sini dan tunggulah dengan tenang. Ok” Myungsoo melemparkan senyumnya lalu bergegas keluar dari kamar Suzy.

Suzy terdiam melihat Myungsoo keluar dari kamarnya, apa yang dilakukan namja itu? dia sama sekali tidak perlu melakukan hal semacam ini. Apalagi mereka sebenarnya tidak terlalu dekat untuk bisa menjalin hubungan pertemanan. Baginya Myungsoo masih seorang asing yang kebetulan menjadi rekan kerjanya.

Tapi diluar hal itu, dia merasa senang mengetahui ada orang lain yang peduli padanya selain kedua sahabatnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa Myungsoo akan memperdulikannya. Memikirkan Myungsoo yang tengah membuat makanan untuknya di dapur miliknya membuat perutnya bergejolak dan pikirannya tidak pernah lepas dari bayangan Myungsoo yang berdiri di dalam dapurnya.

“aahh michigetda!!!”

xxx

Suzy terkesiap saat melihat pintu kamarnya terbuka dan menampilkan Myungsoo yang tengah membawa sebuah nampan, dia langsung mendudukan badannya di atas ranjang dan menunggu Myungsoo menghampirinya.

“aku membuatkan bubur labu untukmu, apa itu tidak masalah?” Tanya Myungsoo, dia duduk di tepi ranjang Suzy dan menawarkan nampannya untuk Suzy.

“aku menyukai labu” Jawab Suzy tersenyum, dia menarik sendok dan menopang nampan di atas pangkuannya, matanya berbinar melihat bubur berwarna kuning di dalam mangkuk itu, “sepertinya enak..aku akan mencobanya, selamat makan” Seru Suzy, dia mengambil satu sendok penuh dan menyuapkan ke mulutnya.

Myungsoo menatap Suzy dengan seksama menantikan reaksi yeoja itu, meskipun wajahnya masih pucat tapi Suzy masih terlihat cantik dengan binar di matanya. Myungsoo menggelengkan kepalanya atas pemikirannya barusan. Apa yang dia pikirkan di saat-saat seperti ini?

“enak..wuaah, enak sekali!” Suzy memekik merasakan kenikmatan dari bubur buatan Myungsoo, dia kembali menyendoknya dan memakan suap demi suap. Myungsoo tersenyum puas melihat Suzy melahap makanannya dengan nikmat.

“pelan-pelan saja makannya, tidak akan ada yang merebut bubur itu darimu” Myungsoo menyeka bubur yang belepotan di pipi Suzy dengan tisu yang dia ambil dari nakas di samping tempat tidur. Suzy tersenyum seperti anak kecil dan menatap Myungsoo girang.

“ini sangat enak Myungsoo..kau harus mengajarku untuk membuatnya, kau tidak tau betapa aku menyukai labu” Ucap Suzy , Myungsoo menganggukan kepalanya kepada Suzy.

“aku akan mengajarmu, sekarang makan pelan-pelan. Setelah itu kau harus minum obat, apa kau punya obat khusus yang harus kau minum?” Ucap Myungsoo, dia bertanya sembari menatap Suzy dengan seksama.

“aku harus minum beberapa obat sebelum tidur, ada di laci kedua” Ucap Suzy menunjuk laci meja rias yang ada di hadapan ranjangnya, Myungsoo beranjak dan membuka laci tersebut. Alisnya mengkerut melihat beberapa jenis obat di dalam sana.

“apa kau harus meminum semuanya?” Tanyanya.

“ya, tolong bawakan padaku..” Sahut Suzy, Myungsoo menarik satu butir untuk tiap obat dan membawanya pada Suzy.

“itu obat apa?” Tanya Myungsoo penasaran, Suzy menelan obatnya dengan berat lalu menatap Myungsoo dengan waspada.

“hanya obat tidur dan beberapa vitamin” Jawab Suzy sekenanya, namun Myungsoo sama sekali tidak mempercayainya. Dia bukanlah anak kecil yang dapat ditipu seperti itu, dia mengetahui beberapa jenis obat karena dia memiliki paman seorang dokter dan setahunya jenis-jenis obat yang dimiliki Suzy itu harus melalu resep dokter jika ingin memilikinya.

Namun karena mendengar Suzy menjawab seperti itu membuatnya tidak ingin bertanya lebih lanjut, mungkin ada beberapa alasan Suzy tidak ingin bercerita pada Myungsoo. Mereka masih belum cukup dekat untuk berbagi layaknya seorang teman, tapi dia sudah menganggap Suzy adalah teman meskipun dia sendiri masih tidak ingin berbagi apapun padanya.

“kau sudah minum obat, sekarang istirahatlah” Ucap Myungsoo, dia menyingkirkan gelas dari tangan Suzy dan menyuruh yeoja itu untuk berbaring.

“terima kasih, sudah mengantarku pulang dan membuatkan makanan untukku. Kau juga harus kembali, maaf karena sudah merepotkanmu” Ucap Suzy, Myungsoo menggeleng dan tersenyum.

“tidak masalah untukku” Sahutnya lalu beranjak berdiri dari ranjang Suzy. Myungsoo menahan matanya sebentar menatap Suzy kemudian tersenyum dan berbalik.

“Myungsoo” Namja itu menoleh sebentar dan menatap Suzy yang tersenyum tulus padanya, “jeongmal gomawo” Myungsoo terhenyak melihat senyuman di wajah Suzy yang telihat sangat berbeda dari senyuman-senyuman sebelumnya. Dia ikut tersenyum dan mengangguk mengerti.

Saat hendak melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar SUzy, Myungsoo berhenti kemudian mengerutkan keningnya seolah memikirkan sesuatu.

“apa kau melupakan sesuatu?” Tanya Suzy dari belakang, Myungsoo menggelengkan kepalanya mendengarkan pertanyaan Suzy. Dia memejamkan matanya sebentar kemudian berbalik menghampiri Suzy kembali.

Mata Suzy membulat saat melihat Myungsoo tepat di depannya sedang membungkukkan badannya dan mendaratkan sebuah kecupan ringan dipipinya, nafasnya terhenti selama 3 detik. Matanya langsung mengerjap saat Myungsoo melepaskan kecupannya dan berbisik pada Suzy.

“tidur yang nyenyak” Bisiknya kemudian langsung melesat pergi meninggalkan Suzy dengan detakan jantungnya yang luar biasa cepat.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

Maaf baru bisa posting sekarang, seminggu terakhir author lagi fokus kerja tugas dan baru hari ini selesai. Senin depan author sudah mulai UAS, dan seperti biasa author tidak akan punya waktu bebas untuk mengetik. Author pengen minta izin buat hiatus 2 atau 3 minggu ke depan, mungkin minggu kedua Januari author udah free. Maaf ya kalau gak bisa posting cepat. Tapi kalau author punya kesempatan buat lanjut bakal author lanjut dan kalau bisa selesai sebelum 2 atau 3 minggu author akan tetap posting kok. Jadi sabar-sabar yah nunggu. Terima kasih atas pengertian kalian~