THE PROPOSE – EMPAT/END

THE PROPOSE

Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, Bae Sooji || Genre : Romance || Rating : 19+ || Type : Short Chapter

BEWARE FOR A LONG-LONG-LONG STORY 😂😂😂
.
.
.

Sooji terbangun pagi itu dengan keadaan yang sudah lebih baik, kemarin saat dia tiba-tiba pingsan dokter kandungannya datang ke rumah ini untuk memeriksanya. Bersyukur karena keadaan bayinya baik-baik saja, katanya dia pingsan karena terlalu lelah dan banyak pikiran, jadi ayahnya menyuruhnya untuk beberapa hari ini tidak pergi ke apotik dulu. Setidaknya dia harus menunggu sampai trisemester pertamanya berakhir.

“Sooji” Dia beranjak untuk duduk diatas ranjang dengan wajah yang masih sayu, menatap Gia yang tersenyum lebar kepadanya. Alis Sooji berkerut, ini hari libur tapi mengapa Gia sudah berdandan rapi? Tidak biasanya Gia bangun sepagi ini dan sudah rapih. Kecuali dia memang berencana akan pergi ke suatu tempat.

“mau ke mana?” Tanya Sooji, Gia menggeleng lalu mendekati kakak kembarnya itu, “tumben pagi-pagi sudah rapi. Kalau bukan untuk keluar jadi untuk apa?”

“kita akan kedatangan tamu” Ucap Gia tersenyum lebar, melihat senyum Gia yang begitu cerah pagi ini membuat Sooji menatap adiknya geli.

“kekasihmu?” Tanyanya menggoda membuat Gia berdecak, senyumnya telah berganti dengan wajah cemberut.

“bukan—kau akan tau nanti, sekarang ayo bersiap-siap” Ucap Gia.

“aku juga? Untuk apa?”

“ayolah, mandi dulu—setelah sarapan kau akan tau” Gia menarik lengan Sooji untuk turun dari ranjang, Sooji yang terlihat bingung itu hanya menuruti Gia saat menariknya menuju kamar mandi, “oke mommy, take your time” Ucap Gia sembari mengusap pelan tonjolan kecil diperut Sooji lalu pergi dari sana, meninggalkan Sooji yang masih kelihatan bingung.

*

Setelah sarapan Sooji memutuskan untuk duduk bersantai di teras belakang rumahnya, semenjak usia kehamilannya menginjak umur 2 bulan dia sering menghabiskan waktu di sana. Keadaannya yang tenang dan sejuk membuat mual yang sering dialaminya bisa mereda. Menatap rumput hijau yang terhampar dihalaman belakang membuat perasaan Sooji menjadi tenang.

“Sooji” Wanita itu menoleh saat mendengar panggilan ibunya, dia tersenyum dan menggeser tubuhnya memberikan tempat untuk ibunya duduk disampingnya.

“tamunya sudah datang?” Tanya Sooji, ibunya menganggukkan kepalanya tapi Sooji menangkap raut kecemasan diwajah ibunya itu, “ada apa?” Tanya Sooji khawatir, dia berpikir mungkin sesuatu yang buruk telah terjadi sehingga membuat ibunya terlihat resah saat ini.

“apa kau masih pusing? Bagaimana bayinya?” Sooji mengerutkan keningnya, orang rumahnya hari ini benar-benar bersikap aneh.

“sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kalian semua berubah menjadi aneh seperti ini?”

Ibunya menghela nafas panjang, dia tidak tau mau mengatakan apa kepada putrinya itu. Dia terdiam sejenak menatap wajah bingung Sooji lalu tersenyum kecil sembari mengusap punggung tangan anaknya.

“ada apa sebenarnya?” Kini Sooji menjadi semakin khawatir, sesuatu yang buruk mungkin memang telah terjadi dalam keluarganya dan hanya dirinya yang tidak tau menahu tentang hal tersebut, “apa semua ini ada hubungannya dengan tamu kita? Siapa yang datang?”

Ibunya hanya tersenyum kecil dan diam, sama sekali tidak mejawab segala pertanyaan yang dia lontarkan dan itu membuatnya semakin bingung. Lama mereka terdiam, tiba-tiba Gia muncul dengan senyum yang masih sama seperti yang dilihatnya tadi.

“Sooji, ayo—ada yang ingin bertemu denganmu” Ucapnya langsung, Sooji menatap ibunya dengan raut bingung meminta penjelasan tapi ibunya hanya tersenyum dan mengangguk menyuruh Sooji untuk segera keluar.

“siapa?”

“kau akan tau—ayolah”

Gia menarik lengannya untuk masuk ke dalam rumah, sekilas tadi dia melihat ibunya yang masih memandangnya resah. Dia jadi menerka-nerka siapa yang ingin bertemu dengannya? Dia tidak pernah berpikir bahwa akan dikunjungi oleh kenalannya—mengingat selama ini dia tidak terlalu pandai berteman. Saat akan memasuki ruang tengah, mereka bertemu dengan ayahnya yang baru saja keluar dari sana.

“Sooji” Sooji menatap wajah ayahnya yang tegang, entah karena apa—tapi yang jelas dia tau sesuatu memang telah terjadi di sini.

“apa ada masalah?” Tanya Sooji khawatir, ayahnya menggeleng lalu menepuk pundaknya dengan lembut.

“ayah percaya padamu nak” Hanya itu, setelahnya ayahnya menghilang—mungkin menyusul ibunya di teras belakang. Dia kemudian menatap Gia, mengumpat dalam hati karena adiknya itu sama sekali tidak membantu mengurangi rasa penasaran yang sedang berkelana di dalam pikirannya saat ini.

Sampai di ruang tengah, Sooji tertegun. Melihat punggung seorang pria yang duduk disofa membelakanginya. Dia merasa familiar dengan punggung itu tapi dia sama sekali tidak ingin berspekulasi hingga menyebabkannya memiliki harapan yang sia-sia sebelum melihat siapa pria itu sebenarnya.

“dia siapa?” Bisik Sooji ditelinga Gia, tapi mungkin karena terlalu penasaran hingga suara bisikannya terlalu keras dan membuat pria yang tadi sedang duduk dengan tenang disofa bergerak untuk menoleh pada mereka.

Sooji tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya, sampai dia berdiri dan membalikkan badannya untuk menghadap ke arahnya. Melihat dengan jelas wajah pria itu membuat Sooji menahan nafasnya, matanya melebar serta tangannya meremas kuat lengan Gia hingga membuat wanita itu meringis.

“Sooji kau menyakitiku” Lirih Gia berusaha melepaskan tangan Sooji, sementara Sooji mengabaikannya. Dia masih menatap pria itu—pria yang selalu dipikirkannya selama ini, pria yang membuatnya merasakan cinta serta patah hati disaat yang bersamaan, pria yang kini sedang tersenyum kepadanya.

“Myungsoo?”

*

“ah, pelan-pelan” Myungsoo meringis ketika Sooji membersihkan luka disudut bibirnya, dia tidak percaya bahwa datang kemari akan menyebabkannya mendapatkan luka sobek di area wajahnya. Apalagi semuanya diberikan oleh ayah Sooji. Dia benar-benar tidak mengerti.

“apa yang terjadi sebenarnya?”

“aku juga tidak mengerti” Myungsoo mendesah panjang, “ayahmu tiba-tiba menghajarku ketika aku menjelaskan tentang hubungan kita” Lanjutnya.

Sooji meringis, jelas ayahnya akan menghajar pria ini. Mengatakan tentang hubungan mereka sama saja dengan mengakui bahwa dialah yang telah menghamili Sooji, meskipun Myungsoo tidak tau tentang hal itu tapi orang tuanya tau—dan ayahnya sudah pasti merasa berhak untuk menghajar pria yang telah menghamili putrinya diluar pernikahan.

“apa kesalahanku sebesar itu?” Tanya Myungsoo menatap Sooji sendu, wanita itu hanya diam mengobati luka Myungsoo. Setelah selesai dia meletakkan kotak obat di atas meja lalu membalas tatapan pria itu.

“mengapa kau datang kemari?”

“Sooji—”

“aku sudah jelas-jelas mengatakan untuk tidak mencariku, jadi apa tujuanmu kemari?” Sooji mengeraskan hatinya untuk tidak luluh pada pria itu, bagaimanapun dia sudah tau akhir dari kisah mereka. Myungsoo tidak akan bisa menerimanya—terlebih dengan janin yang dikandungnya, pria itu pasti langsung lari setelah mengetahui semuanya dan dia tidak ingin kembali patah hati dengan orang yang sama.

“aku ingin menyelesaikan masalah kita”

“kita tidak punya masalah apapun Myungsoo. Kita sudah selesai” Myungsoo menggeleng, mendekati Sooji dan menyentuh tangan wanitanya, dia memejamkan matanya meresapi kelembutan Sooji dan dia mendesah. Ah, sudah berapa lama aku tidak menyentuh Sooji?

“kau salah—masih banyak hal yang belum selesai di antara kita Sooji”

Sooji menepis tangannya menatap Myungsoo tajam, dia menggeleng dan menjauh dari pria itu memasang sikap defensif. Hampir saja—dia terlena oleh sentuhan Myungsoo.

“tidak ada yang perlu dibahas lagi Myungsoo”

“tidak, banyak yang harus kita bahas. Salah satunya alasan kau pergi dariku!” Ucap Myungsoo tegas, dia telah berjanji untuk menyelesaikan semua masalahnya dengan Sooji hari ini, mengungkapkan perasaannya pada wanita itu setelahnya dia akan memberikan keputusan pada Sooji untuk menerimanya atau menolak, “setidaknya berikan aku penjelasan kenapa kau pergi begitu saja setelah mengatakan kau mencintaiku”

“kau bahkan tidak mau mendengar jawabanku” Sooji menatap Myungsoo sedih, bagaimana bisa dia sanggup mendengar penolakan pria itu? Sudah cukup sakit saat dia tau Myungsoo melarangnya untuk mencintainya, dan pria itu ingin semakin menyakitinya dengan mendengar penolakan? Sooji menggeleng.

“aku sudah tau jawabanmu Myungsoo, tidak perlu diperjelas lagi” Gumam Sooji pelan dengan kepala tertunduk membuat Myungsoo berdecak.

“disini letak masalahnya Sooji!” Myungsoo berseru tapi tidak sampai membentak Sooji, “kau mengatakan cinta padaku, membuatku berharap padamu tapi apa yang terjadi? Bahkan sebelum aku sempat untuk menjawab semuanya—sebelum aku mengatakan perasaanku padamu kau sudah pergi meninggalkanku begitu saja” Myungsoo terengah-engah mengatakannya dengan sekali tarikan nafasnya.

“kepergianmu membuatku frustasi selama ini Sooji. Tiga bulan tanpamu membuatku hancur!” Myungsoo mengamati Sooji dari ujung kepala sampai ujung kakinya, “tapi melihatmu yang baik-baik saja di sini kupikir kau memang bahagia untuk berpisah denganku. Lantas apa gunanya kau mengatakan cinta padaku malam itu? Apa semua itu tidak berarti untukmu? Hubungan kita tidak ada artinya untukmu? Sekarang kau mungkin sudah melupakanku!”

Sooji sontak menatap Myungsoo saat mendengar tuduhan yang paling konyol yang pernah didengarnya, darimana pria itu mengambil kesimpulan bahwa dia baik-baik saja selama ini? Dia hancur, sehancur-hancurnya setelah pergi dari Myungsoo—ditambah mengetahui sebuah nyawa kini tumbuh di dalam tubuhnya membuatnya semakin hancur memikirkan anaknya yang akan lahir tanpa ayahnya nanti.

“aku tidak bahagia” Lirih Sooji pelan menatap Myungsoo sendu, pria itu masih menatapnya nyalang menggeleng tidak percaya akan penuturan wanita itu. Dia kembali menatap Sooji, mengamati betapa bercahayanya wanita dihadapannya saat ini. Terlihat semakin cantik dan berisi dimatanya, sementara dirinya semakin kurus dan tidak terawat, jadi bagian mana dari Sooji yang tidak bahagia?

“aku tidak melihat—tunggu” Alis Myungsoo berkerut mengamati wajah Sooji baik-baik, lalu turun ke tubuhnya, mengamati payudara Sooji yang terlihat lebih berisi dari terakhir kali mereka bersama kemudian kembali menatap wajah Sooji. Saat ini wanita itu memakai kaus longgar berwarna hitam dengan celana legging cokelat yang menutupi seluruh kakinya tapi meskipun begitu tidak bisa menutupi lekuk tubuhnya yang sudah dihapal Myungsoo diluar kepala.

“apa yang kau lakukan!” Sooji berteriak histeris ketika Myungsoo tiba-tiba saja menarik ujung kausnya dan mengangkatnya ke atas sehingga menampilkan perutnya yang tidak tertutupi apapun. Sooji tidak sempat untuk menghalaunya karena terlalu kaget, saat berhasil menarik bajunya kembali Myungsoo telah terlanjur melihat semuanya membuatnya panik.

“kau—kau hamil?” Myungsoo bergumam lirih, menatap perut Sooji yang hanya berupa tonjolan kecil. Meskipun belum terlihat tapi Myungsoo jelas tau bahwa saat ini Sooji sedang hamil, dia tau bentuk tubuh Sooji—meskipun makan sebanyak apapun perut wanita itu akan selalu rata dan dia tau ukurannya jadi perubahan sekecil apapun dia akan tetap menyadarinya.

“kau hamil?” Kini Myungsoo menatap mata Sooji dengan terkejut dan setengah tidak percaya dengan semua ini, sementara Sooji menggigit bibirnya cemas tidak tau harus menjawab apa.

“sial! Kau hamil!” Myungsoo beranjak dari tempatnya duduk dengan wajah mengeras, dia mengusap rambutnya kasar, “anakku dan sama sekali tidak memberitahuku selama ini?” Wajah pria itu masih terlihat tercengang saat berseru menatap Sooji, mengetahui bahwa wanita itu sedang mengandung anaknya membuatnya tidak bisa berkata apa-apa dan tidak tau untuk merasakan apa saat ini.

“anakku Sooji! Kau mengandung anakku!” Mata Sooji berkaca-kaca mendengar suara Myungsoo yang mengeras, dia tidak tau apakah pria itu marah padanya atau kepada siapa. Siapa yang salah jika dia tidak memberitahu Myungsoo tentang anak itu jika Sooji sendiri tau bahwa reaksi yang akan diberikan oleh Myungsoo seperti ini. Bagaimana bisa dia mau mengaku?

“mengapa kau sangat yakin ini adalah anakmu?” Ucap Sooji bergetar membuat Myungsoo menatapnya nyalang, pria itu mendekat dan menunjuk perut Sooji dengan telunjuknya.

“hanya aku satu-satunya pria yang pernah menyentuhmu Sooji, luar dan dalam. Dan aku yakin kau bukan wanita yang gampang untuk tidur bersama pria lain” Ucap Myungsoo penuh penekanan.

Sooji meringis, kata-kata Myungsoo membuatnya sesak. Dalam keadaan normal seharusnya dia tidak mengambil pusing tentang perkataan Myungsoo kepadanya, tapi saat ini hormon kehamilan sedang menguasai tubuhnya jadi dia tidak sanggup untuk menahan air mata yang sejak tadi ditahannya.

“Aku bukan wanita jalang yang bebas menjajakan tubuhku di luar sana! Benar hanya kau yang menyentuhku dan ya ini anakmu! Anakmu sialan! Kau berharap aku mengatakannya padamu disaat kau menolakku? Aku masih punya harga diri untuk tidak mengemis padamu! Kau puas!”

Myungsoo tertegun mendengar teriakan Sooji, wajah wanita itu sudah bersimbah air mata membuatnya menyesal telah mengeluarkan kata-kata kasar padanya. Dia akhirnya mendekat untuk menangkup pipi Sooji dengan kedua tangannya yang besar.

“hei—jangan menangis” Ucap Myungsoo kini dengan suara yang lebih lembut tapi bukannya berhenti, wanita itu tambah terisak.

“ak—aku mencintaimu bodoh! Tapi jika kau tidak mencintaiku bagaimana aku bisa mengatakan bahwa aku mengandung anakmu” Lirih Sooji diantara tangisannya, mendengar pengakuan cinta Sooji lagi membuat dada Myungsoo membuncah—segala kekhawatirannya selama ini menguap begitu saja. Sooji masih mencintainya dan dia yakin jika wanita itu akan terus dan tetap mencintainya.

“bodoh!” Myungso tertawa kecil lalu menarik Sooji untuk masuk kedalam pelukannya, “kau benar-benar wanita paling bodoh”

Myungsoo meringis saat merasakan tinjuan Sooji didadanya, namun setelahnya dia tersenyum saat Sooji memeluk lehernya dengan erat. Membenamkan wajahnya yang basah di dadanya.

“aku merindukanmu” Bisik Sooji pelan, tangisannya masih belum berhenti membuat suaranya tidak begitu jelas tapi Myungsoo mengerti apa yang dikatakan oleh wanita itu.

“aku lebih merindukanmu sayang” Myungsoo mencium kepala Sooji lalu melerai pelukan mereka, dia mengusap wajah Sooji yang basah lalu tersenyum menatap intens kepada Sooji.

“dengar, aku hanya mengatakannya sekali jadi pasang telingamu baik-baik” Sooji mengerjapkan matanya mendengar suara Myungsoo, dia menantikan apa yang akan pria itu katakan dan berusaha mempertajam telinganya agar tidak melewatkan setiap kata yang terlontar dari bibir pria itu.

“aku sangat—sangat—sangat—mencintaimu”

***

Gia tersenyum menatap ayah dan ibunya kemudian kembali memandang pria yang sedang duduk dihadapannya.

“Sooji benar-benar pintar mencari pria” Gumamnya pelan membuatnya ayahnya berdehem meliriknya tajam sementara ibunya dan Myungsoo terkekeh pelan mendengar itu.

“jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya?” Ayah Sooji menatap serius pada Myungsoo, pria yang sudah membuat anaknya hamil. Ah jika mengingat itu dia seperti ingin menghajar pria itu lagi—tapi dia menahannya, bagaimanapun juga pria itu adalah ayah dari cucunya dan pria yang dicintai oleh putrinya. Dia jelas tidak ingin dibenci oleh anak dan cucunya nanti.

“saya akan bertanggung jawab atas Sooji dan anak kami” Ucap Myungsoo yakin membuat tuan Bae mengernyit merasa tidak senang dengan keputusannya itu.

“kau melakukannya karena tau Sooji sedang hamil saat ini?” Myungsoo menatap pria paruh baya itu sejenak lalu menggeleng dengan pasti.

“tentu saja tidak. Saya sudah merencanakan untuk melamar putri anda sebelum datang ke rumah ini, dan mengetahui bahwa dia sedang mengandung anak kami—membuat keyakinan saya semakin kuat untuk menikahinya”

Gia menatap Myungsoo terpana, dalam hatinya dia merasa iri karena Sooji bisa mendapatkan pria seperti Myungsoo yang dengan berani melamarnya di hadapan orang tua mereka.

“ayah, jangan menolak lamaran Myungsoo. Tidak baik menolak rejeki” Ucap Gia masih menatap Myungsoo dengan senyum manisnya, Myungsoo menatap Gia sekilas lalu membalas senyuman wanita itu. Semakin lama melihat Gia, Myungsoo semakin yakin kalau dia memang saudara kembar Sooji. Senyum mereka sama persis, terlihat cantik.

“Gia, jangan menggoda calon suami kakakmu” Tegur ibunya membuat Gia terkekeh pelan, sementara Myungsoo tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.

“kau sudah mengutarakan niatmu pada Sooji?” Disela tawa mereka, tuan Bae menyela dengan suara dingin membuat mereka terdiam, Myungsoo berdehem pelan membalas tatapan serius ayah Sooji padanya.

“belum, saya akan mengatakannya segera”

“saya akan menerimamu jika putriku juga menerimanya, jadi berusahalah” Ujarnya membuat Myungsoo tersenyum dan mengangguk antusias.

“saya akan berusaha”

“Myungsoo”

Semua orang yang berada diruang tengah langsung menoleh saat mendengar suara itu, Myungsoo terseyum pada Sooji yang berdiri diujung tangga dan menatapnya dengan wajah yang masih berantakan. Sangat jelas wanitanya baru bangun dari tidurnya saat ini.

“hei” Myungsoo beranjak dan mendekati Sooji setelah mendapatkan izin dari kedua orang tua wanita itu, “selamat pagi” Bisiknya pelan.

“kau disini” Gumam Sooji masih menatap Myungsoo, pria itu menganggukan kepalanya sembari mengusap pipi Sooji.

“kau baik-baik saja? Bagaimana keadaan babynya?”

“aku tidak bermimpi?” Sooji terdengar meracau membuat Myungsoo bingung, wanita itu bahkan mengabaikan pertanyaannya. Dia melirik Gia sekilas yang hanya tertawa geli lalu kembali menatap Sooji.

“mimpi?”

“kau kerumahku kemarin—aku pikir itu hanya mimpi” Myungsoo tersenyum mendengarnya, tangannya dengan lembut merapikan rambut Sooji yang terlihat berantakan itu lalu kemudian dia menurunkan tangannya untuk mengusap perut Sooji.

“ini kenyataan sayang, kau tidak bermimpi”

“benarkah?” Sooji menatapnya terperangah, saat melihat Myungsoo mengangguk wanita itu akhirnya tersenyum dan langsung memeluk Myungsoo.

“aku lega mendengarnya” Ujar Sooji dengan suara pelan, “aku ingin tidur lagi” Lanjutnya, Myungsoo tersenyum—kapan lagi dia bisa merasakan kemanjaan Sooji kalau bukan saat ini? Sepertinya kehamilan Sooji membawa keberuntungan untuknya.

“baiklah, aku akan mengantarmu ke kamar” Ucap Myungsoo, memapah Sooji untuk kembali naik ke tangga menuju kamar wanita itu.

“apa yang kalian bicarakan?” Sooji bertanya masih dengan tubuh yang memeluk Myungsoo, pria itu dengan cekatan membawanya ke kamar dan membaringkannya di atas ranjang lalu dia duduk disamping Sooji bersandar dikepala ranjang wanita itu.

“kau penasaran?”

“tentu saja—apa ayahku memukulmu lagi?” Sooji mendongak menyentuh wajah Myungsoo, bekas luka disudut bibir pria itu masih sedikit kentara dan dia tidak tega jika ayahnya kembali merusak wajah Myungsoo.

“jangan khawatir, ayahmu sangat baik padaku hari ini” Ucap Myungsoo menggenggam tangan Sooji yang menyentuh wajahnya.

“lalu katakan apa yang kalian bicarakan?”

“rahasia”

“Myungsoo!”

Myungsoo tertawa saat Sooji memukul dadanya dengan pelan, wanita itu jelas sangat mencintainya—bahkan disaat kesalpun Sooji tidak tega untuk memukulnya dengan kuat.

“bukannya kau mengatakan ingin tidur? Sekarang ayo tidur”

“aku sudah tidak mengantuk lagi” Ujar Sooji dengan bibir mengerucut, melihat wajah menggemaskan itu Myungsoo langsung menunduk dan mengecup bibir Sooji cepat membuat wanita itu terkejut.

“Myungsoo!”

“jangan salahkan aku karena kau terlalu menggemaskan sayang”

Sooji berdecak pelan, dia bergeser dan ikut duduk disamping Myungsoo. Menyelipkan tangannya dibalik punggung pria itu untuk dia peluk.

“kau tidak kembali ke Seoul?”

“tidak, aku masih ada sedikit urusan disini” Sooji menatap Myungsoo penasaran, mempertanyakan perihal urusan pria itu di kota ini, “masih rahasia sayang, kau akan tau segera” Myungsoo berkedip menatap geli pada Sooji yang kini sudah menekuk wajahnya dengan kesal.

“berapa banyak rahasia yang kau miliki? Aku bahkan belum mengetahuinya satupun” Desah Sooji membuat Myungsoo tersenyum, dia memeluk tubuh Sooji menghapus jarak diantara mereka.

“tanyakan saja apa yang ingin kau tau” Sooji menatap Myungsoo antusias, diberi kebebasan untuk bertanya membuatnya senang, “diluar pembicaraanku dengan orang tuamu Sooji” Tegur Myungsoo membuat wajahnya kembali cemberut.

“tidak boleh tentang itu?” Myungsoo mengangguk tegas, Sooji mendesah memikirkan apa yang akan ditanyanya.

“baiklah, bagaimana dengan penjelasan tentang mengapa kau tiba-tiba datang ke rumahku?” Myungsoo tersenyum mendengarnya, sudah pasti Sooji akan menanyakan hal tersebut.

thank to Gia sayang, beberapa hari yang lalu dia melihatku. Kupikir dia hanya akan mengabaikanku, tapi nyatanya dia malah menghampiriku dan menanyakan banyak hal”

“Gia? Jadi—dia membohongiku?” Myungsoo tersenyum dan mengangguk kecil, sebenarnya dia yang menyuruh Gia untuk tidak menceritakan tentang pembicaraan mereka beberapa hari yang lalu dan Gia mengatakan bahwa dia hanya akan memberitahu Sooji bahwa dia melihat Myungsoo di depan rumah mereka, tidak lebih.

“kalian bersekongkol”

“maafkan aku sayang—tapi berkat bantuan Gia kita akhirnya kembali lagi kan?” Sooji mengulum senyumnya dan mengangguk membenarkan perkataan Myungsoo. Jika saja Gia tidak mendapati Myungsoo di depan rumah mereka mungkin saat ini dia masih merasa kesepian merindukan Myungsoo.

“jadi pertanyaan selanjutnya?” Tanya Myungsoo membuat Sooji berpikir sejenak.

“kau mengatakan bahwa kau mencintaiku sejak lama—tapi mengapa ketika aku mengungkapkan perasaanku kau malah diam saja?” Tanya Sooji akhirnya. Myungsoo menghela nafasnya, mungkin saatnya untuk memberitahu Sooji tentang masa lalunya.

“saat itu aku takut—takut untuk mengutarakannya”

“kenapa?”

“aku adalah pria yang buruk untukmu Sooji” Sooji mengerutkan keningnya bingung.

“apa maksudmu?”

“dulu aku memiliki kekasih—dia adalah kekasih pertamaku. Pertama kalinya aku merasakan yang namanya cinta, diawal semua terasa begitu sempurna. Aku bahagia, kekasihku bahagia—kami melewatinya setiap hari dengan penuh kasih sayang—” Myungsoo mulai bercerita, Sooji menahan dirinya untuk tidak mengomel karena mendengar cerita tentang kekasih pertama prianya itu karena dia harus mendengarnya sampai tuntas.

“aku mencintainya—dan karena terlalu mencintainya aku menjadi terlalu protektif kepadanya. Aku melarangnya untuk kemanapun tanpa sepengetahuanku, aku terus mengontrol kegiatannya karena tidak ingin dia kenapa-kenapa. Aku adalah pria yang posesif, aku tidak senang ketika wanita yang kucintai dekat dengan pria lain selain diriku, sampai suatu hari aku menemukannya tidur bersama pria lain di apartemennya”

Sooji menganga mendengar cerita Myungsoo, seseorang berselingkuh darinya? Sungguh tidak masuk akal, bagian mana dari Myungsoo yang tidak membuat wanita itu puas? Bahkan Sooji sudah merasa lebih dari cukup hanya menjadi partner sexnya selama dua tahun ini tanpa status yang jelas, lantas kenapa wanita itu malah berselingkuh dari Myungsoo yang jelas-jelas mencintainya.

“malam itu aku marah besar tapi karena dia meminta maaf dan aku terlalu mencintainya akhirnya aku memaafkannya. Hubungan kami kembali, tapi tidak membaik malah semakin buruk. Dia selalu melawanku, mengabaikan peringatanku untuk tidak kemana-mana sendirian dan sebulan setelah perselingkuhan itu aku mendapatinya kembali berselingkuh dengan pria lain” Myungsoo mendesah, dia sebenarnya tidak ingin mengingat semuanya kembali, apa yang dia ceritakan pada ibunya dan Gia kemarin hanya inti dari permasalahannya. Tidak sampai ke akar-akarnya. Tapi Sooji berhak untuk tau segala hal tentangnya, wanita itu adalah calon istri serta ibu dari anak-anaknya kelak. Tidak akan ada rahasia apapun lagi.

“dan parahnya pria yang menjadi selingkuhannya adalah rekan kerjaku sendiri” Sooji menutup mulut dengan kedua tangannya, tidak percaya dengan apa yang Myungsoo ceritakan.

“wanita itu sangat jahat” Gumam Sooji, Myungsoo tersenyum miris dan menggeleng.

“tidak sayang, dia melakukan itu karena aku yang terlalu buruk untuknya” Myungsoo mendesah, dia semakin erat memeluk Sooji memberi kecupan dipelipis wanita itu, “dia berkata bahwa dia merasa tertekan selama berhubungan denganku. Sikapku yang terlalu posesif membuatnya stress dan hampir depresi, dia tidak sanggup untuk bertahan denganku tapi tidak tega untuk memutuskanku akhirnya dia memilih mencari pria lain untuk menghilangkan stress yang dialaminya” Lanjut Myungsoo.

“kau tidak seburuk itu Myungsoo”

“aku sangat buruk, bahkan setelah mengetahui semua masalahnya aku masih menahannya. Aku masih mengekangnya, aku bahkan mengurungnya di dalam apartemennya sendiri tanpa membiarkannya keluar membuatnya semakin depresi tapi aku mengabaikannya, selama dia bersamaku aku tidak masalah. Aku hanya tidak ingin mendapati dia bersama pria lain lagi, rasa posesifku semakin menguat padanya saat itu”

Sooji memeluk Myungsoo, membenamkan wajahnya dilengan pria itu. Meskipun tidak pernah mersakannya tapi dia tau seberapa sakit yang Myungsoo rasakan waktu itu, mencintai sampai mau gila rasanya. Itulah yang Myungsoo rasakan.

“suatu hari aku meninggalkannya di apartemen sendirian, kupikir dia sudah tenang dan tidak berniat untuk pergi dariku lagi—sampai saat aku kembali ke apartemen, dia sudah tidak ada di sana. Aku panik tentu saja, aku mencarinya ke semua tempat tapi tetap tidak menemukannya. Sampai malam hari aku baru kembali ke apartemen dan mendapatkan telepon dari rumah sakit, dia mengalami kecelakaan beruntun—” Myungsoo menahan nafasnya, memejamkan matanya menghalau segala perasaan bersalah yang bersarang didirinya saat ini, “dan membuatnya meregang nyawa saat itu juga”

Sooji terisak, dia tidak tau jika selama ini Myungsoo memiliki masa lalu yang begitu menyakitkan. Mengetahui orang yang kau cintai meninggal dunia karena merasa tertekan karena bersamamu, pasti itu adalah pukulan yang sangat menyakitkan untukmu.

“Myungsoo—”

“diagnosa dokter mengatakan bahwa dia mengkomsumsi pil anti depresan selama 6 bulan dan sebelum kecelakaan itu dia mengkomsumsi pil itu berlebihan sehingga membuatnya overdosis. Dia menyetir dalam keadaan tidak sadar akibatnya dia menabrak pengendara lain dan akhirnya kecelakaan itu terjadi”

“Myungsoo—”

“saat itu aku berpikir mungkin bukan cinta yang kurasakan padanya, tetapi hanya obsesi—karena dia adalah cinta pertamaku jadi aku berkeras ingin mempertahankannya sampai kapanpun yang akhirnya membuatnya menjadi celaka. Semua karena kesalahanku—”

“berhenti, sudah cukup” Sooji berseru meremas lengan Myungsoo dia menatap pria itu dengan tatapan terlukanya, dia menggeleng pelan menyuruh Myungsoo untuk menghentikan semuanya. Sudah cukup dia mendengar, dia tidak akan bertanya apa-apa lagi pada pria itu. Dia sudah mengetahui lebih dari cukup tentang rahasia Myungsoo.

“ceritaku belum selesai”

“sudah cukup, aku mengerti” Sooji terisak membuat Myungsoo panik.

“sayang, kenapa menangis? Aku menyakitimu?” Sooji menggeleng pelan memeluk Myungsoo erat, “jangan menangis” Myungsoo mengusap pundaknya guna untuk menenangkan wanita itu.

“aku percaya padamu, aku mencintaimu—aku mencintaimu Myungsoo”

“kau tidak takut padaku?”

“kau bukan pria yang buruk, aku percaya kau tidak akan melukaiku—dan anak kita”

“aku bisa saja membuatmu tertekan karena perilakuku, aku akan sangat menyebalkan jika mencintai seseorang”

“aku bisa melewatinya selama 2 tahun terakhir”

“aku akan melarangmu untuk dekat dengan pria lain”

“aku tidak ingin dekat dengan siapapun selain dirimu”

“aku bisa mengekangmu di dalam rumah kita nanti, melarangmu keluar”

“aku senang menghabiskan waktu berdua denganmu—bertiga dengan anak kita kelak”

Myungsoo tersenyum mengeratkan pelukannya, benar kata Gia. Sooji bukanlah Inha, jadi dia tidak perlu takut untuk kehilangan Sooji karena wanita itu jelas mencintai dirinya dengan segala kekurangan yang dia miliki, begitupun dirinya dia mencintai Sooji dengan semua kelemahannya.

“aku mencintaimu”

Sooji tersenyum dalam pelukan Myungsoo, pria itu mengulanginya—mengatakan cinta. Padahal kemarin dia jelas mengatakan tidak akan pernah mengulanginya lagi.

“aku mencintaimu”

***

Sooji terengah-engah menahan nafasnya, dia tersenyum lemah menatap Myungsoo di atasnya. Pria itu berhenti bergerak sejenak menatap Sooji khawatir.

“kau tidak apa-apa?”

Sooji mengangguk yakin, menyuruh Myungsoo untuk kembali bergerak di atasnya. Ini adalah percintaan pertama mereka setelah berbulan-bulan berpisah, beberapa hari yang lalu Myungsoo sudah berkonsultasi dengan dokter kandungannya dan menanyakan perihal keamanan bercinta selama Sooji mengandung. Dan saat mendengar jawaban sang dokter Myungsoo langsung berseru senang, memasuki bulan keempat mereka sudah bisa melakukannya seperti biasa tetapi tetap memperhatikan gerakan yang akan mereka lakukan agar tidak melukai bayi mereka.

Setelahnya, Myungsoo mencari tau tentang gaya yang aman digunakan untuk bercinta jika pasangannya sedang mengandung. Melihat antisiasme Myungsoo membuat Sooji hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya, sebegitu semangatnya Myungsoo mau bercinta dengannya sampai harus repot-repot mencari artikel tentang itu.

“aku sudah berpuasa selama 4 bulan lebih”

Itulah jawaban Myungsoo ketika Sooji menanyakan mengapa pria itu terlalu antusias, dan Sooji? Hanya bisa pasrah jika pria itu mengajaknya untuk bercinta karena sesungguhnya dia juga menikmatinya. Seperti saat ini.

Mereka berencana untuk makan malam bersama, tapi karena otak mesum Myungsoo akhirnya Sooji tergoda untuk melakukan satu kali percintaan bersamanya sebelum mereka berangkat yang berakhir dengan berkali-kali.

“Myungsoo—”

“ya sayang” Myungsoo mengerang saat bergerak pelan diatas Sooji, dia juga menjaga ritme serta gerakannya agar tidak menyakiti Sooji dan bayi mereka.

“ma—kan malamnya?” Sooji bersuara dengan susah payah membuat Myungsoo tersenyum, dia menunduk dan melumat bibir Sooji intens.

“lain kali, yang ini lebih penting”

Ujar Myungsoo final, akhirnya mereka menghabiskan malam itu dengan kegiatan percintaan mereka yang begitu menyenangkan. Myungsoo sangat bersyukur dengan keadaan Sooji, sekali lagi hormon kehamilan memberinya keuntungan yang sangat besar.

*

Paginya Sooji panik, terbangun tanpa kehadiran Myungsoo. Pakaian pria itu juga sudah menghilang dari kamarnya, sementara dia masih telanjang dibalik selimut tipis. Menatap jendela yang sudah terang benderang membuat Sooji meringis.

Myungsoo pasti sudah kembali, dan itu membuatnya kecewa. Dia sangat ingin bangun pagi ini dengan melihat wajah Myungsoo yang tidur disampingnya—tapi harapannya sia-sia. Pria itu telah pergi.

Dengan lesu, Sooji beranjak dari ranjang dan memasuki kamar mandi. Memulai kegiatan paginya seperti biasa, namun moodnya tidak seperti biasanya karena Myungsoo.

Setelah mandi dan berpakaian, Sooji keluar dari kamar. Menuruni tangga dan berjalan menuju dapur, ketika tidak menemukan siapapun disana Sooji mengernyit.

“Gia?” Sooji berseru tapi tidak mendapati sahutan, dia menyerukan nama ayah dan ibunya juga dan hasilnya sama tidak mendapatkan balasan apapun.

“mereka ke mana pagi-pagi begini?” Gumam Sooji pelan, menggeleng untuk mengabaikan ketiadaan orang tua serta adiknya di rumah ini akhirnya Sooji menuju counter untuk membuat susu. Sebelum makan dia harus meminum susu dulu agar tidak memuntahkan makanannya, kebiasaan yang aneh tapi sudah seperti begitu semenjak kehamilannya memasuki bulan keempat.

Saat sedang menikmati susunya, suara dering telepon rumah membuatnya terkejut. Sooji berdecak karena suara itu mengagetkannya, berjalan menuju ruang tengah dan meraih gagang telepon hendak menjawab.

“halo?—Gia? Kau di mana?”

“ayolah Gia jangan bercanda, ayah dan ibu juga tidak ada” Sooji memutar bola matanya mendengar jawaban Gia diseberang telepon.

“ya ya baiklah—awas saja jika kau menipuku—oke-oke aku keluar”

Sooji berdecak, dia tidak akan memaafkan wanita itu jika semua ini adalah permainannya, dia berjalan menuju pintu depan. Gia mengatakan jika dia dan orang tuanya berada di halaman depan, Sooji mengerutkan keningnya—apa yang mereka lakukan disana.

Baru setelah membuka pintu barulah Sooji tau maksud Gia, dia menganga lebar melihat cengiran khas adiknya itu serta senyum yang terpatri diwajah kedua orang tuanya—serta dua orang tua yang sebaya dengan ayah dan ibunya juga sedang tersenyum padanya dan terakhir—pria yang pagi ini membuat moodnya memburuk.

Mereka berdiri berjejer dipekarangan rumahnya membuatnya kebingungan, dia hanya berdiri diambang pintu mengamati keenam orang itu, beberapa tetangga juga sudah berkumpul di seberang jalan untuk melihat keanehan yang terjadi disana.

“apa yang kalian lakukan?” Tanya Sooji setelah mengatasi keterkejutannya.

Myungsoo berdehem pelan lalu maju beberapa langkah dari barisan yang mereka buat, Sooji mengernyit—apa yang sebenarnya mereka ingin lakukan.

“Sooji—” Wajah Myungsoo terlihat gugup saat menatapnya membuat Sooji menebak, mungkin Myungsoo ingin mengakui rahasianya lagi? Kali ini mungkin rahasia yang bisa membuatnya marah besar sehingga Myungsoo menyewa ayah dan ibunya untuk berpartisipasi dalam pengakuan ini? Sooji menggeleng—pemikirannya terlalu jauh.

“aku—aku tidak tau pengakuan seperti apa yang kau impikan selama ini—” Myungsoo menelan salivanya, masih menatap lurus pada Sooji, “tapi disini, dihadapan kedua orang tuamu—kedua orang tuaku serta satu-satunya saudara yang kau miliki, aku akan mengakui banyak hal padamu” Myungsoo terdiam mengamati reaksi Sooji.

Sooji memasang wajah datarnya, jadi pemikirannya benar? Myungsoo ingin mengakui sesuatu? Apa pria itu telah berselingkuh?

“Myungsoo!”

“jangan menyelaku—biarkan aku menyelesaikannya, sebentar lagi” Ucap Myungsoo memelas, dia sangat gugup saat ini. Dia hanya berharap bisa menyelesaikan semuanya dengan sempurna agar segala kecemasannya sirna.

Sooji diam membiarkan Myungsoo melanjutkannya, dia akan menyimpan kemarahannya setelah pria itu selesai.

“aku bukanlah pria yang sempurna untukmu, aku pria egois, posesif dan keras kepala. Aku terlalu buruk untuk bersanding denganmu, sementara kau adalah wanita yang sempurna. Dan pria egois ini mencintaimu sepenuh hati”

“aku berpikir, apakah benar kau telah menetapkan pilihanmu padaku. Apakah kau tidak menyesalinya nanti? Apakah kau akan meninggalkanku jika menemukan pria yang lebih baik dariku? Apakah kau mencintaiku sebesar aku mencintaimu?”

“semua pertanyaan itu telah berkelana dalam pikiranku selama ini, tapi saat melihat senyumanmu untukku, melihat kau yang selalu tertawa disampingku, melihatmu selalu memberiku pengangan disaat aku lemah, semua kekhawatiran yang aku rasakan menguap begitu saja meghilang digantikan dengan perasaan cinta yang luar biasa untukmu”

Sooji menahan nafasnya selama mendengar pidato Myungsoo, sama sekali tidak ada kata-kata romantis maupun puitis didalamnya tapi Sooji merasa tersanjung mendengarnya.

“dan saat ini, pagi ini—pria egois yang mencintaimu sepenuh hati ini memberanikan diri untuk mengajakmu untuk menghabiskan sisa hidupmu bersamanya. Pria egois ini memberanikan diri untuk memintamu untuk menjadi pendamping hidupnya selamanya”

Memberi jeda sejenak, Myungsoo menarik nafasnya panjang sebelum mengutarakan kalimat terakhirnya.

“Pria egois ini memberanikan diri untuk meminangmu dihadapan orang tua kita. Menikalah denganku Bae Sooji”

Sooji terpana, dia mengerjap mendengar kalimat terakhir Myungsoo. Sejak awal pidato pria itu, dia sama sekali tidak menyangka bahwa semua ini akan dilakukannya, Myungsoo berniat untuk melamarnya pagi ini dan itu semua diluar perkiraannya.

“kau melamarku?” Ungkap Sooji terperangah menatap Myungsoo yang sedang menegang ditempatnya berdiri saat ini, mereka saling memandang tanpa mengatakan apapun. Hingga suara Gia menginterupsi Sooji membuatnya menoleh pada gadis itu.

“Sooji!”

Gia tersenyum dan membalikan badannya, kemudian ayahnya dan ibunya yang berbalik setelahnya kedua orang tua yang diduganya adalah orang tua Myungsoo. Sooji terkejut—dibalik punggung mereka terdapat huruf yang merangkai sebuah kalimat yang mungkin adalah sebuah kalimat perintah.

“said Y!

Gia berseru membuat Sooji mengerjap.

“said Y Sooji!”

“said Y”

Seruan berikutnya terdengar menggema ditelinganya, bukan hanya Gia yang menyerukan kalimat itu tapi juga orang tuanya dan Myungsoo serta beberapa tetangga yang juga ikut menyaksikan adegan ini. Sooji menutup wajahnya, ini adalah kejadian paling memalukan yang pernah dirasakannya.

“just said Y dear”

Sooji menatap Myungsoo yang masih menunggu jawabannya, kemudian melihat orang-orang disekitarnya yang berseru memintanya untuk menjawab Myungsoo. Dia tersenyum miring.

“ini lamaran yang paling memalukan dan tidak romantis!” Seru Sooji menatap Myungsoo garang, membuat semua orang terdiam. Begitupun Gia, menoleh dan menatap cemas pada Sooji.

“aku tidak mengharapkan ini terjadi di halaman rumahku dan ditonton oleh tetangga ayahku, benar-benar memalukan. Orang tuaku bahkan harus memakai kaos yang kekanakan seperti itu”

Myungsoo mendesah, terlihat kecewa karena ucapan Sooji yang tidak menyukai kejutannya.

“dan aku tau kau bukan pria romantis yang bisa melakukan lamaran yang aku inginkan—” Perlahan senyum lebarnya tercipta, dia menatap Myungsoo penuh binar—bukan lagi tatapan maut seperti yang baru saja diperlihatkannya.

“but I still said yes! yes! And yes!”

Sooji berseru membuat semua orang yang tadinya menahan nafas mereka langsung mendesah lega, sementara Myungsoo masih terpaku ditempatnya menatap Sooji tidak percaya, wanita itu beranjak dari tempatnya berlari kecil untuk mendekati Myungsoo yang masih mematung dan segera memeluk pria itu dengan erat.

“I said Y Myungsoo

Myungsoo mengerjap mendapatkan kembali kesadarannya, sedetik kemudian dia memekik girang lalu memeluk tubuh Sooji tidak terlalu erat—dia masih mengingat kehadiran calon anaknya diantara mereka.

Myungsoo sadar jika apa yang dilakukannya saat ini jauh dari harapan Sooji, memalukan dan sama sekali tidak romantis—pemilihan tempat dan waktu yang benar-benar salah, mencetuskan ide bodoh dengan menggunakan kedua orang tua mereka sebagai pemeran pembantu, tapi Myungsoo tetap puas meskipun harus mempermalukan dirinya karena akhirnya bisa melakukannya.

Melamar Sooji secara resmi dihadapan semua orang dan membuat Sooji menerima lamarannya pagi itu. Itu adalah tujuan utamanya selama ini.

Membuat Sooji mengatakan ‘ya’ untuk lamaran paling tidak romantisnya itu.

END.

 

Iya END. Ceritanya fix berakhir di sini 😃😃😃

DILARANG KERAS PROTES 🔫🔫🔫🔫

INI UDAH PANJANG BANGET MASIH MAU PROTES JUGA? 😤😤😤

Sudah aku bilang kalau ide FF ini udah hilang jadi aku replace dengan ide baru, tapi hasil akhirnya tidak sesuai dengan ide awal cerita ini karena aku memang sepenuhnya lupa dengan idenya 😂😂😂 tapi untuk bagian masa lalu Myungsoo aku masih ingat sedikit dan akhirnya jadi cerita itu 😅

Berbuhung aku sudah lupa dulu mau buat adegan lamarannya kayak apa, jadi aku ubah seperti ini saja. Dimana Myungsoo melamar Sooji dengan cara yang paling tidak romantis dan memalukan, kalau kalian berharap lamaran yang manis-manis sorry to say! Tempatnya bukan disini 😂

Karena judulnya “The Propose” jadi cerita ini berhenti disaat adegan lamar-melamarnya kelar. Gak ada lanjutan, sequel, extra, epilog atau semacamnya, endingnya sesuai judul ya!

Nah, kalau masih banyak yang mau penasaran dicerita ini sok ayuk ditanya. Aku bakal jawab semuanya 😆 gak bakal ada rahasia lagi diantara kita 😋

Makasih untuk kalian yang sudah mau membaca cerita gagal ini 😂😂😂 awalnya aku gak niat buat publish karena udah gak ingat idenya, tapi pas liat part yang sudah kelar aku ketik jadi sayang makanya aku lanjutin dan hasilnya–ya seperti ini, kekurangannya berhamburan dimana-mana 😅 mohon dimaklumi yaa 😉 Senang banget karena kalian suka sama cerita ini 😆😆😆 meskipun mungkin endingnya mengecewakan kalian tapi aku harap kalian masih mau menantikan ceritaku selanjutnya 😙😙😙

Thankyou.xoxo
elship_L
.
.
[Made ● 13/08/16]
[Published-Edited on Wattpad ● 19/08/16]
[Published-Edited on WordPress ● 20/08/16]

39 responses to “THE PROPOSE – EMPAT/END

  1. Yess happy ending 😀
    uwaaah myung cute juga waktu nglamar kkk~ suzy mah seneng aja kok kaya nya mau dilamar dengan cara apapun HH buktinya lamaran myung yang katanya ga romance dapat ia terima kkk~
    waaw kejutan sekali myung jelasin masa lalu nya, jadi itu alasan nya myung bilang kalau dia pria yang tak baik untuk suzy. Lagi2 suzy mah pasti ikhlas aja kalau harus protect kin oleh myung kkk~
    oke fix unnie, cerita ini bukan cerita gagal. Ini cerita yang keren bgt tau 😀 sukasukasuka !
    Btw Gia itu saudara kembar suzy? Gambaran nya dia mirip ga sama suzy?

    Tapi pokoknya ini Happy ending aja ya 😀 kalau begitu Cheer up for new story 😉 *shyshyshy*

    Liked by 1 person

  2. I LVE HAPPY ENDING !!!!!!!!!!!!!!!!!
    BEST BEST BEST BEST BEST !!!!!

    😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊
    Dalam 1 hari author dapat update 4 chap & ending sekali !! Terima kasih 😢😢😢😢

    Please buat cerita macam ni lagi author ! Romantica story ! 😗😗😗😗😗

    Liked by 1 person

    • Hehehe ini crita udah aku publish lebih dulu di wattpad, kemsrin baru kelar aku publish disana…trus kepikiran sama blog ini, makanya tadi aku publish disini 😂😂😂😂 sdh trlalu lama terabaikan sih 😅

      Nanti kalau aku comeback lagi…skrg lgi masa semi hiatus aku, ngurus skripsi~ doakan aja bulan 11 nnti kelar aku jdi bsa comeback trus buat crita” bru lagi 😁😁😁😁

      Btw makasih yaa udah di baca

      Like

  3. Ternyata Myungsoo punya masa lalu yang suram. Tapi gak usah takut juga kali. Kalau emang cinta sama Sooji yah langsung utarakan saja. Sooji dan Inha itu 2 orang yg sangat berbeda. Mereka tidak sama, jadi belum tentu Sooji terkekang jika Myungsoo bersikap posesif padanya. Siapa tau aja Sooji malah senang. Hahaaa
    Karena Sooji benar2 mencintai Myungsoo dgn tulus. 🙂
    Myungsoonya aja yg kurang berani. Kkekekeee
    Tapi untung lah sekarang mereka bahagia. Myungsoo sampai melamar Sooji. Aduhaaiii senangnyaaaaaa. 🙂

    Liked by 1 person

  4. Astaga pasti suzy malu banget pagi2 diliatin tetangga.hahah.myung tetep so sweet lok..akhirnya myungzy bersatu.happy end.good job thor.ffnya keren

    Liked by 1 person

  5. Aahhhh menurutku itu romantis bangettttt berani ngelamar sekaligus memasuk sertakan (?) Orgtua mereka itu romantis menurutku dan itu gentleman namanya kkkkkk~
    Agak nyesek sih pas tau myungsoo cinta banget sama cinta pertamanya itu tpi skrng hanya suzy yg ada dihati myungsoo hohoho~
    Over all perfect bingitzzzzz wkwkwk
    Fighting buat project ff lainnya kkkk~
    😀

    Liked by 1 person

  6. hello kakak author ceritanya udah ending… hmmm k ogi kau berhasil membuatku baper, berharap ada laki2 di real life kaya myung, ngk papa posesif itu kan berarti dy perhatian plus paket jumbo bonus muka tampan itu kan bener2 laki sempurna didunia ini hufftttt.. Pokoknya dipart2 akhir ini kita bnyakan senyun2 gaje dari sebelumnya sedih sedihan sama hothot’an sm adegan nganunya… Ditunggu karyanya lagi ya, lebih tepatnya aku nunggu karya2 yg bergenre married life gtu hihihi .. semangat kakak author.

    Liked by 1 person

  7. Ending. . . Dan suzy akhirnya di lamar. . .chukae~~♡
    Aduh…. FF nya bikin perasaan campur aduk. Keren! Selalu keren sih karya2 mu. . .
    Di watty juga ada FF baru, sequelnya forced marriage. Tapi belum sempat baca #Curhat
    Kalau sempat nanti mampir ah. . .
    Semangat thor bikin FF myungzynya. Karya2 baru selalu ditunggu! FIGHTING ♡

    Liked by 1 person

  8. wuaaaah author dirimu benar-benar jjang..
    ah aku suka sama ending nya ,senang akhir nya myungsoo dan suzy akan menikah..
    meskipun aku sudah bilang berkali-kali tapi ini benar..benar..keren..keren..keren.. dan aku jatuh cinta sama ff mu authornim..
    baik lah semangat terus author..

    Liked by 1 person

  9. Keren banget thor. Makasih udah bikin cerita bagus and sorry baru komen di post terakhir. Jangan bosan”nya bikin cerita ttg myungzy, dan tetap semangat untuk nulis ff selanjutnya!

    Liked by 1 person

  10. Sebenarnya aku mnginginkan end yg lebih dari ini tapi aku ikutin kata author aja lah “gak boleh protes” ,btw aku lega banget akhirny myungzy bisa dpersatuan lagi bahkan mereka mau menikah.tapi aku penasaran sama gimana reaksinya eomma-appany myungsoo saat mngetahui suzy yg dicintai putranya itu tengah hamil.
    Next ffnya ditunggu author fighting

    Liked by 1 person

  11. Huwaaaa…happy ending..haahhh..myung romantis sihh…tpi romantis.y kyak yg kaku..kekke…masa ortu suzy d sabotase ama dia..hhahaha..oh ya buat gia..neo jjang… Pada 20 Agu 2016 18.03, “MyungSooji Fanfic Company” menulis:

    > elship_L posted: “THE PROPOSE Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, > Bae Sooji || Genre : Romance || Rating : 19+ || Type : Short Chapter BEWARE > FOR A LONG-LONG-LONG STORY 😂😂😂 . . . Sooji terbangun pagi itu dengan > keadaan yang sudah lebih baik, kemarin saat di” >

    Liked by 1 person

  12. happy ending yeay.. good job!!
    tapi akan lebih indah lagi kalau hubungan mereka sampai nikah, lebih tepatnya sih berasa aman myungsoo ga pergi lagi gitu. mm apa ini termasuk protes? engga ya hanya keinginan aja hehe
    keren deh thor,ditunggu karya lainnya ya

    Liked by 1 person

  13. Huhh wlaupn prtama nya sedih tp untng aja happy ending myung bner” romantis ia bner” bryanggung jwab mskpun hrus mndapat hkuman dr appa suzy authorr bner” hnat ff yg dbuat bner” keren smua brharap sring” post ff dgan jdul bru atau lnjutin ff yg blm selesai fighting..
    Atmi

    Liked by 1 person

  14. Huwahhh klo uwe yg jadi cinta pertama nya myungppa ,, uwe kgk bakal nolaakkk ,,kgk papa dahh kgk boleh pergi kemana2 slalu dikurung , slalu dikekang atau apapun asal slalu sama myungppa *plaakkk khayalan terlalu liar 😂

    Hohh akhirnya happy end 😊😄😄

    Liked by 1 person

  15. hahaha aku ngakak saat myungsoo konsultasi ke dokter tentang aman enggaknya kalau mereka nanti melakukan hubungan =D dia sampai mencari artikel cara yg aman bercinta dengan pasangan yg sedang hamil kkk… aigoo dasar yadong ckck tpi gmna jadinya yah kalau dokter menyarankan agar myungsoo dan suzy tidak bisa melalakukannya selama suzy hamil? haha kasian banget si tampan yadong =D =D
    oke di tunggu cerita selanjutnya yah……………..

    Liked by 1 person

  16. Anu.. Aku lewati komen di part sebelumnya karna di halaman ini udah selesai loadingnya 😂😂😂
    Aduh maaf 😆
    Dan aku akan tidur nyenyak sekarang karna ini bukan sad ending. Tapi ngomong-ngomong myungsoo mesum banget ya. Jadi mikir sama inha kok enggak? 😂🔫

    Liked by 1 person

  17. Ah suzy gt ,itu lamarannya ga malu2 in kkk tp so sweet bgt dan romantis bgt kyaaaa😍😍😍 ,suka bgt sm endingnya thor , enjoy bgt nikmatin plotnya jg ..dan itu bener myung ke cinta pertamanya hanya obsesi aja ,tp dia ke suzy cinta dan sayang bgt ..kyaaa kerennnnnnnn👏👏👏👏👏👏👏

    Liked by 1 person

  18. Haha, ngakak banget dngan acara lamaran myungsoo, sampe tetangga sebelah bingung liat mereka kumpul semua..
    Ya, gk papa lah. Yg penting myungsoo mau tanggung jawab..
    Akhrnya , happy ending.

    Liked by 1 person

  19. Ga pernah kepikiran akan baca ff rated dewasa myungzy. Bahasa indonesia pula.. tapi sukak.. hahahha *pervert*
    Semoga anak mrk kembar.. *lho

    Like

Give Your Feedback Please