CHAPTER 5 : Romeo & Rosaline “Struggle, Mom”

Romeo & Rosaline || Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy, etc. || Genre : Sad, Romance || Rating : PG-17 || Type : Chapter

“Inspired by Shakespeare’s (Romeo & Juliet)”

CHAPTER 5

-Struggle, Mom-

—————————-

Suzy tertawa kecil mendengar candaan yang dilemparkan oleh Minho, dia melihat ibunya yang juga ikut tertawa. Benar-benar menyenangkan bisa melihat tawa ibunya yang begitu merekah.

“oppa sudahlah, jangan bercanda terus. Kau membuat eomma tidak bisa berhenti tertawa” Ucap Suzy memukul lengan Minho, namun Minho masih tetap melanjutkan ceritanya mengenai office boy di kantornya yang menyangka Minho adalah seorang gay dan berniat untuk menggodanya.

“kau tau omoni, dia bahkan mengedipkan matanya padaku saat memberikan kopi” Ucap Minho, Soji kembali tertawa mendengarnya.

“eissh, eomma berhentilah tertawa. Apa kau tidak lelah hoh” Omel Suzy, Soji berusaha menghentikan tawanya sementara Minho mendelik kepada Suzy.

“ya, kenapa melarang eommamu tertawa. Itu malah bagus untuk peredaran darahnya. Jangan terlalu kaku Suzy-ya” Sahut Minho membuat Suzy mengerucutkan bibirnya kesal.

“baiklah, lanjutkan saja cerita kalian. Aku akan bertemu dokter Kang dulu” Ucap Suzy beranjak dari kursinya.

“untuk apa?” Tanya ibunya, Suzy tersenyum kecil dan mengusap lengan ibunya.

“hanya ingin mendengar hasil check up mu eomma, aku keluar dulu ya” Jawabnya dengan lembut, setelah Soji menganggukan kepalanya Suzy akhirnya keluar dari kamar ibunya dan bergegas ke ruangan dokter Kang.

“omoni, apa kau tidak berniat untuk mencarikan seorang pria untuk Suzy? Carikanlah dia jodoh biar dia tidak kaku terus” Ucap Minho, Soji menghela nafasnya kemudian terkekeh pelan.

“kau ini, kayak tidak tau adikmu saja. Kalau Suzy tidak keras kepala sudah sejak dulu aku mencarikan seorang pria untuknya tapi kau tau sendiri dia itu seperti apa orangnya. Dia sangat tertutup, teman saja dia jarang punya bagaimana dia mau ditawarkan pria untuk dijadikan kekasih?”

Minho ikut terkekeh mendengarnya, “kau benar, aigoo..untung saja Suzy itu sepupuku jadi aku tidak harus khawatir untuk mengorbankan diriku agar menjadi pasangan hidupnya nanti” Candanya membuat Soji memukul lengannya pelan.

“ckck, pemikiranmu itu. Kau saja yang carikan adikmu laki-laki, bukannya kau punya banyak teman yang cukup baik?”

“kalau masalah laki-laki baik, semua temanku juga baik omoni. Tapi masalahnya ini apa Suzy suka atau tidak? kan percuma kita mencarikan dia jodoh tapi ternyata dia tidak menyukainya” Ucap Minho memikirkan siapa kira-kira teman-teman prianya yang cocok dengan Suzy.

“kau benar, ya sudah..untuk masalah itu aku serahkan saja kepada kalian. Terserah Suzy mau menetapkan pilihannya kepada siapa, dia juga sudah dewasa untuk memilih” Ucap Soji bijak. Minho tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“ya, dan sudah pasti pria itu harus melewati tes fisik dan mental dari kakak laki-lakinya ini jika ingin mendekati uri Suzy” Minho menepuk dadanya dan tersenyum bangga, melihat itu Soji ikut tersenyum.

“aigoo Minho-ya, kau benar-benar kakak yang baik untuk Suzy. Aku sudah tidak akan mengkhawatirkan Suzy lagi jika aku meninggalkan dunia ini. Sudah ada kau yang akan menjaganya” Raut wajah Minho langsung berubah saat mendengar penuturan Soji tersebut.

“omoni, berhenti berkata seperti itu. Kau akan sembuh, oke?” Soji tersenyum kecut kepada Minho.

“ah sudahlah, kenapa jadi seperti ini suasananya. Apa kau mau mendengar lanjutan cerita office boy itu lagi eh?” Sahut Minho cepat berusaha untuk merubah suasana sendu yang tercipta di kamar tersebut. Soji tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Minho membalas senyuman Soji, kemudian memperbaiki duduknya dan melanjutkan ceritanya tadi membuat mereka berdua kembali tertawa bersama.

*

Suzy menatap dokter Kang dihadapannya dengan was-was. Kemarin ibunya sudah check up rutin yang selalu dia lakukan setiap sebulan sekali dan saat ini Suzy sedang mendengarkan hasil dari check up ibunya.

“Suzy, seperti yang kita semua tau. Ibumu sudah sangat lama mengidap penyakit ini dan saat kalian membawa ibumu ke rumah sakit setengah ginjalnya sudah hampir rusak jadi kemungkinan untuk kembali seperti semula sangat sulit” Ucap dokter Kang, Suzy menganggukan kepalanya dengan kaku. Dia sudah tau tentang setengah ginjal ibunya yang hampir rusak, tapi dengan perawatan selama setahun lebih ini setidaknya bisa membuahkan sedikit hasil yang baik. Tapi sepertinya dari raut wajah dokter Kang, Suzy tidak yakin bahwa hasilnya akan baik.

“kami sudah berusaha semampu kami untuk mengembalikan fungsi ginjal Ny. Soji tapi kau tau sendiri bahwa organ vital yang hampir rusak itu sangat sulit disembuhkan”

“jadi dokter mau mengatakan kalau ginjal ibuku sudah tidak dapat diselamatkan lagi?” Tanya Suzy tercekat, dokter Kang tersenyum sedih kepada Suzy.

“sayangnya begitu Suzy, ginjal ibumu harus segera di angkat sebelum penyakitnya merambat dan mengganggu organ lainnya” Jelas dokter Kang, Suzy menutup mulutnya dengan kedua tangannya tidak percaya dengan apa yang didengarnya itu.

“apa tidak ada cara lain dok?” Tanya Suzy berharap.

“maaf tapi hanya itu satu-satunya cara agar ibumu bisa bertahan lebih lama”

“jadi ibuku akan hidup dengan satu ginjal? Apa itu mungkin terjadi?” Dokter Kang mengangguk menjawab pertanyaan Suzy.

“ibumu akan tetap hidup meski hanya dengan satu ginjal namun dia tidak akan hidup sehat seperti sebelumnya saat dia memiliki dua ginjal” Suzy semakin tercekat mendengar penjelasan dokter Kang.

“jika kita tidak segera mengangkat ginjalnya, itu akan berbahaya untuk organ lainnya dan nyawa ibumu yang dipertaruhkan Suzy” Kini air mata Suzy telah menetes di pipinya membuat dokter Kang menatapnya iba.

“la..lakukan apa yang bisa kau lakukan untuk menyelamatkan ibuku. A..aku akan membayar berapapun” Ucapnya dengan suara serak.

“segala biaya administrasi rumah sakit ibumu sudah kami alihkan kepada tuan Bae jadi kau tidak perlu khawatir Suzy. Kami benar-benar akan melakukan yang terbaik untuk keselamatan ibumu” Jawab dokter Kang, Suzy mau tak mau menganggukan kepalanya. Ayahnya sudah menanggung biaya rumah sakit ibunya dan itu membuatnya sedikit lega, setidaknya kedua orang tuanya masih mau bekerja sama untuk bisa menyelamatkan hidup salah satu dari mereka.

“baik dok, kalau begitu saya permisi. Terima kasih” Ucap Suzy beranjak dari kursinya.

“ya, tenanglah Suzy, ibumu akan baik-baik saja” Ucap dokter Kang. Suzy menganggukan kepalanya dan tersenyum kecil.

“ya dia akan baik-baik saja” Gumam Suzy kemudian keluar dari ruangan dokter Kang.

*********************

Mata Suzy mengerjap saat tiba-tiba saja sebungkus sandwich dan sekotak susu berada di depan wajahnya, Suzy menolehkan kepalanya ke samping dan memberikan senyum kecilnya pada Myungsoo.

“gomawo” Ucapnya lalu mengambil alih makanan di tangan Myungsoo. Pria itu menganggukan kepalanya tak kentara kemudian ikut duduk di samping Suzy. Matanya masih memperhatikan Suzy yang kini tengah menikmati sandwichnya dengan lahap.

“kau terlihat murung, apa terjadi sesuatu?” Tanya Myungsoo, Suzy menoleh padanya sebentar kemudian menggeleng pelan masih dengan sandwich yang berada dalam mulutnya.

“bukan masalah yang besar” Jawabnya.

“ada apa?” Tanya Myungsoo ingin tahu, kalau masalah yang Suzy hadapi saat ini bukanlah masalah besar tidak mungkin gadis itu sedari tadi hanya melamun dan memasang wajah murungnya. Bukan Suzy sekali, meskipun gadis itu memang sering melamun tapi tidak dengan wajah murungnya dan itu begitu jelas bagi Myungsoo yang sudah cukup mengenalnya akhir-akhir ini.

“kau tau hanya masalah di rumah sakit. Tidak perlu khawatir Myungsoo” Myungsoo menghela nafasnya panjang, tangannya terulur mengambil kotak susu Suzy dan membukanya kemudian dia menyodorkan kepada Suzy lagi untuk diminumnya.

“kau juga tau kalau aku akan tetap khawatir apapun masalahmu, jadi beritahu aku ada apa?” Ucapnya lagi, setelah menegak susunya Suzy tersenyum kecil.

“salah satu ginjal eomma harus di angkat” Jawabnya membuat Myungsoo melebarkan matanya.

“dan itu yang kau katakan bukan masalah besar Suzy?” Tegur Myungsoo, Suzy menoleh padanya dan tersenyum lagi.

“lalu kapan jadwal operasinya?” Tanya Myungsoo, Suzy mengangkat bahunya dan menggeleng.

“aku belum tau, kemarin dokter hanya mengatakan kalau ginjal eomma harus segera di angkat agar tidak merusak organ lainnya dan semalam aku sudah membicarakannya pada appa. Dia yang akan bertemu dokter hari ini dan membicarakan masalah operasi ini” Jelas Suzy, Myungsoo menganggukkan kepalanya dan merentangkan tangannya untuk merangkul pundak Suzy.

Suzy tersentak kaget langsung menoleh pada Myungsoo dengan alis terangkat, Myungsoo mengembangkan senyumnya dan mengusap pundak Suzy.

“apa kau membutuhkanku untuk menemanimu saat operasi nanti?” Tanya Myungsoo membuat Suzy sedikit tersentuh dengan perhatian pria itu, Suzy kemudian menunduk dan menarik nafasnya.

“kalau kau tidak sibuk…” Jawabnya dengan malu, Myungsoo tersenyum mendengar jawaban Suzy tersebut.

“untukmu tidak ada kata sibuk Suzy, dan ya aku akan menemanimu” Suzy semakin malu mendengar penuturan Myungsoo tersebut, ditambah tangan pria itu masih setia mengusap pundaknya membuatnya merasa lebih tenang dan nyaman ditengah masalah yang melandanya saat ini.

“terima kasih”

“tidak perlu, bukankah itu gunanya teman hem?” Suzy tersenyum mengangkat kepalanya menatap Myungsoo dan mengangguk semangat.

“ya, kau teman terbaikku Myungsoo”

Myungsoo tersenyum miris mendengarnya, yah meskipun Suzy masih menganggapnya sebagai teman tapi setidaknya dia sudah senang karena bisa berada disamping gadis itu sampai saat ini dan tinggal tunggu waktu saja agar kata ‘teman’ bagi Suzy itu perlahan akan berubah menjadi suatu hubungan yang lebih lagi.

“jadi, silahkan habiskan makananmu nona dan kembali bekerja. Aku tidak ingin memiliki pegawai yang bermalas-malasan” Ucap Myungsoo menarik tangannya dan menatap Suzy dengan mata menyipit.

“oh bosku benar-benar menyebalkan! biarkanlah pegawaimu ini beristirahat sejenak” Keluh Suzy namun cengiran tercetak jelas dibibirnya membuat Myungsoo terkekeh.

“dasar pegawai yang banyak maunya..makanlah, aku akan menunggumu dan kita turun bersama” Desis Myungsoo, dia kemudian menganggukan kepalanya kepada Suzy.

“yes sir!”

*

Suzy tersenyum kecil saat masuk ke dalam ruangannya, di sana sudah ada Jieun yang menatapnya dengan pandangan curiga. Oh matilah dia hari ini! masih pagi-pagi dan dia sudah menghilang dari meja kerjanya pasti akan membuat Jieun selaku gadis paling kepo disepanjang hubungan pertemanannya itu akan bertanya yang tidak-tidak padanya.

“jadi nona Bae, darimanakah anda?”

Yeah~ dugaan Suzy benar. Belum saja satu detik Suzy mendaratkan dirinya di atas kursinya, Jieun sudah berada disampingnya sembari bersedekap.

“aku sarapan dulu, tadi tidak sempat sarapan di rumah” Jawab Suzy tersenyum kepada Jieun yang menatapnya tidak percaya.

“benarkah? kau tidak bertemu dengan CEO kita?” Tanya Jieun curiga, Suzy mengerjapkan matanya kemudian dia menggeleng pelan.

“ti..tidak, a..aku hanya membeli sandwich di cafe depan kantor. Percaya padaku” Sangkal Suzy cepat, dalam hati gadis itu memohon maaf pada tuhan karena telah membohongi teman seperjuangannya di kantor ini.

“baiklah, aku percaya. Lalu sandwichmu mana?” Suzy menghela nafasnya lega namun dia kembali tersentak saat mendengar pertanyaan Jieun.

“eh?”

“sandwich Suzy? katanya kau membeli sandwich..mana?” Ulang Jieun, kembali Suzy meringis kecil dia menggaruk tengkuknya dengan kikuk.

“aku memakannya di atap, kau tau udara pagi di sana cukup sejuk jadi aku berniat untuk duduk di sana sebentar” Jawab Suzy, sepenuhnya dia tidak berbohong karena memang dia memakan sandwich di atas atap tadi, yah meskipun dia mengurangi laporannya mengenai bersama siapa dirinya tadi.

“sendiri?” Nah, tidak perlu Suzy ungkapkan pasti Jieun akan bertanya padanya.

“iyalah, kau pikir aku akan bersama siapa? sudahlah Jieun, kembali ke mejamu ya dan kerjalah. Kau tidak ingin mendapat teguran kan” Ucap Suzy, dia berusaha untuk menghindari Jieun. Dia mungkin tidak akan sanggup untuk berbohong lagi jadi lebih baik mengirim Jieun kemeja kerjanya kembali agar gadis itu tidak banyak bertanya dan Suzy membuat dosa yang lebih banyak lagi.

Saat pertama kalinya Myungsoo memunculkan dirinya di sini ini hingga membuat gempar divisi mereka Suzy harus mati-matian mengarang cerita yang mengatakan bahwa dia dan Myungsoo adalah teman lama yang tidak saling mengetahui kalau mereka bekerja di sini dan akhirnya tidak sengaja bertemu sehingga mereka terlihat cukup dekat. Suzy bahkan harus memijit pelipisnya saat itu saat Jieun menyerbunya dengan berbagai pertanyaan mengenai Myungsoo dan dirinya. Untung saja otaknya cepat tangkap jadi dia bisa mengolah beberapa kata menjadi kalimat yang baik sehingga Jieun bisa mempercayainya.

Jieun bahkan sempat ngambek padanya karena Suzy sangat beruntung bisa berteman dengan CEO mereka sementara dirinya hanya bisa mengagumi CEO mereka tanpa berani menegurnya. Maka dariitu sebisa mungkin Suzy mencoba untuk tidak memperlihatkan kedekatannya secara pribadi dengan Myungsoo kepada rekan kerjanya yang lain. Itu bisa menimbulkan keributan yang tidak berarti di sini dan Suzy tidak akan menyukainya.

“huh, baiklah…tapi makan siang nanti kita makan bersamakan?” Tanya Jieun.

“i..iya” Jawab Suzy ragu, tidak yakin apakah sebentar dia bisa makan bersama Jieun atau malah akan bersama Myungsoo yang sudah mengajaknya lebih awal tadi.

“ok!” Seru Jieun kemudian kembali ke mejanya. Suzy menghela nafas lega.

*********************

Suara tawa kecil terdengar dari kamar Suzy, malam ini Soojung mengatakan ingin menginap di rumah Suzy dan menghabiskan malamnya untuk bercerita kepada sepupunya itu sampai pagi. Suzy masih tertawa saat mendengar Soojung melanjutkan ceritanya saat menggoda sekertaris kakaknya-Jinyoung.

“kau ini nakal sekali” Ucap Suzy, Soojung hanya memamerkan deretan gigi putihnya membuat Suzy menggeleng-geleng.

“ah tapi aku memiliki cerita yang lebih mengejutkan Suzy” Ucap Soojung, Suzy menatapnya dengan wajah penasaran.

“benarkah? apa itu?” Tanya Suzy, dia menaikkan alisnya melihat Soojung tersenyum mesem-mesem dengan wajah meronanya. Tidak biasanya gadis itu terlihat malu seperti ini.

“aku bertemu lagi dengan pria itu” Ucap Soojung mengedipkan matanya beberapa kali membuat Suzy mengangkat alisnya.

“pria itu?”

“kau ingat pria yang kulihat saat bertemu denganmu di kedai pernah? Itu..pria yang kusukai” Suzy melebarkan matanya tidak percaya, kemungkinan untuk Soojung bertemu lagi pria itu sangatlah kecil tapi Soojung berhasil untuk bertemu dengannya lagi. Benar-benar kebetulan yang menyenangkan, pikir Suzy.

“lalu apa kau berkenalan dengannya?” Tanya Suzy membuat Soojung mendengus dan menggeleng pelan.

“heh, tidak..kejadiannya sama persis saat di kedai. Dia hanya melewatiku begitu saja tanpa melihatku” Ucap Soojung dengan wajah sedihnya membuat Suzy ikutan merasa sedih karena Soojung tidak dapat berkenalan dengan pria itu.

“kesempatanmu untuk bertemu dengannya tidak banyak Soojung-ah, kenapa tidak mengajaknya berkenalan saja?” Soojung kemudian tersenyum lebar membuat Suzy menatapnya dengan bingung.

“kau tenang saja Suzy, kau tau berita mengejutkannya lagi? Dia ternyata adalah teman Jinyoung oppa!” Ucap Soojung setengah memekik.

“jinjja?” Tanya Suzy tidak percaya, Soojung menganggukan kepalanya antusias.

“dan kau tau kalau Jinyoung oppa akan mengundangnya untuk menghadiri ulang tahunku nanti” Ucap Soojung sambil cekikikan membuat Suzy tersenyum lebar.

“kesempatan yang baik untukmu, awas saja kalau kau tidak mengajaknya berkenalan. Dan tentu saja kau harus mengenalkannya padaku juga”

“tentu saja, kau tidak perlu khawatir. Aku sudah menyiapkan gaun terbaikku untuk acaraku nanti” Ucap Soojung senang.

“ok, aku rasa sesi gosipnya harus kita akhiri. Aku ingin tidur” Ucap Suzy sembari menguap membuat Soojung mendengus.

“oh ayolah Suzy, aku jarang bisa menghabiskan malam denganmu jadi untuk saat ini jangan tidur cepat ya” Pinta Soojung dengan mengedipkan matanya kepada Suzy berharap sepupunya itu mengikuti keinginannya dan tidak tidur.

“tidak bisa Soojung, besok pagi aku harus ke kantor dan aku tidak ingin telat karena tidak tidur malam ini”

“tapi aku masih belum mengantuk”

“ya sudah kau tidak perlu tidur biar aku yang tidur saja”

“tapi aku tidak punya teman jika kau tidur”

“tidur saja kalau begitu”

Soojung mendelik kepada Suzy yang sudah siap tertidur dibawah selimutnya. Mata gadis itu sudah terpejam rapat membuat Soojung semakin kesal. Acara malamnya tidak berjalan dengan baik karena Suzy.

“eisshh, menyebalkan sekali” Gerutu Soojung lalu membaringkan tubuhnya disamping Suzy. Mencoba untuk menutup matanya dan ikut Suzy untuk tertidur pulas.

*********************

“ayolah Myungsoo, aku hanya meminta bantuanmu kali ini”

Myungsoo mendengus, setelah kedatangannya yang tiba-tiba pagi ini. Sekarang pria yang duduk dihadapannya sembari menatapnya memelas itu meminta bantuan yang tidak masuk akal untuknya.

“untuk apa Jinyoung-ssi? aku bahkan tidak mengenal adikmu” Tanyanya menatap malas Jinyoung.

“hanya datang ke acaranya kemudian berkenalan dengannya, itu bahkan tidak akan menyita banyak waktu”

“kau tau aku tidak suka jadi jangan memaksaku”

“ayolah eoh, kau bisa jadikan ini sebagai balas budimu karena selama di Amerika aku sering membantumu” Jinyoung menatap Myungsoo dengan memohon, berharap kalau namja itu mau untuk datang ke acara Soojung. Dia lebih baik mendengar Myungsoo marah-marah padanya daripada harus dimusuhi oleh adiknya karena tidak berhasil untuk mengundang pria itu.

“jadi selama ini kau tidak ikhlas membantuku hah?” Tanya Myungsoo mengangkat alisnya, Jinyoung tersenyum lebar kemudian menggeleng.

“tidak, hanya saja…kau tau adikku itu menyukaimu, aku juga heran mengapa dia tiba-tiba datang padaku dan memintaku untuk mengundangmu ke acaranya. Dia hanya ingin berkenalan denganmu, tidak lebih” Jelas Jinyoung.

Myungsoo menggelengkan kepalanya, “kalau dia menyukaiku tidak mungkin dia hanya ingin berkenalan Jung Jinyoung. Sudah jelas dia menginginkan lebih dari sekedar bekenalan dan aku tidak mau” Tolak Myungsoo dengan tegas membuat Jinyoung menghela nafasnya.

“ya tapi dia hanya bilang akan berkenalan saja denganmu tidak lebih. Bantu aku saja sebagai temanmu ya? Dia akan memusuhiku jika kau tidak datang, ayolah sekali saja Myungsoo…hanya sebentar, ya ya ya”

Myungsoo memijit pelipisnya, Jinyoung adalah teman seperantauannya selama kuliah di luar dan karena Jinyounglah dia bisa melewati masa-masa kuliahnya di Amerika dengan lancar, karena pria itu sudah memberikannya tumpangan untuk tinggal di tempatnya tanpa imbalan apapun meskipun dia dapat menyewa apartemen sendiri tetapi karena dia tidak ingin menghabiskan uang sakunya hanya karena menyewa apartemen sementara dia memiliki teman yang mempunyai tempat jadi dia menumpang di tempat Jinyoung selama hidupnya di Amerika.

Saat ini pria ini datang kepadanya dan memintanya untuk menghadiri acara adiknya yang sama sekali tidak dia kenali itu begitu tidak masuk akal baginya. Jinyoung tau kalau Myungsoo tidak suka jika berurusan dengan perempuan tetapi pria itu tetap saja memaksanya. Berkenalan dengan adik Jinyoung? Bagi pria lain diluar sana mungkin tidak ada masalah karena kemungkinan adik dari pria itu cukup cantik mengingat kakaknya memiliki wajah yang tampan tapi tidak bagi Myungsoo. Secantik apapun perempuan itu, dia tidak akan mau untuk berkenalan dengannya karena dia tau bahwa itu akan menimbulkan sebuah masalah nantinya.

“Myungsoo, sekali saja” Myungsoo beralih dari lamunan ke Jinyoung. Pria itu benar-benar kekeuh menodongnya untuk datang ke acara adiknya.

“heh, kapan acaranya?” Tanya Myungsoo dengan menghela nafasnya. Jinyoung melebarkan matanya dan terlihat senang dengan pertanyaan Myungsoo.

“lusa jam 7 malam di rumahku, jadi kau akan datang?” Tanya Jinyoung tidak sabar. Myungsoo menghela nafasnya lagi lalu menganggukan kepalanya terpaksa.

“assa! kau memang teman tebaikku Kim Myungsoo” Pekik Jinyoung senang.

“eits, tapi ingat aku hanya akan sebentar di sana. Hanya berkenalan dengan adikmu kemudian pulang, kau mengerti?” Jinyoung mengangguk semangat akan ucapan Myungsoo.

“aku mengerti!” Ucapnya lalu beranjak.

“oke, urusanku sudah selesai. Silahkan lanjutkan pekerjaanmu pak CEO” Ucap Jinyoung menggerling pada Myungsoo lalu melenggang keluar dari ruangan Myungsoo begitu saja.

“wah, dia benar-benar tidak sopan” Desah Myungsoo tidak percaya melihat kelakuan Jinyoung tersebut.

*********************

Kaki Suzy melangkah dengan cepat setelah dia keluar dari mobil yang terparkir tepat di depan rumah sakit di mana ibunya di rawat. Dibelakangnya terlihat Myungsoo yang mengikuti langkah Suzy dengan kecepatan yang sama dengan langkah kaki Suzy.

Mereka berdua tiba di rumah sakit 20 menit setelah Suzy menerima telepon dari Minho bahwa keadaan ibunya sedang tidak baik, kebetulan saat itu dia sedang bersama Myungsoo dan tanpa menunggu waktu Myungsoo langsung menawarkan untuk mengantar Suzy ke rumah sakit yang sama sekali tidak ditolak oleh gadis itu.

Keduanya sudah tiba di lantai 3 rumah sakit dengan nafas terengah, tepat di depan ruang operasi Suzy melihat Minho dan ayahnya tengah duduk di kursi tunggu. Kakinya langsung berlari kecil menghampiri Minho.

“oppa” Lirihnya, Minho mengangkat kepalanya dan segera menghampiri Suzy mendekap tubuh Suzy yang sudah bergetar karena tangisannya pecah.

“eomma, ba..gaimana..hiks, eomma…” Minho mengelus pundak Suzy berusaha untuk menenangkan gadis itu.

“tadi omoni muntah-muntah setelah sarapan pagi, setelah dokter memeriksa akhirnya jadwal operasi yang harusnya minggu depan di percepat jadi hari ini. Karena ibumu keracunan makanan” Jelas Minho. Suzy terisak di hadapannya mencoba mencerna penjelasan Minho tersebut.

“bagaimana bisa?” Lirihnya, Minho menggelengkan kepalanya.

“mungkin makanan yang dimakannya sudah tidak baik untuk dikomsumsi Suzy”

“mengapa pihak rumah sakit tidak memeriksa makanannya terlebih dahulu?” Bental Suzy dengan wajah memerah. Ayahnya yang sedari tadi hanya terdiam itu beranjak dari kursinya dan menghampiri Suzy.

“temuilah ibumu sebelum dia operasi, sedari tadi dia mencarimu” Ucapnya membuat emosi Suzy mereda seketika, dia menoleh menatap ayahnya.

“aku ingin bertemu dengannya” Ucapnya, Ayahnya mengangguk kemudian mengantarkan Suzy untuk masuk ke dalam ruang operasi.

Minho menghela nafasnya setelah Suzy masuk ke dalam ruang operasi, tanpa menyadari Myungsoo yang sedari tadi datang bersama Suzy itu berdiri tidak jauh darinya.

“ehm..” Deheman Myungsoo itu membuat Minho menoleh padanya, dia sedikit terkejut mendapati pria itu berdiri di dekatnya.

“kau siapa?” Tanya Minho mengangkat alisnya, Myungsoo tersenyum lalu membungkukan tubuhnya sedikit.

“aku Kim Myungsoo, teman Suzy” Ucapnya membuat Minho menatapnya tidak percaya.

“te..teman Suzy?” Myungsoo tersenyum dan mengangguk lagi.

“tadi kebetulan kami sedang bersama saat dia dihubungi olehmu jadi aku mengantarnya kemari” Jelas Myungsoo. Minho menganggukan kepalanya kemudian menatap Myungsoo menyelidik.

Suzy memiliki teman. Itu cukup mengejutkan Minho saat ini karena mengingat sifat tertutup Suzy, apalagi yang mengaku teman Suzy adalah seorang lelaki yang cukup tampan di matanya membuat Minho semakin curiga.

“kau yakin hanya teman Suzy?” Tanya Minho menyelidik, Myungsoo terkekeh pelan.

“percayalah aku juga lebih memilih menjadi lebih dari temannya, maaf mengecewakanmu karena aku hanya teman Suzy” Ungkap Myungsoo. Minho lagi-lagi terkejut.

Jelas pria ini menyukai Suzy, tetapi mengingat sikap Suzy yang begitu antipati pada pria membuatnya mengerti mengapa Myungsoo hanya dapat menjadi temannya.

“menjadi temannya saja sudah sangat baik Myungsoo-ssi. Silahkan duduk” Ucap Minho kemudian duduk kembali ditempatnya sembari menunggu Suzy keluar bersama ayahnya, Myungsoo mengikuti Minho untuk duduk beberapa kursi darinya.

*

Suzy masih meneteskan air matanya saat memasuki ruang operasi. Dia bisa melihat ibunya sudah terbaring di meja operasi sementara dokter Kang masih mempersiapkan peralatan untuk operasi bersama beebrapa perawat.

“dokter, bisakah anakku bertemu dengan ibunya sebentar?” Tanya tuan Bae, dokter Kang menoleh pada Suzy yang kelihatan berantakan sebentar kemudian mengangguk dengan tersenyum.

“silahkan, kami belum memberinya bius jadi beliau masih bisa berbicara pada keluarga” Ucap dokter Kang. Tuan Bae mengangguk mengerti kemudian menarik Suzy untuk mendekati meja operasi.

“hanya sebentar Suzy, sapalah ibumu” Ucapnya lalu mengundurkan diri.

Suzy memeluk dirinya saat melihat ibunya memejamkan matanya, terlihat sedang kesakitan. Dia berjalan mendekat kemudian berdiri tepat disamping ibunya. Dia mengelus kening ibunya yang bertaut.

“eomma” Bisik Suzy pelan, perlahan mata Soji terbuka dan menatap Suzy dengan penuh kasih sayang.

“Suzy-ya” Suaranya serak hampir menghilang membuat hati Suzy serasa tersayat.

“eomma, semua akan baik-baik saja kan?” Soji tersenyum kemudian mengelus punggung tangan Suzy.

“jika eomma pergi jagalah appamu ya, rawat dia dengan baik” Ucapnya dengan pelan, Suzy kembali menangis dan menggeleng pelan.

“jangan mengatakan hal itu, kau akan baik-baik saja” Soji menggeleng pelan, dia menarik Suzy agar gadis itu menunduk dan kemudian mengecup kening serta kedua pipi Suzy.

“eomma menyayangimu Suzy”

“aku menyayangimu eomma, jadi bertahanlah untukku dan appa” Balas Suzy membuat Soji tersenyum namun tidak mengangguk. Dia tidak berpikir kalau dia akan melewati operasi ini dengan lancar, dia sudah merasakan bahwa kini adalah waktunya.

“setelah kau wisuda nanti, eomma berharap kau bisa melanjutkan sekolahmu”

“eomma…” Lirih Suzy, dia tidak ingin mendengar apapun dari ibunya. Semua kata-katanya seolah pesan terakhirnya membuat Suzy merasa tidak kuat untuk menerima semuanya.

“kau bisa membantu ayahmu diperusahaan jika kau sudah selesai dengan sekolahmu, setelah itu menikahlah Suzy” Sambung Soji.

“aku akan melanjutkan sekolahku, membantu appa dan menikah eomma sesuai keinginanmu, aku akan melakukan semuanya dengan kau disampingku oke” Ucap Suzy lirih.

“eomma tidak yakin bisa disampingmu anakku, aku akan mendoakanmu selalu” Ucap Soji. Suzy menggelengkan kepalanya.

“eomma…”

“Suzy, sudah waktunya” teguran dokter Kang itu membuat Suzy mengangkat tubuhnya menatap dokter Kang tidak rela.

“Suzy, hiduplah dengan baik. Tetap tersenyum meskipun eomma tidak di dunia ini lagi, dan ingat carilah namja untuk kau nikahi”

Suzy terisak mendengar kata-kata terakhir ibunya sebelum di bius, dokter Kang menatapnya kemudian mengangguk. Suzy berjalan dengan gontai menuju ke pintu ruang operasi, sebelum membuka pintu tersebut dia menoleh sejenak menatap wajah damai ibunya yang sedang tertidur.

“aku menunggumu eomma” Bisiknya kemudian keluar dari ruangan itu.

*

Myungsoo memejamkan matanya, teriakan serta tangisan pilu memenuhi lorong koridor rumah sakit itu. Dia berdiri tepat di belakang gadis yang kini tengah menangis dengan keras, sementara dua pria dibelakangnya hanya terduduk tanpa bergerak sedikitpun.

Myungsoo menarik pundak Suzy membuat gadis itu berbalik dan menghadap ke arahnya, hatinya terasa tersayat melihat Suzy menangis begitu pilu di hadapannya. Sebelumnya dia tidak pernah menghadapi seorang gadis yang bersedih, dia tidak tau harus melakukan apa untuk membuat gadis itu bisa tenang.

“Myungsoo” Lirih Suzy diantara isakannya dan saat itu juga Myungsoo tidak tahan untuk tidak mendekap Suzy. Dia hanya terdiam sembari memeluk pundak Suzy dengan kedua tangannya, membiarkan Suzy menenggelamkan kepalanya dipundaknya dan menangis sepuasnya di sana.

“Suzy, semuanya akan baik-baik saja” Ucap Myungsoo mengusap pundak Suzy berusaha menenangkan gadis itu.

“ti..tidak, tidak semuanya tidak baik-baik. Eomma..eommaku…hikkss” Kata-kata Suzy tenggelam diantara tangisannya membuat Myungsoo semakin merasa sesak untuk Suzy.

“menangislah, aku akan menyediakan pundak untukmu jadi menangis Suzy. Menangislah sampai kau merasa lega” Ucap Myungsoo akhirnya, dia tau saat ini kata-kata penyemangat tidak akan mempan untuk Suzy. Dia hanya bisa membiarkan Suzy menangis, mengeluarkan semua kesedihannya agar gadis itu bisa perlahan mencoba untuk menerima kenyataannya. Dia tahu Suzy adalah gadis yang tegar jadi dia tidak akan khawatir kalau Suzy akan terpuruk lama karena kejadian ini.

Saat Suzy masih meraung di dalam pelukan Myungsoo, Minho tersadar dari keterkejutannya dan beranjak dari kursinya kemudian menghampiri dokter Kang. Dia menghela nafas sejenak saat menatap wajah menyesal dokter Kang.

“kami akan mengadakan upacara kematian di rumah” Ucap Minho dengan suara tercekat, dokter Kang mengangguk mengerti.

“maafkan aku Minho, kami sudah berusaha semampu kami tapi karena ginjalnya sudah sangat kronis beliau tidak mampu untuk bertahan” Ucapnya, Minho mengangguk sembari mengusap wajahnya.

“aku mengerti. Terima kasih karena sudah membantu kami selama ini” Balas Minho.

Setelah dokter Kang meninggalkannya, Minho berjalan menghampiri Myungsoo yang masih mencoba untuk menenangkan Suzy.

“bisakah aku meminta bantuanmu?” Tanya Minho, Myungsoo menganggukan kepalanya cepat.

“tolong antarkan Suzy pulang ke rumah, aku harus mengurus beberapa urusan di sini. Setelah selesai aku akan pulang bersama ahbeoji, kami akan menyiapkan upacaranya di rumah nanti” Pinta Minho.

“baiklah, tapi berikan aku alamatnya. Aku tidak tau rumah Suzy” Ucapnya membuat Minho memutar bola matanya, disaat menegangkan seperti ini Myungsoo masih bisa membuat lelucon seperti itu. Benar-benar.

“tidak lucu Myungsoo-ssi. Kau bisa bertanya dengan Suzy” Ucapnya.

“kau tidak lihat keadaan adikmu” Sahut Myungsoo, dia masih memeluk Suzy. Gadis itu terus menangis tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya, dia bahkan bertindak seolah tidak mendengar percakapan Minho dan Myungsoo itu.

“ya aku mengerti. Tinggalkan nomor ponselmu aku akan mengirimkannya lewat pesan” Ucap Minho. Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti.

Setelah Minho berbicara dengan Myungsoo, dia segera menghampiri tuan Bae. Dia tau pasti bahwa tuan Bae masih begitu shock dengan berita ini. Kegagalan operasi yang dijalani oleh Soji benar-benar mengguncang dirinya dan Suzy.

Sementara Myungsoo mencoba untuk mengajak Suzy pulang, tapi sepertinya gadis itu masih betah untuk menangis dipundaknya.

“Suzy ayo kita pulang, aku akan mengantarmu” Ucap Myungsoo lembut.

“eomma, eomma..” Lirih Suzy tidak menghiraukan ucapan Myungsoo itu.

“iya, kita pulang dulu. Nanti kau kelelahan” Suzy menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin pulang ke rumah. Dia ingin bertemu dengan ibunya.

“aku ingin bertemu eomma” Ucap Suzy disela isakannya, Myungsoo menarik nafasnya panjang.

“kau akan bertemu dengannya nanti, ayo kita pulang” Myungsoo sudah melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak Suzy. Wajah gadis itu sudah memerah dengan mata yang bengkak dan pipi berair.

Myungsoo mengusap pipi Suzy membersihkan air mata yang mengalir di sana kemudian merangkul pundaknya sementara tangannya yang satu menggenggam tangan Suzy.

“sekarang kita pulang” Ucapnya sembari membopong Suzy untuk berjalan meninggalkan rumah sakit itu. Suzy tidak membantah, dia mengikuti langkah Myungsoo disaat pria itu membawanya untuk keluar dari sana.

“gomawo Myungsoo” Ucap Suzy membuat Myungsoo tersenyum kecil tanpa membalas ucapan Suzy tersebut.

-TBC-

Oke, jangan salahkan author kalau feelnya tidak dapat. Author sengaja buat kadar ‘sad’nya itu gak terlalu besar karena author gak mau buat drama di ff ini. Haha tapi entahlah, mungkin saja kedepannya bisa jadi terdapat scene yang lebih sedih, tapi untuk sekarang author akan menghindari itu.

Part ini sedikit tidak seperti dua part sebelumnya, karena author gak mau keterusan ngetiknya nanti malah kebablasan deh makanya dengan sangat terpaksa author menghentikannya di sini.

Setelah sekian lama akhirnya bisa posting lagi, maaf ya hehe. Meskipun masih dalam suasana libur entah mengapa otak author untuk ngetik ff juga malah ikutan libur, jadinya gini deh. Lanjutnya jadi lama hehe.

Oh ya, author mau sedikit beri info kalau author juga punya akun wattpad, kalian search aja elship_L pasti ketemu deh. Author sekarang sebenarnya lebih asyik ke wattpad sih, soalnya di sana kalau mau baca cerita lebih mudah dan efisien karena setiap cerita sudah terangkum di satu tempat tanpa harus buka-buka link lagi kalau mau lanjut ke part berikutnya.

Jujur sekarang author udah jarang bahkan hampir gak pernah lagi baca ff dan surfing di blog-blog untuk membaca ff soalnya udah beralih ke novel yang ada di wattpad. Jadi kalau sekarang tulisan author udah berubah gaya dan gak sesuai dengan cara penulisan ff ff biasanya tolong dimaklumi yah, soalnya sekarang bacaan author udah beda sih hehe. Tapi tetep gak berubah kok, masih seneng sama Myungzy seriusan deh~ Sekarang emang udah gak baca ff lagi tapi kalau nulis ff tetep masih hobi jadi jangan khawatir ya~

Nextnya~ hum masih sangat lama ya. Thanks~