THE PROPOSE – TIGA

THE PROPOSE

Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, Bae Sooji || Genre : Romance || Rating : 19+ || Type : Short Chapter

 

UNEXPECTED! PAS AKU EDIT TERNYATA BARU LIHAT SEBERAPA BANYAK WORDS DI PART TIGA. HASILNYA MENCENGANGKAN. MAKA DARI ITU AKU BAGI DUA PARTNYA BIAR KALIAN BACANYA TIDAK SAMPE MIMISAN 😂
.
.
NO MATURE SCENE 😁 SORRY TO DISAPPOINT YOU 😅
.
.

Sooji merapatkan mantelnya menghalau kedinginan yang menerpanya akibat hembusan angin sore itu, dia berjalan menyusuri trotoar komplek perumahan yang ditinggalinya. Dia tersenyum membalas sapaan beberapa tetangga sekitar rumahnya.

Memang baru beberapa bulan Sooji kembali dan menetap di sana setelah hampir 10 tahun memilih tinggal sendiri di kota Seoul, tapi para tetangga masih mengenalnya. Rumah yang ditempatinya saat ini adalah rumah dimana dia menghabiskan masa kecilnya bersama kedua orang tuanya, sekarang dia memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya setelah kejadian dua bulan yang lalu.

Ibunya sangat terkejut saat dia kembali dan mengatakan akan tinggal di sana lagi, Sooji juga tidak menjelaskan alasannya dengan jelas sehingga membuat orang tuanya bertanya-tanya apa yang telah terjadi pada putri mereka.

Nanti setelah satu bulan berlalu barulah semuanya terjawab, saat itu ibunya hanya sanggup menangis dan ayahnya murka. Sementara Sooji? Dia hanya diam dengan tangannya yang terus mengusap perutnya dengan lembut.

Sebuah nyawa kini telah tumbuh di dalam tubuhnya membuat Sooji terkesima, dia bahkan tidak memperdulikan kemarahan ayahnya karena mendapatinya hamil diluar nikah. Sooji hanya terpaku sambil menatap perutnya yang masih terlihat rata, dia hamil. Sama sekali bukan sesuatu yang menjadi rencana hidupnya selama ini.

Ibunya terus bertanya mengenai ayah dari anak yang dikandungnya tapi semuanya sia-sia, Sooji hanya diam tidak menjawab sampai orang tuanya lelah untuk bertanya dan mereka akhirnya memilih diam. Mungkin suatu saat nanti Sooji akan menceritakannya sendiri tanpa perlu diminta.

Sooji senang karena orang tuanya tidak marah kepadanya, ayahnya memang murka tapi bukan kepadanya melainkan kepada keadaan yang tiba-tiba saja menimpanya. Setelah hari itu ayahnya sudah kembali seperti biasa, bahkan dia yang menemani Sooji untuk memeriksakan kandungannya untuk yang pertama kali.

Ibunya juga kerap kali membantunya ketika dia mengalami mual di pagi hari, meskipun tidak setiap hari tapi dia lumayan sering mengalaminya membuat nafsu makannya menurun. Bersyukur karena ibunya adalah seorang mantan bidan jadi dia tau apa yang harus dilakukannya untuk keadaan Sooji saat itu.

Sekarang Sooji masih dalam masa trisemester pertamanya, kandungannya memasuki usia 3 bulan dan Sooji semakin sering mengalami morning sickness. Dia juga selalu memuntahkan makanannya di pagi hari tanpa sebab, nanti setelah dua atau tiga jam baru makanan itu bisa masuk kembali ke perutnya.

“kau darimana saja?”

Sooji menatap wanita paruh baya yang berdiri diambang pintu rumahnya dengan berkacak pinggang menatapnya garang tapi tersirat raut kekhawatiran diwajahnya.

“susuku sudah habis” Jawabnya sembari mengangkat kantongan yang sedari tadi dia tenteng, ibunya berdecak lalu menyuruh Sooji untuk segera masuk ke dalam rumah.

“kau bisa menyuruh Gia untuk membelikannya untukmu Sooji, diluar sangat dingin. Tidak baik untuk kandunganmu yang masih sangat rentan” Cerca ibunya yang membuat Sooji malah tersenyum bukannya menyesal. Dia berjalan ke dapur dan mengeluarkan susu bubuk khusus untuk ibu hamil serta beberapa buah yang menggugah seleranya ketika berada disupermarket tadi.

“aku senang kau mengkhawatirkanku”

“hush, kau anakku jadi wajar jika aku mengkhawatirkanmu lagipula dia adalah cucu pertamaku. Kau jelas harus menjaganya dengan benar” Sooji kembali tersenyum, dia bahagia karena orang tuanya mau menerima kehadiran anaknya dirumah ini meskipun tidak mengetahui siapa ayah dari janin yang sedang dikandungnya.

Mengingat itu wajahnya kembali muram, Sooji menghela nafas lalu segera beranjak dari dapur sebelum ibunya menyadari perubahannya saat ini.

“mau ke mana Sooji?” Sooji menoleh dan memaksakan sedikit senyum kepada ibunya.

“ke kamar, aku cukup lelah berjalan”

“ck, sudah kukatakan kenapa tidak minta adikmu saja yang beli susunya” Ibunya kembali berdecak dan Sooji langsung pergi meninggalkan dapur, jika masih berada disana ibunya akan mengomel panjang lebar tentang segala hal yang bersangkutan dengan kehamilannya.

Memasuki kamarnya, Sooji langsung beranjak ke ranjang untuk membaringkan tubuhnya di sana. Sooji mengusap perutnya dengan lembut, gundukan kecil sudah mulai terlihat disana, perutnya sudah tidak rata lagi dan itu membuatnya terharu. Itu semakin memperjelas jika memang dalam tubuhnya sedang tumbuh satu nyawa, hasil buah cintanya bersama pria itu.

Sooji meringis, kembali mengingat mengapa bisa kecolongan seperti saat ini. Dia mengingat dengan jelas waktu itu dia tidak meminum pilnya. Malam di mana Myungsoo mengatakan ingin seorang anak, dia terlalu kalut, saking kalutnya ketika pagi dia langsung berpakaian dan meninggalkan apartemen Myungsoo tanpa meminum pilnya yang memang disediakan oleh Myungsoo untuknya. Begitu pula malam terakhir mereka bersama, ketika bertemu di cafe setelah seminggu dia menghindar. Mereka bercinta habis-habisan disana, Myungsoo berkali-kali mengeluarkan benihnya dan lagi dia tidak meminum pil itu ketika pagi tiba. Yang ada dikepalanya saat itu adalah keluar dari apartemen itu dengan segera jadi bagaimana dia bisa mengingat pil itu? Nanti setelah dia dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya dua bulan yang lalu di rumah ini barulah dia mengingatnya, mengingat jika tidak mengkomsumsi pil itu dua kali setelah bercinta dengan Myungsoo.

Apakah Sooji menyesal?

Jawabannya adalah tidak, awalnya dia memang menyayangkan mengapa harus hamil disaat dia memilih untuk berpisah dengan Myungsoo tapi seiring berjalannya waktu dia mulai menerima semuanya. Mungkin ini adalah takdirnya, meskipun tidak dapat bersama Myungsoo setidaknya sebagian dari pria itu ada bersamanya. Anak mereka, dan Sooji sama sekali tidak pernah menyesali kehadiran anak di dalam perutnya saat ini. Dia bahkan sangat bahagia menantikan beberapa bulan kedepan akan menjadi seorang ibu dari anak pria yang sangat dicintainya.

***

Sebulan berlalu, Joori masih mempertanyakan alasan anaknya kembali ke rumah utama. Itu memang keinginannya untuk Myungsoo kembali tinggal bersamanya tapi dia tidak berharap dengan keadaan anaknya saat ini.

Pria itu lebih banyak murung dan hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja di kantor dan ketika berada di rumah pria itu memilih untuk mengurung dirinya di kamar. Joori bahkan jarang berbicara pada anaknya itu, membuatnya khawatir. Sebenarnya apa yang sedang terjadi padanya.

Pernah sekali Joori bertanya tapi Myungsoo hanya menatapnya dengan tatapan terluka lalu pergi, Joori tidak tau apa yang menimpa Myungsoo tapi jika bisa menebak mungkin patah hati adalah ungkapan yang tepat untuk keadaan anaknya tersebut.

Jadi, setelah mengetahui bahwa anaknya patah hati, Joori mencarikan seorang wanita yang mungkin bisa membuat anaknya kembali seperti semula. Dia berniat menjodohkan putranya kepada salah satu anak sahabatnya, dia berpikir semuanya akan berjalan lancar ketika mengemukakan pendapatnya kepada Myungsoo tapi yang terjadi diluar dugaannya.

Myungsoo marah besar, dia berkata tidak akan menikah dengan wanita lain sampai kapanpun. Mendengar itu Joori cukup terkejut, mungkin patah hati yang dialami oleh anaknya bukan patah hati yang biasa dialami orang biasanya. Joori memang jarang mendengar anaknya dekat dengan seorang wanita dan dia tau alasannya karena apa.

Terakhir Myungsoo membawa wanita ke rumah ini untuk dikenalkan kepadanya sekitar 5 tahun yang lalu, Joori sangat senang karena akhirnya Myungsoo membawa seorang wanita ke rumah mereka. Keduanya terlihat bahagia saat itu, tapi entah mengapa beberapa bulan kemudian wanita Myungsoo sudah tidak pernah lagi datang ke rumah ini dan itu membuat Joori bertanya-tanya, apakah hubungan mereka sudah berakhir atau masih lanjut. Tapi suatu ketika dia bertanya, Myungsoo dengan tegas mengatakan bahwa mereka masih berhubungan.

Sampai berita duka itu terdengar olehnya, selang lima bulan saat dia bertanya tentang kelanjutan hubungan anaknya dengan wanita itu dia tiba-tiba mendapatkan kabar duka jika wanita Myungsoo mengalami kecelakaan maut dan meninggal dunia. Saat itu Joori sangat terkejut tentu saja, mengetahui kekasih anaknya yang sudah meninggal dunia membuatnya khawatir akan keadaan Myungsoo saat itu.

Tapi kekhawatirannya tidak terlalu berarti, karena saat menghadiri pemakaman wanita itu dia melihat Myungsoo hanya diam memandang tempat peristirahatan terakhir kekasihnya. Wajahnya terlihat sedih tentu saja tapi dia tidak menunjukkannya, Joori tau itu. Sampai di rumah Joori hendak menanyakan keadaan anaknya tapi Myungsoo malah mengatakan bahwa dia tidak perlu lagi membahas tentang wanita itu, setelahnya kehidupan anaknya kembali seperti semula.

Berbeda dengan waktu itu, sekarang Myungsoo terlihat sangat tidak tertolong. Pria itu memang masih beraktifitas seperti biasa tapi itu tidak menutupi keadaan yang sebenarnya. Myungsoo terlihat sedih sekaligus frustasi, sangat berbeda dengan apa yang dilihatnya ketika kematian kekasih pertama Myungsoo waktu itu. Sekarang terlihat lebih parah dari itu.

Dengan kesimpulan yang bercokol dikepalanya Joori menebak jika wanita Myungsoo saat ini lebih berarti dari wanita pertamanya, jelas pria itu sangat mencintainya sangat dalam. Tapi apa yang membuat mereka berpisah? Apakah ini ada sangkut pautnya dengan perihal cucu yang dimintanya? Apakah wanita yang dimaksud Myungsoo yang akan menjadi ibu dari cucunya adalah wanita yang sama yang mematahkan hatinya?

Diantara lamunannya, Joori menangkap kehadiran Myungsoo membuatnya langsung beranjak dari sofa yang didudukinya.

“Myungsoo—” Joori mendekati Myungsoo yang baru saja masuk ke dalam rumah, pria itu kelihatan lelah, “kau ingin makan apa nak?” Myungsoo menatap Joori, membiarkan wanita itu mengambil jasnya yang sudah dia lepaskan serta tas kerja yang sering dibawanya.

“tidak perlu mom, aku sudah makan di kantor” Jawab Myungsoo pelan membuat Joori menghela nafasnya.

“baiklah” Joori mendesah, membiarkan Myungsoo untuk meninggalkannya menuju ke kamar. Joori menatap punggung Myungsoo dengan sedih. Sebenarnya apa yang terjadi pada anaknya itu.

Sementara Myungsoo yang kini sudah berada di dalam kamarnya hanya menghela nafas panjang, dia langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan memejamkan matanya. Dalam hati dia berucap ribuan maaf kepada ibunya karena telah mengacuhkan wanita itu selama ini, tapi dia tidak bisa jika harus menghadapi ibunya. Jika berhadapan dengan ibunya dia kembali mengingat perbuatan buruknya selama ini dan betapa berdosanya dirinya yang menjadi anak yang tidak patuh pada orang tuanya, dia sungguh malu bahkan untuk menatap wajah ibunya. Dan yang lebih membuatnya tidak ingin berhadapan dengan ibunya adalah Sooji, secara otomatis wajah Sooji yang terlintas dibenaknya ketika menatap ibunya. Entah mengapa itu bisa terjadi mengingat ibunya dan Sooji tidak saling mengenal satu sama lain.

Jadi menghindari ibunya untuk saat ini adalah tindakan yang benar, dia tidak ingin mengingat wanita itu lagi meskipun tidak yakin akan bisa melakukannya. Karena kenyataannya selama sebulan terakhir dia mencoba segala hal untuk melupakan Sooji tapi hasilnya nihil, dia malah semakin mengingat wanita itu membuatnya semakin frustasi.

Dia tau keberadaan Sooji saat ini, salahkan kekayaan milik orang tuanya sehingga dia sanggup menyewa seorang detektif handal untuk melacak keberadaan Sooji dan hanya dalam beberapa hari dia mengetahui jika Sooji kembali ke rumah orang tuanya yang berada di Daegu.

Berkali-kali dia menahan dirinya untuk tidak langsung ke Daegu, setiap hari dia terus menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan untuk menahan keinginannya itu. Karena Sooji tidak ingin bertemu dengannya lagi, lebih tepatnya wanita itu tidak ingin dicari olehnya.

Jadi dia hanya melakukan apa yang diinginkan oleh Sooji, dengan tidak menampakkan wajahnya di hadapan wanita itu.

***

Kenyataannya, Myungsoo tidak sanggup untuk tidak bertemu dengan Sooji. Dia akhirnya menyadari hal itu setelah dua bulan menjalani hidupnya sendiri tanpa kehadiran Sooji. Jika pada awalnya dia masih sanggup untuk menahan perasaannya tapi sekarang sudah tidak bisa. Perasaannya seakan meledak begitu saja ketika salah seorang detektif bayarannya mengirimkannya foto Sooji yang sedang bekerja disebuah apotik.

Myungsoo merasa sesak melihatnya, Sooji yang dulunya adalah seorang wanita karir kini beralih profesi menjadi pegawai kecil di apotik yang bahkan terlihat tidak baik itu.

Dia bukannya mengasihani Sooji, dia tau jika wanitanya itu sangat mampu untuk hidup layak tapi Sooji lebih memilih untuk bekerja di apotik itu daripada harus kembali keperkejaannya di sini dan bertemu dengannya. Itu yang membuatnya sesak. Memikirkan Sooji benar-benar tidak ingin bertemu dengannya.

Lalu apa arti kata cinta yang dulu diucapkannya? Apakah semuanya tidak berarti untuk wanita itu?

Myungsoo mendesah, setelah memikirkan semuanya matang-matang akhirnya dia memutuskan untuk melakukan untuk berbicara pada ibunya.

mom

Joori tersentak saat mendengar suara Myungsoo, wanita itu terlihat lingung sejenak kemudian tersenyum saat mendapati Myungsoo mendekatinya yang sedang duduk santai di depan tv.

“anakku” Joori beridiri dan memeluk Myungsoo, akhirnya setelah dua bulan berlalu putranya mau berbicara padanya lagi.

“maafkan aku”

“tidak, tidak ada yang perlu dimaafkan nak” Joori tersenyum haru lalu menyuruh Myungsoo untuk duduk disampingnya.

“aku—” Myungsoo terlihat ragu untuk berbicara, namun Joori tetap tersenyum mengisyaratkan bahwa pria itu bisa mengatakan apapun kepadanya, “aku mencintai seseorang” Gumam Myungsoo akhirnya.

Joori yang awalnya tersenyum kini menitikkan air matanya, entah mengapa dia merasa sangat terharu ketika pria itu mengakui apa yang selama ini dirasakannya. Joori mendekat dan memeluk Myungsoo dengan sayang.

“wanita mana yang membuatmu jatuh cinta?” Tanya Joori pelan, Myungsoo berdehem singkat lalu menceritakan pada ibunya tentang Sooji. Tentang pertemuan awalnya dengan Sooji sampai mengapa Sooji memilih untuk pergi meninggalkannya—tentu saja dengan melewati bagian dimana hubungannya dan Sooji selama ini hanyalah partner sex.

“jadi—semua karena kau tidak mengakui cintamu padanya?” Myungsoo mengangguk kecil membuat Joori mendesah, “kenapa kau melakukan itu?”

mom, kau ingat Inha? Kekasih pertamaku” Joori mengangguk, bagaimana dia bisa melupakan wanita malang itu, “dia meninggal karena kebodohanku” Lirih Myungsoo akhirnya membuat Joori tersentak kaget, dia baru mendengar hal ini. Bagaimana bisa penyebab kematian Inha adalah anaknya, Joori menggeleng lalu menatap Myungsoo intens.

“apa yang kau katakan? Kita semua tau Inha meninggal karena kecelakaan yang dialaminya”

Myungsoo menggelengkan kepalanya, dia memejamkan mata dan bersandar dipundak ibunya. Kemudian setelah Myungsoo menceritakan semua rahasianya selama ini, barulah Joori terisak. Menangisi ketidakpeduliannya akan tekanan yang dialami oleh putranya selama ini, bagaimana dia bisa tidak tau jika Myungsoo menyimpan semua itu sendirian?

Tidak heran jika salama ini Myungsoo besikap antipati pada semua wanita setelah kematian Inha, dan saat ini kehadiran wanita baru yang dicintai oleh anaknya membuat Joori bisa merasakan betapa tersiksanya Myungsoo dalam menahan perasaannya untuk wanita itu.

Joori hanya mampu menangis sambil memeluk Myungsoo, hari ini putranya telah mengakui rahasia yang paling besar yang dimilikinya dan setelahnya dia berjanji akan melakukan apapun untuk kebahagiaan putranya.

***

Kehidupannya berubah total selama di tempat ini, Sooji yang dulunya seorang designer interior di salah satu perusahaan arsitektur terbesar di Seoul itu kini beralih profesi menjadi sukarelawan dan bekerja di sebuah apotik kecil di daerah tempat tinggalnya guna untuk membunuh waktu kosongnya.

Seorang kakek tua yang berumur sekiar 75 tahun adalah pemilik apotik tempat dimana Sooji bekerja sekarang, meskipun dia tidak mengharapkan gaji tapi kakek itu masih memberikannya upah sesuai dengan pekerjaannya setiap hari. Sooji yang awalnya datang ke apotik itu untuk membeli beberapa vitamin buat kandungannya merasa iba melihat sang kakek menjalankan bisnis kecil ini sendirian, anak kakek itu sudah tiada dan dua orang cucunya kini tinggal di Seoul untuk bekerja, salah satunya telah berkeluarga dan mereka hanya datang dua kali dalam setahun untuk mengunjungi sang kakek membuat Sooji semakin merasa sedih atas kesepian yang dialami kakek itu selama ini. Jadi dia memutuskan untuk menjadi sukarelawan dan membantu sang kakek untuk menjaga apotik kecil itu, meskipun sangat berbeda dengan pekerjaannya yang dulu tapi Sooji merasa senang, setiap hari dia selalu mendengar kisah haru sang kakek untuk bertahan hidup setelah ditinggal pergi oleh kedua cucunya. Sooji akan selalu menitikkan air mata jika mendengar cerita sang kakek, bahkan saat cerita bahagiapun dia tetap menangis. Ah, hormon kehamilan memang membuat Sooji gampang menangis akhir-akhir ini.

“Sooji”

“kakek, aduh kenapa kau keluar? Sebaiknya istirahat saja, biar aku yang menjaga apotik” Ucap Sooji menghampiri sang kakek yang terseok-seok memasuki apotik, kemarin kakek terjatuh dan kakinya terkilir membuat Sooji menjadi panik untung saja tidak terjadi apapun. Hanya kakek harus beristirahat total menunggu kakinya kembali pulih.

“aku bosan tinggal di rumah Sooji, tidak ada yang bisa kulakukan” Ucapnya sembari duduk di kursi tunggu yang ada di dalam apotik itu, Sooji berdecak lalu duduk disamping kakek.

“ingat tubuhmu sudah tidak kuat lagi, bagaimana jika kau terjatuh lagi seperti kemarin?” Omel Sooji membuat kakek itu tersenyum.

“kau tidak perlu khawatir, orang tua ini masih sangat kuat” Sooji mengulum senyumnya kecil, meskipun sudah tua tapi semangat hidup kakek sangatlah tinggi membuat Sooji sangat menghormatinya, dia banyak belajar tentang moral hidup semenjak bertemu dengan kakek, membuat Sooji bisa berpikir lebih jernih lagi untuk menentukan hidupnya kelak, bersama anaknya.

“bagaimana dengan cicitku? Apa dia baik-baik saja?” Sooji tersenyum saat kakek mengusap perutnya lembut, dia merasakan kasih sayang kakek untuk anaknya dan itu membuatnya bahagia. Setidaknya orang-orang disekitarnya tidak menolak kehadiran buah hatinya meskipun tau jika dia tidak memiliki ayah.

“sangat sehat, kemarin aku dan orang tuaku pergi ke dokter dan mereka mengatakan sudah bisa mengecek jenis kelaminnya bulan depan” Cerita Sooji antusias, sang kakek tersenyum dan mengangguk.

“jika dia adalah seorang perempuan, dia akan menjadi wanita yang kuat seperti ibunya” Ujar kakek langsung membuat Sooji terharu, hormon sialan! Rutuk Sooji dalam hati.

“kau berharap dia perempuan?”

“tentu, cucuku semua laki-laki dan cicitku juga laki-laki. Sekarang aku berharap diberikan cicit perempuan yang sangat cantik” Ujarnya penuh harap, Sooji menggenggam tangan sang kakek dan tersenyum lebar dengan mata berkaca-kaca.

“harapanmu akan terkabul”

***

“Sooji!” Wanita yang baru saja masuk ke dalam rumahnya itu langsung tersentak ketika mendengar seruan cempreng dari arah kamarnya, dia mendesah—Gia, adiknya selalu membuat keributan di rumah ini.

“ada apa?” Sooji memasuki kamarnya dan mendapati Gia tengah duduk bersila di atas ranjangnya menatapnya dengan tajam—ah lebih tepatnya berusaha untuk menatap tajam. Gia adalah wanita yang lemah lembut dan manja berbeda dengannya yang tegas dan mandiri, jadi membayangkan Gia yang akan marah padanya dengan wajah menyeramkan itu adalah suatu hal yang konyol. Karena sampai kapanpun Gia tidak akan pernah bisa membuat wajahnya menjadi menyeramkan saat marah.

“aku tau siapa ayah dari anakmu itu” Ucapnya langsung membuat Sooji sejenak menegang, tapi setelahnya dia kembali rileks dan tertawa kecil. Mendekati ranjang untuk duduk didekat Gia, memperhatikan gadis yang lahirnya hanya berbeda beberapa menit darinya tapi memiliki rupa yang sangat berbeda dengannya.

“jangan bercanda Gia” Ucap Sooji sekenanya, dia lalu beranjak untuk berganti pakaian. Gia hanya diam memperhatikan Sooji, membiarkan saudara kembarnya itu untuk mengganti baju, “lagipula darimana kau mengetahuinya?” Sooji bersuara saat memilih pakaian di dalam lemari membuat Gia mendesah.

“aku melihatnya” Gumam Gia pelan membuat gerakan tangan Sooji yang ingin mengambil pakaiannya terhenti, dia menoleh sebentar pada Gia memperhatikan raut wajah adiknya itu dengan seksama.

“kau melihatnya? Dan darimana kau mengenal wajahnya?” Sooji melanjutkan kegiatannya, setelah berganti baju dia kembali mendekati Gia yang memilih untuk diam.

“Gia?” Wanita itu mendongak untuk menatap Sooji dengan pandangan menyesal lalu mendesah panjang, “kau menyembunyikan sesuatu dariku?” Sooji kini bertanya dengan panik, dia tau gelagat Gia saat ini. Mereka bukan hanya telah hidup bersama selama satu atau dua tahun tapi 15 tahun mereka bersama sebelum dia memutuskan untuk hijrah ke Seoul, jadi dia tidak mungkin salah menebak gelagat wanita itu.

“Gia—”

“berjanjilah jangan marah padaku” Gia berujar pelan, membuat Sooji mengerutkan keningnya, “kau harus berjanji dulu Sooji”

“aku tidak bisa menjaminnya, tergantung sebesar apa kesalahanmu” Gumam Sooji pelan, Gia mendesah pasrah.

“dua bulan yang lalu aku tidak sengaja melihat foto pria itu di ponselmu” Ujar Gia akhirnya membuat Sooji melotot padanya tidak percaya, dengan gerakan cepat Sooji mencari ponselnya dan mencari tau kebenaran akan ucapan Gia.

“kau meninggalkan ponselmu ketika ke rumah sakit, jadi aku mengambilnya untuk bermain game—awalnya niatku cuma sebatas game tapi tiba-tiba aku merasa penasaran dengan ayah anakmu makanya aku memeriksanya”

Sooji mengabaikan penjelasan Gia dan mengamati ponselnya, dia sama sekali tidak tau tentang foto Myungsoo di dalam ponselnya dan yang parahnya di dalam ponsel itu terdapat ratusan foto pria itu yang foldernya di beri nama ‘My Man’, Sooji tertegun, isinya bukan hanya foto Myungsoo selfie Myungsoo diberbagai kesempatan tapi juga terdapat beberapa foto yang Myungsoo ambil saat kegiatan ranjang mereka berakhir, dimana dia sedang terlelap dalam pelukan pria itu dan Myungsoo tersenyum ke arah kamera.

“ini—”

“aku tidak memberitahu ayah dan ibu kita, jangan khawatir” Ujar Gia cepat, Sooji menatapnya masih dengan wajah terkejutnya membuat Gia merasa bersalah, “maaf, aku tidak berniat melihat privasimu”

“bu—bukan itu, ini—aku sama sekali tidak tau tentang foto-foto ini” Ujar Sooji, dia memang tidak tau—karena jika dia mengetahuinya sudah pasti dia akan menghapus semuanya setelah mengetahui tentang kehamilannya, dia tidak ingin orang tuanya mendatangi Myungsoo dan meminta pertanggung jawaban pria itu.

“ka—kau tidak tau? Tidak mungkin, foto itu berada dalam ponselmu”

“mungkin dia yang menyimpannya, kau tau aku sangat jarang menggunakan ponselku selain untuk mengirim pesan dan menelpon” Ucap Sooji, dia kembali fokus pada ponselnya dan berniat untuk menghapus folder tersebut.

“jangan—” Sooji menatap Gia bingung, wanita itu menahannya untuk menghapus foto-foto milik Myungsoo, “meskipun kau sudah tidak bersamanya lagi, setidaknya simpan foto-foto ini untuk anakmu kelak. Dia pasti bertanya mengenai ayahnya, apa aku tega berbohong pada anakmu? Dia harus tau wajah ayahnya” Jelas Gia menatap Sooji memelas membuat wanita itu tertegun, benar anak mereka. Dia tidak kepikiran sampai sejauh itu, apa yang akan dikatakannya nanti kepada anak mereka tentang ayahnya?

“tapi—”

“demi anakmu?” Sooji berpikir sejenak kemudian akhirnya mengangguk, Gia tersenyum puas lalu teringat dengan tujuannya, “nah sekarang kita bahas tentang pria itu”

“maksudmu?”

“kau sudah dengar tadi, aku bilang aku melihatnya” Sooji mengerutkan keningnya bingung, benar Gia melihat foto Myungsoo, lalu apa masalahnya?

“secara langsung Sooji, bukan lewat foto diponselmu” Wajah Sooji kembali tercengang mendengarnya, di mana Gia melihat Myungsoo, kapan, apa yang dilakukannya dan mengapa Gia bisa melihat Myungsoo? Ah, Sooji hanya mampu melemparkan pertanyaan itu dalam batinnya sama sekali tidak kuasa untuk mengutarakannya.

“tiga hari yang lalu saat jadwal pemeriksaan kandunganmu di rumah sakit. Aku melihatnya” Ujar Gia.

“di mana?” Sooji bertaya dengan suara pelan, masih tidak percaya Jika Myungsoo berada di kota ini. Apa pria itu sudah menemukannya? Tapi mengapa baru sekarang—

“di depan rumah kita”

Sooji menahan nafasnya mendengar jawaban Gia, jadi jelas Myungsoo telah mengetahui keberadaannya yang dia yakini jika sudah sejak awal pria itu mengetahuinya. Tapi apa tujuannya untuk menampakkan dirinya sekarang ini?

“ba—bagaimana bisa—”

Gia kemudian menceritakan kronologi kejadiannya, saat Gia baru pulang dari kantor dia menemukan Myungsoo berdiri di seberang jalan dan menatap lurus ke rumah mereka. Meskipun terlihat berantakan tapi Gia bisa mengenali pria itu secara langsung. Gia tau hari itu adalah jadwal pemeriksaan Sooji, dia jadi mengambil kesempatan—karena tidak ada seorangpun dirumah saat ini.

Sooji tersedak ketika mendengar cerita Gia yang menghampiri pria itu dan menanyakan tentang keperluannya, berpura-pura tidak mengenal pria itu. Sampai akhirnya Myungsoo hanya menggumamkan kata maaf lalu pergi dari sana membuat Gia kelihatan bingung dengan sikap Myungsoo.

“dan kau ingin tau kenyatannya Sooji?”

“apa?”

“setelah melihat pria itu pergi, aku langsung menghubungi pihak keamanan kompleks ini dan meminta rekap data CCTV, aku menduga jika dia datang kemari bukan hanya hari itu saja” Jelas Gia akan kecurigaannya, Sooji mengerjap tidak percaya dengan penuturan Gia.

“tidak mungkin Gia”

Gia menggelengkan kepalanya lalu menarik Sooji untuk keluar dari kamar itu, Sooji terlihat bingung ketika Gia membawanya ke dalam kamar wanita itu. Sooji duduk di atas ranjang Gia sementara adiknya itu berjalan ke arah meja dan mengambil laptopnya.

“kau harus melihat ini”

Sooji semakin penasaran dengan apa yang akan diperlihatkan oleh Gia, dia tidak tau harus merasakan apa saat ini, senang, marah, sedih atau biasa saja? Seolah kedatangan Myungsoo tidak berpengaruh apa-apa padanya.

“aku meminta salinan rekaman CCTV yang berada di dekat rumah kita dan aku menemukan ini”

Sooji mengamati layar laptop Gia dengan seksama, awalnya hanya aktifitas biasa oleh penghuni kompleks disekitar rumahnya yang ditampilkan CCTV, namun sesaat kemudian dia melihat seorang pria tiba-tiba sudah berdiri diseberang jalan depan rumahnya. Matanya menyipit untuk melihatnya lebih jelas. Dan saat wajahnya terlihat Sooji memekik terkejut, itu Myungsoo. Tidak salah lagi.

“satu minggu yang lalu” Sooji menoleh pada Gia dengan wajah terkejut.

“itu video satu minggu yang lalu, dan hari-hari berikutnya dia selalu berada ditempat dan jam yang sama untuk mengamati rumah kita”

“ti—tidak, ini tidak mungkin” Sooji menggelengkan kepalanya tidak percaya, Gia kemudian memperlihatkannya video hari-hari berikutnya sampai kemarin dimana Gia menghampiri Myungsoo.

“yang aku bingungkan, jika dia memang datang kesini untuk bertemu denganmu kenapa dia malah hanya diam saja mengamati rumah kita? Tidak melakukan apapun?”

Sooji menatap video itu tidak percaya, bagaimana mungkin Myungsoo melakukan semua ini? Dan lagi, dia hanya mengamati rumah mereka tanpa sedikitpun berniat untuk mendekat. Apa yang sedang—ah, Sooji teringat dengan surat yang ditinggalkannya terkahir kali. Selain ucapan selamat tinggal Sooji juga menuliskan jika dia tidak berharap untuk dicari oleh Myungsoo dan tidak ingin bertemu pria itu, jadi apa selama ini pria itu mengikuti keinginannya? Tidak pernah mau menemuinya karena itu permintaannya?

Entah mengapa sekarang Sooji merasa sedikit kecewa dengan kenyataan itu, entah apa yang diharapkannya tapi melihat Myungsoo hanya berdiam diri diseberang rumahnya membuatnya sedikit merasakan kekecewaan didalam hatinya.

“Gia” Sooji meringis, tiba-tiba saja kepalanya terasa pening dan pandangannya berputar. Dia sempat melihat wajah panik Gia yang mendekat kepadanya sebelum semuanya buram dan gelap.

***

TBC.

Capek bacanya? Sama aku juga capek pas ngeditnya 😂 gak sadar ngetik sebanyak ini 😅

Di bagian kedua nanti juga tidak kalah banyaknya! Jadi siap mengap-mengap baca ff ini 😆😆😆

Ending sebenarnya di part ini, tapi aku potong. Kepanjangan 😂😂😂 akusih kebiasaan kalau ngetik gak ingat” batasan 😃😃😃

Thankyou.xoxo
elship_L
.
.
[Made ● 13/08/16]
[Published-Edited on Wattpad ● 17/08/16]
[Published-Edited on WordPress ● 20/08/16]

28 responses to “THE PROPOSE – TIGA

  1. Waw yang ini benar2 menyesakan daripada yang tadi ;-( suzy hamil tanpa sepengetahuan myung, padahal kalau tau myung pasti akan kelewat seneng.
    Ternyata disini yang menderita bukan hanya suzy, tapi myung juga -_- jangan sampai mereka kena tekanan batin ya kkk~
    Next EMPAT atulah, soalnya semakin penasaran 😀 Cheer Up unnie^^

    Liked by 1 person

  2. Myung pria yang menepati JANJI !!!!
    Suzy pasti nyesal hingga sampai pengsan ! ! !
    Myung trauma tidak mahu ada hubungan serius kerana inha ! Now myung udah sedia kerana suzy ! Aku harap suzy terima myung !

    Liked by 1 person

  3. Bener2 kesal sama Myungsoo. Dia gak gentle banget sih jadi namja? Masa dia takut nemuin Sooji hanya karena surat Sooji itu? Kalau dia beneran cinta dan berharap Sooji bersamanya, harusnya dia gak usah dengerin perintah Sooji. Apalagi sekarng Sooji juga lagi hamil.

    Liked by 1 person

  4. Jadi myungsoo pernah punya pengalaman yg pahit dulu…
    Lalu myungsoo mau sampai kpan hanya mengamati rumah sooji tanpa mau menghampirinya… Katanya dia mencintai sooji kenpa dia tdak memperjuangkannya? Kenpa hrus menuruti apa yg di tuliskan sooji di dlm kertas itu…. Oh iya apa myungsoo sdah tau kalau sooji sekrng mengandung anaknya?

    Liked by 1 person

  5. Jd myung slama ini sering kerumah soohi.sayangnya kenapa myung gak nemuin suzy.stidaknya memperbaiki hubungan mereka.kasian mereka jd sama2 terluka.

    Liked by 1 person

  6. Huaaaaa part ini bikin nyesek
    Akhirnya sooji nyesel sendirikan kenapa pake bilang myung gak usah nampakin diri lgi dihadapannya setelah semua udh dilakukan myung untuk tidak menampakan diri, dianya malah kecewa sendirikan huhuhu~
    Lanjut kechapter ending kkkkkk~

    Liked by 1 person

  7. hehehe kakak authorrr ini part aku suka sumpah suka ternyata sooji hamil dan myung menggalau gara2 sooji ㅋㅋㅋㅋ Juga suka dibagian sooji ternyata nyimpen foto myungsoo plusss folder name nya my man kuyyyy sweet bngetttt. Myung udh habis kesabaran kayaknya, myung dh tau kan sooji udh beronjol ? Ihhh Suzy knp ??? i think waktu melahirkan sooji msih lama…

    Liked by 1 person

  8. Suzy hamil! Yeay…suka…suka…
    Dan lebih suka lagi liat myung galau merana karena suzy. Wkwkwkwk
    Ayo myung, samperin suzy langsung. Pasti dimaafin kok kalau jujur.
    Aku ngakak pas gia cerita dia nemu folder foto myung di handphone suzy. Pasti ulah jahil myung itu, foldernya dikasi nama my man lagi. Aduh…aduh…sweet deh.
    Ji, kamu ngak sadar apa itu kode keras dari myung, kode bahwa dia juga lope lope sama kamu.
    Uh!!!! Gemes liat ni orang bedua.
    Lanjut baca part endingnya xD

    Liked by 1 person

  9. ah akhir nya suzy hamil… (hore..hore..hore..)
    author ayo kita syukuran atas hamil nya suzy,,(abai kan yang satu ini aku sedikit gila kurasa hehe)
    aku suka banget part ini suka..suka..
    suka karna di part ini myungsoo galau,merana,gundah gulana ,tersiksa sepertinya haha..
    myungsoo sebentar lagi jadi appa ,ah aku yang terharu liat myung diam” terus mantau suzy..

    Liked by 1 person

  10. Suzy hamil….tapi myungsoo sama sekali tidak metahuinya meskipun selama ini ia telah tau keberadaan suzy.dan myungsoo mnjadi sangat frustasi karena ditinggal suzy,kuharap mereka akan dipersatukan kembali nantinya.

    Liked by 1 person

  11. Omo…jadi gitu penyebab kenpa myungsoo seolah gk mau blas perasaan.y duzy..kasian juga myung..mungkin itu bentuk trauma dia..krna takut kejadian yg lalu trjadi lagi.. Pada 20 Agu 2016 18.02, “MyungSooji Fanfic Company” menulis:

    > elship_L posted: “THE PROPOSE Author : elship_L || Cast : Kim Myungsoo, > Bae Sooji || Genre : Romance || Rating : 19+ || Type : Short Chapter > UNEXPECTED! PAS AKU EDIT TERNYATA BARU LIHAT SEBERAPA BANYAK WORDS DI PART > TIGA. HASILNYA MENCENGANGKAN. MAKA DARI I” >

    Liked by 1 person

  12. Pantes aja myung nggak mau pnya komitmen trnyata dia trauma sma masa lalu nya dan skrng myung udh brubah dn it demi suzy dan nggak nyangka myung udh nmuin suzy tp kok dia cma diem apa dia takut atau ngerasa brasalah

    Liked by 1 person

  13. Astagaa ternyataa suzyy hamill😱 myung gatau kalo suzy hamill sedihh😢😢
    Untungg keluarganya suzy bisa menerimanyaa :” ohh jadii karna ituu myung bersikap itu ke semua wanita dan engga membalas cintanya suzy wkwe
    Walahh ternyata myung udah tauu dimana posisi suzy sebenernya? Kenapaa engga disamperinnn :”” semogaa mereka dipertumukann lahh :””💞💞
    Fighting thor💪

    Liked by 1 person

  14. Yes akhirnya myung akuin jg ke eommanya klo dia cinta ke suzy, tp apa yg dilakukan myung dulu smpe mantan pacarnya meninggal? Iya kelihatan bgt myung cinta bgt ke suzy, mana suzy di sana jg org baik2 ,kya kerennn

    Liked by 1 person

  15. Ya ampun nyesek bnget wktu myung bicara sama ibunxa ,apalagi dngan keadaan myung yng begitu menyedihkan di tinggal sooji, kasian bnget myung x.. Sooji juga kasian bnget, keadaan dia sekarang yng sedang hamil tanpa di dampingi suami, tp untungx keluarga selalu mendukung sooji..
    Semoga mereka cepet bertemu dan bersama lagi dalama ikatan pernikahan.

    Liked by 1 person

Give Your Feedback Please