The Color Of Lovers CHAPTER 12

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 12

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suara denting piano mengalun lembut membawa pria itu dalam kedamaian yang begitu menenangkan. Di sini, dia dalam ruangan sebesar ini dia menatap dengan lembut seorang gadis yang tengah memainkan pianonya dengan begitu syahdu. Dia duduk di salah satu kursi penonton dan dengan tenang mengikuti alunan piano itu sampai akhir.

“waw!” Seruan kekaguman itu membuat sang gadis menolehkan kepalanya, seketika dia tersenyum malu-malu mendapati pria itu berdiri dari kursinya seraya memberinya tepuk tangan yang meskipun terdengar cukup sumbang karena hanya ada mereka berdua dalam ruangan itu.

“sejak kapan kau di sini?” Tanya gadis itu berjalan menuruni panggung dan menghampiri sang pria.

“sejak awal…tidak diragukan lagi, kau memang berbakat” Ucapnya dengan bangga membuat sang gadis tersipu malu.

“sebentar lagi ulang tahun universitas dan tadi aku berlatih lagu yang akan kubawakan nanti”

“benarkah? kau akan membawakan lagu itu? aku menyukainya, benar-benar mendamaikan” Ucap pria itu, dia berharap saat ulang tahun universitas nanti dia akan cepat menyelesaikan bagiannya dan bisa menonton penampilan gadis dihadapannya ini.

“aku berharap kau melihat penampilanku” Ucap gadis itu penuh harap.

“tentu saja aku akan melihatmu, bagaimanapun juga kau adalah kekasihku kan?” Ucap sang pria dengan tersenyum lebar dan lagi-lagi membuat sang gadis tersenyum malu-malu.

“ya kau benar..awas saja kalau kau tidak melihatku, aku akan sangat marah” Balasnya dengan wajah mengancam, sang pria tertawa kemudian mengacak rambut gadis itu.

“tidak perlu khawatir, aku akan menyelesaikan bagianku dengan cepat dan segera kemari untuk melihatmu” Lagi dan lagi gadis itu memunculkan semburat merah diwajahnya, benar-benar merasa tersanjung dengan kata-kata dari pria yang dikasihinya itu.

xxx

Kabar yang sangat membahagiakan dari kekasihnya membuat gadis itu turut berbahagia, dia menatap berbinar pria dihadapannya.

“apakah benar? Akademi London memintamu untuk bermain di sana?” Tanya gadis itu, pria di hadapannya tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“kau benar, dengan bermain di sana aku bisa lebih mendalami permainanku dan mungkin saja aku akan menjadi maestro terhebat di sana” Ucapnya berangan-angan, sang gadis menangkup kedua tangannya di depan dada dan tersenyum gembira.

“ayah dan ibuku pasti akan sangat bahagia saat mengetahui aku memiliki kekasih yang berbakat sepertimu. Akademi London sudah terbukti kualitasnya, hanya orang-orang yang terpilihlah yang bisa bermain di sana..aku bangga padamu”

“gomawo, aku akan melakukan yang terbaik. Apapun yang terjadi kita akan selalu bersama kan?” Tanya pria itu, gadis dihadapannya dengan perasaan yang sedang melambung tinggi itu mengangguk dengan semangat.

“tentu saja, kau dan aku adalah pasangan serasi di atas maupun di bawah panggung…we belong together Myungsoo-ya”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Langkah kaki gadis itu berkejaran di koridor rumah sakit, sesaat setelah mendarat di bandara dia segera ke rumah sakit. 2 minggu yang lalu dia berangkat ke Jepang untuk mewakili universitasnya mengikuti lomba antar pelajar. Yang tidak diketahuinya adalah setelah keberangkatannya ke Jepang kecelakaan naas terjadi dan salah satu korbannya adalah kekasihnya.

Nafas gadis itu terengah-engah, dia menatap pintu di hadapannya kemudian membukanya perlahan. Wajahnya meringis saat melihat keadaan kamar itu yang begitu tidak bersahabat, bau obat-obatan serta bunyi mesin-mesin aneh yang mengganggu pendengarannya itu membuatnya mengernyit.

Dia menatap pria yang kini tengah berbaring di atas ranjang, keadaannya tidak dapat dikatakan baik. Dengan langkah ragu dia mendekat ke arah ranjang dan menatap wajah pria itu, kekasihnya.

“Myungsoo…” Perlahan mata itu terbuka dan menatap gadis yang sudah berhari-hari tidak dilihatnya itu, tersirat pancaran kelegaan saat menatap gadisnya. Myungsoo tersenyum dengan lembut.

“wasseo”

“apa yang terjadi?” Tanya gadis itu tercekat, melihat keadaan Myungsoo pasti kecelakaannya sangat parah. Gadis itu membantu Myungsoo untuk duduk bersandar di ranjangnya kemudian mencoba untuk menceritakannya.

“aku kecelakaan saat di dalam bis, bersyukur aku bisa selamat karena yang lainnya meregang nyawa” Jelasnya, terlihat raut tak percaya dari gadis itu. Dia mendesah lega kemudian mengelus lengan Myungsoo.

“syukurlah, lalu bagaimana keadaanmu?”

“buruk…tanganku terluka” Jawab Myungsoo mengangkat tangan kanannya yang sedang digips, gadis itu kembali memekik tertahan melihat keadaan tangan Myungsoo yang baru di sadari.

“ini…oh astaga! apa kau masih bisa bermain biola lagi?” Tanyanya membuat Myungsoo tertunduk lesu.

“mereka telah mengusahakan semaksimal mungkin, tapi tetap tidak bisa mengembalikan fungsi tanganku seperti semula. Aku terancam tidak dapat bermain biola lagi” Jelas Myungsoo sedih. Gadis di sampingnya hanya terdiam mendengar itu.

“hei, tidak apa-apa…yang penting aku bisa selamatkan” Sahut Myungsoo mengelus rambut hitam gadisnya itu.

“lalu bagaimana akademi London? Kau tidak bisa ke sana?” Tanyanya tercekat, Myungsoo tersenyum miris. Ya, padahal sebentar lagi impiannya akan segera tercapai namun takdir berkata lain.

“aku tidak bisa berbuat apapun, mungkin sudah ini jalannya” Ucapnya dengan pasrah.

“tidak..kau pasti bercandakan? Kau pasti akan ke London? Bermain di sana dan menjadi violinist terhebat! Berhenti bercanda, kau pasti hanya mencoba untuk menakutiku kan? Tanganmu pasti tidak apa-apa” Seru Gadis itu menatap Myungsoo tidak percaya.

“tidak, aku tidak berbohong. Tanganku benar-benar sudah tidak bisa digunakan lagi” Jelasnya mengharapkan pengertian kekasihnya itu.

“tidak bisa Myungsoo. Kau harus jadi seorang maestro! Kau..kau adalah pasanganku! Kau tidak boleh cacat seperti ini, itu tidak benar” Ucapan gadis itu sontak membuat Myungsoo tertegun, cacat? Gadisnya, kekasihnya mengatakan hal sekasar itu kepadanya?

“ayah dan ibuku akan sangat kecewa padaku Myungsoo. Kekasihku adalah pria yang sempurna, kekasihku harus menjadi seorang maestro yang terkenal, kekasihku…kekasihku bukan orang cacat seperti ini” Racaunya, Seakan beribu belati dihunuskan ke arah dada Myungsoo secara bersamaan mendengar itu. Benar-benar sakit mendengar orang yang kau cintai mengatakan hal yang begitu terhina untukmu.

“apa maksudmu?” Tanya Myungsoo tercekat, gadis itu menatap mata Myungsoo dengan tajam dan dingin, seolah melihat seseorang yang sangat tidak berguna lagi.

“aku ingin kita putus Myungsoo” Ucapnya dengan nada dingin membuat Myungsoo terkejut setengah mati.

“tapi..tapi kenapa? Hei, aku masih mencintaimu..kau juga seperti itu kan, mencintaiku” Tanya Myungsoo gusar menatap kekasihnya dengan penuh perasaan.

“tidak sejak kau kehilangan tanganmu itu. Kau sudah tidak berguna. Aku adalah calon pianis terbaik di dunia ini dan kau dengan keadaan seperti ini sudah tidak pantas untuk bersamaku” Selanya dengan tidak berperasaan membuat Myungsoo merasakan sakit yang begitu mendalam. Dicampakkan begitu saja oleh kekasih tercintanya hanya karena keadaan tangannya yang sudah tidak normal lagi.

“kau tidak mencintaiku?”

“aku tidak mencintaimu. Aku harus segera pergi, ibuku sudah menunggu” Ucapnya dengan dingin kemudian begitu saja keluar dari kamar rawat Myungsoo, meninggalkan pria itu bersama beribu kesakitan yang dia hujamkan kepadanya. Meninggalkan pria itu bersama perasaan terkhianati yang begitu mendalam. Meninggalkan pria itu bersama perasaan cintanya yang tepat saat itu juga tenggelam di dasar jurang yang paling dalam.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

International Airport seperti yang diketahui oleh semua orang setiap harinya merupakan tempat yang sama sekali tidak pernah mati, selalu ramai dan bising setiap 24 jam perhari dan seperti hari ini. Semua kegiatan di bandar udara ini berjalan normal seperti biasanya, silih berganti pesawat take-off dan mendarat hampir setiap 20 menit sekali dan itu membuktikan bahwa aktivitas bandar udara ini benar-benar padat.

Sama seperti 10 menit yang lalu, sebuah pesawat British Airline baru saja mendaratkan dirinya di landasan pacu bandara ini. Semua penumpang berhamburan keluar mencari sanak saudara yang akan menjemput kedatangan mereka.

Sepasang anak muda juga ikut terlihat keluar dari pintu kedatangan luar negeri, mereka masing-masing mendorong troli yang berisi dengan barang-barang mereka sendiri. Sang pria memasang wajah senangnya karena akhirnya setelah hampir sebulan lebih meninggalkan tanah kelahirannya akhirnya dia bisa kembali juga dengan selamat tentunya, berbeda dengan gadis disampingnya yang sedari tadi hanya menggerutu tidak jelas, entah apa yang sedang dikesalinya saat ini.

Mereka berdua berdiri di tengah hall bandara itu dan mengedarkan pandangan mencari sosok penjemput yang sudah lebih dulu mereka hubungi sebelum pesawat yang mereka tumpangi lepas landas dari J.F Kennedy Airport. Namun tanda-tanda dari orang yang menunggu mereka sama sekali tidak kelihatan dan membuat keduanya kini serentak menekuk wajah dengan kesal.

“apa yang dilakukannya sampai melupakan kita?” Gerutu Soojung menyadari bahwa penjemput mereka masih belum tiba.

“mungkin macet, kita tunggu sebentar saja” Sahut Sehun, “ah aku ke toilet dulu, tunggu di sini jangan ke mana-mana” Ucap Sehun setelahnya karena merasa dirinya sedang kebelet.

“ck, kau pikir aku anak 5 tahun yang akan hilang di bandara ini? pergi sana” Decak Soojung dengan memutar bola matanya kemudian mengibaskan tangannya guna mengusir Sehun.

Tak mau menunggu lama akhirnya lelaki itu pergi meninggalkan Soojung untuk menemukan toilet terdekat. Disepanjang perjalanannya untuk mencari toilet tidak jarang dia mendapatkan kilatan blitz kamera yang menghadap tepat ke wajahnya dan itu membuatnya tersenyum sesekali berhenti untuk memasang pose dan tersenyum ke kamera yang mengarah padanya.

Benar, dia adalah seorang idol dan mustahil jika kepulangannya ke Korea kali ini tidak diketahui oleh para penggemarnya. Beruntung dia memakai kacamata hitam jadi dia tidak perlu terlalu terganggu dengan kilatan blits para penggemarnya tersebut. Sesekali juga Sehun mengangkat tangannya dan tersenyum menyapa fansnya yang terlihat memanggil dirinya, ada juga yang hendak memberikannya hadiah namun tidak dapat dia jangkau karena security bandara menahan mereka jadi terpaksa dia hanya bisa memberikan senyuman terbaiknya kepada pada fansnya tersebut.

Bruuuk~

Sehun meringis saat menyadari dirinya ditabrak oleh seseorang, dia menunduk dan melihat baju kaos yang berada di balik kemejanya ternoda oleh sesuatu yang dipegang oleh sang penabrak. Karena merasa kesal akhirnya dia mengangkat wajahnya dan menemukan seorang wanita yang hampir berpakaian seperti dirinya namun terlihat lebih modis. Wanita itu juga memakai sebuah kacamata hitam sepertinya dan dia sedang menatap gelas iced coffenya yang sudah tertumpah setengah tersebut.

“kalau jalan bisakah kau berhati-hati?” Tanya wanita tersebut dengan nada ketus dan mengangkat kepalanya menatap Sehun. Pria itu memutar bola matanya kemudian mendelik pelan.

“harusnya itu yang aku katakan padamu nona, berhati-hatilah kalau jalan. Kau lihat apa yang kau lakukan pada bajuku ini akibat kecerobohanmu itu?” Ucap Sehun dengan nada tak kalah ketusnya, awalnya dia hendak meminta maaf kepada wanita ini meskipun dia tau bahwa bukan dia yang salah namun karena mendengar keangkuhan wanita itu sehingga membuatnya mengurungkan niat untuk meminta maaf.

Wanita itu menatapnya melongo kemudian memutar bola matanya kesal, meskipun memakai kacamata tapi Sehun tau bahwa wanita itu sedang menatapnya dengan sengit “ck, whatever!” Decak wanita itu lalu meninggalkan Sehun begitu saja. Sementara Sehun berbalik menatap punggung wanita itu dengan alis terangkat dan bibir yang mencebik.

“freak!” Serunya kemudian berbalik kembali dan berjalan menuju toilet yang letaknya sudah tak jauh dari tempatnya saat ini.

xxx

Wanita itu berjalan masih dengan menimang minuman yang baru saja dibelinya itu dengan wajah kesal, belum sempat dua kali menyeruputnya namun karena pria yang ditabraknya tadi dia harus kehilangan setengah dari minumannya.

Bruuuk~

“astaga! bisakah aku bisa mendapatkan sesuatu yang baik saat hari pertamaku di sini lagi!” Rutuknya dengan kesal karena kali ini dia kembali menabrak seseorang yang bedanya kini adalah seorang gadis sepertinya.

“eh kau?” Gadis yang ditabraknya itu menoleh padanya dan sedikit terkejut dan melihat keberadaannya di sini.

“Soojung-ssi?” Ucapnya ikut terkejut, gadis itu-Soojung mengangguk singkat kepada wanita di depannya.

“aku tidak menyangka kita bisa bertemu di sini, apa kau baru tiba?” Tanya Soojung tersenyum ramah, wanita itu menganggukan kepalanya.

“ya, dan kupikir kita berada di pesawat yang sama tapi aku tidak melihatmu” Balas wanita itu dengan alis bertaut, “ah mungkin karena kau berada di kelas ekonomi sementara aku di kelas bisnis makanya kita tidak bertemu” Sambungnya lagi membuat Soojung menatapnya dengan mata melebar.

“ah, ya mungkin saja” Ucap Soojung memutar bola matanya.

“oh kalau begitu aku duluan, mungkin supirku sudah menunggu. Bye!” Wanita itu kemudian pergi meninggalkan Soojung yang masih menatapnya tidak percaya.

“cih dasar sombong” Gerutu Soojung.

“siapa yang sombong?” Tepukan dipundaknya itu membuat Soojung menoleh dan mendapati Sehun menatap ke arah pintu bandara.

“kau mengenal wanita tadi?” Tanyanya lagi, Soojung mengangguk kecil kemudian menggeleng.

“tidak bisa dikatakan kenal sih karena aku hanya bertemu sekali dengannya waktu dia juga di undang di acara kerajaan yang sama denganku beberapa minggu yang lalu” Jelas Soojung membuat Sehun menganggukan kepalanya.

“oh…lalu apa Suzy sudah tiba?” Tanya Sehun melongokkan kepalanya tapi tidak mendapati keberadaan Suzy.

“belum, coba kau hubungi dia. Aku sudah lelah, aku ingin istirahat cepat” Rengek Soojung.

“baiklah, kita duduk dulu kalau begitu. Aku akan menelponnya” Ujar Sehun kemudian menghela Soojung bersama troli-troli mereka untuk duduk dikursi yang disediakan di dalam bandara tersebut.

xxx

“jalanan benar-benar macet” Rutuk Sehun yang duduk di bangku depan mobil itu, sementara Soojung dan Suzy duduk di bangku penumpang belakang dengan wajah bosan karena harus menunggu kemacetan yang cukup panjang dari arah bandara ini.

“sudah kukatakan jalanan macet, masih tidak percaya?” Sungut Suzy dari kursi belakang, Sehun mengedikkan bahunya dan memilih untuk tidak membalas ucapan Suzy itu yang akhirnya nanti akan berujung adu mulut oleh mereka berdua. Dia cukup lelah untuk meladeni Suzy saat ini jadi dia memilih diam saja.

“bagaimana London?” Sehun langsung menoleh ke samping kirinya kepada Myungsoo yang tengah menyandarkan dagunya ke kemudi dengan kedua tangannya yang menumpu ke depan, juga terlihat bosan dengan kemacetan ini.

“melelahkan kau tau, aku bahkan tidak punya waktu untuk sekedar jalan-jalan” Jawab Sehun memutar bola matanya.

“benarkah? bukankah idol memang seperti itu? kalau bukan konser, tampil di acara musik ya mengadakan fanmeeting. Dan aku yakin pasti kau lebih banyak menghabiskan waktumu untuk melakukan meet and greet dengan para penggemarmu kan” Balas Myungsoo terkekeh pelan menyadari bahwa pekerjaan Sehun saat ini merupakan list pekerjaan yang paling tidak ingin dilakukan seumur hidupnya. Begitu melelahkan, menurutnya.

“ya kau benar. Tapi aku cukup senang karena ternyata aku memiliki penggemar yang cukup banyak di sana” Ucap Sehun dengan sedikit nada bangga.

“sepertinya kau akan tumbuh tua bersama pekerjaanmu ini” Ledek Myungsoo, Sehun tidak menjawab alih-alih hanya mengedikan bahunya.

Setelah hampir satu jam mobil mereka tidak bergerak, akhirnya merekar bernafas lega karena bisa terbebas dari kemacetan yang begitu menjengkelkan itu.

“apa kau ingin makan dulu? Ini sudah jam makan siang” Tanya Myungsoo, Sehun menoleh padanya sebentar kemudian berbalik untuk menatap kedua gadisnya di belakang.

“kalian ingin makan dulu?” Tanya Sehun, namun sepertinya yang mendengar hanya Suzy karena saat ini Soojung sudah terlelap ditempatnya.

“kita makan saja dulu, kalian pasti belum makan setelah penerbangan berjam-jam” Jawab Suzy. Sehun menganggukan kepalanya.

“baiklah kita makan dulu Myung” Myungsoo mengangguk kemudian dia membelokan mobilnya untuk menuju ke restauran yang biasa dikunjunginya untuk makan siang.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon menghapus peluhnya yang keluar, dia beranjak duduk sembari menyandarkan punggungnya ke kaca dan meluruskan kakinya guna untuk meregangkan otot-ototnya yang sudah bekerja dengan maksimal selama latihannya tadi.

“ya Kim Jiwon kudengar kau memiliki pelatih khusus di rumahmu? Apakah itu benar?” Salah satu gadis menghampiri Jiwon dengan wajah ditekuknya.

“ya, kau dengar darimana?” Tanya Jiwon dengan datar, sebenarnya dia tidak ingin meladeni gadis satu ini karena bisa dikatakan bahwa gadis itu adalah yang paling gencar ingin bersaing dengannya meskipun dia sama sekali tidak pernah merasa tertarik untuk bersaing dengan siapapun di sini. Dia hanya ingin belajar, itu saja.

“cih, semua orang juga sudah tau! Dasar, kau mau bermain curang ya? dengan menyewa pelatih agar kau bisa lolos di audisi nanti?” Tanyanya dengan skeptis, Jiwon mengangkat alisnya kemudian dia bangkit dan berdiri tepat di hadapan gadis itu.

“dengar nona Park Junghwa, aku menyewa pelatih ataupun tidak itu bukan urusanmu dan apa aku salah jika aku berlatih diluar kampus? Apa itu termasuk kecurangan? Aku rasa dalam audisi tersebut tidak disebutkan bahwa menyewa pelatih untuk berlatih lebih tidak diperbolehkan. Kalau kau merasa iri karena aku memiliki pelatih sendiri silahkan kau cari pelatihmu sendiri! Kau punya uangkan untuk membayarnya!” Sungut Jiwon, dia sudah sangat tidak tahan jika harus mendiami gadis itu. Kemarahannya sudah sampai diubun-ubun sehingga semua kata-kata kasarnya akhirnya keluar dari mulutnya saat ini.

“kau berani-bera..”

“untuk apa aku takut? Kau siapa hah? Kita setara di sini Junghwa-ssi dan aku sama sekali tidak takut padamu” Ketus Jiwon kemudian berjalan meninggalkan Junghwa yang tengah melongo karena ucapannya tersebut.

Jiwon merasa dia sangat kesal saat ini, dia masih memakai pakaian latihannya saat keluar dari ruangan dan tidak menyadari beberapa pria tengah menatapnya kini. Lama kelamaan dia berjalan akhirnya dia sadar kalau dia sedang diperhatikan, karena merasa bingung Jiwon memeriksa dirinya dan memekik terkejut kalau ternyata dia masih memakai pakaian latihannya yang begitu ketat. Pantas saja semua orang melihatinya.

“ah dasar!” Rutuk Jiwon dengan wajah memerah malu, dia harus segera kembali ke ruang latihan dan mengganti baju sebelum semua orang mengolok-oloknya.

“ckck, apa begini kelakuanmu selama kuliah di sini hmm?” Jiwon tersentak kaget saat tiba-tiba saja sebuah jaket disampirkan ke bahunya sehingga menutupi tubuhnya, dia menoleh dan melebarkan matanya mendapati pria yang sudah memberikannya jaket itu dengan menatapnya dengan datar.

“Sehun oppa?” Cicit Jiwon terkejut sekaligus tidak percaya karena Sehun ada di sini. Dia sudah merasakan bisikan-bisikan dari para gadis di sekitarnya. Ah, dia yakin pasti mereka sedang membisiki Sehun.

“tidak berniat untuk mengganti baju? Mau menggodaku?” Tanya Sehun dengan alis terangkat, seketika Jiwon merona karena pertanyaan itu.

“ah itu anu..aku…”

“aigoo apa yang Myungsoo berikan padamu sampai kau sepolos ini Jiwon-ah” Ucap Sehun sembari terkekeh, dia kemudian mengelus puncak kepala Jiwon yang sudah menunduk malu.

“ya sudah kau ganti baju dulu, aku akan tunggu di depan. Kau sudah tidak ada kuliahkan?” Jiwon menganggukan kepalanya.

“iya” Jawabnya pelan.

“kalau begitu segera ganti bajumu, aku gerah melihat semua pria disini melihatimu sampai mata mereka mau keluar” Gerutu Sehun. Jiwon mengangguk lagi kemudian dia berjalan kembali ke ruang latihannya sambil mengeratkan jaket Sehun. Diam-diam dia tersenyum kecil mendapati tindakan yang tak terduga dari sahabat kakak laki-lakinya itu dan dalam hati dia bersorak senang akhirnya dapat bertemu dengan pria itu lagi.

xxx

“sudah selesai?” Jiwon tersenyum malu-malu saat mengembalikan jaket Sehun, dia menghampiri Sehun yang berdiri di dekat mobilnya yang berada di parkiran.

“kapan oppa pulang?” Tanya Jiwon membuat Sehun mengangkat alisnya.

“kemarin, apa kakakmu tidak memberitahu?” Jawab Sehun dan Jiwon menggeleng pelan.

“lalu apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Jiwon lagi, matanya melirik ke sekeliling dan mendapati para gadis yang melewati mereka tengah menatap kepada mereka berdua lebih tepatnya menatap penasaran. Mengapa seorang idol berada di sini? Pasti itu yang ada dipikirannya.

“Suzy memberitahuku kalau kau menungguku pulang. Ada apa?” Jiwon tersentak kaget saat mendengar itu, tidak menyangka bahwa Suzy akan benar-benar memberitahu Sehun.

“ngg, itu…”

“ah biar kutebak..kau merindukanku kan?” Tanya Sehun dengan senyum menggoda kepada Jiwon membuat gadis itu memalingkan wajahnya karena malu. Tidak, sebenarnya dia mencari Sehun hanya untuk meminta tanda tangannya untuk beberapa gadis yang merecoki harinya, hanya itu.

“aku..tidak, ti…”

“aku juga merindukanmu. Oh astaga! satu bulan itu sangat lama Jiwon dan tidak bertemu denganmu selama itu menyiksaku” Jiwon tergelak mendengar Sehun menyela ucapannya. Dia menoleh dan menatap Sehun tidak percaya sementara pria itu tersenyum lembut kepadanya.

“disana sangat membosankan kau tau? tidak ada yang bisa ku goda di sana karena tidak ada kau” Sambung Sehun lagi dan seketika membuat perasaan Jiwon yang tadinya melayang tiba-tiba terjatuh begitu saja. Ternyata Sehun hanya menganggapnya sebagai hiburan, tidak lebih.

Bodoh Kim Jiwon, apa yang kau harapkan memangnya. Batin Jiwon merutuk.

“ah benarkah? sayang sekali” Ucap Jiwon dengan raut kecewa, namun Sehun tidak menangkapnya karena dia tengah melihat jam dipergelangan tangannya.

“ayo makan siang bersama, aku sudah lapar. Mau temani aku?” Bujuk Sehun, dengan ragu Jiwon menganggukan kepalanya dan tersenyum kecil.

“ya”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy duduk diruang tunggu rumah sakit, hari ini adalah jadwal untuk ayahnya check-up dan karena kebetulan pekerjaannya dikantor sedang tidak banyak jadi dia memilih untuk menemani ayahnya. Dan disinilah dia sekarang sedang menunggu di depan lab rumah sakit, sementara di dalam ayahnya tengah menjalankan serangkaian pemeriksaan kesehatan setiap 2 minggu sekali di rumah sakit ini.

“Suzy” Gadis itu menoleh dan tersenyum kemudian beranjak dari duduknya mendapati dokter muda yang menghampiri dirinya.

“Minhyuk oppa” Sapa Suzy, Minhyuk tersenyum kemudian dia menoleh ke ruangan yang berada disampingnya, yaitu laboratorium.

“menemani ayahmu check-up lagi?” Tanyanya, Suzy mengangguk antusias.

“ya, yang lalu aku tidak sempat menemani karena sedang sibuk. Kau sedang senggang ya?” Tanya Suzy balik, Minhyuk menganggukan kepalanya. Mereka berdua kemudian memilih duduk agar lebih nyaman untuk bercerita bersama.

“aku baru saja memeriksa pasienku diruangannya, mungkin ini yang terakhir untuk hari ini” Jelas Minhyuk.

“biasanya kau memiliki pasien bahkan sampai larut malam. Ada apa dengan hari ini memangnya?” Tanya Suzy mengusap dagunya menata Minhyuk penasaran.

“kau tau, sahabatmu itu semenjak kepulangannya dari London selalu merecokiku untuk makan malam bersama jadi kupikir hari ini adalah hari yang tepat untuk makan malam, maka dariitu aku sengaja mengurangi jumlah pasienku” Jelas Minhyuk sembari tersenyum lebar, Suzy terkekeh kemudian mengangguk mengerti.

“ya, Soojung bilang padaku kalau dia sangat merindukanmu, katanya kalau dia tinggal lebih lama lagi di sana mungkin dia bisa gila karena tidak bertemu denganmu” Jelas Suzy mengingat apa yang dikatakan Soojung kemarin saat Suzy menginap dirumahnya karena juga merasakan kerinduan yang mendalam kepada sahabatnya itu setelah ditinggal selama berminggu-minggu ke negeri orang.

“aku tau, dia selalu mengatakannya setiap hari saat di sana. Menggemaskan sekali” Ucap Minhyuk membayangkan bagaimana reaksi Soojung nanti saat bertemu dengannya. Pernah sekali dia memiliki kerja dinas disebuah desa yang cukup jauh dari Seoul selama seminggu dan tepat dihari dia pulang kembali ke Seoul, Soojung langsung menemuinya dan menempeli dirinya seharian penuh tanpa mau melepaskannya. Benar-benar menggemaskan tingkahnya.

“kau benar, Soojung itu sangat lucu…sayang jika dia harus bersama pria lain, apa kau tau kalian berdua sangat serasi?” Ucap Suzy dengan santai tanpa memperdulikan perubahan raut wajah dari Minhyuk. Pria itu menghela nafasnya panjang.

“kau tau Suzy mengapa aku tidak menerimanya” Ucap Minhyuk dengan suara pelan, Suzy menoleh kepada pria disampingnya kemudian tersenyum lembut. Dia menepuk pundak Minhyuk kemudian mengangguk mengerti.

“aku mengerti, tapi setidaknya katakan perasaanmu juga kepadanya. Bukankah tidak adil jika dia dengan gamblangnya sudah mengutarakan perasaannya sementara kau malah menutupi perasaanmu kepadanya?”

“ya memang tidak adil untuknya, tapi…aku juga tidak ingin gegabah dan malah membuatnya menjadi bertambah sedih nanti” Suzy menghela nafasnya, sudah lebih dari tiga tahun Minhyuk tidak membalas perasaan Soojung secara verbal. Awalnya Minhyuk memang tidak memiliki perasaan apapun pada Soojung, dia sendiri mengaku kalau dia hanya menganggap Soojung sebagai teman dan adik sama seperti Suzy. Tapi semua berubah setahun setelahnya, merasakan perhatian dan perlakuan Soojung yang begitu istimewa kepadanya dan lagi selama itu juga dia tidak dekat dengan gadis manapun kecuali Soojung dan itupula yang membuat perlahan benih itu muncul dihatinya dan semakin lama pula benihnya semakin bertumbuh dengan besar hingga saat ini.

Namun Minhyuk masih belum bisa mengutarakannya, ada satu hal menghalanginya untuk tidak mengutarakan perasaannya pada Soojung. Sesuatu yang berasal dari masa lalunya yang tak seorangpun tau kecuali Suzy.

“kita tidak tau apa nanti Soojung akan sedih atau malah bahagia jika bersamamu, tapi setidaknya katakan padanya tentang perasaanmu sebelum terlambat oppa. Kau tidak akan bisa membayangkan bagaimana rasanya jika Soojung menggandeng tangan pria lain dihadapanmu” Ucap Suzy mengingatkan. Minhyuk malah termenung ditempatnya.

“hei, ini keputusanmu. Kau ingin mengatakannya ataupun tidak itu semua kembali kepadamu. Aku hanya memberi saran dan akan mendukung apapun keputusanmu, tapi satu pesan terakhirku. Jangan siksa sahabatku lebih lama lagi, 3 tahun aku rasa sudah cukup untuk membuatmu memutuskannya” Sambung Suzy lagi saat Minhyuk tidak bersuara.

Pria itu menatap Suzy dengan sendu kemudian mengangguk pelan, “maafkan aku telah menyakiti sahabatmu” Ucapnya dengan suara pelan.

“aku tidak akan memaafkanmu sampai kau tegas pada keputusanmu” Balas Suzy mengangkat bahunya, saat ingin berbicara lagi ayahnya tiba-tiba keluar dari lab membuatnya langsung beridiri.

“appa, sudah selesai?” Tanyanya, tuan Bae menganggukan kepalanya dan tersenyum, dia kemudian menoleh pada Minhyuk yang mengikuti jejak Suzy.

“dokter Kang”

“tuan Bae”

Mereka saling menyapa kemudian berbincang sebentar, sampai akhirnya Minhyuk meminta izin untuk kembali keruangannya meninggalkan Suzy dan ayahnya berdua.

“sepertinya kalian sedang mengadakan pembicaraan yang serius tadi” Tanya tuan Bae mengangkat alisnya membuat Suzy terkekeh.

“ya bisa dikatakan begitu appa. Kau tau dia sedang curhat denganku” Bisik Suzy dan kini giliran tuan Bae yang terkekeh.

“aigoo, kalian anak muda ada-ada saja. Ayo kita pulang, kau juga harus kembali ke kantor” Ujar tuan Bae. Suzy menganggukan kepalanya kemudian meraih lengan ayahnya dan menuntunnya untuk berjalan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“hai, apa kau sudah menunggu lama?” Myungsoo tersenyum kecil kemudian menjalankan mobilnya setelah Suzy masuk ke dalam dan memasang seatbelt.

“tidak hanya 10 menit. Kau lelah?” Jawab Myungsoo. Suzy menyandarkan punggungnya dan mengangguk menjawab pertanyaan Myungsoo.

“langsung pulang atau makan malam dulu?” Tanya Myungsoo lagi, Suzy sudah memejamkan matanya. Saat tidak mendengar jawaban dari kekasihnya itu Myungsoo menoleh dan sontak dia mengembangkan senyumnya melihat Suzy sudah terlelap disampingnya.

Dia mengusap kepala Suzy dengan sayang dan turun ke pipinya untuk mengelusnya dengan lembut, “kau pasti lelah” Gumamnya pelan kemudian kembali berkonsentrasi untuk membawa mobilnya.

Guncangan pelan ditubuhnya membuat Suzy mau tak mau terbangun dari tidurnya, benar hari ini dia sangat lelah karena beberapa meeting yang dilakukan secara beruntun serta dia juga harus memeriksa beberapa file admin yang sedikit bermasalah tadi sehingga dia tidak cukup istirahat karena seharian full dia harus bekerja dengan keras.

“kau benar-benar lelah ya?” Tanya Myungsoo pelan, Suzy tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya. Gadis itu menguap pelan kemudian melihat keadaan sekitar, ini bukan di rumahnya apalagi di rumah Myungsoo.

Suzy mengerutkan alisnya dan menatap Myungsoo bingung, “ayo kita refreshing sejenak” Ajak Myungsoo dengan senyuman menawannya seakan tau apa yang ada diotak Suzy.

“pantai? Memangnya apa yang mau kau lakukan di pantai tak berpenghuni ini?” Tanya Suzy mengangkat alisnya, sekali lagi mengedarkan pandangannya di luar untuk melihat keadaan pantai dibawah langit senja itu.

“kau bisa menyegarkan otakmu di sana, ayolah” Myungsoo keluar dari mobilnya dan dengan gerakan yang cukup gesit dia sudah berada di depan pintu Suzy dan membukakan untuknya.

“yah baiklah” Suzy mengangkat bahunya untuk keluar sesuai keinginan Myungsoo membuat pria itu tersenyum puas.

Saat menginjakan kakinya di atas pasir, angin pantai yang sejuk langsung menerpa wajahnya membuatnya 100% terjaga dari rasa kantuk yang memang sejak tadi melandanya. Suzy melangkahkan kakinya untuk lebih mendekat ke arah bibir pantai sementara Myungsoo masih diam ikut dibelakangnya.

“sudah senja tapi anginnya masih terasa sejuk” Ucap Suzy memejamkan matanya, mencari ketenangan dengan aroma air laut yang terasa damai untuknya.

“Suzy, duduk di sini” Suzy menoleh dan mendapati Myungsoo telah menggelar selembar kain katun berwarna cream yang entah didapatkannya dari mana, melihat itu membuat Suzy terkekeh kemudian menghampiri Myungsoo.

“kau begitu menyiapkan hari ini huh?” Sindir Suzy saat dia telah duduk disamping Myungsoo membuat pria itu terkekeh dengan geli.

“aku memang berniat mengajakmu kemari hari ini” Jawab Myungsoo mengangkat bahunya, dia melepaskan jas yang masih melekat ditubuhnya kemudian menyampirkannya kaki Suzy yang hari ini hanya memakai rok pensil bawah lutut.

“owh, such a gentlemen” Seru Suzy melihat kelakuan Myungsoo, meskipun begitu dia tidak bisa menyembunyikan rona merah yang menjalar dipipinya karena perlakuan yang diberikan oleh Myungsoo.

“hanya padamu” Kelakar Myungsoo, dia kemudian menghadap ke arah lautan lepas di depannya. Menatap berkas berwarna orange kekuningan di ujung laut dengan senyuman yang mengembang.

“pertama kalinya aku mengajak seorang wanita kemari” Sahut Myungsoo membuat Suzy menoleh padanya.

“memangnya tempat ini milikmu?” Tanya Suzy asal, saat melihat Myungsoo menganggukan kepalanya gadis itu terpekik pelan.

“benarkah?” Tanya Suzy memastikan.

“ya, bisa dikatakan milik keluargaku. Kami sering kemari jika ingin berlibur atau memiliki waktu bersama” Jawab Myungsoo. Suzy mengelilingi pandangannya sekali lagi dan matanya baru saja menangkap sebuah villa yang berada di ujung pantai ini.

“villa itu juga milikmu?”

“ya, kami akan menginap di sana. Tapi sudah lama kami tidak pernah berkumpul di sini lagi, mungkin sejak 4 tahun yang lalu atau sejak aku disibukkan dengan urusan kantor”

“jadi kau tidak pernah kemari lagi sebelum hari ini?” Myungsoo menggelengkan kepalanya.

“mungkin keluargaku memang sudah jarang kemari, tapi aku masih sering kemari. Untuk menenangkan pikiranku ataupun beristirahat dari segala urusan kantor yang menyebalkan, intinya aku sering kemari jika ingin menyendiri” Jelas Myungsoo, Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“apa benar tidak ada perempuan lain yang kau bawa kemari?” Myungsoo terkekeh lalu menyipitkan matanya menatap Suzy.

“ada” Jawab Myungsoo membuat Suzy terdiam, bukankah tadi pria itu mengatakan bahwa dirinya adalah perempuan pertama yang dibawanya kemari? Lalu siapa perempuan lain itu? seketika saja mood Suzy menjadi down hanya karena satu kata tersebut, dia mengalihkan pandangannya kedepan lalu bertanya dengan suara yang ketus.

“siapa?” Melihat raut wajah Suzy yang berubah sontak membuat Myungsoo menatapnya dengan geli, tangannya merambat naik untuk merangkul pundak Suzy dan mendekatkan Suzy kedalam dekapannya.

“wanita-wanita yang paling penting dihidupku” Bisik Myungsoo membuat Suzy membatu, gadis itu berusaha untuk melepaskan tangan Myungsoo dari pundaknya namun Myungsoo tidak membiarkannya untuk lepas.

“hei, kau tidak ingin tau siapa mereka?” Tanya Myungsoo dengan santai, Suzy menatap sengit kepadanya yang masih terlihat santai sementara gadis itu sudah setengah mati menahan perasaan kesalnya karena Myungsoo dengan gamblangnya mengakui bahwa ada wanita lain yang lebih penting dihidupnya.

“siapa? mantan-mantan kamu huh?” Tanya Suzy ketus, Myungsoo langsung terkekeh saat mendengar ucapan Suzy tersebut, dia langsung mencolek dagu Suzy dan menggerling padanya.

“cemburu?” Tanyanya membuat Suzy mendengus, gadis itu sudah tidak berusaha melepaskan tangan Myungsoo dibahunya, alih-alih dia bersedekap lalu membuang wajahnya dari Myungsoo.

“hei, jangan cemberut begitu sayang” Myungsoo meraih dagu Suzy untuk menatapnya namun gadis itu menyentak kepalanya untuk menghindari Myungsoo.

“Suzy dengar…” Myungsoo kembali meraih dagu Suzy dan kini dia berhasil menahan kepala Suzy untuk tetap menghadap kepadanya, dia tersenyum menatap Suzy yang wajahnya ditekuk saat ini, “hanya kau kekasihku yang aku ajak kemari, tidak mantan-mantanku seperti yang kau katakan itu” Jelas Myungsoo masih memasang senyumnya.

“lalu wanita-wanita yang paling penting dihidupmu itu siapa?” Tanya Suzy tak bisa menyembunyikan nada kecemburuannya disana dan Myungsoo yang menyadari itu merasa senang.

“eomma dan Jiwon” Jawab Myungsoo melebarkan senyumnya membuat Suzy melotot menatap kepadanya.

“kau menyebalkan!” Seru Suzy dengan kesal sembari mencubit perut Myungsoo membuat namja itu meringis pelan.

“ya kau juga menyenangkan sayang” Balas Myungsoo, Suzy semakin kesal dibuatnya lalu kembali menerjang pria itu dengan cubitan-cubitan kecilnya di lengan Myungsoo.

“hate you!”

“love you too!” Balas Myungsoo menangkup kedua tangan Suzy untuk berhenti mencubitnya.

“aww, kau tau cubitanmu itu sakit” Ringis Myungsoo seakan baru menyadari sakit yang menerjang lengan dan pinggangnya.

“siapa suruh mengerjaiku” Acuh Suzy, Myungsoo kembali mendekat pada Suzy dan memeluk pinggang gadisnya dari samping.

“aku senang melihatmu cemburu, itu artinya kau juga mencintaiku” Bisik Myungsoo dan Suzy hanya diam dengan wajah meronanya. Myungsoo tersenyum melihat wajah Suzy dari samping dan segera mengecup pipi Suzy, sementara gadisnya tersentak namun tidak menghindar saat Myungsoo masih menempelkan bibirnya di pipi Suzy.

“love you” Suzy tersenyum kecil dan menyandarkan kepalanya di bahu Myungsoo untuk menyaksikan sunset yang sedang berlangsung dihadapannya, mendengar bisikan Myungsoo untuknya membuat perasaan kesalnya tadi menguap entah kemana digantikan oleh perasaan yang membuncah sehingga membuat jantungnya berdetak dengan cepat kembali lagi.

“ya, aku juga” Balas Suzy dengan suara pelan tanpa menyadari senyum yang terlampir diwajah kekasihnya karena ucapannya tersebut.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy duduk ditempatnya dengan wajah yang sedikit cemas, beberapa menit yang lalu Myungsoo pamit ke toilet sebentar dan meninggalkan dirinya sendiri di sini. Matanya mengedar meneliti keadaan restoran malam ini dan dia sedikit bernafas lega karena tidak terlalu banyak pengunjung malam ini, entah karena cuaca yang sedikit tidak mendukung diluar sana atau memang karena hari ini adalah hari keberuntungannya. Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkannya sebentar mereka tidak akan menyita perhatian banyak orang.

Suzy menahan nafasnya saat ini saat matanya menangkap sosok yang telah ditunggunya, dalam hati dia merutuk keberadaan Myungsoo saat ini yang tidak dia ketahui. Seulas senyum yang sedikit dipaksakan karena kegugupannya berhasil dia berikan kepada dua sahabatnya yang sudah berdiri di hadapannya kini.

“kupikir kau bersama Myungsoo?” Tanya Sehun yang langsung mengambil tempat di depan Suzy sementara Soojung duduk disampingnya.

“dia sedang di toilet” Jawab Suzy kikuk, Sehun dan Soojung menganggukan kepalanya mengerti.

“kalian sudah memesan? Aku sangat lapar saat tiba di sini” Tanya Soojung sedikit antusias karena restoran pilihan mereka malam ini merupakan salah satu tempat favoritnya itu.

“belum, kami menunggu kalian datang” Suzy meremas kedua tangannya dengan cemas, di saat seperti ini mengapa Myungsoo malah menghilang dan meninggalkannya sendiri untuk menghadapi kedua sahabatnya ini.

“ada apa Suzy? kau tidak enak badan?” Tanya Sehun khawatir melihat gelagat Suzy yang tidak biasa itu, Suzy tersenyum dan menggeleng. Dia kemudian memutar kepalanya dan melihat ke arah toilet berada menunggu dengan was-was kedatangan Myungsoo.

Sehun dan Soojung bukannya tidak menyadari sikap aneh Suzy tersebut, mereka bahkan dengan sangat jelas mengetahui bahwa saat ini Suzy sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka. Namun mereka tetap diam dan memberikan Suzy kesempatan untuk bercerita sendiri kepada mereka.

Suzy bernafas lega akhirnya saat melihat Myungsoo berjalan keluar dari arah toilet, pria itu terlihat membersihkan kemejanya yang sedikit basah sambil berjalan ke arah meja mereka.

“oh kalian sudah datang, maaf tadi bajuku basah terkena air dari wastafel makanya sedikit memakan waktu lama” Jelas Myungsoo perihal kelamaannya berada dalam toilet dan kemudian kembali duduk ditempatnya, tepat disamping Suzy.

“tidak apa-apa, kami juga baru tiba” Jawab Soojung menganggukan kepalanya.

“jadi ada apa gerangan kau mengundang kami kemari?” Sahut Sehun, seketika Suzy menahan nafasnya gugup sementara Myungsoo hanya tersenyum kepada Sehun kemudian menoleh pada Suzy mengatakan semua akan baik-baik saja melalui tatapan lembutnya.

“bagaimana jika kita memesan dulu? Aku yakin kalian sudah lapar saat ini” Ujar Myungsoo yang langsung mendapatkan respon positif dari Soojung. Gadis itu langsung mengambil menu dan memesan beberapa makanan. Ketiga orang lainnya ikut memesan dalam diam.

Setelah makanan datang, mereka langsung menyantapnya karena memang seperti yang dikatakan oleh Myungsoo kalau mereka saat ini tengah kelaparan. Begitupula dengan Suzy, dia bahkan sejenak melupakan kegelisahannya sejak tadi dan menyantap makanannya dengan nikmat.

“kau ingin kupesankan teh hangat?” Tanya Myungsoo pada Suzy disela santapan mereka, melihat gelas Suzy yang berisi air mineral itu kosong. Pertanyaan Myungsoo itu tidak lepas dari perhatian Sehun dan Soojung, namun mereka memilih diam sembari mengamati kedua orang tersebut.

“ya, aku sangat haus” Jawab Suzy seadanya, setelahnya Myungsoo meninggalkan sejenak makanan miliknya kemudian memanggil pelayan dan memesan green tea hangat untuk Suzy. Setelah itu mereka kembali menyantap makanan mereka.

Setelah akhirnya makanan dipiring mereka tandas, barulah keheningan yang tercipta sejak tadi itu mulai menghilang. Myungsoo tersenyum melihat Suzy menghabiskan makanannya karena sebelumnya saat mereka makan bersama Suzy jarang mau menghabiskan makanannya sampai bersih seperti ini.

Sehun mengernyitkan alisnya melihat komunikasi non-verbal yang dilakukan oleh Myungsoo dan Suzy, seingatnya saat terakhir melihat keduanya mereka tidak terlihat seakrab dan sedekat ini. Tapi mengapa malam ini melihat keduanya berdampingan terasa seperti ada yang berbeda?

Perasaan yang samapun dirasakan oleh Soojung, dia mengamati selama mereka makan tadi Myungsoo tidak henti-hentinya memberikan perhatian kecil pada Suzy, seperti dia memotongkan daging steak Suzy dengan potongan kecil-kecil kemudian Myungsoo juga terdengar menasehati Suzy untuk tidak banyak mengkomsumsi sambal. Sedikit aneh menurutnya, karena terakhir saat mereka makan bersama seperti ini dia hanya melihat kecanggungan yang begitu kentara diantara keduanya. Tidak seperti malam ini, kedekatan mereka seperti sudah terjalin lama.

“jadi apakah ada yang kami lewatkan di sini?” Sehun bersedekap menatap Suzy dan Myungsoo di hadapannya dengan pandangan curiga, sementara Soojung menopang dagunya menilai reaksi dari kedua orang itu.

“ah, itu…aku…” Suzy gelagapan tidak jelas ingin menjawab pertanyaan Sehun sementara Myungsoo hanya melempar senyumnya kepada Sehun.

“aku mengajak kalian untuk makan bersama disini memang untuk menyampaikan sesuatu yang penting pada kalian” Ucap Myungsoo dengan tenang, Suzy lagi-lagi terlihat gelisah dan menatap Sehun serta Soojung dengan raut yang penuh kecemasan.

“apakah sesuatu yang penting itu sesuai dengan apa yang ada dikepalaku saat ini Kim Myungsoo?” Tanya Sehun menatap Myungsoo tajam, perbincangan mereka memang didominasi oleh Sehun dan Myungsoo, sementara para gadis hanya diam menyimak. Bedanya Soojung menyimak dengan tenang sementara Suzy tidak.

Myungsoo menatap Sehun dengan tenang, dia sudah mengira bahwa reaksi Sehun akan seperti ini saat dirinya memutuskan untuk memberitahu perihal hubungannya dengan Suzy kepada kedua sahabat baik kekasihnya ini.

“ya, kurasa kita sama-sama saling memahami Oh Sehun” Jawab Myungsoo terseyum lebar sembari mengamit jari Suzy di atas meja, memperlihatkan kepada kedua orang didepannya bahwa dia memiliki sesuatu yang special bersama Suzy.

Sehun memejamkan matanya dengan rahang yang mengeras sementara Soojung melebarkan matanya tidak percaya, kedua tangannya yang tadi menopang dagunya kini menutup mulutnya yang tercengang tidak percaya.

“jangan katakan kalian…oh astaga! Kau serius? Bae Suzy?” Tanya Soojung terpekik histeris, benar-benar tidak percaya dengan berita yang diketahuinya saat ini. Suzy meringis pelan kemudian mengangguk kecil dengan kepala tertunduk. Dia sama sekali tidak berani melihat wajah kedua sahabatnya itu, dia tau bahwa Sehun dan Soojung pasti akan kecewa padanya karena tidak menceritakan kepada mereka sejak awal.

“sejak kapan?” Tanya Sehun dengan suara datar, meskipun dia sudah mendapatkan lagi ketenangannya tapi dia tidak bisa menutupi emosi yang terpancar dari matanya. Dia tidak menatap Suzy di depannya, dia hanya fokus melemparkan tatapan tajamnya kepada Myungsoo.

“baru dua minggu yang lalu” Jawab Myungsoo.

“jadi saat kami di London? Bagaimana bisa..” Soojung masih tidak percaya, selama ini dia tau Suzy tidak pernah dekat dengan lelaki manapun. Dia juga tidak pernah menunjukan ketertarikannya kepada lawan jenis jadi saat mengetahui bahwa Suzy menjalin hubungan dengan Myungsoo sudah jelas dia akan shock seperti ini.

“tentu bisa, aku menyukainya dan dia menyukaiku. End of story” Sahut Myungsoo masih tersenyum lebar, dia menoleh pada Suzy yang masih menunduk ditempatnya. Tangannya yang bebas bergerak mengusap pundak Suzy dengan lembut menyampaikan bahwa mereka akan baik-baik saja.

“Suzy, kau tidak ingin mengatakan sesuatu?” Desis Sehun saat melihat keintiman yang ditunjukan Myungsoo ke Suzy dihadapannya.

“a..aku minta maaf” Bisik Suzy pelan, Sehun menghela nafasnya kemudian meletakkan tangannya diatas meja menatap Suzy dengan intens.

“hei apa yang kau takutkan? Lihatlah aku” Suara Sehun sudah melembut saat berseru agar Suzy mengangkat kepalanya dan menatapnya, dia tidak ingin membuat Suzy tertekan. Dia mengerti apa yang dilakukan Suzy saat ini adalah demi kebahagiaannya dan dia tidak mungkin dapat menghalangi Suzy untuk mendapatkan kebahagiaannya sendiri.

“maaf” Perlahan Suzy mengangkat wajahnya dan takut-takut menatap Sehun. Wajah Sehun yang awalnya datar perlahan melembut dan tersenyum kepada wanita kesayangannya itu. Dia meraih satu tangan Suzy yang bebas dari genggaman Myungsoo kemudian mengusapnya dengan lembut.

“jangan minta maaf, kau tidak salah apapun. Aku hanya sedikit terkejut mendengar berita bahagia ini, aku tidak percaya kalau perkembangan kalian sangat cepat. Kupikir menitipmu dengan Myungsoo selama sebulan memang benar-benar membuahkan hasil” Ucap Sehun menatap Suzy dengan sorot jenaka. Myungsoo yang mendengar penuturan Sehun akhirnya bisa bernafas dengan lega karena secara tersirat namja itu terlah memberikan persetujuannya atas hubungan mereka berdua.

Sementara Suzy menatap Sehun tidak percaya, lelaki itu dengan gampangnya menerima Myungsoo untuk menjadi pendamping Suzy setelah selama ini dia selalu berhasil menjauhi semua pria yang mencoba untuk mendekati Suzy namun saat Myungsoo yang mencoba untuk mendekat dia bahkan terlihat membantu Myungsoo.

“Sehun kau…”

“kau ini sahabatku, adikku…aku tidak mungkin tidak bahagia atas kebahagiaanmu Suzy, aku senang kalau kau akhirnya menemukan pria yang kau sayangi. Kalau tujuan kalian kemari untuk mendapatkan restuku, yes…100% kalian mendapatkannya” Sela Sehun dan kemudian dia terkekeh pelan melihat ekspresi terkejut Suzy. Sementara dia melirik Myungsoo yang tersenyum lega kearahnya.

“Sehun” Soojung memegang lengan Sehun dan menatapnya dengan pandangan bingung, pria itu melepas tangannya dari tangan Suzy kemudian mengangguk pada Soojung dan mengusap lengannya pelan.

“kita akan bicara” Bisik Sehun pelan agar tidak terdengar oleh Myungsoo dan Suzy.

Sehun kemudian menoleh lagi kepada sepasang kekasih di hadapannya, dia menyampirkan senyumannya yang sangat manis.

“aku senang mendengar berita ini, dan Myungsoo…kuharap kau ingat apa yang kukatakan terakhir kali padamu jika kau menyakiti Suzy” Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti, dia langsung meraih bahu Suzy dan merangkulnya mesra tanpa ragu untuk menunjukannya dihadapan Sehun serta Soojung.

“tidak perlu khawatir, kau bisa mempercayaiku sepenuhnya” Ungkap Myungsoo dan mendapatkan anggukan kepala dari Sehun. Meksipun dalam hati dia sedikit meragukan perkataan Myungsoo tersebut, tapi dia akan berusaha untuk yakin dan percaya bahwa pria itu akan memegang kata-katanya.

Setelah berbincang lagi dengan topik-topik yang lain, akhirnya mereka memilih untuk meninggalkan tempat tersebut. Sehun dan Myungsoo berjalan di depan masih membicarakan topik seputar dunia laki-laki sementara dibelakang kini Soojung tengah merangkul lengan Suzy.

“Suzy, aku berpikir kita sudah terlalu lama tidak memiliki quality time berdua saja. Besok kita harus bertemu dan ceritakan semuanya kepadaku secara detail” Bisik Soojung, Suzy tersenyum kecil dan mengangguk.

“maaf, aku juga merasa sudah lama kita tidak mengadakan pembicaraan dari hati ke hati. Aku sangat ingin menceritakan semuanya padamu hanya kau sangat jauh saat itu” Keluh Suzy.

“ya dan kupikir sekaranglah saatnya, awas tidak boleh ada sedikitpun yang terlewatkan” Ancam Soojung, Suzy tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“nah ladies, sekarang waktunya untuk kembali ke istana masing-masing” Ucap Sehun berbalik menatap kedua gadis dibelakangnya, Soojung cekikikan tidak jelas karena kalimat Sehun itu sementara Suzy hanya tersenyum menatap Sehun.

“Myungsoo bisakah mengambil mobilmu sementara aku berbicara dengan Suzy disini untuk menunggumu?” Tanya Sehun pada Myungsoo, pria itu menganggukan kepalanya kemudian tersenyum pada Suzy sebentar dan berjalan ke parkiran untuk mengambil mobilnya.

“dan Soojung, masuk ke mobil aku ingin bicara berdua dengan Suzy” Sambung Sehun memberikan kunci mobilnya pada Soojung. Gadis itu menurut, dia memeluk sebentar Suzy dan berpamitan padanya.

Hingga mereka berdua tertinggal di depan pintu restoran, Sehun menatap Suzy dengan intens sementara Suzy menatapnya dengan sedikit ragu.

“kau yakin?” Tanya Sehun, Suzy menganggukan kepalanya mengerti dengan apa yang ditanyakan oleh Sehun.

“benar-benar yakin?” Tanya Sehun ulang untuk memastikan jawaban Suzy.

“ya Sehun, aku sangat yakin” Jawab Suzy akhirnya bersuara. Sehun menghela nafasnya kemudian mengangguk kecil.

“aku tidak percaya akan melepasmu untuk menjadi kekasih pria lain, astaga! gadisku sudah dewasa” Seru Sehun. Suzy melangkah maju sedikit dan segera memeluk pinggang Sehun dengan erat. Dia memejamkan matanya saat merasakan akan menangis saat ini juga.

“maafkan aku Sehun, sungguh aku benar menyukainya” Bisik Suzy dengan suara gemetar, Sehun menarik nafasnya dan mengusap punggung serta rambut Suzy dengan sayang.

“aku mengerti aku tadi hanya terkejut, tidak apa-apa Suzy”

“apa kau marah?” Tanya Suzy mendongakkan kepalanya menatap Sehun dengan penuh harap, pria itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“sudah kukatakan aku ikut bahagia jika kau juga bahagia dan bersama dengan Myungsoo adalah kebahagiaanmu bagaimana mungkin aku bisa marah?” Ungkap Sehun mengangkat alisnya, Sekali lagi Suzy mengeratkan pelukannya pada Sehun dan berkata dalam hati bahwa betapa dirinya sangat menyayangi pria yang dipeluknya saat ini.

“kau tau Sehun, aku sangat mencintaimu” Ucap Suzy membuat Sehun tersenyum dan mengangguk.

“aku lebih mencintaimu Suzy, jangan khawatir lagi” Balas Sehun dengan pelan, “mungkin setelah ini aku harus kembali bersiap untuk melepaskan Soojung untuk pria lain lagi dan kalian berdua sukses meninggalkanku sendiri” Gerutunya lagi mengingat hubungan Soojung dan Minhyuk mungkin akan mengalami perkembangan setelah ini.

“tenang saja, kami akan mencarikan gadis untukmu agar kau tidak kesepian kami tinggalkan” Ucap Suzy sembari menggoda Sehun membuat pria itu mendengus.

“tidak perlu, hanya kalian berdua yang akan bersamaku. Tidak wanita lain, tidak peduli dengan kekasih kalian” Ucap Sehun dengan wajah ditekuk. Suzy terkekeh melihat wajah Sehun kemudian mengusap wajah sahabatnya itu.

“tenanglah sahabatku sayang, aku yakin bahwa gadis yang kupilihkan adalah gadis yang terbaik. Dan kau tidak boleh menolak, oke!” Ucap Suzy dengan tegas seakan tidak ingin mendapatkan penolakan dari Sehun.

“sudah aku ka…”

Tiin tiin~ Suara klakson mobil itu membuat Sehun menghentikan ucapannya dan memutar bola matanya kesal.

“see? Inilah alasannya mengapa aku sangat tidak ingin membiarkan kalian memiliki kekasih…Mereka akan mengganggu waktu kita” Gerutu Sehun, namun dia tetap mengantarkan Suzy ke mobil Myungsoo dan membukakan pintu untuknya.

“Sehun, gomawo untuk malam ini. Kau memang teman terbaikku” Sahut Myungsoo dari dalam mobil, Sehun yang masih membiarkan pintu penumpang itu terbuka kemudian membungkukan badannya dan menatap Myungsoo tajam.

“awas saja kau membuat Suzy menangis! Aku akan membunuhmu” Ancam Sehun yang mendapatkan cubitan kecil dilengannya.

“hush! Jangan bicara sembarangan” Tegur Suzy membuat Sehun mencibir sementara Myungsoo tersenyum penuh kemenangan.

“ya teruslah bela kekasihmu dan tinggalkan aku. Ckck, hati-hati bawa mobilnya” Decak Sehun kemudian menutup pintu dengan keras membuat Suzy dan Myungsoo yang didalam mobil terlonjak kaget.

Sehun masih terus menatap kepergian mobil Myungsoo sampai dia merasakan kakinya tersentuh oleh sesuatu yang keras, saat dia menoleh matanya terbelalak kaget mendapati mobilnya sudah berada dibelakangnya lengkap dengan Soojung yang berada dibalik kemudi.

“siapa yang menyuruhmu mengemudikan mobilku?” Tanya Sehun marah pada Soojung yang sudah keluar dari mobilnya.

“kau sangat lama dan aku sudah lelah menunggu. Jangan mengomel dan masuklah, bawa aku pulang” Gerutu Soojung lalu berpindah tempat untuk duduk dikursi penumpang. Sehun mendengus karena kelakuan Soojung itu kemudian menyusulnya masuk ke dalam mobil.

“aku punya kesimpulan kalau kau sepenuhnya masih belum setuju dengan hubungan mereka?” Tanya Soojung saat mereka sudah berada dijalan raya. Sehun menarik nafasnya pelan.

“kau memang selalu tau tentang diriku” Sahut Sehun tidak mengelak.

“tapi kenapa? Bukankah kau sendiri yang memberi jalan pada Myungsoo untuk mendekati Suzy? dan kurasa usahamu berhasil”

“aku memang berniat untuk membuat mereka bersama karena aku tau kalau mereka saling menyukai, aku hanya tidak menyangka jika mereka akan secepat ini” Jelas Sehun mengeluarkan semua yang dipendamnya sejak berada direstoran tadi.

Mungkin kalau Myungsoo dan Suzy tidak akan bisa membaca gelagat Sehun karena tadi dia sukses menutupi semuanya dengan senyuman serta pengakuan persetujuannya atas hubungan mereka. Tapi selamanya Sehun tidak dapat membohongi Soojung, sejak tadi gadis itu memang sengaja memilih diam dan memperhatikan Sehun. Dan benar saja, saat Myungsoo beralih dari Sehun ke Suzy dia bisa melihat bahwa Sehun menatap keduanya dengan pandangan yang tidak tenang.

“aku rasa mereka memang telah dekat bahkan sebelum kita berangkat ke London, karena seperti yang kau tau kalau Suzy itu susah dekat dengan pria. Dia butuh waktu lama untuk bisa beradaptasi”

“ya kau benar, kurasa juga begitu. Apalagi memang sejak awal mereka memilki proyek yang sama. Bukan tidak mungkin kalau mereka lebih sering bertemu dan mungkin disitulah awal kedekatan mereka” Jawab Sehun cemas, Soojung mengusap lengannya. Dia mengerti bahwa Sehun khawatir karena sekarang Suzy sudah menjadi tanggung jawab lelaki lain, tapi dia masih belum mengerti mengapa Sehun bisa secemas ini karena mereka sama-sama tau bahwa pria itu adalah Myungsoo. Pria yang mereka kenal dengan cukup baik.

“kau bisa menceritakan padaku mengapa kau masih merasa tidak tenang seperti ini, jangan menyimpannya sendirian” Ucap Soojung. Sehun menoleh padanya sebentar kemudian mengangguk.

“nanti, nanti kau akan mengerti kecemasanku” Ujarnya dengan suara pelan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Seperti janji mereka beberapa hari yang lalu Suzy dan Soojung akhirnya bisa memiliki waktu untuk dihabiskan berdua, meskipun rencana mereka harus diundur beberapa hari akibat pekerjaan Suzy yang memang tidak dapat dihindari. Maka jadilah hari ini mereka terlihat santai duduk di salah satu sudut coffe shop langganan mereka.

“jadi Suzy, apa kau tidak berniat menceritakan padaku tentang Myungsoo?” Tanya Soojung, mereka sudah berada di sini sejak 20 menit yang lalu namun mereka tidak langsung membicarakan masalah inti mengapa mereka bertemu hari ini, melainkan Suzy memulai aksinya untuk menagih oleh-oleh Soojung dari London yang belum sempat diterimanya belakangan ini.

“bagian mana dari Myungsoo yang ingin kau ketahui?” Tanya Suzy balik karena tidak tau harus memulai dari mana ceritanya, dia hanya butuh Soojung yang bertanya dan dia akan menjawab.

“hmm, bagaimana kalau kita mulai dari sejak kapan kau menyukai pria itu?” Soojung menopang dagunya menatap berbinar kepada sahabatnya yang hampir seumur hidup dikenalinya sama sekali tidak pernah menyukai seorang lelaki pun.

“itu, aku juga bahkan tidak sadar sejak kapan. Tapi yang jelas aku mulai nyaman padanya saat kalian meninggalkanku ke London” Jawab Suzy dan sedikit mencibir saat di akhir kalimatnya membuat Soojung terkekeh.

“jadi bisa dikatakan kepergianku dan Sehun adalah sebuah berkah untukmu huh” Sindir Soojung sembari menyeruput hot chocolatenya.

“ya mungkin” Jawab Suzy mengangkat bahunya acuh.

“tapi apa kau benar menyukainya? Maksudku, seperti seorang wanita menyukai pria? Bukan hanya karena dia tampan atau mungkin kau hanya kagum padanya?”

“pada awalnya aku memang sempat berpikir seperti itu, aku hanya menganggapnya sebagai teman dan kupikir rasa suka dan nyamanku padanya sama dengan perasaan yang kurasakan pada Sehun. Tapi malam itu, aku berubah pikiran” Cerita Suzy dengan wajah yang merona saat mengingat malam di mana Myungsoo menyatakan perasaan padanya.

“malam itu? malam apa? ya Bae Suzy! kau mulai nakal hoh” Seru Soojung dengan mata melotot menatap Suzy yang senyum-senyum tidak jelas itu. Seketika Suzy menghentikan senyumannya dan menatap datar Soojung.

“eisshh pikiranmu itu! maksudku malam saat dia menyatakan perasaannya kepadaku” Soojung melebarkan matanya lagi, dia menatap Suzy tidak percaya.

“apa dia menyatakannya dengan romantis? Ceritakan padaku…” Desak Soojung, dia adalah gadis yang begitu mencintai kisah romansa dari novel-novel romantis ataupun drama-drama di tv jadi wajar dia akan sangat antusias untuk mendengar kisah Suzy bersama dengan Myungsoo.

Suzy tersenyum kemudian memulai menceritakan pada Soojung bagaimana rencana Myungsoo untuk mengungkapkan perasaannya dan memintanya untuk menjadi kekasih. Dari ajakan makan malam direstoran romantis sampai dengan acara dansa mereka yang diakhiri dengan kecupan dikeningnya, Suzy bahkan harus menutup wajahnya saat mengatakan satu hal itu kepada Soojung dan semakin membuat Soojung antusias untuk mendengarnya.

“lalu kau menerimanya begitu saja?” Tanya Soojung, Suzy tersenyum dan mengangguk.

“kau bilang tadi kalau pemikiranmu berubah sejak malam itu, memangnya apa yang membuat kau yakin kalau kau memang menyukai Myungsoo selayaknya seorang wanita menyukai seorang pria?” Suzy tersenyum sembari memegang dada kirinya.

“kau tau, sejak awal aku bertemu dengan Myungsoo aku baru sadar kalau ternyata jantungku selalu bekerja dua kali lipat dari biasanya, dia tidak bisa tenang jika aku berada di dekat Myungsoo. Semula aku berpikir kalau aku memiliki penyakit jantung, tapi setelah mendengar jawaban Myungsoo malam itu aku jadi mengetahui jawaban mengapa setiap berada didekatnya jantungku selalu berdetak dengan cepat” Jelas Suzy dengan senyum lebarnya, wajahnya terus saja merona namun dia seolah tidak mempermasalahkan perasaan hangat yang menjalar dipipinya.

“owh so sweet” Soojung menangkup kedua tangannya dan menatap Suzy dengan senyum mesem-mesemnya. Suzy ikut tersenyum malu, ini baru pertama kalinya dia berbicara mengenai pria kepada Soojung. Biasanya hanya Soojung yang selalu merecokinya dengan menceritakan tentang pria yang disukainya dan dia sekarang tau bagaimana perasaan Soojung saat kau menceritakan tentang pria yang kau sukai pada sahabatmu. Begitu menyenangkan.

“aku hanya berharap kalian bisa bertahan lama, kau tau aku mendukung hubungan kalian. Kau tau Myungsoo itu sangat tampan, Sehun saja kalah” Ujar Soojung sembari tertawa kecil membandingkan Myungsoo dan Sehun.

“ya, aku juga berharap seperti itu Soojung” Balas Suzy, “umm, bagaimana dengan Sehun? Aku tau dia masih belum menerima hubunganku dengan Myungsoo sepenuhnya. Malam itu aku tau dia hanya ingin membuatku dan Myungsoo tidak merasa terbebani” Sambung Suzy menatap Soojung dengan wajah memelasnya. Soojung menghela nafasnya dan mengusap punggung tangan Suzy dengan lembut.

“kau tau sendiri karakter Sehun seperti apa, dia sangat menyayangimu. Jadi kupikir wajar dia masih sedikit tidak rela melihatmu berhubungan dengan Myungsoo. Tapi kau tidak perlu khawatir, karena seiring berjalannya waktu dia akan menerimanya” Ucap Soojung menenangkan. Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“aku mengerti, gomawo sudah mau mengajakku sing ini. Aku memang membutuhkan cerita denganmu agar otakku bisa fresh”

“aku selalu ada untukmu Suzy, jangan ragukan itu”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiyeon mengkeret dengan alis bertautan melihat wajah tegang Myungsoo, tidak biasanya atasannya itu terlihat begitu stress hari ini. Padahal setaunya beberapa hari belakangan mood atasannya itu bisa dikatakan sangat baik karena dia sudah tidak pernah lagi terlihat marah-marah hanya karena ada kesalahan kecil dari pekerjaan dari pegawainya.

“apa ada masalah?” Tanya Jiyeon, mereka sedang berada diruangan Myungsoo untuk memeriksa beberapa laporan keuangan yang diberikan oleh divisi keuangan kepada Myungsoo hari ini.

“tidak, aku hanya berpikir keuntungan kita bulan ini tidak sebanyak bulan lalu. Padahal tingkat produktivitas kita bisa dikatakan meningkat” Ungkap Myungsoo masih fokus pada laporan di tangannya. Jiyeon mengangguk mengerti akhirnya mengetahui masalah Myungsoo hingga dia jadi uring-uringan begini.

“tapi kau tau sendiri belakangan ini harga bahan baku naik sampai 5% dari harga biasanya, meskipun produksi kita tinggi tapi dengan harga bahan baku yang naik itu tidak akan membantu penghasilan kita akan tinggi seperti bulan-bulan sebelumnya” Jelas Jiyeon.

“ya, akut tau tentang itu tapi seharusnya kita bisa meningkatkan keuntungan sampai 30% tapi ini 20% saja tidak sampai Jiyeon” Keluh Myungsoo menggelengkan kepalanya, satu bulan ini dia bahkan sudah bekerja dengan maksimal untuk meningkatkan keuntungan mereka namun hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya.

“kalau begitu kau harus lebih teliti lagi memantau kinerja pegawaimu agar mereka bisa memberikan keuntungan padamu lebih banyak lagi” Sahut Jiyeon kepada Myungsoo dengan santainya membuat namja itu mendengus.

“ya kalau pekerjaanku hanya duduk-duduk di kursiku mungkin aku bisa memantau mereka. Kau jelas sangat tau apa saja yang kukerjakan setiap hari nona Park” Cibir Myungsoo menekuk wajahnya, sudah stress memikirkan pendapatan perusahaannya yang tidak terlalu baik, bukannya membantu sekertarisnya itu malah semakin membuatnya moodnya jadi jelek.

“aku kan hanya memberi saran, kalau tidak mau diterima yah tidak apa-apa. Jangan marah-marah begitu, kau akan cepat tua nanti” Ledekannya itu membuat Myungsoo menatapnya dengan tajam, namun itu sama sekali tidak berpengaruh karena nyatanya Jiyeon malah memeletkan lidahnya pada Myungsoo dan beranjak dari kursinya.

“aku harus memeriksa berkas untuk meeting besok pagi, kau periksa sendiri saja laporan itu” Sahutnya sembari melenggang keluar dari ruangan Myungsoo membuat pria itu berdecak pelan.

“seenaknya saja. Memangnya yang bos di sini siapa? Dia atau aku sih? Ckckck”

Myungsoo kembali menekuni laporan keuangannya, mungkin jika bisa meminimalisir bahan baku yang ada di gudang mereka mungkin itu bisa membantu agar pendapatan perusahaan bisa menjadi lebih baik. Dan mungkin dengan meningkatkan kinerja pegawainya di lapangan juga kayaknya perlu dilakukan agar budget yang dikeluarkan untuk mengerjakan proyek mereka bisa di tekan.

Alis Myungsoo berkerut saat mendengar sedikit keributan di depan ruangannya, “astaga apalagi yang dilakukan gadis itu” Gerutu Myungsoo, mengingat tingkah ajaib sekertarisnya itu bukan tidak mungkin bahwa saat ini dialah yang membuat keributan tersebut. Dia juga sedikit mendengar suara wanita lain, tapi entahlah mungkin sekertarisnya sedang bermasalah dengan karyawan lain.

Setelah mendiamkan selama 5 menit, suara-suara wanita yang saling menyahuti itu semakin jelas terdengar dan jelas membuat konsentrasinya buyar. Dengan kesal Myungsoo akhirnya beranjak dari kursinya kemudian berjalan menuju pintu ruangannya.

“Park Jiyeon!” Myungsoo menyentak pintunya dengan kasar dan menatap sekertarisnya yang sedang beridiri tepat membelakanginya saat ini, “kenapa kau terlalu ribut, aku tidak bisa konsentrasi” Omel Myungsoo, Jiyeon menoleh dan mendengus keras. Dia mendorong seseorang yang entah siapa yang berada di hadapannya itu kemudian berbalik menghadap kepada Myungsoo.

“dengar tuan muda Kim, bukan aku yang membuat keributan. Tapi perempuan aneh yang memaksa ingin bertemu denganmu, padahal sudah jelas kau tidak mempunyai janji bertemu dengan siapapun saat ini. Aku sudah melarangnya untuk masuk tapi dia memaksa” Jelas Jiyeon. Alis Myungsoo terangkat, memangnya siapa perempuan yang mencarinya? tidak biasanya dia kedatangan seorang tamu yang sebelumnya belum membuat janji temu dengannya lebih dulu.

“siapa?” Tanya Myungsoo membuat Jiyeon mendelik kemudian menggeser badannya membiarkan Myungsoo melihat siapa tamu dadakan yang diterimanya siang itu.

“aku” Seorang gadis berambut hitam yang panjang serta tubuh tingginya itu tengah tersenyum manis ke arah Myungsoo yang menatapnya dengan melebar tidak percaya, “lama tidak berjumpa Myungsoo”

Tubuh Myungsoo menegang saat itu juga, mebuat kinerja ototnya tidak berfungsi sehingga tidak ada anggota tubuhnya yang dapat bergerak sedikitpun. Menatap wanita yang sudah dilupakannya, wanita yang mengkhianatinya dengan kejamnya, wanita yang membawa luka pada hidupnya.

“ka..kau”

“ya aku, ayolah Myungsoo apa kau tidak ingin mengajakku untuk masuk ke dalam ruanganmu? Kita bisa saling melepas rindu secara pribadi tanpa gangguan sekertarismu ini” Sahutnya dan kemudian mendelik kepada Jiyeon setelahnya. Melihat itu Jiyeon hanya memutar bola matanya.

“nona sudah kukatakan kau harus membuat janji dulu untuk bertemu dengan tuan Kim” Ucap Jiyeon berusaha menahan tangannya untuk tidak menarik rambut wanita itu.

“oh ya, jadi aku harus membuat janji dulu? Bagaimana Myungsoo? aku sudah jauh-jauh mencarimu ke sini masa harus pulang dengan sia-sia?” Rengek wanita itu membuat Jiyeon menatapnya dengan jijik.

Sementara Myungsoo hanya diam mengamati gadis itu, mengamati perubahan yang tidak terlalu banyak darinya sejak 4 tahun yang lalu. Myungsoo memejamkan matanya, seketika bayangan wajah Suzy melintas di depannya membuatnya menghela nafasnya panjang.

“kau bisa membuat janji temu kepada sekertarisku terlebih dahulu” Ucap Myungsoo dengan datar kemudian setelahnya memasuki ruangannya meninggalkan wanita itu tercengan menatapnya sementara Jiyeon tersenyum penuh kemenangan.

“jadi, nona silahkan duduk. Aku akan mencarikan jadwal untuk kau bisa bertemu dengan tuan Kim” Ucap Jiyeon memasang senyum profesionalnya pada wanita itu, dan dengan sangat terpaksa dia duduk di tempat yang ditunjuk oleh Jiyeon sembari menggerutu pelan.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“Jiwon semakin mahir melakukan gerakannya, aku rasa dia akan lolos audisi nanti” Suzy tersenyum sembari memakan santapannya, sedari tadi dia terus mengoceh mengenai latihan Jiwon yang mereka lakukan hari minggu kemarin. Melihat Jiwon berkembang pesat membuatnya merasa senang karena dia bisa pastikan dengan kemampuan Jiwon saat ini gadis itu akan memenangkan audisi yang akan diikutinya nanti.

“oh ya bagaimana perkembangan hotelnya? Apa ada kendala?” Tanya Suzy lagi, namun sama sekali tidak ada jawaban dari Myungsoo.

Suzy menatap Myungsoo bingung, pria itu terlihat diam hari ini. Dia juga kelihatan tidak berselera dengan makanannya.

“hei, ada apa?” Tanya Suzy menepuk punggung tangan Myungsoo yang ada di atas meja membuat namja itu tersentak kaget dan langsung menatap Suzy dengan mata yang mengerjap.

“ya?” Suzy menghela nafasnya kemudian meletakkan sendoknya di piring. Dia menyipitkan matanya menatap Myungsoo, dia akui pria itu memang terlihat berbeda malam ini.

“kau ada masalah apa? kenapa jadi pendiam begini?” Tanya Suzy, Myungsoo tersenyum kecil dan menggeleng pelan. Dia kemudian memusatkan perhatiannya kepada makanan di depannya dan memulai untuk memakannya.

“tidak apa-apa, hanya pekerjaan kantor” Jawab Myungsoo. Suzy menarik nafasnya kemudian kembali melanjutkan makannya.

“benarkah?”

“iya, tidak perlu khawatir” Sahut Myungsoo menatap Suzy dengan tersenyum, gadis itu mengangguk mengerti.

“kalau begitu jawab pertanyaanku, bagaimana dengan hotelnya?”

“oh itu, proses konstruksinya lancar. Kalau tidak ada kendala satu bulan lagi kita sudah bisa melihat hasilnya” Jawab Myungsoo.

“kau memang bisa diandalkan Myungsoo” Seru Suzy. Myungsoo hanya tersenyum membalasnya, setelahnya mereka kembali terdiam.

“ah, kata Jiwon orang tuamu akan ke Korea dalam waktu dekat. Apa benar?” Tanya Suzy lagi membuka suaranya, namun alisnya bertautan saat melihat Myungsoo lagi-lagi melamun dan seperti tidak mendengar pertanyaannya.

“Myungsoo?” Panggl Suzy pelan, namun pria itu masih tidak menghiraukannya. Dia malah terlihat asik dengan lamunannya saat ini. Suzy jadi tidak yakin kalau Myungsoo hanya memikirkan masalah pekerjaannya, karena selama mengenal Myungsoo seberat apapun pekerjaannya di kantor dia tidak akan mengabaikan Suzy sampai seperti ini. Dia akan mengabaikan masalah pekerjaannya jika berdua dengan Suzy, tidak seperti saat ini.

Suzy beranjak dari kursinya dengan membawa piring makannya yang bahkan setengahnya belum habis, menyadari pergerakan Suzy, Myungsoo sekali lagi tersentak. Dia terkejut menatap Suzy yang berjalan menuju ke bak cuci piring dan meletakkan piring kotornya di sana.

“aku kenyang” Ucap Suzy kepada Myungsoo yang hanya menatapnya bingung.

“kau bahkan belum menghabiskan setengahnya” Ucap Myungsoo ikut berdiri dan menghampiri Suzy, “ada apa sayang?” Tanyanya sembari mengelus rambut Suzy.

“seharusnya aku yang tanya, ada apa denganmu? malam ini kau seperti bukan Myungsoo saja” Tanya Suzy balik, matanya menatap Myungsoo dengan menyelidik. Namja itu hanya diam menatap Suzy kemudian tersenyum.

“sudah kukatakan hanya pekerjaan dikantor. Tidak ada apa-apa” Suzy mendengus kemudian berjalan meninggalkan Myungsoo di dapur apartemennya.

“teruslah berbohong Kim Myungsoo” Sahutnya dengan kesal, kemudian kearah sofa dan mengambil blazer serta tasnya.

“hei, kau mau ke mana?” Tahan Myungsoo, Suzy mendelik pada namja itu.

“ke mana lagi? aku mau pulang” Jawab Suzy ketus menyentakkan tangan Myungsoo yang menahannya kemudian berjalan menuju ke arah pintu. Namun lagi-lagi langkahnya terhenti karena Myungsoo kembali menahannya dan membuat tubuhnya berbalik.

“maafkan aku” Ucap Myungsoo dengan wajah menyesal membuat Suzy memutar bola matanya.

“jangan hanya bilang maaf tanpa menjelaskan padaku apa yang terjadi padamu sebenarnya? Aku tau kau membohongiku dengan mengatakan kalau kau memikirkan pekerjaanmu, kau tidak akan terlihat kacau seperti ini kalau hanya karena pekerjaanmu” Ucap Suzy dengan kesal membuat Myungsoo menghela nafasnya panjang.

Suzy masih menatapnya tajam sementara Myungsoo hanya dapat menatap Suzy dengan penuh penyesalan, perlahan Myungsoo menarik Suzy untuk memeluknya dan mengusap punggung gadisnya itu.

“aku tidak tau harus memulainya darimana, aku bingung Suzy” Bisiknya pelan. Suzy melepaskan pelukan Myungsoo dan menatap kekasihnya itu dengan intens.

“katakan saja padaku, apapun itu aku akan mendengarkannya” Ucap Suzy menatap Myungsoo dengan mengerti, namun namja itu menggeleng pelan.

“itu tidak semudah yang kau katakan, aku..aku tidak…”

Ting tong~ ting tong~

Suzy dan Myungsoo serentak menatap ke arah pintu apartemen, siapa yang semalam ini bertamu di apartemen itu? Apalagi Myungsoo memang sangat jarang menerima tamu saat dia tinggal di sini, hanya keluarga dan teman dekatnya serta sekertarisnya yang pernah datang kemari itupun mereka akan menghubungi Myungsoo dulu sebelum datang ke sini.

“kau menunggu seseorang?” Tanya Suzy, Myungsoo terlihat bingung dan menggeleng.

“tidak, mungkin petugas apartemen. Mereka memang cukup sering memeriksa keadaan tiap apartemen disini” Jelas Myungsoo.

“aku saja yang membukanya” Ucap Suzy, belum sempat Myungsoo menjawab gadis itu sudah beranjak dan berdiri tepat di depan pintu. Suzy kemudian membuka pintunya dan berdiri diam menatap tamu Myungsoo yang sama sekali tidak dikenalinya itu.

“oh kenapa perempuan yang membukanya?” Gumaman yang cukup keras dan terdengar sampai ke telinga itu membuat Myungsoo melebarkan matanya tidak percaya, dengan cepat dia segera menghampiri Suzy.

“kau mencari siapa?” Tanya Suzy bingung menatap wanita di depannya.

“hmm, maaf sepertinya aku salah apartemen” Jawabnya dengan wajah yang sama bingungnya dengan Suzy, dia kemudian memeriksa kembali selembar kertas kecil di tangannya dan melihat sekelilingnya. Sepertinya dia sudah berada di tempat yang tepat tapi mengapa orang lain yang…

“Suzy” Myungsoo muncul dari balik badan Suzy membuat wanita itu berbinar, ternyata dia tidak salah.

“Myungsoo!” Serunya tersenyum lebar melihat Myungsoo membuat Suzy mengerutkan alisnya menatap Myungsoo dan wanita itu bergantian.

“kau mengenalnya?” Tanya Suzy, Myungsoo hanya diam sama sekali tidak tau harus melakukan apa. Dihadapannya saat ini Suzy dan wanita itu saling berhadapan. Kepala Myungsoo tiba-tiba saja pening.

“kau siapa? ah, apa kau adiknya? Hmm, aku memang hanya sekali bertemu dengan Jiwon tapi aku rasa kau banyak berubah setelah 4 tahun yang lalu” Ucap wanita itu membuat Suzy semakin bingung, dia mengenal Jiwon. Siapa wanita ini? Myungsoo sama sekali tidak membantu membuatnya menjadi sedikit kesal.

“oh maaf, aku bukan Jiwon. Aku Bae Suzy” Ucap Suzy memperkenalkan dirinya, wanita itu terlihat menganggukan kepalanya.

“pantas saja kau tidak mirip dengan Myungsoo. Lalu apa yang kau lakukan di apartemen Myungsoo?” Tanyanya menatap Suzy penuh penilaian membuat Suzy sedikit risih karena dipandangi seperti itu oleh orang yang tidak dikenalinya.

“ne?”

“aku bertanya ap…”

“geuman!” Myungsoo berseru, dia menatap wanita dihadapannya dengan dingin, “apa yang kau lakukan di sini? darimana kau tau apartemenku?” Tanyanya dengan wajah datar.

“Myungsoo, lebih baik kita suruh masuk saja. Tidak enak jika berbicara di sini” Ucap Suzy menyela, wanita itu terlihat cukup senang dengan ucapan Suzy dan tanpa menunggu lagi dia segera memasuki apartemen Myungsoo setelah Suzy mempersilahkannya untuk masuk.

“Suzy kenapa menyuruhnya masuk” Tanya Myungsoo tidak suka, Suzy menutup pintunya dan menarik Myungsoo untuk ke ruang tengah.

“dia tamu, tidak baik kalau tidak disuruh masuk”

Suzy tersenyum pada wanita itu, dia menawarkan untuk membuatkan minuman yang disambut senang oleh wanita tadi. Setelah Suzy beralalu ke dapur untuk membuat minuman, Myungsoo mendudukan dirinya di sofa tepat diseberang wanita itu.

“apa maumu?” Tanya Myungsoo ketus.

“aku tidak bisa bertemu denganmu di kantor jadi kupikir dengan mendatangi apartemenmu aku bisa bertemu denganmu” Jawabnya dengan santai membuat Myungsoo menggeram pelan.

“keluar dari sini, aku tidak ingin melihatmu berada di dalam apartemenku” Ucap Myungsoo dengan suara tertahan.

“yang benar saja? kau tidak dengar tadi Suzy sudah mempersilahkan aku masuk jadi kau tidak boleh mengusirku begitu saja. Setidaknya biarkan aku meminum teh buatannya”

“keluarlah sebelum aku yang akan menyeretmu untuk keluar dari sini” Geram Myungsoo membuat wanita itu terkekeh pelan.

“kau tidak akan bisa, aku tau kau masih mencintaiku kan?” Ucapnya dan menggerling pada Myungsoo membuat namja itu mendelik dan menatapnya tajam.

“jang…” Myungsoo menghentikan ucapannya saat melihat Suzy keluar dari dapur, gadis itu langsung menyuguhkan teh hangat yang dia buat di atas meja kemudian tersenyum kepada wanita itu.

“aku akan meninggalkan kalian agar bisa berbicara, aku rasa ada hal penting yang ingin kalian bahas” Ucap Suzy masih memasang senyumnya, melihat itu Myungsoo menghela nafasnya kemudian menarik Suzy untuk duduk disampingnya.

“tidak, tetap disini bersamaku” Ucap Myungsoo dengan lembut, dia kemudian mengalihkan perhatiannya pada wanita di hadapannya, “jadi katakan apa maksudmu datang kemari?” Tanya Myungsoo dengan tajam.

“sabar dulu Myungsoo, aku bahkan belum memperkenalkan diriku pada kekasihmu ini” Ucapnya sembari melempar senyum manis pada Suzy.

“Suzy, maaf karena sebelumnya belum sempat memperkenalkan diriku…” Wanita itu menggantung ucapannya kemudian tersenyum skeptis menatap Myungsoo, dia mengulurkan tangannya pada Suzy berniat untuk menyalami Suzy.

“Kim Seolhyun” Ucapnya saat Suzy menerima uluran tangannya, Suzy tersenyum padanya membuat wanita itu semakin melebarkan senyumannya, “satu-satunya mantan kekasih Myungsoo yang paling dicintainya” Lanjutnya membuat tangan Suzy yang baru saja dilepaskannya dari tangan Seolhyun menggantung diudara dengan tubuhnya yang membatu.

Sementara Myungsoo menegang ditempatnya sama sekali tidak menyangka bahwa wanita itu akan mengatakan hal tersebut pada Suzy.

“ah, ka..kau. Oh iya, ka..kalau begitu biar aku tinggalkan kalian biar bisa berbicara dengan nyaman” Ucap Suzy sedikit terbata dengan mata mengerjap akibat terkejutannya. Dia segera beranjak dari sofa dan segera masuk ke dalam kamar Myungsoo.

Myungsoo yang baru saja tersadar itu hendak berdiri namun Seolhyun menahannya membuat pergerakan Myungsoo terhenti, “apa kau tidak dengar? Dia meninggalkan kita berdua agar bisa berbicara dengan nyaman. Sekarang ayo duduk, kita masih belum melepas rindu” Ucap Seolhyun tersenyum polos pada Myungsoo.

“kau…” Myungsoo mengepalkan kedua tangannya dan memejamkan matanya berusaha untuk meredam emosinya saat ini.

“jadi Myungsoo apa kau tidak ingin menanyakan kabarku?” Tanya Seolhyun, Myungsoo membuka matanya dan menatap wanita itu dengan tajam.

“keluar dari sini sekarang” Geram Myungsoo, namun Seolhyun mengindahkan Myungsoo. Dia malah berjalan mendekat kepada Myungsoo dan tersenyum menggoda padanya.

“aku tau kau merindukanku” Bisiknya pelan, Myungsoo menarik nafasnya kasar sembari menatap tidak suka pada Seolhyun. Dia sama sekali tidak percaya bahwa dulu dia mencintai wanita ini, itu benar-benar membuatnya sangat muak.

“keluar atau aku yang akan menyeretmu?” Seolhyun tertawa kecil kemudian menggeleng sembari mengusap lengan Myungsoo.

“aku mengenalmu Myungsoo dan aku tau kau tidak akan bisa melakukannya” Ucapnya pelan membuat Myungsoo mengeraskan rahangnya dan segera menyambar lengan Seolhyun kemudian ditariknya gadis itu secara paska.

“sayangnya sekarang kau sudah tidak mengenalku lagi” Geram Myungsoo, dia melemparkan tas Seolhyun dan segera ditangkap olehnya.

“jangan lagi kau tampakkan wajahmu di hadapanku ataupun Suzy! Kau akan menyesal jika melakukan itu” Ucap Myungsoo dengan tajam.

“tapi a…”

“kau tau aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanmu” Sela Myungsoo dengan suara tajam kemudian menutup pintu apartemennya dengan setengah bantingan.

Myungsoo menyandarkan punggungnya ke pintu kemudian mengusap wajahnya dengan kasar, kedatangan Seolhyun benar-benar membuat keadaan semakin kacau. Terlebih lagi perkataannya kepad Suzy tadi, ah Suzy.

Myungsoo segera menuju ke kamarnya mengingat Suzy, gadis itu pasti sudah salah paham kepadanya. Dia harus menjelaskan semuanya segera sebelum semuanya terlambat.

Cklek~ Myungsoo terkejut saat pintu kamarnya terkunci dengan rapat, “Suzy? buka pintunya” Tidak ada sahutan dari dalam dan Myungsoo masih mencoba untuk membuka pintu tersebut namun hasilnya nihil.

“Suzy sayang, buka pintunya. Aku akan mejelaskannya padamu” Sahutnya lagi, namun kembali dia tidak mendapatkan balasan dari dalam.

“apa kau tidur di dalam?”

“ah baiklah, selamat tidur sayang. Besok aku akan menjelaskannya padamu” Sahut Myungsoo lagi kemudian berjalan menuju sofa.

Dia mengacak rambutnya frustasi, kehadiran Seolhyun membuat bencana dalam hidupnya. Sebelumnya dia sudah bermimpi untuk memiliki hubungan yang aman dan tentram bersama Suzy, mereka akan hidup bahagia bersama, namun pengacau itu datang membuat hubungannya dengan Suzy menjadi tidak baik.

“oh Suzy, maafkan aku” Rutuk Myungsoo menyesal karena harus membiarkannya mendengar kata-kata yang sangat tidak pantas keluar dari mulut Seolhyun, menyesal karena tidak mampu melindungi Suzy dari masa lalunya, menyesal karena tidak dapat menjaga kepercayaan Suzy kepadanya, menyesal karena tidak menceritakan pada Suzy lebih awal mengenai hubungan masa lalunya, menyesal karena menjadi pria yang begitu lemah dihadapan masa lalunya, dan masih banyak lagi rasa penyesalan yang dirasakan oleh Myungsoo terhadap Suzy saat ini dan dia berharap besok setelah Suzy menjadi lebih tenang dia akan mendengarkan semua penjelasan yang Myungsoo berikan dan akan menerima permintaan maafnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

Oke pertama, ini sangat panjaaaaaaaaaaaaang! Author bakal angkat tangan deh sambil melambai ke kamera kalau sampai ada yang mengatakan ini masih pendek! Suer deh! Karena terlalu asik mengarang cerita jadinya sepanjang ini dan benar-benar lupa untuk berhenti! Maafkan author.

Kedua, author pengen membahas beberapa komenan reader yang memang ada beberapa author baca kalau gaya penulisan author beda dan ada yang terasa asing dengan penulisan author. Mungkin kalau kalian baca Romeo & Rosaline kalian akan tau alasan mengapa tulisan author jadi beda. Tapi mungkin ada yang belum tau juga, jadi author beritahu sekarang kalau sumber bacaan author itu udah beda lagi. Sekarang author sudah hampir tidak pernah membaca ff lagi, author beralih ke novel umum. Jadi gak berbentuk fanfiction gitu. Jadi wajarlah kalau penulisan author jadi beda karena memang sumber referensi author juga beda, kalau memang ada yang tidak nyaman dengan gaya penulisan author yah maaf. Semua itu diluar kehendak author, author hanya mengikuti naluri untuk menulis dan jadilah seperti ini.

Nah, ketiga ini masalah cast baru! Yeay! Kemarin ada 4 orang yang berhasil nebak yah meskipun gak nembak langsung tapi mereka menyebutkan namanya saat memberikan komentar. Yups, Kim Seolhyun. Author itu lihat dia pertama kali waktu di running man episode 210, di sana dia memang gak terlalu banyak perannya karena couplenya itu Sukjin oppa, tapi entah mengapa wajah innocentnya itu buat author tertarik dan jadilah sampai sekarang author nge-fangrilingin dia wkwkwk. Sekarang karena drama Orange Marmaladenya itu dia jadi terkenal, sudah banyak yang jadi fansnya dia dari kalangan anak muda sampai ahjussi-ahjussi, ada juga artikel yang pernah ngebahas kalau si Seolhyun ini bakal jadi Suzy kedua~ maksudnya itu dia idol yang bakal ngikutin jejak Suzy yang sukses dalam bidang akting.

Disini author cuma pengen coba-coba aja pake dia jadi cast di ff author, mau pengen liat apa dia memang cocok atau gak, feelnya untuk jadi cast author dapat atau gak? Author sedikit tau sih tentang kepribadian asli dia. Dia itu orangnya pendiam tapi sebenarnya ribut kalau sama orang-orang yang udah kenal dekat dengannya, tapi kalau dalam ff author masih sedikit bingung mau mendeskripsikan dia seperti apa. Makanya author pengen minta pendapat kira-kira Seolhyun cocok gak auhtor jadiin cast di sini? Takutnya kalau author jadiin cast tetap, nanti reader yang baca malah awkward gitu bacanya kan jadinya gak enak. Soalnya author juga bosan kalau saingan Suzy itu terus-terusan si Naeun atau Jiyeon. Bosan buat karakter Naeun yang centil, sombong, angkuh dsb kan sebenarnya Naeun gak gitu, dia hanya sedikit gila wkwkwk.

Keempat, nah buat para reader yang kangen sama Sehun-Jiwon tuh diatas author kasih hehe. Author juga sebenarnya setuju-setuju aja kok kalau Sehun nanti akhirnya sama Jiwon, tapi diliat nanti aja kedepannya hubungan mereka kayak apa. Dan untuk Minhyuk-Soojung, maaf disini lagi-lagi mereka gak ada, author lagi cari waktu yang pas buat momen mereka berdua jadi ditunggu aja yaa~

Terakhir sesuai janji kalau bakal mulai konflik disini, awalnya sih bukan kayak gini author mau buatnya tapi yah mau gimana kalau jari-jari author yang ngetiknya jadi gini? Hehehehe~ untuk chapter selanjutnya ya silahkan persiapkan diri masing-masing deh wkwk.

Oh ya sudah liat original MV Last Romeo gak? Waktu nonton mv itu author sempat bertanya kenapa woollim ngubah mv nya yah? Padahal jujur konsep mv yg original dan yang setelah di ubah itu beda banget. Kisah romeonya itu lebih ngefeel di original mv, apalagi myung feelnya itu dapat banget jadi karakter utamanya. Dibagian klimaks juga yg banyak air air itu, author lebih ngefeel sih scene itu daripada scenenya woohyun saat buku-buku diperpustakaan itu pada terbang. Menurut kalian gimana?? Kalau belum nonton kalian nonton deh di youtube ada kok disana.

Wah, author sudah kebanyakan bicara. Chapter ini benar-benar OVERWORDS!!! Sorry for typos~

Jangan lupa dikomen dan berikan saran terbaik kalian 🙂

xoxo~