[THREESHOTS] JAPAN WITH LOVE 2

JAPAN WITH LOVE

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, others

Genre : Romance, Fluff

Rating : PG-17

Type : Threeshots

——————————–

– Tulisan bercetak miring adalah percakapan menggunakan bahasa Jepang.

– Tulisan bercetak tebal itu flashback.

Taehyung memutar bola matanya melihat tingkah kakak laki-lakinya pagi ini. Baru saja dia bangun dari mimpi indahnya sekarang dia sudah menemukan kakaknya itu sedang menyiapkan sarapan untuk mereka tidak lupa dengan senyumannya yang terlihat sangat aneh di mata Taehyung.

“hyung, apa kau sedang sakit?” Taehyung duduk di meja pantri selagi menunggu Myungsoo menyelesaikan nasi gorengnya.

“apa?”

“kau sangat aneh pagi ini..apa yang salah denganmu?” Myungsoo mengangkat wajan yang berisi penuh dengan nasi goreng dan meletakkannya langsung di atas meja pantri.

“tidak ada yang salah. Apanya yang aneh?” Tanya Myungsoo balik, dia sudah duduk dihadapan Taehyung dan bersiap menyantap sarapannya.

“tidak biasanya kau bangun sepagi ini, kau membuat sarapan tanpa aku paksa dan lagi..ugh senyumanmu itu, hyung! kau terlihat aneh dengan senyum itu” Jelas Taehyung, dia menyuapkan nasi goreng buatan Myungsoo dan mengeluh kepanasan.

“pelan-pelan saja makannya, ini masih sangat panas” Tegur Myungsoo.

“eih, kau tidak menjawabku hyung! jadi kenapa kau bisa aneh seperti ini?” Myungsoo tersenyum geli kemudian menyuap dirinya sendiri dengan makanan di hadapannya.

“kau mau tau?” Tanya Myungsoo menggoda Taehyung membuat namja imut itu memutar bola matanya.

“jangan bertele-tele hyung”

“haha, seharusnya kau senang. Aku memasakan makanan untukmu tanpa membuatmu mengomel dulu, di sini kau yang diuntungkan. Jadi tidak perlu bertanya-tanya apa yang terjadi” Ucap Myungsoo dengan tertawa.

“iya, aku tau..tapi, tidak biasanya aku melihatmu seperti ini. Kau membuatku takut, jangan sampai kau habis terbentur terus kepalamu jadi geger atau semacamnya” Ucap Taehyung dengan polos membuat Myungsoo menatapnya tajam.

“kau menyumpahi kakakmu ini jadi geger otak hoh?” Tanyanya tajam, Taehyung tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang rapi kemudian membuat tanda peace dengan tangannya.

“kan aku hanya menduga hyung, makanya beritahu aku..apa yang membuat moodmu senang seperti ini?” Seru Taehyung.

“baiklah baiklah, karena kau adikku akan aku beritahu. Tapi, jangan membocorkannya sama orang lain, arasseo?” Ucap Myungsoo akhirnya, Taehyung menatap Myungsoo seperti anak umur 5 tahun yang akan diberi permen dan mengangguk setuju.

“kau tau kemarin aku…” Myungsoo mencondongkan wajahnya kemudian membisikan kalimat terakhirnya tepat di telinga Taehyung.

“mworagu!” Taehyung memekik histeris dengan mata yang melebar sempurna, dia menatap kakaknya terkekeh geli dengan pandangan tidak percaya.

“ya hyung! kau sudah gila? Miss Akane itu dosen kita” Pekik Taehyung lagi, Myungsoo mengangkat bahunya tidak peduli.

“aku tidak peduli dia mau dosen atau bukan, kalau aku menyukainya apapun penghalangnya itu tidak jadi masalah” Jelas Myungsoo, Taehyung menggelengkan kepalanya menatap kakaknya ini. Barusan kali ini dia mendapati kakaknya menyukai seorang wanita yang berumur lebih tua darinya, biasanya kakaknya ini hanya melirik gadis-gadis yang lebih muda darinya tapi kenapa kali ini berbeda?

“kau yakin hyung? hei, dia itu lebih tua darimu..kau mau jadi brondongnya eoh?” Tanya Taehyung, Myungsoo tertawa mendengar celotehan adiknya itu.

“aku sangat amat yakin Kim Taehyung, lagipula umurku dan Akane-chan tidak terlalu jauh” Ucap Myungsoo, Taehyung memutar bola matanya.

“Akane-chan? Cih, sejak kapan kau memanggilnya dengan panggilan seakrab itu..ckck, kalau appa tau kau menyukai dosen kita dia pasti akan membunuhmu”

“ya makadari itu, aku melarangmu untuk memberitahu siapapun. Ini rahasia kita berdua ok!” Myungsoo mengedipkan matanya pada Taehyung berharap adiknya itu mau bekerja sama.

“terserah kau saja hyung, aku tidak ingin ikut campur urusanmu. Sudah cukup aku berurusan dengan appa, sekarang aku cuma ingin belajar baik-baik biar appa mempercayaiku lagi” Desah Taehyung, Myungsoo menepuk bahu adiknya dan tersenyum puas.

“geure! itu baru adikku”

——————————–

Suzy sekali lagi harus menghela nafasnya panjang, bagaimana tidak? Sepanjang perjalanan masuk dari gerbang kampus ini banyak mata mahasiswa yang sudah mendarat kepadanya. Apalagi saat menyusuri koridor yang menghubungkan ke ruang dosen, dia sesekali mendengar godaan-godaan dari anak-anak muda itu yang hanya bisa dia balas dengan senyum kecil dan gelengan kepala tidak percaya.

Bagaimana bisa nasibnya sesial ini? hari pertama sudah mendengar ajakan kencan dari salah satu mahasiswanya dan hari kedua..para mahasiswa itu bahkan sudah berani menggodanya secara terang-terangan. Dasar anak muda jaman sekarang, pergaulan mereka begitu bebas jadi tidak bisa memilah mana wanita yang bisa dia goda dan mana yang tidak.

“heh, padahal waktu di Tokyo semua mahasiswaku menghormatiku” Gumam Suzy, dia merindukan mahasiswa-mahasiswanya yang ada di Tokyo, di sana dia sangat nyaman karena para mahasiswa sangat mudah untuk bergaul dengannya, mereka juga terkadang sering berdiskusi diluar mata kuliah yang diajarkan dan itu lebih baik dibandingkan harus digoda oleh anak-anak muda tadi.

“pagi Akane-san” Seorang dosen pria yang mejanya berada dekat dengan pintu masuk itu segera menyapa Suzy saat melihat yeoja itu masuk ke dalam ruangan, Suzy tersenyum sopan dan membungkukan badannya.

“pagi Hiroto-san” Balas Suzy, Hiroto tersenyum lebar mendengar Suzy membalas sapaannya membuat Suzy sedikit bergidik, ada apa dengan pria ini. Dengan enggan Suzy melangkah menjauh dan menuju ke mejanya, saat duduk dikursinya dia bahkan masih merasakan mata Hiroto masih ada padanya.

“dosen aneh” Gumam Suzy berusaha mengalihkan perhatiannya dengan buku pelajaran yang dia bawa.

—-

Hari ini Suzy hanya memiliki dua kelas dan bersyukur bahwa bukan kelas Myungsoo, pemuda gila yang mengajaknya berkencan kemarin. Bagaimana kalau mereka bertemu hari ini? Suzy berdoa dalam hati semoga tidak bertemu dengan anak itu. Dia bisa kewalahan kalau mau meladeninya.

Sebenarnya Suzy bisa saja tidak memperdulikan Myungsoo dan menganggap kejadian kemarin hanya angin lalu. Tapi di sini Suzy masih kepikiran, bagaimana jika pemuda itu tidak bercanda? Bagaimana jika ketenangannya di kampus ini terganggu oleh kehadirannya? Sebenarnya itulah yang dari kemarin membuat Suzy uring-uringan. Dia tidak ingin pekerjaannya di kampus ini menjadi terganggu karena ada mahasiswa yang tertarik padanya, entah itu benar atau tidak.

Suzy menarik nafasnya panjang saat sampai di depan kelas terakhirnya hari ini, “lupakan masalah itu Bae Suzy. sekarang waktunya mengajar” Bisik Suzy pada dirinya sendiri, setelah menepuk kedua pipinya dua kali dia kemudian meraih handel pintu dan menggesernya.

Sreeek~ Suasana riuh dari dalam kelas itu tiba-tiba hening saat Suzy membuka pintu, wanita itu tersenyum kepada para mahasiswanya yang sudah duduk ditempat mereka masing-masing kemudian dia berjalan menuju meja dosen

“Selamat Siang” Suzy tersenyum kecil saat melihat wajah-wajah kebingungan mahasiswa di depannya, dengan kemarin ini adalah kelas ketiga yang dia miliki dan jelas mahasiswa di kelas ini belum mengenal dirinya dan apa tujuannya berada di sini.

“kalian pasti kebingungan melihat saya berdiri di sini. Perkenalkan nama saya Akane Ishinomori, saya adalah dosen Bisnis Manajemen kalian yang baru, pengganti Mrs. Jemma. Harap kerja sama kalian untuk setahun ke depan” Ucapnya lagi, setelah mendengarkan penjelasan Suzy wajah para mahasiswa di hadapannya langsung berubah dan beberapa dari mereka bersorak senang.

“ok, saya kira perkenalannya cukup sampai di sini. Sekarang mari kita mulai kuliahnya” Suzy menepuk tangannya dan meraih buku tebal yang tadi dia bawa, dia menginstruksikan para mahasiswanya untuk membuka halaman yang dia suruh dan mulai mengajar.

Selama 90 menit Suzy mengajar di kelas itu dan sama sekali tidak merasa kelelahan, melihat mahasiswanya kali ini sangat bersemangat membuatnya semakin bersemangat untuk belajar. Setelah mengulang beberapa materi yang sempat ditinggalkan Mrs. Jemma untuk mereka, Suzy kini tengah memberikan mereka tugas yang akan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.

Bunyi buzzer dari handphone Suzy membuat kegiatan menulisnya di papan terhenti, dia menghampiri mejanya dan mematikan alarm tersebut, “baiklah anak-anak, waktu kita sudah habis. Tutup buku kalian dan saya berharap tugas kalian tiba di meja saya minggu depan sebelum jam kuliah” Jelas Suzy.

Para mahasiswa bersorak lagi, dosen baru mereka begitu pengertian. Selama kuliah di tempat ini baru mereka mendapatkan dosen yang benar-benar tepat waktu untuk keluar dari ruangan. Tidak seperti dosen-dosen lainnya yang hobi mengkorupsi waktu mereka.

Suzy hanya tersenyum kecil melihat tingkah anak-anak itu, dia merapikan barang-barangnya di meja dan setelah mengakhiri kuliahnya Suzy segera keluar dari kelas. Setelah ini sudah tidak ada kelas yang itu artinya dia bisa segera pulang.

Suzy mengernyitkan keningnya bingung, selama perjalanannya dari kelas terakhir menuju ruang dosen dia merasa ada yang aneh. Dia seperti di perhatikan oleh orang-orang namun saat dia mengedarkan pandangannya dia tidak menemukan orang yang memperhatikan dirinya.

“sensei, ini untukmu” Seorang mahasiswa berambut pendek tiba-tiba menghampiri Suzy dan memberikannya setangkai bunga mawar, mau tidak mau Suzy menerimanya dengan alis terangkat. Belum sempat Suzy bertanya gadis itu sudah pergi meninggalkannya.

Suzy kembali berjalan dan saat melewati salah satu kelas, seorang namja keluar dengan memberikannya lagi setangkai mawar merah seperti yang diberikan wanita tadi.

“apa ini?” Tanya Suzy, pemuda itu hanya tersenyum mengangkat bahunya dan kembali masuk ke dalam ruangannya.

Apa yang terjadi dengan mahasiswa di sini? kenapa mereka memberikannya bunga mawar? Suzy benar-benar kebingungan dengan semua ini. Apalagi saat di pembelokan koridor dia menemukan beberapa mahasiswa tengah duduk ataupun berdiri di sana dengan memegang masing-masing satu tangkai bunga mawar membuat Suzy semakin mengerut bingung.

Setiap melewati satu mahasiswa dia mendapatkan satu bunga mawar, wajahnya masih menampakkan kebingungan dan sekarang ditangannya sudah banyak tangkai bunga mawar yang dipegangnya.

Karena ingin segera tiba diruangannya Suzy melangkah dengan cepat, tidak memperdulikan masih ada lagi beberapa mahasiswa yang belum memberikannya bunga. Hingga sampai di ujung koridor langkahnya terhenti karena tiba-tiba saja sebuket bunga mawar merah yang masih segar muncul tepat di depan wajahnya.

Suzy melihat sebuah tangan yang menyembul keluar dari dalam kelas di depannya dan mendengus jengah. Tidak lama kemudian sang pemilik tangan keluar dari tempat persembunyiannya dan tersenyum lebar kepada Suzy sembari menyerahkan bunga tersebut.

“apa-apaan ini Myungsoo-kun?” Tanya Suzy dengan sedikit nada tinggi, jadi sejak tadi ini semua pekerjaan Myungsoo?

“bunga mawar untukmu. Menurutmu apa sensei?” Jawab Myungsoo dengan tampang tak berdosa, Suzy memutar bola matanya dengan jengah.

“berhenti bermain-main” Tegur Suzy.

“aku tidak bermain-main sensei, aku menagih jawabanmu yang kemarin” Ucap Myungsoo dengan tegas, Suzy menggelengkan kepalanya.

“saya rasa kau tidak punya hak untuk menagih apapun, jadi sekarang menyingkir dari sini dan biarkan saya lewat” Ucap Suzy dengan penuh penekanan, bukannya pindah Myungsoo malah berdiri di depan Suzy dan menahan yeoja itu untuk berjalan ke depan.

“jawab dulu ajakan kencanku”

“jangan bercanda lagi. Berhenti mengganggu dosenmu sendiri Kim Myungsoo”

“berapa kali aku bilang kalau aku tidak bercanda? Ayo kita kencan” Suzy menggelengkan kepalanya dengan frustasi, inilah yang dia takutkan. Namja ini benar-benar mengganggu ketenangannya.

“ok, aku akan mejawabnya…”

“tunggu, kau harus tau sensei. Aku tidak terbiasa menerima penolakan, jadi aku sarankan jawabanmu kali ini adalah ya” Sela Myungsoo membuat Suzy mencibir pelan.

“apapun perkataanmu itu, jawaban yang kuberikan adalah tidak. Ok, sekarang menyingkir dari sini” Ucap Suzy tidak peduli, Myungsoo masih berdiam di tempatnya dan berharap Suzy mengganti jawabannya.

“jangan katakan tidak. Aku tidak akan berhenti sampai kau berkata ya”

“aku tidak peduli, berhenti menggangguku”

“tidak akan sampai kau setuju berkencan denganku” Suzy menghelan nafasnya kasar, pemuda ini benar-benar sudah kelewatan.

“jangan konyol!” Bentak Suzy seketika dan menyentakkan bunga mawar yang dipegangnya itu kedada Myungsoo membuat namja itu meringis, melihat Myungsoo yang meringis Suzy mengambil kesempatan untuk pergi dari sana.

“sensei tunggu aku” Myungsoo berseru berniat untuk mengejar Suzy. Suzy melihatnya dan menggeleng tak percaya, anak itu masih juga mengejarnya.

“ah, Mr. Ryu, selamat siang” Suzy tersenyum ke arah depan, dia melirik sekilas ke arah Myungsoo yang terdiam di tempatnya, karena memang posisinya sekarang berada di pembelokan koridor dan Myungsoo tidak dapat melihat siapa yang disapanya itu membuatnya tersenyum lebar.

“aissh, Mr. Ryu! Sial!” Suzy masih bisa mendengar umpatan kesal Myungsoo dari tempatnya dan menyeringai, ternyata kelemahan anak itu adalah Mr. Ryu.

“Akane-san? Kau memanggil Mr. Ryu?” Suzy tersenyum kikuk pada dosen pria di depannya.

“ah tidak Hiroto-san, aku pikir tadi melihat Mr. Ryu” Jawab Suzy, Hiroto mengangguk mengerti dan tersenyum pada Suzy.

“kau mau kembali ke ruangan? Ayo kita sama-sama” Ajaknya, Suzy tersenyum sungkan lalu mengangguk kecil dan mengikuti langkah Hiroto untuk kembali ke ruangan dosen.

——————————–

“hyung! apa kau tidak lelah eoh?” Myungsoo mengerutkan keningnya kepada adiknya itu. Baru saja tiba sudah memekik kayak orang gila didepannya, untung saja wajahnya itu masih tampan kalau tidak orang-orang dikantin ini pasti berpikir kalau adiknya itu adalah orang yang sudah tidak waras.

“apa sih?” Tanyanya dengan risih, melihat kelakuan Taehyung yang sok sokan mengomelinya padahal dia sama sekali tidak tau apa yang sudah dia lakukan.

“kau jangan berpura-pura tidak tau hyung. Sudah seminggu lebih kau selalu mengganggu Akane sensei, kalau dia melapor sama Mr. Ryu bagaimana? Sudahlah hyung, jangan bermain-main lagi” Omel Taehyung yang seolah-olah saat ini sedang mengomeli adiknya yang sudah melakukan kenakalan.

“ckck, tidak perlu mengurusi urusanku Taehyung-ah. Lagipula siapa yang bermain-main?”

“itu kau..kau selalu mengganggunya jika sedang bertemu, apa kau tidak sadar kalau Akane sensei itu risih dengan perbuatanmu? Kau cari saja gadis lain untuk kau ganggu, jangan dosen kita. Terlalu besar resikonya hyung”

“ya! sudah kubilang siapa yang main-main..aku tidak main-main Kim Taehyung, sudah kukatakan sejak awal aku menyukai Akane sensei dan berniat untuk mengajaknya berkencan, dan itu serius. Catat SE-RI-US!” Ucap Myungsoo dengan penuh penekanan di kalimatnya, Taehyung memutar bola matanya dengan jengah.

“eiih, terserah kau lah hyung, yang penting nanti jangan katakan bahwa aku tidak mengingatkanmu. Aku sudah menyuruhmu untuk berhenti, awas saja menyalahkanku nanti” Sahut Taehyung dengan malas. Dia tidak habis pikir apa yang ada dikepala Myungsoo saat ini sampai berani-berani mengganggu salah satu dosen mereka? ckck, semakin lama hyungnya itu sudah semakin tidak waras sepertinya.

“ya ya ya, kita lihat saja nanti…kau tidak perlu mencampuri urusanku, urus saja kuliahmu itu dan belajar dengan benar” Balas Myungsoo dengan wajah datarnya, Taehyung mendengus malas mendengar itu.

Tanpa disadari oleh kedua kakak beradik itu, ternyata sedari tadi disekeliling mereka sudah terdapat kumpulan-kumpulan para wanita yang memperhatikan perdebatan kecil mereka. Meskipun mereka tidak mengetahui apa isi perdebatannya karena tidak memakai bahasa Jepang tapi mereka terlihat asyik menonton kejadian itu.

Siapa yang mau menyia-nyiakan kesempatan melihat wajah penuh ekspresi dari kedua kakak-beradik itu? hoh, sama sekali tidak ada satupun yang ingin kelewatan termasuk para wanita-wanita ini. Sejak awal mereka memang sudah mengagumi Kim bersaudara itu, bukan hanya memiliki wajah yang rupawan mereka berdua juga memiliki otak yang cemerlang. Apalagi berasal dari keluarga berada, siapa wanita yang tidak terpesona?

Meskipun terkadang mereka lebih suka menyendiri atau bisa dikatakan lebih nyaman berdua saja, tapi para wanita itu tidak mempermasalahkannya karena yang penting mereka masih bisa melihat wajah kedua namja itu tidak masalah jika Kim bersaudara tidak bersosialisasi dengan mereka.

Myungsoo mengedarkan pandangannya, akhirnya dia sadar juga bahwa mereka sedang menjadi bahan tontonan. Entah sejak kapan, tapi Myungsoo hanya memutar bola matanya saat menyadari itu.

“kajja, aku tidak tahan dengan tatapan mereka” Bisik Myungsoo pada Taehyung yang sedang asyik menyedot minumannya.

“eoh? tatapan? Tatapan siapa?” Tanya Taehyung bingung, Myungsoo mengedikkan bahunya ke arah wanita-wanita itu dan membuat Taehyung menoleh ke arah mereka.

“haaaaaa..” Suara pekikan tertahan serentak mereka keluarkan saat Taehyung dengan sengaja mengedipkan sebelah matanya kepada mereka, Myungsoo yang melihat itu memandang jijik adiknya.

“ya! jangan tebar-tebar pesona, ayo pergi” Pekik Myungsoo menarik kerah baju Taehyung.

“ya ya hyung, jangan menarikku…huuuh” Taehyung mendengus sebal saat Myungsoo menyeretnya dengan paksa, namun masih sempat melemparkan senyuman manisnya pada wanita-wanita tadi saat dia sudah hampir keluar dari kantin tersebut.

——————————–

“heh” Soojung menaikkan alisnya bingung, ada apa dengan sepupunya ini? baru pulang langsung mendesah lelah seperti itu.

“ada apa Suzy?” Tanya Soojung, Suzy menyandarkan badannya di sofa dan memejamkan matanya. Dia kelihatan kelelahan.

“aku lelah..heh, anak itu benar-benar menyebalkan” Gumam Suzy, Soojung mengerutkan keningnya tidak mengerti.

“anak itu? siapa maksudmu?”

“kau ingat? Mahasiswaku yang mengajakku kencan saat hari pertama aku mengajar?” Tanya Suzy, Soojung berpikir sejenak lalu mengangguk.

“ya aku ingat..bukankah kau bilang dia adalah orang Korea juga?” Suzy menganggukan kepalanya, “lalu kenapa dengan anak itu?” Tanya Soojung membuat Suzy menghela nafasnya frustasi.

“dikampus dia selalu menggangguku, ya..memang saat aku mengajar dia tidak berkeliaran disekitarku dan membuatku mengajar dengan tenang tapi jika pelajaran sudah selesai dia akan mulai merecokiku dan terus memaksaku untuk menerima kencannya. Aku tidak akan bisa tenang mengajar dikampus itu jika terus direcoki seperti ini” Jelas Suzy dengan wajah kesal.

“kenapa kau tidak menolak ajakannya saja biar dia berhenti mengganggumu”

“aku sudah melakukannya Soojung-ah, tapi dia malah mengatakan tidak akan berhenti menggangguku sebelum aku menerima ajakan kencannya” Sahut Suzy, Soojung terdiam. Susah juga jika seperti ini kejadiannya, anak itu akan terus-terusan mengganggu Suzy jika Suzy masih menolaknya.

Tiba-tiba Soojung tersenyum lebar dan menjentikkan jarinya, “kenapa kau tidak menerima ajakan kencannya?” Tanya Soojung, Suzy melebarkan matanya dan menatap Soojung tidak percaya.

“apa? ya! itu tidak mungkin, dia mahasiswaku. Aku tidak mungkin berkencan dengan mahasiswaku” Pekik Suzy menolak.

“bukan begitu maksudku. Kau kau bilang bahwa dia akan berhenti mengganggumu jika kau menerima ajakan kencannya, kalau begitu terima saja kencannya. Toh hanya sekali, setelah itu kau bisa menolaknya dan menyuruhnya untuk berhenti mengganggumu karena kau sudah menerima ajakannya itu” Jelas Soojung, Suzy berpikir sejenak namun dia menggelengkan kepalanya.

“tetap tidak Soojung-ah, bagaimanapun juga dia itu mahasiswaku..dia masih terlalu muda” Jelas Suzy, Soojung menggelengkan kepalanya.

“kau hanya akan kencan, atau lebih tepatnya jalan berdua dengannya diluar..bukannya akan berpacaran dengannya, seharusnya itu tidak jadi masalah. Mengingat dia akan terus merecokimu, seharusnya sekali jalan dengannya tidak akan masalah demi mendapatkan ketenanganmu mengajar di sana” Ucap Soojung panjang lebar menjelaskan pada Suzy.

“tapi tetap saja..heh aku tidak bisa” Lenguh Suzy, Soojung memutar bola matanya dengan sikap sepupunya ini.

“ya terserah kau. Kalau kau ingin tenang sih terima saja ajakannya tapi kalau kau mau diganggu terus selama berada di kampus itu ya tetap saja dengan pendirianmu menolaknya” Sahut Soojung mengangkat kedua bahunya, dia kemudian beranjak dari sofa.

“ayo kita makan..aku akan membuat ramen” Sahutnya lagi, Suzy menghela nafasnya. Dia akan memikirkan ucapan Soojung nanti, karena sekarang perutnya berteriak minta diisi.

“buatkan aku porsi dobel Soojung-ah” Sahutnya sebelum masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaiannya.

——————————–

Myungsoo mengunyah permen karet di dalam mulutnya sembari mengamati orang-orang yang berjalan melewati gerbang kampusnya, sudah lebih dari 30 menit namja itu berada di sana, di bawah sebuah pohon sakura yang masih belum memiliki bunga dengan keadaan tubuh yang bersandar pada batangnya.

Tidak sedikit para wanita yang berjalan melewati pohon itu berhenti sebentar dan menoleh ke arah Myungsoo, meskipun dia sama sekali tidak menghiraukannya namun tidak menghentikan kegiatan rutin para wanita tersebut.

“astaga, mengapa dia belum datang juga” Gerutu Myungsoo, dia mulai merasa bosan menunggu di tempat itu, apalagi merasakan puluhan pasang mata selalu melirik dan menatap kepadanya tanpa malu-malu.

Setelah beberapa menit berlalu lagi, Myungsoo menegakkan badannya yang tadi bersandar di batang pohon, dia mengangkat salah satu sudut bibirnya sebelum melemparkan permen karet yang tadi di makannya ke atas tanah.

Dengan gagah, Myungsoo berjalan menghampiri seorang wanita yang baru saja masuk ke gerbang kampus, dia tersenyum saat melihat wanita itu.

“ohayou Akane sensei” Sapa Myungsoo membuat Suzy terlonjak kaget, dia menatap Myungsoo sebentar lalu menghembuskan nafasnya jengah.

“tolong, biarkan aku sendiri hari ini” Ucap Suzy terus berjalan tanpa melihat ke arah Myungsoo yang berjalan di sampingnya.

“kalau begitu tolong terima ajakan kencanku” Seru Myungsoo balik, Suzy menghentikan langkahnya dan memejamkan matanya sejenak untuk berpikir.

“jika aku menerima kencanmu apa kau akan berhenti menggangguku?” Suzy menoleh ke arah Myungsoo dan menatapnya dengan serius, Myungsoo tersenyum lebar dan mengangguk pasti.

“kau yakin tidak akan menggangguku lagi?” Tanya Suzy meyakinkan, Myungsoo menarik nafasnya dan mengangkat bahunya.

“tentu saja aku yakin. Kecuali kau yang ingin kuganggu, aku tidak bisa berbuat apa-apa tentang itu” Jawabnya dengan enteng, Suzy memutar bola matanya kemudian mengusap pelipisnya pelan.

“baiklah, aku akan kencan denganmu” Sahut Suzy, mata Myungsoo seketika melebar saat mendengar penuturan Suzy itu.

“kau…”

“hanya sekali jalan berdua denganmu, tidak lebih!” Suzy menaikkan telapak tangannya dan menahan Myungsoo untuk membuka suaranya.

“kau yakin hanya ingin kencan denganku sekali?” Tanya Myungsoo menggoda membuat Suzy mendengus.

“sekali atau tidak sama sekali. itu pilihanmu! Sekarang jangan menggangguku!” Ucap Suzy cepat lalu segera meninggalkan Myungsoo.

“baiklah, aku akan memberitahumu tempat dan waktunya sensei! Sampai jumpa!” Seru Myungsoo dengan girang, dia masih sempat melihat Suzy menggelengkan kepalanya sebelum berbelok dan menghilang di ujung koridor.

“yeah! Kami akan kencan!” Pekik Myungsoo sembari meloncat kecil dengan wajah yang sumringah. Beberapa orang hanya mengerutkan alisnya dengan kebingungan melihat tingkah konyol Myungsoo itu. Namun dia sama sekali tidak menghiraukannya.

——————————–

Myungsoo mengetukkan jarinya ke dagu runcing miliknya, dia menatap jalanan yang cukup ramai di hadapannya. Menunggu seorang wanita di malam kencannya itu bukanlah kebiasaan yang dia miliki, namun kali ini dengan sangat terpaksa harus menunggu.

Bagaimana tidak, Suzy yang sudah menerima ajakan kencannya itu menolak untuk di jemput olehnya. Suzy mengatakan lebih baik jika mereka berangkat sendiri sendiri. Awalnya Myungsoo menolak tapi Suzy bersikeras untuk datang secara terpisah atau kencannya dibatalkan dan akhirnya dengan berat hati Myungsoo menyetujuinya. Dan di sinilah dia sekarang, berdiri seperti orang bodoh menunggu teman kencannya yang sampai saat ini juga belum tiba.

“apa dia membohongiku eoh? mengatakan akan menerima untuk berkencan denganku kemudian dia malah lari?” Gumam Myungsoo menduga bahwa kali ini dia dikerjain, namun pemikiran itu hanya berlangsung beberapa detik dibenaknya karena saat ini dia sudah menarik semua yang sempat dia pikirkan.

Matanya menatap dengan terpesona pada sesosok wanita yang berjalan terburu-buru ke arahnya, dia sangat yakin bahwa wanita itu adalah dosennya, namun mengapa malam ini dia tidak terlihat seperti seorang dosen? Dia terlihat seperti seorang gadis yang benar-benar akan mengadakan kencan dengan kekasihnya.

“gomen, aku terlambat” Ucap Suzy setelah tiba di hadapan Myungsoo, namja itu bukannya merespon dia mata menatap diam ke arah Suzy membuat Suzy mengerutkan keningnya.

“Myungsoo? Myungsoo-kun?” Suzy mengibaskan tangannya di depan wajah Myungsoo membuat namja itu mengerjapkan matanya.

“ah, ya…tidak apa-apa, aku juga baru tiba di sini” Jawab Myungsoo dengan cepat, Suzy tersenyum lega kemudian mengangguk.

“kau begitu cantik malam ini” Puji Myungsoo, Suzy tersenyum lembut kemudian menggelengkan kepalanya.

“jangan menggodaku” Ucap Suzy.

“tidak, aku sama sekali tidak menggodamu. Kau benar-benar terlihat cantik, aku serius” Balas Myungsoo dengan yakin, Suzy menatap Myungsoo sebentar kemudian tertawa kecil.

“sudahlah, ayo kita masuk ke dalam”

Myungsoo tersenyum lebar melihat Suzy, dengan cepat dia mengambil tangan Suzy dan menggenggamnya dengan erat kemudian berjalan masuk ke dalam gedung tempat mereka akan berkencan malam ini.

“hei, lepaskan tanganku” Bisik Suzy pelan berusaha melepaskan tangannya karena merasa kurang nyaman, biar bagaimanapun juga Myungsoo tetaplah mahasiswanya dan dia merasa salah melakukan hal ini kepada mahasiswanya.

“apa kau tidak pernah berkencan? Berpegangan tangan adalah hal yang sangat wajah jika sepasang kekasih sedang berkencan” Sahut Myungsoo tetap menggenggam tangan Suzy tanpa berniat melepaskannya.

“kekasih? tapi kita bukan kekasih” Balas Suzy, Myungsoo menghentikan langkahnya kemudian memiringkan kepalanya dan menatap Suzy sembari berpikir.

“kita memang bukan sepasang kekasih, tapi akan menjadi sepasang kekasih” Ucap Myungsoo memberikan senyum manisnya kepada Suzy membuat Suzy tertegun mendengarnya.

“apa maksudmu?”

“diamlah, kita saat ini sedang berkencan bukan melakukan sesi tanya jawab..ayo” Myungsoo terus menarik tangan Suzy sehingga mereka memasuki area theater.

“hei, apakah kau sadar? Aku ini seorang wanita dewasa, kenapa membawaku ke tempat seperti ini? aku bukan seorang remaja lagi” Sahut Suzy, dia sungguh tidak setuju saat Myungsoo mengajaknya untuk menonton bersama, dia berpikir hal semacam itu hanya dilakukan oleh remaja-remaja yang sedang kasmaran, kalau memang ingin menonton kenapa harus ke tempat ini? mereka bisa menyewa kasetnya dan menontonnya di rumah, cara itu lebih praktis.

“kau juga harus sadar nona, aku adalah seorang pria dewasa, bukan lagi remaja seperti yang kau pikirkan” Balas Myungsoo, mereka kini tengah mengantri untuk membeli tiket film yang Suzy sama sekali tak tau apa itu.

“kalau kau memang pria dewasa lalu mengapa ke tempat ini? hanya para remaja saja yang berkencan di tempat seperti ini” Gerutu Suzy, Myungsoo tersenyum kecil dan menoleh ke samping menatap wajah Suzy.

“Akane-chan…apa kau belum pernah berkencan sebelumnya?” Tanyanya dengan suara pelan, mata Suzy melebar sebentar kemudian melirik sekitarnya. Tidak ada yang mendengarkan percakapan mereka, syukurlah.

“ke..kenapa kau bertanya seperti itu?” Tanya Suzy gugup, Myungsoo tersenyum dan mengangkat satu tangannya yang bebas untuk mengelus kepala Suzy dengan sayang.

“tidak perlu menjawabnya, aku sudah tau jawabannya” Ucap Myungsoo tersenyum geli, Suzy hanya bisa mencibir dan melepaskan tangan Myungsoo yang ada dikepalanya. Benar-benar kekanakan!-Batin Suzy.

——————————–

“ini enak” Gumam Suzy memasukan beberapa popcorn ke dalam mulutnya, Myungsoo yang duduk di sampingnya memandang geli ke arah Suzy, namun yang dipandangi seakan tidak sadar dan memfokuskan matanya ke layar besar di depan sana sambil mengunyah popcorn yang ada di pangkuannya.

“beberapa menit yang lalu ada seorang wanita dewasa menolak keras untuk menonton di theater ini, tapi sekarang aku melihat wanita dewasa itu sedang menikmati pertunjukannya” Bisik Myungsoo pelan takut mengganggu penonton lain.

Mendengar itu Suzy hanya melirik sinis kepada Myungsoo dan memilih untuk tidak menghiraukan namja itu, bisa-bisa terjadi keributan jika dia meladeninya. Myungsoo hanya tertawa kecil melihat reaksi Suzy.

“apa..”

“sstt, jangan ribut mereka bisa memarahimu” Bisik Myungsoo meletakkan telapak tangannya di mulut Suzy agar tidak bersuara, Suzy melototkan matanya menandakan agar Myungsoo segera melepaskan tangannya.

“maaf, aku tidak bermaksud” Ucap Myungsoo tersenyum lebar, Suzy mendengus kemudian melirik tangan kirinya.

“lepaskan tanganku” Ucap Suzy dengan kesal, Myungsoo memperbaiki duduknya dan menarik tangan Suzy yang digenggamnya ke atas pangkuannya.

“tidak akan” Jawabnya lalu fokus untuk menonton ke depan, Suzy mendengus sebal. Percuma memaksa pria ini, dia tidak akan melepaskan tangannya. Jadi dengan sangat terpaksa Suzy membiarkan tangannya berada dalam genggaman Myungsoo selama filmnya berlangsung, dia berusaha untuk mengabaikannya.

——————————–

“kita mau ke mana lagi?” Tanya Suzy dengan malas, saat selesai menonton film tadi Myungsoo mengajaknya untuk makan karena perutnya benar-benar tidak bisa ditolerir lagi, dan saat ini mereka baru saja keluar dari restoran yang berada di seberang jalan dari gedung yang tadi mereka masuki.

Sekarang, Myungsoo kembali menarik tangan Suzy dan mengajaknya untuk jalan tanpa memberitahu tempat tujuan mereka.

“masih ada satu tempat lagi, ayo” Jawab Myungsoo.

“aku sudah lelah, tidak bisakah kencannya selesai sekarang?” Keluh Suzy, Myungsoo menoleh padanya dan menggeleng pasti.

“tidak akan” Jawab Myungsoo tegas, dia kemudian membawa Suzy untuk berjalan hingga beberapa blok, keadaan jalanan yang mereka lewati masih terlihat cukup ramai dan juga tidak sedikit pasangan kekasih yang melewati jalan itu juga.

“sudah berapa jauh kita jalan? Apa masih belum sampai juga?” Tanya Suzy lagi, Myungsoo menghentikan langkahnya dan otomatis Suzy juga berhenti berjalan dan menatap bingung kepada Myungsoo.

“kenapa berhenti?” Myungsoo tersenyum menatap wajah bingung Suzy.

“kita sudah sampai” Jawab Myungsoo, Suzy mengerutkan keningnya melihat ke arah depan. Ini hanya sebuah taman biasa. Memang sih taman ini cukup ramai karena banyak yang mengunjunginya pada malam hari, lampu-lampu yang berasa di setiap sudut taman itu juga membuat taman tersebut lebih terang sehingga tidak sedikit pengunjungnya.

Dia bisa melihat beberapa anak kecil sedang bermain bersama orang tua mereka, ada juga remaja-remaja perempuan tengah bercengkrama dan tertawa bersama, di salah satu bangku taman dia menemukan sepasang kekasih yang tengah asik bercerita dan sang wanit terlihat tertawa karena kekasihnya.

“apa yang akan kau lakukan di sini?” Tanya Suzy, Myungsoo hanya tersenyum dan kembali menarik Suzy untuk memasuki taman, mereka berjalan terus melewati orang-orang yang berada di taman tersebut dan berjalan menuju tempat yang cukup sepi.

Suzy bergidik memperhatikan sekitar, sudah tidak ada orang di sini. Mengapa Myungsoo membawanya ke tempat sepi ini? apa dia akan diculik atau lebih parahnya lagi Myungsoo akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak kepadanya? Oh tidak! Ini bahaya.

“Myungsoo…apa yang…” Suara Suzy tertahan di udara saat kakinya menginjak rerumputan hijau yang tebal, dia mengerjapkan matanya menatap sekeliling tempat kini dia berada. Myungsoo melepaskan tangannya dan membiarkan Suzy berjalan sendiri untuk menikmati pemandangan yang telah dia siapkan untuk Suzy.

“ini..ini benar-benar indah” Gumam Suzy takjub, di antara pepohonan rindang terdapat sebuah taman bunga yang bervariasi, tempat ini telah dihias oleh seseorang. Lampu gantung menjalar dibatang pohon-pohon yang mengelilingi taman bunga tersebut dan terdapat lilin-lilin kecil yang menambah kesan romantis dari taman tersebut. Di sudut terdapat bangku panjang yang juga telah dihiasi oleh lampu gantung dan diberi beberapa tebaran kelopak bunga mawar berwarna merah.

“kau yang melakukan ini?” Suzy berbalik dan bertanya dengan mata berbinar ke arah Myungsoo, melihat ekspresi Suzy, Myungsoo tersenyum lega. Dia menyukainya.

“ya, tentu saja. Kau menyukainya?” Tanya Myungsoo memastikan, Suzy tersenyum manis.

“ini begitu indah. Hanya wanita bodoh yang tidak menyukainya” Jawab Suzy, Myungsoo tersenyum bangga. Ide untuk menyenangkan Suzy dengan membawanya kemari berhasil. Dia melangkah ke arah Suzy dan membawanya untuk duduk di bangku taman tersebut.

“awalnya aku berpikir kau tidak akan menyukai tempat ini” Ucap Myungsoo, “tapi aku senang ternyata kau menyukainya” Sambungnya. Suzy masih terlihat menikmati pemandangannya malam ini, benar-benar indah.

“aku tidak tau ini hanya sebuah kebetulan atau tidak. Tapi selamat kau beruntung karena aku sangat menyukai bunga” Sahut Suzy dengan nada mengejek, Myungsoo terkekeh menanggapinya.

Setelahnya mereka kembali berbincang, entah mengapa setelah membawa Suzy ke tempat ini Myungsoo merasa yeoja itu semakin rileks terhadapnya, tidak seperti saat di theater tadi. Dia berusaha untuk menghindari Myungsoo, namun saat ini sudah tidak lagi. Mereka bahkan sudah bercerita tentang banyak hal malam ini dan Myungsoo cukup senang karena perubahan mood Suzy saat ini.

“kau tinggal bersama siapa di sini?”

“bersama sepupuku, orang tuaku tidak di sini” Jawab Suzy, Myungsoo mengangguk mengerti.

“apa sepupumu perempuan juga?” Tanyanya lagi, Suzy menoleh ke arah Myungsoo dan menyipitkan matanya.

“kenapa? Apa kau ingin mengajaknya kencan juga?” Tanya Suzy menuduh, seketika Myungsoo tertawa mendengarnya.

“oh astaga..apa kau cemburu karena aku bertanya mengenai sepupumu itu?” Seru Myungsoo disela tawanya, Suzy tergelak sebentar kemudian dia mencibir.

“cemburu? Jangan berharap” Desisnya pelan, Myungsoo menghentikan tawanya kemudian tersenyum lebar.

“aku hanya khawatir jika sepupumu bukanlah seorang wanita..kau tau, pria bisa jadi sangat membahayakan” Ucap Myungsoo sembari mengusap kepala Suzy membuat Suzy terdiam.

“oh, ada satu lagi kejutan untukmu” Pekik Myungsoo seakan teringat sesuatu, Suzy menatapnya dengan kesal. Kali ini apalagi? Tidak bisakah mereka langsung pulang saja?

“tenang saja ini akan berlangsung cepat…melihatlah ke atas” Ucap Myungsoo seakan tau keluhan Suzy kepadanya, Suzy mendongak ke atas menatap langit yang dipenuhi oleh bintang dengan alis yang berkerut. Ada apa di sana? Batinnya.

Myungsoo melirik jam tangannya dan tersenyum manis, “three…two…one…”

Dduaaar~ Mata Suzy berbinar terang saat melihat sebuah kembang api meledak di atas langit yang baru saja dia tatap itu, tak hanya sekali namun berkali-kali membentuk pola yang begitu indah. Myungsoo kembali tersenyum bangga sembari menatap wajah takjub Suzy, kali ini dia berhasil lagi.

“wuaah, indah sekali” Gumam Suzy terus memperhatikan kembang api di atas sana yang terus bermunculan tanpa henti.

“aku tau kau pasti akan menyukainya” Ucap Myungsoo bangga, Suzy tersenyum dan menoleh kesamping.

“arigatou…sejak dulu aku sangat ingin melihat yang seperti ini, namun tidak pernah kesampaian. Dan kau sudah mewujudkannya, arigatou” Ucap Suzy dengan tulus, dia tersenyum lembut pada Myungsoo membuat namja itu terdiam menatapnya.

“be mine please” Ucap Myungsoo tiba-tiba, Suzy tergelak mendengarnya. Apa Myungsoo tidak salah berkata? Apa? jadi miliknya? Itu tidak mungkin.

“Myungsoo..”

“aku tau, kau berpikir kita tidak akan mungkin bisa menjalin hubungan..tapi, aku benar-benar menyukaimu. Jadilah kekasihku” Potong Myungsoo membuat Suzy mengerjapkan matanya, tidak..ini tidak benar, dia memang telah merasa nyaman bersama Myungsoo seharian ini namun tidak, dia adalah mahasiswanya. Mereka tidak mungkin bisa berpacaran.

“Myungsoo, kau adalah mahasiswaku dan aku adalah dosenmu. Apa kata orang…” Suzy menghentikan lagi ucapannya saat Myungsoo meletakkan jari telunjuknya di atas bibir Suzy.

“Hoka no Hito no koto ki ni suru na, Aishiteru (Jangan pikirkan apa kata orang, aku mencintaimu)” Suzy memejamkan matanya mendengar pengakuan Myungsoo, ini tidak benar. Myungsoo tidak boleh mencintainya, mereka tidak ditakdirkan untuk bersama, tapi kenapa dia merasa berat untuk menolak pernyataan Myungsoo, mengapa dia merasakan setitik kesenangan saat mendengar pengakuan Myungsoo?

“Kisu shite mo ii? (Bolehkah aku menciummu?)” Pertanyaan Myungsoo itu membuat Suzy membuka matanya yang terpejam dan menatap terkejut kepada namja di hadapannya ini, tanpa dia sadari tangan Myungsoo kini sudah berada di kedua pipinya dan namja itu menatapnya dengan intens.

“Myungsoo…”

Tubuh Suzy menegang saat Myungsoo tiba-tiba menciumnya di bibir, matanya terbelalak tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh pria ini. Suzy benar-benar tidak bisa bergerak saat ini akibat keterkejutannya, berbeda dengan Myungsoo. Namja itu senang karena tidak merasa adanya penolakan dari Suzy atas perlakuannya saat ini.

Perlahan Myungsoo memejamkan matanya dan menggerakan bibirnya melumat lembut bibir Suzy yang dingin, salah satu tangan Myungsoo turun dari pipi Suzy ke pinggangnya dan menariknya perlahan agar dia dapat memeluk tubuh Suzy lebih dekat lagi. Suzy menarik nafasnya dalam saat merasakan bibir Myungsoo yang bergerak di atas bibirnya. Ini apa? teriak Suzy dalam hatinya, namun dia tidak mampu bergerak untuk mendorong Myungsoo.

Myungsoo mencuri ciuman pertamanya, dan dia membiarkan Myungsoo melakukan itu. Benar-benar menyebalkan.

Setelah beberapa menit, Suzypun merasa susah untuk bernafas dia akhirnya menggerakan tangannya dan menekan bahu Myungsoo mengisyaratkan agar pria itu harus melepaskannya. Myungsoo menyadari hal itu, dia kemudian melepaskan tautan bibirnya namun tidak menjauhkan wajahnya dari wajah Suzy.

Dia mengambil nafas secara teratur sementara Suzy masih mencoba untuk mengatur pernafasannya, Myungsoo tersenyum geli sambil mengelus pipi Suzy dia menatap wajah Suzy dengan intens.

“jadilah kekasihku?” Bisiknya lagi, Suzy tersadar dari semua perlakuan Myungsoo dan akhirnya menatap wajah Myungsoo dengan garang.

“kau menciumku!” Pekik Suzy, Myungsoo tersentak kemudian tersenyum lembut.

“kau tidak menolaknya” Jawabnya angkuh, Suzy terdiam sebentar sembari menunduk. Saat menyadari dirinya masih berada dalam pelukan Myungsoo dia segera bergerak mundur dan mendorong Myungsoo ke belakang.

“aku pulang! Terima kasih untuk hari ini” Ucap Suzy cepat lalu segera pergi dari tempat itu.

“tunggu, Akane-chan…biar aku yang mengantarmu” Seru Myungsoo, namun Suzy mengacuhkannya dan terus berjalan, Myungsoo mengacak rambutnya kesal lalu menyusul Suzy.

Belum sempat Myungsoo meraih Suzy, yeoja itu sudah lebih dulu masuk ke dalam taksi yang memang sedang mangkal di sekitaran taman tersebut sehingga membuatnya terkejut.

“Akane-chan, tunggu dulu..hei, keluar dari sana. biar aku mengantarmu” Ucap Myungsoo mengetuk kaca jendela taksi tersebut, dari dalam taksi Suzy meliriknya datar kemudian berbicara sebentar kepada supir taksi.

“hei…hei, berhenti…” Myungsoo terlihat panik saat merasakan taksi tersebut bergerak perlahan.

“ya! aku bilang berhenti!!!” Teriak Myungsoo saat taksi itu sudah melaju kencang membelah jalanan kota Osaka yang masih terlihat ramai. Pria itu menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskannya dengan lesu.

“bukan akhir yang aku harapkan” Gumamnya sedih, kemudian berbalik dan menuju ke tempat di mana dia memarkirkan kendaraannya tadi.

——————————–

Soojung segera beranjak dari sofa saat melihat Suzy memasuki ruangan, dia menghampiri yeoja itu dengan gerakan cepat.

“kau darimana saja? kenapa handphonemu tidak aktif?” Tanya Soojung khawatir, Suzy meliriknya kemudian mencari handphonenya di dalam tas.

“oh, maaf..baterainya habis” Jawab Suzy memperlihatkan ponselnya yang mati kepada Soojung.

“aku pikir terjadi sesuatu denganmu..bagaimana dengan mahasiswamu itu?” Tanya Soojung mendesah lega. Suzy memejamkan matanya lalu menggeleng pelan.

“aku tidak ingin membahasnya..aku lelah, biarkan aku tidur” Jawab Suzy, Soojung mengerutkan keningnya bingung sebentar kemudian mengangguk setuju.

“baiklah, ini sudah hampir tengah malam. Sebaiknya kau tidur” Ucap Soojung akhirnya, Suzy menghela nafas kemudian berjalan cepat ke arah kamarnya.

Di dalam kamar Suzy meletakkan tasnya di atas meja dan langsung merebahkan badannya ke ranjang, matanya menatap lurus ke langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong.

“heeeeh…” Suzy menghela nafas panjang saat menemukan bayangan Myungsoo dalam penglihatannya saat ini, pria itu benar-benar mengganggu ketenangan hidupnya.

“dia mencuri ciuman pertamaku” Desis Suzy dengan kesal, dia masih sangat ingat bagaimana Myungsoo menciumnya tadi. Dia sangat membenci hal itu tapi entah mengapa dia terus mengingatnya.

“aissh, aku harus menjernihkan otakku dari anak itu” Gerutu Suzy segera beranjak dari ranjangnya berniat untuk mandi membersihkan dirinya. Namun suara gaduh dari luar kamarnya membuatnya mengernyit sehingga pintu kamarnya terbuka dengan cepat.

“Suzy!” Pekik Soojung panik, Suzy mengangkat alisnya bingung dengan kelakuan sepupunya itu, apa yang terjadi sampai dia panik seperti ini.

“apa?” Tanya Suzy datar, Soojung menarik nafasnya masuk ke dalam kamar Suzy dan berdiri di hadapan yeoja itu.

“aku lupa, lupa memberitahumu..tadi saat kau keluar ibumu menelponku, dia mengatakan tidak bisa menghubungimu jadi dia menelponku” Ucap Soojung memulai, Suzy menaikkan alisnya tidak mengerti. Mengapa ibunya menelpon Soojung?

“memangnya apa yang dia katakan?” Tanya Suzy lagi, Soojung menarik nafasnya dalam. Wajahnya kini sudah berubah menjadi panik, dia menatap Suzy dengan pandangan menyesal dan sedih.

“appamu…” Suzy terdiam, ayahnya…sesuatu terjadi di sini, matanya melebar saat mendengar Soojung melanjutkan kalimatnya. Segera dia mengambil handphone miliknya dan mengisi baterainya, dia harus segera menghubungi kedua orang tuanya. Ini masalah yang sangat penting.

——————————–

Taehyung menyipitkan matanya dengan tampang kebingungan, perasaan baru kemarin wajah kakaknya itu terlihat begitu sumringah, senyumnya sangat lebar sampai-sampai bisa membelah wajahnya menjadi dua. Tapi hari ini? bunga layu bahkan terlihat lebih segar dari wajahnya saat ini. Apa yang sedang terjadi kepada hyungnya itu?

“hyung, ada apa? kenapa wajahmu begitu lesu?” Tanya Taehyung khawatir, dia menggigit roti bakarnya sembari menatap ragu pada wajah Myungsoo.

“aku mengacaukan semuanya” Jawab Myungsoo dengan wajah lesu, Taehyung menghentikan gerakannya dan terpaku menatap Myungsoo.

“kacau? Mustahil!” Pekik Taehyung tertahan, dia sangat yakin bahwa rencana kakaknya semalam akan berhasil, dia akan membuat dosen mereka itu terpukau tapi, diluar dugaan acara kencan semalam kacau? Karena apa?

“hyung, apa yang kau lakukan? Bukankah kau sudah merencanakannya dengan sempurna? Semuanya berjalan sesuai rencanakan?” Tanya Taehyung mendesak, Myungsoo menghela nafasnya dan mengacak rambutnya halus.

“semuanya berjalan dengan baik, dia bahkan sangat menyukainya, sangat menyukai semua kejutan yang kuberikan…tapi…tapi…” Myungsoo menggelengkan kepalanya dengan kesal, dia sudah mengacaukannya.

“kajja, aku tidak akan berdiam diri begini saja..aku harus memperbaiki keadaan” Seru Myungsoo segera beranjak dari kursinya membuat Taehyung terkejut.

“mwo? Aku belum selesai sarapan hyung, lagipula kau juga belum selesai bercerita..kenapa kau bisa mengacaukannya?” Tanya Taehyung terburu-buru, Myungsoo tidak menjawab pertanyaan Taehyung, dia malah menarik kerah baju adiknya dan setengah menyeretnya untuk beranjak.

“tidak ada waktu..kita harus segera pergi!”

——————————–

Myungsoo berjalan cepat keluar dari ruang dosen, di depan ruangan tersebut sudah menunggu Taehyung yang menanti jawaban.

“bagaimana hyung? apa Akane sensei mau bertemu denganmu?” Tanya Taehyung, dengan wajah gusar Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“dia tidak ingin bertemu? Apa yang kau lakukan semalam sebenarnya?”

“bukan, tidak bukannya tidak mau bertemu denganku..tapi, dia tidak ada. Dia belum datang” Ucap Myungsoo.

“aneh, biasanya dia selalu datang lebih dulu dari dosen-dosen yang lain. Tapi ini sudah hampir siang dan dia belum juga datang” Gumam Taehyung sembari berpikir, “apa kau sudah bertanya dengan dosen lain mengenai keberadaannya?” Tanyanya lagi.

“sudah, tapi tidak ada satupun yang tau kabarnya…Apa dia sengaja tidak datang hari ini untuk menghindariku?” Jawab Myungsoo, dia menghela nafasnya frustasi.

“entahlah hyung, lebih baik kita menunggu. Mungkin saja dia memang berencana datang terlambat hari ini..ayo, kita ada kelas” Ucap Taehyung, dia merangkul hyungnya itu dan berjalan beriringan meninggalkan ruang dosen.

Meskipun Taehyung sudah mengatakan bahwa mungkin saja Suzy memang sengaja atau memang jadwalnya hari ini siang, dia masih saja tidak tenang. Dia ingin segera bertemu dengannya dan memperjelas semua keadaan yang dia kacaukan semalam. Dia harus meminta maaf karena sudah berbuat lancang kepadanya.

“hyung..kau jangan melamun seperti itu, sepanjang kuliah kau tidak fokus” Bisik Taehyung ke arah Myungsoo, sekarang kuliah mereka hampir selesai dan Taehyung memperhatikan Myungsoo kayaknya sama sekali tidak memperhatikan dosen mereka di depan.

“baiklah kuliah kita berakhir sampai di sini, pekan depan kita akan mengadakan tes jadi bersiap-siaplah” Setelah mengatakan itu sang dosen segera mengatur bukunya dan meninggalkan ruang kelas, seketika suasana yang tadinya hening menjadi ribut dan beberapa mahasiswa sudah tidak berada di kursi mereka lagi.

“hyung, hyung…ayolah, jangan lesu seperti itu” Sahut Taehyung menggoyangkan lengan Myungsoo.

“hyung, ini bukan seperti dirimu…ayolah, di mana Kim Myungsoo yang cool eoh?” Taehyung kembali mencoba menyemangati Myungsoo tapi ekspresi Myungsoo tidak berubah tetap suram.

“sudahlah jangan menghiburku” Desah Myungsoo menghela nafasnya berat, Taehyung menekuk wajahnya pertanda tidak menyukai sikap hyungnya yang seperti ini. Myungsoo merapikan barangnya dan memasukannya ke dalam tas kemudian dia beranjak dari kursinya dengan malas.

“kau mau ke mana?” Tanya Taehyung, Myungsoo melirik ke arahnya sebentar lalu menghela nafas.

“kembali ke ruang dosen, mungkin saja Akane sensei sudah datang” Jawabnya lalu bergegas keluar dari ruangan, Taehyung menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan tingkah kakaknya yang berubah 180 derajat itu setelah kencannya bersama dosen cantik mereka itu.

“dia bukan Kim Myungsoo yang aku kenal lagi” Bisiknya pada dirinya sendiri, saat matanya kembali menatap ke arah luar ruangan tanpa sengaja dia melihat Mr. Ryu berjalan melewati kelasnya. Seketika sebuah ide muncul di kepalanya, dengan cekatan dia merapikan barangnya dan segera berlari keluar dari ruangannya mengejar Mr. Ryu.

“sensei, sensei..tunggu sebentar, Ryu sensei!” Teriak Taehyung kewalahan mengejar Mr. Ryu yang jalannya cukup cepat itu, mendengar seruan Taehyung Mr. Ryu menghentikan langkahnya dan membalikan badan sembari mengangkat alisnya penuh tanya.

“Kim Taehyung-san, apa yang bisa saya bantu?” Tanya Mr. Ryu dengan nada dingin, Taehyung menelan salivanya. Apa benar langkah yang dia ambil? Apa dia yakin akan meminta bantuan dosen killernya ini?

“eum, begini…saya hanya ingin bertanya” Jawab Taehyung sembari membersihkan tenggorokannya dengan berdehem pelan.

“bertanya? Apa pertanyaanmu cukup penting?”

“pen..penting, ini sangat penting” Mr. Ryu mengangkat alisnya melihat Taehyung, seberapa penting pertanyaan bocah itu sehingga membuat waktunya terbuang seperti ini.

“jadi pertanyaanmu?” Tanya Mr. Ryu, Taehyung tersenyum lebar kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“saya sudah mencari Akane sensei sejak pagi tadi, tapi dia tidak terlihat dimanapun. Mungkin anda mengetahui keberadaannya? Atau dia sedang berhalangan hadir?” Tanya Taehyung memberanikan diri, Mr. Ryu terdiam sebentar menatap menyelidik pada Taehyung yang kelihatan takut itu.

“apa kau memiliki urusan yang penting dengan Akane sensei?” Tanya Mr. Ryu menyelidik.

“umm, ya..aku, aku ingin bertanya mengenai tes yang akan dia berikan dipertemuan selanjutnya. Masih ada beberapa materi yang belum kupahami, ya..saya belum paham” Ucap Taehyung dengan spontan, dalam hati dia bersyukur karena mengeluarkan kalimat yang cukup masuk akal jadi Mr. Ryu tidak akan bertanya yang macam-macam.

“ah, begitu..untuk urusan itu kau mungkin bisa mendatangi Hiroto-san, karena mulai hari ini Akane sensei sudah tidak menjadi dosen di kampus ini” Ucap Mr. Ryu begitu saja dan berbalik lagi melanjutkan perjalanannya yang tertunda meninggalkan Taehyung yang terdiam dengan ekspresi terkejutnya setelah mendengarkan kalimat yang dia lontarkan.

——————————–

“hyung, Myungsoo hyung!” Taehyung berlari kecil menyusuri koridor kampus seraya mencari keberadaan kakak laki-lakinya itu, dia menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan menyusuri setiap sudut dengan mata tajamnya mencari di mana Myungsoo saat ini.

“kau melihat Myungsoo?” Taehyung menahan seorang mahasiswa yang berjalan melewatinya, pria itu menggelengkan kepalanya tanda tidak tau membuat Taehyung menghela nafasnya gusar.

“apa kau melihat Myungsoo?”

“Myungsoo? kau tau di mana dia?”

“kalian melihat kakakku?”

Taehyung menggeram frustasi semua orang yang dia tanyai sama sekali tidak membantu. Tidak ada dari mereka yang melihat di mana Myungsoo berada, sampai akhirnya dia sudah cukup lelah jadi memutuskan untuk beristirahat sebentar dengan duduk di bangku taman yang berada tepat di depan gedung perpustakaan.

“di mana Myungsoo hyung saat ini?” Gumam Taehyung bertanya-tanya, dia sekarang sedang berpikir kira-kira di mana tempat yang akan didatangi kakaknya saat sedang gusar seperti ini. Matanya menyipit sembari otaknya bekerja dengan keras sehingga matanya menangkap sebuah tulisan besar yang berada tepat di depan matanya saat ini.

“astaga! perpustakaan!” Pekiknya segera bangkit kemudian berlari masuk ke dalam perpustakaan, beberapa orang di dalam ruangan itu tersentak kaget saat melihatnya masuk dengan buru-buru. Saat menyadari itu Taehyung hanya tersenyum meminta maaf kepada orang-orang dan berjalan pelan menyusuri rak buku yang ada di perpustakaan itu.

“disini kau rupanya” Dengus Taehyung menemukan kakaknya kini tengah duduk bersandar ke salah satu rak buku dengan mata tertutup dengan menyumpal kedua telinganya dengan headset.

“hyung!” Desis Taehyung menarik paksa headset ditelinga Myungsoo membuat namja itu terperanjat dan melotot ke arahnya.

“apa-apaan kau, kembalikan” Seru Myungsoo, Taehyung menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“apa yang kau lakukan disini? Bukannya kau mencari Akane sensei, kau malah asik tidur-tiduran di dalam sini” Omel Taehyung, Myungsoo memutar bola matanya dan menyandarkan kembali punggungkan ke rak buku dan menghela nafas kasar.

“sepertinya dia tidak akan muncul hari ini, aku masih bisa menemuinya besok” Ucap Myungsoo lesu.

“kau tidak akan bisa menemuinya besok, atau besoknya dan besoknya lagi Kim Myungsoo” Dengus Taehyung membuat Myungsoo menatapnya dengan bingung.

“apa maksudmu?” Tanyanya dengan alis terangkat.

“dia sudah mengundurkan diri hari ini dan kembali ke tempat asalnya entah di mana itu” Jawab Taehyung.

Myungsoo terdiam sebentar mencerna pernyataan Taehyun, tiga detik berselang namja itu segera bangkit dari duduknya dan segera berlari melewati Taehyung, Taehyung melebarkan matanya tak percaya.

“kau mau ke mana lagi hyung!” Teriak Taehyung mengejar Myungsoo, kali ini dia tidak peduli lagi dengan tatapan orang-orang yang terlihat marah karena membuat keributan di dalam perpustakaan.

“mencari tau” Sahut Myungsoo lalu segera keluar dari perpustakaan. Taehyung menghela nafasnya, kakaknya sekarang sudah menjadi orang lain. Dia sudah benar-benar gila. Batinnya menggeram.

——————————–

Sambil bersiul pelan dengan memutarkan kunci mobilnya di jari telunjuk tangan kanannya Soojung berjalan santai menuju ke letak kamar apartemennya, saat langkahnya sudah mendekati jalannya perlahan melambat dan matanya menatap heran kepada seorang pemuda yang kini tengah berdiri sembari menggedor-gedor pintu apartemennya.

“mwoya? dia siapa?” Gumam Soojung dengan kening berkerut.

“maaf, anda siapa?” Tegur Soojung setelah berjalan dengan cepat menuju ke apartemennya, pria tersebut tersentak kaget dan menatap Soojung bingung.

“oh, aku sedang mencari penghuni apartemen ini. Apa kau melihatnya?” Tanya pria itu, Soojung mengerutkan keningnya berpikir. Siapa pria ini? dia adalah pemilik apartemen ini dan dirinya sama sekali tidak mengenal pria dihadapannya.

“kau mencari penghuninya? Kau beruntung karena dia ada di hadapanmu sekarang. Jadi apa yang bisa ku bantu?” Ujar Soojung, pria itu sedikit terkejut kemudian tersenyum lega mendengarnya.

“oh kau pasti sepupu dari Akane-san? Aku kemari ingin menemuinya, aku Kim Myungsoo” Soojung melebarkan matanya terkejut mendengar pria itu memperkenalkan dirinya, Kim Myungsoo? apakah pria dihadapannya ini mahasiswa Suzy yang telah berani untuk mengajaknya kencan? Sial! Kalau dia jadi Suzy sejak awal dia tidak akan menolak pria ini. Dia benar-benar tampan.

“hei, apa kau mendengarku?” Myungsoo mengibaskan tangannya di depan wajah Soojung yang terdiam saat menatapnya membuat yeoja itu mengerjap beberapa kali.

“ah, ya? apa yang kau katakan?” Tanya Soojung tersentak, Myungsoo tersenyum kecil melihat tingkah konyol Soojung.

“Akane-san, kau aku ingin bertemu dengannya” Sahut Myungsoo, Soojung mengerutkan keningnya.

“Akane?”

“ya,Akane Ishinomori-san sepupumu” Ucap Myungsoo sembari memiringkan kepalanya, kening Soojung masih berkerut sebentar namun kemudian dia mengingat Akane Ishinomori adalah nama yang digunakan Suzy selama tinggal di Jepang. Jadi pria ini benar mencari Suzy?

“oh, Aku baru saja menyaksikan pesawat yang di tumpanginya lepas landas dari Kansai Airport..kau ada perlu apa dengannya?” Jawab Soojung santai membuat Myungsoo membelalakan matanya.

“bandara?” Tanya Myungsoo terkejut, Soojung mengangguk pasti.

“ya bandara, ada sedikit masalah di rumahnya jadi dia harus kembali ke negara asalnya” Ucap Soojung mengangkat bahunya, Myungsoo menarik nafasnya dalam.

“kapan dia akan kembali ke Jepang?” Tanya Myungsoo ragu, Soojung mengusap dagunya sebentar kmudian mengingat percakapannya dengan Suzy tadi.

“aku tidak tau pasti kapan, tapi kemungkinan besar dia tidak akan kembali lagi ke Jepang. Dia akan kembali menetap di negaranya” Jelas Soojung, Myungsoo mengusap wajahnya frustasi.

“negara asalnya? Dia memangnya ke mana? Bisakah kau memberiku kontak yang bisa kuhubungi?” Tanya Myungsoo bertubi-tubi membuat Soojung bingung.

Drrtt~ drrtt~

“tunggu sebentar” Soojung menarik ponselnya dari saku dan segera menerima panggilan telepon yang masuk.

“moshi-moshi?” Sapa Soojung, saat mendengar beberapa kalimat dari seberang Soojung melebarkan matanya tak percaya.

“tidak mungkin. Aku akan segera ke sana” Serunya dengan panik, Myungsoo terlihat bingung.

“eh, tunggu…kau belum menjawab pertanyaanku” Tahan Myungsoo saat Soojung dengan tergesa-gesa masuk ke dalam apartemennya.

“aku sedang terburu-buru, kau bisa mencariku lain waktu” Ucap Soojung cepat kemudian masuk ke dalam apartemennya dan meninggalkan Myungsoo yang berdiri sembari menatap penuh tanya kepadanya.

Dia harus mencari tau tentang keberadaan Suzy di mana? sekarang mereka telah terpisahkan oleh jarak dan waktu, apa dia akan punya kesempatan untuk menemui Suzy?

Setelah 10 menit berdiri diam di depan pintu apartemen Soojung, Myungsoo akhirnya menggerakkan kakinya untuk berbalik. Wanita itu benar, dia masih bisa mencarinya kapan saja. Ya, mungkin saat ini bukan waktunya dia bertemu dengan Suzy. Dia akan kembali lagi besok, atau besoknya lagi atau besoknya lagi…

——————————–

3 Years Later – SEOUL, SOUTH KOREA

Cuaca kota Metropolitan, Seoul di pagi ini terlihat cukup mendung. Awan gelap kini tengah menampakkan dirinya di atas langit sana, namun masih belum ada setitik curah hujanpun yang turun tetapi itu cukup membuat para pekerja pagi ini bergegas untuk segera tiba di tempat kerja mereka dan menenggelamkan diri mereka ke dalam pekerjaan yang tiada habisnya.

Sama halnya dengan pria ini, dari dalam mobil sedannya dia menatap ke arah langit mendung dengan wajah datar. Alisnya berkerut saat merasakan pergerakan mobilnya kini melambat, dengan segera dia menolehkan kepalanya ke arah sang supir yang tengah menatap bingung ke arah depan.

“apa yang terjadi?” Tanyanya dengan dingin, sang supir menoleh sebentar dengan wajah bersalah.

“sepertinya mobilnya mogok tuan, maafkan saya” Jawabnya, pria itu mendesah kesal dan melirik ke arah jam tangannya.

“aku akan menggunakan kereta. Kau bawa mobil ini untuk diperbaiki, siang ini sudah harus selesai” Ucapnya dengan tegas, sang supir menganggukan kepalanya patuh.

Pria tersebut kemudian keluar dari mobilnya dan mendongak ke atas menatap hamparan langit yang berwarna kelabu, dia menghela nafasnya.

“semoga hujan tidak segera turun” Gumamnya sembari berjalan menuju ke arah gerbang kereta api yang berada di sekitar tempatnya itu.

Saat menuruni tangga menuju kereta bawah tanah pria itu mengernyit sebentar, terakhir kali dia naik kereta adalah 3 tahun lalu. Kali ini pertama kalinya lagi dia naik kereta dan itu mengingatkannya tentang sesuatu.

Senyum dibibirnya terukir dengan sangat tipis membuat aura ketampanannya menjadi keluar, namun senyum itu hanya sebentar hinggap di wajahnya karena dia kembali memasang wajah datarnya saat sampai di ujung anak tangga paling bawah.

Kepalanya berputar ke kiri dan kanan seraya mencari gerbong tujuannya, setelah membeli tiket dia segera bergegas. 5 menit lagi keretanya akan segera jalan, dengan mata yang masih mencari-cari pria itu berjalan dengan cukup cepat dia sesekali mencoba untuk menghindar dari beberapa orang yang baru saja keluar dari kereta yang hampir menabraknya.

Bruuuggh~

Hingga tanpa dia sadari dari arah belakangnya seseorang tengah berlari terbirit-birit menuju ke arahnya dan menabrak punggungnya dengan cukup keras sehingga membuatnya sedikit terhuyung ke depan.

“eoh, jwesonghamnida, jwesonghamnida” Seorang wanita kini tengah membungkukan badannya ke arah pria itu, dia kemudian berjongkok dan memungut barang-barangnya yang terjatuh dari tas yang dia pegang.

“jwesonghamnida, aku terburu-buru” Ucap wanita itu lagi setelah mengumpulkan barangnya, dia merapatkan syal yang melingkari lehernya dan menutupi hampir sebagian wajahnya kemudian membungkuk beberapa kali ke arah pria itu.

“sekali lagi maafkan aku” Ucapnya sebelum berjalan melewati pria itu.

“lain kali perhatikan langkahmu nona” Seru pria itu membuat langkah wanita yang tadi sudah berjalan melewatinya terhenti.

Wanita itu berbalik dan mengangkat wajahnya menatap pria yang baru saja menyerukan sesuatu dengan bahasa Jepang yang cukupp fasih. Setelah melihat dengan jelas matanya membulat seketika menyadari pria tersebut.

“Myung…Myungsoo?” Jeritnya setengah tidak percaya, pria itu tersenyum lebar ke arahnya dan memiringkan kepalanya mengamati wanita itu dari atas kepala sampai ke bawah kakinya.

”senang bertemu denganmu lagi, Akane-san”

——————————–

TBC

Special karena sudah menghilang selama berbulan-bulan author suguhin part yang panjaaaaaang banget 🙂

Maaf kalau ceritanya jadi kaku gini~ maklum baru sembuh dari writer’s block 😀

Next semoga bisa secepatnya yaa~ harus lebih banyak sabarnya kalau mau nunggu author posting yaa 😉 jangan bosan-bosan nunggu. Thanks readerku~ xoxo