My Lovely Mr. Gay Part 1

MY LOVELY MR. GAY

Author : elship_L || Cast : Bae Sooji, Kim Myungsoo, others.|| Genre : Romance || Rating : PG-19+ || Type : Chapter

Pria itu terlihat menahan kegeramannya, dia baru saja menyaksikan kekasihnya, ah tidak mantan kekasihnya itu meninggalkannya begitu saja di dalam cafe itu. Matanya masih menatap lurus ke arah pintu cafe. Pagi ini dia begitu bahagia saat mendapatkan pesan dari kekasihnya yang mengajaknya untuk bertemu, setelah seminggu tidak ada kabar kekasihnya itu akhirnya muncul juga. Perasaannya sudah sangat senang saat bertemu dengan kekasihnya 20 menit yang lalu di cafe itu, namun perasaan bahagianya hanya sebentar saja.

Informasi yang baru saja diterimanya ini cukup mengguncang dan membuatnya marah. Dia benar-benar tidak dapat menerima keputusan sepihak ini.

 

“maafkan aku, ibuku sudah mengatur semuanya. Aku akan segera menikah”

 

“kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini, maaf— Maafkan aku”

Kedua tangannya mengepal dengan erat, beraninya dia memutuskannya secara sepihak dan lebih memilih calon yang dipilihkan ibunya untuk dia nikahi. Dia sangat tidak terima hal ini, dia sangat ingin marah dan membentak kekasihnya itu namun yang terjadi malah sebaliknya. Dia hanya bisa diam melihat kekasihnya berjalan menjauhinya, dia hanya bisa memberikan tatapannya yang penuh amarah tanpa sedikitpun mengeluarkan kata-kata.

“benar-benar menyedihkan!” Geramnya untuk dirinya sendiri, pria itu segera mengambil jaketnya yang terlampir di atas meja kemudian segera keluar dari cafe itu masih dengan wajah yang meredam amarah.

Braaak!

Setelah menutup pintu mobilnya dengan marah, pria itu langsung menancap gasnya meninggalkan tempat terkutuk itu. Dalam hati pria itu terus mengumpat kesal, hari ini benar-benar hari yang sial untuknya. Berharap bisa bertemu dengan kekasihnya yang ada dia malah di putuskan begitu saja, harga dirinya sebagai seorang pria benar-benar telah direndahkan.

###

Gadis itu terlihat berlarian kecil sembari membawa beberapa lembar sketsa miliknya serta tumpukan rancangan pakaian yang terlihat sudah sedikit acak-acakan akibat gerakan berlarinya tersebut. Beberapa rekan yang ditemuinya sempat menyapanya namun dia hanya melempar senyum tanpa membalas sapaan mereka balik karena dia cukup terburu-buru saat ini.

Braak!

Nafas gadis itu tersengal-sengal saat berhasil membuka daun pintu dihadapannya, kepalanya masih tertunduk dan berusaha untuk mengatur nafasnya sehingga dia sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya saat ini telah menjadi tontonan aneh dari orang-orang di dalam ruangan tersebut.

“Bae Sooji?” Teguran itu membuat gadis yang bernama Bae Sooji itu menelan salivanya berat.

Gawat! Sepertinya dia akan berada dalam masalah kali ini. Ah bukan sepertinya, tapi dia benar-benar sedang dalam masalah kali ini.

Dengan sedikit ragu, dia menegakkan badannya. Beruntung nafasnya kini telah kembali normal sehingga tidak perlu merasakan sesak yang berlebih saat menghadapi orang-orang dalam ruangan ini. Kepalanya terangkat dan mata hazelnya berhasil menangkap pemandang yang benar-benar tidak ingin dihadapinya saat ini. Oh tamatlahh riwayatku! Batinnya menjerit.

“Sooji—ssi, saya rasa kita telah meraih kesepakatan satu minggu yang lalu” Wanita itu, wanita yang

akan memasuki umur 40 tahun ini berdiri bersedekap menatap Sooji dengan tatapan tajam mengintimidasinya. Meskipun telah berumur dia masih terlihat cukup bugar untuk wanita seumurannya, kerutan diwajahnya bahkan terlihat samar karena perwatan yang selalu rutin dilakukannya tiap seminggu sekali. Wajahnya juga masih terlihat kencang, sama sekali tidak ada indikasi bahwa dia adalah seorang wanita yang satu decade lagi akan memasuki usia setengah abad.

“ma—maaf ma’am, mobil saya mengalami sedikit masalah tadi” Jawab Sooji dengan gugup, dia melihat wanita itu mendengus kemudian menggeleng kecil.

“aku hanya akan mentolerir kesalahanmu sampai hari ini! Lain kali kau lakukan, angkat kaki dari sini” Tukasnya dengan tegas, sekali lagi Sooji meneguk salivanya berat sembari mengangguk kecil.

“oke, duduklah. Kau tidak mungkin membuat klien kita menunggu lebih lama lagi kan?” Seru wanita itu yang sudah duduk kembali ditempatnya, Sooji tersadar kemudian berjalan cepat menuju tempat yang sudah disediakan untuknya.

Sejenak dia tersenyum dan mengucapkan permintaan maafnya karena sudah telat hampir sekitar 20 menit dari perjanjian awal mereka. Setelah sesi permintaan maaf, Sooji segera menyebarkan kliping yang dimilikinya pada kliennya kali ini.

Setelah memastikan tiap orang diruangan ini mendapatkan salinan dari kliping miliknya, dia segera menjejerkan beberapa desain kasar dari sketsa yang dimilikinya.

“baiklah, seperti pemintaan anda sebelumnya bahwa untuk edisi Summer Week kali ini kalian ingin lebih menonjolkan perpaduan warna untuk stelan wanita dan pria. Di sini saya telah membawa beberapa contoh dari desaign kami yang memungkinkan masuk ke dalam kategori yang anda inginkan”

Sooji menjelaskan secara rinci setiap rancangannya kepada klien, setiap desaign yang telah dia rancang satu-persatu dijelaskan secara detail mulai dari model, bahan serta keefisiensian yang akan didapatkan dengan menggunakan rancangan miliknya.

Sooji melirik kepada atasannya dengan perasaan was-was, takut jika presentasinya tidak memuaskan. Namun dia sedikit bernafas lega kala melihat kepala wanita itu mengangguk kecil sembari memeriksa kliping miliknya.

“baiklah nona Bae, sepertinya anda mengerjakan sesuai dengan apa yang kami harapkan” Salah satu perwakilan dari klien mereka mengangkat suara kepada Sooji membuat Sooji tersenyum dengan lebar.

“kamsahamnida, saya hanya mencoba mengerjakan tugas saya” Jawab Sooji.

Setelah mendapatkan kesepakatan lebih lanjut, klien mereka akhirnya keluar dari ruang meeting sehingga tersisa Sooji berdiri dengan gugup di tempatnya semula dan atasannya yang hanya menatapnya sembari menimang kliping miliknya.

“well, kau membayar keterlambatanmu dengan presentasi yang memuaskan nona Bae” Sahut wanita itu membuat Sooji segera menolehkan kepalanya dan menatap atasannya itu dengan mata yang berbinar.

“kam—kamsahamnida ma’am” Jawab Sooji dengan senang, wanita itu tersenyum kepada Sooji dan mengangguk.

“ckck, coba saja kau tidak berprestasi sejak dulu aku menendangmu keluar dari sini. Namun perusahaan ini sangat membutuhkanmu” Sooji hanya tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal mendengar decakan yang keluar dari bibir tipis atasannya tersebut.

“untuk pertama kalinya aku bersyukur atas bakat yang aku miliki sekarang ini” Gumam Sooji dengan cengiran khasnya sukses membuat atasannya tersebut terkekeh pelan.

“kau ini ada-ada saja. Lain kali jangan terlambat, aku benar-benar tidak akan memberimu kesempatan!”

“yes ma’am!” Seru Sooji memberi hormat, setelah berdecak panjang wanita paruh baya itu berlenggang keluar dari ruang meeting meninggalkan Sooji yang menarik nafasnya panjang.

“astaga! bersyukurlah dengan otak cemerlangmu ini Bae Sooji!” Pekik Sooji tertahan, tidak berani membayangkan jika rancangannya tidak sesuai dengan keinginan klien, dia pasti akan segera ditendang keluar dari perusahaan ini. Mengingat citranya sebagai seorang pegawai yang tidak pernah tepat waktu.

Setelah merutuki serta bersyukur pada otaknya tersebut, Sooji akhirnya membereskan semua barang-barangnya tersebut dan keluar dari ruangan itu untuk kembali ke ruangannya.

“huh, pagi yang cukup melelahkan” Desahnya setelah duduk dikursi empuk kesayangannya, kursi yang sudah sejak 3 tahun terakhir ditempatinya. Bersyukur bahwa atasannya masih berbaik hati untuk menampungnya sebagai seorang designer diperusahaan ini selama 3 tahun. Mengingat berapa banyak peraturan perusahaan yang dia langgar-tidak dengan sengaja-dia berpikir bahwa dirinya mungkin tidak akan bertahan lebih dari satu tahun. Tapi karena kedermawanan atasannya itulah yang membuatnya dapat bertahan selama ini, yah meskipun dia terlihat sedikit garang.

###

“oh ayolah Kim Myungsoo, kau sudah minum sangat banyak” Pria itu tidak memperdulikan seruan yang sedari tadi sahabatnya itu lontarkan, dia terus saja meneguk minumannya dengan penuh nikmat. Meskipun kesadarannya saat ini sudah hampir hilang, tapi gerakan tangannya masih cekatan untuk menuangkan tetes demi tetes cairan berwarna kuning keemasan itu dari botol ke dalam gelas kecilnya.

“heissh, pergilah jangan menggangguku” Ucap Myungsoo dengan kepala terhuyung, sahabatnya itu menggeleng frustasi. Baru saja dia tiba di sini karena mendapatkan panggilan dari salah satu bartender yang memang mengenalnya dan menemukan Myungsoo sudah hampir kehilangan kesadarannya akibat wisky sialan tersebut.

“Myungsoo, ayahmu bisa marah jika mengetahui kau mabuk-mabukan seperti ini” Bujuknya lagi, namun seolah tuli Myungsoo tidak memperdulikan semua perkataan pria disampingnya itu. Dia mengibaskan tangannya dengan mata yang setengah terpejam.

“sudah kukatakan pergi! Aku sedang ingin sendiri!” Teriak Myungsoo menegakkan badannya dan menunjuk angin yang berada didepannya tersebut, pria disampingnya kembali menggeleng.

“oh, aku tidak ada pilihan lain!” Rutuk pria itu menarik nafasnya panjang kemudian memutar telapak tangannya hingga membentur ke tengkuk Myungsoo membuat kepala Myungsoo tergeletak begitu saja di atas meja bar.

“maafkan aku kawan! Ini demi kebaikanmu” Bisiknya ke telinga Myungsoo yang sudah tidak sadarkan diri kemudian membopong tubuh teman sedari masa remajanya itu untuk keluar dari tempat terkutuk ini setelah meletakkan beberapa lembar uang untuk membayar minuman yang telah dihabiskan oleh Myungsoo tadi.

###

Wanita itu tersenyum lembut kepada pria yang menjadi kekasihnya-sejak 5 tahun yang lalu-memasuki ruangannya siang ini.

“wajahmu terlihat kusut Jongsuk—ah, ada apa?” Dia beranjak dari kursinya dan meraih lengan Jongsuk untuk dia bawa ke sofa dan mengistirahatkan pria itu di sana. Jongsuk tidak menjawab, dia hanya mengela nafasnya panjang pertanda dia lelah. Seakan mengerti, wanita itu mengelus punggung Jongsuk dengan lembut.

“anakmu membuat ulah lagi? kali ini apa?” Tanyanya dengan perhatian yang lebih, anak Jongsuk satu-satunya adalah seorang pria dewasa namun tingkahnya tidak lebih dari seorang anak berumur 10 tahun. Selalu membuat masalah dan membuat Jongsuk kewalahan untuk menghadapinya, namun tidak dengan wanita itu. Dia mengerti mengapa anak itu selalu membuat masalah, dia tau bahwa itu hanya sikap berontak yang dilakukannya untuk melindungi dirinya sendiri bukan untuk menyusahkan ayahnya.

“semalam Kangjoon membawanya pulang dalam keadaan mabuk, aku sampai lelah menasehatinya Haeri. Dia tidak pernah mendengarkan ucapanku” Keluh Jongsuk. Haeri-wanita itu mengangguk mengerti.

“kenapa kau tidak biarkan dia bekerja di perusahaanmu saja? Dengan begitu dia bisa mengurangi kebiasaan buruknya itu yang suka mencari masalah diluar, biarkan dia sibuk dengan suatu pekerjaan” Jongsuk menatap Haeri dengan ngeri seolah berkata bahwa saran tersebut merupakan saran yang terburuk yang pernah di dengarnya.

“dan membiarkannya menghancurkan perusahaan begitu saja? Jangan naif Choi Haeri. Kim Myungsoo itu anak pembangkang, dia tidak akan mau bekerja dan terikat dengan perusahaan. Itu sangat mustahil!” Seru Jongsuk dengan wajah histeris, mengingat kenakalan anaknya 1 tahun yang lalu saat dia perjalanan bisnis ke luar kota. Rumah mereka dijadikannya tempat pesta dan memanggil seluruh teman-temannya untuk berpesta di sana, untung dia memilih untuk pulang sehari lebih cepat sehingga mengetahui perbuatan nakal anaknya itu dan meskipun telah dihukum anaknya terus saja mengulangi perbuatannya dan sama sekali tidak pernah jera dengan hukuman yang diberikan oleh Jongsuk kepadanya.

“lalu kau mau membiarkannya rusak begitu saja? meskipun dia sudah dewasa tapi dia masih butuh perhatian lebih darimu” Jongsuk mendesah putus asa, semua ucapan Haeri itu tidak akan mempan baginya. Myungsoo sudah melewati batas dan sama sekali tidak bisa dikembalikan menjadi anak penurut seperti semula.

“kau tau masalahnya Haeri, dia bukan membutuhkan aku. Dia membutuhkan seorang ibu” Gumam Jongsuk, Haeri menahan nafasnya sebentar kemudian mengusap punggung Jongsuk kembali menyalurkan ketenangan kepada pria itu.

“Jongsuk”

“Haeri, berkali-kali kita membahas masalah ini dan ujungnya akan berlabuh ke persoalan itu. Myungsoo hanya membutuhkan ibu, hanya itu tidak yang lain” Haeri menghela nafasnya panjang, bisa saja dia menawarkan diri untuk menjadi ibu Myungsoo, lagipula hubungannya dengan Jongsuk sudah terjalin cukup lama dan mereka sangat serius dengan hubungan ini. Namun masalahnya di sini bukan hanya mereka berdua tetapi ada Myungsoo, dia tau kalau Myungsoo tidak menyukai dirinya.

“kapan kau akan menikah denganku dan mau menjadi ibu Myungsoo, Haeri?” Pertanyaan Jongsuk itu seolah membuat jantung Haeri berhenti berdetak saat itu juga, matanya melebar menatap Jongsuk.

“anakmu tidak menyukaiku, bagaimana bisa aku menjadi ibunya meskipun aku sangat menginginkan itu?” Lirih Haeri dengan perasaan terluka, dia sangat senang Jongsuk mengajaknya untuk menikah. Ini bukan pertama kalinya mereka membahas tentang pernikahan, sudah sejak dulu Jongsuk melamar Haeri untuk dijadikan pendamping hidup namun Myungsoo dengan keras menolak pernikahan itu.

“kita bisa meyakinkan Myungsoo bersama-sama sayang, sekarang cukup yakinkan dirimu” Ucap Jongsuk lembut tersenyum menatap Haeri, wanita itu membalas senyumannya dan melingkarkan tangannya ke lengan Jongsuk dan bersandar dibahu pria itu.

“aku sudah sangat yakin sejak 2 tahun yang lalu saat pertama kali kau melamarku, tidak ada keraguan sedikitpun Kim Jongsuk” Ucap Haeri dengan yakin membuat Jongsuk tersenyum dan mengangkat tangannya untuk mengusap pipi Haeri.

“aku memba—omo! jwesonghamnida, aku tidak tau kau punya tamu” Gadis yang seenaknya menerobos masuk ke dalam ruangan Haeri itu tersentak saat berdiri di ambang pintu dan membungkukkan badannya untuk meminta maaf kepada Haeri dan Jongsuk.

Haeri memutar bola matanya dengan kesal ke arah gadis itu kemudian mejauhkan dirinya dari Jongsuk, sementara pria itu tersenyum simpul melihat kekikukan wanita di hadapannya.

“nona Bae, selamat siang. Bagaimana kabarmu?” Jongsuk beranjak dari sofa dan menghampiri Sooji yang tersenyum enggan padanya.

“selamat siang tuan Kim, saya baik. Bagaimana dengan anda?” Tanya Sooji balik, Jongsuk mengangguk dan menghela Sooji untuk masuk ke dalam ruangan itu sementara Haeri sudah kembali duduk di kursinya, dia sangat merasa kesal dengan Sooji karena telah mengganggu waktu berduaannya dengan Jongsuk.

“baik” Jawab Jongsuk singkat, dia melirik sebentar pada Haeri kemudian terkekeh melihat wajah cemberut wanita itu. Meskipun sudah tidak muda lagi namun wajahnya masih terlihat lucu dengan ekspresi seperti itu.

“sepertinya bosmu tidak sedang dalam mood yang baik, kalian bicaralah aku bisa menunggu” Sahut Jongsuk kembali duduk di sofa tadi sementara Sooji mengangguk kecil dan mengambil tempat dikursi tepat di hadapan Haeri yang dipisahkan oleh meja kerjanya.

“apa yang kau bawa?” Tanya Haeri ketus, melihat itu Sooji tersenyum kecil dan melirik Jongsuk yang juga tengah tersenyum menatap wajah Haeri. Dia sudah tau hubungan yang terjadi antara bosnya dengan tuan Kim, bisa dikatakan dialah salah satu saksi hidup yang menyaksikan pahit-manis hubungan bosnya itu, dia juga turut andil dalam acara pelamaran yang terjadi 2 tahun yang lalu, dia juga sudah cukup kenal dengan baik dengan Jongsuk. Selama 3 tahun bekerja di sini dia memperhatikan Jongsuk selalu ramah dengan seluruh pegawai Haeri.

“aku membawa detail dari design yang aku buat, kau bisa memeriksanya kembali untuk dikoreksi” Jelas Sooji memberikan sebuah map besar berukuran A3 dan berisi lembaran-lembaran desaign beserta contoh kain yang sesuai dengan warna yang digambarnya.

Haeri mengambil map tersebut kemudian memeriksa isinya satu persatu, Sooji hanya duduk diam sembari menunggu Haeri yang terlihat begitu serius memeriksa desaignnya.

“ini, kau hanya perlu mengubah ini tapi tidak perlu semua, hanya ubah model dasarnya. Modelnya seperti rancangan kita tahun lalu, aku ingin sesuatu yang berbeda yang akan diberikan ke klien kita. Selebihnya oke” Ucap Haeri menjelasnya dan memisahkan salah satu lembar dengan tumpukan yang lain lalu menyodorkannya pada Sooji.

“aku akan menyelesaikannya segera” Ucap Sooji dengan semangat mengambil lembaran tersebut, Haeri mengangkat alisnya menatap Sooji.

“tidak perlu terburu-buru, kau masih punya banyak waktu. Bisa kau selesaikan besok” Sooji tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“aku akan menyelesaikannya hari ini dan pulang ke rumah ibuku, sudah lama aku tidak ke sana dan lagipula besok aku sudah tidak memiliki pekerjaan apapun jadi aku bisa tidak ke kantor kan” Jawab Sooji dengan bersemangat, Haeri tau segalanya tentang Sooji begitupun sebaliknya. Sejujurnya Haeri adalah salah satu teman baik dari ibu Sooji makanya dia dengan tangan terbuka mau menerima anak itu bekerja di sini. Dan selama 3 tahun dia sudah menganggap Sooji sebagai anaknya sendiri, mereka sering menghabiskan waktu berdua jika waktu libur tiba, terkadang juga Haeri ikut bersama Sooji untuk mengunjungi ibunya.

“lakukan sesukamu, bukankah lebih cepat kau selesaikan ini lebih baik” Sahut Haeri menganggukan kepalanya, Sooji tersenyum dan segera beranjak dari kursinya.

“kamsahamnida ma’am” Ucap Sooji pada Haeri dia kemudian menoleh untuk menatap Jongsuk yang masih setia menunggu mereka di tempatnya, “have a nice day sir” Seru Sooji sembari membungkukan badannya, Jongsuk mengacungkan jempolnya pada Sooji dan mengedipkan matanya pada gadis itu pertanda bahwa dia akan menghabiskan harinya dengan sebaik mungkin. Melihat itu Haeri hanya memutar bola matanya.

“saya permisi, silahkan dilanjutkan” Ucap Sooji membalas kedipan mata Jongsuk kemudian menggerling pada Haeri sesaat sebelum kakinya bergegas keluar dari ruangan itu. Dia tidak ingin mendengarkan omelan Haeri karena digoda olehnya.

“ck, anak kurang ajar” Decak Haeri menggelengkan kepalanya.

“dia anak yang manis Haeri” Sahut Jongsuk membenarkan, Haeri menoleh padanya dan tersenyum. Ya, Sooji adalah anak yang manis. Diluar dari kelakuannya yang suka sekali menggodanya itu dia adalah anak yang sangat manis.

###

“APA?” Pekikan histeris itu membuat beberapa pengunjung di cafe tersebut menatap aneh pada meja mereka, gadis itu menatap tidak percaya pada namja dihadapannya sementara namja itu sibuk mendesis mencoba untuk menenangkan gadis itu.

“sstt, jangan ribut-ribut. Mereka bisa mendengarmu” Ucapnya dengan pelan, gadis itu memutar bola matanya masih merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh namja itu.

“kau gay?” Ucapnya tertahan, tatapannya benar-benar linglung saat ini. Informasi yang diberikan oleh pria itu membuatnya pusing, bagaimana bisa pria yang sehari-harinya terlihat normal ini ternyata memiliki kelainan seksual. Hell! Dia adalah seorang gay.

“bagaimana bisa? Sejak kapan kau—astaga! kenapa kau baru memberitahuku? Lalu bagaimana dengan pernikahannya—apa kau—”

“Jung Soojung!”

Gadis itu menghentikan racauannya kemudian menatap wajah tampan pria dihadapannya, sinar keterkejutan masih terpancar dengan jelas dimatanya. Laki-laki itu adalah seorang gay. Demi tuhan G-A-Y.

“aku akan menjawab semuanya satu persatu dan dengarkan aku jangan menyela sedikitpun oke?” Soojung mengangguk patuh, tidak ada yang bisa diperbuatnya sekarang selain mendengar dengan seksama apa yang akan dikatakan oleh pria itu. Dia sangat membutuhkan penjelasan saat ini.

“pertama kau benar, aku gay—Jangan menyela Soojung” Desisnya saat Soojung berniat untuk membuka suara, namun akhirnya dia mengatupkan bibirnya dan kembali mendengarkan.

“kapan tepatnya aku tidak tau, yang jelas saat itu aku baru saja lulus dari SMA saat aku sadar bahwa aku punya ketertarikan kepada sesama jenis. Dan akhirnya aku tau alasan mengapa aku sama sekali tidak tertarik pada gadis-gadis yang selalu mengejarku saat sekolah dulu” Soojung menganga mendengarkan penjelasan itu. Saat ini dia benar-benar kehabisan kata-kata, apa yang dikatakan pria itu diluar dugaannya.

“lalu kenapa kau baru memberitahuku sekarang? Kita sudah bersama sejak dulu, bahkan sebelum kau sadar kalau kau itu—umm, gay—” Ucap Soojung diakhiri dengan bisikan yang sangat pelan, pria itu tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

“awalnya aku juga tidak percaya dengan diriku sendiri, berkali-kali aku selalu mencoba untuk bisa menyukaimu dan menahan rasa tertarikku pada pria yang sering berlalu lalang dihadapanku. Aku selalu menahan mataku untuk tidak melihat mereka semua dan fokus padamu. Aku mencoba untuk mendekatimu tapi hasilnya nihil”

“jadi itu alasannya kau bertingkah aneh saat kita baru masuk kuliah? Karena kau ingin menyukaiku dan menghilangkan fakta bahwa kau lebih tertarik pada sesama jenismu?” Pria itu mengangguk dengan lemah, Soojung kembali terkejut mengetahuinya.

“aku sudah berusaha keras dan disaat kupikir aku sudah bisa menyukaimu kau tiba-tiba pindah ke California dan saat itulah aku sudah tidak memiliki sesuatu lagi yang bisa membantuku untuk mengalihkan kelainanku ini dan setelah kau kembali kemari semuanya sudah terlalu jauh” Sambung pria itu, Soojung menutup mulutnya dengan kedua tangan saking terkejutnya. Matanya mengerjap tidak percaya, kepergiannya ke California itu bukannya tidak direncanakan. Dia memang sudah berencana untuk pindah kesana dan ikut bersama kedua orang tuanya untuk menetap disana, tapi dia sama sekali tidak berpikir bahwa keputusannya itu malah berdampak pria dihadapannya ini.

“a—apa kau memiliki kekasih? eh, maksudku pasangan gay?” Tanya Soojung hati-hati, pria itu mendesah menatapnya lalu menganggukkan kepala.

“aku beberapa kali beruhubungan dengan pria namun kebanyakan tidak berlangsung lama, tapi ada satu pasanganku yang bertahan dengan cukup lama. Kami berhubungan selama kurang lebih 5 tahun” Soojung mengerjapkan matanya merasa mual mendengar semua ini, namun sepertinya dia harus belajar untuk kebal dan mengerti dengan keadaan pria dihadapannya. Soojung sangat menghargai usahanya untuk memberitahu semua kelainan yang dimilikinya itu dan sekarang Soojung hanya perlu mendengar dan memberikan solusi terbaik untuknya.

“apa kalian sampai berhubungan umm—kau tau itu, in—intim?”

“tidak! tidak sampai sejauh itu, ka—kami hanya saling menyayangi. Tidak melakukan apapun yang ada dipikiranmu” Pria itu mendesah, dengan Soojung tidak berlari terbirit-birit meninggalkannya saat dia mengakau sebagai gay saja sudah membuatnya lega. Dia tidak ingin menakuti Soojung dengan menceritakan perbuatan amoralnya.

“kalian tidak berciuman atau sejenisnya?” Pria itu hanya mengangguk kecil menjawab pertanyaan dari Soojung.

“lalu apa tujuanmu memberitahukannya padaku? Kau ingin membatalkan rencana ini?” Tanya Soojung sedikit tidak rela, dia sangat setuju dengan rencana kedua orang tuanya untuk menikahkan mereka dan dengan mengetahui kenyataan bahwa pria itu adalah seorang gay membuatnya berpikir apa pernikahan mereka akan tetap berlangsung atau tidak?

Apa jangan-jangan dia mengaku kepada Soojung sebagai seorang gay hanya untuk menghentikan pernikahan ini dan membiarkannya bersama pasangan gaynya? Soojung melotot tidak percaya! Tidak mungkin.

“jangan berpikiran yang tidak-tidak Soojung, aku memberitahumu karena aku tidak ingin ada rahasia di antara kita. Aku ingin kau membantuku untuk menjadi normal” Ucapnya membuat Soojung menatapnya tidak percaya. Dugaannya meleset kali ini.

“ka—kau serius? Aku?”

“ya, kau. Dulu kau hampir berhasil membuatku kembali normal meskipun secara tidak sadar, hanya karena kau pindah semuanya jadi gagal. Jadi jika kita mencobanya kembali bukan tidak mungkin kan kalau aku bisa normal?” Pria itu mengangguk dengan yakin, Soojung menatapnya masih ragu. Namun melihat kesungguhan yang benar-benar tercermin dari mata pria itu dia menguapkan segala keraguannya dan menganggukan kepala.

“aku akan membantumu” Ucapnya akhirnya, pria itu tersenyum dan meraih tangan Soojung untuk dia genggam membuat gadis itu tersentak kaget.

“terima kasih, aku akan berusaha untuk menjadi normal lagi untukmu” Soojung merasa tersanjung dengan ucapan itu namun hatinya seketika mencelos jika mengingat kembali status pria itu sebagai seorang gay.

“tapi jika kau masih belum normal sebelum pernikahan itu, aku yang akan bicara pada orang tua kita untuk membatalkannya” Ucap Soojung meskipun dengan berat namun dia harus memutuskan sesuatu yang terbaik untuk kedua belah pihak.

“tapi—”

“tidak, pilihanku itu. Aku membantumu menjadi normal, jika sebulan sebelum pernikahan kita kau masih tetap seperti ini, pernikahan kita harus batal” Pria itu mendesah panjang dan mengangguk menuruti perkataan Soojung.

“oh astaga! calon suamiku seorang gay!” Pekik Soojung histeris seakan tidak menyadari teriakannya terdengar oleh seisi cafe membuat pria itu panik sendiri. Mereka memandang Soojung sebentar kemudian beralih pada pria itu.

“astaga! kau ini” Desisnya kesal, Soojung sudah membuat mereka malu dan dengan cepat dia beranjak untuk menarik Soojung ikut bersamanya keluar dari cafe ini sebelum mereka membuat kehebohan yang lebih parah.

###

Sooji mengupas buah apel merah yang diambilnya dari kulkas kemudian memotongnya kecil-kecil dan meletakkan apel itu di atas piring, ibunya menghampirinya yang duduk dimeja pantri dengan membawa dua buah mug berukuran besar di masing-masing tangannya. Wanita itu duduk dihadapan Sooji dan menyodorkan satu gelas yang berisi teh melati untuk anaknya dan dia meletakkan gelas miliknya sendiri di hadapannya.

“bagaimana dengan Haeri?” Tanya Yoorim—ibu Sooji padanya.

“baik, dia menitipkan salam untukmu” Jawab Sooji, Yoorim menganggukan kepalanya mengerti.

“lalu bagaimana dengan Jongsuk? Kapan mereka akan menikah?” Sooji terkekeh kecil lalu meletakkan piring apel di tengah-tengah antara dia dan ibunya kemudian mencomot satu potong untuk dimasukkan kedalam mulutnya.

“kau tau sendiri anak paman Jongsuk itu seperti apa, dia sangat tidak suka jika ayahnya menikah lagi. Aku heran, padahal Haeri adalah calon ibu yang sangat baik. Aku saja diperlakukan seperti anaknya sendiri” Ucap Sooji sembari menggelengkan kepalanya, meskipun tidak pernah bertemu dengan anak Jongsuk tapi dia sudah menduga bahwa pria itu adalah seorang yang membosankan, apalagi mendengar cerita dari Haeri bahwa dia selalu membuat kenakalan yang tidak wajar. Ckck, pantas saja Jongsuk selalu datang mengeluh pada Haeri, kelakuan anaknya benar-benar tidak bisa ditolerir.

“aku tidak mengerti, dulu sewaktu kecil Myungsoo adalah anak yang baik dan dia cepat menyesuaikan diri dengan orang baru. Haeri dan Jongsuk sudah lama berhubungan, masa selama itu dia tetap tidak bisa menerima kehadiran Haeri dihidupnya dan ayahnya”

Sooji mengangkat bahunya tak tau, ibunya mengenal dekat Haeri begitu juga mantan istri Jongsuk. Kata Yoorim, dia sering bertemu dengan Myungsoo saat anak itu masih berumur 4 atau 5 tahun saat janji temu dengan mantan istri Jongsuk dan mengingat saat itu Myungsoo adalah seorang anak yang sangat manis, Yoorim jadi sedikit ragu jika Myungsoo menolak pernikahan ayahnya dan Haeri.

“lalu bagaimana pekerjaanmu? Kau tidak merepotkan Haeri kan?” Yoorim lalu mengalihkan topik pembicaraan, biarkan masalah itu dibicarakan oleh Jongsuk dan Haeri saja. Dia cukup mendukung keputusan sahabatnya itu.

“baik eomma, aku sedang memimpin proyek saat ini. Klien kami menyukai desaignku” Jawab Sooji semangat, Yoorim tersenyum dan mencomot buah apel yang dikupas oleh anaknya.

“aku senang mendengarnya, jangan suka merepotkan Haeri. Kau tau dia sudah cukup repot mengurus perusahaannya sendiri” Sooji tersenyum dan menganggukan kepalanya mengerti. Haeri adalah sosok ibu kedua bagi Sooji, dia tidak mungkin merepotkan wanita yang telah mengurusnya selama 3 tahun dia berada di Seoul. Haeri juga adalah seorang wanita yang tangguh, tinggal sendiri selama berpuluh-puluh tahun membuatnya tidak mudah untuk patah semangat membuat Sooji ingin menjadi tangguh seperti Haeri, bisa mandiri dan menyelesaikan segala masalah yang dihadapinya sendiri.

“jangan khawatir eomma, aku tidak akan membuat masalah” Yoorim menganggukan kepalanya mengerti.

Setelahnya mereka kembali berbincang membicarakan hal-hal tidak penting, berbicara selayaknya seorang anak dan ibu yang sudah lama tidak saling bertemu. Sooji benar-benar memanfaatkan hari liburnya seharian ini untuk menemani ibunya, setelah bosan di pantri mereka beranjak untuk ke ruang tv dan kembali mengobrol di sana sampai lelah.

###

“sampai kapan kau mau main-main terus seperti ini? bantulah paman Kim diperusahaan”

Myungsoo memutar bola matanya dengan malas, kejadian beberapa hari lalu masih membuatnya kesal. Bagaimana bisa pria ini membawanya pulang ke rumah ayahnya bukannya pulang ke apartemennya ini, dia sudah jelas tau bahwa ayahnya sangat mengharamkan Myungsoo untuk mabuk-mabukan, tapi temannya itu malah nekat membawa pulang Myungsoo dan membiarkannya seharian terkena omelan ayahnya sendiri.

“tinggalkan aku sendiri Kangjoon—ah, aku malas berbicara denganmu” Keluh Myungsoo semakin menenggelamkan diri di sofa besar miliknya. Kangjoon hanya berdecak dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Myungsoo.

“jangan seperti anak kecil begini! Kau sudah 27 tahun, dewasalah sedikit Myungsoo” Myungsoo mendesis lalu menatap tajam Kangjoon yang hanya menatapnya biasa. Kangjoon sudah terbiasa dengan Myungsoo yang suka marah-marah dan mengomel sendiri seperti ini jadi sama sekali tidak akan mempan jika Myungsoo melemparkan tatapan tajamnya pada pria itu.

“eissh, tidak perlu mengurusku” Desis Myungsoo lalu beranjak dari sofa, dia menuju ke dapur kemudian mengambil gelas dan mengisinya dengan air mineral. Setelah menenggak segelas penuh air mineral Myungsoo meletakkan gelasnya di atas meja dengan sedikit hentakan membuat Kangjoon menatapnya dengan alis terangkat.

“aku sedang patah hati! jadi angkat kaki sialanmu dari sini dan tinggalkan aku sendiri!” Pekik Myungsoo murka kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Kangjoon di ruang tengah apartemennya, dia lebih memilih mengurung diri di dalam kamarnya daripada harus mendengar ocehan Kangjoon yang sudah seperti ibu-ibu saja.

“astaga Kim Myungsoo! sampai kapan kau mau meratapi pria sialan itu!” Teriak Kangjoon kesal, setelah menendang dengan keras pintu kamar Myungsoo dia bergegas keluar dari apartemen itu sebelum Myungsoo keluar dan membuatnya babak belur karena sudah meneriakinya di dalam rumahnya sendiri.

“sialan kau Seo Kangjoon!”

###

 

TBC

 

FF BARU COMING TO YOU~

How about this?

ini aku bawa ff yang genrenya lain daripada yang lain, masih romance sih tapi ada yang beda sedikit. Kalian pasti tau setelah melihat judulnya. Tapi FF ini konfliknya gak bakal rumit, dan ceritanya akan mudah di tebak, jadi gak perlu khawatir harus menguras emosi pas baca FF ini. Aku berharapnya kalian malah have fun baca ini J

Maafkan aku, di sini aku menistakan MYUNGSOO kita. Entah ide ini muncul dari mana, tapi memang ff ini sudah sejak lama aku siapkan.

Nah, di sini sudah pada taukan kalau Myungsoo itu gay. Oh no! Awalnya aku hanya memiliki ide untuk membuat orang-orang berpikir bahwa Myungsoo itu gay, padahal aslinya normal. Tapi ditengah jalan aku berubah pikiran, karena kalau aku tetap mengambil ide awalku cerita ini jatuhnya nanti akan kembali mainstream. Biasa seperti cerita lainnya, padahal niat awalku mau membuat sesuatu yang beda dari ffku sebelumnya. Makadari itu tercetuslah ide untuk membuat Myungsoo menjadi seorang gay di ff ini—meskipun nanti akan berakhir menjadi mainstream juga—kekekekek.

Aku sudah membaca beberapa referensi cerita yang mengusung genre LGBT (cari di mbah gugel kepanjangannya), tapi bukan berarti aku penikmat genre itu. Lagipula sebagian besar cerita yang aku baca endingnya si pemeran cowonya kembali jadi normal karena bantuan dari pemeran cewenya. Tapi jangan kira aku hyper untuk baca cerita dengan genre itu. Oh tidak, aku hanya menemukan beberapa cerita yang memang cukup menarik dan teratur dalam bentuk penulisannya dan sopan jadi tidak ada salahnya untuk dibaca, lagipula bacaan seperti itu juga menurutku gak membawa dampak negatif selama pembacanya bisa dengan bijak memilah mana yang baik dan mana yang tidak. Malah kalau menurutku cerita seperti itu cenderung memberikan kita beberapa pelajaran-pelajaran moral yang terkadang tidak kita ketahui. Dan aku senang belajar lebih banyak hal dengan sumber bacaan yang aku baca, apapun genrenya kalau menurut aku menarik aku akan baca, cerita erotis sekalipun aku tetap baca kalau memang storynya memikat perhatianku.

Aku gak tau gimana kalian, bakal risih baca ini atau tidak meskipun aku gak bakal ceritain kehidupan gay itu secara detail (karena aku memang tidak tau menahu tentang hal itu) tapi tetap saja ada beberapa unsur yang pasti membuat kalian merasa risih untuk bacanya. Aku tidak salahkan kalian, jadi sejak awal aku akan memberi PERINGATAN. JIKA KALIAN MEMANG TIDAK SUKA DENGAN CERITA YANG BERGENRE SEPERTI INI SILAHKAN TINGGALKAN LAPAK INI DAN TUNGGU FF LAIN YANG AKAN AKU PUBLISH SETELAH CERITA INI SELESAI. Tapi kalau kalian tidak masalah, yah sok ayo dibaca rame-rame. Aku cuma gak mau nanti nemuin komentar yang menjelek-jelekan aku karena sudah menulis karya seperti ini, atau malah menghina cerita aku ini. Kalau memang tidak suka gak usah di baca. Simple. But seriously you will rarely found some disgusting thing in here, so be wise to read that.

Finally, aku usahakan akan tetap lanjut mengerjakan FF ini. Dan bersyukurlah sampai saat ini berita untuk keberangkatanku KKN masih belum diumumkan jadi masih ada waktu untuk mempublish beberapa part dari FF ini. Dan untuk FF TCOL, aku bakal selesaikan kalau udah kembali dari KKN ya. Sekarang tidak bisa karena aku tidak mau paksain buat selesaikan FF itu, aku akan tunggu sampai idenya benar-benar datang dikepalaku.

Yo sekarang waktunya COMMENT!

Thank You. xoxo.

 

Best Regards,

elship_L

 

-12Jan’16–