The Color Of Lovers CHAPTER 8

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 8

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

WARNING : ANOTHER VERY VERY VERY LONG CHAPTER. BE READY TO BORED WITH IT

 

Myungsoo menghela nafasnya panjang sembari berdiri di sisi kiri ranjang rumah sakit, dia menatap yeoja yang tengah terbaring dengan mata tertutup itu dengan pandangan sendu. Suzy, yeoja itu langsung ambruk tepat disampingnya saat mendengar penjelasan tentang dokter mengenai keadaan ayahnya.

Tuan Bae mengalamai kecelakaan saat mengendarai mobilnya sendiri akibat serangan jantung yang tiba-tiba muncul. Untung saja saat itu tuan Bae menjalankan mobilnya dengan kecepatan rendah dan dia sudah berada di sekitaran kompleks perumahannya jadi tidak sampai mengalami kecelakaan yang fatal, hanya menabrak tepi trotoar dan tidak mengakibatkan tuan Bae mengalami luka luar yang serius.

Setelah pingsan, Myungsoo beserta dokter yang menangani ayahnya Suzy langsung membawa Suzy ke kamar rawat inap dan dokter tidak lupa memberikan Suzy beberapa vitamin dan obat karena selain karena shock Suzy juga kelihatan kelelahan.

“eunghh..” Mata Myungsoo langsung menatap wajah Suzy saat mendengar lenguhan dari yeoja itu, dia menunduk sedikit dan menyentuh lengan Suzy.

“Suzy? kau sudah sadar?” Tanyanya dengan pelan, Suzy menggerakkan kepalanya sedikit kemudian membuka matanya.

“Myungsoo…” Myungsoo menghela nafasnya lega, setelah menunggu beberapa jam akhirnya yeoja itu sadar juga.

“kenapa aku di sini?” Suzy memandang sekeliling dan mendapati dirinya tengah tidur di ranjang rumah sakit.

“tadi kau pingsan setelah mendengar penjelasan dokter” Jawab Myungsoo membuat Suzy melebarkan matanya.

“appa! aaahh” Suzy berseru dan segera bangkit dari tidurnya namun kepalanya terasa pening sehingga dia mengerang kesakitan.

“berbaringlah dulu kau baru sadar. Apa yang sakit?” Myungsoo membaringkan tubuh Suzy dan mengecek bagian mana yang Suzy rasakan kesakitan, Suzy menepis tangannya dan berusaha untuk berdiri lagi namun kepalanya masih saja sakit.

“sudah kukatakan jangan bergerak dulu, kau baru sadar Bae Suzy. Appamu sudah dikeluarkan dari ICU, meskipun belum sadar tapi beliau sudah melewati masa kritisnya, kau tidak perlu khawatir. Sekarang berbaring” Myungsoo dengan tegas menegur Suzy dan kembali membaringkan tubuh yeoja itu, karena merasa kesakitan Suzy akhirnya menuruti permintaan Myungsoo. Lagipula kata Myungsoo ayahnya juga sudah melewati masa kritisnya jadi dia bisa bernafas dengan lega.

“apanya yang sakit?” Pertanyaan Myungsoo membuat Suzy menoleh padanya, dengan cepat yeoja itu menunjuk kepalanya karena memang sejak terbangun tadi kepalanya terasa berat dan pening.

“aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu, kau tunggu di sini” Myungsoo mengelus kepala Suzy dengan lembut, saat ingin berbalik Suzy menahannya.

“panggilkan dokter Kang” Sahut Suzy, Myungsoo menganggukan kepalanya kemudian berjalan keluar dari kamar Suzy.

Setelah kepergian Myungsoo Suzy menghela nafasnya panjang, dia mengusap kepalanya yang tadi disentuh oleh Myungsoo. Mengapa jantungnya berdebar dengan cepat saat Myungsoo mengelus kepalanya tadi? Apa dia juga punya riwayat jantung? Oh tidak! Dia harus membicarakan masalah ini dengan Minhyuk, dia tidak ingin penyakit jantungnya semakin menjadi, pencegahan lebih baik dari pengobatan kan? jadi dia harus menangani jantungnya mulai sekarang sebelum semuanya terlambat.

xxx

Minhyuk melirik Myungsoo yang tengah berdiri membelakangi mereka dan menatap keluar jendela kamar itu setelah memeriksa keadaan Suzy, dia menatap Suzy dan memberi kode ada yang ingin dikatakannya.

“katakan saja” Sahut Suzy, Minhyuk kembali melirik Myungsoo membuat Suzy ikut menoleh pada Myungsoo.

“ini tentang operasimu” Jawab Minhyuk dengan suara yang sangat pelan agar Myungsoo tidak mendengarnya. Suzy mengangguk mengerti, ya memang benar selama ini mereka semua menutupi keadaan Suzy, yang mengetahuinya hanya beberapa orang terdekatnya saja.

“kau bisa membicarakan masalah itu dengan Sehun, apa kau sudah menghubunginya?” Tanya Suzy, Minhyuk menganggukan kepalanya.

“saat pria itu memanggilku tadi dan mengatakan kau butuh diperiksa, aku langsung mengirim pesan padanya. Mungkin saat ini dia sedang dalam perjalanan” Jelas Minhyuk.

“baiklah, lalu bagaimana dengan appa? Apa dia baik-baik saja?” Tanya Suzy lagi, tanpa mereka sadari Myungsoo sudah berbalik dari tempatnya dan memperhatikan percakapan mereka berdua.

“keadaannya sudah stabil dibandingkan saat berada di ruang ICU tadi, tapi mengingat kondisinya sepertinya sudah tidak memungkinkan dirinya untuk tetap bekerja. Sudah waktunya untuk istirahat Suzy” Suzy menarik nafasnya panjang mendengar penuturan Minhyuk, memang saat dia masuk ke dalam perusahaan appanya masih berkedudukan sebagai presdir di sana tapi dengan adanya Suzy pekerjaannya sudah lebih ringan. Bukan dia lagi yang turun ke lapangan untuk mengecek proyek mereka ataupun sudah bukan dia lagi yang mengikuti meeting-meeting penting di luar gedung mereka, tuan Bae hanya bekerja di tempatnya dan itu lebih memudahkannya.

Namun saat ini, meskipun hanya bekerja sembari duduk di dalam ruangannya itu sepertinya sudah tidak memungkinkan. Tuan Bae harus beristirahat total di rumah dan tidak boleh banyak pikiran.

“jadi yang kau katakan ayahku sudah harus pensiun begitu?” Tanya Suzy, Minhyuk menganggukan kepalanya.

“kau pasti tidak ingin kejadian ini terulang lagi, dan aku tidak bisa pastikan bagaimana keadaannya jika dia sampai drop lagi. Dia tidak boleh bekerja keras dan banyak pikiran, itu akan membuat ketahanan tubuhnya menurun dan kerja jantungnya tidak maksimal” Suzy menghela nafasnya, jika ayahnya sudah tidak harus bekerja lagi apa otomatis dia yang akan menggantikan ayahnya? Sebagai presdir Jinan Group?

Tidak, Suzy masih belum siap untuk mengemban kedudukan itu. Dia masih tidak tau apa-apa mengenai bisnis, dia masih belajar.

“lalu siapa yang akan menggantikan appa?”

“tentu saja kau, siapa lagi?” Minhyuk mengangkat alisnya tidak mengerti dengan Suzy, memangnya tuan Bae memiliki anak lain selain Suzy? tidak mungkin.

“kau tau sendiri aku masih baru di sini, aku tidak mungkin menggantikan appa. Posisi itu terlalu besar untukku” Ucap Suzy menghela nafasnya.

“kau memang masih baru di dunia bisnis, tapi kau bisa belajar untuk mengganti posisi ayahmu. Kau tidak mungkin mau membiarkan ayahmu kembali bekerja sementara kesehatannya sudah tidak baik lagi” Sahut Myungsoo membuat Minhyuk dan Suzy menoleh padanya. Suzy menghela nafasnya, ini tidak mudah. Memang kalau mau belajar bisa saja, tapi..meskipun sudah belajar keras tapi kalau Suzy tidak memiliki niat kan percuma. Bukannya Suzy ingin egois, tapi menurutnya ini terlalu cepat untuknya.

“aku tidak tau. Aku akan membicarakan ini dengan appa setelah dia sadar” Jawab Suzy dengan lesu.

Braaakk!

“Suzy!” Minhyuk memutar bola matanya dengan jengah, selalu saja.

“Sehun” Suzy berseru dan tersenyum melihat Sehun memasuki ruangannya, sementara namja itu memasang wajah kesalnya sembari menghampiri Suzy.

“kenapa kau bisa pingsan? Mana yang sakit? Kepala? Tangan? Atau kakimu?” Sehun langsung menyerbu Suzy dengan pertanyaannya membuat yeoja itu terkekeh dengan geli.

“aku tidak apa-apa, tadi hanya shock saja mendengar appa kecelakaan. Tidak perlu khawatir seperti ini” Jelas Suzy, Sehun bernafas lega mendengarnya.

“syukurlah, kupikir terjadi sesuatu padamu. Siapa yang membawamu ke rumah sakit?” Tanya Sehun, Minhyuk menggelengkan kepalanya. Apa namja itu tidak punya mata? Jelas-jelas Myungsoo berada di ruangan itu jadi otomatis dia bisa mengambil kesimpulan bahawa Myungsoolah yang mengantar Suzy ke rumah sakit, memangnya siapa lagi? Suzy tidak mungkin naik bis ataupun taxi.

“Myungsoo” Jawab Suzy sembari menunjuk Myungsoo, Sehun melebarkan matanya lalu menoleh ke arah telunjuk Sehun dan mendapati Myungsoo di sana berdiri sembari menatapnya.

“Myungsoo?”

“kau terlalu fokus dengan Suzy sehingga tidak menyadariku di sini” Sahut Myungsoo mengangkat bahunya, Sehun memperhatikan Myungsoo dengan seksama lalu kembali pada Suzy.

“kau bersama Myungsoo?” Tanya Sehun setengah tidak percaya, Suzy menganggukan kepalanya.

“saat kau mengantarku di cafe tadi aku bertemu dengannya. Aku baru tau kalau juniorku itu adalah adiknya Myungsoo” Jelas Suzy.

“adik? Jiwon maksudmu?” Tanya Sehun lagi, Suzy menganggukan kepalanya dia kemudian menceritakan pada Sehun saat Jiwon meninggalkannya berdua dengan Myungsoo dan dia mendapatkan telepon dari rumah sakit. Maka dariitu Myungsoo yang mengantarnya karena saat itu mereka sedang bersama.

“tapi sekarang kau tidak apa-apa kan? kau yakin?” Tanya Sehun memastikan, Suzy menganggukan kepalanya yakin.

“Sehun, aku harus berbicara denganmu” Sahut Minhyuk, Sehun menoleh ke belakang dan menatap kesal Minhyuk.

“nanti saja, aku ingin menemani Suzy” Tolak Sehun.

“ini mengenai operasi minggu depan” Sehun menegakkan badannya kemudian dia beralih ke Myungsoo.

“Myungsoo, gomawo kau sudah mengantar Suzy. Terima kasih juga sudah menungguinya sampai dia sadar” Ucap Sehun pada Myungsoo.

“tidak masalah” Jawab Myungsoo mengangkat bahunya.

“dokter Kang, kita bicara di ruanganmu” Sahut Sehun, dia menoleh lagi pada Suzy dan mengelus kepala yeoja itu, “aku tinggal sebentar, kalau ada yang sakit panggil suster saja” Pesannya, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

Tanpa sadar Myungsoo tersenyum kecut melihat perhatian Sehun ke Suzy, mereka benar-benar pasangan yang serasi. Seharusnya dia senang, akhirnya namja itu memiliki yeoja tapi kenapa perasaannya tidak mengatakan hal demikian? Dibandingkan senang, dia merasa sesak.

Setelah kepergian Sehun dan Minhyuk, Myungsoo masih terdiam di tempatnya. Suzy menoleh padanya dan menatapnya bingung.

“apa kau masih ingin terus berada di sana? kau tidak ingin pulang?” Tanya Suzy, Myungsoo mengerjapkan matanya dan menatap Suzy bingung. Yeoja itu tertawa kecil melihat wajah kebingungan Myungsoo.

“aku sudah tidak apa-apa, lagipula sudah ada Sehun di sini. Kau sudah bisa pulang” Ucap Suzy, Myungsoo menghela nafasnya. Suzy mengusirnya?

“kau mengusirku?” Tanyanya dengan nada yang dibuat kesal, Suzy tersenyum dan menggeleng.

“tidak, hanya saja aku tidak mau merepotkanmu. Tadi kau sudah mengantarku, aku juga sempat pingsan dan kau yang membawaku kemari. Sekarang pulanglah, kau mungkin butuh istirahat” Jelas Suzy, Myungsoo tersenyum dan berjalan menuju ranjang Suzy.

“kau benar, aku lelah karena harus berdiri berjam-jam di sini untuk menunggumu sadar” Suzy melebarkan matanya tidak percaya.

“kau berdiri di sini? menungguku? Hei, kau ini bodoh sekali. Kenapa kau tidak mengambil tempat duduk saja, ckck itu namanya kau menyiksa diri” Seru Suzy sembari berdecak, Myungsoo mengangkat bahunya ringan.

“mana sempat aku berpikir untuk duduk? Aku terlalu khawatir” Gumam Myungsoo membuat Suzy tersenyum mendengarnya.

“gomawo..sekarang pulanglah” Ucap Suzy lagi, Myungsoo menghembuskan nafasnya kemudian mengangguk.

“baiklah, baiklah aku akan pulang. Jaga kesehatanmu, jangan sampai kau pingsan untuk yang ketiga kalinya lagi di hadapanku, ingat itu” Pesan Myungsoo, Suzy tersenyum dan mengangguk mengerti.

“aku akan mengingatnya”

“aku pulang..sampai jumpa” Myungsoo mengusap kepala Suzy dua kali kemudian berbalik dan keluar dari kamar itu. Suzy kembali menahan nafasnya, kenapa namja itu hobi sekali membuatnya tidak bernafas?

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon tersenyum lebar saat dari balkon kamarnya dia melihat kakaknya baru saja pulang dan berjalan masuk ke dalam rumah. Dengan cepat dia berlari keluar dari kamarnya untuk menemui kakaknya itu

“oppa!” Seru Jiwon, Myungsoo yang baru sampai di ruang tengah mendengus sebal melihat adiknya yang meloncat dari anak tangga terakhir dan berlari kecil menghampirinya.

“kau darimana saja? kenapa baru pulang? Jangan bilang kau pergi bersama Suzy eonni eoh?” Serbu Jiwon, Myungsoo menggelengkan kepalanya lalu duduk di atas sofa.

“bukan urusanmu. Appa, eomma di mana?” Jiwon mendengus, kakaknya ini suka sekali mengalihkan pembicaraan mereka.

“di ruang kerjanya. Kalau eomma sedang di kamar, dia menyiapkan barang-barang yang mau di bawa besok” Jelas Jiwon.

“kau tidak membantu eomma? Aigoo, anak macam apa kau ini” Myungsoo menggelengkan kepalanya membuat Jiwon mencibir.

“aku sudah membantunya tadi, eomma menyuruhku istirahat saja. Dia ingin menyiapkannya sendiri. kau sendiri? apa kau membantu appa dan eomma eoh?”

“aku baru mau membantu, jangan cerewet. Lebih baik kau buatkan oppa tampanmu ini makan malam daripada kau tidak melakukan apapun” Ucap Myungsoo beranjak dari sofa, Jiwon mengerucutkan bibirnya kesal.

“aigoo, jangan cemberut begitu. Kau jadi jelek nanti, sana siapkan makanan untukku” Myungsoo mencubit pipi Jiwon yang menggembung dan menggoyangkannya.

“aissh, sakit tau!” Jiwon menepis tangan Myungsoo kemudian langsung beranjak ke dapur menyiapkan makanan untuk kakaknya.

“aigoo, kyeopda” Seru Myungsoo.

xxx

“appa” Tuan Kim mendongak ke arah pintu mendengar suara Myungsoo. Dia tersenyum dan menyuruh anaknya itu untuk masuk.

“kau sudah membereskan meja kerjamu” Ucap Myungsoo, ayahnya menganggukan kepalanya sembari melanjutkan kegiatannya memasukan barang-barangnya ke dalam kardus yang sudah disiapkan.

“kau yakin akan pergi secepat ini? tidak ingin tinggal lebih lama lagi?” Tanya Myungsoo lagi, tuan Kim menghela nafasnya panjang.

“appa ingin tinggal lebih lama lagi Myungsoo-ya, tapi kau tau sendiri perusahaan di Jepang sudah harus ada yang handle. Tidak mungkin dibiarkan begitu saja” Jelasnya, Myungsoo menghela nafasnya. sebentar lagi kedua orang tuanya akan pergi ke Jepang dan menetap di sana. Dia akan merindukan mereka.

“apa kau akan tetap tinggal di apartemenmu?” Tanya tuan Kim, Myungsoo menganggukan kepalanya.

“dan membiarkan adikmu tinggal sendiri di rumah ini? tidak Myungsoo. Kemasi barang-barangmu secepatnya dan pindah ke rumah ini” Ucap tuan Kim.

“tapi appa, apartemenku lebih dekat dari kantor. Kalau aku pindah ke sini aku akan sering telat”

“itu tidak masalah. Sekarang kaulah CEO di sana jadi tidak perduli kau datang terlambat atau tidak. Kim Myungsoo, kau sendiri yang meminta adikmu untuk menetap di Korea bersamamu, jadi kau harus tinggal di sini bersamanya dan meninggalkan apartemenmu itu” Tuan Kim berseru dengan tegas.

“baiklah, aku akan kembali ke rumah. Besok aku akan membawa barang-barangku dari apartemen” Ucap Myungsoo akhirnya, apa yang dikatakan appanya itu ada benarnya juga. Tidak mungkin dia mau membiarkan Jiwon tinggal sendiri di rumah sebesar ini, anak itu pasti akan kesepian. Jadi mau tidak mau dia harus meninggalkan apartemennya dan kembali ke rumah bersama Jiwon.

“baguslah jika kau mengerti”

“oppa, ayo makan..aku sudah menyiapkannya” Tiba-tiba saja Jiwon menyembulkan kepalanya dari pintu membuat kedua namja itu menoleh.

“kau membuat makan malam untuk oppamu? Lalu untuk appa?” Tanya tuan Kim, Jiwon menekuk wajahnya cemberut.

“kau tidak memintanya, aku hanya buat untuk Myungsoo oppa” Ucapnya memberengut, tuan Kim terkekeh melihat wajah anak bungsunya.

“appa hanya bercanda..nanti appa bisa meminta eommamu untuk menyiapkan makanan” Sahutnya, Jiwon terkekeh lalu mengangguk semangat.

“baiklah kalau begitu, oppa kajja” Serunya memanggil Myungsoo, namja itu beranjak dari kursinya dan meninggalkan ruangan tuan Kim dengan segera.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy termenung menatap wajah ayahnya yang masih saja terlelap, sore tadi ayahnya sempat sadar namun hanya beberapa menit, namun kembali menutup matanya. Bukan karena koma, melainkan karena tertidur akibat efek obat yang diberikan oleh dokter dan sampai saat ini beliau masih juga tertidur.

“appa, maafkan Suzy” Lirih Suzy menggenggam erat tangan ayahnya, dia berpikir selama ini dia masih belum menjadi anak yang baik. Seharusnya dulu dia tidak meninggalkan rumah dan tinggal di tempat lain, seharusnya dia tetap tinggal bersama appanya dan merawatnya, seharusnya dia tidak meninggalkan appanya sendirian, seharusnya dia menjadi anak yang patuh, dan masih banyak kata seharusnya lagi di otak Suzy.

Suzy menghela nafasnya, sepertinya sekarang sudah saatnya dia kembali ke rumah. Siap tidak siap dia harus kembali tinggal di rumah itu bersama appanya, tidak ada yang bisa merawat ayahnya selain dirinya sendiri.

“Suzy” Suzy menoleh dan tersenyum melihat Soojung memasuki ruangan ayahnya.

“kau sudah sampai, masuklah” Sahut Suzy, Soojung masuk dengan membawa dua kantong yang berisi makanan.

“kau pasti belum makan malam, ini makanlah dulu” Ucap Soojung menyodorkan satu kantong untuk Suzy.

“sebentar saja, aku masih ingin di sini bersama appa”

“tidak boleh Suzy, kau juga masih dalam masa penyembuhan. Kau harus menjaga kesehatanmu. Sekarang makanlah” Soojung menggeleng tegas lalu menarik tangan Suzy untuk ke arah sofa yang disediakan di ruangan itu.

“lagipula kau tidak meninggalkan appamu terlalu jauh, masih dalam satu ruangan yang sama. Sekarang makan dan aku tidak ingin mendengar bantahan apapun” Ucap Soojung tegas, Suzy menghela nafasnya lalu membuka nasi kotak yang dibawa oleh Soojung.

“kau tidak makan?” Tanya Suzy.

“tidak, aku sudah makan sebelum tiba di sini”

“lalu yang satu itu untuk siapa?” Tanya Suzy bingung.

“untuk Sehun, oh, dia di mana? tumben tidak berada di dekatmu” Jawab Soojung, dia kemudian kebingungan mencari keberadaan Sehun.

“tadi dia pergi dengan dokter Kang, membicarakan masalah operasiku minggu depan. Sampai sekarang mereka belum kembali juga” Jelas Suzy membuat Soojung membulatkan matanya tak percaya.

“kau serius? Ya! bagaimana kalau Sehun melakukan hal yang tidak-tidak dengan Minhyuk oppa eoh? eiihh Sehun kan sangat tidak menyukainya”

“ckck, kau tidak perlu khawatir dengan doktermu itu. Sehun dan Minhyuk oppa akan sangat akur jika membahasku, jadi tidak perlu khawatir. Beda lagi kalau mereka sedang membahasmu, perkiraanmu itu mungkin bisa saja terjadi” Sahut Suzy dengan enteng.

“eissh, bagaimana kalau sehabis membahas tentang operasimu mereka jadi membahasku? Aigoo, jangan sampai mereka bertengkar lagi” Soojung dengan panik menatap Suzy yang memakan makanannya dengan sangat santai.

“kau percaya diri sekali ingin dibicarakan” Soojung dan Suzy sontak menoleh ke arah sumber suara saat mendengarnya, Suzy terkekeh pelan sementara Soojung mendengus dengan wajah cemberut.

“kau tidak melakukan hal macam-macam kan?” Tanya Soojung menyelidik, Sehun mengangkat alisnya kemudian mendelik kepada Soojung.

“ckck, kau tenang saja…sebenci apapun aku sama doktermu aku tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak. Biar bagaimanapun dia itu dokternya Suzy, kalau dia kenapa-kenapa otomatis Suzy juga akan kenapa-kenapa” Seru Sehun, dia berjalan ke sofa dan menjatuhkan dirinya di sana. Melihat kantong makanan yang menganggur dengan cepat dia menyambar dan memakannya.

“aku tau kau sudah kelaparan tapi setidaknya pelan-pelan saja” Ucap Soojung menggelengkan kepalanya.

“apa yang dibicarakan dokter Kang? Ada apa dengan operasiku?” Tanya Suzy, Sehun yang lagi asyik makan itu tiba-tiba berhenti mengunyah.

“eishh, kau membuat selera makanku hilang. Sebentar saja bertanyanya, aku makan dulu” Desis Sehun, Suzy dan Soojung saling melempar pandangan dengan bingung, ada apa dengan namja itu? kenapa dia jadi sensitif seperti ini.

Suzy menghela nafasnya lalu mengangguk pasrah, “baiklah, selesaikan makanmu lalu katakan padaku” Sahutnya datar.

xxx

Suzy kembali menghela nafasnya panjang, seharian ini entah sudah berapa kali dia menghela nafasnya. Belum juga ayahnya pulih dari kecelakaannya sekarang dia sudah harus berhadapan lagi dengan operasinya.

“apa harus dipercepat? Bukankah dokter Kang sudah menjadwalkan operasiku itu minggu depan?” Tanya Suzy, Sehun menghembuskan nafasnya lalu menggeleng pelan.

“Minhyuk mengatakan bahwa kondisimu saat ini sudah tidak stabil, akhir-akhir ini kau lebih mudah stres dan kau juga sering kelelahan karena pekerjaanmu di kantor. Minhyuk menyarankan untuk mempercepat operasimu agar kondisimu bisa lebih cepat pulih dan stabil lagi” Jelas Sehun.

“tapi bagaimana dengan appa? Dia belum keluar dari rumah sakit, sadar saja dia masih belum sepenuhnya lalu bagaimana aku bisa operasi? Siapa yang akan menjaganya?”

“biar aku yang menjaga ahbeoji. Kalau memang mempercepat operasimu yang terbaik, maka kita lakukan itu. Jangan sampai kondisimu drop lagi Suzy, kau tau sendiri jika kau stress atau terlalu lelah akan berpengaruh pada kakimu” Sahut Soojung, Suzy menghela nafasnya. Dia bisa saja mempercayakan appanya kepada Soojung, toh sejak dulu Soojung lebih telaten merawat ayahnya saat sakit dibandingkan dirinya. Tapi dia tetap saja tidak bisa meninggalkan ayahnya begitu saja dalam kondisi seperti ini.

Bagaimana jika tiba-tiba sesuatu terjadi kepada ayahnya dan saat itu Suzy tidak disampingnya? Dia akan sangat menyesalinya nanti.

“tapi kenapa tidak menunggu sampai appa pulih saja baru aku operasi?” Tanya Suzy lagi berharap agar operasinya tidak dipercepat seperti permintaan Minhyuk.

“tidak bisa Suzy, sebelum operasi kau harus menjalani beberapa tes dan perawatan pra-operasi dulu. Jadi lebih cepat kita lakukan akan lebih baik” Ucap Sehun mencoba membuat Suzy mengerti. Karena perawatan pra-operasi memakan waktu tiga hari jadi kemungkinan Suzy akan bisa kembali beraktifitas semula itu sekitar satu minggu lagi dihitung dengan hari operasi dan perawatan pasca-operasi.

“tapi kenapa harus besok? Aku masih belum siap..ini terlalu cepat” Desah Suzy. Sehun memejamkan matanya lalu menarik tangan Suzy dan menggenggamnya.

“hei, kau ini bukan mau menikah Suzy yang harus butuh persiapan matang. Ini adalah operasi kakimu, siap tidak siap kau harus menjalaninya. Kau ingin kakimu sembuh kan? kau ingin melepaskan besi yang ada di sana kan? maka dari itu, jangan menundanya. Selama kita bisa melakukannya sekarang kenapa tidak? Masalah ayahmu sudah ada Soojung yang akan merawatnya, lagipula kalian masih dalam satu rumah sakit yang sama. Setelah operasi kau bisa mengunjungi appamu, kau tidak akan diletakkan di ruang isolasi, tidak Suzy. Besok kau sudah harus melakukan tes dan perawatan pra-operasi ya”

Suzy menghela nafasnya, apa yang dikatakan Sehun semuanya benar. Kenapa dia harus menolak untuk mempercepat operasinya? Toh cepat atau lambat dia akan operasi juga, jadi tidak ada gunanya jika menundanya.

“baiklah, besok kita lakukan. Tapi bagaimana dengan pekerjaanku?” Ucap Suzy akhirnya pasrah.

“kau tenang saja, besok aku akan ke kantormu dan menyelesaikannya. Masih ada sekertarismu yang menggantikan pekerjaanmu jadi tidak perlu khawatir, dia bisa diandalkan” Ucap Soojung pada Suzy, dia tau bahwa riwayat kesehatan Suzy tidak dipublikasikan di perusahaan jadi harus dengan alasan yang masuk akal jika ingin Suzy mendapatkan izin selama seminggu penuh dari kantor.

“gomawo” Gumam Suzy pelan.

“baiklah, sekarang istirahatlah..besok pagi aku akan ke penthousemu untuk mengambil barang-barang yang dibutuhkan dan kembali lagi ke rumah sakit” Ucap Sehun beranjak dari sofa.

“Soojung-ah, ayo aku akan mengantarmu pulang” Sambungnya pada Soojung.

“aku ingin menemani Suzy di sini..aku sudah mengatakan pada eomma untuk menginap” Jelas Soojung, Sehun menggelengkan kepalanya tidak setuju.

“tidak, kau harus pulang dan istirahat dengan baik. Besok bukannya kau ingin ke kantor Suzy? kau akan kerepotan kalau menginap di sini. Cukup Suzy saja yang sakit, jangan kau juga” Ucap Sehun dengan tegas, Soojung menekuk wajahnya tidak suka. Padahal dia ingin menemani Suzy di sini menjaga ayahnya.

“Soojung-ah, benar kata Sehun. Kau pulang saja, istirahat di rumahmu jangan sampai kau juga sakit. Aku tidak apa-apa di sini” Bujuk Suzy, Soojung mendesah dan akhirnya menganggukan kepalanya.

“baiklah baiklah aku pulang” Soojung beranjak dari sofa, dia memeluk Suzy sebentar “kau baik-baik di sini, besok sebelum kau tes aku akan datang di sini”Lanjutnya, Suzy tersenyum dan mengangguk.

“geokjongma..hati-hatilah” Pesan Suzy, Soojung dan Sehun menganggukan kepalanya. Setelah Soojung berpamitan dengan tuan Bae mereka berdua keluar dari kamar dan meninggalkan Suzy sendirian di dalam.

“heh, siap tidak siap Bae Suzy” Gumamnya dengan desahan nafas yang panjang. Suzy membaringkan badannya di sofa panjang itu dan mencoba untuk menutup matanya sembari memikirkan operasinya yang sebentar lagi yang akan dia jalani.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Myungsoo menatap pekerjaannya dengan datar, baru saja dia kembali dari lokasi pembangunan proyek hotel Jinan Group. Matanya seolah menerawang, bertanya-tanya mengapa yang mendampinginya bukan Suzy? melainkan sekertarisnya itu? Dan juga, sejak terakhir bertemu dengan Suzy 4 hari yang lalu di rumah sakit, mereka sudah tidak bertemu lagi. Dua hari ini juga selalu saja Minho yang datang ke lokasi pembangunan dan Suzy tidak menunjukan batang hidungnya.

“bodoh, kenapa kau tidak menyimpan nomor ponselnya” Desis Myungsoo pada dirinya sendiri, ya..dia baru ingat bahwa selama ini dia maupun Suzy masih belum bertukar nomor handphone. Kenapa dia sampai melupakan hal sepenting itu?

Ditambah lagi dengan Minho yang tidak menjawab semua pertanyaan yang dia ajukan mengenai keberadaan Suzy? kalau bukan mengalihkan pembicaraan Minho pasti mengatakan Suzy sedang berhalangan. Iya, dia tau Suzy berhalangan hadir tapi Myungsoo ingin jawaban yang lebih detail, tepatnya halangan yang Suzy alami itu apa?

“heisshh, mengganggu saja” Myungsoo menggumam dengan kesal, kenapa juga dia memikirkan Suzy? Pekerjaannya yang masih menumpuk jadi tidak selesai karena pikirannya ini.

Tok tok~ Myungsoo yang tengah mengusap wajahnya dengan frustasi itu mendongak melihat saat pintu ruangannya terbuka.

“sajangnim, rapat dengan manager perencanaan lima menit lagi” Sahut Jiyeon dari arah pintu.

Myungsoo menghela nafasnya, bahkan rapat pentingnya bersama manajer perencanaan perusahaannya saja dia lupakan akibat memikirkan Suzy.

“siapkan data yang akan kubawa, aku akan keluar sebentar lagi” Jawab Suzy, Jiyeon mengangguk dan kembali ke mejanya sendiri.

Setelah Jiyeon pergi Myungsoo terdiam sesaat mengembalikan pikirannya yang sedari tadi penuh dengan Suzy. Ada apa dengan wanita itu? kenapa dia bisa membuat Myungsoo menjadi lalai seperti ini?

“oh Bae Suzy, apa yang sudah kau lakukan padaku?” Myungsoo menggumam pelan, setelah merasa siap Myungsoo akhirnya keluar beranjak dari kursinya dan keluar dari ruangan.

Untuk beberapa jam ke depan dia akan berusaha untuk tidak memikirkan Suzy dan fokus ke pekerjaannya, saat ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan yeoja yang sama sekali tidak ada kabarnya itu.

Sekarang waktunya bekerja Kim Myungsoo!

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy berbaring di ranjangnya dengan wajah bosan, pagi tadi dia sudah masuk meja operasi dan beruntung operasinya berjalan lancar dan selesai siang ini. Sekarang Suzy tengah diistirahatkan oleh dokter dan tidak diperbolehkan untuk turun dari ranjang dulu setelah 24 jam pasca operasi.

“hei, bagaimana keadaanmu?” Sehun masuk ke dalam ruangan Suzy dan menghampiri yeoja itu yang berdiam diri di ranjangnya.

“menurutmu, apa aku baik-baik saja sekarang?” Tanya Suzy dengan ketus, Sehun terkekeh pelan lalu mengusap lengan Suzy.

“sabarlah sayang, kau hanya butuh total bed rest selama 24 jam. Setelahnya kau sudah bisa beraktifitas, kau bisa rasa sendiri bagaimana besi itu harus beradaptasi dulu dengan kakimu” Ucap Sehun dengan lembut, Suzy mendengus mendengarnya.

“kalaupun aku tidak sabar juga belum tentu kau membiarkanku beraktifitas..heh, sangat membosankan di dalam sini”

“aku tau, maka dariitu aku mengunjungimu. Tadi aku dari ruangan ahbeoji, kata dokternya dia sudah bisa pulang hari ini” Mata Suzy langsung menatap Sehun saat mengatakan itu.

“benarkah? jadi dia sudah boleh pulang? Lalu bagaimana dengan keadaannya?” Tanya Suzy, setelah masuk dalam ruang isolasi pra-operasi kemarin Suzy tidak bertemu lagi dengan appanya sampai saat ini.

“keadaannya sudah stabil, kata dokter dia tidak boleh terlalu lelah. Harus mendapatkan pengawasan yang intensif dari orang rumah” Jelas Sehun, Suzy menghela nafasnya dengan sedih. Kalau dia masih di rumah sakit sampai 3 atau 4 hari ke depan siapa yang akan merawat appanya?

“kau tenang saja, Soojung sudah menawarkan diri tinggal di rumah appamu untuk sementara. Kedua orang tuanya juga menyuruh Soojung untuk menginap di sana selama kau masih di rumah sakit. Aku akan menjagamu di sini selagi Soojung merawat ahbeoji” Sahut Sehun seakan mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh yeoja dihadapannya ini.

“tapi itu akan membuat Soojung repot, bagaimana dengan galerinya?” Tanya Suzy, Sehun tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“kesehatan keluarga lebih penting dibandingkan karir sayang, kau jangan berkata seperti itu. Soojung juga masih bisa bekerja dari rumah, toh sudah banyak pegawainya yang ada di galeri. Jangan khawatir” Suzy akhirnya terdiam, dia selama ini sudah terlalu sering merepotkan kedua sahabatnya itu. Tapi mereka sama sekali tidak pernah mengeluh dengan kerepotan yang Suzy berikan kepada mereka, mereka malah terlihat baik-baik saja. Seperti sekarang ini.

“aku ingin bertemu dengan appa” Setelah menghela nafasnya Suzy bergumam pelan.

“kau masih belum bisa berjalan Suzy, nanti aku membawa ahbeoji ke sini” Ucap Sehun, Suzy menganggukan kepalanya pelan.

xxx

Wajah Suzy terlihat murung saat melihat appanya, pria itu kini tengah duduk di tepi ranjangnya sembari mengusap kepalanya dengan sayang.

Memang appanya sudah terlihat baik-baik saja, tapi wajahnya masih sedikit pucat dan dia sungguh khawatir dengan keadaan ayahnya saat ini.

“appa, kau baik-baik saja?” Tanya Suzy, tuan Bae tersenyum kecil dan mengangguk.

“appa sudah sehat Suzy. Seharusnya pertanyaan itu appa yang lontarkan ke kamu” Sahutnya, Suzy menghela nafasnya lalu menarik tangan appanya yang mengusap kepalanya, dia menggeggamnya dengan erat.

“aku menyayangimu, jangan tinggalkan aku” Lirih Suzy, tuan Bae melihat wajah anaknya yang sendu itu merasa bersalah karena kesehatannya yang menurun sudah membuat anak satu-satunya itu khawatir.

“jangan berbicara sembarangan Suzy, appa tidak akan kemana-mana. Appa hanya pulang ke rumah, kau bisa menyusul appa kalau kau sudah boleh pulang” Ucap tuan Bae dengan lembut. Dia sangat tidak ingin melihat anaknya bersedih, jadi selemah apapun tubuhnya dia harus tetap terlihat kuat di depan anaknya ini.

“setelah keluar dari rumah sakit, aku akan kembali ke rumah” Gumam Suzy membuat ayahnya melebarkan matanya tidak percaya.

“kau kembali ke rumah? maksudmu?”

“ya, aku akan tinggal di sana lagi. Bersamamu, aku tidak mungkin membuatmu tinggal sendiri di rumah itu. Siapa yang akan merawatmu?” Jawab Suzy dengan yakin, tuan Bae awalnya tidak percaya bahwa anaknya mengatakan ingin kembali ke rumah tapi melihat keyakinan di wajah yeoja itu dia jadi tersenyum lebar.

“sebenarnya kau tidak perlu melakukannya jika kau tidak siap nak, appa bisa menjaga diri appa sendiri. Lagipula ada Ahn ahjumma di rumah yang bisa mengawasi appa. Jangan memaksakan dirimu” Suzy menggelengkan kepalanya cepat, tidak..dia sudah berpikiran matang-matang dan tetap dengan keputusannya. Dia akan kembali ke rumah bersama appanya.

“tidak appa, aku akan tetap kembali ke rumah. Ahn ahjumma tidak bisa 24 jam full mengawasimu, jika dia kembali ke rumahnya siapa yang akan merawatmu? Aku akan tetap dengan keputusanmu, dan appa..jangan mempermasalahkannya lagi hm” Ucap Suzy, tuan Bae terdiam sebentar kemudian tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“apapun keinginanmu sayang, appa tidak akan mempermasalahkannya”

“ahbeoji, sudah saatnya untuk pulang” Tiba-tiba saja Soojung menyembul dari pintu kamar dan memanggil ayah Suzy.

“oh, tunggu..aku akan berpamitan dengan anakku” Sahutnya, tuan Bae kemudian menoleh pada Suzy lagi dan tersenyum lebar.

“jaga kesehatanmu, jangan bandel. Patuhi semua perkataan dokter Kang dan Sehun, arasso?” Ucapnya dengan tegas, Suzy tersenyum dan mengangguk.

Tuan Bae membungkuk sedikit kemudian memeluk tubuh Suzy dengan erat, “appa pulang dulu..tidak perlu mengkhawatirkan appa, ada Soojung yang merawat appa selama kau di sini. Cukup fokuskan ke perawatanmu saja” Pesannya lagi, dia menguraikan pelukannya dan mengusap rambut Suzy sayang.

“ne appa, geokjongma. Aku akan baik-baik saja di sini, di rumah jangan terlalu merepotkan Soojung ne” Jawab Suzy.

“kau tidak perlu khawatir..sekarang appa pulang” Tuan Bae beranjak dari ranjang Suzy dan dengan pelan berjalan menuju pintu.

“appa..” Sahut Suzy, tuan Bae berhenti sebentar kemudian menoleh menatap anaknya yang masih berbaring di sana, “aku mencintaimu” Lanjut Suzy, tuan Bae tersenyum mendengarnya.

“appa lebih mencintaimu nak” Ucapnya sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu.

Setelah pintu kamarnya tertutup Suzy menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan lelah. Semoga saja appanya baik-baik saja selama dia berada di sini.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Langkah kecil yeoja cantik itu turut meramaikan keadaan koridor rumah sakit yang cukup ramai malam ini, dia menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan seraya mencari nomor kamar yang di yakininya adalah kamar seseorang yang ingin dia kunjungi.

“VIP 012” Gumamnya tepat berhenti di depan ruangan yang berlabelkan VIP 012. Kedua sudut bibir yeoja itu terangkat melihat papan label kamar tersebut dan dia mengeratkan pegangannya pada bingkisan yang berisi buah-buahan yang tadi dia sempat beli sebelum tiba di rumah sakit.

Dengan perlahan yeoja itu mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu di hadapannya ini, saat tidak mendapatkan balasan dia kembali mengetuknya tiga kali sehingga sebuah suara membuat ketukannya berhenti dan tangannya menempel dengan pintu besi di depannya.

“Jiwon?” Itu suara seorang pria dan dari nadanya sepertinya dia tedengar terkejut dengan kehadiran yeoja itu “apa yang kau lakukan di sini?” Jiwon menoleh ke belakang dan melebarkan matanya mendapatkan namja itu berdiri di sana.

“Se..Sehun oppa?” Tanya Jiwon, apa yang dilakukan pria itu di sini? apa dia sedang mengunjungi keluarganya? Kerabatnya? Atau dia sedang sakit?

“ya, kau melamun?” Sehun menggerakkan tangannya di depan wajah Jiwon membuat yeoja itu mengerjapkan matanya.

“ah..ah tidak, oppa apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Jiwon, Sehun mengangkat alisnya satu.

“bukankah itu tadi pertanyaanku? Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Sehun balik, Jiwon memiringkan kepalanya menatap Sehun bingung lalu kemudian dia menepuk dahinya.

“ah matta! Aku ke sini itu mau menjenguk sunbaeku. Lalu apa yang kau lakukan di sini?”

“aku? Temanku sedang dirawat di sini dan aku menemaninya” Jawab Sehun santai, Jiwon menganggukan kepalanya mengerti. Namun alisnya berkerut saat melihat Sehun tidak berpindah dari tempatnya.

“apa?” Tanya Sehun.

“kenapa kau masih di sini? bukankah kau bilang kau menemani temanmu?” Tanya Jiwon dengan wajah polosnya, Sehun sejenak menatapnya bingung lalu tertawa pelan.

“bagaimana aku mau ke kamar temanku jika kau menghalangi pintunya?” Sahut Sehun sembari menaikkan alisnya, Jiwon mengkerutkan keningnya sebentar.

Dia menatap Sehun kemudian menatap dirinya sendiri dan terakhir menatap pintu di belakangnya, Sehun bilang dia menghalangi pintu kamar milik temannya? Tungu..bukannya sekarang dia tengah berdiri di depan pintu miliki Suzy? jadi?

“kau kenal dengan Suzy eonni?” Tanya Jiwon terkejut.

“kau mengenal Suzy?” Tanya Sehun balik dengan wajah datar. Jiwon mencibir pelan melihat ekspresi wajah Sehun itu.

“tentu saja, dia sunbaeku…jadi teman yang kau katakan itu Suzy eonni eoh?” Tanya Jiwon lagi, Sehun menganggukan kepalanya dengan santai lalu menggeser sedikit tubuh Jiwon yang menghalangi pintu dan membukanya.

“kau ingin masuk atau tidak?” Tanya Sehun saat menyadari Jiwon hanya berdiam diri ditempatnya.

“eo..eoh, aku masuk” Seru Jiwon berjengkit, Sehun terkekeh melihat tingkah Jiwon lalu berjalan lebih dulu ke dalam kamar disusul oleh Jiwon.

xxx

Suzy tengah menonton acara tv dari ranjangnya itu mengernyitkan alisnya saat mendengar Sehun tengah berbicara dengan seseorang di depan pintu kamarnya.

“siapa?” Tanya Suzy saat Sehun sudah masuk ke dalam kamarnya.

“juniormu” Jawab Sehun sekenanya lalu berjalan menuju sofa, Suzy menoleh ke arah pintu dan menadapati Jiwon berdiri di sana dengan menenteng bingkisan buah.

“Jiwon?”

“eonni, annyeong” Sapa Jiwon menutup pintu dibelakangnya lalu masuk ke dalam. Dia meletakkan bingkisannya di atas nakas samping ranjang Suzy kemudian menarik kursi dan duduk di sisi ranjang.

“apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Suzy masih bingung, Jiwon tersenyum lebar.

“menjengukmu tentu saja. Kau berada di rumah sakit dan aku tidak mungkin tidak menjengukmu di sini” Jawab Jiwon, Suzy kembali mengerutkan keningnya.

“tapi, kau tau darimana aku berada di rumah sakit?” Tanya Suzy lagi, sepengetahuannya tidak ada yang mengetahui dia berada di rumah sakit saat ini kecuali keluarga Soojung, Sehun, Minhyuk dan sekertaris appanya serta Minho. Lalu darimana Jiwon mengetahui keberadaannya?

“aku menghubungimu terus 3 hari ini ingin menanyakan jawaban atas permintaanku, tapi tidak pernah tersambung. Maka dariitu aku meminta alamat kantormu dengan oppaku, saat ke kantormu sekertarismu mengatakan kalau kau tidak masuk tapi dia tidak memberitahu alasannya kenapa” Jelas Jiwon.

“lalu darimana kau tau aku di sini?”

“waktu aku sudah ingin kembali dari kantormu karena tidak menemukanmu aku tidak sengaja mendengar seorang wanita paruh baya yang menyebut namamu. Jadi aku menghampirinya dan menanyakan keberadaanmu, awalnya dia tidak mau menjawabnya tapi berkat bakatku bujukanku yang tidak dapat ditolak oleh siapapun akhirnya dia memberitahuku” Jawab Jiwon lagi dengan senyum lebarnya.

“Han biseo” Gumam Suzy mengetahui siapa yang memberitahu Jiwon, melihat wajah Jiwon, Suzy jadi ikut tersenyum.

“kau tidak apa-apa eonni? katanya kau operasi. Memangnya kau sakit apa?” Tanya Jiwon lagi.

“tidak apa-apa..hanya operasi kecil bukan operasi besar kok” Jawab Suzy sembari tersenyum kecil.

“tapi operasi apa?”

“eissh, anak kecil..kau terlalu banyak tanya. Suzy itu masih dalam perawatan, kau jangan rewel kalau di dekatnya bisa-bisa dia stress mendengar suaramu itu” Sahut Sehun dari sofa tanpa mengalihkan perhatiannya dari tv yang kini tengah dia tonton, Jiwon menoleh padanya dan mendengus kesal.

“eonni, apa dia temanmu?” Tanya Jiwon, Suzy menganggukan kepalanya, “benarkah? kenapa kau mau berteman dengannya? Dia itu sangat menyebalkan, lihatlah wajahnya itu..ckck, sudah kayak tembok datar saja” Seru Jiwon, Suzy terkekeh kecil melihat Jiwon yang terlihat kesal dengan Sehun itu.

“kau mengatakan mukaku seperti tembok datar eoh? ya! jangan sembarangan, pria yang berawajah tembok datar yang kau katakan ini adalah seorang idol!” Seru Sehun tak kalah kesal.

“astaga Oh Sehun, berhentilah berteriak..ini di rumah sakit” Tegur Suzy, Sehun menekuk wajahnya dengan kesal dan kembali fokus ke tv.

“katakan pada juniormu itu, jangan mengatai wajah tampanku dengan seenak jidatnya saja” Sahutnya ketus, Suzy tertawa kecil. Baru kali ini dia melihat Sehun merasa kesal karena ucapan seorang yeoja selain dia dan Soojung. ckck, dasar.

“Jiwon-ah, kau mengenal Sehun?”

“tentu saja eonni, dia kan temannya oppaku jadi aku mengenalnya..tapi dia menyebalkan” Jawab Jiwon dengan wajah cemberut, Suzy tertawa lagi melihat Jiwon.

“dia memang seperti itu orangnya, kalau kau sudah mengenal Sehun lebih jauh kau pasti akan terbiasa dengan sifatnya itu” Ucap Suzy. Jiwon hanya diam saja menganggukan kepalanya.

“eonni, kau belum menjawab pertanyaanku..kau operasi apa?” Tanya Jiwon lagi, dia sangat ingin tau apa yang terjadi dengan Suzy sampai harus di operasi segala.

“kakiku..kau tidak lihat?” Jawab Suzy, Jiwon langsung menoleh ke arah kaki Suzy dan membulatkan mulutnya.

“oh, memangnya kaki eonni kenapa?” Tanya Jiwon lagi, Suzy tersenyum menatap kakinya yang terlilit perban berwarna cokelat muda itu.

“eonni pernah kecelakaan terus tulang kaki eonni ada yang patah. Maka dari itu dikaki eonni sekarang dipasangkan sesuatu untuk menyangganya” Jelas Suzy, Jiwon melebarkan matanya. Kaki Suzy patah?

“eonni, kakimu..kau serius?” Tanya Jiwon tidak percaya, Suzy tersenyum dan mengangguk.

“aku serius..kau tidak percaya? Tanya sama dokterku saja”

“jadi ini alasanmu berhenti menjadi balerina?” Tanya Jiwon dengan pelan, wajahnya sudah berubah sendu mengetahui kenyataan Suzy.

“ya, mahkota seorang balerina adalah kakinya. Kalau kaki eonni sudah tidak sempurna lagi jadi tidak mungkin eonni masih tetap menjadi seorang balerina” Jawab Suzy pelan, Jiwon menundukan kepalanya. Entah mengapa dia sangat merasa bersalah. Dia masih mengingat pertama kalinya bertemu dengan Suzy, dia memaksa yeoja itu untuk menunjukan tariannya dan itu membuat Suzy lerlihat pucat saat itu. Dan sekarang dengan gamblangnya dia malah bertanya masalah Suzy tanpa memikirkan perasaan Suzy bagaimana. Oh Kim Jiwon kau benar-benar lancang, batin Jiwon meringis.

“mianhae eonni” Gumam Jiwon, Suzy menatap Jiwon bingung. Kenapa dia meminta maaf.

“untuk apa Jiwon-ah? kau tidak salah apa-apa” Tanya Suzy, Jiwon mendongak dan menatap Suzy dengan penuh penyesalan.

“aku tidak tau keadaan kakimu..aku..dari awal bertemu aku sudah memaksamu untuk menari didepanku, kalau saat itu aku tau kau habis kecelakaan aku tidak mungkin melakukannya. Mianhae” Ucap Jiwon, Suzy tersenyum kecil dan mengelus punggung tangan Jiwon.

“gwenchana Jiwon-ah, kau tidak perlu khawatir. aku tidak apa-apa, jangan meminta maaf. Saat itu kau tidak tau jadi sudah sewajarnya kau memintaku. Kalau aku jadi kau juga pasti aku akan melakukan hal yang sama” Ucap Suzy dengan tersenyum lembut pada Jiwon yang membuat Jiwon semakin merasa bersalah.

“kalau sudah tau kau salah, ya sudah..jangan bertanya-tanya lagi. Lihat sendiri akibatnya” Sahut Sehun yang mendapat pelototan dari Suzy.

“Oh Sehun” Sehun mengangkat bahunya acuh.

“jangan dengarkan kata Sehun ne..eonni tidak apa-apa kok” Ucap Suzy lagi, Jiwon mengangguk kecil mendengarnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Dua minggu, hari ini tepat 13 hari di mana Myungsoo sama sekali tidak mendapatkan kabar tentang Suzy. Meeting kemarin bersama Jinan Group lagi-lagi yang menghadirinya adalah Minho. Ada apa sebenarnya dengan Suzy? kenapa dia tidak menampakkan dirinya seminggu ini di depannya?

Myungsoo mengacak rambutnya dengan frustasi, kenapa dia malah semakin tambah memikirkan Suzy? khawatirkah? Atau dia malah…

Tidak, Myungsoo menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin dia merindukan Suzy, mereka tidak memiliki hubungan apapun selain rekan bisnis. Jadi dia sama sekali tidak mungkin merindukan yeoja itu. Tembok pertahanan Myungsoo selama ini masih berdiri kokoh, dia masih tidak membiarkan seorang yeojapun masuk ke dalam hatinya. Tidak juga Suzy. Jadi mustahil jika dia merindukan yeoja itu. Dia hanya khawatir, ya..khawatir dengan keadaan yeoja itu, apalagi disaat terakhir mereka bertemu Suzy lagi drop.

Tapi di mana? Myungsoo mengerang pelan. Pekerjaannya benar-benar terbengkalai karena memikirkan Suzy. Untung saja ada Jiyeon yang membantunya saat ini. Tapi bantuan Jiyeon sama sekali tidak membantu, Myungsoo masih juga terus melakukan kesalahan dalam pekerjaannya karena memikirkan Suzy.

“oppa, oppa” Jiwon yang entah sejak kapan sudah berada di hadapan Myungsoo itu menggerakan tangannya di depan wajah Myungsoo.

Sedari tadi dia melihat oppanya itu melamun dengan wajah yang frustasi, apa yang dipikirkannya? Pekerjaankah?

“oppa hei, kau tidak mendengarku?” Tanya Jiwon lagi dengan sedikit mengguncang bahu Jiwon, Myungsoo merasa guncangan di bahunya dia kemudian mengerjapkan matanya dan menatap Jiwon.

“apa?” Tanyanya, Jiwon memutar bola matanya lalu menggeleng pelan.

“kau sedari tadi melamun. Apa yang kau pikirkan?” Tanya Jiwon khawatir, Myungsoo menghela nafasnya kemudian menggeleng pelan.

“apa masalah dikantor? Oppa, jangan terlalu keras bekerja. Nanti kau malah kelelahan” Pesan Jiwon, Myungsoo menatap Jiwon kemudian tersenyum kecil. Adiknya ini salah paham, dia berpikir Myungsoo sekarang sedang memikirkan pekerjaan, padahal nyatanya sama sekali tidak ada satu persenpun diotaknya yang menyimpan masalah pekerjaannya dikantor. Kepalanya sekarang dipenuhi dengan Suzy.

“tidak perlu khawatir, oppa baik-baik saja” Ucap Myungsoo, dia memperhatikan penampilan adiknya dengan seksama itu, “kau mau ke mana pagi-pagi begini?” Tanya Myungsoo menaikkan alisnya, ini hari sabtu dan adiknya sudah kelihatan rapi.

“oh, aku mau minta izin. Hari ini aku mau ke rumah sakit” Jawab Jiwon membuat Myungsoo mengerutkan keningnya? Rumah sakit? Untuk apa?

“siapa yang sakit?” Tanya Myungsoo lagi, Jiwon mengangkat sudut bibirnya, apakah Myungsoo diberitahu atau tidak? Lagipula dia ingin melihat reaksi oppanya saat tau hal ini, terkejutkah? Atau malah dia biasa saja?

Akhir-akhir ini Jiwon memang rutin ke rumah sakit tapi tanpa sepengetahuan Myungsoo, bukannya sengaja tidak memberitahu tapi dia tidak punya kesempatan untuk berbicara pda Myungsoo karena oppanya itu selalu saja sibuk di kantor. Dia juga sibuk dengan kuliahnya jadi tidak ada waktu berbicara berdua dengan Myungsoo seperti saat ini.

“Jiwon? Oppa tanya, siapa yang sakit?” Sahut Myungsoo lagi melihat Jiwon hanya diam saja tidak menjawab pertanyaannya. Jiwon tersenyum lebar.

“Suzy eonni” Jawabnya dengan santai, Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti.

Tunggu, apa tadi Jiwon barusan mengatakan Suzy? Myungsoo berbicara dalam hatinya. Matanya langsung menatap Jiwon yang tengah tersenyum manis didepannya dengan pandangan tidak percaya.

“kau..kau tadi bilang Suzy?” Tanya Myungsoo memastikan, Jiwon mengangguk dengan pasti membuat Myungsoo menahan nafasnya sejenak. Suzy..setelah berhari-hari memikirkan keadaan yeoja itu akhirnya dia mendengarkannya juga. Tapi, di rumah sakit? Apa maksudnya?

“Suzy di rumah sakit?” Tanya Myungsoo lagi, sekali lagi Jiwon mengangguk.

“sakit apa?” Kini perasaan Myungsoo tidak selega sebelumnya saat mendengar nama Suzy, entah mengapa perasaannya jadi tidak enak saat tau Suzy masih berada di rumah sakit. Apa selama ini Suzy tidak menampakkan dirinya karena dia sedang di rawat? Tapi kenapa?

“apa kau tidak tau oppa? bukannya di rekan kerjamu? Seharusnya kau tau” Sahut Jiwon tanpa menjawab pertanyaan Myungsoo.

“sakit apa Kim Jiwon?” Suara Myungsoo sudah sedikit menuntut karena tidak sabar mendengar jawaban atas segala pertanyaan-pertanyaan dikepalanya saat ini.

“heh..apa kau mau ikut aku ke rumah sakit? Aku janji akan datang pagi ini karena dia sudah bisa keluar saat makan siang nanti” Ucap Jiwon lagi mengacuhkan Myungsoo, wajah namja itu sudah mengeras tanda tidak suka karena Jiwon tidak menjawab pertanyaannya.

“wajahmu bisa mengartikan kalau kau tidak ingin ikut. Baiklah, aku pergi dulu oppa” Lanjut Jiwon, dia beranjak dari kursi di hadapan Myungsoo.

“tunggu…” Myungsoo berseru, Jiwon menoleh padanya dengan kening berkerut, “siapa yang bilang aku tidak mau? Aku ikut!” Sambungnya lalu bergegas menuju kamarnya meninggalkan Jiwon di ruang kerjanya sendiri, melihat itu Jiwon hanya tertawa kecil.

Sepertinya rencananya benar-benar berhasil kali ini, pertahanan yang dibangun oleh Myungsoo selama 4 tahun terakhir sudah retak. Dan dia tau Suzylah yang akan membuat pertahanan itu perlahan-lahan roboh.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“apa Jiwon akan kemari lagi?” Tanya Sehun saat Suzy keluar dari kamar mandi, Suzy menganggukan kepalanya dan duduk di atas ranjang.

“heh, apa kau tidak masalah dia hampir setiap hari ke sini?” Tanya Sehun lagi, Suzy mengernyitkan dahinya dengan bingung.

“tidak, kenapa harus masalah? Aku malah bisa menghilangkan bosanku dengan adanya Jiwon di sini, dia juga menemaniku saat kau tidak ada” Jawab Suzy, Sehun menghela nafasnya dan mengangguk mengerti.

“Waeyo? sepertinya kau ada masalah” Tanya Suzy, Sehun tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“tidak apa-apa, hanya saja jika ada Jiwon kamar ini jadi ribut. Itu menggangguku” Sahut Sehun, Suzy terkekeh pelan. Benar yang dikatakan Sehun, saat ada Jiwon kamar ini akan menjadi ramai meskipun isinya hanya mereka berdua, Jiwon tidak berhenti berceloteh tentang segala hal. Sampai masalah asmaranyapun dia tidak masalah jika harus membahasnya dengan Suzy.

“dia memang anak yang ceria sekali. tidak masalah selama itu tidak merugikan orang lain, lagipula kau bertemu dengannya disini cuma beberapa kali saja, tidak setiap hari”

“ya, terserah apa katamu..oh, apa Jiwon mengatakan padamu bahwa dia memberitahu orang lain?” Tanya Sehun tiba-tiba.

“tidak, katanya dia tidak memberitahu siapapun..lagipula siapa juga yang mau diberitahu?” Jawab Suzy dengan wajah bingungnya.

“kakaknya?” Suzy terdiam, kakak Jiwon? Myungsoo? oh…Suzy menahan nafasnya, mengapa mmemikirkan nama Myungsoo saja sudah sangat berpengaruh dengannya?

Jujur saja, selama dua minggu ini dia tidak bertemu dengan Myungsoo ada sedikit perasaan yang aneh hinggap di dirinya. Apakah itu? apalagi saat Jiwon sering berkunjung kemari, entah mengapa Suzy seolah mengharapkan Jiwon datang bersama kakaknya itu, tapi nyatanya sampai sekarang Jiwon masih saja datang sendiri.

“aku rasa tidak” Jawab Suzy, ya…Jiwon pasti tidak memberitahu Myungsoo, kalau Myungsoo tau tidak mungkin dia tidak menjenguk Suzy selama ini kan? eh..tunggu dulu, darimana kau mendapatkan keyakinan bahwa Myungsoo akan datang menjenguk? Batin Suzy bertanya. Dia menggelengkan kepalanya, kenapa dia jadi memikirkan Myungsoo lagi.

“benarkah?” Gumam Sehun menghela nafasnya panjang, “jam berapa anak itu tiba di sini?” Tanya Sehun lagi. Suzy melirik jam di dinding.

“seharusnya dia sudah tiba sekarang..mungkin dia terkenca macet” Jawab Suzy, Sehun mengangguk mendengarnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon terkekeh melihat ekspresi kakaknya saat ini, dia baru saja menceritakan Myungsoo apa yang terjadi pada Suzy. Dimulai dari operasinya, masa perawatannya yang harus diperpanjang sampai kecelakaan yang pernah menimpa Suzy, meskipun dia sendiri tidak mengetahui dengan jelas kecelakaan apa yang Suzy alami, tapi dia tau bahwa kecelakaan itu membuat kaki Suzy patah.

“kau serius?” Tanya Myungsoo, kini tangannya memegang erat kemudi sementara matanya tetap fokus ke jalanan di hadapannya.

“tentu saja, untuk apa aku bohong oppa? kau bisa tanya sendiri pada Suzy eonni sebentar” Jawab Jiwon, Myungsoo menghela nafasnya. Apa separah itu? Suzy mengatakan bahwa itu hanya kecelakaan kecil tapi kenapa sampai membuat kakinya harus memakai penyangga? Dan kenapa dia harus sampai melakukan operasi?

“kita sampai” Gumam Myungsoo langsung keluar dari mobil, Jiwon berdecak menggelengkan kepalanya. Sepertinya oppanya itu sudah tidak sabaran untuk bertemu dengan Suzy.

“oppa tunggu!” Seru Jiwon saat melihat Myungsoo masuk ke rumah sakit lebih dulu. Hah, benar katanya! Myungsoo sudah tidak sabar bertemu Suzy.

“ya! memangnya kau tau kamarnya di mana eoh? jalannya pelan saja” Pekik Jiwon setelah berhasil menyamai langkah Myungsoo, namja itu berhenti dan menoleh pada Jiwon.

“nomor berapa?” Tanya Myungsoo, Jiwon mengatur nafasnya karena berlari tadi kemudian dia membuka mulutnya untuk bersuara.

“Jiwon?” Ucapan Jiwon terhenti mendengar itu, dia sangat mengenali suara itu sekarang ini. Dia menoleh kemudian mendelik.

“Sehun oppa” Serunya dengan wajah yang ditekuk, melihat itu Sehun tertawa kecil. Sepertinya Jiwon sekarang benar-benar menganggapnya pria yang menyebalkan. Dia menatap Myungsoo yang ada di samping Jiwon sejenak lalu tersenyum padanya.

“Myungsoo, kau mengantar Jiwon?” Tanya Sehun, Myungsoo menganggukan kepalanya.

“Suzy di kamar berapa?” Tanya Myungsoo, Sehun berpikir sejenak lalu tersenyum lebar.

“lantai 3, VIP 012” Ucapnya, matanya mengerjap tidak percaya saat Myungsoo langsung melesat begitu saja setelah memberitahu kamar Suzy, dia membalikan badannya melihat Myungsoo setengah berlari menuju tangga.

“padahal ada lift” Gumamnya tidak percaya.

“oppa..” Jiwon membuat Sehun berbalik lagi dan menatapnya, “apa kau sudah sarapan?” Tanya Jiwon, Sehun mengerutkan keningnya bingung. Ada apa dengan anak ini?

“belum, waeyo?” Jiwon tersenyum puas lalu menarik tangan Sehun untuk mengikutinya. Sehun mengerutkan keningnya kenapa mereka berjalan bukan menuju lantai 3? Mereka malah menuju kantin rumah sakit.

“aku juga belum sarapan, ayo sarapan bersama” Ajak Jiwon, Suzy melebarkan matanya tidak percaya. Sejak kapan Jiwon berubah seperti ini.

“Jiwon?” Jiwon menoleh dan tersenyum padanya.

“ne?”

“kau tidak sedang sakit kan?” Tanya Sehun, Jiwon menggeleng dengan wajah bingung.

“waeyo?”

“tidak..hanya saja, akhir-akhir ini kalau kau bertemu denganku bukan wajahmu itu selalu cemberut? Kenapa sekarang kau tersenyum? Ckck…wajahmu bahkan bisa terbelah dua karena senyummu itu kelewat lebar” Ucap Sehun, Jiwon terkekeh pelan. Dengan cepat dia menarik Sehun untuk duduk di salah satu meja.

“aku sengaja mengajakmu untuk sarapan, biar Myungsoo oppa bisa berduaan dengan Suzy eonni” Bisiknya pelan, Sehun tersentak mendengar itu. ah, benar juga..Myungsoo saat ini dia sedang menemui Suzy. Saat hendak berdiri, tangannya ditarik kembali sehingga membuatnya kembali terduduk.

“kau mau kemana?” Tanya Jiwon.

“ke kamar Suzy”

“eh, untuk apa? biarkan saja mereka berdua. Lagipula banyak yang oppa ingin bicarakan dengan Suzy eonni” Ucap Jiwon lagi, Sehun terlihat resah. Bagaimana jika Myungsoo bertanya tentang kakinya? Bagaimana dia bertanya tentang penyebab kecelakaannya?

“aku harus ke atas Jiwon” Jiwon cemberut mendengar ucapan Sehun.

“tapi aku belum sarapan oppa, temani aku ne” Rajuk Jiwon, Sehun menatap Jiwon sebentar. Menimbang apa dia harus kembali ke kamar Suzy atau menemani Jiwon di sini.

“Sehun oppa…”

“heh, baiklah baiklah…pesan makanan sana” Dengus Sehun akhirnya, dia tidak mungkin menolak jika Jiwon sudah memasang wajah memohonnya itu. ckck, kau benar-benar lemah Oh Sehun! Batinnya.

xxx

Sementara di dalam kamar Suzy, yeoja itu masih terperangah. Beberapa menit yang lalu pintu kamarnya langsung terbuka begitu saja dan menampilkan Myungsoo yang terlihat terengah-engah, apa dia habis berlari? Suzy sepertinya benar, karena saat Myungsoo mendekat dia bisa melihat bulir keringan di pelipis namja itu.

Dan disinilah mereka sekarang, Suzy tengah duduk diranjangnya sementara Myungsoo berdiri di ujung ranjang dan menatapnya dengan tatapan yang Suzy sama sekali tidak dapat artikan, tapi cukup membuat jantung Suzy kembali berdetak kencang.

“aisshh, aku lupa memeriksa jantungku pada Minhyuk oppa” Batin Suzy merutuki kelupaannya.

Suzy menatap Myungsoo, namja itu masih saja diam. Waeyo? apa ada yang salah dengannya? Kenapa dia tidak berbicara…Suzy berdehem pelan untuk membersihkan tenggorokannya dan mengulas senyum kecil pada Myungsoo.

“ha..hai” Sapa Suzy akhirnya, jika dia tidak memulai pembicaraan sepertinya mereka akan berakhir dengan saling berdiam-diaman seperti ini.

Myungsoo masih tidak menjawabnya dan menatapnya terus, “Myungsoo? kau mendengarku?” Tanya Suzy lagi, yeoja itu tersenyum saat melihat Myungsoo mengerjapkan matanya dan sepertinya dia terlihat kebingungan.

“apa?”

“aku tadi bilang hai padamu…” Ucap Suzy tersenyum, Myungsoo terdiam lagi tapi hanya sebentar kemudian dia membalas senyuman Suzy.

“oh, hai..juga” Balas Myungsoo, Suzy tersenyum dan menunjuk kursi di samping ranjangnya.

“duduklah, apa kau tidak lelah berdiri di sana?” Tanya Suzy, Myungsoo melihat kursi itu dan segera menyambarnya lalu duduk di sana.

“jadi..umm, bagaimana kabarmu?” Myungsoo akhirnya bersuara lagi membuat Suzy terkekeh pelan.

“aku baik-baik saja Myungsoo..kenapa kita jadi canggung seperti ini?” Jawab Suzy, Myungsoo tertawa kikuk lalu menggaruk tengkuknya.

“aku baru tau jika kau habis melakukan operasi, tidak ada yang memberitahuku maka dari itu aku baru menjengukmu hari ini” Ucap Myungsoo lagi, Suzy tersenyum dan menggeleng.

“tidak apa-apa, lagipula aku juga sudah akan keluar dari rumah sakit hari ini”

“apa sakit?” Tanya Myungsoo, Suzy mengerutkan keningnya bingung.

“apanya?”

“kakimu?” Myungsoo melirik kaki Suzy yang dibalut itu, benar kata Jiwon. Suzy mengoperasi kakinya.

“hanya sedikit nyeri di awal, tapi sekarang sudah tidak terasa” Jawab Suzy lagi, Myungsoo memperhatikan wajah Suzy dengan seksama.

“apa karena kecelakaan ini kau berhenti jadi ballerina?” Suzy terdiam, dia menundukan kepalanya. Dia tau Myungsoo akan menanyakan ini, dia tau kalau Myungsoo tidak akan berhenti bertanya jika dia tidak menjawab pertanyaannya. Tapi dia tidak ingin memberitahu siapapun mengenai kecelakaan yang dialaminya, dia tidak ingin siapapun mengetahui kesalahan di masa lalunya yang tidak termaafkan itu.

“ya” Jawab Suzy pelan.

“kau bilang hanya kecelakaan kecil, tapi..melihat kondisi kakimu saat ini kurasa itu bukan suatu kecelakaan kecil” Sahut Myungsoo, Suzy mengangkat kepalanya dan menatap Myungsoo dengan nanar.

“Myungsoo, bisakah kita tidak membicarakan ini? aku..” Suzy menggantungkan ucapannya, mengapa dia menjadi melankolis seperti ini? mengapa mengungkit kecelakaannya dulu di hadapan Myungsoo membuatnya ingin menangis? Mengapa perasaan bersalahnya 4 tahun yang lalu itu kembali dan semakin besar? Mengapa di depan Myungsoo?

“hei, kau menangis?” Myungsoo beranjak dari kursinya dan memindahkan dirinya di tepi ranjang Suzy, dia mengusap pipi Suzy yang dialiri oleh airmatanya. Bahkan Suzy sendiri tidak mengetahui bahwa dia sudah menangis saat ini.

“aku..aku ti..”

“husshh, sudahlah…maafkan aku, kalau kau tidak ingin membicarakannya tidak apa-apa. Aku tidak akan bertanya lagi” Ucap Myungsoo, dia menangkup kedua pipi Suzy dan menghapus air mata Suzy dengan jempolnya.

“maaf” Lirih Suzy, dia sangat ingin menghentikan airmatanya tapi entah mengapa dengan perlakuan Myungsoo padanya saat ini membuat airmatanya semakin deras berjatuhan.

“hei hei, sudah kukatakan tidak apa-apa. Jangan menangis lagi” Myungsoo terlihat semakin khawatir karena Suzy terus saja menangis. Kenapa yeoja ini? padahal dia hanya menanyakan perihal kecelakaan itu? apa kecelakaan yang dialaminya benar-benar fatal sehingga membuat yeoja ini trauma?

“Suzy, tenanglah..jangan menangis” Myungsoo menghela nafasnya, dia tidak bisa melihat Suzy seperti ini. dia tidak ingin melihat Suzy menangis, Myungsoo akhirnya menarik tubuh Suzy untuk direngkuh, dia mengusap punggung yeoja itu membenamkan wajah Suzy di dadanya dan menenangkannya.

“ak..aku takut…” Cicit Suzy, Myungsoo terdiam. Suzy takut? Takut karena apa? apa yang ditakutkannya..

“jangan takut..ada aku di sini, tenanglah” Bisik Myungsoo pelan, meskipun tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Suzy tapi dia berusaha untuk menenangkan Suzy.

Entah sudah berapa lama Suzy berada dalam pelukannya, tapi sepertinya Suzy sudah berhenti menangis. Meskipun masih terdengar isakan kecil darinya. Suzy juga merasa sudah lebih tenang, dalam pelukan Myungsoo dia merasakan kenyamanan yang luar biasa.

Meskipun sudah menghentikan tangisannya entah mengapa Suzy masih enggan untuk lepas dari pelukan Myungsoo. Dia masih bersandar didada pria itu dengan tangannya yang melingkar erat dipinggang Myungsoo.

Myungsoo tersenyum merasakan pelukan Suzy, ada apa dengan dirinya? Kenapa dia merasa sangat bahagia saat merasa Suzy memeluknya dan tidak melepaskannya? Jantung Myungsoo kini mulai berdetak tidak karuan, oh tidak tidak..Myungsoo menggeleng, jantungnya harus kembali normal. Ini tidak benar.

“Suzy?”

“hmmm…” Myungsoo lagi-lagi tersenyum, sepertinya Suzy benar-benar nyaman dengan posisinya seperti ini.

“tidak..aku pikir kau tertidur” Ucap Myungsoo lagi, padahal niat awalnya dia ingin melepaskan pelukannya karena takut jantungnya tidak terkendali jika lebih lama memeluk Suzy, tapi dia tidak mungkin menguraikan pelukannya ini disaat Suzy sudah merasa nyaman, tangannya bergerak mengelus rambut Suzy dengan lembut.

“kau sudah tenang?” Tanya Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya, “kau nyaman?” tanpa diduga Suzy menganggukan kepalanya masih dengan menyandar didada Myungsoo. Namja itu tersenyum puas.

“tidak ingin melepas pelukanku?” Suzy mengangguk lagi menjawabnya membuat Myungsoo terkekeh. Suzy terdiam, mencerna pertanyaan Myungsoo tadi ‘tidak ingin melepas pelukanku’

Mata Suzy melebar, Myungsoo bertanya seperti itu dan dia mengangguk? Oh tidak! Dia sangat malu saat ini.

“kau malu?” Myungsoo sepertinya tau apa yang ada dipikiran Suzy karena itu dia berusaha menjauhkan dirinya dan ingin melihat wajah Suzy tapi yeoja itu malah mengeratkan pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di dada Myungsoo.

“tentu saja! kau menanyakan hal yang memalukan” Pekik Suzy dari balik dada Myungsoo membuat namja itu tertawa lepas.

“aku ingin melihat wajahmu” Suzy menggeleng kuat tidak ingin mengangkat wajahnya dan mempelihatkannya pada Myungsoo karena yakin wajahnya kini pasti sudah memerah karena malu.

“tidak!”

“oh baiklah..aku tau kau tidak ingin melepaskan pelukanku” Ucap Myungsoo dan seketika itu saja Suzy langsung melepas tangannya dan mendorong Myungsoo menjauh.

“tidak!” Seru Suzy lagi, Myungsoo terkekeh dia memperhatikan wajah Suzy yang merona.

“aigoo, kyeopta..” Myungsoo mengulurkan tangannya dan mengusap wajah Suzy dan perbuatannya itu semakin membuat Suzy merona.

Myungsoo masih tertawa, dia sangat senang melihat wajah Suzy saat ini. Terlihat lucu saat merona, apalagi mengetahui yang membuat rona dipipi mulus Suzy adalah dirinya, semakin membuatnya senang. Dia bisa merasakan suatu hal yang selama ini tidak pernah dirasakannya, hanya bersam Suzy. Ya, dia merasakannya hanya dengan Suzy.

Oh, Bae Suzy benar-benar telah melakukan sesuatu padanya!

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

Hahah akhirnya bisa posting juga.

Sebenarnya dipostingnya itu kemarin, tapi kelupaan karena asyik dengan kegiatan lain 😀 maaf ya~

Nih, part yang panjang lagi author kasih…gimana? ini sebagai bayaran deh karena seminggu lebih baru author bisa posting lagi. Maaf ya~~

Ini bahkan lebih panjang dari kemarin loh~ wkwkw siap-siap aja mual habis bacanya karena kebanyakan wwkwkwk

Kalau ada typo dimaklumi ya~