The Color Of Lovers CHAPTER 10

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 10

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy menekuni berkasnya, proyek yang sedang berlangsung bersama J-Ko itu sudah hampir rampung jadi Suzy memeriksa bagaimana kelangsungan pembangunan hotel mereka tersebut.

“Suzy, nona Jung ingin bertemu denganmu” Suara Han biseo terdengar dari telepon yang berada di sudut mejanya membuat Suzy mengalihkan perhatiannya dari berkas yang sedang dia baca.

“persilahkan masuk” Balas Suzy.

Selang beberapa menit pintu ruangannya terbuka, Suzy tersenyum menyambut kedatangan Soojung, “maafkan aku datang tiba-tiba hari ini” Ucap Soojung kepada Suzy.

“tidak biasanya kau memiliki waktu luang pada jam ini, ada apa?” Balas Suzy lalu menyilahkan Soojung untuk duduk di hadapannya.

“sebenarnya ada yang ingin kukatakan padamu” Ucap Soojung, kini Suzy sudah meninggalkan berkas-berkasnya dan memfokuskan dirinya pada Soojung.

“apa itu? kedengarannya cukup serius” Sahut Suzy.

“benar..ini masalah karirku” Jawab Soojung menganggukan kepalanya membuat Suzy menatap Soojung bingung.

“maksudnya?”

“kemarin aku mendapat sebuah undangan untuk menghadiri pesta kerajaan di Inggris” Mata Suzy membelalak kaget saat mendengar ucapan Soojung barusan.

“oh wow benarkah? aku tidak menyangka bahwa ketenaranmu bahkan sudah sampai ke tanah eropa” Sahut Suzy dengan takjub membuat Soojung tersenyum kecil.

“aku juga tidak menyangkanya dan mereka bukan hanya mengundangku untuk menghadiri acara tersebut…” Soojung menghela nafasnya kemudian menatap Suzy penuh pertimbangan.

“mereka menginginkan aku untuk menjadi pelukis kerajaan” Ucapnya singkat, kali ini Suzy tidak hanya melebarkan bola matanya dia juga terdengar memekik tertahan akibat kejutan yang diberikan oleh Soojung itu.

“kau bercanda?”

“tidak, aku serius…itulah makanya aku kemari, aku ingin mendengar pendapatmu” Ucap Soojung.

“oh astaga Jung Soojung! apa yang kau ragukan lagi? bukankah sudah jelas jawabannya? Pergilah ke sana, aku mendukungmu 100%” Ucap Suzy menggebu-gebu, entah disini yang memiliki kesempatan untuk bisa bertemu dengan anggota kerajaan di inggris itu Suzy atau Soojung karena nyatanya hanya Suzy yang terlihat antusias, sementara Soojung malah terlihat lebih murung.

“tapi kau tau, aku harus meninggalkan Korea dalam kurun waktu yang cukup lama” Ucap Soojung.

“berapa lama?”

“3 bulan” Jawab Soojung, Suzy menarik nafasnya. 3 bulan adalah waktu yang cukup lama, dia tidak yakin tanpa kehadiran Soojung akan membuatnya baik-baik saja atau tidak.

“itu waktu yang sangat lama, aku akan menarik dukunganku 50% karena kau harus pergi selama itu” Ucap Suzy merajuk membuat Soojung terkekeh, inilah yang lucu dari diri Suzy. Wanita itu pendiriannya sangat tidak teguh, padahal baru saja dia mengatakan akan mendukungnya 100% satu menit yang lalu namun saat ini dia sudah menarik kata-katanya.

“lalu menurutmu bagaimana? Kau tau prospek seorang seniman di eropa seperti apa, kebanyakan dari mereka meraih impiannya di negara itu”

“kau sudah membicarakannya dengan orang tuamu?”

“sudah dan mereka tidak membantu sama sekali” Desah Soojung dengan wajah kecewanya, “mereka mengatakan akan mendukung apapun keputusanku” Lanjutnya sembari menggeleng pelan.

“bagaimana dengan Sehun? Apa dia sudah mengetahuinya?” Tanya Suzy lagi kini wajah Soojung semakin suram.

“sudah dan dia sangat menentangnya” Jawab Soojung tertawa miris, dia sangat tau kasih sayang yang Sehun berikan kepada dirinya dan Suzy sangatlah besar, jadi saat Sehun mengetahui dia akan pergi selama 3 bulan, secara terang-terangan pria itu malah menolak mentah-mentah untuk mempertimbangkan keputusannya untuk pergi atau tidak.

“sudah kuduga dia akan marah, kau ingat saat aku harus ke Amerika saat itu. Dia bahkan memarahi ayahku karena membawaku ke sana” Ucap Suzy dan tertawa saat mengingat di mana Sehun menghadang dirinya yang akan di bawa ke bandara oleh ayahnya untuk melakukan pengobatan pasca kecelakaan naas tersebut. Sehun sudah bertindak seperti seorang suami yang akan dipisahkan dengan istrinya, benar-benar lucu.

“aku mengingatnya, aku tidak menyangka kalau dia akan menjadi seposesif itu kepada kita” Balas Soojung.

“ya kau benar..sepertinya sudah waktunya dia mencari wanita lain yang harus dijaga, sepertinya aku sudah mulai bosan dengannya” Canda Suzy membuat gelak tawa Soojung terdengar di ruangan itu, Soojung mengangguk mengiyakan ucapan Suzy itu.

“aku setuju, kita seharusnya mencarikan wanita untuk pria itu agar tidak mengekang kita berdua terus” Timpal Soojung masih dengan tawanya.

“kita akan memikirkan itu nanti..jadi bagaimana dengan keputusanmu?”

“entahlah Suzy, aku masih sangat dilema”

“akan sangat bagus untukmu jika kau memilih untuk ke sana Soojung-ah, aku akan sangat senang memiliki sahabat yang menjadi seorang pelukis kerajaan” Ucap Suzy lagi menyarankan lagi-lagi bertentangan dengan ucapannya terakhir kali yang tidak ingin Soojung ke sana.

“tapi bagaimana dengan Sehun? Kau tau sendiri pria itu sangat kepala batu”

“aku tau, kau tidak perlu mengkhawatirkannya. Aku akan segera mencarikan seorang wanita untuknya agar dia bisa melepaskanmu” Seru Suzy tertawa, Soojung ikut tertawa lagi. Dia tau Suzy hanya bercanda saat mengatakan bahwa dia sudah bosan dengan perhatian Sehun kepada mereka, namun dia sangat tau kalau yeoja itu sangat serius untuk mencarikan Sehun seorang wanita.

“baiklah, aku akan menyerahkan semuanya padamu. Aku akan mengabarimu jika aku sudah tau jadwal keberangkatanku kapan”

“tentu saja, dan aku harap kau membawakan aku seorang pria bule dari inggris! Pangeran Harry mungkin?” Ucap Suzy menggoda, Soojung menggelengkan kepalanya tak percaya.

“jangan harap! Pangeran Harry milikku” Balas Soojung sembari memeletkan lidahnya kepada Suzy.

“oh baiklah, pengeran Harry milikmu” Ucap Suzy mengalah, terlihat Soojung tersenyum puas mendengar ucapan Suzy tersebut. Sesaat kemudian mereka tertawa bersama menyadari dialog mereka yang terasa konyol itu.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di dalam cafe itu terlihat 3 insan anak muda tengah duduk sembari berbicara dengan raut wajah yang cukup serius, salah satu diantaranya sedari tadi hanya terus-terusan menekuk wajahnya menatap dua sahabatnya yang duduk di depannya kini.

“sudah kukatakan kalau aku membujukmu untuk mendukung Soojung ke London bukan untuk ikut bersamannya juga” Ucap Suzy dengan wajah cemberutnya sembari menatap kesal Sehun.

“sudah kukatakan juga padamu kalau aku ada pekerjaan di sana, kau pikir aku akan membiarkan gadis ini pergi selama itu? tidak akan Bae Suzy, hanya karena kebetulan aku memiliki schedule di negara yang sama aku mengizinkannya” Balas Sehun sembari melirik datar kepada Soojung yang duduk di sebelahnya.

“kau sudah seperti ayahku saja Oh Sehun! Sejak kapan aku harus meminta izinmu untuk pergi bekerja?” Gerutu Soojung sarkastik, Sehun menghiraukan ucapan Soojung tersebut dan menyesap kopinya.

“lagipula aku tidak akan lama disana, hanya satu bulan Suzy” Sambung Sehun lagi.

“satu bulan itu waktu yang lama Oh Sehun! Kalau kau dan Soojung pergi lalu aku bersama siapa? kalian mau meninggalkanku sendiri eoh?” Tanya Suzy, dia benar-benar tidak rela jika Sehun pergi bersama Soojung ke London. Meskipun memang betul bahwa Sehun ke London karena ada konser yang di adakan oleh agensinya di beberapa kota di Inggris dan semua idol di agensinya akan turut serta dalam konser tersebut termasuk dirinya.

“kau tenang saja, kau tidak akan sendirian” Ucap Sehun melempar senyum manisnya yang tidak dimengerti oleh Suzy.

“apa maksudmu?” Tanya Suzy mengernyitkan alisnya.

“oh! Timing yang tepat” Seru Sehun, dia mengangkat tangannya menyapa entah siapa yang kini berada di belakang Suzy, “Myungsoo wasseo” Sapanya. Suzy sontak membalikan badannya dan menatap terkejut pada pria yang kini tengah berjalan menghampiri mereka.

“maaf aku telat” Ucap Myungsoo, tanpa disuruh pria itu sudah mengambil tempat tepat di samping Suzy. Sementara Suzy dan Soojung masih menatap bingung kehadiran Myungsoo tersebut.

“Soojung-ssi, senang bertemu denganmu lagi. Sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu” Sapa Myungsoo pada Soojung yang sedang menatapnya bingung, yeoja itu mengedipkan matanya sebentar kemudian tersenyum.

“ah kau benar..aku bahkan sudah lupa kapan itu” Jawabnya sambil tertawa kecil.

“apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Suzy, sedari tadi dia terus menatap ke arah Myungsoo yang terlihat begitu santai sejak duduk di meja mereka. Myungsoo menoleh padanya kemudian tersenyum.

“Sehun menyuruhku untuk kemari, aku tidak tau kalau kalian sedang bersama-sama” Ucapnya sembari mengedikkan dagunya kearah Sehun yang tengah tertawa kecil melihat keterkejutan Suzy itu.

“tidak perlu terkejut begitu Suzy, kau seperti melihat hantu saja” Tegur Sehun dan seketika Suzy menatapnya dengan matanya yang melotot marah.

“kau membuatku marah dua kali hari ini Oh Sehun” Desis Suzy. Myungsoo melirik ke Suzy sebentar kemudian menatap penuh tanya pada Sehun. Dia memang sama sekali tidak tau menahu tujuan pria itu memanggilnya kemari untuk apa, dan saat melihat ada Suzy dan Soojung di tempat ini dia juga cukup terkejut.

“aku dan Soojung akan ke Inggris untuk waktu yang cukup lama” Ucap Sehun kepada Myungsoo, pria itu terlihat menganggukan kepalanya mengerti, “dan wanita disampingmu itu terus merengek karena tidak akan memiliki teman jika kami berdua pergi” Sambungnya, perlahan kedua sudut bibir Myungsoo terangkat sedikit. Dia mengerti maksud pembicaraan Sehun kali ini.

Oh apa dia sudah pernah mengatakan bahwa dia sangat menyusukuri pertemuan pertamanya dengan Sehun? Pertemuan pertama yang membawa mereka berdua menjadi seorang teman hingga saat ini. Dan betapa Myungsoo sangat bersyukur karena Sehun seakan mempermudah dirinya untuk mendekati gadisnya.

“apa secara tidak langsung kau memintaku untuk menemaninya?” Tanya Myungsoo, meskipun sudah tau jawabannya tapi entah mengapa dia merasa harus mengajukan pertanyaan seperti itu. Myungsoo mengabaikan wajah terkejut Suzy, dia berbicara dengan Sehun seolah objek pembicaraan mereka tidak berada di sana.

“apa-apaan..” Seru Suzy. Soojung yang sedari tadi hanya menyimak sembari menyantap cakenya itu mulai sedikit paham dengan situasi saat ini, namun yang dia bingungkan adalah mengapa Sehun dengan mudahnya mempercayai Myungsoo? yah, meskipun mereka berdua memang sudah saling mengenal sejak lama dan Myungsoo terlihat seperti pria yang baik, tapi tetap saja ini seperti bukan Sehun.

“kau bisa mengerti maksud dari ucapanku Myungsoo” Balas Sehun sama sekali tidak menghiraukan seruan Suzy tadi.

“Oh Sehun! Jangan berbicara seolah aku tidak berada di sini, aku mendengar semua ucapan kalian” Desisan Suzy itu membuat perhatian Sehun tertoleh kepadanya, pria itu tersenyum dan mengangkat bahunya.

“kau melarangku untuk pergi bersama Soojung karena alasan tidak memiliki teman kan? aku bisa menitipkanmu pada Myungsoo, aku yakin dia akan sangat menjaga titipanku dengan baik” Sahut Sehun membuat Suzy terdiam kemudian semburat merah perlahan muncul dikedua pipinya.

“jadi masalahnya selesai kan? Aku harus segera kembali untuk mengurus keberangkatanku” Sahut Soojung yang akhirnya berbicara, Sehun menganggukan kepalanya antusias.

“yah, masalah selesai…ayo, aku akan mengantarmu” Ucap Sehun beranjak dari kursinya, disusul oleh Soojung, “kau mau ke mana?” Tanya Sehun saat melihat Suzy juga bersiap untuk beranjak dari kursinya.

“aku mau pulang, waeyo?” Jawab Suzy polos, Sehun menarik nafasnya jengah kemudian menatap Myungsoo sebentar.

“kau mau pulang bersama siapa? aku akan mengantar Soojung…lebih baik di sini saja bersama Myungsoo mungkin dia bisa mengantarmu pulang” Ucap Sehun kemudian menarik tangan Soojung untuk pergi tanpa menunggu jawaban dari yeoja itu.

Suzy hanya melongos tak percaya melihat Sehun dan Soojung pergi begitu saja meninggalkan dirinya bersama Myungsoo. Astaga, terakhir saat mereka berdua suasananya tidak cukup baik dan saat ini mereka kembali dihadapkan pada situasi yang sama.

“aissh, menyebalkan” Gerutu Suzy menjatuhkan dirinya kembali di bangkunya, sementara di sampingnya Myungsoo hanya diam. Sepertinya Suzy tidak menyukai rencana Sehun dan itu membuatnya sedikit kecewa.

“apa kau ingin pulang sekarang? Aku bisa mengantarmu” Tanya Myungsoo setelah mereka terdiam beberapa lama, Suzy menoleh padanya dan memperhatikan Myungsoo yang duduk sembari menatap lurus ke arah meja.

“aku sedang kesal hari ini! aku tidak ingin pulang” Ucap Suzy dengan wajah kesalnya mengingat kelakukan menyebalkan dari Sehun itu ditambah lagi Soojung yang sedari tadi hanya diam saja tak berniat untuk membelanya.

“jadi?” Myungsoo melirik ke arah Suzy dan menaikkan alisnya menatap yeoja itu yang kini tengah memasang wajah berpikirnya.

“aku bisa pulang sendiri Myungsoo” Jawaban Suzy itu sukses membuat Myungsoo tertegun di tempatnya, Suzy menolaknya. Jelas sekali yeoja itu tidak ingin berada didekatnya, penolakan itu begitu jelas dan menusuk ke relung hatinya membuat wajahnya berubah menjadi sendu.

“benarkah? tapi aku menawarkan diri untuk mengantarmu” Sahut Myungsoo dengan suara pelan, terdengar helaan nafas dari yeoja itu.

“aku tidak ingin merepotkanmu”

“aku tidak merasa direpotkan” Suzy menatap Myungsoo sebentar, pria itu terlihat sangat yakin dengan ucapannya. Dia kemudian menghela nafasnya kembali.

“aku ingin ke suatu tempat dan aku rasa lebih baik jika aku pergi sendiri, maafkan aku” Ucap Suzy beranjak dari tempatnya, dia membungkuk sebentar kemudian berjalan meninggalkan Myungsoo.

Pria itu terpaku ditempatnya menatap punggung Suzy, hanya sebentar setelah dia tersadar dia langsung bergegas untuk mengejar Suzy.

“tunggu dulu…” Myungsoo bernafas lega karena masih bisa mengejar wanita itu, dia menatap Suzy dengan alis terangkat, “kau ingin naik apa? taksi? Bus? Setauku kau tidak menaiki transportasi umum itu” Tanya Myungsoo membuat Suzy terdiam. Ya benar, sejak kecelakaannya itu dia sama sekali tidak pernah lagi naik transportasi umum.

“aku bisa menelpon supir kantor” Jawab Suzy.

“jangan bercanda, hari ini adalah weekend, supirmu juga butuh hari libur Bae Suzy” Sahut Myungsoo, wajahnya sudah menandakan bahwa dia akan memenangkan perdebatan ini dan Suzy menarik nafasnya panjang.

“apa maumu sebenarnya?” Tanya Suzy dengan alis mengkerut.

“hanya mengantarmu kemanapun kau pergi, anggap saja aku sebagai supirmu itu tidak masalah dan aku tidak akan mengganggu kegiatanmu” Ucap Myungsoo penuh harap, Suzy terdiam sebentar berpikir untuk menerima tawaran Myungsoo atau tidak. Sebenarnya dia tidak punya alasan untuk menolak ajakan Myungsoo jadi sepertinya mengiyakan keinginan pria itu bukanlah sesuatu yang merugikan untuknya.

“baiklah…kau bisa mengantarku” Ucap Suzy akhirnya, Myungsoo tersenyum dia kemudian menghela Suzy untuk ke mobilnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“aku mencium sesuatu yang aneh di sini tuan Oh!” Ucap Soojung melirik kepada Sehun yang kini tengah mengemudikan mobilnya, Sehun tertawa kecil mendengarnya.

“apa maksudmu?” Tanyanya berpura-pura tidak tau.

“Myungsoo, Suzy…apa rencanamu sebenarnya?” Tanya Soojung memiringkan kepalanya, dia bisa menangkap kalau Sehun ingin melakukan suatu rencana bersama Myungsoo mengenai Suzy namun dia sama sekali tidak bisa menebak apa itu.

“dan rencana apa yang kau maksudkan itu nona Jung?” Tanya Sehun balik.

“jangan memutar-mutar pembicaraan, sekarang jawab aku! Apa maksud ucapanmu tadi? Menitipkan Suzy kepada Myungsoo? apa kau sakit?” Sehun kembali tertawa mendengar pertanyaan Soojung itu.

“aku tidak sakit princess, aku hanya mencoba untuk menyatukan dua orang yang saling menyukai” Ucap Sehun enteng, seketika Soojung menoleh kepadanya.

“dua orang saling menyukai? Maksudmu Suzy dan Myungsoo? mereka…”

“yup, dugaanmu benar sayang. Myungsoo telah mengakui kalau dia tertarik dengan uri Suzy dan Suzy? tidak perlu menunggu dia mengatakannya kepadaku karena aku sudah tau jawabannya hanya dengan sekali lihat” Ucap Sehun membenarkan pemikiran Soojung. Wanita itu terlihat tercengang ditempatnya, selama belasan tahun berteman dengan Suzy dia sama sekali tidak pernah mendengar bahwa gadis itu menyukai lawan jenisnya dan saat mendengar dia menyukai Myungsoo membuat Soojung sedikit senang sekaligus resah. Senang karena akhirnya Suzy bisa menemukan pria yang disukainya dan resah karena ragu apakah Myungsoo adalah pilihan terbaik untuk Suzy atau bukan?

“tidak perlu khawatir Soojung-ah, aku mengenal Myungsoo dan dia tidak akan mengecewakan kita. Dia pria baik” Sahut Sehun seakan mengerti pikiran Soojung itu.

“kau yakin?” Tanya Soojung ragu.

“kalau aku tidak yakin aku tidak mungkin mempercayakan salah satu wanita kesayanganku kepadanya, kau jelas tau aku pria seperti apa” Jawab Sehun dengan tegas. Soojung menganggukan kepalanya mengerti, ya dia tau Sehun seperti apa. Dia akan sangat menjaga apapun yang menjadi miliknya termasuk dirinya dan Suzy.

“baiklah, karena kau mengatakan bahwa Myungsoo pria baik maka aku tidak akan khawatir lagi. Suzy sudah benar berada bersama dengan pria baik” Gumam Soojung, Sehun tersenyum kecil mendengar ucapan Soojung. Namun senyumnya menghilang digantikan dengan wajahnya yang terlihat cemas.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Myungsoo menghela nafasnya sembari mengetukkan jemarinya di atas kemudi, dia menolehkan kepalanya ke arah jalan di mana Suzy pergi tadi. Dia sudah menunggu lebih dari satu jam di dalam mobilnya dan sama sekali tidak ada tanda bahwa gadis itu akan kembali dan hal itu membuatnya sedikit resah.

Sebenarnya sejak setengah jam yang lalu Myungsoo sudah berniat untuk menyusul Suzy hanya dia mengingat ucapan Suzy terakhir sebelum dia keluar dari mobil Myungsoo bahwa dia ingin sendiri. Hanya dengan kalimat pendek itu akhirnya Myungsoo menurut dan duduk diam di dalam mobilnya selama sejam seperti cacing kepanasan sekarang.

“aishh, ini sudah terlalu lama” Gerutu Myungsoo, dia keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah di mana Suzy menghilang tadi. Dia tidak peduli jika gadis itu marah karena ucapannya tidak didengar, yang dia pedulikan sekarang adalah menyusul gadis itu karena dia sudah cukup resah karena Suzy sama sekali belum kembali juga.

Myungsoo berjalan mengelilingi kompleks pemakaman umum itu, hari sudah menjelang sore saat mereka tiba di tempat ini dan keadaan kompleks itu sudah lumayan sepi hanya ada satu atau dua pelayat yang Myungsoo lihat selama menyusuri jalan setapak di sana.

Pria itu terus mengedarkan pandangannya sampai matanya tertuju pada seorang wanita yang tengah duduk termangu di samping sebuah nisan dengan tangan yang mengelus batu nisan tersebut. Disekitarnya sudah terdapat tumpukan rumput-rumput liar yang sepertinya baru saja dicabut dari tanah dan Myungsoo tau bahwa yang mengerjakan itu adalah Suzy melihat tangan wanita itu penuh dengan jejak-jejak tanah.

“Suzy” Myungsoo berdiri tepat di belakang Suzy, dia melirik ke arah wajah Suzy yang terlihat kosong itu.

Suzy berbalik mendengar panggilan Myungsoo, dia menengadah dan tersenyum kecil pada pria itu, “bukankah sudah kukatakan aku sedang ingin sendiri?” Tanya Suzy dengan suara pelan, sama sekali tidak ada indikasi bahwa yeoja itu marah ataupun kesal.

“tapi ini sudah sangat sore, kita harus segera pulang” Ucap Myungsoo lagi.

“tapi aku masih ingin di sini Myungsoo” Balas Suzy, matanya kembali tertuju pada batu nisan di hadapannya.

“kau bisa kembali lagi besok, aku akan mengantarmu lagi. Sekarang lebih baik kita pulang sebelum malam” Suzy menarik nafasnya dalam mendengar ucapan Myungsoo itu.

“aku masih merindukan eommaku” Lirih Suzy, Myungsoo terdiam. Jadi ini adalah makam ibunya? Mengapa dia sama sekali tidak menyadarinya sejak tadi. Myungsoo akhirnya bergerak ke samping Suzy dan berlutut mensejajarkan diri dengan gadis itu.

“aku tau, tapi tidak baik jika kau terlalu lama di tempat ini, kau bisa sakit. Masih banyak waktu untuk kembali lagi, eommamu juga pasti menyetujui ucapanku” Ucap Myungsoo dengan lembut mencoba untuk membujuk gadis itu.

“lihatlah tanganmu sudah kotor, pakaianmu juga…kau harus segera pulang dan membersihkan dirimu. Ayo” Myungsoo kini meraih lengan Suzy dan menarik dengan pelan yeoja itu agar mau bangkit dari tempatnya.

“baiklah, aku pamit dulu” Ucap Suzy, dia memajukan badannya dan mengusap ujung nisan tersebut kemudian mengecupnya singkat.

“eomma aku pulang dulu, nanti aku akan kembali lagi. Dan aku pastikan lain kali tidak ada pengganggu seperti tuan sok perintah seperti dia” Bisik Suzy pelan namun Myungsoo masih mendengarnya, pria itu hanya memutar bola matanya kemudian menarik lengan Suzy.

“ayo, aku yakin ibumu sudah mendapatkan pesanmu” Ucap Myungsoo, “omoni, kami kembali dulu. Maafkan aku karena memaksa anakmu untuk segera pulang, dan aku pastikan bahwa kita akan bertemu lagi lain kali” Ucap Myungsoo sebelum berbalik dari makam ibu Suzy dan menarik yeoja itu untuk mengikutinya.

“ckck, kau berbicara seperti sudah mengenal eommaku saja” Cibir Suzy, Myungsoo tidak menanggapi dia hanya tersenyum kecil saat menuntun Suzy untuk keluar dari kompleks pemakaman tersebut.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy terbangun dari tidurnya akibat suara yang gaduh dari luar kamarnya, dia bingung sejak kapan rumahnya jadi seramai ini?

Dengan malas Suzy mengusap wajahnya yang masih mengantuk kemudian beranjak dari ranjangnya yang nyaman itu. Suzy masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya serta menggosok gigi, ini adalah hari minggu jadi dia tidak harus terburu-buru untuk pergi ke kantor.

Suara berisik itu terdengar lagi dan membuat Suzy mengernyitkan alisnya heran, “siapa yang membuat keributan pagi-pagi begini” Gerutu Suzy sembari mengikat rambunya yang berantakan menjadi ekor kuda.

“Suzy! astaga kau baru bangun? Cepatlah aku tidak ingin ketinggalan pesawat” Saat Suzy baru saja meninggalkan tangga rumahnya yang menghubungkan lantai 1 dan 2 itu, Soojung sudah berlari kecil menghampirinya dengan pakaian yang lengkap.

“ada apa ini?” Tanya Suzy semakin bingung saat diruang tengah dia menemukan kedua orang tua Soojung, ayahnya, Sehun dan juga kedua orang tuanya yang sangat jarang dia temui karena mengingat mereka berdua lebih sering bepergian keluar negeri untuk mengelola bisnis mereka dan juga di sana ada Minhyuk.

Oh apakah mereka akan mengadakan acara keluarga?-Batin Suzy berpikir.

“astaga! aku berani bertaruh bahwa kau melupakan keberangkatanku dan Soojung pagi ini” Dengus Sehun dari tempatnya, dia melirik Soojung di sampingnya kemudian melirik semua orang yang tengah duduk di sofa dengan pakaian yang sudah rapi. Ayahnya bahkan sudah terlihat rapi.

“kau memang melupakannya! Eissh, dasar! Sudah tidak ada waktu, sekarang ganti bajumu tidak perlu mandi dan kita akan ke bandara” Ucap Soojung memekik, dia menarik Suzy untuk kembali mengganti baju melihat yeoja itu masih memakai piyamanya.

xxx

Suzy benar-benar dalam keadaan yang bingung saat dirinya keluar dari rumahnya pagi ini. Sekarang dia sudah duduk di dalam mobil yang dibawa oleh Minhyuk dan ayahnya duduk di samping Minhyuk.

“kau masih terlihat kebingungan Suzy” Ucap Minhyuk dari kursi depan, yeoja itu mengedipkan matanya kemudian mengangguk.

“kau tau kalau Soojung dan Sehun akan pergi cukup lama, jadi kami berniat untuk mengantar mereka, memastikan mereka selamat sampai berada di dalam pesawat” Sahut ayahnya, Suzy mengangguk mengerti. Pantas saja kedua orang tua Sehun dan Soojung lengkap hari ini.

“ah begitu? Pantas saja..aku sampai kelimpungan melihat kalian pagi ini, terlalu banyak orang” Gumam Suzy membuat Minhyuk dan tuan Bae tertawa kecil.

Hanya terdengar obrolan ringan antara Minhyuk dan tuan Bae dalam mobil itu sementara Suzy hanya memilih diam dan mendengarkan obrolan mereka dan setelah beberapa menit akhirnya mereka tiba di bandara.

Suzy menggelengkan kepalanya melihat Minhyuk membantu Soojung untuk mengeluarkan koper-koper miliknya.

“astaga kau ini mau kerja di sana atau pindahan sih?” Tanya Suzy melihat berapa banyak koper yang dibawa Soojung.

“jangan protes, di dalamnya bukan hanya pakaian yang ada. Aku juga membawa persedian ramyun untuk 1 bulan, aku tidak ingin mati kelaparan disana nantinya” Dengus Soojung, Minhyuk yang mendengar itu hanya terkekeh pelan.

“terserah kau lah, yang penting kau harus ingat titipanku. Aku tidak akan menerimamu kembali kalau kau pulang dengan tangan kosong” Ucap Suzy lagi, semalam dia sudah memberikan list barang-barang yang Suzy inginkan dari London dan Soojung sudah menyimpan list tersebut dengan baik.

“kau tenang saja, aku akan mengingatnya..ayo kita masuk” Soojung menggandeng tangan Suzy untuk masuk ke dalam bandara menyusul orang tua mereka dan dua namja yang tengah mendorong troli berisi koper-koper di depan mereka.

Suzy memasang wajah muramnya saat pesawat yang akan di tumpangi oleh kedua sahabatnya itu akan segera take off, “hei jangan murung seperti itu. Kau membuatku tidak tega untuk masuk ke dalam pesawat” Sahut Sehun menghampiri Suzy, dia tersenyum dan mengacak rambut yeoja itu dengan gemas.

“bagaimana tidak, kalau kalian meninggalkanku” Desah Suzy masih dengan wajah muramnya.

“kami tidak meninggalkanmu, hanya pergi sebentar. Lagipula sudah ada Myungsookan?” Ucap Sehun menaik turunkan alisnya, Suzy hanya bisa mendelik saat pria itu menggodanya.

“tapi itu beda Sehun”

“bagiku sama saja. Apa kau ingin pesawat kami terjatuh di tengah lautan lepas karena wajah tidak relamu itu eoh?” Pertanyaan Sehun membuat Suzy melototkan matanya.

“ya jangan berbicara sembarangan! Mulutmu itu eissh” Omel Suzy.

“makanya tersenyumlah biar aku dan Soojung bisa tenang nantinya” Ucap Sehun lagi, Suzy menghela nafasnya kemudian mengangguk.

“baiklah, aku hanya berharap kalian kembali dengan utuh dan tidak kekurangan satu hal pun” Ucap Suzy tersenyum kecil membuat Sehun mengangguk pasti dan sekali lagi mengacak rambut gadis itu.

“Sehun, pesawatnya sudah akan take off” Sahut tuan Oh, ayah Sehun. Pria itu menoleh sebentar kemudian mengangguk. Dia memeluk Suzy dan menepuk pundak gadis itu.

“baik-baik di sini. Jangan merepotkan orang lain selagi aku tidak ada, jaga dirimu. Dan jangan lupa ayahmu” Pesan Sehun, Suzy merasa akan menangis saat mendengar pesan Sehun itu.

“iya, aku mengerti” Jawabnya.

“good girl” Sehun melepas pelukannya kemudian menunduk sedikit dan mengecup pipi Suzy, “jangan bersedih”

“ya berhentilah bermesraan seperti itu..kita akan ketinggalan pesawat kalau kau terus menempel padanya” Pekik Soojung menghampiri kedua sahabatnya, Sehun terkekeh sembari menggeleng mendengar pekikan Soojung itu. Sekali lagi Sehun memeluk Suzy kemudian melepasnya dan membiarkan Soojung berpamitan pada Suzy sementara dia beralih ke Minhyuk yang sedang berdiri di samping orang tua Soojung.

“jaga diri baik-baik di sini Suzy. Selama sebulan aku dan Sehun tidak ada jadi sebisa mungkin jangan melakukan hal bodoh. Ingat itu” Ucap Soojung dengan tegas, Suzy tersenyum dan menganggukan kepalanya, dia menyeka bulir bening di sudut matanya dan segera memeluk Soojung dengan erat.

“aigoo kau belum pergi saja sudah kurindukan, bagaimana sebukan ke depan” Gumam Suzy, Soojung tertawa kemudian mengelus punggung Suzy sayang.

“kau ini terlalu emosional, seharusnya kau bahagia akhirnya sahabatmu ini bisa berjalan-jalan keluar negeri” Canda Soojung membuat Suzy tertawa.

“arasseo, arasseo..sekarang pergilah, seperti katamu tadi nanti kalian telat” Ucap Suzy melepas pelukannya. Soojung mengangguk kemudian menoleh pada Sehun yang sedang berbicara dengan Minhyuk.

“ayo kita masuk” Ucapnya menghampiri Sehun bersama Suzy.

Sepasang sahabat itu akhirnya berjalan memasuki ruang tunggu keberangkatan setelah sekali lagi berpamitan dengan keluarga mereka, Suzy melambaikan tangannya kepada Soojung dan Sehun yang juga sedang melambai kepadanya di pintu ruang tunggu sebelum mereka benar-benar menghilang dari balik pintu tersebut.

“jangan bersedih Suzy, kau bisa mengunjungi oppa di rumah sakit jika kau sedang bosan” Ucap Minhyuk menepuk pundak Suzy membuat gadis itu mengangguk sembari tersenyum kecil.

“seharusnya aku yang mengatakan itu padamu, sepertinya kau akan kesepian karena tidak ada Soojung disekitarmu” Ungkap Suzy dengan nada menggoda, Minhyuk tersenyum lebar sembari menggaruk tengkuknya.

“ya sepertinya” Gumamnya dengan asal.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon tersenyum geli saat melihat kakaknya sedari hanya memperhatikan handphonenya, dia bukannya tidak tau tapi dia hanya berpura-pura tidak tau kalau sebenarnya hubungan kakaknya dan Suzy itu sudah ada sedikit kemajuan. Dan sepertinya saat ini merupakan saat yang tepat untuk menggoda kakak lelakinya itu.

“sedang kasmaran eh?” Tegur Jiwon menaikkan sebelah alisnya sembari menatap Myungsoo, pria itu mengangkat kepalanya dan menyipitkan matanya menatap Jiwon.

“apa maksudmu?”

“tidak ada, hanya saja aku lihat akhir-akhir ini kau terlihat berbeda” Ucap Jiwon mengusap dagunya.

“aku biasa saja, tidak ada yang berbeda” Ucap Myungsoo datar.

“benarkah? tapi yang aku perhatikan tidak seperti itu. Sekarang kau lebih sering menatap layar handphonemu itu dari pada berkas-berkas yang berada di dalam laptopmu” Sahut Jiwon dengan pandangan menerka-nerka membuat Myungsoo menatapnya dengan tajam.

“tidak perlu mengurusi urusanku, cukup kau belajar dengan benar atau tidak aku akan mengirimmu ke Jepang bersama appa dan eomma” Ancam Myungsoo yang sukses membuat Jiwon mengkerit ditempatnya sekarang.

“oke oke, ancamanmu sukses membuatku takut! Jangan pernah berpikir untuk memindahkanku ke Jepang!” Ucap Jiwon dengan nada yang kesal bercampur rajukan khasnya.

“kenapa tidak? kau tinggal bersamaku dan aku berhak mengatur segala urusan tentangmu” Ucap Myungsoo menantang.

“baiklah, silahkan kirim aku ke Jepang aku tidak peduli” Pekik Jiwon kemudian berbalik dan meninggalkan Myungsoo membuat pria itu menatapnya dengan kaget.

“tapi jangan salahkan aku kalau tiba-tiba Suzy eonni menjauhimu!” Sambungnya saat sudah berada di dalam kamarnya, Myungsoo yang tengah berada di ruang tengah itu mendengar dengan jelas pekikan Jiwon dan sontak membuat matanya terbelalak kaget.

“yak! Kim Jiwon!” Pekik Myungsoo kesal, tak ada jawaban dari Jiwon. Myungsoo yakin saat ini Jiwon tengah merajuk padanya, padahal kan ancamannya untuk mengirim Jiwon ke Jepang itu hanya candaan saja tapi yeoja itu malah mengambil serius ucapannya.

xxx

Myungsoo terbangun karena alarmnya berbunyi dengan keras, matanya yang terpejam itu seketika terbuka dengan lebar. Hanya beberapa detik dia membutuhkan waktu untuk mengumpukan nyawanya dan segera beranjak dari kasurnya menuju ke kamar mandi.

“eoh, tumben kau sudah siap sepagi ini?” Tanya Jiwon bingung, dia yang memang memiliki kuliah pagi itu selalu bangun lebih pagi dari kakaknya yang jam kantornya tidak sepagi kuliahnya. Dan alisnya terangkat saat melihat Myungsoo sepagi ini sudah rapi dengan pakaian kantornya. Sebenarnya bukan hanya hari ini Jiwon mendapati Myungsoo berangkat ke kantor lebih pagi, seminggu terakhir seperti sudah menjadi kebiasaan baru bagi kakaknya itu untuk bangun pagi dan berangkat sebelum jam 8. Namun pagi ini waktu masih menunjukan jam 7 namun kakaknya sudah siap.

“aku punya urusan pagi-pagi” Jawab Myungsoo sekenanya lalu menyambar roti bakar yang dibuat oleh adiknya itu.

“urusan apa?” Tanya Jiwon lagi, Myungsoo memutar bola matanya menatap Jiwon.

“bagian mana dari kalimat tidak perlu mengurusi urusanku yang tidak kau mengerti Kim Jiwon?” Tanya Myungsoo malas, Jiwon memutar bola matanya mengingat ucapan kakaknya semalam serta dengan ancamannya.

“eishh, aku kan hanya bertanya. Memangnya salah kalau aku ingin tau urusan kakakku” Balas Jiwon membela diri.

“tidak perlu tau, sekarang habiskan sarapanmu dan berangkat ke kampus. Aku pergi” Ucap Myungsoo meminum kopinya kemudian beranjak dari dapur. Melihat itu Jiwon hanya menatap tidak percaya kakaknya, mengapa pria itu semakin hari semakin menyebalkan saja?

xxx

Myungsoo tersenyum kecil saat melihat Suzy keluar dari pintu rumahnya dan berjalan cepat menuju ke arah mobilnya.

“apa aku membuatmu menunggu?” Tanya Suzy setelah berhasil masuk ke dalam mobilnya dan kini tengah memasang safety belt.

“tidak, aku baru saja tiba..maaf aku tidak sempat turun dan menyapa ayahmu” Ucap Myungsoo, Suzy tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“tidak apa-apa, lagipula appa masih tertidur pulas saat aku keluar tadi” Jawab Suzy. Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti lalu mulai menjalankan mobilnya.

Sudah seminggu sejak kepergian kedua sahabat Suzy itu dan sejak saat itu pula Myungsoo yang rutin mengantar jemput Suzy untuk ke kantor. Dalam seminggu itu pula jika pekerjaannya tidak menumpuk Myungsoo akan mengajak Suzy untuk makan siang bersama. Awalnya Suzy memang terlihat kaku terhadapnya karena mungkin belum terbiasa dengan kehadiran Myungsoo, namun makin hari Suzy semakin terlihat rileks dan santai kepada Myungsoo. Itu tentu membuat Myungsoo senang luar biasa, setidaknya hubungan mereka sudah tidak kaku lagi.

“Suzy, makan siang nanti aku menjemputmu ya” Sahut Myungsoo, pria itu melirik gadis yang sedang menimbang ucapannya di sampingnya itu.

“tidak bisa, kemarin aku sudah makan siang bersamamu, kemarinnya juga…hari ini aku akan makan siang dengan sekertarisku, aku sudah janji dengannya” Jawab Suzy membuat Myungsoo secara tidak sadar mengerucutkan bibirnya.

“sekertarismu? Siapa? Choi biseo?” Tanya Myungsoo penuh selidik, Suzy mengangguk ditempatnya.

“ya, Choi biseo. Waeyo?”

“jangan makan dengannya, makan denganku saja” Ucap Myungsoo, ada sedikit nada tak suka dari kalimat Myungsoo itu namun Suzy tidak menyadarinya.

“shireo, aku sudah janji dengan Minho. Tidak Mungkin aku mengingkarinya lagi” Ucap Suzy menolak. Myungsoo menarik nafasnya kemudian akhirnya mengangguk mengalah.

“baiklah, tapi gantinya kau makan malam denganku. Otthae?” Tawar Myungsoo, kali ini dia akan membiarkan Suzy bersama sekertarisnya.

“makan malam?”

“ya, makan malam Suzy”

“di rumahmu?” Tanya Suzy membuat Myungsoo mendengus kemudian terkekeh.

“aku tidak ingin acara kita diganggu oleh penyihir itu jadi tidak, tidak dirumahku” Ucap Myungsoo memikirkan membawa Suzy untuk makan malam di rumahnya adalah sebuah bencana. Rencana ingin berdua sama Suzy eh dia malah akan menjadi obat nyamuk antara Suzy dan adiknya. Dia tidak mau itu terjadi.

“lalu di mana?” Tanya Suzy lagi.

“kau inginnya di mana?” Tanya Myungsoo balik. Suzy sempat kebingungan menjawab pertanyaan itu, dia berpikir sebentar kemudian terlintas sebuah pikiran yang usil di kepala cantiknya. Dia tersenyum menyeringai dan menoleh pada pria itu.

“terserah tempatnya di mana aku tidak peduli tapi…aku ingin makan masakanmu” Ucap Suzy tersenyum lebar membuat Myungsoo mengerjapkan matanya tidak percaya.

“a..apa? masakanku?” Tanya Myungsoo menoleh pada Suzy sebentar, yeoja itu terlihat mengangguk antusias.

“Jiwon pernah bercerita kalau kau pandai memasak dan kurasa sekarang waktu yang tepat untuk mencicipi masakanmu, bagaimana?” Ucap Suzy.

“kalau kau ingin makan masakanku berarti kita harus makan malam di rumahku, aku tidak ingin Jiwon mengganggu Suzy” Ucap Myungsoo lagi menjelaskan.

“memangnya kenapa kalau ada Jiwon? Bukankah lebih baik kalau ada dia? Suasananya akan ramai” Tanya Suzy dengan tampang polosnya, Myungsoo menarik nafasnya frustasi. Jelas sekali yeoja di sampingnya masih sangat polos.

Myungsoo memberhentikan mobilnya tepat di depan lobi kantor Suzy kemudian dia menghadapkan tubuhnya ke samping menatap gadis itu.

“dengar Suzy, aku mengatakan aku tidak ingin diganggu oleh Jiwon itu bukan karena aku tidak ingin suasana tidak ramai tapi aku ingin makan malam berdua denganmu, hanya berdua…kau mengerti kan maksudku?” Jelas Myungsoo.

Suzy mengerjapkan matanya menatap Myungsoo, “berdua?” Tanyanya, Myungsoo tersenyum dan mengangguk.

“ya, hanya berdua. Kau dan aku” Jawab Myungsoo pasti, Suzy tertunduk saat merasakan hawa panas merambat kepipinya.

“berdua” Gumamnya pelan, Myungsoo tersenyum menyeringai saat menyadari bahwa Suzy tengah merona karena ucapannya itu. Dia mengacak rambut Suzy membuat gadis itu mengangkat wajahnya dan menatapnya dengan matanya yang bening.

“masuklah nanti kau akan telat, aku akan menjemputmu nanti sore” Ucap Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“terima kasih Myungsoo” Ucapnya kemudian berbalik dan membuka pintu mobil, “ah tapi makan malamnya..”

“kau tenang saja, aku sudah memikirkan tempat yang tepat. Seperti keinginanmu aku akan memasak untukmu” Sela Myungsoo tersenyum meyakinkan. Suzy mengangguk sebentar kemudian keluar dari mobil Myungsoo.

Gadis itu terdiam menatap mobil Myungsoo yang perlahan menjauh, dia mengangkat kedua tangannya dan menangkup pipinya yang terasa hangat, “oh astaga! kenapa aku jadi gugup begini” Gumam Suzy mengerjapkan matanya bingung.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“masuklah” Suzy mengikuti Myungsoo dari belakang, pria itu membawanya ke salah satu gedung apartemen yang berada tidak jauh dari kompleks perkantoran mereka. Suzy melepaskan sepatunya dan memakai sendal rumah yang tersedia di depan pintu utama itu.

“aku sudah lama tidak kemari jadi jangan heran kalau kau menemukan tumpukan debu di sana-sini” Ucap Myungsoo membuat Suzy terkekeh, dia memperhatikan apartemen Myungsoo yang cukup luas dan bersih itu, namun tidak terlalu banyak perabotan didalamnya hanya ada sofa tv lemari dan beberapa pajangan.

“duduklah dulu, aku akan membuat teh untukmu. Anggap saja rumah sendiri” Sahut Myungsoo sebelum menghilang di dapur dengan membawa kantung belanjaannya, tadi Myungsoo dan Suzy sempat singgah di supermarket untuk belanja bahan makanan mereka malam ini.

Suzy berjalan menuju sebuah lemari yang berada di dekat jendela dan memperhatikan sebuah bingkai foto yang cukup besar yang menampakan Jiwon dan Myungsoo yang sedang tertawa sembari menatap ke kamera. Suzy tersenyum, mereka adalah saudara yang saling menyayangi. Wajah mereka sangat mirip, Jiwon sangat cantik saat tersenyum, begitupula dengan Myungsoo. Dia terlihat tampan.

Suzy mengernyitkan keningnya, tampan? Kekehan kecil keluar dari mulut gadis itu saat menyadari bahwa dirinya memuji Myungsoo. Ya, memang pria itu sangat tampan dan Suzy tidak akan mengelak kenyataan itu.

“jangan terlalu lama memandag fotoku, aku tidak akan menjamin apa-apa kalau kau sampai terpesona kepadaku” Sahut Myungsoo saat meletakkan segelas teh untuk Suzy membuat gadis itu menoleh dengan terkejut.

“aku tidak terpesona” Elak Suzy lalu berjalan menuju sofa, dia mendudukan dirinya disana dan meraih tehnya kemudian menyesapnya perlahan. Myungsoo tertawa kecil mendengar nada bicara Suzy itu.

“aku akan memasak, kau tunggu di sini saja. Jika kau bosan kau bisa menyalakan tv dan mencari siaran yang menarik, yah meskipun aku ragu jika ada” Ucap Myungsoo mengangkat bahunya.

“aku akan membantumu” Ucap Suzy beranjak dari sofanya namun Myungsoo mendorong pundaknya dan mendudukannya kembali ke sofa.

“no no no, kau ingin makan masakanku dan itu berarti makanan yang aku masak sendiri, tanpa campur tangan orang lain. Sekarang duduklah dengan tenang dan biarkan aku bekerja di dapurku” Ucap Myungsoo dengan jelas, Suzy menghela nafasnya dan menganggukan kepala menuruti perkataan Myungsoo.

Sudah setengah jam Suzy menunggu dan sampai sekarang Myungsoo belum selesai memasak juga, dia melihat jam hampir menujukan waktu makan malam. Dengan sigap gadis itu meraih remot tv dan mematikan tv itu. Myungsoo benar tidak ada siaran yang menarik di tv pada jam seperti ini.

Dia kemudian beralih ke dapur memperhatikan Myungsoo mencoba masakannya. Dia masih tidak tau apa yang akan Myungsoo buat untuk makan malam mereka kali ini.

“kau belum selesai?” Tanya Suzy, dia sudah duduk di meja pantri sembari menopang dagu menatap punggung Myungsoo.

“sebentar lagi” Jawab Myungsoo tanpa mengalihkan pandangannya.

“kau masak apa?” Tanya Suzy lagi, Myungsoo mengambil mangkuk dan menuangkan masakan yang berada di panci ke dalam mangkuk tersebut.

“kari ayam, kau suka?” Jawab Myungsoo sembari membawa semangkuk besar kari ayam ke hadapan Suzy. Seketika mata yeoja itu berbinar menatap kari ayam di hadapannya.

“apa aku pernah mengatakan salah satu makanan favoritku adalah kari ayam?” Tanya Suzy antusias, Myungsoo tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“seingatku tidak, kau tidak pernah mengatakannya. Dan aku rasa pilihanku tepat malam ini” Ucapnya dengan puas, Suzy menganggukan kepalanya.

“sekarang tunggu apa lagi? ayo kita makan..aku sudah sangat lapar” Seru Suzy.

“baiklah, biarkan aku mengambil nasi untukmu dulu” Ucap Myungsoo mengambil nasi untuknya dan Suzy. Malam ini Suzy sangat senang karena Myungsoo benar-benar menjamunya dengan baik.

“wow, ini sangat enak!” Ucap Suzy takjub saat merasakan kari ayam buatan Myungsoo.

“benarkah? kalau begitu datanglah kepadaku jika kau ingin makan yang seperti ini lagi nanti” Ucap Myungsoo, Suzy menatapnya tak percaya.

“benarkah?”

“tentu saja..makanlah” Suzy tersenyum lebar kemudian dia melanjutkan makanannya. Mereka menghabiskan waktu di meja makan sembari bercerita tentang segala hal, Myungsoo juga menceritakan tentang masa kecilnya bersama Jiwon begitu sebaliknya Suzy menceritakan bagaimana dia dulu bisa berteman dengan Soojung dan Sehun saat mereka masih duduk di bangku SD.

xxx

Suzy mengangkat alisnya saat melihat Myungsoo meghampirinya dengan membawa satu botol anggur merah beserta gelasnya.

“anggur merah tidak cukup kuat untuk membuatku mabuk, kau tenang saja” Ucap Myungsoo seakan tau arti tatapan Suzy itu. Gadis itu lebih memilih meminum segelas green tea meskipun sudah meminumnya sebelum mereka malam tadi.

“bersyukur aku masih punya persediaan teh di sini” Celetuk Myungsoo lagi mengambil duduk di samping Suzy.

“jadi apa yang mau kita lakukan lagi?” Tanya Suzy.

“entahlah, kenapa kau tidak menceritakan tentang dirimu? Masih banyak yang belum kuketahui” Ucap Myungsoo sembari menyesap minumannya, pria itu sekarang sudah terlihat santai. Dia melepas jas kantornya dan dasinya, hanya menyisahkan kemeja putih yang lengannya dia gulung sampai ke sikut.

“tidak ada yang menarik tentang diriku, aku berani bertaruh kau tidak akan ingin mendengarnya” Jawab Suzy santai.

“benarkah? tapi sekarang aku semakin tertarik untuk mengetahuinya” Sahut Myungsoo menatap Suzy dengan alis terangkat membuat Suzy menatapnya balik.

“baiklah, apa yang ingin kau ketahui?”

“kecelakaanmu” Suzy langsung menyentakkan kepalanya ke arah Myungsoo dan menatap tajam pria itu.

“tidak yang satu itu Myungsoo” Jawab Suzy dengan suara tertahan, Myungsoo menghela nafasnya kemudian meletakkan gelas winenya ke atas meja dan menghadapkan dirinya ke samping.

“aku tau kau tidak ingin membicarakannya, tapi aku juga tidak tau mengapa aku sangat ingin mengetahui ceritamu. Aku ingin mendengarnya”

“tidak ada yang perlu kau dengar, kau tau…kecelakaan itu membuatku trauma. That’s it, ceritanya selesai sampai di situ” Jawab Suzy mengangkat bahunya.

“tidak, bukan itu maksudku Suzy. Aku ingin tau mengapa kecelakaan itu bisa membuatmu trauma”

“Myungsoo, aku kemari dengan mood yang baik. Tolong jangan membuatnya rusak”

“aku tidak ingin merusak moodmu Suzy, aku hanya ingin kau berbagi padaku…tidak bisa kupungkiri kalau aku ingin mengetahui semua hal tentangmu baik ataupun buruknya dan hal ini salah satunya, aku bukanlah laki-laki yang sok baik mengatakan tidak akan memaksamu bercerita kalau kau tidak ingin karena nyatanya saat ini aku memaksamu untuk menceritakannya padaku” Jelas Myungsoo panjang lebar, Suzy menatap pria itu dengan pandangan bercampur antara kaget dan merasa kesal.

Suzy terdiam setelahnya, luka lamanya yang sudah bertahun-tahun dia simpan kembali muncul permukaan akibat pria disampingnya ini. Di saat seperti ini seharusnya dia sudah marah dan pergi meninggalkan Myungsoo, tapi yang dia lakukan hanya diam saja dan tidak melakukan pergerakan apapun. Karena dalam hatinya yang terdalam, entah mengapa dia juga ingin membaginya pada Myungsoo. Membagi masa-masa terkelamnya pada pria itu, tapi lagi-lagi otaknya bersorak dan mengatakan tidak! Dia tidak ingin menyinggung kejadian mematikan itu lagi.

“please Myungsoo, aku sudah tidak ingin membahas kejadian itu lagi. Mengingatnya membuatku kembali merasakan sakitnya” Lirih Suzy, Myungsoo menarik tangan Suzy dan menggenggamnya dengan lembut.

“tidak bisakah kau melihatnya Suzy? aku ingin berbagi denganmu, bukan hanya kesenangan saja tapi aku ingin menjadi tempatmu berbagi rasa sakitmu…Siapapun yang melihatmu saat ini pasti mengatakan bahwa kau masih belum dapat berdamai dengan masa lalumu, dan aku ingin berada dalam proses perdamaian dengan masa lalumu Suzy” Ucap Myungsoo dengan lembut, Suzy terdiam. Dia sangat terenyuh dengan ucapan Myungsoo. Pria ini benar-benar meluluh-lantahkan hatinya saat ini.

“kau tidak akan mengerti Myungsoo, apapun yang aku rasakan tidak akan ada yang bisa mengerti sekalipun itu dirimu” Suzy menangis. Entah mengapa gadis itu mengeluarkan buliran beningnya dari kedua matanya, Myungsoo menangkup kedua pipi Suzy dan mengusap air mata gadis itu.

“kau tidak akan bisa mengerti” Lirih Suzy lagi menatap mata Myungsoo dengan penuh kepahitan akan masa lalunya.

“jangan menangis please…” Myungsoo menggelengkan kepalanya kemudian menyeka lagi air mata Suzy yang berjatuhan semakin banyak.

“bagaimana aku bisa berbagi rasa sakit padamu jika kau tidak pernah merasakannya Myungsoo? Kau tidak tau bagaimana rasanya impianmu terenggut begitu saja. Benar-benar menyakitkan Myungsoo” Bisik Suzy dengan suara tertahannya. Myungsoo memejamkan matanya, Suzy salah. Myungsoo benar-benar tau bagaimana rasanya, ya seperti katanya sangat menyakitkan.

“kau salah Suzy” Ucap Myungsoo, Suzy menatap Myungsoo dengan bingung meski masih di sela tangisnya. Myungsoo melepaskan wajah Suzy dan mengangkat tangan kanannya untuk ditunjukan kepada Suzy.

“lihatlah ini” Ucap Myungsoo mengusap sebuah goresan timbul berwarna pink muda di sepanjang tangannya menuju sikutnya, Suzy yang baru memperhatikan itu memekik tertahan. Dia mengusap bekas luka Myungsoo dengan prihatin. Air mata gadis itu bahkan sudah berhenti mengalir dari kedua matanya.

“ini apa?” Tanya Suzy dengan suara lirih, Myungsoo tersenyum kecut kemudian membiarkan Suzy terus mengusap bekas lukanya. Rasanya sangat nyaman saat jemari Suzy bermain di atas tangannya itu.

“aku juga mengalami kecelakaan dan karena kecelakaan itu aku kehilangan kesempatan untuk menggapai impianku, semuanya benar-benar hancur saat aku tersadar dari komaku. Aku kehilangan fungsi tangan kananku yang selalu kugunakan untuk bermain biola” Jelas Myungsoo dengan pandangan mata yang begitu menyakitkan, Suzy tercekat mendengar cerita Myungsoo. Cerita mereka sama persis, kehilangan fungsi anggota tubuh mereka yang menjadi alat terpenting bagi mereka kala itu.

“semenjak aku terbangun dari koma aku sudah tidak memiliki tujuan hidup Suzy, tidak tau harus melakukan apa. Hidupku adalah bermain biola dan semenjak kehilangan tanganku aku tidak punya hidup lagi, sangat menyakitkan seperti yang kau katakan. Aku merasakannya Suzy, sangat merasakannya” Lanjut Myungsoo dengan mata yang terpejam, setelah 4 tahun baru kali ini lagi dia membuka luka lamanya itu, hanya dihadapan Suzy.

“aku bahkan dengan bodohnya hampir menghilangkan nyawaku sendiri karen sudah sangat putus asa dengan keadaanku. Dan disitulah aku bertemu dengan Sehun, kalau bukan karena dia mungkin sekarang aku sudah tidak berada di hadapanmu saat ini”

Suzy merasakan hatinya terisis mendengar cerita Myungsoo, dia memikirkan bahwa rasa sakit yang dirasakan Myungsoo bahkan melebih rasa sakitnya. Dia memang terpukul karena kakinya yang sudah tidak sempurna lagi, tapi dia sama sekali tidak pernah berpikir untuk bunuh diri, dan disaat mendegar Myungsoo pernah berniat bunuh diri karena tidak bisa bermain biola berarti pria itu tidak sanggup untuk menghadapi kesakitannya.

“maafkan aku” Lirih Suzy, dia langsung menaikkan kedua tangannya dan meraih leher Myungsoo untuk dipeluknya. Dia tau bahwa saat ini Myungsoo membutuhkan sebuah pelukan.

“maafkan aku Myungsoo, maafkan aku” Bisik Suzy, yeoja itu sudah terisak lagi dalam pelukan Myungsoo. Sementara Myungsoo mengusap punggung Suzy dan membenamkan wajahnya di pundak Suzy, menenangkan dirinya dari luapan air mata yang sudah akan menyeruak dari kedua mata tajamnya.

“tidak Suzy, kau tidak perlu meminta maaf…kau tidak bersalah” Gumam Myungsoo pelan.

Lama mereka berpelukan, akhirnya Myungsoo melepas pelukannya dan mengusap pipi Suzy sembari tersenyum kecil, “aku sudah bercerita, sekarang giliranmu nona” Ucap Myungsoo membuat Suzy menarik nafasnya. Dia mungkin akan mempercayai Myungsoo mulai hari ini, bersama pria ini rasanya begitu nyaman dan Suzy tidak ingin beranjak dari zona nyamannya saat ini.

“cerita kita tidak berbeda jauh Myungsoo, aku kecelakaan. Koma, dan saat terbangun kakiku sudah tidak dapat digunakan untuk menari lagi. Menyedihkan, aku bahkan sampai ke Amerika untuk melakukan operasi dan terapi di sana berbulan-bulan dan terpaksa harus menggunakan kursi roda selama satu tahun penuh” Cerita Suzy sesekali isakan terdengar dari kalimatnya, Myungsoo memeluk pundak Suzy dan menggenggam tangan gadis itu.

“pasti sangat membosankan harus tinggal di atas kursi roda selama itu” Ucap Myungsoo, Suzy tersenyum kecil menyeka air matanya dan mengangguk.

“sangat membosankan” Lenguh Suzy.

“lalu bagaimana dengan kakimu saat ini?” Tanya Myungsoo melirik kaki Suzy.

“masih terdapat besi penyangga di dalamnya, tapi setelah operasiku terakhir sampai sekarang aku sudah jarang merasakan kram yang menyerang tiba-tiba” Jawab Suzy, Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti. Hatinya sudah lega karena mendengar cerita Suzy, meskipun dia masih merasakan bahwa masih ada lagi kisah yang tidak diceritakan oleh gadis itu namun untuk malam ini cukup sampai di sini saja. Myungsoo tidak ingin Suzy menangis lagi.

“biarpun kau sudah jarang merasakan serangan di kakimu bukan berarti kau boleh lalai…kau harus tetap jaga pergerakanmu Suzy, aku sudah dua kali menyaksikan kau pingsan karena kakimu ini”

“aku selalu berhati-hati Myungsoo, kau tidak ingat kau yang membuatku berjalan selama setengah jam di lokasi proyek” Balas Suzy dengan nada menuduh membuat Myungsoo terdiam.

“maaf” Suzy tersenyum kecil, pria disampingnya itu terlalu sensitif.

“aku hanya bercanda Myungsoo tidak perlu membawanya terlalu serius” Ucap Suzy menyikut pria itu sembari terkekeh pelan.

“sekarang bawa aku pulang, ini sudah malam nanti appa mencariku” Sambung Suzy lagi saat melihat ke arah jam.

“baiklah, tunggu aku membersihkan ini dulu” Ucap Myungsoo beranjak dari sofa sembari membawa gelas teh Suzy dan gelas wine miliknya.

Setelah memastikan semua peralatan dapurnya bersih dan terletak di tempatnya semula, Myungsoo tidak lupa mengecek seluruh pintu apartemennya untuk tertutup dan terkunci. Setelahnya dia menghela Suzy untuk berjalan menuju ke pintu.

“Myungsoo?” Myungsoo berbalik menatap Suzy setelah selesai mengunci pintu apartemennya.

“apa?”

“berjongkoklah” Ucap Suzy, Myungsoo menatap gadis itu bingung namun tetap berjongkok di hadapan Suzy.

“ada ap….oh, apa yang kau lakukan?” Myungsoo terkejut saat Suzy tiba-tiba memeluk lehernya dari belakang.

“kakiku sakit, gendong aku sampai di bawah” Ucap Suzy dengan kekehan pelannya membuat Myungsoo memutar bola matanya tak percaya.

“kau memanfaatkan kakimu yang sakit agar tidak berjalan hoh?” Gerutu Myungsoo sembari berdiri dengan Suzy di punggungnya.

“kalau kau ingin melihatku pingsan lagi, yah silahkan turunkan aku sekarang” Ucap Suzy acuh.

“ya, tidak mungkin. Aku sudah menggendongmu sekarang” Seru Myungsoo. Suzy tersenyum kecil saat mereka memasuki lift. Suzy merasa menjadi anak kecil kembali di gendong oleh ayahnya di balik punggungnya yang hangat, sebenarnya kakinya tidak sakit. Hanya saja Suzy ingin mengerjai Myungsoo, karena pria itu sudah membuatnya menangis tersedu-sedu tadi jadi dengan menggendongnya sampai ke bawah itu sepertinya pembalasan yang tepat.

Suzy semakin tersenyum lebar saat mendengar Myungsoo tanpa sengaja mengeluh karena berat badan Suzy, haha siapa suruh membuatku menangis Myungsoo. Kau mendapatkan balasan setimpal!

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

Maaf kalau kalian mendapatkan typo~ author gak sempat edit lagi. Haha~ sepertinya ff ini bakal punya chapter yang selalu panjang, entah mengapa kalau nulis sampe 4000-5000an words itu berasa tidak cukup di sini pengennya banyak-banyak wkwk. Mungkin karena terbawa suasana yang nulisnya haha.

Oh ya, maaf kalau cara Suzy dan Myungsoo dekat itu jadi aneh kayak gini. Author gak tau mau gimanain lagi moment mereka berdua, jadinya kayak gini deh. Maaf yang kalo kesannya kayak maksa gitu hehe. Maaf juga kalau part akhirnya itu melownya gak dapat hehe, udah gak ada ide lagi soalnya.

Next chapter tetap sabar untuk nunggunya ya~

Comment please~

Thank you~