EPILOGUE : Romeo & Rosaline

Romeo & Rosaline || Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, Bae Suzy, etc. || Genre : Sad, Romance || Rating : PG-17 || Type : Chapter

“Inspired by Shakespeare’s (Romeo & Juliet)”

EPILOGUE

—————————-

Suzy mengerjapkan matanya menatap pria yang sedang tersenyum lebar tepat di depan pintu rumahnya, seketika wajahnya memerah mengingat kejadian kemarin.

“kau belum siap juga?” Myungsoo bertanya dengan bingung, tetapi senyumnya tidak pudar saat menyadari bahwa wajah Suzy sedang merona saat ini.

“untuk apa?” Tanya Suzy dengan malu-malu membuat Myungsoo tertawa pelan.

“tidak membaca pesanku ya?” Myungsoo berucap dengan mesra, tangannya terulur untuk mengusap pipi gadisnya yang berakibat wajah Suzy semakin bertambah merah dan panas. Suzy hanya sanggup menggelengkan kepalanya, bibirnya entah mengapa terasa kelu saat menerima perlakuan Myungsoo yang berubah drastis seperti ini. Seperti merasa kehilangan orientasi saat Myungsoo berperilaku seperti saat ini, Suzy jelas belum bisa membiasakan dirinya menerima perhatian Myungsoo.

“a—aku tidak sedang memegang ponselku tadi” Ujar Suzy gugup dengan mata yang lurus menatap lantai teras tempatnya berpijak saat ini.

“ya sudah, kalau begitu segeralah bersiap. Aku akan menunggumu”

Suzy mengangkat kepalanya menatap Myungsoo dengan bingung, “memang kita mau ke mana?” Tanya Suzy, Myungsoo hanya tersenyum kemudian dengan paksa membalikan tubuh Suzy agar masuk ke dalam rumahnya.

“itu rahasia, sekarang masuk ke kamarmu dan ganti pakaian” Ucap Myungsoo dengan sarat akan nada memerintah namun terdengar lembut di telinga Suzy, “sebelum aku yang melakukannya” Tambah Myungsoo namun kali ini dengan berbisik menggoda di telinga Suzy membuat gadis itu begidik lalu dengan kecepatan maksimal dia segera melangkahkan kakinya menjauhi Myungsoo dan masuk ke dalam kamarnya.

Myungsoo hanya tertawa melihat tingkah Suzy, sungguh menyenangkan saat menggoda gadisnya itu.

“Myungsoo?” Pria itu memejamkan matanya dan mengumpat pelan, mengapa disaat seperti ini harus bertemu dengan rubah betina ini.

“apa?” Myungsoo menatap Soojung yang berjalan dari arah dapur, sebelum Myungsoo tiba dia sedang belajar untuk memasak bersama Suzy.

“kau akan membawa Suzy pergi?” Tanya Soojung mengabaikan wajah cemberut Myungsoo, pria itu hanya mengangguk lalu duduk di sofa mengikuti Soojung.

“aku akan berkencan dengannya” Jawabnya singkat, Soojung tersenyum penuh arti lalu mendekati Myungsoo.

“kalian benar-benar sudah resmi?” Tanya Soojung berbinar, Myungsoo menatap Soojung aneh. Mengapa mengeluarkan pertanyaan konyol tersebut? Tentu saja dia dan Suzy sekarang telah resmi berpacaran, dia tidak mungkin membiarkan hubungan mereka berdua kembali menggantung tanpa adanya komitmen yang jelas.

“tentu saja, ada apa dengan pertanyaanmu itu?”

Soojung memekik kecil lalu meraih lengan Myungsoo menatapnya antusias, “jadi imbalan untukku ada kan? Kau kan sudah berpacaran dengan Suzy!” Serunya semangat membuat Myungsoo menghela nafas frustasi. Mengapa Soojung harus mengingat masalah itu, dia pikir setelah sepekan lebih resmi menikah Soojung akan lupa tapi nyatanya—

“ayolah, Wonho oppa sudah mendapatkan cutinya” Desak Soojung lagi.

“tapi tidak dengan honeymoon di Hawaii Soojung” Ucap Myungsoo seketika Soojung menekuk wajahnya kecewa.

“seharusnya itu pantas aku dapatkan! Aku membawa Suzy kembali” Gerutu Soojung kesal.

“Suzy pulang karena keinginannya—”

“dia pulang karena aku menikah! Bayangkan jika kau tidak menikah, dia pasti masih tetap di Zurich dan kau saat ini sudah berada di rumah sakit jiwa” Seru Soojung dengan cepat, Myungsoo melotot menatap gadis itu. Bukankah secara tidak langsung Soojung mendoakan dirinya agar menjadi gila? Astaga!

“jaga ucapanmu—aku tidak akan gila”

“benarkah? Aku masih ingat dengan jelas saat kau hampir saja melempar buket bunga kepadaku saat hari pemberkatan” Ucap Soojung menerawang, saat itu memang Soojung sedang bersiap untuk melakukan pemberkatan. Namun tiba-tiba Myungsoo masuk ke dalam ruangannya menunggu dan langsung menarik buket bunga yang ada ditangannya, dengan wajah yang merah menahan kesal Myungsoo menanyakan keberadaan Suzy dan saat mendapatkan jawaban yang tidak sesuai keinginannya Myungsoo sudah bersiap melempar buket bunga ditangannya di depan wajah Soojung tetapi semuanya gagal karena tepat saat itu Minho masuk ke ruangan yang sama dan menahan tangan Myungsoo.

“aku hanya sedang emosi, bukannya gila”

“Liar” Desis Soojung penuh penekanan, “pokoknya kau menuntut imbalanku. Honeymoon di Hawaii sebulan penuh jika tidak—” Soojung tersenyum misterius menatap Myungsoo yang sudah terlihat waspada kepadanya.

“jika tidak apa?”

“mungkin hubunganmu dengan Suzy hanya berlangsung selama 24 jam” Gumam Soojung sarat akan ancaman, Myungsoo mendengus. Dia tau bahwa Suzy menyayangi Soojung dan jelas bahwa Soojung benar-benar akan melakukan ancamannya dengan melakukan segala macam cara agar Suzy mau meninggalkannya.

“aku tidak percaya Wonho bisa mencintai wanita sejahat dirimu” Gumam Myungsoo frustasi, bukannya tersinggung Soojung malah tertawa keras.

“love is blind brother!” Seru Soojung dengan bangga.

“3 hari Soojung” Setelah menghela nafas panjang, Myungsoo akhirnya menyetujui namun hanya memberikan waktu 3 hari untuk mereka berbulan madu di Hawaii.

“apa? Yak! 3 hari tidak akan cukup. 25 hari” Ucap Soojung membantah, Myungsoo memutar bola matanya dengan kesal.

“Soojung! Kau tau harus mengeluarkan banyak uang untuk melakukan itu dan aku harus memberi makan apa pada Suzy kalau kau memorotiku seperti ini?” Desah Myungsoo, dia menatap Soojung penuh pengharapan menginginkan agar gadis itu mau menerima tawarannya.

“eumm, baiklah—ini demi keberlangsungan hidup sepupuku juga. 3 minggu, oke?” Soojung mengedipkan matanya jahil membuat Myungsoo mendengus.

“1 minggu. End of negotiation” Ucap Myungsoo final, baru saja melihat Soojung akan memberikan protesnya Myungsoo langsung mengangkat tangan menahan Soojung agar tidak berbicara, “tidak Soojung. Take it or leave it. Aku tidak peduli ancamanmu, lakukan sesuka hatimu karena sejauh apapun Suzy pergi kita tetap akan berakhir bersama” Sanggahnya dengan tegas.

“aku tau kau akan mengatakannya” Cibir Soojung pelan, namun seketika dia merubah raut wajahnya menjadi senang, “terima kasih Myungsoo, kau memang yang terbaik” Serunya lalu dengan cepat dan tanpa diduga Soojung mendekat dan mengecup pipi Myungsoo membuat pria itu seketika menjauh dengan tatapan ngeri pada Soojung.

“yak! Kau—” Soojung tersenyum lebar memamerkan deretan giginya memasang tampang tak berdosa pada Myungsoo, matanya kemudian melirik sosok Suzy yang mendekati mereka berdua.

“maaf. Aku terlalu bahagia dan umm—sepertinya Suzy melihatnya” Ucap Soojung lalu berbisik di akhir kalimat tak ingin didengar oleh Suzy yang memang sudah berada di dekat mereka. Myungsoo melotot marah lalu menoleh mendapati Suzy hanya menatap mereka berdua dengan senyum kecil.

“aku sudah siap” Gumam Suzy pelan, Myungsoo tersenyum pada Suzy lalu menoleh pada Soojung dan menggerakkan bibirnya berkata tanpa suara—Kau sengaja melakukannya sialan. Soojung hanya tertawa menanggapinya.

“ah, aku lapar—selamat bersenang-senang ya” Ucap Soojung mengusap perutnya, dia beranjak lalu menggerling pada Myungsoo sementara dia tersenyum penuh arti pada Suzy yang diam saja.

“eumm” Myungsoo hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ingin sekali dia menjelaskan perihal kecupan dari Soojung tadi tapi melihat wajah Suzy yang biasa saja dia jadi mengurungkan niatnya tersebut.

“ayo kita pergi” Ucapnya akhirnya, Suzy tersenyum dan mengikuti Myungsoo untuk melangkah keluar dari rumahnya.

#

Myungsoo melirik Suzy yang duduk disampingnya, dalam hati dia mengumpati Soojung dengan segala macam kosakata andalannya. Dia menghela nafas lalu mengulurkan tangannya untuk meraih jemari Suzy.

“Suzy”

Suzy yang saat itu tengah melamun tersentak kaget karena sentuhan Myungsoo, dia menoleh sebentar lalu kembali mengalihkan perhatiannya. Tetapi dia membiarkan tangan Myungsoo menggenggam miliknya, terasa hangat dan nyaman.

“maafkan aku” Sahut Myungsoo lagi, Suzy hanya menunduk menatap tangan besar Myungsoo yang melingkupi tangannya, “lupakan yang tadi, Soojung hanya sedang menjahilimu” Sambungnya lagi.

Suzy hanya diam, tadi perasaannya sangat bahagia saat tau Myungsoo mengajaknya untuk keluar bersama. Dia bahkan susah payah memilih kostum apa yang terlihat cocok untuk dia pakai bersama Myungsoo, tetapi kebahagiannya runtuh saat melihat Soojung dan Myungsoo berdua di sofa ruang tengah mereka sedang bercerita dengan sangat akrab dan rasa sesak didadanya seketika mencuat ketika Soojung tiba-tiba saja mencium Myungsoo. Ada dorongan yang begitu kuat untuknya melangkah mundur dan kembali ke kamarnya, mengurung diri. Tetapi sudut lain dihatinya bersorak untuk menyuruhnya mendekati mereka berdua. Saat ini situasinya sudah berbeda dan jika Suzy kembali melarikan diri, dia tidak akan mendapatkan apa-apa selain penyesalan.

Dan saat ini Myungsoo hanya menyuruhnya untuk melupakan itu? Bagaimana bisa? Suzy melihat dengan jelas adegan itu sehingga rasa sesak didadanya kembali dirasakannya sama seperti 3 tahun yang lalu saat mengetahui Myungsoo lah pria yang Soojung idamkan.

“hei” Suzy mengerjap saat merasakan usapan lembut dipipinya, dia bahkan tidak menyadari jika mobil Myungsoo sudah berhenti sejak tadi, “itu tidak berarti apa-apa, jangan dipikirkan ya?” Ucap Myungsoo menatap Suzy lembut, gadis itu menunduk tanpa membalas ucapannya.

“Suzy, kau tau aku mencintaimu. Hanya kau wanita yang ada di hati dan pikiranku, tidak yang lain” Ucap Myungsoo lagi, tangannya menyentuh dagu Suzy dan mengangkat wajah gadisnya itu. Dia tersenyum kecil saat melihat wajah sendu Suzy.

“dia menciummu” Bisik Suzy lirih.

“dia yang kau maksud adalah sepupumu dan adik iparku serta istri orang kalau kau mau tau. Soojung melakukannya hanya ingin mengerjai kita berdua, tidak lebih. Kau percaya padaku kan?” Myungsoo bersuara dengan lambat-lambat berharap bahwa Suzy mempercayainya ucapannya.

Dan ketika Suzy mengangguk kecil membuat Myungsoo lega. Dia mengusap pipi Suzy kemudian mengecupnya dengan lembut.

“kau bahkan bisa melakukan lebih dari yang dilakukan Soojung padaku sayang” Bisik Myungsoo membuat Suzy menegang, dia menatap Myungsoo yang sudah tersenyum mesra padanya.

“ini—lakukanlah” Myungsoo memiringkan wajahnya dan membawa pipi kanannya yang tadi dikecup oleh Soojung tepat di depan bibir Suzy, “kau bisa melakukan apapun padaku, ini milikmu” Ujar Myungsoo lagi, Suzy hanya diam menatap wajah Myungsoo dihadapannya. Dia begitu tergiur untuk mencicipi pipi itu, entah Myungsoo sengaja atau tidak yang pasti Suzy dapat melihat dengan jelas lesung pipi di wajah pria itu dan membuat dirinya tambah tergoda untuk memberikan kecupan manis disana. Kalimat Myungsoo yang mengatakan itu adalah miliknya semakin membuat Suzy merasa terdorong untuk menempelkan bibirnya disana, tanpa sadar dia sudah mendekatkan wajahnya pada wajah Myungsoo.

Myungsoo tersenyum puas saat merasakan hembusan nafas hangat Suzy menerpa pipinya, dan ketika kelembutan bibir gadisnya menyentuh permukaan wajahnya perasaan hangat membuncah di dadanya. Tangan Suzy yang berada dalam genggamannya terasa bergetar, dia mengeratkan genggamannya di jemari Suzy menunggu dalam diam saat gadisnya menjauhkan diri.

Myungsoo kembali menoleh pada Suzy saat bibir itu terlepas dari pipinya, dia tersenyum melihat Suzy yang dengan wajah meronanya hanya memejamkan mata tanpa melakukan apapun.

“aku sangat mencintaimu Suzy” Bisik Myungsoo lalu menjatuhkan sebuah kecupan mesra di atas bibir Suzy, gadis itu langsung membuka matanya saat merasa Myungsoo telah melepaskan bibirnya dan menatap pria itu yang sudah memandangnya dengan geli.

“kita bisa melanjutkan ini, tapi nanti—setelah kencan kita berakhir” Ucap Myungsoo penuh akan janji membuat wajah Suzy memanas, bagaimana bisa Myungsoo menyadari bahwa Suzy seakan tidak rela bahwa kecupannya berakhir begitu saja.

“ah, memalukan” Lirih Suzy dengan menutup wajahnya malu, Myungsoo tertawa lalu menarik tangan Suzy untuk menatap wajah gadisnya yang sedang merona itu.

“tidak perlu malu, aku senang kalau kau menginginkanku untuk menciummu” Bisik Myungsoo dan sekali lagi kecupan itu terjadi membuat Suzy melayang, kali ini Myungsoo tidak melepaskannya secepat yang pertama tadi. Dia hanya mendiamkan bibirnya di atas bibir Suzy dan setelahnya memulai untuk menggerakkan bibirnya, mencecapi rasa manis dari bibir lembut itu, mengajak Suzy untuk ikut terhanyut dalam buaian lidahnya yang sudah membelai bibir bawah Suzy. Tanpa sadar gadis itu sudah membuka bibirnya sedikit memberikan akses kepada Myungsoo untuk mengeksplor rasa darinya, memberikan lumatan-lumatan mesra yang menggetarkan tubuhnya. Membiarkan Myungsoo menggerogoti segala rongga mulutnya dengan buaian lidah manis miliknya.

Suzy kembali dibuat melayang oleh Myungsoo untuk kedua kalinya ditempat yang sama dengan ciuman yang begitu dalam dan mesra tersebut, matanya terpejam dengan rapat menerima segala perlakuan Myungsoo padanya. Bibirnya ikut bergerak dan meresapi rasa mint yang terkuar dari bibir Myungsoo. Suzy memiringkan kepalanya hendak mencari spot yang nyaman untuk mendalamkan ciuman mereka dengan tangannya yang menjalar untuk memeluk kepala Myungsoo. Memasukkan jemarinya ketiap helaian surai hitam milik prianya itu, namun tiba-tiba saja Myungsoo menghentikan lumatannya dan memisahkan bibir mereka yang menempel erat.

“ini gawat” Bisik Myungsoo terengah-engah, dia menyatukan keningnya dengan kening Suzy masih dengan mata yang terpejam seolah meredakan sesuatu yang tiba-tiba saja bangkit dari dalam dirinya. Suzy yang sudah membuka matanya hanya menatap bingung pada Myungsoo.

“apanya?” Myungsoo membuka matanya dan menatap kedalaman hazel milik Suzy, dia tersenyum kecil saat mendapatkan gairah yang sama seperti dirasakannya dari mata Suzy. Dia mengusap pipi Suzy dan memberikan kecupan kecil di hidung gadisnya itu.

“kita tidak akan bisa kencan jika meneruskannya” Ucap Myungsoo, dia menjauh lalu keluar dari mobilnya meninggalkan Suzy yang hanya diam berusaha mengatur kinerja jantungnya yang berpacu cepat akibat kegiatan mereka tadi.

“ayo, kita benar-benar akan melanjutkannya nanti sayang. Sampai tuntas” Myungsoo membuka pintu milik Suzy dan mengulurkan tangannya, Suzy keluar dari mobil Myungsoo dan menatap gedung dihadapannya.

“ini—”

“ya, kita akan berkencan disini” Ujar Myungsoo semangat lalu mengamit jemari Suzy, gadis itu hanya terperangah menatap gedung teather yang 3 tahun lalu didatanginya bersama Myungsoo. Itu adalah kencan pertama mereka, sekaligus salam perpisahan dari Suzy untuk Myungsoo.

“kau masih mengingatnya?” Tanya Myungsoo saat melangkahkan kakinya masuk ke dalam, Suzy menatap haru pria itu kemudian mengangguk.

“tentu, itu adalah kencan pertama kita” Bisik Suzy membuat Myungsoo tersenyum puas.

“dan hari terbaik dalam hidupku” Balas Myungsoo, “ayo, kau mau menonton film romance lagi?” Myungsoo menghela Suzy untuk mengantri tiket film, gadis itu tersenyum dan menempelkan dirinya pada Myungsoo.

“kali ini kau yang memilih filmnya” Ucap Suzy membelai dada Myungsoo, menatap pria itu penuh cinta. Myungsoo tersenyum dan memberikan kecupan ringan di atas kepala gadisnya.

“kau akan menyukai pilihanku” Bisik Myungsoo menggoda, Suzy hanya tertawa kecil. Sepertinya mulai saat ini dia harus membiasakan mendengar godaan-godaan mesra dari kekasihnya.

###

Sunggyu mencebikkan bibirnya memandang Myungsoo yang sedari tadi hanya senyum-senyum menatap ponselnya, namun dalam hati dia mengucap rentetan kalimat syukur karena setidaknya mulai sekarang dia tidak akan menghadapi zombie lagi, dia sudah cukup lelah mengurus Myungsoo yang tidak beda jauh dengan mayat hidup selama 3 tahun belakangan ini. Dan saat ini pria itu sudah terlihat hidup kembali, wajahnya bahkan terlihat begitu cerah.

“bahagia huh?” Cibir Sunggyu, Myungsoo hanya meliriknya sekilas kemudian memainkan ponselnya.

“carilah wanita yang bisa kau cintai dan rasakan sendiri” Sahut Myungsoo acuh, Sunggyu memutar bola matanya dengan kesal.

“aku tau kau lagi kasmaran tapi setidaknya isi perutmu dulu, percuma punya pacar tapi kalau mati kelaparan juga tetap tidak keren” Sindir Sunggyu, pria itu kini tengah melahap menu makan siangnya. Sementara Myungsoo sejak tadi terus berkutat dengan benda pipih persegi miliknya tanpa sedikitpun menyentuh makanannya.

“Myungsoo, makan dulu”

“sebentar, aku menunggu balasan Suzy” Gumam Myungsoo tanpa mengalihkan pandangannya, Sunggyu mendengus kemudian dia mengeluarkan ponselnya. Mengetik beberapa kalimat dan mengirimkannya entah kepada siapa.

Sunggyu tersenyum kecil saat melihat wajah Myungsoo mengernyit bingung menatap layar ponselnya, dan ketika Myungsoo mengangkat wajah untuk menatapnya, Sunggyu berpura-pura untuk kembali menyantap makanannya.

“hyung kau mengirim pesan ke Suzy?” Tanya Myungsoo kesal, Sunggyu hanya mengedikkan bahunya.

“setidaknya habiskan makananmu dulu lalu lanjutkan mesra-mesraannya” Sahutnya, Myungsoo menggeram pelan lalu meletakkan ponselnya di atas meja. Dengan perasaan dongkol dia melahap makan siangnya dengan cepat, Myungsoo tidak percaya ketika Suzy membalas pesannya dan menyuruhnya untuk makan dulu, padahal dia belum puas untuk bercakap-cakap dengan gadisnya itu.

“sudah jangan cemberut begitu, kau seperti anak remaja saja” Sunggyu terkekeh geli, apalagi ketika Myungsoo hanya menggerutu membalas ucapannya.

“jangan berbicara padaku, aku membencimu” Ketus Myungsoo membuat Sunggyu semakin tertawa.

“astaga Suzy benar-benar memberi pengaruh besar padamu. Ckck, gadis itu benar-benar hebat” Gumam Sunggyu, Myungsoo hanya meliriknya dengan tatapan tajam lalu kembali melahap makan siangnya. Mengabaikan Sunggyu yang memang sudah selesai dengan makanannya terus mengoceh tentang hubungannya dengan Suzy.

###

Suzy yang sedang membaca novel di atas ranjangnya menoleh saat pintu kamarnya terbuka, dia tersenyum saat melihat wajah Minho muncul disana.

“pacarmu ada di bawah” Ucapnya membuat Suzy terkejut.

“benarkah?”

“apa dia tidak memberitahumu dia ingin datang ke rumah?” Tanya Minho melihat kebingungan Suzy, gadis itu hanya menggeleng—kemudian dia mengangguk cepat.

“eh, dia bilang kemarin akan ke rumah tapi aku pikir dia tidak jadi datang karena ini sudah malam” Gumam Suzy. Minho tersenyum lalu melangkah masuk ke dalam kamar Suzy. Menghampiri gadis itu dan duduk di dekatnya.

“dia sepertinya terlibat percakapan yang serius dengan ayahmu” Lapor Minho membuat Suzy mengerutkan keningnya.

“apa yang mereka bicarakan?” Minho tersenyum misterius lalu menggeleng kecil.

“aku juga tidak tau, kau bisa menanyakannya langsung nanti” Suzy mengangguk saja mendengar ucapan kakaknya itu, Minho kemudian meraih novel dari pangkuan Suzy lalu menarik Suzy untuk turun dari ranjangnya.

“ganti bajumu, Myungsoo bilang dia ingin mengajakmu keluar” Ucap Minho mendorong Suzy untuk masuk ke dalam kamar mandi, gadis itu masih merasa bingung namun dia tetap menuruti perintah Minho.

“mau ke mana?” Tanya Suzy dari dalam kamar mandi.

“mana aku tau. Cepatlah bersiap, jangan membuat pacarmu menunggu lama” Sahut Minho setelahnya Suzy mendengar suara pintu yang tertutup. Gadis itu hanya tersenyum malu-malu sembari mengusap pipinya yang terasa hangat. Mengapa mendengar kata pacar selalu membuatnya merona, apalagi mengingat bahwa status yang disandangnya adalah sebagai pacar dari Myungsoo.

“ah bikin malu saja” Gumam Suzy menangkup kedua pipinya, dia kemudian segera membersihkan dirinya dan bersiap. Tidak ingin membuat Myungsoo menunggu lebih lama lagi.

#

“kita mau ke mana?” Tanya Suzy begitu mereka sudah berada dijalan, sejak tadi Myungsoo hanya diam saja menanggapinya.

“bagaimana dengan butik ibumu? Kapan kau mulai?” Tanya Myungsoo mengalihkan topik, Suzy sedikit meliriknya curiga namun dia tetap menjawab pertanyaan dari pria itu.

Sudah sebulan yang lalu kabar bahwa gadisnya akan menetap di sini dan ingin kembali mengelola butik peninggalan ibunya yang telah lama ditutup akibat tidak ada yang mengurus selama 3 tahun terakhir, saat mendengar kabar itu Myungsoo merasakan kebahagiaan yang luar biasa, pasalnya dia sudah terlalu cemas bahwa Suzy akan kembali ke Zurich dan meninggalkannya lagi tetapi gadis itu memang benar-benat terlalu mencintainya sehingga dia memilih untuk tinggal.

“surat-suratnya masih di urus, kau tau sendiri bangunan itu sudah dikosongkan selama 3 tahun jadi masih ada beberapa hal yang perlu di urus untuk menempatinya kembali” Jawab Suzy, Myungsoo tersenyum tipis. Suzy memanglah gadis yang cerdas, tapi Myungsoo juga pria yang cukup cerdas jadi mengalihkan topik pembicaraan bersama Suzy bukanlah suatu perkara yang sulit.

“kau bisa meminta bantuanku jika kau butuh” Ucap Myungsoo, Suzy tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“tidak perlu, sudah ada Soojung yang membantuku”

“Soojung? Memangnya dia tidak ke Jepang bersama Wonho?” Tanya Myungsoo bingung.

“entahlah, Soojung mengatakan masih belum bisa meninggalkan orang tuanya”

“astaga gadis itu! Seharusnya dia ikut bersama suaminya” Seru Myungsoo berapi-api, merasa kesal karena Soojung seenaknya saja memilih untuk tinggal di Korea sementara Wonho di Jepang untuk mengurus rumah sakit keluarga mereka, “dan Wonho tidak memintanya ke Jepang?” Myungsoo tidak pernah lagi bertemu dengan Wonho, karena sehari setelah kepulangan mereka dari berbulan madu pria itu langsung bertolak ke Jepang. Ditambah kesibukan Myungsoo di kantor dia jadi tidak pernah berkomunikasi lagi dengan saudaranya itu, dia pikir Soojung juga ikut ke Jepang karena selama ini dia tidak pernah lagi melihat Soojung disekitarnya. Bahkan saat berada di rumah Suzy beberapa kali.

“Wonho hanya memberikan waktu pada Soojung sampai dia siap, dia juga tidak ingin memaksa Soojung” Myungsoo berdecak mendengar penuturan Suzy.

“gadis itu benar-benar gila, apapun alasannya seharusnya dia mengikuti suaminya. Lagipula orang tuanya sudah tidak punya hak, sekarang dia adalah kewajiban Wonho” Protesnya, Suzy tersenyum lalu mengusap lengan Myungsoo, gadis itu tau kalau Myungsoo kesal dengan tindakan Soojung apalagi itu berpotensi untuk membuat Wonho sedih karean ketidakhadiran Soojung di sisinya, dan Myungsoo jelas tidak ingin melihat adiknya bersedih seperti itu.

“tidak apa-apa, nanti aku coba bicara dengan Soojung. Dia masih belum siap saja Myungsoo”

Myungsoo mendesah panjang, dia menghentikan laju mobilnya lalu menoleh pada Suzy dengan tatapan seriusnya.

“kau pasti selalu di sisiku kan?” Suzy mengangkat alisnya bingung menatap Myungsoo yang tiba-tiba bertanya seperti itu.

“kenapa bertanya begitu?”

“jawab saja, kau akan selalu disisiku? Tidak akan berpisah denganku?” Tuntut Myungsoo, Suzy yang masih bingung dengan Myungsoo hanya menganggukan kepalanya. Lagipula dia juga tidak berminat untuk berpisah dari Myungsoo, dia mencintai pria itu.

“jika kita menikah nanti, kau akan tinggal bersamaku kan?”

“hah? menikah?” Suzy tercengang mendengar itu, mengapa Myungsoo harus mengungkit soal pernikahan. Myungsoo menyipitkan matanya menatap Suzy saat melihat respon gadis itu yang terlewat terkejut atas pertanyaannya.

“kau dan aku?”

“tentu saja kita berdua, memangnya kau mau menikah dengan siapa?” Tanya Myungsoo sewot, wajahnya kini sudah tertekuk masam, tentu saja mereka berdua yang akan menikah memangnya siapa lagi.

“eh, memangnya kita mau menikah?” Suzy bersuara dengan wajah polosnya membuat Myungsoo mendesah frustasi, mengapa harus mencintai wanita sepolos Suzy. Dia menggelengkan kepalanya lalu beranjak keluar dari mobil.

“ayo kita keluar saja, kepalaku mau pecah berbicara denganmu” Ucap Myungsoo, Suzy hanya mengerucutkan bibirnya kesal. Myungsoo yang memulai topik tentang pernikahan tapi mengapa dia yang malah marah-marah.

“sudah jangan cemberut, malam ini kita kencan lagi” Suzy tersentak saat baru saja keluar dari mobil sebuah tangan hangat merengkuh jemarinya, dia menoleh dan menemukan Myungsoo sedang tersenyum lebar padanya.

“kencan?” Suzy melihat kesekeliling dan melotot lebar, dia kembali menatap Myungsoo yang kini sudah terkekeh.

“ayo masuk”

Suzy mengerjapkan matanya, tempat ini adalah tempat yang sama seperti 3 tahun yang lalu. Beberapa bulan yang lalu Myungsoo telah membawanya ke teather tempat mereka nonton bersama untuk pertama kalinya dan sekarang pria itu mengajaknya untuk kembali ke taman hiburan, dimana mereka menghabiskan malam bersama dulu.

“Myungsoo—”

“kau pernah bilang ingin kembali bersamaku ke sini, dan sekarang aku sedang ingin mewujudkannya” Sela Myungsoo, matanya terus menatap ke depan memperhatikan beberapa orang tengah mencoba wahana-wahana yang terlihat seru, tanpa menyadari bahwa saat ini gadisnya tengah menatapnya dengan wajah yang terharu.

“kau ingat?”

“tidak ada satu halpun yang aku lupakan tentangmu Suzy. Bahkan aku mengingat dengan jelas pertemuan pertama kita” Jawab Myungsoo, tangannya terangkat untuk membawa tangan Suzy ke depan wajahnya kemudian mengecup punggung tangan gadis itu penuh cinta.

Suzy merasa luapan kebahagiaan saat merasakan kelembutan bibir Myungsoo menyentuh tangannya, dia tersenyum lebar lalu mengaitkan tangannya ke lengan pria itu.

“jadi kita akan mencoba wahana yang mana dulu?” Tanya Suzy bersemangat, Myungsoo menoleh padanya lalu menatapnya tidak percaya.

“kau ingin menaiki wahana di sini? Bukannya kau tidak suka?” Suzy tersenyum sembari menggiring Myungsoo untuk mengantri ke salah satu wahana yang terlihat ramai.

“tidak ada salahnya untuk bersenang-senang, kita naik yang ini ya?” Myungsoo hanya menganggukan kepalanya menuruti keinginan Suzy, melihat antusiasme gadis itu begitu tinggi dia menjadi senang karena bisa membuat Suzy bahagia.

#

“ayo kita naik ini lagi” Seru Suzy dengan semangat, matanya menatap berbinar pada Myungsoo yang sejak tadi hanya diam mengikuti kemanapun dia pergi, gadis itu terlihat seperti anak kecil berumur 5 yang langsung bahagia saat menemukan mainannya.

“tapi ini yang terakhir, kita sudah terlalu banyak bermain” Ucap Myungsoo lembut, Suzy tersenyum dan mengangguk semangat. Mereka kemudian berdiri di belajang antrian untuk menunggu kesempatan bisa masuk ke dalam bianglala raksasa yang dulu juga pernah mereka naiki.

“ini tidak berubah” Gumam Suzy takjub saat mereka berdua telah berada di dalam, seperti dulu mereka duduk berhadapan dan Suzy melemparkan matanya keluar untuk menatap pemandangan kota Seoul dari ketinggian beratus-ratus meter dari permukaan tanah tersebut.

Myungsoo tersenyum melihat Suzy dia meraih tangan Suzy dan menggenggamnya. Gadis itu hanya menoleh sebentar untuk melempar senyum pada Myungsoo lalu kembali asyik dengan kegiatannya memandangi kota Seoul di malam hari.

Tepat ketika bilik bianglala milik mereka berada di puncak, tiba-tiba saja alat itu berhenti bergerak membuat Suzy tersentak kaget. Dia menatap Myungsoo dengan panik.

“apa ini rusak?” Tanyanya dengan panik, kedua tangannya sudah menggapai lengan Myungsoo mencoba berpegangan pada pria itu takut-takut mereka akan terjatuh ke bawah nantinya.

“hei, jangan takut mungkin hanya kesalahan teknis. Kita tunggu saja oke?” Myungsoo tersenyum menenangkan dengan mengusap kepala Suzy, gadis itu hanya mendesah panjang. Meskipun dia mengangguk tapi tetap saja raut ketakutan masih tergambar diwajahnya.

Selang 5 menit menunggu, Suzy kembali gelisah. Dia menatap Myungsoo yang hanya duduk santai dihadapannya tanpa merasa takut sedikitpun.

“Myungsoo, kita sudah terlalu lama terjebak disini” Ungkapnya, Myungsoo lagi-lagi tersenyum. Dia menegakkan badannya lalu dengan pelan dia berpindah untuk duduk disamping Suzy.

“jangan takut ada aku disini” Bisik Myungsoo sembari merangkul pundaknya, Suzy memejamkan matanya lalu bersandar di bahu pria itu. Mencoba untuk menghilangkah kegelisahannya.

Mata Myungsoo sekilas melirik ke bawah dan melihat keadaan yang tidak biasa, dia tersenyum kecil lalu meregangkan dekapannya dari Suzy.

“coba lihat ke bawah” Ucapnya sembari membawa Suzy untuk menempel ke ujung kaca yang menampilkan seluruh pemandangan diluar sana, alis Suzy berkernyit saat tidak melihat sedikitpun pencahayaan di bawah sana. Benar-benar gelap.

“eh, apa listriknya padam?” Tanya Suzy bingung, Myungsoo mengedikkan bahunya pertanda tidak tau tapi pandangannya masih tetap berada di bawah sana.

Dan ketika pencahayaan muncul dari salah satu wahana, Myungsoo langsung meminta Suzy untuk melihat ke sana.

“apa sekarang sedang terjadi sebuah event atau acara special?” Tanya Suzy lagi dengan bingung, matanya terus meperhatikan wahana merry-go-round yang kini telah kosong melompong tak dihampiri oleh siapapun tetapi kuda-kuda mainan disana masih tertap bergerak mengelilingi porosnya.

Suzy mengernyit saat mendengar suara musik yang mengalun lembut dari sana.

 

Baby baby baby baby baby baby baby baby baby baby

Suzy mengenal lagu ini, salah satu lagu favoritnya. Cukup lawas tapi dia masih mengingatnya dengan jelas, tetapi dari suara yang terdengar sepertinya lagu itu tidak dinyanyikan oleh penyanyi aslinya melainkan orang lain.

I will never find another lover sweeter than you
Sweeter than you
And I will never find another love more precious than you
More precious than you

Girl you are~
Close to me you’re like my mother
Close to me you’re like my father
Close to me you’re like my sister
Close to me you’re like my brother

You are the only one my everything and for you this song I sing

And all my life I’ve prayed for someone like you
And I thank god that I, that I finally found you
All my life I’ve prayed for someone like you
And I hope that you feel the same way too
Yes, I pray that you do love me too
You’re all that I ever known,
When you smile, on my face, all I see is a glow
You turned my life around, you picked me up when I was down,

You’re all that I ever known,
When you smile, on my face, all I see is a glow
You turned my life around, you picked me up when I was down

And I hope that you feel the same way too
Yes, I pray that you do love me too

(All My Life – K-ci & Jojo)

Suzy mengernyit saat tiba-tiba musiknya mati begitupula dengan cahaya dari wahana tersebut, dia menoleh untuk melihat kepada Myungsoo—mencari petunjuk apa yang sedang terjadi disini tapi pria itu hanya tersenyum sembari mengedikkan bahunya.

“di sana ada lagi” Gumam Myungsoo menunjukkan jarinya ke arah wahana yang berbentuk perahu berwarna cokelat yang terdiri dari 9 baris bangku untuk para pengunjung yang ingin merasakan ayunan perahu tersebut, namun yang terjadi sama seperti tadi. Wahana itu juga terlihat kosong, meskipun lampu disekitarannya menyala.

I remember what you wore on the first day
You came into my life and I thought hey
You know, this could be something

‘Cause everything you do and words you say
You know that it all takes my breath away
And now I’m left with nothing

So maybe it’s true that I can’t life without you
And maybe two is better than one
But there’s so much time to figure out the rest of my life
And you’ve already got me coming undone
And I’m thinking two is better than one

Suzy melirik ke arah Myungsoo, ini lagu yang berbeda dengan penyanyi yang berbeda begitupula dengan suara yang sedang didengarkannya saat ini, berbeda. Tetapi dia mengenal suara ini, sayang dia tidak mengingat dengan jelas siapa pemiliknya.

“kau mengenal siapa yang menyanyi saat ini?” Tanya Suzy, Myungsoo menggelengkan kepalanya. Suzy terpekur, malam ini Myungsoo sangat diam. Tidak banyak bicara seperti biasanya.

I remember every look upon your face
The way you roll your eyes, the way you taste
You make it hard for breathing

‘Cause when I close my eyes and drift away
I think of you and everything’s okay
I’m finally now believing

Then maybe it’s true that I can’t life without you
And maybe two is better than one
But there’s so much time to figure out the rest of my life
And you’ve already got me coming undone

And I’m thinking, ooh, I can’t live without you
‘Cause baby two is better than one
There’s so much time to figure out the best of my life
But I’ve figured out with all that’s said and done
Two is better than one, two is better than one.

(Two Is Better Than One – Boys Like Girls ft. Taylor Swift)

Saat lagu kedua terhenti, bianglala yang ditumpangi oleh mereka perlahan bergerak. Suzy sontak memegang lengan Myungsoo dengan erat, dia sungguh takut jika harus terjatuh dari atas sini.

“Myungsoo”

“tenang, mungkin mesinnya kembali menyala” Ucap Myungsoo mengusap punggung tangan Suzy yang terlihat ketakutan itu, namun tidak lama alat itu kembali berhenti di tengah jalan, sekarang keduanya sudah berada di sisi kiri dan Suzy sudah bisa melihat lebih jelas seisi taman bermain itu. Dan masih seperti tadi, gelap gulita.

“apakah seseorang sedang melakukan acara kejutan di sini?” Tanya Suzy bingung, Myungsoo tersenyum lalu merangkul Suzy.

“mungkin saja, kita nikmati saja. Sambil menunggu kerusakan benda ini” Ucap Myungsoo, Suzy yang tadinya merasa enggan berlama-lama didalam bianglala itu kini berubah pikiran, jika harus berduaan bersama Myungsoo di dalam sini meskipun sampai besok dia akan tetap melakukannya. Asal bersama Myungsoo.

“lagunya sungguh romantis” Ucap Suzy tiba-tiba.

“benarkah?”

“ya, aku menyukainya” Myungsoo tersenyum, telunjuknya kembali menunjuk ke salah satu sumber cahaya yang ternyata tepat di samping mereka.

1,2,1,2,3,4

Give me more loving than I’ve ever had
Make it all better when I’m feeling sad
Tell me I’m special even when I know I’m not

Make it feel good when it hurts so bad
Barely get mad
I’m so glad I found you
I love being around you

You make it easy, it’s as easy as 1-2-1-2-3-4

There’s only
One thing (one)
To do (two)
Three words (three)
For you… (four)
(I love you) I love you

There’s only
One way (one)
To say (two)
Those three words (three)
And that’s what I’ll do… (four)
(I love you) I love you

Give me more loving from the very start
Piece me back together when I fall apart
Tell me things you never even tell your closest friends

Make it feel good when it hurts so bad
The best that I’ve had
And I’m so glad I found you
I love being around you

You make it easy, it’s as easy as 1-2-1-2-3-4

There’s only
One thing
To do
Three words
For you…
(I love you) I love you

There’s only
One way
To say
Those three words
And that’s what I’ll do…
(I love you) I love you
(I love you) I love you

1-2-3-4
I love you
(I love you) I love you

(1,2,3,4 (I Love You) – Plain White T’s)

Karena terlalu asyik menikmati lagu yang tengah terputar Suzy bahkan tidak sadar bahwa mereka telah sampai di dasar, dia bahkan tidak menyadari jika dirinya telah sendiri di dalam bianglala itu.

“Myungsoo lagu ini—eh, Myungsoo?” Suzy terbengong saat menoleh dan tidak menemukan siapapun di sana, dia melirik keluar dan baru tersadar bahwa mereka telah sampai ke bawah. Kapan alat ini kembali bergerak? Batin Suzy bingung, dia tidak merasakan pergerakan apapun karena saking terpesonanya dengan lagu tadi.

“Myungsoo? Kau di mana?” Suzy beranjak keluar dan matanya langsung di suguhi pemandangan yang sangat gelap, taman ini listriknya masih juga padam dan Suzy sekarang tengah merinding ketakutan. Mengapa juga Myungsoo harus meninggalkannya. Dengan perasaan kalut Suzy menuruni tangga agar bisa sampai di bawah dan menjauhi bianglala raksasa tersebut.

Kepala Suzy mengedar ke kiri dan ke kanan berharap bisa mendapatkan sosok Myungsoo namun hasilnya nihil, dia hanya bisa menemukan kegelapan disekitarnya. Bahkan cahaya bulan malam ini tidak cukup membantu penglihatannya.

Suzy tersentak kaget saat mendengar suara yang berdentum cukup keras, sesaat dia menoleh dan mulutnya tercengang saat tiba-tiba saja bianglala yang baru saja ditinggalkannya tadi langsung bercahaya dengan berbagai macam warna.

Good evening everyone.
We’re standing at amusement park, moving to play around,
and then we’ve having fun all the night, and right now we’re offer you to give us a chance to interrupt your time.
One of my brother would like sing you a song, inspired by his beautiful girl.
And since we let all of you to enjoy this song, here he is…

Suzy menutup mulutnya yang tercengang tidak percaya, matanya melebar saat melihat kehadiran pria yang dicari-carinya sejak tadi, di sana duduk dengan manis dan menopang sebuah gitar dipangkuannya.

I wanna make you smile whenever you’re sad
Carry you around when your arthritis is bad
All I wanna do is grow old with you

Seiring bait pertama yang dinyanyikannya, perlahan-lahan semua penerangan di taman bermain ini kembali berfungsi. Suzy merasa takjub bukan karean lampu yang tiba-tiba saja menyala, melainkan orang-orang yang kini berada disekitarnya. Menikmati suara merdu pria itu dengan wajah yang terpesona seperti dirinya.

I’ll get you medicine when your tummy aches
Build you a fire if the furnace breaks
Oh it could be so nice, growing old with you

I’ll miss you
Kiss you
Give you my coat when you are cold

Need you
Feed you
Even let you hold the remote control

So let me do the dishes in our kitchen sink
Put you to bed if you’ve had too much to drink
I could be the man who grows old with you

I wanna grow old with you

I’ll miss you
Kiss you
Give you my coat when you are cold

Need you
Feed you
Even let you hold the remote control

So let me do the dishes in our kitchen sink
Put you to bed if you’ve had too much to drink
I could be the man who grows old with you

I wanna grow old with you

(I Wanna Grow Old With You – Adam Sandler)

“Myungsoo”

Mata Suzy berbinar penuh keharuan mendengar lagu tersebut, dia jelas tau lagu itu dipersembahkan untuknya. Bagaimana ketika mata mereka terus memandang selama lagu tadi dinyanyikan olehnya membuat Suzy begetar akan rasa haru dan bahagia yang bercampur aduk. Begitupula dengan 3 lagu sebelumnya yang terdengar, astaga—Suzy merutuki dirinya, bagaimana bisa dia melupakan suara-suara dari sepupunya itu. Bagaimana bisa dia memiliki kekasih yang begitu romantis seperti ini?

Suzy sangat ingin menghampiri Myungsoo dan memberikannya pelukan yang sangat erat, tapi entah mengapa kakinya seakan tidak bisa digerakkan. Dia hanya mampu menatap Myungsoo yang kini sudah tersenyum lembut ke arahnya. Dia bahkan tidak menyadari bahwa riuh tepuk tangan para pengunjung di taman itu telah berdengung sejak lagu tadi berakhir.

“Mohon perhatian semuanya—”

Kembali hening terjadi, Myungsoo tersenyum. Dia telah meletakkan gitarnya dan mengambil mic yang tadi dia gunakan untuk bernyanyi.

“malam ini aku akan mengungkapkan sesuatu untuk gadis tercintaku” Myungsoo tersenyum memandang Suzy, tangannya terangkat untuk menunjuk gadis tersebut, sontak semua mata mengikuti arah jari Myungsoo dan fokus menatap Suzy, gadis yang mereka anggap sangat beruntung malam ini, “dia Bae Suzy, kekasih hatiku. Belahan jiwaku” Suzy bersemu saat mendengar ungkapan perasaan Myungsoo atas dirinya, darahnya berdesir hebat saat pandangan penuh cinta diberikan Myungsoo untuk dirinya seorang. Dia tersenyum.

“Kisah kami tidaklah seindah yang ada di drama-drama tayang di channel favorite kalian, tidak semanis novel-novel romantis yang beredar diluar sana, pun tidak semewah kisah percintaan Mr.Grey—” Myungsoo menyelipkan senyum geli saat menyebut salah satu tokoh dari film romantis yang pernah sempat dinontonnya, kemudian kembali melanjutkan perkataannya.

“Namun meskipun tidak seindah, semanis dan semewah yang kami bayangkan tapi aku bersyukur karena bertemu dengannya. Cinta yang kami perjuangkan selama ini tidaklah berakhir sia-sia, layaknya sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan tenaga serta waktu yang lama untuk bisa mencapai tujuannya, cinta kami juga mengalami hal yang sama”

“aku tidak akan pernah melupakan ketika pertama kali tatapan mataku tertuju pada hazel bening yang sangat indah, dan saat itu juga aku terperanjat menyadari bahwa dialah seorang bidadari yang dikirimkan tuhan untuk menjadi pendamping hidupku”

“Suzy, dia mengajarkanku cara untuk mencintai, arti bahagia dan apa arti dari memiliki. Suzy pula yang mengajarkanku apa arti pengorbanan, rasa sakit hati serta arti dari keegoisan tinggi untuk mendapatkan sesuatu. Namun diluar itu semua Suzy telah mengajarkanku sesuatu yang sangat penting, yaitu bagaimana cara untuk memaafkan bahkan sebelum aku menerima permintaan maaf tersebut”

Air mata Suzy kini sudah mengalir deras diwajahnya, serentetan kalimat yang keluar dari bibir Myungsoo membuat Suzy tak kuasa menahan kesedihannya, dia kembali memutar memorinya untuk mengingat pertemuan pertama mereka, hari-hari yang mereka lalui selama ini dan satu yang pasti—yaitu perasaan Myungsoo yang sejak awal memang telah bersarang untuknya. Dan memikirkan betapa bodohnya dirinya kala itu, karena secara tidak langsung telah melukai perasaan Myungsoo yang begitu besar untuknya membuatnya merasa sesak.

“aku sungguh mencintaimu Suzy, kau adalah satu-satunya wanita yang mampu memporak-porandakkan kehidupanku selama ini. Kepergianmu membawa duka untukku, membuatku hancur berkeping-keping sampai remuk redam tapi itu tidak mampu membuatku untuk membencimu. Karena rasa cintaku mengalahkan segala kebencian yang aku rasakan padamu. Cintaku terlalu besar untukmu”

Myungsoo berjalan mendekati Suzy, mengamati gadis itu dan memberikannya senyum yang menenangkan. Seolah mengatakan semuanya baik-baik saja pada Suzy, dan ketika dia berdiri tepat di hadapan gadis itu, satu tangan Myungsoo meraih jemari Suzy kemudian menggenggamnya dengan erat.

“Aku hanya ingin kau tau bahwa aku benar-benar mencintaimu, aku ingin menjadikanmu satu-satunya wanita yang kupuja di dunia ini, satu-satunya yang berada disisiku dan menjadi milikku. Aku ingin kau nanti yang akan mengandung anak-anakku, membesarkannya dan merawat mereka penuh kasih sayang serta cinta yang melimpah. Aku ingin menghabiskan seluruh sisa hidupku bersamamu, berdampingan denganmu hingga ajal menjemputku”

Myungsoo melepaskan genggaman tangannya dari Suzy dan mengeluarkan kotak beludru berwarna biru dongker dari saku celananya dan membuka kotak tersebut tepat di depan wajah Suzy.

Sebuah cincin bergaya klasik yang bertaburan berlian disekililingnya terpampang membuat Suzy membelalak dengan menutup kedua mulutnya. Terlalu terkejut dengan semua yang dilakukan Myungsoo untuknya.

“Suzy, marry me?” Pertanyaan yang singkat dengan pidato yang cukup panjang sebelumnya membuat degup jantung Suzy berloncat-loncat tidak karuan. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa niat Myungsoo adalah untuk melamarnya saat ini. Matanya masih melebar tidak percaya menatap Myungsoo yang kini harap-harap cemas menanti jawaban darinya.

“marry me?”

Myungsoo kembali mengulang pertanyaannya, bukan hanya dirinya yang merasa tegang saat ini melainkan semua orang yang turut menyaksikan acara lamaran super romantis itu juga merasakan ketegangan yang terjadi pada Myungsoo, apalagi aksi diam Suzy ini sama sekali tidak memberikan celah untuk Myungsoo bisa membaca pikiran gadisnya itu.

“Su—”

Belum sempat Myungsoo melengkapkan nama Suzy dalam panggilannya, sebuah benda kenyal dan manis—serta favoritnya kini sudah menabrak bibirnya yang tadi terbuka hendak menyerukan nama gadis itu. Awalnya dia cukup terkejut, namun dengan cepat dia menguasai dirinya dengan menerima ciuman yang diberikan oleh Suzy, Myungsoo tersenyum gembira merasakan aura dominan dari gadisnya itu, dia bahkan tidak diizinkan untuk membalas ciuman itu. Hanya Suzy yang memberikannya lumatan-lumatan yang dalam dan dia menerima, kedua tangan Suzy pun kini sudah bertengger di kedua rahang Myungsoo merapatkan wajah pria itu untuk mendekat padanya.

“pidatomu sungguh panjang” Bisik Suzy saat melepaskan ciumannya, dia tersenyum lembut pada Myungsoo yang kini seolah tengah kehilangan orientasinya akibat ciuman dahsyat dari Suzy.

“jadi, apakah ini artinya ya?” Tanya Myungsoo kembali, Suzy tersenyum lalu menuntun tangan Myungsoo agar mengambil cincin yang berada di dalam kotak tersebut.

“apakah aku memiliki pilihan lain? Kalaupun aku mengatakan tidak, kau selalu punya cara untuk membuatku mengatakan ya” Ucap Suzy lembut.

“jadi katakan ya Suzy” Desak Myungsoo lagi masih belum puas, meskipun telah tau jawaban gadis itu tapi tanpa kata sakral itu lamaran ini tidak akan lengkap.

“yes, I do” Myungsoo mendesah lega mendengar kata tersebut, dia memeluk Suzy kemudian memberikannya kecupan singkat di bibir.

“she said yes!”

Pekiknya dengan suara lantang membuat para pengunjung di sana ikut merasa bahagia, suara riuh tepuk tangan dan ucapan selamat terdengar dari berbagai penjuru. Suzy hanya tersenyum saat Myungsoo menyematkan cincin indah itu ke jari manisnya.

“I love you”

“I love you more, Myungsoo”

###

Gadis itu meremas kedua tangannya yang kini sudah mengeluarkan titik-titik buliran keringat akibat kecemasannya yang berlebihan, sesekali tangannya berpindah ke gaun putih yang kini dikenakannya saat ini.

“hei kau ini berlebihan” Suzy menoleh dan menemukan Soojung sudah berdiri di belakangnya sembari mengusap lembut bahunya yang terasa tegang.

“kau tau ini wajar aku rasakan” Gumam Suzy mendesah pelan, Soojung tersenyum lalu meraih jemari Suzy dan menatap gadis itu penuh keyakinan.

“aku tau, aku juga pernah merasakannya Suzy. Tapi—jangan sampai kegugupanmu itu membuat penampilanmu menjadi kacau seperti ini” Ucapnya sembari mengusap kening Suzy yang sedikit basah, dia juga mengusap seluruh telapak tangan gadis itu.

“aku tidak bisa tenang Soojung, kau tau—aku bahkan masih belum mempercayai semua ini” Soojung tersenyum manis mendengar penuturan Suzy.

“dengar, ini adalah kenyataan. Kau akan segera menikah dengan kekasihmu, Kim Myungsoo dan itu bukan sebuah mimpi ataupun ilusi Suzy. Tenang ya”

Suzy tersenyum kecil, setidaknya kehadiran Soojung benar-benar membuat kecemasannya sedikit berkurang. Dia mendesah lega lalu bangkit dan memeluk Soojung dengan erat.

“terima kasih, kau selalu berada disampingku” Ucapnya pelan, Soojung tersenyum haru lalu membalas pelukan Suzy sejenak.

“itu gunanya saudara Suzy, aku akan melakukan apapun untuk melihat kau bahagia” Balas Soojung mengangguk kecil, dia kemudian melepaskan pelukannya kemudian menyapu pelan gaun milik Suzy.

“kita tidak boleh terlalu lama berpelukan, penampilanmu benar-benar akan kacau”

#

Myungsoo dengan gagah di depan altar dengan menggunakan setelan tuxedo hitam beserta dasi kupu-kupu yang memberikan kesan maskulin untuknya. Matanya hanya dapat menatap takjub pada gadis yang sebentar lagi akan resmi menjadi miliknya.

Gaun putih gading panjang yang menjuntai terlihat begitu indah saat melekat ditubuh gadisnya, tidak lupa sebuah tiara kecil yang bersemayam di rambut halusnya. Penampilannya bak seorang putri kerajaan yang sanggup menyihir siapapun dengan kecantikan yang dimilikinya.

“Myungsoo, jaga anak saya baik-baik” Tuan Bae tersenyum saat dia menyerahkan Suzy kepada pria itu.

“baik ahbeoji”

Mata Suzy memerah saat rangkulan ayahnya terlepas, dan tangannya dibawa untuk berada dalam genggaman Myungsoo. Ayahnya menatapnya dengan penuh keharuan, dia tau arti tatapan itu. Ayahnya sekarang telah ikhlas melepasnya, membiarkan dirinya menjadi tanggung jawab seorang Kim Myungsoo.

Myungsoo tersenyum kecil saat membawa Suzy untuk menghadap ke pastur, hanya beberapa menit lagi mereka akan segera resmi menjadi sepasang suami-istri.

Aku akan terus menjaga dan menyayangimu seumur hidupku, tidak akan kubiarkan kau bersedih selama hidup bersamaku. Aku akan terus melindungimu dengan segala kemampuan yang kumiliki Suzy. Akan kubuktikan bahwa pilihanmu untuk menerimaku menjadi bagian dari hidupmu adalah salah satu keputusan yang sangat tepat. Aku mencintaimu selamanya.

Kita mungkin tidak memiliki banyak kenangan sebelum janji suci ini terlaksana, tetapi aku bisa memastikan bahwa mulai detik ini segala cerita hidup kita berdua akan aku letakkan dalam kotak kebahagiaan yang terletak di dalam hatiku. Mari kita ciptakan kenangan-kenangan indah kita bersama setelah ini, berdua—ah, tidak aku, kau dan anak-anak kita nantinya. Biarkan aku tetap berada disampingmu untuk terus mengukir kisah cinta kita, selamanya.

–END-

THIS IS THE REAL END!

Hasilnya benar-benar gaje! Part ini jadi cuma dalam sehari. Aku tidak sempat edit karena terburu-buru pengen di upload, sebelum aku berubah pikiran dan menghapus semua konten part ini. Aku berharap tidak ada yang mabok karena baca part ini—because I feel hangover after write this.

Jujur ini aku buat dalam keadaan yang benar-benar tidak baik, mungkin karena efek habis sakit kemarin aku jadi ngetik gila-gilaan seperti ini. Maafkan aku! Aku mala mini lagi hyper jadi kalau endingnya juga ikut hyper mohon dimaklumi. Tulisannya mengikut sama mood penulis kan ya?

Aaaaahh, diluar itu ada satu hal yang pengen banget aku sampaikan ke kalian. Terima kasih banyak, sebanyak-banyaknya karena sudah mau mengikuti perkembangan cerita ini dari awal sampai akhir.

Selama 7 bulan 15 hari atau sejak 30 Mei 2015 cerita ini pertama kali dipublish aku benar-benar merasa terhibur dan merasa bahagia melihat segala macam respon positif dari kalian semua. Terima kasih lagi, karena jika bukan kalian cerita ini tidak akan pernah selesai sampai saat ini. Terima kasih lagi dan lagi karena sudah mau memberikan toleransi kepada saya karena selalu gagal update cepat atau malah sering melarikan cerita ini. Kalian benar-benar yang terbaik!

Entah aku harus merasa sedih atau senang dengan berakhirnya FF ini, tapi—kedua emosi itu layak aku rasakan. Sedih karena kita tidak akan bertemu lagi dengan si Romeo tampan kita dan senang—karena beban selesai 1.

Ya sudah, ini adalah salam terakhir dari Romeoo & Rosaline. Semoga kedepannya kalian tidak akan pernah bosan mampir ke lapak ini dan masih tetap mau menikmati karya-karya saya.

Sekali lagi terima kasih, dan I LOVE YOU FULL~~~~~~

Thank you.xoxo

Bighug.

Regards,

elship_L