SPECIAL CHAPTER : Romeo & Rosaline “Losing For Years”

Romeo & Rosaline || Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy, etc. || Genre : Sad, Romance || Rating : PG-17 || Type : Chapter

“Inspired by Shakespeare’s (Romeo & Juliet)”

SPECIAL CHAPTER

–Losing For Years –

—————————-

GUYS I NEED MOOO–RE YOUR COMMENTS TO END THIS STORY AS SOON AS POSSIBLE. SO GIVE ME HUNDREDS COMMENTS AND I WILL END THIS SOON. GIVE AND GIVE GUYS, NOT GIVE AND TAKE~

Suzy’s Gone for 1 Month

Sunggyu menggerutu kesal semua pekerjaan yang dikerjakan oleh Myungsoo tidak ada yang beres selama sebulan terakhir. Pria itu lebih banyak murung dan melamun, dia tidak menyangka bahwa kepergian Suzy membuat Myungsoo bisa kacau seperti ini. Dia begitu ingat bagaimana wanita-wanita cantik yang mengantri untuk mengajak Myungsoo keluar saat mereka masih melakukan kuliah di negeri paman Sam beberapa tahun yang lalu. Pria itu bukannya merasa tergoda dia malah memandang jijik satu-persatu wanita yang datang padanya dan mengusir mereka dengan begitu kejamnya.

Tetapi kali ini berbeda, Suzy satu-satunya wanita yang diperlakukan beda oleh pria itu dan Sunggyu jelas tau bahwa adiknya itu sedang dilanda virus jatuh cinta.

“ayolah Myungsoo, berhenti murung seperti itu! Kau sangat kacau” Keluh Sunggyu namun Myungsoo tidak menghiraukannya. Pria itu hanya sibuk memandang layar ponselnya dan saat Sunggyu mengintip matanya melebar tidak percaya, di sana tertera foto milik Suzy yang sedang tersenyum dan sepertinya gambar itu diambil tanpa kesadaran dari sang gadis.

“kau sudah benar-benar gila bro” Rutuk Sunggyu menghempaskan dirinya kembali ke sofa, menyerah untuk membujuk Myungsoo. Malam ini dia sengaja membawa pria itu ke sini, ke club malam tempat di mana biasa mereka nongkrong saat jaman-jaman kuliah namun sudah jarang semenjak Myungsoo mengambil alih jabatan ayahnya dan sekarang dia hanya berharap Myungsoo bangkit dari keterpurukannya akibat ditinggalkan oleh gadis yang dicintainya.

“Myungsoo, minumlah—sampai kapan kau akan memandangi foto itu?” Sahut Sunggyu, tapi lagi-lagi dia hanya dibalas oleh keheningan dari pria itu. Sunggyu mengacak rambutnya frustasi, benar-benar angkat tangan untuk mengurus pria itu.

Saat matanya berlari keseluruh penjuru club yang cukup ramai ini, dia menangkap siluet pria yang dikenalnya. Baru saja dia ingin melambai untuk memanggilnya, tiba-tiba saja pria itu sudah berlari ke arahnya.

“brengsek kau Myungsoo!” Jinyoung muncul tiba-tiba dan menarik kemeja Myungsoo, pria itu yang tidak dapat mengantisipasi kedatangan Jinyoung langsung limbung dan tubuhnya terjatuh begitu saja saat mendapatkan tinjuan kasar dari Jinyoung diwajahnya.

“yak Jung Jinyoung! Apa yang kau lakukan!” Teriak Sunggyu panik, pasalnya ini adalah adegan kekesaran yang pertama kali dia nonton secara live dan itu dilakukan oleh pria setenang dan sekalem Jinyoung.

“Tanya saja pada sepupu sialanmu ini! Apa yang dia lakukan pada adikku!” Balas Jinyoung berteriak marah, dia menatap sengit Myungsoo yang penampilannya cukup berantakan malam itu. Jinyoung menarik nafasnya dalam saat tidak mendapati perlawanan dari pria itu, Myungsoo hanya meraba-raba lantai untuk mencari letak handphonenya berada.

“handphoneku, hyung! Handphoneku!” Myungsoo memekik panik saat tidak mendapatkan ponselnya, matanya menatap nyalang pada Sunggyu yang ikut panik melihatnya.

“cari yang baik Myungsoo, tidak mungkin hilang” Ucap SUnggyu berusaha menenangkan, dia sudah ikut berjongkok di dekat meja dan mencari ponsel Myungsoo.

“handphoneku—disitu ada fotonya, hyung—” Sunggyu meringis saat mendengar gumaman lirih penuh keputusasaan milik Myungsoo. Dia menghela nafasnya dan kembali mencari.

Mengamati adegan itu mau tak mau membuat Jinyoung ikut meringis pelan, dia tidak tau jika Myungsoo sedang dalam kondisi yang tidak baik saat ini. Dia jelas marah karena melihat Soojung sudah berhari-hari menangis sendiri di dalam kamarnya, dia baru saja kembali dari luar kota akibat urusan kantor minggu lalu dan dia sudah menemukan adiknya menangis tidak jelas.

Saat Soojung mengatakan bahwa Myungsoo mencintai wanita lain dan membentaknya dengan kasar, Jinyoung langsung melesat dan mencari tau keberadaan Myungsoo. Jelas penyebab dari air mata adiknya adalah Myungsoo.

“hyung—”

“aku juga setuju jika kau ingin memarahi Myungsoo tapi tidak sekarang Jinyoung, keadaannya benar-benar kacau” Rutuk Sunggyu tanpa menatap Jinyoung, pria itu ikut berjongkok dan matanya mencari kemana-mana sampai dia mendapatkan sebuah benda kotak yang berada tak jauh dari kakinya. Dia meraih ponsel itu kemudian menyalakan layarnya.

Matanya terpaku pada gambar yang ditampilkan layar tersebut, dia tertegun sesaat untuk mencerna apa yang dilihatnya sebelum kemudian dia memekik histeris. Membuat Sunggyu dan Myungsoo menoleh padanya langsung.

“kau mencintai Suzy!”

 

Suzy’s Gone for 3 Months

Myungsoo meregangkan tangannya yang terasa pegal karena harus membubuhi setumpuk dokumen dengan tanda tangannya, dia meringis menyadari kekacauan yang dilakukannya selama 3 bulan terakhir. Dengan helaan nafas terakhir, Myungsoo menggoreskan penanya untuk menandatangani berkas terakhir kemudian menutupnya dengan hempasan yang cukup kuat di atas meja.

“astaga! Ini melelahkan” Gumam Myungsoo malas, dia berdiri hendak meregangkan badannya yang sudah terasa kaku dan saat itu pula ruang kerjanya menjeblak terbuka dengan bunyi dentuman yang keras membuat Myungsoo terkejut.

“apa—kau?” Mata Myungsoo melebar tidak percaya menatap gadis yang sudah 3 bulan terakhir juga tidak dilihatnya, terakhir hanya saat insiden mengenaskan dimana dia melontarkan kata-kata yang kelewat kasar pada gadis itu.

Myungsoo hanya membeku saat mendapatkan tatapan penuh kebencian dari gadis itu, dia bahkan tidak sadar bahwa sang gadis sudah berdiri tepat satu langkah dihadapannya.

Plaakk!

Dan saat sebuah tamparan panas mendarat dipipi kanannya Myungsoo hanya bisa melongo tidak percaya, melotot menatap gadis itu tanpa mengeluarakan sepatah katapun.

Plaakk!

Sekali lagi tangan cantik itu mendaratkan tangannya di pipi kiri Myungsoo, pria itu menggeram merasakan kedutan perih dikedua pipinya. Matanya sudah berkilat marah, tak kalah marah dengan pandangan gadis dihadapannya.

“apa-apan ini Jung Soojung?” Geram Myungsoo dengan mata yang menyipit tajam, beruntung dia adalah seorang gadis karena kalau bukan, Myungsoo sudah pasti membalasnya bertubi-tubi.

“seharusnya aku yang bertanya! Kau yang apa-apaan bodoh!” Soojung balik berteriak di depan wajah Myungsoo, dia menghemaskan nafasnya kasar dan melemparkan sepucuk surat pada Myungsoo.

“bersyukur aku ke rumahnya dan menemukan surat sialan itu! Dasar bodoh!” Teriaknya kembali lalu berlalu, gadis itu bukannya keluar dia malah menghampiri sofa dan duduk disana dengan bersedekap. Menunggu pergerakan pria itu untuk membaca isi dari kertas yang diberikannya.

“ini apa?” Myungsoo mengguman pelan kemudian menguraikan lipatan-lipatan kecil dari kertas itu. Dia membacanya dengan seksama .

Dear Soojung, Adikku—

Aku tau kau membenciku karena harus pergi tanpa memberitahumu, tapi aku tidak yakin bisa mempertahankan keputusanku jika aku berpamitan denganmu. Dan aku yakin saat kau menemukan surat ini, aku sudah nyaman untuk tinggal dibelahan lain dari dunia ini.

Maafkan aku, kau tau alasan utamaku pergi—aku akan melanjutkan kuliah magisterku di luar negeri. Tapi sebenarnya diluar itu semua aku memiliki satu alasan lagi yang semakin menguatkan keputusanku.

Pertama-tama aku ingin mengucapkan selamat, akhirnya kau bisa menemukan pangeranmu. Kau sudah bisa mengenalnya dan aku berharap yang terbaik untukmu bersamanya. Aku bahagia saat kau menceritakan telah berhasil menemukannya dan mengajaknya berkenalan, aku seakan merasakan kebahagiaan itu Soojung.Sungguh.

Tapi—diluar itu, aku cukup terkejut saat mengetahui pria itu adalah Myungsoo. Dia pria yang baik menurutku dan aku bersyukur kau bisa menyukai pria itu, aku juga tau kau adalah gadis yang sangat baik. Aku hanya berdoa bahwa Myungsoo juga melihat kebaikan itu didirimu.

Kumohon setelah membaca surat ini jangan merasa bersalah atau bersedih, ini murni keputusanku dan aku benar-benar ikhlas jika semua itu untuk dirimu. Aku menyayangimu selayaknya adik kandungku dan aku yakin bahwa kau mengerti mengapa aku harus melakukan ini.

Aku bahagia melihatmu bersama Myungsoo—seharusnya seperti itu bukan? Tapi maafkan aku, aku hanyalah seorang wanita biasa. Aku sudah berusaha, berusaha untuk berbahagia tetapi tetap saja perasaan itu tidak bisa dipungkiri bukan? Maka dari itu aku memilih untuk pergi, meskipun aku tidak di sana untuk melihatmu bahagia bersama orang yang kau cintai, aku disini tetap berdoa untukmu, untuk Myungsoo. Untuk kalian berdua aku berdoa yang terbaik.

Terima kasih, selama ini sudah mau menjadi saudaraku—itu sungguh tidak terbalaskan. Dan aku sekali lagi minta maaf jika selama ini aku sudah merepotkanmu.

Salam sayang.

Bae Suzy.

 

Suzy’s Gone for 6 Months

Gadis itu terlihat terburu-buru saat memasuki café tempatnya mengatur janji dengan Myungsoo, dia mencari ke sekeliling dengan mengedarkan pandangannya dan menemukan pria itu sedang duduk manis di salah satu meja dengan memangku tangan dan menatap gelas kopinya dengan malas.

“maaf, aku telat”

“kau membuang waktuku saja” Gerutu Myungsoo malas, Soojung tersenyum kecil lalu mengambil duduk di hadapan Myungsoo.

“aku sudah mendapatkan infonya Myungsoo, tapi—” Wajah Myungsoo langsung berbinar saat mendengarkan Soojung berbicara, dia menatap gadis itu antusias menanti kelanjutan kalimatnya.

“heh, kau tau Minho oppa mengatakan bahwa mengirimnya untuk sekolah ke New York tempat dimana pamannya berada, tapi saat hari di mana Suzy harusnya tiba di Toronto, paman Minho oppa bahkan tidak mendapatkan panggilan sekalipun dari gadis itu” Jelas Soojung membuat Myungsoo terdiam dengan penjelasan Soojung.

“jadi maksudmu?”

“ya, Suzy sama sekali tidak pernah masuk ke negara itu. Aku bahkan baru mengetahuinya sebulan yang lalu setelah memaksa Minho oppa untuk membuka suaranya” Jawab Soojung lesu. Myungsoo langsung melesakkan bahunya kebawah, merasa sedih karena pencariannya kembali menemukan jalan buntu.

“jadi dia dimana?” Tanya Myungsoo lirih, Soojung mentapnya kemudian menarik nafas panjang.

“aku sudah meminta bantuan teman Jinyoung oppa yang berada di sana dan dia mengatakan tidak menemukan satu wanitapun yang bernama Bae Suzy diseluruh universitas di Canada”

“jadi dia benar-benar menghilang?” Myungsoo menghela nafasnya panjang, wajahnya sangat murung. Sudah lama dia menunggu berita ini, menunggu Minho mau membuka suaranya mengenai keberadaan Suzy tetapi disaat pria itu mau memberitahu mereka yang dia dapatkan hanyalah informasi yang semakin membuatnya meradang.

“dia juga tidak pernah menghubungi Minho oppa, kalau ayahnya—hanya sekali 3 bulan yang lalu. Dia hanya mengatakan untuk tidak khawatir dan dia melakukan sekolahnya dengan baik” Jelas Soojung lagi membeberkan segala apa yang diketahuinya mengenai Suzy.

Dia cukup prihatin dengan keadaan Myungsoo akhir-akhir ini, dan dia cukup menyayangkan sikapnya yang begitu egois sehingga tidak peka dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. 3 bulan yang lalu saat dia memberikan surat Suzy kepada Myungsoo dia tidak berhenti memaki dan memukul pria itu untuk melampiaskan kekesalannya, apa susahnya mengatakan bahwa dia mencintai Suzy? Soojung sudah pasti akan langsung sadar diri dan mundur jika mengetahui mereka berdua telah lebih dulu kenal sebelum dia melihat Myungsoo untuk pertama kalinya. Dan disitulah dia mengerti mengapa ibunya pernah mengatakan bahwa dia mencintai orang yang salah.

“apa yang harus kulakukan?” Gumam Myungsoo pelan membuat lamunan Soojung buyar.

“hanya perlu melanjutkan hidupmu kembali Myungsoo. Suzy tidak pergi untuk selamanya, setidaknya bersyukur karena dia masih hidup. Jika sudah waktunya aku yakin dia akan kembali, lagipula dia hanya butuh waktu 2 setengah tahun untuk menyelesaikan sekolahnya” Ucap Soojung bijak, semenjak aksi gencatan senjata—akibat surat Suzy—yang dilakukannya bersama Myungsoo dia merasa dirinya bisa berpikir lebih dewasa, tidak seperti sebelumnya.

“aku tidak berpikir bisa melakukannya”

“jangan seperti ini Myungsoo! Suzy pasti kembali, percayalah”

“tapi dia—”

“dia akan kembali padamu, sekarang berhenti bersikap seperti orang miskin dan bekerjalah! Kau benar-benar kacau”

Myungsoo hanya menghela nafasnya panjang, Soojung benar dia harus bangkit tetapi hatinya kembali menangis saat memikirkan Suzy telah pergi darinya. Bahkan keadaan gadis itu tidak diketahui saat ini, setidaknya jika dia memiliki koneksi untuk berhubungan dengan gadis itu dia akan merasa cukup.

 

Suzy’s Gone for 12 Months

Minho mendengus saat melihat sosok yang akhir-akhir ini selalu mengganggu waktunya, dia turun dari mobil yang sudah terparkir rapi di halaman rumahnya dengan wajah malas.

“apalagi Myungsoo?” Mendengar suara Minho yang terdengar malas itu membuat Myungsoo beranjak dari tempatnya duduk dan menghampiri Minho dengan cepat.

“bagaimana? Sudah ada kabar?” Tanya Myungsoo cepat, Minho memutar bola matanya kesal kemudian mengurut pelipisnya merasa pening.

“demi tuhan! Kau bahkan baru menanyaiku hal yang sama dua hari yang lalu” Geram Minho pelan.

“jadi bagaimana?” Myungsoo seakan mengacuhkan kekesalan Minho dan dia terus mendesak pria itu agar menjawab pertanyaan.

“ini sudah satu tahun dan kau masih belum menyerah juga? Aku cukup lelah karena terus diganggu olehmu. Tidak bisakah kau sabar saja menunggu eoh?” Minho menatap Myungsoo dengan sarat akan kelelahan, benar—hampir setiap malam jika dia pulang dari kantor Myungsoo akan selalu bertengger di depan terasnya dan selalu bertanya hal yang sama berulang-ulang.

“tapi bisa saja dia sudah mengabarimu kemarin atau tadi”

“astaga! Kau tidak percaya padaku hoh? Kau pikir aku akan menyembunyikannya darimu?” Myungsoo terdiam melihat Minho yang menggeram padanya, sebelumnya Minho selalu menanggapinya dengan biasa tanpa emosi tapi kali ini beda. Mungkin terjadi sesuatu dikantornya, pikir Myungsoo.

“maafkan aku—aku hanya”

“sudahlah Myung, jangan hidup seperti ini. Suzy pasti tidak akan menyukainya—kau harus percaya kalau dia akan kembali”

“aku hanya ingin mencarinya—dia benar-benar seperti hilang ditelan bumi, aku tidak bisa—” Myungsoo menggelengkan kepalanya dan berkata lirih, meliahat itu Minho hanya menghembuskan nafasnya dan menepuk pundak Myungsoo.

“jangan khawatir, aku akan membantumu. Jika dia menghubungi ayahnya akan segera ku berikan kontakny untukmu. Sekarang fokus saja pada pekerjaanmu, aku mendengar dari Soojung kalau kau benar-benar mengacau”

Myungsoo tersenyum miris, memang benar dia mengacau setahun belakangan. Meskipun beribu kali berniat untuk bangkit dan tidak meratapi kepergian Suzy, tetapi tetap saja kenyataan tidak berjalan sesuai rencananya. Apapun yang dilakukannya hanya akan mengingatkannya pada Suzy. Dan itu membuatnya frustasi mengingat dia sama sekali tidak dapat mengetahui kabar gadis itu.

“aku berharap kau memikirkan perkataanku, itu yang terbaik untukmu juga Myungsoo” Ucapan Minho membuat lamunan Myungsoo terhenti, dia menatap pria itu dan menganggukan kepalanya mengerti, “ah kau pasti belum makan? Ayo makan bersamaku—”

Myungsoo memicingkan matanya menatap Minho curiga, dia merasa ada yang janggal dengan Minho yang tiba-tiba mengajaknya makan bersama. Tanpa sadar dia mundur selangkah menjauhi Minho dan tindakannya itu membuat Minho terbahak.

“astaga! Apa yang ada dikepalamu itu bodoh! Aku hanya menawarkan untukmu makan. Aku tau dari Soojung kalau sekarang kau sangat jarang makan, aku hanya tidak ingin adik sepupu tercintaku bersanding dengan seorang pria yang terkena busung lapar” Gurau Minho membuat wajah Myungsoo yang tadinya menengang perlahan mengendut. Kedutan dibibirnya menandakan bahwa dia merasa lucu dengan gurauan Minho namun sebisa mungkin menahan diri untuk tidak tertawa.

“ah bicara tentang Soojung, bagaiamana kabar gadis itu? Selama keberangkatannya aku tidak pernah lagi mendengar kabarnya”

“oh Soojung? Dia baik-baik saja disana. Sekarang sedang menjalani therapy—mungkin sekitar 3 bulan dia baru bisa kembali kemari” Myungsoo menganggukan kepalanya mengerti.

“tapi kurasa dia benar-benar sudah melupakanmu Myungsoo, karena dia bahkan tidak menghubungimu—sementara aku selalu diganggu olehnya setiap hari” Sambung Minho membuat Myungsoo mengangkat alisnya tidak percaya.

“benarkah? Aku rasa sulit untuk melupakan pesonaku—Soojung hanya bertindak seolah-olah melupakanku” Jawab Myungsoo pongah membuat Minho tergelak dan menggelengkan kepalanya tak percaya dengan balasan pria itu.

“kau benar-benar narsis Kim. Ayo masuk—aku sudah lapar”

Myungsoo mengangguk membenarkan perkataan Minho, setelahnya mereka berdua kemudian masuk ke dalam rumah Minho yang dulunya adalah rumah milik ibu Suzy yang sekarang telah menjadi miliknya.

 

Suzy’s Gone for 16 Months

Myungsoo mengedarkan pandangannya ke pintu kedatangan Bandar udara Incheon, matanya yang sipit mendeteksi setiap orang yang keluar dari pintu tersebut. Sudah hampir sepuluh menit dia mendengar bahwa penerbangan yang ditunggunya telah mendarat namun belum juga melihat sosok yang meminta dirinya untuk menjemput hari ini.

“Kim Myungsoo!” Dan saat seruan itu terdengar, Myungsoo langsung menoleh mencari asalnya. Disana seorang pria tengah memegang troli dengan tangan kirinya dan tangan kanannya melambai untuk menyapa Myungsoo.

“oh, kau darimana saja?” Tanya Myungsoo menghampiri pria itu, dia hanya tertawa melihat wajah kesal Myungsoo lalu merangkulnya dengan erat.

“kau tidak merindukanmu? Kita bahkan tidak bertemu selama bertahun-tahun” Ucapnya dengan mata menyipit, Myungsoo mendengus lalu menganggukan kepalanya membalas rangkulan pria itu.

“tentu aku merindukanmu Shin! Jadi, bisakah kita pulang?” Seru Myungsoo lalu menatap pria itu dengan alis terangkat.

“tentu—aku sudah tidak sabar untuk menjelajahi kota ini” Ucapnya tidak sabar, Myungsoo hanya tertawa kecil lalu mengajak pria itu untuk membawa koper-kopernya ke parkiran di mana mobilnya berada.

“astaga sudah berapa lama aku meninggalkan negara ini? Ini sudah berkembang dengan pesat” Gumam pria itu sembari menatap keadaan diluar melalu jendela mobil, Myungsoo meliriknya sejenak kemudian tersenyum kecil.

“jepang tidak kalah indahnya dengan Korea Shin! Jangan berlebihan—lalu bagaimana kabar paman dan bibi? Mereka sehatkan?” Seru Myungsoo tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan, saat ini dia sedang mengemudi untuk ke rumah ayahnya membiarkan saudara sepupunya—yang sedang duduk disampingnya itu beristirahat disana.

“tentu mereka baik! Percuma memiliki putra dokter sepertiku jika mereka harus sakit Kim” Balasnya sedikit angkuh membuat Myungsoo memutar bola matanya.

“dan apa kabar gadis yang kau katakan itu?” Tanya Myungsoo lagi, pria disampingnya hanya tertawa kecl mendengarnya, “aku tidak menyangka seorang Shin Wonho sang playboy yang telah menaklukan hampir seluruh spesies wanita di dunia ini akhirnya berlabuh juga” Sambung Myungsoo wajah takjub yang dibuat-buat. Namun yang dikatakannya adalah sebuah kebenaran, mengingat sepak terjang pria itu didunia asmara. Hanya tuhan yang tau jumlah mantannya berapa.

“seorang playboy juga pasti akan tunduk pada satu wanita saja Kim! Percayalah—”

“aku jadi tidak sabar menunggu siapa wanita yang sanggup membuatmu bertekuk lutut Shin”

 

Suzy’s Gone for 20 Months

Menggelengkan kepalanya tidak percaya, Myungsoo hanya sanggup melongo menatap sepasang kekasih dihadapannya. Mataya membelalak tidak percaya saat melihat kedatangan kedua orang itu di apartemennya.

“Shin, kau serius?” Tanya Myungsoo saat kembali mendapatkan suaranya, tidak menyangka dengan kelakuan sepupunya itu. Dia memang tau bahwa sepupunya telah bertemu dengan belahan jiwanya setengah tahun yang lalu dan dia sama sekali belum bertemu dengan gadis itu, hari ini dimana Wonho berniat untuk mengenalkan gadis yang kelak akan menjadi pasangan hidupnya kepada Myungsoo, pria itu hanya sanggup melemparkan tatapan tidak percayanya.

“apa-apaan” Gerutu gadis yang duduk disamping Wonho, Myungsoo meliriknya sekilas kemudian kembali menatap Wonho.

“seriously? Jung Soojung? Woah! Can’t believe it dude!”

Wonho hanya menatap wajah Myungsoo yang tercengang dengan bingung, sementara gadis disampingnya itu sudah menekuk wajahnya cemberut melihat reaksi Myungsoo yang berlebihan.

“yak Kim Myungsoo! Jangan menghinaku” Pekik Soojung kesal membuat Myungsoo mengalihkan perhatian penuh padanya, pria itu tersenyum kecil kemudian menggelengkan kepalanya percaya.

“aku benar-benar yakin pesonaku terlalu kuat” Gumam Myungsoo dengan bangga, Soojung hanya menyipitkan matanya tajam menatap pria itu.

“ada apa ini? Kalian saling mengenal?” Wonho menghentikan aksi saling tatap Soojung dan Myungsoo kemudian mereka berdua menatapnya dengan pandangan yang berbeda, Myungsoo dengan pandangan geli sementara Soojung dengan pandangan datarnya.

“kau harus lihat betapa cintanya gadismu itu padaku dulu Shin!” Seru Myungsoo tertawa besar, wajah Soojung sudah memerah menahan kesal sementara Wonho semakin bingung dibuatnya.

“eh, maksudmu?”

Myungsoo menghentikan tawanya sejenak kemudian menyuruh Wonho untuk mendengarkannya dengan seksama, setelah itu mengalirlah dengan lancan bagaimana kisahnya bersama Soojung saat itu dengan lengkap tanpa kurang sedikitpun.

Disamping Wonho, Soojung hanya sanggup menutup wajahnya yang memerah perpaduan antara marah dan malu sementara pria itu menatap Soojung dan Myungsoo bergantian. Sudah dapat keduanya prediksi bahwa sepertinya wonho akan marah namun mereka melongo tidak percaya saat mendapati Wonho malah terbahak keras.

“astaga! Dunia begitu kecil” Ucap Wonho disela tawanya, dia mengelus kepala Soojung dan menatap geli pada Myungsoo, ”aku juga percaya seberapa besar pesonamu mempengaruhi gadisku” Sambungnya membuat Soojung semakin memerah malu kala merasakan rangkulan mesra dari Wonho.

“see? Dia bahkan mencari pria yang mirip denganku! Astaga” Seru Myungsoo membenarkan, setelahnya kedua pria itu tertawa puas, menyaksikan Soojung yang sebelumnya adalah gadis yang begitu berapi-api jika berbicara kini sudah menjadi gadis pemalu. Bahkan rona merah dipipinya begitu kentara.

“jadi kalian akan menikah?” Myungsoo yang lebih dulu menghentikan tawanya kemudian menatap sepasang kekasih itu dengan serius, Soojung mendelik padanya.

“aku sudah melamarnya Kim! Dan dia menerimaku” Ucap Wonho bersemangat, sesekali mengelus kepala Soojung dengan sayang. Melihat interaksi keduanya membuat Myungsoo tersenyum. Setidaknya dua orang dekatnya bisa bersatu.

“aku yakin dia menerimamu—” Sahut Myungsoo dengan nada menggoda, menatap geli Soojung yang sudah melotot padanya.

“berhenti menggangguku Myungsoo” Desis Soojung.

“lalu kapan kalian akan melangsungkan pernikahannya?”

“masih terlalu cepat jika dibicarakan sekarang—aku perlu membawa orang tuaku kemari untuk bertemu orang tua Soojung, setelah itu baru kita bisa membicarakan tepatnya kapan” Jawab Wonho diplomatis, mendengar itu Myungsoo mengangguk setuju. Setidaknya persetujuan dari kedua keluarga juga perlu untuk melangsungkan pernikahan ini.

“lalu rumah sakit?” Myungsoo menaikkan alisnya, rumah sakit tempat Wonho bekerja di Jepang adalah rumah sakit milik keluarga ibu mereka. Sebenarnya rumah sakit itu sepenuhnya diwariskan pada Myungsoo, tapi dia memilih untuk masuk diperusahaan ayahnya jadi keluarga ibunya memilih Wonho sebagai putra pertama dari anak kedua keluarga mereka. Jadilah, Wonho yang bertanggung jawab penuh atas rumah sakit itu, namun tidak jarang Myungsoo sering menanyakan tentang perkembangannya. Biar bagaimanapun rumah sakit itu adalah peninggalan ibunya dan dia akan melakukan apapun untuk mempertahankannya.

“aku mungkin akan mengambil cuti” Myungsoo menyipitkan matanya, dia menggeleng keras. Wonho bekerja bukan hanya menjadi dokter di sana, tapi juga kepala rumah sakit yang mengurus segala macam prosedur yang terjadi disana.

“berapa lama?”

“aku pikir sebulan sebelum pernikahan—aku juga ingin ikut untuk mengurusnya”

“tidak bisa selama itu Shin, kau tau rumah sakit membutuhkanmu dan jika kau pergi selama itu disana akan kacau” Tolak Myungsoo mentah-mentah membuat Wonho menghela nafasnya berat.

“Myungsoo! Ini pernikahan kami, jangan membuat Wonho oppa jadi sulit” Sela Soojung kesal, mendengar Wonho tidak akan diizinkan untuk cuti selama persiapan pernikahannya berlangsung dia merasa marah.

“kita akan melihatnya nanti—jika memungkinkan Wonho akan mengambil cuti selama itu, tapi jika tidak—bersiaplah untuk menyiapkan pernikahanmu sendiri” Jawab Myungsoo final. Dia begitu mementingkan keberlangsungan rumah sakit milik keluarga ibunya jadi jika Wonho ingin meminta cuti, rasanya dia hanya cukup mengambilnya seminggu sebelum hari pernikahannya.

 

Suzy’s Gone for 24 Months

Soojung tersenyum bangga melihat Myungsoo sedang berbicara pada WO nya. Pria itu benar-benar melakukan apa yang dia katakana 4 bulan yang lalu. Wonho benar-benar tidak bisa mendapatkan cutinya karena terjadi rekonstruksi besar-besaran di rumah sakit mereka jadi Wonho harus standby setiap hari disana.

“bagaimana?” Soojung bertanya saat Myungsoo menghampirinya dengan wajah yang tertekuk.

“semua beres! Gedungnya sesuai keinginanmu, kita hanya perlu mengatur jadwal lagi untuk membicarakan masalah interiornya” Jelas Myungsoo membuat Soojung mengangguk mengerti.

“oh, eomma menelponku katanya kita sudah bisa ke tempat undangan untuk melihat dan memesan bentuk undangannya seperti apa” Myungsoo menghembuskan nafasnya lelas, dia baru saja pulang dari kantor dan langsung diseret oleh Soojung ketempat ini. Sebenarnya dia bingung, yang akan menikah dirinya atau Wonho—kenapa terasa seolah-olah hanya dia yang direpotkan disini.

“jangan mengeluh Myungsoo! Kau harus pegang kata-katamu dulu” Gumam Soojung datar melihat wajah enggan tersebut. Myungsoo mengingatnya dan saat ini dia sungguh menyesal pernah berjanji seperti itu.

Dua bulan yang lalu saat pernikahan mereka sudah disetujui oleh keluarga dan mulai dilakukan persiapan dia dengan jahatnya menyuruh Wonho untuk kembali ke Jepang karena masalah rekonstruksi jaringan rumah sakit mereka dan berkata tanpa sadar bahwa dia yang akan menemani Soojung untuk mengurus pernikahan ini sampai tuntas. Saat itu dia tidak tau jika artian mengurus adalah seperti ini—mendatangi WO secara pribadi, mencari undangan secara pribadi, dan bahkan menemani Soojung berbelanja serta ke salon untuk merawat dirinya. Dia bahkan tidak memiliki waktu untuk memikirkan Suzy lagi karena gadis itu.

“kau selalu membuatku menderita sejak dulu Soojung” Gerutu Myungsoo, namun meskipun begitu dia tetap melakukan keinginan Soojung. Karena dia tau gadis itu adalah gadis yang dicintai oleh saudaranya dan dia sungguh tidak tega jika menelantarkan Soojung.

“kau baru sadar? How pity you are, Kim!” Sahut Soojung mengejek, mengikuti nada Wonho ketika memanggil nama Myungsoo dan itu membuat Myungsoo mendengus.

“cepat katakan dimana kita harus melihat undangannya” Myungsoo mendesis pelan, Soojung langsung saja memberikan alamatnya kepada Myungsoo agar mereka cepat sampai ke tempat tujuan.

 

Suzy’s Gone for 28 Months

Sunggyu menatap ngeri pada Myungsoo, kantung mata pria itu terlalu terlihat dengan jelas. Keadaannya benar-benar kacau, dia tidak percaya jika Soojung sanggup membuat kadar ketampanan sepupunya itu menurun drastik hanya dengan mengurus pernikahannya.

“kau tidak tidur Myungsoo?”

“bagaimana aku bisa tidur? Jika rubah betina itu selalu menggangguku!” Rutuk Myungsoo, sekarang dia sudah mendapatkan julukan yang pas untuk Soojung. Rubah betina! Kelakuannya tak jauh berbeda dengan rubah.

“ckck, aku rasa gadis itu membalas dendam padamu karena dulu kau campakkan”

“aku tau itu—dia bahkan mengatakannya dengan jelas padaku jika aku pantas mendapatkannya karena sudah mencampakkan dirinya dan membiarkan Suzy pergi” Gumam Myungsoo lesu.

“oh demi tuhan! Aku bahkan tidak sempat memikirkan Suzy” Pekik Myungsoo tiba-tiba, pernikahan Soojung terlalu menyita perhatian karena gadis itu ingin acaranya berlangsung mewah jadi semua orang yang terlibat dalamnya terlalu total untuk mengurusnya termasuk dirinya.

“menghindar saja Myung, aku yakin kau tidak akan bisa tidur tenang sampai hari pernikahan itu berlangsung” Myungsoo menggelengkan kepalanya frustasi, kalau bisa dia sudah pasti akan menghindar sejak dulu. Namun semuanya sia-sia, dia pernah mencoba untuk berpura-pura lupa pada janjinya ke Soojung untuk menemani gadis itu mencoba gaun pengantinnya. Bukannya mendapatkan kebebasan dia malah dihujani oleh terror dari ketiga pria Soojung. Wonho yang terus menghubunginya dari Jepang dan memarahinya karena tidak menemani Soojung, Jinyoung yang mendatangi kantornya dan memaki-maki karena membuat Soojung menangis lagi, serta Jung Inhwa yang mengatakan bahwa tidak akan merestui hubungannya dengan Suzy karena mengabaikan anaknya.

“kau bahkan terlihat lebih buruk saat Suzy pergi Myung!”

“bagaimana aku tidak depresi jika mereka mengancamku dengan Suzy! Astaga! Aku benar-benar akan gila” Rutuk Myungsoo, Sunggyu tertawa melihat sepupunya itu kewalahan. Pertama kali dalam sejarah hidupnya Myungsoo seperti ini dan terlebih itu karena gadis yang telah dicampakkan. Karma does exist man!

 

Suzy’s Gone for 32 Months

“kau bilang dia telah menyelesaikan studinya!” Teriakan itu merusaki pagi tenang Soojung, saat dia baru saja bangun dari tidurnya tiba-tiba pria itu muncul dihadapannya dengan wajah murka.

“apa?” Tanya Soojung dengan wajah mengantuk, Myungsoo merutuk dan menggeram kesal.

“kenapa dia belum juga kembali Soojung? Ini sudah terlalu lama” Desis Myungsoo, Soojung mengangguk santai seakan mengerti ucapan Myungsoo kemudian berjalan melewati pria itu.

“bagaimana kau bisa masuk ke rumahku?” Tanya Soojung sambil berjalan ke daput, dia butuh minum.

“itu tidak penting! Aku hanya butuh jawaban kenapa Suzy belum kembali juga?”

Soojung menegak segelas air mineral lalu menghembuskan nafasnya pelan, dia memutar bola matanya saat menatap Myungsoo yang terlihat berapi-api di pintu dapur rumahnya.

“Aku tidak tau” Jawabnya dengan kedua bahu yang terangkat acuh, Myungsoo menggeram lalu mendekatinya, menatap Soojung dengan tajam.

“kau bilang dia akan kembali! Kau bilang setelah sekolahnya berakhir dia akan kembali, dia akan kembali padaku Soojung” Teriak Myungsoo frustasi, melihat itu Soojung menarik nafasnya panjang lalu mengelus punggung Myungsoo.

“maafkan aku” Gumam Soojung pelan merasa bersalah atas Myungsoo. Pria itu benar-benar frustasi. Dua bulan lalu saat dia mengatakan kabar bahwa Suzy telah menyelesaikan program magisternya dia terlihat begitu bahagia dan menunggu dengan antusias kepulangan Suzy. Sayang, dua bulan telah berlalu dan pria itu masih menunggu namun tidak ada tanda-tanda bahwa Suzy akan pulang.

“aku akan pastikan bahwa dia akan pulang dalam waktu dekat. Jadi sekarang jangan membebani pikiranmu dulu, nanti kau stress Myungsoo” Ucap Soojung berusaha membuat pria itu tenang, namun tak ada jawaban darinya. Myungsoo hanya masih mengeluarkan aura kemarahan dari wajahnya.

“masih ada pernikahanku yang butuh perhatianmu—jadi selama menunggu—” Soojung menghentikan ucapannya dengan mulut ternganga tidak percaya, mendengar umpatan Myungsoo padanya.

“persetan dengan pernikahanmu! Aku hanya ingin Suzy!”

Setelahnya Myungsoo berderap pergi meninggalkan Soojung dengan segala keterkejutannya. Oh, sudah berapa lama dia tidak mendengar kalimat kasar dari Myungsoo? Sepertinya itu bertahun-tahun yang lalu dan Soojung masih merasakan shock saat mendengar untuk kedua kalinya.

END

Oke jangan terkecoh dengan kata END di atas, itu hanya ending untuk Special Chapternya.

Meskipun target belum terpenuhi tapi aku tetap posting special chapter ini khusus buat kalian yang sudah berbaik hati memberikan komenta-komentar gokil di chapter 9 kemarin~ This is special because tomorrow is a holiday~ yuhuuu happy long holiday guys!!!

Bagaimana? Apa ini terlalu berlebihan atau membosankan? Disini full momen Myungsoo dan orang-orang disekitarnya—tapi maaf aku tidak memasukan momen Myungsoo dan ayahnya. Aku masih bingung bagaimana mau menyajikan permasalahan mereka. Atau bisa saja mungkin aku tidak akan menampilkan percakapan antara Myungsoo dan ayahnya mengenai kisah ibunya sampai ff ini mencapai tamat. We will see it soon.

AH BESOK NATAL! SIAPAPUN READER AKU YANG MERAYAKAN NATAL AKU UCAPKAN MERRY CHRISTMAS YAA~ *party* *party*

NOTES: STILL PRAY FOR “THIS WON’T BE MY LAST POST BEFORE I HIATUS FOR 2 MONTHS”