The Color Of Lovers CHAPTER 14

THE COLOR OF LOVERS

Author : elship_L

Cast : Bae Suzy, Kim Myungsoo, Jung Soojung, Oh Sehun

Other Cast : Kim Jiwon, Kang Minhyuk, Choi Minho

Genre : Romance, Friendship, Sad

Rating : PG-19

Type : Chapter

CHAPTER 14

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ruangan yang terlihat begitu ramai tersebut terasa begitu tegang, meskipun setelah kepergian Myungsoo dan Suzy. Tidak memperdulikan banyaknya para undangan yang hadir dalam acara tersebut suasana tegang itu masih setia menyelimuti mereka.

“oppa, tinggallah bersama Jiwon sebentar” Soojung berucap pada Minhyuk, kemudian menoleh pada Jiwon untuk meminta sedikit pengertian setelah apa yang baru saja terjadi. Gadis itu tersenyum kecil dan mengangguk.

“kau, ikut denganku” Soojung mendesis pelan kemudian menarik lengan Sehun untuk mengikutinya meninggalkan Minhyuk dan Jiwon yang bersama-sama hanya dapat menghela nafas mereka setelah kepergian Soojung dan Sehun.

“kau pikir apa yang sedang kau lakukan sekarang?” Soojung menatap Sehun dengan tajam, setelah menyeret pria itu untuk masuk ke dalam salah satu ruang konfrensi yang tersedia di dalam ball room hotel tersebut. Sehun menghela nafasnya dengan panjang dan hanya terdiam setelah pertanyaan yang dilontarkan oleh Soojung.

“Oh Sehun? Kenapa kau tidak menjawabku?” Sehun menoleh untuk menatap Soojung yang sudah memasang raut kesalnya, melihat itu dia kembali menghela nafas.

“kau mengharapkan jawaban yang seperti apa eoh?” Sahut Sehun dengan suara datarnya, menatap Soojung dengan malas. Dia mengambil duduk di salah satu kursi membuat Soojung mendekatinya dan berdiri bersedekap tepat di samping pria itu.

“kau tau apa yang baru saja kau lakukan? Kelakuanmu benar-benar memalukan!”

“apanya? Tidak perlu membesarkan masalah sepele seperti itu, aku yakin Myungsoo juga tidak mempermasalahkannya. Hal itu wajar terjadi di antara lelaki” Sahut Sehun mengangkat bahunya, mendengar itu membuat Soojung terlihat tidak puas dengan jawaban pria itu.

“aku tau yang kau lakukan tadi bukan hanya hal sepele. Kau sangat jelas ingin memprovokasi Myungsoo” Ucap Soojung penuh selidik.

“Soojung-ah, jangan terlalu berpikiran jauh. Kau mengerti perasaanku seperti apa saat melihat Myungsoo dan Suzy bersama, aku hanya masih belum terbiasa dan seperti kata Myungsoo aku harus mulai terbiasa dari sekarang” Ujar Sehun panjang lebar menatap kepada Soojung.

“tapi tidak harus dengan bersikap menyebalkan seperti itu. Aku masih belum mengerti mengapa kau belum bisa menerima hubungan mereka? Bukankah selama ini kau melihat Myungsoo begitu menjaga Suzy. Apa lagi yang kau ragukan?”

Sehun menatap Soojung dengan pandangan yang tidak dapat diartikan, dia menahan nafasnya sejenak kemudian menggeleng pelan.

“kau tidak mengerti” Lirih Sehun pelan, dia menenggelamkan kepalanya diantara kedua lengannya merasa begitu frustasi dengan keadaan yang terjadi saat ini.

“apanya yang tidak aku mengerti? aku sangat mengerti situasinya Sehun. Mereka dua orang yang saling mencintai, apalagi yang tidak aku mengerti selain hal tersebut?” Sehun menggeram pelan setelah mendengar ucapan Soojung tersebut. Dalam hatinya dia berteriak bahwa semuanya tidak semudah yang dikatakan oleh gadis itu, segala hal yang terjadi saat ini begitu rumit untuknya, bahkan untuk Suzy dan Myungsoo juga. Benar-benar rumit.

“Sehun” Soojung meletakkan tangannya di atas pundak Sehun saat merasa pria itu terlihat sedang dalam emosi yang tidak stabil.

“Oh Se—”

“kau tidak mengerti Jung Soojung!” Soojung tersentak saat mendengar Sehun menyela ucapannya dengan memberikannya bentakan yang cukup nyaring. Matanya nyalang menatap Sehun, memikirkan apa sebenarnya yang ada di kepala laki-laki itu.

“katakan, katakan padaku apa yang tidak aku mengerti! Suzy mencintai Myungsoo begitu juga sebaliknya, mengapa kau masih tidak menerimanya? Apa yang menahanmu? Kau tau Suzy bahagia, mereka bahagia Oh Sehun!” Balas Soojung membentak. Raut wajah Sehun yang mengeras tadi meluruh seketika saat dia memikirkan masalah kecelakaan tersebut.

“aku bukan tidak menerimanya, hanya saja—hanya, kejadian itu—aku—” Suarah Sehun melirih seiring kepalanya yang membentur permukaan meja. Soojung menatap Sehun dengan pandangan curiga, hanya satu pemikiran yang terlintas di otaknya saat ini dan kalau sampai apa yang dipikirkannya itu benar, dia pasti akan segera menggantung Sehun ditempat saat ini juga.

“apa maksudmu? katakan padaku! jangan buat aku berpikir bahwa kau mencintai Suzy!” Mendengar kalimat itu Sehun langsung mengangkat kepalanya dan menatap Soojung tajam.

“apa? aku mencintai Suzy? itu sudah jelas! Kalian semua tau aku mencintainya” Desis Sehun seolah berkata bahwa mengapa hal itu menjadi masalah saat ini.

“bukan, bukan sebagai keluarga. Kau mencintainya sebagai seorang wanita! Kalau kau terus bersikap seperti ini aku akan menganggapnya begitu” Balas Soojung membuat Sehun melotot padanya.

“Sial! Aku mencintainya seperti aku mencintaimu bodoh! Dia adikku, kau adikku. Tidak pernah sekalipun terlintas dari pikiranku untuk melihatnya sebagai seorang wanita!” Bentakan Sehun itu mengagetkan Soojung, bagaimana tidak pria itu langsung berdiri dan menghadap ke Soojung menatap tajam gadis itu.

“lalu apa yang terjadi Sehun? Katakan padaku apa yang tidak kuketahui?” Tanya Soojung melirih, Sehun tidak menjawab hanya dia berdiri kaku dihadapan Soojung. Gadis itu mengangkat tangannya dan menyentuh lengan Sehun mencoba untuk membujuk pria itu.

“katakan padaku dan kita bisa selesaikan bersama oke?” Bujuk Soojung lagi namun wajah Sehun mengeras.

“Sehun, hanya katakan apa—”

“kecelakaan itu!” Sehun menyela dengan berseru tinggi, Soojung menghentikan ucapannya menatap bingung pada Sehun, “kecelakaan yang disebabkan oleh Suzy, mereka—” Suara Sehun melemah seiring dengan kalimatnya yang semakin panjang. Soojung masih belum menangkap maksud dari ucapan Sehun.

“Myungsoo satu-satunya korban yang selamat pada kecelakaan itu, kecelakaan yang disebabkan Suzy. Kecelakaan yang merenggut impian mereka” Ucap Sehun dengan suara tertahan. Soojung melebarkan matanya tidak percaya menatap Sehun, mendengar kalimat demi kalimat yang terlontar dari bibir pria itu benar-benar sangat mengejutkan.

“a—apa maksudmu?” Gumam Soojung tidak percaya, kedua tangannya kini terjatuh di kedua sisi tubuhnya.

“jangan membuatku mengulang untuk kedua kalinya, kau mendengarnya dengan jelas kurasa” Jawab Sehun dengan nafas panjangnya yang terhela keluar, perasaannya cukup lega saat ini. Setidaknya masalah yang berusaha dia simpan selama bertahun-tahun ini bisa dia bagi kepada seseorang dan bebannya seolah terangkat sedikit demi sedikit dengan adanya Soojung disampingnya.

“aku sangat menyukai jika mereka bersama Soojung, aku benar-benar lega jika itu Myungsoo yang akan menjaga Suzy. Aku percaya padanya, tapi kecelakaan itu—kejadian itu membuatku terus saja dilanda kecemasan jika memikirkan hubungan mereka berdua yang semakin erat” Sehun menggeleng pelan, sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana jika Suzy mengetahui semua ini. Apa yang akan dilakukan Myungsoo padanya jika tau bahwa dia menyembunyikan semua ini, apa yang akan terjadi pada Suzy dan Myungsoo.

“ja—jadi maksudmu kecelakaan itu, Myungsoo—oh, selama ini kau mengetahuinya?” Soojung terlihat kebingungan dengan situasi saat ini, apa yang dikatakan Sehun adalah sesuatu yang sama sekali tidak pernah terpikir sekalipun dalam benaknya. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

“aku terlalu cemas jika mereka mengetahui masalah ini, ketenanganku semakin terganggu saat mereka datang dan mengatakan telah menjalin hubungan. Itu—kau tau, aku takut jika—” Suara Sehun terhenti begitu saja saat matanya menangkap sosok Suzy yang berdiri mematung di ambang pintu. Matanya melebar seketika saat menyadari kemungkinan bahwa Suzy mendengar semua ucapannya bersama Soojung.

“Su—Suzy”

“sejak kapan?” Suzy menatap dengan raut wajah datarnya kepada Sehun, dia mengambil langkah untuk masuk ke dalam ruangan itu mendekati Soojung dan Sehun yang terlihat terkejut akan kehadirannya.

“aku bertanya sejak kapan kau mengetahuinya Oh Sehun!” Pekik Suzy membuat Sehun dan Soojung terlonjak di tempatnya. Melihat keadaan Suzy, Sehun langsung melangkah lebar untuk berada lebih dekat lagi dengan gadis itu.

Namun Suzy menggeleng kecil dan memundurkan langkahnya sembari menatap Sehun dengan tatapan tajamnya, dia menahan tangannya di udara mengisyaratkan agar Sehun menghentikan langkahnya dan tidak mencoba untuk mendekatinya saat ini.

“jangan menyentuhku dan jawab pertanyaanku”

Sehun mengepalkan kedua tangannya, hal yang ditakutinya benar-benar terjadi. Saat ini Suzy bahkan tidak ingin berada didekatnya setelah mendengar perbincangan tadi, lalu apa yang akan dilakukan Suzy jika mengetahui bahwa dirinya telah menyadari semua hal ini sejak awal. Sejak 4 tahun yang lalu.

“Suzy, dengarkan aku dulu. Biarkan aku menjelaskan semuanya”

“tidak, aku hanya butuh jawaban sejak kapan kau mengetahuinya?” Suzy menggeleng dengan tegas, matanya masih menatap tajam Sehun seolah berkata bahwa dia tidak ingin mendengar apapun yang akan dikeluarkan oleh namja itu, dia hanya butuh jawaban dari pertanyaannya saat ini.

“seminggu setelah kecelakaan itu” Jawab Sehun dengan kepala tertunduk dan helaan nafas panjangnya. Suzy beserta Soojung tercekat mendengar jawaban Sehun, seolah kalimat inilah yang paling mengejutkan yang dikatakan oleh Sehun.

“ka—kau—geunde wae? wae? waeyo?” Air mata yang sejak tadi ditahannya tidak dapat terbendung lagi, Suzy terisak setelah mengetahui kenyataan bahwa selama ini Sehun telah menyembunyikan semua masalah ini padanya. Menyembunyikan identitas Myungsoo kepadanya.

“aku hanya ingin melindungimu, aku tidak—“

“apa? melindungi? Apa dengan membiarkanku jatuh cinta pada Myungsoo tanpa mengetahui apapun kau katakan sebagai tindakan untuk melindungiku?” Sahut Suzy dengan skeptis, Soojung beserta Sehun hanya bisa terdiam ditempatnya.

“bukan seperti itu, aku hanya—“ Sehun berusaha untuk menjelaskan namun perkataannya terhenti begitu saja, dia sendiri sama sekali tidak tau apa yang ingin dikatakannya. Penjelasan seperti apa yang akan dikatakannya pada Suzy? Dia bahkan tidak yakin atas alasan mengapa dia harus menyembunyikan masalah ini kepada Suzy setelah sekian lama.

“Myungsoo—“ Suzy menatap Soojung yang berdiri tak jauh dibelakang Sehun, dia tersenyum getir memandang sahabat perempuannya itu kemudian menarik nafas panjang.

“pergi, dia pergi—meninggalkanku” Lirih Suzy dengan suara yang bergetar, semua kekuatan yang dikeluarkannya tadi untuk menghadapi Sehun luntur seketika menyisakkan kelemahan yang tidak bisa di pungkirinya setelah hanya bisa menatap dengan nanar punggung Myungsoo yang menjauh darinya.

“Suzy!” Soojung berseru dengan wajah menyesal lalu berlari untuk meraih Suzy ke dalam pelukannya. Myungsoo dan Suzy mendengar semua pembicaraan mereka tadi dan Myungsoo meninggalkan Suzy setelah mengetahui kebenaran yang ada.

“dia meninggalkanku Soojung”

“sstt, aku yakin Myungsoo hanya terkejut. Kau tenang saja eoh” Bisik Soojung berusaha untuk menenangkan. Suaranya ikut bergetar mendengar isakan pilu dari sahabat semasa kecilnya itu, seakan terbawa oleh perasaan sesak yang dirasakan oleh Suzy.

Sementara Sehun berdiri terpekur mendengar kenyataan bahwa Myungsoo pergi begitu saja setelah mendengarkan ucapannya, mulutnya menciptakan sebuah geraman pelan saat menyadari tindakan pengecut Myungsoo. Kedua tangannya terkepal dengan kuat saat mengingat janji Myungsoo padanya yang mengatakan tidak akan meninggalkan Suzy apapun yang terjadi.

“brengsek!” Umpatnya dengan geram kemudian berjalan cepat keluar dari ruangan itu, meninggalkan Suzy dan Soojung yang masih saling berpelukan.

“Kang Minhyuk!” Minhyuk yang berdiri diam ditempatnya itu segera menoleh pada Sehun dan menatap bingung pria yang sepertinya sedang dalam keadaan emosi tersebut.

“ada apa?”

“di mana Myungsoo?”

“oh, tadi aku melihatnya membawa Jiwon keluar. Aku bertanya mereka mau ke mana tapi dia tidak menjawabku” Jawab Minhyuk mengingat tadi tiba-tiba saja Myungsoo menghampiri mereka berdua dan tanpa kata segera menyeret Jiwon untuk keluar dari ruangan itu.

“sial!” Umpat Sehun mengusap wajahnya kasar, dia kemudian menatap Minhyuk dan menepuk pundaknya sekali, “aku titip Suzy dan Soojung, tolong antar mereka pulang. Kau bisa meminta penjelasan pada Soojung nanti. Aku pergi” Ucapnya dengan cepat dan sebelum menunggu jawaban dari Minhyuk, pria itu langsung bergegas perg.

Minhyuk yang mengerti bahwa sesuatu yang buruk tengah terjadi saat ini segera bergegas ke ruang konfrensi di mana Soojung dan Suzy berada, menghampiri kedua gadis itu dan membawa mereka pulang ke tempat masing-masing sesuai permintaan Sehun.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Gadis itu menekuk wajahnya dengan kesal saat turun dari mobil, dia menutup pintu mobil dengan sentakan yang cukup kuat namun bunyi dengungan yang tercipta akibat pintu mobil yang membentur bagan mobil itu tidak membuat kakaknya hanya sekedar menoleh untuk mengecek dirinya.

“ck, apa-apaan dia? Seenaknya menarikku pulang dan sekarang mengabaikanku? Yak! Seharusnya aku yang marah di sini oppa!” Jiwon memekik sembari melangkahkan kakinya untuk mengejar kakaknya yang sudah berjalan memasuki rumah mereka.

Sementara di dalam kamarnya, Myungsoo terlihat sedang mencari sesuatu. Dengan raut wajah yang sama sekali tidak berekspresi itu dia membuka laci-laci yang berada di sana, sampai ke laci terakhir dia sama sekali tidak menemukan apa yang dicarinya. Hingga matanya menuju ke arah ranjangnya, dia menghela nafasnya panjang kemudian menghampiri ranjang tersebut dan berjongkok untuk melihat keadaan kolong ranjang tempat tidurnya.

Myungsoo menahan nafasnya saat menemukan sebuah amplop berwarna cokelat yang berukuran besar tergeletak di bawah ranjangnya. Kiriman tersebut sudah berada di dalam kamarnya saat dia pulang dari kantor kemarin sore, dalam pikirannya mungkin saja Jiwon yang menerima kiriman tersebut namun masih terngiang dipikirannya tentang siapa yang mengirim paket tersebut kepadanya.

“oppa” Myungsoo segera meraih amplop tersebut dan berdiri dari tempatnya menatap Jiwon yang membuka pintu kamarnya dengan wajah kusut.

“aku akan pergi, jangan lupa kunci semua pintu” Ucap Myungsoo datar kemudian berjalan keluar meninggalkan Jiwon yang hanya menatapnya dengan bingung.

“kau mau ke mana?” Tanya Jiwon mengejar Myungsoo, namun pria itu sama sekali tidak bergeming dan terus berjalan.

“aku bertanya padamu oppa, aishh jinjja!” Jiwon memekik kesal saat Myungsoo dengan santainya memasuki mobilnya kembali dan menjalankannya keluar dari halaman rumah mereka, alisnya bertaut melihat tingkah kakaknya yang benar-benar aneh malam ini. Padahal baru saja dia melihat kakaknya begitu bahagia bersama Suzy tapi kenapa tiba-tiba saja dia begitu suram sekarang ini.

“eishh, menyebalkan!” Rutuk Jiwon mengacak rambutnya dengan kesal.

xxx

Jiwon melangkah masuk ke dalam kamarnya setelah mengecek semua pintu dan jendela dalam keadaan terkunci, dia yakin bahwa kakaknya tidak akan pulang ke rumah malam ini jadi tidak akan masalah jika harus mengunci semua pintu dari dalam. Bagaimanapun juga Jiwon seorang perempuan dan malam ini hanya tinggal sendirian di dalam rumah besar ini, bukan tidak mungkin akan banyak bahaya yang akan menderanya.

Ting tong~

Baru saja ingin mengganti bajunya dengan piyama, telinganya terganggu dengan bunyi bel, astaga! baru 20 menit yang lalu kakaknya pergi dan dia sudah kembali sekarang? Atau dia melupakan sesuatu untuk dibawa bersamanya?

“eishh, lama-lama aku bisa stress tinggal bersama pria itu” Gerutu Jiwon kembali merapikan gaun yang dipakainya tadi untuk datang ke acara pembukaan hotel, dia harus membuka pintu sialan itu terlebih dahulu sebelum tombol bel rumahnya rusak karena terus ditekan.

“kau tidak sabaran sekali oppa!” Seru Jiwon dengan langkah kaki yang cukup cepat karena bunyi bel terdengar semakin cepat dan sepertinya siapapun yang menekan bel tersebut sedang dalam urusan yang genting saat ini.

“kau melupa—oh, Sehun oppa?” Jiwon mengerjapkan matanya menemukan Sehun masih dengan setelan yang sama dengan tadi berdiri di depan pintu rumahnya dengan keadaan yang cukup lusuh.

“di mana kakakmu?” Tanya Sehun menatap Jiwon tajam, gadis itu mengerutkan keningnya dan berpikir mengapa semua orang menjadi aneh malam ini.

“dia tidak di rumah” Jawabnya membuat Sehun berdecak dengan kesal, pria itu menggeser Jiwon ke samping dan segera masuk ke dalam rumah melalui celah pintu yang dibuka oleh Jiwon.

“aku tau Myungsoo ada di rumah, suruh dia keluar sekarang” Ujar Sehun menatap sekeliling rumah itu, Jiwon mendesah panjang kemudian berdiri di hadapan pria itu.

“sudah kukatakan dia tidak ada di rumah, dia keluar” Ucap Jiwon bersikeras, Sehun memutar bola matanya kemudian melayangkan tatapan tajamnya kepada Jiwon lagi.

“jangan berbohong! Dan panggil kakakmu segera!” Serunya membuat Jiwon melebarkan matanya dengan jengah, mengapa Sehun tidak percaya padanya padahal dia mengatakan yang sebenarnya.

“aku tidak berbohong, Myungsoo oppa memang tidak ada di rumah” Balas Jiwon sewot, semakin lama tingkah Sehun semakin menyebalkan menurutnya dan dia tidak suka dengan sikap Sehun yang seperti ini.

“jangan menyembunyikan keberadaan kakakmu! Cepat suruh dia keluar atau aku yang akan menghampirinya”

Jiwon tersentak kaget mendengar bentakan Sehun kepadanya, dia memundurkan langkahnya dan menatap Sehun dengan matanya yang melebar.

“Kim Jiwon! Aku sedang tidak ingin bermain-main, cepat katakan di ma—”

“aku sudah bilang Myungsoo oppa tidak ada di rumah! aku tidak berbohong! Geledah rumah ini kalau kau tidak percaya! Aku sendiri di rumah ini bodoh!” Teriak Jiwon sekencang-kencangannya membuat Sehun terdiam. Gadis itu mengatur nafasnya yang terengah karena berteriak dalam satu tarikan nafas dengan kalimat yang cukup kencang tersebut, dia menatap Sehun dengan tajam.

“ma—maafkan aku” Suara Sehun memelan setelah tersadar dari perbuatannya, dia menghela nafasnya panjang dengan kepala tertunduk di hadapan Jiwon membuat tatapan keras yang dilemparkan oleh gadis itu menguap seketika.

Tangan Jiwon terulur untuk menyentuh siku Sehun dan menatap dengan pandangan khawatir pada pria itu, “apa terjadi sesuatu?”

Sehun melirik Jiwon sekilas kemudian dia membuang nafasnya, “ceritanya sangat panjang” Gumam Sehun pelan.

“aku masih punya banyak waktu untuk mendengarkan ceritamu”

“Jiwon ini—”

“biarkan aku mendengarnya, aku tidak mau menjadi pihak yang tidak mengetahui apapun. Jadi, ceritakan padaku dan aku akan coba untuk memahaminya”

Jiwon menarik Sehun untuk duduk di sofa dan dia sendiri duduk dengan manis di hadapan pria itu dan memasang wajah ingin tahunya, matanya terus menatap Sehun menuntut agar segera pria itu membuka suaranya namun sama sekali tidak ada yang keuar dari bibir Sehun.

Jiwon tetap menunggu dengan bibir terkatup, sampai ketika Sehun menggerakkan kepala mengarah ke dirinya dan menatapnya, Sehun mengeluarkan helaan nafas panjangnya sebelum akhirnya dia memulai untuk bercerita pada Jiwon mengenai masalah yang sedang terjadi saat ini.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

“Suzy, buka pintunya kumohon! Suzy-ya, biarkan aku menjelaskannya padamu. Buka pintunya eoh!”

Soojung melangkahkan kakinya keluar dari dapur menuju ruang tengah dengan kepala yang melongok ke arah pintu depan, kedua tangannya memegang masing-masing gelas mug yang berisi teh hangat untuk Suzy dan dirinya sendiri berisi susu cokelat hangat.

Teriakan yang terdengar dari depan pintu membuat Soojung mau tak mau menghela nafasnya dan menatap kepada sahabatnya yang hanya diam saja memandang layar tv yang sedari tadi terus saja menyangkan acara yang tidak dimengertinya.

“Suzy ini tehmu” Soojung menyerahkan mug kepada Suzy dan menatap lama kepada gadis itu, “kau tidak ingin membuka pintunya?” Soojung mengambil tempat di samping gadis itu dan bertanya dengan hati-hati.

“tidak” Raut wajah Suzy tidak berubah sama sekali, tetap datar tanpa ekspresi membuat Soojung menarik nafasnya panjang.

“tapi Sehun—“

Suzy beranjak dari sofa yang melangkah masuk ke dalam kamarnya tanpa sedikitpun menoleh pada Soojung ataupun berbicara padanya, padahal Soojung belum menyelesaikan kalimatnya barusan.

“Suzy, buka pintunya! Aku tau kau di dalam”

Soojung kemudian beralih dari pintu kamar Suzy dan menatap ke pintu depan, sudah tiga hari Suzy mendiamkan Sehun dan sama sekali tidak ingin menemui pria itu. Segala macam usaha yang dilakukan oleh Sehun sama sekali tidak berguna karena selama tiga hari itupun Suzy menetap di apartemennya yang dulu dia tinggali sebelum kembali ke rumah bersama ayahnya.

Soojung menatap Sehun yang terlihat cukup berantakan setelah membuka pintu apartemen milik Suzy, sementara pria itu melebarkan matanya dan hendak menerobos untuk masuk ke dalam apartemen namun Soojung menahannya.

“apa yang akan kau lakukan?”

“menyingkirlah, aku harus menemui Suzy” Ucap Sehun berusaha untuk menyingkirkan tubuh Soojung, tetapi gadis itu berkuat dan berusaha untuk menahan Sehun.

“lalu jika kau bertemu dengannya apa yang akan kau katakan eoh? apa kau pikir dia akan mendengarkanmu sekarang?” Sehun menghentikan gerakannya dan menatap Soojung dengan alis berkerut.

“dengar, saat ini Suzy sedang dalam masa rentan. Kau tau dia pasti sangat shock dengan semua ini, setidaknya beri dia waktu sampai dia bisa bertemu denganmu”

“sampai kapan? Ini sudah tiga hari Soojung-ah, aku tidak ingin membiarkannya berlarut-larut memikirkan yang tidak-tidak” Tanya Sehun lirih, apa yang dikatakan Soojung memang benar. Suzy membutuhkan waktu, tapi dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi atau tidak Suzy akan semakin membencinya.

“sabarlah dan tidak perlu khawatir, aku akan selalu ada untuknya jadi yang perlu kau lakukan hanya bersabar dan menunggu dia datang sendiri padamu” Jawab Soojung menepuk pundak Sehun, pria itu terlihat sangat kacau. Soojung memang tidak mengerti bagaimana perasaan Sehun dan Suzy saat ini tapi sebagai sahabat yang selalu berada disamping mereka, dia tau bahwa keduanya saat ini sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja dan dia bertugas untuk ada disamping keduanya sampai keadaan mereka kembali seperti sedia kala.

Sehun hanya menghela nafasnya, keinginannya yang menggebu-gebu untuk bertemu Suzy tadi sudah menguap begitu saja setelah mendengar ucapan Soojung. Dia sadar bahwa ini pasti akan berat untuk Suzy, bagaimana saat dia mengetahui bahwa orang lukainya di masa lalu adalah orang yang sama dengan yang dicintainya saat ini.

“lalu bagaimana dengan Myungsoo?” Sehun tersenyum lirih dan menggelengkan kepalanya.

“tidak ada kabar apapun, bahkan Jiwon tidak tau ke mana perginya” Jawab Sehun, tiga hari terakhir dia terus memantau keberadaan Myungsoo melalui Jiwon. Akan tetapi hasilnya nihil, pria itu seakan menghilang bagai ditelan bumi.

“lalu Jiwon? Kau memberitahunya, bagaimana—“ Soojung mengangkat alisnya saat melihat Sehun terkekeh kecil sembari mengusap pipi kirinya.

“ya dia tau dan aku mendapatkan tamparan kecil darinya” Soojung berdecih pelan sebelum menjitak kepala Sehun.

“kau memang layak mendapatkannya brengsek!” Seru Soojung membuat Sehun tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“aku bahkan layak mendapatkan lebih dari itu”

Soojung menghela nafasnya panjang kemudian menepuk kedua lengan Sehun, “pulanglah dan tidur, kau sangat berantakan” Ucap Soojung mengernyitkan hidungnya dan menatap jijik pada pria itu. Mendengar hal tersebut Sehun langsung menarik Soojung dalam pelukannya dan dengan sengaja meletakkan kepala gadis itu di bawah lengannya.

“kau tau saja kalau aku belum mandi selama tiga hari ini” Kekeh Sehun membuat Soojung berteriak tidak jelas di dalam bekapannya.

“ya—Oh Se—paskan—lepas—“

Sehun tertawa kecil dan kemudian melepaskan Soojung yang mengusap hidungnya dengan kasar kemudian memperbaiki rambutnya yang berantakan.

“eissh, dasar pria jorok!” Pekik Soojung dengan kesal kemudian setelahnya membanting pintu apartemen tepat di hadapan Sehun.

Pria itu terkekeh sebentar kemudian terdiam, matanya masih menatap ke pintu di hadapannya lama setelahnya kakinya berbalik arah untuk kembali ke rumahnya dan tidur seperti yang disarankan oleh Soojung.

“aku memang butuh tidur” Ucapnya sambil menguap lebar saat berjalan menuju mobilnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Suzy menatap kosong pemandangan dari arah balkon apartemennya, matanya terlihat sayu dan wajahnya cukup lesu saat ini. Kedua tangannya bergerak untuk mengeratkan selimut yang sudah melapisi pundaknya saat terpaan angin malam melewati tubuhnya.

“Suzy masuklah, diluar sangat dingin” Sahutan yang berasal dari belakang tubuhnya sama sekali tidak dia indahkan, sementara Soojung hanya dapat menghela nafasnya menatap punggung Suzy yang sama sekali tidak bergerak itu.

Sudah seminggu sejak kejadian tersebut tetapi sama sekali tidak ada perubahan yang berarti, Suzy bahkan terlihat seperti mayat hidup. Hanya akan bicara jika memang dia perlu untuk berbicara, selebihnya dia akan diam seperti orang bisu. Setiap malam sebelum tidur Suzy akan menangis di atas ranjangnya, Soojung pernah mencoba untuk menghentikannya namun seakan tuli, Suzy sama sekali tidak berhenti menangis. Hanya itu rutinitas yang dilakukan gadis itu selama seminggu ini, dan dia tidak pernah melangkah keluar dari apartemennya.

“Suzy ayo masuk, kau bisa sakit jika terlalu lama kena angin malam” Akhirnya Soojung menghampiri Suzy dan menarik lengannya agar gadis itu mau mendengarkan dirinya, selama ini Soojung selalu menemani Suzy. Meskipun gadis itu tidak pernah mau berbicara padanya dia tetap berada di situ bersama Suzy.

Suzy hanya diam dengan wajah kosongnya saat tubuhnya terangkat ke atas karena tarikan Soojung yang membawanya masuk ke dalam kamarnya.

“kau masih ingin diam?”

Kedua gadis itu kini sudah berada di dalam kamar Suzy, setelah Soojung membiarkan Suzy duduk di atas ranjangnya dia berdiri bersedekap sembari menatap Suzy dengan pandangan yang menuntut. Suzy diam, seperti biasanya tapi Soojung sudah bertekad ingin membuat Suzy keluar dari keterpurukannya.

“demi tuhan Suzy, ini sudah satu minggu berlalu. Apa kau tidak lelah?” Seru Soojung lagi, melihat tak ada respon dari Suzy, Soojung menarik nafasnya panjang lalu duduk di hadapan Suzy menatap mata kosong Suzy dengan intens.

“dengar, aku ada di sini bersamamu. Aku sahabatmu Suzy, saudaramu, setidaknya keluarkan apa yang sedang kau pikirkan saat ini. Aku perlu mengetahuinya, agar aku bisa tau apa yang harus kulakukan” Soojung menarik kedua tangan Suzy dan menggenggamnya dengan lembut, senyum kecil terukir di bibir gadis itu saat melihat respon Suzy yang melirik ke arah tangan mereka.

“satu minggu aku menunggu agar kau mau berbagi denganku, tapi sekarang aku sudah tidak bisa menunggu. Ceritakan apa yang kau rasakan, bagilah denganku rasa sakitmu. Ayo kita atasi bersama masalah ini, jangan menanggungnya sendiri Suzy. Aku tau kau tidak sanggup dan aku yang akan membantumu untuk menanggungnya eoh”

Mata Suzy bergerak untuk menatap mata Soojung, di sana terpancar berbagai macam emosi seperti khawatir, perhatian, sedih dan juga letih sangat berbeda dengan pandangannya yang begitu kosong. Soojung mengangguk kecil menatap mata Suzy yang perlahan-lahan berkaca-kaca sampai akhirnya tetesan bening tersebut terjatuh dari kedua mata Suzy.

“Suzy—” Soojung langsung menarik Suzy untuk masuk ke dalam pelukannya, dan saat itu tangisan Suzy menjadi lebih dari sebuah isakan.

“menangislah, keluarkan semuanya. Kau bisa melakukannya, menangis sampai kau merasa lebih baik” Bisik Soojung mengusap kepala dan punggung Suzy secara bersamaan, mendengar itu tangisan Suzy lebih besar bahkan Soojung merasakan basah disalah satu pundaknya yang menopang kepala Suzy.

Tangan Suzy bergerak untuk memeluk Soojung dengan erat, kedua tangannya meremas punggung Soojung menyalurkan perasaannya saat ini.

“Soo—Soojung-ah—” Soojung menganggukan kepalanya mendengar lirihan Suzy di antara tangisnya itu, tidak dapat dia pungkiri perasaan lega yang merambat ke dalam hatinya saat mendengar Suzy memanggil namanya itu.

“ya, aku di sini Suzy. Jangan khawatir, aku di sini”

“a—ku, aku—“

“sst, jangan berbicara dulu. Aku akan mendengarkanmu setelah tangisanmu berhenti, sekarang menangislah dulu” Soojung menahan kalimat Suzy dan membiarkan gadis itu menangis di dalam pelukannya sepanjang malam.

xxx

Sehun tersenyum lega saat melihat pesan di handphonenya, dia menoleh ke samping dan menunjukkan layar ponselnya pada gadis yang sedang duduk di sana.

“Jiwon-ah lihat ini, Soojung mengirimkan foto Suzy yang sedang tertawa” Ucapnya pada gadis itu, Jiwon sedikit tidak percaya dan segera merampas ponsel Sehun untuk melihat dengan detil foto Suzy.

“tapi matanya sembab, pasti eonni menangis semalaman” Keluh Jiwon, mendengar itu Sehun tersenyum kecil dan mengusap kepala Jiwon dengan lembut.

“maafkan aku, heh setidaknya saat ini Suzy sudah mau berbicara pada Soojung dan tinggal tunggu waktu dia akan mau bertemu dengan kita” Ucapnya, Jiwon mengembalikan handphone Sehun dan menganggukan kepalanya dengan pelan.

Seminggu sejak Myungsoo meninggalkan rumah dan membiarkan Jiwon sendiri membuat Sehun merasa perlu untuk menjaga gadis itu, biar bagaimanapun Jiwon adalah seorang perempuan dan tidak baik jika dia harus tinggal sendiri. Dan selama itu pula mereka berdua tidak pernah berhenti berkeliling kota, bahkan tiga hari yang lalu mereka pergi ke Jeju—kampung halaman orang tua Jiwon dan Myungsoo—untuk mencari keberadaan pria itu tapi hasilnya nihil, tidak ada tanda-tanda keberadaannya selama ini.

“masih belum ada kabar dari kakakmu?” Tanya Sehun memecah keheningan di antara mereka, Jiwon mendesah kemudian menggelengkan kepalanya.

“aku sangat ingin menendangnya saat ini, dia bersikap seperti seorang pengecut dan aku tau kakakku tidak seperti itu. Tapi—”

“percayalah aku juga sangat ingin memecahkan kepalanya karena lari dari masalah ini, tapi kita harus memahami keadaannya. Dia perlu waktu sendiri seperti Suzy, untuk memikirkan semua ini” Sela Sehun, jika beberapa hari yang lalu Sehun di tanya apakah dia ingin membunuh Myungsoo atau tidak, jawabannya akan selalu ya. Tapi sekarang jawabannya berbeda, tidak. Dia tidak akan membunuh seseorang yang dicintai oleh orang yang paling penting dihidupnya, dia hanya akan menggali kubur sendiri jika melakukan itu.

“tapi ini sudah terlalu lama oppa, dia tidak menelponku. Dia bahkan tidak merespon saat aku mengatakan orang tua kami akan kembali” Sehun menepuk punggung tangan Jiwon yang bertumpu di atas pahanya lalu tersenyum lirih, merasa bersalah akan keadaan Jiwon saat ini.

“kita akan mencarinya bersama-sama, aku yakin jika sudah waktunya dia akan kembali” Ucap Sehun membuat Jiwon tersenyum kecil. Gadis itu sangat bersyukur dengan kehadiran Sehun disampingnya, meskipun dia tau bahwa saat itu pria itu hanya sedang menebus rasa bersalah atas tindakannya tetapi perasaannya sudah terlanjur terjatuh dan tidak dapat dia hentikan.

“Jiwon, Kim Jiwon” Kepala Jiwon dan Sehun sontak bergerak untuk mencari asal suara yang menyerukan nama gadis itu, sampai kepala Jiwon menoleh ke arah depan dan menemukan sepasang suami istri yang sudah lama tidak bertemu dengannya.

“eomma, appa!” Seru Jiwon beranjak dari kursinya dan menghampiri kedua orang tuanya, memeluknya dengan erat. Melihat itu Sehun tersenyum lebar, tetapi saat memikirkan bahwa kedua orang tua itu pasti akan mencari di mana Myungsoo membuat senyumnya pudar.

Sehun kembali tersenyum sungkan pada kedua orang tua Jiwon saat pandangan mereka beralih kepadanya, dia menghampiri ketiga orang tersebut dan membungkukan badannya dengan sopan.

“annyeonghaseyo, eommonim, ahbeonim. Namaku Oh Sehun, aku teman Myungsoo” Ucap Sehun memperkenalkan dirinya, tuan Kim tersenyum dan menyalami tangan Sehun sementara istrinya menatap penuh arti pada anak gadis semata wayangnya itu.

“a—da apa?” Tanya Jiwon pada ibunya saat merasa lirikan yang diberikan padanya adalah lirikan yang tidak-tidak.

“tidak, eomma hanya senang akhirnya ada juga pria yang ingin dekat-dekat denganmu” Goda ibunya membuat wajah Jiwon memerah seketika sementara Sehun hanya tertawa kecil.

“Jiwon anak yang manis, aku ragu jika selama ini tidak ada yang ingin dekat dengannya” Komentar Sehun dengan senyuman yang lebar itu membuat keluarga Kim melongo menatapnya.

“a—ah, ayo kita pulang. Eomma, appa, aku sudah lelah menunggu kalian” Jiwon langsung menyela saat kedua orang tuanya masih menatap Sehun dengan pandangan yang sedikit antusias, gadis itu yakin bahwa kedua orang tuanya sedang memikirkan hal yang tidak-tidak saat ini dan dia merasa harus menghentikan pemikiran tersebut.

“biarkan aku yang membawanya” Ucap Sehun menarik koper tuan Kim dan istrinya kemudian berjalan lebih dulu untuk menghampiri mobilnya yang terparkir diluar.

Sementara dibelakang Jiwon ditarik oleh ibunya dan ditatap penuh selidik oleh ayahnya, “apa kalian berpacaran?” Tanya ibunya membuat Jiwon tersedak oleh air liurnya sendiri.

“ti—tidak eomma” Jawab Jiwon gelagapan, ibunya sampai berpikir bahwa mereka sedang berpacaran. Apa itu berarti mereka terlihat cocok? Berpikir seperti itu membuat Jiwon tersenyum malu dan semakin mengundang kecurigaan kedua orang tuanya.

“lihatlah senyummu itu, pasti ada apa-apa dengan anak gadisku ini” Seru tuan Kim melihat senyum di wajah anaknya.

“tidak appa, kau tidak dengar tadi kalau dia adalah temannya Myungsoo oppa? Aku hanya meminta bantuannya untuk menjemput kalian di sini, kalian tau aku tidak bisa menyetir” Jelas Jiwon, bisa gawat kalau orang tuanya berpikir mereka ada hubungan. Sudah jelas ayah dan ibunya akan merecoki Sehun dan dia tidak ingin Sehun merasa terganggu dengan kedua orang tuanya itu.

“benarkah? kenapa tidak menyuruh Myungsoo saja?” Raut wajah Jiwon berubah saat mendengar nama kakaknya di sebut, dia tersenyum kikuk pada ayah dan ibunya kemudian menggeleng pelan.

“oppa tidak ada, dia ada urusan makanya aku meminta bantuan Sehun oppa” Jawabnya berbohong, dia akan mengatakan yang sebenarnya pada orang tuanya saat mereka tiba di rumah, bukan di tempat umum seperti ini. Bisa-bisa ibunya jatuh pingsan.

“eomma masih tidak percaya denganmu, eomma percaya dengan apa yang eomma lihat. Sehun anak yang sangat baik, kau tidak menyukainya?”

Jiwon memutar bola matanya, dia sangat heran pada ibunya. Bukankah seharusnya dia melarang Jiwon untuk dekat-dekat dengan pria dan lebih fokus memikirkan kuliahnya? Ini ibunya malah merecoki dirinya dengan kehadiran Sehun. Myungsoo bahkan lebih terasa seperti orang tuanya dibandingkan ibunya sendiri.

“sudahlah eomma, jangan bahas itu lagi. Ayo kita pulang” Sahut Jiwon dengan malas, lalu menarik tangan kedua orang tuanya untuk menghampiri Sehun yang sudah berdiri di samping mobilnya. Pria itu tersenyum sekilas sebelum masuk ke dalam mobilnya sendiri dan diikuti oleh ketiga orang lainnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Minhyuk tersenyum lebar saat melihat Soojung memasuki ruangannya bersama dengan Suzy, “bagaimana keadaanmu?” Tanya Minhyuk pada Suzy setelah kedua gadis itu berhasil duduk di hadapannya.

Suzy tersenyum kecil dan menganggukan kepalanya, “jauh lebih baik” Jawabnya dengan suara pelan, Minhyuk menganggukan kepalanya mengerti lalu meraih catatan kesehatan milik Suzy.

“kita hanya perlu memeriksa beberapa hal, apa kau tidak masalah jika aku mengambil darahmu?”

“darah? Untuk apa darahnya? Bukankah kita hanya melakukan pemeriksaan secara rutin?” Tanya Soojung bingung, setaunya Suzy hanya perlu melakukan beberapa tes kesehatan yang tidak perlu menggunakan darah.

“kita perlu memeriksa darahnya, bukankah kau bilang seminggu terakhir dia tidak cukup tidur dan tidak makan teratur? Aku harus melakukan cek darah agar bisa mencegah munculnya anemia atau gejala penyakit dalam lainnya” Jelas Minhyuk dengan detail membuat Soojung mengangguk mengerti, gadis itu kemudian menoleh pada Suzy dan meminta persetujuannya.

“kau tidak masalah dengan pengambilan darah kan?” Tanya Soojung.

“tidak, nan gwenchana” Jawab Suzy.

“baiklah, kalau begitu sekarang kita ke lab untuk mengambil darahmu. Setelahnya kalian bisa menunggu hasilnya keluar” Suzy dan Soojung mengangguk mengerti, setelahnya mereka bertiga keluar dari ruangan Minhyuk dan menuju ke Lab untuk memeriksa darah Suzy di sana.

“bagaimana keadaannya?” Tanya Minhyuk pada Soojung, mereka berdua kini tengah mengamati Suzy yang sedang mengambil darahnya di atas ranjang yang tersedia di dalam Lab tersebut, sementara mereka berdua duduk di kursi yang telah di sediakan.

“semakin membaik kurasa, seminggu terakhir keadaannya benar-benar buruk” Jawab Soojung, Minhyuk tersenyuk kecil dan menganggukan kepalanya.

“lalu bagaimana dengan Myungsoo?” Soojung mendesah pelan kemudian mengangkat kedua bahunya dengan berat.

“masih tidak ada kabar, entahlah dia masih butuh waktu untuk memikirkan semuanya mungkin. Kau tau sendiri kejadian 4 tahun yang lalu benar-benar yang terburuk”

“kau sudah bekerja keras, jangan hanya memperhatikan Suzy. Jaga kesehatanmu juga, aku perhatikan kau ikut-ikutan kurus seperti Suzy” Ucap Minhyuk sembari mengusap lengan Soojung dengan lembut, gadis itu hanya tersenyum kecil.

“ya, aku tidak mungkin bisa makan dengan lahap saat melihat Suzy hanya makan satu atau dua sendok setiap hari. Hmm, aku hanya berharap Myungsoo bisa kembali dan mereka menyelesaikan masalah ini dengan baik” Desah Soojung, dia tersenyum saat matanya menangkap Suzy yang sedang menatap dirinya sembari meringis pelan karena darah yang mengalir keluar dari lengannya melewati selang infus.

“semua orang mengharapkan yang terbaik, kita hanya perlu menunggu. Aku juga yakin keadaan Myungsoo sama buruknya dengan Suzy saat ini, tapi dia tidak ingin menunjukkannya pada siapa-siapa, maka dari itu dia memilih untuk pergi sejenak. Dia akan kembali jika telah menenangkan hati dan pikirannya” Ujar Minhyuk membuat Soojung mendesah dengan panjang, Myungsoo tidak salah jika memilih untuk pergi dan menenangkan dirinya. Dia bisa memahami bagaimana jika berada di posisi Myungsoo saat ini, tapi Soojung berharap Myungsoo tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat dirinya tenang, karena ujung-ujungnya Suzy yang akan semakin terpuruk jika dia terlalu lama pergi.

“kau benar oppa, seharusnya aku juga melakukan hal yang sama. Pergi dan menenangkan diriku” Ucap Soojung membuat Minhyuk mengerutkan keningnya bingung menatap Soojung.

“apa maksudnya?”

“aku sudah di tolak olehmu untuk kesekian kali, seharusnya aku ikut bersama Myungsoo” Jawab Soojung sembari tertawa hambar tanpa melihat ekspresi muram yang ditunjukan oleh Minhyuk.

“Soojung kau sal—”

“eoh, Suzy sudah selesai” Soojung beranjak dari kursinya dan menghampiri Suzy, membiarkan Minhyuk menggantung ucapannya di udara. Pria itu hanya tersenyum kecut memandang punggung Soojung, kemudian ikut beranjak dari tempatnya duduk.

xxx

“Suzy kau ingin makan apa?” Tanya Soojung, saat ini mereka sedang berada di sebuah cafe yang berada dekat dengan rumah sakit, setelah melakukan pemeriksaan darah mereka memilih untuk makan siang terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah sakit dan mengambil hasil tes milik Suzy.

“samakan saja denganmu, aku benar-benar lapar kali ini” Jawab Suzy membuat Soojung tertawa besar.

“ck, sepertinya kau sudah baik-baik saja” Sela Soojung, Suzy hanya tersenyum kecil pada Soojung. Dia sangat mengerti apa yang dikatakan oleh Soojung, dan dia mengakui bahwa seminggu sudah cukup untuknya berdiam diri dan merenungkan masalah yang sedang dihadapinya.

Setelah memberikan pesanannya pada pelayang, Soojung duduk dengan badan yang sedikit mencondong ke depan dan menatap Suzy intens.

“apa kau akan kembali bekerja?” Suzy tersenyum dan menganggukan kepalanya.

“tentu, aku yakin Minho dan Han biseo sangat kewalahan saat ini” Jawabnya dengan lancar, Soojung menarik nafasnya kemudian mengangguk mengerti.

“lalu Myungsoo?” Tanya Soojung hati-hati, mendengar nama Myungsoo membuat raut wajah Suzy menjadi sendu. Dia tersenyum kecut dan mengangkat bahunya.

“entahlah, aku tidak yakin dia masih ingin bertemu denganku atau sudah tidak lagi” Soojung mengulurkan tangannya dan meraih tangan Suzy kemudian mengusap dengan lembut punggung tangan sahabatnya tersebut.

“kau bisa menunggu kan? Myungsoo juga butuh waktu untuk menenangkan pikirannya, kalian sudah sama-sama dewasa jadi aku berharap kalian bisa menyelesaikan masalah ini dengan cara yang dewasa juga” Saran Soojung, Suzy tersenyum dan mengangguk. Satu tangannya yang bebas terangkat untuk menepuk tangan Soojung.

“aku mengerti, jika aku menjadi Myungsoo aku juga akan melakukan hal yang sama. Jangan khawatir, seminggu waktu yang cukup untuk meluruskan pikiranku”

“entah aku sudah mengatakannya atau belum, tapi aku bangga punya sahabat sepertimu. Selalu menghadapi masalahmu dengan kepala yang dingin” Suzy tersenyum lebar ikut merasa bangga atas apa yang dikatakan oleh Soojung tentang dirinya tersebut.

“tapi bagaimana jika hal yang terburuk terjadi?” Soojung bertanya hanya sekedar untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi ke depannya, dia sama sekali tidak ingin membuat Suzy kembali terpuruk oleh keadaan yang sama sekali tidak diharapkan tersebut.

“yah, akupun tidak bisa memaksakan kehendaknya. Jika dia tidak bisa menerimaku, aku bisa apa? Tapi kau harus bersiap-siap karena sepertinya aku akan galau untuk waktu yang sangat lama” Soojung mendecih kemudian tertawa setelah mendengar jawaban Suzy tersebut. Saat ini dia sangat yakin bahwa Suzy sudah baik-baik saja, meskipun dia tau bahwa di relung hatinya yang paling dalam gadis itu masih merasakan kesedihan karena keberadaan Myungsoo masih belum diketahui tapi setidaknya Suzy tidak lagi melakukan hal-hal bodoh seperti hanya berdiam diri di dalam kamarnya seharian penuh dan tidak mengisi perutnya dengan teratur.

“aku siap sedia 24 jam hanya untukmu, tidak perlu khawatir” Kini gantian Suzy yang tertawa atas tanggapan Soojung padanya, beberapa saat kemudian pesanan mereka datang dan membuat keduanya hanya fokus pada makanan yang ada di hadapan mereka. Suzy dan Soojung memakannya dengan sangat lahap saat itu.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Jiwon menundukan kepalanya dalam-dalam, hari ini sudah 3 hari kedua orang tuanya berada di rumah dan itu berarti sudah hari ke sepuluh Myungsoo menghilang tanpa kabar. Jika hari pertama dan hari kedua Jiwon masih bisa menyangkal masalah kepergian Myungsoo dengan memberikan beberapa alasan yang mungkin akan masuk akal di pikiran kedua orang tuanya, tetapi untuk hari ini gadis itu kehabisan ide. Tidak ada lagi alasan yang ada dipikirannya saat ini, jadi satu-satunya cara adalah dengan mengatakan hal yang sebenarnya kepada kedua orang tuanya.

“jadi kau mengatakan bahwa kakakmu pergi karena ada masalah dengan kekasihnya?” Tanya ibunya, Jiwon memasang wajah takutnya kemudian mengangguk dengan pelan.

“dia sama sekali tidak memberikan kabar sedikitpun?” Kali ini Jiwon kembali mengangguk, kedua orang tuanya menghela nafas kemudian saling berpandangan sejenak, seolah sedang bertukar pikiran mengenai masalah yang dihadapi oleh anak mereka.

“kalian benar-benar tidak tau bahwa kekasih Myungsoo yang menyebabkan kecelakaan itu?” Tuan Kim bertanya dengan alis yang tertaut, Jiwon menatap ayahnya dengan kepala yang digelengkan.

“tidak sampai malam itu, aku saja terkejut saat mendengarnya” Jawab Jiwon dengan suara yang sangat pelan, kali ini dia benar-benar takut jika kedua orang tuanya marah akibat kelakuan kakaknya itu.

Kedua orang tua Jiwon kembali menghela nafas mereka dengan panjang, “Jiwon-ah, kau benar-benar tidak tau di mana keberadaan kakakmu?” Jiwon kali ini mengangkat kepalanya dan menatap kedua orang tuanya bergantian dengan wajah yang bingung.

“aku benar-benar tidak tau eomma, sudah seminggu lebih kami mencari-cari dimana keberadaannya tapi dia tetap tidak ada. Kami bahkan sampai ke jeju untuk mencarinya, tapi hasilnya tidak ada” Jelas Jiwon, dia mengerti mengapa ibunya meragukan dirinya saat ini. Biar bagaimanapun dia adalah adik yang paling disayang oleh Myungsoo, jadi sebesar apapun masalahnya Myungsoo pasti akan memberitahu Jiwon. Apapun itu, tapi kali ini berbeda. Myungsoo bahkan tidak mengatakan bahwa dia sedang memiliki masalah malam itu, dia hanya pergi begitu saja setelah mengantarnya untuk pulang ke rumah.

“apa yang sedang dipikirkan anak itu sebenarnya? Dengan lari dari masalah itu akan membuat masalah semakin rumit” Gerutu ny.Kim, Jiwon mengangguk menyetujui ucapan ibunya itu, “lalu bagaimana keadaan kekasihnya?” Tanyanya lagi, Jiwon menatap ibunya dengan senyum yang kikuk.

“aku belum menemuinya eomma, dia tidak ingin menemui siapapun setelah malam itu. heh, aku rasa keadaannya tidak baik-baik saja” Jiwon menghela nafasnya, meskipun tau bahwa Suzy sudah mau berbicara pada Soojung dan tidak mengurung diri lagi, tapi gadis itu masih tidak ingin bertemu dengan orang lain selain Soojung. Dia dan Sehun harus menunggu lebih lama lagi untuk bisa bertemu dengan Suzy.

“astaga, apa yang sudah dilakukan anakku pada gadis itu. Aigoo—” Ny.Kim mengulas dadanya sembari menggelengkan kepalanya tidak menyangka bahwa kisah asmara putra sematawayangnya akan setragis ini. Bagaimana bisa dia bertemu dengan gadis yang menyebabkan kecelakaannya 4 tahun yang lalu, mereka bahkan saling mencintai.

“itu wajar dilakukan oleh Myungsoo mengingat siapa gadis itu” Jiwon dan ibunya serentak menoleh dengan tatapan terkejut kepada tuan Kim, mata mereka berdua berkedip melihat raut wajah dari pria tersebut.

“maksud appa? Suzy eonni juga korban di sini, kita tidak harus menyalahkannya” Ucap Jiwon dengan nada yang tinggi, dia tidak ingin ayahnya menyalahkan siapa-siapa di sini. Semua yang terjadi dulu adalah kecelakaan yang tidak bisa diprediksi, Suzy juga pasti tidak ingin kecelakaan itu terjadi tapi sudah kehendak yang di atas untuk menentukan apa yang akan terjadi pada makhluknya.

“aku tidak menyalahkan gadis itu, hanya saja apa yang dilakukan Myungsoo saat ini adalah wajar. Gadis yang dicintainya saat ini adalah orang yang membutnya berhenti untuk bermain biola, setidaknya itu yang ada dipikirannya saat ini”

“Suzy eonni bukan penyebab oppa tidak bisa bermain lagi, dia tidak bisa bermain lagi karena saraf tangannya yang terputus. Kau mengatakan itu seolah sedang menyalahkan Suzy eonni, appa pikir Suzy eonni ingin mengalami kecelakaan itu? Dia juga harus mengubur impiannya, kakinya patah dan dia tidak bisa menari lagi. Kita tidak pantas menyalahkannya appa, Suzy eonni juga merasakan hal yang sama dengan yang oppa rasakan” Mata Jiwon berkaca-kaca saat mengutarakan hal tersebut kepada ayahnya, ibunya terlihat terkejut mengetahui satu kebenaran lagi di mana Suzy juga harus berhenti dari dunia balet karena kecelakaan tersebut.

“sesange—mereka benar-benar malang, anakku” Tuan Kim menghela nafasnya melihat istrinya mengeluh dengan wajah yang hampir bersimbah air mata, dia menatap Jiwon yang berapi-api membalas tatapannya.

“appa tau Jiwon-ah, appa sama sekali tidak menyalahkan gadis itu. Tapi kita juga harus melihat dari sudut pandang Myungsoo, jangan hanya dari sudut pandang kita saja. Kau tidak tahu apa yang dilakukan oleh orang tua gadis itu pada Myungsoo pasca kecelakaan tersebut?” Ujar tuan Kim, Jiwon mengerutkan keningnya dengan bingung. Orang tua Suzy? dia tidak pernah mendengar kalau orang tua Suzy pernah bertemu dengan kakaknya waktu dulu.

“o—orang tua Suzy eonni? A—pa maksud appa?” Jiwon mengerjapkan matanya saat melihat ayahnya memejamkan matanya sejenak kemudian menggeleng pelan.

“orang tuanya, tidak, lebih tepatnya ibu dari gadis itu mengunjungi Myungsoo setelah mendapat kabar bahwa satu-satunya korban selamat dari kecelakaan tersebut sadar dari koma” Tuan Kim membuka suaranya untuk menjelaskan apa yang terjadi di rumah sakit 4 tahun yang lalu.

Jiwon dengan seksama mendengar setiap kata yang keluar dari bibir ayahnya, matanya mengerjap berkali-kali guna untuk menahan air mata yang sudah terbendung dimatanya. Hingga ayahnya mengakhiri ceritanya, Jiwon akhirnya meneteskan airmatanya dengan isakan yang tertahan. Apa yang baru saja dikatakan oleh ayahnya benar-benar membuatnya terkejut, sama sekali tidak menyangka bahwa hal tersebut terjadi pada kakaknya.

Drrttt~ Drrttt~

Kedua orang tuanya hanya bisa menatap Jiwon dengan pandangan yang sendu, mereka berdua jelas tau apasaja yang telah dilalui oleh anak mereka itu, tidak terkecuali Myungsoo. Ny. Kim menghampiri Jiwon dan memeluk putrinya dengan lembut, berusaha untuk menenangkan gadis itu.

Drrttt~ Drrttt~

“ponselmu, Jiwon-ah” Tuan Kim menyahut saat melihat ponsel Jiwon yang berada di atas meja berkedap-kedip, Jiwon meminimalisir tangisannya dan melepaskan pelukan ibunya. Dia mengusap wajahnya yang basah kemudian meraih ponselnya yang sedari tadi Cuma tergeletak di atas meja.

Mata Jiwon melebar saat melihat caller id yang terpampang di layar ponselnya, dia menatap ibu dan ayahnya bergantian.

“Suzy eonni menelponku”

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

-TO BE CONTINUED-

First of all, i want to say happy birthday to our lovely Suzy. Huaa~ dia udah gede. Kapan nikah ya? lol. Aku doain semoga Suzy bisa mendapatkan apa yang diinginkannya, menjadi terbaik dan makin jaya hehehe. I’m waiting for her drama ‘till die~ huaaa berharap aktingnya memuaskan seperti biasa. Oke, mari kita sama-sama menunggu. Dan sekali lagi happy birthday~

Back to topic—

Sorry to say~

Aku baru bisa muncul sekarang, hiks. Banyak kesibukan dan ide selalu ngadat tiap mau coba untuk lanjut. Setelah berhasil kumpul-kumpul ide semampu aku, akhirnya aku bisa menyelesaikan part ini. Seriusan dari 3 minggu yang lalu aku sudah mulai untuk mengetik part ini tapi dengan barbagai macam kendala yang aku hadapi akhirnya baru selesai saat ini. Phew~ cukup lama ya, hahaha.

As i said before, di sini tidak ada myungzynya. Kecewa ya? maaf tapi cerita saya sudah seperti ini sejak awal. Lol. Di sini Myungsoo tidak ada! Hahahaha, hayo siapa yang jadi benci sama dia angkat tangannya? Eittss, tunggu dulu, jangan benci Myungsoo. Dia melakukan ini pasti ada alasannya, lagipula Suzy kan udah bisa menghandle keterpurukannya, jadi mari kita tunggu kemunculan Myungsoo dan alasan dibalik mengapa dia malah meninggalkan semua orang tanpa memberi penjelasan apapun. Tapi ada gak yang gak suka sama sikap Suzy di sini? Hahah jujur ya aku sebenarnya gak terlalu suka sama sikap Suzy di sini, entah gimana mau dijelasinnya *padahal aku yang ngetik* ohahahaha, nevermind lah.

Udah ya, segini dulu. Nanti di part selanjutnya kita lanjut lagi mengorek informasi tentang hubungan Suzy dan Myungsoo. Apakah berlanjut atau putus? *devil’s laugh*

Eh ada yang lupa, kalau temuin banyak typo kalian ngertiin aja ya. Maklum gak sempat edit, udah mager buat editnya, kelamaan soalnya.

COMMENT PLEASE.