The Color Of Lovers CHAPTER 13

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 13

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Mata Suzy masih terpejam dengan rapat meskipun dia sedang duduk dilantai yang keras dan cukup dingin, semalam karena terlalu lelah dia akhirnya tertidur dan bahkan tidak sempat untuk merangkak ke atas ranjang empuk hanya sekedar agar tubuhnya dapat berbaring dengan nyaman. Tidurnya sama sekali tidak terganggu, sampai terpaan sinar matahari yang tanpa malu-malu menyerbu ke arah wajahnya, akibat dari gorden kamar tersebut tidak ditutup.

Suzy menggerakkan kepalanya berusaha mencari tempat yang aman dari terpaan sang mentari namun meskipun telah menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, wajahnya seolah tidak dapat menghindar dari sang mentari. Hingga akhirnya dia mengerang pelan dengan meluruskan kakinya yang dia tekuk sejak semalam.

Mata tersebut perlahan terbuka dan mengerjap beberapa kali untuk membiasakan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Alisnya bertaut dengan bingung saat meneliti keadaan sekelilingnya, dia bahkan terpekik pelan saat menyadari bahwa dirinya tertidur di atas lantai dan bersandar di daun pintu kamar ini.

“astaga!” Suzy memekik kembali saat otaknya kini sudah bekerja dengan normal seperti sedia kala, dia teringat kejadian semalam. Saat makan malam bersama kekasihnya di apartemennya sampai mereka kedatangan tamu yang sama sekali tidak diduga olehnya.

Suzy memasang wajah cemberutnya saat kembali pikirannya melayang ke kejadian saat dimana dia berkenalan dengan gadis yang bernama Kim Seolhyun tersebut. Dia mengatakan bahwa dia mantan Myungsoo, oh…hanya dirinya dan tuhan yang tau betapa cemburunya Suzy semalam saat mendengar perkataan yang dilontarkan oleh wanita itu. Apalagi jika Suzy perhatikan, wanita itu memiliki wajah yang cantik dan sepertinya dia terlihat seperti tipe Myungsoo.

Suzy menggelengkan kepalanya berusaha untuk menyingkirkan segala pemikiran negatifnya, sebenarnya saat dia masuk ke kamar dia sangat penasaran dengan apa yang dilakukan oleh dua orang itu. Tapi karena egonya yang terlalu tinggi jadi dia bertahan di dalam kamar sembari menunggu Myungsoo yang sayangnya membuatnya sampai ketiduran dan baru tersadar pagi ini.

Suzy beranjak dari tempatnya dan meregangkan badannya yang sedikit terasa pegal karena tidur di tempat yang tidak layak, “oh astaga!” Ini ketiga kalinya gadis itu memekik dengan wajah yang terkejut, dia baru teringat bahwa semalam dia mengunci pintu kamar ini sesaat setelah masuk. Myungsoo pasti kebingungan karena pintunya terkunci. Dengan segera Suzy membalikan badannya kemudian membuka kunci pintu tersebut, berniat untuk membukanya.

Brugh~

Suzy memundurkan langkahnya kebelakang saat dia membuka pintu, tubuh Myungsoo tiba-tiba saja terjatuh dihadapannya. Suzy hanya menatapnya bingung serta terkejut, mengapa pria itu berada di depan pintu? Apa dia semalaman tidur di sini?

“Myung, Myungsoo…” Suzy berjongkok saat kening Myungsoo berkerut dan melihat pergerakan Myungsoo, sepertinya pria itu terbangun karena tubuhnya tiba-tiba saja terjatuh.

“emm”

“Myungsoo bangun, kenapa kau tidur di sini?” Myungsoo semakin mengerutkan alisnya dalam, perlahan tapi pasti matanya terbuka dan mengerjap menatap Suzy yang berjongkok di atas kepalanya.

“Suzy?” Sahutnya dengan bingung, berpikir sejenak. Seketika dia langsung terbangun dan membalikan badannya untuk menghadap ke Suzy.

“Suzy, dengarkan penjelasanku eoh. Semuanya tidak seperti yang kau pikirkan, semalam itu aku benar-benar tidak tau kalau dia akan ke sini. Aku hanya…”

“pfttt” Myungsoo mengatupkan bibirnya saat melihat Suzy mengigit bibirnya guna untuk menahan tawanya yang mungkin akan meledak beberapa detik lagi. Dia hanya diam menatap Suzy sementara gadis itu masih mencoba menahan tawanya hingga dia tidak sanggup lagi hingga pecahlah tawa merdu Suzy pagi itu memenuhi segala sudut ruang apartemen Myungsoo membuat pria itu menatapnya dengan bingung.

“Suzy?”

“kau sangat lucu, aku tidak percaya ternyata kau ileran” Kekeh Suzy sembari menunjuk wajah Myungsoo membuat pria itu dengan sigap mengusap wajahnya.

“mana? ti..tidak aku tidak” Seru Myungsoo sembari menggosok wajahnya yang berada disekitar tepi bibirnya. Sekali lagi tawa Suzy pecah.

“aku hanya bercanda” Ucap Suzy tersenyum lebar, melihat itu Myungsoo melototkan matanya tidak percaya karena Suzy mengerjainya.

“Bae Suzy…”

“kau masih berhutang penjelasan padaku tuan Kim! Daripada membuang waktumu untuk mengomeliku lebih baik jelaskan padaku semuanya” Sela Suzy sembari mengangkat alisnya, wajah jenakanya tadi sudah menghilang dan digantikan oleh wajah garangnya membuat Myungsoo menghela nafasnya panjang.

“ayo, aku akan menjelaskannya padamu” Myungsoo menarik tangan Suzy untuk masuk ke dalam kamarnya dan mengajaknya untuk duduk di sofa yang berada di dekat jendela.

Suzy duduk tepat disamping Myungsoo, namja itu terdiam sebentar kemudian menghadapkan tubuhnya ke arah Suzy yang masih terlihat menunggu tersebut.

“dia mantanku yang dikatakan Jiwon pernah” Ucap Myungsoo dengan desahan nafas panjang, Suzy meliriknya sebentar kemudian menyandarkan punggungnya ke sofa.

“oh ya? jadi dia mantan yang tidak bisa kau lupakan itu?”

“bukan begitu Suzy, aku bukan tidak bisa melupakan dirinya, aku hanya belum bisa melupakan apa yang dia lakukan padaku” Jelas Myungsoo, kepala Suzy kini menoleh pada Myungsoo dan menatap kekasihnya itu dengan wajah menuntut.

“apa yang dilakukannya padamu?” Tanya Suzy penasaran. Myungsoo mengusap wajahnya sekali dan menarik nafasnya panjang.

“kami berpisah dengan cara yang tidak cukup baik” Gumam Myungsoo dengan suara pelan, dia kemudian menceritakan pada Suzy perihal mengapa mereka bisa berpisah saat itu. Dari kecelakaan yang dialaminya, hingga kunjungan Seolhyun di rumah sakit yang hanya untuk memutuskannya secara sepihak karena dirinya telah divonis tidak akan bisa bermain biola lagi. Padahal Seolhyun sangat berharap tinggi padanya dengan panggilan di akademi London saat itu namun karena kecelakaan tersebut Seolhyun jadi memutuskannya setelah mengucapkan kata-kata yang cukup kasar untuknya.

Suzy terdiam mendengar penjelasan Myungsoo, pikirannya berkelana pada kecelakaan yang dialami Myungsoo. Jadi jika dia tidak mengalami kecelakaan, mereka masih akan tetap bersama? Apalagi saat mereka berpisah, Myungsoo masih memiliki perasaan pada mantannya itu. Bagaimana jika Seolhyun kembali dan memintanya untuk berbaikan? Meminta Myungsoo untuk menjalin hubungan lagi bersama?

“hei, jangan berpikiran yang tidak-tidak” Suzy mengerjapkan matanya saat Myungsoo mengusap keningnya dengan lembut.

“tidak, aku hanya berpikir…” Suzy menarik nafansya dan menatap Myungsoo ragu, “bagaimana jika dia memintamu untuk kembali bersamanya? Bagaimanapun juga kau masih mencintainya saat kalian berpisah saat itu..kalian berpisah bukan karena tidak saling menyayangi lagi”

“Suzy” Myungsoo menangkup kedua pipi Suzy, menatap gadisnya dengan tatapan penuh kasih sayang, “aku memang masih mencintainya, tapi hanya saat dia masih berada di dalam kamar rawatku 4 tahun yang lalu. Setelah dia melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamarku, dia telah pergi dari kehidupanku dan membawa segala perasaanku terhadapnya. Tidak ada yang tersisa lagi untuknya Suzy”

Suzy menarik nafasnya dan menunduk dengan perasaan yang berkecamuk, “bagaimana jika dia membawa kembali perasaanmu itu Myungsoo?” Tanya Suzy tercekat, mendengar itu membuat Myungsoo mengangkat wajah Suzy dan menatapnya dengan intens.

“bagaimanapun usahanya untuk membawa kembali perasaanku, itu tidak akan berguna” Myungsoo melepaskan satu tangannya dan menarik tangan Suzy untuk membawa tangan itu mendarat ke atas dadanya, “karena disini telah terisi penuh olehmu Suzy” Myungsoo menggenggam tangan Suzy yang berada di atas dadanya untuk meyakinkan bahwa apa yang dikatakannya benar-benar tulus dari lubuk hatinya yang paling dalam.

“a..aku…” Myungsoo menggelengkan kepalanya agar Suzy menghentikan ucapannya itu, jempolnya bergerak untuk mengusap dengan lembut pipi Suzy yang terasa halus dikulitnya, dia kemudian memajukan kepalanya dan menempelkan keningnya pada kening Suzy.

“sstt, jangan meragukanku, ku mohon. Aku tergila-gila padamu, aku telah jatuh cinta padamu. Meskipun ribuan Seolhyun ada diluar sana dan mencoba untuk mengalihkanku, aku tidak akan pernah berpaling karena kau tidak akan tergantikan oleh siapapun. Disini, di hati dan otakku”

Suzy memejamkan matanya merasa sangat terharu dengan perkataan Myungsoo, pria itu benar-benar mencintainya. Kata-katanya bergitu terdengar tulus dan sama sekali tidak ada unsur kebohongan dari tiap kata yang dilontarkannya.

“aku mencintaimu Myungsoo” Bisik Suzy masih dengan mata yang terpejam membuat Myungsoo menghembuskan nafasnya lega. Dalam sekejap kedua tangan Myungsoo telah mendekap Suzy dengan erat, kepalanya dia tenggelamkan ke rambut Suzy. Senyumnya mengembang saat Suzy melingkarkan kedua tangannya dipunggungnya.

“oh Suzy Suzy, maafkan aku sayang. Aku tidak akan pernah membuatmu bersedih lagi” Lirih Myungsoo mengeratkan pelukannya membuat Suzy tersenyum di pundak Myungsoo. Ah betapa dirinya mencintai Myungsoo, sama sekali tidak pernah terpikir olehnya jika dia akan bisa jatuh cinta kepada seorang pria. Rasanya benar-benar menyejukkan saat mendengar kata-kata romantis yang dilontarkan hanya untukmu, Myungsoo sangat mengerti bagaimana cara untuk membuat jantungnya bekerja dengan ekstra tiap kali mereka bertemu. Dan Suzy suka itu. Sangat suka.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“apa? kau serius?” Jiwon melotot tidak percaya setelah mendengar cerita dari Suzy, siang ini mereka janji bertemu untuk makan siang bersama di restoran dekat kampus Jiwon. Memang Suzy yang memintanya untuk bertemu untuk menceritakan pada Jiwon perihal kedatangan mantan Myungsoo yang tiba-tiba itu.

“tidak ada gunanya aku bercanda. Dia bahkan mendatangi apartemen Myungsoo malam itu”

“cih, dasar gadis licik! Setelah mencampakkan kakakku sekarang dia kembali dan mau menggoda kakakku lagi? Astaga! untung saja aku tidak ada di sana, aku akan mencakar wajahnya jika kita bertemu nanti” Ucap Jiwon emosi, dia benar-benar tidak habis pikir dengan wanita itu. Setelah meninggalkan kakaknya hanya karena tidak bisa bermain biola lagi, sekarang disaat kakaknya telah sukses dan memiliki kekasih dia malah datang dan mengacaukan semuanya.

“Suzy, kau percaya pada oppaku kan? dia sudah tidak ada perasaan lagi dengan wanita itu. Dia hanya sedikit trauma dengan pengkhianatannya” Sambung Jiwon menatap Suzy dengan cemas, dia sangat takut jika Seolhyun berhasil membuat Suzy meninggalkan Myungsoo dan dia yang akan menggantikan tempat Suzy. Oh dia tidak akan rela mendapatkan kakak ipar seperti wanita itu.

“tidak Jiwon, Myungsoo sudah mengatakannya padaku dan aku percaya padanya” Ucap Suzy tersenyum pada Jiwon, membuat gadis itu mendesah lega.

“aku senang kau tidak salah paham. Aku khawatir kalau Seolhyun berniat untuk masuk ke dalam kehidupan Myungsoo oppa lagi”

“kita memiliki kekhawatiran yang sama, dan kupikir kau tidak perlu cemas. Percayalah pada Myungsoo” Jiwon tersenyum dan menganggukan kepalanya, dia tidak salah merestui hubungan Suzy dan kakaknya. Suzy adalah wanita yang sangat baik dan lembut. Myungsoo sangat beruntung memiliki Suzy sekarang ini dan dia sangat berharap bahwa Suzy dan Myungsoo akan bersama selamanya tanpa ada masalah yang menerpa hubungan mereka. Cukup Seolhyun yang datang mengacau. Tidak lagi hal yang lain.

“oh ya, kudengar Sehun ke kampusmu pernah. Apa kau sudah mendapat tanda tangannya?” Tanya Suzy membuat Jiwon merona saat mengingat kedatangan Sehun yang tiba-tiba di kampusnya waktu itu.

“ah! kau mengerjaiku kan eonni? Kau tidak menyampaikan maksudku menunggunya pulang, dia salah paham karena berpikir aku merindukannya” Gerutu Jiwon sembari mengerucutkan bibirnya lucu, melihat itu Suzy tidak tahan untuk tidak terkekeh.

“tidak mungkin Jiwon, aku mengatakan kalau temanmu ingin mendapatkan tanda tangannya. Aku tidak akan tega jika mau menggodamu” Seru Suzy yang masih terkekeh tersebut.

“benarkah?” Tanya Jiwon tidak percaya, saat Suzy mengangguk pasti sebuah umpatan kecil keluar dari bibirnya, “dia mengerjaiku eonni!” Rengek Jiwon dengan wajah memelas, Suzy tidak dapat menghentikan tawanya. Baginya saat ini wajah imut Jiwon terlihat sungguh lucu apalagi ditambah dengan pipinya yang dia kembungkan karena kesal tersebut.

“dia hanya menggodamu Jiwon, jangan terlalu pikirkan” Ucap Suzy yang sukses membuat Jiwon menekuk wajahnya dengan kesal. Bagaimana dia mau tidak pikirkan kalau Sehun sudah berhasil menyita perhatiannya beberapa hari belakangan ini.

“terserah! Katakan pada temanmu itu eonni, kalau dia berani mengerjaiku lagi akan aku adukan pada oppaku” Ketus Jiwon namun dengan wajah yang memerah. Suzy tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“siap bos!”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Gadis itu terlihat senang saat melangkahkan kakinya, senyumnya tidak pernah lepas sejak berada di tempat itu. Disalah satu tangannya terdapat tempat makanan yang dia bawa dari rumahnya khusus untuk pria yang telah membuat janji dengannya hari ini.

Langkah kakinya terhenti saat merasakan getaran halus yang ditimbulkan oleh handphonenya, dengan segera tangannya yang masih bebas itu menarik benda pipih persegi yang berwarna putih dari saku jaketnya itu dan menerima panggilan yang masuk.

“ya Suzy?”

“benarkah? coba kau tebak aku sedang di mana?” Terlihat rona merah yang samar muncul dikedua pipi gadis itu, pertanda bahwa dia sedang tersipu karena jawaban dari sang penelpon.

“kau tau saja, oke…aku akan ke ruangan Minhyuk oppa, nanti aku akan cerita padamu ya”

“iya iya, tidak perlu khawatir. Ya sudah”

Gadis itu tersenyum lebar, Suzy baru saja menyemangatinya. Semenjak pulang dari London, hubungannya dengan Minhyuk bisa dikatakan berjalan dengan baik. Meskipun terkadang Minhyuk masih sering membatalkan janji mereka untuk bertemu karena mendapatkan pasien, tapi sekarang frekuensi penolakan Minhyuk sudah jauh berkurang dibandingkan sebelum dirinya ke London.

Tok tok~ Dengan semangat dia mengetuk pintu ruangan yang sudah hampir tiga tahun sering dia sambangi dikala waktu senggangnya. Tanpa menunggu jawaban, seperti yang biasa dia lakukan. Dia langsung masuk ke dalam ruangan tersebut dengan senyum yang masih merekah.

“Minhyuk oppa?” Sapanya ragu saat mendapat ruangan tersebut kosong, tidak ada seorang dokter tampan pujaan hatinya yang duduk dibalik meja kerja di dalam ruangan itu.

“ah dia mungkin masih memeriksa pasiennya” Gumamnya lalu beranjak masuk. Dia mengatur bekal buatannya sendiri di atas meja kaca yang tertelak tidak jauh dari meja kantor Minhyuk, setelah tertata rapi dia segera mengambil duduk di sofa sembari menunggu kedatangan Minhyuk dengan tenang.

Sekitar 10 menit kemudian, pintu ruangan itu perlahan berayun membuat gadis itu bersemangat untuk menyapa kedatangan Minhyuk.

“iya, aku masih di rumah sakit” Terdengar suara Minhyuk dari luar dan tidak lama sosok lelaki itu masuk ke dalam ruangannya tanpa memperhatikan sekelilingnya.

“baiklah, tapi aku tidak bisa janji. Aku sangat sibuk akhir-akhir ini”

Minhyuk telah duduk dikursinya dan sama sekali tidak menyadari kehadiran orang lain di dalam ruangannya, dia masih sibuk dengan ponsel yang berada di telinga kanannya tersebut.

“iya, nanti aku akan ke sana. Sudah dulu, aku sedang memeriksa pasien saat ini”

Gadis itu mengkerutkan keningnya bingung, mengapa Minhyuk harus berbohong? Sudah jelas dia sedang tidak memiliki pasien saat ini namun kenapa dia mengatakan sebaliknya? Dan siapa gerangan yang menelponnya tadi? Matanya memicing saat sebuah pemikiran terlintas dibenaknya.

“oppa!” Serunya membuat pria yang sedang mengutak atik handphonenya itu tersentak kaget, Minhyuk segera menoleh dan menatap terkejut pada gadis yang kini melemparkan tatapan tajam kepadanya.

“Soo…Soojung? aku baru saja ingin menelponmu” Sahut Minhyuk, dia masih terlihat terkejut karena sama sekali tidak menyadari kehadiran gadis itu. Dia segera beranjak dari kursinya dan menghampiri Soojung untuk bergabung di sofa bersamanya.

“wah, jadi kau yang memasak semua ini?” Tanya Minhyuk berbinar menatap makanan di atas meja, Soojung masih bersedekap dan menatapnya dengan tajam.

“ada apa? kau terlihat tidak senang. Tidak suka bertemu denganku hum?” Tanya Minhyuk lagi saat menyadari raut wajah Soojung yang tidak mengenakkan itu.

“siapa yang meleponmu tadi?” Tanya Soojung ketus membuat Minhyuk menatapnya terkejut.

“kau mendengarnya?”

“tentu saja. Jadi siapa?” Minhyuk tersenyum kikuk mendengar nada desakan yang keluar dari bibir Soojung.

“eumm, itu..dia…”

“siapa? apa dia pacarmu oppa?” Soojung semakin menatap tajam Minhyuk, sementara namja itu terpekur ditempatnya menatap Soojung dengan raut kebingungan. Sedetik kemudian dia mengulas senyumnya lebar.

“kau cemburu?” Soojung memutar bola matanya, pria itu sama sekali tidak memberikannya jawaban yang pasti, “hei, itu bukan pacarku” Ujar Minhyuk tersenyum pada gadis itu, Soojung mendengus tidak percaya dan membuang mukanya.

“kau yang paling mengenalku dan kau tau aku tidak pernah dekat dengan wanita lain, setidaknya sejak 3 tahun yang lalu” Minhyuk menarik wajah Soojung agar menatapnya kemudian menggerling pada Soojung.

“cih, siapa yang tau kalau kau malah memiliki simpanan” Sindir Soojung, bukannya marah Minhyuk malah mengacak rambut Soojung dengan sayang.

“hanya kau simpananku sayang” Canda Minhyuk membuat Soojung menatapnya dengan pandangan mematikan, “aku hanya bercanda..itu tadi ibuku, dia memintaku untuk pulang ke rumah tapi aku tidak ingin karena dia pasti akan memakasaku untuk menikah dengan wanita pilihannya” Jelas Minhyuk dengan wajah malasnya, dia benar. Sudah lama ibunya terus saja mendesaknya untuk segera menikah. Apalagi sekarang umurnya sudah terbilang pas untuk membina rumah tangga.

“me…menikah?” Tanya Soojung shock, Minhyuk tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya.

“aku tidak mungkin menikah dengan wanita pilihan ibuku, kau akan sangat bersedih jika itu terjadi kan?” Minhyuk menarik tangan Soojung dan mengusapnya dengan lembut, sementara gadis itu hanya terdiam. Minhyuk akan dijodohkan oleh wanita lain? dan dirinya? Selama tiga tahun mengejar namja itu yang bahkan sama sekali tidak mendapatkan balasan atas perasaannya, sementara wanita lain dengan gampangnya akan menikahi pujaan hatinya itu? Tidak mungkin.

“jadi kau menolak dijodohkan oleh ibumu karena aku?” Tanya Soojung dengan mata mengerjap, Minhyuk mengusap hidung Soojung dan menganggukan kepalanya.

“memangnya siapa lagi wanita yang selalu menempeliku sejak 3 tahun yang lalu kalau bukan kamu?” Minhyuk mengedipkan matanya pada Soojung. Hati Soojung sangat berbunga-bunga saat mendengar itu, tapi disisi lain dia merasa sakit karena sekarang ini dia sama sekali tidak dapat menerka perasaan Minhyuk kepadanya.

“kenapa? Kau bahkan tidak menyukaiku” Minhyuk terdiam saat mendengar ucapan Soojung, perasaan bersalah kini menyelimuti dirinya. Bagaimana mungkin dia tidak menyukai gadis dihadapannya ini? perhatiannya, kecantikan serta keluguannya mampu membuat Minhyuk bertekuk lutut dihadapannya. Tapi…

“kita tidak tau apa nanti Soojung akan sedih atau malah bahagia jika bersamamu, tapi setidaknya katakan padanya tentang perasaanmu sebelum terlambat oppa. Kau tidak akan bisa membayangkan bagaimana rasanya jika Soojung menggandeng tangan pria lain dihadapanmu”

Minhyuk teringat akan perkataan Suzy tempo hari, yah dan gadis itu benar. Dia bahkan tidak akan sanggup untuk membayangkan bagaimana Soojung menggandeng pria lain dihadapannya, itu terlalu menyakitkan untuknya.

“aku menyukaimu Soojung, kau sangat tau itu” Ucap Minhyuk, Soojung terdiam. Minhyuk menyukainya, ya dia tau Minhyuk menyukainya. Kalau tidak pria itu pasti sudah akan menyuruhnya pergi saat dirinya pertama kali mengutarakan perasaannya pada Minhyuk, tapi bukan perasaan seperti itu yang diharapkannya. Dia tau kalau Minhyuk menyukai dirinya selayaknya dia menyukai Suzy dan Sehun.

“aku tau” Lirih Soojung tersenyum kecut, “oh ayo kita makan, jangan sampai kau telat untuk makan siang” Serunya kembali dengan wajah berbinar, dia tidak ingin merusak suasana. Setidaknya biarkan dia merasa senang untuk berada disamping Minhyuk meskipun pria itu tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.

“Soojung…” Minhyuk seperti tau apa yang berkecamuk di pikiran gadis itu, sangat terlihat dari pancaran matanya yang mengatakan bahwa dia telah menarik kesimpulan yang tidak baik.

“sudahlah ayo kita makan, aku juga sudah lapar oppa” Rengek Soojung kemudian menyiapkan makanan untuk Minhyuk. Namja itu hanya menghela nafasnya panjang, bukan hari ini waktunya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tuan Bae mengernyitkan alisnya saat melihat anak gadisnya masih berada di rumah saat ini, bukankah hari ini adalah hari kerja? Lalu mengapa dia tidak ke kantor?

“appa, kenapa semakin hari semakin lama kau bangun?” Suzy tersenyum kepada ayahnya yang sedang duduk di meja makan, dengan cekatan dia membuatkan black coffe untuk ayahnya dan menyisihkan dua potong sandwich tuna yang telah dibuatnya tadi untuk dibawa ke meja makan.

“appa tadi mandi dulu, kenapa kau tidak ke kantor?” Jawab tuan Bae, kemudian melayangkan pertanyaannya yang berada dipikirannya sejak melihat anak gadisnya berkutat di dalam dapur pagi ini.

“aku sedang memasak untuk Myungsoo, kami akan makan siang bersama sebentar” Ucap Suzy tersenyum lebar.

“dan meninggalkan pekerjaanmu?”

“tidak, tidak..hari ini aku tidak memiliki jadwal meeting apapun, pekerjaanku hari ini juga tidak banyak. Minho sudah mau membantuku, jadi aku pikir tidak masalah jika aku tidak ke kantor hari ini” Sergah Suzy menatap ayahnya dengan wajah polosnya, tuan Bae hanya menggelengkan kepalanya dan mendesah pelan.

“lalu bagaimana dengan hotelnya?” Suzy kembali berkutat di depan kompor sementara ayahnya memulai sarapannya.

“sudah rampung, mereka benar-benar mengerjakannya dengan baik. Kita bisa mengadakan launching akhir bulan ini” Jelas Suzy dengan girang, proyek pertamanya semenjak menggantikan posisi ayahnya telah selesai. Tinggal memberikan beberapa sentuhan akhir dan mereka sudah dapat mengadakan launching untuk pembukaan hotel mereka.

“baguslah, aku pikir berpacaran dengan kontraktor kita akan membuat pembangunan hotel jadi terbengkalai” Sindir tuan Bae.

“appa! Kami bersikap profesional, tidak menggabungkan masalah pribadi dan pekerjaan” Seru Suzy dengan wajah tertekuk, meskipun tau bahwa ayahnya hanya bercanda menyindirnya tapi mendengar kata-kata itu tetap saja membuatnya kesal.

“ya ya, appa tau appa tau. Eissh, wanita itu sensitif sekali” Gerutu tuan Bae, Suzy hanya terkekeh mendengarnya. Dia kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena menyiapkan sarapan untuk ayahnya tadi. Sementara tuan Bae masih menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya tersebut. Jatuh cinta benar-benar telah merubah Suzy.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Myungsoo mendongak saat mendengar pintu ruangannya terbuka dan Jiyeon mengintip dari luar, wajahnya menyiratkan penyesalan pada Myungsoo.

“maafkan aku, tapi kau ada tamu” Ucap Jiyeon. Myungsoo mengernyitkan alisnya, setaunya dia tidak punya janji temu dengan klien hari ini. Dia juga sudah memberitahu Jiyeon kalau dia tidak ingin diganggu saat sampai jam makan siang berakhir hari ini.

“siapa? aku tidak merasa punya janji hari ini” Tanya Myungsoo bingung, Jiyeon tersenyum sembari meringis pelan.

“itu, kau tau wanita yang tempo hari datang kemari…seperti yang kau katakan aku membuatkan appointment untuk bertemu denganmu, dan hari ini adalah jadwalnya” Jelas Jiyeon.

“wanita?” Myungsoo menautkan alisnya berusaha untuk memikirkan siapa gerangan wanita yang mendatanginya.

“nona Kim Seolhyun” Jawaban dari Jiyeon itu sukses membuat Myungsoo menatapnya dengan pandangan terkejut, Seolhyun? Ah, dia bahkan melupakan bahwa wanita itu pernah menyambanginya di kantor dan memaksa untuk bertemu.

“heh, baiklah. Persilahkan masuk” Ucap Myungsoo akhirnya, dia tidak mungkin mengusir Seolhyun lagi sementara wanita itu memang sudah membuat janji dengan sekertarisnya. Dia tidak ingin di cap sebagai seorang yang tidak profesional hanya karena memiliki masalah pribadi dengan wanita itu.

“Myungsoo” Namja itu menggeram pelan saat mendengar suara Seolhyun memenuhi ruangannya, matanya melirik ke arah jam dinding. Masih ada 30 menit sebelum Suzy datang dan dia harus menyelesaikan urusan dengan wanita itu dengan segera.

“apa yang kau inginkan?” Tanya Myungsoo langsung, tanpa mempersilahkan Seolhyun untuk duduk. Wanita itu tersenyum dan mengambil tempat di sofa, bukannya di kursi yang tersedia di depan meja Myungsoo.

“jangan terlalu tegang begitu Kim Myungsoo, santailah sedikit” Sahut Seolhyun memberikan senyumannya pada Myungsoo. Namja itu mendengus, sama sekali tidak tertarik.

“katakan apa yang kau inginkan? Aku masih banyak pekerjaan di sini” Ketus Myungsoo, Seolhyun menggelengkan kepalanya mendengar pria itu.

“kau benar, aku sudah tidak mengenalmu. Sekarang kau sudah berubah. Ckck, kenapa kau jadi dingin seperti ini? setauku kau itu adalah pria yang ramah pada perempuan”

“aku tidak butuh omong kosong darimu Seolhyun-ssi, sekarang katakan apa tujuanmu kemari dan segera angkat kaki dari ruanganku” Sahut Myungsoo, dia benar-benar kesal dengan wanita itu. Biar bagaimanapun juga apa yang dikatakannya adalah sebuah kebenaran, dirinya sekarang telah berbeda. Bukan lagi Myungsoo adalah orang yang hangat dan ramah pada perempuan, namun sejak kecelakaan itu dia membentengi dirinya dengan sifat dingin dan acuh kepada orang-orang agar tidak menjadi pria yang lemah. Namun bentengnya perlahan runtuh semenjak dia mengenal Suzy, hanya gadis itu yang mampu meluluh lantahkan hati dan pikirannya.

“ayolah Myungsoo, kejadiannya sudah sangat lama. Apa kau masih benci padaku karena aku memutuskanmu sepihak?” Myungsoo menatap Seolhyun dengan tajam.

“kau tau waktu itu kita masih remaja, masih memiliki ego yang tinggi dan aku tidak bisa mengendalikannya. Bukankah itu wajar? Hei, lagipula waktu itu aku sangat shock mengetahui keadaanmu”

Myungsoo beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri Seolhyun di sofa, dia masih menatap tajam wanita itu dengan mata yang sedikit memerah karena amarah. Myungsoo menarik nafasnya panjang, tangannya melayang untuk menunjuk kepada Seolhyun.

“ego yang tinggi heh? Kau benar…saat itu kita memang masih memiliki ego yang tinggi, masih terlalu muda untuk mengendalikan emosi kita. Tapi jangan kau jadikan itu sebagai alasan mengapa kau harus mengkhianatiku. Kau tidak tau bagaimana rasanya saat impianmu hancur dan disaat yang bersamaan wanita yang kau cintai sepenuh hatimu datang untuk ikut menghancurkan hidupmu. Kau tidak tau Kim Seolhyun” Ucap Myungsoo dengan suara tertahan, dia tidak ingin membentak Seolhyun. Seberapa bencinya dia sama Seolhyun, dia tetap seorang pria sejati yang tidak akan meninggikan suaranya di hadapan seorang wanita. Siapapun itu.

Seolhyun tergelak mendengar perkataan Myungsoo, dia menatap Myungsoo sebentar kemudian beranjak berdiri dihadapan pria itu. Tangannya terulur untuk menyentuh lengan Myungsoo namun pria itu memundurkan tubuhnya dengan tatapan penuh amarah padanya.

“jangan, jangan menyentuhku!” Geram Myungsoo, Seolhyun menarik nafasnya panjang kemudian menatapnya penuh penyesalan.

“aku minta maaf, aku tau sudah keterlaluan padamu saat itu. Tapi aku, aku juga sakit Myungsoo. Aku hidup dengan penyesalan setelah meninggalkanmu” Lirih Seolhyun, Myungsoo berdecak menatap wanita itu.

“cih, menyesal? Kau tidak mencintaiku, jadi atas dasar apa kau menyesal?”

“tidak, aku mencintaimu. Sama sekali tidak pernah terpikir untukku berhenti mencintaimu, percayalah Myungsoo” Ujar Seolhyun menggelengkan kepalanya. Myungsoo meneliti wajah Seolhyun, meskipun sudah lama tidak bertemu tapi dia masih tau dengan jelas kapan wanita itu membual dan kapan dia berkata dengan jujur. Dia sangat tau dan saat ini sama sekali tidak ada kebohongan yang terpatri di wajahnya.

“apa tujuanmu sebenarnya? Kau berharap dengan mengatakan mencintaiku aku dengan sukarela akan menerimamu kembali dan melupakan semua perbuatanmu?” Tanya Myungsoo skeptis, dia memang percaya bahwa Seolhyun berkata sejujurnya. Namun semuanya sudah terlambat, benar-benar tidak ada lagi tempat untuk wanita itu dihidupnya.

“aku tau kalau aku tidak pantas lagi untuk bersamamu Myungsoo, meskipun aku masih sangat berharap tapi..bisakah kau memaafkanku? Aku akan memperbaiki kesalahanku yang dulu, aku hanya ingin menjalin pertemanan denganmu. Hanya itu” Ucap Seolhyun dengan sedikit memohon membuat Myungsoo mendengus.

“kau sudah selesai? Silahkan keluar” Sahut Myungsoo menganggukan kepalanya kecil, Seolhyun menatap Myungsoo terkejut. Baru saja Myungsoo ingin berbalik hendak kembali ke mejanya, dia berseru pelan.

“apa pacarmu tidak cemburu saat aku ke apartemenmu?”

“tidak sama sekali tidak. Suzy bukan wanita seperti itu, dia percaya padaku” Jawab Myungsoo dengan kesal. Mengapa Seolhyun tiba-tiba menanyakan tentang Suzy? Dia sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Suzy, jadi tidak ada haknya untuk bertanya apapun mengenai kekasihnya itu.

“benarkah? kalau begitu berarti dia tidak mencintaimu, karena dia tidak cemburu padaku. Ck, aku bahkan cemburu padanya” Sahut Seolhyun tersenyum lebar, Myungsoo menggeram pelan benar-benar muak dengan tingkah Seolhyun.

“silahkan keluar, kau tau pintunya” Ucap Myungsoo menahan emosinya, namun bukannya keluar Seolhyun malah segera melangkahkan kakinya menarik leher Myungsoo dan memeluknya dengan tiba-tiba.

Myungsoo terlalu terkejut mendapatkan pelukan dari Seolhyun, sama sekali tidak berpikir bahwa wanita itu akan melakukan tindakan seperti ini. Kedua tangannya terkepal kemudian terangkat mendorong lengan Seolhyun untuk menjauh namun wanita itu mengeratkan rangkulannya dilehernya dan tanpa Myungsoo sadari, wanita itu tersenyum kecil memandang lurus ke depan.

“kita lihat apa dia masih tidak cemburu atau tidak”

xxx

Suzy duduk dengan alis bertaut, sejak memasuki mobil Sehun dia sudah memasang wajah seperti itu. Matanya terus bergantian menatap dua orang yang duduk dihadapannya saat ini. Segala macam pertanyaan kini berkecamuk di otaknya.

“apa yang terjadi di sini?” Sahut Suzy akhirnya tidak sanggup untuk berdiam diri, dia harus menyeruakan pertanyaannya sebelum mati karena terlalu penasaran.

“apanya?” Sahut Sehun dari kursi depan menatap Suzy dari kaca spion di atas kepalanya, Suzy menggeleng kemudian beralih pada gadis yang duduk disamping Sehun.

“kalian..apa yang kalian lakukan?” Tanya Suzy dengan wajah yang sangat bingung.

“apa yang kami lakukan? Apa maksudmu?” Sehun membalikan pertanyaan Suzy dengan raut bingung juga.

“ani, maksudku..kau, kau dan Jiwon?” Suzy mengerjapkan matanya masih tidak percaya. Saat Sehun menjemputnya di rumah tadi, pria itu tidak turun dari mobil dan masuk ke dalam rumahnya seperti kebiasaan pria itu sehingga membuat Suzy bertanya-tanya, mengapa Sehun hanya mengirimkannya pesan bahwa dia sudah berada di depan rumahnya dan menyuruhnya untuk segera keluar.

Saat membuka pintu penumpang barulah Suzy sadar, bahwa Sehun tidak sendirian. Sudah ada Jiwon, yang duduk di kursi yang biasa digunakannya. Sehun hanya tersenyum saat melihat keterkejutan Suzy dan menyuruhnya untuk duduk di belakang.

“aku dan Jiwon? Ada apa?”

“ya! jangan berpura-pura bodoh, mengapa kau bersama Jiwon? Sejak kapan kalian suka keluar bersama seperti ini?” Pekik Suzy, terlalu frustasi dengan Sehun. Namja itu hanya terkekeh mendengar lontaran kekesalan dari gadis dibelakangnya, sementara gadis disampingnya hanya menundukan kepalanya benar-benar tersipu malu.

“aku hanya ingin mengajaknya jalan-jalan, memangnya itu salah?” Sahut Sehun dengan alis terangkat kemudian menoleh pada Jiwon dan tersenyum geli padanya.

“jangan katakan kalau kalian berhubungan?” Pekik Suzy histeris, Jiwon tersentak kemudian memutar badannya untuk menghadap kepada Suzy yang masih memasang wajah terkejutnya.

“tidak eonni! aku..Sehun oppa memaksaku untuk ikut dengannya” Seru Jiwon memasang wajah cemberutnya. Dan kenyataannya memang benar, Sehun tiba-tiba saja datang ke kampusnya dan memaksanya untuk ikut mengantar Suzy ke kantor kakaknya dan setelah itu mereka akan pergi jalan-jalan seperti kata Sehun tadi.

“benarkah?” Tanya Suzy tidak percaya, Jiwon menatap Suzy dengan yakin dan menganggukan kepalanya.

“itu benar, tanya saja dengannya” Ucap Jiwon menunjuk Sehun yang sibuk mengemudi. Suzy beralih menatap Sehun membuat namja itu hanya mengedikkan bahunya.

Jiwon mendesis pelan kemudian memperbaiki duduknya. Sementara Suzy masih terlihat tidak puas dengan informasi yang didapatkannya, dia yakin bahwa kedua orang itu memiliki sesuatu yang mereka sembunyikan.

“sudah sampai, turunlah cepat” Seruan Sehun itu membuat Suzy tersentak kemudian melihat keluar jendela, ternyata mereka telah tiba di depan kantor Myungzoo.

“urusan kita belum selesai. Aku akan menagih penjelasan kalian” Ucap Suzy menunjuk Sehun dan Jiwon secara bergantian kemudian keluar dari mobil. Kedua orang itu hanya menghela nafasnya panjang setelah pintu mobil tertutup.

Suzy melangkahkan kakinya masuk ke dalam kantor Myungsoo, dia tersenyum pada wanita berambut pendek yang berdiri di belakang meja resepsionis. Dia merasa tidak perlu untuk bertanya karena sudah mengetahui letak ruang kerja kekasihnya itu. Dan dengan anggun Suzy melewati lobi menuju ke depan salah satu bilik lift yang tersedia di sana.

Ting~ setelah tiba dilantai tujuannya Suzy keluar dari lift dengan senyum merekah. Mengingat ini adalah pertama kalinya dia memasak untuk Myungsoo dia menjadi sangat senang dan berharap bahwa masakannya sesuai dengan selera namja itu. Meskipun dia tau bahwa masakannya tidak lebih enak dari yang Myungsoo bisa lakukan tapi setidaknya dia ingin menyenangkan kekasihnya.

“Jiyeon-sii” Suzy tersenyum lembut pada Jiyeon yang sedang terfokus pada komputernya, yeoja itu mendongak dan tersenyum menatap Suzy.

“oh nona Bae? Apa anda ingin bertemu tuan Kim?” Tanya Jiyeon beranjak dari kursinya, Suzy tersenyum dan mengangguk.

“apa dia berada di dalam?”

“ya, tapi tuan Kim tidak memiliki janji…” Suzy terkekeh pelan kemudian menganggukan kepalanya mengerti. Belum ada yang mengetahui hubungan mereka berdua, hanya orang tuanya, sahabatnya dan Jiwon. Jadi wajar jika Jiyeon bersikap formal padanya saat ini.

“kami akan makan siang bersama, kau tau ini diluar bisnis” Jelas Suzy, Jiyeon mengerutkan alisnya dalam tapi saat melihat wajah Suzy yang terlihat begitu ceria dia akhirnya mengerti dan mengangguk.

“oh, maafkan aku. Sebenarnya tuan Kim sedang ada tamu, apa tidak masalah jika anda menunggu sebentar?” Ucap Jiyeon melirik ke pintu ruangan Myungsoo, Suzy tersenyum lagi dan mengangguk.

“duduklah dulu, mungkin sebentar lagi tamunya akan keluar” Jiyeon menunjuk pada Kursi yang berada di belakangnya, tanpa protes Suzy duduk di sana.

“ini sudah hampir jam istirahat, bosmu terlihat cukup sibuk ya” Sahut Suzy, mengetahui Myungsoo masih memiliki klien yang harus ditemuinya.

“ehm sebenarnya dia tidak bertemu dengan klien untuk membicarakan bisnis” Balas Jiyeon membuat Suzy mengerutkan keningnya bingung.

“benarkah?”

“beberapa hari yang lalu seorang wanita memaksa untuk bertemu dengan tuan Kim, tapi dia tidak membuat janji terlebih dahulu. Setelah membuat janji hari ini dia kembali lagi untuk bertemu dengan tuan Kim” Jelas Jiyeon menganggukan kepalanya. Suzy memasang wajah berpikirnya sejenak, siapa wanita itu? Jiwon? Tidak mungkin, gadis itu bersama Sehun saat ini. Apa Soojung? lebih tidak mungkin karena Soojung tidak begitu dekat dengan Myungsoo sehingga harus mengunjunginya di kantor. Lalu siapa?

“Jiyeon-ssi, apa kau tau namanya?” Tanya Suzy, sepertinya firasatnya buruk kali ini. Meskipun berusaha menghilangkan pikiran negatifnya tapi tetap saja pikiran itu terus muncul dikepalanya.

“Kim Seolhyun” Mata Suzy melebar karena terkejut mendengar nama itu, firasatnya benar mengatakan ada yang tidak beres terjadi. Dengan segera dia beranjak dari kursinya dan meraih kotak makanan yang dia bawa.

“anda mau kemana?” Tanya Jiyeon, Suzy menoleh sekilas padanya kemudian tersenyum.

“aku akan masuk ke dalam, lagipula mereka tidak membicarakan masalah bisnis kan? jadi aku tidak mungkin mengganggu” Jelas Suzy dengan tenang, Jiyeon mengangguk dan kemudian mempersilahkan Suzy untuk masuk.

Dia berdiri di depan pintu ruang kerja Myungsoo dan menghembuskan nafasnya perlahan, apapun yang dilihatnya nanti dia harus bersikap tenang dan tidak melakukan hal yang memalukan. Setelah mengatur nafasnya dan merasa tenang akhirnya Suzy membuka kenop pintu ruangan Myungsoo.

Entah apa yang terjadi sebelumnya namun saat pintu terbuka dengan lebar matanya menangkap gadis itu tengah melingkarkan tangannya dileher kekasihnya dengan mata yang menatap lurus kepadanya, awalnya dia terkejut namun sebisa mungkin dia memasang wajah datarnya membalas senyuman Seolhyun kepadanya dengan senyuman enggan.

“ehm, apa aku mengganggu kalian?” Sahut Suzy membuat Myungsoo tersentak kaget dan langsung mendorong tubuh wanita itu untuk menjauh darinya. Suzy memutar bola matanya melihat wajah terkejut Myungsoo dicampur dengan kepanikan.

“aku bisa menunggu diluar kalau kalian masih ingin berbicara” Sambungnya lagi saat tak ada satupun dari mereka yang membuka suara.

“tidak, dia sudah akan pergi” Ucap Myungsoo dengan cepat, dia menghampiri Suzy dengan perasaan yang cemas. Sementara Suzy hanya menatap Myungsoo dan Seolhyun datar dengan mengangkat kedua bahunya.

“baguslah, karena sudah waktunya kau makan siang” Sahutnya acuh lalu berjalan melewati Myungsoo yang masih menatapnya dengan was-was, dia meletakkan kotak makanannya di atas meja dan tersenyum lebar pada Seolhyun.

“kupikir kau sudah mau pergi?” Tanya Suzy dengan alis terangkat dan memberikan tatapan pada Seolhyun seolah berkata-mengapa kau masih di sini!

“eum, ok. Aku permisi, dan Myungsoo kuharap kau pertimbangkan ucapanku” Sahut Seolhyun tersenyum lebar pada Myungsoo lalu bergegas meninggalkan ruangan tersebut.

Myungsoo menarik nafasnya panjang saat Seolhyun berhasil keluar dari ruangannya, demi apapun dia sama sekali tidak akan mempertimbangkan apapun yang dikatakan oleh wanita itu! Dia sudah memeluknya dengan sembarangan dan membiarkan Suzy melihat adegan itu, benar-benar memalukan.

“Suzy” Myungsoo menghampiri Suzy yang sedang duduk di sofa sembari mengeluarkan makanan untuknya, raut wajah gadis itu benar-benar tidak bisa terbaca sehingga membuat Myungsoo frustasi sendiri.

“Suzy, bicaralah kumohon”

“ayo makan, jangan lewatkan makan siangmu” Ucap Suzy memberikan makanan pada Myungsoo, namja itu hanya diam menatap Suzy tanpa berniat untuk mengambil makanan yang disodorkan padanya.

“apa?” Tanya Suzy mengerutkan keningnya saat Myungsoo tidak menanggapi makanannya.

“kau marah padaku?” Suzy tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya, dia meraih tangan Myungsoo dan meletakkan piring makanan di atas telapak tangan Myungsoo.

“tidak, dan segeralah makan Myungsoo” Jawab Suzy singkat dan jawaban itu membuat Myungsoo tidak puas.

“dia yang memelukku tiba-tiba, aku tidak melakukan apapun. Aku sudah mendorongnya tapi dia tidak melepaskanku. Maafkan aku”

“aku tau Myungsoo, sekarang makan” Sahut Suzy membuat Myungsoo menghela nafasnya panjang. Dia memulai memakan makanannya dengan perasaan berkecamuk, bagaimana Suzy bersikap seolah tidak terjadi apapun? Dia terlihat sangat tenang dan itu membuatnya sedikit takut.

“benarkah? kalau begitu berarti dia tidak mencintaimu, karena dia tidak cemburu padaku. Ck, aku bahkan cemburu padanya”

Kalimat Seolhyun tadi terngiang di pikirannya, Suzy bahkan tidak mengindikasikan bahwa dia sedang cemburu setelah melihat dirinya di peluk oleh wanita lain. Hatinya tertohok saat memikirkan kemungkinan buruk akan perasaan Suzy terhadapnya.

“Suzy?”

“ya?” Myungsoo menghela nafasnya panjang lalu meletakkan piringnya, dia sangat tidak selera untuk makan jika pikirannya masih belum jelas seperti ini.

“ada apa? tidak enak?” Suzy menolehkan kepalanya dan menatap Myungsoo bingung, pria itu menggeleng dan menatap Suzy intens.

“kau tidak cemburu?” Tanya Myungsoo menyeruakan pertanyaan yang sedari tadi berkecamuk di otaknya, Suzy terkekeh pelan lalu menggeleng menatap Myungsoo tidak percaya.

“pertanyaan konyol macam apa itu?” Sahut Suzy membuat Myungsoo terdiam. Bukan jawaban yang diharapkannya keluar dari bibir Suzy.

“aku serius, apa kau tidak cemburu melihat Seolhyun memelukku tadi?” Suzy mengerutkan keningnya menatap Myungsoo, dia bersedekap sembari memiringkan kepalanya menatap kepada kekasihnya itu.

“kau melakukan itu untuk membuatku cemburu?” Tanya Suzy balik, Myungsoo mengerjapkan matanya lalu menggeleng dengan panik.

“tidak, tidak! aku sudah mengatakan dia memelukku. Aku hanya bertanya apa kau cemburu atau tidak?” Sela Myungsoo dengan cepat, tidak ingin ada kesalah pahaman lagi antara dia dan Suzy.

“tentu saja aku cemburu, kekasihku dipeluk oleh wanita lain. Kau juga pasti merasakan hal yang sama jika aku dipeluk oleh pria lain” Sahut Suzy dengan santai, namun Myungsoo memicingkan matanya meneliti raut wajah Suzy yang kelewat tenang itu. Sepanjang hidupnya dia sama sekali tidak pernah menemukan seorang gadis yang cemburu memasang wajah setenang ini, sangat berbeda dengan wanita cemburu seperti yang ditemukannya.

“aku tidak percaya” Sahut Myungsoo membuat Suzy menatapnya dengan alis yang semakin berkerut dalam.

“apanya yang tidak kau percaya?” Tanya Suzy, Myungsoo menarik nafasnya lalu meraih tangan Suzy untuk dia genggam.

“kau terlalu tenang untuk dikatakan sebagai wanita yang sedang cemburu, apa kau sama sekali tidak merasa kesal?”

“apa yang kau harapkan sebenarnya Myungsoo?” Suzy bertanya pelan.

“a..aku tidak tau. Dia mengatakan kalau kau tidak cemburu padanya berarti kau tidak mencintaiku, itu sangat mengganggu pikiranku. Aku hanya…”

“Myungsoo!” Suzy berseru menyela kalimat Myungsoo, pria itu menatap Suzy dengan pandangan terkejut.

“aku cemburu padanya, tidak, bukan hanya padanya. Aku cemburu pada semua perempuan yang berada di sekitarmu. Aku bahkan sempat berpikir untuk cemburu pada Jiwon karena dia selalu disampingmu. Lantas apa yang kau ingin aku lakukan dengan rasa cemburuku itu? kau ingin aku langsung menjambak rambut Seolhyun karena dengan kurang ajarnya dia telah memelukmu di depan mataku? Atau kau ingin aku mengeluarkan kata-kata kasarku untuk memakinya di hadapanmu?”

Myungsoo terdiam, perkataan Suzy seolah menikam jantungnya. Bagaimana bisa dia memilih untuk percaya dengan segala omong kosong Seolhyun daripada perasaan Suzy kepadanya.

“Kim Myungsoo, aku adalah seorang wanita berpendidikan. Ayahku menyekolahkanku untuk menjadi wanita yang terhormat. Aku tidak akan merendahkan diriku dihadapan perempuan lain hanya karena cemburu buta. Kau sendiri yang mengatakan padaku untuk percaya padamu, meskipun ribuan Seolhyun mencoba untuk mendekatimu kau tidak akan berpaling dariku dan sekarang aku sedang mempercayai apa yang kau ucapkan padaku” Sambung Suzy dengan suara yang lebih pelan, dia menatap Myungsoo yang hanya diam karena ucapannya tersebut.

“Aku percaya padamu, meskipun kau tidak percaya denganku aku tetap akan percaya padamu karena aku mencintaimu Myungsoo”

Myungsoo memejamkan matanya merasakan sesak setelah mendengar pengakuan Suzy, betapa bodohnya dirinya?

“aku menyakitimu lagi” Bisik Myungsoo pelan, Suzy tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia mengusap punggung tangan Myungsoo dengan lembut.

“kau tidak menyakitiku, aku malah senang kau berterus terang seperti ini. Aku tidak ingin kita salah paham hanya karena masalah kecil”

Myungsoo tersenyum lebar dan menggerling pada Suzy membuat senyuman Suzy memudar dan memandang wajah Myungsoo dengan pandangan aneh.

“maukah kau menciumku?”

“apa!” Suzy menatap Myungsoo dengan histeris sementara pria itu hanya tersenyum dengan menaik turunkan alisnya menggoda Suzy.

“yak! Dasar mesum. Makan cepat” Seru Suzy memukul lengan Myungsoo, pria itu mengaduh sebentar kemudian cemberut menatap Suzy.

“ayolah, sekarang aku ingin dicium bukannya makan” Keluh Myungsoo membuat Suzy menatapnya histeris, mengapa perubahan mood pria itu cepat sekali terganti? Bukankah tadi dia masih terlihat uring-uringan, kenapa sekarang berubah drastis menjadi mesum begini.

“makan dulu, jangan minta yang tidak-tidak”

“waeyo? minta cium sama pacar sendiri kan tidak masalah? Atau aku minta sama Seolhyun saja…”

“yak!” Suzy menatap tajam Myungsoo, apa-apaan itu. Melihatnya dipeluk sama perempuan lain saja hatinya sudah meradang bagaimana kalau Myungsoo mencium mereka? oh tidak!

“makanya ayo cium aku sayang”

Myungsoo mengedipkan matanya dengan senyum yang kelewat lebar, Suzy bahkan melihat ngeri wajah mesum pacarnya saat ini. Dia memutar bola matanya dan menghela nafas panjang, dengan cepat dia mencondongkan badannya kemudian mengecup bibir Myungsoo secepat kilat membuat pria yang sama sekali belum siap itu mengerjapkan matanya karena terkejut.

“Suzy…”

“apa lagi? sekarang makan” Ketus Suzy, wajahnya sudah memerah saat ini. Jangan tanya betapa malunya dia, ini kali pertamanya dia mencium seseorang dan itu sangat membuatnya malu.

“itu kurang lama” Suzy menatap tajam Myungsoo membuat namja itu bergidik kemudian mengangguk pasrah.

“baiklah, aku makan. Ck, ciuman apa itu, satu detik saja tidak sampai” Gerutu Myungsoo dengan kesal, dia meraih kembali piring makannya. Sementara Suzy ditempatnya masih berusaha menenangkan detak jantungnya yang saling berkejaran itu.

“masakanmu enak, lain kali lakukan lagi untukku” Sahutan Myungsoo membuat Suzy menoleh kesamping memperhatikan Myungsoo yang sedang makan dengan lahap.

“katakan saja padaku, aku akan memasak untukmu selalu” Jawab Suzy tersenyum lebar, Myungsoo ikut tersenyum bersamanya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon berdecak saat tangannya dia biarkan ditarik begitu saja oleh namja yang berpenampilan seperti seorang penguntit itu. Astaga! ada apa dengan masker dan kacamata yang menutupi seluruh wajahnya?

“apa kau tidak kepanasan oppa?” Tanya Jiwon membuat Sehun menoleh padanya dan tersenyum, meskipun senyumnya tidak terlihat oleh Jiwon karena wajahnya sekarang tengah tertutupi oleh masker hitam yang sudah berada di sana sejak mereka turun dari mobil.

“itu lebih baik dibandingkan harus mendapat serangan di tempat umum ini” Jawab Sehun membuat Jiwon mengernyitkan alisnya bingung, matanya menatap sekeliling. Pusat perbelanjaan yang mereka datangi tidaklah terlalu ramai, hanya terdapat beberapa remaja dan ibu rumah tangga yang sedang berbelanja.

“jangan lupakan aku seorang idol. Kau tentu tidak ingin rambutmu ditarik oleh para fansku karena jalan berdua denganku” Sahutan itu membuat perhatian Jiwon terbuyar dan kembali menatap Sehun dengan alis terangkat.

“ah aku bahkan hampir melupakan fakta itu” Seru Jiwon, jika dia bertemu dengan Sehun pria itu selalu bertingkah tidak selayaknya seorang idol, lantas bagaimana dia mau mengingat bahwa dia adalah seorang idol?

“sekarang kau mengingatnya” Sahut Sehun. Jiwon hanya mengangkat bahunya, kemudian matanya memicing saat Sehun menariknya masuk ke dalam salah satu butik yang cukup terkenal.

“untuk apa kita kemari?” Tanya Jiwon dengan matanya yang sudah menari-nari ke jejeran baju yang terpampang dalam butik itu, melihatnya Sehun tersenyum dengan puas.

“mencarikanmu gaun” Jawab Sehun dan Jiwon menoleh padanya dengan cepat.

“maksud oppa?”

“Suzy dan perusahaan kakakmu akan membuat acara pembukaan untuk hotel yang mereka kerjakan bersama” Jelas Sehun, namun sepertinya maksud dari penjelasan tersebut masih tidak ditangkap oleh Jiwon sehingga Sehun hanya mendesah dengan keras.

“oh ayolah Kim Jiwon, apa kau mau membiarkanku datang ke acara itu sendirian? Kau tau kakakmu pasti akan menggandeng Suzy, dan aku sama sekali tidak memiliki seseorang yang bisa kuajak selain kau” Ucap Sehun menatap Jiwon sembari memutar bola matanya atas kelambatan kinerja otak gadis itu.

Sementara Jiwon terdiam merasakan perasaan yang aneh mendengar ucapan Sehun, “jadi kau mengajakku untuk ke acara itu?” Tanya Jiwon memastikan. Sehun mengangguk pasti dan mencolek dagu Jiwon.

“that’s right!” Seru Sehun, dia kemudian memutar kepalanya untuk mencari salah seorang pegawai yang mungkin bisa membantu mereka untuk mencari pakaian Jiwon, “sekarang ayo kita shopping!” Sambungnya membuat Jiwon terkekeh.

“apa kau yang akan membayar untuk gaunku?” Tanya Jiwon dengan menggerling pada Sehun, namja itu bergidik kemudian menganggukan kepalanya.

“yes! Kupastikan akan memilih gaun yang termahal di sini” Seru Jiwon melepaskan tangannya dari Sehun kemudian berlari kecil menuju jejeran baju yang sedari tadi sudah mencuri perhatiannya.

“lakukan sesukamu Kim Jiwon” Sahut Sehun memilih untuk duduk di sofa yang telah disiapkan butik itu, sembari menunggu Jiwon memilih dia akan menyetujui apapun yang ingin dibeli oleh gadis itu. Uangnya tidak akan habis hanya karena membelikan gadis itu sebuah gaun.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy menatap puas pantulan dirinya di cermin, gaun yang diberikan oleh ayahnya saat ulang tahunnya tahun lalu terlihat sangat pas di badannya. Sebenarnya tadi Soojung sudah mengajak dirinya membeli gaun baru namun dia memilih untuk memakai gaun ini yang sama sekali belum pernah dipakainya karena tidak mendapatkan waktu yang tepat untuk dia kenakan, dan setelah menimbang sepertinya malam ini adalah waktu yang pas untuk memakai gaun pemberian ayahnya itu.

“Suzy, Myungsoo sudah tiba” Sahutan dari ayahnya di luar pintu kamar itu membuat Suzy tersadar, dia kemudian mengecek lagi penampilannya untuk melihat kekurangan yang ada, setelahnya dia meraih tas miliknya kemudian berjalan keluar dari kamar.

“appa, lihat aku” Seru Suzy membuat ayahnya menoleh padanya dengan pandangan yang mengerjap.

“Suzy, kau terlihat cantik anakku” Ucap tuan Bae tersenyum lebar, tidak menyangka anaknya akan menggunakan gaun itu malam ini.

“benarkah? bukan karena gaun ini pemberianmu makanya kau mengatakan aku cantikkan?” Ucap Suzy dengan memicingkan matanya pada ayahnya, tuan Bae menggelengkan kepalanya menyangkal ucapan Suzy.

“kau benar-benar cantik, sekarang ayo. Jangan membuat Myungsoo menunggu lama” Ucapnya lalu menarik lengan Suzy untuk dia lingkarkan ke lengannya. Malam ini tuan Bae akan menghadiri acara launching hotel baru mereka juga. Selaku pemilik perusahaan dia tidak mungkin tidak menghadiri acara pembukaan hotelnya dan melihat hasil kerja keras anaknya selama bekerja di perusahaan miliknya.

Suzy tersenyum kepada Myungsoo yang menunggu mereka di sofa ruang tengah, pria itu tertegun saat melihat Suzy berjalan ke arahnya dengan dibalut oleh sebuah gaun berwarna silver yang menjuntai lurus ke bawah mata kakinya, rambut panjangnya dibuat bergelombang dengan teratur membuat penampilan Suzy semakin menawan di matanya.

“maaf membuatmu menunggu” Ucap Suzy tersenyum pada Myungsoo, pria itu menggelengkan kepalanya, meraih tangan Suzy dan mencium punggung tangan halus itu dengan mesra.

“aku akan senang jika harus menunggu lebih lama untuk melihatmu secantik ini” Ucap Myungsoo mengedipkan matanya pada Suzy yang kini sudah memerah karena malu atas ucapan Myungsoo yang dia katakan tepat di hadapan ayahnya.

Tuan Bae berdehem pelan membuat sepasang kekasih itu menoleh padanya dan tersenyum dengan kikuk, “romantisme anak muda” Sahut tuan Bae dengan nada sarkasme. Mendengar itu Myungsoo hanya terkekeh pelan sementara Suzy memutar kedua bola matanya.

“ayo, jangan sampai bintang utama malam ini telat” Saat tidak mendengar suara keluar dari kedua manusia itu, tuan Bae berseru lalu berjalan keluar dari rumah.

Mereka berangkat terpisah, tuan Bae di antar oleh supir kantor menggunakan mobil pribadinya sementara Suzy berangkat bersama Myungsoo dengan menggunakan mobilnya.

“kau tau, temanmu itu mengajak adikku untuk ke acara kita malam ini” Ucap Myungsoo pada Suzy setelah dia menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah Suzy.

“maksudmu Sehun?” Tanya Suzy menatap penasaran pada Myungsoo, pria disampingnya itu menganggukan kepalanya.

“aku tidak tau kalau ternyata mereka sudah sedekat itu” Sahut Myungsoo dengan nada sedikit bingung, tidak pernah dia mendengar Jiwon bercerita kalau dia sedang dekat sama Sehun atau pria lain. Mereka juga tidak pernah terlihat sedang keluar bersama di depannya, entah kalau dibelakang seperti apa kejadiannya dia tidak terlalu mengetahuinya, yang jelas Myungsoo tadi lumayan shock saat melihat penampilan adiknya yang sudah rapi dengan menggunakan gaun baru yang sama sekali tidak pernah dia lihat duduk dengan manis di ruang tamu seolah sedang menunggu seseorang, dan baru saja Myungsoo ingin bertanya namun saat itu Sehun telah tiba di rumah mereka dengan setelan rapi dan membuat pertanyaan yang tadinya melintas dikepalanya jadi terjawab begitu melihat kehadiran Sehun di rumahnya.

“beberapa hari yang lalu juga saat Sehun menjemputku di kantor dia sedang bersama Jiwon” Balas Suzy, Myungsoo melirik kepadanya dengan memasang wajah terkejut kemudian kembali fokus ke jalanan.

“benarkah? Apa temanmu itu sedang berusaha untuk mendekati adikku eoh?” Tanya Myungsoo menaikkan alisnya, Sehun ingin mendekati adiknya? Dia tidak begitu yakin, karena selama mengenal pria itu 4 tahun belakangan dia sama sekali tidak pernah mendengar atau melihat Sehun bersama seorang wanita selain Suzy dan Soojung. Jelas kedua wanita itu pengecualian untuknya, lalu bagaimana dengan Jiwon? Tidak mungkin dia hanya sekedar ingin bermain dengan Jiwon, karena Myungsoo akan segera menggantung Sehun jika itu terjadi.

“entahlah, Sehun tidak mengatakan apapun padaku. Sehun memiliki pengalaman yang buruk dengan perempuan dan aku sedikit ragu jika sekarang dia berniat ingin mendekati Jiwon, setidaknya tidak secepat ini” Jelas Suzy membuat Myungsoo berpikir. Pengalaman buruk? Apakah sama seperti dengan kasusnya atau berbeda? Entahlah, tapi apapun itu dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti adiknya. Sahabatnya sekalipun.

“kita akan bertanya pada mereka nanti dan aku harap mereka menjawabnya dengan jujur” Sahut Myungsoo menghela nafasnya, Suzy menganggukan kepalanya setuju. Selebihnya perjalanan mereka menuju hotel di Chuncheon itu dihabiskan oleh Suzy yang bercerita mengenai pekerjaannya yang sudah lumayan bermunculan lagi akhir-akhir ini dan Myungsoo yang tidak berhenti mengingatkan Suzy untuk tidak lupa menjaga kesehatannya dan sebagainya.

xxx

Myungsoo tersenyum ke arah Suzy sembari memberikan tepuk tangannya bersama para undangan acara ini, baru saja Suzy menggunting pita selaku pemilik proyek hotel ini sebagai tanda bahwa acara pembukaan hotel ini telah dilakukan.

Cukup banyak rekan-rekan kerja mereka yang datang kemari sebagai undangan, beberapa klien Myungsoo juga terlihat di acara ini. Mata pria itu terus mengikuti pergerakan Suzy yang kini sedang berjalan menghampirinya dengan senyuman yang tak kalah lebarnya.

“selamat” Ucap Myungsoo menyalami Suzy dengan profesional, namun berikutnya dia mengangkat tangan Suzy dan mencium buku-buku jarinya yang sukses membuat Suzy merona menahan malu karena mereka kini menjadi perhatian orang-orang.

“Myungsoo, banyak yang melihat” Bisik Suzy pelan, Myungsoo terkekeh lalu menyambar pinggang Suzy dan menatapnya mesra.

“itu tujuanku, biar mereka semua tau kau adalah kekasihku jadi mereka tidak akan bisa melirik nakal kepadamu lagi” Balas Myungsoo berbisik ditelinga Suzy, gadis itu menggeliat geli lalu mendorong kepala Myungsoo menjauh.

“kau membuatku malu tau” Gerutu Suzy sama sekali tidak berani untuk melihat ke sekelilingnya, para tamu undangannya pasti sedang menatap mereka dengan bingung.

“astaga! bisakah kalian berhenti bermesraan? Ini tempat umum” Teguran itu membuat Myungsoo mendengus sementara Suzy berusaha dengan keras melepaskan tangan kekasihnya dari pinggang miliknya. Dia benar-benar malu saat ini.

“mesra dengan pacarku sendiri aku rasa tidak masalah tuan Oh” Sahut Myungsoo dan dengan enteng dia kembali menarik Suzy untuk berdiri disampingnya kemudian merangkulnya lagi. Melihat itu Sehun memutar bola matanya.

“aku belum terbiasa melihat gadisku bermesraan dengan pria lain, jadi tolong jaga sikapmu” Ucap Sehun. Tidak ada yang tahu saat ini dia sedang bercanda atau serius, raut wajahnya benar-benar tidak terbaca.

“yah, biasakanlah mulai dari sekarang. Karena kau akan sering melihat kemesraan kami” Balas Myungsoo mengangkat bahunya tak peduli, kemudian menoleh pada Suzy dan menatapnya dengan senyum lebar.

“tinggalkan mereka berdua Oh Sehun, kau memiliki teman kencan malam ini jangan mengganggu pasangan kita” Sehun memutar bola matanya menatap Soojung yang baru saja datang bersama Jiwon dan Minhyuk yang mengekor di belakang mereka, sementara Myungsoo dan Suzy menatap Soojung dengan pandangan aneh seolah apa yang baru saja di katakannya adalah sesuatu yang sangat mustahil.

“teman kencan?” Seru keduanya bersamaan membuat mereka semua menoleh pada Suzy dan Myungsoo, Soojung mengangguk antusias dan menunjuk Sehun kemudian Jiwon secara bergantian.

“kau berkencan dengan Sehun?” Tanya Myungsoo pada Jiwon sembari mendelik pada adiknya itu, berkencan? Oh astaga! Jiwon bahkan masih harus memikirkan pelajarannya di kampus, mengapa dia harus membuang waktu untuk berkencan?

“tidak oppa! astaga, Sehun oppa hanya mengajakku untuk menemaninya malam ini. Karena kedua temannya tidak bisa menjadi pasangannya, jadi terpaska mengajakku” Jelas Jiwon menatap Myungsoo, dia sangat tau bahwa kakaknya itu menolak dengan jelas dia untuk berkencan dengan pria manapun saat itu, tak terkecuali Sehun. Kata Myungsoo dia harus menyelesaikan kuliahnya lebih dulu baru bisa mencari pria yang baik untuk dijadikan pendamping.

“aku tidak akan memakan adikmu tuan Kim, tidak perlu histeris begitu” Sahut Sehun mengejek, Suzy menatapnya tajam seakan menegur untuk tidak berbicara yang sembarangan.

“aku hanya melakukan tugasku sebagai kakak”

“tapi tidak dengan mengekangnya seperti itu, Jiwon sudah dewasa berhak jalan dengan siapapun”

Suzy memejamkan matanya, mengapa situasi di sini menjadi semakin tegang. Dia menukar pandang dengan Soojung yang juga memikirkan hal yang sama dengannya. Apa yang terjadi pada Sehun? Mengapa dia terlihat sangat sensitif malam ini, apa karena dia punya masalah di pekerjaannya atau masalah lain?

“aku…”

“Myungsoo” Suzy meletakkan tangannya dilengan Myungsoo dan menatap pria itu lembut, dia tersenyum dan menggeleng kecil melarangnya untuk berdebat dengan Sehun, karena demi apapun saat pria itu sedang dalam mood yang sangat buruk berdebat adalah satu-satunya hal yang harus dihindari. Sehun tidak akan berhenti sampai moodnya bagus.

“kami permisi, aku harus menyapa beberapa klien. Nikmati jamuan malam ini” Ucap Suzy akhirnya memilih untuk menghindar, dia tidak ingin melihat Myungsoo dan Sehun beradu mulut hanya karena masalah yang tidak penting. Dia juga menyadari bahwa Myungsoo sudah terpancing emosi oleh perkataan Sehun yang seolah mengejeknya tadi, makanya pilihan yang tepat adalah menjauh. Dia menatap tajam Sehun sejenak kemudian beralih pada Soojung dan Jiwon, memintanya untuk menenangkan Sehun yang sepertinya sedang mendapatkan masalah.

“dia sensitif sekali” Gerutu Myungsoo yang masih merasa kesal itu, Suzy tersenyum dan membawa Myungsoo menuju ke balkon untuk mencari udara segar.

“dia selalu seperti itu jika sedang bermasalah, jangan diambil hati” Ucap Suzy mengusap pundak Myungsoo dengan lembut, namja itu tersenyum dan menarik Suzy untuk berdiri di hadapannya sembari menatap ke arah langit pekat di hadapan mereka.

“aku mencintaimu Suzy” Bisik Myungsoo memeluk Suzy dari belakang, Suzy tersenyum memainkan jarinya dilengan Myungsoo yang melingkari pinggangnya dan kepalanya bersandar ke dada Myungsoo.

“jangan khawatir, Sehun hanya belum terbiasa melihatku memiliki pacar. Dia sangat menjagaku sejak kecil jadi mengertilah. Dan yah, aku juga mencintaimu Myungsoo” Ucap Suzy, dia tahu kalau Myungsoo berpikir bahwa Sehun mungkin masih belum menyetujui hubungan mereka meskipun dia mengaku tidak masalah dengan itu, tapi sikapnya terlalu terbuka dan membuat mereka berpikir bahwa dia memang masih belum bisa menerima hubungan ini sepenuhnya.

“aku percaya Sehun, dia sudah seperti kakakmu sendiri dan aku memang harus benar-benar mendapatkan restunya jika ingin memilikimu” Suzy tersenyum senang, sangat senang mendengar perkataan Myungsoo yang mengklaim kepemilikan atas dirinya.

“aku tersanjung tuan Kim” Sahut Suzy, Myungsoo tersenyum kecil dan mengecup pundak Suzy lalu meletakkan dagunya di sana.

“kalau begitu berikan aku hadiah karena telah membuatmu tersanjung” Suzy memutar bola matanya sangat mengerti maksud dari Myungsoo saat ini, meskipun masih baru menjalin hubungan tapi dia sudah tau dengan pasti kebiasaan mesum Myungsoo yang selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Suzy tersenyum kecil saat Myungsoo dengan liciknya mencuri kecupan dipipi kanannya, dia menoleh untuk menatap Myungsoo yang melongok dari belakang pundaknya sembari tersenyum memamerkan deretan giginya pada Suzy.

“Suka sekali mencari kesempatan, ini tempat umum” Tegur Suzy, Myungsoo mengedipkan matanya menatap wajah Suzy dari samping kemudian dia terkekeh pelan.

“jadi kalau bukan ditempat umum aku bebas kan?” Bisiknya ditelinga Suzy membuat gadis itu menggelinjang karena geli.

“Myungsoo” Suzy menjauhkan kepalanya dari Myungsoo agar tidak merasakan geli yang menerpa belakang telinganya akibat hembusan nafas hangat dari pria itu. Myungsoo tersenyum dan memutar tubuh Suzy untuk menghadap kepadanya.

“aku mencintaimu” Ucapnya lagi dengan menatap tepat di mata Suzy dengan lampiran senyum menawannya membuat Suzy sangat terpesona.

“aku mencintaimu selalu”

Suzy memejamkan matanya saat merasakan bibir Myungsoo mulai menginvasi miliknya, ini bukan ciuman pertama mereka namun dia masih saja merasakan kegugupan dikala bibir tipis itu mengecup mesra bibirnya. Tangan Myungsoo yang melingkar dengan sempurna dipinggang Suzy menarik tubuh Suzy untuk merapat padanya sementara kedua tangan Suzy bersandar di dada Myungsoo.

Ciuman yang penuh kelembutan dan cinta itu terus berlanjut seolah memikirkan tak akan ada lagi hari esok yang akan mereka lewati. Suzy membuka bibirnya memberikan akses lebih pada Myungsoo untuk mengeksplor rasanya saat Myungsoo menyesap bibir bawahnya. Keadaan yang riuh dari dalam aulapun sudah tidak dipedulikan lagi oleh mereka, tenggelam oleh rasa nikmat yang dirasakan saat ciuman tersebut terus berlangsung. Seakan dunia hanya milik berdua.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon menghela nafasnya panjang dengan wajah yang murung, pria disampingnya menatapnya dengan canggung. Mereka baru beberapa kali bertemu, mungkin masih bisa dihitung jari frekuensi pertemuan mereka namun malam ini mereka malah ditinggal berdua.

“Jiwon, maaf. Sepertinya Sehun sedang sediki kacau malam ini” Jiwon menoleh kesamping dan menatap pria berwajah manis itu, dia tersenyum dan mengangguk kecil. Pantas saja Soojung menyukainya, senyumnya membuat hati kita bisa merasa lebih tenang. Batin Jiwon.

“aku hanya khawatir, perdebatan kakakku dan Sehun oppa tadi benar-benar tidak masuk akal” Keluh Jiwon, Minhyuk tersenyum kecil dan mengangguk membenarkan.

“kau tau Sehun sangat menjaga Suzy dan Soojung sejak kecil, dia sudah seperti kakak dan orang tua mereka berdua. Dia tidak terbiasa melihat kedua gadis itu berdekatan dengan laki-laki lain selain keluarga dan dirinya, jadi saat melihat Suzy bersama Myungsoo mungkin dia masih sedikit merasa tegang. Aku harap kau mengerti itu” Jelas Minhyuk, Jiwon mendesah panjang. Dia tau hubungan macam apa yang terjalin antara ketiga manusia itu, tapi yang tidak dia mengerti mengapa Sehun harus melibatkan dirinya juga? Dia hanya ingin datang ke acara ini dengan tenang, bukannya malah menjadi biang masalah.

“Sehun hanya tidak tau harus melakukan apa, makanya dia seperti ini. Kau jangan berpikir dia menjadikanmu pelampiasannya, aku tau dia peduli denganmu. Semenjak mengenalnya tidak pernah aku melihat dia membawa wanita lain selain Soojung dan Suzy untuk masuk ke dalam mobilnya, hanya kau. Jadi jangan berpikiran yang buruk tentang ini, hanya beri dia waktu untuk menenangkan dirinya” Sambung Minhyuk lagi, melihat Jiwon dan Sehun bersama malam ini dia mengambil kesimpulan bahwa Sehun sedang mencoba untuk mendekati Jiwon, meskipun itu rasanya mustahil untuk seorang Oh Sehun tapi siapa yang akan tau pikiran laki-laki bertempramen buruk itu?

“aku berharap dia bisa menerima hubungan kakakku dan Suzy eonni segera, mereka berteman. Tidak biasa melihat mereka seperti ini” Lirih Jiwon, Minhyuk hanya mengangguk atas kalimat Jiwon.

Matanya kemudian menangkap sosok Suzy dan Myungsoo yang menghampiri mereka, dia tersenyum melihat wajah merona dari Suzy. Setelah 4 tahun menjadi dokternya ini pertama kali dia melihat mata Suzy menjadi lebih hidup, pertama kalinya dia melihat raut yang begitu bahagia di wajah gadis itu. Dan dia cukup berterima kasih pada Myungsoo atas perubahan yang dia bawa untuk Suzy.

“oppa” Jiwon berdiri di hadapan Myungsoo dan menatapnya dengan menyesal seolah telah melakukan kesalahan yang begitu fatal.

Myungsoo menghela nafasnya panjang dan tersenyum sembari mengacak rambut adiknya dengan sayang, dia kemudian beralih pada Minhyuk dan melihat ke sekitar.

“di mana dia?” Tanya Myungsoo, Minhyuk mengedikkan dagunya kesalah satu pintu yang berada di dalam aula tersebut.

“Soojung bersamanya di ruang konfrensi, jika ingin menyusul ke sana saja” Jawabnya, Suzy dan Myungsoo menganggukan kepalanya. Mereka berencana untuk kembali berbicara dengan kepala dingin bersama Sehun. Mereka akan mencoba memahami apa masalah Sehun, mereka berpikir mungkin semua masalah ini berasal dari hubungan mereka berdua maka dari itu ini harus segera diselesaikan.

“oppa, maaf tapi jaga Jiwon lebih lama lagi yaa” Ucap Suzy pada Minhyuk membuat namja itu tertawa kecil.

“kau tenang saja aku sudah akrab dengan adik iparmu ini” Sahut Minhyuk sembari menggerling pada Jiwon dan membuat gadis itu terkekeh pelan.

Myungsoo tersenyum dan melepaskan tangannya dari rangkulan Suzy sejenak, dia mengambil langkah dan memeluk Jiwon dengan erat membuat gadis itu tekejut.

“maafkan aku karena bersikap seperti orang menyebalkan” Bisiknya pelan, Jiwon mengangguk dalam pelukan Myungsoo.

“a..aku juga minta maaf oppa” Balasnya menepuk punggung Myungsoo, setelah melepaskan pelukan itu Myungsoo dan Suzy akhirnya beranjak untuk menuju ke ruang konfrensi yang dikatakan Minhyuk tadi.

Suzy berjalan disamping Myungsoo dengan tangannya berada dalam genggaman erat Myungsoo, dia tersenyum sesekali pada beberapa rekan kerjanya yang mereka lewati hingga berada di depan ruang konfrensi.

“ayo masuk” Ajak Suzy, dia perlahan mendorong pintu tersebut hingga terbuka namun tidak sepenuhnya terbuka lebar. Hanya membuat celah untuk mereka berdua bisa melihat keadaan di dalam di mana Sehun sedang duduk dengan kedua sikunya bertumpu di atas meja dan kepalanya tertunduk ke bawah tersembunyi dibalik lengannya. Sementara Soojung berdiri disamping pria itu sembari memegang pundaknya dengan tegang.

Suzy mengernyitkan alisnya bingung, sebesar itukah masalahnya sampai Sehun seperti ini? Dia menoleh pada Myungsoo yang juga ikut melihatnya, Myungsoo tersenyum dan mengangguk kecil. Baru saja Suzy ingin melangkah masuk ke dalam dan bersuara menyahuti kedua sahabatnya itu, tiba-tiba sebuah teriakan membuat langkahnya tertahan di ambang pintu.

“kau tidak mengerti Jung Soojung!”

Suzy menahan nafasnya, seumur hidup tidak pernah dia mendengar Sehun berteriak sekeras itu dihadapannya atau Soojung namun malam ini berbeda. Dia mendengar teriakan itu, bentakan yang hampir sama sekali tidak pernah didengarnya keluar dari bibir Sehun.

Myungsoo yang merasakan ketegangan Suzy itu mengeratkan genggamannya dan mengusap kepala Suzy dengan tangannya yang terbebas berusaha untuk menenangkan gadisnya itu.

“katakan, katakan padaku apa yang tidak aku mengerti! Suzy mencintai Myungsoo begitu juga sebaliknya, mengapa kau masih tidak menerimanya? Apa yang menahanmu? Kau tau Suzy bahagia, mereka bahagia Oh Sehun!” Balas Soojung membentak.

Suzy dan Myungsoo terdiam ditempatnya saat ini, seolah menjadi seorang penguping yang ulung. Mereka sama sekali tidak berniat untuk melangkah lebih jauh ke dalam. Hanya terdiam mendengarkan pertengkaran Soojung dan Sehun.

“aku bukan tidak menerimanya, hanya saja…hanya, kejadian itu…aku…” Suarah Sehun melirih seiring kepalanya yang membentur permukaan meja.

“apa maksudmu? katakan padaku! jangan buat aku berpikir bahwa kau mencintai Suzy!” Pekik Soojung membuat siapapun yang mendengar itu tersentak kaget. Suzy dan Myungsoo menegang ditempatnya, Sehun mencintai Suzy. Informasi yang mengejutkan.

Sementara Sehun mengangkat kepalanya dan menatap Soojung dengan tatapan tajamnya, “apa? aku mencintai Suzy? itu sudah jelas! Kalian semua tau aku mencintainya” Desis Sehun seolah berkata bahwa mengapa hal itu menjadi masalah saat ini.

“bukan, bukan sebagai keluarga. Kau mencintainya sebagai seorang wanita! Kalau kau terus bersikap seperti ini aku akan menganggapnya begitu” Balas Soojung membuat Sehun melotot padanya.

“Sial! Aku mencintainya seperti aku mencintaimu bodoh! Dia adikku, kau adikku. Tidak pernah sekalipun terlintas dari pikiranku untuk melihatnya sebagai seorang wanita!” Bentakan Sehun itu mengagetkan Soojung, bagaimana tidak pria itu langsung berdiri dan menghadap ke Soojung menatap tajam gadis itu.

Sementara di ambang pintu sepasang kekasih yang masih mematung itu merasakan sedikit kelegaan saat mendengar kalimat yang terpatri dari bibir Sehun, kali ini Suzy yang mengeratkan pegangan tangan mereka. Jari-jarinya tertanam dengan dalam di bawah jari-jari Myungsoo, tidak akan pernah dia lepaskan genggaman tangan ini. Apapun yang terjadi.

“lalu apa yang terjadi Sehun? Katakan padaku apa yang tidak kuketahui?” Tanya Soojung melirih, Sehun tidak menjawab hanya dia berdiri kaku dihadapan Soojung. Gadis itu mengangkat tangannya dan menyentuh lengan Sehun mencoba untuk membujuk pria itu.

“katakan padaku dan kita bisa selesaikan bersama oke?” Bujuk Soojung lagi namun wajah Sehun mengeras.

“Sehun, hanya katakan apa….”

“kecelakaan itu!” Sehun menyela dengan berseru tinggi, Soojung menghentikan ucapannya menatap bingung pada Sehun, “kecelakaan yang disebabkan oleh Suzy, mereka…” Suara Sehun melemah seiring dengan kalimatnya yang semakin panjang. Soojung masih belum menangkap maksud dari ucapan Sehun.

“Myungsoo satu-satunya korban yang selamat pada kecelakaan itu, kecelakaan yang disebabkan Suzy. Kecelakaan yang merenggut impian mereka” Ucap Sehun dengan suara tertahan.

Suzy tercekat ditempatnya, meskipun dengan lemah kalimat itu dilontarkan tapi dia mendengar dengan jelas semuanya. Mendengar bahwa kecelakaan yang dialaminya adalah kecelakaan yang sama yang dialami oleh Myungsoo, yang merenggut masa depan mereka.

Suzy menoleh kesamping saat merasakan pegangan ditangannya merenggan, menatap wajah Myungsoo yang mengeras menatap lurus ke depan. Myungsoo sama terkejutnya dengan Suzy, kecelakaan yang dialaminya 4 tahun yang lalu ternyata berhubungan dengan Suzy, Suzy gadisnya. Gadis yang dicintainya.

Suzy panik, saat Myungsoo melepaskan tangannya. Dia hendak meraih lengan Myungsoo namun pria itu dengan cepat berpindah tempat meninggalkannya yang hanya terdiam menatap punggung Myungsoo. Dan tanpa kata, pria itu perlahan menjauh dari pandangannya hingga sosoknya menghilang dibalik kerumunan orang-orang dan kaki Suzy sama sekali tidak dapat bergerak meskipun hatinya berkata ingin mengejar pria itu. Kekasihnya, pujaan hatinya tapi tubuhnya berkata lain. Seluruhnya seakan membatu tidak dapat berkinerja dengan baik saat menyadari bahwa Myungsoo meninggalkannya. Meninggalkan dirinya.

TBC

 

Yups! THE REAL CONFLICT IS HERE!!!

Kemarin itu hanya pemanasan doang, gak bakal aku jadiin konflik utama. Seolhyun Cuma jadi bumbu doang kok gak bakal ngaeruh besar. Hahah maaf ya kalau kalian sampai galau mikirin hubungan Suzy dan Myung karena kehadiran Seolhyun. Suzy dewasa kok, gak bakal main jambak-jambakan dan dia percaya Myungsoo jadi kalian tenang aja. Lol.

Nah di sini konfliknya sudah muncul, seperti yang kalian tunggu-tunggu. And see, seperti dugaan kalian reaksi Myungsoo dan Suzy setelah mengetahui kebenarannya seperti apa. Tapi ini masih terlalu awal untuk mengambil kesimpulan hahaha. Chapter selanjutnya gak bakal ada momen Myungzy! So prepare yourself!

DO COMMENT!