CHAPTER 3 : Romeo & Rosaline “Don’t You Dare! She’s Mine”

Romeo & Rosaline || Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy, etc. || Genre : Sad, Romance || Rating : PG-17 || Type : Chapter

“Inspired by Shakespeare’s (Romeo & Juliet)”

CHAPTER 3

-Don’t You Dare! She’s Mine-

—————————-

Suzy tertegun saat membuka kamar ibunya dia menemukan seorang wanita yang mungkin sebaya dengannya tengah tertawa bersama ibunya dan Minho. Oh satu lagi seorang pria asing berdiri di samping Minho, mereka terlihat akrab satu sama lain namun mengapa Suzy tidak mengenal mereka berdua.

“eoh Suzy? masuklah, kenapa berdiri di sana?” Ketiga orang itu menoleh ke arah pintu saat mendengar seruan Soji dari ranjangnya, mereka tersenyum menatap Suzy sementara Suzy hanya menatap bingung dua orang asing di hadapannya.

“Suzy? kau Suzy matchi?” Tanya gadis itu berdiri dari kursinya dan menghampirinya, Suzy semakin bingung bagaimana gadis ini bisa mengetahui namanya.

“aigoo, kau pasti sudah lupa denganku. Aku ini Soojung, Jung Soojung. Kita pernah bertemu saat kau mengunjungi rumahku waktu masih kecil. Tapi itu sudah sangat lama jadi wajar kalau kau melupakannya” Seru gadis itu, dia mengapit lengan Suzy dan membawanya untuk menghampiri ranjang ibunya.

“kau ingat kan anak pamanmu Suzy, Soojung dan Jinyoung” Ucap ibunya, Suzy menatap yeoja disampingnya kemudian menatap pria di samping Minho. Dia ingat anak-anak pamannya tapi dia tidak mengingat dengan jelas wajah mereka.

“aku ingat tapi tidak terlalu ingat dengan jelas” Jawab Suzy.

“syukurlah, kupikir kau sudah melupakanku. Ah ku dengar dari Soji imo kau sudah bekerja ya?” Tanya Soojung antusias, Suzy hanya tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya.

“aigoo oppa, kau benar ya..Suzy ini pendiam sekali” Keluh Soojung kepada Minho, menghadapi Suzy sudah seperti berbicara dengan benda mati saja. Dia pikir Suzy tidak separah yang dikatakan Minho tapi ternyata yeoja itu benar-benar pendiam.

“sudah kukatakan juga, Suzy memang seperti itu orangnya. Tapi kalau kau ajak bicara terus lama-kelamaan dia akan terbiasa kok” Sahut Minho yang mendapati lirikan sinis dari Suzy. Pria itu hanya terkekeh melihat Suzy, dia tau kalau saat ini Suzy sedikit merasa risih karena keberadaan Soojung dan Jinyoung di sini.

“Suzy, kenapa kau tidak masuk ke perusahaan appa saja? aku bisa membantumu di sana” Sahut Jinyoung.

“universitasku sudah menentukan perusahaan yang akan kumasuki jadi tidak bisa memilih” Jawab Suzy menoleh kepada Jinyoung.

“benarkah? padahal aku sedang membutuhkan seorang personal assistant” Jawabnya tersenyum lebar membuat Soojung berdecak kepada kakaknya itu.

“ya! biar sepupumu sendiri kau modusi hoh? Cari gadis lain sana, jangan merayu Suzy” Omel Soojung membuat seisi kamar itu tertawa renyah terkecuali Jinyoung yang hanya menekuk wajahnya dengan kesal.

“sudah sudah, kalian tidak perlu bertengkar. Soojung bukannya kau ingin mengajak Suzy? pergilah sekarang, kalian bisa mulai saling mendekatkan diri dari sekarang” Ucap ibu Suzy membuat Soojung mengangguk antusias.

“ah benar juga, ayo Suzy kita pergi..aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Banyak yang ingin kutanyakan tentangmu” Ucap Soojung beranjak dari kursinya.

“tapi eomma…”

“eomma gwenchana Suzy-ya, pergilah. Kapan lagi kau punya waktu untuk jalan-jalan” Sela ibunya saat Suzy berusaha untuk mengelak.

“nah izin sudah didapatkan, sekarang ayo kita pergi” Soojung menarik lengan Suzy dengan erat agar yeoja itu bisa mengikutinya, “oppa kajja, antarkan kami” Serunya pada Jinyoung.

Setelah berpamitann mereka bertiga akhirnya pergi juga, sementara Minho memilih untuk menemani ibunya Suzy sampai sore nanti karena kebetulan dia tidak memiliki pekerjaan hari ini.

*

Soojung terseyum lebar kepada Suzy yang duduk di sampingnya, “ini pertama kalinya aku keluar bersama seorang teman” Ucap Soojung pada Suzy membuat Suzy menoleh padanya dengan alis berkerut.

“mungkin kau tidak tau tapi aku sejak kecil tidak bisa berlama-lama tinggal di luar rumah. Sinar matahari tidak cocok dengan kulitku, kalau aku lama dibawah sinar matahari aku akan kelelahan dan antibodiku akan menurun. Aku bahkan pernah pingsan hanya karena berada di bawah sinar matahari selama 5 menit” Jelas Soojung panjang lebar, “makanya aku tidak pernah keluar rumah. Dari kecil aku sudah home schooling dan tidak punya teman, waktu Minho oppa mengatakan akan mempertemukan aku denganmu aku senang sekali karena akhirnya aku bisa punya teman juga” Sambungnya dengan semangat.

Jinyoung yang tengah menyetir di depan ikut tersenyum mendengar nada riang dari adiknya itu, memang sejak kecil hanya dia saja dengan Minho teman bermain Soojung dan dengan kehadiran Suzy sepertinya bisa membuat hari-hari Soojung bahagia.

“eyy, kau ini. Punya teman baru saja langsung melupakan oppamu, apa maksudmu duduk di belakang dan membiarkan oppa jadi seperti supir sekarang ini” Dengus Jinyoung dari kursi depan, tadi Soojung memang sengaja untuk duduk di belakang bersama Suzy. Katanya dia ingin bisa lebih dekat lagi dengan Suzy makanya dia duduk di belakang bukannya di depan di samping Jinyoung.

“sekali-kali kau menjadi supirku tidak apa-apa kan? lagipula aku jarang keluar rumah juga, tidak perlu mengeluh oppa” Seru Soojung, diam-diam Suzy tersenyum kecil mendengar pertikaiann dua bersaudara itu.

“kita akan ke mana?” Tanya Suzy, Soojung langsung menoleh padanya dan menatapnya takjub.

“kau berbicara” Ucap Soojung melongokan mulutnya membuat Suzy menatapnya lucu.

“tentu saja aku berbicara, jadi kita akan ke mana?” Tanya Suzy lagi, Soojung tertawa dan mengait lengan Suzy.

“hanya berjalan-jalan di mall, tidak apa-apa kan? aku tidak bisa jalan-jalan kalau di luar ruangan” Ucap Soojung meminta persetujuan Suzy. Melihat keinginan Soojung sangat besar itu membuat Suzy menganggukan kepalanya yah meskipun dia tidak terlalu suka berada di dalam mall apalagi hanya untuk jalan-jalan saja tanpa tujuan tertentu.

“assa! akhirnya keinginanku terkabul juga bisa shopping bersama temanku. Oppa palli, jangan terlalu lambat bawa mobilnya” Pekik Soojung girang, Jinyoung dan Suzy hanya terkekeh melihat tingkah Soojung itu. Jinyoung kemudian melajukan mobilnya seperti keinginan Soojung hingga membawa mereka untuk sampai di tempat tujuan dengan cepat dan selamat.

*********************

Sudah tiga hari sejak pertemuan Soojung dan Suzy di rumah sakit, dan sejak saat itu pula Soojung selalu merecoki Suzy. Kemarin yeoja itu tiba-tiba saja muncul di depan pintu rumahnya dan dengan polosnya mengatakan kalau dia akan menginap di rumah Suzy karena dia kesepian di rumah, Suzy yang terkejut dengan kehadiran Soojung itu hanya bisa melongo tidak percaya melihat gadis itu.

“aku ini manusia Suzy tidak perlu menatapku dengan matamu yang hampir melompat dari tempatnya seolah-olah aku ini hantu”

Itulah kalimat pembuka yang diberikan Soojung kepadanya saat mereka hanya terdiam di depan pintu, setelahnya Soojung menarik koper kecil miliknya dan segera masuk ke dalam rumah Suzy. Ayah Suzy bahkan sampai terkejut saat melihat Soojung pagi harinya, setelah menjelaskan pada ayahnya Suzy hanya bisa menghela nafasnya. Satu lagi perusak ketenangan hidupnya setelah Minho.

Saat ini Soojung memaksanya untuk bertemu, katanya Soojung masih ingin menghabiskan waktu bersama. Meskipun gadis itu sudah mengetahui bahwa Suzy kini bekerja dan jam mainnya sudah tidak banyak lagi tapi Soojung tetap ngotot memaksa dan Suzy sama sekali tidak dapat menolaknya apalagi saat mendengar suara memelas Soojung saat menelponnya dan disinilah Suzy, di kedai langganannya. Dia berniat menghabiskan waktu bersama Soojung di tempat ini, lagipula matahari masih ada di atas langit dan tidak baik untuk Soojung jika mereka berada diluar ruangan.

Suzy berjalan menuju mejanya dan kembali mendapatkan seseorang telah menempati tempat tersebut, wajah bingung yang awalnya dilampirkan diwajahnya perlahan berubah saat menebak siapa satu-satunya orang yang pernah menempati mejanya.

“sepertinya kau menjadi langganan baru di sini” Sahut Suzy dengan suara pelan membuat pria yang sedang duduk menatap laptop didepannya itu menoleh dengan wajah terkejut ke arah Suzy.

“oh Suzy-ssi, kupikir kau tidak datang kemari” Ucapnya, Suzy tersenyum kecil dan mengambil duduk di hadapan pria itu.

“tapi tempat ini milikku tuan, bukankah lebih baik kau mencari meja lain?” Tanya Suzy, sebenarnya dia tidak terlalu mempermasalahkan jika ada orang lain yang duduk di meja ini. Hanya saja mereka masih belum terlalu saling mengenal untuk bisa duduk di meja yang sama, yah meskipun beberapa hari yang lalu Suzy sudah sedikit bercakap-cakap dengan pria ini.

“sayangnya aku cukup menyukai spot ini dan tidak tertarik untuk mencari meja lain” Pria itu kini melipat kedua tangannya di depan dada dan menyandarkan punggungnya ke kursi, sepenuhnya mengalihkan perhatiannya dari laptop.

“benarkah? kalau begitu seharusnya aku yang mencari meja lain” Jawab Suzy mengangkat bahunya. Suzy berpikir mengapa dia tidak merasa risih jika berbicara dengan pria ini, padahal kalau bisa dikatakan mereka tidak lebih bertemu 3 kali dan hanya sekali mereka bercakap-cakap itupun tidak lama. Tapi saat melihat pria ini duduk di mejanya entah mengapa Suzy merasa cukup senang dan berharap mereka bisa bercakap-cakap lagi.

“apa kau melamun? Kau tidak mendengarku” Suzy mengerjapkan matanya menatap pria itu.

“apa?” Pria itu hanya terkekeh saat Suzy menatapnya dengan bingung, melihat itu Suzy menekuk wajahnya dengan alis berkerut.

“kau menertawakanku Myugsoo-ssi?”

“tidak, maafkan aku…wajah bingungmu terlihat lucu, memangnya apa yang kau lamunkan?” Balasnya menghentikan kekehannya melihat wajah tidak suka dari Suzy.

“hanya berpikir di mana seharusnya aku pindah” Jawab Suzy.

“makanya jangan melamun jika orang berbicara nona, tadi sudah kukatakan tidak perlu mencari meja. Aku suka jika berbagi meja denganmu” Sahut Myungsoo melemparkan senyumnya pada Suzy, membuat yeoja itu terdiam dan mengerjapkan matanya menatap Myungsoo.

“a..apa?” Suzy sejenak tertegun karena kalimat Myungsoo tadi.

“apa dia baru saja mengatakan kalau dia menyukaiku?”-Batin Suzy bertanya-tanya.

Myungsoo hanay tersenyum lebar saat melihat Suzy terdiam, dia jelas tau apa yang ada dipikiran kepala gadis itu dan dia sama sekali tidak berniat untuk meluruskannya. Biarkan saja Suzy berkelana bersama pikirannya itu.

“jadi apa yang kau lakukan di sini?” Konyol. Myungsoo menyadari pertanyaan konyolnya, seharusnya dia tidak mempertanyakan pertanyaan itu kepada seseorang yang hampir menghabiskan waktu senggangnya di tempat ini selama 3 tahun.

“ah, lupakan pertanyaanku” Sambung Myungsoo cepat saat dia melihat Suzy hanya mengangkat alisnya, Suzy menyadari pertanyaan bodohnya dan untung saja gadis itu tidak menertawainya.

“jadi apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Suzy melempar pertanyaannya tadi, Myungsoo terkekeh pelan kemudian menggaruk tengkuknya.

“hanya mencari suasana baru untuk mengerjakan pekerjaan kantor. Aku sudah cukup bosan terkurung dalam ruangan kerjaku” Jawab Myungsoo sembari mengedikan dagunya ke arah laptopnya.

Suzy menganggukan kepalanya mengerti, dia juga baru menyadari kehadiran laptop Myungsoo di meja itu, “aku sekarang percaya kalau atasanmu memang orang yang sangat baik, dia bahkan membiarkan karyawannya bekerja di luar kantor” Ucap Suzy membuat Myungsoo menahan tawanya. Apa jadinya jika Suzy tau bahwa atasan yang di maksudnya adalah Myungsoo sendiri? Astaga, gadis ini begitu polos.

“ya seperti yang kukatakan dia memang baik” Jawab Myungsoo mengangkat bahunya. Mereka kemudian terdiam kembali. Suzy menyesap minumannya sembari melirik kepada Myungsoo yang mengalihkan pandangannya ke arah jendela.

Suzy masih tidak mengerti dengan dirinya sendiri, bagaimana bisa dia dengan mudah menerima kehadiran Myungsoo yang sebelumnya hanyalah seorang pria asing yang sama sekali tidak dikenalinya. Pertemuan mereka pun sama sekali tidak berkesan, di mana Myungsoo tiba-tiba datang dan duduk di hadapannya namun entah mengapa Suzy merasa luwes jika dia bersama Myungsoo. Meskipun masih merasa kaku untuk berkomunikasi dengan pria itu tapi dia dengan sendirinya berusaha agar kekakuan yang dimilikinya bisa lenyap dan dapat merasakan kenyamanan saat bersama Myungsoo.

“Suzy…kau melamun lagi” Teguran itu membuat Suzy mengerjapkan matanya dan menatap Myungsoo, “aku mengangkat telepon dulu” Ucap Myungsoo lagi sembari mengacungkan handphonenya, dengan segera Suzy menganggukan kepalanya.

“tunggu sebentar ya” Izin Myungsoo kemudian melangkah menjauh dari meja itu.

“ada apa?” Suzy berjengit bingung saat samar-samar mendengar nada bicara Myungsoo yang begitu ketus saat mengangkat teleponnya. Bukankah Myungsoo pria yang ramah? Sejak pertama bertemu juga Suzy sudah merasakan keramahan Myungsoo kepadanya jadi tidak mungkin pria seramah itu bisa berubah menjadi dingin seperti tadi.

“ah tidak tidak mungkin aku salah dengar” Gumam Suzy kembali menyeruput minumannya, dia tersenyum kecil ke arah Myungsoo yang sudah mengantongi handphonenya kembali dan berjalan ke arahnya.

“Maaf aku sudah harus kembali ke kantor” Ucap Myungsoo saat duduk di hadapan Suzy.

“sepertinya atasanmu sudah menyadari bahwa pegawainya ada yang menghilang” Sahut Suzy membuat Myungsoo terkekeh saat dia merapikan barangnya.

“kau tepat sekali, hah padahal aku masih ingin berlama-lama di sini denganmu” Ucapan Myungsoo itu sukses membuat Suzy tertegun, dia merasakan kehangatan yang merambat ke permukaan wajahnya saat melihat senyuman Myungsoo.

“kita mungkin bisa bertemu lagi lain hari, cepatlah kembali sebelum atasanmu murka” Ucap Suzy mencoba untuk menenangkan dirinya.

“ya, aku harus segera kembali…aku duluan ya, nikmati waktumu” Suzy menganggukan kepalanya sembari tersenyum kecil ke arah pria itu, Myungsoo beranjak dari kursinya dan sebelum berbalik dia kembali melemparkan senyum manisnya kepada Suzy dan berjalan keluar dari kedai tersebut.

*

“kau ingin ku jemput lagi?” Jinyoung menghentikan mobilnya tepat di depan tempat janji Soojung bersama Suzy.

“tidak perlu, aku akan pulang bersama Suzy” Jawab Soojung melepaskan seatbeltnya.

“tapi Suzy tidak membawa mobil Soojung-ah, dia naik bus dan kau tau matahari hari ini cukup terik, udaranya juga tidak bersahabat” Ucap Jinyoung, Soojung menepuk dahinya saat mendengar ucapan kakaknya itu.

“ah kau benar kau lupa…kami akan menghubungi Minho oppa saja, nanti kau bisa menjemputku di rumah Suzy, otthae?” Tawar Soojung, Jinyoung hanya menganggukan kepalanya setuju. Entah yang menjemput dirinya atau Minho itu sama saja setidaknya mereka tidak akan pulang menggunakan transportasi umum.

“baiklah, kau hubungi aku saja jika sudah bosan bersama Suzy”

“aku tidak akan bosan bersamnya oppa, kau tau itu” Sahut Soojung tersenyum lebar.

“iya iya, aku tau…sekarang turunlah, dan hati-hati jangan sempai kau kelelahan” Ucap Jinyoung memperingati membuat Soojung mendelik.

“baiklah kakakku tersayang, aku akan hati-hati. Gomawo sudah mengantarku” Ucap Soojung memutar bola matanya, dia kemudian turun dari mobil Jinyoung, “kau juga hati-hati, anyyeong” Sambung Soojung kemudian dengan riangnya berjalan masuk ke dalam kedai. Jinyoung yang melihat tingkah adiknya itu hanya menggelengkan kepalanya.

Soojung masih mengedarkan pandangannya di depan pintu masuk, dia mencari keberadaan Suzy. Dan saat matanya sampai ke sudut sebelah kanannya senyum Soojung mengembang seketika. Dengan riangnya dia berjalan menghampiri Suzy, namun langkah kaki Soojung terhenti.

Matanya menangkap seseorang kini tengah berjalan ke arahnya, ah tidak tidak mungkin ke arahnya melainkan ke arah pintu kedai itu. Mata Soojung mengerjap saat memandang wajah pria itu, dia menangkupkan kedua tangannya di depan dada dan dengan seksama menelusuri wajah pria itu. Seumur hidupnya dia sama sekali tidak pernah bertemu dengan seorang pria yang mampu membuatnya terpaku seperti ini, hanya pria ini ya…pria yang baru saja berjalan melewatinya bahkan tanpa melirik ke arahnya sekalipun. Meksipun pandangan mata pria itu ke depan namun dia seolah tidak melihat Soojung dan terus melangkah melewati Soojung meninggalkan gadis itu dengan keadaan yang masih terpaku.

Setelah beberapa menit berdiri di tempatnya, Soojung mengerjapkan mata dan menoleh. Desaan nafasnya terhembus saat menyadari bahwa pria itu sudah menghilang, “dasar bodoh” Rutuk Soojung, padahal tadi dia bisa saja mengambil kesempatan untuk mengetahui nama pria itu namun kesempatannya hilang karena kebodohannya itu. Ckck.

Seakan teringat dengan tujuannya kemari, Soojung segera menepuk dahinya dan menoleh lagi ke arah meja Suzy. Dia segera berlari kecil menghampiri yeoja yang mungkin sudah menunggunya cukup lama.

“Suzy maafkan aku” Serunya langsung duduk di hadapan Suzy membuat yeoja itu tersentak kaget.

“oh Soojung wasseo” Gumam Suzy dia kemudian berkerut heran menatap wajah Soojung yang aneh itu, “ada apa?” Tanyanya penasaran, seketika Soojung tersenyum dan menarik tangan Suzy dan menggenggamnya dengan kedua tangannya.

“aku bertemu pangeranku” Ucap Soojung dengan senyum lebarnya membuat Suzy mengangkat alisnya, “kau tau pangeran kuda putihku…aku baru saja bertemu dengannya” Sahut Soojung lagi.

Alis Suzy yang terangkat tadi kini menurun dan mengangguk mengerti, dia tau cerita Soojung yang sejak dulu memiliki impian untuk menjadi seorang putri kerajaan dan bisa bertemu dengan seorang pangeran yang akan mencintainya dan dicintai olehnya. Klasik memang dan sedikit tidak masuk akal namun itulah Soojung, gadis itu sudah tidak dapat membedakan mana kisah negeri dongeng dan mana kisah dunia nyata yang mungkin di dalamnya sama sekali tidak ada yang namanya putri dan pangeran.

“kau bertemu dengannya?” Tanya Suzy lagi, Soojung mengangguk antusias kemudian menggelengkan kepalanya membuat Suzy menatapnya bingung.

“kau bertemu atau tidak?”

“aku bertemu dengannya…dia tidak melihatku, umm maksudku…aku baru saja berpa-pasan dengannya dan aku melihatnya tapi dia tidak melihatku” Jelas Soojung, Suzy menarik nafasnya kemudian mengangguk mengerti.

“jadi kau melihat pangeranmu? Di mana?” Tanya Suzy lagi, senyum Soojung mengembang saat mengingat 10 detik berharganya tadi saat melihat pria itu.

“di sini..apa kau tidak melihat pria yang baru saja keluar? Ku rasa dia berjalan dari arah sini” Ucap Soojung, Suzy menggelengkan kepalanya. Sedari tadi dia tidak melihat seorang pria yang duduk di sekitar mejanya.

“benarkah? padahal kupikir kau melihatnya dan kita bisa mencarinya bersama. Aku sangat yakin dia adalah pangeranku” Ucap Soojung. Suzy terkekeh pelan mendengarnya.

“ah kau ingin memesan apa?” Tanya Suzy saat sadar bahwa Soojung belum memesan sesuatu.

“ice lemon tea please” Suzy menatap menyelidik ke arah Soojung yang memesan minuman dingin, “oh tuhan Suzy tenanglah aku tidak apa-apa meminum es, aku bukan anak kecil yang akan sakit tenggorokannya jika minum minuman dingin” Tegur Soojung saat menyadari pandangan Suzy itu.

Setelah Suzy memesan minuman untuknya, Soojung kembali menatap Suzy dengan wajah berbinar “bagaimana aku bisa bertemu dengan pangeranku lagi Suzy-ya?” Tanya Soojung membuat Suzy menggelengkan kepalanya tidak percaya, apa topik pangeran itu masih belum selesai?

“darimana kau yakin kalau dia pangeranmu? Bisa saja dia hanya seorang pria biasa”

“aku sangat yakin, kau tidak merasakan bagaimana di dalam sini begitu meriah saat menatap wajahnya” Ucap Soojung menekan dada kirinya, “dan disini seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan membuatku seperti melayang” Sambungnya dan menempelkan telapak tangannya di atas perutnya.

“aku sangat yakin pangeranku adalah dia tapi aku tidak tau namanya” Ucapnya di akhirnya dengan desahan nafas panjang, Suzy hanya mendengarkan celotehan sepupunya itu.

“kalau memang dia pangeranmu, kalau memang dia jodohmu kalian akan bertemu lagi tidak usah khawatir” Sahut Suzy.

“benarkah aku akan bertemu lagi dengannya?” Tanya Soojung membuat Suzy sontak menganggukan kepalanya, “tapi bagaimana jika kita tidak bertemu lagi?” Tanya Soojung lagi dengan wajah merengut.

“ya itu berarti dia bukan pangeranmu dan pangeranmu yang asli tengah menunggumu di tempat yang lain” Jawab Suzy tersenyum ke arah Soojung membuat gadis itu menganggukan kepalanya antusias.

“aku mengerti sekarang! Kalau aku bertemu lagi dengannya untuk kedua kalinya sudah dipastikan dia adalah jodohku dan aku tidak akan melepaskannya” Ikrar Soojung dengan yakin. Suzy hanya menganggukan kepalanya dengan lembut, gadis di depannya ini hanya berbeda satu tahun di bawahnya namun kenapa dia seperti merasa bersama seorang anak berumur 5 tahun? Soojung benar-benar menggemaskan.

*********************

Suzy tengah berkutat dengan komputernya saat merasakan pundaknya dicolek oleh seseorang, “Suzy-ya” Suzy menolehkan kepalanya sekilas dan mendapati Jieun sudah menarik kursi di sampingnya dan menyembulkan kepalanya untuk menatap ke arah komputernya.

“ada apa?”

“sudah waktunya makan siang, ayo turun. Semuanya sudah pergi” Ucap Jieun, Suzy mengedarkan pandangannya dan ruangan mereka sudah kosong hanya tersisa dia dan Jieun di sini.

“kenapa kau tidak ikut mereka?” Tanya Suzy bingung, biasanyakan memang seperti itu, Jieun selalu ikut dengan gerombolan divisi mereka. Berbeda dengan Suzy yang lebih memilih menghabiskan waktu makan siangnya di mejanya karena membawa makanan sendiri dari rumah.

“aku menunggumu, kau pasti tidak membawa bekal andalanmu lagi kan?” Jawab Jieun, Suzy memang hari ini tidak membawa bekalnya karena tadi dia telat bangun pagi dan tidak sempat untuk memasak dulu.

“darimana kau tau?”

“tentu saja aku tau, kau selalu mengeluarkan kotak makanmu jam 12 tepat. Tapi sekarang sudah lewat 10 menit kau belum beranjak dari pekerjaanmu jadi kupikir kau tidak membawa bekal. Ayo turun ke bawah dan kita makan siang bersama ya” Ucap Jieun panjang lebar.

“tapi ini belum selesai”

“kau bisa meninggalkannya sebentar, lagipula Mr. Bin tidak akan senang mengetahui kalau ada pegawainya yang mati kelaparan karena kerajinan bekerja” Canda Jieun dengan alis yang terangkat membuat Suzy terkekeh pelan. Dia kemudian menyimpan pekerjaannya dan mematikan komputer miliknya.

“baiklah, ayo kita makan” Ucap Suzy akhirnya membuat Jieun tersenyum lebar.

“ayo ayo, sebelum kita kehabisan makanan” Seru Jieun, Suzy hanya tertawa mendengarnya. Bagaimana mungkin mereka mau kehabisan makanan? Nah perusahaan ini pasti memiliki banyak pasokan makanan di cafetaria mereka dan sang pemilik pasti tidak mungkin membiarkan pegawai mereka kelaparan karena kehabisan makanan.

Suzy hanya tersenyum menanggapi celotehan Jieun mengenai gosip-gosip yang beredar di perusahaan mereka. Jieun bisa dikatakan salah satu senior tertuanya di divisi Administrasi, karena gadis itu sudah bekerja di sana selama kurang lebih 3 tahun berbeda dengan pegawai yang lain yang kebanyakan baru satu atau dua tahun bekerja di sana.

“jadi kau sudah bertemu dengan pimpinan baru?” Tanya Suzy, entah mengapa Suzy mau saja mendengar cerita Jieun tentang CEO baru mereka, mengingat Suzy baru saja masuk bekerja di sini jadi yang dia ketahui hanya Mr. Bin atasannya di divisi administrasi, Jieun dan teman-temannya di divisi yang sama. Dia belum mengenal pegawai lain diluar divisinya termasuk pimpinan tertinggi perusahaan ini.

“tentu saja, saat dia di angkat menjadi CEO semua pegawai bisa melihat wajahnya yang tampan itu. Aigoo, coba saja kau masuk seminggu lebih cepat aku yakin kau juga bisa melihatnya” Jawab Jieun. Mereka berdua kini sudah duduk di salah satu meja cafetaria setelah mengambil makanan untuk mereka tadi di counter.

“haha kau ini ada-ada saja” Gumam Suzy terkekeh pelan.

“tapi aku serius Suzy-ya, CEO kita itu sangat tampan dan dia masih muda” Ucap Jieun sembari menyantap makanannya, “dari gosip yang kudengar dia juga masih single loh” Sambungnya dengan nada menggoda membuat Suzy menggelengkan kepalanya.

“tapi ada satu yang kurang darinya”

“apa?” Tanya Suzy tanpa sadar, Jieun tersenyum ke arah Suzy dan menatapnya seolah berkata-kau penasaran juga ternyata-

“meskipun wajahnya tampan, bentuk tubuhnya yang eum bagus dan statusnya yang single tapi dia orang yang sangat dingin dan sangat sulit untuk ditemui” Ucap Jieun membuat alis Suzy berkerut.

“maksudnya?”

“kau tau sejak dia menjadi CEO kami sebagai pegawai biasa hanya melihatnya sekali saja, setelah itu dia tidak terlihat lagi. Hanya dewan-dewan direksi yang bisa berkomunikasi langsung dengannya itupun tidak mudah untuk bertemu dengannya, dan kalau beruntung kepala-kepala bagian disetiap divisi bisa bertemu dengannya jika di adakan rapat untuk laporan pertanggung jawaban setiap sebulan sekali” Jelas Jieun panjang lebar, “ah pokoknya dia hanya menghabiskan waktunya di dalam ruang kerjanya selama 9 jam dan baru keluar saat semua pegawainya telah pulang”

“ckck, bos besar kita sepertinya orang yang sangat sangat gila kerja” Gumam Suzy tidak percaya, masih ada orang seperti itu? Apalagi Suzy tadi menangkap bahwa Jieun mengatakan CEO mereka masih muda, apa dia tidak ingin menghabiskan masa-masa mudanya dengan indah? Kenapa harus mengurung diri di antara berkas-berkas itu. Suzy benar-benar tidak mengerti jalan pikiran pria jaman sakarang.

“kau benar, saking gila kerjanya dia bahkan tidak punya waktu untuk mengecek pegawainya” Desah Jieun, sejak melihat wajah tampan CEOnya itu dia sudah mendeklarasikan dirinya sebagai pemuja pria itu dan berharap dia bisa sering-sering bertemu dengannya namun nasibnya tidak beruntung karena CEOnya itu malah mengasingkan diri di ruangannya sendiri.

“tapi jika kau beruntung kau bisa berpas-pasan dengannya di lobi saat pagi hari tapi itu mustahil karena CEO kita bahkan datang ke kantor lebih cepat dibandingkan wanita di meja resepsionis” Sambungnya lagi.

“sudahlah Jieun berhenti menggosipi bos besar, kau tidak maukan ada yang mendengarnya dan diam-diam melapor. Bisa-bisa kau di phk kalau sampai bos kita tersinggung” Ucap Suzy membuat Jieun menepuk bibirnya.

“ah kau benar juga, aigoo jangan sampai ada yang mendengarnya” Gerutu Jieun. Suzy hanya terkekeh dan melanjutkan makan siangnya di temani dengan ocehan Jieun lagi dengan topik yang berbeda. Sepertinya gadis itu sama sekali tidak pernah kehabisan topik untuk dibicarakan, aneh.

*********************

Pria itu melangkahkan kakinya dengan tergesa memasuki salah satu rumah sakit setelah mendapatkan telepon dari sepupunya 30 menit yang lalu, kakinya masuk menyusuri koridor rumah sakit dan menjelajah sembari membaca dengan cermat papan petunjuk yang ada di sekitarnya. Dia segera berbelok ke kanan saat membaca papan yang berutliskan UGD mengarah ke koridor kanan.

“hyung, bagaimana keadaannya?” Tanyanya langsung pada pria yang sedang duduk di depan pintu UGD.

“dia tiba-tiba mendapatkan serangan” Jawab Sunggyu membuat Myungsoo menghela nafasnya panjang.

“bagaimana bisa?”

“aku juga tidak tau bagaimana kejadiannya, tapi aku yang kebetulan sedang bertemu dengan klien hendak mampir ke rumahmu nah saat tiba di rumahmu keadaannya sudah kacau. Ayahmu di temukan pingsan di kamarnya” Jelas Sunggyu lagi.

“apa dia sudah sadar?” Tanya Myungsoo membuat Sunggyu menggelengkan pelan, “eommaku? Apa dia tau?” Tanya Myungsoo lagi.

“masih di tangani di dalam, semoga saja serangannya tidak parah. Tadi aku menghubunginya dan dia terlihat shock saat tiba di rumah sakit, aku sudah menyuruh supir ayahmu untuk mengantarnya pulang”

“bagaimana bisa orang tua itu menyembunyikan penyakitnya heh” Desah Myungsoo kasar, ya selama ini dia dan ibunya sama sekali tidak mengetahui bahwa ayahnya memiliki riwayat jantung dan ini adalah kali pertamanya ayahnya mendapatkan serangan dan itu membuat mereka semua sangat terkejut.

“gomawo hyung sudah membawa appa kemari” Gumam Myungsoo lagi. Sunggyu menepuk pundaknya dan tersenyum kecil, Myungsoo sang pria berwajah dingin sekarang sudah hilang digantikan oleh Myungsoo sang anak yang berbakti.

“Jungwan samcheon sudah kuanggap orang tuaku jadi sudah kewajibanku untuk menjaganya juga, tidak perlu khawatir Myung. Ayahmu pasti tidak apa-apa” Ucap Sunggyu menenangkan. Myungsoo mengusap wajahnya lelah dan mengangguk.

Setelah beberapa lama menunggu akhirnya seorang dokter keluar dari ruang UGD dan Myungsoo segera menghampirinya, “bagaimana keadaan appa dok?” Tanya Myungsoo, dokter tersebut adalah dokter specialis keluarga mereka jadi dia sudah mengenal semua anggota keluarga Kim.

“kau tenang saja dia hanya mendapatkan serangan ringan, tidak berakibat fatal. Tapi tuan Kim kedepannya harus lebih menjaga kesehatannya lagi karena penyakitnya sudah cukup lama di idapnya dan beliau sama sekali tidak berobat” Jelasnya, Myungsoo mendengus kasar. Orang tua keras kepala.

“aku akan memaksanya untuk berobat, kamsahamnida” Ucap Myungsoo berterima kasih, dokter itu menganggukan kepalanya kepada Myungsoo.

“kami akan memindahkan ke kamar rawat, jika keadaannya tetap stabil besok tuan Kim sudah dapat dipulangkan” Ucapnya lagi.

“ne” Jawab Myungsoo. Dia kemudian beralih pada Sunggyu dengan wajah ditekuk.

“punya penyakit mematikan tapi malah disembunyikan! Apa yang ada di otak tuanya itu” Desis Myungsoo merasa kesal dengan kelakuan ayahnya.

“sudahlah Myung, samcheon pasti hanya tidak ingin membebanimu dan eommamu. Lagipula selama inikan dia terlihat baik-baik saja. Mungkin saja penyakitnya belum terlalu parah makanya dia tidak memberitahu kalian”

“apa dia mau tunggu sampai dia kritis dulu baru bicara sama anaknya hoh? Setidaknya kita bisa siaga jika mengetahui keadaannya” Dumelnya, Sunggyu berdecak dan menggelengkan kepalanya ke arah Myungsoo.

“kenapa kau mengomel seperti ahjumma-ahjumma seperti ini? setidaknya dia sudah tidak apa-apa, kau dengarkan kata dokter tadi itu hanya serangan ringan. Tidak perlu khawatir lagi Myungsoo, ini seperti bukan dirimu saja” Sahut Sunggyu kemudian setengah mencibir di akhir kalimatnya membuat Myungsoo meliriknya sinis.

“heh, kau memang tidak waras. Sudahlah urus semua keperluan orang tua itu di sini, aku harus kembali ke kantor” Ucap Myungsoo beranjak dari tempatnya.

“tidak ingin menemani ayahmu Myung?”

“aku akan kembali malam ini, bukankah dia tidak apa-apa? pekerjaanku lebih membutuhkanku daripada orang tua itu” Sahut Myungsoo malas, Sunggyu hanya menggelengkan kepalanya. Myungsoo memang pria yang aneh, punya kepribadian ganda.

“ya sudah, kembalilah ke kantor. Hati-hati menyetirnya” Ucap Sunggyu.

“tidak perlu kau peringati juga aku pasti berhati-hati hyung” Ketus Myungsoo lalu sebelum mendengar jawaban Sunggyu dia langsung melesat pergi meninggalkan pria bermata sipit itu dengan gerutuannya.

*

Suzy melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sakit, hari ini adalah jadwal ibunya cuci darah. Sebenarnya dia tidak ingin datang, tapi pikirannya berkecamuk. Ibunya sedang sakit dan dia tidak ingin menyia-nyiakan sedetikpun waktu dengannya, jadi meskipun dia akan merasa kesakitan saat ibunya melakukan cuci darah dia harus tetap kuat untuk berada disampingnya karena hanya Suzy yang bisa menemani ibunya, berdiri disampingnya di saat tersulit itu. Dan Suzy sudah merubah presepsinya untuk terus berada di samping ibunya di dalam keadaan apapun, termasuk saat jadwalnya untuk cuci darah.

Bruugh~ Suzy meringis kecil saat bahunya tidak sengaja menabrak seseorang, karena tidak fokus dia jadi tidak melihat jalan dan hasilnya malah menabrak orang.

“jwesonghamnida” Ucap Suzy menundukan wajahnya.

“Suzy?” Seketika gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap pria yang tengah mengelus bahu dihadapannya.

“Myungsoo?” Myungsoo tersenyum kecil kearahnya, Suzy menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Myungsoo dan dia segera membungkukan badannya.

“maaf, maafkan aku..tadi aku tidak lihat jalan jadi menabrakmu” Ucap Suzy meminta maaf membuat Myungsoo terkekeh pelan.

“gwenchana, lagipula aku juga tadi tidak lihat jalan jadi tidak bisa menghindar” Jawab Myungsoo mengibaskan tangannya, “oh ya, apa yang kau lakukan di sini? tidak kerja?” Tanya Myungsoo lagi.

“eommaku di rawat di sini dan hari ini jadwalnya untuk cuci darah, aku sudah izin ke atasanku” Jawab Suzy.

“cuci darah? Ibumu sakit?” Tanya Myungsoo, Suzy mengangguk dan tersenyum kecil.

“ginjal kronis, sudah setahun dia di sini” Jawab Suzy membuat Myungsoo merasa bersalah karena menanyakan hal yang tidak sopan seperti itu.

“maafkan aku”

“tidak apa-apa Myungsoo, aku sudah terbiasa dengan ini. Ah dan kau apa yang kau lakukan di sini?” Seru Suzy dan kemudian menanyakan Myungsoo.

“appaku terkena serangan, aku datang melihatnya” Jawab Myungsoo mengangkat bahunya.

“semoga ayahmu cepat sembuh ya” ucap Suzy tulus membuat Myungsoo tertegun melihat senyuman Suzy, “ah aku harus pergi, sekali lagi maaf ya. Senang bertemu denganmu lagi” Ucap Suzy kemudian pergi meninggalkan Myungsoo.

Pria itu semakin tertegun mendengar kalimat terakhir Suzy, dia senang bertemu lagi? oh Myungsoo kini tersenyum lebar. Dia akan pastikan bahwa akan ada pertemuan-pertemuan lainnya lagi, pertemuan yang akan membuat Suzy senang. Dengan senyum mengembang dan siulan yang berasal dari bibir tipisnya itu Myungsoo melangkah keluar dari rumah sakit.

*********************

Tidak terasa Suzy sudah bekerja selama satu bulan di perusahaan itu, Mr. Bin juga terlihat cukup puas dengan kinerja Suzy. Gadis itu cukup cekatan untuk menghandle beberapa pekerjaan yang tidak selesai dengan baik dan staf di sana sangat terbantu dengan kehadiran Suzy yang bisa menyelesaikan pekerjaan mereka dengan sangat baik.

“Suzy, kau bekerja dengan baik” Ucap Mr. Bin membuat Suzy tersenyum lega.

“terima kasih Mr. Bin, ini semua berkat bantuan anda dan teman-teman yang lain” Jawab Suzy sungkan.

“aku sudah tau kemampuanmu sejak awal dan kau tidak mengecewakan ekspektasiku” Puji Mr. Bin lagi.

“kamsahamnida”

“kau ingatkan saat aku mengatakan kau akan menjalani masa kontrak dulu selama sebulan di sini?” Tanya Mr. Bin, Suzy menganggukan kepalanya “dan sekarang satu bulan itu sudah lewat” Sambungya sembari tersenyum.

“jadi?” Suzy sedikit resah, dia sudah terlanjur nyaman dengan pekerjaannya sekarang, lagipula dia dan Jieun sudah berteman baik dan dia juga sudah menjalin komunikasi baik dengan semua staf di divisi administrasi, jika dia harus berhenti rasanya seperti tidak rela.

“haruskah aku menjelaskannya lagi Suzy? cara kerjamu jelas sekali sangat memuaskan dan perusahaan ini akan rugi besar jika kehilangan pegawai sepertimu” Ucap Mr. Bin dengan wajah sumringah.

“a..apa saya akan menjadi pegawai tetap di sini?” Tanya Suzy tidak percaya, Mr. Bin menganggukan kepalanya antusias.

“benarkah?”

“aigoo, apa kau masih belum percaya Suzy? haruskah aku mencubitmu dulu?” Tanyanya dengan nada candaan membuat Suzy terkekeh kemudian menggeleng.

“kamsahamnida Mr. Bin, saya benar-benar sudah betah bekerja di sini. Saya akan bekerja lebih baik lagi” ucap Suzy membuat Mr. Bin mengangguk setuju.

“tentu kau haru bekerja lebih baik lagi” Jawab Mr. Bin, “kau bisa kembali ke mejamu sekarang Suzy” Ucapnya, Suzy menganggukan kepalanya lalu beranjak. Sebelum berbalik dia sempat membungkuk sopan kemudian berjalan menuju pintu.

“oh ya Suzy, tolong sampaikan pada semua staf untuk menghadiri acara ulang tahun perusahaan besok malam. Dan tidak boleh ada yang absen” Serunya, Suzy berbalik padanya dengan pandangan bingung sebentar kemudian dia menganggukan kepalanya mengerti.

“ya ya, apa yang dikatakan Mr. Bin? Apa kau tetap bekerja di sini?” Tanya Jieun langsung menghampiri Suzy setelah keluar dari ruangan atasan mereka.
“hmm, tentu saja. Mr. Bin sudah terlanjur menyukaiku jadi dia tidak rela untuk melepaskanku” Jawab Suzy dengan bangga membuat Jieun menepuk tangannya dengan senang.

“oh benarkah? aku sangat senang…kau akan jadi pegawai tetap di sini! assa!” Seru Jieun membuat Suzy tertawa kecil.

“ah iya, tadi Mr. Bin menyampaikan pesan untuk semua staf, kau saja ya yang memberitahu mereka” Ucap Suzy menyapu pandangannya ke seluruh ruangan dan mendapati rekan-rekannya terlihat serius untuk bekerja.

“pesan apa memangnya?” Tanya Jieun penasaran.

“itu, katanya semua staf diwajibkan untuk datang ke acara ulang tahun perusahaan besok malam dan dia mengatakan tidak boleh ada yang tidak hadir. Semua harus hadir” Jelas Suzy membuat Jieun memekik pelan.

“oh astaga! ulang tahun perusahaan ya! Aku hampir saja lupa” Pekiknya lalu menatap Suzy berbinar.

“setiap tahun perusahaan ini memang mengadakan acara untuk hari jadinya, dan itu jatuh pada tanggal besok. Kau tau, di sana mungkin saja kita bisa menemui CEO kita” Ucap Jieun dengan mengedipkan matanya kepada Suzy membuat Suzy menggeleng pelan.

“aigoo, kau ini masih tidak berhenti membicarakan CEO kita eoh” Tegur Suzy.

“tentu saja…besok kita datang bersama ne, kau harus memakai gaun yang cantik mungkin saja kau bisa memikat salah satu pria di sana” Goda Jieun lagi.

“ckck, sudah-sudah ayo kita kembali bekerja. Aku tidak mau mendapat teguran dari Mr. Bin karena meladenimu” Ucap Suzy berdecak dan kembali ke mejanya sementara Jieun hanya mencibir pelan kemudian mengikuti jejak Suzy untuk kembali ke meja kerjanya.

*********************

Suzy menatap dress yang melekat di tubuhnya sembari merutuki dirinya yang keceplosan saat berbicara dengan Soojung sore tadi. Karena dia mengatakan bahwa akan ada acara di kantornya, Soojung memaksanya untuk membeli gaun baru mengingat di lemari Suzy tidak ada satupun gaun yang terlihat pas untuk digunakan saat menghadiri acara kantornya.

Perasaan bersalah sedikit terhinggap di hati Suzy saat melihat Soojung tadi kelelahan karena menemaninya mencari gaun, sebenarnya dia tidak ingin menghadiri acara itu karena dia tidak terlalu suka pesta atau sesuatu yang berbau keramaian tapi Soojung malah mendesaknya untuk pergi dan mengatakan hal yang diluar nalar Suzy.

“mungkin saja kau bisa menemukan pangeranmu di sana Suzy”

 

Tiin Tiin~ Suzy mengangkat kepalanya saat melihat sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di depan pagar rumahnya, dia segera beranjak dari tempatnya dan menghampiri mobil tersebut.

“maafkan aku Suzy, kau menunggu lama?” Sahut Jieun dari dalam mobil, gadis itu sudah berjanji akan menjemput Suzy dengan mobilnya. Meskipun hanya pegawai biasa tapi dengan gajinya selama 3 tahun ini dia dapat membeli sebuah mobil yang tidak terlalu mewah dan nyaman untuk digunakan bepergian.

“tidak apa-apa, aku baru juga menunggu” Jawab Suzy masuk ke dalam mobil Jieun.

“kau terlihat cantik malam ini” Puji Jieun tersenyum lebar, Suzy membalas tersenyum dan menatap Jieun yang dibalut oleh dress berwarna biru dongker dengan hiasan pita di pinggangnya yang membuat penampilannya menjadi manis.

“gomawo, kau juga manis sekali” Balas Suzy.

Selama perjalanan Suzy dan Jieun tidak henti-hentinya bercerita tentang apapun, Jieun juga bercerita mengenai pengalamannya datang ke ulang tahun perusahaan tahun lalu dan dua tahun yang lalu. Semuanya terlihat seperti pesta kalangan atas pada umumnya dan akan ada beberapa partner bisnis dari perusahaan lain yang akan datang.

“kau sudah siap untuk bertemu CEO kita?” Tanya Jieun dengan mengedipkan matanya.

“aku tidak tau bagaimana rupa CEO kita sampai aku harus mempersiapkan diriku untuk bertemu dengannya” Jawab Suzy dengan kepala yang digelengkan membuat Jieun terkekeh.

“kau akan tau jika sudah melihatnya, ayo turun” Suzy tidak sadar jika mereka sekarang sudah tiba di parkiran kantor mereka. Di sana sudah terlihat banyak kendaraan yang diparkirkan dan Suzy bisa tebak bahwa di dalam sana pasti sudah banyak orang yang hadir.

“ayo, semoga kita tidak ketinggalan”

“ketinggalan apa?” Tanya Suzy mensejajarkan jalannya bersama Jieun menuju ke lift.

“sambutan CEO kita akan jadi acara pembukanya” Jawab Jieun dengan antusias.

“tapi mengingat kita telat selama 45 menit kurasa kita memang sudah ketinggalan” Sahut Suzy membuat Jieun menekuk wajahnya.

“aigoo tidak ada kesempatan dong melihat CEO tampan kita” Ucap Jieun membuat Suzy tersenyum kecil.

“sudahlah jangan pikirkan CEO kita terus, ayo kita masuk ke dalam yang lain pasti sudah menunggu” Ucap Suzy menarik tangan Jieun keluar dari lift dan berjalan memasuki ballroom yang berada di lantai teratas gedung kantor mereka.

Jieun sesekali tersenyum ke arah karyawan yang dikenalnya dari divisi lain, sementara Suzy hanya diam saja karena memang tidak ada yang dikenalnya di sini, “ah mereka di sana ayo” Seru Jieun menarik Suzy untuk bergabung ke gerombolan Mr. Bin dan staf mereka.

“Mr. Bin” Sapa Jieun, Mr. Bin dan rekan mereka di divisi yang sama seketika menoleh ke arah Suzy dan Jieun.

“eoh Jieun-ah, Suzy-ya kalian datang juga. Kupikir kalian tidak akan datang” Ucap Mr. Bin tersenyum ramah.

“tentu saja kami datang, hanya sedikit telat” Ucap Jieun tersenyum kecil.

“oh ya kalian cantik sekali malam ini. Terlihat beda dari biasanya” Ucap salah satu rekan mereka.

“gomawo” Jawab Suzy tersenyum sopan.

“eisshh, berarti biasanya kami tidak cantik eoh? kau ini” Delik Jieun membuat tawa mereka pecah seketika.

*

Suzy berdiri sendiri di samping meja yang menyediakan beberapa gelas minuman, kata Jieun tadi sebelum menghilang dari pandangannya bersama rekan mereka yang lain gelas-gelas itu berisi minuman beralkohol dan Suzy sama sekali tidak berniat untuk menyentuhnya. Alkohol tidak baik untuk kesehatan.

Jadi meskipun merasa haus Suzy akan tetap menahannya daripada harus meminum minuman alkohol itu, “kenapa harus beralkohol semua” Gerutu Suzy. Memangnya acara ini tidak menyediakan orange juice begitu? Atau soft drink? Benar-benar menyedihkan.

“hei, kita bertemu lagi” Suzy menoleh ke kiri saat mendengar sebuah suara menginterupsi lamunannya, dia mengernyitkan alisnya saat menatap pria yang kini tengah tersenyum lebar kepadanya.

“kau sudah lupa denganku? Kita pernah bertemu waktu aku tidak sengaja membuat bajumu kotor” Jelasnya, Suzy berpikir sejenak mencoba mengingat dan sedetik kemudian dia menganggukan kepalanya.

“ah aku ingat, kau yang mencipratkan air genangan ke pakaianku kan?” Ucap Suzy, pria itu tersenyum kikuk kemudian mengangguk kecil.

“oh ya perkenalkan aku Kim Sunggyu, kau?”

“Bae Suzy” Jawab Suzy menerima uluran tangan Sunggyu.

“kau bekerja di sini?” Tanya Sunggyu lagi, jujur ini baru pertama kalinya dia melihat gadis ini di kantor, tapi tidak mungkin gadis ini berada di sini jika dia tidak bekerja di sini.

“i..iya, aku baru satu bulan bekerja di sini” Jawab Suzy menganggukan kepalanya.

“ah pantas saja aku baru melihatmu, kau bekerja di bagian apa?”

“Administrasi” Sunggyu menganggukan kepalanya mengerti, “kau juga bekerja di sini?” Tanya Suzy lagi membuat Sunggyu terkekeh, aneh. Baru kali ini ada karyawan yang tidak mengenalnya.

“iya, apa kau tidak tau siapa aku?” Tanya Sunggyu lagi, Suzy tersenyum kecut dan menggelengkan kepalanya.

“aku General Manager di sini, kau benar-benar tidak tau?” Sahut Sunggyu, Suzy menatapnya terkejut. General Manager? Oh itu adalah posisi yang cukup tinggi di perusahaan ini dan Suzy dengan kurang ajarnya sudah berbicara tidak sopan dengannya.

“o..oh, maafkan saya pak. Sa..saya tidak tau” Ucap Suzy langsung meminta maaf dengan sopan. Sunggyu menaikkan alisnya sebentar kemudian tertawa keras.

“astaga, kau lucu sekali..tidak apa-apa, wajar kalau kau tidak tau. Kau juga baru bekerja di sini” Seru Sunggyu.

“Suzy?” Suzy dan Sunggyu sontak menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang pria menatap heran kepada Suzy.

“Jinyoung oppa” Sahut Suzy, dia sedikit terkejut mendapati kakak sepupunya berada di acara ini.

“jadi kau bekerja di sini?” Tanya Jinyoung membuat Suzy menganggukan kepalanya.

“kalian saling mengenal?” Tanya Sunggyu, Jinyoung menatap Sunggyu sebentar kemudian beralih lagi kepada Suzy.

“dia sepupuku hyung” Jawab Jinyoung, “kau mengenal Suzy?” Sambungnya.

“ya, kami pernah bertemu tidak sengaja” Jawab Sunggyu, Jinyoung manggut-manggut mengerti.

“Suzy-ya kenapa tidak bilang kalau kau mau kemari juga? Kalau tau begitu tadi kita berangkat bersama saja” Ucap Jinyoung, Suzy tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

“tidak apa-apa, lagipula tadi temanku menjemput. Nanti kau repot”

“yang ada kau malah merepotkan temanmu, kalau aku tidak apa-apa. Toh aku ini kakakmu, nanti pulangnya aku yang antar saya ya” Ucap Jinyoung lagi, Suzy terlihat ingin membantah tapi diurungkannya melihat tatapan tajam Jinyoung kepadanya, “jangan menolak, tidak ada kata merepotkan untuk keluarga” Sahutnya akhirnya Suzy hanya mengangguk pasrah.

“hmm, aku permisi dulu. Aku harus mencari seseorang” Sahut Sunggyu membuat Jinyoung dan Suzy menoleh padanya.

“oh ya tentu, hyung kalau kau sudah bertemu dengannya coba katakan jangan terlalu sombong setelah menduduki jabatannya. Sekali-kali temuilah aku” Sahut Jinyoung, Sunggyu tertawa pelan mengerti maksud Jinyoung kemudian mengangguk pasti.

“Suzy aku duluan ya, senang bertemu denganmu” Ucapnya, Suzy tersenyum kecil menganggukan kepalanya sebelum Sunggyu meninggalkan mereka berdua.

*

“selamat tuan Kim, usia perusahaan anda bertambah satu tahun lagi” Ucap salah satu rekan kerja Jungwan, Myungsoo hanya menghela nafasnya panjang. Sejak dia selesai memberi sambutannya selaku CEO, Jungwan malah menarik dirinya untuk ikut dan menyapa rekan-rekan kerja mereka. Dia sebenarnya sangat malas jika harus mendengar perbincangan mengenai bisnis, dia sudah lelah seharian berkutat dengan kerjaannya dan sekarang dia harus mendengar ocehan para orang tua mengenai bisnis.

“oh ya, saya cukup terkejut melihat Myungsoo sudah sebesar ini. Dia terlihat tampan dan mapan ya” Ucap rekan kerja Jungwan yang lain. Jungwan hanya tersenyum bangga mendengar anaknya dipuji.

“tuan Choi bisa saja, anak saya sebenarnya masih belajar” Ucap Jungwan.

“tapi dia sudah terlihat dewasa, bagaimana jika berkenalan dengan anak saya? Dia juga seumuran dengan Myungsoo” Myungsoo memutar bola matanya saat mendengar itu, cih..orang tua jika bertemu selalunya berbicara hal yang tidak penting.

“appa, aku mencari Sunggyu hyung dulu ne” Ucap Myungsoo akhirnya merasa risih berada di sana, ayahnya yang mengerti raut wajah malas Myungsoo hanya bisa menganggukan kepalanya.

“baiklah, ingat jangan bertengkar lagi dengannya” Ucap Jungwan, Myungsoo mengangguk mengerti. Dia berpamitan dengan sopan kepada rekan kerja ayahnya kemudian menghilang dari sana. Bisa-bisa telinganya terbakar jika dia berdiri lebih lama lagi di tempat itu.

Myungsoo berjalan ke tengah ruangan mencari keberadaan Sunggyu yang sejak tadi tidak ditemuinya, “eissh, kemana lagi pria itu” Desis Myungsoo dengan matanya yang berkeliaran mencari-cari.

Kepala Myungsoo langsung menyentak ke satu arah saat melihat seseorang yang berdiri tidak jauh darinya, matanya menyipit dan memperhatikannya dengan jelas, “eoh Suzy?” Gumamnya dengan mata yang mengerjap.

“Sunggyu hyung?” Pekiknya terkejut saat melihat Sunggyu sedang berbicara dengan Suzy, beberapa lama kemudian Sunggyu berbalik dan berjalan ke arahnya.

“hyung!” Seru Myungsoo, Sunggyu yang sebelumnya tidak melihatnya langsung menoleh ke arahnya kemudian menghampiri Myungsoo.

“kau darimana saja Myung” Tanya Sunggyu, Myungsoo hanya memutar bola matanya kemudian melirik lagi ke arah Suzy yang kini tengah berdua dengan seorang namja.

“kau mengenal gadis itu?” Tanya Myungsoo langsung mengedikan dagunya ke arah Suzy.

“ya tentu saja, kenapa?”

“apa yang dilakukannya di sini?” Gumam Myungsoo pelan, “darimana kau mengenalnya?” Tanya Myungsoo lagi, Sunggyu terlihat bingung dengan tingkah adik sepupunya itu.

“kau ingatkan beberapa minggu yang lalu saat mobilku menginjak genangan air dan mengenai seorang pejalan kaki” Tanya Sunggyu, Myungsoo mengerutkan keningnya berpikir.

“yang mana?” Tanya Myungsoo bingung.

“di sekitar rumah sakit tempat appamu di rawat pernah, masa kau sudah lupa? Yang aku bilang gadis itu sangat cantik Myung” Ucap Sunggyu lagi menjelaskan.

“ah itu…eihh, memangnya apa hubungannya dengan Suzy” Gerutu Myungsoo mengingatnya tanpa memperhatikan wajah terkejut Sunggyu.

“kau mengenal Suzy?”

“jawab dulu pertanyaanku, darimana kau mengenalnya?” Desak Myungsoo dengan wajah ditekuk.

“itu, dia gadis yang tidak sengaja terkena genangan air waktu itu. Gadis yang kukatakan cantik itu” Jelas Sunggyu membuat Myungsoo melebarkan matanya.

“jadi dia Suzy? astaga! dunia ini sempit ternyata” Serunya tidak percaya.

“dan darimana kau mengenal Suzy, Myung?” Tanya Sunggyu lagi.

“aku mengenalnya di suatu tempat, ah dan apa yang dilakukannya di sini?”

“kau tidak tau? dia sudah bekerja di sini Myung, di perusahaanmu”

“kau serius?” Kini wajah Myungsoo sukses terbelalak, tidak percaya ternyata selama ini gadis itu bekerja di tempatnya.

“aigoo, makanya jangan mengurung diri di dalam sangkarmu itu. Karyawanmu saja tidak kau tau” Decak Sunggyu menggelengkan kepalanya.

“mana aku tau, lagipula aku memang tidak pernah melihatnya di kantor” Jawab Myungsoo membela diri.

“sepertinya kita akan bertemu setiap hari Suzy-ssi” Batin Myungsoo sembari tersenyum menyeringai, namun senyumnya langsung menghilang saat mengingat Suzy sekarang tengah bersama siapa.

“lalu apa yang dilakukan bersama pria itu?” Tanya Myungsoo lagi melirik Suzy yang tengah berbicara kepada Jinyoung.

“eih pria itu juga temanmu Myung, haruskah kau berkata sedingin itu” Tegur Sunggyu.

“mereka saling mengenal juga?” Tanya Myungsoo mengacuhkan teguran Sunggyu itu membuat pria bermata sipit itu memutar bola matanyanya kesal.

“mereka saudara sepupu” Jawab Sunggyu. Entah mengapa malam ini Myungsoo merasa terus mendapatkan berita yang cukup mengejutkan dan semuanya berasal dari satu sumber, yaitu Suzy.

“oh sepupu? Berarti dia keponakan dari tuan Jung?” Tanya Myungsoo, Sunggyu menganggukan kepalanya pasti.

“kau tidak percaya kan tuan Jung memiliki keponakan secantik dia” Ucap Sunggyu tersenyum lebar. Myungsoo mendesis mendengar ucapan Sunggyu itu.

“eissh, apa kau tertarik pada Suzy?” Tanya Myungsoo menyelidik.

“tentu saja, dia gadis yang cantik dan ramah. Siapa yang tidak mau tertarik dengannya? Hanya orang bodoh saja” Sahut Sunggyu menjawab membuat Myungsoo mencibir.

“jangan, dia itu punyaku hyung. Kau cari yang lain saja” Ucap Myungsoo dingin, seketika Sunggyu melebarkan mata sipitnya.

“maksudmu?”

“aku tidak perlu menjelaskannya, yang penting jangan mendekatinya kalau kau masih ingin hidup” Desis Myungsoo kemudian berjalan meninggalkan Sunggyu di tempatnya yang masih kelihatan shock.

-TBC-

Pertama-tama author mau ucapin minal aidin, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan yaa~

Maaf author baru posting, kemarin-kemarin penyakit malasnya datang. Dan sekarang bawa chapter yang cukup panjang. Mungkin scene-scene terakhir di part ini terasa cukup membosankan karena author juga merasa kurang sreg saat ngetik bagian itu.

Tapi meskipun begitu tetap ya tinggalin komennya~

Thank you~