CHAPTER 4 : Romeo & Rosaline “Another Side of Him”

Romeo & Rosaline || Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy, etc. || Genre : Sad, Romance || Rating : PG-17 || Type : Chapter

“Inspired by Shakespeare’s (Romeo & Juliet)”

CHAPTER 4

-Another Side of Him –

—————————-

Suara kekehan pelan terdengar dari bilik meja kerja Suzy, meskipun ini masih jam kerja tapi staf di divisi Administrasi itu terlihat cukup lenggang pagi ini. Begitu juga dengan Suzy, baru saja setengah jam duduk di kursinya, Jieun langsung menghampiri mejanya dan terus berceloteh mengenai acara semalam.

“sudahlah Jieun, mungkin sudah takdirny kau tidak melihatnya” Ucap Suzy masih terkekeh melihat raut wajah cemberut Jieun.

“tapikan semalam itu kesempatan yang bagus sekali Suzy. Bukan hanya aku saja, hampir semua karyawan di sini merasa galau karena tidak sempat melihat CEO kita lebih lama, yah untung mereka masih bisa melihatnya saat memberi kata sambutan tapi aku? Heh, melihat batang hidungnya saja tidak” Gerutu Jieun panjang lebar dengan sekali tarikan nafas membuat Suzy menggelengkan kepalanya.

“kenapa kau tidak ke ruangannya saja? biar kau tidak galau lagi” Usul Suzy membuat Jieun melebarkan matanya tidak percaya.

“tidak mungkin! Tidak sembarang orang bisa masuk ke ruangannya heft, kalau bisa sudah sejak awal kulakukan Suzy-ya” Seru Jieun lagi.

“astaga Lee Jieun! Ini masih pagi-pagi dan kau sudah merecoki Suzy hoh” Hyunwoo-salah satu karyawan di divisi yang sama dengan mereka dan kebetulan memiliki meja tepat di samping kiri Suzy menegur Jieun dengan wajah mencebiknya.

“ini urusan wanita, tidak perlu ikut campur. Selesaikan saja pekerjaanmu” Ketus Jieun pada Hyunwoo.

“hei tidak perlu adu mulut seperti itu, benar yang dikatakan Jieun selesaikan saja pekerjaanmu Hyunwoo-ssi” Sela Suzy mendengar pembelaan Suzy Jieun langsung tersenyum pongah menatap Hyunwoo yang hanya menggerutu pelan kemudian kembali berkutat dengan komputernya, kemudian Suzy menoleh pada Jieun dan menunjuk tepat di depan wajah gadis itu.

“dan kau Jieun-ssi, kembali ke mejamu dan selesaikan pekerjaanmu” Ucap Suzy kemudian, terdengar suara tawa dari bilik Hyunwoo setelah mendengar kalimat itu, jelas sekali pria tadi merasa senang karena ternyata Suzy juga menegur Jieun. Sementara Jieun mencebikkan bibirnya kesal.

“tapi aku belum selesai cerita Suzy”

“kembali ke mejamu Jieun-ssi” Tegas Suzy, Jieun mencibir kemudian dengan malas dia menyeret kakinya menuju ke biliknya sendiri.

“huh dasar kerjaannya menggosip saja” Celetuk Hyunwoo menyembulkan kepalanya sembari menatap punggung Jieun dengan memutar bola matanya.

“tapi dia gadis yang baik Hyunwoo-ssi” Sahut Suzy sembari tersenyum kecil, Hyunwoo membalas dengan senyum lebarnya dan mengangguk.

“memang baik” Ucapnya kemudian menghilang di balik biliknya. Suzy hanya menggeleng pelan kemudian memulai pekerjaannya yang sempat tertunda karena Jieun.

*

Pintu ruangan itu sontak terbuka dan seorang pria masuk dengan pandangan menyelidik menatap pria lainnya yang kini tengah memfokuskan pandangannya ke berkas di atas meja.

“jangan berpura-pura tidak melihatku Kim Myungsoo” Tegur Sunggyu duduk di hadapan Myungsoo sembari bersedekap menatap tajam pria itu.

“apa?” Sahut Myungsoo acuh tanpa mengalihkan perhatiannya membuat Sunggyu mendengus.

“kau belum menjawab pertanyaanku sejak tadi malam”

“kalau kau kemari hanya untuk menggangguku dengan hal yang tidak pentin lebih baik keluar. Aku sedang bekerja” Sahut Myungsoo datar, Sunggyu memutar bola matanya dengan kesal.

“kau punya hubungan dengan Suzy? Aku tidak pernah melihatmu bersama seorang wanita sebelumnya, jadi Suzy?” Tanya Sunggyu tidak mau menyerah, “ya! jangan mengacuhkanku!” Pekiknya saat pertanyaannya tidak digubris sama sekali oleh Myungsoo.

“aku sedang kerja Kim Sunggyu” Desis Myungsoo.

“jawab dulu pertanyaanku” Paksa Sunggyu, Myungsoo menghela nafasnya kemudian melepaskan berkasnya, dia menyandarkan punggungnya ke kursi dan menatap tajam kepada Sunggyu.

“urusanmu apa? ini masalahku tidak perlu ikut campur. Tidak ada yang perlu kujelaskan padamu, sekarang pergilah” Sahut Myungsoo.

“tentu saja ada urusan denganku, kau tau aku menyukai Suzy juga! Setidaknya jelaskan hubungan kalian” Ucap Sunggyu mencibir.

“bukankah sudah kukatakan jangan dekati dia” Ucap Myungsoo dengan dingin menatap tak suka Sunggyu.

“tapi kenapa? Memangnya kau kekasihnya hoh? Aku bebas untuk mendekati siapa saja termasuk Suzy! wae? kau mau marah? Silahkan” Ucap Sunggyu dengan dagu terangkat menantang Myungsoo membuat pria itu menggeram pelan.

“Kim Sunggyu, sekali lagi…”

“eihhh geumanhae! Aku hanya bercanda bodoh! Ckck sebegitu sukanya kah kau dengan Suzy sampai kau sudah mau meledak seperti ini” Decak Sunggyu, dia tau tadi emosi Myungsoo sudah hampir meledak dan dia tidak mau menjadi korban akibatnya.

“jangan bermain-main denganku! Maumu sebenarnya apa hyung?” Teriak Myungsoo dengan kesal, dia sangat tidak mengerti dengan tingkah kakak sepupunya ini. Sejak semalam selalu merecokinya mengenai masalah Suzy.

“aku hanya ingin tau kau beneran menyukai gadis itu atau tidak? tidak biasanya kau bisa menyukai seorang wanita”

“mwoya? bicaramu itu sudah seperti aku pecinta sesama jenis saja” Desis Myungsoo membuat Sunggyu terkekeh, ya memang maksud perkataanya seperti itu.

“itu kau tau”

“Kim Sunggyu!” Geram Myungsoo kesal, “ini masih pagi, berhenti membuatku kesal. Masih banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan. Sekarang kembali bekerja” Perintah Myungsoo dengan wajah dinginnya.

“aigoo, tidak bisakah sehari saja kau bersikap santai kepadaku? Ckck, aku hanya ingin mengetahui perjalanan asmara adik kesayanganku ini” Goda Sunggyu dan langsung mendapati pelototan kejam dari Myungsoo.

“hmm, baiklah aku kembali bekerja. Huh padahal aku belum mendapatkan jawaban yang pasti” Gerutu Sunggyu berdiri dari kursinya, dia berhenti sebentar kemudian menatap Myungsoo dengan tajam.

“oh ya, aku sebagai kakak yang baik mungkin akan mendukungmu bersama Suzy! awas saja kau jadi pecundang dan tidak bisa mendapatkan gadis itu! jangan memalukan keluarga Kim” Ucapnya sebelum menghilang dari ruangan Myungsoo. Belum juga pria itu membalas ucapannya, Sunggyu sudah menghilang.

“eih, apa-apaan dia” Dengus Myungsoo kesal.

*********************

Myungsoo mendengus sebal sejak kemarin dia sama sekali tidak memiliki waktu istirahat, pekerjaannya benar-benar menyita waktu. Dia bahkan harus menginap di kantor bersama Sunggyu untuk menyelesaikan beberapa proyek mereka.

“istirahatlah Myung kalau kau memang sudah lelah” Sahut Sunggyu yang baru saja selesai mandi. Di dalam ruang kerja Myungsoo memang fasilitasnya lengkap jadi tidak heran kalau Myungsoo selama menjabat menjadi CEO jadi jarang keluar dari ruangannya karena semua yang dibutuhkannya sudah berada di dalam sini.

“sebentar lagi hyung” Balas Myungsoo masih memainkan jemarinya di atas keyboard.

“heh, bukankah kau awalnya menolak untuk jabatan ini karena tidak mau menghabiskan waktumu untuk berkas-berkas sialan itu? Tapi apa yang kulihat sekarang malah berbanding terbalik dengan apa yang kau katakan” Ucap Sunggyu, dia mengambil tempat di sofa ruangan itu. Jarak yang cukup jauh dari tempat Myungsoo sekarang, dia tidak ingin diserang tiba-tiba oleh pria itu karena perkataannya.

“berhenti mengoceh dan biarkan aku bekerja” Desis Myungsoo tak senang, Sunggyu hanya mencibir. Myungsoo sudah benar-benar berubah menjadi seorang yang gila kerja seperti ayahnya ckck. Untung saja dirinya tidak seperti sepupu dan pamannya itu.

Tok Tok Tok~

“masuk” Seru Myungsoo ketus.

“ada apa?” Tanyanya langsung saat melihat sekertarisnya masuk ke dalam ruangannya.

“ini laporan yang akan dirapatkan sebentar pak” Ucap sekertarisnya, Myungsoo mengambil laporan yang diberikan sekertarisnya lalu membacanya.

Alis Myungsoo mengkerut membaca laporan keuangan perusahaan mereka satu bulan terakhir, “jam berapa rapatnya?” Tanya Myungsoo dingin.

“30 menit lagi pak” Myungsoo mendengus kemudian menutup laporan itu.

“kumpulkan semua pihak yang bertanggung jawab atas laporan ini 10 menit lagi di ruang meeting! Aku tidak ingin menunggu” Perintah Myungsoo dengan tegas, sekertarisnya itu mengangguk mengerti kemudian keluar dari ruangannya.

Myungsoo menghela nafasnya kasar, perkataan Sunggyu kepadanya tadi sudah cukup membuatnya emosi namun sekarang masalah lebih besar datang dan sukses membuat emosinya meledak. Sepertinya mereka harus siap-siap untuk menerima amukan Myungsoo, karena pria itu sekarang sudah tidak sabar untuk meledakkan emosinya kepada siapapun yang akan ditemuinya di ruang meeting nanti.

“wow, singa kita akan mengamuk sebentar lagi” Bisik Sunggyu pada dirinya sendiri sembari memperhatikan Myungsoo dengan rahangnya yang mengeras dan tatapan tajamnya yang sedang mengumpulkan berkas untuk dibawanya di ruang rapat sebentar.

“kau ikut?” Tanya Myungsoo dingin, Sunggyu menggeleng sembari tersenyum kikuk.

“aku harus keruanganku dulu sepertinya” Jawabnya mengelak, Myungsoo hanya mengangkat bahunya kemudian berjalan keluar dari ruangannya.

“huft, untung di percaya. Hampir saja aku jadi korban amukannya” Gumam Sunggyu.

*********************

“Suzy” Suzy yang sedang mengecek beberapa data itu mengangkat kepalanya dan menemukan Haera, personal assistant dari Mr.Bin menghampirinya.

“ada apa Haera-ssi?”

“apa kau sedang sibuk?” Tanya Haera dengan membawa beberapa berkas ditangannya, Suzy melihat data yang baru saja diperiksanya. Seharusnya data ini tidak membuatnya dalam mode sibuk.

“tidak, aku hanya memeriksa ulang data yang telah ku input. Ada apa memangnya?” Jawab Suzy membuat Haera menghembuskan nafasnya lega.

“syukurlah setidaknya ada satu orang dari kita yang tidak sibuk. Begini, Mr.Bin dan aku akan menemui manager produksi untuk membicarakan masalah pengadaan perlengkapan proyek kita selanjutnya, sementara yang lainnya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing” Jelas Haera panjang lebar, Suzy hanya diam sembari menunggu Haera menyampaikan maksudnya.

“dan aku ingin meminta bantuanmu karena hanya kau saja yang tidak terlalu sibuk disini” Sambung Haera dengan wajah memelasnya.

“minta tolong apa?”

“ini…” Haera memberikan berkas-berkas yang berada di tangannya kepada Suzy, “ini arsip surat surat keluar selama sebulan ini yang dibutuhkan kepala keuangan untuk rapat yang akan diadakan sebentar lagi, aku minta tolong untuk kau membawanya ke ruang meeting dan menyerahkannya pada mereka” Jelas Haera.

“ruang meeting di lantai berapa?” Tanya Suzy lagi membuat Haera membelalakan matanya, “jangan salahkan aku tidak tau dimana ruangan itu. Aku baru sebulan disini dan sama sekali belum kemanapun selain ke cafetaria kalau kau mau tau” Sanggah Suzy membela dirinya agar tidak mendapati ceramahan dari Haera karena tidak mengetahui letak ruang meeting di perusahaan ini.

“di lantai 14, setelah keluar dari lift kau akan menemukan sebuah ruangan besar di sebelah kanan. Jika kau tidak menemukannya kau bisa bertanya pada front office di lantai itu”

“baiklah, apa kau harus pergi sekarang?” Haera menaikkan alisnya menatap Suzy dengan mata menyipit.

“tidak mungkin kau ingin menunggu sampai rapat itu selesaikan?” Ucap Haera dengan nada sarkasme membuat Suzy tersenyum kikuk.

“aku hanya bertanya” Gerutu Suzy beranjak dari kursinya.

“aku hanya bercanda Suzy, tidak perlu terlalu serius begitu..kka, mereka pasti sudah menunggu arsip itu” Sahut Haera sedikit terkekeh melihat pembawaan Suzy yang terlalu serius pada candaannya itu.

“sama sekali tidak lucu” Dengus Suzy lalu melongos begitu saja meninggalkan Haera yang sukses melemparkan tawa gelinya kepada Suzy.

*

TING~

Pintu lift yang ditumpangi Suzy berhenti di lantai 14 tujuannya, dia segera keluar dari lift dan mengedarkan pandangannya, “sepi sekali” Gerutu Suzy melihat keadaan lantai tersebut yang cukup sepi.

Seperti penjelasan Haera, Suzy melangkahkan kakinya ke arah kanan koridor lantai 14 dan mencari ruang meeting yang sama sekali belum pernah dia datangi. Suzy menghentikan langkahnya saat melihat salah satu meja tinggi yang berada di depan sebuah ruangan dan Suzy yakin bahwa meja itu merupakan meja front office yang dikatakan Haera tadi namun dia menghela nafasnya karena tidak menemukan seseorang dibalik meja itu.

Mungkin sedang ke toilet, pikir Suzy. Dia jadi mencari ruang meeting dengan instingnya sendiri. Saat tiba di depan sebuah pintu kaca yang tidak tembus pandang sampai ke dalam Suzy mendengar sebuah suara yang cukup tinggi berasal dari dalam ruangan tersebut.

“saya tidak mengerti dengan kinerja anda sekalian selama saya menjabat di sini!”

Suzy mengelus dadanya karena teriakan itu, sepertinya keadaan di dalam ruangan tersebut sedang genting mendengar kemarahan yang terdengar dari laki-laki tersebut.

“bagaimana bisa pemasukan kita menurun 15% dari bulan sebelumnya? Apa kalian bekerja atau hanya begosip saja hah!”

Kalau tadi Suzy hanya berjengit kaget kini dia tersentak dari tempatnya, benar-benar tidak menyangka bahwa dia akan mendengar bentakan sekeras dan sekasar itu.

“Suzy?” Suzy langsung menoleh ke belakang dan menghela nafasnya lega, setidaknya dia menemukan seseorang untuk ditanyai mengenai ruang meeting yang dicarinya.

“Sunggyu-ssi”

“apa yang kau lakukan di sini?” Sunggyu menghampiri Suzy dan berdiri di hadapannya.

“umm, aku harus membawa ini ke ruang meeting. Tapi aku…”

“kau tidak tau tempatnya di mana?” Sela Sunggyu, Suzy terseyum kikuk dan menganggukan kepalanya membuat Sunggyu terkekeh.

“haha kau lucu sekali. Ruangan yang kau cari ada di sini” Ucap Sunggyu menunjuk ruangan yang ada di depan mereka.

“ah, jadi sedari tadi aku berdiri di depannya? dasar bodoh!” Gumam Suzy pelan membuat Sunggyu kembali terkekeh.

“aigoo, aku rasa apa yang kau bawa cukup penting..ayo masuk sebelum singa itu semakin mengamuk” Seru Sunggyu mengajak Suzy untuk masuk ke ruang meeting, Suzy yang tidak mengerti ucapan Sunggyu hanya mengikuti langkah pria itu dibelakangnya.

“…tanggung jawab atas semu…” Bentakan yang berasal dari ruangan itu terhenti saat Sunggyu membuka pintu ruangan tersebut diikuti Suzy.

“aku sedang tidak ingin diganggu Kim Sunggyu!” Desis Pria yang kini tengah berdiri di ujung meja meeting dengan tangan yang terkepal dan wajah memerah karena emosi.

“oh slow down boy, aku hanya mengantarkan gadis ini. Dia ingin memberikan arsip yang dibutuhkan manager keuangan kita” Jelas Sunggyu, Myungsoo menoleh pada Sunggyu dengan wajah kesal dan menatap tajam pria itu karena mengganggu rapatnya. Semua peserta rapat duduk dengan tegang ditempatnya, karena benar-benar akan terjadi bencana jika salah satu dari mereka bergerak dari tempatnya dan membuat sang CEO semakin emosi.

Namun saat Sunggyu menggeser badannya membuat penglihatan Myungsoo beralih kepada gadis yang sedari tadi berdiri di belakang Sunggyu dengan kepala tertunduk dan memeluk berkas yang diberikan Haera kepadanya dengan erat.

Mata Myungsoo yang tadinya penuh dengan emosi kini melunak dan sedikit memancarkan sinar keterkejutan karena menemukan Suzy berada diruangan ini, “Suzy…” Sahut Myungsoo, tidak ada lagi sarat kemarahan dan emosi yan g meluap keluar dari bibirnya, yang ada hanya panggilan lembut yang ditujukan pada gadis yang kini tengah mendongak dan menatapnya dengan mata yang membulat tidak percaya.

Bukan hanya Suzy saja yang terkejut di situ namun seisi ruangan juga terlihat terkejut, tapi rasa terkejut mereka berbeda dengan yang dirasakan Suzy. Mereka terkejut akibat perubahan emosi yang dialami oleh CEO mereka dengan sangat drastis dan sudah tidak terlihat lagi ketegangan yang tadinya hinggap diseluruh tubuh pria tampan itu.

“Suzy, bukannya kau ingin memberikan itu..” Tegur Sunggyu membuat Suzy tersadar dari keterkejutannya, dia mengerjapkan matanya melirik Sunggyu kemudian dengan gugup kembali menoleh ke arah Myungsoo yang masih menatapnya diam.

“um, ak…maksudnya, aku..eh, saya..ini…” Suzy terlihat sangat gugup saat ini, entah karena dia sedang menjadi pusat perhatian seisi ruang meeting ini atau karena tatapan Myungsoo yang begitu dalam terhadapnya.

Terdengar kekehan kecil dari Sunggyu dari sampingnya membuat Suzy menghela nafasnya, bukan saatnya untuk gugup. Sekarang keadaan sedang genting dan dia harus segera menyerahkan arsip tersebut kemudian keluar dari ruangan ini.

“saya hanya mengantarkan arsip surat masuk dalam sebulan ini kepada manager keuangan” Jelas Suzy setelah berhasil mengumpulkan kembali suaranya, dia berjalan perlahan menuju meja rapat dan melirik sekilas pada Myungsoo.

“ma..maafkan saya mengganggu rapat anda sir, lain kali tidak akan terjadi lagi” Ucap Suzy membungkukan badannya ke arah Myungsoo kemudian meletakkan arsip yang sedari tadi dipegangnya ke atas meja.

“saya permisi” Gumam Suzy saat tidak mendapatkan balasan apapun dari Myungsoo, dia kemudian membalikan badannya dengan menarik nafas panjang kemudian berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Suzy mengatur nafasnya saat berada di dalam lift, benar-benar kejutan yang tidak terduga. Jadi CEO yang selama ini diagung-agungkan oleh Jieun adalah Myungsoo? Myungsoo, pria yang ditemuinya di kedai kopi langganannya? Benar-benar tidak masuk akal.

Dan lagi, tadi..Myungsoo terlihat sangat bebeda, bukan Myungsoo yang ramah dan hangat seperti yang selalu ditemuinya. Yang dia lihat tadi adalah Myungsoo yang penuh dengan dominansi dan terlihat sangat mengintimidasinya.

“oh apa sebenarnya yang terjadi disini” Gumam Suzy dengan mengusap wajahnya pelan.

*********************

Sunggyu mendelik melihat tingkah Myungsoo, sejak dari rapat tadi moodnya tidak juga pulih. Malah dia terlihat semakin emosi, sampai sekarang jam pulang kantorpun Myungsoo masih menenggelamkan dirinya ke pekerjaannya dan tidak memperdulikan Sunggyu yang sudah menunggunya sejak tadi.

“sebenarnya apa masalahmu hari ini? kau sudah seperti wanita yang terkena PMS saja” Tegur Sunggyu membuat Myungsoo mendesis.

“kenapa kau tidak mengambil surat itu saja? kenapa membiarkan Suzy masuk ke dalam” Sahut Myungsoo dengan ketus.

“jangan salahkan aku! Kau tidak memberitahuku kalau Suzy belum mengetahui identitasmu di perusahaan ini” Jawab Sunggyu membela dirinya.

“tapi seharusnya tadi kau tidak membiarkannya masuk! kau tidak liat dia takut begitu” Bentak Myungsoo, Sunggyu memijit pelipisnya lalu memandang kesal kepada Myungsoo.

“kau yang membuatnya takut seperti itu, siapa suruh emosimu itu tidak bisa ditahan hoh? Kau bisa sajakan berbicara dengan pelan tidak harus membentak sana sini”

Myungsoo menghempaskan bolpointnya ke meja dan menyanderkan punggungnya ke kursi dengan mata yang terpejam, yang dikatakan Sunggyu benar. Suara bentakannya yang membuat Suzy takut tadi, sangat terlihat jelas dari tangan gadis itu yang sedikit gemetar saat menyerahkan arsip yang dibawanya.

Myungsoo benar-benar tidak menyangka bahwa Suzy yang akan membawa surat-surat tersebut, bukannya Haera personal assistant Mr.Bin yang selama ini selalu mengantarkan surat saat meeting berlangsung. Bagaimana jika Suzy tidak ingin bertemu lagi dengannya setelah kejadian tadi? Bagaimana jika Suzy malah membencinya karena dia telah melihat sisi lain dari dirinya? Bagaimana jika…

“ya Kim Myungsoo! jika kau ingin tidur lebih baik kita pulang” Seruan Sunggyu itu membuat lamunan Myungsoo buyar, dia membuka matanya dan menatap Sunggyu dengan malas, “jika Suzy tidak ingin bertemu denganku lagi kau yang harus bertanggung jawab hyung” Sahut Myungsoo dingin membuat Sunggyu membelalakan matanya.

“ya! bagaimana bisa itu jadi tanggung jawabku!” Seru Sunggyu mengejar Myungsoo yang ternyata sudah berjalan meninggalkan ruangannya, Myungsoo seolah menulikan telingan pada ucapan Sunggyu dia terus saja berjalan menuju lift dan tanpa menunggu Sunggyu dia menutup lift tersebut.

“ya Kim Myungsoo!!!” Pekik Sunggyu frustasi dengan nafas terengah karena mengejar langkah Myungsoo yang cepat.

“aisshh! anak itu benar-benar!” Pekiknya lagi sembari menendang pelan pintu lift yang tertutup rapat di hadapannya. Terpaksa dia harus menunggu sampai lift tersebut untuk terbuka lagi, semoga saja Myungsoo belum meninggalkan dirinya. Batin Sunggyu berdoa.

*********************

Gadis itu turun dari mobil yang mengantarnya untuk mendatangi gedung perusahaan milik orang tuanya tersebut, karena cuaca hari ini cukup cerah dia melangkahkan kakinya dengan cepat agar tidak terkena sinar mentari dalam waktu yang lama.

“Soojung-ssi” Gadis itu tersenyum pada salah satu resepsionis yang menegurnya dengan sopan, Soojung membalas sapaan resepsionis itu kemudian berjalan menuju ke ruang wakil direktur. Semua pegawai di perusahaan ini telah mengenal Soojung. Jung Soojung, anak bungsu dari tuan Jung dan istrinya. Meskipun Soojung jarang muncul di acara-acara perusahaan yang cukup penting namun tidak membuat para karyawan tidak mengenalnya, karena sejak masa SMA Soojung sudah sering mengunjungi tempat ini sekedar untuk melihat ayahnya maupun kakaknya yang sedang bekerja.

Namun semenjak kelulusannya, penyakitnya semakin membuat tubuhnya melemah jadi dia sudah jarang bahkan hampir tidak pernah mengunjungi perusahaan ini. Dia juga lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumah sendirian karena kakak, ayah dan ibunya cukup sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

“nona muda, sudah sangat lama saya tidak bertemu dengan anda” Soojung langsung menoleh saat berada di dalam lift dan mendengar seruan itu, seketika Soojung mengembangkan senyumnya. Park Chorong, sekertaris kakaknya itu sedang menatapnya terkejut.

“eonni! waah, kau makin cantik saja eoh” Ucap Soojung dengan ceria, mendengar itu Chorong hanya tersenyum membalas ucapan Soojung.

“ada apa kau kesini? Terakhir kau kemari itu sudah lama sekali, satu tahun yang lalu?” Tanya Chorong menerka-nerka.

“aku ada urusan sama Jinyoung oppa dan itu tidak bisa ditunda makanya aku datang ke sini” Jawab Soojung, “ah kau benar..sudah sangat lama aku tidak kemari, tapi yang kulihat keadaan perusahaan ini tidak ada yang berubah” Sambung Soojung lagi.

“semuanya memang masih sama seperti yang dulu, bedanya sekarang tidak ada tuan Jung yang memimpin tapi adanya kakakmu yang arogan itu” Ucap Chorong, Soojung terkekeh pelan. Sejak dulu dia sudah tau bahwa ada sesuatu antara kakaknya dan sekertarisnya ini, namun dia sengaja berpura-pura tidak tau agar Chorong tetap nyaman berada di dekatnya.

“benarkah? setauku Jinyoung oppa itu pria yang asik dan ramah. Apalagi terhadap wanita” Ucap Soojung.

“ramah? Terhadap wanita? Kau bercanda…memangnya siapa wanita yang mendapatkan sikap ramah kakakmu hoh?” Tanya Chorong, sangat jelas terdengar nada kecemburuan dari pertanyaannya namun Soojung berpura-pura tidak menyadarinya.

“ada, Suzy..dia sangat perhatian sama Suzy, aigoo semenjak bertemu dengan Suzy dia bahkan lebih perhatian dengannya daripada denganku” Ucap Soojung yang tidak sepenuhnya berbohong, karena memang sejak mereka bertemu kembali dengan Suzy. Jinyoung bersikap seperti seorang kakak yang perhatian kepada Suzy.

“Suzy? siapa Suzy ini?” Wajah Chorong kini sudah memerah pertanda bahwa dia sedang kesal, tak ingin melanjutkan percakapan ini Soojung langsung keluar dari lift yang pintunya baru saja terbuka.

“tanya sendiri saja pada orangnya eonni, annyeog!” Seru Soojung, Chorong sudah sangat ingin mengejar Soojung yang keluar dari lift tapi mengingat tugasnya untuk mengantarkan beberapa surat ke bagian marketing dia jadi mengurungkan niatnya dan menutup pintu lift.

*

Soojung terkekeh mengingat wajah Chorong tadi, dia pasti sangat cemburu mendengar cerita Soojung. Dan sudah dapat dipastikan bahwa kakaknya akan mendapatkan masalah setelah ini.

“aigoo, pasti Jinyoung oppa akan kelabakan menghadapi sikap Chorong eonni sebentar” Gumamnya sambil cekikikan kecil. Langkahnya sudah mendekati ruangan Jinyoung, dia sesekali tersenyum kepada para karyawan yang tengah berpas-pasan dengannya di jalan.

Saat jaraknya tinggal beberapa meter dari ruangan Jinyoung, mata Soojung menyipit melihat ruangan itu terbuka dari dalam. Apa oppanya akan keluar? Tidak, sebelum dia mengutarakan maksudnya kemari oppanya itu tidak boleh keluar jadi dengan sedikit berjalan cepat dia menuju keruangan Jinyoung. Namun langkahnya terhenti tiba-tiba.

Seorang pria keluar dari ruangan Jinyoung, namun pria itu bukan kakaknya. Bukan pula karyawan yang bekerja di perusahaan ini. Melainkan pria yang ditemuinya beberapa hari yang lalu, pria yang membuat jantungnya berdegup dengan kencang seperti sekarang ini, pria yang membuat perutnya seakan diterbangi oleh ribuan kupu-kupu.

Pria itu..ya pria itu pangeran yang didambakannya, dia bertemu dengannya lagi. Dan kabar baiknya pria itu baru saja keluar dari ruangan kakaknya yang artinya bahwa kakaknya mengenal pria tersebut. Seketika Soojung tersenyum lebar, seperti deja vu pria itu berjalan ke arahnya dengan menatap lurus ke depan. Soojung sangat tau bahwa pria itu tidak melihatnya sedikitpun, tapi kedua matanya masih tetap menatap ke wajah pria itu sampai mereka benar-benar berpas-pasan dan Soojung menahan nafasnya karena jantungnya benar-benar bekerja dengan sangat tidak normal.

“heeehh” Soojung menghembuskan nafasnya lama sesaat setelah pria itu melewatinya, dia menoleh ke belakang dan menatap punggung tegap pria itu, sungguh dia benar-benar sedang jatuh cinta saat ini.

Setelah melihat pria itu menghilang dari balik lift Soojung segera memutar badannya dan berlari menuju ruangan Jinyoung.

“oppa!” Jinyoung yang tengah meminum air mineral dari botol itu langsung menyemburkan isinya saking terkejutnya dengan kehadiran Soojung.

“ya! bisa tidak kau mengetuk dulu sebelum masuk, kau mengagetkanku” Tegur Jinyoung membersihkan wajahnya yang basah. Soojung malah cengar-cengir dan duduk di hadapan Jinyoung.

“ada apa?” Tanya Jinyoung was-was, wajah adiknya saat ini tidak seperti biasanya. Kayaknya telah terjadi sesuatu dengan adik tercintanya itu.

“siapa pria tadi?” Tanya Soojung langsung membuat Jinyoung menaikkan alisnya tidak mengerti, “itu..pria berjas yang baru saja keluar tadi dari ruanganmu, kau mengenalnya kan?” Jelas Soojung.

“ah, Kim Myungsoo?”

“hoo, namanya Kim Myungsoo…” Timpal Soojung dengan kepala yang dianggukan.

“kenapa dengannya?” Tanya Jinyoung, tidak biasanya adiknya terlihat tertarik dengan pria.

“aku menyukainya oppa, apa dia temanmu?” Ucap Soojung jujur dan sontak Jinyoung membelalakan matanya.

“kau menyukainya? Memangnya kalian saling mengenal?” Tanya Jinyoung terkejut, Soojung tersenyum dan menggeleng pelan.

“aku baru bertemu dengannya dua kali, tapi aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama. Kenalkan aku dengannya ne” Ucap Soojung dengan wajah memelas, Jinyoung menghela nafasnya pelan. Dia sungguh sangat senang karena adiknya akhirnya bisa menemukan seseorang yang bisa disukainya, tapi Myungsoo. Tidak, dia tidak berharap adiknya berakhir dengan pria itu. Dia sangat mengenal Myungsoo dan dia tau bahwa Myungsoo bukanlah pria yang cocok untuk adiknya.

“Myungsoo bukan pria yang seperti kau pikirkan Soojung-ah, dia tidak berkomitmen dengan wanita” Ucap Jinyoung menjelaskan.

“maksud oppa?”

“begini, dia adalah teman oppa sejak kuliah dan mengambil S2 bersama-sama saat di Amerika jadi oppa sudah tau dia orangnya seperti apa. Dia benar-benar bukan yang seperti kau harapkan, dia bukan pria yang kau dambakan” Soojung mencoba mencerna ucapan Jinyoung, sesaat kemudian dia tersenyum lebar.

“aku tidak peduli dia pria seperti apa oppa, yang jelas aku sudah jatuh kepadanya. Dan tugasmu adalah mengenalkanku dengannya, kau maukan?” Ucap Soojung lagi setengah memohon.

“tapi Soojung…”

“oppa ayolah, baru kali ini aku memintamu untuk dikenalkan kepada seorang pria jadi bantu aku, kumohon” Jinyoung menarik nafasnya panjang, dia benar-benar tidak bisa menolak permintaan adik satu-satunya itu.

“tapi aku tidak menjamin dia mau berhubungan denganmu. Aku hanya akan mengenalkan kalian berdua, tidak lebih. Selebihnya itu adalah urusanmu, ok?” Ucap Jinyoung akhirnya, Soojung mengangguk setuju. Dikenalkan dengan Myungsoo saja sudah sangat cukup bagi Soojung.

“baiklah..eh, tapi kenapa kau bisa ada di sini? tidak mungkin kan kau kemari hanya untuk menanyai mengenai Myungsoo”

“tentu saja tidak..aku ingin membicarakan tentang ulang tahunku” Ucap Soojung dengan wajah berbinar, Jinyoung menepuk dahinya. Ulang tahun Soojung yang akan jatuh hari minggu nanti, 4 hari dari sekarang.

“apa yang ingin kau lakukan nanti?” Tanya Jinyoung, dia tau kalau Soojung pasti ingin ulang tahunnya dirayakan seperti tahun lalu.

“seperti biasa, tapi kali ini aku akan mengundang Suzy, Minho oppa…orang tua Suzy, dan kau harus pastikan appa dan eomma ada di Korea saat hari itu tiba” Ucap Soojung lagi, Jinyoung menganggukan kepalanya mengerti. Memanggil kedua orang tuanya untuk pulang ke Korea pekerjaan yang cukup mudah mengingat semuanya demi Soojung.

“Dan…” Jinyoung mengangkat alisnya, masih ada lagi? “undang Myungsoo juga ne, itu akan jadi hadiah ulang tahun darimu yang terbaik untukku” Sambung Soojung.

“ckck, sepertinya kau benar-benar tergila-gila dengan pria itu” Decak Jinyoung, Soojung hanya tersenyum lebar dan mengangguk antusias. Jinyoung tersenyum, hanya mengenalkan adiknya pada Myungsoo bukanlah hal yang sulit namun yang sulit itu membuat Myungsoo menatap adiknya sebagai seorang wanita karena dia tau bahwa sejak dulu Myungsoo tidak berdamai dengan siapapun yang berjenis kelamin perempuan.

*********************

“Suzy bisakah kau membantuku?” Jieun menghampiri bilik Suzy dan memberikannya beberapa data yang sebenarnya adalah pekerjaannya.

“bantu apa?”

“ini, bisakah kau membantuku memisahkan list pengadaan barang tahun lalu dan tahun ini? aku sedang melakukan untuk 3 tahun yang lalu” Jelas Jieun, Suzy yang memang kebetulan sedang tidak sibuk itu mengangguk kemudian menarik beberapa lembar kertas dari tangan Jieun.

“hanya itu saja?”

“ya hanya itu..gomawo Suzy-ya, kau benar-benar membantuku” Ucap Jieun tersenyum lebar.

“bukankah kita bekerja di bidang yang sama? sudah seharusnya kita saling membantukan” Ucap Suzy kemudian mulai menyalakan komputernya. Saat Suzy sudah mulai mengerjakannya, Jieun malah masih berdiri di samping kursi yeoja itu membuat Suzy mengerutkan keningnya bingung.

“kau masih membutuhkan sesuatu?” Tanya Suzy kepada Jieun yang saat ini sedang terdiam dengan pandangan mata lurus ke depan, Suzy menatap temannya itu dengan bingung.

“hei Lee Jieun ada apa?” Tanya Suzy lagi namun tidak diindahkan oleh gadis mungil itu, kemudian Suzy memutar badannya ke depan dan mencari tau objek yang membuat temannya itu berdiri terdiam di tempatnya dan tidak mendengarkan pertanyaannya yang cukup jelas itu.

Saat matanya menyebrang ke luar biliknya, Suzy terkesiap di atas kursinya sendiri. Untung saja yeoja itu sedang duduk saat ini kalau tidak dia bisa pastikan bahwa dia akan terjatuh akibat terlalu terkejut melihat wajah pria yang berdiri di depan biliknya saat ini.

“Myung…eh, maaf, sa..sajangnim” Suzy tiba-tiba berdiri dari kursinya dan membungkuk kepada Myungsoo, pria itu berdiri dengan santainya di sana menatap Suzy dengan alis berkerut. Dia tidak menyukai Suzy yang seperti ini, dia lebih suka Suzy sebagai temannya bukan bawahannya.

“kau sedang sibuk?” Tanya Myungsoo langsung, setelah beberapa lama mendiamkan dirinya. Terdengar helaan nafas terkesiap dari sekelilingnya. Suzy baru sadar ruangannya begitu hening saat ini, apa karena kehadiran Myungsoo di divisi mereka atau karena memang sedang tidak berencana untuk bergosip hari ini?

“ti..tidak, tidak terlalu” Jawab Suzy, gadis itu masih bingung mengapa Myungsoo yang baru sehari yang lalu diketahuinya berstatus sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja itu berada di sini sekarang ini, berbicara padanya dan membuat suasana di ruangan ini menjadi tegang.

“kalau begitu bisa kau ikut denganku?” Lagi-lagi Suzy mendengar itu, teman-temannya jelas tidak berusaha menyembunyikan keterkejutan mereka atas tindakan Myungsoo terhadap dirinya itu dan Suzy sedikit tidak enak kepada teman-temannya saat ini.

Suzy kemudian melirik Jieun yang masih berdiri di sampingnya memusatkan perhatiannya kepada Myungsoo, “Jieun, apa kau butuh data ini secepatnya?” tanya Suzy, masih tidak ada jawaban. Terpaksan Suzy menggoyangkan lengan gadis itu sehingga membuat Jieun mengerjapkan matanya.

“i..iya?”

“apa kau membutuhkan data ini secepatnya?” Ulang Suzy, Jieun menatap Suzy sebentar kemudian mengalihkan pandangannya pada Myungsoo yang hanya melihat Suzy begitu seteruskan kemudian dia menggeleng dengan tersenyum kikuk.

“ti..tidak, tidak perlu buru-buru. Kau bisa mengambil waktumu” Ucap Jieun, Suzy menganggukan kepalanya kemudian beralih pada Myungsoo lagi.

“tapi saya tidak bisa lama sir” Jawab Suzy, Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti.

“ini tidak akan lama” Jawabnya kemudian berbalik meninggalkan ruangan Suzy, dibelakangnya Suzy mengikut meninggalkan ruangannya setelah mendengar beberapa pekikan histeris dari teman-temannya. Matilah dia kali ini, setelah kembali ke ruangan itu dia akan diserbu berbagai pertanyaan oleh teman-temannya, terlebih Jieun yang memang mengidolakan CEO mereka.

*

Myungsoo menghela nafasnya pelan, dia berjalan keluar lift dan menuntun Suzy untuk menuju ke taman buatan yang berada di lantai teratas gedung ini. Suzy sedari tadi hanya mengikutinya dengan diam dan patuh.

“duduklah” Ucap Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya masih diam. Dia duduk di kursi dan menatap hamparan bunga-bunga yang dirawat dengan cukup baik di taman ini.

Mereka hanya duduk dalam diam, Suzy diam mengamati bunga-bunga di taman itu sembari menunggu Myungsoo untuk membuka suara mengutarakan apa yang ingin dibicarakannya sementara Myungsoo diam karena tidak mengetahui apa yang akan dikatakannya pada gadis itu.

“eum, apa yang ingin anda sampaikan sir?” Tanya Suzy akhirnya tidak tahan dengan keheningan mereka. Sebelumnya jika mereka bertemu mereka pasti membicarakan sesuatu, apapun itu yang penting tidak tercipta suasana hening di antara mereka berdua. Namun kali ini situasinya sangat berbeda. Dan Suzy tidak menyukainya.

“Suzy…”

“ya?” Suzy menoleh menatap Myungsoo yang kini sedang menghela nafasnya panjang.

“bisakah kau bersikap seperti biasa padaku? Kau dengan segala formalitasmu itu membuatku tidak nyaman” Ujar Myungsoo membuat Suzy menatapnya terkejut.

“ta..tapi anda..”

“hei, lupakan saja posisi kita sekarang bagaimana. Anggap saja aku bukan atasanmu melainkan pegawai biasa yang sama denganmu, bisakah?”

“tentu saja tidak bisa. Bagaimana bisa saya melakukannya? Jelas-jelas anda adalah CEO di perusahaan ini” Sela Suzy lagi, dia bukannya tidak ingin menuruti keinginan Myungsoo hanya saja dia seakan tidak sopan jika harus memperlakukan CEO nya seperti karyawan biasa lainnya sementara dirinya hanya seorang pegawai baru yang tidak mengetahui apapun.

“oh ayolah..singkirkan semua formalitas itu Suzy, aku benar-benar tidak nyaman mendengarnya. Apakah aku harus melepaskan jabatanku dulu agar kau mau bersikap seperti biasa padaku lagi?” Tanya Myungsoo, Suzy segera menoleh padanya dengan mata melebar.

“tidak tentu saja tidak…” Sanggah Suzy dengan cepat membuat Myungsoo tersenyum.

“makanya jangan seperti ini, bukannya kita berteman? Setauku dalam pertemanan tidak ada namanya sikap formal dan kekakuan seperti yang kau lakukan ini” Suzy menarik nafasnya panjang, apa yang harus dilakukannya. Suzy ingin hubungannya dengan Myungsoo seperti biasa, mereka bertemu, berbicara, bercanda dan tertawa bersama layaknya teman lama tapi di sisi lain Suzy merasa tidak benar jika harus melakukan hal tersebut kepada atasannya, apalagi CEO, pemimpin tertinggi di perusahaan ini.

“tapi bagaimana jika karyawan lain melihatnya? Mereka akan menganggap saya tidak sopan kepada anda”

“oh Bae Suzy, ayolah…mereka tidak akan menganggap seperti itu karena mereka akan tau kalau kau adalah temanku” Myungsoo sudah tidak tau harus melakukan apa lagi untuk membuat gadis itu bisa nyaman padanya di kandangnya sendiri, mendengar Suzy memanggilnya seformal itu seolah membangun benteng yang berdiri di antara mereka.

“ta..tapi..”

“aku benar-benar akan melepaskan jabatanku dan menjadi karyawan biasa jika kau masih seperti ini padaku..aku serius” Sela Myungsoo menatap Suzy dengan serius. Mendengar itu Suzy menghela nafasnya, dia tau Myungsoo serius dengan ucapannya jadi tidak ada pilihan lain selain melakukan apa yang pria itu inginkan.

“baiklah, baiklah, aku menyerah” Jawab Suzy akhirnya membuat Myungsoo tersenyum sumringah.

“nah begini lebih baik”

“tapi…” Myungsoo menoleh pada Suzy cepat, apalagi yang diinginkan gadis ini? Suzy menatap Myungsoo dengan mata memicing sembari melipat tangannya di depan dada.

“kau membohongiku” Ucapnya dengan nada kesal, Myungsoo menaikkan alisnya tidak mengerti.

“kapan aku membohongimu?”

“kau mengatakan kalau kau itu pegawai biasa ternyata kau adalah CEO dan lagi kau ini atasanku” Jelas Suzy, myungsoo menggaruk kepalanya. Sebenarnya tidak tidak salah 100% dalam hal ini, karean memang dari awal dia tidak tau di mana tempat Suzy bekerja dan baru mengetahuinya saat acara malam itu.

“aku tidak merasa pernah mengatakan padamu aku adalah pegawai biasa dan masalah aku atasanmu, aku juga baru tahu kalau kau bekerja di perusahaanku” Jawab Myungsoo, Suzy masih menatapnya dengan mata memicing.

“tapi selama ini membuatku berpikir kalau kau itu pegawai biasa sepertiku, kau juga tidak menyangkal pemikiranku saat itu”

“tapi aku tidak membenarkan, jadi aku tidak membohongimu. Pikiranmu lah yang membohongimu” Ucap Myungsoo lagi, Suzy menggelengkan kepalanya dengan wajah ditekuk.

“astaga! aku pasti kelihatan sangat bodoh saat itu. Bagaimana bisa aku menganggap seorang CEO adalah pegawai biasa? Ckck” Gerutu Suzy tidak jelas membuat Myungsoo tersenyum geli melihatnya, pria itu mengangkat tangannya dan mengacak halus rambut Suzy membuat gadis itu terdiam.

“tidak, kau tidak kelihatan bodoh Suzy. Kau terlihat manis saat itu” Ucap Myungsoo yang sukses membuat wajah Suzy merona merah.

Gadis itu menundukan wajahnya dengan malu sementara Myungsoo masih tersenyum geli dengan reaksi Suzy, “astaga, kau ini gampang sekali digoda…Kyeopda” Seru Myungsoo kembali mengacak rambut Suzy membuat gadis itu yang tadinya tersipu malu kini merasa kesal.

“eish, jangan membuat rambutku berantakan” Delik Suzy menyingkirkan tangan Myungsoo dan merapikan rambutnya.

“kau tetap manis dengan rambut berantakan seperti itu. Tidak perlu khawatir” Ucapan Myungsoo lagi-lagi membuat Suzy merona, dia menoleh pada Myungsoo dengan wajah cemberut.

“berhenti menggodaku Myungsoo-ssi” Ucap Suzy dengan sebal.

“aku tidak menggoda, hanya mengatakan kebenaran saja” Balas Myungsoo yang membuat Suzy memukul lengannya dengan cukup keras, “auh, kau berani melukai CEO tampan ini eoh” Adu Myungsoo sembari memegang lengannya dan memasang wajah kesakitan.

“astaga! kau benar-benar berlebihan” Desah Suzy dengan gelengan kepalanya, tidak menyangka kelakuan asli CEO dingin yang selama ini didengarnya dari Jieun tidak lebih dari seorang anak kecil yang berumur 5 tahun.

“eh aku melupakan sesuatu” Ucap Suzy membuat Myungsoo menatapnya bingung.

“apa?”

“kau terlihat berbeda saat mempimpin rapat kemarin” Jawab Suzy sembari memainkan jarinya, “aku hampir tidak mengenalimu saat itu” Sambungnya.

Myungsoo tersenyum miris dengan menghela nafasnya, sudah pasti Suzy tidak mengenalinya sebagai Myungsoo yang penuh dengan amarah. Selama ini Suzy hanya tau bahwa dirinya adalah sosok yang ramah dan bersahabat tidak seperti yang ditunjukannya saat meeting kemarin.

“that’s another side of me” Sahut Myungsoo sembari menatap ke atas langit, dia tersenyum kecil. Dirinya sendiri bahkan bingung mengapa seolah bisa memiliki dua kepribadian yang berbeda. Dan itu dirasakannya semenjak bertemu dengan Suzy. Dia akan berubah menjadi seorang pria yang lembut saat berhadapan dengan Suzy dan jika tidak ada Suzy disekitarnya dia berubah menjadi seorang yang dingin dan penuh dengan emosi.

“aku hanya tidak menyangka kau bisa semarah itu”

“apa kau takut?” Tanya Myungsoo, Suzy menoleh padanya menatap lama pada Myungsoo. Mencoba mencari jawaban atas pertanyaan pria itu. Apakah dia takut? Saat menatap mata Myungsoo, Suzy tidak menemukan ketakutan didalam dirinya yang ada hanyalah sebuah kenyamanan yang membuatnya ingin berlama-lama untuk menatap mata itu.

“tidak, aku tidak takut” Jawabnya membuat Myungsoo benafas lega.

“tapi kemarin…”

“aku hanya terkejut mengetahui kau siapa dan kau tau…ditatap oleh semua orang yang berada diruangan itu membuatku gugup jadi yah, aku hanya gugup dan tidak tau harus melakukan apa saat itu” Jelas Suzy. Myungsoo tersenyum kepada gadis itu membuat Suzy ikut tersenyum.

“aku berpikir kau takut kepadaku. Memikirkan hal itu saja membuatku khawatir”

“tidak perlu khawatir, aku benar-benar tidak takut. Tapi aku heran, mengapa kau bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya?” Tanya Suzy bingung.

“aku juga tidak mengerti..entahlah, kau tau sebenarnya sejak awal aku adalah seorang yang emosian, dingin dan tidak pedulian terhadap lingkungan sekitar tapi semenjak bertemu denganmu aku serasa menjadi pribadi yang berbeda, hanya saat bersamamu, kau tau bagaimana berbedanya diriku saat itu” Jelas Myungsoo, Suzy terdiam. Pria ini dalam sehari berhasil membuat wajahnya merona berkali-kali dan Suzy tidak suka mengetahui bahwa Myungsoo bisa dengan mudahnya membuat wajanya merona sementara selama ini tidak pernah ada yang bisa membuatnya seperti ini.

“jadi kau mau menyalahkanku karena membuat kau memiliki dua kepribadian?”

“tidak Suzy, aku tidak menyalahkan siapapun. Aku malah senang dengan itu, setidaknya kau tidak akan melihatku sebagai pria yang keras dan arogan” Jawabnya dan lagi Suzy merona karenanya.

“oke aku mengerti” Jawab Suzy menutupi wajahnya yang memerah, namun Myungsoo sedari tadi memang sudah memperhatikan wajah Suzy itu. Dia senang melihat Suzy merona karenanya.

“kau terlihat cantik dengan wajah merona seperti itu” Tegur Myungsoo dan panas di wajah Suzy semakin menjadi, gadis itu menutup kedua pipinya dengan tangan dan menunduk.

“berhenti menggodaku Kim Myungsoo” Gumam Suzy malu mengundan gelak tawa Myungsoo. Pria itu tertawa dan menatap geli pada Suzy. Oh gadisnya benar-benar menggemaskan saat ini.

“aku harus kembali ke ruanganku” Ucap Suzy segera beranjak dari tempatnya, Myungsoo langsung menghentikan tawanya dan menatap Suzy tidak rela.

“kau sudah mau kembali? temani aku di sini lebih lama lagi” Pinta Myungsoo membuat Suzy menggelengkan kepalanya.

“tidak, aku sudah terlalu lama meninggalkan ruanganku dan aku beritahu bapak CEO tampan, aku memiliki pekerjaan yang harus kuselesaikan jadi duduk menemanimu disini hanya membuang waktu berhargaku untuk bekerja” Ucap Suzy menolak permintaan Myungsoo.

“kau bekerja padaku, jadi tidak masalah jika kau meninggalkan pekerjaanmu atas permintaanku” Ucap Myungsoo lagi berusaha untuk menahan Suzy, yang didapatkannya kemudian sebuah jitakan di kepala pintarnya itu.

“kau ini sudah dua kali melakukan kekerasan padaku! Kau tidak takut aku tuntut ya” Gerutu Myungsoo mengusap kepalanya.

“siapa suruh punya pemikiran dangkal seperti itu. Aku tidak yakin perusahaan ini akan berkembang kalau pemimpinnya sepertimu. Yang ada kau bisa bangkrut jika seenaknya menyuruh pegawaimu meninggalkan pekerjaannya” Omel Suzy.

“tapikan pegawai itu hanya kamu jadi tidak masalah jika hanya seorang yang tidak bekeja, masih banyak pegawaiku yang bisa menggantikanmu” Suzy menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Myungsoo ini. Benarkah dia CEO di perusahan ini? dia tidak yakin dengan hal itu.

“berhenti berbicara yang tidak masuk akal, aku harus kembali ke ruanganku sekarang. Kau juga kembalilah dan bekerjalah” Ucap Suzy, Myungsoo menghela nafasnya merasa kalah. Baiklah dia akan mengalah kali ini karena mereka memang dituntut untuk bekerja, tapi lain kali Myungsoo akan berusaha mencuri waktu luang untuk memonopoli Suzy agar bisa menemaninya.

“baiklah baiklah nona, aku kembali bekerja” Ucap Myungsooo ikut bangkit dari tempatnya dan menyusul Suzy berjalan masuk ke dalam gedung.

“itu lebih baik sir” Myungsoo hanya memutar bola matanya mendengar ucapan Suzy.

Suzy dan Myungsoo berpisah di dalam lift, Myungsoo keluar setelah berkali-kali Suzy menerima tawarannya untuk makan siang bersama dan setelah berdebat cukup lama akhirnya Suzy menerimanya karena tidak ingin memperpanjang masalah dengan CEO nya itu.

“aku akan ke ruanganmu jam 12 nanti” Ucap Myungsoo sebelum keluar dari lift.

“tidak perlu, kau akan membuat kehebohan lagi. Dilobi, kita bertemu dilobi saja” Ucap Suzy cepat, Myungsoo menganggukan kepalanya tidak ingin membantah. Jangan sampai Suzy mengubah pikirannya jika pria itu kembali membantahnya.

“baiklah, kutunggu dilobi. Sampai jumpa dan bekerjalah dengan giat” Suzy tersenyum lebar mendengar ucapan Myungsoo, setelah lift tertutup Suzy menggelengkan kepalanya masih dengan senyum lebarnya.

“benar-benar kekanakan” Gumamnya dengan geli.

Setelah tiba diruangannya, Suzy berdiri di depan pintu sembari menatap teman-temannya yang kini serentak menoleh ke arahnya. Suzy tersenyum kecil kemudian mereka sontak menatapnya dengan pandangan yang mengatakan-kami membutuhkan penjelasanmu-

“oh sial, kurasa aku harus menunda pekerjaanku lagi” Gumam Suzy sembari tersenyum kikuk, dia mengalihkan matanya kepada Jieun yang masih menatapnya dengan pandangan yang sama dengan yang lainnya.

“oh baiklah! Aku akan menjelaskan pada kalian” Ucap Suzy akhirnya membuat teman-teman divisinya segera meloncat dari kursi mereka dan menghampiri Suzy untuk mendengar cerita gadis itu.

Suzy hanya meratapi dirinya, benar-benar melelahkan untuk berteman dengan CEO tampan yang menjadi idol seluruh karyawannya. Suzy menatap mereka satu-satu, antusiasme di wajah mereka benar-benar terlihat dan Suzy tidak yakin kalau dia akan selamat setelah mengatakan bahwa dia telah mengenal CEO mereka lebih jauh.

“aku tidak akan hidup tenang setelah ini” Batin Suzy merutuk.

-TBC-

Maaf karena baru bisa update sekarang.

Tiga minggu kemarin author sibuk dengan urusan kuliah author, sibuk banget malah waktu untuk buka laptop saja tidak bisa. Sekarang masalah sudah mulai kelar satu-persatu, jadi bisa meluangkan waktu untuk mengetik.

Maaf ya kalau kalian menunggu lama~

Sudah dengar kabar Jiyeon dating sama aktor gak?? Serius itu buat author shock bukan main loh~
Jiyeon itu bias author juga huhu~ pertama Suzy dating, terus Jiyeon, takutnya nanti si Soojung dan Naeun yang berstatus sebagai bias author yang lain juga ikut dating auuhh gak rela ah~
Padahal author kan mau jodohin Jiyeon sama Sehun 😥 tapi Jiyeonnya malah pilih si om-om ganteng huhu….
Tapi kalau dipikir” ya yang dating akhir” ini malah idol yang dipasangkan sama myung~ aneh gak tuh?? Haha mungkin karma kali buat myung karena pernah dating sama si nek lampir wkwkwk~ tapi gak apalah~ kalo semua pairing myung udah dating masih ada author yang mau tampung kok kekek ayo ke aku aja oppa *abaikanini*
Maaf ya jadi curhat gini heheh~

Comment please~

#note : jangan bertanya tentang kelanjutan TCOL, karena sampai sekarang author masih belum ada ide untuk melanjutkannya. Thanks~