CHAPTER FINAL : Romeo & Rosaline “Officially Mine”

Romeo & Rosaline || Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy, etc. || Genre : Sad, Romance || Rating : PG-17 || Type : Chapter

“Inspired by Shakespeare’s (Romeo & Juliet)”

CHAPTER FINAL

–Officially Mine-

—————————-

Dia menggeliat dalam tidurnya, menyibak selimut yang semalaman melindungi dirinya dari hawa dingin yang meskipun telah berada di atas ranjang yang hangat tetapi tetap saja bisa dirasakannya. Mata itu perlahan terbuka diiringi senyuman lebar yang sungguh menawan, seberkas sinar mentari yang malu-malu mengintipnya melalui celah gorden yang sedikit tersibak kesamping membantu wajahnya menjadi semakin bersinar.

Gumamannya terdengar tidak jelas saat dia mendudukan diri dengan mengucek matanya yang masih terasa cukup berat itu. Otaknya berkelana memikirkan mimpi yang baru saja dia alami, terasa begitu nyata dan luar biasa indah.

Senyumnya masih mengembang diwajah tanpa memperhatikan di mana saat ini dia berada, saat kedua kaki panjangnya bergeser dan menginjak lantai marmer dingin barulah dia tersadar saat pemandangannya lurus menatap jendela kaca yang berada di kamar itu, terasa begitu asing untuknya. Matanya mengerjap lalu mengedarkan pandangan untuk meneliti tempat di mana dia bermalam saat ini, ini jelas bukan kamarnya—di apartemen maupun rumah ayahnya—dan saat menyadari itu dia mengumpat dengan keras.

“sialan! Itu bukan mimpi!” Jeritnya histeris lalu melompat menuruni ranjang yang hangat, binar cerah dari wajahnya tidak dapat tersembunyi saat mengetahui kebenaran akan kejadian yang dikiranya adalah sebuah mimpi beberapa menit yang lalu, sambil bersiul dia melangkah ringan memasuki kamar mandi bergegas untuk bersiap mendapatkan sang kekasih hatinya.

###

Gadis itu tersenyum cerah saat memasuki restoran hotel yang semalam menjadi tempat peristirahatan milik keluarganya serta keluarga suaminya, tangannya dengan mesra merangkul lengan suaminya yang juga terlihat sedang mengumbar senyum itu.

“woah! Mengapa penganti baru sudah muncul pagi-pagi buta begini?” Minho muncul dan menepuk pundak Wonho yang sedang berjalan mendekati meja mereka. Wonho tersenyum kecut pada Minho sementara istrinya hanya meringis dengan wajah menyesal.

“aku mendapatkan periodeku semalam oppa” Bisik Soojung dengan malu membuat Minho tergelak kencang.

“oh demi tuhan! Kau benar-benar sial Wonho” Seru Minho membuat beberapa orang tua yang sudah berada di meja mereka masing-masing menata kearah tiga anak muda itu.

“oppa! Jangan kencang-kencang, kau membuat malu saja” Desis Soojung menekuk wajahnya kesal melihat tingkah Minho, sementara Wonho hanya tersenyum mengusap rambut istrinya itu.

“ah baiklah-baiklah, aku tidak akan mengganggu pengantin baru” Minho mengangkat kedua tangannya di udara lalu meninggalkan sepasang pengantin baru itu untuk menghampiri paman dan bibinya.

“bukankah itu Suzy?” Wonho menunjuk salah satu meja yang berada di dekat jendela membuat Soojung ikut menolehkan kepalanya, gadis itu tersenyum saat melihat Suzy hanya duduk sendiri di meja tersebut dan dengan cepat dia menarik lengan Wonho.

“kau tidak keberatankan jika kita sarapan bersama Suzy?” Tanya Soojung bersemangat.

“tentu, aku juga ingin mengenal calon kakak iparku dengan baik” Jawabnya ringan, Soojung berseru pelan lalu dengan semangat menghampiri meja Suzy.

“Suzy, kau sendiri?” Gadis yang sedang menikmati sepotong pancake beserta latte kesukaannya itu sedikit tersentak karena seruan Soojung, dia menoleh dan tersenyum pada Soojung.

“ya, mau bergabung?” Soojung mengangguk antusias lalu duduk dihadapan Suzy, menarik suaminya untuk duduk disampingnya.

“apakah tidurmu nyenyak Suzy—ssi? Aku harap kau nyaman di sini” Tanya Wonho membuka pembicaraan, Suzy beralih padanya dan tersenyum sopan.

“aku sangat nyaman—terima kasih”

Soojung memutar bola matanya saat melihat interaksi yang dilakukan oleh sepupunya dan suaminya itu, dia kemudian berdecak, “kalian terlalu kaku, ayolah—kalian sudah menjadi saudara jadi bicaralah dengan santai”

Wonho terkekeh saat melirik wajah Soojung yang ditekuk itu, dia kemudian menatap Suzy dengan pandangan bersahabat, “kami baru mengenal semalam jadi wajar jika seperti ini sayang” Sahutnya sembari membelai lengan Soojung, wajah gadis itu sudah memerah malu saat ini akibat perlakuan mesra dari Wonho membuat Suzy yang memperhatikannya tersenyum geli.

“baru pertama kali aku melihat Soojung betingkah seperti ini” Ucap Suzy membuat pandangan Soojung terjatuh padanya dan memberikannya tatapan yang tajam.

“benarkah?” Tanya Wonho seolah tertarik dengan kalimat yang baru saja dikatakan oleh Suzy.

“tentu, bahkan saat dia menyukai Myung—eh” Suzy langsung mengatupkan bibirnya saat menyadari akan mengatakan hal yang mungkin saja bisa memicu pertengkaran mereka, tetapi matanya sedikit melebar saat melihat Wonho hanya mengumbar senyumnya.

“tidak apa-apa Suzy” Ucap Wonho mengangguk kecil pada gadis itu membuat Suzy sedikit terperangah. Apakah Wonho telah mengetahui semuanya? Bagaimana bisa pria itu tidak merasakan cemburu disaat tau siapa pria yang disukainya istrinya dulu.

“ckck, kau terlalu banyak berpikir Suzy” Sahut Soojung dengan kepala tergeleng pelan, dari wajah Suzy saja dia sudah bisa tau apa yang sedang gadis itu pikirkan.

“eh ngomong-ngomong Myungsoo di mana? Dia belum kelihatan” Tanya Wonho tiba-tiba membuat Suzy menundukan kepalanya. Wajahnya memerah saat mendengar nama pria itu, dia tidak mungkin bisa melupakan kejadian memalukan semalam, sungguh diluar akal sehatnya dia memeluk Myungsoo saat itu.

Suzy menggelengkan kepalanya saat merasa wajahnya memanas tiba-tiba, astaga! Bagaimana cara mengenyahkan kejadian itu dari kepalanya?

“selamat pagi semuanya”

Suzy tertegun ditempatnya saat mendengar sapaan itu, dia merasakan seseorang kini duduk dikursi sampingnya, bahkan tanpa meminta izin terlebih dahulu.

“oh Myungsoo, kau bermimpi indah eh?” Suzy melirik sekilas Soojung yang kini tengah menaikkan alisnya sembari menatap geli pada pria disampingnya, terdengar kekehan dari pria itu membuat Suzy semakin mati kutu.

“tentu” Jawab Myungsoo sekenanya, Wonho dan Soojung yang menyadari sikap Suzy yang salah tingkah sejak kedatangan Myungsoo itu hanya tertawa geli melihatnya. Mereka berdua kemudian saling bertukar pandang dan mengangguk secara bersamaan.

“ah sepertinya aku akan makan bersama Jinyoung oppa saja, dia terlihat kesepian” Seru Soojung, belum sempat Suzy mengangkat kepalanya untuk menahan gadis itu dia sudah melesat menjauh sambil menarik Wonho yang sedang terbahak itu.

Suzy kembali menunduk, dalam hati merutuki sepasang pengantin baru tersebut. Mengapa juga mereka harus meninggalkannya berduaan bersama pria ini? Tidakkah mereka merasakan aura kecanggungan diantara mereka saat ini. Suzy memejamkan matanya sembari menarik nafas panjang.

“kau tidak apa-apa?” Myungsoo memandang khawatir Suzy yang sedari tadi hanya diam saja, mungkinkah dia sedang tidak enak badan atau ada hal lain yang mengganggunya?

“Suzy?” Dengan lembut Myungsoo menyentuh lengan Suzy membuat gadis itu tersentak dan menoleh untuk menatapnya dengan pandangan bingung, melihat itu Myungsoo tersenyum kecil.

“kau baik-baik saja?” Suzy mengerjapkan matanya dan dengan ragu dia mengangguk kecil, matanya tak bisa beralih dari wajah Myungsoo yang sangat menawan pagi ini. Entah mengapa melihatnya untuk kedua kali setelah berpisah selama bertahun-tahun membuat Suzy sadar jika pria ini semakin bertambah tampan saja.

“apa ada yang mengganggu pikiranmu? Sejak tadi kau terlihat melamun saja” Suzy lagi-lagi mengerjapkan matanya terkejut saat melihat tangan Myungsoo yang menyibak di depan wajahnya. Dia menggeleng dengan wajah memerah malu.

“ti—tidak, aku baik-baik saja” Jawab Suzy gugup, Myungsoo bukannya tidak sadar akan kegugupan gadis itu. Dia hanya tidak mau membuat Suzy merasa tidak nyaman disampingnya, jadi dia hanya menyuruh Suzy untuk kembali melanjutkan sarapannya disaat miliknya sudah tiba juga.

“bagaimana tidurmu?” Myungsoo bertanya, Suzy sempat tersedak saat mendengar pertanyaan spontan itu dan sontak Myungsoo langsung menyerahkan gelas yang berisi air mineral pada gadisnya sambil menepuk punggungnya dengan sangat pelan.

“tidak usah terburu-buru makannya Suzy”

“ma—maaf” Suzy bergumam pelan lalu kembali menyantap pancakenya, Myungsoo menggelengkan kepalanya tidak percaya. Dia seolah kembali bertemu pada Suzy yang ditemuinya untuk pertama kali saat dikedai bertahun-tahun lalu, dan itu sedikit membuatnya frustasi karena Suzy yang saat ini sama dengan Suzy yang dulu. Tidak banyak bicara.

“jadi sampai kapan kau akan terus mendiamiku?” Myungsoo menopang kepalanya menyamping menggunakan salah satu tangannya dan menatap Suzy dengan alis terangkat, Suzy melirik pria itu lalu menelan salivanya gugup. Mengapa juga dia harus menatap seperti itu?

“aku tidak mendiamimu” Jawab Suzy pelan berusaha untuk tidak melihat kearah Myungsoo.

“benarkah? Tapi aku merasa sebaliknya. Ada apa?” Suzy terperanjat saat tangannya yang hendak memasukan suapan terakhir pancakenya terhenti tepat di depan mulutnya.

Dia melirik ke arah tangan besar yang menghadang pergelangannya, mata Suzy melebar tidak percaya saat tangan itu mengambil alih sendok miliknya dan malah memasukan sendok itu ke dalam mulutnya yang memang telah terbuka sejak tadi.

“sekarang jawab aku” Ucap Myungsoo meletakkan sendok Suzy di atas piringnya, menangkup bahu Suzy untuk menghadap kepadanya.

“a—apa?” Dada Suzy terasa bergemuruh hebat saat mendapati mata Myungsoo yang menatapnya begitu intens, dia mengalihkan pandangannya ke segala arah agar tidak menatap mata itu. Sungguh perasaannya campur aduk saat menatapnya, namun sepertinya pilihannya salah karena saat ini dia menangkap binar geli sekaligus penasaran dari keluarganya yang sedang mengamatinya bersama Myungsoo.

“astaga” Bisik Suzy pelan sembari menundukan kepalanya merasa malu, melihat itu Myungsoo hanya mengerutkan keningnya bingung. “semua orang melihat kita” Lanjut Suzy dengan bisikan yang sama pelannya, Myungsoo melirik kesekeliling ruangan sejenak kemudian memutar bola matanya kesal.

“Suzy” Tiba-tiba saja entah dari mana, Mark sudah berada di meja mereka dan menatap Suzy sedikit panik, dengan segera Suzy melepaskan tangan Myungsoo dari bahunya dan menatap Mark bingung.

“ada apa?”

“bisakah kita berbicara? Ini sangat penting” Pinta Mark dengan menggunakan bahasa Jerman dan Myungsoo mendelik merutuki dirinya yang tidak menguasai bahasa tersebut. Dia menjadi menyesal mengapa harus mengambil kelas Bahasa Prancis dan membuang Bahasa Jerman sebagai pelajaran pilihannya saat sekolah dulu.

“tentu. Myungsoo—” Suzy menggigit bibirnya kalut, “aku pergi dulu” Ucapnya lalu tanpa menunggu jawabannya Suzy langsung melesat keluar bersama Mark. Terdengar suara keluhan beberapa orang disana membuat Myungsoo semakin geram, apalagi saat matanya menangkap meja yang berisi para saudara-saudaranya. Wonho tertawa sembari mengatapnya seolah berkata She choose to go with other man than sitting with you!

“sial!”

#

“Shannon akan tiba di sini beberapa saat lagi” Ucap Mark membuat Suzy melebarkan matanya, kabar yang begitu mengejutkan. Sebenarnya tidak terlalu mengejutkan untuknya jika saja bukan hari ini gadis itu tiba di negara ini.

“bagaimana bisa? Bukankah dia masih di Inggris?” Mark menggaruk kepalanya frustasi, saat dirinya baru bangun tadi dia mengecek handphonenya dan mengatakan bahwa dirinya akan tiba di Korea beberapa jam lagi dan pesan itu dikirimkan tepat 5 jam sebelumnya membuat Mark sedikit panik.

“mungkin dia mempercepat keberangkatannya dan sekarang aku membutuhkan kendaraan untuk menjemputnya” Suzy menganggukan kepalanya mengerti.

“aku akan meminjam mobil Minho oppa untukmu, kau akan pergi sekarang?” Jawab Suzy, Mark mengangguk cepat. Mereka berdua tau bagaimana sikap Shannon, dan gadis manja itu sangat tidak suka jika dibuat menunggu oleh siapapun dan dalam keadaan apapun.

“yeah, thank you dear”

Suzy berniat kembali ke dalam restoran untuk meminjamkan mobil Minho, namun ketika berbalik dia sedikit terkejut karena kehadiran Myungsoo yang sudah berdiri didekatnya begitupula dengan Mark yang sama sekali tidak menyadari kedatangan pria itu.

“ini—” Myungsoo mengulurkan tangannya dan sebuah kunci mobil berada di atas telapak tangan pria itu, Mark dan Suzy serentak menatapnya dengan bingung, “ayolah bukankah kau sedang terburu-buru?” Sahut Myungsoo dengan alis terangkat menatap Mark jengah, menyadari itu Mark segera meraih kunci mobil Myungsoo dan mengangguk kecil.

“terima kasih”

“mobilku ada di depan lobi hotel” Ucap Myungsoo membuat Mark mengangguk mengerti, dia kemudian menatap Suzy menanti gadis itu untuk ikut dengannya.

“kau tidak ikut?” Tanya Mark menjawab tatapan penuh tanya Suzy. Baru saja Suzy ingin membuka suaranya untuk mengiyakan ajakan Mark tiba-tiba Myungsoo menyela dengan cepat.

“tidak! Pergilah sendiri” Seru Myungsoo kesal.

“oh tentu—Suzy aku akan membawa Shannon kemari” Ucap Mark dengan kikuk lalu pergi dari hadapan mereka berdua, setelah kepergian pria itu Myungsoo mendengus pelan lalu melirik Suzy yang hanya diam saja disampingnya.

“eh—aku mau masuk” Gumam Suzy pelan membalikan badannya, namun langkahnya terhenti saat merasakan sebuah tangan mencekal pergelangannya.

Suzy melirik tangan Myungsoo yang melingkupi tangannya dengan begitu erat. Tiba-tiba darahnya berdesir merasakan sensasi aneh saat kulitnya merasakan sentuhan hangat dari Myungsoo.

“temani aku jalan-jalan” Myungsoo tersenyum lebar sehingga mencetak jelas lesung dipipi kanannya membuat jantung Suzy berdetak dengan begitu kencangnya, matanya hanya mampu menatap terpana pada pria itu.

“ayo” Bagaikan anak bebek yang selalu mengekori induknya, Suzy hanya diam sambil berjalan dengan tangan yang bergandengan dengan Myungsoo. Suzy tidak mampu berkata apapun karena terlalu terkejut dengan tindakan Myungsoo ini.

Suzy mengerjapkan matanya saat Myungsoo membawanya ke salah satu taman buatan yang berada di lantai 10 gedung hotel tersebut, letaknya berada diluar sehingga saat mereka melewati pintu yang memisahkan antara gedung dengan balkoni, angin sejuk pagi hari segera menerjang mereka berdua.

Hari ini adalah pertengahan bulan desember jadi udara menjadi sangat dingin disaat pagi hari, untung saja mereka berdua memang telah memakai baju hangat saat keluar dari kamar masing-masing, jadi mereka tidak khawatir jika akan merasakan kedinginan.

Myungsoo tersenyum saat meminta Suzy untuk duduk disalah satu kursi di sana, tepat disampingnya. Mereka duduk bersisihan dengan tangan Myungsoo yang masih belum mau melepaskan genggamannya di tangan Suzy.

“Suzy?” Sahutan Myungsoo tidak membuat Suzy menoleh, gadis itu hanya menatap lurus kedepan dengan tubuh yang kaku.

“ya?”

Myungsoo tersenyum sembari mengusap punggung tangan Suzy berulang kali, “jangan tegang” Ucapnya pelan membuat Suzy semakin menegang, Myungsoo yang merasakan itu malah tertawa kecil.

“bisa aku bertanya?” Suzy mengangguk kecil menjawab pertanyaan itu, ah sepertinya dia masih belum mau berbicara panjang lebar kepada Myungsoo.

“negara mana yang kau datangi sehingga membuatmu enggan untuk kembali selama ini?” Pertanyaan itu sontak membuat Suzy menoleh padanya dengan wajah yang berkerut samar.

“apa?”

“dimana kau selama ini?” Suzy menatap Myungsoo lama kemudian dia menghela nafasnya panjang, pandangannya kembali ke depan dan menerawang mengingat kota yang selama tiga tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya.

“Swiss” Jawab Suzy membuat Myungsoo terperangah tak percaya.

“sejauh itu?” Myungsoo mengerjapkan matanya menatap Suzy, gadis itu hanya mengangguk membenarkan.

“dan alasanmu tidak memberitahuku?” Kini Myungsoo sudah duduk menghadap Suzy, meskipun begitu dia sama sekali tidak melepaskan genggaman tangannya. Setidaknya dengan genggaman tangan itu Myungsoo bisa yakin bahwa ini bukanlah sebuah mimpi belaka.

Suzy hanya diam mendengarkan pertanyaan tersebut, banyak yang berkelana dipikirannya saat ini. Terutama jawaban atas pertanyaan Myungsoo, alasan mengapa dia tidak memberitahu Myungsoo kepergiannya tiga tahun yang lalu.

Alisnya berkerut memikirkan alasan utamanya itu, dan sialnya dia sama sekali tidak menemukan alasan yang logis atas tindakannya.

“Suzy? Kau melamun lagi?” Myungsoo menepuk pipi Suzy dengan tangannya yang bebas membuat gadis itu sontak menoleh padanya.

“ti—tidak, aku hanya berpikir—umm” Suzy bergumam pelan masih dengan alis yang bertaut, Myungsoo melihat itu kemudian mengusap kening Suzy dengan lembut.

“jangan dipaksakan kalau kau tidak menemukan jawabannya” Ucap Myungsoo membuat Suzy terdiam, gadis itu menatap wajah Myungsoo yang berjarak sangat dekat dengannya, kembali dia mengenang saat memutuskan untuk meninggalkan negara ini. Jelas dia tau alasannya adalah untuk melanjutkan studinya dan itu sama sekali tidak membuatnya harus menutupi hal tersebut kepada Myungsoo, tetapi saat itu kehadiran Soojung cukup membuatnya terkejut sehingga dia melakukan tindakan yang benar-benar tidak terduga. Suzy bahkan nekat bertolak dari Amerika dan langsung ke Jerman saat itu, berharap bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menemukannya. Terutama Myungsoo. Mata Suzy mengerjap, dia mendapatkan jawabannya—mengapa harus menghindar dari Myungsoo selama ini, mengapa dia harus meninggalkan negara ini dan tidak berniat untuk kembali. Semuanya jelas.

Dengan menelan salivanya berat Suzy berdehem dengan sangat pelan. Membisikkan dua kata yang hampir menyerupai lirihan itu tepat di depan wajah Myungsoo.

“aku cemburu”

Myungsoo menghentikan gerakan tangannya yang sedang mengusap kening Suzy lalu menatapnya dengan tercengang.

“coba ulangi?” Pinta Myungsoo memastikan, wajahnya semakin mendekat ke Suzy membuat gadis itu merona. Dia menggelengkan kepalanya dan membuang pandangannya dari Myungsoo.

“ti—tidak ja—jadi”

“Suzy, aku hanya meminta kau mengulanginya agar aku yakin dengan pendengaranku” Ucap Myungsoo menarik dagu Suzy untuk menghadap kepadanya, menatap dalam mata gadisnya. Namun tidak seperti harapan Myungsoo, Suzy masih membungkam bibirnya. Sama sekali tidak berniat untuk mengulangi perkataannya itu.

“aku cemburu—mengapa sangat sulit mengatakan hal itu?” Myungsoo mengusap pipi Suzy yang tambah merona akibat ucapannya.

Myungsoo menarik tangan Suzy yang berada digenggamannya untuk mendekat ke bibirnya, kemudian tanpa aba-aba mendaratkan kecupan manis di atas punggung tangan Suzy sehingga membuat darah gadis itu berdesir hebat. Myungsoo membelai punggung tangan yang baru saja dikecupnya lalu pandangannya terangkat untuk menatap bola mata kesukaannya.

Perut Suzy bergejolak merasakan tatapan Myungsoo yang menusuk langsung ke jantungnya, jenis tatapan yang sama sekali tidak pernah didapatkannya. Suzy bisa melihat dengan jelas berbagai macam emosi tercampur dalam mata Myungsoo saat ini, dan dalam hatinya dia sama sekali tidak berani untuk mengartikan jenis tatapan seperti apa yang Myungsoo berikan padanya. Dia hanya mampu membalas menyelami manik berwarna hitam kelam itu, merasakan pancaran kebahagiaan serta penuh cinta yang berasal dari bola mata hitam milik pria itu.

Tunggu—

Cinta?

Suzy menutup mulutnya dengan satu tangan saat mendapatkan jawaban atas pertanyaannya tadi, Matanya mengerjap tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Setiap kata yang terlontar dari bibir Myungsoo seolah bergerak dengan gerakan lamban sehingga membuat Suzy mampu mengeja tiap huruf yang keluar dari bibir tipis itu.

“ich liebe dich”

###

Soojung tertawa mendengar cerita Suzy, siang ini dia memang berkunjung ke rumah ayah Suzy karena masih ada beberapa hal yang Wonho harus kejakan jadi dia terpaksa mengungsi ke Suzy agar tidak kesepian di rumahnya sendiri.

“kau serius?” Suzy menatap Soojung yang sedang menertawakannya dengan bingung, namun dia tetap mengangguk menjawab pertanyaan gadis itu.

“astaga! Pantas dia mendiamimu seperti itu, kau benar-benar bodoh Suzy” Kini gelak tawa Soojung semakin kencang, membayangkan betapa bodohnya wajah Myungsoo kemarin saat mengungkapkan perasaannya pada Suzy.

“ya menurutmu aku harus bagaimana jika dia tiba-tiba mengatakan itu?”

“ckck, aku tau kau tidak berpengalaman berurusan dengan pria tapi setidaknya dengan umurmu saat ini seharusnya kau sudah tau apa yang harus kau lakukan disaat ada pria yang mengatakan cinta padamu Suzy” Decak Soojung menggelengkan kepalanya tidak percaya, mendengar cerita Suzy dia jadi mengingat bagaimana Wonho mengatakan cinta padanya saat di Jepang beberapa tahun silam. Sungguh kejadian yang konyol tetapi tak terlupakan baginya.

“sekarang jawab pertanyaanku saja kalau begitu—” Sambung Soojung lagi saat mengamati Suzy yang hanya diam saja ditempatnya duduk, “apakah kau mencintai Myungsoo?” Suzy mengerjapkan matanya diberikan pertanyaan seperti itu.

“hm, aku tida—ya, eh aku—ah kenapa kau bertanya seperti itu?” Suzy sempat gelagapan untuk menjawab pertanyaan Soojung membuat gadis itu menatapnya tajam.

“aku hanya butuh satu jawaban Suzy, ya atau tidak?”

“aku—”

“ya atau tidak Suzy”

Suzy menarik nafasnya panjang kemudian menatap memelas pada Soojung, seakan meminta pada gadis itu untuk menghentikan desakannya tapi Soojung tidak terpengaruh dia tetap memberikan tatapan tajamnya menanti Suzy untuk menjawab pertanyaan itu.

“ya ya ya! Aku menyukainya” Seru Suzy sembari menutup wajahnya karena terlalu malu mengakui perasaannya pada Soojung. Dan melihat tingkah Suzy itu semakin membuat Soojung merasa terhibur.

“lantas kau tunggu apalagi Suzy?” Suzy melirik Soojung enggan kemudian menarik nafasnya, dia tidak hendak menjawab pertanyaan Soojung dan lebih memilih untuk memperhatikan cangkir tehnya yang sudah berisi setengah itu.

“aku hanya tidak yakin” Bisik Suzy pelan, Soojung menggelengkan kepalanya mendekati Suzy lalu menangkup kedua tangan gadis itu.

“kau tidak tau betapa frustasinya Myungsoo saat kau pergi Suzy, dia seperti orang yang kehilangan arah dan aku tidak ingin melihatnya kembali merasakan hal yang sama cuma karena keraguanmu yang tidak beralasan itu” Suzy menatap Soojung yang memasang wajah sungguh-sungguh, ini berita baru untuknya. Mendengar bahwa Myungsoo frustasi akan dirinya membuat perasaan Suzy menjadi penuh keharuan.

“tapi kau—”

“hei, lihat ini—” Soojung mengangkat jari tangannya dan memperlihatkan sebuah cincin yang melingkar indah dijari manisnya, “aku sudah memiliki Wonho oppa. Lagipula aku tidak yakin perasaanku dulu itu tulus untuknya, aku hanya berpikir mungkin aku cuma mengaguminya karena dialah pria yang pertama membuatku terpana karena wajahnya”

Suzy hanya diam mendengarkan penuturan Soojung, dia tidak ingin menyangkal bahwa masih ada yang mengganjal hatinya, yaitu perasaan Soojung pada Myungsoo. Meskipun ini sudah berlalu lama dan Soojung telah bersama pria lain saat ini tapi dia tetap tidak bisa melupakan hal tersebut.

“seharusnya sejak dulu kau mengatakan padaku tentang dirimu dan Myungsoo, kau tau setelah membaca suratmu aku merasa seperti orang bodoh. Terlalu egois karena harus membuatmu jauh dari Myungsoo” Ucap Soojung pelan, dia mengusap lengan Suzy dan menatapnya penuh penyesalan. Suzy merasakan itu kemudian dia menggelengkan kepalanya.

“tidak Soojung. Aku yang memilihnya, aku senang jika kau menemukan kebahagiaanmu” Bisik Suzy.

“kalau kau mampu merelakan pria yang kau sayangi untukku, mengapa aku tidak Suzy? Seharusnya kau bisa memikirkan itu dulu”

“Soojung—”

“jangan membahas masa lalu lagi Suzy. Aku sudah berbahagia bersama Wonho oppa, dan aku sangat berharap kau juga menggapai kebahagiaanmu—yang aku yakin itu adalah bersama Myungsoo”

Suzy menatap Soojung tanpa berkedip, gadis itu mengusap pipi Suzy yang entah sejak kapan telah mengeluarkan cairan bening dari matanya. Soojung tersenyum kemudian menepuk pundak Suzy menyalurkan perasaan hangat pada sepupunya itu.

“jangan melakukan kesalahan yang sama lagi Suzy. Aku hanya ingin kalian berdua bahagia bersama” Ucap Soojung lagi, Suzy memejamkan matanya dengan kepala tertunduk. Isakan kecil lolos dari bibirnya membuat Soojung menarik Suzy untuk masuk ke dalam dekapannya.

“Soojung”

“ya Suzy?”

“Aku mencintai Myungsoo” Bisik Suzy pelan membuat senyuman lebar terukir diwajah Soojung. Gadis itu menepuk punggung Suzy agar isakannya bisa mereda dan kemudian melepaskan pelukannya menatap Suzy penuh antusias.

“katakan kalimat itu padanya Suzy. Jangan membuatnya menunggu lebih lama lagi” Ucap Soojung yang dibalas oleh anggukan yakin oleh Suzy.

###
Gadis itu berlari kecil untuk menghampiri sepasang pria dan wanita yang kini tengah duduk disalah satu meja café yang baru saja dimasukinya. Matanya menatap berbinar pada gadis yang duduk di meja tersebut.

“Shannon!”

Gadis itu menoleh dan mendapati Suzy berjalan cepat kearahnya, tanpa menunggu dia segera berdiri dan menghampiri Suzy dengan berjalan cepat.

“astaga! Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Aku merindukanmu” Ujar Shannon sembari memeluk Suzy dengan erat, begitupun Suzy dia membalas pelukan Shannon tak kalah eratnya. Saat mendapatkan pesan dari Mark bahwa hari ini Shannon ingin bertemu dengannya, dia dengan segera langsung menyetujui untuk pertemuan mereka. Lagipula saat Shannon tiba di Korea beberapa hari yang lalu mereka tidak sempat bertemu karena saat itu Mark harus menemani ibunya yang tiba-tiba saja sakit dan tentu Shannon menemani Mark melakukannya. Jadilah, hari ini adalah pertemuan pertama mereka setelah berpisah hampir selama dua minggu.

“bahkan belum satu bulan Shannon. Ah bagaimana Korea? Kau senang?” Suzy tersenyum lebar, lalu duduk bersama Shannon. Dia hanya tersenyum sekilas menyapa Mark yang juga berada di meja itu kemudian kembali menghadap ke Shannon.

“ya tentu. Aku banyak belajar memasak makanan khas Korea selama tinggal di sini” Jawab Shannon antusias membuat Suzy melebarkan matanya.

“benarkah? Wah, sepertinya kau sudah siap menjadi seorang istri” Goda Suzy melemparkan kedipan mata pada Mark, sementara pria itu hanya tertawa kecil menanggapinya.

“katakan pada temanmu itu untuk segera menikahiku, sebelum aku berpindah kelain hati” Bisik Shannon keras, membuat Suzy terbahak dan Mark yang memang mendengarnya segera melotot ngeri pada gadis itu.

“Shannon!” Kedua gadis itu tertawa bersama melihat reaksi berlebihan dari Mark, padahal mereka tau bahwa Shannon hanya bergurau dengan kalimatnya.

“kau sangat pencemburu sayang, aku bahkan tidak marah saat kau berdekatan dengan Marry si brunette itu” Goda Shannon membuat wajah Mark memerah karena kesal, Marry adalah salah satu staf yang bekerja ditempat yang sama dengan Mark dan gadis itu terlihat begitu gencar untuk mendekati Mark meskipun telah mengetahui posisi Shannon wanita itu bahkan tetap melakukan aksinya mendekati Mark.

“Marry? Serius si wanita berbisa itu?” Desis Suzy tidak suka.

“Shannon, jangan berbicara sembarangan! Aku dan Marry tidak ada apa-apa” Sanggah Mark kepada Suzy, jelas di sini Suzy adalah orang yang akan marah pertama kalinya saat mengetahui Mark dekat dengan wanita lain selain Shannon. Karena gadis itulah yang telah membuat Mark dan Shannon bisa sampai ke jenjang ini dan dia merasa bertanggung jawab atas kelangsungan hubungan mereka berdua.

“aku tidak percaya” Ucap Suzy memicingkan matanya, Mark menghela nafasnya panjang lalu melempar tatapan menuduh pada Shannon.

“astaga! Kalian begitu serius. Suzy, aku hanya bercanda! Jadi jangan khawatir oke? Masalahnya sudah selesai” Ujar Shannon menjelaskan, Suzy menatapnya sekilas kemudian kembali menatap Mark yang menganggukan kepalanya membenarkan perkataan Shannon.

“heh, aku tidak berharap mendengar hal-hal seperti itu lagi. Kau tau, kalian membuatku resah” Gumam Suzy, Shannon tersenyum lalu merangkul Suzy dengan cengiran lebarnya.

“Don’t worry Miss. Bae! We’re okay” Seru Shannon riang, “ah aku dengar bahwa kau sudah bertemu dengan pria itu?” Tanya Shannon antusias, mendengar pengalihan topik Shannon yang begitu tepat sasaran Suzy hanya mengangguk kecil sembari tersenyum.

“benarkah? Lalu bagaimana?” Tanya Shannon antusias, Mark yang sudah mengetahui dan melihat dengan jelas pertemuan Suzy dan pria yang mereka maksudkan itu hanya diam mengamati perbincangan kedua gadis itu.

“ya—begitulah”

“begitu bagaimana? Are you officially now?” Desak Shannon tak sabar, Suzy tersenyum kecut dan mengangkat bahunya.

“entahlah”

“ah, kau ini bagaimana? Bukankah yang menikah dengan sepupumu itu pria lain? Lalu mengapa kau belum meresmikan hubunganmu dengannya?” Keluh Shannon, Mark tersenyum melihat wajah cemberut gadisnya yang begitu lucu itu. Tanpa sadar tangannya terulur dan mencubit pipi Shannon yang agak gembul itu membuat gadisnya mengerang.

“erggh, sayang! Sudah kukatakan jangan mencubit pipiku” Mark tertawa kecil mendengar teguran yang terdengar begitu romantis ditelinganya itu.

“mereka butuh waktu Shannon, tidak serta merta masalah mereka langsung selesai hanya dalam satu malam” Ucap Mark menengahi, Suzy mengangguk membenarkan.

“ya akukan hanya ingin mendengar kabar bahagia darinya” Keluh Shannon dengan wajah kecewanya, padahal saat mendarat di kota ini Shannon sudah berharap bahwa Suzy memberikannya kabar bahagianya mengenai pria yang telah lama mencuri hati sahabatnya itu. Dan mendengar bahwa belum terjadi apapun diantara keduanya membuatnya harus menelan pil kekecewaan.

Suzy hanya tersenyum menanggapi kalimat Shannon, dia juga sebenarnya mengharapkan yang sama tetapi sampai sekarang dia masih belum bertemu dengan Myungsoo lagi setelah kejadian pengungkapan kata cinta Myungsoo padanya tempo hari.

“eh, aduh!” Shannon memegang perutnya tiba-tiba membuat Suzy dan Mark menatapnya panik.

“ada apa?” Tanya Mark, Shannon tersenyum lebar kemudian mengusap perutnya dengan wajah meringis.

“sudah waktunya untuk menyetor! Aku akan ke toilet dulu” Serunya lalu dengan cepat berlari mencari toilet, melihat tingkah laku gadisnya yang begitu aneh hanya mampu membuat Mark tertawa sementara Suzy menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“aku tidak percaya ada gadis yang tidak tau malu sepertinya” Gumam Suzy.

“dan itulah yang membuatku terpesona padanya Suzy” Balas Mark, Suzy mengulum senyumnya menatap Mark. Dia kemudian meraih gelas yang berisi ice Americano milik Shannon. Dia terkadang bingung dengan selera gadis itu, di cuaca yang sedingin ini dia masih memilih untuk minum ice Americano dibandingkan minuman yang hangat.

“lalu bagaimana? Lamaran itu?”

“aku hanya menunggu waktu yang tepat. Ibuku menyukainya” Gumam Mark mengangguk kecil.

“jadi aku bisa mendengar kabar bahagia dari kalian dalam waktu dekat?”

“tentu—tapi aku harus ke orang tua Shannon dulu untuk meminta restu, kau tau bagaimana Mr.Williams dia sangat menyayangi putrinya” Suzy mengangguk setuju, dia sudah pernah sekali bertemu dengan ayah Shannon dan dalam sekali lihat saja dia sudah menebak bahwa Mr.Williams sangat mencintai Shannon jadi pasti Mark membutuhkan tekad dan keyakinan yang kuat jika ingin meminang Shannon dari ayahnya itu.

“aku berharap yang terbaik untuk kalian, dan kau tidak perlu khawatir. Mr. Williams akan merestui kalian” Ucap Suzy menenangkan, senyum yang dia berikan pada Mark membuat pria itu merasa tenang. Setidaknya dengan membagi masalahnya dengan Suzy membuatnya bisa mendapatkan kepercayaan dirinya untuk berhadapan dengan orang tua Shannon kelak.

“lalu bagaimana denganmu?” Suzy mengangkat alisnya bingung dengan pertanyaan Mark.

“kenapa denganku?”

“hah, jangan berpura-pura bodoh. Apa kabarnya tuan pencemburumu itu hoh?” Mark menggerlingkan matanya pada Suzy saat mengucapkan tuan pencemburu dan sontak itu membuat wajah Suzy merona.

“jangan menggodaku Mark” Pria itu terkekeh pelan melihat reaksi malu-malu dari Suzy, sepanjang mengenal gadis itu dia cukup terkesan karena gadis itu sama sekali tidak pernah terpengaruh oleh pria lain selain pria itu.

“aku hanya bertanya—astaga, seharusnya kau melihat tatapan marahnya saat melihatku di acara pernikahan itu Suzy”

Suzy memainkan bola matanya gugup, dia kembali teringat dengan kejadian malam itu. Astaga! Mengapa juga Mark harus menyinggung malam itu, Suzy merasakan wajahnya memanas dan tangannya segera meraih minuman milik Shannon kemudian meneguknya lagi.

Mark hanya tertawa, dia sangat senang menggoda Suzy. Gadis itu terlihat lucu dengan wajah yang merona karena malu tersebut.

“uhuk~” Pria itu meraih tangan Suzy dan merentangkan tangannya untuk menepuk pundak gadis itu, dia menatap Suzy khawatir.

“minumnya hati-hati saja Suzy” Gumam Mark pelan, Suzy yang masih terbatuk-batuk itu sama sekali tidak mengindahkan teguran Mark. Matanya masih terfokus ke salah satu titik di café itu sehingga Mark menyadarinya.

“ada apa?”

“oh tidak” Bisik Suzy pelan melirik Mark dengan ujung matanya, pria itu mengamati Suzy kemudian melarikan pandangannya mengikuti arah mata Suzy.

“yeah—oh no!” Balas Mark dengan wajah terperangah.

#

Pria itu memicingkan matanya saat menangkap sosok gadis yang beberapa hari ini membuatnya kembali merasa frustasi, kedua tangannya mengepal saat menyadari bahwa gadis itu tidak sendirian melainkan bersama seorang pria yang tidak dia ketahui sosoknya. Tapi melihat dari gesture pria itu, sepertinya mereka berdua cukup dekat dan itu membuatnya cukup kesal.

Dengan langkah yang panjang dan cepat Myungsoo langsung menghampiri meja di mana Suzy berada, matanya menatap tajam gadis itu dengan kilatan penuh tuduhan.

Suzy!” Seru Myungsoo tertahan saat dirinya telah berdiri menjulang tepat disamping kursi yang Suzy tempati, matanya melotot tajam “apa yang kau lakukan disini? Bersama—” Myungsoo melirik pria yang duduk di hadapan Suzy kemudian menggerutu pelan.

“jadi kau asyik berkencan dengan pria ini sementara kau bahkan tidak menghubungiku?” Suzy melebarkan matanya saat mendengar kalimat penuh tuduhan dari Myungsoo tersebut, dia duduk gelisah ditempatnya sambil melirik Mark yang hanya diam saja.

“ti—tidak, astaga! Itu tidak benar” Sahut Suzy menatap Myungsoo dengan pandangan terkejutnya, dia sungguh tidak percaya jika Myungsoo menuduhnya seperti itu.

“lalu apa? Aku melihatnya sendiri” Geram Myungsoo memberikan tatapan tajamnya pada Mark, sementara pria itu hanya tersenyum membalas Myungsoo dan hal tersebut semakin membuat Myungsoo kesal.

“Myungsoo—” Suzy berdiri dan meraih lengang pria itu, berharap untuk tidak melakukan apapun yang mengundang keributan disini.

“aku tidak hanya berdua dengan Mark, kami bertiga dengan tunangannya” Ucap Suzy menjelaskan dengan cepat, Myungsoo menatapnya dengan mata menyipit lalu mengedarkan pandangannya.

“nyatanya aku melihat kalian hanya berdua” Desisnya, Suzy menghela nafas menatap Mark untuk meminta bantuan tapi pria itu hanya duduk diam mengamati Suzy dan Myungsoo seolah sedang menonton sebuah tayangan yang menyenangkan.

“lihat kau bahkan tidak bisa menjawabnya. Aku sudah frustasi menanti kepastianmu tapi kau malah bersenang-senang dengan pria lain disini”

Suzy memejamkan matanya, pemikiran Myungsoo terlalu jauh dan berlebihan “itu tidak benar Myungsoo, kau salah paham”

Mark tersenyum lebar, dia melirik Shannon yang sudah menghampiri meja mereka kemudian memandang Myungsoo dengan angkuh.

“katakan saja yang sebenarnya Suzy, kita memang sedang berkencan saat ini” Sahut Mark dengan nada bangganya, sementara Suzy sudah melotot menatap marah pada pria itu.

Tubuh Myungsoo menegang saat mendengar ucapan Mark, dia mendesis baru saja akan mendekati Mark, Suzy langsung menahan tangannya.

“tidak Myungsoo” Bisik Suzy pelan, mereka sudah menjadi tontonan di café ini dan dia tidak mau kalau Myungsoo semakin membuat heboh. Dia jelas tau bahwa pria itu sedikit lagi akan meninju wajah culas Mark dan demi tuhan saat ini dia juga ingin melakukannya. Dengan seenaknya pria itu mengakui sesuatu yang jelas-jelas tidak benar dan semakin membuat Myungsoo emosi.

“oh ada apa ini?” Tiba-tiba suara lembut Shannon membuat mereka memusatkan perhatian pada gadis itu, Shannon menatap Myungsoo dengan alis berkerut kemudian memekik histeris.

“kau pria itu! Yang membuat Suzy patah hati” Serunya dengan mata melebar, Myungsoo hanya menatapnya bingung sementara Suzy memejamkan matanya menahan kekesalannya saat ini. Dia menatap Mark dan Shannon bergantian dengan tajam, seolah mengisyaratkan bahwa pembalasannya akan segera mereka dapatkan segera.

“apa maksud—”

“ayo pergi” Suzy menyela Myungsoo dengan menarik tangannya untuk meninggalkan sepasang manusia paling menyebalkan itu, dia tidak ingin Myungsoo berlama-lama di sana karena sudah pasti Shannon akan membeberkan bahwa selama ini Suzy terus meneritakan tentang Myungsoo kepadanya.

#

Myungsoo bersedekap menghadap Suzy, mereka sedang berada di dalam mobil Myungsoo. Setelah pemaksaan yang dilakukan Suzy tadi untuk keluar dari café akhirnya mereka berakhir di dalam mobil ini.

“jadi penjelasanmu?” Myungsoo bersuara menatap Suzy tajam, gadis itu menghadap ke depan dan sama sekali tidak berani menatap Myungsoo.

“apanya?”

“Suzy, aku benar-benar sedang marah saat ini. Jangan menguji kesabaranku” Geram Myungsoo, Suzy melirik kepadanya kemudian menghela nafas.

“ya apa yang harus aku jelaskan? Tadi kan sudah aku katakan kalau aku tidak berduaan dengannya. Kau lihat sendiri gadis tadi, dia tunangan Mark. Sahabatku juga” Keluh Suzy, namun Myungsoo masih tidak mempercayainya apalagi tadi mendengar kalimat Mark yang membenarkan segala tuduhan Myungsoo kepadanya.

“kau tidak percaya padaku?” Seketika Suzy menoleh dan membalas tatapan Myungsoo dengan tatapan penuh kekecewaan membuat pria itu tersentak kaget.

“ti—tidak, bukan begitu hanya saja aku—”

“tidak ada gunanya aku membohongimu, aku mengatakan yang sebenarnya. Kau tau aku seperti apa” Sela Suzy lagi, Myungsoo langsung melembutkan wajahnya dan menatap Suzy penuh penyesalan.

“kau dengar sendiri yang dikatakan pria itu, dia bilang bahwa kalian sedang berkencan Suzy”

“kau lebih percaya dia atau aku?” Tanya Suzy langsung, Myungsoo mendesah kecil lalu meraih tangan Suzy untuk menggenggamnya.

“tentu aku percaya padamu”

“ya sudah, jadi tidak perlu penjelasan lagi. Semuanya sudah jelas, apa yang kau tuduhkan itu tidak benar” Myungsoo memberikan tatapan sendunya lalu menunduk menatap jemarinya.

“kau tau aku gelisah menunggumu, kau membiarkanku bertanya-tanya tentang perasaanmu selama seminggu ini. Aku bingung harus seperti apa, aku tidak berani untuk menghubungimu. Dan saat tadi aku melihatmu bersamanya. Aku langsung marah—melihatmu bersama pria lain sementara aku sedang resah menunggumu” Ungkap Myungsoo dengan tulus membuat Suzy terenyuh, dia mengusap punggung tangan Myungsoo lalu tersenyum kecil.

“bagaimana bisa aku bersenang-senang dengan pria lain jika selama 3 tahun ini hanya kau yang selalu ada dipikiranku Myungsoo?”

Pria itu mendongak dan menatap Suzy dengan tercengang, dia tidak tau jika apa yang baru saja didengarkannya adalah kebenaran atau hanya ilusinya. Matanya mengerjap ketika gadis itu mengulum senyumnya dengan simpul.

“apa?”

“kau tau jawabannya Myungsoo” Gumam Suzy pelan, Myungsoo menahan nafasnya sejenak masih mencoba untuk meyakinkan dirinya.

“dan jawabannya adalah?”

“yes, yes I do love you too”

Mata Myungsoo terpejam dengan wajah yang penuh kelegaan terpancar dari sana, tangannya terangkat untuk mendekap pundak Suzy menarik gadis itu masuk ke dalam pelukannya. Hidungnya menghirup dalam wangi vanilla yang terkuar dari tubuh Suzy.

“kau tidak tau seberapa frustasinya aku selama ini karenamu” Bisik Myungsoo serak, Suzy tersenyum kecil melingkarkan tangannya dipinggang Myungsoo dan menyandarkan kepalanya di dada pria itu.

“aku tau Myungsoo, aku tau” Lirih Suzy, Myungsoo melepaskan pelukannya dan menatap Suzy penuh cinta. Kedua tangannya terangkat untuk menangkup wajah Suzy, gadisnya itu hanya tersenyum dan perlahan memejamkan matanya seiringan dengan wajah Myungsoo yang semakin mendekat kepadanya.

Suzy tau jika ini akan terjadi padanya, tetapi dia tetap saja merasa terkejut saat merasakan kelembaban dari bibir tipis Myungsoo menyentuh permukaan bibirnya. Tangannya terkepal kuat dikedua sisi pinggang Myungsoo saat pria itu mulai menggerakkan bibirnya, membelai dengan lumatan-lumatan yang begitu mesra. Satu tangan Myungsoo sudah merangkak untuk menekan tengkuk gadisnya, memperdalam ciuman mereka, dan dia tidak harus susah payah lagi meminta karena gadis itu sudah membuka bibirnya mempersilahkannya untuk merasakan rasa manis yang dimiliki oleh Suzy, berbagi rasa yang membuat keduanya mabuk akan kenikmatan itu.

Suzy telah terhanyut oleh ciuman dalam dari Myungsoo, dia sangat menyukai rasa bibir Myungsoo. Hidungnya mencium aroma segar dari sana, dia membuai punggung Myungsoo sebagai balasan. Myungsoo menyesap bibir bawahnya membuat Suzy bergetar, sungguh perasaannya saat ini membuncah, pria itu benar-benar memperlakukannya dengan begitu lembut dan penuh pemujaan.

Setelah benar-benar telah kehabisan pasokan oksigen, akhirnya Myungsoo melepaskan diri. Dia tersenyum sembari mengusap bibir Suzy yang basah akibat perbuatannya. Menatap takjub pada gadisnya saat ini.

“kau luar biasa sayang” Bisik Myungsoo pelan membuat darah Suzy berdesir, panggilan Myungsoo begitu merdu untuknya. Matanya tanpa sadar terpejam dan terbuka begitu saja saat Myungsoo mencuri kecupan dibibirnya.

“aku mencintaimu”

Suzy mengusap wajah Myungsoo, menyelami mata pria itu. Mencari cinta yang terpancar disana, dan senyumnya terkembang saat menemukan hal tersebut dengan cepat. Dia mendekat lalu berbisik tepat di depan bibir Myungsoo.

“again please”

Myungsoo tersenyum langsung menyambar bibir Suzy dengan cepat, dia begitu bahagia melihat sikap frontal dari Suzy. Kembali mencecap rasa manis dari Suzy, dia melingkarkan tangannya di pinggang Suzy dan menarik gadis itu untuk mendekat padanya, merapatkan tubuh mereka hingga tidak ada jarak sedikitpun. Mengeluarkan segala perasaan yang telah dia pendam selama tiga tahun, memberikan segenap jiwanya pada gadisnya itu melalui ciumannya yang menghanyutkan.

Mata Suzy yang sudah terpejam sejak tadi, menikmati segala yang diberikan oleh Myungsoo padanya. Membalasnya dengan ragu kemudian memeluk tubuh Myungsoo begitu erat. Merasa enggan untuk melepaskannya, akhirnya setelah penantiannya selama ini dia bisa mendapatkan penjelasan atas perasaannya.

Cinta yang entah sejak kapan tumbuh di hatinya akhirnya terbalas juga, Myungsoo begitu menunjukkan rasa cintanya membuat Suzy terbuai. Tanpa sadar membuat janji dala hatinya bahwa tidak akan melakukan kesalahan lagi, tidak akan mengambil tindakan implusif lagi dan tidak akan meninggalkan pria yang dicintainya lagi.

–FIN-

Hayo siapa yang kesel? Gak nyangka endingnya gini kan? Hahaha~ aku tau perasaan kalian seperti apa, karena jujur aku juga benci dengan yang namanya open ending. Tapi konsepnya emang seperti ini haha.

Eittttsss tapi jangan kecewa dulu karena sudah ketemu kata FINAL di sini hihi. Itu hanya tipuan dari aku, nah FF ini kan di awali dengan PROLOG dan akan aku akhirnya dengan EPILOGUE. So, final chapter ini tidak menandakan bahwa FF ini selesai. Hihi, masih ada satu chapter lagi kok. Jadi tetap menunggu yaa!

EH MAAF YA KALAU TELAT TAPI TETAP AKU MAU UCAPIN SELAMA TAHUN BARU UNTUK YANG MERAYAKANNYA. SEMOGA RESOLUSI DI TAHUN 2015 KEMARIN BISA TERCAPAI DAN YANG TIDAK TERCAPAI BISA DILAKSANAKAN DI TAHUN INI. SEMANGAT!

Comment with your pleasure heart please~

Thank you, xoxo

 

NOTES : BE HAPPY BECAUSE MY SCHEDULE FOR KKN WAS DELAYED! YEAY! (TAPI JADWALNYA TETAP BULAN INI, SO PREPARE AJA YAA)