The Color Of Lovers CHAPTER 9

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 9

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Minho tersenyum lebar saat melihat Suzy berjalan memasuki lobi kantor, dia yang sudah berada di depan lift itu berjalan kembali menuju lobi dan menghampiri Suzy.

“selamat pagi, direktur” Sapa Minho, Suzy terkekeh lalu menepuk lengan Minho.

“kau meledekku? Ckck, kau benar-benar tidak sayang dengan pekerjaanmu ya” Ucap Suzy membuat Minho tertawa.

“oh tidak, aku menyayangi pekerjaanku. Jangan memecatku direktur” Seru Minho. Mereka berdua berjalan menuju lift.

“sudahlah. Jangan bercanda lagi, bagaimana pekerjaanmu selama aku tidak ada?” Tanya Suzy, Minho tertawa kecil lalu mengacungkan jempolnya kepada Suzy.

“sempurna!”

“eishh, kau itu selalu membanggakan dirimu sendiri” Desis Suzy memutar bola matanya.

“aku serius, pekerjaanku berjalan dengan lancar. Kau tidak perlu khawatir” Ucap Minho membela diri, mereka berdua kemudian masuk ke dalam lift dan Minho menekan angka lantai tertinggi dari gedung itu.

“jadi, mulai hari ini kau sudah menggantikan posisi presdir?” Tanya Minho, Suzy menghela nafasnya dan mengangguk.

“waeyo? apa kau masih belum siap?” Tanya Minho lagi melihat ekspresi wajah Suzy yang murung.

“ya, seperti yang kau tau. Aku masih belum pandai dibidang ini, aku malah takut kalau membuat perusahaan appa jadi bangkrut” Ucap Suzy.

“kau tenang saja, selama kau memiliki sekertaris sepertiku semua pekerjaanmu akan berjalan dengan sempurna” Sahut Minho dengan bangga membuat Suzy mencibir.

“lalu bagaimana dengan Han biseo? Apa kau akan memiliki dua sekertaris?” Suzy berpikir sejenak, ya..dia melupakan tentang Han biseo. Dia sudah memiliki Minho yang jadi sekertarisnya, lalu bagaimana nasib Han biseo selaku sekertaris appanya dulu?

“apakah memungkinkan aku memiliki dua sekertaris? Aku tidak mungkin memindahkan Han biseo, dia sudah sangat lama bekerja dengan appa dan appa juga menyukai cara kerja Han biseo” Ucap Suzy, saat pintu lift terbuka mereka berdua berjalan keluar dari lift dan segera menuju ruangan direktur utama berada.

“bisa saja kau memilikinya, bahkan itu lebih baik daripada hanya satu sekertaris. Kau tau sendiri pekerjaan direktur utama itu sangat banyak jadi dengan memiliki dua sekertaris itu bisa menguntungkan. Asal kau bisa membagi tugas untuk dua sekertarismu” Jelas Minho, Suzy menganggukan kepalanya mengerti. Minho memang dapat diandalkan, dia sudah sangat paham dan tau mengenai segala hal di bidang yang sedang mereka geluti sekarang.

“kau benar juga..lalu bagaimana caranya membagi tugas kalian?” Tanya Suzy lagi, Minho menatap Suzy kemudian tertawa.

“hanya membagi tugas sekertaris saja kau tidak tau? ckck, dasar” Cibir Minho dan mendapatkan pelototan tajam dari Suzy.

“ah, baiklah baiklah..aku akan membantumu direktur. Tapi sebelumnya kita harus berbicara dulu dengan Han biseo mengenai bagian-bagian tugas yang akan didapatkannya” Seru Minho akhirnya, Suzy mendengus kesal lalu duduk dikursi yang dulunya adalah tempat appanya.

“heh, semoga saja kedepannya aku bisa memimpin dengan baik” Gumam Suzy menghela nafasnya, Minho tersenyum lebar mendengarnya.

“jangan khawatir. Kau akan menjadi pemimpin yang sukses nantinya” Sahutnya, membuat Suzy menatapnya dan tersenyum lebar. Suzy memang sedang membutuhkan kata-kata itu, dan Minho benar-benar sekertaris yang pengertian.

xxx

“Suzy” Suzy yang tengah menatap komputer di depannya dengan serius langsung menoleh dan mendapati kepala Minho menyembul masuk ke dalam ruangannya.

“ada apa?”

“aku dan Han biseo sudah merundingkan masalah tugas kita. Apa kau ingin melihatnya?” Tanya Minho, Suzy menggeser kursinya untuk berada di tengah meja kerja kemudian dia mengangguk. Melihat anggukan Suzy, Minho membuka lebar pintu ruangan Suzy kemudian masuk ke dalam membawa beberapa lembar kertas.

“ini kami sudah membagi apa yang harus kita lakukan sesuai dengan kemampuan kami. Han biseo akan mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan surat-menyurat yang akan masuk maupun keluar dari dalam perusahaan sebelum diteruskan kepadamu, dia juga yang akan mengurus mengenai jadwal-jadwal meeting maupun jadwal lain diluar maupun di dalam kantor” Jelas Minho, Suzy membaca pembagian tugas itu dengan seksama.

“sementara aku, aku akan membantumu untuk mengerjakan proyek-proyek yang mengharuskan kita untuk meninjau ke lapangan secara langsung, aku juga yang akan mendampingimu jika kau memiliki jadwal untuk meeting diluar, jika kau sedang berhalangan aku yang bertugas untuk menggantikanmu melakukan meeting dengan klien kita diluar maupun di dalam kantor. Dengan kata lain tugasku itu membantumu secara langsung untuk melakukan pekerjaan ataupun proyek yang sedang berlangsung. Apa kau tidak keberatan dengan pembagian itu?” Tambah Minho lagi, Suzy masih sibuk membaca. Dan setelah membaca semuanya dia mendongak menatap Minho menyelidik.

“kau pasti senang karena tugasmu itu selalu berada di dekatku kan?” Tuduh Suzy, Minho tersenyum lebar dengan tampang tak berdosa, Suzy berdecak lalu menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak ada masalah dengan pembagian ini, lagipula juga cukup adil dengan Han biseo yang akan bekerja dari balik mejanya karena dia seorang wanita. Kau cukup baik mengambil tugas yang lebih berat” Jelas Suzy, Minho tersenyum dengan puas.

“aku bersyukur kau menerimanya, kupikir kau akan menukar tugasku dengan Han biseo..oh tidak, aku sangat tidak suka jika harus berurusan dengan surat-menyurat itu” Jelas Minho dengan wajah merengut membuat Suzy terkekeh.

“dasar! Ya sudah, kau kembali bekerja sana..masih ada laporan yang harus kuperiksa lagi” Ucap Suzy, Minho menganggukan kepalanya mengerti.

“ah tapi direktur”

“apa lagi?”

“Besok kita punya janji bersama J-Ko lagi, meeting terakhir yang kuhadiri pihak mereka mengajukan penambahan waktu untuk pengerjaan hotel kita karena mengingat cuaca saat ini sedang tidak bersahabat jadi mereka sempat menunda pekerjaan selama beberapa hari” Jelas Minho, mendengar kata J-Ko Suzy jadi terdiam.

“eoh, J-Ko? Lalu apa kau menyetujui ajuan mereka?”

“aku belum mengambil keputusan mengingat kau masih dirumah sakit saat itu dan presdir juga masih dalam masa perawatan. Aku menunggu sampai kau kembali ke kantor untuk mendapatkan persetujuanmu” Suzy menganggukan kepalanya megerti.

“kita bisa menerima ajuan mereka, asalkan tenggat waktu penyelesaiannya tidak melenceng jauh dari deadline yang seharusnya” Jawab Suzy, Minho mengangguk mengerti.

“ne, allgeusseumnida. Aku akan kembali bekerja” Ucap Minho membungkukan badannya sedikit lalu keluar dari ruangan Suzy.

Sepeninggal Minho, pandangan Suzy menerawang ke depan. Dia kembali mengingat Myungsoo, sudah dua hari sejak dia keluar dari rumah sakit tapi Myungsoo belum juga menghubunginya.

“kalau tidak ingin menghubungi kenapa pakai minta nomor ponsel segala” Gerutu Suzy menekuk wajahnya, dia memperhatikan ponselnya, tiga hari ini dia sudah menunggu-nunggu Myungsoo menghubunginya namun namja itu sama sekali tidak melakukannya. Lalu untuk apa waktu itu dia meminta nomor hp Suzy? tidak mungkin kan hanya untuk dijadikan pajangan saja dalam kontak ponselnya.

“heh, kenapa juga aku menunggunya?” Dengus Suzy kesal, apa pentingnya Myungsoo menghubunginya atau tidak? Seharusnya dia tidak mempermasalahkannya, toh Myungsoo juga bukan siapa-siapanya, toh tidak masalah jika Myungsoo tidak menghubunginya. Ya, tidak masalah jika Myungsoo tidak menghubunginya, tidak akan berpengaruh apapun kepadanya.

“benarkah?” Suzy bergumam sendiri, wajahnya serasa tengah memikirkan sesuatu. Dia kemudian menggelengkan kepalanya, tidak..tidak benar. Myungsoo yang tidak menghubunginya itu sangat berpengaruh padanya, ya…sangat berpengaruh.

“aishh! Kim Myungsoo!”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon menaikkan alisnya melihat pandangan didepannya kini, setelah makan malam kakaknya langsung berlari ke ruang tengah dan duduk di sana sembari memangku handphonenya namun tidak melakukan apa-apa lagi. Dia hanya memperhatikan handphonenya, sesekali menyentuhnya namun melepaskannya lagi. Kalau tidak salah dia juga sering mendapati kakaknya selalu memandang handphonenya namun tidak menyentuhnya selama 3 hari ini.

“apa yang kau lakukan oppa?” Tanya Jiwon mengambil tempat duduk disamping Myungsoo.

“eoh, tidak ada” Sahut Myungsoo, namja itu meraih ponsel yang ada dipangkuannya mengetikkan sesuatu kemudian dia menggeleng menghapus kata-kata yang diketiknya lalu kembali melepaskan ponselnya dan menghela nafas panjang.

Jiwon menggeleng pelan, apa sebenarnya yang dilakukan kakaknya ini, “oppa! kau kenapa sebenarnya? Sejak tadi kau terus memainkan handphonemu dengan gelisah? Siapa yang ingin kau hubungi? Eomma?” Tanya Jiwon lagi, Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“lalu siapa?” Tanya Jiwon, Myungsoo menghela nafasnya kemudian menyingkirkan ponselnya, dia menyimpan ponselnya disudut sofa agar tidak bisa terjangkau.

“bukan siapa-siapa..kapan seleksimu di adakan?” Tanya Myungsoo lagi-lagi mengalihkan pembicaraan mereka.

“tumben kau bertanya, ada apa memangnya?” Tanya Jiwon curiga, Myungsoo mendesis lalu menjitak kepala Jiwon.

“eishh, anak ini ditanya malah menuduh seperti itu. Jawab saja kapan seleksimu?”

“namanya juga seleksi akhir tahun, jadi ya dilaksanakannya akhir tahun nanti. Kalau tidak ada halangan bulan november atau desember” Jawab Jiwon setelah mencibir kelakuan kakaknya itu.

“berarti itu masih sangat lama..lalu apa kau masih ingin Suzy yang mengajarmu?” Tanya Myungsoo lagi, Jiwon menarik nafasnya panjang lalu menghelanya.

“entahlah, setelah mengetahui keadaan Suzy eonni aku jadi tidak enak jika harus memintanya mengajariku..apa aku mencari pelatih yang lain saja?” Sahut Jiwon.

“tapi apa Suzy sudah menjawabnya? Bukankah dia pernah meminta waktu untuk memikirkannya? Bagaimana kalau Suzy setuju untuk mengajarmu?” Tanya Myungsoo lagi, Jiwon menolehkan kepalanya kepada Myungsoo dan memicing menatap namja itu.

“oooh, aku mencium sesuatu di sini! Kenapa kau jadi peduli dengan apa yang akan kulakukan oppa eoh? bukankah sebelumnya kau tidak pernah sepeduli ini mengenai latihanku? Ckck..apa karena Suzy eonni?” Seru Jiwon dengan nada menggoda, Myungsoo memutar bola matanya dan menatap Jiwon tajam.

“kenapa kau jadi membahas ini? tadi kita membahas mengenai latihanmu Kim Jiwon” Tegur Myungsoo, Jiwon terkekeh. Dia sangat senang melihat kakaknya jadi salah tingkah seperti ini.

“benarkah yang kita bahas itu latihanku? Bukan Suzy eonni?” Goda Jiwon lagi, Myungsoo mendengus. Kalau sudah begini dia sudah tidak bisa menghentikan adiknya lagi, Jiwon tidak akan berhenti menggodanya.

“jangan bicara sembarangan”

“aku tidak bicara sembarangan..oh, atau jangan-jangan sedari tadi kau kelihatan gelisah itu karena ingin menghubungi Suzy eonni eoh? omo! oppa, bukannya kau menolak untuk kujodohkan dengan sunbaeku itu?” Pekik Jiwon tertahan membuat Myungsoo semakin jengah. Hah, adiknya benar-benar menyebalkan.

“terserah katamu! Aku tidak peduli” Seru Myungsoo kesal lalu beranjak dari sofa, lebih baik dia masuk ke dalam kamar kemudian tidur daripada harus mendengar godaan tidak masuk akal dari Jiwon itu.

“oppa, lupakanlah!” Seru Jiwon membuat Myungsoo menghentikan langkahnya seketika, “kau tidak akan bisa melanjutkan hidupmu jika terus mengingatnya, toh orangnya juga sudah pergi menjauh dan aku bisa yakinkan kalau dia juga sudah melupakan semuanya dan menjalani hidupnya dengan baik tanpamu”

Kedua tangan Myungsoo mengepal disamping badannya, kenapa adiknya harus mengungkit masalah itu lagi?

“berhenti mengungkitnya Kim Jiwon. Aku benar-benar akan marah padamu jika kau melakukannya lagi” Geram Myungsoo menahan rasa kesalnya, dia bukan kesal pada Jiwon yang telah mengungkit masalah itu. Dia malah kesal pada dirinya sendiri karena apa yang dikatakan Jiwon itu benar, karena dia masih terus dibayang-bayangi oleh kejadian itu sehingga membuatnya menutup pintu hatinya untuk siapapun.

“maaf, aku hanya ingin membuatmu sadar bahwa tidak semua wanita itu sama seperti yang kau pikirkan. Aku hanya berharap hubunganmu dengan Suzy eonni bisa berhasil, aku sangat menyukainya” Ucap Jiwon lagi, wajah Myungsoo yang memerah karena menahan amarahnya itu kini meredup, tangannya sudah terlepas dari kepalannya sendiri.

“tidurlah, kau harus kuliah besok” Sahut Myungsoo dingin tanpa menoleh pada Jiwon dan melanjutkan langkahnya menaiki tangga menuju kamarnya.

Jiwon menghela nafasnya menatap punggung Myungsoo dengan sedih, “sampai kapan kau seperti ini oppa?” Gumam Jiwon dengan helaan nafas yang sangat panjang.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“perwakilan Jinan Group sudah tiba” Ucapan Jiyeon itu membuat Myungsoo menghentikan pekerjaannya, Jinan? Myungsoo tersenyum lebar.

“aku akan segera ke sana sebentar lagi” Sahutnya, Jiyeon mengangguk mengerti.

Setelah merapikan mejanya, Myungsoo segera beranjak masih dengan senyum simpul yang menghiasi wajahnya.

Hari ini dia akan bertemu dengan Suzy lagi, setelah 4 hari tidak bertemu. Dengan langkah cepat dan tidak memperdulikan tatapan bingung dari para pegawainya Myungsoo segera berjalan menuju ruang meeting yang berada di lantai yang sama dengan ruangannya namun hanya berjarak beberapa meter saja.

“maaf membuatmu menung…” Senyum di wajah Myungsoo seketika menghilang saat membuka ruang meeting dan menemukan Minho berada di dalam sana sedang duduk dengan tenang dan sendirian.

Matanya mengedar di ruangan itu berharap menemukan keberadaan Suzy namun dia harus menelan pil pahit karena sama sekali tidak ada orang di sana selain Minho. Sementara Minho menatap Myungsoo dengan bingung sejenak, namun beberapa detik kemudian dia tersenyum penuh arti.

“nona Bae tidak dapat hadir hari ini karena ada meeting penting di kantor, jadi aku yang mewakilinya untuk datang” Jelas Minho membuat Myungsoo mengerjapkan matanya, apakah sejelas itu dia mengharapkan kedatangan Suzy?

Myungsoo berdehem pelan lalu berjalan masuk ke dalam, dia mengambil tempat untuk duduk di hadapan Minho, “oh..saya mengerti” Sahutnya sembari tersenyum pada Minho.

“lalu bagaimana dengan pengajuan kami?” Tanya Myungsoo kini fokus pada meeting mereka.

“nona Bae sudah memberikan persetujuannya atas pengajuan dari pihak anda, namun kami mengharapkan bahwa waktunya tidak melenceng jauh dari waktu yang sudah kita tetapkan sebelumnya” Jelas Minho, Myungsoo menerima berkas dari Minho, membacanya sebentar kemudian mengangguk mengerti.

“saya mengerti. Kami akan mengusahakan untuk menyelesaikannya sesegera mungkin, untuk jadwal survei lapangan selanjutnya anda bisa mendapatkannya dari sekertaris saya” Ucap Myungsoo.

“ya, saya mengerti. Kalau begitu, saya permisi” Minho berdiri dari kursinya berniat untuk keluar namun panggilan Myungsoo menahannya.

“Choi biseo..” Minho menoleh pada Myungsoo yang masih tetap duduk ditempatnya itu dengan menatapnya.

“apa anda membutuhkan sesuatu?” Tanya Minho, Myungsoo menggelengkan kepalanya pelan.

“apa keadaan Suzy baik-baik saja?” Tanya Myungsoo, Minho terdiam sejenak.

“nona Bae baik-baik saja” Jawab Minho akhirnya membuat Myungsoo mendesah lega.

“terima kasih atas informasinya..anda bisa kembali” Ucap Myungsoo kembali profesional, Minho tersenyum dan mengangguk lalu keluar dari ruangan itu.

Myungsoo meraih handphonenya, “apa aku harus menghubunginya sekarang?” Gumam Myungsoo, dia sudah membuka kontak Suzy dan bersiap untuk menghubunginya, namun saat akan menekan tombol panggil dia langsung meletakkan handphonenya di atas meja.

“tidak, tidak..apa yang akan kukatakan?” Ucap Myungsoo menggelengkan kepalanya, dia kemudian meraih handphonenya kembali dan berpikir sejenak.

“tidak..aku mungkin akan mengganggunya” Gumamnya lagi dengan desahan kecewa. Dengan gontai Myungsoo memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celananya, meraih berkas yang diberikan Minho kepadanya kemudian keluar dari ruangannya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“kau tidak bisa?” Yeoja itu terlihat sangat kecewa saat mendengar ucapan dari lawan bicaranya di telepon.

“ok, baiklah oppa..mian mengganggumu” Gumamnya lagi, setelah memberikan beberapa kata untuk menutup telepon, dia langsung mematikan handphonenya dan segera meletakannya di atas meja dengan helaan nafas panjang.

“karena pasien lagi huh?” Soojung mendongak dan menatap Sehun yang duduk dihadapannya, dia hanya bisa mengangguk lemah.

“harus berapa kali kukatakan Soojung-ah? kau itu hobi sekali membuat dirimu sendiri terluka” Dumel Sehun, Soojung hanya diam menundukkan kepalanya.

“ya! sahabatmu itu sedang bersedih, bukannya menghibur kau malah mengomelinya” Pekik Suzy dari arah dapur.

“aku hanya memberitahunya, kau lihat sendiri akibat kekeraskepalaannya itu” Balas Sehun mendelik.

“tapi tetap saja..” Dengus Suzy, yeoja itu kemudian datang dan duduk disamping Soojung dan memeluk pundak sahabatnya.

“Minhyuk oppa mungkin memang sedang banyak pasien di rumah sakit..kau jangan bersedih begitu, ada aku dan Sehun di sini” Ucap Suzy, Soojung menghela nafasnya berat.

“tapi ini ulang tahunku” Lirih Soojung, Sehun hanya bisa menatap sahabatnya itu dalam diam sementara Suzy tersenyum kecil seraya mengusap pundak Soojung.

“maafkan aku, aku tau kau sangat ingin menghabiskan hari ulang tahunmu bersamanya” Sahut Suzy.

“katakan jika kau ingin dia berada di sini saat ini” Sahutan Sehun itu membuat kedua yeoja yang berada di hadapannya kini mendongak untuk menatapnya dengan tatapan bingung.

“apa maksudmu?” Tanya Soojung dengan suara pelan, Sehun menghela nafasnya dia menatap Soojung dengan mimik serius.

“apa kau ingin Minhyuk berada di sini saat ini? karena jika kau mengatakan iya, aku akan segera berlari ke rumah sakit kemudian menyeretnya tidak peduli apa yang sedang dilakukannya saat itu dan aku akan membawanya di hadapanmu sekarang juga” Jelas Sehun, Suzy dan Soojung melongo mendengar ucapan Sehun tersebut. Namja itu tidak sedang bercanda seperti biasanya, dia terlihat sangat serius saat mengucapkan hal tersebut.

Seketika Soojung terkekeh keras membuat Sehun kebingungan dengan sikapnya itu, “kenapa kau tertawa? Aku sedang serius Jung Soojung” Seru Sehun, bukannya berhenti Soojung kini mengganti kekehannya itu dengan tawa yang besar.

“kau tau, aku sangat mencintaimu..kau memang sahabatku yang terbaik, kau tidak perlu melakukan hal seperti itu. Cukup kalian berdua berada di sini itu sudah membuatku bahagia. Aku bahkan lebih senang jika hanya kita bertiga yang menghabiskan malam ini bersama, tanpa siapapun” Ungkap Soojung setelah meredakan tawanya, Suzy tersenyum dan memeluk Soojung.

“kau hanya mencintai Sehun? Aku bagaimana?” Tanya Suzy dengan nada merajuk membuat Soojung kembali terkekeh.

“aku juga mencintaimu Suzy..sangat” Jawab Soojung, Sehun menatap adegan itu dengan wajah jijik sembari menggelengkan kepalanya.

“ok, jadi dramanya selesai? Sekarang waktunya pesta…aku sudah sangat lapar” Seru Sehun, kedua yeoja itu menatapnya kemudian mengangguk antusias.

“Tapi apa tidak ada cake untuk malam ini?” Tanya Suzy.

“tidak perlu, kita sudah dewasa sudah tidak perlu hal seperti itu..cukup menghabiskan waktu bersama saja dan berdoa untuk kebaikan kita itu sudah lebih dari cukup” Jawab Soojung.

“ckck, wanitaku ini sudah dewasa rupanya” Decak Sehun dengan puas, Soojung tersenyum lebar dengan wajah bangganya.

“kalau begitu ayo kita makan..sebelum makanannya dingin dan menjadi tidak enak” Seru Suzy lagi, mereka bertiga kemudian segera bergegas menuju ruang makan yang mana di atas meja makan sudah terdapat berbagai macam jenis makanan untuk mereka habiskan sepanjang malam ini.

xxx

“Suzy apa kau akan menerima permintaan Jiwon untuk melatihnya?” Suzy, Soojung dan Sehun saat ini tengah berada di kamar Soojung. Seperti tahun-tahun sebelumnya mereka akan mengadakan pajama’s party disetiap malam disaat salah satu dari mereka mengadakan ulang tahun.

Suzy yang tengah berbaring di ranjang Soojung itu mendudukan dirinya dan menatap Soojung yang tengah duduk disamping Sehun yang lagi bermain psp di atas karpet.

“entahlah, aku masih berpikir…mengingat kondisiku aku rasa aku tidak bisa melakukannya tapi melihat antusiasmenya aku jadi ingin melatihnya” Jawab Suzy.

“jadi keputusan akhirmu bagaimana? Aku juga bisa melihat keinginan besar gadis itu untuk di ajar olehmu” Kini giliran Sehun yang bertanya meskipun tidak mengalihkan pandangannya dari psp di tangannya itu.

“mungkin aku bisa mencobanya, aku akan berbicara padanya terlebih dahulu. Tidak ada salahnya jika kita mencoba” Ucap Suzy membuat Soojung tersenyum, sepertinya Suzy sedikit demi sedikit sudah mulai bisa berdamai kembali dengan balet.

“aku senang kau memutuskan untuk mencobanya Suzy…padahal dulu kau sama sekali tidak ingin berbuhungan sedikitpun dengan yang namanya balet” Sahut Soojung, Suzy terdiam mendengarnya. Soojung benar, dulu dia tidak ingin melihat ataupun mendengar apapun tentang balet karena dia masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah tidak bisa menari lagi.

Tapi semenjak bertemu dengan Jiwon, entah mengapa perasaannya perlahan berubah. Melihat kesungguhan Jiwon akan tariannya membuat Suzy merasa tersanjung dan sedikit ada rasa bangga saat melihat Jiwon yang begitu memuja balet.

“kau benar, sepertinya aku sudah bisa mulai menerima keadaanku sekarang” Sahut Suzy.

Sehun mematikan pspnya dan beranjak untuk duduk di samping Suzy, “apa kau akan menemui Jiwon di rumahnya?” Tanya Sehun serius, Suzy menganggukan kepalanya bingung.

“sepertinya begitu? Kenapa memangnya” Sehun tersenyum kecil lalu menatap Suzy dengan mata memicing.

“berarti kau akan bertemu dengan Myungsoo juga di sana?” Tanyanya lagi, Suzy tersedak degan air liurnya kini. Mengapa dia tiba-tiba bertanya tentang Myungsoo kepadanya? Bukankah mereka sedang membahas Jiwon.

“ap…apa maksudmu?” Tanya Suzy gugup, Sehun terekekeh lalu mengacak rambut Suzy lembut.

“lupakan saja, sekarang kalian tidur. Ini sudah larut malam, aku juga ingin tidur” Ucap Sehun beranjak dari ranjangnya, dia menoleh pada Soojung dan menatap yeoja itu tajam.

“tidak ada yang namanya bercerita sampai pagi Jung Soojung. Tidurlah” Sahut Sehun seakan tau apa yang ingin Soojung lakukan saat itu, yeoja itu mendesah. Mengapa Sehun selalu bisa mengetahui apa yang diinginkannya.

“aku akan mengecek kalian satu jam lagi dan jika aku mendapatkan kalian belum tidur…hukuman menanti girls” Ucap Sehun dengan senyum menyebalkannya membuat Suzy dan Soojung mendengus.

“ya ya ya, kami akan tidur” Gerutu Suzy lalu membaringkan badannya.

“bagaimana kita mau tidur jika kau masih berada di kamarku? Keluar sana” Soojung beranjak dari tempatnya kemudian mendorong Sehun sampai keluar dari kamarnya. Namja itu mencibir pelan namuan sedetik kemudian dia tersenyum.

“baiklah..selamat tidur, jangan lupa mimpikan namjamu ini” Ucap Sehun dengan senyum lebarnya, Soojung menatapnya dengan wajah muak.

“in your dream Sehun-ssi” Sahut Soojung datar lalu menutup pintu tepat sebelum Sehun membuka suaranya.

Sehun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah tidak sopa Soojung itu, “eisshh dasar”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy berdiri disebuah pintu rumah dengan gelisah, apakah benar dia melakukan ini? Dengan gugup Suzy mengangkat tangannya dan memencet bel yang berada di samping pintu itu. Setelah memencet bel 3 kali Suzy menunggu untuk sang pemilik membukakan pintu untuknya.

Ini masih sangat pagi, dan membuat Suzy berpikir mengapa dia harus datang sepagi ini? Apakah dia nanti akan terlihat terlalu antusias dengan dengan datang sepagi ini atau..ah, Suzy menggelengkan kepalanya. Dia akan mencoba fokus, ini adalah pilihannya dan dia akan mencoba melakukannya dengan baik.

Cklek~ Mata Suzy mengerjap saat mendengar pintu tersebut terbuka, senyumnya langsung terukir mendapati sesosok yeoja berdiri dihadapannya.

“pagi Jiwon-ah” Sapa Suzy, Jiwon tersenyum lebar. Terlihat sekali yeoja itu sangat senang melihat kehadiran Suzy pagi ini di rumahnya.

“pagi juga eonni, ayo masuk” Ajak Jiwon, dengan langkah gugup Suzy memasuki kediaman keluarga Kim itu, Suzy menatap keadaan rumah itu yang dapat dikatakan cukup mewah dan terlihat teratur dalam pengaturannya itu. Jiwon langsung mengajaknya untuk masuk ke dalam ruang tengah dan mendudukkannya ke atas sofa.

“eonni, gomawo ne..aku tidak meyangka kau akan menerima permintaanku” Ucap Jiwon dengan senang, Suzy tersenyum kepadanya.

“aku merasa senang jika harus melatihmu meskipun tidak akan bisa mengajarmu dengan maksimal” Ucap Suzy, Jiwon menganggukan kepalanya mengerti.

“gwenchana, hanya mendapatkan arahan darimu saja sudah membuatku senang..”

“tapi kau tidak masalahkan jika aku hanya datang saat sabtu dan minggu saja? Kau tau sendiri pekerjaan eonni di kantor bagaimana” Ucap Suzy lagi.

“tentu saja tidak masalah eonni, aku bahkan akan bersyukur jika kau meluangkan waktumu hanya sehari. Aku tidak ingin kau kelelahan”

“nan gwenchana, hitung-hintung sebagai olahraga juga. Jadi kita akan berlatih di mana?” Ucap Suzy, dia kemudian mengedarkan pandangannya dan mencari tempat yang tepat untuk mengajarkan Jiwon beberapa gerakan balet.

“aku memiliki ruangan sendiri. Tunggu sebentar, aku akan mengambil kuncinya” Ucap Jiwon kemudian meninggalkan Suzy sendiri di ruang tengah.

Beberapa menit setelah Jiwon pergi, Suzy merasa gatal untuk berkeliling di ruangan itu. Dia kemudian berdiri dan menghampiri sebuah meja yang berada di samping tv. Di sana terdapat beberapa bingkai foto yang isinya kebanyakan foto Jiwon dan Myungsoo saat kecil.

Suzy terkekeh saat melihat foto Jiwon dan Myungsoo tengah makan es krim di dalam foto dan wajah mereka belepotan dengan es krim. Sangat lucu pikirnya.

“Jiwon-ah..baju oppa di mana?” Suzy berhenti tersenyum, dia tau pemilik suara ini. Oh tidak! Dia tidak berpikir akan bertemu dengan namja itu di sini.

Kalau tidak salah Jiwon pernah mengatakan bahwa kakaknya sudah tidak tinggal di rumah mereka sejak dia masuk ke dalam perusahaan. Namun kenapa pagi ini dia berada di sini? Apa Jiwon lupa membertahunya bahwa kakaknya itu sedang berada di rumah atau dia memang yang melupakan hal ini?

“Jiwon, Kim Jiwon?” Suzy mendengar derap langkah yang mendekat, mengapa jantungnya kembali berpacu seperti ini? oh ini benar-benar tidak baik untuknya.

“Ji…eoh, nuguseyo?” Suzy menahan nafasnya kini, namja itu benar-benar berada di belakangnya saat ini, dengan ragu Suzy berbalik dan langsung menatap namja itu dengan mata yang melebar.

Bagaimana tidak, namja di hadapannya saat ini sedang tidak memakai atasan apapun alias topless dan membuat tubuh bagian atasnya terekspos, Suzy menelan ludahnya dengan berat dia tersenyum kikuk kepada Myungsoo yang berdiri mematung di tempatnya.

“Myung..Myungsoo, kau mencari Jiwon? Dia sedang mengambil sesuatu dibelakang” Ucap Suzy sedikit kikuk berusaha mengalihkan pandangannya dari badan Myungsoo.

“eo..oo, Su..Suzy?” Myungsoo terlihat tidak kalah kikuknya dengan sikap Suzy saat ini, matanya masih melebar tidak percaya. Apa yang dilakukan yeoja itu di rumahnya sepagi ini.

“ehm, ne..naya Suzy” Sahut Suzy membuat Myungsoo mengerjapkan matanya. Setelah sepenuhnya sadar dengan keadaan ini Myungsoo memekik terkejut.

“ya Kim Jiwon!!!”

Suzy mengelus dadanya saat mendengar pekikan dari Myungsoo itu, matanya mengikuti langkah Myungsoo yang melongos begitu saja dari hadapannya. Setelah yakin Myungsoo sudah tidak berada di ruang tengah Suzy menghela nafasnya panjang, tadi merupakan 3 menit yang terpanjang dalam hidup Suzy. Dia berkali-kali menahan nafasnya karena harus berhadapan dengan Myungsoo dengan keadaan yang begitu…ugh, Suzy menggelengkan kepalanya.

“fokuslah Suzy, tujuanmu kemari untuk Jiwon” Gumam Suzy memukul kepalanya dengan kedua tangannya, karena tidak ingin terjadi sesuatu lagi dia akhirnya memilih untuk duduk kembali ke sofa sembari menunggu Jiwon. Dari tempatnya dia masih bisa mendengar sayup-sayup suara Myungsoo, sepertinya namja itu tengah mengomel kepada adiknya.

xxx

“ya Kim Jiwon!!!” Myungsoo segera melangkahkan kakinya menuju ke arah belakang rumahnya, di sana terdapat sebuah ruangan yang menyimpan beberapa kunci serta kunci serep dari segala pintu yang ada di rumah ini.

Myungsoo menghela nafasnya kesal, dia mencari keberadaan adiknya itu kemudian menemukan Jiwon tengah mencari sesuatu dalam lemari.

“Kim Jiwon!” Jiwon tersentak dan menoleh kepada kakaknya itu, dia memekik saat melihat Myungsoo sedang tidak memakai baju.

“ya oppa! pakai bajumu, dasar byeontae!” Pekik Jiwon kesal, Myungsoo menatap adiknya itu dengan garang dan berjalan dengan cepat hingga kini dia berdiri tepat di depan Jiwon.

“kenapa kau tidak beritahu jika Suzy ada di sini?” Tanya Myungsoo langsung, Jiwon terdiam sebentar kemudian membulatkan mulutnya.

“ah, mian..tadi kau masih tidur saat Suzy eonni datang jadi aku tidak memberitahumu, kau sudah bertemu dengannya?” Jawab Jiwon dengan tampang polosnya sementara wajah Myungsoo kini memerah akibat menahan malu serta marahnya pada Jiwon.

“menurutmu?” Tanya Myungsoo ketus.

“menurutku? Sepertinya kau sudah bertemu dengannya” Jawab Jiwon lagi-lagi dengan tampang polos.

“ya Kim Jiwon! Kau tidak melihat keadaanku eoh? gara-gara kau tidak memberitahuku ada dia di sini aku jadi harus bertemu dengannya tanpa baju seperti ini! sungguh memalukan…aishhhh!” Dumel Myungsoo dengan suara tinggi, Jiwon meringis saat mendengar omelan Myungsoo tersebut. Dia bahkan lebih memilih diomeli oleh eommanya sehari semalam daripada harus mendengar suara pekikan oppanya yang satu itu.

“eiih, sudahlah oppa..lagipula badanmu cukup bagus kok. Tidak perlu malu jika Suzy eonni melihatnya” Sahut Jiwon tersenyum lebar, Myungsoo memutar bola matanya dan mengacak rambutnya dengan frustasi.

“tapi tetap saja Jiwon, ini sangat memalukan! Jika kau lihat wajah Suzy tadi, aahh…dia pasti berpikir yang macam-macam” Gerutu Myungsoo. Jiwon masih tersenyum lebar, meraih beberapa kunci dari lemari yang tadi di utak-atiknya dan memilih salah satunya.

“memangnya kenapa kalau dia berpikir macam-macam? Toh kau tidak ada hubungan apapun dengannya kan? jadi biarkan saja..lagipula sejak kapan kau peduli dengan pemikiran orang lain tentangmu?” Tanya Jiwon membuat Myungsoo terdiam. Dia menatap Jiwon dengan tajam, namun Jiwon seakan tidak terpengaruh dengan tatapan kakaknya itu kemudian mengangkat kedua bahunya.

“kau sangat membingungkan oppa…ya sudah, aku akan ke ruang latihan dengan Suzy eonni. Jika kau membutuhkanku kau ke sana saja” Ucap Jiwon lagi saat tidak mendapatkan balasan dari Myungsoo, dia kemudian bergegas keluar dari ruangan itu meninggalkan Myungsoo yang masih memasang wajah bepikirnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kriiing Kriiing~ Suara bising dari jam weker kecil itu mulai terdengar di seluruh penjuru kamar tersebut, Suzy yang tengah bergelung malas di bawah selimutnya itu sudah terlihat gelisah karena gangguan suara tersebut.

“eungggghh! Bisakah kau diam?” Bentaknya dengan nada ketus seolah-olah sedang memarahi bawahannya, Suzy menggelengkan kepalanya frustasi karena weker tersebut masih saja berbunyi tidak jelas.

“aishhh! Menyebalkan!”

Praangg! Dengan kesal Suzy melempar jam wekernya ke arah dinding hingga membuat weker tersebut berhenti berdering seketika, Suzy menekuk wajahnya dengan kesal. Dia masih ingin tidur tapi jam sialan itu malah membangunkannya.

Akhirnya dengan malas Suzy beranjak dari ranjang, untuk memulai harinya.

“heh, monster day” Gumam Suzy datar, ya..bagi para pekerja kantor sepertinya hari senin merupakan monster day. Semua aktifitas di kota ini bahkan telah dimulai sebelum jam 7 pagi disetiap hari senin, terlambat sedikit saja bisa membuatmu terjebak macet yang panjang dan hanya bisa dilewati setelah berjam-jam menunggu.

Suzy jelas tidak ingin mengalami kesialan itu, makanya dia menyetel alarmnya sepagi mungkin, yah..meskipun dia harus memiliki persediaan jam untuk setiap hari seninnya karena dia pasti akan lebih memilih mematikan dering wekernya dengan merusaknya dibandingkan mematikannya sebagaimana mestinya.

Setelah berkutat dengan segala macam hal di kamar mandi, Suzy keluar dengan pakaian kantor yang rapi. Dia hanya tinggal memoles bedak tipis di wajahnya, memakai lip tint dan mengatur rambutnya untuk terlihat lebih rapi lagi.

“morning appa” Suzy berjalan menuju ruang makannya dan menemukan ayahnya sedang duduk santai sembari membaca koran di sana, ditemani oleh secangkir teh herbal. Ayahnya kini sudah tidak boleh lagi mengkomsumsi kopi yang memiliki kadar kafein tinggi. Tidak baik untuk kesehatannya.

“pagi..kau terlihat segar pagi ini” Sapa tuan Bae, Suzy tersenyum lebar dan mengambil tempat di depan ayahnya.

“aku sudah mandi, jadi aku terlihat segar..eh, roti ini buatan siapa?” Ucap Suzy, lalu dia mencomot satu roti bakar yang ada di tengah meja.

“Ahn ahjumma, dia memang menyiapkan untukmu..makan dulu baru ke kantor” Ucap tuan Bae, Suzy menganggukan kepalanya sembari memakan rotinya.

“aku juga akan menunggu Sehun, dia sedang di jalan” Jawab Suzy.

“berhentilah membuat Sehun repot, kau harus mencoba untuk membawa mobil lagi” Sahut tuan Bae, Suzy menegak susunya dan menekuk wajahnya dengan kesal.

“aku tidak bisa appa..kau tau sendiri traumaku” Serunya, ayahnya hanya menggeleng pelan.

“trauma itu tidak akan hilang jika kau tidak mencoba untuk menghilangkannya, dan satu-satunya cara menghilangkannya ya hanya dengan terus menghadapi traumamu, bukannya menghindarinya seperti ini Suzy” Jelas tuan Bae.

“aku tau appa..aku juga sebenarnya sangat ingin menghilangkan trauma ini, tapi..kau tau sendiri, sudah berbagai macam cara aku melakukannya tapi tetap saja tidak bisa. Kejadian itu akan terus menerus melekat di diriku” Ucap Suzy mendesah membuat tuan Bae menghela nafasnya berat.

“appa tidak memaksamu nak, tapi setidaknya cobalah untuk melawan traumamu itu”

“aku sedang mencobanya saat ini appa” Sahut Suzy menundukan kepalanya, tuan Bae menatap Suzy dengan sedih. Dia tau betul apa yang dimaksud anaknya saat ini.

“arra, dan appa sangat bangga padamu..kau memang anak appa yang terbaik” Ucapan itu lantas membuat senyum Suzy terukir dibibirnya. Tuan Bae membalas senyumannya dengan lebar dan tulus.

Tiin tiin~

“sepertinya Sehun sudah tiba” Ucap tuan Bae mendengar suara klakson dari halaman depan rumahnya.

“eoh, kalau begitu aku berangkat appa..jangan lupa meminum obatmu, jangan terlalu lelah ne..aku akan menelpon Soojung untuk mengunjungimu hari ini” Ucap Suzy, mengecup pipi appanya sebelum keluar dari ruang makan.

“kau tidak perlu khawatir, pergilah” Ucap tuan Bae, Suzy tersenyum kemudian melenggang keluar dari rumahnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Minho mengintip ke dalam ruangan Suzy secara diam-diam, dia memperhatikan Suzy tengah serius membaca beberapa laporan yang tadi Han biseo berikan padanya, dia kemudian melirik jam dan sudah menunjukan waktu untuk makan siang.

Sebelumnya dia sudah diberikan amanat oleh Sehun bahwa dia harus terus memantau kegiatan Suzy dikantor, jangan membuatnya terlalu lelah dan jika sudah waktunya untuk makan dia harus segera makan. Karena ini demi kesehatan atasannya jadinya Minho menyetujui permintaan Sehun itu, dan disinilah dia tengah memantau kegiatan Suzy.

“direktur” Suzy mendongak menatap Minho di balik pintunya dan memasang wajah bertanya.

“sudah waktunya makan siang..kau tidak ingin makan?” Tanya Minho.

“sebentar lagi, kau duluan saja” Sahut Suzy.

“tapi namjamu itu akan mengomeliku jika kau telat makan, ayo kita makan dulu lalu kau bisa melanjutkan pekerjaanmu” Bujuk Minho lagi namun yeoja itu masih tetap menolaknya.

Minho menghela nafasnya dan memilih untuk menunggu beberapa menit lagi, jika sampai 10 menit Suzy masih juga tetap berkutat dengan laporannya dia akan segera masuk ke dalam dan menarik Suzy secara paksa untuk turun ke cafetaria dan makan siang bersama.

Menit demi menit berlalu namun Suzy sama sekali tidak menandakan ingin menghentikan kegiatannya, sehingga Minho mengambil inisiatif untuk masuk ke dalam ruangan Suzy lebih cepat dari rencananya dan memaksa yeoja itu untuk segera keluar.

“Suzy…”

“tunggu” Suzy mengangkat tangannya untuk menahan Minho berbicara, namja itu diam seketika saat Suzy meraih handhponenya yang ternyata bergetar itu.

From : 010-910xx-xxxx

Suzy, apa aku mengganggumu?

Suzy mengernyitkan dahinya bingung, siapa yang mengiriminya pesan ini?

To : 010-910xx-xxxx

Nuguseyo?

Setelah mengirim pesan balasannya Suzy menunggu, namun sampai 5 menit tidak juga mendapatkan balasannya.

“Suzy, ayo kita makan. Kau ingin makan apa?” Sahut Minho membuat Suzy mengalihkan pandangan ke arahnya.

“aku ingin makan pasta” Ucap Suzy, baru saja Minho ingin membuka suaranya tiba-tiba Suzy kembali mengangkat tangannya, “tunggu sebentar” Sahut Suzy lalu beralih ke ponselnya.

From : 010-910xx-xxxx

Mau makan siang bersamaku?

Suzy kembali mengerutkan keningnya, siapa orang ini? apa penggemar rahasiakah atau hanya seseorang yang iseng kepadanya. Baru saja akan menekan tombol balas tiba-tiba satu pesan lagi masuk. Suzy membukanya dan seketika tubuhnya menegang membaca pesan tersebut.

From : 010-910xx-xxxx

Ini aku, Myungsoo.

Suzy mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba untuk membaca ulang pesan terakhir, Myungsoo? benarkah Myungsoo mengiriminya pesan? Ada apa namja itu tiba-tiba saja mengirimkan pesan padanya.

To : 010-910xx-xxxx

Benarkah kau Myungsoo? Kim Myungsoo?

From : 010-910xx-xxxx

Tentu saja, naya Kim Myungsoo.

Jadi, makan siang?

Suzy menahan nafasnya, ini benar-benar pesan dari Myungsoo. Seketika dia tersenyum lebar dan dengan cekatan membalas pesan Myungsoo.

To : 010-910xx-xxxx

Aku ingin makan pasta.

From : 010-910xx-xxxx

Aku tau tempat yang bagus.

Mau aku jemput atau bertemu di sana?

Myungsoo ingin menjemputnya? Oh tidak! Jika ini mimpi segera bangunkan aku ya tuhan. Batin Suzy memekik.

To : 010-910xx-xxxx

Tidak perlu.

Kirimkan saja alamatnya, aku akan menyuruh supir kantor untuk mengantarku.

See you.

Suzy masih tersenyum lebar, setelah mendapatkan alamat tempat di mana Myungsoo mengajaknya makan dia segera memberesi pekerjaannya.

“jadi, apa kita akan makan sekarang?” Suzy tersentak kaget, dia menatap Minho yang sedang duduk di kursi di hadapannya dengan terkejut.

“apa? kau seperti melihat hantu saja” Sahut Minho.

“tidak, kupikir kau sudah pergi..maaf” Gumam Suzy, Minho terkekeh. Dia sedari tadi memperhatikan Suzy sedang bertukar pesan dengan seseorang. Meskipun tidak tau isinya apa atau pada siapa dia saling mengirim pesan.

“kau terlalu fokus dengan ponselmu..jadi, kau ingin makan pasta di mana?” Suzy meringis mendengarnya, oh..dia lupa jika tadi Minho juga mengajaknya makan siang.

“mianhae, aku ada janji..kita bisa makan bersama lain kali ne” Ucap Suzy dengan wajah menyesal membuat Minho mendengus sebal.

“kalau tau begitu kau tidak perlu menyuruhku menunggu tadi..eissh” Desis Minho kesal, Suzy tersenyum kecil padanya.

“maaf”

“ya, tidak perlu meminta maaf lagi. Baiklah, lain kali aku akan menagih makan siang kita yang tertunda ini” Ucap Minho, Suzy tersenyum lebar dan mengangguk pasti.

“tentu saja..kau jangan khawatir aku akan mengingatnya” Seru Suzy.

“ya, pergilah..aku yakin orang yang akan kau temui akan menunggu lama jika kau masih di sini”

“oh maja..aku pergi ne, sekali lagi maafkan aku” Seru Suzy seraya berjalan cepat untuk keluar dari ruangannya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Myungsoo meneguk air mineralnya, sudah berkali-kali dia mencoba untuk tenang tapi tetap saja dia merasa gugup. Apakah karena akan makan siang bersama Suzy?

“hah, Kim Myungsoo! yang benar saja..kau hanya akan makan siang bersamanya bukan berkencan dengannya..ckck” Decak Myungsoo dengan bisikan pelan kepada dirinya sendiri.

Saat tadi memutuskan untuk menghubungi Suzy, Myungsoo sangatlah khawatir jika saat itu Suzy sedang sibuk atau merasa terganggu dengan pesannya. Namun hanya selang beberapa detik pesannya terkirim dia sudah mendapatkan balasan yang tidak diharapkannya.

Awalnya Myungsoo tidak ingin membalas pesan Suzy itu yang menanyakan siapa dirinya, namun setelah dia berpikir lagi sepertinya wajar saja Suzy tidak mengetahui identitasnya, karena hanya dia yang memiliki nomor Suzy, tapi Suzy sama sekali tidak memiliki nomornya.

Saat mengajukan ajakan makan siang itu, Myungsoo terus berdoa dan berharap Suzy menerimanya dan setelah menerima balasan Suzy ingin makan siang bersamanya, betapa bahagia perasaannya saat itu.

“maaf, membuatmu menunggu” Lamunan Myungsoo menghilang seketika saat mendengar sapaan lembut itu, dia mendongak dan mendapati Suzy tersenyum menyesal padanya.

“gwen..gwenchana, aku juga baru sampai. Duduklah” Ucap Myungsoo sembari tersenyum kikuk. Suzy duduk di hadapan Myungsoo dan mengedarkan pandangannya di sekitar restoran itali pilihan Myungsoo itu.

“tempat ini terlihat bagus, apa kau sering ke sini?” Tanya Suzy, mencoba untuk membuka pembicaraan mereka, karena sedari tadi dia memperhatikan Myungsoo hanya diam saja di tempatnya.

“emm, ya..aku sering ke sini bersama orang tuaku dan Jiwon” Jawab Myungsoo membuat Suzy menganggukan kepalanya.

Kemudian mereka terdiam kembali, sampai Suzy menarik menu dan membaca menu di sana, “aku ingin pasta” Sahut Suzy, Myungsoo langsung mendongak menatap Suzy.

“oh, ya..kau ingin pasta, tunggu sebentar” Ucap Myungsoo, dia kemudian memanggil seorang pelayan dan menyuruhnya untuk menulis pesanan mereka, setelah itu sang pelayan kembali ke tempatnya.

Suzy tersenyum kecil, kenapa Myungsoo tidak seperti biasanya? Dia seperti tidak fokus dengan apa yang dilakukannya.

“Myungsoo, bolehkah aku bertanya?” Tanya Suzy, Myungsoo menganggukan kepalanya.

“apa kau sangat sibuk belakangan ini?” Myungsoo mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan Suzy.

“tidak kurasa..” Jawabnya sambil menggeleng kecil membuat Suzy menghela nafasnya, Myungsoo tidak sibuk tapi kenapa tidak pernah menghubunginya? Meskipun dia sudah sering ke rumahnya untuk melatih Jiwon dan beberapa kali mereka tanpa sengaja bertemu dalam rumah itu tapi tetap saja Myungsoo masih tidak menghubunginya. Padahal dia sangat menunggu Myungsoo untuk menghubunginya saat itu.

“memangnya kenapa?” Tanya Myungsoo balik, Suzy tersenyum kecil dan menggeleng.

“tidak apa-apa, aku hanya bertanya”

“oh..hmm, kemarin kau tidak ke rumah untuk melatih Jiwon, apa kau punya acara lain?” Tanya Myungsoo.

“ya, kemarin aku menemani appaku untuk check up ke dokter. Jadi aku tidak bisa datang” Jelas Suzy, Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti.

“apa kau punya keluhan selama melatih Jiwon?” Tanya Myungsoo lagi, Suzy tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“tidak..Jiwon anak yang sangat mudah untuk belajar, aku senang karena progresnya cukup baik” Jawab Suzy membuat Myungsoo mengangguk mengerti.

“bagaimana keadaanmu, kau baik-baik saja?” Suzy menaikkan alisnya bingung, mengapa Myungsoo terus bertanya mengenai dirinya. Beberapa detik terdiam, Suzy akhirnya terkekeh dan menatap Myungsoo geli.

“apa kau sedang berusaha untuk mendekatiku Myungsoo-ssi?” Tanya Suzy, Myungsoo mengerjapkan matanya. Sebegitu jelasnya kah dirinya saat ini? Dia menggaruk pelipisnya dengan kikuk dan tersenyum pada Suzy.

“apa terlihat jelas?” Tanya Myungsoo dan kini Suzylah yang mengerjapkan matanya. Niatan awalnya hanya ingin menggoda Myungsoo, tapi ternyata jawaban namja itu membuatnya terkejut. Secara tidak langsung pertanyaan Myungsoo barusan mengisyaratkan bahwa Myungsoo memang sedang berusaha untuk mendekati dirinya.

“apa kau serius?” Suzy melempar pertanyaan lagi tanpa menjawab pertanyaan Myungsoo barusan.

“apa aku terlihat sedang bercanda?” Begitu terus mereka berdua saling melempar pertanyaan tanpa sama sekali menjawab pertanyaan yang ada.

Suzy terdiam, apa maksud Myungsoo saat ini. Dia mengerutkan keningnya pertanda sedang berpikir keras. Baru saja dia membuka mulutnya untuk bersuara tiba-tiba suara pelayan menyelanya.

“silahkan dinikmati” Ucap sang pelayan, meletakkan dua piring pasta di atas meja Myungsoo dan Suzy.

“terima kasih” Jawab Myungsoo, setelah pelayan itu pergi Myungsoo berdehem pelan dan meraih garpunya.

“selamat makan” Ucapnya, Suzy tersenyum dan menganggukan kepalanya. Mereka kemudian makan dalam keadaan diam dengan pikiran mereka masing-masing.

xxx

“gomawo” Suzy tersenyum kecil saat Myungsoo membuka pintu mobil untuknya, ini adalah ketiga kalinya dia membiarkan Myungsoo untuk mengantarnya, bukankah dia tidak bisa naik mobil bersama dengan orang yang tidak dikenalnya dengan baik seperti Sehun atau ayahnya? Tapi mengapa bersama Myungsoo semuanya terasa benar…Oh, Suzy sangat tidak menyukai perasaan anehnya saat ini, membuatnya menjadi seperti orang bodoh yang menerka-nerka apa yang terjadi pada dirinya sebenarnya.

“kau akan kembali ke kantor lagi?” Tanya Myungsoo setelah duduk di balik kemudi.

“tentu saja kembali ke kantor” Jawab Suzy, Myungsoo mengangguk mengerti kemudian melajukan mobilnya.

Sesekali Suzy melirik ke arah Myungsoo yang tengah fokus dengan jalanan di depannya, jika bisa membaca pikiran, orang pertama yang akan dibacanya adalah namja di sampingnya ini. Entah mengapa sejak pertemuan pertama mereka dia seakan terus membayangi Suzy. Apa yang ada didiri Myungsoo sebenarnya atau lebih tepatnya apa yang telah Myungsoo lakukan padanya?

“Myungsoo?” Myungsoo tersentak menginjak rem saat mobilnya berada di lampu lalu lintas, dia menoleh sekilas pada Suzy dan berdehem pelan.

“ya?”

“eumm, tidak..fokuslah menyetir” Ucap Suzy, Myungsoo menaikkan alisnya tidak mengerti.

“apa kecelakaan yang pernah kau alami itu adalah kecelakaan mobil?” Tanya Myungsoo tiba-tiba, Suzy terdiam. Mengapa tiba-tiba mengangkat topik itu?

“aku tidak ingin membahasnya, kumohon” Sahut Suzy, Myungsoo menghela nafasnya. Sejak awal tahu tentang kecelakaan Suzy dia sudah sangat penasaran dengan kronologi ceritanya sehingga membuat kaki Suzy seperti itu dan dia sangat ini Suzy menceritakan semuanya kepada dirinya. Entah mengapa.

“tapi aku ingin mengetahuinya, apa kau masih tidak ingin memberitahuku?” Tanya Myungsoo lagi, dia kembali menjalankan mobilnya saat lampu lalu lintas berubah warna.

Suzy menghela nafasnya berat, dia tidak mau memberitahu siapapun tentang kecelakaannya tapi mengapa saat Myungsoo bertanya dan dia tidak menjawab perasaan bersalah menghinggap di dirinya?

“ya” Sahut Suzy membuat Myungsoo menoleh padanya sebentar, “fokus ke depan Kim Myungsoo” Seru Suzy tiba-tiba. Myungsoo kembali memutar kepalanya dan fokus ke jalanan.

“jadi benar, kau kecelakaan mobil. Kau membawanya sendiri atau bersama seseorang?” Kini Suzy menegang. Tidak, dia belum siap. Ya, sekarang bukan saatnya dia membuka luka lamanya. Dia masih sangat trauma dengan kejadian itu, dia tidak boleh mengingatnya dulu.

“kumohon Myungsoo, jangan bertanya lagi” Lirih Suzy dengan suara yang tercekat, Myungsoo melirik dengan panik mendengar nada bicara Suzy. Dengan segera dia menepikan mobilnya dan menghadapkan tubuhnya ke arah Suzy.

“Suzy” Myungsoo meraih tangan Suzy yang saat ini sedang bertautan di atas pangkuannya, kepala Suzy menunduk. Suzy tidak ingin membahas mengenai kecelakaannya waktu itu sehingga membuat kepalanya sedikit pening.

“maafkan aku, aku bukannya ingin memaksamu” Ucap Myungsoo dengan lembut, dia merasakan Suzy sedikit tidak nyaman ditempatnya. Myungsoo menyadari bahwa saat ini Suzy memang benar-benar tidak siap untuk bercerita padanya.

“aku tau kau belum siap untuk menceritakannya, tapi..sungguh, aku benar-benar ingin mengetahui semua tentangmu. Tidak bisakah kau memberiku kesempatan?” Pinta Myungsoo membuat Suzy mengangkat kepalanya dan menatapnya dengan pandangan tidak terduga.

“a..apa?” Tanya Suzy dengan suara tidak percayanya, Myungsoo menatap Suzy dalam dan menarik tangan yeoja itu kemudian mengecupnya lama.

Suzy masih menatap Myungsoo dengan terkejut, entah mengapa dia hanya bisa diam saja saat melihat perlakuan Myungsoo terhadapnya. Benar-benar diluar dugaan, dan kecupan yang diberikan Myungsoo kepadanya membuat perasaannya membuncah dan merasakan sedikit gelitikan yang aneh di perutnya. Saat Myungsoo mengangkat wajahnya dan menatapnya lebih intens, saat itu juga Suzy terkesiap dan benar-benar terkejut dengan kalimat yang dilontarkan oleh Myungsoo kepadanya.

“izinkan aku mengenalmu lebih jauh lagi”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Braak~ Sehun menggelengkan kepalanya melihat Suzy langsung keluar dari mobil saat mereka telah sampai di halaman depan rumah Suzy.

“ya ya! jangan berlari, kakimu itu!” Seru Sehun keluar dari mobilnya saat melihat Suzy berlari kecil menuju pintu rumahnya, namun yeoja itu mengacuhkan peringatan Sehun.

“appa!” Seru Suzy saat dia membuka pintu rumahnya, dia tadi mendapat telepon dari Ahn ahjumma kalau ayahnya tiba-tiba saja terjatuh saat sedang berjalan-jalan di taman belakang. Saat mendapatkan kabar itu Suzy segera menelpon Sehun untuk menjemputnya di kantor dan pulang terlebih dahulu.

“appa, eodiseo?” Suzy berkeliling mencari keberadaan tuan Bae, masih dengan berlari kecil dia menghampiri kamar ayahnya.

“eishh, Bae Suzy..jalan pelan-pelan saja” Sehun yang sudah masuk ke dalam rumah itu terdengar mengomel melihat Suzy berlari mengelilingi rumahnya sendiri dan saat yeoja itu berhenti di depan pintu kamar appanya Sehun hanya menggeleng kecil.

“aku baik-baik saja Sehun-ah, tidak perlu mengomel seperti ahjumma-ahjumma begitu. Sekarang yang perlu kau khawatirkan itu ayahku” Sahut Suzy, dia kemudian membuka pintu di hadapannya dan menghela nafas lega saat menemukan ayahnya sedang duduk bersandar di atas ranjangnya.

“appa!” Dengan segera Suzy berlari masuk dan memeluk ayahnya yang kelihatan terkejut dengan keberadaannya itu.

“Suzy? kenapa kau pulang jam segini?” Tanya tuan Bae, dia memeluk anaknya sebentar kemudian melepaskannya dan menatap Suzy dengan teliti, “kau baik-baik saja?” Tanyanya lagi, Suzy menghela nafasnya dan menatap ayahnya sendu.

“Ahn ahjumma mengatakan kau terjatuh tadi, kau tidak apa-apa?” Tanya Suzy khawatir, tuan Bae tersenyum kemudian mengelus rambut Suzy.

“appa tidak apa-apa Suzy-ya, tadi hanya karena appa terlalu lama berjalan diluar jadi sedikit kelelahan. Tidak perlu khawatir, sekarang kondisi appa sudah pulih” Jelas tuan Bae. Suzy memejamkan matanya bersyukur bahwa ayahnya tidak mengalami sesuatu yang lebih buruk, dia memeluk ayahnya dengan erat.

“Suzy, aku harus kembali” Suzy menoleh ke belakang dan mendapati Sehun berdiri di ambang pintu kamar appanya. Sehun menatap tuan Bae sebentar kemudian menghela nafasnya lega melihat keadaan pria tua itu baik-baik saja.

“secepat ini? heh” Tanya Suzy dengan cemberut, Sehun menganggukan kepalanya.

“managerku sudah menghubungiku” Jawabnya, Suzy masih menekuk wajahnya. Dia masih ingin Sehun menemaninya di sini, tapi mendengar kalau Sehun harus bekerja dia jadi merasa bersalah, sudah sering Suzy membuat Sehun meninggalkan pekerjaannya demi dirinya itu.

“jangan merasa bersalah..sudah tugasku untuk menjagamu” Sahut Sehun, Suzy menatapnya terkejut. Mengapa namja itu bisa mengetahui apa yang ada dipikirannya.

“kau terlalu gampang ditebak nak, Sehun bisa mengetahui apa yang ada dipikiranmu karena wajahmu terlalu menggambarkan apa yang kau pikirkan” Sahut tuan Bae, Suzy terkejut lagi menatap appanya. Sehun hanya terkekeh kecil melihat reaksi Suzy itu

“ahbeoji, apa kau sudah tidak apa-apa? tidak perlu ke rumah sakit?” Tanya Sehun khawatir.

“gwenchana, aku sudah baik-baik saja, tidak perlu khawatir seperti itu”

“geure, syukurlah..maaf aku tidak bisa berlama-lama di sini. Aku harus segera pergi” Ucap Sehun, tuan Bae menganggukan kepalanya.

“gomawo Sehun-ah, sudah mengantarkan Suzy pulang” Ucapnya, Sehun tersenyum membalasnya.

“appa, aku akan mengantar Sehun ke depan. Tunggu di sini ne” Suzy beranjak dari ranjang appanya, memeluknya sebentar. Saat melihat appanya mengangguk Suzy bergegas keluar dari kamar itu dengan menggandeng lengan Sehun.

“kau pasti akan sibuk, akhir-akhir ini kau sering meninggalkan pekerjaanmu” Ucap Suzy sembari berjalan bersama Sehun menuju pintu depan.

“aku harap tidak..kalaupun aku sibuk, aku akan tetap meluangkan waktuku untukmu jika kau membutuhkanku Suzy” Jawab Sehun membuat Suzy tersenyum puas.

“geure..sudah seharusnya kau melakukan itu” Seru Suzy. Sehun tertawa dan menepuk puncak kepala yeoja itu.

“aigoo, terlepas dari masalah appamu, kurasa hari ini moodmu sedang baik. Apa terjadi sesuatu?” Tanya Sehun, Suzy terdiam sebentar kemudian mengingat kejadian hari ini. Tepatnya saat Myungsoo mengantarnya kembali ke kantor siang tadi, seketika wajahnya memerah.

“omo, Bae Suzy? wajahmu memerah? Aigoo, ternyata aku benar..terjadi sesuatu huh” Sahut Sehun, Suzy tersenyum malu dan menutup kedua wajahnya yang memerah. Astaga, memalukan sekali harus menunjukkan wajah meronanya di depan Sehun.

Sehun memperhatikan Suzy, dia sangat tau dengan jelas apa yang membuat Suzy sampai seperti ini. Seumur-umur mengenal yeoja itu, baru pertama kali dia melihat wajah Suzy yang merona. Meskipun dia sudah sering menggoda Suzy berkali-kali tapi yeoja itu sama sekali tidak pernah kelihatan malu, bahkan dia terlihat biasa saja dengan godaan yang diberikannya.

“aku mencium bau orang yang sedang kasmaran” Bisik Sehun pelan, Suzy tersentak mendengarnya. Dia segera menoleh pada Sehun dan menatapnya tajam.

“mwo..mworagu? kasmaran? Hah..ya! jangan bercanda, aku tidak mungkin..eihh, kau ini” Pekik Suzy salah tingkah yang membuat Sehun semakin tertawa melihat sikapnya.

“ingatlah Suzy, aku sangat mengenalmu dengan baik bahkan melebihi dirimu sendiri” Sahut Sehun mengangkat bahunya.

“ti..tidak, kau salah..aku tidak..”

“heh, sudahlah. Aku harus segera pergi” Sela Sehun dengan cepat, Suzy terdiam kemudian menekuk wajahnya, “jangan telat makan. Kau harus meminum obatmu tepat waktu, jangan terlalu lelah. Istirahat yang cukup, arasseo” Pesan Sehun, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“good girl” Gumam Sehun, dia memeluk Suzy sebentar mengusap kepalanya dan tersenyum.

“aku harus pergi, jangan lupa pesanku” Ucapnya lagi.

“aku akan mengingatnya..sudah sana pergi” Usir Suzy, Sehun terkekeh kemudian mengecup pipi Suzy.

“istirahatlah..nan ganda” Ucapnya kemudian berbalik dan berjalan menuju mobilnya.

Suzy tersenyum melihat Sehun masuk ke dalam mobilnya, dia kemudian berbalik dan kembali masuk ke dalam rumah.

Di dalam mobil Sehun terdiam, sama sekali tidak ada tanda-tanda untuk dirinya menyalakan mesin mobilnya itu. Dia menatap lurus ke depan, mengingat pembicaraannya barusan bersama Suzy.

Mengingat saat tadi tanpa sengaja Sehun mendapati Suzy dan Myungsoo sedang makan siang bersama dan melihat wajah Suzy yang memerah barusan karena memikirkan tentang makan siangnya bersama Myungsoo. Sehun yakin itulah yang dipikirkan Suzy tadi, Myungsoo yang ada dikepalanya dan pria itu sangat yakin bahwa Suzy menyukai Myungsoo.

“heh, ottokhaji?” Gumam Sehun pelan. Apa yang harus dilakukannya? Melihat sikap Myungsoo saat bertemu dengan Suzy, dia punya perasaan bahwa Myungsoo memiliki perasaan yang sama terhadap Suzy. Tapi, apa yang akan terjadi dengan kedua orang itu jika mereka mengetahui kebenarannya? Apa yang harus dilakukannya?

Bagaimana jika Myungsoo menyalahkan Suzy? Bagaimana jika Myungsoo membenci Suzy? Bagaimana jika Suzy membenci dirinya sendiri? Bagaimana jika Suzy semakin trauma dengan kejadian itu? bagaimana…Sehun menghela dengan frustasi, bagaimana caranya dia bisa menyimpan semuanya ini untuk selamanya?

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Myungsoo duduk termangu di balik meja kerjanya, sejak semalam dia tidak berhenti memikirkan kebodohannya itu. Mengapa dengan beraninya dia mengatakan hal yang sangat lancang kepada Suzy kemarin.

Dia masih ingat betul ekspresi wajah Suzy yang begitu kaku setelah dia mengucapkan hal tersebut. Karena tidak ingin membuat keadaan makin memburuk akhirnya Myungsoo kembali ke balik kemudinya dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan standar menuju kantor Suzy. Dalam sisa perjalanan itu Myungsoo maupun Suzy tidak bersuara, mereka berdua terlihat sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.

Begitupula saat sampai di kantor Suzy, gadis itu hanya menggumamkan ucapan terima kasih pada Myungsoo kemudian segera keluar dari mobilnya. Sementara Myungsoo hanya dapat menghela nafasnya panjang, mungkin ucapannya yang begitu terburu-buru itu membuat Suzy ketakutan. Apa yang ada dipikiran Suzy saat ini? Myungsoo benar-benar tidak bisa menebaknya, apa gadis itu menerima pernyataannya atau malah mengindahkannya.

“sajangnim, kau memiliki tamu” Suara Jiyeon tiba-tiba keluar dari interkom telepon yang berada di atas meja kerjanya membuat Myungsoo tersadar.

“siapa?” Tanya Myungsoo mengernyitkan alisnya, setaunya hari ini dia tidak memiliki janji dengan siapapun.

“tuan Oh Sehun” Balas Jiyeon, seketika mata Myungsoo melebar.

Sehun! Yah, dia melupakan pria itu. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan status Sehun saat bersama dengan Suzy kemarin? Astaga! sudah pasti Suzy mengatakan perbuatan Myungsoo kemarin kepada Sehun, dan jelas pria itu datang kemari untuk memberi pelajaran untuknya. Dia sangat yakin itu.

“biarkan dia masuk” Ucapnya kemudian menghela nafas panjang, biarlah…apapun yang akan Sehun lakukan padanya dia akan menerimanya, karena toh memang dia yang bersalah karena sudah mengusik Suzy. Apalagi dengan kata-katanya kemarin, pasti yeoja itu kebingungan.

“Myungsoo” Pria itu mengangkat kepalanya dan menatap Sehun yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.

“Sehun” Sapanya balik sembari memberikan Sehun senyuman kecil, Sehun tidak membalas senyuman Myungsoo. Dia hanya memasang wajah datarnya membuat Myungsoo semakin yakin bahwa Sehun sebentar lagi akan melabraknya.

“ada apa? tidak biasanya kau berkunjung tanpa memberitahuku” Tanya Myungsoo waspada, mendengar pertanyaan kaku Myungsoo itu Sehun seketika terkekeh.

“well, apa salah jika aku mengunjungi sahabatku yang sudah lama tidak aku temui?” Tanya Sehun dengan santai, membuat Myungsoo semakin bingung.

“kau pasti tau alasanku menemuimu saat ini, dan apapun yang ada dikepalamu saat ini itu memang benar” Lanjut Sehun, Myungsoo melebarkan matanya tak percaya.

“apa yang kau katakan?”

“aku kemari ingin membahas tentang Suzy kepadamu” Sahut Sehun, pria itu menyandarkan punggungnya ke kursi yang dia duduki dan bersedekap sembari menatap Myungsoo dengan mata memicing.

“kau menyukai Suzy?” Tanyanya tanpa basa basi membuat Myungsoo terkejut setengah mati.

“a..apa?”

“sejak kapan kau jadi gagap seperti ini Kim Myungsoo? bukankah pertanyaanku jelas? Apa kau menyukai Suzy?” Ulang Sehun lagi menatap Myungsoo tajam.

“aku tidak mengerti maksud pertanyaanmu itu, kalau kau kemari hanya untuk bertanya sesuatu yang tidak penting lebih baik kau pergi saja..aku masih banyak pekerjaan” Jawab Myungsoo dengan tenang, membuat Sehun menyipitkan matanya.

“tidak penting? Aku tidak merasa seperti itu…aku tau, sejak pertama kali melihatmu menatap Suzy saat di pameran Soojung. Aku bisa merasakannya karena aku seorang pria” Ucap Sehun, Myungsoo memejamkan matanya sebentar kemudian menatap pria dihadapannya dengan tajam.

“baiklah..aku akan mengaku jika aku memang tertarik padanya. Tapi, bukankah aku tidak boleh menyukainya? Bukankah dia kekasihmu?” Sehun tergelak mendengar pertanyaan Myungsoo, Kekasih? Suzy?

“what the hell? Kau berpikir Suzy adalah kekasihku?” Tanya Sehun terkejut, matanya sudah melebar tidak percaya. Myungsoo mengerutkan keningnya melihat reaksi Sehun itu.

“Suzy memang kekasihmu kan? bukankah itu sangat jelas” Sahut Myungsoo, terbesit rasa tidak suka saat dia mengakui Sehun sebagai kekasih Suzy. Entah dia merasa tidak rela jika Sehun benar-benar mengakui bahwa Suzy adalah kekasihnya dan melarangnya untuk mendekati yeoja itu.

“bodoh” Kekeh Sehun menatap wajah gusar Myungsoo, dia sudah sangat yakin bahwa pria dihadapannya ini benar-benar menyukai Suzy.

“kau tau aku memang sangat dekat dengannya, bahkan jika orang-orang awam melihat kedekatanku dengan Suzy pasti akan berpikir bahwa kami adalah pasangan kekasih. Aku memang menyayanginya bahkan aku mencintainya…” Ucap Sehun memulai penjelasan masih terdengar jejak tawa dari kalimatnya itu, Myungsoo terdiam. Kali ini dadanya terasa nyeri saat mendengar kalimat penuh cinta Sehun yang ditujukan ke Suzy. Dia tidak mungkin bisa mendekati Suzy saat sahabatnya begitu mencintai Suzy saat ini.

“tapi demi tuhan dia adalah sahabatku! Suzy dan Soojung sangat berharga untukku, mereka sudah ku anggap sebagai saudara perempuanku, jadi aku tidak mungkin menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka” Sambung Sehun menatap wajah Myungsoo dengan pandangan geli.

“apa?” Myungsoo masih belum percaya yang didengarnya, benarkah yang dikatakan Sehun saat ini atau dia hanya salah dengar?

“Kim Myungsoo, tujuanku kemari hanya ingin bertanya apa kau menyukai Suzy atau tidak? aku hanya ingin memastikan. Suzy adalah sahabatku dan kau adalah sahabatku, aku ingin yang terbaik untuknya, juga untukmu”

Myungsoo mendesahkan nafasnya panjang, selama ini dia menahan dirinya sia-sia. Sehun tidak memiliki hubungan apapun dengan Suzy. Gadis itu adalah gadis bebas! Dan dia berhak untuk mendekatinya tanpa ada halangan.

“berhenti berbicara dalam hatimu Kim Myungsoo! aku tidak bisa membaca pikiran orang, sekarang katakan dengan jelas” Sahutan Sehun yang cukup keras itu membuat Myungsoo tersentak dia kemudian menatap Sehun dengan wajah berpikirnya.

“seperti yang kukatakan tadi aku tertarik dengan Suzy, aku masih belum memastikan aku menyukainya atau tidak. Tapi setelah mendengar penjelasanmu tadi kurasa aku akan menyukainya” Jawab Myungsoo dengan seringaiannya menatap tajam Sehun.

Sehun terkekeh mendengar jawaban Myungsoo, “aku sudah mendapatkan jawaban. Sekarang dengarkan aku baik-baik” Ucap Sehun menghentikan tawanya dan menatap Myungsoo dengan serius.

“sekali saja kau menyakiti Suzy, entah dalam bentuk apapun kau menyakitinya kau akan berurusan denganku. Dan aku tidak main-main meskipun kau sahabatku sekalipun” Ucapnya dengan nada penuh penekanan, melihat wajah Sehun yang serius membuat Myungsoo terdiam menatapnya.

“menyakiti Suzy adalah hal yang paling mustahil terpikirkan olehku, kau tidak perlu khawatir” Jawab Myungsoo.

“Sekarang aku mempercayakan Suzy padamu, aku senang melihatmu bersama Suzy dan kumohon ingatlah satu hal, apapun yang terjadi Myungsoo, apapun yang terjadi nanti aku berharap kau tidak meninggalkan Suzy” Myungsoo mengerutkan alisnya mendengar Sehun. Apa yang dimaksudkan oleh pria itu? tentu saja jelas jika dia sudah bisa mendapatkan Suzy dia tidak akan pernah meninggalkannya. Tidak akan pernah.

“tidak akan pernah kutinggalkan” Jawaban Myungsoo yang tegas dan pasti itu membuat Sehun puas. Dia tersenyum lebar kemudian beranjak dari kursinya.

“aku sudah selesai di sini. Terima kasih atas waktu luangmu untukku tuan Kim” Ucap Sehun dengan formal membuat Myungsoo terkekeh.

“terima kasih juga atas kunjungan tak terdugamu Mr.Idol, benar-benar mengejutkan” Ucap Myungsoo menatap Sehun yang masih tertawa itu.

“ingatlah perkataanku, aku harap aku bisa memegang ucapanmu”

“kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan melanggar ucapanku hari ini”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

 

-TO BE CONTINUED-

Fiuuh~ finally done! Haha author tau pikiran kalian. Kenapa FF ini makin lama makin berbelit-belit sih? Itukan yang ada dipikiran kalian.

Well, author juga ngerasa seperti itu. FF ini begitu berbelit-belit dan alurnya sangat lambat, tapi mau bagaimana lagi? Idenya memang keluar yang seperti ini, author hanya mengetik sesuai dengan apa yang ada dikepala author. Dari awal mungkin author juga sempat sampaikan bahwa FF ini alurnya akan lambat jadi mohon pengertiannya.

Klimaksnya mungkin akan muncul sebentar lagi, silahkan ditunggu. Dan ya, FF ini akan tetap berlangsung dalam keadaan di protect dan peraturannya kembali ke peraturan awal bahwa author akan mengirimkan password secara langsung kepada reader yang telah meninggalkan komen (bukan hanya komen next, daebak, lanjut, or something like that) tanpa harus memintanya lagi. Jadi kalau merasa sudah komen dengan layak silahkan di check emailnya, dan kalau belum dapat mungkin bisa mengecek kembali isi komentarnya apakah sudah layak dikatakan sebagai sebuah komentar/review atau belum.

Jangan berharap lebih denan kelancaran postingan FF ini karena author tidak bisa jamin akan bisa menyelesaikannya dalam waktu dekat.

Terima Kasih~