The Color Of Lovers CHAPTER 11

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 11

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy mematikan tape di sampingnya dan menatap Jiwon yang terduduk di tengah ruangan dengan mengatur nafasnya yang sedikit berburu, “kau melakukannya dengan baik Jiwon-ah” Sahut Suzy, Jiwon mendongak menatap yeoja itu dan tersenyum puas.

“tapi ada satu gerakanmu yang sedikit melenceng” Koreksinya lagi.

“apa saat aku melompat tadi?” Tanya Jiwon mencoba menebak, Suzy menganggukan kepalanya membenarkan tebakannya.

“seharusnya saat badanmu terangkat kedua kakimu menekuk ke bawah, tapi tadi yang kulihat hanya kaki kananmu yang menekuk sementara kaki kirimu tidak” Jelas Suzy membuat Jiwon menganggukan kepalanya mengerti.

“tadi aku juga sudah merasakannya kalau gerakanku tidak benar, karena sebelum melompat aku sempat kehilangan keseimbanganku sedikit karena tidak konsentrasi” Ucap Jiwon.

“kau tau Jiwon, konsentrasi adalah makanan utama bagi seorang balerina. Jika kau tidak bisa berkonsentrasi dengan penuh saat menari maka sudah dipastikan tarianmu akan terlihat buruk”

“tadi aku bingung akan mengangkat kaki kanan atau kiri dulu, aku sempat berpikir lama makanya gerakanku ada yang salah”

“bagus Kim Jiwon. Inilah yang aku suka darimu, kau selalu bisa menganalisa kesalahan dalam gerakanmu sendiri. Berbeda dengan para penari biasanya, mereka bahkan tidak sadar jika telah melakukan kesalahan, tapi kau dengan teliti menjelaskan kesalahanmu” Ucap Suzy sedikit bangga, Jiwon benar-benar anak yang berbakat dan sangat disayangkan jika bakat Jiwon ini tidak di eksplore ke dunia luar.

“apakah itu sebuah pujian? Aku akan sangat senang dengan pujianmu itu” Tanya Jiwon berbinar, Suzy terkekeh dan menganggukan kepalanya.

“nah sekarang kau istirahatlah dulu. Kalau kau sudah siap lagi kita latihan kembali”

“kau memang yang terbaik eonni, tau saja kalau aku sudah lelah” Seru Jiwon sembari memamerkan cengiran khasnya. Dia berdiri kemudian mengambil sebotol air mineral di meja dan meneguknya hingga tinggal setengah.

“oh ya eonni, apa Sehun oppa belum kembali ke Korea?” Tanya Jiwon membuat Suzy menatapnya dengan mata menyelidik.

“waeyo? kau merindukannya eoh?” Goda Suzy membuat wajah Jiwon memerah karena malu.

“merindukan apanya, bukan begitu. Hanya saja teman-temanku di kampus selalu menyuruhku untuk memintakan tanda tangan serta selca dari Sehun oppa, aku sudah bosan diganggu terus oleh mereka selama berhari-hari. Makanya kalau Sehun oppa sudah pulang aku ingin meminta tanda tangannya yang banyak” Jelas Jiwon.

“teman? memangnya ku punya teman?” Tanya Suzy menaikkan alisnya membuat Jiwon mendengus.

“bukan teman yang seperti itu, maksudku para gadis-gadis gila di kampus. Mereka selalu saja merecokiku padahal sudah kukatakan kalau aku tidak pernah lagi bertemu dengan Sehun oppa tapi mereka tetap saja tidak mau percaya. Yah daripada ketenanganku terancam mending aku menuruti permintaan mereka saja”

“ah begitu ya. Kalau begitu aku akan memberitahumu jika dia sudah pulang, seharusnya minggu depan dia sudah kembali” Ucap Suzy lagi.

“apa kalian sudah selesai?” Kedua gadis itu langsung menoleh ke arah pintu saat mendengar suara Myungsoo. Jiwon tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

“lagi istirahat” Jawabnya, Myungsoo tersenyum puas kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan itu.

“kalau begitu ayo makan siang, sudah waktunya” Ajaknya, Suzy melihat jam tangannya dan terpekik kaget saat melihat waktu sudah menunjukan pukul 12 lewat.

“astaga! ternyata kita berlatih terlalu lama” Seru Suzy membuat Jiwon terkekeh.

“tidak apa-apa eonni, aku malah senang bisa berlatih terus denganmu” Ucap Jiwon dengan senang.

“oh ayolah hentikan topik tentang latihan kalian, aku sudah lapar karena menunggu kalian” Sahut Myungsoo menyela pembicaraan Suzy dan Jiwon, dia kemudian berjalan lebih dulu untuk keluar dari ruangan diikuti Jiwon yang menggandeng lengan Suzy untuk berjalan bersamanya.

“eonni”

“ya?” Suzy menoleh pada Jiwon dengan pandangan bertanya, mereka masih terus melangkahkan kakinya menuju ke dapur.

“kau tau Myungsoo oppa sudah tidak pernah mau masak lagi sejak bertahun-tahun yang lalu?” Ucap Jiwon membuat Suzy melebarkan matanya.

“benarkah? beberapa hari yang lalu dia memasak untukku” Jawab Suzy dengan polos membuat Jiwon terkekeh.

“sekarang dia bahkan dengan sukarela memasak makan siang untuk kita. Bukankah itu aneh?” Suzy mengernyitkan alisnya, merasa bahwa apa yang dikatakan Jiwon ada benarnya juga. Kalau memang Myungsoo sudah lama tidak masak, tapi kenapa malam itu dia malah dengan mudahnya menerima permintaannya dan siang ini juga dia kembali memasak untuk mereka.

“ya, kakakmu sangat aneh”

“bukan itu maksudku eonni, apa kau tidak sadar kalau Myungsoo oppa mau kembali memasak karenamu?” Pertanyaan itu sontak membuat Suzy menatapnya dengan bingung.

“maksudnya?”

“ah sudahlah, kau ini benar-benar polos eonni. Nanti kau akan tau sendiri, ayo” Jiwon menyerah untuk memberikan kode kepada Suzy karena nyatanya gadis itu tidak akan peka dengan kode apapun yang diberikannya. Biarkan saja nanti Myungsoo yang menyelesaikan masalah ini secara langsung agar Suzy bisa mengerti.

Suzy masih terlihat bingung saat memasuki dapur kediaman keluarga Kim itu, di sana sudah ada Myungsoo yang lebih dulu tiba dan duduk di tempatnya, dia menatap kearah dua gadis itu dengan mata menyipit terlebih ke arah Jiwon yang sedang cengegesan tidak jelas dengan wajah kebingungan Suzy.

“ayo makan” Ucap Myungsoo mengabaikan perilaku aneh adiknya itu.

“wuaah, oppa jjang! Makanannya banyak” Seru Jiwon kemudian duduk ditempatnya, sementara Suzy dengan tenang duduk disamping Jiwon dan ikut menatap berbinar makanan di atas meja.

“aku tau kalian pasti akan lelah setelah latihan jadi aku menyiapkan makanan yang banyak agar energi kalian kembali” Jelas Myungsoo menyendokkan makanannya, Jiwon mengabaikan kalimat Myungsoo dengan menyendok semua lauk yang berada di atas meja ke dalam piringnya. Melihat itu Myungsoo hanya memutar bola matanya, adiknya benar-benar tidak punya sopan santun.

“Jiwon, makannya pelan-pelan saja” Tegurnya, Jiwon hanya mengangguk sembari menghayati suapannya.

Myungsoo menggeleng kemudian dia menoleh pada Suzy yang masih saja tersenyum melihat tingkah aneh adiknya itu, “Suzy makanlah, tidak usah perdulikan gadis bar-bar itu” Ucap Myungsoo membuat Suzy menoleh padanya.

“ya, terima kasih Myungsoo” Ucap Suzy.

“untuk?”

“makanan ini, terlihat lezat” Jawab Suzy kemudian mulai menyendok makanannya, Myungsoo tersenyum puas kemudian menganggukkan kepalanya ke arah Suzy.

Jiwon terkikik diantara kunyahan makanannya, melihat tingkah kakaknya dan Suzy sudah seperti sepasang kekasih saja. Ah, dia sudah sangat tidak sabar mendengar berita bahwa mereka berdua berkencan. Pokoknya dia harus orang pertama yang mendengar berita tersebut.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy melangkahkan kakinya keluar dari mobilnya, disusul oleh Minho dengan setelan kerjanya. Mereka memasuki pelataran parkir bagunan yang sudah setengah jadi tersebut. Suzy berdecak, kinerja kontraktor mereka benar-benar memuaskan karena dalam waktu sesingkat ini sudah menyelesaikan gedung mereka hampir 50%. Kalau seperti ini proyek mereka akan selesai tepat waktu dan dia akan membanggakan ayahnya karena kerjasamanya kali ini berhasil.

Suzy menyipit saat melihat ketua tim lapangan dalam proyek ini tengah berbincang serius kepada kontraktor mereka. Senyum Suzy perlahan terkulum di bibirnya, sembari kakinya melangkah ke arah dua pria tersebut.

“tuan Jang, tuan Kim. Selamat siang” Sapa Suzy sembari membungkukan badannya, kedua pria itu menoleh padanya dengan pandangan terkejut.

“oh nona Bae, apa sudah waktunya tinjau lapangan?” Tanya tuan Jang-ketua tim lapangan-dan Suzy menganggukan kepalanya.

“kami akan memeriksa sejauh mana prosedur yang telah dilakukan setelah itu kita akan melakukan tinjauan lebih kepada pondasi gedung ini” Jelas Minho yang berdiri di samping Suzy.

“ya, kalau begitu mari ikut saya” Ucap tuan Jang, Suzy dan Minho menganggukan kepalanya lalu mengikuti langkah tuan Jang. Namun langkah Suzy tertahan karena pria dibelakangnya menahan lengannya.

“kau mau ke mana?” Tanya Myungsoo, Suzy tersenyum kepadanya lalu menunjuk kepada gedung yang setengah jadi itu.

“memeriksanya tentu saja” Jawab Suzy enteng, Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“tidak Suzy, terakhir kalinya kau kemari kau pingsan di depan mataku. Kali ini tidak” Ucap Myungsoo menolak untuk Suzy ikut meninjau gedung mereka.

“tapi aku ingin ikut memeriksanya Myungsoo. Aku pemilik proyek ini dan aku tidak ingin hanya duduk manis dikursiku sementara orang-orang bekerja keras untukku di sana”

“tapi kau tidak akan kuat jika harus berjalan terlalu lama, kau akan kelelahan”

“tidak Myungsoo, tolonglah jangan mempersulit ini” Ucap Suzy dengan wajah memelasnya, Myungsoo masih menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.

“kau tetap di sini dan biarkan sekertarismu yang meninjaunya. Itu keputusannya Suzy, tidak ada bantahan” Ucap Myungsoo tegas membuat Suzy mendengus.

“kau tidak berhak melarangku oke? Aku ingin ke sana dan biarkan aku melakukannya. Aku akan mengatakan padamu jika aku lelah” Myungsoo memutar bola matanya dengan kesal. Gadis ini benar-benar keras kepala.

“ayolah Myungsoo, kau bisa ikut denganku jadi jika aku sudah lelah aku bisa langsung memberitahukannya padamu, ya”

“tapi Suzy…”

“Myungsoo, ini proyek pertamaku dan aku ingin melakukan yang terbaik untuk proyek ini. Untuk appaku” Bujuk Suzy lagi, Myungsoo menghela nafasnya dan akhirnya mengangguk terpaksa.

“oke, tapi ingat. Kalau kau merasa lelah langsung katakan padaku, aku tidak ingin melihatmu pingsan lagi” Suzy langsung mengangguk antusias dan kemudian menunjuk helm berwarna merah yang berada di kepala Myungsoo.

“apa?” Tanya Myungsoo menyentuh kepalanya.

“aku ingin helm juga agar kepalaku terlindungi” Ujar Suzy dengan cengirannya membuat Myungsoo melepaskan helmnya sembari terkekeh pelan.

“kau ini ada-ada saja” Ucapnya sembari memasangkan Suzy helmnya.

“oh, lalu kau pakai apa?” Tanya Suzy setelah helmnya terpasang rapat dikepalanya.

“tidak apa-apa, kau pakai saja. Kalau mau mengambil helm lagi harus ke pos dan itu cukup jauh dari sini” Jelas Myungsoo.

“tapi kepalamu”

“tidak akan apa-apa, ayo” Myungsoo menarik lengan Suzy untuk ikut dengannya menyusul tuan Jang dan Minho pergi tadi.

Selama tinjauan Suzy terlihat aktif berbicang kepada tuan Jang dan menanyakan beberapa masalah ataupun kendali yang didapatkan saat sementara proses pembangunan maupun saat bangunannya telah selesai setengahnya seperti saat ini.

Myungsoo hanya diam mengikuti langkah Suzy di sampingnya, sesekali memegang lengan Suzy saat mereka melewati tumpungan beton yang bertumpuk dan mengharuskan Suzy berjalan lebih hati-hati karena sepatu yang dipakainya tidak mendukung saat itu.

“ckck, sudah kubilang berhenti memakai sepatu berhak tinggi seperti ini” Decak Myungsoo membantu Suzy sementara yang ditegur hanya tertawa kecil mendengarnya.

Setelah beberapa menit mengelilingi gedung tersebut, Myungsoo yang sedang berdiri di atas tangga yang masih setengah jadi itu bersama dua pria lainnya menoleh saat merasakan lengan jasnya ditarik. Dia menoleh dan mendapati Suzy tengah mendongak ke arahnya.

“aku capek” Ucap Suzy dengan wajah letihnya. Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti menyuruh Suzy untuk duduk dulu di sana.

“Minho-ssi bisa kau lanjutkan tinjauan ini sendiri?” Tanya Myungsoo pada Minho membuat pria itu mengangkat alisnya tidak mengerti.

“nona Bae sepertinya sudah lelah, dia harus segera istirahat. Kau pasti tidak ingin kejadian saat pertama kali kita kesini terulang lagi bukan?” Jelas Myungsoo, Minho melirik Suzy yang tengah duduk sembari mengipasi dirinya dengan tangannya dibawah tangga itu akhirnya mengerti.

“baik Myungsoo-ssi, saya dan tuan Jang akan meninjau lantai atas” Jawab Minho. Myungsoo mengangguk, kemudian pamit kepada tuan Jang dan akhirnya menghampiri Suzy.

“apa kau masih bisa berjalan?” Tanya Myungsoo membantu Suzy untuk beridiri dari duduknya.

“masih bisa kok tapi aku tidak yakin jika harus kembali lagi ke tempat tadi, apalagi dengan sepatuku ini” Keluh Suzy menatap kakinya yang berbalut sepatu berhak setinggi 9cm itu.

“buka sepatumu” Ucap Myungsoo membuat Suzy menatapnya tak percaya.

“kau tidak akan berani menyuruhku untuk bertelanjang kaki kan?” Tanya Suzy, Myungsoo mengerutkan keningnya menatap Suzy.

“tentu saja tidak, ayo buka sepatumu” Desak Myungsoo lagi, mendengar itu akhirnya Suzy membuka sepatunya dan menyerahkannya pada Myungsoo.

Plak~ dengan sekali sentakan Myungsoo berhasil melepaskan hak sepatu Suzy sehingga terlihat seperti flat shoes, dan sukses membuat Suzy melotot melihat hasil kerja Myungsoo itu.

“Kim Myungsoo! kau tau harga sepatu itu sangat mahal!” Pekik Suzy histeris, Myungsoo mengabaikannya kemudian melakukan hal yang sama pada pasangan sepatu Suzy. Dia kemudian menunduk dan memakaikan sepatu tersebut ke kaki Suzy, sementara Suzy masih tercengang dengan tindakan Myungsoo tersebut.

“aku sengaja melepas heelsnya agar kakimu tidak pegal, ayo” Ucap Myungsoo, dia menarik tangan Suzy untuk keluar dari gedung itu.

“tapi sepatu itu…”

“aku akan menggantikannya untukmu, tidak perlu khawatir oke? Sekarang kita kembali agar kau bisa istirahat” Sela Myungsoo. Suzy hanya mengerucutkan bibirnya, meskipun Myungsoo akan menggantikan sepatunya tapi rasanya sudah berbeda lagi. Sepatu itu dibelinya sendiri bersama Soojung dan mempunyai kenangan manis dan Myungsoo seenaknya saja merusaknya.

“sudah jangan ngambek begitu Suzy, ini untuk kebaikanmu juga. Katakan padaku jika kau benar-benar tidak sanggup berjalan lagi ya” Terdengar sahutan santai dari Myungsoo yang berjalan di depannya semakin membuatnya cemberut.

“tapi sepatu ini berharga tau” Omel Suzy.

“untukku kau dan kesehatanmu lebih berharga dari ribuan sepatu seperti itu Suzy” Ungkap Myungsoo membuat Suzy terdiam. Dia menatap punggung Myungsoo yang masih menuntunnya untuk berjalan menuju ke mobil mereka. Entah mengapa perkataan Myungsoo tadi menimbulkan perasaan asing yang berasarang dihati serta pikirannya, Myungsoo jelas tau caranya memperlakukan wanita dengan sangat baik dan entah itu adalah kabar baik untuk Suzy atau malah kebalikannya.

Suzy meringis dalam hati, Myungsoo adalah sang penakluk wanita.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“masuklah”

Sahutan Suzy itu membuat pintu ruangannya terbuka dan menampilkan sosok sekertarisnya yang sudah sejak pertama dia menjabat di kantor ini selalu menemaninya kemanapun dia pergi entah itu untuk meeting, ataupun mengunjungi client mereka di luar gedung kantor.

“ada apa Minho?” Tanya Suzy, tidak biasanya Minho datang ke ruangannya kecuali memang ada beberapa masalah dengan berkas proyek mereka ataupun ada komplain dari client mereka yang disampaikan langsung kepada Minho, sekertarisnya itu.

“aku hanya ingin menyampaikan pesan tuan Kim untukmu” Ucap Minho menghampiri Suzy kemudian memberikan sebuah amplop kecil yang berisi selembar kartu ucapan yang segera di buka dan di baca oleh Suzy.

7 PM.

Ocean Resto.

Waiting for you.

-KM

Suzy berdecak betapa tidak bertele-telenya pria itu, mengapa dia tidak berusaha memberikan Suzy sedikit kata-kata puitis yang enak untuk dibaca dan mencoba untuk merayunya agar ikut makan malam dengannya? Mengapa dia hanya malah mengatakan kita kalimat pendek seperti itu? benar-benar laki-laki tidak romantis. Pikir Suzy.

Minho menaikkan alisnya melihat Suzy menimang-nimang kertas ucapan tersebut di atas tangannya kemudian cekikikan kecil, sejak dua hari yang lalu dia melihat kedekatan atasannya dengan tuan Kim begitu tidak terlihat seperti partner kerja seperti biasanya. Mereka bahkan terlihat seperti sepasang kekasih saat dilihat sekilas, Minho cukup bingung dengan itu karena setaunya Suzy memiliki hubungan dengan pria yang bernama Sehun yang setiap hari tidak pernah absen untuk menghubunginya dan menanyakan tentang kabar Suzy.

“bos boleh aku bertanya?” Tanya Minho sudah lelah untuk menerka-nerka apa yang terjadi, dia adalah seorang yang penasaran dan akan langsung bertanya langsung jika rasa penasarannya sudah membuncah.

“apa?” Tanya Suzy mengalihkan perhatiannya dari kertas pemberian Myungsoo dan menatap Minho.

“apa kau punya hubungan khusus dengan tuan Kim?” Tembak Minho langsung membuat Suzy terjengkit kaget.

“bagaimana bisa kau punya pikiran seperti itu Minho?” Suzy mengangkat alisnya tidak mengerti, mengapa sekertarisnya bisa bertanya seperti itu? Jelas sekali diantara dia dan Myungsoo tidak terjadi hubungan apapun selain partner kerja dan mungkin sekarang secara pribadi mereka sudah berteman. Tapi hubungan yang seperti yang dimaksudkan Minho? ah tidak, itu tidak terjadi diantara mereka berdua.

“siapapun yang melihat kalian akan berpikir seperti itu bos” Jawab Minho semakin membuat Suzy kebingungan.

“aku tidak mengerti maksudmu” Minho menghela nafasnya, Suzy benar-benar tidak peka dengan semua tindakannya bersama Myungsoo yang bisa mengundang pemikiran yang tidak sepantasnya dari orang-orang.

“tingkah kalian jika berdua terlihat sebagai sepasang kekasih. Dua hari yang lalu saat di lapangan proyek aku menyadarinya, melihatmu bersama Myungsoo seperti sepasang kekasih yang tengah berdebat. Apa itu tidak cukup menjelaskan mengapa aku bisa berpikiran seperti itu?” Jelas Minho panjang lebar membuat Suzy terperangah. Sedetik kemudian wajahnya memerah mengingat kata ‘sepasang kekasih’ yang dilontarkan Minho untuk mereka berdua.

“oh tidak, kami hanya berteman Minho. Tidak lebih, tidak seperti yang kau pikirkan” Jawab Suzy dan dia merasa aneh karena mengakui dirinya hanya berteman dengan Myungsoo. Entah mengapa sisi lain dari hatinya berkata bahwa mereka mungkin lebih dari teman? tapi bahkan Myungsoo tidak pernah menyinggung mengenai hubungan mereka sekarang ini.

“benarkah?” Minho bergumam memikirkan semuanya, dia menatap Suzy menyipit. Gadis itu memang tidak berbohong dengan apa yang dikatakannya tapi mengapa tingkah laku mereka mengatakan sebaliknya? Mereka terlihat sangat akrab satu sama lain.

“ya itulah kebenarannya. Dan sekarang kalau kau tidak keberatan tuan Choi silahkan keluar dari ruanganku dan kembali bekerja” Ucap Suzy. Minho tersenyum kemudian mengangguk kecil.

“ya baiklah bos! Jangan melupakan makan siangmu…” Minho menjeda kalimatnya sebentar untuk mengecek jam tangannya, “2 jam lagi nona Bae” Sambungnya membuat Suzy mengangguk mengerti. Biarpun Minho tidak mengingatkannya dia akan memiliki dua alarm sendiri untuk mengingatkan makan siangnya, satu alarm yang berasal dari london dan satunya lagi berasal dari negara yang sama dengannya namun berada di tempat yang berbeda dengannya sekarang.

“don’t worry Minho, aku selalu tepat waktu makan siang saat ini”

“aku tidak akan meragukannya nona. Permisi”

Minho menundukan kepalanya kepada Suzy sebentar kemudian menghilang dibalik pintu ruangan Suzy. Gadis itu tersenyum kemudian pandangannya kembali kepada kartu ucapan di tangan kanannya, darahnya berdesir saat memikirkan bahwa dia akan dinner bersama Myungsoo disebuah restoran yang memiliki suasana cukup romantis. Dia pernah beberapa kali ke sana bersama Sehun ataupun ayahnya dan benar restoran tersebut seolah dibuat khusus untuk para pasangan kekasih yang ingin menghabiskan makan malam mereka dengan suasana yang penuh dengan keromantisan.

Dan Myungsoo mengajaknya ke tempat itu? Suzy tidak tau apa yang akan dilakukan namja itu malam ini, namun satu yang dia tau. Hari ini dia harus segera pulang ke rumah dan menyiapkan pakaian terbaiknya untuk menerima ajakan Myungsoo. Wajahnya kembali merona, Myungsoo benar-benar menguras kinerja otaknya belakangan ini.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Deringan yang berasal dari ponsel berwarna putih itu sudah menggema sejak lima menit yang lalu, sementara sang pemilik masih bergelung manis di bawah selimutnya. Entah mungkin karena dia lelah seharian bekerja di kantor sampai-sampai saat tiba dirumah dia langsung tenggelam dalam tidurnya bahkan pakaian yang dipakainya dari kantor belum terlepas dari tubuhnya.

Sesaat deringan itu terhenti namun hanya berselang beberapa detik ponsel tersebut kembali berbunyi. Mungkin karena merasa risih karena tidur lelapnya terganggu akhirnya sang pemilik membuka matanya dengan paksa masih dalam posisinya yang bergelung tersebut. Tangannya merambat naik ke atas nakas di samping kepalanya kemudian menarik ponselnya tanpa melihat caller id dia langsung menerimanya.

“halo”

“astaga eonni! kupikir kau pingsan karena tidak mengangkat teleponku sejak tadi”

Gadis itu mengernyit sembari mengucek matanya yang terasa berat itu, dia melirik layar ponselnya dan menemukan nama Jiwon tertera di sana seketika dia menguap.

“maaf aku lagi tidur Jiwon-ah, ada apa?”

“benarkah? aku pikir kau memiliki janji dengan Myungsoo oppa hari ini”

“janji?”

“iya mungkin janji makan malam? Karena seumur hidup mengenalnya baru pertama kalinya aku melihat dia serepot ini. Dia bahkan meminta pendapatku untuk menentukan pakaian yang akan dipakainya malam ini. Makadari itu aku menelponmu, mungkin saja kau terlibat dengan perubahan aneh kakakku itu”

Penjelasan itu semakin membuat gadis tadi memasang wajah berpikirnya. Janji dengan Myungsoo? dia tidak ingat bahwa Myungsoo mengajaknya makan malam hari ini, kecuali…

“astaga Jiwon! Matilah aku!” Pekiknya histeris, segera dia menoleh ke arah jam yang sudah menunjukan pukul setengah 6 sore. Seketika itu dia segera beranjak dari ranjangnya dengan ponsel yang masih menempel ditelinga.

“maaf aku melupakannya. Aku dan kakakmu memang memiliki janji malam ini, aku harus segera bersiap sebelum telat” Ucap Suzy buru-buru dan terdengar kekehan dari seberang sana.

“sudah kuduga! Myungsoo oppa tidak akan repot mau mana parfum terbaik yang akan digunakannya malam ini kalau bukan untuk bertemu denganmu” Seru Jiwon.

“apa maksudmu?”

“eonni, kau harus segera bersiap. Karena 10 menit yang lalu Myungsoo oppa sudah berangkat dari rumah”

 

Ucapan Jiwon tersebut seketika membuat Suzy terlonjak, setelah mengucapkan kalimat perpisahan dia mematikan ponselnya dan segera bergegas ke kamar mandi. Tidak banyak waktu yang dimilikinya dia harus mandi dengan cepat dan berdandan yang terbaik untuk malam ini, tentu saja dengan waktu yang cepat.

xxx

Myungsoo tersenyum lega saat matanya akhirnya menangkap sosok yang ditunggunya sejak 30 menit yang lalu. Ya, meskipun dia memang datang lebih cepat dari waktu yang dijanjikannya namun dia sama sekali tidak menyesal datang lebih awal karena bisa melihat gadis itu berjalan dengan cantiknya ke arahnya.

“Myungsoo, maaf apa kau menunggu lama?” Sapa Suzy setelah tiba di meja Myungsoo, pria itu tersenyum menggelengkan kepalanya. Dia bangkit dari kursinya kemudian menarik kursi Suzy secara gentle membuat Suzy tersipu dengan perlakuannya tersebut.

“terima kasih” Gumam Suzy kemudian duduk dikursinya, Myungsoo kembali ke tempatnya yang berada di hadapan Suzy masih dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

“tidak, aku tidak menunggu lama dan kupikir tidak masalah jika aku menunggu lebih lama lagi untuk melihat penampilanmu malam ini” Ucap Myungsoo menyelipkan sebuah pujian untuk Suzy yang membuat gadis itu merona.

Suzy terlihat begitu cantik malam itu, Myungsoo benar-benar mengakuinya. Dengan gaun cokelat muda yang memamerkan lengan panjangnya serta panjangnya yang sebatas lutut membuat gadis itu terlihat sangat elegan dan sopan disaat yang bersamaan. Myungsoo menyadari bahwa Suzy tidak menggunakan make-up yang tebal, wajahnya terlihat natural dan semakin membuatnya semakin menarik.

“jika itu sebuah pujian, aku akan sangat berterima kasih padamu” Sahut Suzy malu-malu.

“tidak perlu berterima kasih padaku karena aku hanya mengatakan apa yang aku lihat. Kau mempesona Suzy”

Jantung Suzy benar-benar berdetak tidak karuan saat ini, ucapan Myungsoo seolah memporak-porandakan kinerja jantung dan otaknya saat ini. Suzy hanya dapat menatap Myungsoo terpaku sementara pria itu tersenyum dengan lembut kepadanya membuat Suzy semakin yakin bahwa apa yang dikatakan oleh Myungsoo adalah sebuah kebenaran yang tulus dari dirinya.

“terima kasih Myungsoo, aku juga tidak bisa memungkiri bahwa kau terlihat lebih tampan malam ini” Balas Suzy, Myungsoo menaikkan alisnya dan menatap Suzy jenaka.

“lebih tampan ya? berarti sebelum malam ini aku memang tampan?” Tanya Myungsoo membuat Suzy salah tingkah.

“eh, itu..a..anu..” Myungsoo tersenyum lebar melihat Suzy. Gadis itu benar-benar polos, digoda sedikit saja sudah salah tingkah, apalagi wajahnya yang gampang merona itu semakin membuat Myungsoo gemas ingin terus menggodanya.

“aku sudah tau jawabannya, hm bagaimana kalau kita makan sekarang?” Ucap Myungsoo langsung berusaha untuk meredakan kegugupan Suzy itu dan berhasil, Suzy menarik nafasnya kemudian tersenyum dan mengangguk kepalanya.

“yes please, aku sudah lapar” Jawab Suzy memamerkan deretan giginya kepada Myungsoo. Pria itu terkekeh pelan kemudian memanggil pelayan dan meminta untuk menghidangkan makan malam mereka.

“aku harap kau menyukai steak lada hitam”

“benarkah Myungsoo? pertama kari ayam, sekarang steak lada hitam? Mereka kesukaanku” Seru Suzy dengan mata berbinar, Myungsoo kembali tersenyum.

“sepertinya aku selalu benar menebak kesukaanmu Suzy” Ucap Myungsoo bangga. Suzy menganggukan kepalanya antusias.

“kupikir kau adalah seorang dukun”

“dukun? Hah, dijaman modern seperti ini kau masih percaya keberadaan dukun?” Tanya Myungsoo tertawa geli menatap Suzy.

“memangnya kenapa dengan dukun?” Tanya Suzy bingung.

“tidak, hanya saja mereka terdengar tidak begitu nyata bagiku. Oke hindari topik tentang dukun ini, bagaimana pekerjaanmu hari ini?” Myungsoo menghentikan tawanya, kemudian bertanya dengan wajah yang santai kepada Suzy.

“hmm, seperti biasa. Cukup melelahkan, tadi aku bahkan hampir saja melupakan janji kita” Jelas Suzy. Myungsoo menganggukan kepala mengerti.

“kau memang harus lebih banyak istirahat, kalau tau kau lelah aku bisa membatalkan makan malam ini”

“tidak apa-apa Myungsoo, aku senang di ajak olehmu” Ucap Suzy tersipu membuat Myungsoo tersenyum kepadanya.

Pelayan tiba membuat keduanya menatap berbinar pada hidangan utama makan malam mereka, Myungsoo tersenyum mata Suzy seolah tidak dapat beralih dari steak di hadapannya. Setelah pelayan selesai menatap segala hidangan di atas mejanya pelayan tersebut undur diri.

Suzy mendongak menatap Myungsoo dengan mata berkedip seketika Myungsoo menganggukan kepalanya dan mengangkat tangannya mempersilahkan Suzy untuk menyantap makanannya, “selamat makan” Gumam Suzy kemudian memulai menyantap steaknya.

“kurasa kau memang benar menyukainya” Sahut Myungsoo, Suzy menoleh kepadanya dan mengangguk antusias.

“makanan terfavoritku setelah kari ayam tentunya. Good job Myungsoo” Ucap Suzy mengedipkan matanya kepada Myungsoo.

“ya, good job for me” Kekeh Myungsoo, dia kemudian mengikuti jejak Suzy untuk menyantap hidangannya.

Selama makan malam berlangsung kedua insan itu tidak berhenti untuk bercengkrama membicarakan apapun yang bisa mereka bahas. Terkadang Suzy tertawa saat Myungsoo menceritakan mengenai kebiasaan buruk Jiwon jika tertidur dan begitu sebaliknya Myungsoo akan tertawa disaat giliran Suzy yang bercerita bagaimana Sehun masih mengompol saat mereka duduk dibangku SMP. Seterusnya mereka berbagi kisah cerita selama hidup mereka dengan penuh keceriaan dan tawa yang mengiringi cerita mereka.

“terima kasih Myungsoo” Ucap Suzy setelah menyesap minumnya, Myungsoo menganggukan kepalanya.

“bukan masalah Suzy, aku senang mengundangmu untuk makan bersamaku” Jawab Myungsoo, dia menoleh kebelakang sebentar sejenak memberi kode kepada salah seorang pelayan kemudian berbalik lagi kepada Suzy yang menatapnya bingung melihat tindakannya itu.

Myungsoo tersenyum lebar kemudian beranjak dari kursinya menghampiri kursi Suzy dan berdiri tepat disamping gadis itu duduk, “mau berdansa denganku?” Tanya Myungsoo mengulurkan tangannya dengan badannya yang setengah tertunduk membuat Suzy terkesiap.

“ya?” Tanya Suzy tidak yakin, Myungsoo tersenyum kemudian mengedikkan kepalanya ke arah lantai dansa yang khusus dia pesan untuk malam ini.

“berdansa, denganku?” Suzy tersenyum lebar, pendengarannya ternyata tidak salah. Myungsoo mengajaknya berdansa, tanpa ragu Suzy meraih tangan Myungsoo membuat namja itu senang karena ajakannya diterima oleh gadisnya.

“my pleasure sir” Jawab Suzy ikut membungkuk, Myungsoo terkekeh kemudian menghela Suzy kelantai dansa. Sejenak Suzy tersadar bahwa ruangan ini sudah kosong melompong. Tidak ada seorangpun di sana selain dirinya dan Myungsoo.

“aku sengaja menyewa tempat ini untuk kita berdua saja” Ucap Myungsoo seolah menjawab pertanyaan yang terpintas dikepalanya, Suzy kembali merona. Myungsoo begitu romantis, tapi mengapa dia melakukan ini? bukannya mereka hanya makan malam biasa?

“Suzy, kau bisa berdansa?” Pertanyaan itu membuat Suzy tersadar, dia menatap Myungsoo dan dirinya yang sudah berada ditengah lantai dansa dan berdiri berhadapan. Suzy mengerjapkan matanya kemudian mengangguk pelan.

“kau tidak ingat aku seorang ballerina huh?” Tanya Suzy mengangkat alisnya membuat Myungsoo terkekeh kemudian meneluk dahinya pelan.

“oh astaga! Bagaimana bisa aku melupakan info sepenting itu” Serunya menatap Suzy, dia kemudian membuka telapak tangannya yang langsung diterima oleh Suzy. Sementara tangannya yang satu sudah berada di pinggang gadis itu dan dipundaknya kini bertengger tangan halus Suzy.

Perlahan musik dimainkan membuat Suzy dan Myungsoo menggerakkan badan mereka dengan anggun, Suzy menatap Myungsoo sedikit terkejut karena tidak mengetahui bahwa Myungsoo akan bisa berdansa sebaik ini.

“hum, kau cukup lumayan” Ucapnya menilai, Myungsoo mengangkat alisnya sembari terus menggerakkan kakinya bersama Suzy.

“lumayan ya? kalau begitu mulai sekarang aku akan belajar untuk mendengar kata luar biasa darimu” Ujar Myungsoo membaut Suzy terkekeh.

Sudah sekitar 10 menit mereka berdansa, Suzy begitu senang karena bisa kembali berdansa lagi. Meskipun dia ballerina tapi dia juga cukup senang dengan berdansa, namun sejak kecelakaannya dia tidak melakukannya lagi sampai malam ini. Dia tersenyum kepada Myungsoo yang dibalas dengan senyuman juga oleh namja itu.

“apa yang kau pikirkan?” Tanya Myungsoo.

“hanya tidak percaya aku bisa berdansa lagi” Jawab Suzy dengan raut girangnya, Myungsoo bersorak dalam hati. Tidak salah mengajak gadis ini untuk berdansa dengannya, Suzy terlihat begitu senang dengan apa yang dilakukannya saat ini.

Sampai kaki Myungsoo berhenti bergerak dan Suzy ikut menghentikan gerakan kakinya kemudian menatap Myungsoo dengan bingung.

“ada apa?” Tanya Suzy, Myungsoo menatapnya diam.

“bolehkah aku mengatakan sesuatu padamu?” Tanya Myungsoo setelah beberapa menit terdiam, Suzy menahan nafasnya saat Myungsoo menatapnya begitu intens saat ini, didukung dengan jarak mereka yang cukup dekat membuat Suzy semakin sulit untuk bernafas.

“Suzy?” Gadis itu mengerjapkan matanya, dia mengangguk kecil menatap Myungsoo.

“ya, kau ingin mengatakan apa?” Tanya Suzy penasaran, Myungsoo masih memandangnya dengan intens. Matanya tidak pernah teralih dari bola mata Suzy sehingga membuat gadis itu sedikit gugup.

Suzy merutuk dirinya, mengapa disaat seperti ini malah jantungnya tidak dapat di ajak bekerja sama? Mengapa Myungsoo menatapnya seperti itu? Perasaan Suzy begitu kalut saat menanti setiap kalimat yang akan terucap dari bibir tipis Myungsoo.

“aku…hmm, maukah kau menjadi kekasihku?”

Dan saat itu juga tubuh Suzy sukses menegang, pendengarnya masih belum terganggu sepertinya tapi mengapa dia seolah mendengar sesuatu yang begitu mustahil terucap dari bibir Myungsoo. Apa dia sedang berhayal atau apa?

“Suzy kau mendengarku?” Myungsoo yang sejak awal sudah gugup mendengar jawaban Suzy itu menatap Suzy bingung. Menurutnya dia sudah mengatakan permintaannya dengan begitu jelas dan dengan jarak sedekat ini dia ragu kalau Suzy tidak mendengar ucapannya.

“a..apa?” Suzy hanya bisa tergagap, masih belum pulih dari ketegangannya dan Myungsoo dapat merasakannya. Perlahan Myungsoo melepaskan tangannya dari tangan Suzy kemudian mengelus pundak Suzy pelan.

“jangan tegang Suzy, aku hanya memintamu untuk menjadi kekasihku” Ucap Myungsoo, kali ini Suzy terperangah. Mendengar kalimat itu dua kali keluar dari mulut Myungsoo dia kini yakin bahwa apa yang didengarnya bukanlah sebuah hayalan semata.

“ke..kekasih?”

“ya” Myungsoo bersuara pelan, kali ini Suzy sudah meresponnya dan dia begitu takut untuk mendengar jawaban Suzy. Bagaimana jika Suzy menolaknya? Bagaimana kalau Suzy langsung pergi atau bagaimana…

“kenapa?” Myungsoo menatap Suzy bingung, sementara gadis itu menatapnya dengan penuh tanya.

“mengapa kau memintaku menjadi kekasihmu?” Tanya Suzy lebih jelas, Myungsoo menghela nafasnya. Tangannya masih berada dipinggang Suzy dan satunya dipundak gadis itu, tidak membiarkannya untuk bergerak sedikitpun dari tempatnya.

“karena aku menyukaimu dan aku tidak bisa berhenti memikirkanmu, setiap waktu Suzy kau selalu berada di kepalaku. Sebelum tidur aku memikirkanmu, saat aku makan dan bahkan saat aku ada meeting di kantorpun aku terus memikirkanmu. Semua itu tidak baik untukku sejujurnya, awalnya aku tidak mengerti dengan apa yang melandaku. Aku hanya berpikir kalau aku sedikit tertarik denganmu namun semakin lama aku semakin sadar kalau perasaan ini sudah tumbuh sejak lama” Jelas Myungsoo tanpa mengalihkan pandangannya, Suzy terperangah. Myungsoo menjelaskan dengan begitu apik sehingga membuat perutnya serasa tergelitik oleh perkataan Myungsoo sementara jantungnya semakin berdetak tidak karuan.

“se..sejak kapan?” Mungkin saat ini Suzy hanya mampu mengeluarkan satu atau duapatah kata karena sejujurnya gadis itu masih begitu shock dengan pernyataan Myungsoo saat ini. Sebelum memberikan jawaban dia ingin mendengarkan alasan Myungsoo.

“entahlah, mungkin sejak tiga minggu terakhir? Atau sejak pertama kali melihatmu pingsan di hadapanmu? Atau saat pertama kali bertemu denganmu di kantorku? Atau bahkan mungkin saat aku melihat lukisan dirimu pertama kali yang saat ini tergantung di dinding ruanganku, entahlah kapan tepatnya Suzy tapi sekarang aku telah yakin dengan perasaanku padamu” Jawab Myungsoo dengan sejenak memasang wajah berpikirnya, sementara Suzy masih menatap Myungsoo berharap bahwa namja itu sedang bercanda atau mengerjainya.

Namun melihat bola mata hitam Myungsoo yang menatapnya begitu dalam dan penuh dengan kesungguhan membuat Suzy menarik nafas tercekat. Seumur hidupnya, selama hidup di dunia tidak pernah ada satu orangpun pria yang mampu membuatnya menahan nafas hanya karena dengan kata-katanya. Tidak ada satu orangpun pria yang terlihat begitu bersungguh-sungguh dan tulus mengutarakan perasaan kepadanya, kebanyakan dari mereka hanya mendekati Suzy karena kebetulan gadis itu adalah salah seorang siswi yang berbakat dan cukup dikenali sehingga banyak yang mendekatinya dengan embel-embel kata suka itu.

“kau…kau serius Myungsoo?”

“aku tidak pernah seserius ini dalam hidupku Suzy. Hanya saat ini, saat memintamu untuk menjadi milikku”

Milikku. Entah mengapa mendengar kata itu seluruh tubuh Suzy merinding, darahnya berdesir dan jantungnya sudah hampir meledak. Kata sederhana namun dikatakan dengan begitu posesif oleh pria dihadapannya mampu membuatnya hampir tidak dapat menapakkan diri diatas kakinya sendiri.

“apa kau membutuhkan jawabanku saat ini?” Pertanyaan konyol Bae Suzy! rutuk gadis itu dalam hati. Tentu saja Myungsoo butuh jawabannya. Jangan bertindak seolah kau sama sekali tidak pernah berkencan dengan seseorang.

Huh, aku memang tidak pernah berkencan. Suzy meringis pelan mengingat nasibnya yang tidak beruntung itu. Jika dia menerima Myungsoo, itu berarti pria ini akan menjadi pria pertamanya dan mungkin bisa menjadi pria terakhir untuknya?

Tapi apakah dia juga memiliki perasaan yang sama terhadap Myungsoo? Mengingat dia tidak berpengalaman dengan hal ini membuatnya tidak dapat menyadari apa yang dirasakannya saat ini.

“Myungsoo bisakah aku bertanya sesuatu padamu?” Tanya Suzy kemudian.

“tentu saja” Jawab Myungsoo yakin, Suzy menarik nafasnya kemudian menatap Myungsoo dengan kikuk.

“apa kau merasakan jantungmu berdegup kencang jika berdekatan denganku?” Tanya Suzy, Myungsoo mengangkat alisnya menatap Suzy bingung. Mengapa pertanyaan itu tiba-tiba muncul disaat seperti ini?

“tolong jawab saja jangan berbalik bertanya padaku” Ucap Suzy mengerti bahwa Myungsoo mungkin tidak mengerti dengan maksudnya.

“ya, kau ingin merasakannya?” Jawab Myungsoo, secepat kilat tanpa Suzy sadari tangannya sudah berada di atas dada kiri Myungsoo letak jantung pria itu berada, mata Suzy melebar seketika menatap Myungsoo, “disini selalu berdetak lebih cepat hanya untukmu, bahkan saat ini rasanya seperti jantungku akan meledak karena kau belum menjawabku” Jelas Myungsoo. Suzy menahan nafasnya untuk kesekian kali, dia menarik tangannya dari dada Myungsoo dan menarik tangan Myungsoo untuk menyentuh dada kirinya bagian atas.

Mata Myungsoo melebar melihat tindakan Suzy itu, matanya mengerjap saat Suzy mendongak untuk menatapnya, “kau merasakannya?” Tanya Suzy dengan wajah polosnya, Myungsoo tersadar tujuan Suzy saat ini. Gadis itu ingin memberitahunya bahwa jantungnya juga berdetak dengan cepat saat ini, apa mungkin…

“Suzy kau…”

“ya, jantungku juga bekerja dua kali lebih cepat jika bersamamu Myungsoo. Dan yeah, tidak bisa kupungkiri selama ini kau juga selalu berada dipikiranku” Ucap Suzy dengan suara lembut membuat Myungsoo menghela nafasnya dengan begitu lega, setelah beberapa menit dia menunggu waktu yang mencekam ini akhirnya kalimat Suzy barusan menjelaskan semuanya.

“jadi kau..kau mau…”

“ya Myungsoo, aku mau. Kekasihku” Sela Suzy, Myungsoo memejamkan matanya sejenak kemudian menarik Suzy untuk berada dalam pelukannya. Suzy menyandarkan pipinya di dada Myungsoo dengan tersenyum lebar.

“oh Suzy! kau tidak tau bahwa tadi adalah 10 menit yang paling mencekam dalam hidupku” Desah Myungsoo lega, dia mengusap rambut panjang Suzy dan mendekapnya semakin erat.

“maafkan aku” Gumam Suzy.

“tidak tidak, kau tidak salah sayangku” Ujar Myungsoo melepaskan pelukannya dan menangkup pipi Suzy yang sudah merona saat ini.

“sa..sayangku?” Cicit Suzy terkejut, menyadari itu Myungsoo tersenyum.

“ya sayangku” Bisik Myungsoo kemudian mendaratkan kecupan manis di kening Suzy lama. Kaki Suzy sukses berakhir seperti jelly, kalau bukan karena Myungsoo memeluk pinggangnya dia tidak yakin kalau bisa berdiri dengan baik saat ini.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy berlari kecil menuruni tangga rumahnya, untung saja dia telah selesai berpakaian saat bel pintunya berbunyi. Dia berhenti di ambang pintu sejenak dan menarik nafasnya panjangnya sembari meluruskan roknya yang miring akibat berlari tadi.

“hai” Suzy tersenyum lebar menyapa pria di hadapannya, wajahnya merona tanpa jelas saat namja itu membawa senyumnya dengan manis.

“hai juga Suzy” Balas Myungsoo, Suzy menunduk kemudian menggeser badannya.

“masuklah, kau ingin ikut sarapan?” Tanya Suzy kikuk, Myungsoo menganggukan kepalanya yakin. Suzy tersenyum kemudian berbalik dengan kikuk dan berjalan menuju dapur.

Myungsoo terkekeh melihat tingkah gadisnya yang begitu menggemaskan itu, dia mengangkat tangannya dan mengacak rambut Suzy dari belakang yang sontak membuat Suzy merona, “Myungsoo jangan merusak rambutku” Tegurnya dan kemudian mendengar tawa geli dari Myungsoo dibelakangnya.

“maafkan aku, tapi aku menyukainya” Sahut Myungsoo. Suzy menggelengkan kepalanya, kalau lebih lama lagi Myungsoo menggodanya mungkin seluruh tubuhnya bisa memerah karena malu.

“oh Myungsoo” Tuan Bae menyahut dari kursinya dengan sebuah koran yang berada dikedua tangannya.

“paman, selamat pagi” Sapa Myungsoo.

“pagi juga Myungsoo” Balas tuan Bae, mata pria itu menyipit saat melihat tingkah anaknya yang begitu kaku. Suzy mengambil tempat di samping Myungsoo duduk saat ini kemudian mengambil selembar roti.

“kau ingin selai cokelat?” Tanya Suzy pada Myungsoo, pria itu menoleh dan mengangguk.

“aku bisa makan apapun” Jawab Myungsoo tersenyum, Suzy kembali menunduk dan menekuni rotinya.

“jadi bagaimana perkembangan di Chuncheon Myungsoo?” Myungsoo mengalihkan pandangannya kepada tuan Bae di depannya yang sudah melipat rapi korannya dan menyimpannya di samping piring.

“baik dan lancar paman, semua karena kerja Suzy yang begitu cekatan” Jawab Myungsoo, tuan Bae tersenyum menganggukan kepalanya kemudian melirik Suzy yang diam-diam meletakkan roti di atas piring Myungsoo.

“Suzy?”

Suzy terperanjat sehingga hampir menjatuhkan pisau yang digunakannya untuk mengoles selai dari tangannya kalau saja bukan Myungsoo yang menahannya.

“i..iya appa?” Tanya Suzy menatap ayahnya sedikit salah tingkah, tuan Bae memperhatikan tingkah anaknya kemudian beralih pada Myungsoo yang terkekeh pelan atas tingkah Suzy itu.

“kau kelihatan aneh hari ini, apa terjadi sesuatu?” Tanyanya menyelidik, Suzy menahan nafasnya kemudian menunduk tidak tau mau menjawab apa.

“ehm..paman” Myungsoo membuat tuan Bae mengalihkan perhatiannya dari Suzy kemudian menatap pria itu bingung.

“aku ingin menyampaikan sesuatu yang penting padamu” Ucap Myungsoo membuat tuan Bae mengangkat alisnya.

“apa itu?”

“aku ingin meminta izin” Ungkap Myungsoo membuat tuan Bae kebingungan, pria itu tersenyum kemudian menarik tangan Suzy dan menggenggamnya tepat di depan tuan Bae yang terlihat terkejut dengan tindakan itu.

“aku dan putrimu, Suzy telah mejalin sebuah hubungan saat ini. Dan kupikir sangat penting untuk meminta izin darimu sebelum kami melanjutkan hubungan ini” Jelas Myungsoo.

Tuan Bae terperangah tidak percaya, dia menatap Suzy yang hanya menundukan kepalanya tidak berani untuk menatap ayahnya itu, “Suzy, benarkah itu nak?” Tanyanya dengan nada yang tidak percaya, Suzy mengangkat kepalanya sedikit kemudian menatap ayahnya takut.

“ya” Jawabnya pelan. Tuan Bae memejamkan matanya sebentar sementara dua anak muda dihadapannya menatapnya dengan cemas.

“astaga Bae Suzy! akhirnya kau memiliki kekasih juga, aku sangat bersyukur karena tidak harus melihat anakku menjadi perawan tua” Seru tuan Bae dengan kilatan mata berbinar membuar Suzy dan Myungsoo terkejut dengan itu.

“appa!” Tegur Suzy, tuan Bae terkekeh kemudian menatap Myungsoo dengan wajah yang serius.

“aku senang kau bisa menaklukan Suzy, Myungsoo. Selama ini aku tidak pernah melihatnya dekat dengan lelaki manapun selain Sehun. Kau jelas tau Sehun adalah sahabatnya sejak kecil, tapi seorang pria yang benar-benar menjadi pria disampingnya tidak pernah ada. Kau yang pertama, dan aku senang mengetahui itu”

Myungsoo menoleh pada Suzy dan tersenyum geli padanya, “benarkah aku yang pertama?” Tanya Myungsoo menyeringai, Suzy meliriknya kemudian mendelik.

“aku lebih senang mengetahui bahwa aku adala pria pertama Suzy paman” Ucap Myungsoo membuat Suzy merona dalam diamnya.

“ya, aku memberikan izin padamu Myungsoo. Jagalah anakku, lindungi dia. Aku percayakan Suzy padamu” Ucap tuan Bae. Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti.

“aku mengerti paman, Suzy akan kujaga segenap jiwaku” Dan untuk yang kesekian kalinya Suzy kembali merona akibat ucapan Myungsoo. Pria itu benar-benar tau cara untuk menggoda dirinya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Minho menatap Suzy yang berjalan disampingnya saat ini, mereka baru saja keluar dari ruang meeting dan membicarakan beberapa kesepakatan tambahan mengenai cabang hotel mereka yang berada di Jepang. Biasanya jika Suzy menghadiri rapat yang masuk ke dalam golongan membosankan ini wajahnya akan dia tekuk seharian, namun yang didapati pria itu adalah kebalikannya.

Dia sadar bahwa sejak pagi, ah bukan melainkan sejak beberapa hari yang lalu wajah Suzy selalu terlihat ceria seperti sesuatu yang baik telah terjadi, seperti halnya hari ini. Wajah Suzy terlihat biasa-biasa saja setelah mengadakan rapat, dia bahkan tertawa bersama peserta rapat saat rapat tadi diberlangsungkan dan itu semakin membuat Minho heran karena selama ini Suzy selalu bersikap tidak ramah kepada semua orang.

“apa yang terjadi padamu?” Tanya Minho sembari membukakan pintu ruangan Suzy, gadis itu melenggang masuk ke dalam ruangannya kemudian menghempaskan tubuhnya ke atas kursi.

“maksudmu?” Tanya Suzy tidak mengerti. Minho menghampiri mejanya dan meletakkan berkas-berkas yang dibawanya ke atas meja Suzy dan menyusunnya.

“kau tau, kau terlihat aneh belakangan ini” Ujar Minho sembari bersedekap menatap Suzy.

“benarkah? aku merasa aku baik-baik saja Minho. Dan dalam hal apa kau mengatakan aku aneh?” Tanya Suzy mengangkat alisnya.

“kau sadar bahwa tadi kau baru saja keluar dari ruang meeting?” Suzy menganggukan kepalanya mendengar pertanyaan Minho itu, “dan kau juga sadarkan saat tertawa di dalam sana?” Sekali lagi Suzy mengangguk.

“lalu apa yang aneh dengan hal itu Minho?”

“apa kau lupa bahwa kau tidak pernah sekalipun tertawa bersama klien ataupun pegawaimu? Selama bekerja kau bersikap kaku dan tidak ramah pada mereka, yah meski kuakui kau cukup profesional dalam bekerja” Jelas Minho, namun terlihat bahwa Suzy masih tidak mengerti dengan ucapannya.

“oh tuhan kau benar-benar bodoh bos! Apa sesuatu terjadi padamu belakangan ini sehingga membuat kinerja otakmu menjadi lamban dan kau berubah menjadi orang lain?” Seru Minho frustasi, kepolosan Suzy begitu membuatnya tidak tahan. Terkadang bosnya itu bisa menjadi cukup cerdas dengan ide-ide brilian dari otaknya namun dilain sisi dia juga bisa menjadi sangat bodoh.

“aku hanya sedang dalam mood yang baik. Kau tidak pantas menghinaku dengan mengatai kalau aku bodoh!” Balas Suzy. Minho menggelengkan kepalanya.

“ya maafkan aku bos. Aku hanya ingin tau apa yang membuatmu menjadi seperti ini? kau terlihat lebih baik dan lebih hidup mungkin” Sahut Minho. Suzy terdiam sejenak mencerna kata Minho, lebih hidup? Ya, belakangan ini Suzy menjadi lebih hidup dari sebelumnya karena adanya Myungsoo disisinya dan Suzy akan akui bahwa Myungsoo berhasil membuat warna dihidupnya kembali cerah setelah beberapa tahun lalu redup akibat kecelakaan tersebut.

Wajah Suzy memerah tiba-tiba saat pikirannya kembali berkelana pada Myungsoo, bagaimana pria itu memperlakukannya dengan begitu gentle bak seorang kekasih pujaan hati, Myungsoo melimpahkan perhatian yang begitu banyak kepadanya sehingga membuat dirinya semakin terjatuh ke dalam pesona pria itu. Meskipun masih terhitung beberapa hari tapi Suzy sudah merasakan bahwa kasih sayang yang diberikan Myungsoo sudah tidak terukur banyaknya, bagaimana jika hubungan mereka termasuk hubungan jangka panjang? Suzy mungkin akan meninggal dengan damai diantara limpahan kasih sayang dari Myungsoo.

“ckck, aku rasa atasanku sudah mulai tidak waras” Gerutu Minho melihat Suzy melamun dengan senyum-senyum sendiri. Pria itu bergidik ngeri kemudian melangkah pelan untuk keluar dari ruangan Suzy sebelum dia melihat lebih jauh tindakan atasannya itu mending dia keluar dan melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon menatap dengan pandangan menyelidik kepada Myungsoo yang kini tengah mengatur makan malam di atas meja, berbeda dengan makan malam sebelumnya. Kali ini terlihat begitu formil, dengan tambahan lilin aromatherapy yang diletakkan di tengah meja makan dan menu makanannya merupakan menu yang tidak biasa. Steak, salad, mashed potatoes dan beberapa side dish lainnya telah tersusun rapi di atas meja makan mereka.

“apa aku ketinggalan sesuatu di sini?” Tanya Jiwon menghampiri Myungsoo, pria itu tersenyum setelah semuanya beres lalu kemudian menoleh kepada Jiwon.

“aku berharap kau bisa mengganti bajumu, karena aku tidak ingin kau meneriman tamu istimewaku dengan pakaian lusuh seperti itu” Sahut Myungsoo menunjuk piyama yang melekat di badan Jiwon, gadis itu menggerutu pelan.

“sebenarnya siapa yang kau undang malam ini? apakah Suzy eonni? tidak perlu ganti baju kalau memang dia yang akan kau undang, sudah biasa”

“tidak Jiwon. Ganti bajumu dan aku tidak ingin bantahan” Ucap Myungsoo dengan tegas.

“tidak, aku…”

“5 menit waktumu untuk berpakaian. Go…” Usir Myungsoo mendorong pundak Jiwon untuk masuk ke dalam kamarnya, karena keadaannya terpaksa dia akhirnya menyerah dan mengikuti perintah Myungsoo.

“gunakan pakaian terbaikmu adikku cantik” Seru Myungsoo dan dia bisa mendengar gerutuan Jiwon dari dalam kamarnya.

xxx

Ting tong~

Myungsoo tersenyum mendengar belnya berbunyi, dia sudah sangat siap untuk menyambut tamunya sekarang, dengan langkah lebar dia menuju ke pintu depan dan membukanya.

“hai sayang” Myungsoo memajukan langkahnya menarik gadis yang berdiri di depan pintunya kemudian mengecup pipinya dengan cepat, “aku sudah menunggumu” Lanjutnya sembari tersenyum lebar setelah memberikan sapaannya itu.

“bisakah kau tidak mengagetkanku dengan tindakamu ini setiap kita bertemu Kim Myungsoo?” Desis gadis itu menyilangkan tangannya menatap kesal kepada Myungsoo.

“sayangnya aku tidak bisa, ayo” Jawab Myungsoo menggerling pada gadisnya kemudian mengajaknya masuk ke dalam rumah.

“oh ya, aku lupa mengatakan kalau kau cantik malam ini” Ucapnya membuat pipi gadisnya bersemu merah karena malu. Myungsoo tersenyum, pernahkah dia mengatakan bahwa dia sungguh sangat menyukai pemandangan saat gadisnya itu merona? Karena jika belum dia sudah mengatakannya saat ini dan jika sudah, dia akan kembali mengatakannya.

“hentikan gombalanmu, dan di mana adikmu?” Ucap Suzy mengedarkan pandangannya.

“aku sudah menyuruhnya untuk berpakaian lebih cepat, tunggu di sini aku akan memanggil dia dulu” Dengus Myungsoo, membiarkan Suzy menunggunya di ruang tengah sementara dirinya memanggil Jiwon dari dalam kamar.

Suzy menoleh saat mendengar langkah kaki mendekat, dia tersenyum dan bangkit dari duduknya saat melihat Jiwon dengan wajah tertekuk menghampirinya.

“eonni, aku pikir siapa tamu istimewa oppa ternyata kau” Ucap Jiwon menatap Suzy berbinar.

“ayo kita ke ruang makan sebelum makanannya dingin” Jiwon mendelik kepada kakaknya itu kemudian mereka berjalan menuju ruang makan.

Suzy yang memang baru melihat keadaan meja makan tersebut terperangah dengan banyaknya macam makanan yang tersedia di sana dan cukup menggugah seleranya.

“duduklah” Myungsoo menarikkan kursi untuknya membuat Suzy mengerjap kemudian tersenyum malu kepada Myungsoo dan duduk, sementara Myungsoo duduk tepat disampingnya dan Jiwon duduk di hadapan mereka.

“aku sudah lapar saat tiba di sini dan melihat makanan ini aku semakin lapar” Ungkap Suzy membuat Myungsoo tersenyum kepadanya.

“kalau begitu makanlah sepuasmu sayang”

Jiwon tersedak dengan air mineral yang diteguknya saat mendengar ucapan Myungsoo tersebut, apa dia salah dengar? Tadi kakaknya memanggil Suzy dengan panggilan sayangkan? Telinganya masih normal. Matanya kini menyipit menatap Myungsoo dan Suzy bergantian.

“sayang?” Serunya tidak percaya membuat Myungsoo yang sibuk melayani Suzy itu menoleh padanya, begitupula dengan Suzy.

“apa?” Tanya Myungsoo, Jiwon menyandarkan punggungnya dan bersedekap. Dia menunjuk Suzy kemudian Myungsoo berulang kali dengan menatap mereka dengan tajam.

“apa aku melewatkan sesuatu?” Tanya Jiwon, Suzy menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan menoleh kepada Myungsoo yang hanya berdehem pelan.

“sebenarnya tujuanku mengundang Suzy untuk makan malam di rumah adalah untuk menyampaikan kabar baik untukmu” Ucap Myungsoo membuka suaranya, Suzy hanya diam. Mungkin sejak awal Myungsoo memang yang bertugas untuk mengabarkan berita mengenai tentang hubungan mereka ke semua orang sementara dia hanya perlu duduk dengan diam mendengar pengakuan Myungsoo.

“kabar baik? Apa kabar yang akan kau berikan sesuai dengan harapanku?” Tanya Jiwon mengangkat alisnya. Myungsoo menarik nafasnya kemudian tersenyum kecil, dia mengangguk menatap adiknya dengan yakin.

“ya, sesuai harapanmu Kim Jiwon. Aku dan Suzy telah menjalin hubungan” Ucapnya menjelaskan semuanya membuat Jiwon terpekik.

“benarkah?” Tanyanya tidak percaya kepada Suzy, gadis itu mengangguk dan tersenyum kepada Jiwon menandakan bahwa apa yang dikatakan Myungsoo adalah kebenaran.

“oh tuhan akhirnya! Kenapa kau lama sekali bergerak eoh? aku bahkan sampai bosan menunggu kalian” Serunya dengan wajah berbinar, Jiwon menarik kedua tangan Suzy menggenggamnya kemudian menatap Suzy dengan penuh rasa bahagia.

“aku senang akhirnya kau memilih kakakku dan terima kasih karena sudah bersama kakakku” Ujar Jiwon tulus, Suzy tersenyum.

“jangan berterima kasih Jiwon, seharusnya aku yang berterima kasih karena telah merestuiku dengan kakakmu” Balas Suzy. Jiwon mengangguk antusias.

“so, mari rayakan hari jadi kalian ini. Astaga aku benar-benar senang oppa” Pekik Jiwon, mereka bertiga tertawa bersama kemudian menyantap hidangan yang khusus dibuatkan Myungsoo malam ini untuk kedua wanita yang paling disayanginya setelah ibunya itu.

Setelah makan mereka berpindah di ruang tengah serta bercengkrama dengan asik, kebanyakan yang berdialog adalah Suzy dan Jiwon sementara Myungsoo hanya diam duduk di samping Suzy sembari merangkulnya dan mendengar celotehan dua perempuan itu.

“jadi oppa sekarang kau benar-benar sudah melupakannya?” Celetuk Jiwon tiba-tiba membuat kedua orang disampingnya menoleh padanya namun dengan pandangan yang berbeda, Suzy menatapnya dengan bingung sementara Myungsoo menatapnya dengan tajam.

“oh apa kau belum mendengarkan kisah dramatis Myungsoo oppa?” Tanya Jiwon pada Suzy seakan tau keadaan, namun bukannya membantu dia malah semakin membuat Myungsoo kesal.

“Kim Jiwon” Desis Myungsoo dengan suara rendah, Suzy menoleh padanya sebentar kemudian kembali fokus pada Jiwon.

“kisah dramatis? Maksud kamu?” Tanya Suzy bingung. Jiwon terkekeh melihat wajah kakaknya sudah memerah marah namun tertahan karena ada Suzy disampingnya. Kalau saja Suzy tidak disampingnya Jiwon yakin bahwa dia akan tamat saat ini.

“bukan hakku untuk bercerita eonni, tanya saja pada orangnya langsung” Ucap Jiwon cuek membuat Myungsoo menggeram pelan.

“sudah Jiwon dan mengatakan hal yang tidak-tidak” Ucap Myungsoo masih menatap tajam Jiwon.

“aku mengatakan yang sebenarnya oppa? dan kau memang harus menceritakan tentang mantanmu itu kepada Suzy eonni” Seru Jiwon sebelum akhirnya dia bangkit dari tempatnya dan berlari masuk ke dalam kamar. Dia yakin bahwa mungkin saat ini Myungsoo sudah tidak dapat menahan amarahnya dan kalau dia tidak menghindar dia tidak tau bagaimana nasibnya saat ini.

Sementara Suzy menatap bingung jejak Jiwon yang sudah menghilang dari pandangannya kemudian kepada Myungsoo yang sudah berdiri dari tempatnya dengan wajah kaku. Suzy ikut bangkt dan memegang tangan Myungsoo dengan lembut.

“tidak apa-apa, aku tidak memaksamu untuk menceritakan apa yang dikatakan oleh Jiwon. Semua orang memiliki masa lalu Myungsoo” Jelas Suzy berusaha menenangkan Myungsoo saat tau kalau kekasihnya itu sedang dalam emosi yang tinggi.

Perlahan wajah kaku Myungsoo mengendur seiring dengan sapuan lembut tangan Suzy dipunggungnya, dia memejamkan matanya sebentar kemudian menatap Suzy dengan penuh penyesalan.

“maafkan aku” Gumamnya.

“tidak apa-apa, aku mengerti” Ucap Suzy pengertian masih dengan tangan yang mengelus punggung Myungsoo teratur membuat namja itu perlahan merileks dan emosinya benar-benar telah menguap seluruhnya.

“aku akan menceritakan semuanya padamu, tapi tidak sekarang dan tidak di sini oke?” Ucap Myungsoo yang sudah tenang, Suzy tersenyum lebar dan mengangguk.

“oke sayang” Ucap Suzy malu-malu, Myungsoo mengerjapkan matanya saat Suzy memanggilnya sayang tadi.

“ulangi, aku tidak dengar” Pinta Myungsoo membuat Suzy mendelik kepadanya.

“kau mendengarnya”

“tidak aku benar tidak mendengarnya sayang, ulangi lagi coba” Myungsoo memasang wajah memelasnya kepada Suzy berharap gadisnya itu mau mengulangi perkataannya.

“oke sayang!” Ucap Suzy dengan sedikit lantang dan setelahnya dia menubrukkan keningnya di dada Myungsoo berusaha untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah karena malu, Myungsoo terkekeh sembari merangkul Suzy dengan erat.

“kau benar-benar lucu sayang” Ucapnya dengan geli, Suzy memukul dadanya karena kesal pada Myungsoo yang mengejeknya kemudian melepaskan pelukannya dan memasang wajah ditekuk.

Myungsoo tersenyum meraih wajah Suzy dan menghadapkan ke wajahnya, Suzy semakin kesal saat Myungsoo hanya menatapnya dengan cengiran lebarnya itu. Namun sesaat kemudian Suzy terkejut dengan kalimat yang diutarakan Myungsoo selanjutnya.

“karena itulah aku mencintamu sayang”

Belum sempat Suzy membalas Myungsoo sudah mencium bibir Suzy dengan lembut, merasa mendapat kejutan untuk kedua kalinya, pertama kata cinta dari Myungsoo dan ciuman dibibirnya untuk pertama kali ini sukses membuat dia menegang.

Myungsoo melepaskan ciumannya dan menekan keninginya ke kening Suzy dan menatap mata Suzy dengan intens, “aku mengatakan yang sesungguhnya Suzy, aku jatuh cinta kepadamu” Bisik Myungsoo pelan.

Saat Myungsoo mengelus pipinya dengan lembut saat itulah Suzy bisa kembali merilekskan tubuhnya dan tersenyum membalas Myungsoo, “i’m in love with you too” Bisik Suzy kemudian matanya terpejam saat Myungsoo kembali menciumi bibirnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Ciuman pertama yang didapatkannya dari kekasih pertamanya, perasaan haru membuncah seketika di hati Suzy. Berharap bahwa dia dan Myungsoo akan bisa bersama selamanya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

 

Oke done! Chapter ini adalah chapter tersulit yang author buat untuk FF TCOL, entah mengapa sangat sulit untuk mengeluarkan ide cerita di bagian ini.

Dan untuk adegan Myungsoo menyatakan perasaannya pada Suzy itu sudah author buat semaksimal mungkin, kalau kalian masih merasa belum ngefeel yah author bisa apa? hehe~ lagipula author bukan orang yang romantis jadi sulit kalau harus buat adegan yang romantis bingits! Waktu ngetik adegan yang dansa itu aja author jingkrak” dulu sebelum ngetiknya karena author udah meleleh duluan saat idenya muncul dan belum tersalurkan ke dalam kata-kata.

Maaf jika kalian menemukan banyak typo bertebaran karena chapter ini author selesaikan sejak jam 00.00 sampai sekarang ini baru selesai dan langsung diposting tanpa sempat di edit. Maklumi ya~

Author punya sedikit clue untuk chapter berikutnya nih~ awal konflik akan muncul dibagian terakhir chapter selanjutnya dan ada satu cast baru yang akan author masukan. Dia sama sekali belum pernah author jadikan cast di ff yang author buat dan sama sekali gak pernah author singgung, tapi akhir-akhir ini dia kayaknya jadi favorit author hehe, sebenarnya sudah lama suka sama cast baru ini sejak dia muncul pertama kali di variety running man di episode awal 200an. Dan baru belakangan ini author berpikir untuk masukin dia jadi salah satu cast di sini, mau coba-coba dulu siapa tau dia cocok jadi cast author hehe. Tenanglah pemeran utamanya tetap myungsoo suzy, cast baru ini hanya pemeran tambahan. Yah mungkin bisalah jadi orang ketiga atau semacamnya wkwk~

Give comments please~ i really need that haha. Thank you~

xoxo