The Color Of Lovers CHAPTER 6

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 6

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Myungsoo menjejalkan kedua tangannya ke sela-sela rambutnya dan mengacaknya dengan frustasi, dia baru saja terbangun sepuluh menit yang lalu dan kini duduk bersandar di papan ranjangnya. Mimpi yang barusan dialaminya membuatnya pening. Kejadian dua hari yang lalu masih membuatnya frustasi.

Mengapa dia bisa melakukan hal yang tidak terduga seperti itu? dia bahkan tidak menyadari telah melakukannya. Setelah berdiam diri di dalam kamarnya selama dua hari, dia masih juga belum menemukan jawaban atas tindakannya.

Myungsoo masih mengingat dengan jelas raut wajah terkejut Suzy saat itu, dia sangat bodoh karena melakukan perbuatan yang lancang seperti itu dan pergi begitu saja. Tapi dia berpikir bahwa dia harus pergi dari sana segera sebelum dia melakukan tindakan yang tidak diinginkan lagi.

Braak! Suara bantingan pintu kamarnya membuat Myungsoo mendongak ke atas dan menatap Jiwon yang tengah berdiri sembari memicingkan mata kepadanya.

“apa yang kau lakukan di sini?” Pekik Jiwon, Myungsoo menaikkan alisnya tidak mengerti.

“ini adalah kamarku, bukankah aku yang harusnya bertanya seperti itu?” Tanya Myungsoo balik, Jiwon menggelengkan kepalanya, dia melipat kedua tangannya di depan dada dan berjalan menghampiri Myungsoo.

“kau memiliki apartemen sendiri, setelah kau pindah kau tidak pernah datang kerumah untuk menginap bahkan untuk semalam, kecuali kau sedang dalam masalah besar kau akan kembali ke rumah dan mengurung dirimu dalam kamar seperti sekarang ini” Jelas Jiwon dengan tegas, Myungsoo menghela nafasnya dan menggeleng pelan.

“aku tidak dalam masalah apapun. Itu hakku jika aku ingin berada di rumah atau tidak, tidak perlu mengurusi urusanku” Jawab Myungsoo, Jiwon memutar bola matanya dan memukul punggung kepala Myungsoo dengan kesal.

“aishh! Kau itu oppaku jadi wajar kalau aku mengurusi urusanmu. Lihatlah wajahmu itu! kau terlihat sangat menyeramkan! Kantong matamu itu…ewww, tidak mungkin kau tidak dalam masalah jika penampilanmu seperti ini” Omel Jiwon, Myungsoo mengusap kepalanya dan menatap Jiwon dengan tajam.

“kau berani memukul kakakmu eoh?”

“ne, waeyo? siapa suruh kau menjadi menyebalkan seperti ini? sekarang angkat badanmu dari tempat tidur ini dan pergilah mandi. Oh demi tuhan kau bahkan tidak mandi sejak dua hari yang lalu” Jiwon menarik Myungsoo dengan paksa agar dia beranjak dari tempat tidurnya.

“ini weekend Jiwon, jadi aku tidak perlu mandi karena aku akan tinggal dirumah seharian” Jiwon kembali memutar bola matanya dan menyeret Myungsoo untuk masuk ke dalam kamar mandi.

“aku tidak akan membiarkanmu mengurung diri lagi dengan bau seperti ini, sekarang mandi dan segera turun ke bawah. Appa menyuruh kita untuk berkumpul” Ucap Jiwon, Myungsoo berhenti melangkah lalu menatap Jiwon dengan cemas.

“apa yang dia inginkan?” Tanya Myungsoo, Jiwon mengangkat bahunya tidak tau.

“entahlah, pagi-pagi sekali dia membangunkanku dan menyuruh untuk membangunkanmu setelah itu dia menunggu kita di ruang keluarga”

“aku akan mandi” Jiwon tersenyum puas dan mengangguk mengerti saat Myungsoo melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

“jangan menghabiskan waktu yang lama oppa! aku akan langsung mendobrak pintu kamar mandimu jika kau membuatku menunggu lebih lama” Pekik Jiwon, dia hanya mendengar erangan kesal dari Myungsoo dibalik pintu kemudian melenggang keluar dari kamar itu.

xxx

Myungsoo berjalan menuruni tangga dengan keadaan segar setelah mandi, dari sana dia sudah bisa melihat Jiwon beserta kedua orang tuanya di ruang keluarga. Saat keberadaannya disadari oleh Jiwon, yeoja itu segera menoleh padanya dan menatapnya dengan tajam.

“apa?” Tanya Myungsoo dan duduk di samping Jiwon, gadis itu mendengus kesal.

“kenapa kau mengatakan pada appa untuk tidak membawaku ke Jepang? Aku ingin ke sana” Protesnya sembari melipat kedua tangannya, Myungsoo menghela nafasnya lalu menyandarkan punggungnya di sofa.

“dan meninggalkanku sendiri di sini? itu tidak akan kubiarkan Kim Jiwon” Sahutnya, Jiwon mendelik kesal lalu menatap appanya.

“appa, aku juga ingin ke sana..kau tau di sana terdapat sekolah balet yang sangat aku impikan..bawa aku juga ne” Ucap Jiwon memohon pada appanya.

“tidak, jangan membawanya..biarkan Jiwon di sini bersamaku” Sela Myungsoo, Jiwon melirik tajam kepadanya dan menghentakkan kakinya kesal.

“oppa! apa yang kau lakukan? aku ingin memperdalam baletku! Dengan pindah ke Jepang aku bisa belajar balet dengan lebih intensif, apa kau mau menghalangiku? Kau tau aku tidak ingin berakhir sepertimu dan menyesal seumur hidup karena tidak bisa menggapai cita-citaku!” Pekik Jiwon dengan kesal tanpa sadar, Myungsoo langsung menatapnya tajam lalu beranjak dari sofa. Kalimat terakhir Jiwon sangat membuatnya marah.

“lakukan sesuka hatimu” Bentak Myungsoo dingin lalu berjalan meninggalkan ruang keluarga menuju kamarnya, Jiwon tersentak kemudian menatap punggung Myungsoo.

“Jiwon..kau sudah mengatakan hal kasar pada kakakmu” Ucap Ny. Kim, Jiwon kini baru sadar apa yang dikatakannya kemudian memekik histeris.

“astaga! aku tidak menyadarinya eomma. Ottokhae? Myungsoo oppa pasti membenciku?” Racau Jiwon.

“tinggalah disini bersama kakakmu, appa juga sudah berpikir dengan matang kalau lebih baik kau tetap di sini. Kita tidak mungkin meninggalkan oppamu sendiri, setidaknya dengan adanya kau dia ada yang urus. Kau mau kan nak?” Ucap tuan Kim membujuk Jiwon. Karena merasa bersalah sudah mengeluarkan kata-kata kasar pada Myungsoo Jiwon akhirnya mengangguk. Lagipula tidak buruk juga jika dia belajar balet di sini, dia masih bisa tetap sukses jika di sini.

“baiklah..aku akan bersama Myungsoo oppa, kalian tidak perlu khawatir” Gumam Jiwon, eomma dan appanya tersenyum senang kemudian mengelus kepala Jiwon secara bersamaan.

“sekarang pergilah meminta maaf pada oppamu..dia pasti sangat sedih” Ucap eommanya, Jiwon mengangguk lalu beranjak dari sofa.

xxx

“oppa, aku masuk ya” Jiwon membuka pintu kamar Myungsoo dan menyembulkan kepalanya masuk ke dalam.

Myungsoo berbaring membelakangi Jiwon dan tidak menyahuti ucapan adiknya itu, perlahan Jiwon masuk ke dalam kamar Myungsoo dan mendekat. Dia duduk di tepi ranjang dan menatap punggung Myungsoo dengan sangat menyesal.

“oppa mianhae, aku..aku menyesal sudah mengatakan hal kasar padamu. maafkan aku” Ucap Jiwon namun tidak mendapatkan respon dari Myungsoo.

“kau marah padaku? Maafkan aku..aku hanya terbawa emosi, sungguh aku tidak serius dengan ucapanku..oppa, bicaralah denganku jangan mendiamiku seperti ini. aku sungguh meminta maaf” Jiwon memejamkan matanya lalu menyentuh pundak Myungsoo.

“pergilah, aku ingin sendiri” Gumam Myungsoo, Jiwon menghela nafasnya. Dia sudah tau Myungsoo seperti apa, dan jika dia mengatakan saat ini ingin sendiri berarti dia harus segera keluar dan meninggalkan Myungsoo.

“baiklah..aku akan keluar, tapi maafkan aku. Aku…” Jiwon beranjak dari ranjang Myungsoo lalu menatap Myungsoo berharap namja itu berubah pikiran dan mau membiarkan Jiwon berada di kamarnya , “aku akan tetap tinggal bersamamu..maafkan aku” Sambungnya lalu keluar dari kamar Myungsoo.

Setelah mendengar suara pintu tertutup Myungsoo membaringkan badannya terlentang dan menatap langit-langit kamarnya dengan mata memerah. Ucapan Jiwon masih sangat terdengar jelas di kepalanya, kalau bisa dia katakan dia juga tidak ingin membuat Jiwon berakhir seperti dirinya. Berhenti ditengah jalan dalam menggapai impiannya, dia tidak ingin Jiwon adik tercintanya merasakan perasaan yang sama dengannya. Dia akan melakukan apapun untuk membuat Jiwon bisa bahagia, dia tidak akan membiarkan Jiwon kehilangan impiannya.

Tapi, mendengar kata-kata itu keluar dari mulut wanita yang paling dia cintai setelah ibunya itu membuat hatinya teriris, dia bukannya membenci Jiwon dia hanya tidak bisa menerima kata-kata itu keluar dari mulut Jiwon. Dia butuh waktu sendiri sebelum bisa menetralkan hatinya dari serangan kata dari Jiwon tadi.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pintu kamar itu perlahan terbuka dan sosok pria yang berada di baliknya melebarkan matanya melihat pemilik kamar itu sudah duduk rapi di depan meja rias serta mengenakan pakaian kerjanya yang lengkap.

“wow..Suzy?” Sehun mengangkat alisnya sembari masuk ke dalam kamar, Suzy meliriknya melalu cermin dan melanjutkan memakai bedaknya.

“kau terlihat sangat terkejut, ada apa?” Sahut Suzy dengan santainya, Sehun mendudukan dirinya di atas tempat tidur dan menatap Suzy dari samping.

“ada apa? hei! lihatlah, kau duduk di sana dengan pakaian lengkap bukannya di sini berbaring dengan pakaian tidurmu” Seru Sehun, Suzy menaikkan alisnya menoleh ke samping menatap Sehun, “maksudku, kau bangun sepagi ini? seorang Bae Suzy? apa yang terjadi denganmu? kau tidak pernah bangun sebelum jam 7 pagi tapi sekarang masih 7.30 dan kau sudah siap” Sambung Sehun.

“tidak terjadi apapun, lagipula aku harus bekerja kan jadi wajar jika aku bangun pagi dan bersiap-siap” Sahut Suzy, dia beranjak dari kursinya dan memeriksa wajahnya sebentar.

“aku tau..jadi tidak ada mimpi malam ini? bagaimana weekendmu?” Sehun ikut beranjak dan menghampiri Suzy merangkul pundak gadis itu.

“untungnya aku tidak mendapatkannya, obat dari dokter Kang cukup membantu” Jawab Suzy, dia menegakkan badannya dan melepaskan tangan Sehun dari pundaknya, “weekendku sangat buruk. Aku mengalami imsomnia selama dua hari” Dengusnya, Sehun menatapnya terkejut.

“imsomnia? Kenapa bisa?”

“entahlah, mungkin karena aku banyak pikiran..” Gumam Suzy, sejenak dia terhenti dan berpikir mengenai jumat malam kemarin. Dia menggelengkan kepalanya lalu menarik tangan Sehun.

“kau membawa sarapan untukku kan? ayo, aku lapar” Ucapnya, Sehun bergerak dari tempatnya lalu melangkahkan kakinya mengikuti Suzy.

“aku membawa roti kesukaanmu, ada di dapur..kau bisa makan sepuasnya” Ucap Sehun, Suzy memekik girang lalu melepaskan Sehun dan berlari kecil menuju dapurnya.

xxx

“aku akan menjemputmu jam 5 nanti” Ucap Sehun setelah mobilnya berhenti di depan lobi kantor Suzy.

“pekerjaanku selesai 5.30, kau jemput aku jam segitu saja” Jawab Suzy, Sehun menekuk wajahnya dan menggeleng.

“tidak, jam 5 sore kau sudah harus keluar dari kantormu. Kita harus ke pameran Soojung dan aku tidak ingin kita melewatkan pembukaannya” Suzy menghela nafasnya dan mengangguk kecil.

“baiklah, aku akan mencoba menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat” Ucapnya lalu keluar dari mobil Sehun membuat namja itu tercengang.

“ya! kau belum memberiku ciuman” Pekik Sehun mengeluarkan kepalanya dari mobil, Suzy berbalik kepadanya dan menyodorkan lidahnya.

“kau tidak akan mendapatkannya karena sudah memaksaku” Seru Suzy lalu segera bergegas masuk ke dalam lobi.

Sehun melebarkan matanya melihat tingkah Suzy dan mengumpat kesal, dia menggelengkan kepalanya lalu kembali masuk ke dalam mobilnya. Sedetik kemudian dia melajukan mobilnya menjauhi gedung kantor Suzy.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“Suzy” Suzy yang tengah sibuk dengan berkas di depannya mendongak saat mendengar sahutan itu, dia tersenyum dan mengarahkan sekertarisnya untuk masuk ke dalam.

“ada perlu apa?” Tanya Suzy kembali berkutat ke berkasnya.

“hanya ingin mengecek, sudah setengah jam lewat jam makan siang dan kau belum keluar. Aku berniat untuk mengajakmu makan bersama di bawah” Ucapnya, Suzy terkekeh lalu menatap Minho dengan alis terangkat.

“apa kau sedang berusaha untuk menggoda atasanmu tuan Choi?” Tanyanya dengan nada bercanda, Minho tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.

“jika kau merasa tergoda nona, mari kita anggap seperti itu” Jawabnya, dia kemudian menepuk tangannya “ayolah..kau bisa meninggalkan pekerjaanmu untuk mengisi perutmu” Sambungnya lagi.

“tapi ini tanggung..ajaklah karyawan lain untuk makan bersamamu. Berhenti mengusik atasanmu” Ucap Suzy, Minho mengerutkan keningnya dan menatap Suzy kesal.

“baiklah. Aku yakin sekarang kau sudah berubah menjadi seorang workaholic, setauku kau bahkan belum cukup sebulan menjabat di sini” Sahut Minho membuat Suzy mendengus karena merasa tersinggung.

“aku rasa semakin lama kau semakin melunjak..di mana rasa hormatmu pada atasan tuan Choi? Atau sekarang kau sudah tidak betah bekerja dibawahku?” Suzy melipat kedua tangannya dan mengangkat satu alisnya menatap Minho. Namja itu bukannya merasa takut dia malah tertawa dan berjalan menghampiri Suzy.

“ayolah boss! Kita makan dan kau bisa melanjutkannya setelah makan” Seru Minho menarik lengan Suzy membuat yeoja itu berdiri dari kursinya. Suzy menatap Minho tajam sejenak lalu tawanya meledak. Dia meninju pelan dada Minho lalu berjalan mendahuluinya.

“jika pekerjaanku tidak selesai sampai jam 5 kau yang harus turun tangan untuk menyelesaikannya”

“siap boss!” Jawab Minho mengangguk patuh. Mereka berdua kemudian berjalan keluar dari ruangan Suzy menuju ke cafetaria kantor yang kini sudah cukup ramai dengan pegawai yang beristirahat makan siang di sana.

xxx

“apa kau sudah makan sebelumnya? Kenapa hanya mengaduk-aduk makananmu?” Minho menatap Suzy dengan heran, makanan miliknya sekarang sudah tinggal setengah sementara milik bosnya itu masih utuh.

“jangan bilang kau memikirkan berkasmu itu! astaga! nanti aku yang akan menyelesaikannya, sekarang makanlah bos” Seru Minho, Suzy mendelik lalu melemparkan sepotong kentang goreng kepada Minho.

“teruskan saja makanmu tidak perlu mengurusiku” Desis Suzy, Mnho memiringkan kepalanya sembari mengamati wajah Suzy.

“kau sedang banyak pikiran ya? mau berbagi?” Tanya Minho, Suzy mengangkat kepalanya menatap Minho sejenak lalu menggeleng.

“tidak ada yang harus dibagi” Jawabnya singkat.

Minho menghela nafasnya lalu meneguk air putihnya, “masalah pria?” Sahutnya lagi tanpa menyerah, Suzy mendengus lalu melempar Minho kembali dengan kentang goreng di hadapannya.

“hei, berhenti membuang makanan! Kau seharusnya memakannya” Omel Minho.

“berhenti bertanya padaku, aku tidak ingin menjawab apapun” Balas Suzy, Minho menggelengkan kepalanya melihat tingkah Suzy.

“aku baru tau kalau ternyata kau sangat sensitif kalau sedang berurusan dengan seorang pria. Siapa pria beruntung itu eoh?” Minho segera menarik piring yang berisikan kentang goreng di depannya dan menjauhkannya dari Suzy saat merasa yeoja itu berniat untuk melemparnya lagi.

“sekali lagi kau bertanya aku akan memecatmu” Ucap Suzy kesal, Minho tertawa mendengarnya.

“hanya presdir yang bisa memecatku..jangan mengancamku dengan hal semacam itu, tidak akan mempan” Sahutnya, dia menyandarkan sikunya di atas meja dan menopang dagunya di atas kedua tangannya sembari menatap Suzy.

“apa pria ini membuatmu bingung? Atau dia melakukan sesuatu yang tidak terduga kepadamu? Atau dia malah menipumu?” Tanya Minho bertubi-tubi, belum sempat Suzy bersuara dia kembali menyela, “hei, pria memang terkadang begitu. Kau harus peka untuk menerka apa keinginan mereka”

Suzy menatap Minho dengan pandangan bingung, sementara namja itu malah menatapnya dengan penuh bangga, “aku adalah pria jadi aku tau sikap sesama pria itu seperti apa. Kau jangan sampai juga tertipu dengan rayuan gombal mereka, sebagian besar pria mendekati wanita itu hanya sekedar untuk bersenang-senang. Sangat jarang menemukan pria yang tulus” Ucapnya lagi semakin membuat Suzy bingung.

“apa yang kau bicarakan?” Tanya Suzy membuka suaranya.

“all about man” Jawab Minho bangga, Suzy menggelengkan kepalanya lalu menarik rambut Minho.

“dasar gila” Desisnya kemudian langsung beranjak meninggalkan Minho yang meringis kesakitan.

“hei bos! Kau belum menyentuh makananmu!” Pekiknya membuat beberapa pegawai lain menoleh kepadanya dengan pandangan bingung, sementara Suzy mengacuhkan panggilannya.

“apa aku harus menghabiskan semuanya? sendirian?” Pekik Minho tertahan melihat makanan di hadapannya, dengan pasrah dia menarik piring Suzy dan mulai memakan makanan bosnya. Dia tidak suka melihat makanan dibuang-buang jadi ada baiknya kalau dia menghabiskan makanan ini.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tok Tok~

“masuklah”

Pintu ruangan itu perlahan terbuka menampilkan sosok yeoja berambut pendek dengan pakaian kantornya yang masih rapi meskipun jam kerja sudah hampir selesai.

“sajangnim” Myungsoo mendongak dan menatap Jiyeon menghampirinya dengan senyum mengembang di wajahnya.

“ada apa?”

“ini, kau mendapatkan undangan khusus” Jiyeon menyodorkan sebuah undangan berwarna silver kepada Myungsoo. Namja itu meraihnya dan membaca isinya.

“pameran JS Gallery? Bukannya beberapa minggu yang lalu baru saja diadakan?” Tanya Myungsoo.

“waktu itu adalah peresmian serta pembukaan perdana dari JS Gallery, sekarang adalah pameran pertama yang mereka adakan dan dibuka secara umum. Tapi pihak mereka mengundangmu secara khusus karena kau salah satu tamu kehormatan mereka” Jelas Jiyeon, Myungsoo mengangguk dan meletakkan undangan itu di tepi mejanya membuat Jiyeon menatapnya bingung.

“kau tidak ingin pergi?” Tanyanya, Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“pekerjaanku masih banyak dan acaranya malam ini, aku tidak akan sempat” Jawabnya, Jiyeon mendengus kepada Myungsoo.

“aku akan menyiapkan pakaian untukmu..kau harus pergi” Bujuknya, Myungsoo mengangkat alisnya dan menatap Jiyeon bingung.

“kenapa aku harus pergi? Diundangan itu tidak dikatakan bahwa penerima diwajibkan untuk pergi” Tanyanya. Jiyeon tersenyum lebar pada Myungsoo membuat namja itu bergidik, kalau yeoja itu sudah mengeluarkan senyum lebarnya itu berarti dia menginginkan sesuatu darinya.

“apa yang kau inginkan Park biseo?” Tanya Myungsoo menyelidik.

“kau harus pergi ke sana, biar aku juga bisa pergi” Ucapnya dengan penuh pengharapan.

“apa maksudmu?”

“di undangan itu tertera untuk kau dan partnermu, dan karena aku juga ingin ke sana jadi aku bisa bertransformasi menjadi partnermu dan ke sana bersama”

“mwoya? kau pergi sendiri saja, aku tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku” Ucap Myungsoo lagi, Jiyeon memutar bola matanya dengan kesal.

“ayolah Myungsoo, aku ingin melihat pamerannya. Kau tau seberapa besar kesukaanku pada lukisan, mungkin saja aku bisa menemukan beberapa lukisan yang kusukai di sana. Kau pergi ya” Bujuk Jiyeon lagi, Myungsoo menggelengkan kepalanya masih tetap pada pendiriannya.

“bantulah temanmu ini eoh? lain kali jika kau butuh bantuan aku akan berada dibarisan pertama untuk membantumu. Canggung rasanya jika ke sana sendirian, ayolah Kim Myungsoo” Kini Jiyeon sudah menarik tangan Myungsoo dan menatapnya memelas, Myungsoo menghela nafasnya. Jiyeon satu-satunya teman baik yang dia miliki selama beberapa tahun belakangan ini dan dia tidak bisa menolak jika yeoja itu meminta bantuannya.

“heh, baiklah..hanya karena kau temanku aku akan ke sana bersamamu” Dengus Myungsoo dengan helaan nafas panjang membuat Jiyeon tersenyum girang.

“assa! aku akan menyiapkan pakaian untukmu..gomawo ne” Pekik Jiyeon girang lalu beranjak dari kursinya dan meninggalkan ruangan Myungsoo.

“ckck, dasar” Myungsoo menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jiyeon dia kemudian melirik undangan di tepi mejanya dan memasang wajah berpikir.

Ini adalah pameran Soojung, dan setaunya Soojung berteman baik dengan Suzy. Jadi otomatis malam ini Suzy pasti hadir di pameran itu. Bagaimana jika dia bertemu bertemu dengan Suzy? Apa Suzy marah padanya karena perbuatan lancangnya malam itu? atau dia malah menuntut penjelasan dari Myungsoo? Lalu apa yang akan dijelaskannya? Mengatakan bahwa dia juga tidak mengerti mengapa melakukan hal itu? Hei! Kim Myungsoo, wanita itu akan langsung menendang selangkanganmu jika kau memberikan jawaban bodoh seperti itu.

Myungsoo menggelengkan kepalanya dengan pemikirannya, dengan menepuk kedua pipinya agar konsentrasinya tidak hilang dia kemudian melanjutkan mengetik beberapa salinan ke dalam laptopnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“wow” Sehun mengerjapkan matanya, baru selangkah Suzy beranjak dari kamarya namja itu sudah melesat dan kini berdiri di hadapannya menatap yeoja itu dari atas ke bawah, memutar tubuh Suzy dan memperhatikannya dengan seksama.

“perfect!” Gumam Sehun terpesona melihat Suzy berada di dalam balutan gaun malam berwarna biru gelap dengan tali tipis yang menggantung dibahunya kemudian memamerkan setengah punggungnya yang putih mulus, panjang gaun itu juga tepat berhenti 5 centi di atas lututnya sehingga membuat penampilan Suzy terlihat tebih mempesona dengan kaki jenjangnya yang terekspos.

“byeontae!” Balas Suzy memukul kepala Sehun dengan tas tangannya saat mendapati Sehun mengamati tubuhnya dengan seksama, namja itu tersadar kemudian tertawa kecil.

“kau terlihat sexy malam ini, sangat sayang jika dilewatkan” Ucapnya sembari mengedipkan sebelah mata, Suzy memukul lengan Sehun sembari tertawa.

“sudahlah jangan bercanda..ayo pergi” Ucapnya lalu menarik lengan Sehun untuk segera berangkat ke galeri Soojung.

xxx

“aku tidak berpikir kalau akan banyak orang yang datang ke sini” Gumam Suzy menggandeng lengan Sehun sembari berjalan memasuki galeri.

“Soojung membuka pamerannya secara umum tanpa undangan, jadi otomatis akan banyak yang datang malam ini” Jawab Sehun, dia membuka pintu galeri dan mempersilahkan Suzy untuk masuk lebih dulu.

Mata Suzy berbinar melihat isi galeri tersebut, ruangan itu kini sudah disulap menjadi ruangan yang bersekat-sekat dengan seluruh dindingnya di pajangkan hasil-hasil dari tangan ajaib Soojung.

“dia menyelesaikan lukisan sebanyak ini dalam waktu yang singkat? Daebak!” Ucap Suzy terperangah, Sehun tersenyum dengan bangga.

“kau tau sendiri bagaimana yeoja itu. Kalau sudah bertemu kanvas dia tidak akan bisa berhenti berimajinasi kecuali ada yang menghentikan kegiatannya” Sahut Sehun, Suzy menganggukan kepalanya merasa takjub sekaligus bangga dengan Soojung. Sejak kecil wanita itu memang sangat suka dengan kegiatan gambar-menggambar hingga terbawa sampai mereka kuliah dan akhirnya Soojung bisa menjadi seorang pelukis yang handal. Meskipun terbilang baru dibidangnya tapi tidak jarang orang yang mengenal Soojung dan langsung jatuh hati dengan lukisannya itu.

Sekilas rasa iri terpintas di benak Suzy, Soojung yang sampai sekarang bisa terus melanjutkan impiannya dan berhasil menciptakan mahakarya yang luar biasa sementara dirinya harus beralih menjadi seorang kantoran yang sama sekali tidak pernah terbayangkan olehnya. Tapi, rasa iri yang dirasakan Suzy bukan sesuatu yang mengandung unsur negatif, karena dia tidak pernah berharap untuk Soojung berakhir seperti dirinya. Dia malah sangat mendukung Soojung untuk kegiatannya kali ini.

“hei, ayo kita lihat lukisannya yang lain. Aku rasa sang pemilik galeri ini belum tiba” Tiba-tiba Sehun berbisik dan membuyarkan lamunan Suzy, membuat yeoja itu mengerjap dan menoleh padanya.

“baiklah, ayo” Ucapnya sembari tersenyum kecil.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Namja itu memutar bola matanya, dia memperhatikan gaun yang dikenakan oleh yeoja di sampingnya. Berwarna ungu gelap senada dengan warna kemeja yang berada di balik setelan jasnya.

“kau benar-benar berusaha keras menyiapkan pakaianku” Dengus Myungsoo, Jiyeon memamerkan deretan gigi putihnya lalu menarik lengan Myungsoo.

“tentu saja..malam ini kita adalah partner, dan kita harus memakai pakaian yang senada” Ucapnya berjalan memasuki galeri.

“ya ya, tapi kenapa harus warna ungu? Aku tidak begitu menyukai warna ini” Balas Myungsoo dengan risih, Jiyeon berdecak kemudian mencubit lengan Myungsoo pelan.

“berhentilah menggerutu sajangnim, nikmati saja waktumu di sini” Tegurnya, Myungsoo memutar bola matanya kepada Jiyeon kemudian mengedarkan pandangannya ke dalam galeri.

“tempatnya berubah saat terakhir aku datang” Gumam Myungsoo.

“benarkah? kalau begitu berarti nona Jung berusaha keras untuk pamerannya kali ini. Tempat ini terlihat luar biasa” Sahut Jiyeon ikut memandangi isi ruangan tersebut, Myungsoo menoleh padanya dan memasang wajah cengo.

“pergilah lihat-lihat, bukankah tujuanmu ingin melihat lukisan di sini?”

“mwoya? kau mengusirku..apa kau tidak betah lama-lama disampingku eoh?” Jiyeon memicingkan matanya menatap Myungsoo yang kini tengah mengangkat kedua bahunya.

“kalau kau sudah tau segeralah pergi” Ucapnya tanpa dosa, Jiyeon menekuk wajahnya dan menepuk lengan Myungsoo dengan cukup keras.

“dasar! Baiklah..aku akan pergi, tapi jangan sampai meninggalkanku” Ucapnya, Myungsoo tertawa kecil dan menepuk dua kali puncak kepala Jiyeon.

“aku tidak mungkin meninggalkan partnerku..aku hanya sedikit bosan, jadi pergilah aku akan mencari tempat untuk duduk” Jelasnya, Jiyeon menganggukan kepalanya lalu mulai berjalan menyusuri galeri tersebut.

Myungsoo menghela nafasnya lalu mencari tempat untuk duduk, dia bukannya ingin bersikap ketus pada Jiyeon tapi dia akui saat ini dia merasa bosan entah mengapa. Yeoja itu sudah pasti mengerti dengan sikap ketus Myungsoo kepadanya, mereka sudah berteman lama jadi sudah saling mengenal satu sama lain.

Saat hendak berjalan menuju salah satu sofa yang disediakan di galeri itu, Myungsoo tidak sengaja melihat Sehun yang tengah berbincang dengan seorang yeoja yang kini membelakanginya. Alisnya berkerut keras, Sehun dengan seorang wanita? Ini diluar dugaannya. Selama mengenal Sehun dia sama sekali tidak tau menau kalau namja itu dekat dengan seseorang, atau memang Sehun tidak memberitahu dirinya?

Dengan langkah cepat dia menghampiri tempat Sehun berada, saat tinggal beberapa langkah lagi mencapai tempat Sehun mata mereka bertemu dan Myungsoo dapat melihat kedua bola mata Sehun yang melebar terkejut namun segera menghilang digantikan dengan eye smile yang dimilikinya.

“Oh Sehun” Sapa Myungsoo, Sehun tersenyum dan berjalan menghampiri Myungsoo.

“Kim Myungsoo..apa yang kau lakukan di sini?” Sapanya balik, Myungsoo menatap Sehun heran lalu mengangkat alisnya.

“aku mendapat undangan khusus dari pemiliknya. Dengan segala kehormatan aku datang memenuhi undangan itu” Jawab Myungsoo dengan suara yang formal membuat Sehun terkekeh.

“oh astaga, yeoja itu mengundangmu? Aku sama sekali tidak tau kalau kalian saling mengenal” Ucapnya membuat Myungsoo menatap Sehun bingung.

“yeoja itu? maksudmu Jung Soojung?”

“siapa lagi pemilik galeri ini..ckck, dunia begitu kecil” Decak Sehun, Myungsoo hanya mengangkat bahunya kemudian melirik ke punggung Sehun. Dia menatap Sehun dengan menggoda dan meninju pelan dada namja itu.

“hei, aku tidak pernah mendengarmu bersama yeoja..apa dia kekasihmu?” Tanyanya lalu mengedikan dagu ke arah punggung yeoja yang tadi berbicara padanya. Sehun menoleh kebelakang lalu menatap waspada kepada Myungsoo. Sehun berdehem pelan lalu membalikan badannya menghampiri yeoja itu.

Myungsoo mengerutkan keningnya melihat tingkah Sehun, namja itu seperti bukan dirinya yang biasa. Ada apa dengannya? Apa karena malam ini dia bersama kekasihnya makanya dia sedikit berubah menjadi seorang yang lebih serius.

Sehun terlihat berbisik pelan pada yeoja itu kemudian tersenyum kecil, Myungsoo memperhatikan yeoja itu dari atas kepala sampai bawah kakinya. Mengapa dia mempunyai perasaan yang aneh melihat punggung gadis itu?

Dan saat yeoja itu berbalik, kini Myungsoo mengerti mengapa perasaannya aneh itu. Matanya melebar sempurna melihat sosok itu, seperti melihat sebuah cermin Myungsoo juga menyadari mata yeoja itu melebar saat menyadari kehadirannya yang sayangnya Sehun sama sekali tidak menyadari itu.

Sehun menarik lengan yeoja itu dan membawanya ke hadapan Myungsoo, “Suzy, ini Myungsoo temanku, dan..umm Myungsoo, ini…Suzy” Sehun memperkenalkan keduanya, meskipun sedikit terlihat terpaksa mengatakan nama Suzy di akhir kalimatnya namun dia segera menepis semuanya kemudian tersenyum ramah pada Myungsoo.

“kau mengenalnya?” Suzy dan Myungsoo berucap bersamaan membuat Sehun mengerutkan keningnya, sedetik kemudian dia menepuk dahinya.

“oh astaga! jangan katakan kalau kalian itu sudah saling mengenal” Ucap Sehun, kedua orang itu langsung mengangguk membuat Sehun melebarkan matanya sekilas kemudian terkekeh, “dunia begitu sempit” Gumamnya.

“Suzy salah satu klienku, perusahaanku bertanggung jawab atas proyek pembangunan hotel Jinan Group” Jelas Myungsoo, Sehun terlihat mengangguk kemudian menatap Suzy dengan tatapan bingung.

“proyek di Chunceon yang appa berikan padaku, kebetulan kontraktornya adalah Myungsoo” Ucap Suzy, kini Sehun terlihat mengerti kemudian tersenyum pada Suzy.

“aku senang ternyata kalian sudah saling mengenal..kupikir harus membuat kalian saling beradaptasi lagi, itu menyusahkan” Seru Sehun.

“tunggu, kau mengatakan dia temanmu? Sejak kapan? Kenapa aku tidak mengetahuinya?” Suzy bertanya dengan penuh tuntutan membuat Sehun menggaruk tengkuknya dengan kikuk, sementara Myungsoo memperhatikan Suzy dengan seksama.

“that’s a long story dear” Sehun tersenyum kecil pada Suzy membuat yeoja itu memicingkan matanya.

“long story huh? Jadi kalian bertemu di mana?” Tanya Suzy lagi masih belum menyerah, dia menatap Sehun dan Myungsoo secara bergantian untuk menuntut jawaban.

Sehun menggaruk tengkuknya lalu melirik Myungsoo sekilas, haruskah dia mengatakannya? Dia menatap Suzy dengan tatapan memelas memohon untuk menghentikan topik ini tapi tatapan tajam Suzy seolah menegaskan namja itu harus menjawab pertanyaannya.

“kami bertemu di rumah sakit…” Sehun menghela nafas panjang, dia menghentikan ucapannya melihat reaksi Suzy namun yeoja itu hanya diam menatapnya, “4 tahun yang lalu” Sambungnya. Suzy membuka mulutnya untuk bersuara tapi tidak ada satupun kata yang keluar, dia menatap Sehun seolah mencerna arti dari kalimat itu.

“rumah sakit? 4 tahun yang lalu?” Suzy memicingkan matanya, 4 tahun yang lalu saat dia masih di rawat di rumah sakit dalam keadaan koma Soojung mengatakan bahwa Sehun hampir setiap hari mengunjunginya. Kalau dia bertemu dengan Myungsoo di rumah sakit itu berarti rumah sakit tempat pertemuan mereka sama dengan rumah sakit di mana Suzy dirawat.

“saat itu aku sedang dirawat di rumah sakit dan tanpa sengaja bertemu dengan Sehun. Kemudian kami menjadi teman setelah pertemuan tidak diduga itu” Sahut Myungsoo, Suzy menoleh pada Myungsoo saat mendengar suara namja itu.

“uhm, hei..haruskah kita membicarakan topik ini? tidak penting aku bertemu dengannya di mana dan kapan. Sekarang kan kau sudah tau kalau aku dan dia berteman, kau dan dia berteman..jadi kita semua teman” Seru Sehun dengan sedikit kikuk membuat Suzy menatapnya curiga, baru saja Suzy ingin bersuara Sehun langsung mencegatnya dengan memandang ke arah pintu galeri.

“sang pemilik datang..stop this topic please” Ucapnya, dia kemudian melambaikan tangannya pada Soojung yang baru saja masuk ke dalam galeri bersama Minhyuk.

“hei, kalian sudah tiba lebih dulu ternyata” Sapa Soojung, Sehun mendengus melihat Minhyuk yang berada di samping Soojung.

“sudah sejak 30 menit yang lalu nona. Apa yang membuat kau telat?” Tanya Sehun menyelidik, Suzy yang berada di sampingnya hanya tersenyum geli melihat tingkah Sehun. Dia sudah tau sejak dulu Sehun tidak suka jika Soojung berdekatan dengan Minhyuk, alasannya karena namja itu sama sekali tidak pernah memberi kepastian pada sahabat mereka jadi otomatis dia membencinya.

“aku menunggunya, dia mendapatkan pasien sebelum menjemputku” Jawab Soojung mengacuhkan tatapan kesal Sehun. Dia kemudian melirik namja yang berada di sampingnya kemudian membelalak kaget.

“oh Myungsoo-ssi?” Soojung tersenyum kemudian menyalami Myungsoo, namja itu membalas salamnya lalu mengangguk kecil.

“aku pikir kau tidak akan datang hari ini, mengingat pekerjaanmu” Ucap Soojung.

“tidak, aku masih bisa menyempatkan diriku. Mungkin saja aku menemukan beberapa lukisan lagi untuk dipajang di rumah” Jawab Myungsoo, Soojung tersenyum senang lalu menganggukan kepalanya, dia kemudian beralih pada Suzy dan menatapnya berbinar.

“hei Suzy, ingat namja yang kukatakan yang membeli lukisan balerina itu? dia namja ini..kau sudah mengenalnya?” Seru Soojung, Suzy tersenyum kecil dan mengangguk pada Soojung sementara Sehun menatapnya tidak percaya.

“jadi kau yang membeli lukisan itu?” Tanya Sehun pada Myungsoo, namja itu mengangguk dengan wajah bingung akan reaksi Sehun.

“Myungsoo, coba katakan pada Suzy bahwa kau terpesona pada lukisan itu. Kurasa dia tidak mempercayai perkataanku” Ucap Soojung, Myungsoo menatap Soojung sebentar kemudian menatap Suzy.

“aku menyukai gambaran lukisan itu. Sangat tergambar dengan nyata” Ucapnya sembari tersenyum, Soojung mengangguk setuju.

“kau dengar Suzy? Myungsoo itu menyukai apa yang ada di dalam lukisannya bukan seperti yang kau katakan” Seru Soojung, ketiga namja disana hanya menatapnya dengan wajah bingung sementara Suzy menghela nafasnya panjang.

“hmm, kalau boleh tau..memangnya apa hubungan Suzy dengan lukisan itu? bukankah kau yang melukisnya?” Tanya Myungsoo dengan sedikit ragu, Soojung menoleh padanya dengan mata yang melebar.

“oh, jangan katakan aku tidak memberitahumu! Suzy adalah inspirasiku untuk membuat lukisan itu, hei..kau tidak bisa melihat? Dia yang berada dalam lukisan itu” Ucap Soojung tanpa sadar, dia sudah terlewat antusias membahas tentang lukisan itu dan ingin membuat Suzy percaya bahwa Myungsoo tertarik dengan sosok yang berada dalam lukisan itu.

“n..ne? mak..maksudmu, Suzy…” Myungsoo terlihat sangat terkejut dengan kenyataan yang baru diketahuinya, dia segera menoleh pada Suzy dengan pandangan tidak percaya, “kau seorang ballerina?” Tanya Myungsoo pada Suzy, yeoja memejamkan matanya kemudian menghembuskan nafas panjang.

“maaf, Soojung..bukankah kau harus menemui beberapa orang? mereka sudah menunggumu sejak tadi. Ayo” Suzy menarik lengan Soojung dengan sedikit paksaan dan secepat kilat kedua yeoja itu sudah menghilang darisana.

Myungsoo menatap punggung Suzy dengan intens, mengapa yeoja itu tidak menjawab pertanyaannya? Minhyuk memperhatikan wajah Myungsoo lalu tersenyum.

“hei, bukankah kita pernah bertemu?” Minhyuk menepuk pundak Myungsoo membuat namja itu mengalihkan perhatian kepadanya.

“oh, kau dokter itu..” Ucap Myungsoo mengingat, Minhyuk menganggukan kepalanya dan menyalami Myungsoo.

“Kang Minhyuk, aku dokter pribadi keluar Bae..senang berkenalan denganmu”

“Kim Myungsoo, cukup memanggilku Myungsoo saja” Balas Myungsoo, mereka berdua saling tersenyum kemudian Myungsoo menoleh ke Sehun.

“Sehun-ah, jawab pertanyaanku eoh” Sahutnya, Sehun menatapnya dengan waspada kemudian memberikan tatapan tidak mengerti.

“pertanyaan apa?”

“Suzy, apa dia ballerina?” Tanya Myungsoo, Sehun menelan salivanya lalu dengan terpaksa dia mengangguk.

“mantan lebih tepatnya. Dia sudah berhenti menari sejak lama” Gumam Sehun, Myungsoo terdiam mendengar jawaban Sehun. Jadi selama ini dia salah mengira? Bukan Soojung yang berada dalam lukisan itu melainkan Suzy, dan dia berpikir bahwa Soojung menggambarkan pengalaman pribadinya dalam lukisan itu ternyata itu adalah pengalaman milik Suzy.

“mengapa dia berhenti?” Tanyanya penasaran, Sehun menggeleng dengan risih.

“itu adalah masalah pribadi Suzy, aku tidak berhak untuk menyebarluaskannya kepada orang lain” Jawab Sehun dia kemudian menepuk pundak Myungsoo, “ayolah, kupikir kau ingin melihat lukisan di sini..kau harus membeli beberapa, jangan sampai kau pulang dengan tangan kosong” Ucap Sehun, Myungsoo mendengus lalu menganggukan kepalanya.

“jangan mengacuhkanku, aku masih di sini” Sahut Minhyuk dengan wajah ditekuk, Sehun meliriknya lalu mendengus.

“kau bisa melihat-lihat bersamanya, ada yang harus kulakukan” Ucap Sehun pada Myungsoo tanpa menoleh pada Minhyuk.

Setelah kepergian Sehun Minhyuk mendengus sebal, “aisshh, namja itu benar-benar” Desisnya, Myungsoo hanya menatapnya dengan bingung.

“ayo Myungsoo-ssi, sedikit banyak aku mengetahui tentang lukisan jadi mungkin aku bisa menjadi guidemu” Ucap Minhyuk tersenyum lebar, Myungsoo mengangguk lalu mengikuti Minhyuk untuk berkeliling galeri bahkan dia melupakan tujuan utamanya untuk mencari sofa dan mengistirahatkan dirinya disana.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Myungsoo melepaskan kemeja berwarna ungu pilihan Jiyeon itu dari badannya, dia melemparnya ke keranjang pakaian kotor. 5 menit yang lalu dia baru tiba di rumah setelah mengantarkan Jiyeon kembali ke rumahnya.

Rasa lelah tiba-tiba mengerogoti dirinya, tapi dia memaksakan diri untuk mandi air hangat sebelum tidur agar besok pagi badannya tidak pegal-pegal saat bangun dari tidurnya.

Dalam kamar mandi, pikiran Myungsoo melayang jauh. Lukisan yang dibelinya adalah lukisan tentang Suzy, dia menyadari bahwa sejak pandangan pertama dia sudah terpesona dengan lukisan itu entah karena apa. Seolah ada magnet yang menarik hatinya untuk terus memandangi lukisan tersebut.

Suzy berhenti menjadi seorang ballerina? Tapi mengapa? Dia melihat Suzy terlihat baik-baik saja dengan fisiknya, lalu mengapa yeoja itu harus berhenti menari? Apa karena dia harus meneruskan perusahaan orang tuanya atau karena hal lain?

Myungsoo meremas rambutnya frustasi dan menggeleng kuat, kenapa sejak tadi dia terus memikirkan Suzy? yeoja itu seakan-akan betah berada dalam kepalanya dan enggan untuk keluar dari sana. Setelah merasa cukup lama dalam bathtub, Myungsoo keluar dan membilas tubuhnya, dia kemudian mengeringkan badannya dan segera memakai pakaian tidurnya.

Namja itu membanting tubuhnya di atas kasur empuk miliknya, matanya menatap langit-langit kamarnya itu. Dia kembali memikirkan Suzy, mengapa yeoja itu membuat Myungsoo menjadi kacau seperti ini? sebelumnya Myungsoo sama sekali tidak pernah memikirkan seorang yeoja sampai membuatnya frustasi seperti ini, mengingat kecupan tidak terduganya itu juga semakin membuatnya frustasi, mengapa dia harus melalukan itu? mengapa Suzy tidak mau keluar dari kepalanya. Jadi, apa yang telah Suzy lakukan padanya?

Dengan helaan nafas yang panjang Myungsoo mencoba memejamkan matanya, meskipun kembali dia melihat wajah Suzy yang tersenyum padanya malam itu, dia memaksakan dirinya untuk terlelap. Dan beberapa menit kemudian dengkuran halus dengan alur nafas yang teratur terdengar dari Myungsoo.

Lelaki itu tertidur dengan lelap, serta mendapatkan mimpi yang membuatnya tersenyum dalam tidurnya. Suzy, dia memimpikan yeoja itu.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

Maaf kalau di sini momen Myungzynya gak ada lagi 😦 part ini juga panjang sekaligus membosankan. Maaf ya, soalnya kan baru pulih dari tugas-tugas serta final yang menyerang wkwkw. Oh ya, UAS author tinggal satu lagi jadi hari ini bisa menyelesaikan part yang kemarin author sempat ketik.

So, beginilah jadinya, maklumi ne. Author usaha deh buat part 7 nya nanti lebih seru. Ok!

Hum, meskipun telat tapi author masih tetap pengen ucapin HAPPY NEW YEAR 2015 🙂 semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya, dan resolusi di tahun ini bisa tercapai Amin~ O:)